ABSTRAK. diperoleh titik isoelektiknya yaitu pada ph 3. Kata Kunci: Gelatin, Titik Isoeletrik, Viskometer Oswald dan Sol liofil.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ABSTRAK. diperoleh titik isoelektiknya yaitu pada ph 3. Kata Kunci: Gelatin, Titik Isoeletrik, Viskometer Oswald dan Sol liofil."

Transkripsi

1 ABSTRAK Telah dilakukan percobaan sol liofi yan termasuk dalam sistem koloid. Sistem koloid ini merupakan suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dari dua atau lebih zat yan bersifat homoen, namun memiliki ukuran partikel terdispersi yan cukup besar. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat sol lofil dan menentukan titik isoelektrik melalui penamatan viskositas. Percobaan ini untuk menetahui sifat sol liofiil yan menunakan bahan-bahan seperti akuades, asam sitrat, binatrium hidroen fosfat dan jua elatin serta menunakan metode viskometer Ostwald. Hasil percobaan ini denan ph berturut-turut 2,2 ; 3,0 ; 4,4 ; 5,0 ; 6,0 ; dan 7,0 ; diperoleh viskositas adalah sebesar 1,352 k/ ;0,939 k/ ;1,335 k/ ;1,443 k/ ;1,305 k/ ;1,301 k/m. Percobaan ini diperoleh titik isoelektiknya yaitu pada ph 3. Kata Kunci: Gelatin, Titik Isoeletrik, Viskometer Oswald dan Sol liofil. I. Data Penamatan No ph T (detik) Massa piknometer +

2 t1 t2 t3 larutan (ram) 1 Air 26,39 26,23 26,12 47, ,47 51,64 51,48 48, ,77 35,91 35,77 48, ,21 35,13 34,93 48, ,93 34,06 34,42 48, ,15 34,56 34,38 48, ,72 35,41 35,31 48,14 II. Hasil dan Pembahasan 2.1 Pembahasan Koloid merupakan campuran dari dua atau lebih zat yan salah satunya tersuspensi sebaai jumlah besar partikel yan sanat kecil dalam fasa kedua. Zat yan terdispersi dari medium penyana dapat berupa kombinasi as, cairan atau padatan (Oxtoby, 2001). Adapun jenis-jenis koloid berdasarkan fasa terdispersi denan fasa terdissopsi antara lain (Martin, 1983) : 1. Koloid liofil yaitu koloid yan memiliki daya tarik kuat denan medium pendispersinya sehina sulit stabil. Jika medium air disebut jua fasa koloid liofil, karena afinitasnya terhadap dispersi, bahan-bahan tersebut membentuk dispersi koloid. Jadi koloid liofil merupkan koloid yan diperoleh denan melarutkan bahan denan pelarut yan diunakan. 2. Koloid liofob merupakan koloid yan daya tarikna kecil terhadap medium pendispersinya sehina tidak stabil. Pada mediumnya air disebut koloid hidrofob. Hal ini karena tidak adanya selimut pelarut disekelilin partikel. 3. Koloid abunan yaitu zat yan aditif permukaan yan memiliki dua daerah yn melakukan aktivitas larutan aktif dalam molekul air yan sama denan suatu medium cair denan komponen yan rendah. Sistem koloid, baik fase terdispersi maupun media pendispersi dapat berupa zat padat, cair atau as. Berdasarkan hubunan antara kedua fase tersebut, berikut ada beberapa sistem koloid ( Soekardjo, 2002) : Fase Medium dispersi dispersi Nama Contoh Padat Cair Sol Au, As 2 s 3,S dan H2O Cair Cair Emulsi Air dalam benzen Gas Cair Busa Buih sabun

3 Padat Padat Sol padat Zat warna dalam elas Cair Padat Emulsi padat Aspal, kuarsa Gas Padat Busa padat Batu apun, lava Padat as Aerosol padat Asap, uap NH 4 Cl Sol merupakan sistem koloid yan fase terdispesinya zat padat dan medium pendispersinya zat cair. Berdasarkan kemampuan fase terdispersi untuk menarik medium pendispersinya, sol dibedakan atas sol liofil dan sol liofob. Sol liofil mempunyai fase terdipersi yan suka denan medium pendispersinya sedankan fase terdispersinya sol liofob tidak suka terhadap medium pendispersinya (Sumardjo, 2006). Sistem koloid sanat pentin dalam kehidupan sehari-hari. Sebaai contoh, hampir semua bahan panan menandun partikel denan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu jua termasuk koloid. Dalam bidan farmasi, kebanyakan produknya jua berupa koloid, misalnya krim, salep adalah emulsi. Bidan industri yaitu cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serana, cat, hair spray dan sebaainya adalah jua koloid. Berdasarkan peranan yan cukup pentin dalam kehidupan sehari-hari maka dilakukan percobaan sol liofil denan tujuan aar dapat mempelajari sifal sol liofil dan menentukan titik isoelektrik melalui penamatan viskositas. Percobaan ini dimulai denan menyiapkan semua bahan yan diperlukan pada percobaan ini yaitu disiapkan 5 ram elatin dalam 6 tempat, kemudian dibuat larutan Na 2 HPO 4 0,2 M denan cara melarutkan 1,42 ram padatan Na 2 HPO 4 dalam 50. Selain itu, dibuat jua larutan asam sitrat 0,1 M denan cara melarutkan 0,96 ram padatan asam sitrat dalam 50. Gambar 2.1 Pembuatan C 6 H 8 O 7 dan Na 2 HPO 4

4 Setelah semua bahan telah disiapkan. Selanjutnya, dibuat larutan dalam 7 buah elas beaker denan variasi ph dimana masin-masinnya ditambahkan larutan Na 2 HPO 4 0,2 M dan asam sitrat 0,1 M sesuai volume yan telah ditetapkan yaitu : Perlakuan I Perlakuan II : 0,20 larutan Na 2 HPO 4 0,2 M + 9,80 Asam sitrat 0,1 M : 2,06 larutan Na 2 HPO 4 0,2 M + 7,94 Asam sitrat 0,1 M Perlakuan III : 3,86 larutan Na 2 HPO 4 0,2 M + 6,14 Asam sitrat 0,1 M Perlakuan IV : 5,15 larutan Na 2 HPO 4 0,2 M + 4,85 Asam sitrat 0,1 M Perlakuan V : 6,32 larutan Na 2 HPO 4 0,2 M + 3,68 Asam sitrat 0,1 M Perlakuan VI : 8,24 larutan Na 2 HPO 4 0,2 M + 1,76 Asam sitrat 0,1 M Gambar 2.2 Pemipetan Na 2 HPO 4 dan C 6 H 8 O 7 Kemudian, pada masin-masin perlakuan ditambahkan 0,5 ram elatin. Percobaan ini sol liofil diunakan elatin ini berperan sebaai fase yan

5 terdispersi dan elatin untuk membentuk sol sedankan asam sitrat dan Na 2 HPO 4 sebaai fasa pendispersinya. Fasa terdispersi yaitu zat terlarutnya sedankan medium pendispersi yaitu zat terlarutnya denan ph tertentu. Adapun ph campuran Na 2 HPO 4 dan asam sitrat yan dipakai adalah sebaai berikut : 2,2 ; 3,0 ; 4,4 ; 5,0 ; 6,0 ; dan 7,0. Tujuan dari variasi ph adalah untuk menentukan titik isoelektrik melalui viskositas sol liofil. Gambar 2.3 Saat ditambahkan elatin dan pemisahan larutan denan busanya Gelatin adalah derivat protein dari serat kolaen yan ada pada kulit, tulan, dan tulan rawan. Gelatin mudah larut pada suhu 71,1 o C dan cenderun membentuk el pada suhu 48,9 o C. Pemanasan yan dilakukan untuk melarutkan elatin sekuran-kurannya 49 o C atau biasanya pada suhu o C. Gelatin memiliki sifat dapat berubah secara reversible dari bentuk sol ke el, membenkak atau menemban dalam air dinin, dapat membentuk film, mempenaruhi viskositas suatu bahan, dan dapat melinduni sistem koloid (Miskah,dkk. 2010). Adapun struktur dari elatin yaitu : Gambar 2.3 Struktur Kimia Gelatin

6 Gelatin jua bersifat amfoter artinya elatin dapat larut dalam larutan asam maupun basa sehina dalam linkunan asam, elatin terionisasi bermuatan positif dan dalam linkunan basa, elatin terionisasi bermutan neatif. Reaksi dalam larutan asam dan basa yaitu : Asam : HOOC-R-NH 2 + H + HOOC-R-NH 3+ Basa : HOOC-R-NH 2 + OH - - OOC-R-NH 2 + H 2 O Selanjutnya, larutan tersebut dipanaskan hina elatinnya larut. Pemanasan dilakukan aar mempercepat reaksinya. Setelah itu, dipindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 50 dan ditepatkan. Larutan tersebut kemudian diukur ph nya menunakan ph meter. Sehina dari percobaan ini diperoleh ph sebesar : 2 ;3 ;4 ;5 ;6 ; dan 7. Adanya variasi ph ini akan dapat menunjukkan titik isoelektriknya. Kemudian larutan sol liofil tersebut diukur massa jenis denan menunakan piknometer yan 25. Piknometer adalah alat yan diunakan untuk menukur nilai massa jenis atau densitas dari fluida (While,1988). Pertama-tama timban piknometer koson, lalu diisi sol liofil dan ditimban lai. Untuk mendapatkan berat sol liofil, maka berat piknometer yan berisi sol liofil dikurani denan berat piknometer koson. Sehina massa jenis berat sol liofil dibai denan volume piknometer (dalam percobaan ini 25 ). Percobaan ini diperoleh massa jenis masin-masin yaitu sebesar 0,9904 r/ ;0,9900 r/ ;0,9892 r/ ;0,9912 r/ 0,9888 r/ ;0,9904 r/. Massa jenis air adalah 0,9904 r/. Secara teori, massa jenisnya akan berbandin terbalik denan ph. Selanjutnya, di ukur viskositasnya menunakan viskometer Ostwald. Konversi konstan C untuk penentuan viskositas kinetik (Yaitu, μ / ρ) yan disediakan oleh produsen untuk viskometer Ostwald adalah 0,01 (tanpa kisaran suhu tertentu). Denan konstanta C, viskositas kinetik bisa ditentukan setelah waktu transit AT adalah diukur. Viskometer Ostwald, menunakan tabun auberbentuk denan dua tabun vertical (Lee,dkk. 2012). Penunaan viskometer Ostwald yaitu denan cara dipipetkan larutan tadi ke dalam viskometer. Kemudian

7 dihisap larutan tersebut denan menunakan bulb hina melewati batas m. Siapkan stopwatch, lalu kendurkan larutan tersebut dan biarkan menalir melewati batas n. Kemudian dicatat waktu yan diperlukan oleh larutan untuk menalir dari batas m ke n. Gambar 2.4 Viskometer dan Stopwatch Viskositas adalah tahanan yan timbul karena adanya esekan antara molekul-molekul didalam zat cair yan menalir. Percobaan ini, di peroleh viskositas pada variasi ph tersebut yaitu sebesar 1,352 k/ ;0,939 k/ ; 1,335 k/ ;1,443 k/ ;1,305 k/ ;1,301 k/ Gelatin memiliki viskositas yan lebih besar dibandinkan denan viskositas air. Percobaan ini di peroleh viskositas air sebesar 0,798 k/. Setelah menetahui waktu yan diperlukan untuk menalir dari batas m ke n sebanyak 7 kali, kemudian larutan yan berada dalam viscometer Ostwald tersebut dimasukkan kedalam piknometer. Gambar 2.5 Larutan dalam Piknometer 25 Ml

8 Hasil perhitunan diperoleh hubunan antara ph denan viskositas yaitu berbandin terbalik dimana semakin rendah ph maka larutannya akan semakin kental atau viskositasnya semakin tini. Akan tetapi pada percobaan ini di peroleh hasil yan berbandin lurus antara massa jenis dan ph. Hal ini dikarenakan kurannya ketelitian dalam penukuran menunakan viskometer Ostwald. Berdasarkan rafik, diperoleh titik isoelektriknya terletak pada ph 3. Karena pada ph 3 mempunyai viskositas yan rendah, dan viskositas sol liofil tersebut turun secara drastis, kemudian viskositas sol liofil selanjutnya naik lai, seirin denan naiknya ph sol liofil. Titik isoelektrik adalah derajat keasaman atau ph ketika suatu makromolekul bermuatan nol akibat bertambahnya proton atau kehilanan muatan oleh reaksi asam-basa. Pada koloid, jika ph sama denan titik isoelektrik, maka sebaian atau semua muatan pada partikelnya akan hilan selama proses ionisasi terjadi. Jika ph berada pada kondisi di bawah titik isoelektrik, maka matan partikel koloid akan bermuatan positif. Sebaliknya jika ph berada di atas titik isoelektrik maka muatan koloid akan berubah menjadi netral atau bahkan menjadi neatif (Anonim A, 2014). II.2 Perhitunan 1. Pembuatan larutan a. Larutan natrium hidroen fosfat M = massa Mr X 1000 volume massa = = M x Mr x volume ,2M x142 mol x = 1,42 ram b. Larutan asam sitrat

9 M = massa Mr X 1000 volume massa = = M x Mr x volume ,1 M x192 x50 mol 1000 = 0,96 ram 2. Penentuan massa jenis a. Massa jenis air Diketahui : V. Air = 25 m. pikno + air = 47,89 m. pikno koson = 23,0292 ( m. pikno+air ) (m. piknokoson) air = V.air = = ( 47,88 ) (23,12 ) 25 = 0,9904 b. Massa jenis sol (m. piko+sol) (m. piknokoson) sol = V.air = ph 2 sol = 0,9904 ph 5 sol = 0,9912 ph 3 sol = 0,9900 ph 4 sol = 0,9892 ph 6 sol = 0,9888 ph 7 sol = 0, Penentuan viskositas tiap ph 4. Diketahui :. Air = 0,798 k

10 5. t. rata-rata air = t 1+t 2+t 3 3 = sekon 6. = 7. t. rata-rata sol = 26,39+ 26,23+ 26,12 3 = 26,25 sekon t 1+t 2+t 3 3 = sekon ph 2 t. rata-rata = 51,53 sekon ph 3 t. rata-rata = 35,82 sekon ph 4 t. rata-rata = 35,09 sekon ph 5 t. rata-rata = 37,85 sekon ph 6 t. rata-rata = 34,30 sekon ph 7 t. rata-rata = 34,15 sekon Sehina viskositas sol dapat dihitun denan rumus :. Sol = t.sol x.sol t.air x.air X. Air = k ph 2. Sol = 1,352 k ph 3. Sol = 0,939 k ph 4. Sol = 1,335 k ph 5. Sol = 1,443 k ph 6. Sol = 1,305 k ph 7. Sol = 1,301 k

11 II.3 Jawaban Pertanyaan 1. Sifat-sifat khusus disperse koloid yaitu Efek Tyndall, Gerak Brown, Adsorpsi dan Elektroforesis. Perbedaan sifat-sifat ini denan suatu larutan yaitu, pada efek Tyndall pertikel koloid akan menhamburkan cahaya yan melewatinya sedankan partikel larutan terlalu kecil untuk memantulkan cahaya. Pada erak Brown partikel koloid dapat bererak acak didalam medium pendispersinya sedankan pada larutan tidak terdapat dispersi. Pada Adsorpsi materi bentuk koloid meempunyai luas permukaan yan sanat besar, sehina dapat menarik zat-zat asin untuk menempel pada permukaannya. Elektrforesis adalah pererakan partikel koloid pada penaruh medan listrik. 2. Factor yan mempenaruhi kestabilan sol liofil adalah partikel zat padat yan tersolvasi atau zat padat yan larut memiliki selubun molekul zat pelarut pada permukaannya. Jika pelarut atau medium pendispersinya adalah air maka disebut terhidrasi. 3. Zwitter ion adalah suatu senyawa yan mempunyai uus funsi yan bersifat asam dan basa. 4. Viskositas sol liofil lebih besar daripada sol liofob, hal ini dikarenakan sol liofil memiliki viskositas yan lebih besar daripada medium pendispersinya, sedankan sol liofob viskositasnya hamper sama denan medium pendispersinya. II.4 Grafik

12 hubunan antara viskositas terhadap ph Viskositas 1 f(x) = 0.03x R² = 0.08 y Linear (y) ph III. Kesimpulan dan Saran 7.1 Kesimpulan Hasil percobaan denan ph berturut-turut 2,2 ; 3,0 ; 4,4 ; 5,0 ; 6,0 ; dan 7,0 ; diperoleh viskositas adalah sebesar 1,352 k/ ;0,939 k/ ;1,335 k /m. s ;1,443 k/ ;1,305 k/ ;1,301 k/ dan massa jenisnya adalah 0,9904 r/ ;0,9900 r/ ;0,9892 r/ ;0,9912 r/ 0,9888 r/ ;0,9904 r/. Massa jenis air adalah 0,9904 r/. Titik isoelektrik pada percobaan ini terletak pada larutan yan mempunyai ph Saran Saran untuk percobaan selanjutnya disarankan untuk menanti elatin denan amilum, dilakukan variasi ph larutan dan konsentrasi larutan denan skala berjauhan untuk melihat perbandinan hasil dari beberapa percobaan yan sudah dilakukan dan aar dapat menunakan fasa pendispersinya yan lain selain Na 2 HPO 4.

13 DAFTAR PUSTAKA Anonim A Diakses Pada Tanal 23 April 2016 Lee, D. H., Jun, J. M., Kim, S. Y., Kim, K. T., & Cho, Y. I Comparison Tests For Plasma Viscosity Measurements. International Communications In Heat And Mass Transfer, 39(10), Martin,A Farmasi Fisik. UI Press. Jakarta. Miskah, S., Ramadianti, I. M., & Hanif, A. F Penaruh Konsentrasi CH 3 COOH & HCl Sebaai Pelarut dan Waktu Perendaman pada Pembuatan Gelatin Berbahan Baku Tulan/Kulit Kaki Ayam. Jurnal Teknik Kimia, 17(1). Oxtoby, D.W. Gillis, H.P dan Nachtrieb, N. H Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlana. Jakarta. Soekardjo Kimia Dasar. UGM-Press. Yoyakarta Sumardjo, D Penantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kondekteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. While, Frank M Mekanika Fluida Edisi Ke-2 Jilid 1. Jakarta : Erlana.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL Nama : Winda Amelia NIM : 90516008 Kelompok : 02 Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017 Tanggal Pengumpulan : 18 Oktober 2017 Asisten : LABORATORIUM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : 10.15 11.45 WIB Petunjuk Pengerjaan Soal Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan! Isikan identitas Anda

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi koloid serta perbedaannya dengan larutan dan suspensi.

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA XI SMA 217 S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan a. proton d. ion H b. elektron e.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB IX SISTEM KOLOID Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi

Lebih terperinci

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari Buku Saku 1 Sistem Koloid Nungki Shahna Ashari 2 Daftar Isi Pengertian koloid... 3 Pengelompokan koloid... 4 Sifat-sifat koloid... 5 Pembuatan koloid... 12 Kegunaan koloid... 13 3 A Pengertian & Pengelompokan

Lebih terperinci

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID 1. Homegen, tak dapat Dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra. SISTEM KOLOID I. Tujuan : Untuk mengetahui jenis, bentuk dan cara pembuatan koloid II. Landasan Teori

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Materi : Kimia : XI (sebelas) / 2 (dua) : 180 menit ( 4 jam pelajaran) : Sistem Koloid I. Standar Kompetensi Menjelaskan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 13 Chemical Formula : C 9 H 16 O 10 Ca : Free flowing powder

Lampiran 1. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 13 Chemical Formula : C 9 H 16 O 10 Ca : Free flowing powder 29 Lampiran. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 3 Chemical Formula : C 9 H 6 O 0 Ca Form : Free flowin powder Colour : White Odour : Odourless ph value : ~ 7 (0 /L Water)

Lebih terperinci

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si.

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si. SISTEM KOLOID Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Materi Koloid merupakan campuran fase peralihan homogen menjadi heterogen. Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase pendispersi

Lebih terperinci

Purwanti Widhy H, M.Pd

Purwanti Widhy H, M.Pd Purwanti Widhy H, M.Pd Standar Kompetensi 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi asar 5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII/ Pertemuan ke : 1 & 2 Alokasi Waktu : 4 x 4 menit Standar Kompetensi : Memahami koloid, suspensi, dan larutan sejati Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan Pengenceran Suatu Larutan B. Tujuan praktikum Melatih menggunakan labu ukur di dalam membuat pengenceran atau suatu larutan. 1 BAB II METODE A. Alat dan Bahan Alat:

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji karet, dan bahan pembantu berupa metanol, HCl dan NaOH teknis. Selain bahan-bahan di atas,

Lebih terperinci

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti KOLOID 26 April 2013 Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi, yang dilihat secara makroskopis tampak bersifat homogen namun secara mikroskopis tampak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS / SEMESTER ALOKASI WAKTU : SMAN 16 SURABAYA : KIMIA : XI / 2 (dua) : 2x45 menit I. STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM Menu Utama SK/KD SK/KD Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM Bensin dan mutu bensin KOLOID LIOFIL DAN LIOFOB Dampak penggunaan minyak

Lebih terperinci

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7 Lampiran A.7 Sistem Koloid Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh cat adalah sistem koloid yang merupakan campuran heterogen zat padat pada koloid yang tersebar merata

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I ) Lampiran A.4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I ) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Sistem

Lebih terperinci

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII

Koloid. Bab. Peta Konsep. Kompetensi Dasar OLOID 153. Kimiaia untukk SMA dan MA kelas XIII Bab Koloid Peta Konsep Kompetensi Dasar Siswa mampu membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Siswa mampu mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN MESA off grade merupakan hasil samping dari proses sulfonasi MES yang memiliki nilai IFT lebih besar dari 1-4, sehingga tidak dapat digunakan untuk proses Enhanced Oil Recovery

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem koloid merupakan bentuk campuran dari dua atau lebih suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi

Lebih terperinci

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring

Materi Koloid. No Larutan sejati Koloid Suspensi. Antara homogen dan. 5 Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring Materi Koloid A.Dispersi Koloid Bila suatu zat dicampurkan dengan zat lain, maka akan terjadi penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain yang disebut dengan sistem dispersi.tepung kanji

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1-100 nanometer),

Lebih terperinci

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit KONSEP LARUTAN Definisi larutan Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atau lebih Larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven) Larutan tidak hanya berbentuk cair, tetapi

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan...

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN V DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA OLEH : NAMA : WD. INDAH WULAN H. H.

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN V DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA OLEH : NAMA : WD. INDAH WULAN H. H. LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II PERCOBAAN V DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA OLEH : NAMA : WD. INDAH WULAN H. H. NIM : F1F1 13 058 KELOMPOK KELAS ASISTEN : IV : B : SARLAN, S.Si JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T. SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 0/0 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 0/0 PETUNJUK :. Isikan identitas peserta pada tempat yang telah disediakan pada lembar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : MASSA JENIS DAN VISKOSITAS : RISPIANDI,ST.MT : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 25 September 2013 TANGGAL PENYERAHAN

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA I. PENDAHULUAN Penggunaan cairan pembersih kaca semakin menjadi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan akan cairan pembersih kaca dari waktu ke waktu semakin meningkat.

Lebih terperinci

PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi.

PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi. A B PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi. Dasar Teori Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan

Lebih terperinci

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan konsentrasi relatif sol hidrofob Fe 2 O 3 dan As 2 O 3 pada saat terjadi pengendapan timbal balik sempurna. II. TEORI DASAR Sol adalah

Lebih terperinci

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir K I M I A Tahun 2005 UN-SMK-05-01 Perhatikan perubahan materi yang terjadi di bawah ini: (1) sampah membusuk (2) fotosintesis (3) fermentasi (4) bensin menguap (5) air membeku

Lebih terperinci

Persiapan UN 2018 KIMIA

Persiapan UN 2018 KIMIA Persiapan UN 2018 KIMIA 1. Perhatikan gambar berikut! Teori atom yang muncul setelah percobaan tersebut menyatakan bahwa... A. Atom-atom dari sebuah unsur identik dan berbeda dengan atom unsur lain B.

Lebih terperinci

SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN

SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN SIFAT PERMUKAAN SISTEM KOLOID PANGAN AKTIVITAS PERMUKAAN SIFAT PERMUKAAN Terdapat pada sistem pangan yang merupakan sistem 2 fase (campuran dari cairan yang tidak saling melarutkan immiscible) Antara 2

Lebih terperinci

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen)

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen) Lampiran 1 PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen) MATA PELAJARAN/TEMA KELAS/SEMESTER : KIMIA/Sistem Koloid : XI/Genap STANDAR KOMPETENSI 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

Lebih terperinci

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya Lampiran B.1 KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID Tujuan Siswa mampu menganalisis sifat efek Tyndall melalui latihan prediksi 1 Andre melakukan percobaan

Lebih terperinci

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi Soal nomor 1 Mencari volume yang dibutuhkan pada proses pengenceran. Rumus pengenceran V 1. M 1 = V 2. M 2 Misal volume yang dibutuhkan sebanyak x ml, maka

Lebih terperinci

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20. UM UGM 016 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM016FIS999 Version: 017-0 Halaman 1 Petunjuk berikut diperunakan untuk menerjakan soal nomor 01 sampai denan nomor 0. = 9,8 m/s (kecuali diberitahukan lain) µ o =

Lebih terperinci

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN V. PEMBAHASAN Praktikum yang dilaksanakan tanggal 3 Oktober 2011 mengenai pembuatan larutan buffer dan pengujian kestabilannya. Larutan buffer adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya

Lebih terperinci

BIOFISIK 2 (KOLOID, BUFFER, DAN TEKANAN OSMOTIK)

BIOFISIK 2 (KOLOID, BUFFER, DAN TEKANAN OSMOTIK) Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Jumat, 20 September 2013 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00 11.00 PJP : Inda Setyawati, S.Tp, M.Si Asisten : Ahmad Ajruddin M. Tria Wulan Syahrul Mustopa BIOFISIK

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Pembuatan Larutan Buffer Semua zat yang digunakan untuk membuat larutan buffer dapat larut dengan sempurna. Larutan yang diperoleh jernih, homogen, dan tidak berbau. Data

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran Bab 10 Sistem Koloid BAB 10 243 SISTEM KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, kalian diharapkan mampu: - membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar, - menggolongkan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. I. Definisi

PEMBAHASAN. I. Definisi PEMBAHASAN I. Definisi Gel menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995), merupakan sistem semi padat, terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,

Lebih terperinci

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year : SEMESTER PROGRAM School : Subject : Chemistry Class : XI IPA Semester : Academic Year : No Kompetensi Dasar/ Materi Indikator 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan

Lebih terperinci

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta Bab II Teori Dasar Gambar. 7 Grafik Rasio Kecepatan nin di atas Laut denan di Daratan. 5. Koreksi Koefisien Seret Setelah data kecepatan anin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut dikonversi

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya EVALUASI SUPPOSITORIA No Jenis Uji Prinsip 1 Apperance Menjamin distribusi zat berkhasiat didalam basis 2 Keseraam an kandunan Keraaman bobot Menjamin keseraama n kadar zat aktif Menjamin yan dihasilkan

Lebih terperinci

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry SKL- 3: LARUTAN 3 Menjelaskan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. o Menganalisis data daya hantar listrik beberapa larutan o Mendeskripsikan konsep ph larutan o Menghitung konsentrasi

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,

Lebih terperinci

Bab XII TUJUAN PEMBELAJARAN. Koloid. Koloid 251. Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata.

Bab XII TUJUAN PEMBELAJARAN. Koloid. Koloid 251. Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata. Bab XII Koloid Sumber: Ebbing, General Chemistry Demonstrasi efek Tyndall oleh koloid. Berkas cahaya yang melewati koloid akan terlihat nyata. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat

Lebih terperinci

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI Lampiran 8 Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Kimia SwC Kelas XI 50 DASAR PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL KIMIA SwC KELAS XI SK-KD dalam Standar Isi, Ujian Nasional Kimia (), SNMPTN (4), UM UGM (4), UMB UNDIP (),

Lebih terperinci

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Kimia Koloid. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc. Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Kimia Koloid Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09. LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 LABORATORIUM FISIKA FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG

Lebih terperinci

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat

Lebih terperinci

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA A. Pengertian Larutan Penyangga Larutan penyangga biasa disebut juga dengan larutan Buffer atau larutan Dapar. Dimana larutan penyangga merupakan larutan yang mampu

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK

LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK LABORATORIUM PERLAKUAN MEKANIK SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL PEMBIMBING : Mixing : Ir. Gatot Subiyanto, M.T. Tanggal Praktikum : 03 Juni 2014 Tanggal Pengumupulan : 10 Juni 2014 (Laporan)

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD 2011-2012

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD 2011-2012 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XI/2 Standar Dasar 4. Memahami sifat-sifat larutan asambasa, metode pengukuran dan terapannya 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan

Lebih terperinci

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan. 1 Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!

Lebih terperinci

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Sistem Produksi Sistem produksi minyak merupakan jarinan pipa yan berunsi untuk menalirkan luida (minyak) dari reservoir ke separator. Reservoir terletak di bawah permukaan

Lebih terperinci

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM. BAB III HASIL DAN DISKUSI Bab ini berisi hasil dan diskusi. Pekerjaan penelitian dimulai denan melakukan penukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan denan penyesuaian (fittin hasil tersebut

Lebih terperinci

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga disebut juga larutan penahan atau larutan dapar atau buffer.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis) EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis) Oleh : MARSAID/ 1409.201.717 Pembimbing: Drs.Lukman Atmaja, M.Si.,Ph.D. LATAR BELAKANG PENELITIAN GELATIN Aplikasinya

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan

Lebih terperinci

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T 2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 2012/2013 PETUNJUK : 1.

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP SISTEM KOLOID KOMPETENSI DASAR 3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya. 4.15.Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat

Lebih terperinci

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya

Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen pembentuknya 14. Memahami koloid, suspensi dan larutan sejati 14.1 Mengidentifikasi koloid, suspensi dan larutan sejati Indikator : Campuran koloid, suspensi, dan larutan sejati dijelaskan berdasarkan komponen-komponen

Lebih terperinci

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5 Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah... A. NH 4 Cl C. K 2 SO 4 D. CH 3 COONa E. CH 3 COOK Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal

Lebih terperinci

SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jalan Bhayangkara No. 12 (0286) Wonosobo

SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jalan Bhayangkara No. 12 (0286) Wonosobo SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 SMK NEGERI 1 WONOSOBO Jalan Bhayangkara No. 12 (0286) 321219 Wonosobo Kompetensi Keahlian Mata Pelajaran Bentuk Soal : RPL/TKJ/MM : KIMIA : Pilihan

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lateks adalah cairan koloid yang berwarna putih susu yang diperoleh dari pohon karet (Havea Brasiliensis) dengan partikel-partikel karet terdispersi air. Lateks dikenal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 0805034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi :

BAB.4 LAJU REAKSI. Suatu reaksi yang diturunkan secara eksperimen dinyatakan dengan rumus kecepatan reaksi : BAB.4 LAJU REAKSI laju reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu. Pada umumnya kecepatan reaksi akan besar bila konsentrasi pereaksi cukup

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kacan merah Kacan merah (Phaseolus vularis L) termasuk dalam Famili Leuminoseae alias polon-polonan. Satu keluara denan kacan hijau, kacan kedelai dan kacan tolo. Kacan merah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU Nama NIM Prodi Anggota kelompok Disusun oleh: : Edi Siswanto : H13112071 : Kimia : 1. Alpius Suriadi 2. Gloria Sindora 3. Indri

Lebih terperinci

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP MODUL PERTEMUAN KE 4 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Gerak Peluru (Proyektil); Gerak Melinkar Beraturan, Gerak Melinkar Berubah Beraturan, Besaran Anular dan Besaran Tanensial. POKOK BAHASAN: GERAK

Lebih terperinci

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu Dispersi KOLOID Dhadhang Wahyu Kurniawan @Dhadhang_WK 1 SISTEM DISPERSI Klasifikasi sistem dispersi berdasarkan keadaan fisik medium pendispersi dan partikel terdispersi Fasa terdispersi Solid Solid dalam

Lebih terperinci

Sifat Koligatif Larutan

Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan A. PENDAHULUAN Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung kepada jenis zat, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi larutan. Sifat koligatif terdiri dari

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin memiliki sifat yang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin memiliki sifat yang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gelatin merupakan suatu polipeptida larut hasil hidrolisis parsial kolagen yang merupakan konstituen utama dari kulit, tulang, dan jaringan ikat hewan. Gelatin memiliki

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: BAB V METODOLOGI 5. Tahap Pelaksanaan Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:. Tahap Perlakuan Awal (Pretreatment) Tahap perlakuan awal ini daging kelapa dikeringkan dengan

Lebih terperinci

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr

Kimia Koloid KIM 3 A. PENDAHULUAN B. JENIS-JENIS KOLOID KIMIA KOLOID. materi78.co.nr Kimia Koloid A. PENDAHULUAN Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid tergolong sistem dua fase, yaitu: 1) Fase terdispersi (terlarut), adalah zat yang didispersikan,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD ANALISIS PEMETAKAN SK/ 20112012 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XI/2 Standar Dasar 4. Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran dan terapannya 4.1 Mendeskripsikan teoriteori asam basa dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN : REGINA ZERUYA : J1B110003 : 1 (SATU) : SUSI WAHYUNI PROGRAM STUDI S-1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa, dan (7) Waktu

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci