ANALISIS MAKNA KONTEKSTUAL GURINDAM ABAD 21: BERKELANA DI PADANG FANA KARYA EKO MAULANA ALI

Transkripsi

1 ANALISIS MAKNA KONTEKSTUAL GURINDAM ABAD 21: BERKELANA DI PADANG FANA KARYA EKO MAULANA ALI ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) YESIKA NOFITASARI NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

2

3

4 Analisis Makna Kontekstual Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana Karya Eko Maulana Ali oleh Yesika Nofitasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dosen Pembimbing I: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M.Pd., Dosen Pembimbing II: Drs. Suhardi, M.Pd. yesika ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis makna kontestual yang terdiri dari konteks orangan, konteks situasi, konteks tujuan, konteks formal/ tidaknya pembicaraan, konteks suasana hati, konteks tempat, konteks waktu, konteks alat kelengkapan pembicara/ pendengar, konteks kebahasaan, dan konteks kesamaan bahasa dalam Gurindam Abad 21 Berkelana di Padang Fana. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, perolehan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi atau teknik analisis isi. Dari analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa, 9 jenis makna kontekstual terdapat dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana. Makna kontekstual yang terkandung dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana meliputi 101 pada konteks situasi, 102 bait pada konteks tujuan, 102 bait pada konteks formal/ tidaknya pembicaraan, 102 bait pada konteks suasana hati, 16 bait pada konteks waktu, 33 bait pada konteks tempat, 102 bait pada konteks objek, 102 bait pada konteks kebahasaan, dan 102 bait pada konteks bahasa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna kontekstual yang paling dominan dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana adalah 102 bait pada konteks tujuan, 102 bait pada konteks formal/ tidaknya pembicaraan, 102 bait pada konteks suasana hati, 102 bait pada konteks objek, 102 bait pada konteks kebahasaan, dan 102 bait pada konteks bahasa. Kata Kunci: Makna Kontekstual, Gurindam ABSTRACT The purpose of this research are to analyze contextual meaning that consist of context person, situation, purpose, formal or non formal, mood, place, time, listener, linguistics, and in common language in Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana. This research uses qualitative method, data acauisition of this research done by way of dukumentation or content analysis technique. From analysis that has been done so can be concluded that 9 kinds of contextual meaning that can be found in Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana. Contextual meaning contained in Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana consist of 101 verse on the situation context, 102 verse on the purpose context, 102 verse on the formal or non formal context, 102 verse on the mood context, 16 verse on the time context, 33 verse on the place context, 102 verse on the object context, 102 verse on the linguistics context, and 102 verse on the language context. So, can be concluded that contextual meaning the most dominant in Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana are 102 verse on the purpose

5 context, 102 verse on the formal or non formal context, 102 verse on the mood context, 102 verse on the object context, 102 verse on the lingusitics context, and 102 verse on the language context. Keyword: Meaning Contextual, Gurindam 1. Pendahuluan Makna berperan penting dalam kehidupan sehari-hari dengan adanya makna, pembaca atau pendengar dapat mengetahui informasi sama halnya dengan makna kontekstual. Makna kontekstual memiliki peranan penting dalam suatu sastra khususnya gurindam. Dengan menggunakan makna kontekstual pembaca atau pendengar memahami situasi dan tempat terjadinya ujaran sehingga dengan mudah pembaca atau pendengar mendapatkan informasi dari suatu karya sastra yang berupa gurindam. Namun, Kesulitan dalam memahami maksud dan tujuan isi tulisan, membuat pemakaian makna kontekstual sering tidak menjadi acuan dalam pemahaman teks sastra khususnya gurindam. Padahal makna kontekstual sangat diperlukan dalam karya sastra khususnya gurindam. Sebuah karya sastra sangat diperlukan makna kontekstual untuk memahami isi dari suatu tulisan sehingga pembaca atau pendengar tidak mengalami kesulitan dalam memahami suatu teks sastra dengan pemilihan kata yang berbeda dari makna sebenarnya. Sama halnya dengan makna yang terkandung dalam Gurindam abad 21:Berkelana di Padang Fana yang memiliki suatu makna kontekstual dari setiap judul yang terdiri dari beberapa bait yang bebas sehingga Gurindam abad 21:Berkelana di Padang Fana memiliki daya tarik tersendiri dari suatu makna yang terkandung Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan makna kontekstual dan makna kontekstual yang paling dominan dalam Gurindam abad 21:Berkelana di Padang Fana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna kontekstual dan makna kontekstual yang paling dominan dalam Gurindam abad 21:Berkelana di Padang Fana. 2. Metodelogi Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono 2011:8). Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan cara dokumentasi/ analisis isi yaitu membaca Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang dijadikan sumber dalam penelitian dan menganalisis makna kontekstual dan makna kontekstual yang paling dominan digunakan dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana karya Eko Maulana Ali sehingga didapat informasi yang jelas tentang makna kontekstual dalam karya sastra tersebut.

6 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan 9 makna kontekstual dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang terdiri dari (1) konteks orangan (tidak ditemukan), (2) konteks situasi, (3) konteks tujuan, (4) konteks formal/tidaknya pembicaraan, (5) konteks suasana hati, (6) konteks waktu, (7) konteks tempat, (8) konteks objek, (9) konteks alat kelengakapan bicara/dengar pada pembicara/pendengar (tidak ditemukan), (10) konteks kebahasaan, dan (11) konteks bahasa (Pateda, 2010:116). Peneliti tidak menemukan konteks orangan dan konteks alat kelengkapan bicara/ dengar pada pembicara atau pendengar dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana. Makna kontekstual yang paling dominan dalam Gurindam Abad 21 Berkelana di Padang Fana adalah makna kontekstual yang paling banyak ditemukan Makna yang paling dominan tersebut tiap baitnya memiliki makna kontekstual yang terdiri dari 12 judul gurindam. 12 judul gurindam tersebut terdiri dari Menggapai Kebahagiaan Abadi, Sabar, Syukur, Hati Sehat Modal Akherat, Syukur dan Sabar Bagaikan Sayap, Strategi Menuju Sorga, Nikmat Allah tak Terhitung, Penyakit Hati, Kewajiban Menuntun Ilmu, 41 Sifat Allah, dan Sifat Rasulullah. Peneliti menemukan 6 makna kontekstual yang paling dominan dalam Gurindam Abad 21 Berkelana di Padang Fana yang terdiri dari 102 bait pada konteks tujuan, 102 bait pada konteks formal/tidaknya pembicaraan, 102 bait pada konteks suasana hati, 102 bait pada konteks objek, 102 bait pada konteks kebahasaan, dan 102 bait pada konteks bahasa. Uraian lebih lanjut akan dijelaskan pada tabel berikut: TABEL 3.1 MAKNA KONTEKSTUAL No Judul Gurindam Abad 21: Makna Kontekstual Berkelana di Padang Fana Menggapai Kebahagiaan Abadi 2. Sabar Syukur Hati Sehat Modal Akherat Syukur dan Sabar Bagaikan Sayap 6. Strategi Menuju Sorga Nikmat Allah tak Terhitung Penyakit Hati Kewajiban Menuntun Ilmu Sifat Allah Sifat Rasulullah Mengendalikan Hawa Nafsu Jumlah

7 Keterangan: 1. Konteks orangan tidak ditemukan dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana. 2. Konteks situasi ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 101 bait dari keseluruhan judul 3. Konteks tujuan ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 102 bait dari keseluruhan judul 4. Konteks Formal/ tidaknya pembicaraan ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 102 bait dari keseluruhan judul 5. Konteks suasana hati ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 102 bait dari keseluruhan judul 6. Konteks waktu ditemukan dan ada yang tidak ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 16 bait dari keseluruhan judul 7. Konteks tempat ditemukan dan ada yang tidak ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 33 bait dari keseluruhan judul 8. Konteks objek ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 102 bait dari keseluruhan judul 9. Konteks alat kelengkapan bicara/dengar pada pembicara/ pendengar tidak ditemukan dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana. 10. Konteks kebahasaan ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 102 bait dari keseluruhan judul 11. Konteks bahasa ditemukan dalam setiap judul Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang berjumlah 102 bait dari keseluruhan judul 4. Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa makna kontekstual yang terdapat dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana terdiri dari yakni: (1) konteks orangan (tidak ditemukan), (2) konteks situasi, (3) konteks tujuan, (4) konteks formal/tidaknya pembicaraan, (5) konteks suasana hati, (6) konteks waktu, (7) konteks tempat, (8) konteks objek, (9) konteks alat kelengakapan bicara/dengar pada pembicara/pendengar (tidak ditemukan), (10) konteks kebahasaan, dan (11) konteks bahasa. Jadi, 9 makna kontekstual saja yang terdapat Makna kontekstual yang paling dominan dalam Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yaitu 102 bait pada konteks tujuan,102 bait pada

8 konteks formal/ tidaknya pembicaraan, 102 bait pada konteks suasana hati, 102 bait pada konteks objek, 102 bait pada konteks kebahasaan dan 102 bait pada konteks bahasa. Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana karya Eko Maulana Ali mengandung makna kontekstual, untuk itu peneliti mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang makna kontekstual yang terkandung di dalam buku Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana karya Eko Maulana Ali, hasil penelitian ini juga dapat memberikan arahan mengenai buku Gurindam Abad 21: Berkelana di Padang Fana yang layak dibaca untuk memelihara, mempelajari, ataupun melahirkan karakter positif di dalam diri masing-masing.

9 DAFTAR PUSTAKA Annuar, Kaspul Analisis Nilai-nilai Moral dalam Gurindam Mutiara Hidup Karya Rendra Setyadiharja. Skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan). Bahasa, Tim Pedoman Lengkap EYD. Yogyakarta: Cahaya Atma. Chaer, Abdul Cipta. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta:Rineka Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jabrohim Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Maulana Ali, Eko Gurindam Abad 21:Berkelana di Padang Fana. Kepulauan Bangka Belitung:Bangka Pelanduk Publisher. Melati, Rima I tibar Gurindam 12 Karya Ali Haji. Tanjungpinang:CV Halis Jaya. Parera, J.D Teori Semantik Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga. Pateda, Mansoer Semantik Leksikal Edisi Kedua. Jakarta:Rineka Cipta. Pebriana, Fitriani Ebi Analisis Nilai Estetika dalam Gurindam Mutiara Hidup Karya Rendra Setyadharja. Skripsi. Fakultas Keguruan Imu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan). P S, Ririn Indah Analisis Makna Kontekstual dalam Puisi-Puisi Ingeborg Bachmann dalam Kumpulan Puisi Ich Weib Keine Bessere Welt:Sebuah Tinjauan Semantis-Semiotis. Skripsi. Program Studi Jerman Universitas Indonesia, Depok (Tidak diterbitkan). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Surabaya:Citra Media Press. Qudratilah, Meity Taqdir Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

10 Setyadiharja, Rendra Gurindam Mutiara Hidup. Tanjungpinang:Stisipol Press. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tiarawati, Nurbariah Analisis Kohesi dan Koherensi dalam Gurindam Mutiara Hidup Karya Rendra Setyadharja. Skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan).