IMPLEMENTASI KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR DRIBBLING SEPAK BOLA

Transkripsi

1 e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016) IMPLEMENTASI KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR DRIBBLING SEPAK BOLA Oleh I Putu Eka Yudantara, I Wayan Rai, Ni Made Sri Dewi Lestari Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jalan Udayana-Bali Tlp. (0362) {eka.yudantara@ymail.com, wayan.rai68@yahoo.co.id, gedeagungnara@yahoo.com}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola dribbling kaki bagian dalam dan kaki bagian luar pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu guru sebagai peneliti. Pelaksanaan penelitian dalam 2 siklus. Terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja, jumlahnya 30 orang, 21 orang putra dan 9 orang siswa putri. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis data pada siklus 1 yaitu rata-rata aktivitas belajar 6,8 (cukup aktif) dan ketuntasan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola secara klasikal 60% (cukup baik). Sedangkan hasil analisis data siklus 2 yaitu rata-rata aktivitas belajar 8,8 (aktif) dan ketuntasan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola secara klasikal 90% (sangat baik). Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola dribbling kaki bagian dalam dan kaki bagian luar meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Oleh karena itu disarankan guru penjasorkes agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kata-kata kunci: STAD, aktivitas belajar, hasil belajar, dribbling, sepak bola. Abstract This study aims to improve the activity and results of learning the basic techniques of soccer dribbling leg dribbling the inner and outer leg in the seventh grade students of SMPN 6 Singaraja A2 in the academic year 2015/2016. This research is a class act that is teacher as researcher. Implementation of the research in two cycles. Consist of a plan of action, action, evaluation, and reflection. The research subject A2 seventh grade students of SMPN 6 Singaraja, the number of 30 people, 21 men and 9 female student. Data were analyzed using descriptive statistics. The results of data analysis in cycle 1 with an average of 6.8 learning activities (quite active) and completeness result learn the basic techniques of football dribbling classically 60% (pretty good). While the results of the data analysis cycle 2 at an average of 8.8 learning activity (active) and the completeness of the results of learning the basic techniques of soccer dribbling classically 90% (excellent). Based on data analysis and discussion can be concluded that the activities and outcomes of learning the basic techniques of soccer dribbling leg dribbling the inner and outer leg improved through the implementation of cooperative learning model STAD on A2 class VII SMPN 6 Singaraja in the academic year 2015/2016. It is therefore advisable penjasorkes teachers in order to implement cooperative learning model type STAD. Key words: STAD, learning activities, learning outcomes, dribbling, football.

2 PENDAHULUAN Pembelajaran pada intinya merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pendidikan di sekolah khususnya dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (Penjasorkes). Belajar merupakan proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2006:18). Supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai guru harus mampu mengorganisir semua komponen-komponen, seperti siswa, guru, sumber belajar, media, dan lingkungan belajar sehingga antara komponen satu dengan yang lainnya dapat berinteraksi dengan baik. Oleh karena itu kualitas hasil belajar mengajar bisa meningkat, maka dalam semua komponen-komponen tersebut harus berkualitas. Selain itu dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok di laksanakan, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik (Slameto, 2003:1). Melalui kegiatan penjasorkes diharapkan siswa akan melewati proses tumbuh dan berkembang sesuai tingkatannya. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi siswa, bukan hanya mengembangkan ranah jasmani saja. Dalam upaya mencapai hasil belajar yang baik maka guru Penjasorkes perlu mengupayakan pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan metode pembelajaran. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada pembelajar dalam situasi belajar-mengajar, sedangkan Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang (Hamalik, 2009). Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 2 November dan 9 November 2015, di kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja terutama dalam mata pelajaran penjasorkes khususnya pada pembelajaran dribbling sepak bola ditemukan beberapa permasalahan mengenai aktivitas dan hasil belajar dribbling sepak bola siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja, yaitu persentase untuk aktivitas belajar dribbling sepak bola secara individu dari jumlah siswa 30 orang yaitu siswa yang berada pada katagori sangat aktif tidak ada, aktif sebanyak 5 orang (16,6%), cukup aktif sebanyak 16 orang (53,3%), kurang aktif sebanyak 9 orang (30%), dan tidak ada tergolong sangat kurang aktif. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal adalah 5,33. Dengan nilai rata-rata seperti itu, maka dapat dikatakan aktivitas belajar siswa secara klasikal pada materi teknik dasar dribbling sepakbola dengan kategori cukup aktif. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil jika berada minimal berada pada kategori aktif yaitu antara 7 X <9 sesuai kriteria penggolongan aktivitas belajar, jadi siswa yang bermasalah sebanyak 25 orang dengan persentase 83,3%. Sedangkan data kognitif, afektif, dan psikomotor hasil belajar dribbling sepak bola secara klasikal menunjukkan tingkat ketuntasan yang perlu ditingkatkan lagi. Tingkat ketuntasan hasil belajar dribbling sepak bola dari jumlah siswa 30 orang yaitu 16,6% ( 5 orang) tergolong tuntas dan 83,3% (25 orang) tergolong tidak tuntas. Adapun rincian ketuntasan siswa yakni kategori sangat baik tidak ada, kategori baik sebanyak 5 orang ( 16,6%), kategori cukup baik sebanyak 12 orang ( 40%), kategori kurang baik 13 orang (43,3%), dan tidak ada kategori sangat kurang baik. Dengan hasil ini, maka diketahui hasil belajar teknik dasar dribbling sepakbola secara klasikal yaitu sebesar 16,6%, Angka ini berada pada No. 5, pada kriteria 0-49 dengan kategori sangat kurang baik dilihat dari pedoman penggolongan hasil belajar dribbling sepak bola. Dengan menganalisa data hasil belajar diatas, maka hasil belajar dribbling sepak bola siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja dikategorikan belum tuntas karena persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 16,6%, sedangkan siswa yang masih dalam kategori belum tuntas atau siswa yang masih bermasalah yaitu 83,3%. Sementara itu hasil belajar dikatakan tuntas jika mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 75% sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja. Berdasarkan hasil observasi awal data aktivitas belajar ini dikatakan bermasalah karena belum memenuhi kriteria ketuntasan

3 aktivitas belajar, adapun permasalahan yang ditemukan adalah (1) pada kegiatan visual terdapat beberapa siswa masih ada yang kurang memperhatikan guru saat berdemonstrasi, (2) pada kegiatan lisan, siswa masih belum berani mengemukakan pendapat dan memberikan saran dalam diskusi, (3) pada kegiatan audio, siswa kurang mendengarkan penyajian bahan materi pembelajaran, (4) pada kegiatan metrik, siswa belum mampu melakukan gerakan-gerakan berdasarkan konsep dan ketentuan dalam proses pembelajaran, (5) pada kegiatan mental, siswa belum mampu mengingat kembali materi teknik dasar dribbling sepak bola, dan (6) pada kegiatan emosional, siswa kurang berminat dan bersemangat dalam proses pembelajaran dribbling sepak bola. Berdasarkan permasalahan tersebut menyebabkan aktivitas belajar siswa masih cukup aktif. Sedangkan untuk permasalahan yang menyebabkan hasil belajar siswa belum tuntas yaitu pada aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Pada aspek kognitif terdapat siswa yang belum memahami materi pembelajaran dribbling sepak bola (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar), baik sikap awal, sikap pelaksanaan, dan sikap akhir. Pada aspek afektif masih ada siswa yang kurang bersemangat, kurang menghargai teman selama proses pembelajaran dan kurang disiplin dalam menerima pembelajaran. Pada aspek psikomotor dribbling sepak bola dengan kaki bagian dalam, permasalahan yang dialami adalah (1) kaki tumpunya tidak mau sejajar dengan arah sasaran atau ujang kaki menuju arah sasaran, (2) siswa belum terbiasa menekuk lutut sehingga lututnya tidak mau berada tegak lurus di atas ujung jari, (3) bagian kaki siswa yang mengenai bola bukan bagian dalam melainkan telapak kaki, dan perkenaan pada bola bukan pada tengah-tengah belakang bola melainkan pada atas bola, dan (4) tangan siswa kurang dibuka sehingga mengakibatkan tubuh siswa tidak seimbang saat mendribbling. Pada dribbling sepak bola dengan kaki bagian luar permasalahan yang ditemukan adalah (1) kaki yang digunakan dribbling bola tidak diangkat kebelakang dengan posisi kaki melintang tegak lurus kearah sasaran dengan kaki tumpu, (2) siswa belum melakukan gerakan membungkukan badan ke depan, (3) siswa tidak melihat bola yang di-dribbling, dan (4) siswa tidak menekuk lututnya. Untuk memecahkan masalah yang di hadapi oleh siswa, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif karena melihat kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Melihat dari pada persentase di atas maka dalam pemilihan model pembelajaran yang di gunakan oleh guru pada saat mengajar di lapangan maupun di kelas kurang tepat dalam meningkatakan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dalam pemecahan suatu masalah seperti ini maka cara yang tepat di gunakan ialah dengan mengubah model pembelajaran yang konvensional menjadi model pembelajaran kooperatif. Mengacu pada permasalahan di atas, maka sangatlah penting dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga memacu siswa dapat berperan aktif terhadap materi yang diberikan khususnya dribbling sepak bola. Oleh karena itu peneliti mencoba memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah yaitu dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran Kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuantujuan bersama ( Santyasa, 2007:30). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 5 orang dengan kemampuan yang berbeda dan cocok diterapkan di semua mata pelajaran. Tipe STAD dapat mengkondisikan siswa dalam lingkungan belajar yang nyaman dimana siswa dapat saling bertukar pendapat dan saling memberi kontribusi kepada anggota kelompok lainnya. Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah presentasi kelas, kerja kelompok, kuis, skor perbaikan, dan penghargaan kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu cara yang terbaik untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ini terbukti dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh, (1) I Putu Ari Saskara (2014: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Ubud Tahun Pelajaran 2013/2014, (2) I Nengah Budiasa (2014: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 5

4 Amlapura Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) I Komang Suartama (2014: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar berguling senam lantai meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014, (4) I Ketut Sulandi Setiawan (2014: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing bola basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Tampaksiring Tahun Pelajaran 2013/2014, (5) I Made Dwi Oko Riartawan (2014: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar service bulu tangkis meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A-1 SMP Negeri 4 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014, dan (6) Muhamad Fahrizal (2014: ) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar head stand dan sikap lilin senam ketangkasan meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kampung Baru Tahun Pelajaran 2013/2014. Keunggulan yang menyebabkan terjadi peningkatan akivitas dan hasil belajar dari penelitian tersebut yaitu, kelengkapan fasilitas penunjang pembelajaran, modifikasi alat pembelajaran yang membuat siswa lebih berani melakukan gerakan, pendekatan guru secara langsung kepada siswa dalam memberikan instruksi, dan kemampuan guru menerapkan model pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut lebih mudah untuk dicapai. Sesuai dengan uraian tersebut, peneliti mencoba untuk melaksanakan penelitian yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dribbling Sepak Bola pada Siswa Kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Telajaran 2015/2016. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar dribbling sepak bola kaki bagian dalam dan kaki bagian luar melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/ Untuk meningkatkan hasil belajar dribbling sepak bola kaki bagian dalam dan kaki bagian luar melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Kanca, I Nyoman. (2010:108), menyatakan bahwa PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Dalam penelitian ini, bentuk PTK yang digunakan adalah guru sebagai peneliti. Kanca, I Nyoman. (2010:110) menjelaskan, tujuan PTK adalah untuk peningkatan dan atau perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A2 sebanyak 30 orang siswa terdiri dari 21 orang siswa putra dan 9 orang siswa putri. Sedangkan perlakuan dilaksanakan di lapangan sepak bola GOR Bhuwana Patra. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 2 kali pertemuan setiap siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi tindakan (Kanca, 2010:139). Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut (Kanca, I Nyoman. 2010:136): (a) observasi awal, (b) refleksi awal, (c) identifikasi masalah, (d) analisis masalah, (e) perumusan masalah, (f) peru musan hipotesis tindakan, (g) pelaksanaan tindakan, (h) observasi hasil tindakan, dan (i) refleksi hasil tindakan. Teknik pengumpulan data aktivitas belajar teknik dasar dribbling sepak bola dinilai oleh 2 observer yaitu guru penjasorkes SMP Negeri 6 Singaraja dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar teknik dasar dribbling sepak bola. Caranya dengan mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaiannya dilakukan dengan melihat deskripsi dari lembar observasi aktivitas belajar teknik dasar dribbling sepak bola. Data hasil belajar aspek kognitif dinilai pada pertemuan pertama pada setiap siklus yang dinilai oleh peneliti. Data hasil belajar aspek afektif dinilai pada pertemuan kedua pada setiap siklus menggunakan lembar pengamatan aspek afektif teknik dasar

5 dribbling sepak bola, dan data hasil belajar aspek psikomotor dinilai pada pertemuan kedua setiap siklus menggunakan lembar assesment penilaian teknik dasar dribbling sepak bola yang dinilai oleh 2 evaluator yaitu guru penjasorkes SMP Negeri 6 Singaraja. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus I Pertemuan pertama pada hari Senin, tanggal 7 Maret 2016 sedangkan pertemuan kedua pada hari Senin, tanggal 21 Maret Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. pertemuan pertama pada hari Senin, tanggal 28 Maret 2016 dan pertemuan kedua pada hari Senin, tanggal 4 April Dari hasil observasi awal aktivitas dan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola masih tergolong cukup aktif atau belum tuntas. Untuk hasil belajar disebabkan karena masih banyak siswa yang nilainya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Data aktivitas belajar teknik dasar dribbling sepak bola pada siklus I dapat disimpulkan, tidak ada siswa yang yang berada pada kategori sangat aktif, aktif sebanyak 16 orang (53,3%), cukup aktif sebanyak 14 orang (46,6%), kurang aktif tidak ada, dan sangat kurang aktif tidak ada. Siswa yang sudah aktif sebanyak 16 orang (53,3%) dan yang belum aktif sebanyak 14 orang (46,6%). Tabel 01 Persentase Aktivitas Belajar Teknik Dasar Dribbling Sepak Bola pada Siklus I No Kriteria Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) Kategori 1 X Sangat Aktif 2 7 X < ,3 Aktif 3 5 X < ,6 Cukup Aktif 4 3 X <5 0 0 Kurang Aktif 5 X <3 0 0 Sangat Kurang Aktif Jumlah Keterangan 16 orang (53,3%) Sudah Aktif 14 orang (46,6%) Belum Aktif Untuk analisis data hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola pada siklus I dapat disimpulkan bahwa, siswa dengan kategori sangat baik 1 orang (3,3%), kategori baik 17 orang ( 56,6%), kategori cukup baik 11 orang (36,6%), kurang baik 1 orang (3,3%), dan sangat kurang baik tidak ada. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 18 orang (60%) dan yang belum tuntas sebanyak 12 orang (40%). Tabel 02 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Dribbling Sepak Bola pada Siklus I Rentang Skor Predikat Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) Ketuntasan Sangat Baik 1 3,3 18 orang (60%) Baik 17 56,6 Tuntas Cukup Baik 11 36, Kurang Baik 1 3, Sangat Kurang Baik 0 0 Jumlah orang (40%) Tidak Tuntas Data aktivitas belajar teknik dasar dribbling sepak bola pada siklus II dapat disimpulkan, siswa yang berada pada kategori sangat aktif sebanyak 13 orang (43,3%), aktif sebanyak 17 orang (56,6%), kategori cukup aktif tidak ada, kategori

6 kurang aktif tidak ada, dan kategori sangat kurang aktif tidak ada. Siswa yang sudah aktif sebanyak 30 orang (100%) dan belum aktif tidak ada. yang Tabel 03 Persentase Aktivitas Belajar Teknik Dasar Dribbling Sepak Bola pada Siklus II No Kriteria Jumlah Siswa (Orang) Persentase (%) Kategori 1 X ,3 Sangat Aktif 2 7 X < ,6 Aktif 3 5 X <7 0 0 Cukup Aktif 4 3 X <5 0 0 Kurang Aktif 5 X <3 0 0 Sangat Kurang Aktif Jumlah Keterangan 30 orang (100%) Sudah Aktif Tidak Ada Belum Aktif Penelitian pada siklus II diperoleh data hasil belajar dimana Siswa yang tuntas sebanyak 27 orang (90%) dan yang belum tuntas sebanyak 3 orang (10%). Adapun rincian kategori sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat baik 23 orang (76,6), kategori baik 4 orang (13,3%), kategori cukup baik 3 orang (10%), tidak ada siswa dalam kategori kurang dan sangat kurang. Dengan memperhatikan data hasil belajar pada siklus II, dalam hal ini hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola tergolong tuntas. Tabel 04 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Dribbling Sepak Bola pada Siklus II Rentang Nilai Predikat Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) Ketuntasan Sangat Baik 23 76,6 27 Siswa (90%) Baik 4 13,3 Tuntas Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik 0 0 Jumlah Siswa (10%) Tidak Tuntas Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dan juga dilakukan refleksi melalui diskusi dengan guru. Sehingga pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktvitas dan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016 disetiap siklus.

7 Tabel 05 Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Per-Siklus Materi Teknik Dasar Dribbling Sepak Bola pada Siswa Kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja No 1. Tahapan Observasi Awal 2. Siklus I 3. Siklus II Aktivitas Belajar Klasikal 5,33 Cukup Aktif 6,8 Cukup Aktif 8,8 Aktif Keaktifan Siswa (Orang) 5 Orang (16,6%) sudah aktif 16 Orang (53,3%) sudah aktif 30 Orang (100%) sudah aktif Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Observasi Awal ke Siklus II 11 Orang (36,6%) 25 Orang (83,3%) 14 Orang (46,6%) Tabel 06 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Per-Siklus Materi Teknik Dasar Dribbling Sepak Bola pada Siswa Kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja No Tahapan 1. Observasi Awal 2. Siklus I 3. Siklus II Ketuntasan Hasil Belajar Observasi Awal ke Siklus I 5 Orang (16,6%) Tuntas 13 Orang 18 Orang (60%) (43,3%) Tuntas 27 Orang (90%) Tuntas Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II 9 Orang (30%) Observasi Awal ke Siklus II 22 Orang (73,3%) Berdasarkan hasil refleksi aktivitas belajar pada siklus I, aktivitas mengalami peningkatan dari observasi awal yaitu 16 siswa (53,3%) sudah aktif, namun masih ada 14 siswa (46,6%) yang belum aktif. Peneliti mengkaji dan mempertimbangkan dampak dari tindakan yang diberikan dan melakukan perbaikan atas kekurangankekurangan dan hambatan yang ditemui pada siklus I. Permasalahan yang ditemukan yaitu: (1) Siswa belum mengamati guru dalam mendemonstrasikan gerakan dribbling sepak bola, (2) Siswa belum berani mengemukakan pendapat dan memberikan saran dalam diskusi, (3) Siswa belum begitu berani dalam melakukan gerakan dribbling sepak bola, dan (4) Siswa belum percaya diri dalam menghadapi dan memecahkan masalah. Berdasarkan masalah tersebut, maka tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu: (1) mengintruksikan kepada siswa untuk memperhatikan guru atau teman saat berdemonstrasi, (2) mengintruksikan kepada siswa agar berani mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat, (3) memberikan motivasi agar siswa dapat melakukan gerakan-gerakan berdasarkan dengan konsep dan materi yang diajarkan, dan (4) memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dan tenang dalam memcehakan masalah. Setelah diberi tindakan kembali pada siklus II, berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II diketahui bahwa aktivitas belajar teknik dasar dribbling sudah mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 30 siswa (100%) sudah aktif, jadi dari observasi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu 25 siswa (83,3%) sudah aktif. Karena seluruh siswa sudah aktif sehingga penelitian tidak dilanjutkan lagi dan hasil yang diperoleh direkomendasikan kepada guru penjasorkes yang bersangkutan. Hal ini karena siswa sudah mampu beradaptasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Ini terlihat dari aktivitas belajar siswa, saat peneliti memperagakan gerakan siswa tidak lagi hanya menonton tetapi aktif dalam memberikan komentar terhadap penjelasan

8 peneliti di setiap tahap gerakan yang diperagakan oleh peneliti. Selain itu hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh beberapa hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, dimana siswa lebih banyak dapat berpikir dalam memecahkan suatu masalah, dapat mendiskusikan suatu masalah didalam kelompok, dan dapat berbagi dengan teman yang satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan dasar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi untuk hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola pada siklus I meski sudah mengalami peningkatan sebesar 13 siswa (43,3%) dari observasi awal namun hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 75%. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal baru mencapai 18 orang (60%) yang tuntas. Adapun masalah yang dihadapi dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Pada aspek kognitif, beberapa siswa masih belum memahami materi pembelajaran teknik dasar dribbling sepak bola baik sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir. Pada aspek afektif, terlihat banyak siswa yang masih belum mau membantu teman yang belum mengerti dan belum dapat menjaga kekompakan kelompoknya dalam melakukan gerakan teknik dasar dribbling sepak bola, masih ada siswa yang kurangnya disiplin, kurang menghargai teman, kurang bersemangat, bertanggung jawab dan kurang berani dalam melakukan gerakan sambil mengambil keputusan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya kerjasama dan rasa percaya diri pada diri siswa. Pada aspek psikomotor, permasalahan yang dialami yaitu pada sikap awal gerakan teknik dasar dribbling sepak bola sikap awal saat memagang bola jari-jari tidak dibuka dan siswa masih merubah posisi badan. Sikap pelaksanaan teknik dasar dribbling sepak bola banyak siswa yang pada saat men-dribbling bola, pandangan masih monoton ke arah bola saja, siswa jarang mau melihat ke arah jalannya bola atau melihat ke depan. Sikap akhir teknik dasar dribbling sepak bola setelah dribbling belom ada siswa melakukan gerak lanjutan, kaki bergerak ke depan antara 2 sampai 3 langkah. Tindakan perbaikan yang dilakukan unuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan lebih menekankan kepada siswa tentang materi teknik dasar dribbling sepak bola dari sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir, memperbanyak jumlah kelompok, memperkecil jumlah anggota dalam satu kelompok sehingga kesempatan belajar siswa lebih banyak dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, berdasarkan analisis data hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 9 orang (30%) dari 18 siswa (60%) yang tuntas pada siklus I, menjadi 27 siswa (90%) yang tuntas pada siklus II, peningkatan hasil belajar dari observasi awal ke siklus II yaitu sebesar 22 orang (73,3%). Pada siklus II hasil belajar sudah berhasil karena sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM (75%). Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang mencapai 90%. Karena hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Sehingga penelitian tidak dilanjutkan lagi dan hasil yang diperoleh direkomendasikan sebagai bahan laporan kepada guru penjasorkes yang bersangkutan. Berdasarkan karakteristik pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memiliki kelebihan dalam penerapannya pada penelitian tindakan kelas yang peneliti sudah laksanakan pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja, Slavin (dalam Sukidin, 2002:161) mengemukakan beberapa keunggulan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD, sebagai berikut; a. Siswa lebih mampu mendengarkan, menerima, dan menghormati serta menerima orang lain. b. Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya juga perasaan orang lain. c. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain. d. Siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan menyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti. e. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil guna dan berdaya guna, kreatif, bertanggungjawab, mampu mengaktualisasikan, dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi. Berdasarkan data hasil analisis diatas adapun hal-hal yang menyebabkan penelitian yang mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016,

9 bahwa aktivitas dan hasil belajar meningkat dengan adanya: 1. Siswa mengamati gerakan yang di demonstrasikan oleh peneliti dan mengamati apa yang dilakukan oleh teman didalam proses pembelajaran. Dari menyimak penjelasan serta demonstrasi yang dilakukan oleh guru siswa mampu memahami dan melakukan gerakan yang baik dan benar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:191, Slameto, 2003:1, Faizin, Muchammad 2014:6). 2. Siswa kerjasama dalam kelompok masing-masing sehingga dapat memahami dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan melakukan kerjasama kelompok dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial (Santyasa, 2007:30, Isjoni, 2009:126, Hartanto. Agung Budi, 2014:2). 3. Rasa percaya diri siswa mendorong keinginan siswa untuk melaksanakan tugas gerak yang diberikan oleh peneliti. Dengan percaya diri yang tinggi siswa lebih berani dan tidak ragu-ragu dalam melakukan tugas gerak yang diberikan oleh peneliti. Siswa sudah melakukan dengan semangat dan percaya diri (Syah. M, 2004:132, Trianto, 2007:63, Mustagfiri, 2013:5). 4. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dalam melakukan interaksi dengan teman dan kelompoknya sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak satu arah. Siswa juga lebih senang belajar bila mereka dapat berperan aktif dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2008:68, Kardi. S, dan Nur. M, 2000:6, Abdul, dkk, 2013:13). 5. Siswa menumbuhkan rasa tanggung jawab didalam kelompoknya sendiri sehingga siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik didalam kelompoknya didalam mengikuti proses pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009:246, Depdiknas, 2006:163, Sadu. Dana, 2014:7). 6. Siswa mampu mempraktekkan tugastugas gerak yang diberikan mulai dari sikap awalan, sikap pelaksanaan hingga sikap akhiran. Sehingga semua komponen gerak yang diterapkan dapat dilalui oleh siswa dengan baik sesuai dengan indikator-indikatornya (Sugiyanto dan Sudjarwo, 1991:234, Husdarta, 2009:3, Kartika, 2014:8). Berdasarkan teori-teori pendukung hasil penelitian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Untuk itu disarankan kepada guru penjasorkes untuk berupaya mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola. Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga dapat dijadikan referensi dan prinsip fundamental yang bersifat progresif dan konstruksif dalam meneliti cabang olahraga yang lain terutama dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran. Penelitian yang sudah dilaksanakan ini tidaklah selalu berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan dan yang sudah direncanakan. Karena ada kendalakendala yang dihadapi peneliti dalam menjalankan penelitian ini. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah: (a) jumlah bola yang kurang sehingga proses pembelajaran menjadi tidak efektif, ( b) respon siswa untuk memahami materi lambat sehingga harus dijelaskan berulangulang, dan (c) siswa merasa suasana pembelajaran membosankan. Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut adapun yang dilakukan peneliti untuk memecahkannya sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar diantaranya adalah: (a) menggunakan bola yang sudah ada dan untuk kekurangan bola menggunakan bola pribadi dengan memodifikasi bola, (b) memodifikasi materi pelajaran dengan permainan tradisional, dengan ini siswa lebih bersemangat dan aktif bergerak sehingga suasana pembelajaran tidak membosankan, dan ( c) menjelaskan kembali secara berulang-ulang dan disertai dengan contoh materi yang belum dimengerti agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan, Aktivitas belajar teknik dasar dribbling sepak bola (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) meningkat melalui implementasi model pembelajaran

10 kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi pada aktivitas belajar teknik dasar dribbling sepak bola (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) yang mengalami peningkatan sebesar 36,6% dari observasi awal ke siklus I. Kemudian meningkat sebesar 46,6% dari siklus I ke siklus II. Dan meningkat sebesar 83,3% dari observasi awal ke siklus II. Hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII A2 SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari data peningkatan yang terjadi yaitu hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola (kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) mengalami peningkatan sebesar 43,3% dari observasi awal ke siklus I. Kemudian meningkat sebesar 30% dari siklus I ke siklus II. Dan meningkat sebesar 73,3% dari observasi awal ke siklus II. DAFTAR PUSTAKA Abdul. dkk Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif dalam Mata Pelajaran PKn Tipe STAD. Tersedia pada pb/article/download/9896/9691. (Diakses tanggal 17 April 2016). Budiasa, I Nengah Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Sepak Bola Pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 5 Amlapura Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Depdiknas Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembejaran. Jakarta: PT. Rineka. Cipta. Fahrizal, Muhamad Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut. Kepada guru penjasorkes dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran teknik dasar dribbling sepak bola karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar dribbling sepak bola. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan materi yang akan diberikan. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran dribbling sepak bola. Diharapkan kepada siswa-siswi yang dijadikan subjek penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan, agar dapat menambah paradigma maupun wawasan pengetahuan khususnya dalam pembelajaran teknik dasar dribbling sepak bola (menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar) maupun pada pembelajaran yang lain. Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Head Stand dan Sikap Lilin Senam Ketangkasan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Kampung Baru Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha Faizin, Muchammad Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Sepak Sila Pada Sepak Takraw (Studi pada siswa kelas V SDN Pademonegoro Sidoarjo). Tersedia pada jurnal-pendidikanjasmani/article/view/10016/ (Diakses tanggal 17 April 2016). Hamalik, Oemar Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Psikologi Belajar & Mengajar.Bandung: Sinar Baru Algensindo.

11 Hartanto, Agung Budi Upaya Peningkatan Hasil Belajar Passing Bawah Voli Melalui Metode Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V-A SDN Bangah Gedangan Sidoarjo. Tersedia pada jurnal-pendidikanjasmani/article/view/ (Diakses tanggal 17 April 2016). Kanca, I Nyoman Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Universitas Kartika, I Komang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Voli. Tersedia pada hp/jjp/article/download/2345/2033. (Diakses tanggal 17 April 2016). Mustagfiri Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Materi Passing Bola pada Permainan Sepak Bola (Studi pada siswa kelas X SMK Al Azhar Menganti Gresik ). Tersedia pada 6/68/article.pdf. (Diakses tanggal 17 April 2016). Riartawan, I Made Dwi Oko Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Service Bulutangkis Pada Siswa Kelas VIII A-1 SMP Negeri 4 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Sadu, Ketut Gede Suartha Jaya Dana Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Basket. Tersedia pada hp/jjp/article/viewfile/2399/2076. (Diakses tanggal 17 April 2016). Santyasa, I Wayan dan Sukadi Model- Model Pembelajaran Inovatif. Makalah disajikan dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Saskara, I Putu Ari Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Voli Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Ubud Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Setiawan, I Ketut Sulandi Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Basket Pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Tampaksiring Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suartama, I Komang Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Berguling Senam Lantai Pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Sugiyanto dan Sudjarwo Materi Pokok Perkembangan dan Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penataran Guru SD Setara D-N Baian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jasmani SD Setara D-N. Trianto Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.