BAB 12 KONSEP LEVERAGE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 12 KONSEP LEVERAGE"

Transkripsi

1 BAB 12 KONSEP LEVERAGE Leverage dapat ditentukan oleh penggunaan modal atau biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya tetap atau pengembalian tetap. Biaya tetap atau pengembalian mungkin sebagai titik pengungkit. Ketika pendapatan lebih sedikit dari biaya-biaya variabel atau laba sebelum bunga dan pajak melebihi biaya tetap atau pengembalian tetap, hasil keseimbangannya akan menguntungkan atau positif. Ketika perusahaan tidak mengetahuinya, hasilnya adalah keseimbangan yang tidak menguntungkan. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang prinsip-prinsip solvabilitas operasional dan keuangan, baik secara terpisah dan bersamasama. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pembahasan solvabilitas operasional adalah hanya dalam kontrak,secara eksplisitnya yaitu biaya keseluruhan dengan solvabilitas. Dalam bab selanjutnya kita kita akan membahas secara implicit tentang biaya keseluruhan dengan leverage keuangan. 1. Operasi Leverage Operasi leverage terjadi setiap waktu dalam perusahaan dimana tingkat biaya tetapnya kurang baik. Dalam jangka yang panjang, tentunya semua biaya tersebut akan berubah-ubah. Oleh karena itu, analisis kita memerlukan jangka pendek. Kita menggunakan modal dengan biaya tetap yang diharapkan akan menghasilkan pendapatan yang lebih dari cukup untuk mmenutup seluruh biaya tetap dan biaya variable. Salah satu contoh operasi leverage adalah dalam industri penerbangan, dimana sebagian besar dari total biaya adalah tetap. Diluar factor beban yang impas (tidak untung/rugi), setiap penumpang tambahan mewakili keuntungan yang sebenarnya terhadap penerbangannya. 2. Analisis Break Even Untuk mengilustrasikan analisis break even, sebagai sebuah perusahaan yang memproduksi sebuah mesin uji coba yang berkualitas yang dijual seharga 50 dollar per unit. Perusahaan memiliki biaya tetap tahunan sebesar dollar dan biaya variable sebesar 25 dollar per unit dari jumlah penjualan. Kami berharap untuk mempelajari hubungan antara total biaya dan total pendapatan. Salah satu cara untuk melakukannya ditampilkan pada break even 1

2 chart pada Gambar 12-1, yang menggambarkan hubungan antara keuntungan, biaya tetap, biaya variabel, dan volume. Dengan keuntungan, kami maksud laba usaha sebelum pajak, tidak termasuk bunga dan pendapatan lainnya dan beban. Perpotongan garis total biaya dengan garis total pendapatan merupakan titik impas. Biaya tetap yang harus pulih dari dollar penjualan setelah dikurangi biaya variabel menentukan volume yang diperlukan untuk mencapai titik impas. Dalam Gambar 12-1, break even point ini adalah 4000 unit output. Pada titik impas, biaya variabel ditambah biaya tetap sama dengan total pendapatan: F + V(X) = P(X) Keterangan : F = biaya tetap V = biaya variable per unit X = banyaknya output ( dalam unit ) P = harga per unit Untuk setiap kenaikan tambahan volume di atas break even point, ada kenaikan profit diwakili oleh daerah yang diarsir dalam gambar. Demikian juga, dengan volume turun di bawah break even point, terjadi peningkatan kerugian, diwakili oleh daerah berbaris. Tabel 12-1 menunjukkan keuntungan untuk berbagai tingkat volume. Kita melihat bahwa semakin dekat volume ke break even point, semakin besar perubahan persentase laba dalam hubungannya dengan perubahan persentase volume. Kenaikan Harga. Gambar 12-2 menunjukkan perubahan untuk peningkatan harga dari 50 dolar sampai 65 dolar per unit. Kita melihat bahwa break even point berkurang dari 4000 unit menjadi 2500 unit sebagai hasil dari kenaikan harga, dan, tentu saja, keuntungan adalah 15 dolar per unit yang lebih besar untuk setiap tingkat volume. Penurunan Biaya Tetap. Untuk penurunan biaya tetap dari dolar untuk dolllar, dengan 50 dolar asli harga per unit, break even point berkurang lebih jauh. Gambar 12-3 mengilustrasikan kasus ini. Break even point yang sekarang adalah unit, dan total keuntungan meningkat sebesar dolar untuk semua tingkat volume. Penurunan Biaya Variabel. Akhirnya, Gambar 12-4 menunjukkan perubahan bila variabel biaya per unit diturunkan dari 25 dolar sampai 20 dolar. The break even point diturunkan untuk 2

3 3.333 unit, dan keuntungan adalah 5 dollar lebih per unit output. Tabel 12-2 merangkum keuntungan bagi berbagai tingkat volume bawah alternatif dikutip. Kolom terakhir tabel menunjukkan hubungan antara laba dan volume suara jika ketiga perubahan terjadi secara bersamaan. Meskipun sejumlah keterbatasan yang kita akan mengambil lama, analisis break even manajemen memberikan banyak informasi yang baik mengenai resiko operasi dan bisnis perusahaan. Mengingat perkiraan ab break even point, manajemen dapat membandingkan fluktuasi volume masa depan yang diharapkan dengan titik ini untuk memastikan stabilitas keuntungan. Pengetahuan stabilitas ini penting untuk manajer keuangan dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang. Analisis seperti ini penting juga saat ia berencana akuisisi aset yang akan membutuhkan tambahan biaya tetap. 3. Keterbatasan Meskipun analisis break even tampaknya cukup sederhana dalam konsep dan kesederhanaan ini adalah salah satu kebijakan yang-efektivitas terbatas dalam beberapa cara. Keterbatasan ini harus diakui dan metode yang dimodifikasi jika ingin memberikan hasil yang berarti. Salah satu asumsi dari metode ini adalah bahwa ada harga tetap dan biaya variabel per unit, terlepas dari volume. Dalam banyak kasus, volume penjualan perusahaan mamy mempengaruhi harga pasar dari produk. Misalnya, meningkatkan output dapat mengakibatkan penurunan harga pasar. Selain itu, biaya variabel cenderung meningkat karena perusahaan pendekatan kapasitas penuh, misalnya, kurang efisien tenaga kerja atau mahal membantu lembur mungkin harus digunakan. Kesulitan lain dengan analisis titik break even adalah klasifikasi biaya yang tetap atau variabel. Dalam prakteknya, banyak biaya sesuai dengan kategorisasi yang jelas karena mereka sebagian tetap dan sebagian variabel. Biaya tersebut dikenal sebagai biaya semivariabel. Selain itu, kami mengasumsikan bahwa biaya diklasifikasikan sebagai biaya tetap tidak berubah selama rentang seluruh volume, namun kisaran ini dibatasi oleh kapasitas fisik langsung dari perusahaan. Sebuah perusahaan baja dapat memiliki tanaman margnal sia-sia yang dapat dimasukkan ke dalam operasi jika dibutuhkan output tambahan, tetapi menempatkan tanaman menjadi operasi mungkin akan meningkatkan biaya tetap. Jika kisaran volume dianggap termasuk tanaman ini, biaya tetap tidak akan konstan tetapi akan meningkat secara fungsi step 3

4 pada titik volume di mana pabrik itu akan dibuka kembali. Untuk kebanyakan situasi, bagaimanapun, kapasitas fisik baru harus dibangun jika volume yang akan meningkat di luar beberapa titik kritis. Akibatnya, istirahat bahkan analysisis relevan untuk volume sampai saat itu. Informasi masukan untuk break even analisis biasanya didasarkan pada hubungan historis. Namun, hubungan ini tidak mungkin sangat stabil sepanjang waktu. Untuk perubahan volume ekstrim, mungkin tidak ada preseden sejarah. 4. LEVERAGE KEUANGAN Leverage keuangan, sebagaimana didefinisikan sebelumnya, melibatkan penggunaan dana yang diperoleh dengan biaya tetap dengan harapan meningkatkan kembali ke pemegang saham biasa. Leverage menguntungkan atau positif adalah dikatakan terjadi ketika perusahaan dapat lebih atas aset yang dibeli dengan dana dari biaya tetap penggunaannya. Leverage yang tidak menguntungkan atau negatif terjadi ketika perusahaan tidak memperoleh sebanyak biaya dana. Sekali lagi, penting untuk menunjukkan bahwa kita tidak mempertimbangkan biaya kesempatan yang terkait dengan utang dalam bab ini namun di akhirat. Untuk purposesin kami bab ini, leverage keuangan, atau "diperdagangkan pada ekuitas" seperti yang disebut, dinilai dalam hal dampaknya terhadap laba per saham kepada pemegang saham biasa. Kami tertarik dalam menentukan hubungan antara laba per saham dan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) di bawah berbagai alternatif pembiayaan dan titik ketidakpedulian antara alternative. 5. Perhitungan Laba Per Saham Untuk menggambarkan analisis leverage, misalkan Cherokee Perusahaan Ban dengan kapitalisasi jangka panjang 10 juta dolar, terdiri seluruhnya dari saham biasa, ingin menaikkan lagi 5 juta dolar untuk ekspansi melalui salah satu dari tiga rencana pendanaan yang mungkin. Perusahaan dapat membiayai dengan: (1) semua saham biasa, (2) hutang semua, pada 9 bunga persen, atau (3) semua saham Preffered dengan Dividen 7 persen. Hadir laba tahunan sebelum bunga suatu pajak dolar, tarif pajak penghasilan federal pajak 50 persen, dan saham yang beredar saat ini. Saham biasa dapat dijual pada 50 dolar per saham dalam opsi pembiayaan 1 atau lembar saham tambahan saham. Dalam rangka untuk menentukan break EBIT bahkan, atau ketidakpedulian, poin antara berbagai alternatif pembiayaan, kita mulai dengan menghitung laba per saham untuk beberapa 4

5 tingkat hipotetis EBIT. Misalkan kita ingin tahu apa laba bersih per saham akan berada di bawah tiga rencana pembiayaan jika EBIT adalah 2 juta dolar. 6. Impas atau analisis Ketidakpedulian Mengingat informasi dalam Tabel 12-3, kita dapat membangun grafik bahkan mirip dengan apa yang kita lakukan untuk operasi leverage. Pada sumbu horisontal kita plot laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dan pada sumbu vertikal, laba bersih per saham (EPS). Untuk setiap alternatif pembiayaan, kita harus menarik garis lurus untuk mencerminkan EPS untuk semua tingkat kemungkinan EBIT. Untuk melakukannya, kita perlu dua titik acuan untuk setiap alternatif. Yang pertama adalah EPS dihitung untuk beberapa tingkat hipotetis EBIT. Untuk 2 juta dolar di EBIT, kita lihat dalam Tabel 12-3 bahwa laba per saham 3,33 dolar, 3,88 dolar dan 3,25 dolar untuk utang, umum, dan saham preferen alternatif pembiayaan. Kami hanya plot ini laba per saham pada 2 juta tanda dalam EBIT. Adalah penting untuk menyadari bahwa tidak masalah yang tingkat hipotetis EBIT kita memilih untuk menghitung EPS. Dengan asumsi kertas grafik yang baik, satu tingkat sebagus berikutnya. Titik datum kedua hanyalah EBIT yang diperlukan untuk menutup semua biaya keuangan tetap untuk sebuah rencana pembiayaan tertentu, dan diplot pada sumbu horisontal. Untuk alternatif saham biasa, tidak ada biaya tetap, sehingga mencegat pada sumbu horizontal adalah nol. Untuk alternatif utang, kita harus membagi total dividen tahunan oleh minus satu tarif pajak dalam rangka untuk memperoleh EBIT yang diperlukan untuk menutupi dividen. Jadi, kita perlu dolar dalam EBIT untuk menutupi dolar dalam dividen saham yang dipilih, dengan asumsi tarif pajak 50 persen. Sekali lagi, dividen disukai dikurangi setelah pajak, sehingga dibutuhkan lebih banyak dalam laba sebelum pajak untuk menutupi mereka daripada yang dilakukannya untuk menutup bunga. Mengingat, perpotongan sumbu horisontal dan laba per saham untuk beberapa tingkat hipotetis EBIT, kita menarik garis lurus melalui dua set poin. Tingkat leverage keuangan pada tingkat tertentu EBIT hanyalah perubahan persentase laba per saham sehubungan dengan apercentage perubahan EBIT. Untuk menggambarkan, kira EBIT adalah 2 juta dolar dalam contoh kita. Kenaikan 1 juta dolar akan meningkatkan laba per saham dari 3,88 dolar untuk 6,38 dolar, atau sekitar 64,4 persen. Saat ini persentase kenaikan diambil alih persentase kenaikan EBIT, 50 persen, tingkat leverage keuangan yang ditemukan 1,29. 5

6 Melalui analisis EBIT-EPS, kita dapat mengevaluasi berbagai rencana pembiayaan atau derajat leverage keuangan sehubungan dengan pengaruh mereka terhadap laba per saham. Presentasi dalam bab ini telah dikhususkan terutama untuk pembangunan grafik untuk menyediakan alat-alat lain untuk analisis leverage keuangan. Dalam bab 13, penggunaan informasi ini dianggap dalam konteks keseluruhan menentukan struktur modal yang memadai. Pada saat itu, biaya implisit maupun eksplisit akan dipertimbangkan. 7. PENGARUH GABUNGAN DUA JENIS LEVERAGE Ketika leverage keuangan dikombinasikan dengan operasi leverage, efek dari perubahan pendapatan pada laba bersih per saham diperbesar. Kombinasi dari dua meningkatkan dispersi dan risiko yang mungkin laba per saham. Untuk mengetahui pengaruh perubahan dalam unit output pada pendapatan per saham, kami menggabungkan persamaan untuk tingkat leverage operasi, Persamaan. (12-3), dengan itu untuk tingkat leverage keuangan, Persamaan. (12-4). Karena EBIT hanya X (PV) - F, di mana X adalah unit output, P adalah harga per unit, V adalah biaya variabel per unit, dan F adalah tetap biaya, Persamaan. (12-4) dapat dinyatakan sebagai (Rumus) Menggabungkan persamaan dengan bahwa untuk tingkat leverage operasi, Persamaan. (12-3), kami memperoleh (Rumus) Kita melihat bahwa jumlah biaya keuangan tetap, C, meningkatkan derajat leverageover gabungan apa yang akan terjadi dengan operasi leverage saja. Misalkan contoh kita hipotetis perusahaan digunakan untuk menggambarkan operating leverage memiliki $ dalam bunga utang sebesar 8 persen. Ingat bahwa harga jual $ 50 unit, biaya variabel $ 25 unit, dan biaya tetap per tahun adalah $ Asumsikan bahwa tarif pajak adalah 50 persen, saham jumlah saham biasa yang beredar adalah lembar saham dan bahwa kita ingin menentukan tingkat gabungan leverage sebesar unit output.oleh karena itu, (Rumus) 6

7 Jadi, 10 persen peningkatan jumlah unit yang diproduksi dan dijual akan menghasilkan peningkatan 23,7 persen laba per saham. Laba bersih per saham pada dua tingkat output adalah: (Rumus) Tingkat leverage ini dikombinasikan dibandingkan dengan 2,00 untuk operasi leverage saja. Kita melihat maka efek relatif dari penambahan leverage keuangan di atas operasi leverage. 8. RINGKASAN Leverage operasi dapat didefinisikan sebagai employment aset dengan biaya tetap dengan harapan bahwa pendapatan yang cukup akan dihasilkan untuk menutup semua biaya tetap dan variabel. Kita bisa mempelajari leverage operasi perusahaan dengan menggunakan istirahat bahkan graph.this grafik memungkinkan kita untuk menganalisis hubungan antara laba, volume biaya variabel, dan harga. Dengan memvariasikan faktor-faktor ini, manajemen dapat menentukan sensitivitas profitsand, dengan demikian, memperoleh understandingof lebih baik risiko operasional perusahaan. Sedangkan impas analisis adalah sebuah alat yang sangat berguna, keterbatasan tertentu untuk efektivitasnya harus diakui. Pertanyaan 1. Definisikan tentang operasi hitung leverage. 2. Dapatkah konsep operating leverage dianalisis secara kualitatif? Apakah merupakan kuantitatif konsep? Jelaskan. 3. Definisikan tentang konsep financial leverage. 4. Diskusikan persamaan dan perbedaan antara financial leverage dan operating leverage. 5. Dapatkah konsep financial leverage dianalisis secara kualitatif? Jelaskan. 6. Kisaran grafik produktif (EPS-EBIT) menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio utang, semakin tinggi laba per saham dari setiap tingkat EBIT di atas dalam titik ketidakpedulian. Mengapa perusahaan memilih alternatif pendanaan yang tidak memaksimalkan EPS? 7

8 8

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN)

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN) TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN) OLEH : RIZKI PUJA KHUMAERAH B1C1 14 048 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015 A.

Lebih terperinci

Bab 10 Analisa Financial Leverage dan Operating Leverage

Bab 10 Analisa Financial Leverage dan Operating Leverage M a n a j e m e n K e u a n g a n 134 Bab 10 Analisa Financial Leverage dan Operating Leverage Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teori terkait analisa financial leverage

Lebih terperinci

ANALISIS LEVERAGE NURAENI, M.AB

ANALISIS LEVERAGE NURAENI, M.AB ANALISIS LEVERAGE NURAENI, M.AB Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan asset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan di mana dalam penggunaan asset atau dana tersebut harus

Lebih terperinci

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN Biaya - volume-profit ( CVP ) analisis memperkirakan bagaimana perubahan biaya ( baik variabel dan tetap ), volume penjualan, dan harga mempengaruhi

Lebih terperinci

Struktur Modal (Capital Structure)

Struktur Modal (Capital Structure) Bahan Ajar : Manajemen Keuangan II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Struktur Modal (Capital Structure) Pada pembahasan sebelumnya, perhitungan biaya rata-rata tertimbang

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Cost-Volume-Profit Analysis Analisis biaya-volume-laba (analisis CVP) merupakan suatu alat yang berguna

Lebih terperinci

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL

KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL Risiko Bisnis dan Finansial Analisis Leverage Hamada Equation Pendekatan EBIT-EPS Pendekatan Biaya Modal Risiko Bisnis & Finansial Risiko bisnis: ketidakpastian pendapatan operasi

Lebih terperinci

Penggunaan Leverage: Struktur Keuangan dan Struktur Modal 1 BAB 6 PENGGUNAAN LEVERAGE : STRUKTUR KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL

Penggunaan Leverage: Struktur Keuangan dan Struktur Modal 1 BAB 6 PENGGUNAAN LEVERAGE : STRUKTUR KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL Penggunaan Leverage: Struktur Keuangan dan Struktur Modal 1 BAB 6 PENGGUNAAN LEVERAGE : STRUKTUR KEUANGAN DAN STRUKTUR MODAL Penggunaan Leverage: Struktur Keuangan dan Struktur Modal 2 LEVERAGE Leverage

Lebih terperinci

ANALISIS LEVERAGE DAN BEP

ANALISIS LEVERAGE DAN BEP ANALISIS LEVERAGE DAN BEP BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pendekatanan manajerial, aktivitas pengelolaan keuangan perusahaan terkategori ke dalam tiga aspek, yaitu aspek pendanaan, aspek investasi,

Lebih terperinci

Mata Kuliah Keuangan Bisnis I. Analisis Leverage. Nur Imamah. Department of Business Administration

Mata Kuliah Keuangan Bisnis I. Analisis Leverage. Nur Imamah. Department of Business Administration Mata Kuliah Keuangan Bisnis I Analisis Leverage Nur Imamah Department of Business Administration Leverage Pengertian leverage mengacu pada penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan dimana perusahaan

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

Analisis Leverage (Bab 9) ANALISIS LEVERAGE

Analisis Leverage (Bab 9) ANALISIS LEVERAGE ANALISIS LEVERAGE A. Pengertian Leverage Leverage dalam pengertian bisnis mengacu pada penggunaan asset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau sumber dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Struktur Modal Perusahaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Struktur Modal Perusahaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Struktur Modal Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Keuangan Perusahaan dan Manajer Keuangan Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL

KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL KEPUTUSAN STRUKTUR MODAL Konsep Risiko: Risiko Bisnis dan Finansial Hamada Equation Analisis Leverage Pendekatan EBIT-EPS Pendekatan Biaya Modal Muniya Alteza Risiko Bisnis & Finansial Risiko bisnis: ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

Masalah Finansial Leverage

Masalah Finansial Leverage ANALISIS LEVERAGE Definisi Leverage menunjuk pada hutang yang dimiliki perusahaan. Dalam arti harafiah, leverage berarti pengungkit/tuas. Sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA Tugas Kelompok Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Strategik dan Kepemimpinan (DosenPengampu :Nurkholis, SE., M.Bus.,Ph.D., Ak., CA*) Disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Earning Per Share (EPS) a. Pengertian Earning Per Share (EPS) Laba per lembar saham akan diikuti secara erat oleh peserta saham, karena besarnya laba per

Lebih terperinci

Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN. Universitas Gunadarma Jakarta. Struktur Modal 1

Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN. Universitas Gunadarma Jakarta. Struktur Modal 1 Dodi Arif, SE., MM. KAPITA SELEKTA KEUANGAN Universitas Gunadarma Jakarta Struktur Modal 1 ANALISIS DAN PENGARUH PENGGUNAAN HUTANG TEORI STRUKTUR MODAL KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL KEBIJAKAN DIVIDEN BEBERAPA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas ekonomi di Indonesia, khususnya sektor makanan dan minuman sangat menarik untuk di cermati

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT. Kelompok IV FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT. Kelompok IV FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016 MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT Kelompok IV MANNAWA FARABY ANDI M. RIZAL A31114505 A31114519 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Financial leverage dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut, namun disisi lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil melakukan pengembangan usahanya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang menuju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan lancar. Perusahaan tentu tidak hanya mengharapkan dana dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya memerlukan dana yang cukup agar setiap kegiatan operasional perusahaan bisa terpenuhi dan dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

Struktur Permodalan Yang Baik Bagi Perusahaan

Struktur Permodalan Yang Baik Bagi Perusahaan Modul ke: 09 Struktur Permodalan Yang Baik Bagi Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE NILAI

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS LEVERAGE ROSANNA WULANDARI, SE,MM ANALISIS LEVERAGE. Pengertian dan pentingnya leverage

ANALISIS LEVERAGE ROSANNA WULANDARI, SE,MM ANALISIS LEVERAGE. Pengertian dan pentingnya leverage ANALISIS LEVERAGE ROSANNA WULANDARI, SE,MM ANALISIS LEVERAGE Pengertian dan pentingnya leverage Perusahaan dalam beroperasi selalu menggunakan modal kerja, juga menggunakan aktiva tetap, seperti tanah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada dasarnya, pasar modal hampir sama dengan pasar lainnya, yang membedakan pasar modal dengan pasar lainnya adalah dalam hal komoditas yang diperdagangkan. Pasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasinya dan mengembangkan usahanya. Pendanaan ini bisa. jangka pendek maupun hutang jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasinya dan mengembangkan usahanya. Pendanaan ini bisa. jangka pendek maupun hutang jangka panjang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi keuangan. Fungsi Keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak 1. Konsep laporan keuangan 2. Laba akuntansi dan arus kas bersih 3. Modifikasi data akuntansi untuk pengambilan keputusan manajerial Muniya Alteza Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal, terutama bagi para investor yang berminat menginvestasikan modalnya, struktur

Lebih terperinci

BAB I. Analisa keuangan yang mencakup analisa rasio keuangan, analisa kelemahan

BAB I. Analisa keuangan yang mencakup analisa rasio keuangan, analisa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Analisa keuangan yang mencakup analisa rasio keuangan, analisa kelemahan dan kekuatan di bidang financial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen

Lebih terperinci

ANALISA FINANCIAL LEVERAGE DAN OPERASIONAL LEVERAGE

ANALISA FINANCIAL LEVERAGE DAN OPERASIONAL LEVERAGE MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA FINANCIAL LEVERAGE DAN OPERASIONAL LEVERAGE Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 9 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA FINANCIAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. modal. Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau sumber dana

BAB II LANDASAN TEORI. modal. Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva atau sumber dana BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori II.1.1. Kebijakan Pendanaan Perusahaan Kebijakan pendanaan yang dilakukan perusahaan berkaitan dengan struktur modal. Leverage dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktiva

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER SHARE PADA PT PAKUWON JATI, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Mulyasari email: ame.meme@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

Lebih terperinci

Efek dari berbagai perimbangan pembelanjaan terhadap EPS.

Efek dari berbagai perimbangan pembelanjaan terhadap EPS. LAVARAGE FINANCIAL Leverage juga dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap atau membayar beban tetap. Kalau pada operating

Lebih terperinci

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah Manajemen sains merupakan penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kebijakan financial coorporate. Dalam kebijakan ini perusahaan. modal pinjaman atau kombinasi di antaranya.

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kebijakan financial coorporate. Dalam kebijakan ini perusahaan. modal pinjaman atau kombinasi di antaranya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia usaha khususnya di dalam industri ritel menunjukkan tingkat pertumbuhan yang pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya usaha ritel yang berkembang

Lebih terperinci

Struktur Pemodalan Yang Baik Bagi Perusahaan

Struktur Pemodalan Yang Baik Bagi Perusahaan Modul ke: Struktur Pemodalan Yang Baik Bagi Perusahaan Fakultas EKONOMI Struktur Modal Dan Biaya Modal; Dasar-dasar Financial Leverage; Struktur Modal Pada Pasar Sempurna dan Tidak Ada Pajak; Struktur

Lebih terperinci

Handout-1. Manajemen Keuangan PENDAHULUAN. Iman murtono soenhadji FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

Handout-1. Manajemen Keuangan PENDAHULUAN. Iman murtono soenhadji FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Handout-1 Manajemen Keuangan PENDAHULUAN Iman murtono soenhadji FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA 1 Mengenal Manajemen Keuangan PERTANYAAN DISKUSI Mengapa manajemen keuangan sangat perlu dipelajari

Lebih terperinci

MANFAAT LEVERAGE BAGI PERUSAHAAN. Ana Mufidah 1. Abstrak

MANFAAT LEVERAGE BAGI PERUSAHAAN. Ana Mufidah 1. Abstrak MANFAAT LEVERAGE BAGI PERUSAHAAN Ana Mufidah 1 Abstrak Keputusan pembelanjaan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasikan laba ( profitabilitas) bagi pemegang saham. Pada kondisi ekonomi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Manutu (2004) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Financial

BAB II URAIAN TEORITIS. Manutu (2004) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Financial BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Manutu (2004) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Financial Leverage melalui pendekatan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Rentabilitas Modal Sendiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan, diperlukan kemampuan untuk membaca, menganalisa, dan menafsirkan BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1_Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk dapat menarik kesimpulan kondisi suatu perusahaan atas dasar laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dari investasinya tersebut. Investasi yang akan dilakukan oleh investor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi yang tidak stabil dewasa ini tidak menghilangkan minat investor untuk menanamkan kelebihan dananya keberbagai sektor industri. Dengan menginvestasikan

Lebih terperinci

Teori Struktur Modal 1 BAB 8. TeorTETTTETR TEORI STRUKTUR MODAL TEORI STRUKTUR MODAL

Teori Struktur Modal 1 BAB 8. TeorTETTTETR TEORI STRUKTUR MODAL TEORI STRUKTUR MODAL Teori Struktur Modal 1 BAB 8 TeorTETTTETR TEORI STRUKTUR TEORI STRUKTUR MODAL MODAL Teori Struktur Modal 2 TEORI STRUKTUR MODAL Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel,

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri properti dan real estate merupakan industri yang akan terus bertumbuh, ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah gedung, perkantoran, mall, hotel, perumahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Struktur Modal Menurut Kodrat (2009:107) struktur modal perusahaan adalah kombinasi dari saham-saham yang berbeda (saham biasa dan saham preferen) atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Keuangan Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat Bab Pendahuluan BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat pada dewasa ini, maka setiap perusahaan membutuhkan laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan sebagai suatu hal yang merupakan tuntutan bangsa Indonesia untuk menuju masyarakat yang sejahtera. Pembangunan mempunyai sifat yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset atau lebih dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

ANALISIS LEVERAGE PADA PERUSAHAAN ROKOK PT. GUDANG GARAM Tbk PERIODE SKRIPSI

ANALISIS LEVERAGE PADA PERUSAHAAN ROKOK PT. GUDANG GARAM Tbk PERIODE SKRIPSI ANALISIS LEVERAGE PADA PERUSAHAAN ROKOK PT. GUDANG GARAM Tbk PERIODE 2003 2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Maksimalisasi kekayaan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

(Manajemen Keuangan)

(Manajemen Keuangan) FINANCIAL MANAGEMENT (Manajemen Keuangan) by : Dr. Dudi Rudianto, SE, MSi. Jl. Raya Ekonomi B/16 Komp. YPKP Bandung (022) 7232288/ 08122488071 Fax (022) 7201756 Email : duddyrudianto@telkom.net Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10 Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari Ryzmelinda 26211531 3EB10 BAB I LATAR BELAKANG Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Kemampuan Manajemen

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 6 Pokok Bahasan : Keputusan Perencanaan Laba dan Dosen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dapat berfungsi sebagai sebuah sarana untuk mobilisasi dana yang bersumber dari investor ke berbagai pilihan sektor investasi yang tersedia yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. peralatan lainnya yan mempunyai masa manfaat jangka panjang atau lebih dari satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Leverage Dalam sebuah perusahaan, baik itu perusahaan industri, jasa, maupun perusahaan dagang dalam beroperasi selain menggunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara lain: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka terdapat beberapa simpulan yang terkait dengan rumusan masalah yang telah disebutkan pada bab pertama antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ang (1997: 24), Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ang (1997: 24), Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Price Earning Ratio (PER) a. Pengertian Price Earning Ratio (PER) Price earning ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal Dalam hukum, modal adalah bagian dari ekuitas pemegang saham yang disyaratkan menurut anggaran dasar untuk ditahan dalam perusahaan sebagai perlindungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan didunia bisnis terutama di sektor industri makanan dan minuman akan membuat perusahaan berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN (Analisis Struktur Modal)

MANAJEMEN KEUANGAN (Analisis Struktur Modal) MANAJEMEN KEUANGAN (Analisis Struktur Modal) www.febriyanto79.wordpress.com LOGO Manajemen Keuangan Pengertian Struktur Modal Struktur modal (Capital Structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan suatu bisnis setiap perusahaan perbankan memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana merupakan elemen utama yang

Lebih terperinci

BAB I. kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan menganalisis

BAB I. kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan menganalisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pendanaan dalam sebuah perusahaan haruslah bertujuan untuk memaksimalkan kemakmuran. Dalam hal ini kebijakan tersebut harus mempertimbangkan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS LEVERAGE

BAB VII ANALISIS LEVERAGE BAB VII ANALISIS LEVERAGE A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Degree of Operational Leverage (DOL) Memahami Degree of Financial Leverage (DFL)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Wibowo (2014:7 ), kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai

Lebih terperinci

ANALISA EBIT-EPS TERHADAP STRUKTUR MODAL OPTIMAL PADA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk RUNIK PUJI RAHAYU. Universitas Madura

ANALISA EBIT-EPS TERHADAP STRUKTUR MODAL OPTIMAL PADA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk RUNIK PUJI RAHAYU. Universitas Madura ANALISA EBIT-EPS TERHADAP STRUKTUR MODAL OPTIMAL PADA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk RUNIK PUJI RAHAYU Universitas Madura ABSTRACT One of the problems in the capital is how to set the optimal capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang dikutip dari situs http://bisniskeuangan.kompas.com, bahwa para investor Indonesia mulai tertarik untuk melakukan investasi dalam bentuk saham berdasarkan

Lebih terperinci