BAB III ANALISIS SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS SISTEM"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisa Sistem Analisa merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem dan merupakan tahap fundamental yang sangat menentukan kualitas sistem informasi yang dikembangkan. Analisa sistem adalah sebuah istilah yang secara kolektif mendeskripsikan fase-fase awal pengembangan sistem. Analisis sitem adalah teknik pemechaan masalah yang menguraikan bagian-bagian komponen dengan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka 1. Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. 3.2 Prosedur Sistem Yang Sedang Berjalan Adapun sistem yang berjalan pada Bank OCBC NISP sehubungan dengan kegiatan proses pemberian kredit kepada debitur adalah sebagai berikut: 1. Calon debitur mengisi formulir permohonan kredit yang disediakan oleh Marketing Officer, dan menyerahkannya kembali bersamaan dengan 1 Hanif Al Fatta, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan & Organisasi Modern, hal 44,

2 79 dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mengajukan kredit berupa KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), Surat Nikah, Dokumen Agunan, Dokumen Keuangan dan sebagainya. 2. Bagian perkreditan dalam hal ini yaitu seorang Marketing Officer dibantu oleh seorang credit documentation officer / Legal (bagian hukum), menganalisa berkas-berkas yang diberikan oleh calon debitur apakah sesuai dengan persyaratan serta menyelidiki keabsahan berkas. 3. Selanjutnya Marketing Officer melakukan wawancara untuk menggali informasi apakah sesuai dengan fakta di lapangan. 4. Selanjutnya Marketing Officer meminta Appraiser untk melakukan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang dijadikan agunan. 5. Hasil atau informasi-informasi yang diperoleh mencakup informasi tentang identitas calon pemohon, tujuan permohonan, kondisi keuangan, kondisi jaminan dan sebagainya kemudian diinput ke dalam komputer kemudian hasil dari laporan diberikan kepada Business Coordinator untuk dilakukan pengecekan dengan memberikan saran kredit apakah ditolak, dipertimbangkan dengan berbagai syarat atau direkomendasikan. 6. Setelah mendapat persetujuan seperti direkomendasikan atau dipertimbangkan dengan berbagai syarat maka Marketing Officer selanjutnya mengajukan proposal kredit tersebut untuk mendapatkan persetujuan final.

3 80 7. Setelah mendapatkan hasil berupa Usulan Keputusan Kredit maka proposal tersebut diberikan kepada credit documentation officer untuk melakukan order pengikatan kredit dengan sebelumnya mengecek kembali kelengkapan dokumen serta syarat-syarat yang tercantum pada Usulan Keputusan Kredit tersebut. 8. Setelah seluruh aktifitas pengikatan sempurna dilakukan maka seluruh dokumen diberikan kepada credit admin officer untuk dilakukannya pencairan atas dana kredit tersebut. Untuk lebih jelasnya dari prosedur keputusan pemberian kredit yang sedang berjalan dapat digambarkan dengan flowmap sebagai berikut:

4 81 Flowmap Berjalan Keputusan Kredit Calon Debitur Marketing Officer Legal Appraiser Admin Credit Komite kredit Formulir Formulir Isi Formulir Formulir Formulir Data-data Formulir, Data Verifikasi Formulir, Data Tidak Lengkap Ya Ya Formulir Data Penyeleksian Formulir, Data Pengecekan Formuiir, Data Tidak Lengkap Data jaminan Formulir, Data Data jaminan Survey Formulir, Data Menghitung Lap Keuangan Laporan, Data Hasil Lap Keuangan Menghitung Credit Rating Lap Keu, Datadata, Lap credit rating A Gambar 3.1 Flow Chart Proses Keputusan Kredit Yang Sedang Berjalan (1)

5 82 Flowmap Berjalan Keputusan Kredit Calon Debitur Marketing Officer Legal Appraiser Admin Credit Komite kredit A Analisa Lap Hasil analisa lap, credit rating Rekomendasi Tidak Ya Hasil analisa lap, credit rating Hasil analisa lap, credit rating Rekomendasi Hasil Persetujuan (UKK) Hasil Persetujuan (UKK) Membuat surat persetujuan Surat dan UKK Surat dan UKK Order Hasil Pengikatan, UKK Hasil Pengikatan, UKK Realisasi Kredit Hasil realisasi Kredit Gambar 3.1 Flow Chart Proses Keputusan Kredit Yang Sedang Berjalan (2)

6 Kriteria Penilaian dengan analisis 5C dan 7P Kriteria penilaian dengan analisis 5C dan 7P dimana untuk sub kriteria poin a = 1, poin b = 2, poin c = 3, poin d = 4 dan poin e = Sub Kriteria 5C 1. Character a. Tidak baik : Watak tidak baik, sifat tidak baik, latar belakang pekerjaan tidak jelas, cara/gaya hidup tergolong tingkat menengah ke bawah, keadaan keluarga kurang baik dan harmonis. b. Cukup : Watak kurang baik, sifat kurang baik, latar belakang pekerjaan kurang jelas, cara/gaya hidup tergolong tingkat menengah ke bawah, keadaan keluarga sederhana. c. Sedang : Watak baik, sifat baik, latar belakang pekerjaan jelas, cara/gaya hidup tergolong tingkat menengah ke bawah, keadaan keluarga sederhana. d. Baik : Watak baik, sifat baik, latar belakang pekerjaan jelas, cara/gaya hidup tergolong tingkat menengah ke atas, keadaan keluarga baik dan harmonis. e. Sangat baik : Watak sangat baik, sifat sangat baik, latar belakang pekerjaan jelas, cara/gaya hidup tergolong mewah, keadaan keluarga baik dan harmonis. 2. Capacity a. < 1 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah dibawah 1 (satu) kali angsuran.

7 84 b. 1 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah sama dengan 1 (satu) kali angsuran. c. 2-3 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah berkisar antara 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) kali angsuran. d. 3 5 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) kali angsuran. e. > 5 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah diatas 5 (lima) kali angsuran. 3. Capital a. Laba < 1 x angsuran : Laporan keuangan nasabah menunjukkan laba dibawah 1 (satu) kali angsuran. b. Laba 1 x angsuran : Laporan keuangan nasabah menunjukkan laba sama dengan 1 (satu) kali angsuran. c. Laba 2 3 x angsuran : Laporan keuangan nasabah menunjukkan laba berkisar antara 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) kali angsuran. d. Laba 3 5 x angsuran : Laporan keuangan nasabah menunjukkan laba berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) kali angsuran. e. Laba > 5 x angsuran : Laporan keuangan nasabah menunjukkan laba diatas 5 (lima) kali angsuran. 4. Condition a. 30% - 40% : Resiko tingkat keamanan atas jaminan antara 30% s/d 40%.

8 85 b. 41% - 55% : Resiko tingkat keamanan atas jaminan antara 41% s/d 55%. c. 56% - 70% : Resiko tingkat keamanan atas jaminan antara 56% s/d 70%. d. 71% - 85% : Resiko tingkat keamanan atas jaminan antara 71% s/d 85%. e. > 86% : Resiko tingkat keamanan atas jaminan diatas 86%. 5. Collateral a. Jaminan < 1 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannya dibawah 1 (satu) kali plafond. b. Jaminan 1 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannnya sama dengan 1 (satu) kali plafond. c. Jaminan 1,5 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannnya 1,5 kali plafond. d. Jaminan 2 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannya 2 kali plafond. e. Jaminan > 2 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannya diatas 2 (dua) kali plafond Sub Kriteria 7P 1. Personality a. Wiraswasta < 20 tahun : Jika nasabah merupakan seorang wirausaha berumur dibawah 20 (dua puluh) tahun.

9 86 b. Wiraswasta tahun : Jika nasabah merupakan seorang wirausaha berumur antara 20 (dua puluh) sampai dengan 25 (dua puluh lima) tahun. c. Wiraswasta tahun : Jika nasabah merupakan seorang wirausaha berumur antara 25 (dua puluh lima) sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun. d. Wiraswasta tahun : Jika nasabah merupakan seorang wirausaha berumur antara 30 (tiga puluh) sampai dengan 35 (tiga puluh lima) tahun. e. Wiraswasta > 35 tahun : Jika nasabah merupakan seorang wirausaha berumur diatas 35 (tiga puluh lima) tahun. 2. Party a. Hasil trade checking tidak baik : Jika setelah dilakukan trade checking ke buyer dan supplier dinyatakan tidak baik. b. Hasil trade checking cukup : Jika setelah dilakukan trade checking ke buyer dan supplier dinyatakan cukup. c. Hasil trade checking sedang : Jika setelah dilakukan trade checking ke buyer dan supplier dinyatakan sedang. d. Hasil trade checking baik : Jika setelah dilakukan trade checking ke buyer dan supplier dinyatakan baik. e. Hasil trade checking sangat baik : Jika setelah dilakukan trade checking ke buyer dan supplier dinyatakan sangat baik.

10 87 3. Purpose a. Tujuan untuk pinjaman dinyatakan tidak baik dan tidak sesuai dengan kriteria bank. b. Tujuan untuk pinjaman dinyatakan cukup dan sesuai dengan kriteria bank. c. Tujuan untuk pinjaman dinyatakan sedang dan sesuai dengan kriteria bank. d. Tujuan untuk pinjaman dinyatakan baik dan sesuai dengan kriteria bank. e. Tujuan untuk pinjaman dinyatakan sangat baik dan sesuai dengan kriteria bank. 4. Prospect a. < 2 tahun : Jika lamanya usaha nasabah berjalan dibawah 2 (dua) tahun. b. 2 3 tahun : Jika lamanya usaha nasabah berjalan antara 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) tahun. c. 3 5 tahun : Jika lamanya usaha nasabah berjalan antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) tahun. d. 5 7 tahun : Jika lamanya usaha nasabah berjalan antara 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) tahun. e. > 7 tahun : Jika lamanya usaha nasabah berjalan diatas 7 (tujuh) tahun.

11 88 5. Payment a. < 1 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah dibawah 1 (satu) kali angsuran. b. 1 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah sama dengan 1 (satu) kali angsuran. c. 2-3 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah berkisar antara 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) kali angsuran. d. 3 5 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) kali angsuran. e. > 5 x angsuran : Kemampuan membayar angsuran nasabah adalah diatas 5 (lima) kali angsuran. 6. Profitability a. Keuntungan < 1 x angsuran : Keutungan nasabah dibawah 1 (satu) kali angsuran. b. Keuntungan 1 x angsuran : Keutungan nasabah sama dengan 1 (satu) kali angsuran. c. Keuntungan 2 3 x angsuran : Keuntungan nasabah berkisar antara 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) kali angsuran. d. Keuntungan 3 5 x angsuran : Keutungan nasabah berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) kali angsuran. e. Keuntungan > 5 x angsuran : Keuntungan nasabah diatas 5 (lima) kali angsuran.

12 89 7. Protection a. Jaminan < 1 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannya dibawah 1 (satu) kali plafond. b. Jaminan 1 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannnya sama dengan 1 (satu) kali plafond. c. Jaminan 1,5 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannnya 1,5 kali plafond. d. Jaminan 2 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannya 2 kali plafond. e. Jaminan > 2 x plafond : Jika nasabah memiliki jaminan untuk mengcover pinjamannya diatas 2 (dua) kali plafond. 3.4 Studi Kasus Perhitungan Profil Debitur Sebagai penerapan metode profile matching berikut penulis membuat contoh kasus tentang perhitungan nilai debitur menggunakan metode profile matching. Sebagai contoh terdapat 3 calon debitur yang mengajukan pinjaman dengan plafond Rp Berikut penulis jelaskan contoh 3 profil calon debitur dengan nilai yang berbeda Proses-proses Perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi Yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara profil debitur dengan profil standar penerima kredit atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini. Gap = Profil Debitur Profil Standar Penerima Kredit

13 90 Sedangkan untuk pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap kriteria mempunyai perhitungan yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan untuk tiap kriteria, dimana meliputi: 1. 5C Pada kriteria ini, setelah dilakukan proses perhitungan gap antara profil debitur dengan profil standar penerima kredit untuk masing-masing kriterianya dimana dalam kriteria ini berjumlah 5 sub kriteria, kemudian gap-gap tersebut dikumpulkan menjadi 2 tabel yang terdiri dari: field (-), untuk menempatkan jumlah dari nilai gap yang bernilai negatif, sedangkan field (+), untuk jumlah dari nilai gap yang bernilai positif. Sebagai contoh, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Perhitungan gap untuk kriteria 5C Kriteria 5C No Debitur D D GAP 3 D Profil Standar Penerima Kredit (-) (+) 1 D D D P Cara perhitungan untuk field gap-nya pun sama dengan perhitungan pada kriteria 7P. Contoh perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

14 91 Tabel 3.2 Perhitungan gap untuk kriteria 7P Kriteria 7P No Debitur D D GAP 3 D Profil Standar Penerima Kredit (-) (+) 1 D D D Pembobotan Setelah didapatkan tiap gap dari masing-masing debitur maka tiap-tiap profil diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap. Seperti bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Bobot Nilai Pembobotan Nilai Selisih Bobot Nilai Keterangan 0 5 Tidak ada Gap (kompetensi sesuai yang dibutuhkan) 1 4,5 Kompetensi Individu kelebihan 1 tingkat / level -1 4 Kompetensi Individu kekurangan 1 tingkat / level 2 3,5 Kompetensi Individu kelebihan 2 tingkat / level -2 3 Kompetensi Individu kekurangan 2 tingkat / level 3 2,5 Kompetensi Individu kelebihan 3 tingkat / level -3 2 Kompetensi Individu kekurangan 3 tingkat / level 4 1,5 Kompetensi Individu kelebihan 4 tingkat / level -4 1 Kompetensi Individu kekurangan 4 tingkat / level Sehingga tiap debitur akan memiliki tabel bobot seperti contoh-contoh tabel yang ada dibawah ini.

15 92 Tabel 3.4 Perhitungan Nilai Bobot untuk kriteria 5C Profil standar penerima kredit D Nilai GAP ,5 4 Hasil Bobot D Nilai GAP 3, Hasil Bobot D Nilai GAP 4 3,5 3,5 5 4,5 Hasil Bobot Tabel 3.5 Perhitungan Nilai Bobot untuk kriteria 7P Profil standar penerima kredit D Nilai GAP 4 3 4,5 2, Hasil Bobot D Nilai GAP 4, Hasil Bobot D Nilai GAP 4,5 4,5 5 3,5 3,5 3,5 4,5 Hasil Bobot Perhitungan Core Factor dan Secondary Factor Perhitungan dan pengelompokan Core Factor dan Secondary Factor setelah menentukan nilai gap untuk kedua criteria yaitu kriteria 5C dan 7P dengan cara yang sama. Kemudian tiap kriteria dikelompokkan lagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Kriteria 5C yang termasuk Core Factor adalah sub kriteria no 2, 3, 4, 5 Sedangkan untuk Secondary Factor dari sub criteria 5C adalah 1. Tabel 3.6 Perhitungan Nilai Core Factor dan Secondary Factor 5C Sub Core Secondary No Kriteria Factor Factor 1 D ,5 4 4,125 5,000

16 93 2 D002 3, ,250 3,500 3 D ,5 3,5 5 4,5 4,125 4,000 Untuk criteria 7P yang termasuk Core Factor diantaranya 1, 2, 5, 6, 7 dan secondary factor diantaranya 3, 4. Tabel 3.7 Perhitungan nilai Core Factor dan Secondary Factor 7P Sub Core Secondary No Kriteria Factor Factor 1 D ,5 2, ,800 3,500 2 D002 4, ,900 4,000 3 D003 4,5 4,5 5 3,5 3,5 3,5 4,5 4,100 4,250 Seperti dapat dilihat pada tabel di atas, terlebih dahulu telah ditentukan terlebih dahulu sub-kriteria mana yang menjadi core factor sub-kriteria sisanya akan menjadi secondary factor. Kemudian nilai core factor dan secondary factor ini dijumlahkan sesuai rumus. Sehingga didapatkanlah bahwa untuk debitur berkode D001 memiliki core factor 5C rata-rata = 4,12 dan secondary factor 5C rata-rata = 5. Hal yang sama juga dilakukan terhadap kriteria 7P Perhitungan Nilai Total Tiap Aspek Dari hasil perhitungan dari tiap kriteria diatas kemudian dihitung nilai total berdasarkan persentase dari core factor dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan dapat dilihat pada rumus di bawah ini : 70 % NC5C + 30 % NS5C = N5C (Nilai Total Kriteria 5C ) 70 % NC7P + 30 % NS7P = N7P (Nilai Total Kriteria 7P )

17 94 Untuk lebih jelasnya perhitungan nilai total dapat dilihat pada contoh perhitungan kriteria 5C dan 7P sebagai berikut : Tabel 3.8 Tabel Nilai Total Kriteria 5C No Sub Kriteria NC5C NS5C N5C 1 D001 4,125 5,000 4,387 2 D002 4,250 3,500 4,025 3 D003 4,125 4,000 4,087 Tabel 3.9 Tabel Nilai Total Kriteria 7P No Sub Kriteria NC7P NS7P N7P 1 D001 3,800 3,500 3,710 2 D002 4,900 4,000 4,630 3 D003 4,100 4,250 4, Perhitungan Ranking Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking dari kandidat yang diajukan untuk mengisi suatu tempat tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini : Ranking = 60 % N5C + 40 % N7P Keterangan : N5C : Nilai 5C N7P : Nilai 7P Sesuai dengan rumus untuk perhitungan ranking di atas maka hasil akhir dari debitur dapat dilihat tabel di bawah ini:

18 95 Tabel 3.10 Tabel Nilai Total Profil Debitur No Sub Kriteria N5C N7P Hasil 1 D001 4,387 3,710 4,116 2 D002 4,025 4,630 4,267 3 D003 4,087 4,145 4,111 Berdasarkan tabel rangking tabel profile matching tersebut maka yang mendapat kredit dengan nilai plafond Rp adalah debitur dengan kode D002, untuk D001 mendapatkan 80% dari pengajuan kredit, untuk D003 hanya mendapatkan 60% dari nilai pengajuan kredit dan jika terdapat calon debitur di bawah rangking 3 tidak dapat diloloskan karena nilai rangking tidak termasuk standarisasi aturan Bank. 3.5 Analisa Dokumen Prosedur pemberian kredit maksudnya adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit. Secara umum prosedur pemberian kredit sebagai berikut: 1. Pengajuan berkas-berkas a. Pengajuan proposal yang berisi: Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta

19 96 relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta termasuk pengalamannya dalam mengerjakan berbagai usaha selama ini. b. Maksud dan tujuan Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan) serta tujuan lainnya. c. Besarnya kredit dan jangka waktu Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. d. Jaminan kredit Merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit, baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. e. Melampirkan dokumen-dokumen yang meliputi foto copy : 1) Akte Notaris (dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau yayasan. 2) TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 4) Laporan Laba Rugi 3 tahun terakhir 5) Bukti diri sebagai pimpinan perusahaan 6) Dokumen Jaminan 7) Rekening koran dan rekening tabungan 6 bulan terakhir 8) Kartu Tanda Penduduk

20 97 9) Surat Nikah 10) Kartu Keluarga f. Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar termasuk menyelidiki keabsahan berkas. g. Wawancara awal Merupakan penyidikan kepada calon debitur dengan langsung berhadapan dengan calon debitur. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. h. On The Spot Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I i. Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. j. Kegiatan analisis dan evaluasi kredit Melakukan analisis dan evaluasi tingkat resiko kredit, dimana dalam analisis tersebut sekurang-kurangnya mencakup informasi tentang

21 98 identitas calon pemohon, tujuan permohonan, dan riwayat bisnis pemohon. k. Keputusan kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah untuk menentukan apakah kredit akan direkomendasikan, dipertimbangkan atau ditolak. l. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. m. Realisasi kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan akad kredit dan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. n. Penyaluran/penarikan dana Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan. 3.6 Analisa Kelemahan Sistem Analisa kelemahan sistem penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan sistem serta mengetahui permasalahan yang sebenarnya mengenai

22 99 sistem pendukung keputusan pemberian kredit rekening Koran. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh Bank OCBC NISP sebagai berikut: 1. Penilaian kelayakan calon debitur dalam pemberian kredit terlalu mengandalkan laporan keuangan dan kurang melihat sisi pribadi dari calon debitur. 2. Kurangnya penerapan prinsip 5C 7P pada proses penilaian kelayakan calon debitur 3. Membutuhkan waktu yang lama dalam proses penilaian kelayakan calon debitur. 4. Sering terjadi kurang akuratnya penilaian calon debitur yang mengajukan permohonan kredit. 3.7 Analisa Kebutuhan Sistem Analisa kebutuhan sistem sangat dibutuhkan guna menunjang penerapan pada sistem yang baru. Sistem yang baru harus sesuai dengan kebutuhan penilaian kelayakan calon debitur dan dapat menanggulangi kelemahan dari sistem yang berjalan. Sistem yang baru haruslah memiliki metode yang baik dalam melakukan penilaian kelayakan calon debitur dalam menerima pemberian kredit. Selain itu sistem yang baru diharapkan dapat melakukan perhitungan penilaian kelayakan calon debitur dengan cepat, tepat dan akurat serta dapat menjamin keamanan data calon debitur.

By : Angga Hapsila, SE.MM

By : Angga Hapsila, SE.MM By : Angga Hapsila, SE.MM BAB VI MANAJEMEN KREDIT 1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT 3. KUALITAS KREDIT 4. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dengan cepat dan tepat. Sebelumnya masih banyak pelaksanaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dengan cepat dan tepat. Sebelumnya masih banyak pelaksanaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank sebagai salah satu sektor penggerak perekonomian dunia, khususnya Indonesia yang pada saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan dapat dilihatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba Banguntapan 1. Foto copy KTP (Kartu Tanda Penduduk), 5 lembar 2. Foto copy Kartu Keluarga, 1 lembar 3. Foto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh Penerapan akad ijarah pada pembiayaan multiguna untuk biaya umroh di Bank Syariah Mandiri KCP Katamso dilakukan dengan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah merupakan suatu kebutuhan primer yang berfungsi sebagai tempat manusia tinggal dan melangsungkan kehidupannya. Semula rumah untuk tempat tinggal dibangun

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem merupakan tahap lanjutan dari analisis sistem, dimana pada perancangan sistem digambarkan rancangan sistem yang akan dibangun sebelum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah Saat memberikan pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Payakumbuh menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah Mandiri KC Lubuk Sikaping Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki prosedur pembiayaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah 1. Proses pengajuan - Persyaratan Administratif 66 1) Foto Copy KTP dan Menunjukkan Aslinya. 2) Foto Copy Kartu Keluarga dan Menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI 7.1 Ringkasan Pengendalian internal dalam sebuah organisasi adalah sangat penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Koperasi Menurut UU No 17 Tahun 2012, Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, untuk dengan pemisahan kekayaan para anggotanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Menurut UU No 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 mengatakan Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 3.1...Sejarah singkat PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk Tabel 3.2...Indikator Variabel X dan Variabel Y Tabel 3.3...Bobot atau Kuesioner Tabel 3.4... Data Responden Tabel 4.1...Data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kredit Menurut Hasibuan (87: 2008) kredit adalah semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING Ahmad Syarifudin 1, Ahmadi Yuli Ananta 2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Griya Menurut Ibuk Silvany selaku Area Consumer Banking Manager, prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin 45 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Penyajian Data 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia Syariah Kantor Cabang Banjarmasin Akad musyārakah ada beberapa prosedur yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA Jawab

DAFTAR WAWANCARA Jawab 89 DAFTAR WAWANCARA 1. Bagaimana Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan pada Bank Prekreditan Rakyat Jawab a. Bagi pihak pemberi kredit/kreditur (bank) Pemberian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, proses penentuan kelayakan pemberian kredit UMK masih kurang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah BAB IV PEMBAHASAN A. Kriteria Pembiayaan Griya BSM 1. Manfaat Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah Jangka waktu pembiayaan hingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. IAPI (2011:319.2) pengertian pengendalian intern adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. IAPI (2011:319.2) pengertian pengendalian intern adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Intern Pengertian Pengendalian Intern Pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan agar aktivitas perusahaan bisa berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) BUMN ( Badan Usaha Milik Negara) adalah badan usaha yang berisikan dua elemen esensial yakni unsur Pemerintah (public) dan unsur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Satuan pengamatan dan Satuan analisis. Sedangkan yang menjadi satuan analisis adalah sistem pengendalian kredit.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Satuan pengamatan dan Satuan analisis. Sedangkan yang menjadi satuan analisis adalah sistem pengendalian kredit. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan desainnya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Metode penelitian digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang dijabarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja 1. Permohonan Nasabah datang ke bank untuk mengajukan permohonan pembiayaan murabahah modal kerja, maka nasabah harus mengisi formulir (lampiran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Kredit PT Bank Mandiri Tbk a) Intiation / Prasyaratan 1. Bank Mandiri mencari debitur yang layak untuk diberi kredit dan melakukan pemasaran kredit

Lebih terperinci

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI AGRO KANTOR CABANG PEMBANTU DEPARTEMEN KEHUTANAN, JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keras, perangkat. lunak dan proses keputusan tersebut menghasilkan sistem. pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. keras, perangkat. lunak dan proses keputusan tersebut menghasilkan sistem. pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan akurat. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini perusahaan masih sangat sulit melakukan pengambilan keputusan pemberian pinjaman kredit terhadap debitur UKM. Penggabungan beberapa teknik pengambilan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO LAMPIRAN LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PT. Bank Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pelaksanaan Produk Pembiayaan KPR pada Bank Jateng Syariah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG BAB IV PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG A. Pengertian Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro ib pada Bank BRISyariah Kantor Cabang Padang 1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pembiayaan Produk Kepemilikan Kendaraan Bermotor (Kp Kb) di KSPPS BINAMA SEMARANG Semarang Pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor merupakan salah

Lebih terperinci

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia Siti Fatimah (27212052) FE. AKUNTANSI LATAR BELAKANG Kata kredit bukan merupakan kata yang asing lagi bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan suatu lembaga yang menerima dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana. Sedangkan pengertian bank menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG PAHLAWAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG PAHLAWAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG PAHLAWAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR

ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR ANALISIS KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT TERHADAP CALON DEBITUR ( Studi Kasus Calon Debitur Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Hayam Wuruk Jakarta) Agriando 22209826 LATAR BELAKANG Kepercayaan

Lebih terperinci

PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK

PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK PERSYARATAN MENGAJUKAN KREDIT DI BANK Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 685/XIV Pada nomor yang lalu, kita telah berkenalan sekilas dengan produk kredit di bank. Sekarang, kita akan berbicara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman Manfaat deposito yaitu: a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. b. Bagi hasil yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayan BSM Oto di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kredit Istilah kredit bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang menjual dan membeli barang-barang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : YENI RAHMA MEI SAPUTRI NIM : 2012110486 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Operasionalisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii. DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI v. ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii. DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN. DAFTAR ISI ABSTRACT.. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iii DAFTAR ISI v DAFTAR SIMBOL. viii DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN. xiv BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. I -

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dijelaskan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan saran untuk Bank BTN Cabang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berdasarkan persejuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berdasarkan persejuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998,menyebutkan Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT Walisongo Semarang. Sebagai lembaga keuangan syari ah yang mempunyai satu tujuan untuk mengangkat perekonomian

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA 11 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Menurut Undang undang Perbankan No.10 Tahun 1998, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pembiayaan Modal Kerja di Bri Syariah KC Semarang 1. Pembahasan Pembiayaan modal kerja di BRI Syariah KC Semarang adalah sebuah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat Pengertian Lembaga Keuangan Non- Bank

BAB II KERANGKA TEORI. dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat Pengertian Lembaga Keuangan Non- Bank BAB II KERANGKA TEORI 2.1.Lembaga Keuangan 2.1.1. Pengertian Lembaga Keuangan Menurut Pasal 1 Undang-Undang No. 14/1967 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang No. 7/1992 tentang perbankan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB III ANALISIS SISTEM BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Analisis Masalah Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Proses analisis sistem adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan 125 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pemeriksaan Operasional dalam Menunjang Pengendalian Intern Pemberian Kredit Modal Kerja (studi kasus

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah KPR merupakan solusi bagi masyarakat untuk dapat membeli rumah dengan harga yang murah. Namun untuk mendapatkan persetujuan permohonan KPR ini,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA UNTUK USAHA DAGANG DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KANTOR CABANG PAYAKUMBUH

BAB IV PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA UNTUK USAHA DAGANG DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KANTOR CABANG PAYAKUMBUH 59 BAB I PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MODAL KERJA UNTUK USAHA DAGANG DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) KANTOR CABANG PAYAKUMBUH A. Pembiayaan Modal Kerja di Bank Syariah Mandiri Dalam pembiayaan modal kerja di Bank

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 35 BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Didalam suatu lembaga keuangan baik negeri maupun swasta yang menyediakan berbagai macam produk layanan kredit, prosedur pemberian kredit sangatlah

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kredit dan Pengertiannya Kata kredit berasal dari bahasa Yunani credere artinya kepercayaan atau credo berarti saya percaya (Shintawati, 2010; Triandaru dan Budisantoso, 2009;

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTEK 3.1 Bank 3.1.1 Pengertian Bank Istilah bank berasal dari kata Italia Banco yang artinya bangku. Bangku inilah yang digunakan oleh banker untuk melayani kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kuisioner untuk Responden Debitur dan Manajer Kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kuisioner untuk Responden Debitur dan Manajer Kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya LAMPIRAN Lampiran 1: Kuisioner untuk Debitur dan Manajer Kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya Kuisioner Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Yth. Saya adalah mahasiswa ekonomi UII yang sedang mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Satu hal yang sangat menarik, yang membedakan antara manajemen bank syariah dengan bank umum (konvensional) adalah terletak pada pinjaman dan pemberian balas

Lebih terperinci

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga Lampiran : 1. Hasil Wawancara Tabel 1 Hasil Wawancara Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga No Nama Jabatan Hasil Wawancara 1 Dody Hernanto, SE Ketua - Koperasi Simpan Pinjam TABITA didirikan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseleruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah di Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tamzis Bina Utama Cabang Temanggung Untuk mengajukan pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH. pembiayaan/penilaian pembiayaan yang dilakukan yaitu analisis 5C (Character,

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH. pembiayaan/penilaian pembiayaan yang dilakukan yaitu analisis 5C (Character, BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Mikro Dalam teorinya Kasmir menyebutkan ada beberapa prinsip pembiayaan/penilaian pembiayaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kondisi persaingan bisnis dalam keadaan yang tidak menentu ditambah dengan krisis perekonomian, membuat setiap perusahaan dituntut untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada

BAB I PENDAHULUAN. atau kelebihan dana (surplus spending unit-ssu) dan menyalurkan kredit kepada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bank adalah sebuah lembaga keuangan pengumpul dana dan penyalur kredit, yang berarti bank dalam operasinya mengumpulkan dana dari masyarakat atau kelebihan dana (surplus

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Bisnis bank adalah bisnis risiko (bank is a risk business), demikian ungkapan yang banyak dipakai orang untuk menggambarkan karakteristik bisnis bank. Hal ini disebabkan dalam kegiatannya, ia menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian bank Bank adalah anggota lembaga keuangan yang paling dominan, mampu memobilisasi dana, mengumpulkan dan mengalokasikan dana dalam jumlah besar dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN benar. 1 Dalam melakukan kelayakan pembiayaan, bank syariah diwajibkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Prinsip 5C pada Produk Ijarah di BPRS PNM Binama Semarang Sebelum suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Peranan pengendalian internal dalam perusahaan sangat penting, hal ini berguna untuk menilai aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yaitu bangku. Bangku inilah

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yaitu bangku. Bangku inilah BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Bank Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yaitu bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh banker untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL A. Mekanisme Produk Pembiayaan Usaha Bagi Hasil di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Temanggung Produk yang ditawarkan oleh pihak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS Tamzis Bina Utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. Salah satunya produk pembiayaan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian a. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. 1. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan. BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Peranan Bank dalam mendukung kegiatan dunia usaha kecil sangat besar untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank adalah jasa lalu lintas peredaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek penyaluran kredit,

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH 66 BAB IV ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH A. Analisis Standard Operational Procedure (SOP) Pembiayaan Griya ib Hasanah di PT Bank BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil program dan pembahasan dari Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Pemberian Pinjaman Kredit (Debitur) Pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur Pembiayaan merupakan langkah yang dilakukan KSPPS TAMZIS Bina Utama dalam menyalurkan

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit

Lebih terperinci