PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA
|
|
- Herman Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGERTIAN KEUANGAN NEGARA Efraim Jordi Kastanya HUKUM ANGGARAN DAN KEUANGAN PUBLIK KELAS REGULER FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2016
2 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 BAB I Pembahasan 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah... 4 BAB II Pembahasan 2.1 Pembahasan... 5 BAB III Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterkaitan antara keuangan negara atau keuangan publik dengan hukum administrasi negara adalah adanya perencanaan dan pelaksanaan atas anggaran negara dan kebijakan keuangan publik yang mana merupakan bagian dari tugas penyelenggaran kepentingan umum yang dijalankan oleh pemerintah sebagai administrator pemerintahan negara dan pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan negara. 1 Konsep administrasi negara mengenal konsep kebijakan keuangan negara yang termasuk dalam administrasi keuangan dalam tiga konsep dasar ini, yakni : Pembuatan anggaran belanja, yakni merencanakan cara uang digunakan; pembukuan, yakni menentukan cara uang digunakan; pelaporan keuangan, yakni pengumpulan semua fakta administrasi keuangan dari setiap bagian. Konsep ini penting sebagai dasar pertimbangan kebijakan selanjutnya. 2 Untuk memahami hukum keuangan negara harus dimulai dengan terlebih dahulu mengetahui pengertian dari keuangan negara itu sendiri. Terdapat cukup banyak variasi pengertian keuangan negara. Berbagai peraturan perundangundanagan dan pendapat para ahli memberikan pengertian terhadap apa yang dimaksud dengan keuangan negara. Hal ini bergantung pada aksentuasi terhadap suatu pokok persoalan dalam pemberian defenisi dari para ahli di bidang keuangan negara. 3 Pengertian keuangan negara menjadi penting karena kalau salah mengartikannya akan membawa efek domino yang kurang strategis dari segi hukum dan ekonomi. 4 Dalam konteks ini permasalahan yang timbul misalnya konsep Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sampai sejauh apa campur tangan negara pada pengaturan aset kekayaan BUMN notabene kekayaan BUMN adalah 1 Safri Nugraha, dkk., Hukum Administrasi Negara ( Depok : Center for Law and Good Governance Studies, 2007), halaman Ibid., halaman Riawan Tjandra, Hukum Keuangan Negara ( Jakarta : Grasindo, 2009), halaman 1. 4 Nugraha, op.cit., halaman
4 kekayaan yang berasal dari negara namun dipisahkan. 5 Bukan hanya itu, dalam ranah pidana marak terjadi tindakan pidana korupsi. Namun konsep keuangan negara juga dipakai dalam menindak apakah tindakan pihak terkait perlu ditindak secara administrasi atau pemidanaan. 6 Dalam tulisan ini, Penulis akan menilik lebih mendalam terkait pengertian dari keuangan negara. Penulis juga akan mengkaitkan tulisan ini dengan dampak pengertian keuangan negara dalam permasalahan yang timbul dalam pengelolaan keuangan negara dari miskonsepsi pengertian tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian keuangan negara menurut ahli dan peraturan perundang-undangan? 2. Apa pengaruh pengertian keuangan negara dengan konsep pengelolaan keuangan negara? BAB II PEMBAHASAN 5 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2011), halaman Medan Bisnis Daily, Merugikan Negara Belum Tentu Korupsi, diakses pada 9 Juni
5 Dalam mendefenisikan pengertian keuangan negara, para ahli mendefenisikan keuangan negara sesuai aksentuasi masing-masing terhadap suatu pokok persoalan dalam pemberian defenisi. Berikut akan dipaparkan beberapa pengertian dari keuangan negara : 7 - Menurut M. Ichwan Keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif (dengan angka-angka diantaranya diwujudkan dalam jumlah mata uang), yang akan dijalankan untuk masa mendatang, lazimnya satu tahun mendatang. - Menurut Goedhart Keuangan Negara adalah keseluruhan undang-undang yang ditetaplan secara periodic yang memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan pengeluaran mengenai periode tertentu dan menunjukan alat pembiayaan yang diperlukan untuk menutup pengeluaran tersebut. Unsur unsur keuangan negara menurut Goedhart meliputi : a. Peridoik b. Pemerintah sebagai pelaksana anggaran c. Pelaksanaan anggaran mencakup dua wewenang, yaitu wewenang pengeluaran dan wewenang untuk menggali sumber-sumber pembiayaan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan d. Bentuk anggaran negara adalah berupa suatu undang-undang. - Menurut Gleen A. Welsch Keuangan negara adalah bentuk statement dari rencana dan kebijaksanaan manajemen yang dipakai dalam suatu periode tertentu sebagai petunjuk atau rancangan besar dalam periode tertentu. - Menurut John F. Due 7 Tjandra, op.cit., halaman
6 Budget adalah suatu rencana keuangan untuk suatu periode waktu tertentu. Anggaran belaja pemerintah adalah suatu pernyataan mengenai pengeluaran atau belanja yang diusulkan dan penerimaan untuk masa mendatang bersama dengan data pengeluaran dan penerimaan yang sebenarnya untik periode mendatang dan periode yang telah lampau. Unsur-unsur defensisi John F. Due adalah sebagai berikut : a. Anggaran belanja yang memuat data keuangan mengenai pengeluaran dan penerimaan dari tahun-tahun yang sudah lalu b. Jumlah yang diusulkan untik tahun yang akan datang c. Jumlah taksiran untuk tahun yang sedang berjalan d. Rencana keuangan tersebut untuk satu periode tertentu. - Menurut Otto Ekstein Keuangan negara adalah anggaran belanja yang merupakan suatu pernyataan rinci tentang pengeluaran dan penerimaan untuk waktu satu tahun. - Menurut van der Kemp Keuangan negara adalah semua hak yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu, baik uang ataupun barang, yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan hak-hak tersebut - Dari sisi objek Keuangan negara meliputi semua hak dan kewajiban yang dapat dinolai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter, dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala seusatu, baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara. Sehubungan dengan pengertian keuangan negara menurut Due diatas, timbul kesan bahwa Due menyamakan pengertian keuangan negara dengan anggaran. Ditinjau dari kedudukan anggaran negara dalam penyelenggaraan negara hal itu 6
7 dapat dimengerti, tetapi apabila dikaitkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bahwa anggaran negara merupakan inti dari keuangan negara sebab anggaran negaramerupakan alat penggerak untuk melaksanakan penggunaan keuangan negara. Undang Undang Dasar 1945 merupakan undang-undang dasar yang singkat dan sederhana memuat hal-hal pokok konstitusi saja. Rumusan keuangan negara dalam pasal 23 namun tidak menuliskan ruang lingkup keuangan negara secara jelas walaupun sudah ada istilah keuangan negara. Ada beberapa pendapat mengenai ruang lingkup keuangan negara sebagaimana pasal 23 ayat (4) UUD 1945 menurut Muhammad Yamin adalah moneter, Bank Indonesia, dan devisa. 8 Lebih lanjut Arifin P. Soeria Atmadja mengemukakan kedudukan keuangan negara dalam hal investasi dan fungsi pelayanan publik terutama BUMN menyebabkan konsekuensi logis dari penyertaan modal menjadi ikut menanggung resiko dan bertanggung jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayainya. Pada perubahan ketiga UUD 1945 menjelaskan hakekat keuangan negara dalam rumusan pasal 23 yang menimbulkan permasalahan baru. Permasalahan ini terus terermin juga didalam UU Nomor 17 tahun Pengertian keuangan negara secara gramatikal berarti segala sesuatu yang dinilai dengan uang negara atau tentang uang yang dimiliki negara dalam menggunakan uangnya, sehinga dianggap sebagai hak (aktiva) dan kewajiban (passiva) sehingga rumusan gramatikal keuangan negara seharusnya tidak terlepas pada aspek hak dan kewajiban, yang tentu harus dibatasi ruang lingkupnya dengan maksud agar hak yang dimiliki negara dan kewajiban yang menjadi beban negara tidak begitu meluas, sehungga memiliki resiko yang meluas. Dalam padanan nalar hukum, keuangan negara tentu ditujukan pada negara sebagau subjek hukum, yaitu badan hukum publik. 9 Secara kontekstualisasinya hukum keuangan negara seharusnya mengutamakan kepentingan hak dan kewajiban pihak yang terlibat (belangenafweging), sehingga tidak ada subjek hukum yang dirugikan. 10 Namun disisi lain hukum keuangan negara harus memenuhi kepastian hukum 8 Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia. (Jakarta: Djambatan, 1952), hlm Chidir Ali, Badan Hukum, (Bandung: Alumni, 2005), hlm E. Utrecht, Hukum Indonesia, (Jakarta: Ichtiar, 1959), hlm
8 (rechtszerkeid), sehingga menimbulkan kesetaraan dalam kenyataan hukum (rechtswerkelijkheid) dan peraturan perundang-undangan (positief rescht). Kaidah hukum pertama mengenai keuangan negara adalah perundangundangan Hindia belanda yaitu Indonesiche Comptabiliteitswet (ICW) kemudian diundangkan sebagai UU Perbendaharaan Negara Nomor 9 tahun ICWtidak menjelaskan batasan hukum keuangan negara hanya menjelaskan keuangan Negara Republik Indonesia diurus dan dipertanggungjawabkan menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam undang-undang ini, maka yang dimaksud keuangan negara dalam ICW adalah anggaran pendapatan dan belanjda daerah (APBN). Kontradiksi terjadi ketika Stbl. Tahun 1933 Nomor 320 mengenai instructie Algemene Rekenkamer (Badan Pemeriksa Keuangan) menyatakan danadana serta yayasan harus dipertanggungjawabkan kepada BPK. Demikian juga dalam UU No 17 tahun 1965 tentang BPK menyatakan keuangan negara adalah segala kekayaan negara dalam bentuk apapun juga, baik terpisah maupun tidak. Kemudian UU No 5 tahun 1973 tentang BPK menyatakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pertanggungjawaban keuangan negara termasuk pelaksanaan apbn (baik rutin maupun pembangunan), apbd serta anggaran perusahaan milik negara, hakikatnya sluruh kekayaan negara.... Hal ini menyebabkan pengertian dan ruang lingkup keuangan negara menjadi sangat luas. Muncul pula pengertian keuangan negara yang sebenarnya tidak berkaitan dengan teknis keuangan negara dari UU No 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidan Korupsi yang menyatakan keuangan negara sebagai hakikat seluruh kekayaan negara termasuk keuangan daerah atau badan hukum yang mempergunakan modal dari negara atau masyarakat untuk kepentingan sosial, kemanusiaan. Tidak termasuk keuangan negara dalam undangundang ini ialah keuangan badan hukum yang seluruh modalnya dari swasta misalnya PT, firma, CV dan lain-lain Tarik ulur pengertian keuangan negara menyebabkan kebingungan. Pengertian Keuangan dalam Peraturan Perundang-undangan No Undang-Undang Materi pengertian dan Sifat ruang lingkup keuangan 8
9 1 UU No 17 tahun UU No 19 tahun UU No 1 tahun UU No 15 tahun 2004 negara - Hak dan kewajiban negara - Penerimaan dan pengeluaran negara - Penerimaan dan pengeluaran daerah - Kekayaan negara/daerah dipisahkan dan haknya - Kekayaan pihak lain yang dikuasai pemerintah - Kekayaan pihak lain yang menggunaan fasilitas pemerintah Keuangan BUMN tidak tunduk pada APBN, tunduk pada prinsip perusahaan yang sehat Perbendaharaan negara hanya sebatas APBN dan APBD Pemeriksaan yang dilakukan BPK adalah seluruh unsur dalam pasal 2 UU Keuangan Negara 5 UU No 32 Keuangan daerah adalah 6 UU no 15 tahun 2006 keuangan milik daerah dalam menjalankan hak dan kewajibannya BPK memeriksa keuangan negara yabg dilakukan pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga negara lainnya, BI, BUMN, BUMD, BLU dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara menurut pasal 2 UU Keuangan Negara Luas, meliputi keuangan publik dan privat Sempit, hanya keuangan privat Sempit, hanya keuangan privat Luas, meliputi keuangan publik dan privat Sempit, sektor keuangan publik Luas, sektor keuangan publik dan privat 9
10 7 UU No 39 tahun 2007 Uang negara adalah uang yang dikuasai oleh bendahara umum Sempit, sektor keuangan publik Dian Puji Simatupang dalam disertasinya menyampaikan batasan terhadap apakah suatu hal bisa dikategorikan Keuangan Negara atau bukan dalam tiga kriteria yakni 11 : - Governance (tata kelola), suatu sektor keuangan merupakan keuangan negara ketika tata kelola dan tata tanggung jawabnya mengikuti mekanisme anggaran negara yang harus memperoleh persetujuan parlemen. - Regulation (pengaturan), suatu sektor keuangan merupakan keuangan negara ketika aturan administrasinya ditetapkan oleh menteri keuangan sebagai bendahara umum negara yang dibuktikan dengan penerbitan dokumen isian pelaksanaan anggaran. - Risk (risiko), suatu keuangan merupakan keuangan negara ketika beban tagihan dan beban kewajiban pembayaran ditetapkan dan menjadi kewajiban anggaran negara. Secara prinsip UU No 17 tahun 2003 tidak membedakan status hukum uang dan kepemilikian kekayaan dalam suatu badan negara, badan daerah badan usaha milik negara maupun daerah, sehingga menyalahi konsep hukum yang tegas membedakan antara kepunyaan publik (public domain) dan kepunyaan privat (privat domain) dalam kekayaan dan keuangan negara. 11 Dian Puji N. Simatupang, Paradoks Rasionalitas Perluasan Ruang Lingkup Keuangan Negara dan Implikasinya Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah. (Jakarta: Badan penerbit FHUI, 2011), hlm
11 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Dalam mencari pengertian keuangan negara penulis menemukan bahwa pengertian dan ruang lingkup keuangan negara dalam peraturan perundangundangan memiliki makna karet yang mengaburkan kepasrian hukum dan bisa saja nantinya mengarah pada penerapan yang buruk. Dalam hal ini hal tersebut sudah terjadi dalam penentuan kerugian negara, campur aduk konsep kekayaan negara dalam BUMN, dan sebagainya. Dalam hal ini pemerintah perlu mengambil 11
12 sikap tegas dalam menentukan makna dari keuangan negara sehingga pemaknaannya tidak terlalu luas dan masih dalam ruang lingkup administrasi sehingga tidak masuk dalam ranah hukum lain. Dalam mana suatu defenisi sudah ditentukan, pelaksanannya juga akan menjadi teratur pula. DAFTAR PUSTAKA Buku Riawan Tjandra, Hukum Keuangan Negara ( Jakarta : Grasindo, 2009). Safri Nugraha, dkk., Hukum Administrasi Negara ( Depok : Center for Law and Good Governance Studies, 2007). 12
13 Dian Puji N. Simatupang, Paradoks Rasionalitas Perluasan Ruang Lingkup Keuangan Negara dan Implikasinya Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah. (Jakarta: Badan penerbit FHUI, 2011). Chidir Ali, Badan Hukum, (Bandung: Alumni, 2005). E. Utrecht, Hukum Indonesia, (Jakarta: Ichtiar, 1959). Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia. (Jakarta: Djambatan, 1952). Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2011). Websites Medan Bisnis Daily, Merugikan Negara Belum Tentu Korupsi, diakses pada 9 Juni
TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP TIGA UNDANG- UNDANG TERKAIT DENGAN KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TERHADAP TIGA UNDANG- UNDANG TERKAIT DENGAN KEUANGAN NEGARA (Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum yang berbeda dengan negara sebagai badan hukum. Jika perseroan terbatas menjalankan fungsi privat dalam kegiatan
Lebih terperinci&DIKTI. Keuangan Negara DEPARTEMEN KAJIAN & AKSI STRATEGIS
UU &DIKTI Keuangan DEPARTEMEN KAJIAN & AKSI STRATEGIS Keuangan Di dalam Pasal 23 Ayat (1) UUD 1945 perumusan tentang keuangan adalah: Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan
Lebih terperinciBAB II PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA PADA UMUMNYA, BADAN LAYANAN UMUM, DAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH
23 BAB II PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA PADA UMUMNYA, BADAN LAYANAN UMUM, DAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH A. Pengertian Keuangan Negara Menurut M. Ichwan, keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA MENGENAI KEUANGAN NEGARA, BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
BAB II TINJAUAN PUSTAKA MENGENAI KEUANGAN NEGARA, BADAN LAYANAN UMUM DAERAH A. Pengertian Keuangan Negara Menurut M. Ichwan, keuangan negara adalah rencana kegiatan secara kuantitatif (dengan angka-angka
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 48/PUU-XI/2013 Tentang Pengelolaan Kekayaan Dari Suatu Perguruan Tinggi
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 48/PUU-XI/2013 Tentang Pengelolaan Kekayaan Dari Suatu Perguruan Tinggi I. PEMOHON Center for Strategic Studies University of Indonesia (CSSUI) atau Pusat Kajian Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini jumlah perkara tindak pidana korupsi yang melibatkan Badan Usaha Milik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini jumlah perkara tindak pidana korupsi yang melibatkan Badan Usaha Milik Negara berbentuk Persero (selanjutnya disebut BUMN Persero) sering terjadi. Perkara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan yang terlepas dari kekuasaan eksekutif, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN KONFLIK KEWENANGAN DALAM PEMERIKSAAN TERHADAP DIREKSI BADAN USAHA MILIK NEGARA PERSEROAN TERBATAS DALAM UNDANG-UNDANG PERSEROAN
BAB I PENDAHULUAN KONFLIK KEWENANGAN DALAM PEMERIKSAAN TERHADAP DIREKSI BADAN USAHA MILIK NEGARA YANG BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS DALAM UNDANG-UNDANG PERSEROAN DAN UNDANG-UNDANG BADAN USAHA MILIK NEGARA
Lebih terperinciOleh: Dian N. Puji Simatupang, S.H., M.H 1
HAKIKAT KEUANGAN NEGARA DALAM BANK INDONESIA DAN GAGASAN ARSITEKTUR KEUANGAN PUBLIK SEBAGAI KONSEP PENGATURAN KEUANGAN YANG BERBASISKAN PADA PRINSIP BADAN HUKUM Oleh: Dian N. Puji Simatupang, S.H., M.H
Lebih terperinciBAB IV KONSEP TENTANG KEUANGAN NEGARA YANG IDEAL BERDASARKAN TINDAK PEMERINTAHAN
BAB IV KONSEP TENTANG KEUANGAN NEGARA YANG IDEAL BERDASARKAN TINDAK PEMERINTAHAN A. Antinomi Konsep Keuangan Negara Dalam Sistem Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia Dalam sub bab ini penulis hendak
Lebih terperinciKONTRAK KULIAH PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2014
KONTRAK KULIAH Mata Kuliah : Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah Kode Mata Kuliah : MKL-17 SKS : 2 Dosen : Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH.,M.Hum PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS
Lebih terperinciUji Materiil Undang-Undang Keuangan Negara
Uji Materiil Undang-Undang Keuangan Negara nasional.sindonews.com Perdebatan tentang Undang-Undang Keuangan Negara yang menyatakan aset BUMN 1 menjadi bagian dari kekayaan negara masih terus bergulir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyerapan dana yang dilakukan bank-bank yang ada di seluruh Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1997 ketika terjadi krisis, Bank Indonesia sebagai salah satu lembaga yang mengawasi sektor keuangan tidak mampu menahan laju krisis, sehingga terjadi kehancuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdamaian dan kemerdekaan dalam masyarakat dan negara hukum. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai tujuan bernegara yang dituangkan dalam alinea ke empat UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas pemerintah secara profesional untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PADA PERSEROAN
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xi MODUL 1: RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KEUANGAN 1.1 Pengertian dan Hakikat Ilmu Administrasi... 1.4 Latihan... 1.25 Rangkuman... 1.26 Tes Formatif 1..... 1.27 Pengertian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengelola keuangannya sendiri. Adanya otonomi daerah menjadi jalan bagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintah daerah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, yang meliputi bidang sosial budaya
Lebih terperinciKEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA PENDELEGASIAN KEKUASAAN PENGURUSAN ADMINISTRATIF PA/KPA (COO) PENGURUSAN PERBENDAHARAAN NEGARA (CFO)
KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA PENDELEGASIAN KEKUASAAN PENGURUSAN ADMINISTRATIF PA/KPA (COO) PENGURUSAN PERBENDAHARAAN NEGARA (CFO) Kuliah 2 LATAR BELAKANG REFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Atmadja, Arifin P Soeria., 2013, Keuangan Publik dalam Prespeftif Hukum Teori, Praktik dan
DAFTAR PUSTAKA Dalam penelitian ini agar penulis memiliki pengetahuan yang relevan yang berhubungan dengan BUMN, perseroan terbatas dan keuangan negara, maka diperlukan bahan teoritis dan konsepsional.
Lebih terperinciBAB III PENGARUH PENERAPAN MEKANISME BARU PENYALURAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH. 3.1 Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
BAB III PENGARUH PENERAPAN MEKANISME BARU PENYALURAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH 3.1 Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah Terdapat perkembangan dan perbedaan mengenai mekanisme penyaluran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era reformasi pengelolaan keuangan daerah sudah mengalami berbagai perubahan regulasi dari waktu ke waktu. Perubahan tersebut dilakukan Pemerintah Daerah untuk
Lebih terperinciBAB II PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM SISTEM OTONOMI DAERAH. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
21 BAB II PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM SISTEM OTONOMI DAERAH A. Pemerintahan Daerah Sebagaimana tercantum dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengenai Pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kelemahan perundang-undangan dalam bidang keuangan negara menjadi salah satu penyebab terjadinya beberapa bentuk penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara.
Lebih terperinciPENYELESAIAN TUNTUTAN GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH TERHADAP PEGAWAI NEGERI BUKAN BENDAHARA DAN PEJABAT LAIN
PENYELESAIAN TUNTUTAN GANTI KERUGIAN NEGARA/DAERAH TERHADAP PEGAWAI NEGERI BUKAN BENDAHARA DAN PEJABAT LAIN Henny Juliani hennyjuliani.fhundip@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciSILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM KEUANGAN NEGARA STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : - JUMLAH SKS : 2
SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM KEUANGAN NEGARA STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : - JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : HAN SEMESTER SAJIAN : VII B. DESKRIPSI MATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yakni pembukaan (preambule), ketentuan pasal demi pasal dan ketentuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia secara de facto lahir dan berdiri menjadi sebuah negara merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan sebagai sebuah negara ditindaklanjuti dengan
Lebih terperinciPENYERTAAN MODAL NEGARA
PENYERTAAN MODAL NEGARA A. PENGERTIAN PENYERTAAN MODAL Definisi secara umum penyertaan modal yaitu suatu usaha untuk memiliki perusahaan yang baru atau yang sudah berjalan, dengan melakukan setoran modal
Lebih terperinciPengaturan dan Permasalahan Tata Kelola Badan Usaha Milik Negara Oleh: Febry Liany * Naskah diterima: 13 Oktober 2015; disetujui: 13 Oktober 2015
Pengaturan dan Permasalahan Tata Kelola Badan Usaha Milik Negara Oleh: Febry Liany * Naskah diterima: 13 Oktober 2015; disetujui: 13 Oktober 2015 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu perwujudan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merangsang dan menumbuhkan motivasi masyarakat untuk meningkatkan. produktifitas di bidang usahanya. Meningkatnya pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era pembangunan dewasa ini, peranan kredit sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan sangatlah penting untuk menunjang, merangsang dan menumbuhkan
Lebih terperinciBAB III STATUS DAN IMPLIKASI YURIDIS UANG PUBLIK DAN UANG PRIVAT BERDASARKAN TINDAK PEMERINTAHAN. A. Status Hukum Uang Negara Berdasarkan Tindak
BAB III STATUS DAN IMPLIKASI YURIDIS UANG PUBLIK DAN UANG PRIVAT BERDASARKAN TINDAK PEMERINTAHAN A. Status Hukum Uang Negara Berdasarkan Tindak Pemerintahan Dalam sub-bab ini penulis hendak berargumen
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis dan pembahasan adalah : 1. Instansi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (selanjutnya
Lebih terperinciProblematika Pemahaman Unsur Merugikan Keuangan Negara dalam Tindak Pidana Korupsi dari Perspektif Hukum Tata Negara
Problematika Pemahaman Unsur Merugikan Keuangan Negara dalam Tindak Pidana Korupsi dari Perspektif Hukum Tata Negara Prof. Denny Indrayana, S.H., LL.M., Ph.D. Diskusi Ahli diselenggarakan BHACA, TII, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan negara Indonesia adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur, terjamin kesejahteraan, melindungi kehidupan bangsa, serta mampu mencakup kepentingan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,
LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 4 2007 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 5 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PD JASA DAN KEPARIWISATAAN
Lebih terperinciKERUGIAN KEUANGAN NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG TINDAK PIDANA KORUPSI M. Afif Hasbullah Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Jl. Airlangga 3 Sukodadi Lamongan ABSTRAK Metode pendekatan
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA. OLEH : Fitria, S.H., M.H.
Pertanggungjawaban, Pengelolaan, Keuangan Daerah PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG KEUANGAN NEGARA OLEH : Fitria, S.H., M.H. ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciRingkasan : Undang-undang RI No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
Ringkasan : Undang-undang RI No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara A. Pendahuluan 1. Dasar Pemikiran Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara selama ini masih digunakan ketentuan perundang-undangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari kekayan negara yang dipisahkan, merupakan salah satu pelaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Negara yang seluruh atau sebagaian besar modalnya berasal dari kekayan negara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. BUMN sebagai salah satu badan hukum publik yang bergerak di sektor
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. BUMN sebagai salah satu badan hukum publik yang bergerak di sektor privat merupakan entitas mandiri yang berhak melakukan pengelolaan aset kekayaannya sendiri sebagai entitas
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI BUMN TERHADAP PERBUATAN YANG MENGAKIBATKAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 4, Oktober 2016, Halaman 299-306 p-issn : 2086-2695, e-issn : 2527-4716 PERTANGGUNGJAWABAN DIREKSI BUMN TERHADAP PERBUATAN 1 YANG MENGAKIBATKAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA I. UMUM 1. Dasar Pemikiran Penyelenggaraan pemerintahan negara untuk mewujudkan tujuan bernegara menimbulkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbedaan yang paling mendasar antara keberhasilan suatu lembaga Negara sangat ditentukan oleh manusia sebagai salah satu sumber daya yang dimilikinya. Di bidang ekonomi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan prima seharusnya dapat menjawab keluhan-keluhan tersebut, dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui reformasi anggaran sudah dilakukan oleh pemerintah, tuntutan agar terwujudnya pemerintah yang amanah dan didukung oleh instansi pemerintah yang efektif,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah Kode Mata Kuliah : MKL-17 SKS : 2 Dosen : Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH.,M.Hum PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS
Lebih terperinciSaksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang
Selasa, 30 November 2011 Saksi Ahli Keuangan Negara : Dian Puji N. Simatupang : Skors dicabut sidang dinyatakan terbuka kembali, ahli berikut. : Terima kasih Yang Mulia. : Silahkan pak, baik sidang lanjut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganggaran merupakan suatu proses pada organisasi sector publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait dalam penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola kehidupan sosial, politik dan ekonomi di Indonesia. Desentralisasi keuangan dan otonomi daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekad pemerintah pusat untuk meningkatkan peranan pemerintah daerah dalam mengelola daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri
Lebih terperinciPINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1
PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PENDAHULUAN Bantuan luar negeri dapat berupa pinjaman maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri lebih mendesak dibahas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengelola daerahnya sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, desentralisasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia saat ini semakin pesat seiring dengan adanya era reformasi. Negara Indonesia yang awalnya menggunakan sistem sentralisasi dalam pemerintahannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi kewenangan Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam pengelolaan keuangan daerah untuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang: Mengingat: a. bahwa untuk mendorong
Lebih terperinciTugas dan Wewenang BPK dalam Peraturan Perundang-Undangan dan Implementasinya
Tugas dan Wewenang BPK dalam Peraturan Perundang-Undangan dan Implementasinya Diajukan sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Hukum Tentang Lembaga Negara Dosen: Dr. Hernadi Affandi, SH., LL. M. Disusun Oleh:
Lebih terperinciKompetensi Umum Mata Kuliah Kompetensi Khusus Mata Kuliah
xi S Tinjauan Mata Kuliah etiap negara pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu melindungi warganya, memenuhi kebutuhan rakyatnya, dan memberikan kesejahteraan bagi warganya. Tujuan negara pada
Lebih terperinciManajemen Keuangan Publik. Pengertian, Ruang Lingkup, Konsep dan Asas Keuangan Negara Pertemuan 2 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP
Manajemen Keuangan Publik Pengertian, Ruang Lingkup, Konsep dan Asas Keuangan Negara Pertemuan 2 Nurjati Widodo, S.AP, M.AP Pengertian Keuangan Publik 1. Terminologi Keuangan Publik = Keuangan Negara =
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan hukum dalam mengatur kehidupan masyarakat sudah dikenal sejak masyarakat mengenal hukum itu sendiri, sebab hukum itu dibuat untuk mengatur kehidupan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia adalah negara hukum. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang selanjutnya disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembagiaan dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengelolaan keuangan negara yang di kelola oleh pemerintah daerah menganut sistem otonomi daerah yang telah di tetapkan oleh MPR NO XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk menyelengggarakan pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Universitas Indonesia
120 BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Dari seluruh penjelasan dan uraian yang diberikan pada bab-bab sebelumnya, secara umum dapat disimpulkan bahwa kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan pada Badan Usaha
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG
5 2013 PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA MATARAM KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DAN BADAN HUKUM LAINNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN BANDI. 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN
MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA BANDI 11/26/2013 Bandi, 2013 MKN 1 MANAJEMEN KEUANGAN NEGARA Dalam pengelolaan keuangan negara(mkn), fungsi 1. Perencanaan Planning: UU No 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT Menimbang : a. DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan otonomi daerah dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciKAJIAN KAPASITAS KABUPATEN SEMARANG DALAM MELAKUKAN PINJAMAN (STUDI KASUS : PEMDA DAN PDAM KABUPATEN SEMARANG) TUGAS AKHIR
KAJIAN KAPASITAS KABUPATEN SEMARANG DALAM MELAKUKAN PINJAMAN (STUDI KASUS : PEMDA DAN PDAM KABUPATEN SEMARANG) TUGAS AKHIR Oleh: WIBYCA FUISYANUAR L2D 003 379 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG KEPADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah saat ini sedang mengupayakan peningkatan pelaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah saat ini sedang mengupayakan peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional agar antara laju pembangunan kota dan desa semakin seimbang dan serasi. Tetapi dalam
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (sub-national State Owned Enterprise) telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Usaha Milik Daerah (sub-national State Owned Enterprise) telah menjadi salah satu bentuk badan usaha yang diakui di Indonesia semenjak diundangkannya Undang-Undang
Lebih terperinciSTATUS KEKAYAAN NEGARA PADA BUMN
STATUS KEKAYAAN NEGARA PADA BUMN BAGIAN ANALISA APBN, SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI 2 0 0 7 STATUS KEKAYAAN NEGARA PADA BUMN Abstraksi Kinerja BUMN dalam dua tahun terakhir tidak menunjukkan perkembangan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1973 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1973 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dianggap perlu untuk mendudukkan Badan Pemeriksa Keuangan pada posisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa (UU No. 06 Tahun 2014) pada tanggal 15 Januari tahun 2014, pengaturan tentang Desa mengalami perubahan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin dahsyat dengan datangnya kapitalis dunia. P. Berger dalam meramalkan, dalam era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini challenge globalisasi meruntuhkan filosofi bangsa Indonesia terutama dalam bidang ekonomi. Hal ini telah diramalkan oleh P. Berger bahwa badai globalisasi
Lebih terperinciPENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PERSEPSI KERUGIAN NEGARA
www.bpkp.go.id PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGAWASAN DAN PERSEPSI KERUGIAN NEGARA Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi Disampaikan pada: Sinergi Program Pengembangan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Badan Layanan Umum Daerah 2.1.1. Definisi dan Dasar Pengaturan Badan Layanan Umum Daerah Sebelum
Lebih terperinciDr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum. Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Dr. W. Riawan Tjandra, S.H., M.Hum. Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggaran merupakan suatu rencana jangka pendek yang disusun berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran merupakan salah satu bagian dari proses pengendalian manajemen yang berisi rencana tahunan yang dinyatakan secara kuantitatif, diukur dalam satuan moneter.
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
Lebih terperinciBPK TETAP AUDIT KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA.
BPK TETAP AUDIT KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA http://www.actual.co Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tetap akan mengaudit atau memeriksa laporan keuangan dari 138 (seratus tiga puluh delapan) Badan Usaha
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG PENJAMINAN INFRASTRUKTUR DALAM PROYEK KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA YANG DILAKUKAN MELALUI BADAN USAHA PENJAMINAN
Lebih terperinciNO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 13 2008 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses penyelenggaraan kegiatan negara yang berkenaan dengan kepentingan publik.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai keuangan negara memang menjadi salah satu hal terpenting dalam proses penyelenggaraan kegiatan negara yang berkenaan dengan kepentingan publik.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1973 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1973 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dianggap perlu untuk mendudukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk melaksanakan hak dan kewajiban serta untuk melaksanakan tugas yang dibebankan oleh rakyat, pemerintah daerah harus mempunyai suatu rencana yang matang untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan cukup penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan, mengatur dan mengevaluasi jalannya
Lebih terperinciPOLA PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK (STUDI KASUS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2007)
POLA PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK (STUDI KASUS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2007) Anggit Wicaksono, SH. MH (staf pengajar FH UMK) Abstrak Partai politik sebagai peserta pemilihan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KERANGKA TEORI 1. Tinjauan Tentang Keuangan Negara a. Pengertian Keuangan Negara Secara konsepsional, sebenarnya definisi keuangan negara bersifat plastis dan tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pemerintah pusat sehingga dengan demikian pembangunan daerah diupayakan sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan ditetapkannya UU No. 22 Tahun 1999 (revisi menjadi UU No. 32 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah melakukan reformasi di bidang Pemerintah Daerah dan Pengelolaan Keuangan pada tahun 1999. Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan ditetapkannya
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT AGRONESIA
LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 2 2007 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT PADA PT AGRONESIA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memperluas investasi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun BPK merupakan suatu lembaga negara yang bebas dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
Lebih terperinci