BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian dan pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Sub tema 1 Jenis-jenis Pekerjaan Sub-sub tema Tukang Ronde telah dilaksanakan menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan, mengembangkan langkah-langkah Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan, mengetahui seberapa tinggi tingkat validitas produk model pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan, dan mengetahui seberapa tinggi model pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan dapat meningkatkan kompetensi hasil belajar pesera didik. pada sub bab hasil penelitian ini akan disajikan proses pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan. Proses pertama kalinya adalah peneliti melakukan survey lapangan terlebih dahulu dengan mewawancarai guru kelas. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan ternyata guru di tiga Sekolah Dasar di Salatiga belum memahami konsep pembelajaran tematik secara utuh dan kurang memahami peran guru dalam merancang pembelajaran di kelas. Guru kelas hanya menjalankan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rancangan pembelajaran di Buku Guru tanpa memahami konsep pembelajaran tematik yang utuh dan tepat. Sehingga perlu adanya langkahlangkah model pembelajaran tematik yang tepat untuk dijadikan bekal guru dalam melaksanakan pembeljaran di kelas. Selain itu guru perlu tahu peran yang dimiliki apa saja sehingga guru dapat dengan kreatif merancang proses pembelajaran. Proses yang kedua peneliti melakukan perencanaan konsep Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan yang 81

2 82 kemudian jika model sudah jadi maka peneliti melakukan validasi model oleh ahli desain pembelajaran yaitu berupa model, silabus dan RPP. Selain ahli desain juga peneliti melakukan validasi materi yang ada dalam Buku Guru dan Buku Siswa. Selanjutnya setelah dilakukan validasi oleh ahli, peneliti melakukan revisi model sebelum melakukan uji coba terbatas pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 02 Salatiga dan SDN Salatiga 05. Setelah uji coba terbatas selesai dilakukan revisi produk yang menandakan tahap sudah selesai dan model dikatakan final. Berikut merupakan uraian dari hasil penelitian Hasil Studi Pendahuluan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan Dari survey pada studi pendahuluan diketahui bahwa terjadi kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi di lapangan pada implementasi pembelajaran pada Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Dari empat Sekolah Dasar,75% responden mengatakan bahwa Buku Guru dan Buku Siswa belum sesuai dengan lingkungan peserta didik. Walaupun ketidaksesuaian itu telah diakui oleh 75% responden namun guru tetap berpanduan pada Buku Guru dan Buku siswa dari Pemerintah.Hal itu disebabkan karena guru tidak sempat mengembangkan Buku Guru dan Buku Siswa yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan pembelajaran yang dihadapinya. Semestinya guru melakukan usaha mandiri untuk menciptakan pembelajaran yang relevan terhadap lingkungan dan situasi kelas yang dihadapi, karena yang dapat mengerti karakteristik siswa dan lingkungan pembelajaran adalah guru sebagai pengelola pembelajaran tersebut, bukan Pemerintah yang hanya menerka-nerka situasi pembelajaran yang akan terjadi. Berdasarkan hasil survey 75% mengatakan tema, sub tema serta pembelajaran tidak sesuai, hal ini terlihat dari tema dan sub tema yang dipilih tidak mengerucut melainkan melebar kemana-mana. Seharusnya pembelajaran membahas sub sub tema dari sub tema yang ada ternyata

3 83 semakin membuat pembelajaran menjadi umum bukan mengerucut dan masih abstrak. Seharusnya dari tema dan sub tema yang umum dan abstrak dikembangkan menjadi pembelajaran 1 sampai 6 dengan pembelajaran yang konkret sehingga siswa lebih mudah memahami materi dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Dari empat Sekolah dasar 100% mengalami kurangnya sarana dan prasarana belajar yang memadai untuk mencapai Kompetensi Dasar secara optoimal. Kekurang ketersediaan sarana dan prasarana akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Sebenarnya lingkungan sekolah dapat dijadikan sarana dan prasarana untuk menunjang pembelajaran di kelas, namun guru kurang memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Padahal guru memiliki wewenang dalam pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada termasuk lingkungan di sekitar sekolah. Dengan pembelajaran berbasis lingkungan guru akan lebih mudah melakukan pembelajaran serta memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada, selain itu akan membuat pembelajaran lebih terkesan dan bermakna serta Kompetensi Dasar tercapai dengan optimal. Dari hasil survey pada studi pendahuluan diketahui juga kurang relevannya materi dengan kondisi siswa. Dari empat Sekolah Dasar di Salatiga yang disurvey 100% materi yang digunakan dalam proses belajar mengajar kurang relevan dengan lingkungan di Salatiga, hal ini terlihat dari materi yang disajikan pada Buku Guru dan Buku Siswa secara umum menyamaratakan materi setiap sekolah. Mengingat latar belakang warga Indonesia yang berbeda-beda, sehingga perlu mengembangkan pembelajaran dengan memodifikasi materi yang sesuai dengan lingkungan peserta didik supaya peserta didik dapat belajar sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Kesenjangan yang ditemui dari empat Sekolah dasar di salatiga yaitu pada kurang mendalamnya materi pada Buku Siswa. Dari empat Sekolah Dasar 75% mengatakan Buku Siswa hanya menerangkan materi secara singkat, seharusnya Buku Siswa berperan aktif penanaman

4 84 pengetahuan siswa, namun karena kurangnya pendalaman materi pada Buku Siswa membuat siswa kesulitan dalam pemahaman materi. Pada Kurikulum 2013 siswa dituntut aktif dalam memperoleh pengetahuannya sendiri dengan bantuan Buku Siswa seharusnya siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri, namun karena kurangnya pendalaman materi juga membuat siswa kesulitan mendapatkan pengetahuannya sendiri. Dengan pengembangan pembelajaran tematik siswa akan mudah memperoleh pengetahuannya sendiri mengingat pembelajaran tematik menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dengan penggunakan tema yang disesuaikan dengan lingkungan siswa sendiri. Sehingga pendalaman materi dengan mudah mereka dapatkan sendiri Hasil Pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan Model desain pembelajaran Tematik Integratif berbasis lingkungan adalah kerangka konseptual dari konkretisasi teori yang dibangun berdasarkan desain pembelajaran Kemendikbud (2014: 17), teori lingkungan sebagai tema atau setting pembelajaran, dan pembelajaran Tematik Integratif yang berisi prinsip-prinsip, konstruk, tujuan dan langkah-langkah. Enam langkah desain pembelajaran menurut Kemendikbud yang telah diuraikan adalah 1) memilih/menetapkan tema, 2) melakukan analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar dan membuat Indikator, 3) membuat hubungan pemetaan antara Kompetensi Dasar dan Indikator dengan tema, 4) membuat jaringan Kompetensi Dasar, 5) menyusun silabus, 6) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada langkah mengembangkan model desain pembelajaran Tematik Integratif menurut Kemendikbud kemudian dipadukan dengan lingkungan sebagai tema atau setting pembelajaran maka konstruk desain pembelajaran Tematik Integratif berbasis lingkungan adalah rancangan sistematis konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan

5 85 sebagai tema untuk memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Tujuannya yaitu memberikan pedoman kepada guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran Tematik Integratif berbasis lingkungan. Model desain pembelajaran Tematik Integratif berbasis lingkungan meletakkan lingkungan sebagai tema dalam pemersatu kegiatan pembelajaran dan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus ke dalam pembelajaran. Adapun muatan pelajaran yang dipadukan adalah muatan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, IPS,IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah disiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran. Dalam model desain pembelajaran Tematik Integratif berbasis lingkungan selain mengembangkan materi berdasarkan lingkungan sekitar peserta didik juga menamai sub-sub tema sebagai pengembangan pembelajaran 1 sampai 6. Hal ini dimaksud untuk memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya yaitu belum sesuai dengan lingkungan peserta didik, dan menjadikan pembelajaran lebih terfokus, spesifik dan lebih konkret. Sub-sub tema yang dikembangkan sama sekali tidak merubah tema maupun subtema yang telah ditetapkan pemerintah, namun peneliti menamai dan mengembangkan pembelajaran 1 sampai 6 yang belum spesifik dan masih abstrak menjadi lebih spesifik dan konkret. Berikut gambar Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan.

6 86 Lingkungan Memilih Tema Mengembangkan sub-sub tema Jaringan sub-sub tema Melakukan analisis SKL, KI, KD dan membuat indikator Tabel analisis SKL, KI, KD dan membuat indikator Membuat hubungan pemetaan antara KD dan indikator dengan tema Tabel keterhubungan KD dan indikator dengan sub-sub tema Membuat jaringan KD Jaringan KD dan indikator Menyusun silabus Silabus Menyusun RPP RPP Menyusun Buku Guru Buku Guru Menyusun Buku Siswa Buku Siswa pedoman bagi guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran Tematik Integratif berbasis lingkungan Kompetensi Hasil Belajar Gambar 4.1 Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan

7 Validasi Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan ValidasiModel Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan menggunakan 3 ahli model desain pembelajaran yaitu Prof. Dr. Slameto, M.Pd. (A1), Dr. Wasitohadi, M.Pd. (A2), dan Adi Winanto, S.Pd, M.Pd. (A3).Data validasi ahli yaitu data yang diperoleh berdasarkan penilaian ahli model desain pembelajaran melalui lembar penilaian. Berikut merupakan hasil penilaian ahli model desain pembelajaran pada model, silabus dan RPP. Tabel 4.1 Hasil Validasi Model oleh Ahli Model Desain Pembelajaran Desain Indikator SKOR A1 A2 A3 Model 1. Berisi kerangka yang menggambarkan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan 2. Berisi prinsip-prinsip Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan secara utuh (teori, tujuan, prosedur, dan lingkungan pesertadidik) 3. Menggunakan teori pendidikan dan teori belajar dari para Ahli 4. Berisi tujuan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan 5. Berisi langkah Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan Memperhatikanlingkungansekit arpesertadidik Total Jumlah 46 Rata-rata 15,3 Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli model desain pembelajaran pada modelsebesar 15,3. Dan pada kesimpulan akhir ahli model desain pembelajaran menyatakan

8 88 Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan memenuhi syarat dan layak diuji cobakan setelah perbaikan sesuai saran. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 3, skor penilaian desain pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus : AP = Skor Aktual Skor Ideal X 100% AP = 15,3 18 AP = 85% X 100% Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka model tergolong kategori Sangat Tinggi dengan interval 81% sampai 100%. Walaupun model sudah termasuk dalam kategori Sangat Tinggi namun model masih perlu disempurnakan sesuai saran ahli desain pembelajaran sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum dilakukan uji coba terbatas. Adapun yang perlu diperbaiki menurut Dr. Wasitohadi, M.Pd. yaitu model perlu menonjolkan berbasis lingkungannya, panduan penyusunan RPP tematik perlu diuraian dengan jelas, teori perumusan tujuan pembelajaran harus lebih jelas, dan yang terakhir koding perlu diperbaiki. Sedangkan menurut Adi Winanto, S.Pd, M.Pd.danProf. Dr. Slameto, M.Pd. tidak ada yang perlu diperbaiki. Tabel 4.2Hasil Validasi Desain oleh Ahli Model Desain Pembelajaran Desain Indikator Skor A1 A2 A3 Silabus 1. Memuat seluruh komponen Komponen-komponen saling berkaitan 3. Kesesuaian silabus dengan pemetaan keterhubungan Kompetensi Dasar, Indikator dengan sub-sub 2 3 3

9 89 tema 4. Kualitas perumusan indikator 5. Relevansi indikator terhadap Kompetensi Dasar 6. Kesesuaian Kompetensi dasar terhadap kegiatan pembelajaran 7. Kualitas pemilihan kegiatan pembelajaran RPP 1. Memuat seluruh komponen Komponen-komponen saling berkaitan 3. Kejelasan perumusan tujuan dengan indikator 4. Kelengkapan materi Kejelasan urutan langkahlangkah pembelajaran 6. keruntutan skenario pembelajaran 7. Ketepatan memilih strategi interaksi sehingga memperkaya pengalaman belajar 8. Ketepatan memilih alat,media dan sumber belajar 9. Kesesuaian dengan alokasi waktu pembelajaran 10. Kesesuaian instrumen asesmen dengan indikator Jumlah Total 114 Rata-rata 38 Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli model desain pembelajaran pada silabus dan RPP sebesar 38. Dan pada kesimpulan akhir ahli model desain pembelajaran menyatakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan memenuhi syarat dan layak diuji cobakan setelah perbaikan sesuai saran. Dengan menggunakan rentang skor

10 90 1 sampai 3, skor penilaian desain pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus : AP = Skor Aktual Skor Ideal X 100% AP = X 100% AP = 74% Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka model tergolong kategori Tinggi dengan interval 61% sampai 80%. Walaupun model sudah termasuk dalam kategori Tinggi namun model masih perlu disempurnakan sesuai saran ahli desain pembelajaran sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum dilakukan uji coba terbatas. Adapun yang perlu diperbaiki menurut Prof. Dr. Slameto, M.Pd. yaitu pada skenario proses belajar mengajar yang belum terdapat EEK, penilaian pada silabus belum lengkap, dan perlu memperhatikan memadukan komponen-komponen saat pengimplementasikan. Menurut Dr. Wasitohadi, M.Pd. pada silabus perlu mencantumkan daftar pustaka dari pemerintah dan koding perlu diperbaiki. Pada RPP perlu diedit agar lebih rapi penulisannya dan perlu menonjolkan indikator agar terlihat serta menonjolkan letak lingkungannya. Sedangkan menurut Adi Winanto, S.Pd, M.Pd. perlu menambahkan gambar pada RPP agar lebih menarik Validasi Materi Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan Penilaian kelayakan materi menggunakan 2 ahli materi yaitu Dr. Henny Dewi Koeswanti, M.Pd. (A1) dan Romirio Torang Purba, S.Pd., M.Pd. (A2).Penilaian dari ahli materi yang meliputi aspek materi yaitu kesesuaian materi dengan Kurikulum Sekolah Dasar, kesesuaian indikator dengan materi, kesesuaian tujuan dengan

11 91 materi, kesesuaian materi terhadap lingkungan peserta didik, kesesuaian materi dengan pendekatan saintifik, kelengkapan materi, kejelasan bahasa yang digunakan, kejelasan informasi pada ilustrasi gambar, keruntutan penyajian materi, kesesuaian soal evaluai dengan materi kebermanfaatan buku guru dan siswa dalam mempermudah pemahaman konsep, kesesuaian buku guru dan siswa dalam membentuk karakter siswa, keefektifan kalimat dalam buku guru dan siswa yang disajikan, dan kebakuan istilah. Berikut merupakan hasil penilaian materi oleh ahli materi. Tabel 4.3 Hasil penilaian kelayakan materi oleh ahli materi Aspek M A T E R I Indikator 1. Kesesuaian materi dengan kurikulum Sekolah Dasar Skor A1 A Kesesuaian indikator dengan materi Kesesuaian tujuan dengan materi Kesesuaian materi terhadap lingkungan 2 2 peserta didik 5. Kesesuaian materi dengan pendekatan 2 1 saintifik 6. Kelengkapan materi Antara satu materi dengan materi yang 3 2 lain saling berkaitan 8. Kesesuaian materi dengan alokasi 2 2 waktu yang tersedia 9. Kejelasan bahasa yang digunakan Kejelasan informasi pada ilustrasi 1 1 gambar 11. Keruntutan penyajian materi Menarik minat peserta didik untuk 3 2 mempelajari materi 13. Kesesuaian soal dengan materi Kebermanfaatan buku guru dan siswa 2 2 dalam mempermudah pemahaman konsep 15. Kesesuaian buku guru dan siswa dalam 2 1 membentuk karakter siswa 16. Keefektifan kalimat dalam buku guru dan siswa yang disajikan 2 1

12 Kebakuan istilah 2 1 Jumlah Total 64 Rata-rata 32 Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian ahli materi sebesar 32. Dan pada kesimpulan akhir ahli desain pembelajaran menyatakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan memenuhi syarat dan layak diuji cobakan setelah perbaikan sesuai saran. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 3, skor penilaian desain pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus : AP = Skor Aktual Skor Ideal X 100% AP = X 100% AP = 63% Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka materi tergolong kategori Tinggi dengan interval 61% sampai 80%. Walaupun materi sudah termasuk dalam kategori Tinggi namun materi masih perlu disempurnakan sesuai saran ahli materi sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum dilakukan uji coba terbatas. Adapun yang perlu diperbaiki menurut Dr. Henny Dewi Koeswanti, M.Pd. adalah pada penambahan gambar pada ceritasedangkan menurut Romirio Torang Purba, S.Pd., M.Pd. perlu menggunakan resonansi tinggi pada gambar dan perlu layout yang menarik. Dengan hasil-hasil validasi oleh ahli model desain pembelajaran dan materi disimpulkan bahwa Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan layak digunakan dalam pembelajaran karena memperoleh nilai antara 81% sampai 100% pada model. Selain itu ditinjau dari aspek materi dan desain pembelajaran memperoleh rata-rata keseluruhan antar 61%

13 93 sampai 80% yaitu tergolong kategori Tinggi sehingga materi dan desain pembelajaran juga layak digunakan dalam pembelajaran. Kesimpulan ini diambil sesuai dengan nilai kelayakan yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu apabila ahli desain pembelajaran dan ahli materi memberikan nilai kurang dari 61% maka produk dianggap tidak layak digunakan dalam pembelajaran namun apabila lebih dari 61% maka produk layak diuji cobakan dalam pembelajaran Hasil Uji Coba Model Desain Pembelajaran tematik Integratif Berbasis Lingkungan Terbatas 1. Uji coba Terbatas dan Revisi Model Uji coba terbatas dilakukan di kelas 4 SDN Dukuh 02 Salatiga dan SDN Salatiga 05. Pada uji coba terbatas SDN Dukuh 02 digunakan sebagai kelas kontrol yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan pengamat dilakukan oleh guru kelas yaitu Maria Luna. Siswa yang dilibatkan sebagai subjek penelitian sejumlah 35 siswa. pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 26 Julis Alokasi waktu yaitu 6 x 35 menit. Sedangkan SDN Salatiga 05 digunakan sebagai kelas eksperimen. Guru dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat. Teman sejawat jugasekaligus sebagai pengamat yang dilakukan oleh Yullia Indrasari (pengamat 2), dan satu guru kelas yaitu Flora Purba sebagai pengamat 1. Siswa yang dilibatkan sebagai subjek penelitian sejumlah 37 siswa. pelaksanaan uji coba dilakukan pada tanggal 9 Agustus Alokasi waktu yaitu 6 x 35 menit. A. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran di kelas berpedoman pada RPP yang telah disusun. Terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal dilakukan apersepsi

14 94 dan motivasi serta diakhiri dengan pemberian pretes. Pada kegiatan inti dilakukan serangkaian kegiatan pembelajaran menggunakan Buku Siswa yang telah dikembangkan oleh peneliti. Kegiatan keseluruhan dikaitkan dengan lingkungan peserta didik dan sub-sub tema yang dipilih yaitu Tukang Ronde. Kegiatan inti diakhiri dengan bermain peran Tukang Ronde yang mengajak siswa untuk terjun membuat ronde. Pada kegiatan akhir dilakukan kesimpulan bersama siswa dan guru, pemberian reward, tanya jawab tujuan yang diperoleh setelah belajar Tukang Ronde dan diakhiri dengan pemberian postes. Postes dilakukan untuk melihat apakah pembelajaran dapat diterima dan dipahami siswa. postes juga digunakan untuk mengukur pembelajaran berbasis lingkungan berhasil atau tidak. B. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, teman sejawat dan guru kelas tentang pelaksanaan pembelajaran dan materi menggunakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan pada uji coba terbatas dituliskan dalam tabel 4.4 dan 4.5 berikut ini. Tabel 4.4 Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran pada uji coba terbatas No ASPEK YANG DIAMATI SDN Salatiga 05 O1 O2 1. Penyampaian materi pembelajaran 4 5 sesuai dengan materi yang ada di Buku Guru dan Siswa 2. Penyampaian materi pembelajaran 4 5 dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari atau lingkungan siswa 3. Pembelajaran dilaksanakan sesuai 3 5 dengan langkah yang terdapat pada RPP 4. Siswa antusias dalam proses belajar 4 5

15 95 mengajar 5. Memfasilitasi siswa untuk 4 5 melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terdapat pada buku siswa 6. Mendorong siswa untuk bekerja sama 4 5 dan berdiskusi sesuai dengan materi yang sedang didiskusikan 7. Siswa mampu bekerja sama dan 4 4 berdiskusi sesuai dengan materi yang sedang dipelajari 8. Memberikan umpan balik dalam proses 4 5 belajar mengajar 9. Siswa menanggapi umpan balik yang 4 4 diberikan guru 10. Meminta siswa untuk mengerjakan 4 5 evaluasi 11. Siswa mengerjakan soal evaluasi Siswa dan guru secara bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang dipelajari 4 5 Jumlah Total 105 Rata-rata 52,5 Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian sebesar 52,5. Dan pada kesimpulan akhir pembelajaran menyatakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan Baik. Hal ini didukung pendapat pengamat bahwa model sudah baik, kekurangan dalam pembelajaran hanya pada pengkondisian kelas namun secara keseluruhan sudah sangat baik. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 5, skor penilaian pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus : AP = Skor Aktual Skor Ideal X 100% AP = 52,5 60 X 100

16 96 AP = 87% Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka pembelajaran tergolong kategori Sangat Tinggi dengan interval 81% sampai 100%. Walaupun pembelajaran sudah termasuk dalam kategori Sangat Tinggi namun masih perlu disempurnakan sesuai saran pengamat sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum produk dikatakan final. Tabel 4.5 Hasil Penilaian materi dalam pembelajaran pada uji coba terbatas No. ASPEK YANG DIAMATI SDN Salatiga 05 O1 O2 1. Materi mudah dipahami Materi sesuai dengan lingkungan 4 5 peserta didik 3. Materi memudahkan belajar siswa Kemudahan bahasa untuk memahami 4 4 materi 5. Keruntutan materi 3 5 Jumlah Total 43 Rata-Rata 21,5 Setelah dilakukan analisis, diperoleh rata-rata skor penilaian sebesar 21,5. Dan pada kesimpulan akhir pembelajaran menyatakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan baik untuk diterapkan di Sekolah Dasar. Hal ini didukung pendapat pengamat bahwa materi sudah baik hanya perlu ditambah dengan pengenalan kota Salatiga di halaman depan sebelum masuk ke materi. Dengan menggunakan rentang skor 1 sampai 5, skor penilaian pembelajaran untuk aspek yang dinilai dengan menggunakan rumus :

17 97 AP = Skor Aktual Skor Ideal X 100% AP = 21,5 25 AP = 86% X 100% Berdasarkan skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus dan dikelompokkan ke dalam kategori maka materi tergolong kategori Sangat Tinggi dengan interval 81% sampai 100%. Walaupun materi sudah termasuk dalam kategori Sangat Tinggi namun masih perlu disempurnakan sesuai saran pengamat sehingga dilakukan revisi dan perbaikan sebelum produk dikatakan final. Pada proses pembelajaran dilakukan pengamatan apakah langkah-langkah yang terapkan sesuai dilakukan atau tidak. Berikut merupakan tabel hasil observasi pelaksanaan pembelajaran. Tabel 4.6 hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada uji coba terbatas No. ASPEK YANG DIAMATI SDN Salatiga 05 O1 O2 1. Penyampaian materi pembelajaran sesuai Ya Ya dengan materi yang ada di Buku Guru dan Siswa 2. Penyampaian materi pembelajaran Ya Ya dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari atau lingkungan siswa 3. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan Ya Ya langkah yang terdapat pada RPP 4. Siswa antusias dalam proses belajar Ya Ya mengajar 5. Memfasilitasi siswa untuk melaksanakan Ya Ya kegiatan-kegiatan yang terdapat pada buku siswa 6. Mendorong siswa untuk bekerja sama dan berdiskusi sesuai dengan materi yang sedang didiskusikan Ya Ya

18 98 7. Siswa mampu bekerja sama dan Ya Ya berdiskusi sesuai dengan materi yang sedang dipelajari 8. Memberikan umpan balik dalam proses Ya Ya belajar mengajar 9. Siswa menanggapi umpan balik yang Ya Ya diberikan guru 10. Meminta siswa untuk mengerjakan Ya Ya evaluasi 11. Siswa mengerjakan soal evaluasi Ya Ya 12. Siswa dan guru secara bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang dipelajari Ya Ya Berdasarkan tabel observasi pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat bahwa langkah pembelajaran dilakukan semua. Sehingga apabila terjadi nilai kemampuan siswa rendah disebabkan oleh faktor internal siswa. C. Hasil Pretes dan Postes Deskripsi persentase pretes dan postes dirangkum dalam tabel 4.7 di bawah ini.penentuan jumlah kelas menggunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2013: 35) yaitu K= 1+ 3,3 log n. K adalah jumlah kelas dan n adalah banyaknya data/siswa. Melalui rumus dapat diperoleh K= 1+ 3,3.log 37 = 1+ 5,1 = 6,1 atau dibulatkan menjadi 6. Interval kelas pada skor pretesdidapatkan dari hasil rentang (skor maksimal pretes dikurang skor minimal pretes) dibagi jumlah kelas yaitu =8,3 dibulatkan menjadi 8. Interval kelas pada skor postesdidapatkan dari hasil rentang (skor maksimal postes dikurang skor minimal postes) dibagi jumlah kelas yaitu =5. Berikut tabel 4.7 hasil pretes dan postes siswa kelas 4 SDN Salatiga 05.

19 99 Tabel 4.7 hasil pretes dan postes siswa kelas 4 SDN Salatiga 05 N Kelas Skor Pretes Kelas Skor Postes o. Interval Freku -ensi Persentase Interval Freku -ensi Persentase ,3% ,5% % ,8% ,4% ,5% ,2% ,1% ,8% ,3% ,3% ,8% Jumlah % % Pada tabel 4.13 dikatahui bahwa skor pretes dari 37 siswa SDN Salatiga 05 yang memperoleh skor antara 25 sampai 32 terdapat 9 siswa dengan persentase 24,3%, antara 33 sampai 40 terdapat 7 siswa dengan persentase 19%, antara 41 sampai 48 terdapat 2 siswa dengan persentase 5,4%, antara 49 sampai 56terdapat 6 siswa dengan persentase 16,2%, antara 57 sampai 64 terdapat 4 siswa dengan persentase 10,8% dan lebih dari sama dengan 65 terdapat 9 siswa dengan persentase 24,3%. Jika digambarkan dalam diagram dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini pretes pretes Gambar 4.2 Kelas interval skor pretes pada uji coba terbatas

20 100 Sedangkan diketahui skor postes dari 27 siswa diperoleh skor antara 65 sampai 69 terdapat 5 siswa dengan persentase 13,5%, antara 70 sampai 74 terdapat 11 siswa dengan persentase 19,8%, antara 75 sampai 79 terdapat 5 siswa dengan persentase 13,5%, antara 80 sampai 84 terdapat 3 siswa dengan persentase 8,1%, antara 85 sampai 89 terdapat 9 siswa dengan persentase 24,3%, dan lebih dari sama dengan 90 terdapat 4 siswa dengan persentase 10.8%.Jika digambarkan dalam diagram dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini postes postes Gambar 4.3 Kelas interval skor prostes pada uji coba terbatas D. Hasil Uji T Untuk mengetahui dampak perlakuan terhadap hasil belajar dilakukan uji T berdasarkan hasil postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Table 4.8 berikut menjelaskan hasil uji T. Tabel 4.8 Hasil Uji T Skor Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol uji coba terbatas.

21 101 Dari tabel 4.14 menunjukan bahwa nilai T tabel 4,118 dengan nilai α 0,000. Jika diuji dengan taraf kepercayaan 0,05 maka diperoleh hasil α lebih kecil dari 0,05. Artinya kompetensi hasil belajar menggunakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan lebih tinggi daripada Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif dari Pemerintah. E. Hipotesis Berdasarkan hasil dari uji T maka hipotesis penelitian ini H I diterima yang artinya kompetensi hasil belajar menggunakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan lebih tinggi dari Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif dari Pemerintah. Selain itu dari uji T dapat disimpulkan H I diterima karena μ 1 μ 2 yang artinya kompetensi hasil belajar menggunakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan lebih tinggi dari Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif dari Pemerintah. Pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05, sehingga H I diterima dan model dikatakan berhasil. F. Respon Siswa Pada akhir pembelajaran siswa diminta mengisi lembar respon siswa dan semua siswa mengisi Ya yang menandakan siswa antusias mengikuti pembelajaran dan memberikan respon positif terhadap Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan. Berikut tabel 4.9 respon siswa Tabel 4.9 Angket Respon siswa terhadap pembelajaran No Pertanyaan YA TIDAK 1. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran Menyenangkan Tidak menye-

22 102 yang dilakukan guru hari ini? 2. Apakah kamu tertarik mengikuti pembelajaran hari ini? 3. Dengan pembelajaran melibatkan lingkungan di sekitarmu, apakah kamu dapat lebih mampu memahami materi dengan mudah? 4. Bagaimana pendapatmu tentang buku siswa yang kamu gunakan dalam belajar hari ini? 5. Apakah kamu menyukai buku siswa untuk digunakan dalam belajar sehari-hari? Tertarik Ya Menyenangkan Ya nangkan Tidak Tertarik Tidak mampu Tidak Tidak 4.2 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan dengan mengembangkan langkah-langkah Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan, mengetahui seberapa tinggi tingkat validitas produk model pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan, dan mengetahui apakah kompetensi hasil belajar menggunakan model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan lebih tinggi daripada kompetensi hasil belajar menggunakan model desain pembelajaran tematik integratif. Dalam mengembangkan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan dilakukan langkah-langkah desain pembelajaran Tematik Integratif berbasis lingkungan yang pertama adalah memilih tema. Pada tahap memilih tema dilakukan pengembangan sub-sub tema yang dipadukan dengan lingkungan sekitar yaitu di Kota Salatiga sehingga sub-sub tema yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan peserta didik. Pada tahap mengembangkan sub-sub tema dihasilkan produk

23 103 berupa jaringan sub-sub tema. Pada penelitian peneliti memilih sub-sub tema Tukang Ronde untuk melakukan penelitian di kelas 4 Tema 4 Berbagai Pekerjaan Sub tema 1 jenis-jenis pekerjaan. Sub-sub tema Tukang Ronde dipilih dikarenakan di Kota Salatiga yang memiliki hawa sejuk dan dingin menjadikan banyak ditemukannya penjual wedang ronde, sehingga wedang ronde dijadikan minuman khas Salatiga. dengan mengambil jenis-jenis pekerjaan yang ada di Salatiga menjadikan siswa tidak asing dengan jenisjenis pekerjaan yang mereka pelajari. Pada Kurikulum 2013 menuntut pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan dan semua pembelajaran harus dikaitkan dengan lingkungan sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Selain dikarenakan harus sesuai lingkungan. Peneliti mengembangkan sub-sub tema dengan menamai pembelajaran 1 Tema 4 Berbagai Pekerjaan Sub tema 1 Jenis-jenis Pekerjaan menjadi terfokus Tukang Ronde. Sehingga semakin membuat pembelajaran mengerucut dan konkret. Langkah kedua melakukan analisis SKL, KI, KD dan membuat Indikator menghasilkan produk berupa tabel analisis SKL, KI, KD dan membuat Indikator. Langkah ketiga membuat hubungan pemetaan antara KD dan indikator menghasilkan tabel keterhubungan KD dan indikator. Langkah keempat membuat jaringan KD. Pada tahap ini selain mengembangkan jaringan KD juga mengembangkan jaringan indikator yang akhirnya menghasilkan produk jaringan KD dan Indikator. Langkah kelima yaitu menyusun silabus yang menghasilkan silabus, dan langkah terakhir menyusun RPP yang menghasilkan RPP. Pada langkah penyusunan RPP terdapat tahap untuk mengembangkan materi, sehingga perlu dilakukan pengembangan materi. Materi yang dikembangkan disusun dalam Buku Guru dan Buku Siswa sehingga perlu melakukan penyusunan Buku Guru dan Buku siswa. Dalam mengembangkan Buku Guru dan Siswa, peneliti memberikan pendalaman materi pada Buku Siswa sehingga siswa dapat belajar namun juga menemukan sendiri. Dalam Kurikulum 2013 siswa

24 104 dituntut aktif dalam memperoleh pengetahuannya sendiri dengan bantuan Buku Siswa seharusnya siswa dapat menemukan pengetahuannya sendiri, namun karena kurangnya pendalaman materi juga membuat siswa kesulitan mendapatkan pengetahuannya sendiri. Dengan pengembangan materi yang ada pada Buku Siswa akan membuat siswa mudah memperoleh pengetahuannya sendiri mengingat pembelajaran tematik menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dengan penggunakan tema yang disesuaikan dengan lingkungan siswa sendiri. Sehingga pendalaman materi dengan mudah mereka dapatkan sendiri. Selain itu dengan mengembangkan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan menjadikan guru leluasa mengembangkan pembelajarannya sendiri dan memiliki wewenang secara penuh dalam pengembangan pembelajaran tanpa memikirkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Tujuan pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan yang lain yaitu mengetahui seberapa tinggi validasi produk model oleh ahli. Diperoleh validasi model oleh ahli model desain sebesar 85% dengan kategori sangat tinggi, validasi desain pembelajaran oleh ahli model desain sebesar 74% dengan kategori tinggidan validasi materi oleh ahli materi sebesar 63% dengan kategori tinggi. Selain mengatahui seberapa tinggi validasi ahli juga untuk melihat apakah kompetensi hasil belajar menggunakan model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan lebih tinggi daripada kompetensi hasil belajar menggunakan model desain pembelajaran tematik integratif dari Pemerintah. Diperoleh hasil Uji T pada uji coba terbatas menunjukkan nilai T tabel 4,118 dengan nilai α 0,000. Jika diuji dengan taraf kepercayaan 0,05 maka diperoleh hasil α lebih kecil dari 0,05. Artinya kompetensi hasil belajar menggunakan model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan lebih tinggi daripada kompetensi hasil belajar menggunakan model desain pembelajaran tematik integratif dari Pemerintah, dan dapat disimpulkan bahwa

25 105 kompetensi hasil belajar siswa lebih tinggi sehingga H I diterima. Selain itu Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan layak digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Pada penelitian terdahulu juga banyak yang mengembangkan model pembelajaran tematik integratif.walaupun sudah banyak peneliti yang mengembangkan model desain pembelajaran tematik integratif atau mengembangkan model pembelajaran tematik integratif. Namun belum ada yang mengembangkan model desain pembelajaran tematik integratif yang disesuaikan dengan lingkungan dimana peserta didik tinggal. Kebanyakan penelitian terdahulu mengembangkan langkah-langkah model pembelajaran tematik saja tanpa memperhatikan lingkungan peserta didik. Sehingga hasil penelitian ini menjadi kebaruan dari penelitian terdahulu. BerdasarkanPenelitian Asep Herry Hermawan (2015) dengan judul Pengembangan Model Pembelajaran Tematik di Kelas Awal Sekolah Dasar. Hasil menunjukan guru memberikan respon positif. Hasil juga menyatakan bahwa model layak digunakan dalam pembelajaran. Pada penelitian Isniatun Munawaroh (2014) dengan judul Pengembangan Model Pembelajaran Tematik untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis siswa SD Kelas Rendah. Hasil validasi menunjukanmodel cukup valid dengan tingkat presentase 95%, dilihat dari kenaikan skor nilai pre-test terhadap skor nilai post-test. Hasil tersebut menyatakan bahwa model pembelajaran tematik telah valid dan layak digunakan dalam pembelajaran.penelitian Jamaluddin (2015) dengan judul Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Terpadu Kontekstual bagi Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Kelompok B. Hasil menunjukan tingkat keefektifan mencapai presentase 90% dan guru memberikan respon yang positif. Hasil tersebut menyatakan bahwa model pembelajaran tematik layak digunakan dalam pembelajaran.dan penelitian Fatchurrohman (2015) dengan judul Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Integratif Eksternal dan

26 106 Internal di Madrasah Ibtidaiyah. Hasil menunjukan guru nyaman dan cocok terhadap model yang dikembangkan dan hasil evaluasi yang baik. Sehingga hasil tersebut menyatakan bahwa model pembelajaran tematik layak digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan keempat penelitian terdahulu walaupun menunjukan model pembelajaran tematik diterima oleh guru dan layak digunakan namun dari keempat penelitian terdahulu belum ada yang menggunakan Uji T dalam melihat perbedaan kompetensi hasil belajar siswa.sehingga penelitian ini menyumbang pengetahuan dalam segi pengembangangan model desain pembelajaran juga memberikan pengetahuan dalam melihat perbedaan kompetensi hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan dengan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif dari Permendikbud. Berdasarkan keempat penelitian terdahulu juga mendukung penelitian ini terbukti bahwa dari keempat model pembelajaran tematik integratif yang dikembangkan semuanya menunjukan cocok dan layak digunakan dalam pembelajaran di kelas rendah maupun dikelas tinggi, sehingga dapat dikatakan model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan memang tepat diterapkan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar. Dari pencapaian tujuan yang diinginkan, dalam proses pengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan peneliti harus menyiapkan segala sesuatunya dengan matang agar mendapat hasil yang maksimal. Hasil dari revisi uji coba terbatas keseluruhan dinyatakan sangat baik dengan masukan dari pengamat bahwa perlu menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan belajar penguasaan kelas. Setelah diperbaiki diperoleh hasil model final. Pada dasarnya Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan ini baik karena memenuhi kriteria model desain pembelajaran yang baik, dan mendapat respon positif dari ahli, guru

27 107 maupun siswa. sehingga sudah dapat digunakan oleh guru sebagai pedoman untuk mengembangkan model desain pembelajaran tematik yang lain. Namun bila hendak diperbanyak sebaiknya dilakukan uji coba luas dan uji keefektifan model. Model desain pembelajaran yang baik harus selain berdampak pada hasil belajar peserta didik juga harus memenuhi 1) rasional teoritik yang logis yang disusun penciptanya, 2) tujuan yang hendak dicapai, 3) prosedur yang sistematis, dan 4) lingkungan belajar peserta didik. Pada model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan memiliki dasar rasional teoritik dan prosedur yang sistematis dengan mengambil langkah-langkah Kemendikbud dalam mengembangkan desain pembelajaran dan perpijak pada teori belajar piaget yang menegaskan bahwa peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar dari sisi perkembangan kognitif berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap tersebut peserta didik mudah mempelajari sesuatu melalui kegiatan dan pengalaman yang nyata dan konkret. Kegiatan yang dilakukan melalui benda-benda dan lingkungan sekitar peserta didik. Sehingga model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan sesuai dengan lingkungan peserta didik dan meletakan lingkungan sebagai setting atau tema pembelajaran yang menjadikan pembelajaran lebih konkret. Model desain pembelajaran integratif berbasis lingkungan juga memiliki tujuan yang jelas dan dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran Tematik Integratif berbasis lingkungan yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran. Pengembangan model desain pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang terkait dalam mengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan. Buku siswa dan Buku Guru produk model dapat digunakan siswa dan guru dalam belajar di sekolah maupun di rumah, silabus dan RPP yang

28 108 dapat digunakan guru sebagai salah satu pedoman dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan informasi guru dalam ketrampilan mengembangan Model Desain Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Lingkungan yang lain. Berdasarkan pemaparan model desain pembelajaran yang baik dapat disimpulkan bahwa model desain pembelajaran tematik integratif berbasis lingkungan memenuhi kriteria dan layak digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar..

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68,69 dan 70 Tahun 2013

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar

Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)-2017 143 Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Oktazella Ayu Puspitawati* & Mawardi Program

Lebih terperinci

3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan

3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau R&D. Penelitian dan pengembangan atau R&D adalah metode penelitian yang menghasilkan produk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS 4 SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS 4 SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) KELAS 4 SEKOLAH DASAR Oleh : Annisa Tiara Widya Saputri 1) Mawardi 2) PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS LINGKUNGAN PENGEMBANGAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS LINGKUNGAN SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana oleh Ayu Tia Wilis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ini meliputi: bagaimana cara mengembangkan multimedia interaktif, kevalidan multimedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

Kelompok Materi: MATERI POKOK

Kelompok Materi: MATERI POKOK Modul 2.1 a. Kelompok Materi: MATERI POKOK 1 Materi Pelatihan Belajar Tematik AlokasiWaktu : 2.1. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian 2.1. a. Analisis Dokumen : SKL,KI-KD, Silabus,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Media Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran Bangun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang

BAB III METODE PENELITIAN. berupa penelitian pengembangan Research and Development (R&D) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini mengembangkan buku ajar pendamping pada tema 5 (pahlawanku) kelas 4 sekolah dasar dengan menggunakan model penelitian berupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran. Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran untuk mengikat materi pelajaran yang terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Subjek, dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D), penelitian pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis Dicetak pada tanggal 2018-0-29 Id Doc: 589c95819dce119ed2 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN.1 Penyajian Hasil Uji Coba Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik adalah suatu model pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dari beberapa mata pelajaran, beberapa standar kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 55 BAB IV HASIL PENELIIAN Hasil dan Analisis Data Penelitian Hasil dan analisis data ini dibuat berdasarkan data yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan dikelas V11-D SMP NEGERI AMAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian 24 III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah dikembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu quasi eksperimen tentang penerapan model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu quasi eksperimen tentang penerapan model 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Eksperimen Penelitian ini merupakan suatu quasi eksperimen tentang penerapan model pembelajaran tematik yang dilakukan melalui desain eksperimen kelompok kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang mencakup seluruh temuan dan pembahasan hasil pada peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto, S (2006: 58) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Keterpaduan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD SEMESTER I

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD SEMESTER I PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN KELAS IV SD SEMESTER I Lilik Suhartatik Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Fenomena mengenai rendahnya tingkat kemampuan siswa terhadap

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu 50 BAB III DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (Berpikir Berpasangan Berbagi) terhadap hasil belajar siswa pada Kompeteni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 dapat dikatakan sebagai batu loncatan bagi pendidikan Indonesia untuk menuju ke arah yang lebih maju, baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk memenuhi tujuan penelitian, maka penelitian ini didesain dengan pendekatan penelitian pengembangan (Research & Development). Pendekatan ini mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini disebabkan tujuan penelitian adalah melihat hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang diperoleh selama melakukan penelitian di MTsN Krian berupa data

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang diperoleh selama melakukan penelitian di MTsN Krian berupa data 66 BAB IV HASIL PENELITIAN Data yang diperoleh selama melakukan penelitian di MTsN Krian berupa data Kuantitatif, yaitu data tentang nilai tes akhir pada sub materi pokok aritmatika sosial. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA () BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA Yanuar Sinatra Dosen Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Malang Email: ysinatra@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PPT 2.2 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Pengertian Pembelajaran tematik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar, yaitu mutu pendidikan yang rendah dan sistem pembelajaran di sekolah yang kurang memadai.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tujuan pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menyusun silabus mata pelajaran sesuai dengan ketentuan standar isi 2. Mahasiswa dapat menyusun RPP untuk pembelajaran teori Jasa Boga dan Patiseri 3. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Tahap awal dalam pengembangan media pembelajaran yaitu penelitian dan pengumpulan data. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, sumber data, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Metode Penelitian Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi penelitian dan pengembangan (R & D) Penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian membahas bagaimana cara mengembangkan media papan kartun bilangan dengan model sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Paparan Data 4.1.1 Perencanaan Pembelajaran Tematik Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik yang telah dihimpun dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis scientific pada materi bangun ruang sisi datar beraturan; (2) pengujian

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT RADESWANDRI Guru SMP Negeri 1 Kuantan Mudik radeswandri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Terbanggi Besar, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas, uji coba lebih luas dan uji validasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman paradigma pendidikaan juga mengalami perubahan. Begitu pula dengan kurikulum yang dicanangkan oleh pemerintah. Menurut bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Untuk mengimbangi kemajuan bangsa yang semakin pesat, pendidikan harus berkembang

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016, Halaman 141 146 ISSN: 2442 4668 PEMBELAJARAN TEMATIK PADA PENJUMLAHAN BILANGAN KELAS I SEKOLAH DASAR Ari Indriani Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Penyajian data pada hasil pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar pada materi bangun ruang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Webbed pada Tema Pencemaran Air untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif, Sikap Peduli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel 69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research, yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian ini memuat aspek kualitatif dan kuantitatif. Menurut Firman (2013), penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian yang terdiri atas bagaimana cara mengembangkan komik discovery learning dengan model

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian pengembangan) adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan 8 langkah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan, yakni penelitian pendahuluan, mengembangkan

Lebih terperinci

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS), 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen. Dikarenakan subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Margorejo Kabupaten Pati. Adapun foto perijinan sebagai berikut: Gambar 4.1 Perijinan di SDN Sukoharjo 01

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Margorejo Kabupaten Pati. Adapun foto perijinan sebagai berikut: Gambar 4.1 Perijinan di SDN Sukoharjo 01 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Perijinan Pada tahap ini peneliti mencari perijinan ke SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati. Adapun foto perijinan sebagai berikut: Gambar 4.1 Perijinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok BAB III METODE PENELITIAN A. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen yang merupakan bagian dari bentuk kuasi eksperimen. Subjek yang diambil

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pringsewu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pringsewu III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pringsewu tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 166 siswa dan tersebar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER

PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER PENGEMBANGAN SILABUS BAHASA INGGRIS UNTUK MADRASAH IBTIDAIYYAH DENGAN MODEL TEMATIK INTEGRATIF BERBASIS KARAKTER Farikah UNIVERSITAS TIDAR (Tidar University) Farikahfaradisa@gmail.com Abstrak Guru merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Uji Coba Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS TEMATIK SEBAGAI PANDUAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS IV SD BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ARTIKEL Oleh: Faeza Rezi S 17232/ 2010 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan metode pengembangan model ADDIE (Assume, Design, Development,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini dikembangkan perangkat pembelajaran sains

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Kenconorejo 02 Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus, yaitu siklus 1 dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS 1 SEMESTER 1 TEMATIK TEMA 2 KEGEMARANKU SUB TEMA1 PEMBELAJARAN 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS 1 SEMESTER 1 TEMATIK TEMA 2 KEGEMARANKU SUB TEMA1 PEMBELAJARAN 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS 1 SEMESTER 1 TEMATIK TEMA 2 KEGEMARANKU SUB TEMA1 PEMBELAJARAN 3 Oleh: ROSMAYASARI, M.Pd. NIP. 198212062010012010 PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KREATIF PADA SISWA SMP KELAS VIII ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci