BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang berhubungan langsung dengan UMKM, antara lain: 1. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM memiliki kritreria sebagai berikut: 1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp (tiga ratus juta rupiah). 2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni : 10

2 11 a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria: a. Memiliki hasil kekayaan bersih lebih dari Rp (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp (lima puluh milyar rupiah). 2. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki

3 12 jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang. 3. Menurut Kementrian Keuangan Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp atau aset setinggi-tingginya Rp (di luar tanah dan bangunan yang ditempati). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin industri rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya. Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian UMKM dilihat dari berbagai aspek, baik dari segi kekayaan yang dimiliki pelaku, jumlah tenaga kerja yang dimiliki atau dari segi penjualan/omset pelaku UMKM Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Hansen & Mowen (2006) menjelaskan mengenai sistem informasi akuntansi manajemen sebagai berikut : The management information system provides information needed to satisfy specific management objectives. At the heart of a management accounting information system are processes; they are described by activities such as collecting, measuring, storing, analyzing, reporting, and managing information.

4 13 Pernyataan tersebut menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang diperlukan untuk memenuhi tujuantujuan pengelolaan tertentu. Jantung dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang dijelaskan oleh aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan informasi, menganalisis, peaporan, dan pengelolaan. adalah : Selanjutnya Chia (1995) menjelaskan bahwa sistem akuntansi manajemen Is an or ganizational control mechanism which facilitates control by reporting and creating visibility in the action and performance of its members. The informational rule of the management accounting system facilitates decision-making and control in the organization and should, therefore, be tailored to the organizational contextual variabels and other control subsystem. Penjelasan di atas menjelaskan bahwa suatu mekanisme kontrol organisasi yang memberikan fasilitas kontrol melalui pelaporan dan penciptaan yang tampak dalam tindakan dan kinerja, yang mana merupakan alat yang efektif dalam penyediaan informasi yang berguna dalam memprediksi akibat yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif yang dapat dilakukan. Serta peran informasi dari sistem akuntansi manajemen memfasilitasi pengambilan keputusan dan kontrol dalam organiasi dan harus disesuaikan dengan variabel kontekstual organisasi dan subsistem kontrol lainnya. Menurut Mulyadi (2001) mengemukakan pengertian sistem akuntansi manajemen sebagai berikut : Sistem akuntansi manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengelola masukan (input) berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran (output) berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai

5 14 Horngren (2011) menjelaskan sistem akuntansi manajemen adalah : Management accounting produces information for managers within an organization. It is the process of identifying, measuring, accumulating, analyzing, preparing, interpretting, and communicating information that helps managers fulfill organizational objectives. Pernyataan terebut menjelaskan informasi akuntansi manajemen bagi para manajer digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Informasi akuntansi manajemen merupakan proses yang meliputi identifikasi, pengumpulan, analisis, penyediaan, interpretasi dan komunikasi informasi bagi para manajer dalam mencapai tujuan. Economic Events Gambar 2.1 Operational Model : Management Accounting Information System Collecting Measuring Storing Analyzing Reporting Managing Specia l Reports Product Cost Customer Cost Budgets Performance Reports Personal Communication Inputs Procesess Outputs Users Sumber: Hansen and Mowen (2007) Menurut Supriyono (1993) mendefinisikan sistem akuntansi manajemen sebagai berikut : Sistem akuntansi manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu perangkat manusia dan sumber-sumber modal dalam suatu organisasi yang bertanggung-jawab untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi yang dipertimbangkan relevan di dalam pembuatan keputusan.

6 15 Dengan memperhatikan definisi-definisi di atas, maka jelaslah bahwa sistem akuntansi manajemen merupakan kumpulan dari manusia serta pengumpulan dan pengukuran sumber-sumber yang relevan, tepat waktu, dapat dipercaya yang berguna bagi para pemakai informasi dan berguna dalam pengambilan keputusan manajemen Fungsi Informasi Akuntansi Manajemen Mulyadi (2001) menyatakan bahwa akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi merupakan sistem pengolahan informasi keuangan yang terutama ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan para manajemen. Sebagai suatu tipe informasi, akuntansi manajemen merupakan informasi kuantitatif, yang berupa informasi keuangan, yang dimanfaatkan oleh manajemen dalam menjalankan fungsi pokok manajemen yaitu untuk perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan. Supriyono (1993) menyebutkan bahwa akuntansi manajemen dirancang untuk menyediakan informasi guna pembuatan keputusan internal suatu organisasi tertentu, memudahkan pihak internal dalam pembuatan keputusan, memotivasi tindakan-tindakan dan prilaku mereka dalam suatu arah yang diinginkan, dan meningkatkan efisiensi organisasi. Hansen & Mowen (2007) mengungkapkan bahwa sistem akuntansi manajemen memiliki tiga tujuan utama yaitu : 1. To provide information for costing out services, product, and other objects of interest to management.

7 16 2. To provide information for planning, controlling, evaluation, and continuous improvement. 3. To provide information for decision making. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa sistem akuntansi manajemen memiliki tujuan yaitu untuk menyajikan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa, produk, dan objek lainnya yang diinginkan manajemen, untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk perencanaan, pengendalian, evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan, serta untuk pengambilan keputusan. Menurut Norgaard (1985) fungsi dari sisitem akuntansi manajemen sebagai berikut : 1. It provides a way to communicate expectations to managers throughout the organization. 2. It provides feedback which enables a manager to monitor the day-today operations of the part of the company for which her or she is responsible. If operations depart significantly from expectations, the manager is alerted, can look for causes, and can take corrective actions. 3. It enables managers removed from an operation to evaluate the performance of a subcomponent of the organization, such as a departement or division, and the performance of the manager of that subcomponent Maksud dari pernyataan di atas fungsi dari sistem akuntansi manajemen yaitu menyediakan cara untuk mengkomunikasikan tujuan kepada seluruh manajer dalam organisasi, memberikan umpan balik yang memungkinkan seorang manajer untuk memonitor operasi sehari-hari dari bagian dalam perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Jika operasi berjalan secara signifikan dari harapan

8 17 maka manajer akan waspada, bisa mencari penyebab, dan melakukan tindakan kolektif. Memungkinkan manajer dihapus dri operasi untuk mengevaluasi kinerja subkomponen organisasi, seperti departemen atau divisi, dan kinerja manajer yang subkomponen. Atkinson, Kaplan, Young (2004) mengemukakan bahwa terdapat empat fungsi informasi akuntansi manajemen dalam membantu para manajer menjalankan pekerjaanya yaitu : 1. Operational Control Provide feedback information about the efficiency and quality of task performed. 2. Product and costumer costing Measure the cost of resources used to produce a product or service and market and deliver the product or service to customers. 3. Management control Provide information about the performance of managers and operating units. 4. Strategic control Provide information about the enterprise s financial and long-run competitive performance, market conditions, customer preferences, and technological innovations. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa fungsi informasi akuntansi manajemen yaitu memberikan umpan balik mengenai efisiensi dan kualitas tugastugas, mengukur biaya sumber daya yang digunakan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dan harga pasar serta biaya penyerahan barang atau jasa kepada konsumen, memberikan informasi tentang kinerja para manajer dan unit-unit perusahaan dan menyediakan informasi tentang keuangan perusahaan dan kinerja

9 18 kompetitif jangka panjang, kondisi pasar, preferensi konsumen dan perkembangan teknologi Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Secara konvensional rancangan sistem akuntansi manajemen terbatas pada informasi keuangan internal yang berorientasi historis tetapi, meningkatnya peran sistem akuntansi manajemen untuk membantu manajer dalam pengarahan dan pemecahan masalah telah mengakibatkan perubahan sistem akuntansi manajemen untuk memasukkan data eksternal dan non keuangan kepada informasi yang berorientasi masa datang (Informasi sistem akuntansi manajemen lingkup luas) (Mulyadi, 2001). Informasi yang berkualitas menurut Susanto (2004) yaitu memiliki empat dimensi kualitas informasi diantaranya akurat, relevan, tepat waktu, dan lengkap. Sementara informasi dikatakan berkualitas menurut (Jogiyanto, 1988) tergantung dari tiga hal, yaitu infomasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis) dan relevan (relevance). Hasil penelitian Chenhall dan Morris (1986) menemukan bahwa terdapat empat karakteristik informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen, yaitu broad scope, timeliness, agregation dan integration, yang bermanfaat menurut presepsi manajerial. Karakteristik informasi akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik informasi berdasarkan penelitian Chenhall dan Morris. Digunakannya karakteristik tersebut karena keempat karakteristik telah dibuktikan secara empiris dan telah teruji pula dalam penelitian-penelitian lanjutan oleh Gul

10 , Gul dan Chia 1994, Mia dan Chenhall 1994, Chia 1995 dan Mardiyah dan Gudono Berikut uraian masing masing karakteristik sistem informasi akuntansi manajemen: 1. Informasi Broad Scope (lingkup) Chia (1995) mengemukakan pengertian informasi lingkup (broad scope) sebagai berikut: A management accounting system with an information characteristic of broad scope provides information that is both internal and external to the organization. The scope of the information covers a diverse range of areas such as economic (total market sales,organization's share of that market, GNP) and non-economic (e.g.,technological advances, sociological changes, demographic developments) aspects of the environment. Estimates of the likelihood of future events occurring are also covered in the broad scope as well. To the sub-unit managers operating in a decentralized organization, the broad scope of the management accounting system caters for their diversity of informational needs in their decision-making. Pengertian di atas menjelaskan bahwa karakteristik sistem akuntansi manajemen mempunyai lingkup informasi yang luas bersifat internal maupun eksternal di dalam organisasi. Ruang lingkup informasi meliputi beragam bidang seperti ekonomi (penjualan total pasar, pangsa organisasi pasar itu, GNP) dan non-ekonomi (misalnya,kemajuan teknologi, perubahan sosiologis, perkembangan demografis) aspek lingkungan. Perkiraan kemungkinan peristiwa di masa depan terjadi juga termasuk dalam lingkup yang luas juga. Untuk sub-unit manajer beroperasi di sebuah organisasi desentralisasi, ruang lingkup yang luas dari sistem akuntansi manajemen melayani keragaman mereka kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan mereka.

11 20 Selanjutnya menurut Gorry dan Morton (1971); Larker (1981) mengatakan bahwa : The scope of an information system refers to the dimensions of focus, quantification, and time horizon. Pernyataan tersebut menyatakan bahwa karakteristik informasi broad scope merupakan informasi dari suatu sistem akuntansi manajemen yang mewakili dimensi fokus, kuantifikasi dan time horizon. Gordon dan Narayanan (1984) menjelaskan informasi lingkup (broad scope) yaitu: Wider scope information is defined as information that is related to the external environment, is non-financial and future oriented. Definisi tersebut menjelaskan bahwa informasi lingkup yang lebih luas diartikan sebagai informasi yang berkaitan dengan lingkungan eksternal, adalah non-keuangan dan berorientasi ke masa depan. Sementara menurut Mia dan Chenhall (1994) perbedaan aktivitas manajer akan mengakibatkan pula terjadinya perbedaan kebutuhan informasi yang broad scope agar dapat membuat keputusan yang lebih efektif. Kesesuaian antara karakteristik informasi yang broad scope dan aktivitas para manajer akan mempertinggi kinerja manajerial. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa karakteristik informasi lingkup (broad scope) yaitu lingkup informasi yang bersifat internal dan eksternal agar dapat membantu para manajer dalam membuat keputusan di dalam lingkup manajemen.

12 21 2. Informasi Timeliness Menurut Chenhall dan Morris (1986) mejelaskan informasi tepat waktu (timeliness) yaitu : A manager s ability to respond qualiky to events likely to be influenced by the timeliness of the management accounting system. Timeliness is usually specified in terms of the provision of information on request and the frequency of reporting systematically collected information. Timely information enhances the facility of management accounting system to report upon the most recent events and to provide rapid feedback on decisions. Definisi di atas menjelaskan bahwa kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi manajemen. Informasi yang timeliness dapat meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Selanjutnya Supriyono (1993) menjelaskan informasi tepat waktu (timeliness) adalah: Informasi akuntansi manajemen yang harus memenuhi karakteristik kualitatif tepat waktu, karena informasi tersebut akan dipakai oleh manajemen sebagai dasar pembuatan keputusan dan untuk menghindari keterlambatan atau tertundanya pembuatan keputusan tersebut. Informasi tepat waktu ini dipengaruhi oleh dua komponen penyajian informasi, yaitu (1) interval waktu pelaporan informasi (2) tepat atau lambatnya laporan informasi tersebut dapat disajikan sesuai interval waktu yang sudah ditentukan. Meskipun tepat waktu adalah karakteristik kualitatif dalam informasi akuntansi manajemen, tetapi juga perlu mempertimbangkan biaya dan manfaat

13 22 (cost and benefit) informasi serta kemungkinan timbulnya konflik dengan criteria kualitatif yang lain misalnya dengan kriteria presisi dan akurasi. Selanjutnya menurut Jogiyanto (1988) informasi tepat waku (timeliness) yaitu : Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputuan. Selain itu Romney dan Steinbert (2003) juga menjelaskan informasi tepat waktu (timeliness) yaitu: Information is timely if it is provided in time for decision makers to make decisions. Pernyataan di atas maka dapat menjelaskan bahwa informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan. Suwardjono (2010) memberikan penjelasannya mengenai informasi tepat waktu yaitu: Ketepatan waktu adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa informasi tepat waktu (timeliness) yaitu kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat dan tepat terhadap setiap informasi yang di butuhkan pada saat pengambilan keputusan.

14 23 3. Informasi Aggregation (agregasi) Menurut Chenhall dan Morris (1986) memberikan penjelasan informasi agregasi (aggregation) yaitu: Management accounting system provide information in various forms of aggregation ranging from provision of basic raw, unprocessed data to a variety of aggregations around periods of time or areas of interest such as responsibility centers, or functional areas. An additional type of aggregation refers to summation in formats consistent with formal decision models such as discounted cash flow analysis for capital budgeting, simulation and linear programming in budgetary applications, cost-volume-profit analysis, and inventory control models. In the current study, aggregated information is a composite of temporal and functional summation (e.g., sales area, cost center, marketing and production departments) and information produced specifically for formal decision models Definisi tersebut menjelaskan bahwa sistem akuntansi manajemen memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisten dengan model keputusan formal seperti analysis cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk penerapan anggaran, analisis biaya-volume-laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal. Sementara menurut Chia (1995) mengatakan informasi agregasi

15 24 (aggregation) yaitu: The management accounting system information characteristic of aggregation concerns the application of either formal decision models or analytical models on summated information onto functioned areas or over different time periods. Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi aggregation merupakan informasi yang memperhatikan penerapan bentuk kebijakan formal (seperti discounted cash flow) atau model analitis informasi hasil akhir yang didasarkan pada area fungsional (seperti pemasaran, produksi) atau didasarkan pada satu waktu (seperti bulanan, kuartalan) adalah: Menurut Supriyono (1993) menjelaskan informasi agregasi (agregation) Menunjukan proses pengurangan volume data yang diperlukan agar dapat mengurangi atau menghemat biaya dalam penyediaan informasi akuntansi. Tetapi agregasi ini dapat menimbulkan kerugian karena informasi yang penting mungkin tidak disajikan. Selanjunya Bodnar (2010) mengatakan informasi agregasi (aggregation) yaitu: Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi tetap mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa informasi agregasi (aggregation) yaitu informasi yang merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal yang di butuhkan di dalam pengambilan keputusan.

16 25 4. Informasi Integration (integrasi) Menurut Chenhall dan Morris (1986) menjelaskan informasi integrasi (integration) yaitu: An important aspect of organizational control is coordination of the various segments within a sub uni. Managemen accounting system characteristic which may assist coordination would include the specification of targets which account for the effects of interacting segments and information on the impact that decisions in one area have on operations throughout the sub-unit. Definisi tersebut menjelaskan informasi integrasi mencakup aspek tentang ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antar sub-unit dalam organisasi. Informasi terintegrasi dari karakteristik sistem akuntansi manajemen mencerminkan bahwa terdapat adanya koordinasi antar segmen subunit yang satu dengan sub-unit yang lainnya. Kompleksitas dan saling keterkaitan ataupun ketergantungan antar sub unit satu dengan sub unit lainnya akan tercerminkan dalam informasi integrasi. Semakin banyaknya segmen dalam sub-unit atau jumlah sub-unit dalam organisasi, maka informasi yang bersifat terintegrasi akan semakin dibutuhkan. Begitu pula pendelegasian kebijakan serta permasalahan pengendalian yang akan muncul pada organisasi desentralisasi, mungkin akan berkurang dengan adanya informasi terintegrasi (Chenhall dan Morris, 1986). Informasi terintegrasi akan berperan dalam mengkoordinasikan kebijakan dalam organisasi agar terjadinya keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Sementara menurut Gorry dan Morton (1971); Larker (1981) memberikan pendapat nya yaitu:

17 26 Informasi yang bersifat Integrasi menunjukan bahwa ada koordinasi antar segmen-segmen perusahaan, informasi ini akan bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada beberapa segmen perusahaan. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa informasi integrasi (integration) yaitu informasi yang mencerminkan adanya koordinasi antar segmen sub unit yang satu dengan lainnya. Informasi integrasi mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi Kinerja berikut : Arti performance atau kinerja menurut Pamungkas (2008) adalah sebagai Kinerja adalah hasil kerja para pimpinan atau organisasi dalam melakasanakan tugas yang dibebankan kepada mereka, yang akan diukur dengan membandingkan dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan. Kemudian mengenai kinerja diartikan pula oleh Simamora (2004) yaitu : Kinerja merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara nyata dapat tercermin keluaran yang dihasilkan. Menurut Mangkunegara (2005), istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah sebagai berikut : Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

18 27 Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja (performance) adalah suatu hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang berdasarkan alat ukur yang digunakan baik kualitas maupun kuantitas dengan membandingkan antara target dan hasil yang dicapai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Mangkunegara (2005) faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) berikut penjelasannya : a. Faktor Kemampuan (Ability) Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pedidikan). Oleh karena itu penempatan pegawai harus ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. b. Faktor Motivasi Motivasi diartikan sebagai suatu sikap (attitude) seorang pimpinan dan karyawan dalam menghadapi situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan kerja Penilaian kinerja Mulyadi (2001) mengungkapkan penjelasan penilaian kinerja sebagai berikut : Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

19 28 Sementara Mangkunegara (2005) mengemukakan tentang penilaian kinerja sebagai berikut : Penilaian kinerja merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang ataupun sesuatu (barang). Menurut Mathis dan Jackson (2002) mengemukakan penilaian kinerja adalah : Penilaian kinerja adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut. Jadi dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja yaitu proses mengevaluasi secara periodik efektifitas operasional maupun karyawan dalam suatu organisasi dibandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Menurut Efendi Hariandja (2005) : Tujuan penilaian kinerja adalah untuk secara umum memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan kerjanya dan upaya meningkatkan produktivitas organisasi. Disamping tujuan di atas, menurut Mulyadi (2001), penilaian kinerja mempunyai manfaat bagi manajemen untuk : 1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. 2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan dan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian.

20 29 3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Mengadakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka, menilai kinerja mereka. 5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Dari pernyataan tujuan dan manfaat penilaian kinerja dapat disimpulkan bahwa perusahaan ingin memperoleh informasi yang akurat tentang prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sebagai dasar untuk memberi penghargaan dan memberikan manfaat bagi manajemen sebagai bahan evaluasi atas kebijakan yang diambil oleh perusahaan Kinerja Manajerial Stoner, Freeman, dan Gilbert (1996) mengungkapkan bahwa kinerja manajerial yaitu ukuran seberapa efisien dan efektif seorang manajer seberapa baik dia menetapkan dan mencapai tujuan yang memadai. Kinerja manajerial yang diperoleh merupakan salah satu faktor yang dipakai untuk menentukan efektivitas organisasi. Menurut Mahoney et. al (1963) dalam Pamungkas (2008) yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan kegiatan manajerial, antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staf (staffing), negosiasi dan representasi. 1. Perencanaan, yaitu tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan pada aktu yang akan datang guna mencapai tujuan yang diinginkan.

21 30 2. Investigasi, yaitu upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan dan mempersiapkan informasi, dalam bentuk laporan-laporan, catatancatatan, dan analisa pekerjaan untuk dapat mengukur hasil pelaksanaannya. 3. Koordinasi, menyelaraskan tindakan yang meliputi pertukaran informasi dengan orang-orang dalam unit organisasi lainnya, guna dapat berhubungan dan menyesuaikan program yang akan dijalankan. 4. Evaluasi, yaitu penilaian atas usulan atau kinerja yang diamati dan dilaporkan. 5. Supervisi, yaitu kegiatan manajerial dalam mengarahkan, memimpin, dan mengembangkan potensi bawahan, serta melatih dan menjelaskan aturan-aturan kerja kepada bawahan mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu organisasi. 6. Staffing, yaitu adalah suatu kegiatan menejemen dalam memelihara dan mempertahankan bawahan dalam suatu unit kerja. 7. Negosiasi, yaitu usaha untuk memperoleh kesepakatan dalam hal pembelian, penjualan atau kontrak untuk barang-barang dan jasa. 8. Representasi, yaitu menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan kegiatan-kegiatan organisasi dengan menghadiri pertemuan kelompok bisnis dan konsultasi dengan perusahaan-perusahaan lain Pendekatan Kontijensi dalam Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Otley (1980) menyatakan bahwa pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada keadaan bahwa tidak ada sistem informasi akuntansi manajemen secara universal selalu tepat pada seluruh organisasi dalam setiap

22 31 keadaan. Karena sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor situasional yang ada di luar maupun di dalam perusahaan. Para peneliti telah menerapkan pendekatan kontijensi guna menganalisis dan mendesain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan kultur organisasi, ketidakpastian strategi dengan desain sistem akuntansi manajemen (Otley, 1980). 2.1 Review Penelitian Terdahulu Adapun studi empiris yang mendukung penelitian yang akan dilakukan, yaitu merujuk kepada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil 1 Robert B Duncan 2 Gordon dan Narayanan 1972 Characteristic of Organizational Environments and Perceived Environmental Uncertainty 1984 Management Accounting System, Perceived Environmental Uncertainty and Organizational Structure: An Empirical Investigation Berdasarkan hasil analisisnya diperoleh kesimpulan bahwa menurut persepsi para manajer informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat adalah yang memiliki karakteristik broadscope, timeliness, agregation dan integration. Sistem akuntansi manajemen dan struktur organisasional merupakan fungsi dari lingkungan Hasil penelitian Gordon dan Narayanan tersebut mengusulkan: a) karakteristik informasi yang diperlukan berhubungan dengan faktor ketidakpastian

23 32 3 Chenhall dan Morris 1986 The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on The Perceived Usefulness of Management Accounting Systems 4 Mia L and Chenhall 1994 The Usefulness Of Management Accounting System, Functional Differentiation And Managerial Effectiveness 5 Chia 1995 Decentralization, Management Accounting System (MAS) Information Characteristic And Their Interaction Effects On Managerial Performance : a Singapore Study lingkungan; b) dalam mendesain sistem akuntansi manajemen, struktur organisasi relatif tidak penting jika dibandingkan dengan faktor ketidakpastian lingkungan Berdasarkan hasil analisisnya diperoleh kesimpulan bahwa menurut persepsi para manajer informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat adalah yang memiliki karakteristik broadscope, timeliness, agregation dan integration. Mendukung pandangan bahwa efek menguntungkan terhadap kinerja manajerial menggunakan lingkup sistem informasi akuntansi manajemen yang luas dan dimoderasi oleh diferensiasi kegiatan dengan cara yang mengisolasi ketidakpastian dalam fungsi tertentu. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan yang lebih tinggi dari sistem informasi akuntansi manajemen lingkup yang luas terkait dengan peningkatan kinerja untuk kegiatan pemasaran tetapi tidak untuk produksi pada tingkat konvensional signifikansi statistic Bahwa desentralisasi secara signifikan memiliki pengaruh kecanggihan atas tingkat masing-masing karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen untuk mempengaruhi kinerja manajerial, sehingga menyoroti manfaat yang dapat diperoleh dari gabungan

24 33 6 Widodo dan Windi 2011 Pengaruh Desentralisasi dan Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial pertimbangan subsistem kontrol yang tepat dalam suatu organisasi untuk meningkatkan kinerja manajerial yang lebih tinggi. Bahwa baik secara parsial maupun secara simultan desentralisasi dan karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dari kedua variabel bebas tersebut desentralisasi memiliki pengaruh yang paling dominan. 2.2 Kerangka Pemikiran Pada era informasi dan globalisasi yang bertumbuh semakin cepat saat ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh beberapa fenomena seperti pasar yang semakin bebas dan perubahan permintaan konsumen. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien agar dapat mempertahankan eksistensinya. Dalam persaingan bisnis yang emakin tajam ini, manajemen perlu memiliki kemampuan melihat peluang, mengidentifikasikan masalah, menyeleksi kelangsungan hidup dan mengendalikan organisasi di dalam pencapaian tujuan organisasi (Sutapa, 2003). Menurut Widodo dan Windi (2011) pencapaian tujuan organisasi tersebut, salah satunya akan membutuhkan informasi akuntansi manajemen yang dapat digunakan sebagai alat untuk merencanakan anggaran serta sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerja badan usaha, khususnya manajerial.

25 34 Akuntansi manajemen disusun terutama untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan oleh manajemen. Biasnya informasi yang digunakan oleh manajemen berkisar pada biaya, sehingga juga bisa disebut dengan akuntansi biaya. selain data biaya untuk harga pokok, akuntansi manajemen juga membutuhkan data untuk pengawasan dan analisis biaya yang dibuat dalam bentuk standar dan lain-lainnya. Sistem Akuntansi Manajemen dapat membantu manajer dalam pengendalian aktivitas sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan. Chenhall dan Morris (1986) mengidentifikasi empat karakteristik informasi sistem akuntansi manajemen yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan yaitu: broadscope (lingkup), timelines (tepat waktu), aggregation (agregasi), dan Integration (integrasi). Chia (1995) berpendapat bahwa salah satu karakteristik sistem akuntansi manajemen adalah sebagi sumber informasi penting untuk membantu manajemen mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi masalah ketidakpastian lingkungan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Informasi yang berkarakteristik broad scope seperti informasi nonfinansial yang beorientasi pada masa yang akan datang yang mengacu kepada dimensi fokus dan kuantifikasi. Manajer membutuhkan informasi broad scope sebagai salah satu implikasi dari meningkatnya otoritas dan tanggung jawab mereka serta sebagai fungsi pengendali. Informasi yang berkarakteristik timeliness mempunyai dua sub dimensi yaitu frekuensi pelaporan dan kecepatan pelaporan. Informasi tepat waktu akan

26 35 mempengaruhi kemampuan manajer dalam merespon setiap kejadian atau permasalahan. Infromasi yang berkarakteristik aggregation mencerminkan tanggung jawab manajer. Dengan informasi yang jelas mengenai area tanggung jawab fungsional masing-masing manajer, maka akan mengurangi terjadinya konflik. Jadi informasi ini bermanfaat sebagi input dalam mengevaluasi kinerja manajer. Infrormasi yang berkarakteristik integration memberikan sarana koordinasi antar segmen dalam sub unit atau antar sub unit dalam organisasi. Kompleksitas dan ketergantungan sub unit satu dengan lainnya akan tercermin dalam informasi integrasi. Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh bukti empiris bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan kinerja manajerial, para manajer akan membutuhkan informasi yang teragregasi (aggregation), terintegrasi (integration), cakupan luas (broad scope) dan tepat waktu (timeliness) (Gul dan Chia, 1994, Gordon dan Narayana, 1984, Chenhall dan Morris, 1986, Chia 1995). Jadi dengan ketersediaan karakteristik informasi akuntansi manajemen di perusahaan akan sangat membantu tuga yang dihadapi manajer, sehingga memungkinkan penyediaan informasi dalam bentuk tertentu yang akan memberikan manajer tambahan informsasi yang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Kemungkinan solusi terhadap suatu masalah juga akan semakin banyak, yang memungkinkan manajer produksi atau pemasaran untuk meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil. Dengan demikian

27 36 tersedianya karakterisitik informasi akuntansi, memungkinkan manajer untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka paradigma penelitian ini digambarkan sebagai berikut Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi manajemen (X) Kinerja Manajerial (Y) Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis Penelitian Sejalan dengan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Berpengaruh Signifikan Terhadap Kinerja Manajerial.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi Ketidakpastian Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi Ketidakpastian Lingkungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Ketidakpastian Lingkungan 2.1.1 Pengertian Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Menurut Luthans (2005) menjelaskan bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk dan Variabel Penelitian 2.1.1 Ketidakpastian Lingkungan Luthun (1998) dalam Edfan (2002) mendefinisikan ketidakpastian lingkungan adalah sebagai berikut Ketidakpastian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing definisi memiliki tujuan yang sama. Menurut Goodhue (1995)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing definisi memiliki tujuan yang sama. Menurut Goodhue (1995) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Informasi Teknologi informasi memiliki pengertian yang beraneka ragam walaupun masing-masing definisi memiliki tujuan yang sama. Menurut Goodhue (1995) dalam Eka dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Kontinjensi Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti

Lebih terperinci

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002).

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002). BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) Sistem informasi akutansi manajemen adalah suatu mekanisne pengendalian organisasi, serta merupakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar dapat unggul dalam persaingan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang didalam organisasi yang betanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dunia modern sekarang ini membuat peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Berdasarkan pentingnya dunia perbankan terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang paling besar seperti tata surya hingga sistem yang paling kecil seperti sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang paling besar seperti tata surya hingga sistem yang paling kecil seperti sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem dapat hadir di setiap kehidupan kita, disadari atau tidak, sistem bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem bisa bervariasi dari sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

Peran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak

Peran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak Peran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak Tipe Akuntansi Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Akuntansi Manajemen Suatu tipe Informasi Suatu tipe akuntansi Akuntansi Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan informasi terus meningkat seiring dengan pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat berubah. Kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi sering juga disebut teori situasional. Teori ini menjelaskan adanya faktor-faktor situasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya permasalahan yang belakangan ini dihadapi oleh beberapa perusahaan perbankan di Indonesia menyebabkan keresahan masyarakat atas keamanan uang mereka yang

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 10 Bab II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teknologi Informasi Autioe dan Leimanen, 1995 dalam Ellitan, 2002 (Dewi, 2006) mendefinisikan teknologi informasi sebagai kemampuan untuk mengenali

Lebih terperinci

Peranan Akuntan dala l m m s uat a u P e P rusahaan

Peranan Akuntan dala l m m s uat a u P e P rusahaan Peranan Akuntan dalam suatu Perusahaan Tipe-tipe akuntansi: 1. akuntansi keuangan menyajikan informasi yang lebih dititikberatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak external organisasi 2. akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen & 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini lingkungan bisnis berkembang secara cepat. Persaingan yang terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen & Mowen (2007) Persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Eka (2013) pengukuran kinerja di Kementrian BUMN dinilai masih belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Eka (2013) pengukuran kinerja di Kementrian BUMN dinilai masih belum 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) Pada BUMN Menurut Eka (2013) pengukuran kinerja di Kementrian BUMN dinilai masih belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Menurut Duncan dalam Dwi Cahyono (2008) Persepsi ketidakpastian lingkungan dapat diartikan sebagai persepsi karyawan tentang lingkungan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN OLEH: SISKA NOVITA DEWI 3203006163 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja manajemen bagian pemasaran dan operasional pada perusahaan jasa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja manajemen bagian pemasaran dan operasional pada perusahaan jasa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji keterkaitan antara karakteristik informasi sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajemen bagian pemasaran

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL A-PDF Merger DEMO : Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survey Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu organisasi, para manajer

Lebih terperinci

BAB II KIBLAT TEORITIS

BAB II KIBLAT TEORITIS BAB II KIBLAT TEORITIS 2.1 Teori Kontijensi Pendekatan kontijensi pada akuntansi manajemen adalah untuk mengidentifikasi hubungan variabel ketidak pastian lingkungan, ketidak pastian tugas, perubahan kultur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Milliken (1987) dalam Astuti (2007) Ketidakpastian Lingkungan adalah rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Pada studi yang dilakukan Hopwood (1972) dalam penilaian kinerja manajer secara langsung berpengaruh terhadap perilaku

Lebih terperinci

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia :

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia : KUESIONER Petunjuk pengisian berikut terdiri dari tipe isian dan tipe pilihan, pada tipe isian isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Berilah tanda silang (X) pada salah satu nomor

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang S K R I P S I PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( Jasa Angkutan Container di Semarang. ) Diajukan

Lebih terperinci

Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan,

Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan, Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan, baik dari segi proses manajemen mulai dari perumusan strategi,

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGEDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KERTA RAJASA RAYA SIDOARJO

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGEDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KERTA RAJASA RAYA SIDOARJO PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGEDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KERTA RAJASA RAYA SIDOARJO ARTIKEL Oleh : Teguh Primantoro 0513010135/FE/EA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian sistem menurut penjelasan Krismiaji (2005:1) adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian sistem menurut penjelasan Krismiaji (2005:1) adalah sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sistem 2.1.1.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut penjelasan Krismiaji (2005:1) adalah sebagai berikut: Serangkaian komponen yang dikoordinasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Karakteristik Informasi Manajemen dalam mengelola suatu perusahaan memerlukan informasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan, baik informasi yang bersifat kualitatif maupun

Lebih terperinci

Anggaran Komprehensif

Anggaran Komprehensif Anggaran Komprehensif Sub Pokok Bahasan 1. Kerangka anggaran komprehensif untuk perusahaan manufaktur, jasa dan dagang 2. Jenis-jenis anggaran Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran

Lebih terperinci

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN LINGKUP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris: Rumah Sakit Di Lombok Timur)

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN LINGKUP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris: Rumah Sakit Di Lombok Timur) PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN LINGKUP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris: Rumah Sakit Di Lombok Timur) SULKIAH Dosen FKIP Universitas Gunung Rinjani Selong -

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dimana pertukaran informasi dan teknologi menjadi lebih mudah dilakukan sehingga membuat persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Lingkungan

Lebih terperinci

omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi.

omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi. Learning Objective 1 omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi. 2005 Prentice Hall Business Publishing, Introduction to Management Accounting 13/e, Horngren/Sundem/Stratton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia usaha jauh berkembang dengan pesat baik dalam skala besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran penting dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1/total Outline Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Mengapa SIA penting? SIA dalam organization s value chain SIA, strategi korporat 2/total Apa itu

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI.

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI. PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PEGAWAI KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI Oleh: Narti Wulandari (NPM : 201015004), Sugeng Santoso ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan garmen PT. X sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organization) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Kajian Teori a. Teori Kontijensi Penggunaan teori kontijensi untuk analisis sitem akuntansi manajemem telah lama menarik

Lebih terperinci

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi

KUESIONER. Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja Manajerial (Studi KUESIONER Kuesioner ini disusun untuk memperoleh data data yang diperlukan untuk penelitian mengenai Sistem Akuntansi Manajemen Broadscope, Persepsi Ketidakpastian Lingkungan, Desentralisasi, dan Kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009) Sistem Informasi Akuntansi Manajemen merupakan alat yang efektif dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009) Sistem Informasi Akuntansi Manajemen merupakan alat yang efektif dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, dengan kemajuan perkembangan industri pelayanan kesehatan di Indonesia, maka pemerintah berkewajiban turut ikut serta dalam hal memberikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT HUBUNGAN KARAKTERISTIK INFORMASI YANG DIHASILKAN OLEH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. EUROTEK JAYA PERKASA BOGOR Zainuddin Iba 1*) 1 Dosen STIE Kebangsaan Bireuen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi secara efektif dan efisien (Schief dan Lewin,1970; Welsch, Hilton, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi

Lebih terperinci

PERILAKU INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KINERJA MANAJERIAL

PERILAKU INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KINERJA MANAJERIAL PERILAKU INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KINERJA MANAJERIAL Sigit Hermawan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Jl. Raya Gelam No. 250 Candi, Sidoarjo.

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONTINJENSI DALAM PENELITIAN INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAGEMEN

PENDEKATAN KONTINJENSI DALAM PENELITIAN INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAGEMEN PENDEKATAN KONTINJENSI DALAM PENELITIAN INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAGEMEN YULIUS KURNIA SUSANTO STIE TRISAKTI PENDAHULUAN Salah satu alat yang digunakan managemen untuk membantu menghadapi persaingan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Atkinson, Anthony A., Robert S. Kaplan, S. Mark Young. 2004. Management Accounting. Prentice

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Perencanaan Sistem Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi hingga tujuan yang diharapkan tercapai. Perencanaan Sistem Akuntansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini, menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar tetap unggul dalam persaingan. Oleh karena

Lebih terperinci

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi. Diajukan oleh: Kurniawati Mutmainah. Kepada

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi. Diajukan oleh: Kurniawati Mutmainah. Kepada PENGARUH KETIDAKPASTIAN TUGAS DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( Studi Empiris Padaa Perusahaan Manufaktur Skala Besar di Jawa

Lebih terperinci

PENGARUH DESENTRALISASI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DESMIYAWATI

PENGARUH DESENTRALISASI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DESMIYAWATI PENGARUH DESENTRALISASI, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DESMIYAWATI Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menguji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan terhadap return on asset (ROA) pada rumah sakit swasta

Lebih terperinci

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik Makalah Akuntasi Sektor Publik Akuntansi Manajemen Sektor Publik Disusun oleh: Sinta Okta Irma (14043022) Suci Ardiryanti (14043024) UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS EKONOMI 2015 BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi saat ini telah berdampak pada arah persaingan bisnis yang sangat ketat, menuntut perusahaan/organisasi untuk menggunakan kompetensi yang ada dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... ABSTRACT The purpose of this study is to examine the effect of characteristics of management accounting information system on managerial performance performed on Bandung and Jakarta state-owned companies.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu peran penting sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi bagi orang yang membutuhkan informasi dengan cara yang mudah dan pada saat yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

Keywords: Accounting Systems Management, Information Technology and Environmental

Keywords: Accounting Systems Management, Information Technology and Environmental PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI PADA BAPPEDA DAN DPU KABUPATEN KARANGANYAR) Lina Setyorini, Sarsiti ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, setiap perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam melaksanakan kegiatan operasional, setiap perusahaan harus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan kegiatan operasional, setiap perusahaan harus mempunyai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Baik untuk tujuan jangka panjang maupun jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dunia usaha yang berkembang akhir-akhir ini. Persaingan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan dalam proses perencaan dan pengendalian manajemen disebabkan adanya ketidakpastian lingkungan bisnis yang muncul akibat persaingan dunia usaha yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fungsi Untuk mengetahui bahwa fungsi suatu sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu definisi dari fungsi itu sendiri.

Lebih terperinci

PERANAN AKUNTAN MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS

PERANAN AKUNTAN MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS Peranan Akuntan Manajemen Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan 281 PERANAN AKUNTAN MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS Nurainun Bangun Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Abstract

Lebih terperinci

PERILAKU INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KINERJA MANAJERIAL

PERILAKU INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KINERJA MANAJERIAL PERILAKU INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN KINERJA MANAJERIAL Muhammad Abduh Fakultas Ekonomi UMI email: muhammad.abduh778@gmail.com Abstrak Manajemen akuntansi perilaku informasi

Lebih terperinci

PERSEPSI MANAJER DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR DESENTRALISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN

PERSEPSI MANAJER DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR DESENTRALISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN PERSEPSI MANAJER DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR DESENTRALISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN Sri Sundari ABSTRAK Persepsi manajer dalam penggunaan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat dewasa ini, baik pada sektor industri, perdagangan, maupun jasa membuat persaingan dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan proses yang baik dari pengendalian manajemen.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dibutuhkan proses yang baik dari pengendalian manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan bisnis perhotelan di Kota Yogyakarta. Tak bisa dimungkiri, semakin maju sektor pariwisata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat, perusahaan tidak hanya bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang belum stabil pada saat ini, serta semakin ketatnya persaingan pada sektor industri, sektor jasa, dan sektor lainnya, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu perusahaan tergantung pada sistem informasi akuntansi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini persaingan bisnis yang sangat ketat menuntut perusahaan untuk bisa bersaing secara

Lebih terperinci

Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat. Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini

Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat. Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini Nama : Sri Kartikawati Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN YANG DIRASAKAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

HUBUNGAN ANTARA SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN YANG DIRASAKAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL 36 HUBUNGAN ANTARA SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN YANG DIRASAKAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL Endang Raino Wirjono Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta e-mail : raino@mail.uajy.ac.id

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang sebagai pekerja profesional, ada yang mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang sebagai pekerja profesional, ada yang mengalami perubahan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bagi masyarakat yang sebagai pekerja profesional, ada yang mengalami perubahan dalam mencari dunia kerja dari perusahaan swasta ke BUMN maupun sebaliknya.

Lebih terperinci

Achmad Solechan *) Ira Setiawati *) Abstract. ) and Variable Characteristic MAS and Decentralization as Variable Moderating (X 1

Achmad Solechan *) Ira Setiawati *) Abstract. ) and Variable Characteristic MAS and Decentralization as Variable Moderating (X 1 PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI KABUPATEN SEMARANG) (The Influence Of

Lebih terperinci

Bab1 PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi

Bab1 PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi Bab1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi manajemen, menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa menghindar dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa menghindar dari kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Derasnya arus globalisasi menyebabkan persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan kompetitif, perusahaan baik milik Negara maupun swasta sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai pengujian Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Manajerial. Berikut

Lebih terperinci

Akuntansi Manajemen Lanjutan. Dr. Christina Juliana, CPMA

Akuntansi Manajemen Lanjutan. Dr. Christina Juliana, CPMA Akuntansi Manajemen Lanjutan Dr. Christina Juliana, CPMA Pendahuluan. 1 Menjelaskan perbedaan akuntansi biaya, akuntansi manajemen dan manajemen biaya. 2 Menjelaskan penggunaan perhitungan costing sesuai

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. sebagai dasar membuat perkiraan atau pengambilan keputusan.

BAB II TARGET COSTING. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. sebagai dasar membuat perkiraan atau pengambilan keputusan. 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu. Inti dari sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing, maupun BUMN/BUMD

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

Pengendalian. Pengendalian juga membantu memelihara kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan organisasi.

Pengendalian. Pengendalian juga membantu memelihara kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan organisasi. BAB 13 PENGENDALIAN Pengendalian Pengendalian adalah proses untuk mengukur kinerja dan memastikan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengendalian membantu memastikan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

Prosiding Akuntansi ISSN:

Prosiding Akuntansi ISSN: Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial (Studi Dilakukan Pada Puskesmas Yang Berkaitan Dengan Bpjs Di Kota Bandung) 1 Fatimah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5%

BAB I PENDAHULUAN 50% 10% 10% 15% 10% 5% Total 100% Komponen pendapatan Persentase (%) - Jasa iklan barang - Jasa iklan kelembagaan 40% 5% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Advertising sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organisasi) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan untuk dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini yaitu: Kepala Divisi Perusahaan tiap departemen yang bersedia berpartisipasi dalam pengisian kuesioner pada perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER 94 LAMPIRAN 1 KUESIONER Hasil dari penelitian ini hanya digunakan bagi kepentingan penulisan skripsi, maka dari itu jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri berikan akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan.

Lebih terperinci

PERGESERAN PERAN PROFESI AKUNTAN MANAJEMEN DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI

PERGESERAN PERAN PROFESI AKUNTAN MANAJEMEN DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI PERGESERAN PERAN PROFESI AKUNTAN MANAJEMEN DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI TUJUAN PRESENTASI Membangkitkan kesadaran peserta tentang: Terjadinya pergeseran peran profesi akuntan manajemen Perlunya pengetahuan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI KEUANGAN TERINTEGRASI DENGAN DUKUNGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DSS) DALAM ORGANISASI

SISTEM INFORMASI KEUANGAN TERINTEGRASI DENGAN DUKUNGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DSS) DALAM ORGANISASI SISTEM INFORMASI KEUANGAN TERINTEGRASI DENGAN DUKUNGAN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DSS) DALAM ORGANISASI Oleh: Staff Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung Abstract: Management

Lebih terperinci

HARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015

HARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015 Selama bertahun-tahun, ISO menerbitkan banyak standar sistem manajemen dengan bentuk dan struktur yang berbeda. Beberapa standar sistem manajemen dengan struktur yang berbeda terkadang sulit bagi Organisasi

Lebih terperinci

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model. penerimaan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh pemakai. TAM

Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model. penerimaan sistem teknologi informasi yang digunakan oleh pemakai. TAM BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model penerimaan sistem teknologi

Lebih terperinci

PRODUCTION/OPERATIONS MANAGEMENT

PRODUCTION/OPERATIONS MANAGEMENT PRODUCTION/OPERATIONS MANAGEMENT Menjawab Masalah Apa Produksi/operasi bertanggung jawab terhadap penyediaan produk/jasa dari sebuah organisasi. Manajer operasi harus membuat keputusan terkait fungsi operasi

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI KUESIONER PENELITIAN PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DATA RESPONDEN Perusahaan : Nama : Jenis Kelamin

Lebih terperinci