I. PENDAHULUAN. A. LatarBelakangPermasalahan. dental. Implan dental merupakan salah satu cara mengganti gigi yang hilang dengan

Transkripsi

1 1 I. PENDAHULUAN A. LatarBelakangPermasalahan Implan selain untuk tulang, juga digunakan untuk gigi dan disebut implan dental. Implan dental merupakan salah satu cara mengganti gigi yang hilang dengan menggunakan logam yang ditanamkan secara pembedahan ke dalam tulang rahang. Proses penanamanimplan dental dilakukan melalui mekanisme pembedahan minor, yaitu dengan cara membuka gingiva dan kemudian membuat lubang di bagian tulang dengan ukuran antara 3-4 milimeter. Implan dental ditanam di bagian gigi yang sudah dicabut. Jadi gigi yang sudah dicabut dan ditempat kosong itulah dapat dilakukan penanaman implan dental. Melalui operasi, implan dental diletakkan di dalam tulang rahang yang berfungsi sebagai jangkar bagi gigi pengganti. Setelah terbentuk ikatan antara implan dental dan tulang rahang, implan dental dapat menjadi penyangga yang kokoh untukcrowns (makhota buatan), bridge (protesa gigi jembatan), ataupun gigi tiruan (Jacob dkk., 2007). Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan implan dental di rongga mulut berubah jauh selama 35 tahun terakhir. Kriteria yang diusulkan olehnational Institutes of Healthpada waktu mengadakan pertemuan yang membahas mengenai evaluasi keberhasilan perawatan implan dental di rongga mulut pada tahun 1979, sekarangstandar ini dianggaptidak memadai. Kriteria waktu itu, mobilitas implan dental sampai dengan 1,0 mmdapat diterima (Rose dkk., 2004). Albrektsson dkk. (1986, sit.rose dkk., 2004) mengusulkan kriteriauntuk mengevaluasi keberhasilan sistem fungsionalimplan dental yaitu badanimplan

2 2 dentaltidak bergerak ketika diuji klinis, gambar hasil sinar X menunjukkan tidak adanya tanda-tanda radiolusen periimplan, kehilangan tulang kurang dari 0,2 mm pertahunnya setelah tahun pertama dari pemasangan, penampilan badan implan dentalditandai oleh tidak adanya tanda-tanda gejala rasa sakit persisten maupun ireversibel, tidak ada infeksi, neuropati, parestesi, ataupun mengenai saluran mandibula, tingkat keberhasilan 85% pada akhir periode 5 tahun pengamatan dan 80% pada akhir pengamatan 10 tahun sebagai kriteria minimum untuk sukses. Implan dental terbuat dari surgical grade titanium, implan dental memiliki desain tonggak berbentuk silinder atau silinder yang terbuka seperti keranjang dan dapat berulir atau tidak berulir. Implan dental dimasukkan ke dalam tulang alveolar sehingga implan dental tersebut tidak dapat digerakkan setelah pemasangan. Selama penyembuhan, tulang yang berikatan dengan implan dentaldisebut oseointegrasi, membutuhkan proses yang memakan waktu 3-6 bulan. Anchorage oseointegrasi seperti sambungan ankilosis gigi ketulang alveolar, yang dapat membentuk gigi reimplantasi, berbeda dengan jaringan ikat ligamen periodontal yang melekat secara normal pada gigi anchorage asli (Tannerdkk., 1997). Studi klinis menunjukkan bahwa kehilangan tulang peri-implan dikaitkan dengan infeksi ataukelebihan beban pengunyahan pada implan dental. Sejumlah penelitian secara in vitro, termasuk analisis elemen terbatas, telah dilaporkan bahwa tekanan yang terkonsentrasi terjadi di tulang peri-implan marginal setelah aplikasi beban lateral atau oblique (Gotfredsen dkk., 2001)

3 3 Implan yang dipakai di RSGM Prof. Soedomo adalah implan mini (MDI) dan implan standar (Q-Implants). Implan dental dengan diameter 2,7 mm dikenal dengan implan mini (Mini Dental Implants/MDI). Jumlah ulir dari MDI sebanyak 20 buah. Mini Dental Implantsdengan diameter standar, awalnya dikembangkan untuk penempatanimplan dental yang bertujuan untuk menstabilkan dan mempertahankan prostesis sementara selama fase perawatan.penemuan-penemuan ini telah membuat beberapa klinisi menganjurkan penggunaan MDI untuk mendukung dan atau mempertahankan prostesis sementara.mini Dental Implantsmemiliki luas permukaan yang tersedia kurang untuk oseointegrasi dibandingkan dengan implan dental dengan diameter yang lebih besar (implan dentalstandar), dan ini merupakan suatu kekurangandalam beberapa situasi klinis (Siddiqui dkk., 2006). Rangkaian produk-produk implan dental standar (Q-Implants)sesuai dengan semua indikasi, seperti perawatan satu gigi dan bridge, penambahan pilar dalam mengurangi rangkaian gigi padarahang yang edentulous. Implan dentaldapat segera langsung ditanam setelah pencabutan gigi dan berfungsi sempurna untuk struktur supra.implan dental ini mempunyai stabilitas yang baik karena mempunyai desain sekrup-ulir sangat spesifik. Diameter Q-Implants3,5; 3,9; 4,5; atau 5,6 mm. Ulir dari Q-Implantsberjumlah 6 buah (Anonim, 2007).Perbedaan lain antara Q-Implants dan MDI adalah pada bentukabutmen Q-Implantssilinder, sedangkan bentuk abutmen pada MDI kearah servikal mengecil.

4 4 A B Gambar 1. (A) Bentuk abutmen implan mini(mdi), dan (B) implan standar(q-implants) Newman dkk. (2006) mengatakan bahwa evaluasi klinis yang digunakan untuk menentukan kedalaman sulkus gingiva gigi asli dengan alat bantu yaitu probe periodontal. Kedalaman histologis sulkus tidak harus sama persis dengan kedalaman penetrasi probe. Kedalaman probing dari sulkus gingiva klinis normal pada manusia adalah 2-3 mm. Kedalaman probing sekitar implan dental yang dianggap sehat (dan tanpa pendarahan) telah didokumentasikan sekitar 3 mm di semua permukaan. Tidak adanya pendarahan pada probing di sekitar implan dental telah ditetapkan sebagai indikator kesehatan dan prediksi stabilitas periodontal (Newman dkk., 2006). Daerah kritis pada implan dental sama seperti gigi asli yaitu pada sulkus gingiva. Karena pada sulkus gingiva sering didapati stagnasi faktor lokal penyebab penyakit periodontal yaitu bakteri plak.untuk mengevaluasi keberadaan implan dental perlu diperiksableeding on probing, gingival index, pocket depth, dan bone level di sekitar implan dental yang berdekatan dengan mahkota gigi secara radiografis.

5 5 B. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan: Apakah terdapatperbedaan pemakaian implan mini dengan implan standar terhadapbleeding on probing, gingival index, pocket depth dan bone level? C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasiperbedaan pemakaian implan mini dengan implan standar terhadapbleeding on probing, gingival index, pocket depth, dan bone level. D. Manfaat Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah tentangperbedaan pemakaian implan mini dengan implan standar terhadapbleeding on probing, gingival index, pocket depth, dan bone level. Diharapkan dapat membantu para dokter gigi untuk memilih implan yang tepat. E. Keaslian Penelitian Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan implan mini untuk penggantian dan pemasangan langsung restorasi 2 single-tooth (Siddiqui dkk., 2006). Penelitian sekarang ini meneliti tentang perbedaanpemakaian implan mini dengan implan standar terhadapbleeding on probing, gingival index, pocket depth, dan bone levelsepengetahuan penulis belum pernah dilakukan.