BIOFISIK 2 (KOLOID, BUFFER, DAN TEKANAN OSMOTIK)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIOFISIK 2 (KOLOID, BUFFER, DAN TEKANAN OSMOTIK)"

Transkripsi

1 Laporan Praktikum Hari, Tanggal : Jumat, 20 September 2013 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : PJP : Inda Setyawati, S.Tp, M.Si Asisten : Ahmad Ajruddin M. Tria Wulan Syahrul Mustopa BIOFISIK 2 (KOLOID, BUFFER, DAN TEKANAN OSMOTIK) Kelompok 6C Yoana Puspita Sari (G ) Widadi Try Rizeky (G ) Mustika Permatasari (G ) DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2 Pendahuluan Sistem campuran dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu molekuler (ion dalam pelarut), sistem heterogen, dan koloid. Koloid merupakan campuran heterogen, namun sukar dibedakan antara zat pelarut dan zat terlarut dengan ukuran partikel 10-7 sampai 10-4 cm. Koloid dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan sifat adsorpsinya terhadap medium pendispersinya, yakni koloid liofil dan koloid liofob (Petrucci 1985). Koloid liofil adalah koloid yang memiliki kemampuan untuk menarik pelarut karena terdapat gaya tarik menarik cukup besar antara fase terdispersi dengan medium pendispersi, contohnya kanji protein dan agar-agar. Koloid liofob adalah koloid yang dapat membentuk endapan di dalam air karena gaya tarik antara fase dispersi dan medium pendispersi yang lemah, contohnya dispersi emas dan belerang dalam air. Buffer atau yang biasa disebut larutan penyangga dapat mempertahankan derajat keasaman suatu larutan apabila ditambahkan sedikit asam atau basa, hasilnya berupa asam lemah dengan garamnya atau basa lemah dengan garamnya. Larutan buffer berperan sangat penting dalam proses biokimia di dalam tubuh (Samik 2000). Sistem buffer yang bekerja di dalam tubuh ada dua, yaitu buffer karbonat yang bekerja di dalam plasma darah dan buffer fosfat yang penting dalam cairan intraseluler. Buffer fosfat merupakan buffer netral dengan kisaran ph 7. Buffer fosfat dapat dibuat dengan menggunakan monosodium fosfat (NaH 2 PO 4 ) dan basa konjugasinya disodium fosfat (Na 2 HPO 4 ). Buffer fosfat terutama mempertahankan ph fluida intraseluler dari tubulus ginjal sehingga tidak akan mempertahankan ph darah, namun merupakan buffer yang penting untuk urin. Buffer karbonat berperan penting dalam mengontrol ph darah sekitar 7.35 sampai Penyangga karbonat berperan mencegah terjadinya kondisi asidosis, yaitu penurunan ph darah yang disebabkan metabolisme tinggi sehingga meningkatkan produksi ion bikarbonat. Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada proses pergerakan molekul zat pelarut dari larutan yang konsentrasi pelarutnya tinggi menuju konsentrasi rendah melalui membran selektif permeabel. Tekanan osmotik bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut per satuan volume larutan,

3 sehingga tekanan osmotik tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Besarnya tekanan osmotik berbanding lurus terhadap konsentrasi larutan. Tekanan osmotik yang cukup besar dapat memecahkan membran (Ahmad 2000). Tekanan osmotik erat hubungannya dengan larutan isotonik, hipertonik, dan hipotonik yang memberi pengaruh terhadap bentuk sel. Contoh fenomena tekanan osmotik adalah prinsip kerja infus. Praktikum ini bertujuan membuat dan mengamati koloid liofil dan koloid liofob serta pengendapannya oleh garam, membuat buffer asetat dan fosfat dengan campuran volume yang berbeda untuk mengetahui tingkatan ph, serta mengamati tekanan osmotik cairan sel darah merah segar. Waktu dan Tempat Praktikum biofisik 2 mengenai larutan koloid, buffer, dan tekanan osmotik dilaksanakan di Laboratorium Departemen Biokimia pada hari Jumat, 20 September 2013 pukul sampai dengan Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah beberapa gelas piala 250 ml, batang pengaduk, beberapa tabung reaksi, pipet Mohr berukuran 5 ml, Ph meter, ph indikator universal, pipet volumetrik, pipet tetes, bulb hitam, mikroskop, water bath, dan kaca preparat. Bahan yang digunakan adalah cairan gelatin, cairan pati, akuades, biru berlin, ferihidroksida, NaCl 10%, MgSO 4, koloid yang sudah jadi (giemsa, CuSO 4, biru berlin, eosin), asam asetat 0.1 N, Na-asetat 0.1 N, Na 2 HPO 4 1/15 M, KH 2 PO 4 1/15 M, NaCl 0.3%, NaCl 0.9%, NaCl 5%, dan darah segar. Prosedur Percobaan Larutan koloid liofil dan liofob. Larutan gelatin dan larutan pati telah disiapkan oleh asisten praktikum untuk koloid liofil. Larutan biru berlin dan ferihidroksida juga telah disipkan asisten untuk para praktikan sebagai koloid liofob.

4 Pengendapan koloid liofil dengan larutan NaCl 10%. Sebanyak 3 ml NaCl 10% dan 3 ml larutan pati dicampurkan ke dalam tabung reaksi kosong. Jika endapan bersifat jenuh, maka ditambahkan akuades. Jika tidak menemukan endapan, maka campuran tersebut ditambahkan MgSO 4. Pengendapan koloid liofob dengan larutan garam. Larutan biru berlin sebanyak 3 ml dicampurkan dengan 3 ml NaCl 10%, kemudian warna endapan diamati. Larutan ferihidroksida sebanyak 3 ml dicampurkan juga dengan 3 ml NaCl 10% dan warna endapan juga diamati. Sifat larutan koloid. Larutan koloid yang akan diamati telah disiapkan oleh asisten, berupa larutan giemsa, CuSO 4, biru berlin, dan eosin. Sifat-sifat koloid tersebut diamati jika terjadi difusi atau tidak. Buffer standar asetat. Asam asetat dengan konsentrasi 0.1 N disiapkan, pindahkan ke dalam 5 tabung reaksi berbeda dengan volume masing-masing 9.25, 8.2, 6.3, 10, dan 5.25 ml. Buffer Na-asetat juga disiapkan dengan volume masingmasing 0.75, 1.8, 3.7, 15, dan 9.75 ml. Keduanya yang sudah diurutkan, kemudian dicampur. Ukuran ph ditentukan pertama kali dengan ph indikator universal, lalu dihitung lagi menggunakan ph meter untuk mencari besar ph sebenarnya. Buffer standar fosfat. Larutan Na 2 HPO 4 dengan konsentrasi 1/15 M disiapkan ke dalam 5 tabung dengan volum 0.5, 3, 6.625, 12.5, dan ml. Larutan KH 2 PO 4 konsentrasi 1/15 M disiapkan dengan volum 9.5, 22, , 12.5, dan ml. Keduanya yang sudah diurutkan, kemudian dicampur. Ukuran ph ditentukan pertama kali dengan ph indikator universal, lalu dihitung lagi menggunakan ph meter untuk mencari besar ph sebenarnya. Hasil dan pembahasan Koloid adalah campuran heterogen yang sukar dibedakan antara zat pelarut dan terlarutnya. Jika cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari arah tegak lurus terhadap sinar tidak melihat sinar. Tetapi dalam suspensi koloid cahaya dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah. Sifat ini mula-mula dipelajari oleh Tyndall pada tahun 1869, dan dikenal dengan efek Tyndall. Koloid mempunyai berbagai macam sifat umum, di antaranya ukuran partikel ( cm), filtrabilitas (kemampuan melewati saringan),

5 difusibilitas (daya difusi koloid kecil karena ukuran partikelnya sangat besar dibandingkan partikel sejati), sifat penampakan (sistem koloid sering jernih sejernih larutan sejati, bila dibiarkan menjadi tidak transparan), luas permukaan (perbandingan luas terhadap volume sangat besar sehingga memegang peranan dalam penentuan siat-sifat fisik sistem koloid), muatan partikel (karena ada muatan + dan pada permukaan), efek Tyndall, fleksibilitas (karena rotasi sekitar ikatan C-C dan ikatan lain dalam larutan sehingga bentuk molekul terus berubah di bawah pengaruh gerakan termal), solvasi (koloid yang terlarut sering berada pada satu lapisan molekuler sehingga dengan kuat mengikat pelarut sebagai bagian dari partikel), kecepatan sedimentasi, adsorpsi (penempelan partikel pada permukaan zat padat), dan gerak Brown (gerak yang tidak teratur). Koloid liofil merupakan koloid yang suka terhadap air karena akan saling tarik menarik dengan pelarutnya. Ciri-ciri koloid liofil yaitu terdiri atas senyawa organik, afinitas terhadap pelarut bear, muatannya berasal dari ionisasi, dan dapat diendapkan dengan cara menghilangkan muatan dan mantel air. Sedangkan koloid liofob merupakan sol yang benci terhadap pelarut dan mempunyai ciri-ciri di antaranya tersusun atas senyawa-senyawa anorganik, afinitas terhadap pelarut kecil, muatannya berasal dari adsorpsi yang dipilih, dan dapat diendapkan dengan ion yang berlawanan. Cara pembuatan koloid hidrofob ada 2 yaitu cara dispersi dan kondensasi. Cara dispersi yaitu pemecahan partikel besar menjadi koloid. Dispersi dapat dilakukan dengan cara disintegrasi mekanik, disintegrasi elektrolit, dan peptisasi. Sedangkan cara kondensasi yaitu pembuatan koloid dari partikel kecil. Kondensasi dapat ditempuh dengan dua cara yaitu dengan proses AC dan dengan cara dengan reaksi kimia dalam larutan. Stabilitas larutan koloid hidrofil berbeda dengan koloid hidrofob. Koloid hidrofil mempunyai afinitas yang besar terhadap pelarutnya sehingga partikel mendapatkan mantel air yang dapat menahan koagulasi koloid di samping muatan listriknya. Untuk mengendapkan muatan koloid hidrofil dari ionisasi gugus tertentu dalam molekulnya misalnya pada protein dari gugus NH 2 dan COOH dibutuhkan elektrolit muatan berlawanan dan alat dehidratasi (misalnya alkohol). Fenomena salting out merupakan peristiwa tertariknya mantel air koloid hidrofil oleh elektrolit yang berkonsentrasi tinggi. Selanjutnya pada koloid hidrofob terdapat gaya tarik-

6 menarik di antar partikel sejenis. Gaya tarik-menaik tersebut diatasi oleh gaya tolak-menolak sehingga larutan koloidal tetap berada dalam bentuk larutan. Apabila koloid hidrofob ditambah elektrolit ( K + Cl - ) pada koloid yang bermuatan +, maka ion Cl - ditarik oleh partikel koloid sehingga menekan lapisan rangkap. Kaidah Schulze Hardy berisi pernyataan jika elektrolit cukup konsentrasinya, koloid tidak dapat tolak-menolak lagi sehingga terjadi endapan (hanya tinggal kohesi). Semakin besar muatan ion yang berlawanan dengan koloid maka makin kuat ion ditarik oleh partikel koloidal sehingga makin sedikit yang dibutuhkan untuk pengendapan. Proses pemurniaan larutan koloid dapat dilakukan dengan penyaringan ultra dan dialisis. Penyaringan ultra merupakan proses pemisahan suspensi koloid dari pelarut dan terlarut dengan saringan yang permeabel terhadap semua partikel kecuali partikel koloid (Petrucci 1985). Pada proses ini digunakan pompa vakum atau pompa tekan dan saringan Bechold atau kertas nitroselulosa. Sedangkan dialisis merupakan proses pemisahan zat terlarut dari sistem koloid dengan cara difusi melalui membran yang sesuai. Membran dialisis bersifat permeabel terhadap ion-ion dan partikel-partikel terlarut lain yang ada dalam larutan tetapi tidak permeabel terhadap partikel koloid. Hasil percobaan menunjukkan koloid liofob dari biru berlin dan ferrihidroksida ternyata terdapat endapan yang lumayan banyak bila dibadingkan dengan koloid liofil. Hal ini membuktikan bahwa benar koloid liofob dapat diendapkan dengan ion berlawanan karena dengan penambahan ion dengan konsentrasi yang cukup tinggi menyebabkan berkurangnya bahkan hilangnya adhesi antarpartikel koloid. Sedangkan pada percobaan, tabung reaksi yang berisi koloid liofil (pati) tidak terdapat endapan. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya MgSO 4 di laboratorium untuk mengendapkan pati. Tabel 1 Pengendapan koloid dengan garam Larutan Jenis koloid Hasil pengamatan Pati Liofil - Biru berlin Liofob ++ Ferihidroksida Liofob ++ Keterangan : - : tidak ada endapan + : ada endapan sedikit ++ : endapan cukup banyak

7 Menurut Oxtoby (2001), garam dapat mengurangi gugus elektrostatik di antara partikel tersuspensi sehingga menyebabkan agregasi dan pengendapan. Bila garam ditambahkan pada dispersi koloid, gaya tolak di antara partikel koloid berkurang dan terjadi agregasi. Partikel yang teragregasi jatuh ke dasar wadah sebagai sedimen dengan rapatan rendah Sifat-sifat larutan koloid diantaranya efek Tyndall (peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid), gerak Brown dari partikel koloid dalam medium pendispersi, dan adsorpsi penyerapan suatu zat di permukaan zat lain (Stoker 1991). Beberapa larutan pewarna dapat berdifusi melalui gel koloid seperti giemsa, eosin, dan CuSO4. Berdasarkan hasil percobaan, larutan giemsa, eosin, dan CuSO4 berdifusi melalui gel, sedangkan larutan biru berlin tidak berdifusi. Difusi itu sendiri merupakan suatu distribusi molekul-molekul di dalam larutan secara merata di seluruh permukaan koloid. Hasil pengamatan dengan tabel berikut menunjukkan bahwa koloid liofil mudah mengalami difusi, sedangkan koloid liofob sulit berdifusi. Tabel 2 Pengamatan sifat-sifat larutan koloid Koloid Jenis koloid Hasil pengamatan Gambar Giemsa Liofil Mengalami difusi Eosin Liofil Mengalami difusi Biru berlin Liofob Tidak mengalami difusi CuSO 4 Liofil Mengalami difusi

8 Larutan buffer merupakan larutan yang terdiri dari asam lemah atau basa lemah beserta dengan garamnya. Buffer mampu melawan perubahan ph ketika terjadi penambahan asam atau sedikit basa (Boyer 2002). Kapasitas buffer adalah keefektifan larutan buffer yang bergantung pada jumlah asam dan basa konjugat yang menyusun buffer tersebut, atau mampu mempertahankan ph sebesar pka. Perbedaan ph meter dan ph universal tidak terlalu spesifik dalam mengukur ph karena tidak memperhitungkan konsep nilai di belakang koma. Nilai pada ph universal berupa bilangan bulat, sedangkan ph meter dapat mendeteksi nilai ph hingga beberapa angka di belakang koma sehingga lebih akurat dalam mengukur nilai ph. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kapasitas buffer asetat semakin bertambah seiring penambahan garam dengan nilai sampai Nilai ph teoritis tidak berbeda jauh dengan nilai yang didapat oleh ph meter dan ph indikator universal, sehingga nilai kapasitas buffernya kecil. Tabel 3 Buffer standar asetat Volume (ml) ph terukur Kapasitas CH 3 COOH 0,1 N CH 3 COONa 0,1 N ph indikator universal ph meter ph teoritis buffer 9,250 0, , ,200 1, , ,300 3, , ,00 15, , ,250 19, , Contoh perhitungan baris 1: Mol CH 3 COOH Mol CH3COONa Buffer asam [H + ] = M x V = 0.1 x = mol = M x V = 0.1 x = mol = Ka x = 1.76 x 10-5 x = x 10-4 ph = - log [H + ] = - log ( x 10-4 ) = 3.66 pka = - log Ka = - log (1.76 x 10-5 ) = 4.76 Kapasitas buffer = = =

9 Hasil pengamatan pada data di bawah ini menunjukkan bahwa kapasitas buffer semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah Na 2 HPO 4 yang ditambahkan, dengan kisaran 0.77 sampai dengan Nilai ph yang terukur juga tidak berbeda jauh dengan ph teoritis. Perbedaan ini lebih disebabkan tidak spesifiknya indikator yang digunakan pada pengukuran nilai ph dan kemungkinan kesalahan pengamatan nilai ph yang tertera pada label indikator Tabel 4 Buffer standar fosfat Volume (ml) ph terukur Kapasitas Na 2 HPO 4 KH 2 PO 4 ph indikator ph meter ph teoritis buffer universal 0,500 9, , ,000 22, , ,625 18, , ,500 12, , ,150 2, , Contoh perhitungan : Mol Na 2 HPO 4 = M x V = x = mol Mol KH 2 PO 4 = M x V = x = mol Buffer basa [OH - ] = Ka x = 6.2 x 10-8 x = 3.26 x 10-9 poh = - log [OH - ] = - log (3.26 x 10-9 ) = 8.49 ph = 14 poh = = 5.51 pka = - log Ka = - log (6.2 x 10-8 ) = 7.21 Kapasitas buffer = = = Percobaan pengamatan biofisika mengenai tekanan osmotik menggunakan sampel darah segar. Tekanan osmotik di dalam dan di luar sel akan mempengaruhi keluar masuknya air yang melewati membran semipermeabel. Apabila tekanan osmotik rendah (hipotonik), maka air akan keluar dari sel. Bila tekanan osmotik tinggi (hipertonik), maka air akan keluar dari sel. Tidak ada air yang keluar masuk sel bila tekanan osmotik di luar dan di dalam sel bersifat isotonik (Lehninger 1998). Data menunjukkan bahwa sel darah merah akan menggembung (hipotonik) di

10 dalam larutan NaCl 0.3%, bersifat isotonik di dalam NaCl 0.9%. Penambahan larutan garam dengan berbagai konsentrasi ke dalam sel dapat mengakibatkan perubahan tekanan osmotik. Sel hidup yang dipindahkan dalam larutan yang tidak isotonik dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara mengubah konsentrasi airnya sehingga akhirnya konsentrasi dalam sel sama besar dengan cairan lingkungannya. Pada percobaan, terlihat sel darah merah tidak terjadi apaapa ketika ditambahkan NaCl 5%. Penambahan larutan NaCl 5% membuat lingkungan di luar sel menjadi hipertonik. Hal ini menyebabkan air dari dalam sel berdifusi ke lingkungannya sehingga sel terlihat agak mengkerut (Soemartono 1975). Keadaan isotonis pada sel darah merah yang ditambahkan NaCl 5% ini kemungkinan terjadi karena kurangnya penambahan pelarut tersebut atau kurang pencarian fokus pada mikroskop oleh praktikan. Darah memiliki banyak fungsi, yaitu menjaga persediaan air di dalam sistem pembuluh darah, ruang intraseluler, dan daerah ekstraseluler agar selalu berada dalam keadaan seimbang (homeostasis) (Koolman 1994). Darah memiliki nilai ph sekitar 7.4 yang dipertahankan oleh kombinasi sistem bufer karbonat fosfat dan protein. Bila nilai ph darah berada di bawah 7.0 atau diatas 7.8 dapat mempercepat kematian (Oxtoby 2001). Sistem bufer molekuler rendah dari darah yang terpenting dibentuk dari karbon dioksida, air, dan hidrogen karbonat. Sistem bufer lain di dalam darah terdiri atas dihidrogen fosfat dan hidrogen fosfat. Sistem ini memiliki nilai pka yang paling menguntngkan, yaitu 7.2. Tabel 5 Tekanan osmotik sel darah merah Larutan Hasil pengamatan Keterangan Gambar NaCl 0,3% Sel menggembung Hipotonik NaCl 0,9% Sel sama besar Isotonik NaCl 5% Sel sama besar Isotonik

11 Simpulan Pati yang tergolong liofil tidak menghasilkan endapan, sedangkan biru berlin dan ferihidroksida yang merupakan liofob mudah menghasilkan endapan. Giemsa, eosin, dan CuSO 4 sebagai liofil bersifat mudah mengalami difusi, sedangkan biru berlin sebagai liofob tidak mudah berdifusi.. Buffer adalah sistem cairan yang cenderung mempertahankan perubahan ph jika terjadi penambahan sedikit asam (H + ) atau basa (OH - ). Sistem buffer fosfat penting dalam cairan intraseluler sedangkan sistem buffer yang utama di dalam plasma darah adalah buffer bikarbonat. Tekanan osmotik adalah tekanan yang ditimbulkan dari dalam pada membran akibat akumulasi air di dalam sel. Sel darah merah yang ditempatkan dalam larutan NaCl 0.3% akan menggembung (hipotonik), sel darah merah yang ditempatkan pada NaCl 0.9% tidak akan mengkerut ataupun mengembang (isotonik), dan sel darah merah yang dimasukkan ke dalam larutan NaCl 5% seharusnya mengkerut karena tekanan osmosis larutan di luar sel lebih besar daripada di dalam sel. Daftar Pustaka Ahmad H Larutan Asam dan Basa. Bandung: Ganesa. Boyer R Concepts in Biochemistry 2 nd Edition. Toronto: John Wiley and Sons Inc. Koolman J, Rohm K Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Jakarta: Hipokrates. Lehninger AL Dasar-Dasar Biokimia 1. Jakarta: Erlangga. Oxtoby DW Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi 4 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Pettrucci RH Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Samik W Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Soemartono SS Biologi I. Bogor: Biro Penataran IPB. Stoker HS, Walker EB Fundamentals of Chemistry: General, Organic, and Biological Second Edition. Boston: Simon and Schuster, Inc.

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB

Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : WIB Kelas : XI IPA Guru : Tim Guru HSPG Tanggal : Senin, 23 Mei 2016 Mata pelajaran : Kimia Waktu : 10.15 11.45 WIB Petunjuk Pengerjaan Soal Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakan! Isikan identitas Anda

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL Nama : Winda Amelia NIM : 90516008 Kelompok : 02 Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017 Tanggal Pengumpulan : 18 Oktober 2017 Asisten : LABORATORIUM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year :

SEMESTER PROGRAM. School : Semester : 2 Academic Year : SEMESTER PROGRAM School : Subject : Chemistry Class : XI IPA Semester : Academic Year : No Kompetensi Dasar/ Materi Indikator 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA XI SMA 217 S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan a. proton d. ion H b. elektron e.

Lebih terperinci

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar Kimia XI SMA 179 BAB 6 Larutan Penyangga Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian larutan penyangga dan komponen penyusunnya. 2. Merumuskan persamaan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD 2011-2012

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD 2011-2012 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XI/2 Standar Dasar 4. Memahami sifat-sifat larutan asambasa, metode pengukuran dan terapannya 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan menentukan sifat larutan dan

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami I. Tujuan Pada percobaan ini akan dipelajari beberapa hal mengenai koloid,protein dan senyawa karbon. II. Pendahuluan Bila garam dapur dilarutkan dalam

Lebih terperinci

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan konsentrasi relatif sol hidrofob Fe 2 O 3 dan As 2 O 3 pada saat terjadi pengendapan timbal balik sempurna. II. TEORI DASAR Sol adalah

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Larutan penyangga Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang ph-nya praktis tidak berubah walaupun kepadanya ditambahkan sedikit asam, sedikit basa, atau bila

Lebih terperinci

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa

Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa Larutan penyangga dapat terbentuk dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya atau campuran basa lemah dan asam konjugasinya. Larutan penyangga disebut juga larutan penahan atau larutan dapar atau buffer.

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD

ANALISIS PEMETAKAN SK/KD ANALISIS PEMETAKAN SK/ 20112012 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : XI/2 Standar Dasar 4. Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran dan terapannya 4.1 Mendeskripsikan teoriteori asam basa dengan

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013

LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 LARUTAN PENYANGGA [Yea r] LARUTAN PENYANGGA Bahan Ajar Kelas XI IPA Semester Gasal 2012/2013 MARI BELAJAR Indikator Produk Menjelaskan komponen pembentuk larutan penyangga dengan berpikir kritis. Menjelaskan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16. LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober 2012 14.00 s/d 16.00 wib TUJUAN : 1. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141

LAPORAN KIMIA FISIK KI-3141 LAPORAN KIMIA FISIK KI3141 Percobaan H1 PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT Percobaan H2 PENGENDAPAN TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB Nama : Nisrina Rizkia NIM : 10510002 Kelompok :1 Tanggal Percobaan :

Lebih terperinci

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7

Sistem Koloid. A. Pengertian Sistem Koloid. Lampiran A.7 Lampiran A.7 Sistem Koloid Sistem koloid dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh cat adalah sistem koloid yang merupakan campuran heterogen zat padat pada koloid yang tersebar merata

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi koloid serta perbedaannya dengan larutan dan suspensi.

Lebih terperinci

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA

LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA LARUTAN ASAM-BASA DAN LARUTAN PENYANGGA A. Pengertian Larutan Penyangga Larutan penyangga biasa disebut juga dengan larutan Buffer atau larutan Dapar. Dimana larutan penyangga merupakan larutan yang mampu

Lebih terperinci

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari Buku Saku 1 Sistem Koloid Nungki Shahna Ashari 2 Daftar Isi Pengertian koloid... 3 Pengelompokan koloid... 4 Sifat-sifat koloid... 5 Pembuatan koloid... 12 Kegunaan koloid... 13 3 A Pengertian & Pengelompokan

Lebih terperinci

PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi.

PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi. A B PERCOBAAN IV PEMBUATAN BUFFER Tujuan Menghitung dan pembuat larutan buffer atau dapar untuk aplikasi dalam bidang farmasi. Dasar Teori Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan

Lebih terperinci

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi.

PETA KONSEP. Larutan Penyangga. Larutan Penyangga Basa. Larutan Penyangga Asam. Asam konjugasi. Basa lemah. Asam lemah. Basa konjugasi. PETA KONSEP Larutan Penyangga mempertahankan berupa ph Larutan Penyangga Asam mengandung Larutan Penyangga Basa mengandung Asam lemah Basa konjugasi Asam konjugasi Basa lemah contoh contoh contoh contoh

Lebih terperinci

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry

SKL- 3: LARUTAN. Ringkasan Materi. 1. Konsep Asam basa menurut Arrhenius. 2. Konsep Asam-Basa Bronsted dan Lowry SKL- 3: LARUTAN 3 Menjelaskan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. o Menganalisis data daya hantar listrik beberapa larutan o Mendeskripsikan konsep ph larutan o Menghitung konsentrasi

Lebih terperinci

Larutan Penyangga XI MIA

Larutan Penyangga XI MIA Larutan Penyangga XI MIA Komponen Larutan Penyangga Larutan Penyangga Asam Terdiri dari Asam lemah dan basa konjugasinya (Contoh : CH 3 COOH dan CH 3 COO -, HF dan F - ) Cara membuatnya : 1. Mencampurkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL PENGARUH ph DAN PKa TERHADAP IONISASI DAN KELARUTAN OBAT

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL PENGARUH ph DAN PKa TERHADAP IONISASI DAN KELARUTAN OBAT LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA MEDISINAL SEMESTER GANJIL 2015 2016 PENGARUH ph DAN PKa TERHADAP IONISASI DAN KELARUTAN OBAT Hari / Jam Praktikum : Selasa, Pukul 13.00 16.00 WIB Tanggal Praktikum : Selasa,

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan...

Lebih terperinci

DERAJAT KEASAMAN (ph)

DERAJAT KEASAMAN (ph) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR DERAJAT KEASAMAN (ph) DISUSUN OLEH FAISAL ARSYAD (13513128) NURUL FIKRI (13513136) JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

Revisi BAB I PENDAHULUAN

Revisi BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Penyaringan B. Tujuan Percobaan 1. Melatih kemampuan agar dapat menggunakan kertas saring untuk menyaring endapan hasil reaksi kimia. 2. Mengenal metode pemisahan secara

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 7 BAB IX SISTEM KOLOID Koloid adalah campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi. Perbandingan sifat larutan, koloid dan suspensi

Lebih terperinci

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti KOLOID 26 April 2013 Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi, yang dilihat secara makroskopis tampak bersifat homogen namun secara mikroskopis tampak

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015 LAPORAN PRAKTIKUM NAMA PRAKTIKAN : Nini Chairani (14700801) Zakirullah Syafei (1470080) PRODI : Magister Ilmu Biolmedik JUDUL : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 015

Lebih terperinci

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.

SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL. Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T. SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 0/0 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 0/0 PETUNJUK :. Isikan identitas peserta pada tempat yang telah disediakan pada lembar

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Standar Kompetensi Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Materi : Kimia : XI (sebelas) / 2 (dua) : 180 menit ( 4 jam pelajaran) : Sistem Koloid I. Standar Kompetensi Menjelaskan

Lebih terperinci

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan terapannya. Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM HANDOUT klik di sini LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina (4301414032) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 PENGERTIAN LARUTAN

Lebih terperinci

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN V. PEMBAHASAN Praktikum yang dilaksanakan tanggal 3 Oktober 2011 mengenai pembuatan larutan buffer dan pengujian kestabilannya. Larutan buffer adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam konjugasinya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat

Lebih terperinci

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si.

SISTEM KOLOID. Sulistyani, M.Si. SISTEM KOLOID Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Materi Koloid merupakan campuran fase peralihan homogen menjadi heterogen. Sistem koloid terdiri dari dua fase, yaitu fase pendispersi

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09. LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFAT-SIFATNYA Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 LABORATORIUM FISIKA FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG

Lebih terperinci

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA

Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA Pembersih Kaca PEMBERSIH KACA I. PENDAHULUAN Penggunaan cairan pembersih kaca semakin menjadi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan akan cairan pembersih kaca dari waktu ke waktu semakin meningkat.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Hari/Tanggal Praktikum : Kamis/ 17 Oktober 2013 Nama Mahasiswa : 1. Nita Andriani Lubis 2. Ade Sinaga Tujuan Praktikum : Teori 1. Mengetahui pembuatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KOLOID 1. Homegen, tak dapat Dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra. SISTEM KOLOID I. Tujuan : Untuk mengetahui jenis, bentuk dan cara pembuatan koloid II. Landasan Teori

Lebih terperinci

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Endang Susilowati MODEL Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SAINS KIMIA Prinsip dan Terapannya untuk Kelas XI SMA dan MA Semester 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam 2B Berdasarkan Permendiknas

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS

LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS 6 LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS A. LARUTAN PENYANGGA B. HIDROLISIS Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajari tentang reaksi asam-basa dan titrasi. Jika asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII/ Pertemuan ke : 1 & 2 Alokasi Waktu : 4 x 4 menit Standar Kompetensi : Memahami koloid, suspensi, dan larutan sejati Kompetensi

Lebih terperinci

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM

Menu Utama SK/KD SK/KD. Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID. Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM Menu Utama SK/KD SK/KD Komponen utama minyak bumi INDIKATOR SIFAT LARUTAN KOLOID Fraksi fraksi minyak bumi PENJERNIHAN AIR MINUM Bensin dan mutu bensin KOLOID LIOFIL DAN LIOFOB Dampak penggunaan minyak

Lebih terperinci

R E A K S I U J I P R O T E I N

R E A K S I U J I P R O T E I N R E A K S I U J I P R O T E I N I. Tujuan Percobaan Memahami proses uji adanya protein (identifikasi protein) secara kualitatif. II. Teori Dasar Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga LAPORAN PRAKTIKUM ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga Oleh : Adenin Dian Musrifani (147008020) Islah Wahyuni (147008024) Tanggal Praktikum : Selasa, 10 Maret 2015 A. Tujuan: 1. Mampu menggunakan alat

Lebih terperinci

Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Lampiran 2.2 (Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) I. Analisis Indikator 4. Memahami sifat-sifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan terapannya SMAN 1 Dasar SMAN 4 Bandung SMAN 1 Cimahi SMAN

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Untuk mengembangkan strategi pembelajaran pada materi titrasi asam basa dilakukan tiga tahap yaitu tahap pertama melakukan analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 Disusun oleh : Ulan Darulan - 10511046 Kelompok 1 Asisten Praktikum : R. Roro Rika Damayanti (10510065)

Lebih terperinci

Percobaan H-1 dan H-2 Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Percobaan H-1 dan H-2 Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob Percobaan H- dan H- Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob. Tujuan.. Tujuan Percobaan H- mempelajari pengaruh penambahan elektrolit pada sol hidrofob menentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP. 031-8415492 FAX 031-8430673 KODE POS 60299 ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (DUA) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Hari/Tanggal :

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASAM BASA

KESEIMBANGAN ASAM BASA LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA NAMA PRAKTIKAN : Fani Nuryana Manihuruk (NIM 147008013) Mesrida Simarmata (NIM 147008011) HARI/TGL. PRAKTIKUM : Selasa, 10 Maret 2015 TUJUAN

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry

Bab II Tinjauan Pustaka. Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Asam basa Konjugasi Menurut Bronsted Lowry Untuk memahami konsep larutan buffer perlu diketahui konsep asam basa. Konsep asam basa ada tiga yaitu menurut Arrhenius, Bronsted

Lebih terperinci

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

Lampiran 9. Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI Lampiran 9 Kisi-Kisi Kimia SwC Kelas XI 159 Bidang Studi : Kimia Kelas/Semester : XI/1 : 50 KISI-KISI SOAL LATIHAN KIMIA SwC KELAS XI Standar 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik

Lebih terperinci

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa.

Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa. Larutan Dapar Dapar adalah senyawa-senyawa atau campuran senyawa yang dapat meniadakan perubahan ph terhadap penambahan sedikit asam atau basa. Peniadaan perubahan ph tersebut dikenal sebagai aksi dapar.

Lebih terperinci

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN STANDAR KOMPETENSI 1. Mendeskripsikan sifat-sifat Larutan, metode pengukuran dan terapannya. KOMPETENSI DASAR 1.1 Mendeskripsikan sifat-sifat Larutan, metode pengukuran dan terapannya.

Lebih terperinci

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa.

SILABUS. : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat senyawa. Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu SILABUS : SMA : KIMIA : XI/1 : 1. Memahami struktur atom meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat sifat

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI

Lampiran 8. Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Soal Kimia SwC Kelas XI Lampiran 8 Dasar Pengembangan Kisi-Kisi Kimia SwC Kelas XI 50 DASAR PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL KIMIA SwC KELAS XI SK-KD dalam Standar Isi, Ujian Nasional Kimia (), SNMPTN (4), UM UGM (4), UMB UNDIP (),

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL

TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL Ani Suryani FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENDAHULUAN Sumber Enzim Tanaman dan Hewan Mikroba Enzim dari Tanaman Enzim dari Hewan Enzim dari Mikroba

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh)

Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Derajat Keasaman dan kebasaan (ph dan poh) Berdasarkan teori asam basa Arhenius, suatu larutan dapat bersifat asam, basa atau netral tergantung pada konsentrasi ion H+ atau ion OH dalam larutan tersebut.

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga Oleh : Yulia Fitri Djaribun dan Frenky S Manullang A. Tujuan: 1. Mampu menggunakan alat ukur ph meter. 2. Mampu mengukur ph dari sebuah larutan

Lebih terperinci

Kontribusi Ilmu Biokimia

Kontribusi Ilmu Biokimia PENGANTAR BIOKIMIA Apa itu Biokimia??? Biokimia adalah ilmu yang mempelajari struktur, organisasi, dan fungsi materi hidup pada tingkat molekul. Biokimiawan mempertanyakan: Bagaimana struktur kimia dari

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN. Nama : Shinta Wijaya NRP : Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PEMURNIAN Nama : Shinta Wijaya NRP : 143020129 Kelompok : E Meja : 10 (Sepuluh) Asisten : Tyas Citra Aprilia LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

GLOSARIUM. A : penyerapan pada permukaan. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B)

GLOSARIUM. A : penyerapan pada permukaan. Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B) A Adsorbsi : penyerapan pada permukaan KIMIA XI SMA 225 Aerosol : sistem koloid yang medium pendispersinya gas (8, B) Asam Arrhenius Asam Bronsted Lowry : donor proton (5, A) : senyawa yang menghasilkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIFAT-SIFAT KOLOID DAN KEGUNAANNYA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS / SEMESTER ALOKASI WAKTU : SMAN 16 SURABAYA : KIMIA : XI / 2 (dua) : 2x45 menit I. STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen)

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen) Lampiran 1 PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen) MATA PELAJARAN/TEMA KELAS/SEMESTER : KIMIA/Sistem Koloid : XI/Genap STANDAR KOMPETENSI 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya

Lebih terperinci

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T

2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T 2013 LEMBAR SOAL. WAKTU : 90 MENIT KELAS : XII IPA T SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JEMBER UJIAN SEMESTER GENAP T.P 2012/2013 LEMBAR SOAL Waktu : 90 menit Kelas : XII IPA T.P : 2012/2013 PETUNJUK : 1.

Lebih terperinci

Pengendapan. Sophi Damayanti

Pengendapan. Sophi Damayanti Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol

Lebih terperinci

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah

Penambahan oleh sedikit asam-kuat (H + ) menyebabkan kesetimbangan. CH 3 COOH(aq) CH 3 COO - (aq) + H + (aq) (9.1) asam lemah Larutan bufer* merupakan sistem larutan yang dapat mempertahankan lingkungannya dari pengaruh seperti oleh penambahan sedikit asam/basa kuat, atau oleh pengenceran. Sistem bufer terdiri atas dua komponen,

Lebih terperinci

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA Dosen Pembimbing : Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt GOLONGAN/KELOMPOK : A / 3 Anindiya Tazkiyah Aji Gesang Jati Abrar Rivanio Putra Siti Sofiya Miranda Faradilla Rozziqa

Lebih terperinci

Purwanti Widhy H, M.Pd

Purwanti Widhy H, M.Pd Purwanti Widhy H, M.Pd Standar Kompetensi 5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi asar 5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya

Lebih terperinci

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu

Jenis Nama Contoh. padat sol padat sol padat kaca berwarna, intan hitam. gas sol gas aerosol padat asap, udara berdebu > materi78.co.nr Kimia Koloid A. PENDAHULUAN Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid tergolong sistem dua fase, yaitu: 1) Fase terdispersi (terlarut), adalah

Lebih terperinci

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran

BAB 10 SISTEM KOLOID. Tujuan Pembelajaran Bab 10 Sistem Koloid BAB 10 243 SISTEM KOLOID Tujuan Pembelajaran Setelah belajar bab ini, kalian diharapkan mampu: - membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitar, - menggolongkan

Lebih terperinci

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA

I. LARUTAN BUFFER. 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer TINJAUAN PUSTAKA I. LARUTAN BUFFER II. TUJUAN 1. Membuat Larutan Buffer 2. Mempelajari Daya Sanggah Larutan Buffer III. TINJAUAN PUSTAKA Larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan

Lebih terperinci

Air adalah wahana kehidupan

Air adalah wahana kehidupan Air Air adalah wahana kehidupan Air merupakan senyawa yang paling berlimpah di dalam sistem hidup dan mencakup 70% atau lebih dari bobot semua bentuk kehidupan Reaksi biokimia menggunakan media air karena

Lebih terperinci

Persiapan UN 2018 KIMIA

Persiapan UN 2018 KIMIA Persiapan UN 2018 KIMIA 1. Perhatikan gambar berikut! Teori atom yang muncul setelah percobaan tersebut menyatakan bahwa... A. Atom-atom dari sebuah unsur identik dan berbeda dengan atom unsur lain B.

Lebih terperinci

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit

Jenis larutan : elektrolit dan non elektrolit KONSEP LARUTAN Definisi larutan Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis zat atau lebih Larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven) Larutan tidak hanya berbentuk cair, tetapi

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN Nama : Ade Tria NIM : 10511094 Kelompok : 4 Shift : Selasa Siang Nama Asisten : Nelson Gaspersz (20512021) Tanggal Percobaan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu

18/06/2015. Dispersi KOLOID. Dhadhang Wahyu Dispersi KOLOID Dhadhang Wahyu Kurniawan @Dhadhang_WK 1 SISTEM DISPERSI Klasifikasi sistem dispersi berdasarkan keadaan fisik medium pendispersi dan partikel terdispersi Fasa terdispersi Solid Solid dalam

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB 7. ASAM DAN BASA

BAB 7. ASAM DAN BASA BAB 7. ASAM DAN BASA 7. 1 TEORI ASAM BASA 7. 2 TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM DAN BASA 7. 3 KONSENTRASI ION H + DAN ph 7. 4 INDIKATOR ASAM-BASA (INDIKATOR ph) 7. 5 CAMPURAN PENAHAN 7. 6 APLIKASI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK OLEH: NAMA : ISMAYANI STAMBUK : F1 F1 10 074 KELOMPOK : III KELAS : B ASISTEN : RIZA AULIA JURUSAN FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : T.M. Reza Syahputra Dinno Rilando Hari / Tgl: Kamis / 24 Maret 2016 Tujuan Praktikum: 1. Mahasiswa/i dapat memahami pengertian dan fungsi

Lebih terperinci

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Tim Dosen Kimia Dasar FTP UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kelarutan (s) Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.

Lebih terperinci