IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET Dedhy Cipto Rohayu, I Ketut Budaya Astra, Wahjoedi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia {dodox_ricko@yahoo.co.id,astra_budaya@yahoo.com, wahjoedi.bali@yahoo.com}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bola basket melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 25 orang yang terdiri dari 11 orang putra dan 14 orang putri. Data aktivitas dinilai oleh 2 orang observer menggunakan lembar observasi aktivitas belajar dan hasil belajar dinilai oleh 3 orang evaluator menggunakan assesmen hasil belajar. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data untuk aktivitas passing bola bola basket pada observasi awal secara klasikal sebesar 6,36 (cukup), dan pada siklus I meningkat menjadi 7,3 (aktif) dan 8,32 (aktif) pada siklus II. Sedangkan persentase hasil passing bola basket pada observasi awal secara klasikal sebesar 6,14% (cukup), pada siklus I 77,50% (baik) dan 83,56% (baik) pada siklus II. Disimpulkan bahwa aktivitas dan hasail belajar teknik dasar passing bola basket siswa meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga Tahun Pelajaran 2013/2014, untuk itu disarankan kepada guru penjasorkes untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil passing bola basket. Kata-kata kunci: TGT, aktivitas, hasil belajar, basket Abstract This study aimed to improve students activity and their learning outcome of basketball passing technique through the implementation of cooperative learning model team games tournament (TGT) of XI IPA 3 graders students of SMA Negeri 1 Marga on the academic year 2013/2014. This research was classroom action research which consisted of two cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation/evaluation and reflection. Research subjects were 25 students with 11 male and 14 female students. The data activity were assessed by 2 observers by using learning activity observation sheet meanwhile learning outcomes were assessed by 3 evaluators which trough the use of learning outcomes assessment instrument. The data were analysed by using descriptive statistical analysis. Based on the result of data analysis, it is showed that on primary observation the result was 6,36 (moderate active), and increased to 7,3 (active) on cycle I and 8,32 (active) on cycle II. Meanwhile the result s percentage of basketball passing technique on primary observation was about 6,14% (moderate), and increased to 77,50% (good) on cycle I and 83,56% (good) on cycle II. It can be concluded that the activity and learning outcome of basketball passing technique was improved trough the implementation of cooperative learning model TGT on XI IPA graders students of SMA Negeri 1 Marga academic year 2013/2014. Penjasorkes teachers were recommended to implemented this cooperative learning model TGT to improve students learning activity and outcomes basketball passing technique. Keyword : TGT, activity,learning outcome, basketball

2 PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa, dimana dari interaksi tersebut siswa diharapkan mendapatkan pemahaman dan kemajuan hasil belajar tentang ajaran yang diperoleh dalam situasi belajar mengajar (Santyasa, 2007: 7). Pendidikan selalu dikaitkan dengan beberapa faktor, salah satunya adalah faktor internal yang dimiliki siswa. Faktor internal siswa adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa sendiri, seperti siswa kurang tertarik terhadap materi pembelajaran yang diberikan atau dapat juga dilihat dari tingkah laku siswa yang cenderung malas untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai wadah, yang dapat digunakan untuk menyerap sekaligus mencetak sumber daya manusia yang semak in baik dan memiliki daya saing yang tinggi. Dalam hal ini pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes), merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan kesehatan yang dijadikan sebagai media untuk mencapai menghasilkan perubahan holistik dalam perkembangan individu secara menyeluruh. Penjasorkes yang dilakukan baik dilingkungan sekolah maupun pada lingkungan masyarakat pada umumnya, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mewujudkan masyarakat indonesia yang sehat secara fisik mental emosional dan sosial. Jadi penjasorkes merupakan proses pembelajaran yang mengedepankan kebugaran jasmani peserta didik yang gunanya untuk mencapai prestasi dalam diri sehingga dapat berprilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Penjasorkes adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dimasukkan dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan. Penjasorkes merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional (Husdarta, 2009: 3). Terlebih lagi penjasorkes merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Berhasilnya suatu pelajaran dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor intern belajar yang dialami dan dihayati oleh siswa sebelum belajar, dalam proses belajar dan sesudah belajar. Sedangkan faktor eksternnya berasal dari guru dalam hal pengorganisasian belajar, bahan pelajaran, sumber belajar dan evaluasi hasil belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 236). Sama halnya dalam proses pembelajaran penjasorkes yang melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial, guru penjasorkes dituntut untuk memiliki keahlian menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggembirakan dan menjauhkan anak dari masalah dan frustasi yang mungkin dialami anak. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menyukseskan suatu proses pendidikan, disamping tugas utamanya sebagai seorang pengajar, sebagai pendidik sekaligus memberikan evaluasi terhadap aktifitas dan hasil belajar yang dicapai siswa selama menjalani proses belajar mengajar sehari-hari. Guru juga harus memiliki kreatifitas dan inofasi yang tinggi agar dapat menciptakan suasana belajar yang lebih aktif, dan menyebabkan siswa semakin fokus mengikuti pelajaran dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun pada kenyataanya di lapangan masih banyak guru yang menerapkan model pembelajaran klasikal, dimana peran guru lebih bersifat dominan sehingga berdampak dalam proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan aktivitas siswa kurang aktif, sehingga berakibat pada hasil belajar siswa yang belum memenuhi ketuntasan

3 belajar. Salah satu materi yang diberikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan terdapat materi pembelajaran teknik dasar passing bola basket (chest pass dan bounce pass) jika dilihat sekilas memang terlihat mudah namun pada kenyataanya aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket (chest pass dan bounce pass) belum optimal, hal ini terlihat dari kurangnya penguasaan siswa dalam proses pembelajaran teknik dasar passing bola basket, terutama pada saat melakukan gerakan sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan mulai dari tanggal 4 November 2013 sampai dengan tanggal 12 November 2013 di SMA Negeri 1 Marga, aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga yang berjumlah 25 orang, dimana aktivitas siswa saat menerima pelajaran tergolong rendah ini dapat dilihat dari persentase aktivitas belajar siswa dalam melakukan teknik dasar passing bola basket. dalam kategori sangat aktif sebanyak 3 orang (12%), siswa dalam kategori aktif sebanyak 6 orang (24%), siswa dalam kategori cukup aktif sebanyak 15 orang (60%), siswa dalam kategori kurang aktif sebanyak 1 orang (4%) dan kategori sangat kurang aktif tidak ada. Secara klasikal aktivitas belajar passing pada saat observasi awal adalah sebesar 6,36%. Aktivitas belajar siswa dikatakan berhasil jika minimal berada pada kategori aktif yaitu antara 7 X < 9. Dan dari hasil penilaian aktifitas belajar yang telah di jumlahkan secara klasikal sebesar 6,36, angka ini berada pada kategori cukup aktif dilihat dari pedoman penggolongan aktivitas belajar teknik dasar passing bola basket yang telah ditentukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai aktifitas belajar siswa masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), sehingga siswa dikatakan masih belum tuntas. Hal ini dikarenakan siswa mengalami permasalahan pada aspek visual, lisan, audio, matrik, mental dan emosional, 1) dilihat dari segi visual, siswa belum bisa mengamati temannya dalam mendemontrasikan teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket dengn baik, 2) dari segi lisan siswa belum berani bertanya dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran, 3) dari segi audio siswa belum mampu mendengarkan penjelasan temannya terkait materi pelajaran, 4) dari segi metrik siswa belum bisa melakukan gerakangerakan baru pendukung penyempurnaan teknik dasark passing (chest pass dan bounce pass) bola basket, 5) dari segi mental siswa belum mampu memecahkan masalah yang ditemui dalam proses pembelajaran dan 6) dari segi emosional siswa kurang sungguh-sungguh melakukan teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Maka dari itu aktivitas belajar perlu ditingkatkan lagi serta perlu dilakukan perbaikan di dalam penggunaan model pembelajaran yang inovatif, efektif dan relevan dengan tujuan pembelajaran, sehingga aktivitas belajar siswa akan lebih meningkat. Permasalahan lain terdapat pada hasil belajar siswa pada saat melakukan pelaksanaan teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket. Hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket bahwa 1 orang siswa (4%) dinyatakan tuntas dan 24 orang siswa (96%) dinyatakan tidak tuntas. Hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket secara individu dari jumlah siswa 25 orang yaitu: 1 orang (4%) siswa memperoleh predikat Baik, 3 orang (12%) siswa memperoleh predikat Cukup Baik, 10 (40%) siswa memperoleh predikat Kurang, sebanyak 11 orang (44%) siswa memperoleh predikat kurang baik. Dan tidak seorang pun siswa yang memperoleh predikat Baik. Hasil belajar dikatakan tuntas apabila berada pada kategori 76%. Hal ini dikarenakan siswa mengalami permasalahan pada aspek sikap awal, pelaksanaan dan akhir. Permasalahan tersebut disebabkan karena pada saat aktivitas pembelajaran siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh gurunya, sehingga pada saat siswa diberikan tugas gerak sebagian besar siswa tidak melakukan teknik dasar sesuai dengan ketentuan yang ada.

4 Dengan menganalisa data hasil belajar siswa secara keseluruhan terlihat hasil belajar masih tergolong sangat rendah, karena belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah. Refleksi awal yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar teknik dasar passing bola basket (chest pass dan bounce pass) di SMA Negeri 1 Marga antara lain: 1) pada saat proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, 2) siswa juga jarang mengajukan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, 3) banyak siswa yang minat dan belajarnya kurang terhadap mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi teknik dasar passing bola basket (chest pass dan bounce pass). 4) interaksi belajar cenderung satu arah dari guru ke siswa, sehingga mengakibatkan siswa kurang aktiv dan kreatif, 5) siswa menganggap bahwa guru satu-satunya sumber belajar. Dan permasalahan yang paling utama dalam proses pembelajaran adalah pada aspek psikomotor. Pada aspek psikomotor teknik dasar passing bola basket (chest pass dan bounce pass), permasalahan yang dialami yaitu pada sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir, dimana siswa masih ragu dalam melakukan gerakan-gerakan sehinga gerakan yang dilakukan oleh siswa terlihat sangat kaku dan tidak sesuai dengan arahan yang diberikan oleh guru. Mengingat masalah yang dihadapi seperti dikemukakan tersebut di atas, pentingnya guru yang inovatif dan kreatif sehingga memberikan nuansa dan situasi yang berbeda dalam proses pembelajaran penjasorkes. Sesuai dengan masalah di atas maka peneliti mencoba memberikan alternatif pemecaham masaah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana (Slavin, 2009: 143). Model Pembelajaran TGT dimulai dengan presentasi kelas dimana guru memperkenalkan materi yang diajarkan teknik dasar (passing bola basket), guru kemudian membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas (siswa dibentuk dalam satu kelmpok yang heterogen). Tim dalam fungsi khusus mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik yang merupakan fase selanjutnya. Kemudian guru akan menilai skor kemajuan individual dimana akan terlihat hasil belajar siswa. Terakhir guru memberikan penghargaan apabila skor rata-rata siswa mencapai kreteria tertentu. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belaja. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE PENELITIAN Jenis adalah bermacam-macam, sedangkan penelitian adalah suatu proses yang sistematis, logis, dan empiris untuk mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah. Jadi jenis penelitian adalah bermacam-macam suatu proses yang sistematis, logis, dan empiris untu mencari kebenaran ilmiah atau pengetahuan ilmiah (Kanca, 2010: 4). Jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan bentuk guru sebagai peneliti. Karena Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara profesional" (Kanca, 2010: 108). Sedangkan menurut Elliot (dalam Alfanany 2013: 20) menemukan bahwa yang

5 dimaksud dengan PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi dari perkembangan profesional. Pada bentuk PTK yang memandang guru sebagai peneliti mempunyai ciri-ciri penting, yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses PTK. Dalam bentuk ini tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas dimana guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, aksi (tindakan), dan refleksi. Dalam bentuk penelitian yang demikian, guru mencari problema sendiri untuk dipecahkan melalui PTK. Apabila melibatkan pihak lain pada penelitian seperti ini peranannya tidak dominan. Sebaliknya keterlibatan pihak lain dari luar hanya bersifat konsultatif dalam mencari dan mempertajam persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru yang sekiranya layak untuk dipecahkan melalui PTK. Jadi dalam bentuk PTK guru sebagai peneliti, peran pihak luar sangat kecil dalam proses penelitian itu (Kanca, 2010: 115). Oja dan Smulyan membedakan adanya empat bentuk penelitian tindakan, yaitu (a) Guru sebagai peneliti, (b) Penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan-terintregasi, (d) Administrasi sosial eksperimental (Kanca, 2010: ). Dalam penelitian ini bentuk penelitian tindakan yang akan digunakan adalah guru sebagai peneliti. Karena peneliti belum menjadi guru, maka dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitan peneliti sebagai peneliti atau peneliti sebagai guru. Penelitian ini telah dilakukan pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga tahun pelajaran 2013/2014. Dengan pembelajaran teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket, rencana penelitian ini telah dilaksanakan di lapangan basket SMA Negeri 1 Marga, yaitu pukul wita, dan penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil. Adapun prosedur yang harus dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) observasi awal, (b) refleksi awal, (c) identifikasi masalah, (d) analisis masalah, (e) perencanaan tindakan, (f) pelaksanaan tindakan, (g) observasi hasil tindakan, (h) refleksi hasil tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar. Data aktivitas belajar dikumpulkan pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dilakukan oleh 2 orang observer. Sedangkan data hasil belajar dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dilakukan oleh 3 orang evaluator. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase, dan menyajikan data yang menarik, mudah dibaca dan diikuti alur berpikirnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga tahun pelajaran 2013/2014, ditemukan data aktivitas belajar masih belum aktif dan hasil belajar yang masih belum tuntas. Hal ini terlihat secara klasikal siswa masih belum bisa memenuhi KKM di sekolah yang sebesar 76. Pada data aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 6,36 maka aktivitas belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga secara klasikal tergolong cukup aktif. Aktivitas belajar siswa secara individu dari jumlah siswa 25 orang, 3 orang (12%), yang tergolong sangat aktif sebanyak 6 orang (24%) aktif,15 orang (60%) cukup aktif, 1 orang (4%) kurang aktif dan tidak ada siswa yang tergolong sangat kurang aktif (0%). Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperetif tipe TGT. Namun masih terdapat siswa yang masih kesulitan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian siklus I pada aktivitas belajar yaitu: pada siswa dengan katagori sangat aktif tidak ada (0%), aktif sebanyak 22 orang (88%), cukup aktif sebanyak 3 orang (12%), kurang aktif tidak

6 ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Rata-rata aktivitas belajar pada siklus I yaitu 7,37 yang berada pada kategori aktif. Tabel 1. Kategori penggolongan aktivitas belajar teknik dasar passing bola basket pada siklus I. No Kriteria Kategori 1 X 9 Jumlah (%) 2 7 X < % Keterangan 0 0% 19 orang (88%) 3 5 X < 7 Cukup 3 12% Kurang 4 3 X < 5 0 0% Belum aktif 3 orang (12%) 5 X < 3 Kurang 0 0% Jumlah 25 orang 100% 25 Pada data hasil belajar didapatkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 19 orang (76%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang (24%). Adapun rinciannya sebagai berikut pada kategori sangat baik tidak ada (0%), baik sebanyak 19 orang (76%), cukup sebanyak 6 orang (24%), kurang baik tidak ada (0%), dan sangat kurang tidak ada (0%). Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket pada Siklus 1 Tingkat Penguas aan 85%- 100% Kategori Baik Jumlah (%) 0 0% 76%-84% Baik 19 siswa 76,% 65%-75% Cukup 6 siswa 24,% 55%-64% Kurang 0 0% 0%-54% Kurang 0 0% Ketuntasa n 19 orang (76%) Tuntas 6 orang (24%) Tidak Tuntas Target Ketuntasan 76% Siklus I tingkat ketuntasan belum mencapai 76% dan dilanjutkan ke siklus II, untuk pencapaian hasil penelitian yang sesuai dengan KKM di sekolah yaitu 76% Jumlah % 25 siswa (100%)

7 Pada siklus II dilakukan tindakan yang sesuai hasil refleksi dari tindakan siklus I. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti sesuai data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Pada data aktivitas belajar siswa yang berada pada katagori sangat aktif sebanyak 2 orang (8%), aktif sebanyak 23 orang (92%), cukup aktif tidak ada (0%), kurang aktif tidak ada (0%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Adapun nilai rata-rata aktivitas belajar teknik dasar passing bola basket secara klasikal yaitu 83,56 (aktif). Tabel 3. Kategori penggolongan aktivitas belajar Teknik Dasar berguling senam lantai pada siklus II No Kriteria Kategori 1 X 9 Jumlah (%) 2 8 % Keterangan 25 orang (100%) 2 7 X < % 3 5 X < X < 5 5 X < 3 Cukup Kurang Kurang 0 0% 0 0% 0 0% 0 orang (0%) Tidak Jumlah 25 orang 100% 25 Pada data hasil belajar siswa dapat disampaikan bahwa pembelajaran semua siswa tuntas. siswa yang tuntas sebanyak 25 orang (100%) dan siswa yang tidak tuntas tidak ada (0%). Adapun rinciannya sebagai berikut pada kategori sangat baik 2 orang (8%), baik sebanyak 23 orang (92%), cukup sebanyak tidak ada (0%), kurang tidak ada (0%), dan sangat kurang tidak ada (0%). Ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 83,56%.

8 Tabel 4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar teknik dasar passing bola basket pada Siklus II No Rentang Skor Banyak Persentase Nilai Kategori Keterangan orang 8% A Baik 25 orang (100%) Tuntas orang 92% B Baik Cukup orang 0% C Baik Tidak Ada Kurang orang 0% D yang Tidak baik Tuntas orang 0% E Kurang Jumlah 25 orang 100% 25 orang (100%) Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga tahun pelajaran 2013/2014 pada setiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada Tabel 5. dan Tabel 6. Tabel 5. Peningkatan Data Aktivitas Belajar Tahapan Aktivitas Belajar Klasikal Keaktifan Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Observasi Awal Siklus I Siklus II 9 orang (36%) 22 orang (88%) 25 orang (100%) Cukup Dari data tabel diatas dapat disampaikan bahwa terjadi peningkatan 13 orang (52%) 3 orang (12%) sebesar 13 orang (52%) dari observasi awal ke siklus I. dan terjadi peningkatan sebesar 3 orang (12%) dari siklus I ke siklus II.

9 Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Tahapan Observasi Awal Siklus I Siklus II Persenta se Hasil Belajar 4% 76% 100% Kategori 1 siswa tuntas, 24 siswa belum Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal ke Siklus I tuntas 72% (18 orang) 19 siswa tuntas, 6 siswa belum Siklus I ke Siklus II tuntas. 24% 25 siswa tuntas, tidak ada siswa tidak tuntas (6 orang) Dari data hasil belajar diatas dapat disampaikan peningkatan dari observasi awal ke siklus I adalah 72% (18 orang), sedangkan peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 24% (6 orang). Berdasarkan data penelitian di atas maka dapat yakini SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga tahun pelajaran 2013/ Hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe TGT pada pembelajaran teknik dasar passing bola basket karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bola. basket bahwa implementasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola basket pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Marga tahun pelajaran 2013/ Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan materi yang akan diberikan. 3. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran teknik dasar passing bola basket. 4. Diharapkan kepada siswa-siswi yang dijadikan subjek penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan, agar dapat menambah paradigma maupun wawasan pengetahuan khususunya dalam pembelajaran teknik dasar passing bola basket (chest pass dan bounce pass) maupun pada pembelajaran yang lain. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahastya.

10 Husdarta, H.J.S Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Kanca Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Santyasa Model-Model Pembelajaran Inovatif Makalah disajikan dalam Pelatihan Sertifikasi Guru bagi Para Guru SD dan SMP di Provinsi Bali. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja Desember. Slavin Robert E Cooperative Learning. Bandung : Nusa indah. Universitas Pendidikan Ganesha Pedoman Penulisan Skripsi dan tugas Akhir. Singaraja. Elfanany, Burhan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska.