MODEL INTEROPERABILITAS TEKNIS PADA APLIKASI PERPUSTAKAAN DIGITAL LARAS VERSI 1.0 : STUDI KASUS DI PDII-LIPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL INTEROPERABILITAS TEKNIS PADA APLIKASI PERPUSTAKAAN DIGITAL LARAS VERSI 1.0 : STUDI KASUS DI PDII-LIPI"

Transkripsi

1 MODEL INTEROPERABILITAS TEKNIS PADA APLIKASI PERPUSTAKAAN DIGITAL LARAS VERSI 1.0 : STUDI KASUS DI PDII- Abstrak Muhammad Rosyihan Hendrawan Peneliti Independen Bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model interoperabilitas teknis yang diterapkan dan dikembangkan di Perpustakaan Digital pada Aplikasi LARAS versi 1.0 oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-). Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menentukan mengapa PDII- mencoba untuk mengembangkan LARAS Versi 1.0. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumen menganalisis dan wawancara mendalam. Studi ini menunjukkan bahwa LARAS versi 1.0 dibuat oleh pengembang di PDII- untuk menghindari keusangan teknologi informasi dan komunikasi (ITC), dalam hal ini adalah aplikasi perpustakaan digital. Bahkan, konflik antara pengembang dan pustakawan dalam mengembangkan LARAS versi 1.0 masih ada. Model interoperabilitas teknis yang diterapkan untuk LARAS adalah kombinasi antara tingkat model Lisi (Level Sistem Informasi Interoperabilitas). Namun demikian, dalam prakteknya, LARAS versi 1.0 masih belum sempurna lagi, terutama dari pengembangan sistem metadata, encoding, protokol komunikasi, database, dan pengindeksan. Kata kunci: Interoperabilitas, model interoperabilitas teknis, aplikasi perpustakaan digital, perpustakaan digital Abstract This study aims to find out models of the technical interoperability which applied and developed on the Digital Library Applications of LARAS version 1.0 by the Center for Scientific Documentation and Information- Indonesian Institute of Sciences (PDII-). Other goal of this research is to determine why PDII- tries to develop the LARAS Version 1.0. This study was done by using method of case study with qualitative approach. Data was collected by documents analyzing and in-depth interviews. This study shows that LARAS version 1.0 created by developers at the PDII- to avoid the obsolescence of information and technology communication (ITC), in this case is digital library application. In the fact, the conflicts between the developers and the librarians in developing LARAS version 1.0 still exist. Models of technical interoperability which applied to LARAS are combination among level of models of LISI (Level of Information System Interoperability). Nevertheless, in the practice, LARAS version 1.0 still not perfect yet, especially from system development of metadata, encoding, communication protocol, databases, and indexing. Keywords : Interoperability, technical interoperability models, digital library applications, digital library 1. Pendahuluan Pada perkembangan perpustakaan digital, isu yang muncul adalah interoperabilitas. Interoperabilitas ini merupakan tantangan mendasar dalam semua aspek perpustakaan digital. Interoperabilitas adalah upaya pengembangan jasa atau layanan terpadu bagi pengguna perpustakaan digital sedemikian rupa sehingga mereka dapat memanfaatkan sumberdaya yang disediakan oleh beragam sistem serta berbagai institusi (Arms, 2000). Isu interoperabilitas ini kemudian melahirkan aplikasi (software) perpustakaan digital yang sharable penggunaannya, salah satunya dibangun oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII- ), yaitu Library and Archive Analysis System (LARAS) Versi 1.0. LARAS V 1.0. adalah aplikasi perpustakaan digital berbasis open source yang dapat diunduh dan bebas digunakan oleh pihak manapun. PDII- resmi menggunakan LARAS Versi 1.0 untuk menggantikan WINISIS mulai 14

2 Januari tahun Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu, latarbelakang PDII- mengembangkan LARAS Versi 1.0 serta model interoperabilitas teknis yang diterapkan dan dikembangkan pada LARAS Versi 1.0 di PDII-. Sedangkan tujuan penelitian ini yaitu : 1) Mengetahui latar belakang pengembangan LARAS Versi 1.0 di PDII-. 2) Mengetahui model interoperabilitas teknis LARAS Versi 1.0 yang diterapkan dan dikembangkan oleh PDII-. Penelitian ini diharapakan mencapai dan berguna untuk dua hal yaitu manfaat praktis dan akademis, yaitu: 1) Manfaat akademis, memberikan informasi bahwa model interoperabilitas teknis adalah aspek yang tidak terpisahkan dari penerapan aplikasi perpustakaan digital. 2) Manfaat praktis, dapat menjadi salah satu dasar acuan dan pertimbangan bagi perpustakaan maupun lembaga informasi lainnya dalam menerapkan dan mengembangkan model interoperabilitas teknis pada aplikasi perpustakaan digital di masa yang akan datang. 2. Tinjauan Teoritis 2.1. Perpustakaan Digital Digital Library Federation (DLF) (1998) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai organisasi yang menyediakan sumber daya (resources), termasuk staf khusus, pemilihan struktur, menawarkan akses intelektual, menginterpretasikan, mendistribusikan, melestarikan keutuhan (integritas), dan memastikan persistensi dari waktu ke waktu dari koleksi digital bekerja sehingga tersedia untuk digunakan oleh komunitas atau masyarakat. Definisi di atas melibatkan tiga kunci komponen, yang merupakan kerangka teoritis perpustakaan digital yang mendasar, yaitu: 1. Orang atau manusia; 2. Sumber daya informasi, dan 3. Teknologi. Arms (2000) memberikan definisi informal perpustakaan digital adalah kumpulan informasi yang dikelola dengan layanan terintegrasi dimana informasi disimpan dalam format digital dan dapat diakses melalui jaringan. Bagian penting dari definisi ini adalah bahwa informasi yang dikelola. Dengan merujuk pada dua definisi di atas maka dapat dilihat bahwa walaupun pada ranah perpustakaan digital, komputer dan jaringan sangat penting dan mendasar. Gambaran sebenarnya dari perpustakaan digital adalah interaksi antara orang, organisasi, dan teknologi Interoperabilitas Bagi masyarakat pengguna, mengarah ke interoperabilitas harus dilihat sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat. Interoperability Solutions for European Public Administration (2010:2) menyatakan : Interoperability is the ability of disparate and diverse organisations to interact towards mutually beneficial and agreed common goals, involving the sharing of information and knowledge between the organizations via the Business processes they support, by means of the exchange of data between their respective Information and Communications Technology (ICT) systems. Definisi tersebut membawa pemangku kebijakan (stakeholders) pada keinginan untuk berbagi data, informasi, maupun pengetahuan sehingga mereka membangun standar sistem interoperabilitas yang dapat digunakan oleh siapa pun, dimana pun dan kapan pun. Keterhubungan antara aplikasi perpustakaan digital dan layanan yang diterapkan oleh perpustakaan sebagai organisasi informasi mencerminkan model interoperabilitas yang diterapkan. Miller (2000) menyatakan bahwa interoperabilitas teknis merupakan berbagai kesamaan dalam menggunakan prosedur dan mekanisme perangkat keras (hardware) dan aplikasi atau perangkat lunak (software), termasuk di dalamnya protokol komunikasi, pemindahan data, tata cara penyimpanan, pembuatan indeks, dan sebagainya. Interoperabilitas teknis tersebut mengarahkan akan guna pelayanan dan penggunaan data bersama atau kesepakatan bersama dalam beberapa hal standar yang harus dipahami oleh pengembang maupun organisasi pengguna interoperabilitas teknis tersebut Model Interoperabilitas Teknis Terdapat jenis model interoperabilitas 15

3 16 teknis menurut Tolk (2003) yang digunakan lebih lanjut sebagai teori dalam penelitian ini yaitu, Model Level of Information Systems Interoperability (LISI). Model LISI menyediakan framework untuk lingkup serta level yang diterapkan untuk hal konektivitas pada domain interoperabilitas teknis. Model LISI diciptakan oleh The U.S. DoD C4SIR Framework Architecture. Seperti dijabarkan pada tabel 1, model interoperabilitas LISI mengidentifikasi empat jenis atribut, berikut penjelasan mengenai atribut yang dimaksud : 1) Prosedur dan kebijakan: Atribut ini membahas tentang implementasi sistem atau standar yang dipilih secara menyeluruh selain petunjuk arsitektur sistem yang dibangun. 2) Aplikasi: meliputi tujuan pokok dan fungsi sistem yang dibangun. Aplikasi yang mendukung dan fungsi yang dicapai mewakili kemampuan sistem bagi pengguna. 3) Infrastruktur: merupakan atribut yang mendukung pembentukan dan penggunaan koneksi antara sistem atau aplikasi. 4) Data: atribut ini berfokus pada informasi yang diolah oleh sistem. Mencakup semua bentuk data yang mendukung operasional sistem. Tabel 1. Model interoperabilitas teknis Model LISI Sumber: Tolk (2003) 2.4. Landasan dan Standar Teknologi Interoperabilitas Teknis a. Metadata Istilah metadata digunakan berbeda pada berbagai komunitas. Beberapa menggunakannya untuk merujuk kepada mesin yang mampu memahami akan informasi (machines understandable information), sementara sebagian menggunakannya hanya untuk cantuman atau rekod yang mendeskripsikan sumber daya elektronik (NISO, 2004:1). Metadata perlu disusun dalam satu set ruas standar dan menggunakan encoding dengan beberapa cara standar sehingga mampu diproses oleh komputer. b. Protokol komunikasi Protokol yang banyak digunakan pada lingkungan perpustakaan digital saat ini yaitu OAI-PMH (Open Archive Initiative-Protocol Metadata Harvesting). OAI-PMH merupakan sebuah inisiatif untuk mengembangkan dan mempromosikan standar interoperabilitas yang memfasilitasi penyebaran konten web yang diakses melalui repositori untuk penyebaran konten serta berbagi metadata secara efisien ( openarchives.org). c. Encoding Encoding merupakan sarana manipulasi aplikasi perpustakaan digital bilamana cantuman bibliografis atau metadata aplikasi perpustakaan digital akan diletakkan pada pangkalan data terpasang (online database), supaya dapat dibaca, ditelusur, dicari, dan dipertukarkan oleh berbagai jenis aplikasi perpustakaan digital, sekaligus dapat dipahami oleh manusia. Dalam encoding digunakan bahasa mark-up untuk membuat halamanhalaman web dan memungkinkan aplikasi perpustakaan digital untuk dapat dimodifikasi oleh developer atau end user tentunya dengan disesuaikan pada kebutuhan dan perkembangan yang ada.

4 d. Pangkalan Data Pangkalan data berfungsi sebagai sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersebut tersedia saat dibutuhkan (Kadir, 2003:9). Pangkalan data sebagai memeriksa serta memverifikasi jenis informasi yang tepat, mewakili nilai yang diperbolehkan dalam keadaan yang dapat diterima. Menurut Chowdhury (2010:17) pangkalan data dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis rekod data serta cakupan subjek yang dimuat. Pembagian utama nya yaitu : a. Pangkalan data rujukan (reference database), pangkalan data ini mengarahkan pengguna ke sumber informasi seperti dokumen, orang atau organisasi. Pangkalan data ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu : Pangkalan data bibliografis, meliputi sitasi atau referensi bibliografis, dan abstrak dari literatur. Pangkalan data katalog, menunjukkan katalog perpustakaan tertentu atau sekelompok perpustakaan dalam sebuah atau berbagai jaringan. Pangkalan data referal, menawarkan referensi ke informasi seperti nama, alamat, spesialisasi perorangan, lembaga, sistem informasi, dan sebagainya. b. Pangkalan data sumber (source database), pangkalan data ini berisi informasi dalam bentuk terbacakan mesin dan karena itu dapat dianggap sebagai semacam dokumen elektronik. Pangkalan data ini dapat dikelompokkan sesuai dengan cakupan konten, misalnya: Pangkalan data numerik, berisi berbagai jenis data numerik, termasuk statistik dan data survei. Pangkalan data full-text, berisi teks lengkap dari dokumen Pangkalan data teks-numerik, berisi kombinasi data tekstual dan numerik, seperti laporan tahunan perpustakaan atau data buku pegangan (handbook). Pangkalan data multimedia, berisi informasi yang mencakup teks, gambar, suara, dan video. e. Indexing Taylor (2004:40) menyatakan bahwa indexing mampu menjadi pengembang akses dalam menganalisis konten dari dokumen. Kegiatan menganalisis dan penerjemahan dokumen yang diindeks merupakan kegiatan intelektual dan kegiatan mekanikal lebih kepada kegiatan yang mencakup pengurutan abjad dan pembuatan entri indeks (Pendit, 2007:99). Khusus dengan komputerisasi Pendit (2007:100) menyatakan aplikasi indexing dapat pula berbentuk : a. Derivative indexing, yaitu istilah untuk indeks diambil langsung dari teks dokumen, disebut juga synonym for keyword indexing dikarenakan indeks diambil langsung dari kata kunci dan tidak ada controlled vocabulary (daftar kosakata) sebagai acuan, hal demikian sering dikenal juga dengan free indexing. b. Assignment indexing, yaitu istilah untuk indeks diberikan dari luar. Dalam hal ini pembuatan indeks diambil langsung dari kata kunci dan ada controlled vocabulary (daftar kosakata) sebagai acuan. Setelah proses indexing telah selesai, dokumen dan catatan pengindeksan masuk ke beberapa bentuk penyimpan dokumen seperti pangkalan data, dimana hal tersebut diatur sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat dicari dalam menanggapi berbagai permintaan jenis subjek dan lainnya. 3. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian studi kasus adalah strategi penelitian di mana peneliti menyelidiki secara cermat 17

5 suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu. Selain itu, penelitian studi kasus memusatkan diri pada satu unit tertentu dari berbagai fenomena (Bungin, 2007:68). Penelitian dilakukan pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-) yang belokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 10, Jakarta Pusat dilaksanakan selama empat bulan mulai dari awal Februari hingga Akhir Mei tahun Informan dalam penelitian ini berjumlah sebelas orang, ditentukan secara purposive. Dalam melakukan proses pengumpulan data peneliti menggunakan dua metode, yaitu : a. Analisis dokumen, dokumen yang digunakan meliputi sumber terpasang (online), bukubuku yang relevan seperti manual LARAS V 1.0, dan artikel ilmiah yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini. b. Wawancara, jenis metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview) karena dari wawancara tersebut tersedia data utama tentang persepsi atau penilaian bersifat subjektif serta kualitatif. Pertanyaan diajukan menurut pedoman wawancara yang telah disusun sebelumnya. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan mengikuti analisis data kualitatif berdasarkan analisis Miles dan Huberman (1992:16-17), ada tiga langkah pokok, yaitu : 1. Reduksi data. 2. Penyajian data. 3. Penarikan simpulan/verifikasi. Ketiga komponen analisis data di atas dapat dilakukan secara interaktif yaitu saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data. Proses analisis data ini mengalir (flow), sehingga tidak menjadi kaku dari tahap awal hingga tahap akhir penelitian. 4. Hasil dan Pembahasan Latar Belakang PDII- Mengembangkan LARAS Versi 1.0 PDII- memiliki beragam koleksi karya ilmiah yang berupa laporan penelitian para peneliti dari berbagai institusi selain dari sendiri, koleksi tersebut tentunya diperuntukkan bagi pengguna baik dari kalangan peneliti, akademisi, maupun praktisi. Proses desiminasi setiap karya ilmiah tersebut telah dilaksanakan secara komputerisasi melalui penggunaan aplikasi perpustakaan digital berbasis web yaitu LARAS V 1.0. Sebelum mulai menggunakan LARAS V 1.0 pada tahun 2011, sebelumnya PDII- menggunakan aplikasi WINISIS yang mulai digunakan pada tahun Gambar 1. Tampilan awal dan pencarian sederhana LARAS V 1.0 Sumber : Menurut pandangan pihak developer LARAS V 1.0, aplikasi WINISIS dirasa sudah semestinya digantikan, dengan beberapa alasan diantaranya yaitu karena pada WININIS terdapat banyak kendala aturan entri data dan tidak konsisten, pangkalan data yang bertumpuk, susah dalam pelaporan, serta yang terakhir yaitu konten pada pangkalan data WINISIS tidak ditemukan bila dicari dengan menggunakan mesin pencari di internet. Untuk mengatasi masalah tersebut, kepala PDII pada tahun 2010 mengeluarkan kebijakan untuk membangun LARAS V 1.0. Menurut pihak developer LARAS V 1.0 dipilihnya program PHP, Apache, dan MySQL sebagai aplikasi pembngun LARAS V 1.0, dikarenakan ketiga program tersebut termasuk dalam flatform open source dan mudah dipahami oleh programmer, selain itu mendukung kemudahan untuk pengembangan tahap berikutnya. Menurut kepala PDII Aplikasi WINISIS yang kurang dalam hal aksebilitas diperburuk dengan kebijakan dalam desiminasi informasi terutama karya ilmiah seluas-luasnya belum ada.

6 Selain itu disebabkan juga oleh apresiasi dan kebebasan bagi para pengelola konten informasi ilmiah untuk membuat formatformat yang sesuai dengan kebutuhan institusi. Pada Akhirnya terbentuklah Tim Developer LARAS V 1.0, tim ini mendapat instruksi untuk mempelajari hampir semua aplikasi perpustakaan yang telah dan sedang berkembang pada saat itu seperti WINISIS, SLiMS, Lontar dan lainnya. Pada awal LARAS V 1.0 mulai dikembangkan terjadi konflik antara pihak developer dan pihak pustakawan, hal demikian terjadi dikarenakan pola pemikiran dan kepentingan yang tidak sejalan. Selain karena tidak adanya komunikasi intensif antara pihak developer dan pihak pustakawan. Seiring waktu pengembangan LARAS V 1.0 terus berjalan walupun secara ala kadarnya, pihak developer menganggap apa yang dikerjakan adalah salah satu bentuk bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat. Menurut kepala PDII- saat ini, alasan lain mengapa LARAS V 1.0 tetap berjalan yaitu dikarenakan PDII- terus mengikuti perkembangan sistem informasi tanpa bergantung pada pengembang aplikasi dari luar PDII-, selain itu ditambah dengan adanya anggapan kebebasan berkreasi dikarenakan LARAS V 1.0 dibangun di bawah open source. Walaupun saat ini pihak penentu kebijakan dan ketua fungsional pustakawan sebenarnya menyadari bahwa awal penerapan LARAS V 1.0 di PDII- terlalu terburu-buru karena hanya dibangun dalam kurun waktu yang begitu singkat yaitu satu tahun. Terjadi ketidaksesuaian antara proses dan tujuan di bangunnya LARAS V 1.0 sebelum diluncurkan atau mulai diperkenalkan penggunaannya secara luas di masyarakat, mengingat banyaknya beberapa kekurangan terutama dari segi kebutuhan untuk PDII- sendiri, di samping itu adanya tindakan penyepelean dalam hal elaborasi akan kesiapan sebuah aplikasi karena dirancang sepihak oleh Tim Developer LARAS V 1.0. Saat ini LARAS V 1.0 setidaknya telah mampu membantu proses dan usaha yang dikerjakan oleh PDII- dalam kegiatan desiminasi informasi secara lebih luas dalam hal cakupan dan lingkupnya, selain itu secara tidak langsung prestise dapat diperoleh melalui peningkatkan ranking dalam hal webometric bagi yang menjadi induk PDII sendiri secara kelembagaan. Adapun tujuan dan manfaat PDII- membangun LARAS V 1.0 yang peneliti temukan di antaranya : a. Tujuan khusus : (1) yaitu semua karya ilmiah yang dikumpulkan oleh PDII- bisa dipublikasikan secara luas terutama melalui internet, (2) PDII- bisa memiliki dan mengembangkan aplikasi open source secara mandiri untuk menghindari ketergantungan aplikasi buatan dari luar (3) LARAS V 1.0 didaulat akan menjadi salah satu icon PDII- di masyarakat. b. Tujuan umum : Supaya PDII- bisa menyimpan setiap karya ilmiah dan dapat terkelola secara baik, sustain, dan bisa dengan cepat serta mudah diakses oleh masyarakat pengguna Model Interoperabilitas Teknis yang diterapkan pada LARAS V 1.0 di PDII- Model interoperabilitas teknis yang diterapkan pada LARAS V 1.0 termasuk dalam level gabungan, yaitu gabungan antara Level 1, 2, dan 3 dalam Model LISI, tentunya dalam penelitaian ini telah disesuaikan atau dicocokkan dengan melihat atribut-atribut yang ada pada Model LISI. a. Prosedur dan kebijakan Pada kasus membangun interoperabilitas teknis LARAS V 1.0 ditandai dengan prosedur dan kebijakan tingkat internal PDII- yang berasal dari tingkat teratas yaitu kepala PDII-. Hal tersebut termasuk mencakup penggunaan dan kesesuaian terhadap standar yang digunakan oleh pihak developer di lapangan walaupun 19

7 masih terdapat konflik internal karena minimnya keterlibatan pustakawan dalam hal tersebut. Dalam hal kebijakan dan prosedur yang ada tersebut, salah satu yang ditekankan adalah keamanan aplikasi, hal tersebut sesuai dengan Level 1 poin a dan b Model LISI. Mengingat bahwa dalam situasi di dalam dunia jaringan global tingkat keamanan sangat diperlukan, keberadaan hal tersebut adalah salah satu bentuk langkah pertama menuju tahap prosedural yang memungkinkan konektivitas langsung antara sistem yang dibangun PDII-. Sistem interoperabilitas teknis yang dibangun langsung behubungan dalam hal kemanan setidaknya telah ada prosedur dari aplikasi atau tools yang digunakan oleh PDII-, contoh disini adalah aplikasi standar yaitu encoding XML sebagai teknik keamanan, walaupun sistem kemanan yang digunakan tersebut kadang tidak terkait dengan kebijakan tertulis. Gabungan aplikasi yang digunakan pun menyiratkan bahwa pilihan yang dibuat ketika menerapkan sistem mengikuti standar yang tepat, dimana standar tersebut ada dan dipelajari sebelumnya oleh Tim Developer LARAS V 1.0. Sebagai contoh, untuk menghubungkan LARAS V 1.0 dengan pangkalan data lainnya dengan bantuan OAI-PMH sebagai protokol komunikasi data. Karena semua opsi yang dipilih mematuhi standar tersebut, sistem ini dinilai memenuhi prosedur persyaratan dan hal ini termasuk bagian dari Level 1 poin c dan d pada Model LISI. Penerapan OAI-PMH cukup jelas dijabarkan baik dari segi pemanfaatan dan fungsinya pada Manual LARAS V 1.0 oleh pihak developer. b. Aplikasi Dalam hal penerapan interoperabilitas teknis PDII- membangun sebuah portal yang dinamakan Pusat Repository PDII- sejak tahun Portal ini merupakan kumpulan data dari berbagai macam metadata baik yang dimiliki oleh PDII- maupun institusi lain yang mengaplikasikan LARAS V 1.0 maupun aplikasi perpustakaan digital lainnya. Semua metadata dalam portal ini di kumpulkan dengan mengimplementasikan aplikasi OHS (Open Harvester System), aplikasi OHS adalah hasil ciptaan sebuah NGO (Non- Governmental Organization) dunia yang bergerak dalam bidang penelitian yang bernama PKP (Public Knowledge Project). OHS-PKP merupakan aplikasi open source yang berfungsi sebagai pemanen (harvester) dan pengumpul atau pembaca (aggregator) metadata, aplikasi ini mendukung beberapa format metadata dan protokol, dirancang bersifat fleksibel karena lebih ditekankan pada kinerja dan kesederhanaan penggunaan untuk kepentingan publik dalam skala global. Aplikasi ini mendukung konsep interoperability open access dengan menggunakan standar protokol OAI- PMH dan HTTP, format standar metadata Dublin Core, encoding XML serta PHP. Pada saat ini jumlah pangkalan data milik satuan kerja di lingkunagn dan institusi luar yang tergabung dalam portal tersebut sebanyak 14 pangkalan data dan kini Portal Pusat Repository PDII- total memiliki rekod. Tabel 2. Statistik ketersediaan rekod para penyedia data pada Portal Pusat Repository PDII- No. Kontributor (Data Provider) 1 Perpustakaan Pusat Penelitian Geoteknologi 2 Balai Pengembangan Proses Teknologi dan Kimia Digital Library Pangkalan Data Kontributor SENAYAN - OPAC GEOTEKNOLOGI LARAS BPPTK- UPT Jumlah Rekod

8 3 Perpustakaan PDII- L A R A S - E L I B PDII- 4 Indonesian Scientific Journal Database PDII- 5 Perpustakaan Bioteknologi ISJD PDII- 614 S E N A Y A N - Bioteklib Library M a n a g e m e n t System Jurnal Elektronik E-journal of 19 7 Perpustakaan Kebun Raya Bogor 8 Perpustakaan Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian 9 Buku Elektronik PDII- 10 Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir SENAYAN - OPAC KRB LARAS Pustaka SMTP E-Book PDII 95 P e r p u s t a k a a n BAPETEN 11 Jurnal BACA PDII- BACA: Jurnal D o k u m e n t a s i, Informasi dan Perpustakaan 12 Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 13 Diponegoro University Institutional Repository 14 Perpustakaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi FKIP UNS Journal Systems UNDIP-IR 3397 Konten BPPT Total Rekod Lokal 6945 PDII- yang mengaplikasikan LARAS V 1.0 sendiri terindeks (menyumbang) sejumlah rekod, agar dapat melakukan komunikasi antar penyedia data, protokol komunikasi antarpangkalan data aplikasi perpustakaan digital yang tergabung disamakan. Data yang tersedia dapat diakses baik oleh kalangan internal maupun eksternal PDII-. Setiap aplikasi perpustakaan digital yang tergabung memiliki format standar metadata tersendiri untuk koleksi yang dimilikinya. Metadata ini dapat dipanen oleh penyedia layanan (service provider) yaitu OHS-PKP tersebut, kemudian diolah menjadi informasi atau tautan referensi (link references) melalui layananan yang disediakan. OAI-PMH adalah pendukung dasar proses memanen metadata. Pada model ini memungkinkan usaha PDII- dengan lembaga lainnya untuk berbagi metadata. Metadata dari pangkalan data yang tergabung dalam portal tersebut dipanen secara berkala dan berkelanjutan oleh Staf Subbidang Sarana Komputer di PDII-. Namun di lain segi untuk waktu atau jadwal panen metadata tersebut belum secara spesifik didukung dengan kebijakan khusus dari pimpinan, yang terjadi di lapangan adalah kebanyakan berupa kesepakatan verbal antara pihak developer dan lembaga yang bergabung, hal ini juga disebabkan karena infrastruktur di PDII- yang berupa server masih memiliki keterbatasan dalam hal penyimpanan data (data storage). Dari segi atribut aplikasi, PDII- telah memberikan kemampuan untuk berbagi data dengan aplikasi lainnya melalui bentuk repositori umum yang diperuntukkan bagi pengguna dengan didukung infrastruktur jaringan yang bersifat global, hal termasuk dalam Level 3 Model LISI Interoperabilitas Teknis poin a, b dan c. c. Infrastruktur Infrastruktur yang dibangun PDII- berhubungan dengan jaringan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu bisa dikatakan untuk atribut infrastruktur termasuk dalam Level 3 poin a, b, dan c pada Model Interoperabilitas Teknis LISI. Infrastruktur yang dibangun PDII- ini memiliki karakteristik bahwa setiap pangkalan data perpustakaan yang terhubung dalam jaringan dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Setiap perpustakaan menyediakan layanan yang dapat diberikan kepada perpustakaan lain. 21

9 Gambar 2. Arsitektur model interoperabilitas teknis LARAS V.1.0 PDII- Arsitektur model interoperabilitas yang terlihat dalam gambar di atas menunjukkan bagaimana interkoneksi antara LARAS V 1.0 PDII- dan aplikasi perpustakaan lainnya yang merupakan penyedia data dengan Portal Repository PDII- yang merupakan penyedia layanan, usaha tersebut bisa berjalan karena didukung oleh infrastruktur jaringan WAN. d. Data Pada atribut data ini LARAS V 1.0 PDII- meliputi format data atau struktur file yang ditetapkan untuk digunakan oleh aplikasi. Format ini sering bersifat eksklusif terutama dalam hal penggunaan aplikasi. Sebagai contoh, data file dari sebuah karya ilmiah koleksi digital PDII- berbetuk Portable Document Format (PDF) yang sebenarnya bisa diunduh (download), adapun beberapa program yang dicakup dalam atribut data ini seperti PHP dan XML keduanya miliki andil pertukaran konten atau data masingmasing pada LARAS V 1.0. Model data atribut pada LARAS V 1.0 termasuk dalam jenis Level 2 poin a b, dan c dari Model Interoperabilitas Teknis LISI. Pada saat ini terdapat sebuah kebijakan kepala PDII sekarang yaitu untuk menutup fitur unduh file digital yang berformat PDF terutama karya-karya ilmiah yang dihasilkan oleh penulis atau pengarang dari lembaga di luar. Hal demikian dikarenakan alasan untuk menghormati hak cipta penulis atau pengarang yang bersangkutan. Mengingat kebijakan dan masalah komitmen knowledge transfer PDII-, terutama yang berkaitan dengan tugas menjalankan visi misi agak menjadi terhambat, dikarenakan pengguna yang ingin memeroleh karya ilmiah dalam format digital secara fulltext harus datang ke PDII- langsung Model Interoperabilitas Teknis LARAS Versi 1.0 yang Dikembangkan oleh PDII- Untuk mengetahui model interoperabilitas teknis LARAS Versi 1.0 yang dikembangkan oleh PDII-, peneliti melihat dari aspek landasan dan standar teknologi interoperabilitas teknis. a. Metadata Dengan melihat setiap bagian ruas metadata (metadata field) yang terdapat pada LARAS V 1.0. Peneliti menemukan metadata LARAS V 1.0 sendiri merupakan hasil penyesuaian (customise) dan adopsi beberapa ruas yang terdapat pada metadata aplikasi yang digunakan oleh PDII- sebelumnya yaitu WINISIS. WINISIS menggunakan standar metadata CCF (Common Comunication Format) yang dibuat oleh UNESCO dan format strukturnya sesuai dengan ISO 2709 (Chowdhury dan Chowdhury, 2007:66), yang artinya dalam hal ini LARAS V 1.0 tidak menggunakan standar baru. Gambar 3. Elemen metadata LARAS V

10 Pihak developer LARAS V 1.0 telah membuat elemen metadata sendiri menurut interpretasi kebutuhan di PDII- sebelumnya, hal demikian yang menyebabkan metadata LARAS V 1.0 tidak menggunakan skema maupun berdasarkan standar, namun hanya bisa disebut sebagai penyesuaian atau modifikasi elemen metadata. Karena skema metadata sendiri merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk membangun sebuah metadata, bila merupakan hasil dari sebuah konvensi, ditaati, dan diterapkan, maka skema tersebut bisa dikatakan menjadi sebuah standar (Pendit, 2008:171). LARAS V 1.0 menggunakan bahasa Indonesia sebagai antarmuka (interface) karena alasan memberi kemudahan bagi penggunaannya. Pihak pustakawan di PDII- merasa enggan dalam menggunakan MARC (Machine Readble Catalouging) sebagai standar metadata LARAS V 1.0, walaupun seperti kita ketahui secara internasional MARC merupakan sebuah standar metadata yang telah lama dikenal di lingkungan perpustakaan. Standar metadata perpustakaan seperti MARC dianggap terlalu rumit dan rinci, sedangkan Dublin Core masih tidak memadai karena memiliki kterbatasan ruas dan lebih dikhususkan pada lingkungan web. LARAS V 1.0 masih mengalami permasalahan pelik pada aspek metadata. Masukan dari pihak pustakawan sebagai end user sangat relevan, karena mereka telah lama bekerja menggunakan WINISIS, pustakawan berharap metadata LARAS V1.0 akan terus disesuaikan seperti pada WINISIS, dengan beberapa ruas tidak perlu dan yang pasti beberapa ruas yang wajib harus ada walaupun di lain sisi dalam perkembangan ke arah interoperabilitas itu sendiri. Pihak developer menyambungkan LARAS V 1.0 ke Portal Pusat Repository PDII- dengan hanya mengambil beberapa ruas yang di sesuaikan dengan format Dublin Core. Konten informasi yang mengisi setiap ruas metadata yang ada terlihat seolah-olah dianggap hanya keterangan yang bersifat ringan. Pihak developer terlihat seperti tidak sepenuhnya memikirkan secara matang mengenai imbas yang akan dihasilkan karena hal tersebut, pengguna yang mengakses informasi baik dari Portal Pusat Repository PDII- maupun langsung dari OPAC LARAS V 1.0 akan mengalami kebingungan dalam memperoleh informasi pada rekod, di lain sisi waktu pencarian pengguna pun menjadi terkuras karena membutuhkan sebuah analisis informasi yang didapatkan. Upaya yang saat ini sedang dilakukan untuk membenahi LARAS V 1.0 yaitu Kepala PDII- menunjuk salah satu staf teknisi untuk membenahi sistem LARAS V 1.0. Dalam hal ini yang menjadi tugas pokok staf tersebut adalah membenahi konten pangkalan data termasuk aksesibilitas dan konten informasi yang pada setiap ruas metadata hasil dari migrasi pangkalan data sebelumnya yaitu WINISIS. b. Protokol Komunikasi OAI-PMH adalah pendukung vital LARAS V 1.0 PDII- dalam menjalankan interoperabilitas teknis yang selama ini sedang dikembangkan. Pada saat mulai menciptakan gabungan konten dari beberapa pangkalan data, OAI-PMH dipelajari bertahap dengan dibarengi usaha dalam melakukan modifikasi terlebih dahulu oleh Tim Developer LARAS V 1.0. Masalah teknis yang ditemukan di lapangan dan bagaimana solusi terkait menurut pihak developer salah satunya setelah menerapkan OAI-PMH di LARAS V 1.0, karena bersifat open source protokol tersebut memungkinkan untuk dikembangkan secara mandiri sesuai arah dan tujuan penggunaannya, metode pengelolaan sumber daya digital yang sudah ada pada OAI-PMH memudahkan pihak developer 23

11 menyesuaikan spesifikasi antara metadata Dublin Core dan Metadata LARAS V 1.0 yang terhubung pada jaringan. c. Encoding PHP adalah encoding yang diterapkan oleh LARAS V 1.0 dan OHS-PKP pada Portal Pusat Repository PDII- sebagai manipulasi tampilan di web, sedangkan encoding XML berperan dalam hal representasi metadata. XML digabung dengan kinerja bahasa PHP. Dalam hal ini OHS-PKP berkomunikasi langsung dengan LARAS V 1.0. melalui OAI-PMH yang memuat encoding XML. XML tersebut menyatukan data yang diterima walaupun menggunakan tampilan antarmuka asli masing-masing yaitu dengan bantuan PHP. Bila dilihat dari segi struktur bahasa dan data, encoding XML menyediakan kemudahan, netralitas, dan deskripsi mandiri yang terkait sintaks untuk struktur data yang sifatnya heterogen seperti LARAS V 1.0 yang menggunakan PHP. Seperti yang diungkapkan Chowdhury dan Chowdhury (2007:163) bahwa XML menggunakan tag hanya untuk membatasi bagian data dan meninggalkan interpretasi data sepenuhnya untuk aplikasi yang membacanya. XML menyediakan secara mudah cantuman dan referensi metadata sebagai representasi dari deskripsi data dan semantik, contohnya pada LARAS V 1.0 yang menyebutkan judul dan OHS-PKP dengan standar Dublin Core menyebutkannya title. Hal tersebut bisa dimodifikasi dan disesuaikan dengan sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan ke depan. Elemen metadata yang heterogen antara LARAS V 1.0 dan Dublin Core pada OHS-PKP dimudahkan untuk dipetakan, karena terdapat mekanisme untuk mengekspresikan pemetaan antarelemen dengan bantuan OAI-PMH. d. Pangkalan Data Pangkalan data LARAS V 1.0 termasuk dalam pangkalan data rujukan dan pangkalan data sumber. Dalam klasifikasi pangkalan data rujukan, pangkalan data LARAS V 1.0 termasuk dalam kategori pangkalan data bibliografis. Pangkalan bibliografis tersebut menjadi wakil dari dokumen asli yang menunjukkan seperti apa informasi yang tercakup pada dokumen asli, serta bagaimana aturan dalam memasukkan informasi bibliografis dari dokumen asli sehingga tercipta informasi yang terstruktur dalam bentuk rekod. Pada Pada klasifikasi pangkalan data sumber, pangkalan data LARAS V 1.0 dapat dikelompokkan sebagai pangkalan data numerik karena sesuai dengan cakupan konten yang dimuat. Pangkalan data LARAS V 1.0 memberikan keterangan berupa angka-angka statistik dan grafik dalam hal akses dokumen oleh pengguna e. Indexing Indexing pada LARAS V 1.0 yaitu derivative indexing, karena mengambil istilah untuk indeks langsung dari teks dokumen berupa judul dokumen dan tidak menggunakan fitur kata kunci serta tidak ada daftar kosakata khusus sebagai acuan, dengan kata lain istilah kegiatan tersebut bisa disebut juga dengan free indexing. Pada LARAS V 1.0 masih terdapat masalah perbedaan pada jumlah total rekod yang termuat, yaitu rekod berdasarkan jenis kategori atau bidang ilmu total berjumlah rekord dan rekod berdasarkan jenis koleksi total berjumlah rekod. Selain itu, masih terdapat rekod yang belum ditentukan atau diverifikasi kategori bidang ilmu (unknown category) yaitu total rekod. Hal demikian menjadi perhatian serius dari pihak developer dan pustakawan sehingga perlu usaha validasi secara maksimal. Dalam aplikasinya derivative indexing pada LARAS V 1.0 digunakan kategori bidang keilmuan. Total jumlah bidang ilmu yang ada di LARAS V 1.0 saat ini berjumlah 59 bidang, didominasi oleh ilmu alam dan ilmu sosial. Dalam menentukan kategori bidang keilmuan tersebut PDII- menggunakan klasklas besar Dewey Decimal Classification (DDC) sebagai acuan. Dalam hal ini 24

12 5. Kesimpulan tidak semua klas DDC yang digunakan namun lebih didasarkan pada jumlah koleksi karya ilmiah terbanyak yang dimiliki atau disimpan oleh PDII-. Pada saat menentukan klas-klas DDC yang dipakai, Subbidang Pengolahan Literatur mengadakan rapat internal pada awal dan akhir bulan dengan melibatkan pustakawan senior, kepala bidang, dan kepala subbidang yang ada di internal PDII-. Hal demikian dianggap sebagai langkah efektif untuk menjelaskan tata kerja dan hasil yang ingin dicapai. Bahasa yang digunakan untuk output kategori dan tipe koleksi adalah bahasa Indonesia, hal ini terjadi karena didasarkan pada kondisi pustakawan serta pengguna yang dalam usaha melakukan pencarian koleksi atau dokumen banyak menggunakan istilahistilah bahasa Indonesia. Untuk lebih optimal dalam hal proses indexing dan temu balik informasi sebaiknya PDII- dalam menentukan kategori bidang keilmuan menggunakan bantuan aturan penentuan tajuk subjek seperti Library of Congress Subject Headings (LCSH) dan menerapkan bantuan fitur kata kunci dengan memanfaatkan petunjuk aturan dari tesaurus, DDC cukup hanya untuk nomor klasifikasi. LCSH yang menggabungkan kontrol sinonim serta mampu menunjukkan istilah-istilah yang lebih luas maupun sempit yang saling terkait akan subjek (Chan, 2007:16). Kasus model interoperabilitas teknis Aplikasi Perpustakaan Digital LARAS Versi 1.0 di PDII- aspek manusia merupakan masalah yang cukup kompleks. Hal ini disebabkan kerjasama yang dilakukan oleh berbagai institusi dalam membangun, menerapkan, dan mengembangkan sebuah sistem dokumentasi dan informasi selalu akan menimbulkan berbagai konflik. Masingmasing pihak memiliki kepentingan serta cara pendekatan yang berbeda dalam menyelesaikan semua permasalahan dan kesalahpahaman yang timbul. Oleh sebab itu pengembangan LARAS Versi 1.0 sangat tergantung dari kesiapan sumber daya manuasia dan infrastruktur yang tersedia. Hasil analisis penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. LARAS V 1.0 dibangun karena dilatarbelakangi oleh kondisi PDII- yang ingin berpaling dari ketertinggalan teknologi aplikasi perpustakaan digital, walaupun dibalik semua usaha tersebut terdapat konflik di dalam organisasi PDII-. Konflik seperti ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Stoner (1982:37), bahwa konflik organisasi merupakan perbedaan pendapat antara dua atau lebih dari anggota atau kelompok organisasi, yang disebabkan karena mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda. Pembangunan hingga peluncuran LARAS V 1.0 terkesan terburu-buru dan adanya motif ekonomi karena berbasis proyek semata yang diambil alih oleh sebagian pihak atau kelompok. Hal ini menyebabkan Aplikasi Perpustakaan Digital LARAS V 1.0 di atas masih belum sempurna serta berjalan dengan apa adanya. 2. Model interoperabilitas teknis yang diterapkan pada LARAS Versi 1.0 di PDII- termasuk level gabungan dari Model LISI yaitu level 1, 2, dan Model interoperabilitas teknis LARAS Versi 1.0 yang dikembangkan oleh PDII- sebenarnya saat ini adalah masih terkait bagaimana pengembangan serta penerapan LARAS V 1.0 itu sendiri secara maksimal, khususnya dari segi metadata, encoding, protokol komunikasi, pangkalan data, indexing. 6. Saran PDII- masih sangat berpeluang dalam membangun interoperabilitas teknis yang lebih baik ke depan. U p a y a t e r s e b u t b i s a b e r j a l a n l a n c a r d e n g a n s y a r a t adanya sinergi antara pemangku kebijakan, pustakawan, dan Tim Developer LARAS V 1.0. Pihakpihak tersebut hendaknya secara bersama-sama memiliki kesepahaman tentang aspek model interoperabilitas teknis yang sebenarnya. Kepala PDII- setidaknya lebih mengaktifkan peran Tim Perencanaan Monitoring Evaluasi yang khusus bertugas memonitor kegiatan PDII- dalam setiap program, khususnya yang berhubungan dengan pengembangan LARAS V 1.0 dan interoperabilitasnya, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam membangun dan menentukan model interoperabilitas teknis, hendaknya PDII- berdasarkan kebutuhan 25

13 pengguna, pustakawan, dan kebijakan lembaga. Dunia akademis juga memiliki potensi untuk membuka kesempatan kerjasama, baik dengan lembaga perguruan tinggi maupun perorangan dalam melakukan kajian-kajian interoperabilitas. Kajian di atas tidak hanya terbatas untuk bidang perpustakaan saja, lembaga-lembaga informasi lainnya yang sesuai dengan perkembangan serta kebutuhan pengguna perlu dilakukan pengkajian. Bagi dunia akademis yang menjadi pusat kajian dan pengembangan keilmuan khususnya ilmu perpustakaan dan informasi, perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang isuisu interoperabilitas khususnya dan lingkungan perpustakaan pada digital umumnya. Sejumlah kajian tersebut akan memberi dampak dari praktik penerapan sejumlah standar, kerja sama, dan kebijakan dalam perencanaan strategis yang berhubungan dengan pertumbuhan teknologi serta perkembangan manusia terhadap perubahan teknologi informasi itu sendiri. Daftar Pustaka Arms, William Y. (2000). Digital Libraries. USA: MIT Press. Bungin, M. Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Chan, Lois Mai. (2007). Cataloging and Classification: an Introduction 3th ed. USA: Scarecrow Press. Chowdhury, G. G dan Sudatta Chowdhury. (2007). Organizing Information: From the Shelf to the Web. London: Facet Publishing.. (2010). Introduction to Modern Information Retrieval 3th ed. London: Facet Publishing. Digital Library Federation (DLF). (1998). A Working Definition of Digital Library. Mei 4, Interoperability Solutions for European Public Administration (ISA). (2010). European Interoperability Framework (EIF) for European Public Services. Bruxelles: European Commision. Kadir, Abdul. (2003). Konsep dan Tuntutan Praktis Basis Data. Yogyakarta: ANDI. Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. (Tjetjep Rohendi Rohidi Penerjemah). Jakarta: UI Press. Miller, Paul. (2000). Interoperability: What Is It and Why Should I Want It? Dalam Ariadne Issue 24. Mei 22, issue24/interoperability. National Information Standard Organization (NISO). (2004). Understandaing Metadata. Bethesda: NISO Press. Pendit, Putu Laxman. (2007). Jika Dicari, Maka (Seharusnya) Ditemukan dalam Perpustakaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi, editor Putu Laxman Pendit. Jakarta: CV. Sagung Seto.. (2008). Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Cipta Karya Karsa Mandiri. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Penegetahuan Indonesia (PDII-). (2011). Library Archive Analysis System (LARAS). Mei 24, go.id/laras. Stoner, James A. F. (1982). Manajemen. Jakarta: Erlangga. Taylor, Arlene G. (2004). The Organization of Information 2 nd ed. USA: Libraries Unlimited. The Open Archives Initiative Organization. (2013). Standards for Web Content Interoperability. Maret 21, Tolk, Andreas. (2003). Beyond Technical Interoperability : Introducing a Reference Model for Measures of Merit for Coalition Interoperability. Paper dipresentasikan pada The 8th International Command and Control Research and Technology Symposium National Defense University, Washington, D.C., Juni

Abstrak. Kata Kunci :Repository, Interoperabilitas, Open Access, Perpustakaan Digital, Harvester.

Abstrak. Kata Kunci :Repository, Interoperabilitas, Open Access, Perpustakaan Digital, Harvester. Pengembangan Sistem Pusat Repositori PDII Untuk Meningkatkan Diseminasi Konten Perpustakaan Digital Lembaga Penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Slamet Riyanto *1, Al Hafiz Akbar Maulana Siagian

Lebih terperinci

Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra

Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra Iwan Handoyo Putro 1), Resmana Lim 2), Hendri Kurnia Wijaya

Lebih terperinci

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI

Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI KINK (Katalog Induk Nasional Kesehatan) : Gerbang Informasi Sehat Bidang Kesehatan Nadia Amelia Qurrota A yunin Pustakawan Pertama Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI nadiaamelia11@yahoo.co.id Abstrak Artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dokumen merupakan kekayaan penting yang dimiliki organisasi. Dokumen menarasikan apa yang terjadi dalam organisasi, sehingga mengandung pengetahuan yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

Pengelolaan Jurnal Elektronik

Pengelolaan Jurnal Elektronik http://www.pdii.lipi.go.id/ Pengelolaan Jurnal Elektronik SOSIALISASI BUKU PEDOMAN PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH (EDISI REVISI) DAN SOSIALISASI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) YANG TERKAIT DENGAN PENERBITAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15).

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perpustakaan digital baru benar-benar hadir pada akhir 1990an. Setelah 10 tahun kemudian perpustakaan digital berada dalam tahap pengembangan. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan

Lebih terperinci

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Iwan Handoyo Putro 1, Resmana Lim 2, Rocky Y. Dillak 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS

IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS IMPLEMENTASI BAHASA INDEKS PADA SENAYAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLiMS) Oleh : Danang Dwijo Kangko LATAR BELAKANG Hampir 50% Petugas perpustakaan tidak menggunakan tajuk subjek dalam katalog dan pangkalan

Lebih terperinci

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

AUTOMASI PERPUSTAKAAN A. Pendahuluan AUTOMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Gatot Subrata, S.Kom Abstrak. Sistem Automasi Perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif

Lebih terperinci

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel

Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Iwan Handoyo Putro 1, Resmana Lim 2, Rocky Y. Dillak 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie Matakuliah Otomasi Perpustakaan Miyarso Dwi Ajie Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

ISU- ISU Seputar Implementasi Dan Development slims. #SLiMSCommeet2012

ISU- ISU Seputar Implementasi Dan Development slims. #SLiMSCommeet2012 ISU- ISU Seputar Implementasi Dan Development slims #SLiMSCommeet2012 Hendro Wicaksono twitter.com/hendrowicaksono facebook.com/hendrowicaksono hendrowicaksono@yahoo.com SLiMS lead developer 5 tahun Sejak

Lebih terperinci

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer KERJA SAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan merupakan Gedung dan Sistem. Peprustakaan adalah suatu unit kerja yang memiliki sumber daya manusia, ruang khusus, dan kumpulan koleksi sesuai dengan jenis

Lebih terperinci

Modul VI BIBLIOGRAFI

Modul VI BIBLIOGRAFI Modul VI FORMAT STANDAR DATA BIBLIOGRAFI Setelah mempelajari materi ini, mendiskusikan, dan latihan mahasiswa dapat membuat deskripsi bibliografi bahan pustaka berdasarkan standar format MARC dan Dublin

Lebih terperinci

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto Repositori Institusi di Perguruan Tinggi Kania Aranda Rendy Indriyanto Repositori Institusi? Repositori Institusi adalah sebuah wadah penyimpanan dan pengelolaan informasi berbentuk digital untuk memperoleh,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa VISI & MISI sumber: www.pastordorrell.com Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa Misi 1. Menyediakan layanan dan akses global

Lebih terperinci

Arsitektur Pertukaran Data Perpustakaan di Indonesia

Arsitektur Pertukaran Data Perpustakaan di Indonesia Arsitektur Pertukaran Data takaan di Indonesia Rizal Fathoni Aji dan Wahyu C. Wibowo Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok 16424 {rizal,wibowo}@cs.ui.ac.id ABSTRAK takaan merupakan

Lebih terperinci

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin IDLN: Indonesia Digital Library Network Alif Muttaqin LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manär. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan dan penyebarluasan artikel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaturan data secara cepat dan akurat, telah mengubah perpustakaan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan informasi dalam suatu perpustakaan dapat berkembang dengan sangat cepat. Data data yang diolah khususnya data perpustakaan semakin banyak dan

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dunia perpustakaan dari segi data dan dokumen yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang hanya terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini telah menyebar hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu bagian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Internet sebagai jaringan komputer skala global telah mendorong pertambahan jumlah informasi digital. Pada sistem yang bersifat terbuka seperti internet, pertambahan informasi

Lebih terperinci

SOSIALISASI Tentang REPOSITORI DAN DEPOSITORI ILMIAH

SOSIALISASI Tentang REPOSITORI DAN DEPOSITORI ILMIAH SOSIALISASI Tentang REPOSITORI DAN DEPOSITORI ILMIAH Sri Hartinah Sri Hartinah 1 The research data repository lifecycle Research Data Repositories: The What, When, Why, and How by Ray Uzwyshyn. Computers

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang xi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini membuat perubahan perilaku dalam pencarian informasi yang berdampak bagi lembagalembaga yang bergerak

Lebih terperinci

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI Retno Sri Hartati Mulyandari dan Etty Andriaty Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi

Lebih terperinci

Knowledge Management Tools

Knowledge Management Tools Knowledge Management Tools Ada beberapa faktor yang dapat memotivasi sebuah organisasi untuk membentuk manajemen formal dan pengetahuan sistematis, termasuk keinginan atau kebutuhan untuk : i. mendapatkan

Lebih terperinci

DATABASE PERPUSTAKAAN

DATABASE PERPUSTAKAAN DATABASE PERPUSTAKAAN Oleh : Ubudiyah Setiawati PENDAHULUAN Perpustakaan perguruan tinggi bagian dari fasilitas yang sifatnya terbuka bagi civitas akademik, bahkan perpustakaan yang berstatus sebagai perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komputer Forensik Forensik memiliki arti membawa ke pengadilan. Istilah forensik adalah suatu proses ilmiah (didasari oleh ilmu pengetahuan) dalam mengumpulkan, menganalisa

Lebih terperinci

Implementasi Knowledge Transfer Repositori Perguruan Tinggi pada Indonesia OneSearch

Implementasi Knowledge Transfer Repositori Perguruan Tinggi pada Indonesia OneSearch Implementasi Knowledge Transfer Repositori Perguruan Tinggi pada Indonesia OneSearch Vincentius Widya Iswara 1 Chatarina Eka Oktavila 2 Murad Maulana 3 Email: vincent_widya@yahoo.com 1 Mahasiswa MIP UGM

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

PROGRESS REPORT USU REPOSITORY PERPUSTAKAAN USU TAHUN 2010

PROGRESS REPORT USU REPOSITORY PERPUSTAKAAN USU TAHUN 2010 PROGRESS REPORT USU REPOSITORY PERPUSTAKAAN USU TAHUN 2010 Disusun Oleh: Rasiman (Tim Pengembangan USU Repository) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI MEDAN, 2010 Tentang USU Repository

Lebih terperinci

Perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3

Lebih terperinci

OMEKA: APLIKASI PENGELOLA ARSIP DIGITAL DALAM BERBAGAI FORMAT. Heri Abi Burachman Hakim. Abstrak

OMEKA: APLIKASI PENGELOLA ARSIP DIGITAL DALAM BERBAGAI FORMAT. Heri Abi Burachman Hakim. Abstrak OMEKA: APLIKASI PENGELOLA ARSIP DIGITAL DALAM BERBAGAI FORMAT 1 Heri Abi Burachman Hakim Abstrak Arsip memiliki peran penting dalam pengelolaan organisasi atau lembaga. Arsip menjadi salah satu bahan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja

BAB 1 PENDAHULUAN. Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah kekuatan yang dominan di dalam masyarakat. Penggunaannya terus saja berkembang dari tahun ke tahun yang mulanya hanya sebagai mesin pengolah informasi

Lebih terperinci

Pengembangan Portal Belajar Online

Pengembangan Portal Belajar Online Pengembangan Portal Belajar Online PENDAHULUAN Permasalahan B A B 1 Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang optimal. Hal ini

Lebih terperinci

INASTI 2016 Indonesia Science and Technology Index LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

INASTI 2016 Indonesia Science and Technology Index LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA INASTI 2016 Indonesia Science and Technology Index LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA InaSTI Indonesia Science & Technology Index Merupakan sistem terintegrasi dalam analisis indeks perkembangan sains

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL) SEBAGAI SUMBER RUJUKAN KARYA ILMIAH DI INDONESIA

PENGEMBANGAN GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL) SEBAGAI SUMBER RUJUKAN KARYA ILMIAH DI INDONESIA PENGEMBANGAN GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL) SEBAGAI SUMBER RUJUKAN KARYA ILMIAH DI INDONESIA Rizal Fathoni Aji Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Email: rizal@cs.ui.ac.id ABSTRAKS

Lebih terperinci

REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Repositori Institusi Sebagai Wujud Pengembangan Manajemen Pengetahuan di Sekretariat Negara Jakarta, 6 September 2017 Pengertian Repositori Institusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan,

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

Pengembangan Electronic Document Management System (EDMS) Sebagai Alternatif Pengarsipan di Perguruan Tinggi. M. Miftakul Amin

Pengembangan Electronic Document Management System (EDMS) Sebagai Alternatif Pengarsipan di Perguruan Tinggi. M. Miftakul Amin Pengembangan Electronic Document Management System (EDMS) Sebagai Alternatif Pengarsipan di Perguruan Tinggi M. Miftakul Amin Fakultas Ilmu Komputer, Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A

Lebih terperinci

Dasar Dasar Jaringan

Dasar Dasar Jaringan Dasar Dasar Jaringan Ardian Ulvan (Applied Computer Research Group ACRG) ulvan@unila.ac.id 1 Pendahuluan Keuntungan Menggunakan Jaringan Resource Sharing (kebanyakan device berstatus idle) Biaya pembelian

Lebih terperinci

Implementasi Arsitektur Pertukaran Data Perpustakaan Daerah Dalam Membangun Gorontalo Library Network

Implementasi Arsitektur Pertukaran Data Perpustakaan Daerah Dalam Membangun Gorontalo Library Network Implementasi Arsitektur Pertukaran Data Perpustakaan Daerah Dalam Membangun Gorontalo Library Network Moh. Hidayat Koniyo 1) Arip Mulyanto 2) Rochmad M Thohir Yassin 3) 1) Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin berharganya nilai sebuah informasi dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin berharganya nilai sebuah informasi dan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin berharganya nilai sebuah informasi dan semakin banyaknya sumber-sumber informasi, maka semakin meningkat pula kebutuhan manusia untuk dapat

Lebih terperinci

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT.

Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Caca E. Supriana, S.Si.,MT. Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Caca E. Supriana, S.Si.,MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Data Data adalah sumber daya berharga yang dapat menerjemahkan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang tugas akhir mahasiswa, permasalahan, serta tujuan pembuatan tugas akhir. Selain itu akan dibahas pula mengenai ruang lingkup tugas akhir, metodologi

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam suatu organisasi. Fungsi sistem informasi menurut Bodnar dan Hopwood adalah untuk mentransformasikan

Lebih terperinci

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG BIBLIOTIKA Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi Vol 1 No 1 - April 2017 (81-90) MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RANCANGAN FRAMEWORK INTEROPERABILITAS (SUB REPOSITORI DOKUMEN NASIONAL)

RANCANGAN FRAMEWORK INTEROPERABILITAS (SUB REPOSITORI DOKUMEN NASIONAL) RANCANGAN FRAMEWORK INTEROPERABILITAS (SUB REPOSITORI DOKUMEN NASIONAL) Hero Yudo Martono Jurusan Teknik Informatika Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Telp.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FITUR MEMBER AREA PADA MESIN HARVESTER PUBLIC KNOWLEDGE PROJECT

PENGEMBANGAN FITUR MEMBER AREA PADA MESIN HARVESTER PUBLIC KNOWLEDGE PROJECT Seminar Nasional Teknologi Informasi 2009 A9 PENGEMBANGAN FITUR MEMBER AREA PADA MESIN HARVESTER PUBLIC KNOWLEDGE PROJECT Iwan Handoyo Putro 1) Resmana Lim 2) Andy Leander 3) 1) 2) 3) Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

KATALOG ON-LINE TERDISTRIBUSI PADA JARINGAN KAMPUS

KATALOG ON-LINE TERDISTRIBUSI PADA JARINGAN KAMPUS KATALOG ON-LINE TERDISTRIBUSI PADA JARINGAN KAMPUS Oleh: Adi Sujiwo (jiwo@ipb.ac.id) Kudang Boro Seminar (kseminar@bima.ipb.ac.id) Panji Wasmana (panji@ilkom.fmipa.ipb.ac.id) Sistem Katalog On-line Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut UU Perpustakaan pada Bab I pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya

Lebih terperinci

Miyarso Dwi Ajie OTOMASI PERPUSTAKAAN. SOFTWARE OTOMASI PERPUSTAKAAN Analisa Dasar

Miyarso Dwi Ajie OTOMASI PERPUSTAKAAN. SOFTWARE OTOMASI PERPUSTAKAAN Analisa Dasar Miyarso Dwi Ajie OTOMASI PERPUSTAKAAN SOFTWARE OTOMASI PERPUSTAKAAN Analisa Dasar Kriteria Pemilihan Software Kegunaan: Fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi

Lebih terperinci

STRATEGI INTEGRASI DATA MELALUI KONSEP INTEROPERABILITAS SISTEM ELEKTRONIK

STRATEGI INTEGRASI DATA MELALUI KONSEP INTEROPERABILITAS SISTEM ELEKTRONIK STRATEGI INTEGRASI DATA MELALUI KONSEP INTEROPERABILITAS SISTEM ELEKTRONIK BANDUNG, 15 NOVEMBER 2017 DIREKTORAT E GOVERNMENT DITJEN. APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PENGARUH

Lebih terperinci

PROTOTIPE PERPUSTAKAAN DIGITAL DENGAN GANESHA DIGITAL LIBRARY (GDL) 4.2 PADA PERPUSTAKAAN THE HABIBIE CENTER AMRAN BANUREA

PROTOTIPE PERPUSTAKAAN DIGITAL DENGAN GANESHA DIGITAL LIBRARY (GDL) 4.2 PADA PERPUSTAKAAN THE HABIBIE CENTER AMRAN BANUREA PROTOTIPE PERPUSTAKAAN DIGITAL DENGAN GANESHA DIGITAL LIBRARY (GDL) 4.2 PADA PERPUSTAKAAN THE HABIBIE CENTER AMRAN BANUREA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di BAB IV PEMBAHASAN Layanan penelusuran informasi koleksi di Perpustakaan Nasional RI merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di perpustakaan. Karena layanan penelusuran merupakan

Lebih terperinci

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012

[ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012 [I.197)] [Pengembangan framework sistem buku tiga dimensi untuk diseminasi informasi ] [ Budi Nugroho ] [ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia] 2012 LATAR BELAKANG Free Open Source Software (FOSS) merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulisan tugas akhir,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulisan tugas akhir, BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penulisan tugas akhir, identifikasi masalah, ruang lingkup masalah, maksud dan tujuan penulisan tugas akhir, metode penelitian dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna Internet harus tetap up-to-date dengan dokumen terbaru. Karena jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna Internet harus tetap up-to-date dengan dokumen terbaru. Karena jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah dokumen digital yang pesat telah menyebabkan para pengguna Internet harus tetap up-to-date dengan dokumen terbaru. Karena jumlah penyedia dokumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan perlu dipaparkan mengenai profil dan tugas pokok dari perpustakaan IPB. Berkenaan dengan kebijakan pengembangan/pengadaan koleksi, dalam pelaksanaan tugasnya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 17 September 2014 Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik. Ir. Dudy S. Sulaiman M.Eng. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 17 September 2014 Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik. Ir. Dudy S. Sulaiman M.Eng. NIP KATA PENGANTAR Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga pemerintah Non Kementerian yang memiliki tugas sebagai penyedia data bagi pemerintah dan masyarakat. Untuk mendukung tugas tersebut, BPS telah

Lebih terperinci

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan.

TES. Pustakawan Dalam Pengelolaan Database. Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr saya. 2. Nama BapakIbu/Sdr tidak perlu dicantumkan. LAMPIRAN 1 TES Dengan hormat, Dengan segala kerendahan hati, saya mohon bantuan Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi tes ini yang berkaitan dengan judul penelitian saya Analisis Kemampuan Pustakawan Dalam Pengelolaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DATABASE DAN KOLEKSI UNTUK MENDUKUNG PERPUSTAKAAN DIGITAL. Oleh Wahyu Supriyanto

PENGGUNAAN DATABASE DAN KOLEKSI UNTUK MENDUKUNG PERPUSTAKAAN DIGITAL. Oleh Wahyu Supriyanto PENGGUNAAN DATABASE DAN KOLEKSI UNTUK MENDUKUNG PERPUSTAKAAN DIGITAL Oleh Wahyu Supriyanto Makalah disampaikan dalam Pelatihan Perpustakaan SMK RSBI Kerjasama Dinas DIKPORA Propinsi DIY dengan Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Optimalisasi pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) mutlak diperlukan untuk penataan manajemen sistem dan proses kerja dalam rangka pengembangan e- government. Teknologi

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB V PERANCANGAN MOXIE BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL UNIVERSITAS RIAU DENGAN PROGRAM LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS)

PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL UNIVERSITAS RIAU DENGAN PROGRAM LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS) PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL UNIVERSITAS RIAU DENGAN PROGRAM LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM (SLIMS) YULI ASTUTI 1 dan NURASMI 2 1)2) Pustakawan Perpustakaan Universitas Riau, Pekanbaru ABSTRACT Along with

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan

Lebih terperinci

Sistem Basis Data Lanjut. Interoperability & Resource Description Framework (RDF)

Sistem Basis Data Lanjut. Interoperability & Resource Description Framework (RDF) Interoperability & Resource Description Framework (RDF) Tim Penyusun : Pengajar Universitas Gunadarma 2008 Outline Interoperabilitas Metadata Aplikasi Metadata Implementasi Metadata Resource Description

Lebih terperinci

Making Provisions for Applications and Services

Making Provisions for Applications and Services Making Provisions for Applications and Services Ketika seseorang mengakses informasi pada suatu perangkat (device), baik itu PC, laptop, PDA, ponsel, atau device lain yang terhubung ke jaringan, data tidak

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koleksi bahan pustaka secara sistematis dan digunakan oleh pemakai sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. koleksi bahan pustaka secara sistematis dan digunakan oleh pemakai sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka

Lebih terperinci

Tujuan Pembangunan Jaringan Komputer. mengantarkan informasi secara tepat dan akurat dari sisi pengirim ke sisi penerima

Tujuan Pembangunan Jaringan Komputer. mengantarkan informasi secara tepat dan akurat dari sisi pengirim ke sisi penerima Jaringan komputer Adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya, Menggunakan suatu protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK

MANAJEMEN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK bidang TEKNIK MANAJEMEN KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK ADAM MUKHARIL BACHTIAR Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Dalam pembangunan sebuah sistem ada satu tahap yang merupakan titik awal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa kepulauan yang ada di Indonesia terdapat pulau Jawa yang dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa kepulauan yang ada di Indonesia terdapat pulau Jawa yang dimana 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan dalam satu kesatuan, yang dimana terdiri dari beberapa daerah dan juga luas wilayah yang berbeda-beda. Dari beberapa kepulauan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga memungkinkan kita untuk menghubungkan komputer melalui jaringan. Jaringan komputer cukup berkembang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Data dan informasi Geospasial menjadi salah satu kebutuhan yang mutlak untuk mendukung pembangunan di Indonesia, namun pemerintah seringkali mengabaikan peran data geospasial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. Bidang pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang pendidikan merupakan salah satu dari sekian banyak bidang yang memanfaatkan teknologi informasi. Seperti halnya pada perguruan tinggi dituntut untuk dapat

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

Standardisasi dan Standar Bidang Perpustakaan. Minanuddin Mas ud 2015

Standardisasi dan Standar Bidang Perpustakaan. Minanuddin Mas ud 2015 Standardisasi dan Standar Bidang Perpustakaan Minanuddin Mas ud minanuddin@bsn.go.id 2015 Standar Pengertian Dokumen yang memuat spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode

Lebih terperinci

Jaringan Online Kesehatan

Jaringan Online Kesehatan Jaringan Online Kesehatan Zainul Bakri, Indra Kurniawan 1 Pendahuluan. Saat ini, tidak begitu mudah untuk segera mendapatkan informasi kesehatan yang akurat. Hasil penelitian, baik yang sudah dipublikasikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DIGITAL LIBRARY PADA SMK NEGERI 1 INDRALAYA UTARA

PERANCANGAN DIGITAL LIBRARY PADA SMK NEGERI 1 INDRALAYA UTARA PERANCANGAN DIGITAL LIBRARY PADA SMK NEGERI 1 INDRALAYA UTARA Try Andi Pahlawan 1, Muhammad Nasir 2, Hutrianto 3 Dosen Universitas Bina Darma 2,3, Mahasiswa Universitas Bina Darma 1 Jalan Jenderal Ahmad

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI KARYA ILMIAH

PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI KARYA ILMIAH PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI KARYA ILMIAH Amirul Ulum, M.N. Budiwijaya 1 Abstract: Today, many libraries such as academic library have developed local digital repositories. A significant increase in the

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/M-DAG/PER/3/2011 TENTANG PEDOMAN TERTIB PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan di dalam kehidupan manusia saat ini. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut dengan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN Mengingat kompleksitas organisasi pendidikan dan harapan akan akurasi yang semaksimal mungkin, maka data-data yang beraitan dengan pendidikan

Lebih terperinci

Internet dan WWW. Pertemuan - II

Internet dan WWW. Pertemuan - II Internet dan WWW Pertemuan - II Istilah-istilah Penting dalam dunia web: Website : kumpulan beberapa halaman web(web page) Homepage : halaman pertama dari sebuah website Domain : nama computer URL : alamat

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA SMA NEGERI 2 BANDA ACEH. Oleh: Heri Adi, Dr. Djailani AR, M. Pd, Dr. Sakdiah Ibrahim, M. Pd.

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA SMA NEGERI 2 BANDA ACEH. Oleh: Heri Adi, Dr. Djailani AR, M. Pd, Dr. Sakdiah Ibrahim, M. Pd. KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA SMA NEGERI 2 BANDA ACEH Oleh: Heri Adi, Dr. Djailani AR, M. Pd, Dr. Sakdiah Ibrahim, M. Pd. ABSTRAK Pengelolaan perpustakaan digital di sekolah, harus memperhatikan

Lebih terperinci

Siklus Hidup Konten. ( dari konsep Bob Doyle )

Siklus Hidup Konten. ( dari konsep Bob Doyle ) Siklus Hidup Konten ( dari konsep Bob Doyle ) 1 1 2 2 3 3 4 4 7 7 6 6 5 5 Pengantar Seperti juga data dalam keilmuan sistem informasi memiliki konsep siklus hidup dari tahap perancangan hingga tahap akhir

Lebih terperinci

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK Perkembangan Sistem Informasi sekarang ini begitu pesat, diantaranya dengan menggunakan media teknologi yang diimplementasikan pada perusahaan, Information Technology (IT) dipakai sebagai pendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK

BAB 1 PERSYARATAN PRODUK BAB 1 PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Kehidupan sekarang ini banyak sekali hal yang harus kita perhatikan, salah satunya adalah pendidikan, karena pendidikanlah yang dapat memberikan ilmu atau pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengguna perpustakaan itu sendiri. Sebelum koleksi perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengguna perpustakaan itu sendiri. Sebelum koleksi perpustakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan memiliki tugas menyediakan bahan pustaka serta mengolahnya agar dapat disajikan kepada pengguna perpustakaan sehingga bahan pustaka tersebut bermanfaat

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

PERAN PERPUSTAKAAN IPB SEBAGAI KONTRIBUTOR PORTAL GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL)

PERAN PERPUSTAKAAN IPB SEBAGAI KONTRIBUTOR PORTAL GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL) PERAN PERPUSTAKAAN IPB SEBAGAI KONTRIBUTOR PORTAL GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL) Khayatun 1 dan Sri Rahayu 2 1Pustakawan Pertama pada Institut Pertanian Bogor, email: khayatun@ipb.ac.id 2 Pustakawan Muda

Lebih terperinci

Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN Buku Panduan INFRASTRUKTUR JARINGAN KOMPUTER DAN KOMUNIKASI DATA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SUBBIDANG PERANGKAT KERAS TAHUN 2008 PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini sudah membawa manusia pada suatu dunia

Lebih terperinci