PENGAMATAN DROSOPHILA MELANOGASTER NORMAL DAN MUTAN- MUTANNYA
|
|
- Sonny Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laporan Praktikum Genetika PENGAMATAN DROSOPHILA MELANOGASTER NORMAL DAN MUTAN- MUTANNYA Anggun Aiyla Nova*, A.P. Pridyantari, A.N. Sasangka, C. Guslyani, D.J. Carlos, I. Murdyanto, N.A Rikmawati, R. Julia, S. Listiani, A.D. Gazali, A.A. Alwie, A.N. Putri Universitas Indonesia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Biologi Februari 2014 Abstrak Mutasi merupakan perubahan turun-temurun pada susunan basa nukloetida dari genom DNA (deoxyribonucleic acid) atau pada urutan angka dari gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara spontan atau dengan melalui media lain. Organisme yang mengalami mutasi disebut dengan mutan. Suatu agen yang menyebabkan satu perubahan permanen turun temurun ke dalam DNA (deoxyribonucleic acid) dari satu organisme disebut mutagen. Pemahaman lebih lanjut mengenai mutasi dapat dilakukan melalui pengamatan Drosophila melanogaster normal dan mutan-mutannya. Ciriciri Drosophila melanogaster normal adalah memiliki mata berwarna merah bata, tubuh berwarna cokelat keabu-abuan, dan panjang sayap melebihi panjang ukuran tubuhnya. Drosophila melanogaster jantan dan betina memiliki perbedaan fenotip yang dapat diamati dengan jelas yaitu, perbedaan ukuran tubuh, pola pita abdomen posterior, bentuk ujung abdomen, dan ada atau tidaknya sex comb Pengamatan mutan-mutan Drosophila melanogaster dilakukan pada beberapa jenis mutan yaitu, white, sepia, eyemissing, carlot, taxi, curly, miniature, ebony, yellow- white, dan black. Kata kunci: Drosophila melanogaster normal; mutan; mutasi; Drosophila melanogaster mutan. I. Pendahuluan Penelitian-penelitian pada Drosophila melanogaster dimulai pada tahun 1911 yang dipelopori oleh Thomas Hunt Morgan seorang sarjana Amerika. Ia mendapatkan hadiah Nobel atas jasanya yang sangat *) Kelompok 1A 1
2 berharga bagi kemajuan ilmu genetika. (Suryo 2010: ). Mutasi merupakan perubahan turun-temurun pada susunan basa nukloetida dari genom DNA (Deoxyribonucleic Acid) atau pada urutan angka dari gen atau kromosom pada sebuah sel, dapat terjadi secara spontan atau dengan melalui media lain. (Rittner & Timothy 2004: 254). Suatu agen yang menyebabkan satu perubahan permanen turun temurun ke dalam DNA (deoxyribonucleic acid) dari satu organisme disebut mutagen (Rittner & Timothy 2004: 253). Agen-agen tersebut dapat berupa bahan kimiawi atau fisik yang berinteraksi dengan DNA sehingga menyebabkan mutasi (Campbell dkk 2002: 335). Organisme yang mengalami mutasi sehingga berbeda dari tipe liar (wild-type)-nya disebut mutan. (Rifai 2004 : 309). Berdasarkan sel-sel yang mengalami mutasi, terdapat beberapa macam jenis jenis mutasi. Pertama yaitu, mutasi berdasarkan tingkat terjadinya yaitu mutasi kromosom dan mutasi gen. Mutasi kromosom adalah perubahan pada pengaturan susunan kromosom. Mutasi dalam tingkat gen disebut pula mutagenesis. (Rifai 2004 : 309). Mutasi diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Pertama adalah mutasi berdasarkan ukuran yang terbagi menjadi mutasi titik (point) dan mutasi besar (gross). mutasi titik merupakan perubahan pada segmen DNA yang sangat kecil, sedangkan mutasi besar merupakan perubahan yang melibatkan beberapa nukleotida DNA. (Elrod & Stansfield 2007: 68) Kedua adalah mutasi berdasarkan sel yang mengalaminya. Mutasi tersebut terdiri dari, mutasi somatik dan mutasi lini nutfah (gametik). Mutasi somatik terjadi pada semua sel tubuh, seringkali menghasilkan fenotipe mutan hanya pada satu sektor organisme (mosaik atau kimera) namun karakteristik mutannya tidak diturunkan kepada generasi berikutnya. Sedangkan mutasi gametik terjadi pada sel-sel kelamin sehingga dapat diturunkan kepada generasi berikutnya. (Elrod & Stansfield 2007: 69) Ketiga, mutasi berdasarkan peranan mutagen. Mutasi berikut terdiri dari mutasi induksi dan mutasi spontan. Mutasi induksi terjadi sebagai akibat perlakuan dengan agen mutagenik atau lingkungan antara lain dengan bahan-bahan kimia, radiasi sinar ultraviolet, radiasi sinar α, radiasi sinar β, radiasi sinar γ, dan radiasi sinar x. (Elrod & Stansfield 2007: 68-69) Mutasi spontan merupakan mutasi yang terjadi diakibatkan oleh kesalahan-kesalahan DNA selama replikasi, perbaikan, atau rekombinasi DNA dapat mengarah pada terjadinya substitusi, insersi, atau delesi pasangan basa, sama seperti terjadinya mutasi yang memepengaruhi rentangan DNA yang panjang (Campbell dkk. 2002: 335). Drosophila melanogaster normal (wild type) memiliki tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, toraks dan abdomen. Toraks disusun dari tiga segmen, yaitu T1, T2 dan T3. Pada setiap segmen toraks terdapat sepasang kaki sehingga totalnya mempunyai enam buah kaki. Segmen ketiga dari dada, yaitu T3, ditemukan sepasang organ keseimbangan yang disebut haltere yang bentuknya seperti sayap permulaan. (Miller 2000 : 1; Kimball 2001 : 1). (Campbell dkk. 2008: 335). Drosophila melanogaster tipe liar memiliki warna tubuh cokelat keabu-abuan dengan ukuran sayap melebihi panjang tubuhnya sendiri. (Campbell dkk. 2002: 282). Drosophila melanogaster memiliki mata berwarna merah (Tamarin 2001: 24). Drosophila melanogaster jantan dan betina
3 memiliki fenotip yang dapat dibedakan, yaitu ukuran tubuh Drosophila melanogaster jantan lebih kecil daripada betinanya, ujung abdomen Drosophila melanogaster jantan lebih tumpul dan terdapat warna hitam yang berfusi, sedangkan Drosophila melanogaster betina memiliki ujung abdomen yang runcing dengan garis hitam yang tidak berfusi. Hal spesifik lain yang membedakan Drosophila melanogaster jantan dengan betina adalah adanya sex comb pada Drosophila melanogaster jantan. Sex comb adalah alat perkawinan yang berfungsi untuk melekatkan diri pada Drosophila melanogaster betina saat proses kopulasi berlangsung (Suryo 2010: ). Mutasi Drosophila melanogaster dapat terjadi di beberapa bagian tubuh yaitu pada keadaan mata, keadaan sayap, dan warna tubuh. Mutasi pada mata terdiri dari beberapa macam, yaitu pertama white (w) merupakan mutan dengan warna mata putih karena tidak memiliki pigmen pteridin dan ommochrome. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 1, lokus 1,5. Kedua, yaitu brown (bw) merupakan mutan dengan mata warna cokelat. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 2, lokus 104. (Gompel & Chype 2013: ). Ketiga, yaitu sepia (se) merupakan mutan dengan mata warna cokelat tua agak kehitaman, hal tersebut karena mutan kelebihan pigmen sepiapterin. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 26. Keempat, yaitu scarlet (sc) merupakan mutan dengan mata warna merah tua. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 44. Kelima, rough (roi) merupakan mutan dengan permukaan mata yang agak kasar dan faset abnormal. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 91,1 (Gompel & Chype 2013: ). Keenam yaitu, carlot (ca) merupakan mutan dengan mata berwarna merah anggur atau merah delima (ruby). Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 100,7. Selanjutnya yaitu mutan eyemissing (eym) merupakan mutan yang tidak mempunyai organ mata. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 4, lokus 2,0. (Gompel & Chype 2013: ). Mutasi yang terjadi pada sayap Drosophila melanogaster adalah sebagai berikut: Pertama yaitu, miniature (m) merupakan mutan dengan panjang sayapnya sama dengan panjang tubuhnya. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 1, lokus 36,1. Ketiga yaitu, curly (cy) merupakan mutan dengan sayap melengkung ke atas, baik pada saat terbang mahupun hinggap. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 50,0. Keempat yaitu, taxi (tx) merupakan mutan dengan sayap yang terentang, baik ketika terbang mahupun hinggap. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 91,0 (Gompel & Chype 2013: 64). Mutasi pada warna tubuh Drosophila melanogaster adalah sebagai berikut: Pertama yaitu, yellow (y) merupakan mutan dengan warna tubuh kuning. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 1, lokus 0,0. Kedua yaitu, black (b) merupakan mutan dengan warna tubuh hitam pekat. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 2, lokus 48,5. Ketiga yaitu, ebony (e) merupakan mutan dengan warna tubuh gelap. Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 70,7 (Gompel & Chype 2013: 166). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan Drosophila melanogaster normal dan mutan-mutannya adalah jenis kelamin, keadaan mata, keadaan sayap, warna tubuh, serta bagian tubuh lain pada Drosophila melanogaster tersebut seperti Bristle dan Haltere. Bristle adalah rambut halus yang terdapat pada ujung posterior dari mesotoraks Drosophila
4 melanogaster yang berfungsi sebagai sensor mekanis. Haltere berbentuk seperti sayap belakang yang belum sempurna untuk menjaga keseimbangan sewaktu terbang (sayap tereduksi) yang terdapat pada segmen metatoraks. (Gompel & Chype 2013: 14&26). Penulisan notasi pada Drosophila melanogaster mempunyai aturan khusus. Urutan penulisannya adalah jenis kelamin, keadaan mata, keadaan sayap, dan warna tubuh dengan tanda ++ dan notasi huruf. Huruf kapital diberikan pada sifat yang dominan sedangkan resesif ditandai dengan huruf kecil. Misalnya ditemukan lalat buah dengan jenis kelamin jantan, mata berwarna merah, sayap lebih panjang dari ukuran tubuh, dan warna tubuhnya cokelat keabu-abuan. Maka penulisan notasi lalat buah tersebut adalah w + w + m + m + e + e +. Contoh pada mutan adalah sebagai berikut, ditemukan lalat buah jantan, mata cokelat, sayap lebih panjang dari ukuran tubuh, dan warna tubuh cokelat keabu-abuan. Maka penulisan notasi lalat buah tersebut adalah SeSe m + m + e + e + (King dkk. 2001: 200). II. Metodologi Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan Drosophila melanogaster dan mutanmutannya adalah botol etherizer, busa penutup, botol spesimen, cawan petri, kuas nomor 6, lup, pipet tetes, dan mikroskop stereo. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pengamatan Drosophila melanogaster dan mutanmutannya adalah sediaan Drosophila melanogaster normal, Drosophila melanogaster mutan (eyemissing, white, sepia, taxi, black, yellow-white, ebony, miniature, curly, dan carlot) serta larutan dietileter. Cara kerja pada praktikum pengamatan Drosophila melanogaster dan mutan-mutannya yang pertama adalah Drosophila melanogaster dikeluarkan dari botol asalnya dengan cara botol tersebut digoyanggoyangkan agar Drosophila melanogaster yang hinggap di sekitar dinding botol bagian atas turun ke permukaan bawah botol. Setelah Drosophila melanogaster berada di permukaan bawah, maka Drosophila melanogaster telah siap untuk dipindahkan. Kedua, Drosophila melanogaster dipindahkan ke botol etherizer setelah dipastikan bahwa Drosophila melanogaster tersebut berada di permukaan bawah botol asalnya, dan dengan gerakan cepat busa penutup botol dibuka. Langkah ketiga adalah, kedua mulut botol tersebut segera ditempelkan setelah busa penutup dibuka dan dipastikan bahwa tidak ada celah sedikit pun antara kedua mulut botol. Keempat, tisu ditetesi larutan dietileter secukupnya dan dimasukkan ke dalam botol lalu tunggu sebentar hingga Drosophila melanogaster di dalamnya pingsan. Kelima, penutup botol dibuka, kemudian Drosophila melanogaster tersebut dipindahkan ke dalam cawan petri dengan menggunakan kuas untuk diamati di bawah lup dan mikroskop stereo. Langkah terakhir, Drosophila melanogaster yang telah diamati kemudian dicatat ciri-cirinya untuk mempermudah pengidentifikasian. III. Hasil dan Pembahasan Hasil pengamatan yang dilakukan praktikan pada praktikum Drosophila melanogaster normal dan mutanmutannya terlihat Drosophila melanogaster normal jantan memiliki ciri-ciri terdapat pola garis hitam di
5 sepanjang abdomen dorsalnya dengan pola garis yang berfusi di bagian ujung abdomennya. Bentuk ujung abdomen Drosophila melanogaster jantan agak membulat dan tumpul, sedangkan pada pengamatan ujung abdomen Drosophila melanogaster betina berbentuk lebih lancip dan menajam bila dibandingkan dengan ujung abdomen Drosophila melanogaster jantan. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa ukuran tubuh Drosophila melanogaster jantan lebih kecil daripada betinanya, ujung abdomen Drosophila melanogaster jantan lebih tumpul dan terdapat warna hitam yang berfusi, sedangkan Drosophila melanogaster betina memiliki ujung abdomen yang runcing dengan garis hitam yang tidak berfusi. (Suryo 2010: ). Praktikan mengamati beberapa macam Drosophila melanogaster mutan. Pertama, merupakan Drosophila melanogaster mutan yellowwhite betina. Mutan tersebut memiliki warna badan secara keseluruhan kuning dengan mata berwarna putih. Artinya, Drosophila melanogaster tersebut mengalami dua mutasi. Keadaan sayap pada mutan tersebut taxi (tx). Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan white (w) memiliki warna mata putih dan mutan yellow (y) memiliki warna tubuh kuning secara keseluruhan (Gompel & Chype 2013: 160) (Gompel & Chype 2013: 174). Kedua, praktikan mengamati Drosophila melanogaster mutan black (b). Drosophila melanogaster tersebut memiliki warna tubuh hitam pekat dengan warna mata dan bentuk sayap normal. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan black memiliki warna tubuh hitam pekat (Gompel & Chype 2013: 164). Ketiga, praktikan mengamati Drosophila melanogaster mutan taxi (tx), sayap Drosophila melanogaster tersebut merentang ke arah kanan dan kiri bagian tubuhnya. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan taxi (tx) memiliki sayap yang selalu merentang baik ketika terbang mahupun hinggap (Gompel & Chype 2013: 68). Keempat, praktikan mengamati Drosophila melanogaster mutan curly, sayap Drosophila melanogaster tersebut melengkung ke atas. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan curly memiliki sayap yang melengkung ke atas saat terbang atau hinggap. (Gompel & Chype 2013: 64). Kelima, praktikan mengamati Drosophila melanogaster mutan eyemissing (eym) jantan, Drosophila melanogaster tersebut tidak memiliki organ mata, matanya hanya terlihat seperti titik. Keadaan sayap dan warna tubuh normal. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan eyemissing (eym) tidak mempunyai organ mata. (Gompel & Chype 2013: 118). Keenam, praktikan juga mengamati Drosophila melanogaster mutan ebony (e), Drosophila melanogaster tersebut memiliki warna tubuh coklat gelap, mata normal, dan sayap normal. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan tubuh gelap. (Gompel & Chype 2013: 166). Ketujuh, praktikan mengamati Drosophila melanogaster mutan carlot, mata mutan tersebut berwarna merah agak pekat. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan carlot mutan dengan mata
6 berwarna merah anggur atau merah delima (ruby). (Gompel & Chype 2013: 156). Kedelapan, praktikan mengamati Drosophila melanogaster mutan sepia, mata mutan tersebut berwarna coklat. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster merupakan mutan dengan mata warna cokelat tua agak kehitaman, hal tersebut karena mutan kelebihan pigmen sepiapterin. (Gompel & Chype 2013: 154). Kesembilan, praktikan mengamati Drosophila melanogaster mutan miniature, sayap mutan tersebut sepanjang tubuh. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan miniature merupakan mutan dengan panjang sayapnya sama dengan panjang tubuhnya (Gompel & Chype 2013: 72). Kesepuluh, praktikan mengamati Drosophila melanogaster mutan white, warna mata mutan tersebut putih. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa Drosophila melanogaster mutan white merupakan mutan dengan panjang sayapnya sama dengan panjang tubuhnya (Gompel & Chype 2013: 160). Pembiusan Drosophila melanogaster dengan menggunakan larutan dietileter bertujuan untuk menjaga Drosophila melanogaster tetap berada dalam keadaan pasif atau diam ketika diamati di bawah mikroskop stereo. Penggunaan kuas bertujuan agar morfologi Drosophila melanogaster tidak rusak sedikitpun ketika dipindahkan karena permukaan bulu kuas yang lembut. Penggunaan gelas arloji berfungsi sebagai wadah untuk Drosophila melanogaster ketika diamati di bawah mikroskop. Penggunaan mikroskop stereo berfungsi agar spesimen yang diamati di bawah mikroskop dapat terlihat lebih jelas bila dibandingkan dengan pengamatan menggunakan lup. Hal tersebut dilakukan karena mikroskop stereo memiliki medan kerja yang lebih besar. (King dkk. 2001: ). Alasan penggunaan Drosophila melanogaster untuk mempelajari genetika karena memiliki keuntungan, diantaranya; Drosophila melanogaster mudah dipelihara pada media makanan yang sederhana, pada suhu kamar dan di dalam botol berukuran sedang ( Suryo 2010: 172). Kedua, Drosophila melanogaster juga memiliki siklus hidup yang pendek yaitu sekitar hari,sehingga dalam waktu satu tahun dapat diperoleh 25 generasi (Suryo 2010: 172). Ketiga, Drosophila melanogaster dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu dan dari satu perkawinan dapat menghasilkan ratusan keturunan (Campbell dkk. 2002: 281). Keempat, Drosophila melanogaster mempunyai tanda-tanda kelamin sekunder yang dapat dibedakan dengan mudah (Suryo 2010: 172). Alasan terakhir, Drosophila melanogaster hanya memiliki delapan kromosom saja, Delapan buah kromosom tersebut dibedakan atas: tiga pasang kromosom autosom yang disingkat A, dan satu pasang kromosom seks. Kromosom kelamin dibedakan atas ; kromosom X yang berbentuk batang lurus dan dimiliki oleh Drosophila melanogaster betina dan kromosom Y yang lebih pendek daripada kromosom X dan ujungnya sedikit membengkok. Kromosom Y dimiliki oleh Drosophila melanogaster jantan ( Suryo 2010: 174). VI. Kesimpulan Setelah dilakukan praktikum pengamatan Drosophila melanogaster normal dan mutan-mutannya, terdapat perbedaan morfologi antara Drosophila melanogaster jantan dengan Drosophila melanogaster betina antara lain ukuran tubuh, pola garis hitam pada
7 abdomen dorsal, ada atau tidaknya sex comb, serta bentuk ujung abdomen. Perbedaan antara Drosophila melanogaster normal dengan Drosophila melanogaster mutan terlihat pada bagian mata, keadaan sayap, dan warna tubuh sesuai dengan tempat dimana biasanya mutasi pada Drosophila melanogaster terjadi. Drosophila melanogaster normal memiliki sayap yang melebihi panjang tubuh, tubuh berwarna coklat keabu-abuan, dan mata berwarna merah bata. Penulisan notasi sifat pada Drosophila melanogaster mempunyai urutan penulisan, yaitu jenis kelamin, keadaan mata, keadaan sayap, dan warna tubuh. Penulisan notasi untuk Drosophila melanogaster normal menggunakan tanda + atau +. V. Daftar Pustaka Animal Diversity Web (=ADW) Drosophila melanogaster. 1 hlm. ummz.umich.edu/accounts/drosophila_melanogas ter/,diakses 4 Maret 2014, pk WIB. Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell Biologi. Edisi kelima-jilid-1. Terj. dari Biology oleh Lestari, R. Erlangga, Jakarta: xxi hlm. Elrod, S. L & W. D. Stansfield Schaum s Outlines Teori dan Soal-Soal Genetika. Edisi Keempat. Terj dari Schaum s Outlines of Theory and Problems of Genetics, Fourth edition oleh Wulandari, D. T. Erlangga, Jakarta : vi+431hlm. Gompel, N. & S. Chype Atlas of Drosophila melanogaster Wild-type and classical mutant. Elsevier Inc. London : xviii+224 hlm. Kimball's Biology Pages Drosophila melanogaster. 1hlm. ses 4 Maret 2014, pk WIB. King, T.J, M.Reiss & M.B.V. Roberts Practical Advanced Biology. Nelson Thornes. United Kingdom: ix+326hlm. Miller, C Drosophila melanogaster. 1 hlm. Drosophila_melanogaster/,diakses 4 Maret 2014, pk WIB. Rifai, Mien A Kamus Biologi. Balai Pustaka, Jakarta : xvi+512hlm. Suryo Genetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta: xvi hlm. Tamarin, Robert H Principles of Genetics, 7 th ed. The McGraw-Hill companies, Inc., New York : xvi+609hlm.
8 VI. Lampiran Gambar 1. Drosophila melanogaster jantan wildtype, ( w + w + m + m + e + e + ), perbesaran 2x10, Keterangan: abdomen posterior tumpul, pola pita abdomen posterior berfusi, warna tubuh Gambar 3. Drosophila melanogaster mutan taxi ( w + w + txtx e + e + ), perbesaran 2x10, Keterangan : sayap terentang menjauhi tubuh saat terbang atau hinggap Gambar 2. Drosophila melanogaster betina wildtype ( w + w + m + m + e + e + ), perbesaran 4x10, Keterangan: abdomen posterior lancip, pola pita abdomen posterior tidak berfusi Gambar 4. Drosophila melanogaster mutan curly ( w + w + cycy e + e + ), perbesaran 2x10, Keterangan : sayap melengkung ke atas saat terbang atau hinggap
9 Gambar 5. Drosophila melanogaster mutan miniature ( w + w + m + m + e + e + ),perbesaran 2x10, Keterangan: sayap sepanjang tubuh Gambar 8. Drosophila melanogaster mutan eyemissing ( eymeym m + m + e + e + ), perbesaran 4x10, Keterangan: tidak memiliki mata Gambar 6. Drosophila melanogaster mutan carlot ( caca m + m + e + e + ), perbesaran 2x10, Keterangan: mata berwarna merah terang Gambar 9. Drosophila melanogaster mutan ebony ( w + w + m + m + ee), perbesaran 4x10 Keterangan: tubuh berwarna gelap Gambar 7. Drosophila melanogaster mutan sepia ( sese m + m + e + e + ), perbesaran 2x10, Keterangan: mata berwarna cokelat kehitaman Gambar 10. Drosophila melanogaster mutan white ( ww m + m + e + e + ), perbesaran 4x10 Keterangan: mata berwarna putih
10 Gambar 11. Drosophila melanogaster mutan yellow-white ( ww txtx yy), perbesaran 4x10 Keterangan: tubuh berwarna kuning, mata berwarna putih, dan sayap terentang menjauhi tubuh Gambar 12. Drosophila melanogaster mutan black ( w + w + m + m + BB) perbesaran 4x10 Keterangan: tubuh berwarna hitam pekat
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGENALAN MUTAN. Tanggal praktikum : 12 September 2014 Tangga pengumpulan : 19 September 2014
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGENALAN MUTAN Tanggal praktikum : 12 September 2014 Tangga pengumpulan : 19 September 2014 disusun oleh: Jessica Esther 10613067 Kelompok 5 Asisten: Mia Audina (10611026)
Lebih terperinciACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA
ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA
Lebih terperinciGambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila
I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati
Lebih terperinciSIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster
SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster KELOMPOK VII KELAS A Azki Afidati Putri Anfa (1410422025), Josano Rehan Dhani (1410422020), Merini Apriliani (1410422043), Ratna Suleka (1410421035), Rifta Septiavi
Lebih terperinciABSTRAK. RASIO PERBANDINGAN F 1 DAN F 2 PADA PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA RESIPROKNYA
ABSTRAK RASIO PERBANDINGAN F 1 DAN F 2 PADA PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA RESIPROKNYA Nirmala Fitria Firdauzi, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Lebih terperinciPENGAMATAN KROMOSOM POLITEN (KROMOSOM RAKSASA) Drosophila melanogaster
Laporan Praktikum Genetika PENGAMATAN KROMOSOM POLITEN (KROMOSOM RAKSASA) Drosophila melanogaster Widya Setyaningtyas*, Haniyya, I. Sobari, K.S. Juarna, N. Restiana, Nuruliawati, M. Fauzi, S. Purnadanti
Lebih terperinciA. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.
A. Judul: Alel Ganda B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda C. Latar belakang dan menentukan genotipnya sendiri. Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah
Lebih terperinciX. PETA KROMOSOM. X.1. Pembuatan Peta Kromosom-Autosom
X. PETA KROMOSOM Peta kromosom adalah gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan sebagai sebuah garis lurus yang memperlihatkan lokus setiap gen yang terletak pada kromosom tersebut. Jarak antara satu
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen
Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Gen Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciBIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE
07 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 A. TAUTAN/LINKAGE Tautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih
Lebih terperinciPEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MENGUNGKAP BERBAGAI FENOMENA PENYIMPANGAN RASIO MENDEL
PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MENGUNGKAP BERBAGAI FENOMENA PENYIMPANGAN RASIO MENDEL Ahmad Fauzi 1, Aloysius Duran Corebima 2 1 Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas
Lebih terperinciNisbah Kelamin pada Persilangan Homogami I Wayan Karmana 13
NISBAH KELAMIN PADA PERSILANGAN HOMOGAMI D. melanogaster STRAIN NORMAL (N),WHITE (w), DAN SEPIA (Se) ABSTRAK I WAYAN KARMANA FPMIPA IKIP Mataram Pada D. melanogaster sering terjadi penyimpangan nisbah
Lebih terperinciSTUDI PERISTIWA EPISTASIS RESESIF PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN SEPIA (se) >< ROUGH (ro) DAN STRAIN VESTIGIAL (vg) >< DUMPHI (dp)
Jurnal ßIOêduKASI ISS : 23014678 Vol 1 o (2) Maret 2013 STUDI PERISTIWA EPISTASIS RESESIF PADA PERSILAGA Drosophila melanogaster STRAI SEPIA (se) >< ROUGH (ro) DA STRAI VESTIGIAL (vg) >< DUMPHI (dp) 1)
Lebih terperinciPERBEDAAN LATAR BELAKANG DAN UMUR MATERNAL TERHADAP FREKUENSI PINDAH SILANG ANTARA LOKUS
PERBEDAAN LATAR BELAKANG DAN UMUR MATERNAL TERHADAP FREKUENSI PINDAH SILANG ANTARA LOKUS b DENGAN LOKUS dp PADA LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) SKRIPSI Oleh Rizki Auliya NIM 091810401020 JURUSAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia Oleh Nama NIM : M. Yahya : F16111024 Kelompok : 6 Reguler : B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciGENETIKA DAN HUKUM MENDEL
GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan
Lebih terperinciPEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MEMPELAJARI HUKUM PEWARISAN MENDEL
PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MEMPELAJARI HUKUM PEWARISAN MENDEL Ahmad Fauzi 1, Aloysius Duran Corebima 2 1 Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA
KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa
Lebih terperinciGEN GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN
GEN GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN Tanggal Praktikum : 26 Maret 2012 Judul Praktikum : Gen Gen yang Dipengaruhi Jenis kelamin Tujuan Praktikum : Membuktikan adanya pola ekspresi gen yang dipengaruhi
Lebih terperinciPengaruh Macam Strain dan Umur Betina terhadap...i Wayan Karmana 1
ABSTRAK PENGARUH MACAM STRAIN DAN UMUR BETINA TERHADAP JUMLAH TURUNAN LALAT BUAH (Drosophila melanogaster) I WAYAN KARMANA FPMIPA IKIP Mataram GaneÇ Swara Vol. 4 No.2, September 2010 Drosophila melanogaster
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan
GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 08 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus Disusun oleh: Iyus Abdusyakir (1110016100007) Bayu Purnomo (1110016100031) Ditya Ambarwati (1110016100024) Ria Rista Agustina
Lebih terperinciA. JUDUL Pengamatan Kromosom Raksasa Pada Drosophila melanogaster B. TUJUAN Pada praktikum ini, ada beberapa tujuan antara lain: 1.
A. JUDUL Pengamatan Kromosom Raksasa Pada Drosophila melanogaster B. TUJUAN Pada praktikum ini, ada beberapa tujuan antara lain: 1. Untuk mengetahui letak kromosom raksasa pada Drosophila melanogaster
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Droshopilla sp pertama kali diperkenalkan oleh Morgan dan Castel pada
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Morfologi Droshopilla Melanogaster Droshopilla sp pertama kali diperkenalkan oleh Morgan dan Castel pada Tahun 1900 dan diketahui bahwa Droshopilla melanogaster dapat digunakan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN ACARA III PERSILANGAN MONOHIBRID Semester : Ganjil 2015 Oleh : Sungging Birawata A1L114097 / Rombongan 14 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciDeskripsi Morfologi Drosophilla melanogaster Normal (Diptera:Drosophilidae), Strain Sepia dan Plum
Jurnal ILMU DASAR Vol. 18 No. 1, Januari 2017 : 55 60 55 Deskripsi Morfologi Drosophilla melanogaster Normal (Diptera:Drosophilidae), Strain Sepia dan Plum Morphological Description of Drosophila melanogaster
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : 1506050090 KELOMPOK : III ( TIGA ) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017
Lebih terperinciABSTRAK. FENOMENA PAUTAN KELAMIN PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN N x w DAN N x b BESERTA RESIPROKNYA
ABSTRAK FENOMENA PAUTAN KELAMIN PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN N x w DAN N x b BESERTA RESIPROKNYA Nur Alim Natsir, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. MENGENAL LALAT BUAH Drosophila spp.
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA MENGENAL LALAT BUAH Drosophila spp. Oleh 1. Brilliana Suryani K 13308141056 2. Jaka Fitriyanta 13308141058 3. Tri Widayanti 13308141059 4. Nur Khotimah 13308141060 5. Ismi Nurhidayah
Lebih terperinciPENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN
PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat penyelesaian Program Sarjana Sains (S1)
Lebih terperinciHukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda
Hukum Mendel Dr. Pratika Yuhyi Hernanda Gregory Mendel The father of genetics Mengajar di Brunn Modern School, Vienna, Austria Bagaimana pewarisan sifat itu bekerja? Apa yang sebenarnya diturunkan dari
Lebih terperinciACARA PENGAJARAN (SAP) IV A.
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A. 1. Pokok Bahasan : Jenis dan tipe ayam komersial A.2. Pertemuan minggu ke : 6 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Ayam tipe petelur 2. Ayam tipe pedaging 3. Ayam tipe dwiguna
Lebih terperinciBeberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex
Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :
Lebih terperinciPetunjuk Praktikum BIC 124
Petunjuk Praktikum BIC 124 Disusun Oleh : Victoria Henuhili Suratsih Paramita CK Jurdik Biologi FMIPA UNY 2012 NAMA NIM ALAMAT : : : victoria@uny.ac.id Page 1 Kata Pengantar Petunjuk praktikum Genetika
Lebih terperinciA~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.
Lokus o~o yang terpaut kromosom X akan memberikan tiga macam warna fenotipe yaitu oranye (a 1 ), tortoiseshell (a ) dan bukan oranye (a ) dengan jumlah a 1 + a + a = n. Frekuensi alel ditentukan dengan
Lebih terperinciMUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom
MUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom Mutasi kromosom disebut juga aberasi kromosom. Macam aberasi kromosom merupakan perubahan pada sesuatu bagian kromosom dari pada perubahan kromosom secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).
BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012). Pemeliharaan dan perlakuan terhadap hewan coba dilakukan di rumah hewan percobaan
Lebih terperinci2/23/2010 PEMISAHAN BIOKIMIAWI PIGMEN MATA KROMATOGRAFI KERTAS DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Praktikum Genetika 25 Februari 2010 PENDAHULUAN PEMISAHAN BIOKIMIAWI PIGMEN MATA KONTROL EKSPRESI GEN DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS Laboratorium Genetika Departemen Biologi Fakultas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai jenis flora
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai jenis flora dan fauna, yang menjadikan Indonesia mempunyai beragam sumber daya alam. Allah telah menciptakan
Lebih terperinciKromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam
Lebih terperinciKROMATOGRAFI PIGMEN MATA Drosophila melanogaster
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) KROMATOGRAFI PIGMEN MATA Drosophila melanogaster Tanggal Praktikum: 26 September 2014 Tanggal Pengumpulan: 3 Oktober 2014 Disusun oleh : Dary Aulia Muhammad 10613016
Lebih terperinciAplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel
Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciDeskripsi Morfologi Drosophilla melanogaster Normal (Diptera:Drosophilidae), Strain Sepia dan Plum
Jurnal ILMU DASAR Vol. 18 No. 1, Januari 2017 : 55 60 55 Deskripsi Morfologi Drosophilla melanogaster Normal (Diptera:Drosophilidae), Strain Sepia dan Plum Morphological Description of Drosophila melanogaster
Lebih terperincinyamuk bio.unsoed.ac.id
III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bagan Alir Penelitian Persiapan alat dan bahan penelitian di Lab. Parasitologi dan Entomologi Mengamati keadaan rumah yang akan diambil sampel nyamuk Aedes spp. meliputi:
Lebih terperinciIII. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb
III. KARAKTERISTIK AYAM KUB-1 A. Sifat Kualitatif Ayam KUB-1 1. Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb Sifat-sifat kualitatif ayam KUB-1 sama dengan ayam Kampung pada umumnya yaitu mempunyai warna
Lebih terperinciGENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B
GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B Nanda Nelfitriza (1510422034), Nurtina Sakaliou (1510422036), Shelvia Jhonisra (1510422030), Zil Fadhilah Rahmah (1510422014) ABSTRAK Praktikum
Lebih terperinciTEST χ 2 (CHI SQUARE)
TEST χ 2 (CHI SQUARE) Hukum Mendel telah menjelaskan bagaimana suatu keturunan memiliki perbandingan-perbandingan tertentu. Dalam perkawinan monohibrid, dihibrid maupun polihibrid dapat dijelaskan perbandingan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu mengadakan kegiatan pengumpulan data, menganalisis
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM. staff.unila.ac.id/priyambodo
KONTRAK KULIAH BIOLOGI UMUM priyambodo@fmipa.unila..ac.id Identitas Mata Kuliah Nama Program Studi : Biologi Nama Mata Kuliah : BIOLOGI UMUM Kode Mata Kuliah : BIO 612101 SKS : 4 (3-1) Status Mata Kuliah
Lebih terperinciGENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono
GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Mutasi
TINJAUAN PUSTAKA Mutasi Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada materi genetik sehingga menyebabkan perubahan ekspresi. Perubahan dapat terjadi pada tingkat pasangan basa, tingkat satu ruas DNA, bahkan
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI FRM/FMIPA/063-01 18 Februari 2011 Fakulltas : MIPA Program Studi : Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi Mata Kuliah/Kode : BIC 223 Jumlah SKS :
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Parasit Lalat S. inferens Towns. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda
Lebih terperinciPELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD
PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD Nama : Angga Rio Pratama Kelas : S1 TI 2C NIM : 10.11.3699 Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Peluang Usaha Pengembangbiakan Love Bird (
Lebih terperinciFENOMENA GAGAL BERPISAH, EPISTASIS, DAN NISBAH KELAMIN PADA Drosophila melanogaster
FENOMENA GAGAL BERPISAH, EPISTASIS, DAN NISBAH KELAMIN PADA Drosophila melanogaster Ahmad Fauzi 1, Aloysius Duran Corebima 2 1 Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang 2 Jurusan Biologi,
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)
II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family
Lebih terperinci- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen
- - PEWARISAN SIFAT - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl5gen Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.
Lebih terperinciPEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1
PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1 Perlakuan irradiasi sinar gamma menyebabkan tanaman mengalami gangguan pertumbuhan dan menunjukkan gejala tanaman tidak normal. Gejala ketidaknormalan
Lebih terperinciLAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA
LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciLAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.
LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. Pendahuluan Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus
12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciPEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa)
PEMBELAHAN MITOSIS PADA TUDUNG AKAR BAWANG MERAH (Allium Cepa) LAPORAN PRAKTIKUM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Genetika 1 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah, M.Pd dan Andik Wijayanto, S.Si,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioekologi Kupu-kupu Troides helena (Linn.) Database CITES (Convention on International Trade of Endangered Spesies of Wild Flora and Fauna) 2008 menyebutkan bahwa jenis ini termasuk
Lebih terperinciMUTASI. Rita Wijayanti SMA Negeri 9 Yogyakarta
MUTASI Rita Wijayanti SMA Negeri 9 Yogyakarta Standar Kompetensi: 3. Memahami konsep dasar dan prinsipprinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas. 3.5 Menjelaskan peristiwa mutasi dan implikasinya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H Yulia (F05109031) Kelompok : Brown PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciPewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Bab 5 Sumber: chromosome6.com Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup Hasil yang harus kamu capai: memahami kelangsungan hidup makhluk hidup. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu: mendeskripsikan konsep
Lebih terperinciUntuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi
Bab 5 Pewarisan Sifat Banyak sifat yang dimiliki makhluk hidup yang menurun dari induk kepada keturunannya, sehingga sifat orang tua dapat muncul pada anaknya atau bahkan sifat-sifat tersebut muncul pada
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA. DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU
PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaman Bangsa Sapi Lokal Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat
7 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hayati, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari
Lebih terperinciFOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis
FOTOSINTESIS Pengertian Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh organisme autotrof, dengan menggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil untuk membuat bahan
Lebih terperinciJurnal Praktikum. Kimia Fisika II. Difusi Gas. Tanggal Percobaan: Senin, 08-April Disusun Oleh: Aida Nadia ( ) Kelompok 3 Kloter I:
Jurnal Praktikum Kimia Fisika II Difusi Gas Tanggal Percobaan: Senin, 08-April-2014 Disusun Oleh: Aida Nadia (1112016200068) Kelompok 3 Kloter I: Wiwiek Anggraini (1112016200045) Millah Hanifah (1112016200073)
Lebih terperinciPRAKTIKUM KIMIA DASAR I
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA Oleh : Luh Putu Arisanti 1308105006 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA BADUNG TAHUN 2013/2014
Lebih terperinciBERANDA SK / KD INDIKATOR MATERI LATIHAN UJI KOMPETENSI REFERENSI PENYUSUN SELESAI. psb-psma rela berbagi iklas memberi
Adakah kemiripan Apa penyebabnya..?? STANDAR 3. Memahami penerapan konsep dasar dan prinsip-prinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas DASAR 3.4 Menjelaskan konsep gen, DNA, dan kromosom Menyebutkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas
HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah
Lebih terperinciPenerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika
Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika Imam Prabowo Karno Hartomo NIM : 13507123 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung,
Lebih terperinciRESPIRASI DAN FOTOSINTESIS
Nama Faizal Ariqi NIM 175100300111052 Jurusan TIP Kelas F Kelompok F3 6 RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS PRE-LAB 1. Apa yang dimaksud respirasi dan fotosintesis? Jelaskan! 2. Jelaskan pengertian dan perbedaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1 1. Pasangan gen yang memiliki sifat yang sama pada kromosom homolog disebut... Kromosom Kromatin Alela Diploid Kunci Jawaban
Lebih terperinciALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH
ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat tertentu) atau bisa dikatakan alel adalah gen-gen
Lebih terperinciEVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi
EVOLUSI Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN TEORI ABIOGENESIS MENYATAKAN BAHWA MAKHLUK HIDUP BERASAL DARI BENDA TAK HIDUP, TEORI BIOGENESIS MENYATAKAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Indragiri
Lebih terperinciBALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK
IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Morfologi Telur Anopheles Culex Aedes Berbentuk perahu dengan pelampung di kedua sisinya Lonjong seperti peluru senapan Lonjong seperti
Lebih terperinciGambar 1.1. Variasi pada jengger ayam
Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi alon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September
Lebih terperinciTabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan dan pengukuran kromosom didapatkan hasil bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan untuk masing-masing varietas ikan manvis yang diamati. Data hasil pengamatan
Lebih terperinciSejarah Dan Teori Pendukung Genetika
Sejarah Dan Teori Pendukung j g Genetika Apakah Difinisi Genetika Genetika adalah suatu ilmu kebakaan yang memiliki prioritas i subyek bahasan di antara ilmu ilmu biologi. Sl h k jdi bi l i di d i i i
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia (Suhartini dan Nur 2005 dalam Granada 2011),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara bebas. Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda ( monohibrid)
Lebih terperinciKOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL
KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL Fransisca Cahyono (13509011) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciDASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP
DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT Suhardi, S.Pt.,MP Gene-tika Genetika: cabang biologi yg berurusan dgn hereditas dan vareasi. Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis
Lebih terperinciSIMBOL SILSILAH KELUARGA
SIMBOL SILSILAH KELUARGA Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan teori tentang pewarisan sifat perolehan 2. Menjelaskan Hukum Mendel I 3. Menjelaskan Hukum Mendel II GENETIKA Genetika
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMAN POLIPLOIDI PADA SEMANGKA
MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI KHUSUS PEMULIAAN TANAMAN POLIPLOIDI PADA SEMANGKA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014 POLIPLOIDI PADA SEMANGKA I. TUJUAN 1. Mahasiswa
Lebih terperinciSejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?
GENETIKA Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA? Bapak Burik, anaknya tentu Burik Pepatah yang kita jumpai di seluruh dunia. Secara tak sadar mengekspresikan penyebaran pengetahuan genetika
Lebih terperinci