LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I STOIKIOMETRI REAKSI Nama Anggota: Isrenna Ratu Rezky Suci Helmi Fauzi Fajar Gunawan Fresa Agustini JURUSAN KIMIA 1A FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

2 BAB I TUJUAN Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan temperatur Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol

3 BAB II TEORI DASAR Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahan serta energi yang menyertainya. Pada prinsipnya semua materi dapat berada dalam tiga wujud: padat, cair, dan gas. Padatan adalah benda yang rigid (kaku) dengan bentuk yang pasti. Cairan tidak serigid padatan dan bersifat fluida, yaitu dapat mengalir dan mengambil bentuk sesuai wadahnya. Seperti cairan, gas bersifat fluida, tetapi tidak seperti cairan, gas dapat mengembang tanpa batas. Ketiga wujud materi ini dapat berubah dari wujud satu menjadi wujud yang lain. Dengan pemanasan, suatu padatan akan meleleh dan menjadi cairan. Pemanasan lebih lanjut akan mengubah cairan menjadi gas. Disisi lain, pendinginan gas akan mengembunkannya menjadi cairan. Pendinginan lebih lanjut akan membuatnya menjadi padat. Dengan ilmu kimia ketiga wujud materi tersebut bisa berubah wujud menjadi wujud lain. Perubahan yang menghasilkan zat baru yang jenis dan sifatnya berbeda dari zat pembentuknya disebut sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia. Perubahan kimia dapat diamati dengan terbentuknya hasil reaksi seperti timbulnya gas, endapan, perubahan warna, maupun perubahan kalor. Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan unsur-unsurnya dan transportasi mengubah senyawa yang ada mengjadi senyawa baru. Karena atom tidak dapat dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Kekuatan materi dalam perubahan kimia ini terlihat dari persamaan kimia yang setara untuk proses reaksi tersebut. Berdasarkan kesetaraan reaksi, ada reaksi stoikiometri dan pereaksi pembatas. Stoikiometri berasal dari kata yunani, stoicheion (unsure) dan mettrein (mengukur), berarti mengukur unsur. Pengertian unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel-partikel atom, ion, molekul atau elektron yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari hubungan kuantitatif antara zat-zat pereaksi dengan hasil reaksi dalam cabang ilmu kimia. Bila senyawa dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif stokiometri, artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan stokiometri, perlu untuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan. Diharapkan kita mengerti tentang pereaksi pembatas dan pereaksi sisa.

4 Untuk berkomunikasi satu sama lain tentang reaksi kimia, cara standar yang digunakan untuk menggambarkan reaksi tersebut melalui persamaan kimia. Peramaan kimia menunjukan zat-zat yang bereaksi dan hasil reaksi, untuk menunjukan bahwa reaksi setara, diungkapkan dengan koefisien reaksi. Koefisian reaksi merupakan konversi yang menunjukan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi atau menyatakan pula jumlah mol senyawa yang bereaksi. Dalam reaksi hokum kekelalan massa berlaku, banyaknya tiap-tiap jenis atom di kedua sisi harus sama atau jumlah atom sebelum dan susudah reaksi harus sama. Koefisien reaksi juga digunakan untuk menyetarakan suatu reaksi supaya setara. Contoh reaksi antara gas nitrogen dan gas hydrogen menghasilkan gas ammonia, persamaan reaksinya: N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) persamaan ini menyatakan bahwa satu molekul gas nitrogen bereaksi dengan 3 molekul gas hydrogen membentuk 2 molekul gas ammonia. Angka 1, 3, dan 2 merupakan koefisien reaksi sebagai faktor konversi. Secara laboratorium, untuk menentukan koefisien dalam persamaan kimia diperlukan sederetan hasil percobaan. Salah satu cara sederhana untuk menentukan koefisien reaksi yaitu dengan metode variasi kontinu. Pada dasarnya dalam sederetan percobaan dilakukan, jumlah molar total campuran pereaksi dibuat tetap sedangkan jumlah molar masing-masing dibuat berubah secara teratur (diberagamkan secara beraturan dan kontinu). Perubahan yang terjadi akibat adanya reaksi antara campuran pereaksi seperti massa, volum dan suhu dialurkan terhadap jumlah molar masing-masing pereaksi dalam suatu grafik, sehingga diperoleh titik optimum. Titik optimum terbentuk menyatakan perbandingan koefisien dari masing-masing pereaksi.

5 BAB IV ALAT DAN BAHAN Alat: Gelas beker 50ml 4 Mistar 20 cm 1 Termometer 2 Tabung reaksi 10 Gelas ukur 4 Pipet tetes 4 Bahan: NaOH 0,1 M NaOH 1,0 M CuSO4 0,1 M HCl 1,0 M

6 BAB V PROSEDUR 1. Stoikiometri Reaksi Pengendapan Pertama, sediakan dua buah tabung reaksi yang sudah dicuci dan dikeringkan. Ke dalam 1 tabung reaksi masukkan 1 ml NaOH 0,1 M dengan menggunakan pipet tetes masukkan NaOH ke dalam gelas ukur setelah sesuai volumenya masukkan kedalam tabung reaksi dan pada tabung reaksi yang lain masukkan 5 ml CuSO4 0,1 M menggunakan pipet tetes masukkan CuSO4 ke dalam gelas ukur setelah sesuai volumenya masukkan kedalam tabung reaksi. Campurkan kedua larutan itu. Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar gelas beker. Setelah endapan terbentuk ukur tinggi endapan tersebut menggunakan mistar (agar akurat terapkan satuan mili-meter). Setelah itu, gunakan cara kerja yang sama dengan mengubah volume peraksi masing-masing tetapi volume tetap 6 ml, yaitu: 2 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml CuSO4 0,1 M 3 ml NaOH 0,1 M dan 3 ml CuSO4 0,1 M 4 ml NaOH 0,1 M dan 2 ml CuSO4 0,1 M 5 ml NaOH 0,1 M dan 1 ml CuSO4 0,1 M Setelah dilakukan percobaan pada masing-masing larutan, kemudian dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva. Dari grafik tersebut tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi. Setelah itu, bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan persamaan reaksi. 2. Stoikiometri Sistem Asam-Basa Pertama, sediakan dua buah tabung reaksi yang sudah dicuci dan dikeringkan. Ke dalam tabung 1 reaksi masukkan 1 ml NaOH 1,0 M menggunakan pipet tetes masukkan NaOH ke dalam gelas ukur setelah sesuai volumenya masukkan ke tabung reaksi dan pada tabung reaksi yang lain masukkan 5 ml HCl 1,0 M menggunakan pipet tetes masukkan HCl ke dalam gelas ukur setelah sesuai volumenya masukkan ke tabung reaksi. kemudian ukur temperatur kedua larutan tersebut dan usahakan agar sama. Setelah diukur, campurkan kedua larutan tersebut sehingga volume totalnya adalah 6 ml. Ukur temperatur campuran dan catat suhu akhir dari campuran tersebut. Setelah itu, gunakan cara kerja

7 yang sama dengan mengubah volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah 6 ml, yaitu: 2 ml NaOH 1,0 M dan 4 ml CuSO4 1,0 M 3 ml NaOH 1,0 M dan 3 ml CuSO4 1,0 M 4 ml NaOH 1,0 M dan 2 ml CuSO4 1,0 M 5 ml NaOH 1,0 M dan 1 ml CuSO4 1,0 M Setelah dilakukan percobaan pada masing-masing larutan, kemudian dibuat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur (sumbu y) dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva. Dari grafik tersebut ditentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimumnya. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi. Kemudian koefisien yang diperoleh dari titik optimum kurva dibandingkan dari menyetarakan persamaan reaksi.

8 BAB VI HASIL DAN PENGAMATAN A. Stoikiometri Reaksi Pengendapan NO PELAKUAN PENGAMATAN 1 1 ml NaOH 0,1 M Berbentuk cair, tidak berwarna 5 ml CuSO4 0,1 M Berbentuk cair, berwarna biru NaOH + CuSO4 terbentuk endapan berwarna biru muda setinggi 3 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) 2 2 ml NaOH 0,1 M 4 ml CuSO4 0,1 M NaOH + CuSO4 Berbentuk cair, tidak berwarna Berbentuk cair, berwarna biru terbentuk endapan berwarna biru muda setinggi 6 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) 3 3 ml NaOH 0,1 M 3 ml CuSO4 0,1 M NaOH + CuSO4 Berbentuk cair, tidak berwarna Berbentuk cair, berwarna biru terbentuk endapan berwarna biru muda setinggi 12 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) 4 4 ml NaOH 0,1 M 2 ml CuSO4 0,1 M NaOH + CuSO4 Berbentuk cair, tidak berwarna Berbentuk cair, berwarna biru terbentuk endapan bawah berwarna biru atas berwarna hijau ke gelapan setinggi 31 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) 5 5 ml NaOH 0,1 M Berbentuk cair, tidak berwarna

9 1 ml CuSO4 0,1 M NaOH + CuSO4 Berbentuk cair, berwarna biru terbentuk endapan berwarna hijau ke gelapan setinggi 16 mm 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) +Na2SO4(aq) B. Stoikiometri Reaksi Asam-Basa NO PELAKUAN PENGAMATAN 1 1 ml NaOH 1,0 M Berbentuk cairan, tidak berwarna, bersuhu 31 5 ml HCl 1,0 M Berbentuk cairan, tidak berwarna, NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 2 2 ml NaOH 1,0 M 4 ml HCl 1,0 M NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna bersuhu 31 NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 3 3 ml NaOH 1,0 M 3 ml HCl 1,0 M NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna bersuhu 33 NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 4 4 ml NaOH 1,0 M 2 ml HCl 1,0 M Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna,

10 NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna bersuhu 31 NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 5 5 ml NaOH 1,0 M 1 ml HCl 1,0 M NaOH + HCl Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna, Berbentuk cairan, tidak berwarna bersuhu 31 NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

11 BAB VII REAKSI/PERHITUNGAN A. Perhitungan Stoikiometri Reaksi Pengendapan 1) 1 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,1 mmol 0,5 mmol - - R 0,1 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol S - 0,45 mmol 0,05 mmol 0,05 mmol Massa endapan Cu(OH)2 = 0,00005 mol 97,5 g/mol = 0, gram 2) 2 ml NaOH 0,1 M dan 4 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,2 mmol 0,4 mmol - - R 0,2 mmol 0,1 mmol 0,01 mmol 0,01 mmol S - 0,3 mmol 0,01 mmol 0,01 mmol Massa endapan Cu(OH)2 = 0,0001 mol 97,5 g/mol = 0,00975 gram 3) 3 ml NaOH 0,1 M dan 3 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,3 mmol 0,3 mmol - - R 0,3 mmol 0,15 mmol 0,015 mmol 0,015 mmol S - 0,15 mmol 0,015 mmol 0,015 mmol

12 Massa endapan Cu(OH)2 = 0,00015 mol 97,5 g/mol = 0, gram 4) 4 ml NaOH 0,1 M dan 2 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,4 mmol 0,2 mmol - - R 0,4 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol 0,2 mmol S - - 0,2 mmol 0,2 mmol Massa endapan Cu(OH)2 = 0,0002 mol 97,5 g/mol = 0,0195 gram 5) 5 ml NaOH 0,1 M dan 1 ml CuSO4 0,1 M 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) M 0,5 mmol 0,1 mmol - - R 0,2 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol 0,1 mmol S 0,3 mmol - 0,1 mmol 0,1 mmol Massa endapan Cu(OH)2 = 0,0001 mol 97,5 g/mol = 0,00975 gram B. Perhitungan Stoikiometri Reaksi Asam Basa 1)1 ml NaOH 1,0 M dan 5 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 1 mmol 5 mmol - - R 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol S - 4 mmol 1 mmol 1 mmol

13 2) 2 ml NaOH 1,0 M dan 4 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 2 mmol 4 mmol - - R 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol S - 2 mmol 2 mmol 2 mmol 3) 3 ml NaOH 1,0 M dan 3 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 3 mmol 3 mmol - - R 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol S mmol 3 mmol 4) 4 ml NaOH 1,0 M dan 2 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 4 mmol 2 mmol - - R 2 mmol 2 mmol 2 mmol 2 mmol S 2 mmol - 2 mmol 2 mmol 5) 5 ml NaOH 1,0 M dan 1 ml HCl 1,0 M NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) M 5 mmol 1 mmol - - R 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol S 4 mmol - 1 mmol 1 mmol

14 Tinggi Endapan (mm) BAB VIII PEMBAHASAN Reaksi Pengendapan y = 5.1x R² = Volume NaOH Dari grafik hubungan tinggi endapan dengan volume larutan NaOH diperoleh Titik optimum pada percobaan reaksi pengendapan berada pada percobaan ke empat yaitu terjadi pada volume 4 ml NaOH 0,1 M dan 2 ml CuSO4 0,1 M. dengan tinggi endapan 31 mm. Untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum harus ditentukan terlebih dahulu molnya sebagai berikut: 2NaOH(aq) + CuSO4(aq) Cu(OH)2(S) + Na2SO4(aq) 4 ml 0,1 M 2 ml 0,1 M 0,4 mmol 0,2 mmol Dari perhitungan diperoleh bahwa mol NaOH sebesar 0,4 mmol dan mol CuSO4 sebesar 0,2 mmol. Maka dapat diketahui bahwa perbandingan percobaan dengan teori sebagai berikut: n NaOH : n CuSO4 = koef NaOH : koef CuSO4 2 : 1 = 2 : 1 Jadi, percobaan tersebut sesuai dengan teori karena perbandingan mol = perbandingan koefisien. Reaksi yang terjadi antara NaOH dan CuSO4 adalah reaksi pengendapan yang

15 dicirikan dengan terbentuknya produk yang tidak larut atau mengendap. Endapan yang dihasilkan yaitu Cu(OH)2. Zat dikatakan tidak larut karena mengandung (OH - ) atau hidroksida. Senyawa yang mengandung hidroksida tidak dapat larut pengecualiannya adalah hidroksida logam alkali dan Ba 2+ seperti Barium hidroksida Ba(OH)2, Kalsium hidroksida Ca(OH)2 sedikit larut. Reaksi antara 1 ml NaOH dan 5 ml CuSO4 bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dahulu dan CuSO4 masih bersisa 0,45 mmol. Karena NaOH habis terlebih dahulu maka NaOH adalah pereaksi pembatas dan CuSO4 adalah pereaksi sisa. Pada 1 ml NaOH dan 5 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0, gram dengan tinggi endapan 3 mm. Reaksi antara 2 ml NaOH dan 4 ml CuSO4 bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dulu dan CuSO4 masih bersisa 0,3 mmol. Karena NaOH habis terlebih dahulu maka NaOH adalah pereaksi pembatas dan CuSO4 adalah pereaksi sisa. Pada 2 ml NaOH dan 4 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0,00975 gram dengan tinggi endapan 6 mm. Reaksi antara 3 ml NaOH dan 3 ml CuSO4 bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dulu dan CuSO4 masih bersisa 0,15 mmol. Pada 3 ml NaOH dan 3 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0, gram dengan tinggi 12 mm. Reaksi antara 4 ml NaOH dan 2 ml CuSO4 merupakan reaksi stoikiometri karena tidak ada zat yang bersisa. Pada 4 ml NaOH dan 2 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0,0195 gram dengan tinggi 31 mm. Reaksi antara 5 ml NaOH dan 1 ml CuSO4 bukan reaksi stoikiometri karena CuSO4 habis bereaksi terlebih dulu dan NaOH masih bersisa 0,3 mmol. Pada 5 ml NaOH dan 1 ml CuSO4 dihasilkan endapan Cu(OH)2 sebanyak 0,00975 gram dengan tinggi 16 mm. Dari kelima reaksi antara NaOH dan CuSO4 dengan volume berparisasi dapat di simpulkan bahwa semakin semakin tinggi endapan, maka semakin banyak pula massa endapan yang terbentuk. Endapan yang terbentuk dipengaruhi oleh ion (OH - ). Semakin banyak hidroksida maka semakin banyak pula massa endapan yang mengendap.

16 Temperatur C Reaksi Asam Basa y = 0.2x R² = Volume NaOH Dari grafik hubungan tinggi perubahan temperatur dengan volume larutan NaOH diperoleh Titik optimum pada percobaan reaksi pengendapan berada pada percobaan ke tiga yaitu terjadi pada volume 3 ml NaOH 1,0 M dan 3 ml CuSO4 1,0 M. dengan perubahan suhu sebesar 3 C. Untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum harus ditentukan terlebih dahulu molnya sebagai berikut: NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) 3 ml 1,0 M 3 ml 1,0 M 3 mmol 3 mmol Dari perhitungan diperoleh bahwa mol NaOH sebesar 3 mmol dan mol HCl sebesar 3 mmol. Maka dapat diketahui bahwa perbandingan percobaan dengan teori sebagai berikut: n NaOH : n HCl = koef NaOH : koef HCl 1 : 1 = 1 : 1 Jadi, percobaan tersebut sesuai dengan teori karena perbandingan mol = perbandingan koefisien. Reaksi antara 1 ml NaOH dan 5 ml HCl bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dulu dan HCl masih bersisa 4 mmol. Reaksi antara 2 ml NaOH dan 4 ml HCl bukan reaksi stoikiometri karena NaOH habis bereaksi terlebih dulu dan HCl masih bersisa 2 mmol.

17 Reaksi antara 3 ml NaOH dan 3 ml HCl adalah reaksi stoikiometri karena semua pereaksi habis bereaksi. Reaksi antara 4 ml NaOH dan 2 ml HCl bukan reaksi stoikiometri karena HCl habis bereaksi terlebih dulu dan NaOH masih bersisa 2 mmol. Reaksi antara 5 ml NaOH dan 1 ml HCl bukan reaksi stoikiometri karena HCl habis bereaksi terlebih dulu dan NaOH masih bersisa 4 mmol. Reaksi yang terjadi antara NaOH dan HCl adalah reaksi penetralan. NaOH adalah basa kuat dan HCl adalah asam kuat yang jika di reaksikan akan menghasilkan garam NaCl dan air H2O. Dalam reaksi ini tidak terdapat endapan karena NaCl adalah garam dengan ph=7. Karena NaOH adalah basa kuat dan HCl adalah asam kuat dalam larutan senyawa ini akan terionisasi secara sempurna.

18 BAB IX KESIMPULAN 1. Koefisien reaksi dapat ditentukan dari titik optimum reaksi. Titik optimum pada reaksi pengendapan terjadi pada volume 4 ml NaOH dan 2 ml CuSO4 dengan tinggi endapan 31 mm. Koefisien reaksi NaOH dan CuSO4 perbandingannya 2:1. Titik optimum pada reaksi asam basa diperoleh pada volume 3 ml NaOH dan 3 ml HCl dengan perubahan suhu 3 C. koefisien reaksi NaOH dan HCl perbandingannya 1:1. 2. Menentukan hasil reaksi dengan menggunakan konsep mol dimulai dengan penyetaraan reaksi, mencari mol dengan cara volume molar. Dan ditetnukan mana pereaksi pembatas dan pereaksi sisa dari reaksi tersebut.

19 DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga Keenan Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga Petrucci., Ralp Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga Kurniasih, Nunung Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Laboratorium Terpadu Sains dan Teknologi: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA Asam merupakan zat yang yang mengion dalam air menghasilkan ion H + dan basa merupakan zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH -. ASAM Asam

Lebih terperinci

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014

Lebih terperinci

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

Rumus Kimia. Mol unsur =

Rumus Kimia. Mol unsur = Rumus Kimia Menentukan Rumus Kimia Zat Rumus kimia zat dapat dibedakan menjadi rumus empiris dan rumus molekul. Rumus empiris dapat ditentukan dengan menghitung mol komponen penyusun zat dengan menggunakan

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

MENYARING DAN MENDEKANTASI

MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING DAN MENDEKANTASI MENYARING - Menyaring adalah suatu proses dimana partikelpartikel dipisahkan dari cairan dengan melewatkan cairan melalui bahan permeabel (kertas saring,dll). - Endapan : suatu

Lebih terperinci

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia.

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia. I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengetahui konsep reaksi kimia. 2. Mengamati peristiwa kimia dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia. II. LANDASAN TEORI Reaksi kimia merupakan peristiwa yang sering terjadi

Lebih terperinci

wanibesak.wordpress.com 1

wanibesak.wordpress.com 1 Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga atau larutan buffer Persamaan ionisasi air H 2O H + + OH Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan

Lebih terperinci

Teori Asam-Basa Arrhenius

Teori Asam-Basa Arrhenius Standar Kompetensi emahami terapannya. sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan Kompetensi Dasar enjelaskan teori asam basa menurut Arrhenius mengklasifikasi berbagai larutan asam, netral, dan

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!

OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! OAL TES SEMESTER II. I. PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT! S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan...

Lebih terperinci

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA 1) Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ). Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI BAB V KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI Dalam ilmu fisika, dikenal satuan mol untuk besaran jumlah zat. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai konsep mol yang mendasari perhitungan kimia (stoikiometri). A. KONSEP

Lebih terperinci

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA

NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA NETRALISASI ASAM BASA SEDERHANA Dosen Pembimbing : Zora Olivia, S. Farm., M.Farm, Apt GOLONGAN/KELOMPOK : A / 3 Anindiya Tazkiyah Aji Gesang Jati Abrar Rivanio Putra Siti Sofiya Miranda Faradilla Rozziqa

Lebih terperinci

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol A. PENDAHULUAN Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain: 1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Modul 1 Analisis Kualitatif 1 Indikator Alami I. Tujuan Percobaan 1. Mengidentifikasikan perubahan warna yang ditunjukkan indikator alam. 2. Mengetahui bagian tumbuhan yang dapat dijadikan indikator alam.

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN KALORIMETER

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN KALORIMETER LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI DENGAN KALORIMETER Oleh: Aprilia Rizqi Nurcahyani XI IPA IV (02) SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SEWON JALAN PARANGTRITIS KM 5 YOGYAKARTA 2012/2013 A.

Lebih terperinci

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air. III. REAKSI KIMIA Tujuan 1. Mengamati bukti terjadinya suatu reaksi kimia. 2. Menuliskan persamaan reaksi kimia. 3. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama. 4. Membuat logam tembaga dari

Lebih terperinci

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran.

Larutan penyangga adalah larutan yang dapat mempertahankan harga ph terhadap pengaruh penambahan sedikit asam atau basa, atau terhadap pengenceran. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami sifatsifat larutan asambasa, metode pengukuran, dan terapannya. Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

Tugas Kimia STOIKIOMETRI

Tugas Kimia STOIKIOMETRI Tugas Kimia STOIKIOMETRI NAMA ANGGOTA : 1. Nyoman Dharma Triyasa (10) 2. Komang Jnana Shindu Putra (17) 3. I.G.A Dharsasasmitha Yani (19) 4. Ni Putu Riska Valentini (25) 5. Putu Ayu Rosita Octaviani (26)

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I NAMA KELOMPOK : MELVIA PERMATASARI (08121006013) MELANY AMDIRA (08121006027) ANIS ALAFIFAH (08121006029) PUTRI WULANDARI (08121006071) MUTIARA BELLA (08121006073) JURUSAN

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA. Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA. Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1: JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II TERMOKIMIA Rabu, 2-April-2014 DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1: 1. CAHYA GOKTAVIAN (1113016200041) 2. FLAVIA FERNANDA ANCI (1113016200054) 3. RINA AFRIANIS (1113016200056) 4. VIVIN

Lebih terperinci

MODUL STOIKIOMETRI 1

MODUL STOIKIOMETRI 1 MODUL STOIKIOMETRI 1 1. Pengertian Mol Mol merupakan suatu satuan jumlah, yang berasal dari kata moles yang artinya sejumlah massa / sejumlah kecil massa, hampir sama dengan lusin. 1 mol = 6,02 X 10 23

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS ) LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS ) 1. Sebanyak 2 gram suatu logam alkali tanah dilarutkan dalam asam klorida menghasilan 1,25 liter gas hidrogen ( T,P ).Pada ( T,P ) yang sama 5,6 gram N 2 mempunyai volume

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI-REAKSI KIMIA DI LABORATORIUM ARTIKEL Oleh : Nama : Tania Liztari NRP : 123020392 Kelompok : Non Reguler Meja : 11 Tanggal percobaan : 04 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP. 031-8415492 FAX 031-8430673 KODE POS 60299 ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (DUA) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Hari/Tanggal :

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI Konsep mol

STOIKIOMETRI Konsep mol STOIKIOMETRI Konsep mol Dalam hukum-hukum dasar materi ditegaskan bahwa senyawa terbentuk dari unsur bukan dengan perbandingan sembarang tetapi dalam jumlah yang spesifik, demikian juga reaksi kimia antara

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 4 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia.

Stoikiometri. Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia. Stoikiometri Berasal dari kata Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). Cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran kimia. Bilangan Avogadro Stoikometri: pengukuran kuantitatif sehingga perlu

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut.

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut. STOIKIOMETRI Istilah STOIKIOMETRI berasal dari kata-kata Yunani yaitu Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). STOIKIOMETRI akhirnya mengacu kepada cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU Nama NIM Prodi Anggota kelompok Disusun oleh: : Edi Siswanto : H13112071 : Kimia : 1. Alpius Suriadi 2. Gloria Sindora 3. Indri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16. LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober 2012 14.00 s/d 16.00 wib TUJUAN : 1. Agar mahasiswa dapat memahami prinsip-prinsip

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak

REAKSI KIMIA. 17 Oktober Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA. Abstrak REAKSI KIMIA 17 Oktober 2014 Muhammad Rusdil Fikri UIN JAKARTA 11140162000033 Abstrak Percobaan ini dilakukan untuk mengamati dan mengetahui perubahan kimia maupun perubahan sifat fisis pada reaksi kimia.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020 PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020 PROGRAM STUDI D3 ANALISIS KESEHATAN STIKES BINA MANDIRI GORONTALO 2014 LAPORAN AKHIR PERCOBAAN II A. JUDUL : Titrasi Asam Basa B. TUJUAN Dengan

Lebih terperinci

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi!

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi! contoh soal termokimia dan pembahasannya 1. Apa yang dimaksud dengan energi kinetik dan energi potensial? Jawab : Energi kinetik adalah energi yang terkandung di dalam materi yang bergerak, sedangkan energi

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB V PERHITUNGAN KIMIA BAB V PERHITUNGAN KIMIA KOMPETENSI DASAR 2.3 : Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro serta konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri ) Indikator : 1. Siswa dapat menghitung

Lebih terperinci

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi Larutan Ditulis oleh Redaksi chem-is-try.org pada 02-05-2009 Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Menyatakan konsentrasi larutan

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 1. Asas Lavoiser atau kekekalan massa jumlah sebelum dan setelah reaksi kimia adalah tetap 2. Hukum Gas Ideal P V = nrt Dengan P adalah tekanan (atm),

Lebih terperinci

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum

BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan B. Tujuan praktikum BAB I PENDAHULUAN A. Judul percobaan Pengenceran Suatu Larutan B. Tujuan praktikum Melatih menggunakan labu ukur di dalam membuat pengenceran atau suatu larutan. 1 BAB II METODE A. Alat dan Bahan Alat:

Lebih terperinci

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa

Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa Soal dan Jawaban Titrasi Asam Basa Rabu, 16 Januari 20130 komentar Inilah beberapa contoh soal dan jawaban tentang titrasi asam basa. Bacalah benarbenar setiap latihan soal asam basa berikut. Kalau perlu,

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 Standar Kompetensi Lulusan : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. Indikator : Siswa dapat meramalkan harga ph suatu

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi

Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Laporan Praktikum Kimia Laju Reaksi Oleh: 1. Kurniawan Eka Yuda (5) 2. Tri Puji Lestari (23) 3. Rina Puspitasari (17) 4. Elva Alvivah Almas (11) 5. Rusti Nur Anggraeni (35) 6. Eki Aisyah (29) Kelas XI

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB IV STOIKIOMETRI A. HUKUM GAY LUSSAC Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas yang bereaksi dan volum gas hasil reaksi berbanding

Lebih terperinci

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X

STOKIOMETRI. Kimia Kelas X STOKIOMETRI Kimia Kelas X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 SURABAYA 2015 STOKIOMETRI STOKIOMETRI Pada materi stokiometri, kita akan mempelajari beberapa hal seperti persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut:

1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: SOAL-SOAL BAB 5 LARUTAN ASAM BASA/ Kimia Erlangga 2B 1. Dari pengujian larutan dengan kertas lakmus diperoleh data berikut: No Larutan yang diuji Warna lakmus Merah Biru 1 X Merah Biru 2 Y Merah Merah

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan disalah satu SMA di kabupaten Kuningan. Subjek penelitian ini adalah delapan orang siswa SMA kelas XI IPA yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI

BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI BAB 2. PERSAMAAN KIMIA DAN HASIL REAKSI 1. RUMUS KIMIA 2. MENULISKAN PERSAMAAN KIMIA YANG BALANS 3. HUBUNGAN MASSA DALAM REAKSI KIMIA 4. REAKTAN PEMBATAS 5. HASIL PERSENTASE Reaktan (Pereaksi) Produk (Hasil

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

Materi Pokok Bahasan :

Materi Pokok Bahasan : STOIKIOMETRI Kompetensi : Memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan serta menerapkan dalam perhitungan kimia. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa menggunakan

Lebih terperinci

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan Termokimia XI IPA CO 2, mineral, panas, cahaya Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan Manusia Fotosintesis Sayuran dan Buah Entalpi energi / kalor yang terdapat dalam suatu materi.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL Nama : Ardian Lubis NIM : 121810301028 Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono Semester Gasal 2012/2013 STOIKIOMETRI 2 STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

OAL TES SEMESTER II. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! KIMIA XI SMA 217 S OAL TES SEMESTER II I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Basa menurut Arhenius adalah senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan a. proton d. ion H b. elektron e.

Lebih terperinci

DERAJAT KEASAMAN (ph)

DERAJAT KEASAMAN (ph) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR DERAJAT KEASAMAN (ph) DISUSUN OLEH FAISAL ARSYAD (13513128) NURUL FIKRI (13513136) JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT 1. Pernyataan yang benar tentang elektrolit adalah. A. Elektrolit adalah zat yang

Lebih terperinci

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA :

LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA : LKS XI MIA KELOMPOK :... ANGGOTA : [PRAKTIKUM MENENTUKAN NILAI DELTA H REAKSI MENGGUNAKAN KALORIMTER SEDERHANA] Lembar Kerja Siswa SMA N 1 KOTA JAMBI Menentukan nilai H reaksi Menggunakan Kalorimeter Sederhana

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2008

PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2008 UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2008 HTTP://GUDANGSOALPRO.BLOGSPOT.COM 1 Wacana berikut diberikan untuk mengerjakan soal nomor 1 sampai dengan 3. 27 Dua buah unsure memiliki notasi 13 X dan 35,5 17Y 1. Diagram

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP :

LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA. Oleh: : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP : LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR REAKSI KIMIA Oleh: Nama : Nugraheni Wahyu Permatasari NRP : 133020112 Kelompok : E Meja : 4 (Empat) Tanggal Percobaan : 18 Oktober 2013 Asisten : Aldia Januaresti

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0.05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Kimia Teknik Kode Mata Kuliah : MKT 1105 SKS : 2(2-0) Waktu Pertemuan : 100 Menit SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) A. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran umum mata kuliah Setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TUGAS KIMIA DASAR LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI REAKSI KIMIA OLEH : KELOMPOK 7 1.Ida Ayu Putu Sri Puspitawati 2.Putu Devi Yani 1213031023 1213031017 3.Lalu Tio Noval Wiratama 1213031006 UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI

HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI Bagaimana cara untuk mengukur jumlah suatu senyawa yang terkandung dalam suatu material? Ini merupakan pertanyaan dasar yang telah dijawab oleh para kimiawan terdahulu.

Lebih terperinci

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M!

Emas yang terbentuk sebanyak 20 gram, jika ArAu = 198, maka tentukan Ar M! 1. Suatu senyawa mengandung kadar unsur (% berat) sebagai berikut : S = 35,97%; O = 62,9%; dan H = 1,13%. Rumus molekul senyawa tersebut adalah. 2. Gas hidrogen dapat dibuat dari reaksi antara logam magnesium

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014 Oleh KIKI NELLASARI (1113016200043) BINA PUTRI PARISTU (1113016200045) RIZQULLAH ALHAQ F (1113016200047) LOLA MUSTAFALOKA (1113016200049) ISNY

Lebih terperinci

MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN

MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memahami konsep hubungan kelarutan dengan Ksp 2) Mahasiswa mampu memprediksi terjadinya reaksi pengendapan 3) Mahasiswa

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2016 Soal diketik ulang oleh urip rukim (www.urip.info)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pembelajaran Belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri. Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan

Lebih terperinci