MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT. Kelompok IV FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT. Kelompok IV FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016"

Transkripsi

1 MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT Kelompok IV MANNAWA FARABY ANDI M. RIZAL A A FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN AKADEMIK 2015/2016 KATA PENGANTAR

2 Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost- Volume-Profit Analysis) Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Makassar, 29 Februari 2016 Penulis Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit Analysis) 2 P a g e

3 Hubungan Biaya-Volume-Laba Analisis-biaya-volume-laba (BVL) adalah alat bantu yang sangat berguna bagi manajer untuk memahami hubungan antara biaya, volume dan laba. Analisa BVL berfokus pada pengaruh dari kelima faktor berikut terhadap laba : Harga produk Volume penjualan Biaya variabel per unit Total biaya tetap Bauran produk yang dijual Analisis BVL membantu manajer memahami pengaruh dari faktor-faktor kunci tersebut pada laba, maka analisis BVL merupakan alat yang sangat penting dalam berbagai keputusan bisnis. Dasar-Dasar Analisis Biaya-Volume-Laba Persiapan yang dilakukan seorang manajer untuk pertemuan internal adalah laporan laba rugi kontribusi. Laporan laba rugi kontribusi menekankan pada perilaku biaya sehingga sangat membantu manajer dalam menilai dampak perubahan harga jual, biaya dan volume terhadap laba. Contohnya Acoustic Concepts, Inc Laporan Laba Rugi Kontribusi untuk Bulan Juni Total Per unit Penjualan $ $250 Beban variabel Margin kontribusi $100 Beban tetap Laba neto $5.000 Penjualan, beban variabel dan margin kontribusi disajikan dalam unit dan dalam total dalam laporan laba rugi kontribusi tersebut. Laporan ini digunakan untuk kepentingan internal perusahaan, bukan untuk eksternal. Margin Kontribusi Margin kontribusi adalah sejumlah yang tersisa dari pendapatan penjualan dikurangi beban variabel. Jadi margin kontribusi merupakan jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian untuk menyediakan laba pada periode 3 P a g e

4 tersebut. Margin kontribusi digunakan lebih dulu untuk menutup beban biaya tetap, dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi kerugian pada periode tersebut. Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa acoustic concept hanya mampu menjual satu pengeras suara pada suatu bulan. Jika tidak ada tambahan pengeras suara yang terjual untuk bulan tersebut, maka laporan laba rugi perusahaan akan tampak sebagai berikut. Laporan Laba Rugi Kontribusi Penjualan 1 Pengeras Suara Total Per unit Penjualan (1 pengeras suara) $250 $250 Beban variabel Margin kontribusi $100 Beban tetap Rugi neto operasi.. $(34.900) Untuk setiap tambahan pengeras suara yang terjual pada bulan tersebut, margin kontribusi sebesar $100 akan tersedia untuk menutup beban tetap. Jika pengeras suara kedua terjual, misalnya, maka margin kontribusinya akan naik sebesar $100 dan kerugian perusahaan akan menurun sebesar $100 menjadi $ Jika jumlah pengeras suara yang terjual cukup untuk menghasilkan $ dalam margin kontribusi, maka seluruh beban tetap akan tertutup dan perusahaan akan dapat mencapai titik impas untuk bulan tersebut dimana tidak ada laba maupun rugi, melainkan hanya menutup beban. Perusahaan harus menjual setidaknya P a g e

5 Laporan Laba Rugi Kontribusi Penjualan 350 Pengeras Suara Total Per unit Penjualan (350 pengeras suara) $ $250 Beban variabel Margin kontribusi $100 Beban tetap Rugi neto operasi $0 Titik impas (break even point) adalah suatu tingkat penjualan dimana laba adalah nol. Ketika titik impas dicapai, laba netto operasi akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual. Contohnya, jika 351 pengeras suara terjual dalam satu bulan, maka kita dapat mengharapkan laba netto menjadi $100 karena perusahaan menjual 1 pengeras suara lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan untuk titik impas. Hubungan BVL Dalam Bentuk Persamaan Laporan laba rugi kontribusi dapat disajikan dalam bentuk persamaan : Laba = (Penjualan Beban Variabel) Beban Tetap Ketika perusahaan hanya memiliki satu jenis produk, kita dapat mengubah persamaan tersebut menjadi seperti ini : Penjualan = Harga Jual Per Unit X Unit Terjual = P X Q Beban Variabel = Beban Variabel Per Unit X Unit Terjual = V X Q Laba = (P X Q V X Q) Beban Tetap Sebelumnya telah dihitung bahwa laba pada tingkat penjualan 351 pengeras suara adalah $100. Kita akan mendapat angaka yang sama bila menggunakan persamaan tersebut : Laba = (P X Q V X Q) Beban Tetap 5 P a g e

6 Laba = ($250 x $150 x 351) - $ Laba = ($250 - $150) x $ Laba = ($100) x $ Laba = $ $ = $100 Persamaan laba yang sederhana ini sangat berguna pula dalam hitungan kontribusi margin per unit (KMU) KMU = Harga jual per unit Beban variabel per unit = P- V Laba = (P X Q V X Q) Beban Tetap Laba = (P V) x Q Beban Tetap Laba = KMU x Q Beban Tetap Dapat juga menggunakan persamaan tersebut untuk mennentukan laba pada tingkat penjualan 351 unit sebagai berikut. Laba = KMU x Q Beban Tetap Laba = $100 x $ Laba = $ $ = $100 Hubungan BVL dalam Bentuk Grafik Hubungan BVL dapat diilustrasikan dengan grafik BVL (cost volume profit (CVP) graph). Grafik ini menekankan hubungan BVL pada berbagai tingkat aktivitas. Dalam grafik BVL (terkadang disebut grafik titik impas), volume per unit digambarkan pada sumbu horizontal (X) dan nilai dolar dalam sumbu vertical (Y). Pembuatan grafik BVL melibatkan 3 tahap. 1. Buatlah garis sejajar dengan sumbu x untuk menunjukan besarnya total beban tetap. 6 P a g e

7 2. Pilihlah beberapa volume penjualan dan plot titik yang merepresentasikan total beban (tetap dan variabel) pada volume penjualan yang anda pilih. Setelah titik tersebut di plot, tariklah garis dari titik tersebut ke titik potong antara garis beban tetap dan nilai dolar 3. Pilihlah kagi beberapa volume penjualan dan buatlah titik yang menunjukan total nilai penjualan pada tingkat aktivitas yang anda pilih. Tariklah garis dari titik tersebut kembali ke titik asal. Rasio Margin Kontribusi Pada bagian sebelumnya, kita telah mendalami cara membuat visualisasi hubungan biaya-volume-laba. Pada bagian ini, kita akan mengamati penggunaan rasio margin kontribusi (rasio MK) dalam perhitungan biayavolume-laba. Sebagai langkah pertama, kita telah menambahkan kolom tambahan dalam laporan laba rugi kontribusi Acoustic Concept, di mana pendapatan penjualan, beban variable, dan margin kontribusi dinyatakan dalam presentase penjualan. Penjualan (400 pengeras suara) Beban variable Margin kontribusi Beban tetap Laba neto operasi Total Per Unit Presentase Penjualan $ $ % % $100 40% $5.000 Margin kontribusi yang disajikan dalam presentase penjualan mengacu rasio margin kontribusi (contribution margin ratio (CM ratio)). Ratio tersebut dihitung sebagai berikut. Rasio MK = Margin Kontribusi Penjualan Untuk Acoustic Concept, perhitungannya adalah: Rasio MK = Total marginkontribusi Total penjualan = $ $ = 40% 7 P a g e

8 Di perusahaan seperti Acoustic Concepts yang hanya memiliki satu jenis produk, Raio MK dapat juga dihitung sebagai berikut. Rasio MK = Margin kontribusi per unit Harga jual per unit = $ 100 $ 250 = 40% Rasio MK tersebut menunjukkan pengaruh dari perubahan total penjualan terhadap margin kontribusi. Rasio MK untuk Acoustic Concept sebesar 40% berarti bahwa untuk setiap kenaikan dolar dalam penjualan, total margin kontribusi akan naik sebesar 40 sen, dengan asumsi bahwa biaya tetap tidak dipengaruhi oleh kenaikan penjualan. Umumnya, pengaruh dari perubahan penjualan terhadap margin kontribusi yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Perubahan margin kontribusi = Rasio MK x Perubahan penjualan Persamaan tersebut menyatakan bahwa pengaruh terhadap laba neto operasi atas setiap perubahan total penjualan (dalam dolar) dapat dihitung dengan mengalikan rasio MK dengan perubahan dolar. Sebagai contoh, jika Acoustic Concept merencanakan kenaikan sebesar $ (kenaikan $ dalam penjualan x rasio MK 40%). Laba neto operasi juga akan meningkat sebesar $ jika biaya tetap tidak berubah. Hal ini dapat diverifikasi dengan table berikut: Volume Penjualan Presentase Saat ini Ekspektasi Kenaikan Penjualan Penjualan $ $ $ % Beban variable % Margin kontribusi % Beban tetap Laba neto operasi *Ekspektasi penjualan $ $250 unit = 520 unit. 520 unit x $150 per unit = $ Hubungan antara laba dan rasio MK juga dinyatakan dengan persamaan berikut: Laba = Rasio MK x Penjualan Beban tetap Sebagai contoh, pada penjualan $ , ekspektasi laba menjadi $ sebagaimana berikut. 8 P a g e

9 Laba = Rasio MK x Penjualan Beban tetap = 0,40 x $ $ = $ $ = $17.000\ Sekali lagi, jika anda menyukai aljabar, maka pendekatan tersebut lebih cepat dan mudah digunakan daripada membuat laporan rugi kontribusi. Rasio MK berguna khususnya dalam situasi di mana trade off harus dilakukan antara nilai penjualan (dolar) atas satu produk terhadap nilai penjualan atas produk lainnya. Dalam situasi tersebut, produk yang menghasilkan jumlah terbesar margin kontribusi per dolar penjualan harus diutamakan. Beberapa Aplikasi dari Konsep BVL Bob Lunchini, akuntan Acoustic Concept, ingin mendemonstrasikan kepada direktur perusahaan Prem Narayan prihal kegunaan konsep yang dibuat pada halaman sebelumnya dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Bob mengumpulkan data dasar berikut. Harga Jual Beban variabel Margin kontribusi Per Unit $ $100 Presentase Penjualan 100% 60% 40% Jika menggunakan persamaan, maka rasio beban variabel didefinisikan sebagai berikut. Rasio beban variabel = Beban Variabel Penjualan Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan Acoustic concept saat ini menjual 400 pengeras suara per bulan dengan harga jual $250 per unit untuk total penjualan per bulan sebesar $ Manajer penjualan merasa bahwa kenaikian anggaran iklan per bulan sebesar $10,000 akan meningkatkan penjualan per bulan sebesar $ dengan total 520 unit. Haruskah 9 P a g e

10 anggaran iklan dinaikkan? Tabel berikut menunjukkan dampak keuangan atas rencana perubahan anggaran iklan per bulan. Penjualan saat ini Penjualan dengan Penambahan Anggaran Iklan Perbedaan Penjualan $ $ $ Beban variabel Margin kontribusi Beban tetap Laba neto operasi $5.000 $ *520 unit x $150 unit = $ * tambahan $ anggaran iklan bulanan = $ Presentase Penjualan 100% 60% 40% Asumsikan tidak ada faktor lain yang perlu diperhitungkan, kenaikan anggaran iklan seharusnya disetujui karena akan meningkatkan laba neto sebesar $ Ada solusi alternatif yang lebih singkat untuk memperoleh solusi ini. Peningkatan margin kontribusi $ x 40% rasio MK Dikurangi peningkatan beban iklan Peningkatan laba neto operasi $ $ $2.000 Perhatikan bahwa pendekatan tersebut tidak bergantung pada informasi penjualan periode sebelumnya. Ingat juga bahwa laporan laba rugi tidak perlu dibuat jika menggunakan pendekatan yang lebih singkat. Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan: Peningkatan $10 dalam biaya variabel akan menurunkan margin kontribusi per unit sebesar $10 dari $100 menjadi $90. Total biaya kontribusi yang diharapkan dengan komponen berkualitas lebih tinggi 480 pengeras suara x $90 per unit $ Total margin kontribusi saat ini: 400 pengeras suara x $100 per unit $ P a g e

11 Peningkatan margin kontribusi $ Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga Jual, dan Volume Penjualan: Penurunan harga jual sebesar $20 per unit akan menyebabkan margin kontribusi per unit menurun dari $100 ke $80. Total margin kontribusi yang diharapkan 600 pengeras suara x $80 per unit Total margin kontribusi saat ini: 400 pengeras suara x $100 per unit Peningkatan margin kontribusi Perubahan dalam biaya tetap: Dikurangi peningkatan beban iklan Penurunan laba neto $ $(7.000) Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap dan Volume Penjualan: Mengacu pada data awal, manajer penjualan berniat mengganti sistem kompensasi dari gaji tetap dengan total $6.000 per bulan menjadi berbasis komisi sebesar $15 per unit pengeras suara suara yang terjual. Manajer penjualan yakin bahwa perubahan ini akan meningkatkan penjualan sebesar 15% menjadi 460 pengeras suara per bulan. Mengubah kompensasi karyawan dari berbasi gaji menjadi berbasis komisi akan memengaruhi beban variabel dan beban tetap. Total biaya kontribusi yang diharapkan dengan tenaga penjualan berbasis komisi 460 pengeras suara x $85 per unit $ Total margin kontribusi saat ini: 400 pengeras suara x $100 per unit $ Peningkatan margin kontribusi $ (900) Perubahan dalam beban tetap: Ditambah gaji yang tidak dibayar jika berbasis komisi $ Peningkatan laba neto operasi $ P a g e

12 Perubahan dalam Harga Jual: Mengacu pada data sebelumnya, perusahaan memiliki peluang untuk melakukan penjualan sebanyak 150 unit kepada toko grosir jika harga yang memadai dapat disepakati bersama. Penjualan tersebut tidak akan mengacaukan penjualan reguler. Biaya variabel per pengeras suara Laba yang diinginkan per pengeras suara: $3.000 : 150 pengeras suara Harga yang diberikan per pengeras suara $ $170 Analisis Target Laba Dan Titik Impas Analisis target laba dan analisis titik impas digunakan untuk menjawab pertanyaan seperti berapa banyak produk yang harus dijual agar perusahaan memperoleh laba sebesar $ per bulan atau berapa banyak produk yang harus dijual untuk menghindari kerugian. Analisis target laba Analisis target laba adalah salah satu penggunaan pokok dalam analisis. Dalam analisis target laba (target profit analysis) kita mengestimasikan volume penjualan yang di perlukan untuk mencapai laba tertentu. Sebagai contoh asumsikan bahwa Prem Narayan dari Acoustic Concepts ingin mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba sebesar $ perbulan. Untuk menjawab pertanyaaan tersebut kita dapat menggunakan metode persamaan atau metode formula. Metode persamaan Kita dapat menggunakan persamaan laba dasar guna mengetahui volume penjualan yang dibutuhkan untuk memperoleh target laba. Dalam kasus Acoustic Concepts, perusahaan yang memiliki satu jenis produk, kita dapat menggunakan persamaan margin konstribusi. Mengingat bahwa target laba adalah $40.000, margin kontribusi perunit adalah $100, dan beban tetap sebesar $35.000, kita dapat menghitung volume penjualan sebagai berikut. 12 P a g e

13 Laba = Margin kontribusi per unit Q beban tetap $ = $100 Q $ $100 Q = $ $ Q = ($ $35.000) $100 Q = 750 bulan Jadi, target laba dapat di capai dengan menjual 750 pengeras suara per Metode rumus Metode rumus merupakan versi pintas dari metode persamaan. Perhatikan persamaan sebelumnya, target laba sebesar $ dan beban tetap sebesar $ dibagi dengan margin kontribusi perunit sebesar $100. Secara umum, dalam situasi produk tunggal, kita dapat menghitung volume penjualan menggunakan rumus berikut. Target laba+bebantetap Unit penjualanuntuk mencapaitarget laba= Margin kontribusi per unit Dalam kasus Acoustic Concepts, rumus tersebut menghasilkan jawaban berikut. Target laba+bebantetap Unit penjualanuntuk mencapaitarget laba= Margin kontribusi per unit $ $ $100 $ 750 Analisis Target Laba dalam Nilai Penjualan dalam Dolar Selain unit penjualan, kita bisa jadi perlu mengetahui nilai penjualan dalam dolar yang dibutuhkan untuk memperoleh target laba. Kita dapat menghitungnya dengan beberapa metode. Pertama kita dapat menggunakan 13 P a g e

14 unit penjualan yang diperoleh dari metode persamaan atau metode rumus yang dikalikan dengan harga jualnya. Dalam kasus Acoustic Concept, volume penjualan yang dibutuhkan dengan menggunakan pendekatan ini adalah 750 pengeras suara $250 per unit atau $ dalam total penjualan. Kita juga dapat menghitung volume penjualan yang dibutuhkan untuk memperoleh target laba sebesar $ pada Acoustic Concepts menggunakan persamaan dasar yang dinyatakan dalam rasio margin kontribusi: Laba = Rasio margin konstribusi Penjualan Beban tetap $ = 0,40 Penjualan $ ,40 Penjualan = $ $ Penjualan = ($ $35.000) 0,40 Penjualan = $ Perhatikan perhitungan tersebut, jumlah dari target laba sebesar $ dan beban tetap sebesar $ dibagi dengan rasio margin konstribusi 0,40. Secara umum, kita dapat menghitung nilai penjualan dalam dolar untuk mencapai target laba sebagai berikut. Target laba+bebantetap Nilai penjualan dalam dolar untuk mecapai target laba= Rasio marginkontribusi Di Acoustic Concepts, rumus tersebut menghasilkan jawaban berikut. Target laba+bebantetap Nilai penjualan dalam dolar untuk mencapai target laba= Rasio marginkontribusi $ $ ,40 14 P a g e

15 $ Analisis Titik Impas Kita mengidentifikasikan titik impas sebagai tingkat penjualan yang dihasilkan ketika laba perusahaan adalah nol. Sehingga, analisis titik impas digunakan hanya dalam kasus khusus dimana target labanya adalah nol. Kita dapat menggunakan metode persamaan ataupun metode rumus dalam menggunakan titik impas, tetapi untuk singkatnya kita hanya akan menggunakan metode rumus. Metode persamaan akan memberi hasil yang sama dengan metode rumus dalam analisis target laba. Perbedaannya adalah bahwa target laba adalah nol dalam analisis titik impas. Titik Impas dalam Unit Penjualan Untuk perusahaan yang hanya mempunyai satu jenis produk, ingat bahwa rumus unit penjualan untuk memperoleh target laba adalah: Target laba+bebantetap Unit penjualanuntuk mencapaitarget laba= Margin kontribusi per unit Untuk menghitung unit penjualan dalam titik impas, yang harus kita kerjakan adalah menetapkan target laba menjadi nol pada persamaann berikut: $ 0+ Bebantetap Unit penjualanuntuk mencapai titik impas= Margin kontribusi per unit Bebantetap Unit penjualanuntuk mencapai titik impas= Margin kontribusi per unit Dalam kasus Acoustic Concepts, titik impas dapat dihitung sebagai berikut: Bebantetap Unit penjualanuntuk mencapai titik impas= Margin kontribusi per unit 15 P a g e

16 $ $ Sebelumnya, seperti yang telah kita tentukan di awal bab, titik impas Acoustic Concepts adalah pada 350 pengeras suara perbulan. Titik Impas dalam Nilai Penjualan Kita dapat menghitung titik impas dalam nilai penjualan (dolar) menggunakan beberapa metode. Pertama, kita dapat menggunakan titik impas dalam unit penjualan yang dihasilkan dari metode persamaan atau metode rumus kemudian mengalikannya dengan harga jual. Target laba+bebantetap Nilai penjualan dalam dolar untuk mencapai target laba= Rasio marginkontribusi $0+Beban tetap Nilai penjualan dalam dolar untuk mencapai titik impas= Rasio marginkontribusi Beban tetap Nilai penjualan dalam dolar untuk mencapai titik impas= Rasio marginkontribusi Titik impas di Acoustic Concept dapat di hitung sebagai berikut. Beban tetap Nilai penjualan dalam dolar untuk mencapai titik impas= Rasio marginkontribusi $ ,40 $ Batas Keamanan 16 P a g e

17 Batas keamanan (margin of safety) adalah kelebihan dari nilai penjualan dalam dolar yang dianggarkan atau aktual di atas titik impas nilai penjualan dalam dolar. Batas keamanan merupakan jumlah penjualan yang dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Makin tinggi batas keamanan, makin rendah risiko untuk tidak mencapai titik impas, rumus perhitungannya adalah sebagai berikut: Batas keamanan=total penjualan yang dianggarkan (aktual ) Penjualan titik impas Batas keamanan juga dapat disajikan dalam bentuk persentase dengan membagi batas keamanan dalam dolar dengan total nilai penjualan dolar: Batas keamanandalam dolar Presentase batas keamanan= Total penjualan yang dianggarkan(aktual) dalam dolar Perhitungan batas keamanan untuk Acoustic Concepts adalah sebagai berikut : Penjualan (pada volume sekarang sebesar 400 pengeras suara) (a). $ Penjualan titik impas (pada 350 pengeras suara) Batas keamanan (dalam dolar) (b) $ Persentase batas keamanan (b) (a) 12,5% Batas keamanan tersebut berarti bahwa pada tingkat penjualan saat ini dan dengan harga jual dan struktur biaya perusahaan saat ini, penurunan penjualan sebesar $ atau 12,5% akan memenuhi titik impas saja. Dalam perusahaan dengan satu jenis produk seperti Acoustic Concept, batas keamanan dapat juga disajikan dalam bentuk jumlah unit yang terjual dengan cara membagi batas keamanan dalam dolar dengan harga jual per unit. Dalam kasus ini, batas keamanannya adalah 50 pengeras suara ($ $250 per pengeras suara 50 pengeras suara). Pertimbangan Bvl Dalam Memilih Struktur Biaya 17 P a g e

18 Struktur biaya mengacu pada proporsi relatif biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi. Manajer sering kali memiliki kebebasan untuk melakukan trade-off antara kedua jenis biaya tersebut. Sebagai contoh, investasi tetap dalam peralatan otomatis dapat menurunkan biaya tenaga kerja variabel. Struktur Biaya dan Stabilitas Laba Struktur biaya mana yang lebih baik biaya variabel yang tinggi dengan biaya tetap yang rendah, atau sebaliknya? Tidak ada jawaban pasti untuk hal tersebut; masing-masing pendekatan memiliki kelebihan. Untuk menunjukkan maksud pernyataan tersebut, lihatlah laporan laba rugi kontribusi pada dua perkebunan blueberry berikut. Bogside Farm bergantung pada pekerja migran untuk memetik buah berry dengan tangan, sementara Sterling Farm telah berinvestasi dalam alat pemetik berry yang mahal. Akibatnya, Bogside Farm memiliki biaya variabel yang lebih tinggi, tetapi Sterling memiliki biaya tetap yang lebih tinggi. Bogside Farm Sterling Farm Jumlah Persen Jumlah Persen Penjualan... $ % $ % Beban variabel % % Margin kontribusi % % Beban tetap Laba neto operasi... $ $ Perkebunan mana yang memiliki struktur biaya lebih baik? Jawabannya bergantung pada banyak factor, termasuk tren penjualan jangka panjang, fluktuasi tingkat penjualan dari tahun ke tahun, dan respon pemilik perkebunan atas risiko. Jika penjualan diharapkan lebih dari $ di masa datang, maka Sterling Farm mungkin memiliki struktur biaya yang lebih baik. Alasannya adalah karena rasio margin kontribusinya lebih tinggi, sehingga labanya akan meningkat lebih cepat ketika penjualan meningkat. Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa setiap perkebunan memiliki 10% peningkatan penjualan tanpa ada kenaikan biaya tetap. Laporan laba rugi yang baru akan menjadi seperti berikut. 18 P a g e

19 Bogside Farm Sterling Farm Jumlah Persen Jumlah Persen Penjualan... $ % $ % Beban variabel % % Margin kontribusi % % Beban tetap Laba neto operasi... $ $ Sterling Farm mengalami kenaikan lebih besar dalam laba neto operasinya karena rasio margin kontribusi yang lebih tinggi walaupun kenaikan penjualan adalah sama untuk kedua perkebunan. Bagaimana jika penjualan menurun kurang dari $ ? Di mana titik impas untuk kedua perkebunan? Berapa batas keamanan untuk keduanya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dibutuhkan perhitungan dengan metode rumus sebagai berikut. Bogside Farm Sterling Farm Beban tetap... $ $ Rasio margin kontribusi... : 0,40 : 0,70 Nilai penjualan untuk mencapai titik impas... $ $ Total penjualan saat ini (a)... $ $ Penjualan titik impas... $ $ Batas keamanan dalam nilai penjualan (b)... $ $ Presentase batas keamanan (b) (a)... 25,0% 14,3% Batas keamanan Bogside Farm lebih tinggi dan rasio margin kontribusinya lebih rendah dari Sterling Farm. Dengan demikian, Bogside Farm tidak akan merugi secepat Sterling Farm dalam periode penurunan yang drastis. Oleh karena rasio margin kontribusi yang lebih rendah, Bogside Farm tidak akan kehilangan margin kontribusi secepat Sterling Farm ketika penjualan menurun, sehingga laba Bogside Farm akan lebih stabil. Kita telah melihat sebelumnya bahwa hal tersebut adalah sebuah kelemahan jika penjualan meningkat, tetapi hal ini memberikan perlindungan yang lebih baik jika penjualan menurun. Selain itu, karena titik impasnya lebih 19 P a g e

20 rendah, Bogside Farm dapat mengalami penurunan penjualan yang lebih besar sebelum kerugian mulai terjadi. Singkatnya, tanpa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan, tidak jelas struktur biaya mana yang lebih baik. Keduanya memiliki kerugian dan kelebihan. Sterling Farm, dengan biaya tetap yang lebih tinggi dan biaya variabel yang lebih rendah, akan mengalami fluktuasi laba neto operasi yang lebih besar ketika terjadi perubahan penjualan, dengan laba yang lebih besar dan kerugian yang lebih besar pula dalam tahun-tahun tertentu. Bogside Farm, dengan biaya tetap yang lebih rendah dan biaya variabel yang lebih tinggi, akan memperoleh stabilitas laba yang lebih besar dan akan terlindungi dari kerugian pada tahun-tahun tertentu, tetapi dengan konsekuensi laba neto yang lebih rendah pula. SALES MIX Sebelum menyimpulkan diskusi kita tentang konsep BVL, kita perlu memikirkan pengaruh dari pergeseran sales mix terhadap laba penjualan. Definisi Sales Mix Istilah sales mix mengacu pada proporsi relatif di mana produk perusahaan dijual. Tujuannya adalah untuk menghasilkan kombinasi, atau bauran, yang akan menghasilkan laba terbesar. Sebagian besar perusahaan memiliki banyak produk dan sering kali produk tersebut tidak menghasilkan laba yang sama. Sehingga, laba akan bergantung pada sales mix perusahaan. Laba akan menjadi lebih besar jika barang dengan margin tinggi, bukan yang marginnya rendah, memiliki proporsi relatif besar dalam total penjualan. Perubahan dalam sales mix dapat menyebabkan variasi yang membingungkan dalam laba perusahaan. Pergeseran dalam sales mix dari barang dengan margin tinggi ke barang dengan margin rendah akan menyebabkan total laba menurun walaupun total penjualan mungkin meningkat. Sebaliknya, pergeseran dalam sales mix dari barang dengan margin rendah ke barang dengan margin tinggi dapat menyebabkan efek sebaliknya total laba mungkin meningkat walaupun total penjualan mungkin menurun. Ini merupakan satu hal penting untuk mencapai volume 20 P a g e

21 penjualan tertentu; hal ini cukup berbeda dengan menjual bauran produk dengan laba tertinggi. Bauran Penjualan dan Analisis Titik Impas Jika sebuah perusahaan menjual lebih dari satu produk, maka analisis titik impas menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan yang telah didiskusikan sebelumnya. Alasannya adalah produk yang berbeda memiliki harga jual, biaya, dan margin kontribusi yang berbeda. Akibatnya, titik impas akan bergantung pada bauran produk yang dijual. Untuk mengilustrasikannya, perhatikan contoh Virtual Journeys Unlimited, perusahaan kecil yang mengimpor DVD dari Prancis. Saat ini, perusahaan tersebut menjual dua DVD; DVD Le Louvre, tur museum seni terkenal di Prancis, dan DVD Le Vin, tentang anggur dan daerah perkebunan anggur di Prancis. Penjualan, beban, dan titik impas perusahaan untuk bulan September ditunjukkan pada Tampilan 5-4. Titik impas berada pada penjualan $60.000, yang dihitung dengan membagi beban tetap sebesar $ dengan rasio margin kontribusi keseluruhan sebesar 45%. Meskipun demikian, titik impas tersebut terjadi jika sales mix tidak berubah. Sales mix saat ini adalah 20% atas DVD Le Louvre dan 80% atas DVD Le Vin. Diasumsikan bahwa bauran penjualan ini tidak berubah, jika total penjualan adalah $60.000, maka penjualan DVD Le Louvre adalah $ (20% dari $60.000) dan DVD Le Vin adalah $ (80% dari $60.000). seperti yang ditunjukkan pada Tampilan 5-4, pada tingkat penjualan tersebut, perusahaan akan mencapai titik impas. Akan tetapi, penjualan sebesar $ menggambarkan titik impas perusahaan jika sales mix tidak berubah. Jika sales mix berubah, maka titik impas biasanya juga berubah. Hal tersebut diilustrasikan dengan hasil di bulan Oktober di mana sales mix bergeser dari DVD Le Vin yang lebih menguntungkan (dengan rasio margin kontribusi sebesar 50%) ke DVD Le Louvre yang kurang menguntungkan (dengan rasio margin kontribusi sebesar 25%). Hasil tersebut terlihat pada Tampilan P a g e

22 Walaupun penjualan tidak berubah, yaitu dulu $ , bauran produk merupakan kebalikan dari yang ditunjukkan pada Tampilan 5-4, dengan sejumlah besar penjualan dihasilkan dari DVD Le Louvre yang kurang menguntungkan. Perhatikan bahwa pergeseran sales mix tersebut menyebabkan rasio margin kontribusi keseluruhan dan total laba menurun tajam dari bulan sebelumnya walaupun total penjualan adalah sama. Rasio margin kontribusi keseluruhan turun dari 45% pada September menjadi 30% pada Oktober dan laba neto turun dari $ menjadi hanya sebesar $ Sebagai tambahan, dengan menurunnya rasio margin kontribusi, titik impas perusahaan tidak lagi berada pada penjualan $ Oleh karena sekarang perusahaan memiliki rata-rata margin kontribusi per dolar penjualan yang lebih kecil, maka dibutuhkan penjualan yang lebih banyak untuk menutup biaya tetap dalam jumlah yang sama. Dengan demikian, titik impas meningkat dari $ ke $ dalam penjualan per tahun. Virtual Journeys Unlimited Laporan Laba Rugi Kontribusi untuk Bulan September DVD Le Louvre DVD Le Vin Total Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Penjualan $ % $ % $ % Beban variabel % % % Margin kontribusi $ % $ % % 22 P a g e

23 Beban tetap Laba neto $ Perhitungan titik impas: Beban tetap Rasio MK keseluruhan = $ ,45 =$ Verifikasi titik impas: DVD Le Louvre DVD Le Vin Total Nilai penjualan saat ini (dolar) $ $ $ Presentase total nilai penjualan (dolar) 20% 80% 100% Penjualan pada titik impas $ $ $ DVD Le Louvre Sterling Farm Total Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Penjualan... $ % $ % $ % Beban variabel % % % Margin kontribusi... $ % $ % % Beban tetap Laba neto operasi... $ 0 23 P a g e

24 Virtual Journeys Unlimited Laporan Laba Rugi Kontribusi untuk Bulan Oktober DVD Le Louvre DVD Le Vin Total Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Penjualan $ % $ % $ % Beban variabel % % % Margin kontribusi $ % $ % % Beban tetap Laba neto $3.000 Perhitungan titik impas: Beban tetap Rasio MK keseluruhan = $ ,30 =$ Asumsi Analisis BVL - Harga jual adalah konstan. - Biaya adalah linear - Dalam perusahaan multriproduk, bauran penjualan konstan - Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah 24 P a g e

25 25 P a g e

Analisis Cost, Profit, Volume & Analisis Titik Impas

Analisis Cost, Profit, Volume & Analisis Titik Impas Analisis Cost, Profit, Volume & Analisis Titik Impas Analisis C, P, V dan Asumsi Analisis hubungan timbal balik antara biaya, laba dan volume, yang berguna sebagai alat bantu pengambilan keputusan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA

HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA Modul ke: HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA Dasar analisis BVL, Analisis BVL, BVL dalam memilih struktur biaya dan Asumsi Break Event Point untuk Singel Produk Fakultas EKONOMI & BISNIS Ali Ridho,SE.,M.Si.

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L)

MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) MAKALAH MANAJEMEN AKUNTANSI ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) DISUSUN OLEH: Widya Iswara Nuning Yunara Nurfadillah Ramlah FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Mata Kuliah : MANAJEMEN AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN Biaya - volume-profit ( CVP ) analisis memperkirakan bagaimana perubahan biaya ( baik variabel dan tetap ), volume penjualan, dan harga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat ABSTRAK Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, harga jual serta volume penjualan. Analisis Cost-Volume-Profit

Lebih terperinci

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan.

Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. ANALISIS BIAYA-VOLUME VOLUME-LABALABA (COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS) Biaya, volume dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam menyusun laporan laba-rugi sebuah perusahaan. Studi mengenai hubungan antara

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Cost-Volume-Profit Analysis Analisis biaya-volume-laba (analisis CVP) merupakan suatu alat yang berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4 ABSTRAKSI Suatu perusahaan seringkali menghadapi berbagai masalah. Seperti dalam menghadapi pesaing, harga bahan baku yang cenderung berubah, ataupun keadaan ekonomi yang berubah dan faktor - faktor lain

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 13.1. Mahasiswa mengetahui tentang break even point. 13.2 Mahasiswa mengetahui tentang CVP. B. URAIAN MATERI. 13.1. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA

ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA 1 ANALISA Cost Volume Profit 2 ANALISA Cost Volume Profit 1. Berapa banyak unit yang harus dijual / berapa banyak penjualan yang

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DISUSUN OLEH : 043061211001 GISKA TETIANA 043061211002 RAHMI ZAHRA RAHMATILLAH 043061211004 NIDA RIFQIA 043061211005 RISA NAFILAH 043061211006

Lebih terperinci

Bab 20 Perhitungan Biaya Langsung, Analisis Biaya-Volume-Laba dan Teori Keterbatasan. (Chaper Report)

Bab 20 Perhitungan Biaya Langsung, Analisis Biaya-Volume-Laba dan Teori Keterbatasan. (Chaper Report) Bab 20 Perhitungan Biaya Langsung, Analisis Biaya-Volume-Laba dan Teori Keterbatasan (Chaper Report) PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan analisis cost-volumeprofit sebagai alat dalam membantu manajemen meningkatkan laba, di mana yang menjadi objek penelitian adalah distributor PT

Lebih terperinci

BAB 12 KONSEP LEVERAGE

BAB 12 KONSEP LEVERAGE BAB 12 KONSEP LEVERAGE Leverage dapat ditentukan oleh penggunaan modal atau biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya tetap atau pengembalian tetap. Biaya tetap atau pengembalian mungkin sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh

Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh PENGANTAR : HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BIAYA DAN BIAYA VOLUME Pemicu Biaya(Cost Drivers) Pengertian Tujuan Contoh Perbandingan Biaya Variabel dan Biaya Tetap Rentang Relevan Perbedaan Penyederhanaan Biaya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA. Tugas Kelompok PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PERENCANAAN LABA Tugas Kelompok Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Manajemen Strategik dan Kepemimpinan (DosenPengampu :Nurkholis, SE., M.Bus.,Ph.D., Ak., CA*) Disusun

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan yaitu untuk mendapatkan laba. Laba perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu harga jual, volume penjualan dan biaya oleh karena itu perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi

Lebih terperinci

Department of Business Adminstration Brawijaya University

Department of Business Adminstration Brawijaya University Department of Business Adminstration Brawijaya University Analisis break even point yang sering kali juga disebut sebagai cost-volume-profit analysis Tujuan Mencari Titik Impas : Mencari tingkat aktivitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Salah Satu Alat Bantu Manajemen Dalam Menentukan Laba Optimum. Unit analisis adalah PT. X yaitu perusahaan manufaktur yang bergerak di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

Analisis Biaya Volume Laba

Analisis Biaya Volume Laba Analisis Biaya Volume Laba Pengertian Analisis BVL (cost volume profit analysis), mrp alat yg berguna utk perencanaan dan pembuatan keputusan. Menekankan pada hubungan antara biaya, volume (kuantitas penjualan),

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK Oleh : Ani Hidayati PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK Perencanaan laba jangka pendek dilakukan manajemen dalam proses penyusunan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT 1. Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya ( Biaya Variable dan Biaya Tetap), Profit dan Volume

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA II. 1. Pengertian Perencanaan Laba Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan

Lebih terperinci

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah

MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah MANAJEMEN SAINS 1.1. Pendekatan Manajemen Sains untuk Memecahkan Masalah Manajemen sains merupakan penerapan ilmiah yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan masalah manajemen. Langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, namun tetap memperhatikan pelayanan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, namun tetap memperhatikan pelayanan yang lebih baik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi misi dan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian Indonesia dan dunia yang melemah dewasa ini serta minimnya tingkat pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh krisis ekonomi, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen ( 2009 : 47 ) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT A. Pengertian Break Even Point (Analisis Pulang Pokok) Break Even Point adalah Teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Laba dan Volume Penjualan

Lebih terperinci

OLEH : NURUL HIDAYAH, SE.AK.MSI

OLEH : NURUL HIDAYAH, SE.AK.MSI MODUL AKUNTANSI MANAJEMEN MODUL KE 4 BEP MULTIPLE PRODUK OLEH : NURUL HIDAYAH, SE.AK.MSI PKK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA KASUS MULTIPRODUK Hampir semua perusahaan, mulai dari perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba, karena ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah laba. Analisis Cost Volume Profit adalah

Lebih terperinci

COST VOLUME - PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS)

COST VOLUME - PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS) COST VOLUME - PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS) Analisis CVP merupakan suatu alat perencanaan dan pengambilan keputusan yang menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga. Analisis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION NAMA NPM JURUSAN DOSEN PEMBIMBING : RIRIN ZULIYANINGSIH : 29214475 : AKUNTANSI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pemerintahan yang baru dipilih menghadapi beban berat memulihkan kembali perekonomian Indonesia, khususnya di bidang industri manufaktur. Kondisi ini akibat dari neglect dan salah manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS

perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS perencanaan laba: COST-VOLUME- PROFIT ANALYSIS ANALISIS BIAYA TOTAL Dalam analisis biaya total, biaya disajikan dalam suatu ikhtisar yang menunjukkan alokasi dari semua biaya menurut tempat atau bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan bisnis kue belakangan ini sudah semakin pesat dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan bisnis kue belakangan ini sudah semakin pesat dan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kue belakangan ini sudah semakin pesat dan persaingan ini juga semakin ketat. Hal ini terbukti dengan banyaknya aneka macam jenis kue

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Break-Even Point

Manajemen Keuangan. Break-Even Point Manajemen Keuangan Break-Even Point Break Even Point Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan Sering pula disebut Cost - Profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY Disusun oleh : Nama : Pidia Citra NPM : 26213856 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Haryono, SE.,

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan perusahaan adalah memperoleh laba, karena ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah laba. Untuk memberikan perencanaan guna

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ukuran yang sering dipakai untuk menilai keberhasilan manajemen suatu perusahaan adalah laba perusahaan. Laba perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga jual, biaya tetap, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Percepatan pertumbuhan penduduk Indonesia yang luar biasa dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang ada saat ini sangat memprihatinkan. Rata-rata

Lebih terperinci

BREAK EVEN POINT. introduction

BREAK EVEN POINT. introduction BREAK EVEN POINT Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si 1 introduction Tujuan perusahaan: profit optimal Analisis terhadap saling hubungan antara unsur-unsur yang menbentuk laba yaitu Analisis break Even Point

Lebih terperinci

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si. BREAK EVEN POINT Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si 1 introduction Tujuan perusahaan: profit optimal Analisis terhadap saling hubungan antara unsur-unsur yang menbentuk laba yaitu Analisis break Even Point

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaing dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap perusahaan pasti

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaing dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap perusahaan pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tidak menghambat para pengusaha untuk bersaing dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap perusahaan pasti mempunyai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Usaha kecil menengah adalah salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan maupun badan untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang bertujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada PT X. Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah PT X yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Biaya Dan Beban Pada umunya penetapan harga produk tergantung dari banyaknya penawaran dan permintaan masyarakat. Namun, tetap saja penetapan harga jual yang menguntungkan

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVEN POINT

ANALISA BREAK EVEN POINT Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib ANALISA BREAK EVEN OINT Analisa break even adalah teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perusahaan Biskuit X belum mengklasifikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mengalami krisis moneter sejak tahun 1997 yang menyebabkan harga-harga naik karena mengikuti kurs (U$ dollar). Tahun ini (2005) pemerintah menetapkan

Lebih terperinci

04FEB. Akuntansi Manajemen. Analisa Break Event Point (BEP) Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas

04FEB. Akuntansi Manajemen. Analisa Break Event Point (BEP) Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas Modul ke: Akuntansi Manajemen Analisa Break Event Point (BEP) Fakultas 04FEB Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi introduction Tujuan perusahaan:profit optimal Analisis

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN)

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN) TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN) OLEH : RIZKI PUJA KHUMAERAH B1C1 14 048 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015 A.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha i ABSTRAK UP 2 U Factory Outlet merupakan sebuah perusahaan yang mengkhususkan bidang usahanya pada penjualan pakaian sisa ekspor. Sampai saat ini, UP 2 U Factory Outlet menjual bermacam-macam jenis produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi Biaya. Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Analisis Perilaku Biaya (Cost Behaviour Analysis) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Analisis Perilaku Biaya BAB

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Analisis CVP Menurut Hansen dan Mowen (dalam Fitriasari dan Kwary, 2005:429), analisa biaya volume laba (Cost-Volume Profit Analysisanalisis CVP) merupakan alat yang

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN MENGANALISA LAPORAN KINERJA KEUANGAN Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Akuntasi 10 32006 DRS.SUHARMADI, AK.MM.M.Si,

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN

SKRIPSI ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM S1 EKSTENSI SKRIPSI ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT. ECOGREEN OLEOCHEMICALS MEDAN Oleh : NAMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN Periansya Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang-30139 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak Bab I:Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Munculnya era globalisasi yang membuat adanya tantangan dengan banyaknya kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN Modul ke: AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Primaco Panca Indonesia yang bergerak dalam bidang industry dan sebagai penyuplai bagi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i ii iii V Vi I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah. 8 1.3. Tujuan Penelitian... 10 1.4. Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat. Pesatnya perkembangan dunia usaha tidak lepas dari semakin meningkat dan semakin beranekaragamnya

Lebih terperinci

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract Vol. 4, No. 1, April 2014 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) TERHADAP LABA PERUSAHAAN M. Yusuf Universitas Pamulang yusuf_zidan96@yahoo.com Abstract Break event point

Lebih terperinci

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis)

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar Perubahan dalam volume produksi/penjualan adalah penyebab tunggal atas perubahan biaya dan pendapatan Biaya total terdiri

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume Dosen: Christian Ramos K AKUNTANSI MANAJEMEN Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume REFERENSI: Ray H. Garrison. Managerial Accounting : Concepts for Planning, Control, & Decision Making, Boston

Lebih terperinci

BAB XI ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

BAB XI ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) BAB XI ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) Analisa break even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, laba merupakan hal penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, laba merupakan hal penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi perusahaan yang berorientasi pada laba, laba merupakan hal penting yang harus dicapai suatu perusahaan agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana 24214548 3EB34 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan membutuhkan Perencanaan Keuntungan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS BEP. Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu:

BAB VI ANALISIS BEP. Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: BAB VI ANALISIS BEP A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian analisis break even Memahami dan mengerti penentuan break even point B. Tugas

Lebih terperinci

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar

Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar Analisis Biaya-Volume-Laba (Cost-Volume-Profit/CVP Analysis) Asumsi-asumsi Dasar Perubahan dalam volume produksi/penjualan adalah penyebab tunggal atas perubahan biaya dan pendapatan Biaya total terdiri

Lebih terperinci

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

Tabel 2-1. Total Cost of Fish Bait At $12 per Bag. Total Sales Commissions At 40% of Sales. Total Bags (in Thousand) $

Tabel 2-1. Total Cost of Fish Bait At $12 per Bag. Total Sales Commissions At 40% of Sales. Total Bags (in Thousand) $ A. Biaya Pemicu (Cost Drivers) Aktivitas yang mempengaruhi biaya sering disebut dengan cost drivers. Biaya operasi gudang dipengaruhi oleh harga, bobot, pesanan yang diterima, jenis barang, dan bebrapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi menyebabkan munculnya perdagangan bebas dan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi menyebabkan munculnya perdagangan bebas dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi ekonomi menyebabkan munculnya perdagangan bebas dan memicu persaingan yang semakin ketat di antara para pelaku bisnis, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci