BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk dan Variabel Penelitian Ketidakpastian Lingkungan Luthun (1998) dalam Edfan (2002) mendefinisikan ketidakpastian lingkungan adalah sebagai berikut Ketidakpastian lingkungan (Environmental Uncertainty) merupakan keterbatasan individu dalam menilai probabilitas gagal atau berhasil dari sebuah keputusan yang telah dibuat yang berasal dari luar maupun dalam lingkungan organisasi. Ketidakpastian lingkungan adalah situasi seseorang terkendala untuk memprediksi situasi di sekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan sesuatu dalam rangka menghadapi ketidakpastian tersebut. Menurut Erna dan Dwi (2006) organisasi yang beroperasi dalam lingkungan yang mempunyai ciri kelangkaan sumber daya, dinamis dan kompleks menghadapi tingkat ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Setiap organisasi memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai kondisi lingkungannya. Sebagian organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis, hanya sedikit kekuatan dalam lingkungan khusus mereka yang berubah. Menurut Duncan (1972) bahwa: Ketidakpastian lingkungan sebagai ketidakmampuan individu untuk menilai probabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat akan gagal atau berhasil yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai faktor penting karena situasi ini dapat menyulitkan manajer dalam proses perencanaan dan pengendalian. Dalam jangka panjang, lingkungan perusahaan selalu mengalami perubahan, hanya organisasi yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang akan dapat tetap beroperasi dalam jangka panjang. Dalam lingkungan yang stabil proses perencanaan dan pengendalian akan menjadi lebih sulit dan banyak menghadapi masalah, karena kejadian kejadian di masa yang akan datang sulit diprediksikan (Duncan, 1972). 8

2 9 Ketidakpastian lingkungan telah di identifikasi sebagai variabel konstektual yang penting dalam sistem informasi akuntansi dan desain sistem informasi manajemen. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai berikut : The totally of physical and social factors that are taken directly into consideration in the decision making behavior of inviduals in the organization. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa mengidentifikasikan lingkungan sebagai totalitas faktor sosial dan fisik yang diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam sikap untuk mengambil keputusan dari setiap individu-individu dalam organisasi. Ketidakpastian lingkungan (environment uncertainty) juga didefinisikan oleh Duncan (1972) sebagai berikut: 1. The lack of information regarding the environmental factors associated with a given decision making situation 2. Not knowing the out-come of a specific decision in terms of how much the organization would lose if the decision were incorrect, and 3. Inability to assign probabilities with any degree of confidence with regard to how environmental factors are going to affect the success or failure of the decision unit in performing its function. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa ketidakpastian lingkungan yaitu kesenjangan informasi yang menyangkut faktor faktor lingkungan yang dihubungkan dengan situasi pengambilan keputusan, untuk mengetahui pengeluaran dari keputusan yang spesifik dalam istilah seberapa banyak organisasi akan merugi jika keputusan tidak benar, dan ketidakmampuan untuk menaksir probabilitas dalam berbagai tingkat kepercayaan yang menunjukan bagaimana faktor-faktor lingkungan sedang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan keputusan unit dalam melakukan fungsinya.

3 10 Duncan membedakan faktor-faktor dan komponen lingkungan internal dan eksternal organisasi. Internal environment : 1) Organizational personel component a. Educational and technological background and skills b. Previous technological and managerial skill c. Individual member s involvement and commitment to attaining system s goals d. Interpersonal behavior styles e. Availibility of manpower for utilization within the systems 2) Organizational fuctional and staff units component a. Technological characteristics of organizational units b. Interdependence of organizational units in carrying out their objectives c. Intra-unit conflict among organizational 3) Organizational level component a. Organizational objectives and goals b. Organizations product services External environment : 1) Customer component a. Distributors of product or services b. Actual users of product or services 2) Supplies component a. New material suppliers b. Equipment suppliers c. Product parts suppliers d. Labor supply 3) Competitor component a. Competitor for suppliers b. Competitors for customers 4) Socio-political component a. Government regulatory control over the industry

4 11 b. Public political attitude towards industry and its particular product 5) Technological component a. Meeting new technological requirements of own industry and related industries in production of product or services Menurut Gordon dan Narayanan (1984) mengatakan Perceived environmental uncertainty yaitu: Perceived environmental uncertainty was measured by a series of seven questions, designed to tap respondents perceptions about the predictability and stability in various aspects of their organization industrial, economic, technological, competitive and customer environment. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa ketidakpastian lingkungan yang dirasakan diukur dengan serangkaian tujuh pertanyaan, yang dirancang untuk menanggapi persepsi responden tentang prediktabilitas dan stabilitas dalam berbagai aspek industri lingkungan organisasi mereka, ekonomi, teknologi, kompetitif dan lingkungan pelanggan. Lukito dan Andi (2008) mengatakan ketidakpastian lingkungan yaitu sebagai berikut: Kondisi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi operasi perusahaan, dalam perubahan lingkungan yang tidak pasti tersebut, para manajer dapat merasa kurang yakin bahkan tidak yakin terhadap tindakan apa yang harus dilakukan. Jadi dengan demikian maka dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa kondisi lingkungan eksternal lah yang sangat mempengaruhi dalam pembuatan keputusan yang akan di ambil oleh manajer untuk mendapatkan suatu informasi yang sangat berpengaruh untuk kemajuan operasional perusahaan. Menurut Robbins dan Coulter (2005) menilai ketidakpastian lingkungan merupakan sebuah langkah penting yang harus dilakukan oleh para manajer. Lingkungan yang dihadapi oleh para manajer tidak akan sama dalam berbagai kondisi, hal itulah yang menyebabkan terjadinya ketidakpastian lingkungan.

5 12 Hastuti (2005) menjelaskan apabila komponen-komponen dalam lingkungan sebuah organisasi seringkali berubah dikatakan lingkungan tersebut dinamis. Jika perubahannya amat sedikit maka lingkungan dikatakan stabil.pada lingkungan yang stabil mungkin terjadi kondisi tidak adanya pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaingpesaing yang ada, serta sedikitnya kegiatan atau aktivitas oleh kelompok masyarakat tertentu yang mempengaruhi organisasi tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan yaitu kesenjangan informasi yang menyangkut faktor-faktor lingkungan yang dihubungkan dengan situasi pengambilan keputusan, untuk mengetahui pengeluaran dari keputusan yang spesifik dalam istilah seberapa banyak organisasi akan merugi jika keputusan tidak benar, dan ketidakmampuan menaksir yang menunjukkan bagaimana faktor-faktor lingkungan sedang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan keputusan unit dalam melakukan fungsinya Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Menurut Hansen dan Mowen (2009:7) mendefinisikan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen yaitu: Suatu informasi yang menghasilkan keluaran dengan menggunakan masukan untuk mencapai tujuan khusus manajemen, terutama menyediakan informasi yang akan digunakan dalam perhitungan biaya jasa atau produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian dan menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Sementara menurut Atkinson et al (2001) Sistem Akuntansi Manajemen adalah : A value adding continuous improvement process of planning, designing, measuring and operating nonfinancial and financial information system that guides management action, motivates behavior, and support and creates the cultural values necessary to achieve an organizations strategic, tactical and operating objectives.

6 13 Definisi tersebut menjelaskan bahwa sistem informasi yang melakukan nilai tambah dan perbaikan secara terus menerus dengan merencanakan, merancang, mengukur dan mengoperasikan sistem informasi data nonfinansial dan finansial, serta tindakan manajemen dengan memotivasi perilaku, dukungan dan menciptakan nilai-nilai budaya yang diperlukan untuk mencapai suatu organisasi strategis, taktis dan tujuan operasi. Menurut Horngren (2011:4) mendefinisikan sistem akuntansi manajemen adalah: Management accounting produces information for managers within an organization. It is the process of identifying, measuring, accumulating, analyzing, preparing, interpreting, and communicating information that helps managers fulfill organizational objectives. Pernyataan di atas menjelaskan informasi akuntansi manajemen bagi para manajer digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Informasi akuntansi manajemen merupakan proses yang meliputi identifikasi, pengumpulan, analisis, penyediaan, interpretasi dan komunikasi informasi bagi para manajer dalam mencapai tujuan. Dari pernyataan-pernyataan tersebut menjelaskan bahwa suatu mekanisme kontrol organisasi yang memberikan fasilitas kontrol melalui pelaporan dan penciptaan yang tampak dalam tindakan dan kinerja, yang mana merupakan alat yang efektif dalam penyediaan informasi yang berguna dalam memprediksi akibat yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif yang dapat dilakukan. Serta peran informasi dari sistem akuntansi manajemen memfasilitasi pengambilan keputusan dan kontrol dalam organisasi dan harus disesuaikan dengan variabel kontekstual organisasi dan subsistem kontrol lainnya Atkinson et al (2001:11) menjelaskan bentuk informasi akuntansi manajemen berupa informasi keuangan dan operasional dari berbagai

7 14 aktivitas organisasi, proses, unit-unit operasi, produk-produk, jasa-jasa dan pelanggan. Di dalam perkembangannya kategori informasi akuntansi manajemen menjadi lebih luas, bukan saja tentang operasi yang dikuantifikasi dalam terminology keuangan saja akan tetapi juga berupa informasi non keuangan, seperti kualitas waktu proses, pengukuran yang bersifat lebih subjektif, kepuasan para pelanggan, kapabilitas karyawan dan kinerja atas produk baru Fungsi Informasi Akuntansi Manajemen Menurut Mulyadi (2001:20) Informasi akuntansi manajemen diperlukan oleh manajemen untuk melaksanakan dua fungsi pokok manajemen : perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan. Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi keuangan yang disebut akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen dibutuhkan oleh manajemen berbagai jenjang organisasi, untuk menyusun rencana aktivitas perusahaan di masa yang akan datang. Hoque (2005) mengemukakan fungsi informasi akuntansi manajemen yaitu: Management accounting information can contribute to the following management areas : policy formulation, planning and controlling the activities of the firm, decision taking on alternative courses of action and so on. Definisi tersebut menjelaskan bahwa informasi akuntansi manajemen dapat memberikan kontribusi pada bidang manajemen yaitu: perumusan kebijakan, perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan, keputusan mengambil tindakan alternatif dan sebagainya. Sedangkan menurut Simamora (2012) menjelaskan informasi akuntansi manajemen sebagai produk dari sistem akuntansi manajemen yang mempunyai manfaat bagi manajer dan organisasi Sebagai mana yang tertera di atas juga menambahkan bahwa salah satu peran utama sistem informasi akuntansi manajemen adalah memasok informasi yang memfasilitasi pengambilan keputusan bagi para manajer.

8 15 Menurut Atkinson et al (2001) Terdapat empat fungsi informasi akuntansi manajemen dalam membantu para manajer menjalankan fungsi fungsi operasionalnya yaitu: Tabel 2.1 Functions of Management Accounting Information No Functions Analysis Operational Control Product Costumer Costing Management Control and Provide feedback information about the efficiency and qualiy of tasks performed Measure the costs of resources used to produce a product or service and market and deliver the product or service to customers. Provide information about the performance of managers and operating units. 4 Strategic Unit Provide information about the enterprise s financial and long-run competitive performance, market conditions, customer preferences, and technological innovations. Sumber: Atkinson et al (2001:11) Tabel di atas menjelaskan bahwa fungsi informasi akuntansi manajemen yaitu memberikan umpan balik megenai efisiensi dan kualitas tugas-tugas, mengukur biaya sumber daya yang digunakan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dan harga pasar serta biaya penyerahan barang atau jasa kepada konsumen, memberikan informasi tentang kinerja para manajer dan unit-unit perusahaan dan menyediakan informasi tentang keuangan perusahaan dan kinerja kompetitif jangka panjang, kondisi pasar, preferensi konsumen dan perkembangan teknologi. Hansen dan Mowen (2009:47) mengemukakan keberadaan informasi akuntansi manajemen di perusahaan terdapat tiga tujuan yang meliputi:

9 16 1. To provide information for costing out services, products and other objects interest to management 2. To provide information for planning,control dan evaluation : 3. To provide information for decision making Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa sistem akuntansi manajemen memiliki tujuan untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perhitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, untuk menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Horngren (2009:4) informasi akuntansi manajemen bagi para manajer disediakan untuk menjelaskan : 1. Para manajer dalam penggunaan suatu informasi akuntansi manajemen untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian operasi yang rutin dijalankan, misalnya dalam mengkalkulasi biaya yang bermanfaat untuk pengendalian biaya 2. Para manajer juga menggunakan informasi akuntansi manajemen untuk membuat keputusan yang tidak rutin, misalnya dalam pengambilan keputusan tentang investasi peralatan, memformulasikan kebijakan dan perencanaan. Menurut Atkinson et al (2001) informasi akuntansi manajemen dapat memberikan bantuan dalam perencanaan jangka pendek dan pengendalian operasi yang rutin dijalankan, seperti kalkulasi biaya yang bermanfaat dalam pengendalian biaya dan membuat keputusan mengenai investasi peralatan, menformulasikan kebijakan dan perencanaan Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen Menurut Mulyadi (2001:53) secara konvensional rancangan sistem akuntansi manajemen terbatas pada informasi keuangan internal yang

10 17 berorientasi historis. Tetapi, meningkatnya peran sistem akuntansi manajemen untuk membantu manajer dalam pengarahan dan pemecahan masalah telah mengakibatkan perubahan sistem akuntansi manajemen untuk memasukkan data eksternaldan non keuangan kepada informasi yang berorientasi masa datang (informasi akuntansi manajemen lingkup luas). Karakteristik informasi akuntansi manajemen dimana informasi yang paling bermanfaat menurut persepsi manajer adalah informasi yang memiliki karakteristik berdasarkan penelitian Chenhall dan Morris (1986) yaitu broad scope, timeliness, aggregation, dan integration. Berikut uraian masing masing Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen : a. Informasi Broad Scope (lingkup) Chia (1995) mengemukakan pengertian informasi lingkup (broad scope) sebagai berikut: A management accounting system with an information characteristic of broad scope provides information that is both internal and external to the organization. The scope of the information covers a diverse range of areas such as economic (total market sales,organization's share of that market, GNP) and noneconomic (e.g.,technological advances, sociological changes, demographic developments) aspects of the environment. Estimates of the likelihood of future events occurring are also covered in the broad scope as well. To the sub-unit managers operating in a decentralized organization, the broad scope of the management accounting system caters for their diversity of informational needs in their decision-making. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa karakteristik informasi akuntansi manajemen memiliki lingkup informasi yang luas bersifat internal maupun eksternal di dalam organisasi. Ruang lingkup informasi meliputi beragam bidang seperti ekonomi (penjualan total pasar, pangsa organisasi pasar itu, GNP) dan non-ekonomi (misalnya,kemajuan teknologi, perubahan sosiologis, perkembangan demografis) aspek lingkungan. Perkiraan kemungkinan peristiwa di masa depan terjadi juga tercakup dalam lingkup yang luas juga. Untuk sub-unit manajer beroperasi di sebuah organisasi desentralisasi, ruang lingkup yang luas dari sistem akuntansi manajemen

11 18 melayani keragaman mereka kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan mereka. Selanjutnya menurut Gorry dan Morton (1971); Larker (1981) mengatakan bahwa : The scope of an information system refers to the dimensions of focus, quantification, and time horizon. Pernyaaan tersebut menjelaskan bahwa karakteristik informasi broad scope adalah informasi dari suatu sistem akuntansi manajemen yang mewakili dimensi fokus, kuantifikasi dan time horizon Gordon dan Narayanan (1984) menjelaskan informasi lingkup (broad scope) yaitu: Wider scope information is defined as information that is related to the external environment, is non-financial and future oriented. Definisi tersebut dapat menjelaskan informasi lingkup yang lebih luas di definisikan sebagai informasi yang berkaitan dengan lingkungan eksternal, yaitu non-keuangan dan berorientasi pada masa depan. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa karakteristik informasi lingkup (broad scope) yaitu lingkup informasi yang bermanfaat bagi manajer yang bersifat internal dan eksternal agar dapat membantu dalam membuat keputusan yang lebih efektif di dalam lingkup manajemen. b. Informasi Timeliness Menurut Chenhall dan Morris (1986) mejelaskan informasi tepat waktu (timeliness) yaitu : A manager s ability to respond qualiky to events likely to be influenced by the timeliness of the management accounting system. Timeliness is usually specified in terms of the provision of information on request and the frequency of reporting systematically collected information. Timely information enhances the facility of management accounting system to report upon the most recent events and to provide rapid feedback on decisions.

12 19 Definisi tersebut menjelaskan bahwa kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness sistem akuntansi manajemen. Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas sistem akuntansi manajemen untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara tepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Selanjutnya Supriyono (2001) menjelaskan informasi tepat waktu (timeliness) adalah: Informasi akuntansi manajemen yang harus memenuhi karakteristik kualitatif tepat waktu, karena informasi tersebut akan dipakai oleh manajemen sebagai dasar pembuatan keputusan dan untuk menghindari keterlambatan atau tertundanya pembuatan keputusan tersebut. Supriyono (2001) juga menambahkan tepat waktu ini dipengaruhi oleh dua komponen penyajian informasi, yaitu : (1) Interval waktu pelaporan informasi (2) Tepat ataulambatnya laporan informasi tersebut dapat disajikan sesuai interval waktu yang sudah ditentukan. Selanjutnya menurut Bodnar (1995) informasi tepat waku (timeliness) yaitu : Ketepatan waktu dalam memperoleh informasi suatu kejadian.informasi dikatakan tepat waktu apabila informasi tersebut mencerminkan kondisi terkini dan sesuai dengan kebutuhan manajer. Selain itu Romney dan Steinbert (2006) juga menjelaskan informasi tepat waktu (timeliness) yaitu: Information is timely if it is provided in time for decision makers to make decisions. Pernyataan di atas maka dapat menjelaskan bahwa informasi di nilai tepat waktu apabila informasi tersebut dihasilkan tepat pada saat yang dibutuhkan.

13 20 Mc.Leod (2004:20) memberikan penjelasannya mengenai Informasi Tepat Waktu bahwa Informasi harus tersedia untuk pemecahan masalah sebelum terjadinya situasi krisis yang berkembang atau kesempatan yang hilang. Manajer harus mampu memperoleh informasi yang menggambarkan apa yang akan terjadi sekarang di samping apa yang terjadi di masa lalu. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa informasi tepat waktu (timeliness) yaitu kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat dan tepat terhadap setiap informasi yang di butuhkan pada saat pengambilan keputusan. c. Informasi Aggregation (agregasi) Menurut Chenhall dan Morris (1986) memberikan penjelasan informasi agregasi (aggregation) yaitu: Management accounting system provide information in various forms of aggregation ranging from provision of basic raw, unprocessed data to a variety of aggregations around periods of time or areas of interest such as responsibility centers, or functional areas. An additional type of aggregation refers to summation in formats consistent with formal decision models such as discounted cash flow analysis for capital budgeting, simulation and linear programming in budgetary applications, cost-volume-profit analysis, and inventory control models. In the current study, aggregated information is a composite of temporal and functional summation (e.g., sales area, cost center, marketing and production departments) and information produced specifically for formal decision models Definisi tersebut menjelaskan bahwa sistem akuntansi manajemen memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak di proses sehingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggung jawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisten dengan model keputusan formal seperti analisis cash flow yang di diskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk penerapan anggaran, analisis biaya, volume, laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran,

14 21 dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal. Menurut Supriyono (2001) menjelaskan informasi agregasi (agregation) adalah: Menunjukan proses pengurangan volume data yang diperlukan agar dapat mengurangi atau menghemat biaya dalam penyediaan informasi akuntansi. Tetapi agregasi ini dapat menimbulkan kerugian karena informasi yang penting mungkin tidak disajikan. Selanjunya Bodnar (1995) mengatakan informasi agregasi (aggregation) yaitu: Informasi disampaikan dalam bentuk yang lebih ringkas, tetapi tetap mencakup hal-hal penting sehingga tidak mengurangi nilai informasi itu sendiri. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa informasi agregasi (aggregation) yaitu informasi yang merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal yang di butuhkan di dalam pengambilan keputusan. d. Informasi Integration (integrasi) Semakin banyaknya segmen dalam sub-unit atau jumlah sub-unit dalam organisasi, maka informasi yang bersifat terintegrasi akan semakin dibutuhkan. Begitu pula pendelegasian kebijakan serta permasalahan pengendalian yang akan muncul pada organisasi desentralisasi, mungkin akan berkurang dengan adanya informasi terintegrasi (Chenhall dan Morris, 1986). Informasi terintegrasi akan berperan dalam mengkoordinasikan kebijakan dalam organisasi agar terjadinya keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. Sementara menurut Gorry dan Morton (1971); Larker (1981) memberikan pendapat nya yaitu: Informasi yang bersifat Integratet menunjukan bahwa ada koordinasi antar segmen-segmen perusahaan, informasi ini akan bermanfaat bagi manajer ketika dihadapkan pada pembuatan keputusan yang berdampak pada beberapa segmen perusahaan.

15 22 Jadi dengan demikian dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa informasi integrasi (integration) yaitu informasi yang mencakup aspek tentang ketentuan target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi yang berperan dalam mengkoordinasikan kebijakan suatu organisasi agar terjadinya keselarasan dalam mencapai tujuan utama perusahaan. 2.2 Kerangka Pemikiran Fisher (1996) berpendapat bahwa pada kondisi ketidakpastian yang tinggi individu sulit untuk memprediksikan kegagalan dan keberhasilan dari keputusan yang dibuatnya. Sementara menurut Duncan (1972) dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan terdapat beberapa kondisi yang perlu diidentifikasi oleh manajemen. Kondisi tersebut merupakan aktivitas, strategi para pesaing, perkembangan teknologi permintaan pasar, kemudahan memperoleh bahan baku, harga bahan baku, regulasi pemerintah, dan aktivitas serikat pekerja. Salah satu karakteristik sistem akuntansi manajemen menurut Chia (1995) adalah sebagai sumber informasi penting untuk membantu manajemen mengendalikan aktivitasnya serta mengurangi masalah ketidakpastian lingkungan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.sementara Chenhall dan Morris (1986) mengatakan informasi sistem akuntansi manajemen mempunyai beberapa karakteristik informasi. Karakteristik informasi yang paling bermanfaat dalam persepsi manajer adalah informasi akuntansi manajemen dengan karakteristik broad scope, timeliness, aggregation dan integration. Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh bukti empiris bahwa ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai variabel kontijensi yang mempengaruhi ketersediaan karakteristik informasi akuntanasi manajemen dan pada kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi dibutuhkan informasi yang mempunyai cakupan luas (broad scope) dan tepat waktu (timeliness). Pada perusahaan yang mempunyai struktur organisasi terdesentralisasi, para manajer akan membutuhkan informasi akuntansi

16 23 manajemen yang teragregasi (aggregation) dan terintegrasi (integration) (Chenhall dan Morris (1986), Chia (1995), dan Mardiyah dan Gudono, 2001). Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Ketidakpastian Lingkungan (X) (Duncan (1972) Aida Ainul Mardiyah dan Gudono (2001) dan Luthun (1994)) Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen (Y) (Mc Leod (1994:20), Chenhall dan Morris (1986) Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis Penelitian Menurut Uma Sekaran (2009:135) hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logika diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataaan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang diterapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai tebukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2008:8). Sejalan dengan penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan peneliti adalah Ketidakpastian Lingkungan berpengaruh terhadap Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen (SIAM) adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang berhubungan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi Ketidakpastian Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi Ketidakpastian Lingkungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Ketidakpastian Lingkungan 2.1.1 Pengertian Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Menurut Luthans (2005) menjelaskan bahwa ketidakpastian lingkungan merupakan kondisi dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing definisi memiliki tujuan yang sama. Menurut Goodhue (1995)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing definisi memiliki tujuan yang sama. Menurut Goodhue (1995) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Informasi Teknologi informasi memiliki pengertian yang beraneka ragam walaupun masing-masing definisi memiliki tujuan yang sama. Menurut Goodhue (1995) dalam Eka dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang paling besar seperti tata surya hingga sistem yang paling kecil seperti sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang paling besar seperti tata surya hingga sistem yang paling kecil seperti sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Sistem dapat hadir di setiap kehidupan kita, disadari atau tidak, sistem bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem bisa bervariasi dari sistem

Lebih terperinci

Peranan Akuntan dala l m m s uat a u P e P rusahaan

Peranan Akuntan dala l m m s uat a u P e P rusahaan Peranan Akuntan dalam suatu Perusahaan Tipe-tipe akuntansi: 1. akuntansi keuangan menyajikan informasi yang lebih dititikberatkan untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak external organisasi 2. akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian sistem menurut penjelasan Krismiaji (2005:1) adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian sistem menurut penjelasan Krismiaji (2005:1) adalah sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sistem 2.1.1.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut penjelasan Krismiaji (2005:1) adalah sebagai berikut: Serangkaian komponen yang dikoordinasikan

Lebih terperinci

Peran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak

Peran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak Peran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak Tipe Akuntansi Akuntansi Keuangan Tipe Akuntansi Akuntansi Manajemen Suatu tipe Informasi Suatu tipe akuntansi Akuntansi Manajemen

Lebih terperinci

TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TINJAUAN MENYELURUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1/total Outline Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Mengapa SIA penting? SIA dalam organization s value chain SIA, strategi korporat 2/total Apa itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang didalam organisasi yang betanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk membuat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang di dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS (Business Environment)

LINGKUNGAN BISNIS (Business Environment) LINGKUNGAN BISNIS (Business Environment) Background A manager is someone skilled in knowing how to analyze and improve the ability of an organization to survive and grow in a complex and changing world.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga

BAB I PENDAHULUAN. para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif dan para manajer juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu organisasi, para manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai ketidakpastian lingkungan telah banyak dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian mengenai ketidakpastian lingkungan telah banyak dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian mengenai ketidakpastian lingkungan telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti di bidang akuntansi manajemen, seperti Fleming (2001), Krishnan et al.,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... ABSTRACT The purpose of this study is to examine the effect of characteristics of management accounting information system on managerial performance performed on Bandung and Jakarta state-owned companies.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Kontinjensi Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN GUNA MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN OLEH: SISKA NOVITA DEWI 3203006163 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

Anggaran Komprehensif

Anggaran Komprehensif Anggaran Komprehensif Sub Pokok Bahasan 1. Kerangka anggaran komprehensif untuk perusahaan manufaktur, jasa dan dagang 2. Jenis-jenis anggaran Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran

Lebih terperinci

Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan,

Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan, Pendahuluan Perkembangan informasi dewasa ini terjadi dengan cepat dalam dunia usaha. Perkembangan tersebut berpengaruh pada kegiatan perusahaan, baik dari segi proses manajemen mulai dari perumusan strategi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kriteria Usaha. Kriteria No Uraian. > 300 Juta-2,5 Milyar 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin agar unggul dalam persaingan

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL A-PDF Merger DEMO : Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark PENGARUH SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN, DESENTRALISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Survey Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Menurut Duncan dalam Dwi Cahyono (2008) Persepsi ketidakpastian lingkungan dapat diartikan sebagai persepsi karyawan tentang lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Produk Garmen PT. X Periode Januari 2008-Juni 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan garmen PT. X sebagai suatu jenis organisasi laba (profit organization) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya yang memerlukan pendapatan

Lebih terperinci

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE Management Information Systems, 9 th edition, By Raymond McLeod, Jr. and George P. Schell 2004, Prentice Hall, Inc. 1 Learning Objectives: Dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan luar biasa dalam persaingan produksi, pemasaran, dan pengelolaan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Teknik Industri. Universitas Indonesia. i/ndustrial e/ngineering ui - where the science of engineering and management blends

Teknik Industri. Universitas Indonesia. i/ndustrial e/ngineering ui - where the science of engineering and management blends Teknik Industri Universitas Indonesia What is industry? The manufacturing (making) and selling of a particular type of goods or services An industry is generally any grouping of businesses that share a

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 10 Bab II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Teknologi Informasi Autioe dan Leimanen, 1995 dalam Ellitan, 2002 (Dewi, 2006) mendefinisikan teknologi informasi sebagai kemampuan untuk mengenali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Milliken (1987) dalam Astuti (2007) Ketidakpastian Lingkungan adalah rasa ketidakmampuan seseorang untuk memprediksi sesuatu secara akurat dari seluruh

Lebih terperinci

Akuntansi Manajemen Lanjutan. Dr. Christina Juliana, CPMA

Akuntansi Manajemen Lanjutan. Dr. Christina Juliana, CPMA Akuntansi Manajemen Lanjutan Dr. Christina Juliana, CPMA Pendahuluan. 1 Menjelaskan perbedaan akuntansi biaya, akuntansi manajemen dan manajemen biaya. 2 Menjelaskan penggunaan perhitungan costing sesuai

Lebih terperinci

Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat. Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini

Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat. Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini Kepada Yth. Bapak/Ibu Manajer... Di Tempat Dengan hormat, Saya yang mengirimkan kuesioner ini Nama : Sri Kartikawati Perguruan Tinggi : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Lebih terperinci

Tujuan. Perencanaan strategis perusahaan dan divisi Perencanaan unit bisnis Proses pemasaran Perencanaan produk Rencana pemasaran Prentice Hall

Tujuan. Perencanaan strategis perusahaan dan divisi Perencanaan unit bisnis Proses pemasaran Perencanaan produk Rencana pemasaran Prentice Hall Tujuan strategis perusahaan dan divisi unit bisnis Proses pemasaran produk Rencana pemasaran 1 Strategis Berorientasi Pasar Tujuan Sumberdaya Ketrampilan Peluang Market-Oriented Strategic Planning Tujuan

Lebih terperinci

PERGESERAN PERAN PROFESI AKUNTAN MANAJEMEN DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI

PERGESERAN PERAN PROFESI AKUNTAN MANAJEMEN DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI PERGESERAN PERAN PROFESI AKUNTAN MANAJEMEN DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI TUJUAN PRESENTASI Membangkitkan kesadaran peserta tentang: Terjadinya pergeseran peran profesi akuntan manajemen Perlunya pengetahuan

Lebih terperinci

IS Role in The Enterprises DS 2004

IS Role in The Enterprises DS 2004 IS Role in The Enterprises DS 2004 Information System in The Enterprise Information Role in Enterprise management Case: Alpina System Information in digital firm Function of an Information System Resources

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

ABSTRACT. (Key words: Cost of goods production, Standard Cost, Production Cost Efficiency) Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. (Key words: Cost of goods production, Standard Cost, Production Cost Efficiency) Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Companies whose business activities to produce food from raw materials into finished products to be competitive in marketing their products require management and control of the cost of production.

Lebih terperinci

ANALISIS PASAR. Audit thd semua lingkungan relevant thd suatu brand pada saat tertentu, Misal : produk Bank berupa jasa giro Peluang Pemasaran

ANALISIS PASAR. Audit thd semua lingkungan relevant thd suatu brand pada saat tertentu, Misal : produk Bank berupa jasa giro Peluang Pemasaran ANALISIS PASAR Analisa Pasar merupakan bagian penting dalam manajemen pemasaran, karena dalam konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan pada jonsumen sasaran ( kebutuhan dan keinginan ) ANALISA SITUASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. berkewajiban mempertahankan kelangsungan hidup serta mengendalikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang meningkat dewasa ini menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan yang ada semaksimal mungkin agar dapat unggul dalam persaingan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth. ABSTRAK The competition strategies between the ice beam components manufacturer at the time of globaliasasi the current look is increasingly competitive. Companies compete to improve its quality in order

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. sebagai dasar membuat perkiraan atau pengambilan keputusan.

BAB II TARGET COSTING. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. sebagai dasar membuat perkiraan atau pengambilan keputusan. 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu. Inti dari sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh penerapan total quality management (TQM), sistem akuntansi manajemen dan ketidakpastian lingkungan terhadap return on asset (ROA) pada rumah sakit swasta

Lebih terperinci

omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi.

omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi. Learning Objective 1 omenerangkan Hubungan Antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Tujuan Organisasi. 2005 Prentice Hall Business Publishing, Introduction to Management Accounting 13/e, Horngren/Sundem/Stratton

Lebih terperinci

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56 Information Systems for Competitive Advantage Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif Tujuan Mengetahui model sistem umum (general system) perusahaan Memahami model lingkungan delapan elemen (eightelements

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Eka (2013) pengukuran kinerja di Kementrian BUMN dinilai masih belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Eka (2013) pengukuran kinerja di Kementrian BUMN dinilai masih belum 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) Pada BUMN Menurut Eka (2013) pengukuran kinerja di Kementrian BUMN dinilai masih belum

Lebih terperinci

E-Business. Konsep Dasar ILKOM. Asep Wahyudin, M.T. (2398) Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia

E-Business. Konsep Dasar ILKOM. Asep Wahyudin, M.T. (2398) Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia E-Business Konsep Dasar Asep Wahyudin, M.T. (2398) Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia Definisi Dasar Bisnis Business considers the complete environment of a company, i. e. all processes

Lebih terperinci

Program Pasca Sarjana S2 Elektro. Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan Decision Support System BAB I PENDAHULUAN

Program Pasca Sarjana S2 Elektro. Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan Decision Support System BAB I PENDAHULUAN Program Pasca Sarjana S2 Elektro Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan Decision Support System 2008-2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi SPPK Decision Support System (DSS) Computer system designed to provide

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya dalam mengumpulkan, melakukan proses, dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian negara (Kasmir, 2014). adanya perbankan telah dirasakan di Kabupaten Ponorogo. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dunia modern sekarang ini membuat peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Berdasarkan pentingnya dunia perbankan terdapat

Lebih terperinci

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002).

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) aktivitas yang dilakukan (Hansiadi, 2002). BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM) Sistem informasi akutansi manajemen adalah suatu mekanisne pengendalian organisasi, serta merupakan alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun

BAB I PENDAHULUAN. walaupun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bill out sebesar 6,7 triliun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya permasalahan yang belakangan ini dihadapi oleh beberapa perusahaan perbankan di Indonesia menyebabkan keresahan masyarakat atas keamanan uang mereka yang

Lebih terperinci

Tujuan. Perencanaan strategik disisi dan korporat Perencanaan Bisnis Unit Proses Pemasaran Prencanaan Tingkat Produk Perencanaan Pemasaran

Tujuan. Perencanaan strategik disisi dan korporat Perencanaan Bisnis Unit Proses Pemasaran Prencanaan Tingkat Produk Perencanaan Pemasaran Tujuan Perencanaan strategik disisi dan korporat Perencanaan Bisnis Unit Proses Pemasaran Prencanaan Tingkat Produk Perencanaan Pemasaran Perencanaan Strategk Berorientasi Pasar Objectives Resources Skills

Lebih terperinci

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik Makalah Akuntasi Sektor Publik Akuntansi Manajemen Sektor Publik Disusun oleh: Sinta Okta Irma (14043022) Suci Ardiryanti (14043024) UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS EKONOMI 2015 BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan informasi terus meningkat seiring dengan pesatnya perkambangan zaman, dalam waktu yang relatif singkat informasi dapat berubah. Kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. adanya faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi variabel satu dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Kontijensi Teori kontijensi sering juga disebut teori situasional. Teori ini menjelaskan adanya faktor-faktor situasional

Lebih terperinci

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia :

KUESIONER. isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan. Usia : KUESIONER Petunjuk pengisian berikut terdiri dari tipe isian dan tipe pilihan, pada tipe isian isilah pada tempat yang disediakan dengan singkat dan jelas. Berilah tanda silang (X) pada salah satu nomor

Lebih terperinci

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Formulasi Strategi 1. Tentukan tugas utama 2. Menilai kompetensi inti 3. Menentukan urutan pemenang & urutan kualifikasi 4. Posisi perusahaan Persaingan pada Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan bisnis dewasa ini perusahaan dituntut untuk memanfaatkan semaksimal mungkin kemampuan yang dimiliki agar dapat memperoleh dan mempertahankan pangsa

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR Tujuan Pembelajaran Menjelaskan definisi akuntansi manajerial Menjelaskan perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial Menjelaskan konsep biaya (cost) Membuat

Lebih terperinci

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks

Lebih terperinci

MOHON DIISI DENGAN BENAR DAN TERIMA KASIH ATAS

MOHON DIISI DENGAN BENAR DAN TERIMA KASIH ATAS 1 Lampiran 1 MOHON DIISI DENGAN BENAR DAN TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA IDENTITAS RESPONDEN Identitas Responden : Nomor Responden : Tanggal Pengisian : Umur : Jenis Kelamin : Mulai bekerja : Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN

BAB 3 PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN BAB 3 PERENCANAAN STRATEGI PEMASARAN 1 Area Perencanaan Strategis Ada tiga area utama dalam perencanaan strategis : Bisnis perusahaan harus dikelola seperti portfolio investasi. Potensi keuntungan masa

Lebih terperinci

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi MINGGU#3 SIM Pokok Bahasan: Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi Tujuan Instruksional Khusus: Referensi: 1. Bab 3 : Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Management Information System, 13 rd edition,

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING DI CV. FAJAR TEKNIK SEJAHTERA, SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Oleh : ADIK ALFAN ARIANDI NPM : 0732010022 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya perkembangan perekonomian dunia, peluang dan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya perkembangan perekonomian dunia, peluang dan hambatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring pesatnya perkembangan perekonomian dunia, peluang dan hambatan yang dihadapi pun semakin banyak, tergantung dari antisipasi yang disiapkan dan dilaksanakan.

Lebih terperinci

PORTFOLIO ANALYSIS. Seven types of business (Drucker, 1973) PORTFOLIO:

PORTFOLIO ANALYSIS. Seven types of business (Drucker, 1973) PORTFOLIO: PORTFOLIO ANALYSIS Sumber: Marketing Strategy and Competitive Positioning PORTFOLIO: KORPORASI HARUS MEMPERTIMBANGKAN: 1) PRODUK DAN JASA APA YG MENJADI PEMASUKAN KAS DAN KEUNTUNGAN KEPADA KORPORASI. 2)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja manajemen bagian pemasaran dan operasional pada perusahaan jasa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja manajemen bagian pemasaran dan operasional pada perusahaan jasa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji keterkaitan antara karakteristik informasi sistem informasi akuntansi manajemen terhadap kinerja manajemen bagian pemasaran

Lebih terperinci

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU LD/SEM II-04/05 1 QUALITY FRAMEWORK Sistem Evaluasi Diri Sasaran dan Visi Organisasi Analisa Pengukuran Kinerja Umpan Balik Misi Benchmarking Faktor Kritis untuk Sukses ISO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan dunia usaha yang semakin ketat dewasa ini menyebabkan perusahaan membutuhkan suatu sistem pengendalian yang terencana, sehingga sistem pengendalian

Lebih terperinci

Peranan Anggaran dalam

Peranan Anggaran dalam Peranan Anggaran dalam Fungsi Manajemen Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian Anggaran 2. Anggaran dalam kaitannya dengan fungsi manajemen 3. Keterkaitan antara anggaran dengan perencanaan strategis 4. Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat, perusahaan tidak hanya bersaing

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PERSEPSI MANAJER DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR DESENTRALISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN

PERSEPSI MANAJER DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR DESENTRALISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN PERSEPSI MANAJER DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN DIPENGARUHI OLEH STRUKTUR DESENTRALISASI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN Sri Sundari ABSTRAK Persepsi manajer dalam penggunaan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. proses yang memiliki nilai tambah (Juniarti dan Evelyne, 2003) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu peran penting sistem informasi akuntansi adalah menyediakan informasi bagi orang yang membutuhkan informasi dengan cara yang mudah dan pada saat yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi. Diajukan oleh: Kurniawati Mutmainah. Kepada

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Akuntansi. Diajukan oleh: Kurniawati Mutmainah. Kepada PENGARUH KETIDAKPASTIAN TUGAS DAN DESENTRALISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING ( Studi Empiris Padaa Perusahaan Manufaktur Skala Besar di Jawa

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

S K R I P S I. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang S K R I P S I PENGARUH KARAKTERISTIK INFORMASI SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING ( Jasa Angkutan Container di Semarang. ) Diajukan

Lebih terperinci

Review Question 17-1 Brickley, Smith, and Zimmerman, Managerial Economics and Organizational Architecture, 4th ed.

Review Question 17-1 Brickley, Smith, and Zimmerman, Managerial Economics and Organizational Architecture, 4th ed. UNIVERSITAS INDONESIA Review Question 17-1 Brickley, Smith, and Zimmerman, Managerial Economics and Organizational Architecture, 4th ed. Tugas Mata Kuliah Dosen Dr.Mustafa Edwin Nasution Disusun Oleh Ari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen & 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini lingkungan bisnis berkembang secara cepat. Persaingan yang terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen & Mowen (2007) Persaingan

Lebih terperinci

Gambar 1. 2 Struktur Organisasi Direktorat HCM Telkom Indonesia

Gambar 1. 2 Struktur Organisasi Direktorat HCM Telkom Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (selanjutnya disebut Telkom Indonesia). Telkom Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Capital budgeting, investment decision making, productivity. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Capital budgeting, investment decision making, productivity. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The condition of old production machine caused productivity reduction to textile companies in Bandung for the last years. The risk of business shutting and severance of work relation in large

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pengertian, Dimensi Analisis, Strategi dan Taktik Markom Industri. Ardhariksa Z, M.Med.Kom.

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pengertian, Dimensi Analisis, Strategi dan Taktik Markom Industri. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Pengertian, Dimensi Analisis, Strategi dan Taktik Markom Industri Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising

Lebih terperinci

Bab1 PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi

Bab1 PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi Bab1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan tentu tidak akan lepas dari faktor akuntansi manajemen, menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan kelangsungan hidupnya maka

BAB I PENDAHULUAN. Agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan kelangsungan hidupnya maka BAB I PENDAHULUAN 3.1. Latar Belakang Penelitian Agar perusahaan dapat mempertahankan eksistensinya dan kelangsungan hidupnya maka diperlukan suatu cara baru bagi manajer untuk dapat menganalisa setiap

Lebih terperinci

BAB II TARGET COSTING

BAB II TARGET COSTING 9 BAB II TARGET COSTING 2.1 Konsep Biaya Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang

Lebih terperinci

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN LINGKUP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris: Rumah Sakit Di Lombok Timur)

PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN LINGKUP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris: Rumah Sakit Di Lombok Timur) PENGARUH KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN DAN LINGKUP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Empiris: Rumah Sakit Di Lombok Timur) SULKIAH Dosen FKIP Universitas Gunung Rinjani Selong -

Lebih terperinci

11 15 tahun tahun > 20 tahun

11 15 tahun tahun > 20 tahun Identitas Responden Pada bagian ini, Bapak/Ibu mohon untuk mengisi identitas Bapak/Ibu. Pada setiap pertanyaan, isilah dengan tanda ( ) pada kotak jawaban yang sesuai. Jenis kelamin responden: Pria Wanita

Lebih terperinci

Handojo Hendra Triyanto

Handojo Hendra Triyanto Personal Information: Name: Panggilan: Handojo Hendra Triyanto Handojo Education Background: S1, Teknik Industri,, ITS, Surabaya Working Experiences: * QA & Process Engineer di MKPI * ISO 9000/14000 Officer

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata- kata kunci: Volume penjualan, TOWS, SPACE, BCG, IE, Grand Strategy Matrix, strategi perusahaan, Art of War

ABSTRAK. Kata- kata kunci: Volume penjualan, TOWS, SPACE, BCG, IE, Grand Strategy Matrix, strategi perusahaan, Art of War ABSTRAK Strategi merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjangnya. Dengan memilih strategi yang tepat pada posisi perusahaan tertentu,

Lebih terperinci

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen Framework 1 : Linked System Sistem Informasi Manajemen 1 Framework 2 : Nested Sytem Manajemen Sistem Informasi Framework 3 : Internal System Manajemen Sistem Informasi Organisasi 2 Getting the right information

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN PENGELOMPOKAN INDUSTRI KIMIA DI INDONESIA

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN PENGELOMPOKAN INDUSTRI KIMIA DI INDONESIA IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN PENGELOMPOKAN INDUSTRI KIMIA DI INDONESIA T 338.476 6 HAR Indonesian chemical industries improvement and development need to be arranged of operational policies. Arrangement

Lebih terperinci

Materi 6 Bisnis, Tujuan dan Fungsi Bisnis. Marheni Eka Saputri ST., MBA

Materi 6 Bisnis, Tujuan dan Fungsi Bisnis. Marheni Eka Saputri ST., MBA Materi 6 Bisnis, Tujuan dan Fungsi Bisnis Marheni Eka Saputri ST., MBA Contents 1 Bisnis 2 Sejarah Bisnis 3 Tujuan Bisnis 4 Fungsi Bisnis $ Bisnis $ Istilah bisnis menunjuk pada semua organisasi yang membuat

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGEDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KERTA RAJASA RAYA SIDOARJO

PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGEDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KERTA RAJASA RAYA SIDOARJO PENGARUH PENGENDALIAN AKUNTANSI, PENGEDALIAN PERILAKU DAN PENGENDALIAN PERSONAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. KERTA RAJASA RAYA SIDOARJO ARTIKEL Oleh : Teguh Primantoro 0513010135/FE/EA FAKULTAS

Lebih terperinci

HARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015

HARMONISASI SISTEM MANAJEMEN ISO 9001 DAN ISO DI TAHUN 2015 Selama bertahun-tahun, ISO menerbitkan banyak standar sistem manajemen dengan bentuk dan struktur yang berbeda. Beberapa standar sistem manajemen dengan struktur yang berbeda terkadang sulit bagi Organisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Proyeksi Permintaan, Optimasi, Integer Linear Programming.

ABSTRAK. Kata Kunci: Proyeksi Permintaan, Optimasi, Integer Linear Programming. ABSTRAK Saat ini terdapat banyak UMKM yang berkembang di Yogyakarta. Salah satunya adalah usaha Phia Deva yang memproduksi penganan phia dengan berbagai macam varian rasa. Phia Deva adalah industri kecil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Fungsi Untuk mengetahui bahwa fungsi suatu sistem tersebut dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu definisi dari fungsi itu sendiri.

Lebih terperinci

Strategy Review, Evaluation, and Control

Strategy Review, Evaluation, and Control Chapter 9 Strategy Review, Evaluation, and Control The Nature of Strategy Evaluation Hasil dari sebuah strategic-management process adalah keputusan dapat signifikan, bahkan konsekuensinya adalah jangka

Lebih terperinci