GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013"

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH OLEH MAISAROH AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN 2013

2 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Menjadi Ahli Madya Kebidanan OLEH MAISAROH AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN 2013

3 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Dengan judul : GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 Yang Dipersiapkan Oleh MAISAROH Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Medan, 27 Agustus 2013 Pembimbing ( Evi Desvina, SKM )

4 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah Dengan judul : GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DI LINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 Yang Dipersiapkan Oleh MAISAROH Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji KTI Pada Tanggal 27 Agustus 2013 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Penguji I Penguji II Penguji III (Dr. Yunita Sari Hrp M.Kes) (Riza Budianti SST. M.Kes) (Evi Desvina SKM) Medan, 27 Agustus 2013 Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan (Dra. Kasminah, M.Kes)

5 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1) IDENTITAS Nama : Maisaroh Tempat / Tanggal Lahir : Desa Lubuk Kayu aaro, 07 mey 1991 Agama Nama Ayah Nama Ibu Anak Ke Alamat : Islam : Tausun : Jariyah : 3 dari 3 saudara : Desa Lubuk Kayu Aro, Kec. Rantau Pandan, Kab.Bungo 2) PENDIDIKAN Tahun : Pendidikan SD NO.33/11 Desa Lubuk Kayu Aro Tahun : Pendidikan SLTP Negeri 1 Rantau Pandan Tahun : Pendidikan SMA Negeri 1 Rantau Pandan Tahun : Pendidikan Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan i

6 Nama : Maisaroh Nirm : GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA TENTANG OBESITAS PADA BALITA DILINGKUNGAN XIX KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 ABSTRAK Obesitas adalah permasalahan umum pada anak-anak pada masa sekarang ini. obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan. Obesitas menyebabkan 10,3% kematian dari seluruh kematian di dunia, Menurut WHO angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab kematian di dunia. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang obesitas pada balita di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 dengan menggunakan data primer. Jumlah populasi 108 orang dengan sampel 52 orang. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa pengetahuan ibu tentang obesitas paling banyak berpengatahuan baik berjumlah 29 orang, umur tahun berjumlah 18 orang dengan pengetahuan baik sebanyak 11 orang (61,11%), pendidikan SMA berjumlah 26 orang dengan pengetahuan baik sebanyak 15 (57,69%), pekerjaan ibu rumah tangga berjumlah 45 orang dengan berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (53,33%), sumber informasi tenaga kesehatan berjumlah 39 orang dengan berpengetahuan baik sebanyak 22 orang (56,42%), paritas scundipara berjumlah 21 orang dengan berpengetahuan baik sebanyak 12 orang (57,14%), frekuensi makan 3x sehari berjumlah 34 orang dengan berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (52,94). Diharapkan pada ibu-ibu yang mempunyai balita untuk lebih peduli, memperhatiakan, menjaga, dan merawat kesehatan balitanya khususnya tentang obesitas pada balita. Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Yang Mempunyai Balita, Obesitas Daftar Pustaka : 17 buku ( ) ii

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti sampaikan kehadirat ALLAH SWT yang telah melipahkan Rahmat dan Karunia-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan. Adapun judul ini adalah Gambaran Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Peneliti menyadari bahwa banyak keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. Namun dengan berbekal keyakinan akan keberhasilan suatu usaha disertai bantuan, bimbingan, dorongan dan do a baik pembimbing, keluarga, sahabat, adek-adek, dan juga berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada: 1. Bapak Ir. Uchwatul achyar, selaku pembina yayasan Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan. 2. Mhd. Angky Maulia.SE, selaku ketua yayasan Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan. iii

8 3. Ibu Dra. Kasminah M.Kes, selaku Direktris Akbid Nusantara 2000 Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesikan karya tulis ilmiah ini. 4. Ibu Evi Desvina SKM, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan petunjuk yang berguna dalam penulisan karya tulis ilmiah ini. 5. Ibu Riza Budianti. SST. M.Kes, Selaku Wakil direktur I di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan Dan dosen penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan telah memebantu saya dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah. 6. Dosen penguji Ibu dr. Yunita sari harahap M.Kes yang telah memebantu saya dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah. 7. Seluruh staff dan dosen pengajar program pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak mendidik dan memebekali Ilmu pengetahuan selama peneliti menjadi mahasisiwi Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan. Ibu Tuti Handayani. SST. Selaku Ibu asrama yang telah menjaga dan merawat selama kami berada di Akademi kebidanan Nusantara 2000 Medan. 8. Teristimewa kepada Ayahanda Tausun Dan Ibunda Jariyah yang telah mengasuh, membesarkan, mendidik dan memeberikan dukungan moral, material dan memeberikan do a yang tak henti-hentinya kepada peneliti selama menjalani pendidikan sehingga selesainya karya tulis ilmiah ini. Kepada Kakak dan iv

9 abangku tersayang Hapizulah Amin beserta istri Yatim puji lestari beserta anak Eny Husnita, hapiziah beserta suami Qistolani beserta anak Fadila Ramadhani, dan Sarbaini yang selalu memberikan Kasih sayang, dukungan, perhatian dan memeberikan semangat kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai. 9. Terima kasih kepada Teman-Temanku Angkatan X yang seperjuangan yang tak dapat peneliti sebutkan satu-per satu lagi, atas dukungan dan motipasi yang diberikan kepada peneliti sehingga karya tulis ilmiah ini selesai. Akhir kata peneliti hanya dapat memohon do a kepada ALLAH SWT, semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dari seluruh pihak mendapat imbalan dari ALLAH SWT dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfa at bagi kita semua yang memebaca nya, Amin yarobbal Alamin Medan, 27 Agustus 2013 Peneliti (MAISAROH)

10 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR DIAGRAM... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengetahuan Defenisi Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif Balita Defenisi Balita Obesitas Penyebab Obesitas Dampak dan Akibat Obesitas Gizi untuk Balita Pemantauan Status Gizi Kebutuhan Gizi Pada Balita Karakteristik Ibu Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Sumber Informasi Frekuensi Makan Balita vi

11 Halaman BAB 3 METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Defenisi Operasional Pengetahuan Umur Pendidikan Pekerjaan Paritas Sumber Informasi Frekuensi Makan Balita Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Metode Penelitian Tehnik Pengumpulan Data Aspek Pengukuran Pengetahuan Teknik Pengolahan Data Analisis Data BAB 4 HASIL PEMBAHASAN Hasil Penelitian Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Balita vii

12 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Umur Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Pendidikan Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Pekerjaan Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Sumber Informasi Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Paritas Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Frekuensi Makan Balita Pembahasan Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Umur Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Pendidikan Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Pekerjaan Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Sumber Informasi Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Paritas Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Berdasarkan Frekuensi Makan Balita BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Halaman viii

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Tahun Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan XIX kelurahan Binjai KecamatanMedan Tahun Distribusi Ibu Yang mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamata Medan Tahun Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Tahun Distribusi Ibu Yang Mepunyai Balita Berdasarkan Paritas Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamata Medan Tahun Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun ix

14 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Halaman Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasakan Pendidikan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Disttribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Paritas di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai kecamtan Medan denai Tahun Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Frekuensi Makan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun x

15 DAFTAR DIAGRAM Halama Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Umur Di Lingkungan XIX kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Diagram4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mepunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Diagram4.4 Diagram4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang obesitas Pada Balita Berdasarkan Paritas Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Diagram 4.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun xi

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampira 1 Lampiran 2 Lampiran 3 : Kuesioner : Lembar Jawaban Kuisioner : Master Data Pengtahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Tahun 2013 Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah Kota Medan Badan Penelitian Dan Pengembangan Lampiarn 6 Lampiran 7 Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari Kecamatan Medan Denai : Surat Izin penelitian Dari Kepling Desa Binjai : Surat Selesai Penelitian Dari Kepling Xii

17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obesitas menyebabkan 10,3% dari seluruh kematian di dunia. Menurut WHO, angka tersebut menempati peringkat kelima penyebab utama kematian di dunia. Secara gelobal 1,6 miliar kaum dewasa kegemukan dan 400 juta di antaranya mengalami obesitas. Sementara kepasifan fisik berada di urutan keempat penyebab kematian dunia. Pada hal, 31% masyarakat dunia dari semua umur 60% - 85% kaum dewasa di dunia tidak aktif secara fisik (Lakshita, 2012). Angka kejadian obesitas di berbagai negara terus meningkat. Prevalensi obesitas di Inggris pada tahun 1980 hanya 7%, lalu meningkat menjadi 23% pada tahun Pada tahun 1999, 61% penduduk Amerika menderita overweight ( 27% diantaranya obesitas). Kemudian pada tahun 2007 meningkat menjadi 66% ( 32% diantarara obesitas), hasil survey nasional Indonesia tahun menunjukkan bahwa dalam waktu 3 tahun terjadi kenaikan angka obesitas pada balita sebanyak 2%, kenaikan ini harus diwaspadai karna kemungkinan balita yang gemuk akan menjadi dewasa yang gemuk pula. Tahun 1983, Depkes RI menyakan bahwa obesitas merupakan salah satu masalah gizi nasional ( Soegih, 2009). 1

18 2 Menurut Drektorat Bina Gizi Masyarakat (BGM) Depkes (1999) dalam Almatsier (2002) hasil data antopometri anak balita (BB/U) yang dikumpulkan melalui SUSENAS dan dianalisis oleh Direktorat BGM Depkes menunjukan bahwa dalam 10 tahun yaitu dari tahun prevalensi gizi lebih pada balita meningkat dari 0,77% hingga 4,48%. Depkes juga menunjukan adanya peningkatan gizi lebih pada balita sebesar 3,3% pada tahun 2000 menjadi 2,5% pada tahun 2003 (Badriah, 2011). Prevalensi kegemukan pada balita di Indonesia meningkat melampaui angka malnutrisi pada balita. Proses balita gemuk mencapai 14% lebih tinggi dari jumlah balita yang sangat kurus, dan kurus yakni 6% dan 7,2% atau 13,3% pada tahun Sementara pada tahun 2007 menunjukan angka presentasi balita gemuk mencapai 12,2%. (Warastri, 2011) Menurut Rahayu Sedyaningsih, sebanyak 14% balita di Indonesia mengalami obesitas. Tingkat obesitas DKI Jakarta paling tinggi se Indonesia dengan 19,6% dan disusul Sumatra Utara dengan 18,3% pada tahun 2010 (Sedyaningsih, 2011). Menurut Menkes RI Nafisah Mboy, di perkirakan 14,2% pada tahun Balita di Indonesia mengalami gizi lebih dan Kegemukan (Obesitas). Kelebihan gizi merupakan resiko utama penyakit tidak menular (PTM) yang juga merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia (Mboy, 2013).

19 3 Berdasarkan hasil dari penelitian yang sudah di lakukan peneliti, peneliti melihat ada nya balita dengan obesitas di Lingkungan XIX sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Perumusan Masalah Belum diketahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan umur di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.

20 4 2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan pendidikan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada berdasarkan pekerjaan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan sumber informasi di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Untuk mengetehui Distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan paritas di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Untuk mengetahui distribusi ibu yang memepunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan frekuensi makan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi ibu-ibu dalam meningkatkan pengetahuan tentang Obesitas pada balita di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

21 Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah di peroleh selama masa Perkuliahan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.

22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni,indra penglihatan,penciuman, pendengaran, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011) Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif Tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang tercakup dalam domain. Kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 1) Tahu (know) Di artikan sebagai pengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali, sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 6

23 2) Memahami (comprehensip). Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Aplication). Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah ada di pelajari pada suatu kondisi (yang sebenarnya). Aplikasi di sini diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukuman-hukuman, rumus, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain. 4) Analisa (Analysis). Analisa adalahsuatu komponen untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen,tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan data sebagainya. 5) Sintesis (synthesis). Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghiburkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.misalnya,dapat menyesuaikan dan lain sebaginya terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada.

24 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau yang menggunakan kriteria yang di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada Balita Defenisi Balita Balita atau dikenal juga anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 1-5 tahun, sedangkan usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak dengan kecepatan pertumbuhan sehebat yang terjadi sebelumnya pada masa bayi atau pada masa remaja nantinya, rata-rata pertumbuhan tiap tahun seorang anak pada usia sekolah adalah berkisar 3-3,5 Kg untuk berat badan dan sekitar 6 cm untuk ketinggian. Anak-anak pada periode usia ini tetap mempunyai dorong pertumbuhan yang biasanya bertepatan dengan periode peningkatan masukan dan nafsu makan. Ketika memasuki periode pertumbuhan yang lebih lambat, masukan dan nafsu makan seorang anak juga akan berkurang. Adanya variasi dalam hal nafsu makan dan asupan makanan pada anak usia sekolah harus dipahami oleh para orang tua agar dapat memberikan respon yang baik terhadap setiap kondisi yang terjadi pada anak (Sulistyoningsih, 2011).

25 Masa prasekolah adalah suatu periode waktu sebelum anak mulai mendapatkan pendidikan formal kurang lebih sekitar usia 3-5 tahun, masa pertumbuhan untuk anak di atas usia 1 tahun dibagi menjadi 2 tahapan yaitu masa Todder dan massa prasekolah. Periode umur untuk tahapan ini adalah 1-5 tahun. a. Massa Todder Pada umumnya massa Todder diartikan sebagai usia anak antara 1-3 tahun. Usia Todder adalah periode peralihan dari bayi kekategori usia anak. Tahap ini mempunyai Karakteristik pertumbuhan fisik yang cepat dan menyolok serta kemampuan motoriknya yang sudah mulai stabil. Dan penjelajahan terhadap lingkungan dan perkembangan kemampuan berbahasa pun sudah mulai menonjol. b. Massa Prasekolah Usia Prasekolah didefenisikan sebagai anak yang berusia di atas 3-5 tahun. Sering menyebutnya sebagai Usia Taman Kanak-Kanak. Karakteristik dari perkembangan usia ini adalah bertambahnya kemampuan untuk lebih mandiri, perkembangan sosial meningkat, senang berkumpul dengan teman sebayanya, Dan kemampuan berbahasa dan kemampuan untuk mengatur perilakunya lebih baik. (Badriah, 2011).

26 2.2.2 Obesitas Obesitas adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan ditandai dengan akumulasi jantung lemak secara berlebihan diseluruh tubuh, yang merupakan keadaan fatologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang melebihi dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh (Dewi, 2013). Banyak orang tua merasa senang memiliki balita bertubuh gemuk, mereka beranggapan anak yang gemuk berarti sehat, para orang tua pun membiarkan sang buah hatinya, karena beranggapan anaknya akan berubah menjadi kurus saat dewasa padahal anggapan ini sangat keliru, banyak penelitian menunjukan balita yang mengalami kegemukan atau obesitas memiliki 2/3atau lebih dari 66% kecenderungannya untuk tetap terkena obesitas meski sudah beranjak dewasa kegemukan dan obesitas erat kaitannya dengan kelebihan gizi, Di Indonesia permasalahan kelebihan gizi makin meningkat dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir. (Kartika, 2013). Obesitas adalah permasalahan umum yang dialami anak-anak pada masa sekarang ini, Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan efek negatif untuk kesehatan. Anak kita yang lugu tidak tentu tidak memahami bahaya tersebut, maka dari itu orang tua adalah orang pertama yang bertanggung jawab atas kesehatan anaknya, Anak harus tetap sehat dan tidak sering sakit-sakitan, oleh karana itu orang

27 tua harus mengetahui apa penyebab dan bagaimana cara mencegah dan mengatasi masalah obesitas pada anak-anaknya. ( Nirwana, 2012). Obesitas bisa dilihat langsung dari berat badan anak. Berat badan anak antara usia 0-6 bulan biasanya bertambah 682 gram per bulan. Berat badan bayi meningkat dua kali lipat setelah usia 5 bulan, yaitu antara 6-12 bulan. Berat bayi usia ini meningkat 341 gram perbulan. Berat bayi meningkat tiga kali lipat, ketika bayi beranjak usia 12 bulan. Berat badan bayi akan meningkat empat kali lipat dari berat lahir pada usia 2 tahun. Dan pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kilo gram per tahun. (Nirwana, 2012) Penyebab Obesitas Secara ilmiah obesitas dapat terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Obesitas cenderung dipengaruhi oleh turunan dari keluarga. Apabila ada orang tua yang obesitas dalam keluarga, kemungkinan anaknya juga akan menderita obesitas. Namun, tidak sedikit dari ahli kesehatan menilai bahwa faktor genetik bukanlah penentu dominan dalam obesitas pada anak. Obesitas pada anak juga ditentukan oleh faktor risiko lainnya (Lakshita, 2012).

28 Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami obesitas, di antaranya: 1. Faktor genetik Faktor genetik ini merupakan faktor turunan dari orang tua. Faktor ini lah yang sulit untuk dihindari. Apabila ibu dan bapak anak mempunyai kelebihan berat badan, maka ini bisa dipastikan pula akan menurun pada anaknya. Biasanya bisa dipastikan pula menurun pada anaknya. Biasanya anak yang berasal dari keluarga yang juga mengalami Overweigt, dia akan lebih beresiko untuk memiliki berat badan berlebih, terutama pada lingkungan dimana makanan tinggi kalori selalu tersedia dan aktifitas fisik tidak terlalu diperhatikan (Nirwana, 2012) a. Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan Maraknya restoran cepat saji merupakan salah suatu faktor penyebab. Anak- Anak sebagian besar menyukai makanan cepat saji atau fast food bahkan banyak anak yang akan makan dengan lahap dan menambah porsi bila makan makanan siap disaji. Padahal makanan seperti itu umumnya mengandung lemak dan gula yang tinggi yang menyebabkan Obesitas. Orang tua yang sibuk sering menggunakan makanan siap cepat saji yang praktis dihidangkan untuk diberikan pada anak-anak mereka, walaupun kandung gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Itu sebabnya makanan cepat saji sering disebut dengan istilah junk food atau makanan sampah. Selain itu, kesukaan anak-anak pada makanan ringan dalam kemasan atau makanan manis menjadi hal yang patut diperhatikan (Nirwana, 2012).

29 b. Minuman ringan Sama seperti makanan cepat saji, minuman ringan soft drink terbukti memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga berat badan akan cepat bertambah bila mengkonsumsi minuman ini. Rasa yang nikmat dan menyegarkan menjadi anak-anak sangat menggemari minuman ini (Nirwana, 2012) c. Kurangnya aktifitas fisik Masa anak-anak identik dengan masa bermain. Dulu permainan anak umumnya adalah permainan fisik yang mengharuskan anak berlari, melompat atau gerakan lainnya. Tetapi hal itu telah tergantikan dengan game elektronik, komputer, internet, atau televisi yang cukup dilakukan dengan hanya duduk di depannya tanpa harus bergerak. Hal inilah yang menyebabkan anak kurang melakukan gerak badan sehingga menyebabkan kelebihan berat badan (Nirwana, 2012). 2. Faktor psikologi Beberapa anak makan berlebih untuk melupakan masalah, melawan kebosanan, atau meredam emosi, seperti stres. Masalah-masalah inilah yang menyebabkan terjadinya Overweight pada anak (Nirwana 2012).

30 3. Faktor keluarga Jika orang tua selalu membeli makanan ringan, seperti biskuit, chips, dan makanan tinggi kalori yang lain, hal ini juga berkontribusi pada penigkatan berat badan anak. Jika orang tua dapat mengontrol akses anak ke makanan yang tinggi kalori, mereka dapat membantu anaknya untuk menurunkan berat badan (Nirwana, 2012). 4. Faktor sosial ekonomi Anak yang berasal dari latar belakang keluarga berpendapatan rendah mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami obesitas. Karena mereka tidak pernah memperhatikan apakah makanan mereka sehat atau tidak, yang terpenting bagi keluarga yang kurang mampu, mereka bisa makan Memprioritaskan makanan yang sehat dan olahraga dalam keluarga membutuhkan membutuhkan waktu dan uang Itulah yang membuat anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang kelebihan berat badan (Nirwana, 2012). Sejak dahulu banyak orang berpendapat bahwa bayi gemuk artinya sehat dan lucu, Akibatnya sering kali banayk ibu justru berupaya semaksimal mungkin membuat anakanya montok, termasuk dengan memberikan makanan yang membuat berat badan si kecil melonjak. Salah satu penyebab obesitas pada Balita adalah faktor keturunan, terutama jika orang tua mengidap penyakit diabetes, maka anak-anaknya berisiko untuk mengalami obesitas pada usia muda. Bahkan, meskipun ketika balita

31 mereka memiliki berat badan yang normal. Tapi bukan berarti jika ibu dan pasangannya bebas diabetes maka sikecil juga tak bisa mengalami obesitas.faktor utama penyebab obesitas pada balita adalah kebiasaan hidup sehari-hari, seperti pola makan, aktivitas, dan pola istirahat yang diterapkan pada sikecil. Makin banyak tersedia jenis makanan dan cemilan bagi sikecil sebaiknya, ibu tetap mengutamakan faktor kesehatan dalam memiliki jenis makanan bagi sang buah hati. Jangan berlebihan dalam memberi makanan yang memiliki kadar Karbohidrat dan Lemak yang tinggi seperti: permen dan coklat, minuman yang mengandung banyak gula, makanan cepat saji, kue-kue yang banyak mengandung banyak gula dan coklat, keju dan kacang-kacang dan lain-lain. Bukan berarti si kecil sama sekali tidak boleh mengkonsumsi makanan-makanan tersebut selama porsi dan frekuensinya tidak berlebihan. Meningkatnya kasus kegemuikan pada anak balita akan memicu peningkatan Risiko penyakit Kardiovaskuler, Kanker, Diabetes, Kelainan otot, Hingga kelainan pernapasan, namun dampak ini tidak muncul seketika pada anak kegemukan bukan bererti penyakit infeksi, tetapi bersipat Kronis yang dampaknya muncul saat mereka dewasa. Penyakit-penyakit ini muncul bersama dengan penurunan metabolisme tubuh akibat kegemukan, namun dampak ini dapat dikurangi jika kegemukan pada balita segera ditangani. (Sekartini, 2011)

32 2.2.4 Dampak dan Akibat Obesitas Obesitas berdampak banyak pada anak, akibat dari obesitas adalah diabetes, darah tinggi atau penyakit jantung. Penyakit-penyakit ini adalah penyakit yang biasa menyerang orang dewasa, tetapi bersama perkembangannya zaman penyakit tersebut kini bisa menyerang pada anak-anak. Penyakit itu akibat timbunan lemak, kolesterol dan gula yang mengendap pada tubuh anak, selain itu gangguan pernapasan atau asma juga termasuk salah satu penyakit yang menyerang obesitas. Gangguan pernafasan atau asma beresiko lebih besar dialami oleh anak-anak yang mengalami obesitas. Anak yang mengalami berat badan atau kegemukan juga sering mengalami gangguan bergerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebih pada organ-organ yang seharusnya berkembang. (Nirwana, 2012). Pola makan ketika bayi akan memberikan dampak hingga ia dewasa. Pemberian makanan padat sebelum usia anak 4 bulan akan meningkatkan resiko obesitas. Pemberian Asi ekslusif ketika bayi dapat menjadi solusi bagi kebutuhan gizi anak. Orangtua hendaknya memodifikasi makanan anak dengan memberi anak mereka makanan sehat yang cukup serat dan seimbang gizi. Hindarkan anak dari kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji. Berikan lah makanan yang bervariasi setiap harinya dengan kandungan gizi yang seimbang. Hiaslah makanan yang disediakan orangtua dibandingkan makanan cepat saji. (Lakshita,2012).

33 Salah satu penyebab kegemukan adalah pola makan tidak seimbang, kelebihan kalori disebabkan banyaknya konsumsi gula, sementara kelebihan protein dipicu banyak konsumsi susu, sejumlah balita yang diteliti mengkonsumsi susu hingga delapan gelas perhari, kondisi ini membuat asupan gizi lain menjadi kurang kerana sipat susu yang mengenyangkan, apalagi susu nya jenis fuul creame (Tinggi lemak) dan ditambah gula. (Bardosono, 2011). Masalah ini harus segera diatas karena kelebihan gizi terutama pada anak usia dini dapat mengakibatkan penyakit-penyakit yang tidak menular seperti penyumbatan pembuluh darah di otak yang memicu stroke penyumbatan pembuluh darah di jantung dan diabetes. Jika tidak segera ditanggani, biaya penanggulangan akibat obesitas bakal meningkat, dampak buruk bila dibiarkan banyak sekali pada janin dan anak yang berusia kurang dari 2 tahun antara lain ukuran dan komposisi tubuh termasuk otak dan organ internal tidak seimbang gangguan fisiologi dan metabolik serta dampak buruk anak dan dewasa antara lain kemampuan kognitif buruk, obesitas, rentan infeksi, dan penyakit degeneratip lainnya. (Kartika, 2013)

34 2.2.5 Gizi Untuk Balita 1. Peranan Gizi Bagi Perkembangan Otak dan Motorik Balita Usia 1-5 tahun adalah periode penting dalam tumbuh kembang anak. Masa ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan dengan cepat yang merupakan landasan bagi perkembangan anak selanjutnya. a. Peranan Gizi Terhadap Perkembangan Otak Apabila asupan makanan balita tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang di butuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, akan dapat mengakibatkan perubahan metabolisme dalam otak sehingga otak tidak mampu berfungsi secara normal. (Dewi, 2013) b. Peranan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kekuranagan Gizi pada balita dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan motorik yang meliputi perkembangan emosi, tingkah laku. Umumnya anak akan mengisolasi dirinya, apatis ( hilang kesadaran diri), dan tidak mampu berkonsentrasi. (Dewi, 2013)

35 2.2.6 Pemantaun status gizi Pemantaun pertumbuhan balita dapat dilakukan dengan menggunakan kms, sedangkan untuk anak sekolah dengan istilah kms as ( Kartu menuju sehat anak sekolah) pengukuran berat badan secara rutin setiap bulan sangat penting dilakukan untuk melihat grafik pertumbuhan anak, anak yang sehat dan terpenuhi kebutuhan gizi nya akan memiliki grafik pertumbuhan yang mengikuti garis hijau pada kartu sehat. (Sulistyoningsih, 2011) Kebutuhan gizi pada balita Makanan balita seharusnya berpedoman pada gizi yang seimbang, serta harus memenuhi standar kecukupan gizi balita. Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh makanan yang cukup dan mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan. Dengan gizi seimbang maka pertumbuhan dan perkembangan balita akan optimal dan daya tahan tubuhnya akan baik sehingga tidak mudah sakit. (Dewi, 2013) Karakteristik Ibu Umur Umur adalah lamanya usia seseorag hidup dihitung dari tahunnya yang terakhir (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat (Notoatmodjo, 2003).

36 2.3.2 Pendidikan Semakin tinggi dan formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula tingkat pengetahuan yang bersifat intelektual yang dimiliki seseorang tersebut (Hurlock, 2004) Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat memepengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo, 2011) Paritas Paritas adalah Jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu yang hidup maupun yang mati., paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut maternal, paritas lebih dari 3 memepunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian maternal, paritas lebih dari 3 dapat di kurangi atau dicegah dengan keluarga berencana (Sarwono, 2005).

37 2.3.5 Sumber Informasi Saluran untuk menyampaikan Informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah menerima pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien. Salah satu upaya promosi kesehatan untuk merealisasikan perubahan perilaku kesehatan yang lebih efektif adalah dengan pemasaran sosial. Media massa ini dibagi menjadi 3 yaitu media cetak, Media Elektronik, Media papan (bil board) (Notoatmodjo, 2003). Sumber Informasi dapat meningkatkan pengetatuan seseorang dari media massa yang ada seperti televisi, radio dan internet serta dari media cetak seperti majalah kesehatan dan lain sebagainya. Jaringan sosial juga memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan seseorang seperti membantu meningkatkan pengetahuan dengan menyarankan strategi-strategi alternatif yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan mengajak orang orang berfokus pada aspek-aspek pengetahuan yang lebih positif (Niven, 2004) Frekuensi Makan Balita Makan berlebihan. Trend yang ada sekarang ini adalah banyak makanan yang tinggi lemak dan gula. Banyak anak balita yang makannya hanya 2 kali sehari lebih gemuk dibandingkan anak balita yang makan 3 kali sehari. Hal ini menunjukan bahwa sering makan dalam jumlah sedikit lebih baik dari pada jarang makan tetapi dalam porsi besar. Pada anak penyebab yang paling sering adalah seperti makanan tambahan diberikan terlalu dini, pemberian pengganti Asi terlalu berlebihan,

38 memberikan makan yang tinggi lemak dan dan gula yang berlebihan, suka ngemil merupakan biang kerok obesitas, frekuensi ngemil paling tinggi adalah pada sore dan malam hari pasal nya ngemil tidak menimbulkan rasa kenyang (Prasetyo, 2013).

39 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Karakteristik Ibu : 1. Umur 2. Pendidikan Ibu 3. Pekerjaan 4. Sumber Informasi 5. Paritas 6. Frekuensi makan Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas pada Balita 3.2 Defenisi Operasional Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai Balita dalam menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh penulis yang berupa kuesioner yang di kategorikan menjadi: c. Baik d. Cukup e. Kurang 23

40 3.2.2 Umur Umur adalah lamanya usia ibu yang di hitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir yamg dinyatakan dalam tahun yang di kategorikan menjadi : tahun tahun tahun Pendidikan Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah di selesaikan oleh ibu yang di kategorikan menjadi : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi / Akademi Pekerjaan Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang di lakukan sehari-hari yang di kerjakan secara rutinitas yang di kategorikan menjadi: 1. Ibu Rumah Tangga 2. Wiraswasta

41 3. Pegawai Swatas 4. PNS Sumber Informasi Sumber informasi adalah dari mana ibu memperoleh sumber informasi tentang Obesitas pada Balita yang di kategorikan menjadi: 1. Teman atau keluarga 2. Tenaga kesehatan 3. Media cetak 4. Media elektronik : radio,tv,internet Paritas Paritas adalah jumlah kelahiran yang menghasilkan janin hidup atau mati yang di kategorikan menjadi: a. Primipara ( 1 orang anak) b. Scundipara (2 orang anak) c. Multipara (3-5 0rang anak) d. Grandemultipara (lebih dari 6 orang)

42 3.2.7 frekuensi makan Frekuensi makan adalah jumlah porsi atau takaran makan balita sehari sesuai dengan porsi yang di butuhkan yang dikategorikan menjadi: a. 1-2x sehari b. 3x sehari c. >3x sehari 3.3 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian deskriptif. Dengan desain cross sectional yaitu untuk mengetahui Gambaran Ibu Yang Mempunyai Balita tentang Obesitas pada balita Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di lakukan di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai dengan alasan belum pernah di lakukan penelitian tentang Obesitas pada balita.

43 3.4.2 Waktu Peneliti Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah mulai dari Tangal 22 Juli sampai 20 Agustus Populasi Dan Sampel Populasi Populasi adalah subjek penelitian. Populasi mewakili karakteristik yang ingin didapatkan oleh penelitian dimaksud (Zaluchu, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 108 orang Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 52 orang. Cara mengambil sambel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik simple random sampling (acak sederhana) yaitu dengan menetapkan sampel berdasarkan data yang sesuai dengan maksud dan kapasitas yang diinginkan peneliti. Berdasarkan penghitungan menggunakan rumus sebagai berikut: n = N 1 + N(d )

44 Keterangan: n= Besar Sampel N= Besar populasi d= Tingkat Kepercayaan Maka: n = (0, 1 ) n = 108 2,08 n = 51,9 orang n = 52 orang 3.6 Metode Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan data primer yaitu dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner yang di susun oleh penulis berdasarkan teoritisnya. Penulis memberikan penjelasan singkat terlebih dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian.untuk mengisi kuesioner, penelitian mendatangi ibu-ibu yang tinggal Di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 menjadi sampel.

45 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan Aspek pengukuran di lakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20 buah.masing-masing pertanyaan akan di beri skor sebagai berikut : 1. Jawaban yang benar di beri skor nilai ( 1 ) 2. Jawaban yang salah di beri skor nilai ( 0 ) Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20 Dengan demikian pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan rumus : S = x 100% Keterangan S X : Skor : Jawaban R : Jumlah nilai maksimum ( 20 soal ) ( Notoatmodjo 2011 ). Setelah selesai semua data yang di olah kemudian di masukkan ke dalam kategori pengetahuan kemudian di masukkan kategori standart absolute sebagai berikut. 1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar ( % ) 2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar ( % ) 3. Pengetahuan kurang,apabila jawabanbenar 0-11 ( 0-55% ) (Nursalam, 2008). 3.7 Teknik Pengolahan Data

46 Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagi berikut : 1. Editing Memeriksa data satu persatu dari hasil jawaban responden yang telah dikumpulkan melalui koesioner. Dalam penelitian ini data yang terkumpul dengan lengkap tidak ada kesalahan atau kekurangan. 2. Coding Setelah data diperiksa kemudian diberi kode tertentu dari setiap jawaban responden sesuai dengan variabel yang diteliti dan pengelopokannya untuk mempermudah dalam pengolahan data. 3. Tabulating Data diberikan kode, kemudian data dikumpulkan lalu dihitung sesuai dengan variabel yang diteliti. Lalu dimasukkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 3.8 Analisa Data Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan melihat presentasi data yang terkumpul dan ditampilkan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi. Analisis data dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.

47 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Obesitas Pada Balita di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013 No Pengetahuan Jumlah % 1. Baik 29 55,77 2. Cukup 19 36,53 3. Kurang 4 7,70 Total % Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa pengetahuan ibu yang memepunyai balita tentang obesitas pada balita berpengetahuan baik sebanyak 29 responden (55,77%) berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden (36,53%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 4 responden (7,70%) Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur Tabel 4.2 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun No Umur Jumlah % Tahun 18 34, Tahun 18 34, Tahun 16 30,77 Total % 31

48 Dari tabel di 4.2 diketahui bahwa responden berumur tahun sebanyak 18 responden ( 34,62%) berdasarkan umur tahun sebanyak 18 responden (34,61%) berdasarkan umur tahun sebanyak 16 responden (30,77%) Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun No Pendidikan Jumlah % 1. SD SMP SMA Perguruan Tinggi/ Akademi 5 9,62 Total % Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden berpendidikan SMA sebanyak 26 responden (50%) SMP sebanyak 19 responden (36,53%) pendidikan perguruan tinggi / akademi sebanyak 5 responden (9,62%) SD sebanyak 2 responden (3.85%) Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.4 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun No Pekerjaan Jumlah % 1. IRT Wiraswasta Pegawai swasta PNS 0 0 Total %

49 Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden dengan pekerjaan IRT sebanyak 45 responden (86,53%) wiraswasta sebanyak 5 responden (9,62%) pegawai swasta sebanyak 2 responden (3,85%) dan tidak ada responden dari PNS Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.5 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun No Sumber Informasi Jumlah % 1. Teman / Keluarga 2 3,85 2. Tenaga Kesehatan Media Cetak 4 7,69 4. Media Elektronik 7 13,46 Total % Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa responden dengan sumber Informasi dari tenaga kesehatan sebanyak 39 responden (75%) media elektronik sebanyak 7 responden (13,46%) media cetak sebanyak 4 responden (7,69%) media teman / keluarga sebanyak 2 responden (3,85%) Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Paritas Tabel 4.6 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasatrkan Paritas di Lingkungan XIX kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun No Paritas Jumlah % 1. Primipara 14 26,93 2. Scundipara 21 40,38 3. Multipara 14 26,93 4. Grandemultipara 3 5,76 Total %

50 Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahiu bahwa responden dari scundipara sebanyak 21 responden (40,38%) primipara sebanyak 14 responden (26,93%) multipara sebanyak 14 responden (26,93%) grandemultipara sebanyak 3 responden (5,76%) Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan Tabel. 4.7 Distribusi Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Frekuensi Makan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun No Frekuensi Makan Jumlah % x sehari 8 15, x sehari 34 65,35 3. > 3 x sehari 10 19,25 Total % Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa frekuensi makan 3x sehari sebanyak 34 responden (65,35%) frekuensi makannya > 3x sehari sebanyak 10 responden (19,25%) frekuensi makannya 1-2x sehari sebanyak 8 responden (15,40%) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun Pengetahuan Jumlah No Umur Baik Cukup Kurang f % f % f % f % Tahun 10 55,56% 6 33,33% 2 11,11% Tahun 11 61,11% 6 33,33% 1 5,56% Tahun 8 50% 7 43,75% 1 6,25%

51 Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa dari 18 responden yang berumur tahun 11 responden berpengetahuan baik (61,11%) 6 responden berpengetahuan cukup (33,33%) dan 1 responden berpengetahuan kurang (5,56%) dari 18 responden yang berumur tahun 10 responden berpengetahuan baik (55,56%) 6 responden berpengetahuan cukup (33,33%) dan 2 responden berpengetahuan kurang (11,11%) Dari 16 responden yang berumur tahun 8 responden yang berpengetahuan baik (50%) 7 responden yang berpengetahuan cukup (43,75%) dan 1 responden yang berpengetahuan kurang (6,25%) Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai balita Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan XIX Kel. Binjai Kec. Medan Denai Tahun 2013 Jumlah No Pendidikan Baik Cukup Kurang f 0% f 0% f % f % 1. SD 1 50% 0 0% 1 50% SMP 9 47,36% 7 36,84% 3 15,78% SMA 15 57,69% 11 42,30% 0 0% Perguruan tinggi/ Akademi 4 80% 1 20% 0 0% Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui dari 26 responden yang berpendidikan SMA 15 responden berpengetahuan baik (57,69%) 11 responden berpengetahuan cukup (42,30%) dan responden berpengetahuan kurang tidak ada. dari 19 responden yang berpendidikan SMP 9 responden yang berpengetahuan baik (47,36%) 7 responden yang berpengetahuan cukup (36,84%) dan responden berpengetahuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saja akan tetapi sudah menjadi permasalahan bagi kalangan anak - anak 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi Obesitas didefenisikan sebagai suatu penambahan berat badan akibat akumulasi berlebihan lemak tubuh relatif terhadap massa tubuh tanpa lemak (Wong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan berbagai dampak pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI NAGARI KOTO RAJO KAB. PASAMAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI NAGARI KOTO RAJO KAB. PASAMAN TAHUN 2015 LAPORAN PENELITIAN DOSEN YAYASAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI NAGARI KOTO RAJO KAB. PASAMAN TAHUN 2015 Peneliti : Darnisah Umala Harahap, S.ST,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight merupakan masalah kesehatan dunia dengan jumlah prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah ini menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelompok anak sekolah merupakan salah satu segmen penting di masyarakat dalam upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran gizi sejak dini. Anak sekolah merupakan sasaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN SELAYANG MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN SELAYANG MEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN OBESITAS PADA SISWA DI SMA DHARMA PANCASILA KELURAHAN SELAYANG MEDAN TAHUN 2014 DESSI HARVANINGSIH SIREGAR 135102131 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1) IDENTITAS Nama : Langgeswari Vellagom Tempat / Tanggal Lahir : Pulau Pinang, Malaysia / 16 Juli 1990 Pekerjaan : Mahasiswi Agama : Hindu Alamat : No.46, Jaya Bangunan,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Obesitas, Hipertensi, Kehamilan

ABSTRAK. : Obesitas, Hipertensi, Kehamilan ABSTRAK Hipertensi pada kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri dan biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu. Kegemukan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Gizi lebih adalah suatu keadaan berat badan yang lebih atau diatas normal. Anak tergolong overweight (berat badan lebih) dan risk of overweight (risiko untuk berat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, perilaku manusia hakikatnya adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi pembangunan bidang kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat dan berperilaku

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal dan berlebihan yang dapat menggangu kesehatan. (1) Obesitas adalah penyakit yang timbul sebagai akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa dewasa. Transisi yang dialami remaja ini merupakan sumber resiko bagi kesejahteraan fisik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak dengan status gizi lebih merupakan salah satu tantangan paling serius dalam bidang kesehatan masyarakat di abad 21. Hal ini merupakan masalah global yang prevalensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi fenomena yang harus ditangani. Pasalnya, kegemukan dapat menyebabkan berbagai penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja tentunya ingin menampilkan tampilan fisik yang menarik. Banyak remaja putra berkeinginan membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman modern ini, manusia menjadikan makanan sehat sebagai pilihan yang kedua dalam menu sehari-hari. Dengan kecanggihan alat elektronik sekarang ini maka dengan mudahnya

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah gizi kurang, berkaitan dengan penyakit infeksi dan negara maju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada ditiap-tiap negara baik negara miskin, negara berkembang dan negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu tantangan yang paling serius. Masalahnya adalah global dan terus mempengaruhi negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

HUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 1 HUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, gaya hidup masyarakat telah berubah menjadi kurang sehat. Masyarakat sibuk dengan aktivitas dan pekerjaan mereka, akibatnya mereka kurang peduli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Paritas, Umur, Hipertensi

ABSTRAK. : Paritas, Umur, Hipertensi ABSTRAK Hipertensi dalam kehamilan berhubungan dengan paritas dan umur ibu hamil. Paritas 1 dan > 4 kali akan memicu terjadinya hipertensi dan juga umur ibu yang < 25 dan > 35 tahun juga akan memicu terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Masalah gizi, tidak terlepas dari pembahasan mengenai zat-zat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi lebih dan masalah gizi kurang merupakan masalah yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Obesitas merupakan sinyal pertama dari munculnya kelompok penyakit-penyakit

Lebih terperinci

Kata Kunci : Ibu Menyusui, Memberikan ASI Eksklusif

Kata Kunci : Ibu Menyusui, Memberikan ASI Eksklusif ABSTRAK ASI Eksklusif merupakan air susu ibu yang wajib diberikan pada bayi yang baru lahir sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa diberikan tambahan apapun, pemberian ASI Eksklusif di seluruh Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara 1 BAB I PENDAHULUAN a) Latar Belakang Peningkatan kemakmuran seseorang ternyata diikuti dengan perubahan gaya hidup. Pola makan mulai bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan kehidupan. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta ternak dan ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah di bidang kesehatan. Hipertensi yang dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi, adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel-variabel yang mempengaruhi dan terpengaruhi. Dengan kata lain dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tomulabutao berlokasi di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI NAGARI KOTO RAJO KAB. PASAMAN TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI NAGARI KOTO RAJO KAB. PASAMAN TAHUN 2015 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG OBESITAS BALITA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA BALITA DI NAGARI KOTO RAJO KAB. PASAMAN TAHUN 2015 Darnisah Umala Harahap * ABSTRAK Obesitas menyebabkan 10,3% dari seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ESTER RIA BR SIAGIAN 11.018 AKADEMI KEBIDANAN AUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih.

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gaya hidup kota yang serba praktis memungkinkan masyarakat modern sulit untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

Lebih terperinci

Lentera Vol. 14 No.2 Maret

Lentera Vol. 14 No.2 Maret GAMBARAN STATUS GIZI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DESA COT BADA TUNONG KABUPATEN BIREUEN ACEH Nurhidayati Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Almuslim yun_bir_aceh@yahoo.com Gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern kali ini makanan kemasan tidak sulit untuk dijumpai. Namun terkadang label pada makanan kemasan yang akan dibeli sering luput dari perhatian konsumen.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian pengetahuan dan sikap terhadap praktik pencegahan hipertensi pada remaja ini dilakukan di SMAN 15 Semarang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja Putri tentang Kanker Payudara

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja Putri tentang Kanker Payudara ABSTRAK Kanker payudara salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di indonesia. Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang ditakuti oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar

BAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar penduduk dunia kelebihan berat badan dan sedikitnya 300 juta diantaranya menderita kegemukan.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang yang ditandai dengan indeks panjang badan dibanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rabiatul Adawiyah*, Sarkiah 1, Laurensia Yunita 2 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan remaja saat ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional, dimana dinamika korelasi antara faktor faktor resiko dengan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang yang optimal (golden periode)terutama untuk pertumbuhan jaringan otak,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang yang optimal (golden periode)terutama untuk pertumbuhan jaringan otak, BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita atau anak dengan usia dibawah 5 tahun merupakan masa yang penting dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan (Muaris, 2006).Masa ini merupakan periode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat meningkatkan dengan cepat prevalensi komplikasi kronis pada lansia. Hal ini disebabkan kondisi hiperglikemia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan di masa datang. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa kanak-kanak atau yang dikenal sebagai masa prasekolah yaitu anak yang rentang usianya 3 6 tahun (Suprapti, 2004). Anak usia prasekolah mengalami perkembangan fisiologik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight terjadi jika individu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang yang menjadi Obesitas dan overweight merupakan suatu yang dianggap masalah oleh semua orang. Papalia dan Olds (1995) mengatakan bahwa obesitas dan overweight

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa maupun remaja baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,

BAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global, sehingga obesitas merupakan suatu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kegemukan bukanlah hal baru dalam masyarakat kita, bahkan 20 tahun yang lalu kegemukan merupakan kebanggaan dan lambang kemakmuran. Bentuk tubuh yang gemuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan cepat saji adalah makanan yang mengandung lemak tinggi seperti hamburger, ayam goreng,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang dewasa dan usia balita. Jika kegemukan terjadi pada masa balita

BAB 1 PENDAHULUAN. orang dewasa dan usia balita. Jika kegemukan terjadi pada masa balita 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegemukan atau obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan bagi orang dewasa dan usia balita. Jika kegemukan terjadi pada masa balita kemungkinan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah kalori yang dibakar dalam proses metabolisme (Hasdianah dkk, Obesitas juga dapat membahayakan kesehatan (Khasanah, 2012) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu perubahan bentuk tubuh yang tentu saja tidak diinginkan oleh semua orang terutama remaja putri. Obesitas terjadi apabila total asupan kalori

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI Aniq Maulidya, Nila Izatul D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jalan Mataram No.09 Tegal

Lebih terperinci

NURJANNAH NIM

NURJANNAH NIM FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PICKY EATER (SULIT MAKAN) PADA ANAK BALITA DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi,

BAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah gizi dan kesehatan anak umumnya adalah gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi, dan karies gigi. Kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Lembaga Pangan Dunia (LPD) dalam penelitiannya pada awal tahun 2008 menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13 juta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi adalah suatu keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang diekskpresikan dalam

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (seperti tomat atau cushingoid), badan montok, bengkak, kemerahan, dan kulit. Makrosomia juga sering disebut dengan giant baby atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (seperti tomat atau cushingoid), badan montok, bengkak, kemerahan, dan kulit. Makrosomia juga sering disebut dengan giant baby atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makrosomia adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Saat lahir, bayi yang besar masa kehamilan secara khas memiliki wajah yang kerubi (seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi pola makan. Selain dari pola makan, remaja masa kini juga jarang melakukan aktivitas fisik seperti

Lebih terperinci