IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLAVOLI

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLAVOLI oleh I Nyoman Gede Oka Wahyuna, I Gusti Lanang Agung Parwata, Ni Luh Putu Spyanawati Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jalan Udayana-Bali Tlp. (0362) {oka_wahyuna@yahoo.com,agungparwata2010@yahoo.co.id, spyanawati03@gmail.com}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan bentuk guru sebagai peneliti, yang dilaksanakan dalam dua siklus, terdiri dari tahap rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian yaitu siswa kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada yang berjumlah 22 orang, ( 12 orang siswa putra dan 10 orang siswa putri). Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data rata-rata aktivitas belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 7,54 (aktif), dan meningkat pada siklus II menjadi 8,57 (aktif). Sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 54,54%(sangat kurang),dan meningkat pada siklus II menjadi 95,45% (sangat baik).berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016. Disarankan kepada guru Penjasorkes agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli. Kata kunci : kooperatif STAD, aktivitas belajar, hasil belajar, passing bola voli. Abstract This study aims to improve the activity and results of learning the basic techniques of volleyball passing through the implementation of cooperative learning model type STAD. This research is a class act with a form teacher as researcher, conducted in two cycles, comprising the step plan of action, action, observation / evaluation and reflection. The research subject is class X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada numbering 22 people, (12 man and 10 woman student). Data were analyzed using descriptive statistical analysis. Based on the analysis the average activity in the classical study in the first cycle of 7.54 (active), and increased in the second cycle becomes 8.57 (active). While completeness of student learning outcomes in the classical style in the first cycle of 54.54% (very less), and increased in the second cycle into 95.45% ( very good). Based on the analysis of data and discussion is concluded that the activity and learning outcomes passing volleyball improved through the implementation of cooperative learning model STAD in class X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada the academic year 2015/2016. It is the recommended to physical education to teachers in order to implement cooperative learning model STAD, as shown to increase the activity and results of learning the basic techniques of passing a volleyball. Keywords: cooperative STAD, learning activities, learning outcomes, passing volleyball.

2 PENDAHULUAN Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Dalam konteks pembaharuan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas model pembelajaran. Kurikulum pendidikan harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, dan mampu mengakomodasikan keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan, khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes). Penjasorkes adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang selaras, serasi, dan seimbang. Melalui pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ini siswa akan dapat meningkatkan serta mengembangkan ketiga ranah yang ada yaitu, kognitif, afektif, serta psikomotor. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dimana guru sebagai pemeran utamanya. Peningkatan kualitas pembelajaran adalah salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tuntutan pendidikan, termasuk pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di era globalisasi ini adalah proses pembelajaran yang dinamis dan aktif, guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran dikatakan tercapai apabila ada peningkatan dalam diri peserta didik, baik menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan. Untuk mencapai tujuan tersebut, peran seorang guru sangatlah penting di dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran yang tepat, karena dengan model pembelajaran yang baik dan tepat, seorang guru dapat memacu keikutsertaan peserta didik secara aktif, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Suatu kejadian yang sebaliknya ditemukan oleh peneliti di mana masih banyak ditemukan guru penjasorkes yang masih terpaku pada teknik-teknik mengajar yang sudah lama dan tidak inovatif. Teknikteknik ini umumnya masih berpusat pada guru ( teacher centered), hanya memberikan kesempatan yang sedikit bagi siswa untuk berperan aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan siswa yang berbeda latar belakangnya serta proses belajar mengajar yang kurang menarik. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan pada 14 Oktober 2015 di kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada, khususnya dalam mengamati aktifitas belajar siswa peneliti memperoleh data sebagai berikut : (1) Mengenai aktivitas belajar teknik dasar passing bola voliyaitu dari jumlah siswa 22orang siswa, yang berada dalam kategori sangat aktif tidak ada, yang berada pada kategori aktif 3 orang(13,63%), yang berada pada kategoricukup aktif 5 orang ( 22,72%), yang berada pada kategori kurang aktif 14 orang (63,63%) dan yang berada dalam kategori sangat kurang aktif tidak ada. Dilihat dari data tersebut jadi siswa yang sudah aktif sebanyak3 orang (13,63%) sedangkan siswa yang belum aktif sebanyak19 orang (86,36%) dengan rata-rata presentase aktivitas belajar secara klasikal adalah 4,68 dan angka tersebut berada pada kriteria 3 X < 5 atau berada kategori kurangaktif. Dengan rata-rata yang seperti itu, maka dapat dikatakan aktivitas belajar siswa secara klasikal pada teknik dasar passing bola voli adalah belum aktif.

3 Adapun permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran tersebut, dilihat dari segi aktivitas siswa,1) pada aspek visual siswa kurang mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh model, peneliti, dan teman, 2) pada aspek lisan siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, dan mengemukakan saran atau pendapat dalam berdiskusi, 3)aspek audio siswa kurang mendengarkan penjelasan dari guru, 4) aspek metrik, masih sedikit siswa yang dapat melakukan gerakan teknik dasar passing bola voli dengan baik dan benar, hal ini disebabkan karena siswa belum memahami konsep dengan baik dan kurangnya pengulangan gerakan serta kurangnya kesempatan melakukan gerakan yang diberikan oleh guru, 5) pada aspek mental siswa belum bisa memecahkan permasalahan yang dihadapi dan menanggapi permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran, dan 6)padaaspek emosional, minat siswa untuk mempelajari materi teknik dasar passing bola voli kurang sehingga motivasi untuk mengikuti pelajaran dengan semangat menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan siswa kurang percaya diri untuk mencoba melakukan suatu gerakan. Aktifitas belajar siswa yang belum tuntas, berdampak pula pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hal ini dibuktikan persentase hasil belajar teknik dasar passing bola voli ( passingatas dan passingbawah) dari 22 orang siswa yang mencakup aspek penilaian kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor, yaitu sebagai berikut: hanya 1 orang (4,45 %) yang berada dalam kategori baik, sedangkan 10 orang siswa (45,45%) berada dalam kategori cukup, 3 orang siswa (13,64%), dan 8 orang siswa (36,36%) yang berada pada kategori sangat kurang. Jadi, persentase ketuntasan belajar siswa yaitu hanya 1 orang (4,45 %) dinyatakan tuntas dan sebanyak 21 orang siswa (95,45 %) dinyatakan tidak tuntas pada hasil belajar teknik dasar passing bola voli. Jika dirataratakan secara klasikal didapat angka 60,66, dan persentase siswa yang tuntas pada hasil belajar yaitu 4.54% Jika dikonversikan ke dalam tingkat penguasaan kompetensi yang berlaku di SMK Negeri 1 Sukasada, untuk mata pelajaran penjasorkes berada pada rentang 0 54 yang berada dalam kategori sangat kurang.hal itu berarti bahwa hasil belajar dari 22 orang siswa dinyatakan belum tuntas. Adapun faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah dilihat dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, yaitu (1) kompetensi pengetahuan (kognitif) siswa yang dalam menerima penjelasan materi masih kurang karena siswa belum menguasai teori dari materi teknik dasar passing bola voli dengan baik dan benar, (2) kompetensi sikap (afektif) siswa yang masih belum baik, karena sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak sungguh-sungguh dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, banyak siswa yang minat belajaranya kurang terhadap mata pelajaran penjasorkes khususnya siswa putri yang pada dasarnya kurang memahami betul pembelajaran penjasorkes pada materi teknik dasar passing bola voli (3) kompetensi keterampilan (psikomotor) siswa masih kurang baik karena siswa belum sepenuhnya menguasai gerakan yang diinstruksikan oleh guru. Khususnya pada kompetensi keterampilan pemahaman siswa dalam memperhatikan indikator-indikator teknik dasar passing bola voli masih belum baik.hal ini terbukti dari observasi yang peneliti lakukan bahwa dari sikap awal, pelaksanaan, dan akhir sikap dari siswa tidak ada yang benar. Setelah melakukan mereka abaikan begitu saja indikatorindikator tersebut. Dari semua indikator terdapat saja kekurangan. Pada indikator teknik dasar passing bawah bola voli (1) sikap awal, indikator bagian (c) kedua tangan dijalin yaitu: punggung tangan kanan dipegang dengan menggunakan telapak tangan kiri,kemudian saling berpegangan.siswa tidak memperhatikan indikator tersebut, siswa hanya merapatkan tangannya saja tanpa memperhatikan indikator. Kebanyakan dari tangan siswa terjalin di sela-sela jari dan apabila mengenai bola, bola cenderung luncas. (2) sikap pelaksanaan, indikator bagian (d) koordinasi gerak tangan, lengan, badan, lutut dan kaki secara serempak hingga menciptakan rangkaian gerak yang harmonis, siswa tidak melakukan gerakan seperti apa yang di perintahkan, ketika bola datang siswa cenderung melawan laju bola atau menahan laju bola yang kemudian bola akan melambung tinggi dan jauh jatuhnya.

4 (3) kembali kesikap semula atau posisi siap, setelah siswa menerima bola kemudian melakukan gerakan pelaksanaan posisi siswa hanya berdiri bebas saja tanpa siap menerima kembali bola yang dikembalikan oleh pasangannya. Pada indikator teknik dasar passing atas bola voli juga ditemukan masalah yang hampir sama dengan indikator teknik dasar passing bawah bola voli yaitu pada aspek sikap awal bagian ke (c)jari -jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah lingkaran bola, kebanyakan bentuk tangan dari siswa membentuk krucut, pada sikap pelaksanaan (d) koordinasi gerak tangan, lengan, badan, lutut, dan kaki secara serempak hingga menciptakan rangkaian gerakan yang harmonis, hampir semua siswa tidak melakukan gerakan lanjutan, yang mengakibatkan gerakan tersebut terlihat kaku dan arah bola cenderung luncas, pada sikap akhir (c) kembali kesikap semula atau posisi siap, kebanyakan darai siswa tidak siap lagi menerima passing dari rekannya, semua siswa hanya berdiri bebas saja tanpa menghiraukan kembali akan datangnya bola. Dari sekian banyak masalah yang dikemukakan di atas yang paling mendasar dari permasalah yang timbul adalah bahwa guru dalam mengajar belum menerapkan pembelajaraan yang bervariasi, proses pembelajaran cendrung monoton, sehingga peserta didik merasa bosan dan malas untuk bergerak. Mengacu pada permasalahan di atas, maka peran seorang guru sangatlah penting di dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat, sehingga memacu siswa berperan aktif, kreatif dan inovatif terhadap materi yang diberikan khususnya teknik dasarbola voli. Oleh karena itu peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian dengan mencoba memberikan salah satu alternatif pemecahan masalah yakni dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang dengan level kemampuan akademik yang berbedabeda saling berkerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk melaksanakan penelitian dengan mengkaji Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli Pada Siswa Kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016. Selain itu, pemilihan tentang model pembelajaran STAD ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, antara lain:(1) Wenawa, (2013) menemukan bahwa aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli meningkat dari siklus I sebesar (6,9), meningk at menjadi (8,4) pada siklus II, sedangkan untuk hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar (72,7%), meningkat menjadi (90,9%) pada siklus II, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas IX A SMP Negeri 5 Amlapura tahun pelajaran 2012/2013, (2) Wira, (2013) menemukan bahwa aktivitas belajar berguling senam lantai meningkat dari siklus I sebesar (8,18), meningkat menjadi (9,35) pada siklus II, sedangkan untuk hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar (71,88%), meningkat menjadi (84,38%) pada siklus II, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XA SMA Negeri 1 Selemadeg tahun pelajaran 2012/2013, (3) Suardiana, (2013) menemukan bahwa aktivitas belajar teknik dasar passing-kontrol sepakbola meningkat dari siklus I sebesar (7,59), meningkat menjadi (8,37) pada siklus II, sedangkan untuk hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar (71,43%), meningkat menjadi (92,86%) pada siklus II, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VII.D SMP Negeri 2 Singaraja, (4) Arsudika, (2014) menemukan bahwa aktivitas belajar lompat jauh meningkat dari siklus I sebesar (6,70), meningkat menjadi (8,20) pada siklus II, sedangkan untuk hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar (79,33%), meningkat menjadi (96,87%) pada siklus II, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Kubutambahan tahun pelajaran 2013/2014, (5) Sugandi, (2014) menemukan bahwa aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli meningkat dari siklus I sebesar (7,21), meningkat menjadi (9,02) pada siklus II, sedangkan untuk hasil belajar siswa meningkat dari siklus I sebesar (76,65%), meningkat menjadi (85,32%) pada siklus II, melalui penerapan model

5 pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran , METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) karena bertujuan memperbaiki kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas kinerja guru dan peningkatan aktivitas serta hasil belajar siswa. Kanca (2010: 133), menyatakan bahwa, PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Dalam penelitian ini, bentuk PTK yang digunakan adalah guru sebagai peneliti. Hal ini dikarenakan bentuk PTK ini dipandang dapat meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas, dimana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan), dan refleksi. Penelitian ini dirancang menggunakan dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama memberikan suatu tindakan dan mengamati aktivitas belajar sedangkan dipertemuan kedua melakukan evaluasi aktivitas dan hasil belajar. Pada masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, evaluasi/observasi dan refleksi. Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016 dalam pembelajaran teknik dasarpassing (bawah dan atas) bola voli di lapangan Bola Voli SMK Negeri 1 Sukasada, Jalan Srikandi, Sukasadapada pukul sampai WITA. Penelitian ini melibatkan partisipasi siswa kelas X Multimedia SMK Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 22 siswa, terdiri dari 12 siswa putra dan 10 siswa putri. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus I Pertemuan pertama pada hari Rabu, tanggal 2Maret 2016 sedangkan pertemuan kedua pada hari Rabu, tanggal 16 Maret Siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. pertemuan pertama pada hari Rabu, tanggal 23 Maret 2016 dan pertemuan kedua pada hari Rabu, tanggal 30 Maret Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi aktivitas belajar yang dinilai oleh 2 orang observer pada aktivitas belajar sedangkan menggunkan format assesment hasil belajar yang dinilai oleh 2 orang evaluator untuk hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Dari hasil observasi awal aktivitas dan hasil belajar bola voli masih tergolong cukup aktif atau belum tuntas. Untuk hasil belajar disebabkan karena masih banyak siswa yang nilainya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 79. Data aktivitas belajar pada siklus I dapat dijelaskan siswa dalam kategori sangat aktif1 orang siswa ( 4,54%), pada kategori aktif17 orang ( 77,27%), pada kategori cukup aktif 4 orang (18,18%), dan tidak ada siswa yang berada pada kategori kurang aktif dan kategori sangat kurang aktif (0%).Sehingga dapat dinyatakan sebanyak 18 orang siswa (81,81 %) dinyatakan aktif pada aktifitas belajar teknik dasar passing bola voli. Didapatkanlah rata-rata aktifitas belajar siswa secara klasikal yaitu 7,54 Tabel 01. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Bola VoliSiklus I No Kriteria Jumlah Persentase Aktivitas Siswa (%) KategoriKeterangan ,54% Sangat aktif 18 Orang siswa (81,81 %) 2 7 < ,27% Aktif Aktif 3 5 <7 4 18,18% Cukup Aktif 4 3 <5 0 0% Kurang Aktif 5 <3 0 0% Sangat Kurang Aktif 4 Orang Siswa (18,18 %)Belum Aktif

6 Total % Untuk analisis data hasil belajar passing bola voli siklus I dapat disampaikan bahwa, siswa yang tuntas terdiri dari 12 orang (54,54%)dan yang tidak tuntas 10 orang (45,45%). Siswa 22 Orang Siswa (100%) yang berada pada kategori sangat baik tidak ada (0%), baik 12orang ( 54,54%), cukup10 orang ( 45,45%), kurang tidak ada (0%), dan sangat kurang tidak ada (0%). Persentase secara klasikal 79,73 dengan kategori baik. Tabel 02. Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bola Voli Siklus I No Rentang Skor Jumlah Siswa Persentase (%) % Kategori Sangat Baik ,54 % Baik Keterangan 12 OrangSiswa (54,54 %) Tuntas ,45 % Cukup % Kurang % % Sangat Kurang 10 Orang Siswa (45,45 %) Tidak Tuntas 22 Orang Siswa (100%) Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II diperoleh aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,57 dengan kategori aktif. Siswa yang berada pada katagori sangat aktif 6 orang (27,27%), aktif 16 orang ( 77,72%), cukup aktif tidak ada (0%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Tabel 03. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Bola VoliSiklus II N Kriteria Jumlah Persentase Kategori Keterangan o Aktivitas Siswa (%) ,27% Sangat aktif 22 Orang siswa (100 %) 2 7 < ,72% Aktif Aktif 3 5 <7 0 0% Cukup Aktif 4 3 <5 0 0% Kurang Aktif 5 <3 0 0% Sangat Kurang Aktif Total % Tidak Ada (0 %) Belum Aktif 22 Orang Siswa (100%) Penelitian pada siklus IIdiperoleh data hasil belajar dimana siswa yang tuntas 21 orang dengan persentase 95,45% dan yang tidak tuntas 1 orang dengan persentase 4,54%. Adapun rincian kategori sebagai berikut: siswa yang berada pada kategori sangat baik 2orang (9,09%), baik 19 orang ( 86,36%), cukup 1 orang (4,54%), kurang tidak ada (0%), dan sangat kurang tidak ada (0%). Jadi secara klasikal didapat

7 rata-rata yaitu 82,84.Dengan memperhatikan data hasil belajar pada siklus II, dalam hal ini hasil belajar passing bola voli, hasil belajar siswa tergolong tuntas. Tabel 04.Hasil Analisis Data Ketuntasan Hasil Belajar Passing Bola Voli Siklus II No Rentang Skor Jumlah Siswa Persentase Kategori Keterangan ,09 % Sangat Baik 21 OrangSiswa (95,45 %) ,36 % Baik Tuntas ,54 % Cukup % Kurang % % Sangat Kurang 1 Orang Siswa (4,54 %) Tidak Tuntas 22 Orang Siswa (100%) Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II juga dilakukan refleksi melalui diskusi dengan guru. Sehingga pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar passing bola voli pada siswa kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2015/2016 disetiap siklus.peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Dilihat dari hasil analisis data aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli pada siklus I siswa yang aktif 18 orang dengan persentase 81.81% dan pada siklus II, 22 orang siswa yang aktif dengan persentase 100%. Terjadi peningkatan aktivitas belajar pada siklus I ke siklus II 18,18%. Tabel 05. Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Per-Siklus Materi ( Passing Bawah dan Passing Atas) Bola Voli No 1. Tahapan Awal Aktivitas Belajar Klasikal 4,68 2. Siklus I 7,54 3. Siklus II 8,57 Persentase Keaktifan Siswa (%) 3 Orang siswa (13,63 %) Sudah Aktif 18 Orang siswa (81,81 %) Sudah Aktif 22 Orang siswa (100 %) Sudah Aktif Peningkatan Aktivitas Belajar Awal ke Siklus I 15 siswa (68,18%) Siklus I ke Siklus II 4 siswa (18,18%) Awal ke Siklus II 19 siswa (86,36%) Dari hasil refleksi siklus I ditemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran, yang dihadapi pada siklus I yaitu dari dikarenakan siswa mengalami permasalahan pada indikator audio, indikator: b) siswa tidak mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Indikator mental, pada indikator: b) siswa tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran (passing bawah dan passing atas) bola voli. Indikator lisan,pada indikator: b) siswa tidak berani mengemukakan pendapat dalam diskusi kelas yang berkaitan dengan materi (passing bawah dan passing atas) bola voli.

8 Indikator metrik, pada indikator: a) siswa tidak mencoba gerakan-gerakan (passing bawah dan passing atas) bola voli dengan baik dan benar. Indikator visual, pada indikator: a) siswa tidak memperhatikan (peneliti atau teman) dalam menyampaikan materi pembelajaran (passing bawah dan passing atas) bola voli. Indikator emosional, pada indikator: b) siswa tidak berani dalam menghadapi masalah dalam proses pembelajaran (passing bawah dan passing atas) bola voli. II siswa yang tuntas 12 orang (54,54%) dan pada siklus II siswa yang tuntas 21 orang (95,45%). Terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I ke siklus II 40,90%. Dilihat dari rata-rata klasikal hasil belajar pada siklus II yaitu 83,6 sudah memenuhi standar ketuntasan secara klasikal yaitu 79 sesuai dengan KKM SMK Negeri 1 Sukasada. Tabel 06. No 1. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Per-Siklus Materi Passing (Passing Bawah dan Passing Atas) Bola Voli Tahapan Awal Hasil Belajar Klasikal 60,66 2. Siklus I 79,73 3. Siklus II 82,84 Persentase Ketuntasan Siswa (%) 1 Orang siswa (4,54 %) Tuntas 12 Orang siswa (54,54 %) Tuntas 21 Orang siswa (95,45 %) Sudah Aktif Awal ke Siklus I Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II Awal ke Siklus II 11 siswa (50%) 20 siswa (90,90%) 9 siswa (40,90%) Maka tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah: pada indikator audio, pada indikator b) peneliti memotivasi siswa agar saling berdiskusi dan saling mendengarkan materi (passing bawah dan passing atas) bola voli yang disampaikan oleh temannya. Indikator lisan,pada indikator; b) peneliti memotivasi siswa untuk menyimak penjelasan tentang materi yang disajikan. Indikator metrik, pada indikator a) memberikan petunjuk agar siswa dapat melakukan gerakan dengan baik. Indikator emosional, indikator; b) membantu dan mendampingi siswa agar berani dalam menghadapi dan memecahkan masalah dalam pembelajaran (passing bawah dan passing atas) bola voli. Peningkatan yang terjadi pada hasil belajar passing bola voli, dimana pada siklus Kemudian dilihat dari hasil belajar pada siklus I permasalahan-permasalahan yang dihadapi yaitu, 1) siswa kurang memperhatikan demonstrasi yang diperagakan oleh peneliti mengenai teknik (passing bawah dan passing atas) bola voli mulai dari sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir dalam permainan bola voli. 2) Siswa tidak mendengarkan penjelasan dari peneliti mengenai teknik (passing bawah dan passing atas) bola voli mulai dari sikap awal, pelaksanaan dan sikap akhir dalam permainan bola voli. 3) Siswa kurang bersemangat dan kurang bersungguhsungguh dalam melakukan gerakan (passing bawah dan passing atas) bola voli dalam permainan bola voli. 4) Siswa tidak berlatih keras untuk berhasil melakukan gerakan dengan baik dan benar.

9 Berdasarkan permasalahanpermasalahan yang dihadapi pada siklus I tersebut maka adapun solusinya yaitu, menyuruh siswa agar lebih memperhatikan demonstrasi yang diperagakan oleh peneliti pada siklus II, tentang teknik (passing bawah dan passing atas) bola voli, peneliti mempertegas penjelasan-penjelasan yang akan diberikan pada siklus II, sehingga siswa lebih mendengarkan penjelasan dari peneliti tentang teknik (passing bawah dan passing atas) bola voli, memberikan suatu permainan agar siswa menjadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada siklus II tentang teknik (passing bawah dan passing atas) bola voli. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara optimal dengan perbaikan-perbaikan pembelajaran sesuai dengan kekurangan-kekurangan, hambatan dan kendala-kendala yang terjadi pada setiap siklus sebelumnya.dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli merupakan bukti dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, siswa mendapat kesempatan yang luas untuk melatih keterampilan dan juga memberi waktu yang luas untuk belajar gerak baik secara individu maupun secara kelompok, suasana belajar siswa selama kegiatan pembelajaran nampak bebas, ceria, bergairah, dan kondusif. Disamping itu siswa dapat berkolaborasi dengan teman kelompoknya. Siswa belajar dan beraktivitas sendiri untuk memperoleh pengalaman, pengetahuan, pemahaman, dan tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilannya yang bermakna. Sehingga dalam hal ini, kegiatan atau aktivitas belajar siswa merupakan pondasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih optimal. Berdasarkan data analisis hasil uraian diatas, bahwa aktivitas dan hasil belajar meningkat dikarenakan: 1. Siswa lebih aktif dalam mengikuti suatu proses pembelajaran dalam melakukan interaksidengan teman sehingga pembelajaran lebih aktif dan tidak satu arah. Siswa lebih senang belajar bila siswa dapat berperan aktif dalam upaya mncapai tujuan pembelajaran,seorang siswa mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemampuan dan aspirasinya. Siswa semakin aktif dalam mengikuti pembelajaran. 2. Timbulnya kerjasama antar siswa dengan siswa, tim atau teman didalam kelompoknya dapat menyelesaikan tugas gerak yang diberikan oleh guru. Siswa mengembangkan sikap kerjasama dalam melakukan suatu proses pembelajaran (Depdiknas 2006:163), Mampu bekerjasama yang harmonis dikalangan para siswa yang pada gilirannya dalam memeperlancar kerja kelompok (Hamalik, 2008: 91). 3. Siswa memiliki rasa tanggung jawab sehingga siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dalam suatu proses pembelajaran di dalam kelompoknya. Mengembangkan sikap tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan (Depdiknas 2006:163). 4. Siswa mengamati apa yang dicontohkan oleh guru atau dari orang lain dalam suatu proses pembelajaran. Mengamati merupakan tanggapan siswa terhadap beberapa objek ( Dimyati dan Mudjiono, 2006: ). Penelitian yang sudah dilaksanakan ini tidaklah selalu berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan dan yang sudah direncanakan. Karena ada kendalakendala yang dihadapi peneliti dalam menjalankan penelitian ini. Adapun kendalakendala yang dihadapi adalah:(a) jumlah bola yang kurang sehingga proses pembelajaran menjadi tidak efektif, ( b) respon siswa untuk memahami materi lambat sehingga harus dijelaskan berulangulang, dan (c) siswa merasa suasana pembelajaran membosankan. Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut adapun yang dilakukan peneliti untuk memecahkannya sehingga penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar diantaranya adalah: (a)menggunakan bola yang sudah ada dan untuk kekurangan bola menggunakan bola pribadi dengan memodifikasi bola, (b) memodifikasi materi pelajaran dengan permainan tradisional, dengan ini siswa lebih bersemangat dan aktif bergerak sehingga suasana

10 pembelajaran tidak membosankan, dan ( c) menjelaskan kembali secara berulang-ulang dan disertai dengan contoh materi yang belum dimengerti agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, adapun keterbatasan dalam melakukan penelitian ini yaitu: keterbatasan waktu pelaksanaan penelitian yang dilakukan 2 siklus, agar tidak mengganggu dari kurikulum sekolah yang sudah dibuat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan serta teori-teori pendukung hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Teams Achievement Division) STADdapat Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing (Passing Atas dan Passing Bawah) Bola Voli pada Siswa Kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1) Aktivitas belajar teknik dasar ( passing Aktivitas belajar teknik dasar ( passing bawah dan passing atas) bola voli meningkat melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division pada Siswa Kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar 7,54 (81,81%), dan meningkat (18,18%) ke siklus II menjadi 8,57 (100%). 2) Hasil belajar teknik dasar (passing bawah dan passing atas) bola voli meningkat melalui Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division pada Siswa Kelas X Multimedia I SMK Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I sebesar 54,54%, dan meningkat 40,90% pada siklus II menjadi 95,45%. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. 1. Disarankan kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan untuk dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran Penjasorkes sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli. 2. Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembelajaran Penjasorkes khususnya pada materi teknik dasar passing bola voli guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. 3. Diharapkan kepada siswa-siswa yang dijadikan subjek penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan, agar dapat menambah wawasan pengetahuan khususunya dalam pembelajaran materi teknik dasar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli maupun pada pembelajaran yang lain. 4. Bagi calon peneliti yang berminat untuk meneliti lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi proses dan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Adhi, Wira Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Siswa Kelas VIII A1 SMP N 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2014/2015.Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan.Dalam: ksha.ac.id/index. Php / JJP / article / view / 206. Diakses tanggal 6 April Arianto, Sudana, (2014) Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli pada Siswa Kelas VIII A1 SMP N 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2014/2015.Singaraja: Fakultas

11 Olahraga dan Kesehatan. Tersedia pada: ex. Php /JJP /article/view/206. Diakses tanggal 6 April Arsudika Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Lompat Jauh pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 5 Amlapura Tahun Pelajaran 2012/2013. Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Dalam: index.php/jjp/article/view/1791. Diakses tanggal 6 April Sugandi, Lembo Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli pada Siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Tersedia pada: : undiksha.ac. id/index. php/ JJP/ article /view/2576. Diakses tanggal 6 April Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pt Rineka Cipta. Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Cetakan Pertama. Jakarta : Pt Bumi Aksara. Kanca, I Nyoman Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Undiksha. Putra, Wenawa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Passing Bola Voli pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 5 Amlapura tahun pelajaran 2012/2013. Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Dalam : undiksha.ac.id/index.php/jjp/article/vi ew/587diakses tanggal 6 April Slavin Cooperative Learning Theory, Research and Practice.Second edition. Boston: Allyn and Bacon. Suardiana Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing- Kontrol Sepakbolapada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 5 Amlapura Tahun Pelajaran 2012/2013. Singaraja: Fakultas Olahraga dan Kesehatan. Tersedia pada: ejournal. undiksha.ac.id/index.php/jjp/article/vi ew/572. Diakses tanggal 6 April 2016.