GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG IMPETIGO DI LINGKUNGAN XIII KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG IMPETIGO DI LINGKUNGAN XIII KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013"

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG IMPETIGO DI LINGKUNGAN XIII KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ESTI MULIA NINGSIH AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN

2 Nama : Esti Mulia Ningsih Nirm : GAMBAR4AN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG IMPETIGO DI LINGKUNGAN XIII, KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II, KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 ABSTRAK Impetigo adalah infeksi superpisial pada kulit disebabkan oleh bakteri, sangat menular,sering di temukan pada anak-anak pra-sekolah dan usia sekolah, secara klinis dikenal 2 bentuk impetigo adalah impetigo bulosa dan impetigo non bulosa, impetigo non- bulosa lebih di temukan meliputi kira kira 70 % dari semua kasus impetigo. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo di Lingkungan XIII, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai tahun Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita 150 orang. Dengan sampel sebanyak 60 orang diambil dengan teknik simpel random sampling (acak sederhana). Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo terbanyak berpengetahuan cukup 30 orang (50 %). Umur tahun sebanyak 23 orang (38,33 %) dengan pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (47,82 %). Pendidikan SMA sebanyak 37 orang (61,67 %) dengan berpengetahuan baik sebanyak 19 orang (51,36% ). Ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 55 orang (91,67 %) dengan pengetahuan cukup sebanyak 27 orang (49,1 %). Multipara sebanyak 28 orang (46,67 %) dengan pengetahuan cukup sebanyak 13 orang (46,43 %). Memperoleh informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 35 orang (58,33 %) dengan pengetahuan cukup sebanyak 17 orang (48,58 %). Diharapkan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita agar lebih peduli dan aktif untuk meningkatkan pengetahuan tentang impetigo untuk membekali kesehatan yang akan datang. Kata Kunci : Impetigo, Pengetahuan, Ibu yang Mempunyai Balita Dafttar Pustaka : 19 Buku ( ) i

3 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti ucapkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Nikmat kesehatan maupun keselamatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) ini. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Kebidanan (Am.Keb) di Akademi Kebidanan NusantaRA 2000 Medan Adapun judul penelitian ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Di Linkungan XIII, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai Tahun 2013, peneliti menyadari masih banyak keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, namun karena berbekal keyakinan dan usaha yang disertai bantuan, bimbingan moril dan material dari pembimbing, keluarga, sahabat dan dari pihak lain, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar- besarnya kepada : 1. Bapak H. Ir. Uchwatul Achyar, MM, selaku Ketua Pembina Yayasan Nusantara duaribu Medan 2. Bapak Mhd. Angky Maulia, SE, selaku Ketua Yayasan Nusantara duaribu Medan 3. Ibu Dra. Kasminah, M.Kes selaku Direktris Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya ii

4 untuk memberikan bimbingan nasehat dan petunjuk yang berguna bagi peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 4. Ibu dr. Fazidah Aguslina S, M.Kes selaku penguji I dan kepada Bapak David Siagian SKM, M.Kes selaku penguji II yang telah menjadi penguji dan membimbing peneliti akhirnya peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 5. Bapak/ Ibu Dosen Pengajar Program Diploma III dan Ibu Asrama di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak membimbing dan membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti sehingga menjadi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan 6. Bapak Ahmad Romi Lubis Selaku Kepala Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun Teristimewa kepada Ayahanda tersayang Mindar Muli dan Ibunda tercinta Ngatini yang telah mengasuh, membesarkan dan mendidik peneliti, serta memberikan dukungan moril maupun material dalam pendidikan, dan terima kasih kasih kepada kakakku tersayang Eli Syahpitri dan adikku tersayang Amanda Chairani dan Fajar Ramadahan dan juga seluruh keluarga yang telah memberi semangat, dukungan serta do a kepada peneliti hingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah 8. Terima kasih kepada seluruh mahasiswi, khususnya mahasiswi angkatan X yang selalu memberi semangat kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselasaikan. iii

5 Akhir kata, peneliti mohon maaf kepada Allah SWT, semoga seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan dan doa kepada peneliti mendapat imbalan dari Allah SWT dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin. Medan, 25 Juli 2013 (ESTI MULIA NINGSIH) iv

6 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v ix x BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian... 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif Balita Defenisi Impetigo Defenisi Penyebab Impetigo Faktor Prediposisi Gejala Penyakit Impetigo Diagnosis Diagnosis Banding Komplikasi Pencegahan Pengobatan Karakterristik yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Hamil Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Sumber Informasi v

7 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Konsep Defenisi Operasional Pengetahuan Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Sumber Informasi Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Aspek Pengukuran Pengetahuan Teknik Pengolahan Data Pengolahan Data Analisa Data BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur Tentang Impetigo Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan Tantang Impetigo Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan Tentang Impetigo Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas Tentang Impetigo Distribusi Ibu Yamg Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Impetigo Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur Tentang Impetigo Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan Tentang Impetigo vi

8 4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan Tentang Impetigo Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas Tentang Impetigo Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Impetigo Pembahasan Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetig Berdasarkan Pendidikan Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang ImpetigoBerdasarkan Pekerjaan Pengetahuan Ibu Yang Mempinyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

9 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Halaman Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan Di Link. XIII, Kel.Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan Di Link, XIII, Kel.Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan DenaiTahun Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetig Berdasarkan Sumber Informasi Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun viii

10 DAFTAR DIAGRAM Gambar 4.1 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo BerdasarkanUmur Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan DenaiTahun Gambar 4.2 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II Kec. Medan Denai Tahun Gambar 4.3 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Gambar 4.4 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Link.XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II,Kec. Medan Denai Tahun Gambar 4.5 Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi Di Link. XIII, Kel. Tegal Sari Mandala II, Kec. Medan Denai Tahun Halaman ix

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Lampiaran 2 : Lembar Jawaban Kuesioner Lampiran 3 : Master Data Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Tahun 2013 Lampiran 4 : Surat Survei Pendahuluan dari Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Pemerintahan Kota Medan Badan Penelitian Dan Pengembangan Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian dari Kecamatan Medan Denai : Surat Izin Penelitian dari Kelurahan Tegal Sari Mandala II : Surat Selesai Penelitian dari Kelurahan Tegal Sari Mandala II x

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Impetigo adalah infeksi superfisial pada kulit di sebabkan oleh bakteri, sangat menular, sering ditemukan pada anak-anak usia pra-sekolah dan usia sekolah. secara klinis dikenal dua bentuk impetigo : non-bullosa dan bullosa. Bentuk non-bullosa lebih sering ditemukan, sekitar 70% kasus. ( Boediardja dkk, 2009). Infeksi kulit superfisial menular. Ada 2 bentuk : Impetigo bulosa (30% kasus) : bentuk lepuh, mengenai neonatus dan anak yang lebih tua. Impetigo nonbulosa (70% kasus) : bentuk krusta, mengenai anak umur 2-5 tahun. (Wahab, 2008). Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh dunia dan pada umumnya menyebar melalui kontak lansung. Paling sering menyerang anak-anak usia 2 5 tahun, namun tidak menutup kemungkinan untuk semua umur, frekuensi laki-laki dan wanita sama. Sebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa insiden tahunan dari impetigo adalah 2,8 % terjadi pada anak-anak usia dibawah 4 tahun dan 1.6 % pada anak-anak usia 5 sampai 15 tahun. Impetigo nonbullous atau impetigo krustosa meliputi kira-kira 70 % dari semua kasus impetigo. Kebanyakan kasus ditemukan didaerah tropis atau beriklim panas serta pada negara-negara yang berkembang dengan tingkat ekonomi masyarakatnya masih tergolong lemah dan miskin. Sebuah penelitian di Jepang menyatakan 1

13 peningkatan insiden impetigo disebabkan oleh kuman Streptococcus grup A sebesar 71% dari kasus, dan 72% dari kasus tersebut ditemukan pula Staphylococcus aureus pada isolasi kuman. (Judarwanto, 2012 ) Di Indonesia penyakit kulit menempati urutan ke-3 setelah infeksi saluran napas dan diare. Dari data jumlah kunjungan pasien ke poliklinik Divisi Dermatologi Ilmu Kesehatan Kulit dan kelamin (IKKK) Fakultas kedokteran Universitas Indonesia / RS Dr Cipto Mangunkusomo (FKUI/RSCM) selama tahun 2001 menunjukan pasien pioderma anak sebesar 362 kasus (18,53%) dari 2190 kunjungan baru. Penyakit ini menempati urutan ke-2 setelah dermatitis atopik. Sedangkan tahun 2002 terbanyak 328 kasus (16,72%) dari 1962 kunjungan baru. Pioderma primer terbanyak secara berturut-turut adalah furunkulosis (19,32%), impetigo krustosa (15,0%), impetigo vesikobulosa (14,02%), dan ektima (11,59%). Infeksi sekunder terbanyak dijumpai pada skabies dan dermatitis atopik. (Heragandi, 2004) Dari data 8 rumah sakit di 6 kota besar di Indonesia pada tahun 2001 didapatkan 13,86% dari 8919 kunjungan baru pasien kulit anak adalah pioderma. Yang terbanyak adalah furunkulosis (26,35%), diikuti impetigo vesikobulosa (23,76%), dan impetigo krustosa (22,79%). 5 pioderma adalah infeksi kulit (epidermis, dermis) dan subkutan yang disebabkan oleh kuman stafilakokus dan streptokokus atau oleh keduanya. Menurut beberapa kepustakaan bentuk PS (pioderma superfisialis) yang sering dijumpai adalah impetigo, sedangkan di Divisi Dermatologi anak Depertemen IKKK FKUI/RSCM penyakit ini 2

14 menempati urutan kedua setelah furunkulosis, impetigo terutama disebabkan oleh staphylococcus aureus (S. aureus) dan kadang oleh streptococcus pyogenes grup A (S. pyogenes). (Heragandi, 2004) Hygiene perorangan dan lingkungan berhubungan dengan pioderma. Hasil ini sejalan dengan Saad dan Sugastiasti (2008) yang melaporkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hygiene perorangan dengan angka kejadian infeksi kulit, dengan sampel sebanyak 100 orang. Kelompok pioderma di RSI Sultan Agung, Semarang pada pioderma Agustus-Desember 2010 yang terbanyak adalah pioderma jenis karbunkel sebanyak 16 orang (53,3%), impetigo 5 orang (16,7%), folikulitis 5 orang (16,7%), dan pada furunkel 4 orang (13,3%), sedangkan pioderma jenis ektima dan erisipelas tidak ditemukan (Sutisna, 2010) Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan pada tanggal 12 juni 2013 peneliti melihat bahwa rumah penduduk di lingkungan sangat rapat sehingga peneliti menyimpulkan bahwa lingkungan ini cocok untuk menjadi lokasi penelitian tentang impetigo, karena salah satu faktor utama penyebab penyakit impetigo adalah kepadatan penduduk. Alasan peneliti mengambil judul tentang gambaran pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang impetigo di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandalah II Kecamatan Medan Denai, ialah dari peneliti ingin mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang impetigo di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai. 3

15 1.2 Perumusan Masalah Belum diketahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo berdasarkan umur di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo berdasarkan pendidikan di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo berdasarkan pekerjaan di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun

16 4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo berdasarkan paritas di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo berdasarkan sumber informasi di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi ibu-ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang impetigo di lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang didapat selama perkulihan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan 5

17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu tahu, ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011) Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang tercakup dalam domain. Kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: a. Tahu (know) Di artikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali, sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah b. Memahami (comprehensip). Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 6 6

18 c. Aplikasi (Aplication). Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah ada di pelajari pada suatu kondisi (yang sebenarnya). Aplikasi di sini di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukuman-hukuman, rumus, prinsip, dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain. d. Analisa (Analysis). Analisa adalah suatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan data sebagainya. e. Sintesis (synthesis). Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghiburkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyesuaikan dan lain sebaginya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau yang 7

19 menggunakan kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteriakriteria yang ada. 2.2 Balita Defenisi Balita atau dikenal juga anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun, sedangkan usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak dengan kecepatan pertumbuhan sehebat yang terjadi sebelumnya pada masa bayi atau pada masa remaja nantinya, rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak pada usia sekolah adalah berkisar 3-5 tahun. Anak-anak pada periode usia ini tetap mempunyai masa pertumbuhan yang lebih lambat, masukan dan nafsu makan seorang anak juga akan berkurang. Adanya pariasi dalam hal nafsu makan dan asupan makanan pada anak usia sekolah harus dipahami oleh para orang tua agar dapat memberikan respon yang baik terhadap setiap kondisi yang terjadi pada anak (Sulistyoningsih, 2011). Masa prasekolah adalah suatu periode waktu sebelum anak mulai mendapatkan pendidikan formal kurang lebih sekitar usia 3-5 tahun, masa pertumbuhan untuk anak di atas usia 1 tahun dibagi menjadi 2 tahapan yaitu masa Todder dan masa prasekolah. Periode umur untuk tahapan ini adalah 1-5 tahun. (Badriah, 2011) 8

20 2.3 Impetigo Defenisi Impetigo adalah infeksi kulit karena bakteri yang menular, yang sering muncul sekitar hidung, mulut, dan telinga. Paling sering, disebabkan oleh streptokokus, yang juga menyebabkan streptokokus tenggorokan dan demam scarlet, maupun stafilokokus atau bakteri staph. (Shelov, 2005) Menurut Timmreck (2005) masa inkubasi penyakit impetigo berkisar 4 10 hari atau lebih lama. Penyakit ini umumnya di derita oleh anak anak. Impetigo ini biasanya muncul pada daerah di sekitar hidung dan mulut si kecil. Pada cuaca panas, infeksi ini akan menyebar lebih cepat dibandingkan dalam kondisi normal. (Novaria, A. I. Dan Triton P. B, 2008) Bulosa adalah Toksin epidermolitik diduga mengganggu perlekatan sel epidermis dan memungkinkan S aureus menginvasi kulit yang intak. Dan nonbulosa adalah organisme secara langsung menembus epidermis secara superfisial. Pembuluh darah dermis berdilatasi dan dermis atas terisi oleh polimorf yang bermigrasi. Kumpulan pustul terbentuk didalam stratum korneum : pustul ini pecah dengan cepat. (Wahab, 2008). 9

21 2.3.2 Penyebab Impetigo Penyebab impetigo menurut Boediardjo, (2009). Impetigo adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri. Secara klinis dikenal dua bentuk impetigo, impetigo non-bulosa terutama disebabkan oleh S. aureus, tetapi dapat juga disebabkan oleh S. pyogenesis. Impetigo bulosa sering terjadi pada bayi baru lahir, meski pun dapat terjadi pada semua umur. Tipe neonatal sangat menular. Penyebab yang sering adalah S. aureus galur koagulase positif yang menghasilkan toksin. Penyebab impetigo menurut Djuanda A, (2007). Impetigo krustosa biasanya disebabkan oleh Streptococcus B Hemolyticus (bakteri), Impetigo bulosa biasanya disebabkan oleh Streptococcus aureus (bakteri) Faktor Prediposisi Faktor Prediposisi Impetigo antara lain - Kepadatan penduduk - Hygiene buruk - Kondisi iklim panas - Gigitan serangga - Infeksi virus, jamur, atau parasit yang mendahului. (Boediardja, dkk. 2009). 10

22 2.3.4 Gejala Penyakit Impetigo Impetigo pada balita dapat dikenal sebagai berikut - Pada tahap awal, bintik merah mulai berisi cairan warna kuning dan lengket yang dikeluarkan oleh kulit. - Cairan tersebut selanjutnya mengering, membentuk kerak kulit berwarna madu. ( Novaria A I, Triton P B, 2008 ) Diagnosis - Diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis dari lesi. Kultur dilakukan bila terdapat kegagalan pengobatan dengan terapi standar. Biopsy jarang dilakukan. Biasanya diagnosa dari impetigo dapat dilakukan tanpa adanya tes laboraturium. Namun demikian, apabila diagnosis tersebut masih dipertanyakan, tes mikrobiologi pasti akan sangat menolong. - Laboraturium rutin pada pemeriksaan darah rutin, lekositosit ringan hanya ditemukan pada 50% kasus pasien dengan impetigo. Pemeriksaan urinalisis perlu dilakukan untuk mengetahui apakah telah terjadi glomerulonefritis akut pasca streptococcus (GNAPS), yang ditandai dengan hematuria dan proteinuria. - Pemeriksaan imunologis pada impetigo yang disebabkan oleh streptokokus dapat ditemukan peningkatan kadar anti deoksiribonuklease (anti DNAse) B antibody. 11

23 - Pemeriksaan mikrobiologis eksudat yang diambil dibagian bawah krusta dan cairan yang berasal dari bulla dapat diklutur dan dilakukan tes sensititas. Hasil kultur bisa mempeliharakan S. Pyogenes, S. Aureus atau keduanya. Tes sensitivitas antibiotik dilakukan untuk mengisolasi metisilin resister. S. Aureus (MRSA) serta membantu dalam pemberian antibiotik yang sesuai. ( Judarwanto, 2012 ) Diagnosis Banding a. Varisela b. Ektima c. Sifilis stadium II (Soetomo, 2008) Komplikasi Glomerulonefritis pascatreptokokus akut (peradangan nefron ginjal) dapat terjadi akibat pengendapan kompleks antibiotik antigen di ginjal dan infeksi meluas dapat terjadi pada bayi. (Corwin, 2009) Pencegahan Bakteri yang menyebabkan impetigo berkembang pada luka di kulit yang terbuka, jadi cara terbaik untuk mencegah lesi ini adalah menjaga kuku anak anda pendek dan bersih, dan mengajarkan agar dia tidak menggaruk iritasi kulit yang kecil. Jika anak memiliki luka garukan, bersihkan dengan sabun dan air, dan oleskan krim atau salap antibiotik. Juga berhati-hatilah untuk tidak menggunakan pakaian atau handuk yang telah digunakan oleh 12

24 orang lain yang memiliki infeksi kulit aktif. Jika impetigo disebabkan karena bakteri streptokokus, suatu komplikasi yang jarang namun serius, yang disebut glomerulonefritis dapat terjadi. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada ginjal, adanya darah dan protein dalam air kemih, dan kadang-kadang tekanan darah yang tinggi (Shelov, 2005) Pengobatan Sebelum anak dibawah kedokter, bersihkan ruam tersebut dengan sabun dan air. Anda dapat menggunakan sabun obat yang lembut, namun jangan percaya dengan obat-obatan yang dijual bebas tanpa konsultasi dengan dokter anak anda. Impetigo perlu diobati dengan antibiotik, namun dokter anak mungkin ingin menentukan bakteri mana yang menyebabkan lesi tersebut terlebih dahulu, dengan tujuan untuk mengetahui obat spesifik yang perlu diresepkan. Untuk mengedentifikasi bakteri tersebut dokter akan memecahkan lepuh atau mengangkat keropeng, dan mengambil sampel materi di baliknya. Jika hasil pemeriksaan menunjukan penyebabnya bakteri streptokokus, beberapa bentuk penesilin mungkin akan diresepkan, namun jika lesi tersebut karena infeksi stafilakokus, antibiotik yang berbeda akan diresepkan. Pada kedua kasus tersebut, pastikan anak anda memakan obatnya selama jangka waktu yang telah ditetapkan. Bila tidak impetigo akan muncul kembali. Satu hal penting yang perlu diingat, impetigo menular sampai lesinya bersih, atau sampai, setidaknya antibiotik telah diminum selama dua hari dan ada bukti perbaikan. Jadi anak anda sebaiknya menghindari kontak dengan 13

25 anak lain selama masa ini, dan anda sebaiknya tidak menyentuh ruam tersebut. Jika anda atau anggota keluarga lainnya berkontak dengannya, cuci daerah yang terkena dengan sabun atau air. Juga dipisahkan pakaian dan handuk anak yang terinfeksi dari milik anggota keluarga lain. (Shelov,2005) 2.4 Karakteristik Ibu Umur Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari ulang tahunnya yang terakhir (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubunganya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat ( Notoatmodjo, 2003) Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupanya dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih tahu, dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2011) 14

26 2.4.3 Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan seharihari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo, 2011) Paritas Paritas adalah kelahiran hidup yang pernah dialami seorang wanita. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian maternal. Paritas lebih dari 3 dapat dikuranggi atau dicegah dengan keluarga berencana (Sarwono, 2005) Sumber Informasi Saluran atau media adalah alat atau saran yang digunakan oleh komunikasih dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Umumnya informasi didapat dari media masa (tv, radio, internet, tenaga, kesehatan, majalah, keluarga/teman, dll) (Notoatmodjo, 2003) 15

27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Karakteristik Ibu : 1. Umur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Paritas 5. Sumber Informasi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo 3.2 Definisi Operasional Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai balita dalam menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti yang berupa kuesioner yang di kategori menjadi: 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang 16 16

28 3.2.2 Umur Umur adalah lamanya usia ibu yang di hitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir yang dinyatakan dalam tahun yang di kategorikan menjadi : tahun tahun tahun tahun Pendidikan Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah di selesaikan oleh ibu yang di kategorikan menjadi : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi / Akademi Pekerjaan Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang di lakukan sehari-hari yang di kerjakan secara rutinitas yang di kategorikan menjadi: 1. Ibu Rumah Tangga 2. Wiraswasta 3. Pegawai Swasta 17

29 4. Pegawai Negri Sipil (PNS) Paritas Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu yang di katagorikan menjadi : 1. Primipara 2. Scundipara 3. Multipara 4. Grandemultipara Sumber Informasi Sumber informasi adalah dari mana ibu memperoleh sumber informasi tentang impetigo pada balita yang di kategorikan menjadi: 1. Keluarga/Teman 2. Tenaga kesehatan 3. Media cetak 4. Media elektronik : radio,tv,internet. (Notoatmodjo, 2011). 3.3 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan Cross sectional yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo Di Lingkungan XIII Mandala II Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun

30 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di lakukan di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai dengan alasan yaitu belum pernah di lakukan penelitian sebelumnya tentang impetigo Waktu Peneliti Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6-12 Juli Populasi Dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 150 data Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai balita di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013, sebanyak 60 ibu yang mempunyai balita. Cara mengambil sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik simple random sampling (acak sederhana) yaitu dengan menetapkan sampel berdasarkan data yang sesuai dengan maksud dan kapasitas yang diinginkan peneliti. 19

31 Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus sebagai berikut: n = Keterangan : n = Besar sample Maka N = Besar populasi N 1 + N(d ) D = Tingkat Kepercayaan n = (0, 1 ) n = 150 2,5 n = 60 data 3.6 Metode Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan data primer yaitu dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner yang di susun oleh peneliti berdasarkan teoritisnya. Peneliti memberikan penjelasan singkat terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian. Untuk mengisi kuesioner, peneliti mendatangi ibu-ibu yang tinggal Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 menjadi sampel. 20

32 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan Aspek pengukuran di lakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20 buah. Masing-masing pertanyaan akan diberi skor sebagai berikut : 1. Jawaban yang benar di beri skor nilai ( 1 ) 2. Jawaban yang salah di beri skor nilai ( 0 ) Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20 Dengan demikian pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan rumus : S = x 100% Keterangan S X : Skor : Jawaban R : Jumlah nilai maksimum ( 20 soal ) ( Notoatmodjo 2011 ). Setelah selesai semua data yang di olah kemudian di masukkan ke dalam kategori pengetahuan kemudian di masukkan kategori standart absolute sebagai berikut. 1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar ( % ) 2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar ( % ) 3. Pengetahuan kurang,apabila jawabanbenar 0-11 ( 0-55% ) (Nursalam, 2008). 21

33 3.7 Teknik Pengolahan Data Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagi berikut : 1. Editing Memeriksa data satu persatu dari hasil jawaban responden yang telah dikumpulkan melalui koesioner. Dalam penelitian ini data yang terkumpul dengan lengkap tidak ada kesalahan atau kekurangan. 2. Coding Setelah data diperiksa kemudian diberi kode tertentu dari setiap jawaban responden sesuai dengan variabel yang diteliti dan pengelopokannya untuk mempermudah dalam pengolahan data 3. Tabulating Data diberikan kode, kemudian data dikumpulkan lalu dihitung sesuai dengan variabel yang diteliti. Lalu dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 3.8 Analisa Data Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan melihat presentasi data yang terkumpul dan ditampilkan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi. Analisis data dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada. 22

34 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempuyai Balita Tentang Impetigo Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun No Pengetahuan f % 1 Baik 22 36,66 2 Cukup 30 50,0 3 Kurang 8 13,34 Jumlah Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang impetigo terbanyak berpengetahuan cukup 30 orang (50%), berpengetahuan baik 22 orang (36,66%) kemudian dan berpengetahuan kurang 8 orang (13,34%) Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Balita Tabel 4.2 Distribusi Umur Ibu Yang Mempunyai Balita Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 No Umur f % , , , ,67 Jumlah

35 Dari tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berumur tahun sebanyak 23 orang (38,33 %), kemudian responden berumur tahun sebanyak 16 orang (26,67 %), kemudian berumur tahun sebanyak 14 orang (23,33 %). Dan responden paling sedikit adalah berumur tahun sebanyak 7 orang (11,67 %) Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Balita Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Balita Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 No Pendidikan f % 1 SD 4 6,67 2 SMP 17 28,33 3 SMA 37 61,67 4 Perguruan Tinggi/Akademi 2 3,33 Jumlah Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berpendidikan SMA sebanyak 37 orang (61,67%), berpendidikan SMP sebanyak 17 orang (28,33%), berpendidikan SD sebanyak 4 orang (6,67%) dan yang paling sedikit berpendidikan Perguruan Tinggi/Akademi sebanyak 2 orang (3,33%). 24

36 4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Balita Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu Yang Mempunyai Balita Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 No Pekerjaan f % 1 IRT 55 91,67 2 Wiraswasta 3 5,00 3 Pegawai Swasta 1 1,67 4 PNS 1 1,66 Jumlah Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang pekerjaan IRT sebanyak 55 orang (91,67%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 3 orang (5%), pegawai swasta sebanyak 1 orang (1,67%), dan yang paling sedikit PNS sebanyak 1 orang (1,66 %) Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Balita Tabel 4.5 Distribusi Paritas Ibu Yang Mempunyai Balita Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 No Paritas f % 1 Primipara Scundipara 16 26,67 3 Multipara 28 46,67 4 Grandemultipara 1 1,66 Jumlah Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak yang berparitas multipara sebanyak 28 orang (46,67 %), scundipara sebanyak 16 orang 25

37 (26,67 %), primipara sebanyak 15 orang (25 %), dan yang paling sedikit grandemultipara sebanyak 1 orang (1,66 %) Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Balita Tabel 4.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 No Sumber Informasi f % 1 Tenaga Kesehatan 35 58,33 2 Media Cetak 7 11,67 3 Media Elektronik 7 11,67 4 Keluarga/Teman 11 18,33 Jumlah Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden mendapat sumber informasi terbanyak melalui tenaga kesehatan sebanyak 35 orang ( 58,33%), keluarga/teman sebanyak 11 orang (18,33%), media elektronik sebanyak 7 orang (11,67%), dan yang paling melalui media cetak sebanyak 7 orang (11,67%) Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Pengetahuan No Umur Baik Cukup Kurang Jumlah f % f % f % f % , ,28 1 7, , , , ,5 7 43, , , , ,

38 Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 23 orang yang berumur tahun. berpengetahuan cukup sebanyak 11 orang (47,82%), berpengetahuan baik sebanyak 9 orang (39,13 %), dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (13,05%). Dari 16 orang responden berumur tahun berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang (43,75%), berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (37,5%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (18,75%). Dan dari 14 orang responden berumur tahun berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (64,28 %), berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (28,58%), berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (7,14%). Dan dari 7 responden berumur berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (42,86%), berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (42, 85%), dan perpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (14,29%) Distribusi Pengetahuan Ibu Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.8 Distribusi Pengtahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan DI Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Pengetahuan No Pendidikan Baik Cukup Kurang Jumlah f % f % f % f % 1 SD SMP 1 5, , , SMA 19 51, ,24 2 5, Perguruan Tinggi/Akademi Dari tabel 4.8 di atas diketahui bahwa dari 37 orang responden berpendidikan SMA, berpengetahuan baik sebanyak 19 orang (51,36%), berpengetahuan cukup 27

39 sebanyak 16 orang (43,24%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (5,40%). Dari 17 orang responden berpendidikan SMP, berpengetahuan cukup sebanyak 11 orang (64,70%), berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (29,41%), berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (5,86 %), Dari 4 orang responden berpendidikan SD berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (75%), berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (25 %), sedangkan yang berpendidikan SD tidak ada berpengetahuan baik. dari 2 orang responden berpendidikan Perguruan Tinggi/Akademi berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (100%) Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Pengetahuan No Pekerjaan Baik Cukup Kurang Jumlah f % f % f % f % 1 IRT 21 38, ,1 7 12, Wiraswasta , , Pegawai Swasta PNS Dari tabel 4.9 di atas diketahui bahwa dari 55 orang responden bekerja sebagai IRT berpengetahuan cukup sebanyak 27 orang (49,1%), berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (38,18%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (12,72%). Dari 3 orang responden bekerja sebagai wiraswasta, berpengetahuan cukup sebanyak 2 orang (66,67%), berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang 28

40 (33,33%), dan tidak ada berpengetahuan baik. Dari 1 orang responden bekerja sebagai pegawai swasta, berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (100 %) dan tidak ada yang berpengetahuan cukup dan kurang. Dari 1 orang responden bekerja sebagai PNS, berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (100 %) dan tidak ada yang berpengetahuan baik dan kurang Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Paritas Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Pengetahuan No Paritas Baik Cukup Kurang Jumlah f % f % f % f % 1 Primipara 7 46, , Scundipara 6 37,5 9 56,25 1 6, Multipara 10 35, , , Grandemultipara Dari tabel 4.10 diatas diketahui bahwa dari 28 orang responden multiipara, berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (46,43%), berpengetahuan baik sebanyak 10 orang (35,71%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (17,86 %). Dari 16 orang responden scundipara, berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (56,25%), berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (37,5%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (6,25%). Dari 15 orang responden primipara, berpengetahuan baik sebanyak 7 orang (46,67%), berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (40%), dan 29

41 berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (13,33%). Dari 1 orang responden grandemultipara berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang (100%), Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Pengetahuan No Sumber Informasi Baik Cukup Kurang Jumlah f % f % f % f % 1 Tenaga Kesehatan 11 31, , Media Cetak 4 57, , Media Elektronik 3 42, , , Keluarga/Teman 5 45, , Dari tabel 4.11 diatas diketahui bahwa dari 35 orang responden yang mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan, yang berpengetahuan cukup sebanyak 17 orang (48,58%), berpengetahuan baik sebanyak 11 orang (31,42%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (20 %). Dari 11 orang responden yang mendapatkan sumber informasi dari Keluarga/Teman, yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (54,54%), berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (45,46 %), tidak ada yang berpengetahuan kurang. Dari 7 orang responden yang mendapatkan sumber informasi dari media cetak, yang berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (57,14%), berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (42,86%), dan tidak ada yang berpengetahuan kurang. Dari 7 orang responden yang mendaptkan sumber informasi dari media elektronik, yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (42,86%), 30

42 berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (42,86%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (14,28%) 31

43 4.2 Pembahasan Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur 70 64, ,58 7,14 47,82 39,13 37,5 13,05 43,75 42,85 42,86 18,75 14,29 Baik Cukup Kurang Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Umur di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Dari diagram 4.1 diatas, diketahui bahwa responden terbanyak berumur Tahun berpengetahuan cukup (64,28 %), berumur tahun berpengetahuan cukup (47,82 %), berumur tahun berpengetahuan cukup (43,75 %). Dan berumur berpengetahuan cukup (42,86 %). Menurut Zaluchu (2006)., umur adalah lamanya usia seseorang dihitung dari lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir. Sedangkan menurut Hurlock 32

44 (2004), umur merupakan periode penyesuaian terhadap pola kehidupan baru dan harapan baru. Dengan meningkatnya umur semakin panjang rentang waktu untuk mencapai pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik sehingga dengan meningkatnya usia akan semakin luas pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa besarnya proposi pengetahuan cukup pada ibu berumur tahun disebabkan umur ibu yang masih muda sehingga pengalaman dan pengetahuan yang didapat oleh ibu masih sedikit dan informasi kesehatan khususnya tentang impetigo pada balita belum begitu banyak sehingga pengetahuan ibu belum mencapai tingkat pengetahuan baik. Besarnya proporsi pengetahuan pengetahuan cukup pada ibu yang berumur tahun dan tahun hal ini disebabkan karena usia ibu yang sudah matang sehingga lebih mudah menerima ide-ide baru dan tingginya minat ibu untuk mengetahui sesuatu hal yang baru tentang kesehatan khususnya tentang impetigo pada balita. Besarnya proporsi pengetahuan baik, cukup pada ibu berumur tahun hal ini disebabkan karena meningkatnya umur maka semakin panjang waktu mencapai pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan usia yang lebih muda. 33

45 4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan ,86 29, ,36 43,24 SD SMP SMA Perguruan Tinggi/Akademi 5, Baik Cukup Kurang Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan XIII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Dari diagram 4.2 diatas, diketahui bahwa responden terbanyak berpendidikan SMA berpengetahuan baik (51,36%), berpendidikan SMP berpengetahuan cukup (64.7%), berpendidikan SD berpengetahuan cukup (75%), berpendidikan perguruan tinggi / akademi berpengetahuan baik (100%) Menurut Notoatmodjo (2011), pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada diri individu, 34

46 kelompok atau masyarakat. Konsep ini terangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi pendidikan berpengaruh besar terhadap pengetahuan, dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa responden yang berpendidikan perguruan tinggi/akademi dan SMA lebih banyak memiliki pengetahuan yang lebih baik, karena semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin banyak pengetahuan ibu tentang kesehatan, dan lebih mudah untuk menerima perubahan dan pekembangan yang umumnya terjadi pada seorang balita, dan semakin banyak informasi yang didapatkan dari jenjang pendidikan yang telah ditempuh ibu. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang berpendidikan SD, disebabkan karena rasa ingin tahu dan tingginya rasa perduli terhadap kesehatan khususnya tentang penyakit impetigo pada balita sehingga ibu mencari tahu informasi yang lebih mengenai kesehatan baik melalui elektronik, media cetak, dan tenaga kesehatan, sehingga tingkat pengetahuan ibu bisa menjadi lebih baik. Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu yang berpendidikan SMP di sebabkan karena pendidikan ibu yang masih rendah sehingga sulit bagi ibu untuk menerima informasi dan kurangnya kepedulian ibu untuk mencari informasi tentang kesehatan khusunya tentang penyakit impetigo melalui media cetak, media elektronik 35

47 dan tenaga kesehatan, sehingga pengetahuan ibu belum mencapai tingkat pengetahuan yang lebih baik Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan ,67 49,1 38,18 33,33 12, IRT Wiraswasta Pegawai Swasta PNS Baik Cukup Kurang Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Impetigo Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan XII Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Dari diagram 4.3 diatas, diketahui bahwa ibu yang bekerja sebagai PNS berpengetahuan cukup (100%), ibu yang pegawai swasta berpengetahuan baik (100%), ibu yang bekerja sebagai wiraswasta berpengetahuan cukup (66,67%), dan ibu yang berkerja sebagai IRT yang berpengetahuan cukup (49,1%). Menurut Notoatmodjo (2011), pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya 36

48 sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melelui pengalaman pribadi maupun orang lain. Menurut asumsi peneliti, bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu, besarnya pengetahuan baik, pada ibu yang berkerja sebagai pegawai swasta hal ini disebabkan karena aktifitas ibu lebih banyak dilakukan diluar rumah dan ibu lebih banyak berinteraksi dan bersosialisasi dengan banyak orang dan dengan teman kerjanya sehingga ibu saling berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan teman kerjanya sehingga menambah pengetahuan dan wawasan ibu tentang kesehatan khususnya tentang impetigo. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang berkerja sebagai PNS dan wiraswasta disebabkan karena ibu berkerja diluar rumah lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman kerjanya sehingga ibu bisa bertukar pikiran kepada temannya tentang seputar kesehatan sebagai informasi masukan bagi ibu, tetapi tidak semua ibu yang berkerja sebagai PNS dan wiraswasta dapat bertukar pikiran dengan temannya, ini juga tergantung dengan tingkat kesibukan ibu yang berkerja sebagai PNS dan wiraswasta, dan tingkat pendidikan dan kemauan dalam mencari informasi kurang maka tetap saja pengetahuannya ibu belum mencapai tingkat pengetahuan yang lebih baik. Proporsi pengetahuan cukup dan baik pada ibu yang berkerja sebagai IRT, disebabkan karena ibu banyak mendapatkan informasi baru tentang kesehatan dari 37

ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI JUNI 2016

ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI JUNI 2016 ABSTRAK PROFIL PIODERMA PADA ANAK USIA 0-14 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE JUNI 2015- JUNI 2016 Pioderma merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman staphylococcus, streptococcus,

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG SKABIES DI LINGKUNGAN XIII KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG SKABIES DI LINGKUNGAN XIII KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG SKABIES DI LINGKUNGAN XIII KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH OLEH : WILDAWATI 0114421040042 AKADEMI

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Paritas, Umur, Hipertensi

ABSTRAK. : Paritas, Umur, Hipertensi ABSTRAK Hipertensi dalam kehamilan berhubungan dengan paritas dan umur ibu hamil. Paritas 1 dan > 4 kali akan memicu terjadinya hipertensi dan juga umur ibu yang < 25 dan > 35 tahun juga akan memicu terjadinya

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja Putri tentang Kanker Payudara

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja Putri tentang Kanker Payudara ABSTRAK Kanker payudara salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di indonesia. Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang ditakuti oleh

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG VARICELA DI LINGKUNGAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG VARICELA DI LINGKUNGAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG VARICELA DI LINGKUNGAN X KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH OLEH : HERLINA TANJUNG 0114421040017

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode cross sectional dengan cara mengambil data rekam medis di

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode cross sectional dengan cara mengambil data rekam medis di BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis Penelitian yang dilakukan adalah observasi analitik dengan menggunakan metode cross sectional dengan cara mengambil data rekam medis di rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan atau hasil tahu seseorang dan terjadi terhadap objek melalui indra yang

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN ABSTRAK Hidayah et al., Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Primipara.. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG MEMANDIKAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI LULUT BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,

Lebih terperinci

PIODERMA. Dr. Sri Linuwih S Menaldi, Sp.KK(K) Dr. Wieke Triestianawati, Sp.KK(K) Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI / RSCM Jakarta

PIODERMA. Dr. Sri Linuwih S Menaldi, Sp.KK(K) Dr. Wieke Triestianawati, Sp.KK(K) Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI / RSCM Jakarta PIODERMA Dr. Sri Linuwih S Menaldi, Sp.KK(K) Dr. Wieke Triestianawati, Sp.KK(K) Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI / RSCM Jakarta DEFINISI Pioderma ialah penyakit kulit yang disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. seluruhnya berjumlah 270 dengan 9 penderita diantaranya memiliki penyakit BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional. Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan yang memiliki penyakit infeksi bakteri pada

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN Novita Fitrianingrum, Ati ul Impartina, Diah Eko Martini.......ABSTRAK.......

Lebih terperinci

ABSTRAK PROFIL PENYAKIT PIODERMA PADA ANAK-ANAK SMP DI YAYASAN AL ISLAM HIDAYATULLAH KOTA DENPASAR, BALI

ABSTRAK PROFIL PENYAKIT PIODERMA PADA ANAK-ANAK SMP DI YAYASAN AL ISLAM HIDAYATULLAH KOTA DENPASAR, BALI ABSTRAK PROFIL PENYAKIT PIODERMA PADA ANAK-ANAK SMP DI YAYASAN AL ISLAM HIDAYATULLAH KOTA DENPASAR, BALI Infeksi kulit bakterial merupakan masalah kesehatan ketiga di Indonesia, infeksi kulit bakterial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Padukuhan Geblagan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Padukuhan Geblagan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Epilepsi, Anak Dibawah Usia 6 Tahun

ABSTRAK. Kata Kunci : Epilepsi, Anak Dibawah Usia 6 Tahun ABSTRAK Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat yang dirincikan oleh terjadinya serangan yang bersifat spontan dan berkala. Serangan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini kondisi persaingan antar rumah sakit di Indonesia semakin tinggi, setiap rumah sakit saling berpacu untuk memperbaiki standar mutu pelayanannya.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ESTER RIA BR SIAGIAN 11.018 AKADEMI KEBIDANAN AUDI

Lebih terperinci

24 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2011

24 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2011 24 Vol. 3, No. 1, Januari - Juni 2011 Hubungan antara Hygiene Perorangan dan Lingkungan dengan Kejadian Pioderma Studi Observasi Analitik pada Pasien Pioderma Rumah Sakit Islam Sultan Agung Periode Agustus-Desember

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Perilaku : - Pengetahuan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH OLEH MAISAROH 0114421040022 AKADEMI KEBIDANAN

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN

BAB III KERANGKA PENELITIAN BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush ) pada anak usia 0-3 tahun. Hal ini dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya sangat cepat. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konjungtivitis merupakan penyakit mata paling umum didunia. Penyakit konjungtivitis ini berada pada peringkat no.3 terbesar di dunia setelah penyakit katarak dan glaukoma,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Berat Badan pada Balita

ABSTRAK. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Berat Badan pada Balita ABSTRAK Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati dengan masa inkubasi 14-160 hari. Penyebaran penyakit melalui darah dan produknya, suntikan yang tidak aman,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini para orang tua belum menyadari bahwa menjaga kesehatan kulit pada balita sama pentingnya dengan menjaga kesehatan kulit pada orang dewasa. Untuk menjaga kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Balita, Demam Kejang

ABSTRAK Kata Kunci : Balita, Demam Kejang ABSTRAK Demam kejang pada balita di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang memiliki tinggi angka kejadian sebesar 52% dengan karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,

Lebih terperinci

B A B 1 PENDAHULUAN. menginfeksi manusia. Menurut Tuula (2009), bakteri ini berada di kulit (lapisan

B A B 1 PENDAHULUAN. menginfeksi manusia. Menurut Tuula (2009), bakteri ini berada di kulit (lapisan B A B 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Streptococcus β hemolyticus Grup A atau yang disebut juga dengan Streptococcus pyogenes merupakan salah satu bakteri patogen yang banyak menginfeksi manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian eksplanatory research dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 Catur Setyorini Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling sering mengenai bayi dan anak. Bayi yang masih sangat muda akan sangat mudah tertular, penularan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 2.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pengguna Jampersal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sibling Rivalry 1. Definisi Sibling Rivalry Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal

Lebih terperinci

Kata Kunci : Ibu Menyusui, Memberikan ASI Eksklusif

Kata Kunci : Ibu Menyusui, Memberikan ASI Eksklusif ABSTRAK ASI Eksklusif merupakan air susu ibu yang wajib diberikan pada bayi yang baru lahir sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa diberikan tambahan apapun, pemberian ASI Eksklusif di seluruh Indonesia pada

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011 TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA LEMAH IRENG KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN 2011 Dedi Herlambang ABSTRAK Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KLINIK LOLLY KEC. MEDAN BARU TAHUN 2012

HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KLINIK LOLLY KEC. MEDAN BARU TAHUN 2012 HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL PADA TRIMESTER III DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KLINIK LOLLY KEC. MEDAN BARU TAHUN 2012 AYU IRMAYANI 115102079 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Obesitas, Hipertensi, Kehamilan

ABSTRAK. : Obesitas, Hipertensi, Kehamilan ABSTRAK Hipertensi pada kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri dan biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu. Kegemukan atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN Oleh : Esti Ratnasari dan Muhammad Khadziq Abstrak

Lebih terperinci

PERILAKU REMAJA AWAL DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

PERILAKU REMAJA AWAL DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013 PERILAKU REMAJA AWAL DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013 RAVINA PRIMURSANTI 125102042 PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

Lebih terperinci

No. Responden: B. Data Khusus Responden

No. Responden: B. Data Khusus Responden KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.

Lebih terperinci

Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

Gambaran Pengetahuan Suami Tentang Pendamping Persalinan di RSUD. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin GAMBARAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG PENDAMPING PERSALINAN DI RSUD H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Mawadatur Rohmah*, Sismeri Dona 1, Dini Akbari Husna 2 1 AKBID Sari Mulia 2 AKBID Sari Mulia *Korespondensi

Lebih terperinci

: Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi

: Tingkat pengetahuan, bayi, Kejadian Ikutan Pasca imunisasi TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN Suyati, Maya Yuni Hariyanti Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI DI KLINIK CAHAYA KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT KECAMATAN MEDAN TIMUR TAHUN 2013 Friska Margareth Parapat 125102063

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN 213 Ade Rochyatun Utami 1, Istichomah 2, Meyliya Qudrani 3 D III Kebidanan Politeknik Harapan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dermatitis atopik (DA) merupakan suatu penyakit peradangan kronik, hilang timbul yang disertai rasa gatal pada kulit. Kelainan ini terutama terjadi pada masa bayi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue

Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan, Demam Berdarah Dengue GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DI KELURAHAN PULUBALA KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Fadlun Lapaleo. 841409036. Skripsi, Program Studi Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran umum Penelitian ini dilakukan di desa Kebondalem Kabupaten Batang dengan batas wilayah barat berbatasan dengan desa Yosorejo, sebelah

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN BERDASARKAN UMUR DAN PARITAS DI RSUD. INDRAMAYU DI RUANG POLI KEBIDANAN PERIODE JANUARI 2016 Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

Kata kunci : Atonia Uteri, Retensio Plasenta, Laserasi Jalan Lahir dan Plasenta Res Daftar pustaka : 21 ( )

Kata kunci : Atonia Uteri, Retensio Plasenta, Laserasi Jalan Lahir dan Plasenta Res Daftar pustaka : 21 ( ) ABSTRAK Perdarahan post partum masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. Perdarahan post partum terjadi di karenakan masih banyaknya faktor faktor yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah suatu pengukuran untuk menentukan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas bertujuan untuk melihat sejauh

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN BANTAN KEC. MEDAN TEMBUNG TAHUN 2011

FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN BANTAN KEC. MEDAN TEMBUNG TAHUN 2011 FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI LINGKUNGAN XIV KELURAHAN BANTAN KEC. MEDAN TEMBUNG TAHUN 2011 LOISE JULIYANTI SIAGIAN 105102065 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI D-IV

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia ABSTRAK Kejadian anemia pada ibu hamil di klinik ina gurky ini masih banyak terjadi sebesar 60%. Keadaan anemia yang terjadi pada ibu hamil terkait dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi

Lebih terperinci

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1 105 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU IBU TENTANG PENANGANAN AWAL DIARE DALAM MENCEGAH TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DI KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2012 I. Data

Lebih terperinci

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap

Lebih terperinci

ChyntiaBlog Annyeong haseyo terima kasih udah berkenan mengunjungi blog saya semoga bermanfaat dan menghibur :)

ChyntiaBlog Annyeong haseyo terima kasih udah berkenan mengunjungi blog saya semoga bermanfaat dan menghibur :) ChyntiaBlog Annyeong haseyo terima kasih udah berkenan mengunjungi blog saya semoga bermanfaat dan menghibur :) Minggu, 04 November 2012 Laporan Kasus IMPETIGO BULOSA BAB I PENDAHULUAN Impetigo merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian non eksperimental observasional dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pemenuhan Nutrisi, Perawatan Perineum, Penyembuhan Ruptur Perineum

Kata Kunci : Pemenuhan Nutrisi, Perawatan Perineum, Penyembuhan Ruptur Perineum ABSTRAK Penyembuhan rupture perineum di klinik Ridho jalan sehati gang sempurna pasar dua Krakatau masih bayak yang tidak mengalami ketidak kesembuhan hal ini sebabkan oleh faktor pemenuhan nutrisi dan

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Biawu merupakan salah satu dari 20 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kota Selatan, yang letaknya

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru (The Study of Client s Knowledge about Self Medication at Dispensaries in Pekanbaru) Husnawati * ; Armon Fernando; Ayu Andriani

Lebih terperinci

HUBUNGAN ETIKA PROFESI KEBIDANAN TERHADAP PEMBERIAN PELAYANAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA BIDAN PRATEK SWASTA DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2008

HUBUNGAN ETIKA PROFESI KEBIDANAN TERHADAP PEMBERIAN PELAYANAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA BIDAN PRATEK SWASTA DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2008 HUBUNGAN ETIKA PROFESI KEBIDANAN TERHADAP PEMBERIAN PELAYANAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA BIDAN PRATEK SWASTA DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2008 Dipersiapkan dan disusun oleh: K a r s i NIM : 075102076

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel-variabel yang mempengaruhi dan terpengaruhi. Dengan kata lain dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW III DESA PONCOREJO KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL 6 Sri Wahyuni ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit berbahaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai gambaran pengetahuan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU (Studi di Desa Kemlagilor Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tahun 2016) Siti Aisyah *Dosen Program Studi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Pembersih Kewanitaan

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Pembersih Kewanitaan ABSTRAK Remaja putri di SMA N 1 Keritam ada melakukan eksternal douching vagina atau membersihkan vagia dengan menggunakan sabun mandi dan menggunakan produk komersil pembersih kewanitaan. Keadaan ini

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) DI DESA BULUMARGI KECAMATAN BABAT LAMONGAN Dian Nurafifah Dosen D3 Kebidanan STIKes Muhammadiyah Lamongan email: diannurafifah66@yahoo.com

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1) IDENTITAS Nama : Langgeswari Vellagom Tempat / Tanggal Lahir : Pulau Pinang, Malaysia / 16 Juli 1990 Pekerjaan : Mahasiswi Agama : Hindu Alamat : No.46, Jaya Bangunan,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI 1-3 TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI PUSKESMAS TEGALREJO KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI 1-3 TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI PUSKESMAS TEGALREJO KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI 1-3 TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI PUSKESMAS TEGALREJO KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di apotek Mega Farma Kota Gorontalo pada tanggal 30 Mei-29 Juni tahun 2013. Dengan menggunakan tehnik accidental sampling,

Lebih terperinci

MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL

MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL Eko Mardiyaningsih 1), Umi Setyoningrum 2) Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran email :eko_yans@yahoo.co.id ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Kondisi Rumah, Sanitasi Rumah, Perilaku Anggota Keluarga Merokok dan ISPA

ABSTRAK. : Kondisi Rumah, Sanitasi Rumah, Perilaku Anggota Keluarga Merokok dan ISPA ABSTRAK Di Indonesia ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Dan kejadian tersebut dipengaruhi oleh kondisi, sanitasi rumah dan perilaku anggota keluarga merokok.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012). 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SISTEM RUJUKAN 1. Definisi Rujukan adalah suatu kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skabies 1. Definisi Skabies adalah penyakit kulit yang banyak dialami oleh penduduk dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. Skabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif karena bertujuan untuk membuat gambaran yang benar mengenai subjek yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih PENDAHULUAN Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil,

Lebih terperinci

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN, PARITAS DAN KETERPAPARAN INFORMASI DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BUKU KIA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LOJI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Lebih terperinci

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA PERIODE APRIL MEI TAHUN 2015 Oleh : Aat Agustini ABSTRAK Pengetahuan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN Nurani Dewi 1, Edy Sucipto 2, Istichomah 3 D III Kebidanan Politeknik Harapan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu,penginderaan terjadi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Pijat Bayi Prematur

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Pijat Bayi Prematur ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya. Karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehinga dia menjadi tenang

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan.

BAB VI PEMBAHASAN. subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk. pemberian madu sampai usia 12 bulan. BAB VI PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada subyek berumur 1-5 tahun. Pemilihan subyek penelitian di atas 1 tahun dilakukan berdasarkan rekomendasi untuk pencegahan utama keracunan botulismus pada

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014 1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014 PUTRI WAHYUNI 135102096 KARYA TULIS ILMIAH D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

Lebih terperinci

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 216 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen (Level Of

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di

I. PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat selama pasien dirawat di rumah sakit 3 x 24 jam. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium yang melapisi saluran kemih karena adanya invasi bakteri dan ditandai dengan bakteriuria dan

Lebih terperinci