IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PASSING SEPAK BOLA

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL PASSING SEPAK BOLA Komang Budi Satriawan, I Nyoman Kanca, I Ketut Semarayasa Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja-Indonesia {satriawan13@gmail.com, kancanyoman@yahoo.co.id, Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing sepak bola melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja, berjumlah 36 orang dengan rincian 19 orang putra dan 17 orang putri. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis data observasi awal aktivitas belajar passing sepak bola secara klasikal sebesar 5,33 (cukup aktif), setelah diberi tindakan pada siklus I aktivitas belajar meningkat sebesar 72,22% menjadi 7,6 (aktif) dan meningkat sebesar 11,11% menjadi 8,34 (aktif) pada siklus II. Analisis data hasil belajar passing sepak bola pada observasi awal secara klasikal sebesar 33,3%, setelah diberi tindakan pada siklus I hasil belajar meningkat sebesar 36,1% menjadi 69,4% dan meningkat sebesar 22,2% menjadi 91,7% pada siklus II. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik passing sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Disarankan kepada guru penjasorkes dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing sepak bola pada siswa. Kata-kata Kunci: Kooperatif TGT, aktivitas, hasil, sepak bola. Abstract This study aims to improve the activity and learning outcomes football passing techniques through the implementation of cooperative learning model on students' class TGT VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja academic year 2013/2014. This research is a classroom action research was conducted in two cycles, consisting of an action plan, action, observation or evaluation and reflection. Research subjects graders VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja, totaling 36 people with the details of 19 sons and 17 daughters. Data were analyzed using descriptive statistical analysis. Observation data analysis results early learning activities in classical football passing at 5.33 ( quite active ), after receiving the first cycle of action learning activities increased by 72,22% to 7,6 ( active ) and increased by 11,11% to 8.34 ( active ) in the second cycle. Analysis of learning outcomes data passing football at the beginning of the classical observation by 33,3%, after a given action in the first cycle of learning outcomes increased by 36,1% to 69,44% and increased by 22,2% to 91,7% on second cycle. Based on the analysis of data and discussion is concluded that the activity and learning outcomes improved technique of football passing through the implementation of cooperative learning model on students' class TGT VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja academic year 2013/2014. Penjasorkes recommended to teachers can use cooperative learning model TGT because it can increase activity and learning outcomes football passing techniques on students. Key words: Cooperative TGT, activities, learning, football

2 PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal terpenting dalam suatu kehidupan, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik (Nurhadi dkk, 2004:1). Pada undang-undang Dasar Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (penjasorkes) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006: 163). Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan kesehatan yang dijadikan sebagai media untuk menghasilkan perubahan holistik dalam perkembangan individu secara menyeluruh. Untuk itu, guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik serta kebutuhan siswa, guru juga perlu mengadakan pendekatan, variasi ataupun modifikasi dalam proses pembelajaran. Jadi penjasorkes merupakan proses pembelajaran yang mengedepankan kebugaran jasmani peserta didik yang gunanya untuk mencapai prestasi dalam diri sehingga dapat berprilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Perlu disadari bahwa keberhasilan dari suatu proses pembelajaran penjasorkes ditentukan oleh banyak faktor seperti guru, model pembelajaran, sarana dan prasarana, dan situasi dalam proses pembelajaran. Para pakar pendidikan telah banyak mengadakan terobosan tentang model pembelajaran yang telah diuji cobakan namun sampai sekarang belum bisa dipastikan mana yang paling tepat, karena dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada kondisi dan situasi siswa itu sendiri. Salah satu model tersebut adalah pengajaran kooperatif. Menurut Holubec mengatakan bahwa, pengajaran kooperatif memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (dalam Nurhadi, dkk, 2004: 60). Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru penjasorkes yang peneliti lakukan pada hari jumat tanggal 2 Agustus dan hari jumat tanggal 9 Agustus 2013 di kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja. kelas VII.14 yang berjumlah 36 orang khususnya materi teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar). Dilihat dari persentase aktivitas belajar teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) bahwa siswa yang berada pada kategori aktif 6 orang (16,67%), cukup aktif 22 orang (61,11%), kurang aktif 8 orang (22,22%) dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Persentase aktivitas belajar teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar), siswa secara klasikal adalah 5,33 berada padakriteria 5 X < 7 termasuk kategori cukup aktif. yang aktif yaitu (16,67%) 6 orang dan siswa yang belum aktif yaitu (83,33%) 30 orang. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil minimal berada pada kategori aktif dengan kriteria 7 X < 9. Aktivitas belajar siswa belum aktif terlihat dari: 1) kegiatan visual, masih banyak siswa yang kurang mengamati

3 orang lain (peneliti, teman) dalam memdemonstrasikan materi keterampilan teknik passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola, 2) kegiatan lisan, masih banyak siswa yang belum berani mengemukakan pendapat pada saat diskusi dan jarang mengeluarkan pertanyaan berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, 3) kegiatan audio, masih banyak siswa yang tidak mendengarkan diskusi dalam kelompok pada proses pembelajaran, 4) kegiatan metrik, masih banyak siswa yang malas mencoba gerakan teknik passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola, 5) kegiatan mental, siswa belum bisa memecahkan masalah yang ditemui dalam proses pembelajaran teknik passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola, dan 6) kegiatan emosional, siswa belum berani, sungguh-sungguh dan tenang dalam menghadapi dan memecahkan masalah. teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar). Dilihat dari persentase hasil belajar teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar), siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada (0%), kategori baik 12 orang (33,3%), kategori cukup baik 21 orang (58,3%), kategori kurang 3 orang (8,4%), dan kategori sangat kurang tidak ada (0%). Persentase hasil belajar teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar), siswa secara klasikal adalah 73 berada pada rentang skor 67%-76% termasuk kategori cukup baik. yang tuntas yaitu (33,3%) 12 orang dan siswa yang belum tuntas yaitu (66,7%) 24 orang. Dengan menganalisa hasil belajar siswa, berpedoman pada konversi nilai mata penjasorkes khususnya materi teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) SMP Negeri 2 Singaraja, kriteria ketuntasan hasil belajar siswa minimal rentang skornya adalah 77%-86%. Refleksi awal yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) di SMP Negeri 2 Singaraja, antara lain: (1) aspek kognitif yaitu masih ada beberapa pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh siswa pada materi pembelajaran; (2) aspek afektif yaitu masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama dengan tim/teman, menaati aturan tugas gerak dan menghargai saran/pendapat teman, dan (3)aspek psikomotor: a) sikap awal, siswa masih berada pada posisi tegak dan tangan belum terbuka di samping badan sehingga keseimbangannya terganggu, b) pada saat pelaksanaan, tangan belum terbuka di samping badan sehingga keseinbangan terganggu alur bola belum menuju sasaran, c) pada saat sikap akhir, setelah mengoper bola posisibadan masih belum rileks dan kembali ke posisi semula. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba mencari solusi dalam perbaikan aktivitas dan hasil pembelajaran khususnya pada materi sepak bola dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompokkelompok belajar yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku bangsa atau ras yang berbeda, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan turnamen. Pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (teams recognition). Tukiran (2011: 72-73) memaparkan kelebihan pembelajaran kooperatif tipetgt, antara lain: a) di dalam kelas, siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan pendapatnya, b) rasa percaya diri siswa akan menjadi lebih tinggi, c) perilaku mengganggu terhadap siswa lain akan menjadi lebih kecil, d) motivasi belajar siswa bertambah, e) Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan, f) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru, g) siswa dapat menelaah mata pelajaran dan dapat mengaktualisasi diri serta kerja sama interaksi baik siswa dan guru akan membuat suasana pembelajaran tidak membosankan.

4 Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaanpertanyaan serta menyediakan bahanbahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono,2009: 54). Tidak ada belajar kalau tidak dibarengi dengan adanya aktivitas. Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran merupakan suatu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar dalam memperoleh pengetahuan, pemahaman, bertingkah laku yang baik serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru, dan juga merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar mengajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3). Permaianan sepak bola merupakan permainan beregu yang dimainkan masingmasing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Dalam bermain sepak bola, para pemain menggunakan kemahiran kaki, kepala, paha, dada, perut, sementara penjaga gawang bebas menggunakan seluruh anggota badan. Kecepatan, kekuatan, stamina, keterampilan dan pengetahuan mengenai taktik semuanya penting dalam penampilan (Luxbacher, 2004: 1) Dalam setiap permainan olahraga, teknik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penguasaan keterampilan gerak dalam cabang olah raga tertentu. Demikian pula dalam permainan sepak bola, apabila sudah mengetahui, memahami dan menguasai teknik permainan sepak bola, maka akan mudah dalam memainkannya. Passing berarti mengoper bola. Operan merupakan teknik terpenting dalam permainan ini. Dengan operan para pemain dapat melakukan gerakan mendekati gawang untuk kemudian tembakan. Operan dapat dilakukan dengan cepat dan keras. Yang penting bola dapat dilakuasai oleh teman yang menerimanya. Untuk dapat melakukan operan dengan baik dalam berbagai situasi, permainan harus menguasai bermacam-macam teknik mengoper bola dengan baik. Teknik mengoper (passing) dalam sepak bola yaitu, (1).dengan kaki bagian dalam, (2). dengan kaki bagian luar, (3). punggung kaki. Teknik passing sepak bola yang akan diteliti adalah passing (kaki bagian dalam dan luar)(dinata, 2004:6). Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik passing sepak bola (kaki bagian dalam dan luar) pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Singaraja tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dimana peneliti bertindak sebagai guru. PTK adalah sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional (Kanca, I Nyn. 2010:108). Jumlah subyek penelitian 36 orang. Dimana penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, dalam tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari tahapan penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, refleksi. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Agustus dan hari Jumat 23 Agustus 2013 pada siklus I, sedangkan pada siklus ke II dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Agustus dan hari jumat, 6 September Teknik penggumpulan observasi data belajar yaitu dengan observer 2 orang guru

5 menggunakan lembar obsevasi aktivitas belajar, sedangkan untuk hasil belajar menggunakan 3 evaluator dalam penilaianya menggunakan assesment hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus I diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 7,6. siswa yang aktif 32 orang (88,9%) sedangkan siswa yang tidak aktif 4 orang (11,1%). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa dengan kategori sangat aktif tidak ada, siswa dengan kategori aktif 32 orang dengan persentase 88,9%, siswa dengan kategori cukup aktif 4 orang dengan persentase 11,1% dan kategori kurang aktif tidak ada, serta kategori sangat kurang aktif tidak ada. Tabel 1. Data Aktivitas Belajar Passing Sepak Bola pada Siklus I No Kriteria Kategori 1 X 9 Sangat Jumlah Dalam (%) 0 orang 0% 2 7 X < 9 32 orang 88,9% 3 5 X < X < 5 5 X < 3 Cukup Kurang Sangat Kurang 4 orang 11,1% 0 orang 0% 0 orang 0% Jumlah 36 orang 100% Keterangan 32 orang (88,9%) 4 orang (11,1%) Tidak 36 orang (100%) Penelitian hasil belajar siswa secara klasikal materi passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola pada siklus I bahwa persentase secara klasikal sebesar 69,4%. Artinya nilai 69,4% pada tingkat penguasaan hasil belajar passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola siklus I berada pada rentang dengan kategori cukup baik (tidak tuntas). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa yang mendapat kategori baik sebanyak 25 orang dengan persentase 69,4%, siswa yang mendapat kategori cukup baik 11 orang dengan persentase 30,6%, siswa yang mendapat kategori kurang baik tidak ada. yang tuntas 25 orang (69,4%) dan siswa yang tidak tuntas 11 orang (30,6%) Tabel 2. Data Hasil Belajar Passing Sepak Bola pada Siklus I No Rentang Skor Banyak Persentase Nilai Huruf Kategori orang 0% A Sangat Baik orang 69,4% B Baik orang 30,6% C Cukup Baik orang 0% D Kurang baik orang 0% E Sangat Kurang Ket 25 orang (69,4%) Tuntas 11 orang (30,6%) Tidak Tuntas Jumlah 36 orang 100% 36 orang(100%)

6 Hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II diperoleh aktifitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,34 yang tergolong aktif. Adapun data aktifitas belajar siswa secara individu yaitu sebagai berikut, siswa yang mendapat kategori sangat aktif yaitu 6 orang dengan persentase 16,7%, siswa yang mendapat kategori aktif yaitu 30 orang dengan persentase 83,3%, siswa yang mendapat kategori cukup aktif yaitu 0 orang dengan persentase 0%, siswa yang mendapat kategori kurang aktif yaitu 0 siswa dengan persentase 0% dan siswa yang mendapat kategori sangat kurang aktif yaitu 0 siswa dengan persentase 0%. Tabel 3. Data Aktivitas Belajar Passing Bola Basket pada Siklus II No Kriteria Kategori Jumlah Dalam (%) Keterangan Sangat 6 orang 1 X 9 16,7% 36 orang (100%) 2 7 X < 9 30 orang 83,3% 3 5 X < 7 Cukup 0 orang 0% Kurang 0 orang 4 3 X < 5 0% 0 orang (0%) Tidak Sangat 0 orang 5 X < 3 Kurang 0% Jumlah 36 orang 100% 100% Penelitian hasil belajar siswa secara klasikal materi passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola pada siklus II bahwa hasil secara klasikal sebesar 91,7%. Artinya nilai 91,7% pada tingkat penguasaan hasil belajar passing sepak bola siklus II berada pada rentang dengan kategori sangat baik (tuntas). Adapun rinciannya sebagai berikut: siswa yang mendapat kategori sangat baik tidak ada, siswa yang mendapat kategori baik 33 orang dengan perserntase 91,7%, dan siswa yang mendapat kategori cukup baik 3 orang dengan persentase 8,3%, kurang baik maupun sangat kurang tidak ada. yang tuntas 33 orang (91,7%) dan siswa yang tidak tuntas 3 orang 8,3%. Tabel 4. Data Hasil Belajar Passing Bola Basket pada Siklus II No Rentang Skor Banyak Persentase Nilai Huruf Kategori Keterangan orang 0% A Sangat Baik orang 91,7% B Baik 33 orang (91,7%) Tuntas orang 8,3% C Cukup Baik orang 0% D Kurang 3 orang (8,3%) baik Tidak Tuntas orang 0% E Sangat Kurang Jumlah 36 orang 100% 36 orang (100%)

7 PEMBAHASAN Berdasarkan informasi yang diperoleh terdapat beberapa masalah yang terjadi pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014 mengenai aktivitas dan hasil belajar passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dua siklus dengan masing masing siklus 2 kali pertemuan, menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT aktivitas dan hasil belajar menjadi lebih baik dari observasi awal. Pada siklus I aktivitas belajar tergolong kategori aktif. Sedangkan pada siklus II aktivitas belajar tergolong dalam aktif. Tabel 5. Peningkatan Aktivitas Belajar Passing Bola Basket Per Tahap No Tahapan Persentase Aktivitas Belajar Keaktifan Awal ke Siklus I Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I ke Siklus II Awal ke Siklus II 1 2 Awal Siklus I 3 Siklus II 6 orang (16,17%) 32 orang (88,9%) 36 orang (100%) 26 orang (72,22%) 30 orang (88,3%) 4 orang (11,11%) Sedangkan untuk hasil belajar pada siklus I sebanyak 25 orang yang tuntas namun pada siklus II terjadi peningkatan sehingga siswa yang tuntas sebanyak 33 orang. Pada siklus II ini peneliti memberikan tindakan-tindakan TGT dengan melihat kelemahan-kelemahan pada siklus I Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Passing Bola Basket Per Tahap No Tahapan Persentase Hasil Belajar Ketuntasan Awal ke Siklus I Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II Awal ke Siklus II 1. Awal 12 orang (33,3%) Tuntas 2. Siklus I 25orang (69,4%) Tuntas 13 orang (36,1%) 21 orang (58,3%) 3. Siklus II 33 orang (91,7%) Tuntas 8 orang (22,2%)

8 Berdasarkan uraian tersebut, ini berarti bahwa tingkat penguasaan materi passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola pada siklus II sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan pada mata pelajaran Penjasorkes di kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja yaitu 77 dari nilai maksimal 100. Secara klasikal, penelitian ini dianggap berhasil karena telah mencapai target yakni 77% siswa di kelas terteliti telah memperoleh rata-rata nilai sebesar 77 (KKM). Karena sudah tercapainya target yang ditentukan maka penelitian ini dihentikan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah direncanakan sebelumnya. Hasil penelitian ini juga dikuatkan atau didukung oleh beberapa hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya: (1) I Putu Agus Jayadi Putra (2012: xi) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar lompat jauh meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Payangan tahun pelajaran 2011/2012. (2) I Made Dwipa Antara (2012: 106) menemukan bahwa aktivitas dan belajar lari estapet meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2011/2012. (3) I Wayan Budiarta (2012: 108) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar sepak bola (passing control) meningkat melalui penerapan model pembelajaran tipe TGT pada siswa kelas XI IS SMA Negeri 1 Seririt tahun pelajaran 2011/2012. (4) I Wayan Gede Eka Putra (2012: 105) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket mengalami peningkatan melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X.5 SMA Negeri 1 Sukawati tahun pelajaran 2011/2012. (5) Dalam jurnal penelitian I Kadek Kariyana, (2013) menemukan bahwa, aktivitas dan hasil belajar dribbling sepakbola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X MIPA 1 SMA Negeri 4 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. (6) Dalam jurnal penelitian I Putu Winasa (2013) menemukan bahwa, aktivitas dan hasil belajar Passing Bola Basket meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI.IA.1 SMA Negeri 1 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. (7) Dalam jurnal penelitian Putu Novyana Sari (2013) menemukan bahwa, aktivitas dan hasil belajar Passing Bola Voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X.9 SMA Negeri 7 Denpasar tahun pelajaran 2012/2013. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Hasil analisis data observasi awal aktivitas belajar passing sepak bola secara klasikal sebesar 5,33 (cukup aktif), setelah diberi tindakan pada siklus I aktivitas belajar meningkat sebesar 72,22% menjadi 7,6 (aktif) dan meningkat sebesar 11,11% menjadi 8,34 (aktif) pada siklus II. Dari hasil siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar teknik passing bola basket sebesar 7,97 yang berada pada kategori aktif. 2. Hasil belajar passing (kaki bagian dalam dan luar) sepak bola meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.14 SMP Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014. Hasil analisis data observasi awal hasil belajar passing sepak bola secara klasikal sebesar 33.3% setelah diberi tindakan pada siklus I hasil belajar meningkat sebesar 36,1% menjadi 69,4% dan meningkat sebesar 22,2% menjadi 91,7% pada siklus II. Dari hasil siklus I dan siklus II diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar teknik passing sepak bola sebesar 80,55% brada pada kategori baik

9 DAFTAR PUSTAKA Antara, I Made Dwipa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Lari Estafet Pada Kelas X1 SMA Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak di terbitkan). Budiarta, I Wayan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Sepak Bola (Passing control) Pada Kelas XI IS SMA Negeri 1 Seririt Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak di terbitkan). Depdiknas Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta Dimyati dan Mudjiono Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahastya Dinata, Marta Dasar-dasar Mengajar Sepak bola. Jakarta: Cerdas Jaya. Jayadi, I Putu Agus Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Lompat Jauh Pada Kelas X-1 SMA Negeri 1 Payangan Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Kanca, I Nyoman Metodologi Penelitian Keolahragaan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Kariyana, I Kadek Implementasi Pembelajaran Kooperatif TGT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Dribbling SepakBola. Tersedia pada hp/jjp/article/view/1797/1571 (diakses tanggal 26 Nov 2013). Luxbacher, A. Joseph Sepakbola Langkah-langkah menuju Sukses. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nurhadi, dkk Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Putra, I Gede Eka Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket Pada Kelas X.5 SMA Negeri 1 Sukawati Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak di terbitkan). Sari, Putu Novyana Implementasi Kooperatif TGT untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Voli. Tersedia Pada hp/jjp/article/view/1043/908 (diakses tanggal 26 Nov 2013). Suprijono, Agus Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Pelajar. Taniredja, Tukiran, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : CV. Alfabet Winasa, I Putu Implementasi Kooperatif TGT Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Basket. Tersedia Pada hp/jjp/article/view/1768/1546 (diakses tanggal 26 Nov 2013).

10