RANGKAIAN DAUN. Rangkaian Daun Pisang, Rangkaian Janur.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANGKAIAN DAUN. Rangkaian Daun Pisang, Rangkaian Janur."

Transkripsi

1 RANGKAIAN DAUN Rangkaian Daun Pisang, Rangkaian Janur. Seni melipat daun berasal dari Negeri Siam/Thailand di mana sebagian besar masyarakatnya yang beragama Buddha menggunakannya untuk keperluan pemujaan dan sembahyang di vihara sebagai sesaji yang sudah merupakan tradisi. Untuk mendukung penampilan hidangan sesaji agar menjadi lebih menarik, diciptakanlah dekorasi pada hidangan sesaji dengan menggunakan daun. RANGKAIAN DAUN 1

2 PENDAHULUAN RANGKAIAN DAUN PISANG Salah satu faktor keberhasilan dalam penyajian hidangan, selain dilihat dari rasa dan bentuk makanan, adalah juga unsur dekorasi pada hidangan yang disajikan. Dekorasi mendukung penampilan hidangan sesaji tersebut sehingga mempunyai nilai tersendiri. Daun merupakan salah satu bahan yang baik untuk dibuat dekorasi dan juga sebagai kemasan hidangan. Masyarakat Indonesia pada umumnya telah mengenal dan terbiasa menggunakannya. Beberapa jenis daun telah banyak digunakan sebagai barang kerajinan dekorasi maupun kemasan antara lain daun pandan, lontar, kelapa, jati, aren, pisang, dan talas. Dari beberapa jenis daun pisang yang ada di bumi nusantara ini, disarankan menggunakan daun pisang batu, karena memiliki kele-bihan-kelebihan dari daun pisang yang lain, di antaranya sifatnya yang lentur, tidak mudah robek. Penggunaan pohon pisang, mulai dari batang, jantung, dan daunnya, sangat mempermudah siapa pun pembuatnnya, karena: 1. Bahan bakunya mudah didapat. RANGKAIAN DAUN 2

3 2. Harganya relatif murah. 3. Penggunaan daun pisang tidak merusak lingkungan atau pohon itu sendiri. 4. Memberikan nilai tambah bagi daun pisang selain sebagai alat pembungkus dan alas saji. TIPS MEMILIH MENGGUNAKAN DAN MEMPERTAHANKAN KESEGARAN DAUN PISANG Untuk alas wadah gunakan : Daun pisang kepok Daun pisang siam/ambon Daun pisang batu Untuk aneka jenis lipatan daun : Disarankan menggunakan daun pisang batu karena memiliki warna daun yang lebih hidup/hijau dan lebih lentur (mudah dibentuk). Untuk jenis lipatan tertentu seperti model teratai, kipas, dan gelung tekuk harus menggunakan daun pisang yang muda. Agar lipatan daun lebih awet : Untuk mempertahankan kesegaran dan warna lipatan daun agar tetap hijau, caranya: RANGKAIAN DAUN 3

4 Daun yang telah dllipat menjadl jenis lipatan tertentu, dibungkus dengan kain basah. Direndam dalam air yang telah diberi asam dan air jeruk nipis selama beberapa jam. Disemprot air secara periodik. BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUAT RANGKAIAN DAUN PISANG 1. Daun pisang 2. Batang pohon pisang RANGKAIAN DAUN 4

5 3. Sterofoam ( sebagai dasar / wadah pembentukan lipatan daun ) 4. Tampah / wadah yang berisi pelepah-pelepah batang daun pisang (jika tidak ada gunakan sterofoam) RANGKAIAN DAUN 5

6 ALAT YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUAT RANGKAIAN DAUN PISANG 1. Gunting 2. Gunting dan gergaji khusus untuk memotong sterofoam 3. Stapler 4. Jarum pentul 5. Jarum jahit dan benang jahit warna hijau 6. Tusuk sate dan tusuk gigi 7. Cellulosa tape RANGKAIAN DAUN 6

7 CARA MEMBUNGKUS STEROFOM DG DAUN PISANG 1. Buatlah pola bentuk wadah sesuai selera, misalnya bulat, persegi, oval, dan sebagainya pada sterofoam. 2. Potonglah sterofoam dengan cutter atau gergaji khusus sesuai pola. 3. Buatlah pola sesuai sterofoam yang telah dibentuk pada daun pisang. 4. Guntinglah sesuai pola berjarak 2 cm. Guntinglah pada jarak 2 cm, lalu rapikan pinggirnya. 5. Bungkuslah salah satu permukaan sterofoam dengan daun pi-sang. Lipat guntinganguntingan pinggirnya ke sisi sterofoam, tancapkan dengan jarum pentul/tusuk gigi. Balikkan. Bungkus sisi baliknya dengan cara seperti tampak pada foto, agar seluruh permukaan sterofoam tertutup daun pisang semua. RANGKAIAN DAUN 7

8 MACAMMACAM LIPATAN DAUN PISANG Lipatan Kuku Jari Tangan Cara membuat : 1. Ambil 3 (tiga) lembar daun pisang dengan ukuran minimal 20 x 7 cm atau sesuai dengan kebutuhan (lihat gambar a). 2. Gulung dengan tangan kanan memegang ujung daun sambil tangan kiri mengontrol ujung serta besar gulungan, usahakan bagian ujung tidak tertekan (lihat gambar b & foto 1). 3. gulung sampai seluruh daun terpakai lalu atur agar pinggiran daun jatuh tepat di tengah (lihat gambar c & foto 2) 4. jepit antara jari tengah dan telunjuk tangan kiri. 5. Buat dua gulungan lagi dengan cara yang sama dan susun / tumpuk ketiga kelopak dengan jarak ujung cm (lihat gambar d) 6. Staples di bawah garis-garis pertemuan pinggiran daun atau jahit pada posisi satu titik potong bagian bawah berbentuk runcing (segitiga) dengan kedua ujung berhadapan (lihat gambar e & foto 3) 7. Lipatan kuku jari tangan bisa digabungkan menjadi beberapa tumpuk (lihat foto 4) RANGKAIAN DAUN 8

9 Lipatan Kuku Jari Tangan RANGKAIAN DAUN 9

10 Lipatan Kuku Garuda Cara membuat: 1. Ambil satu lembar daun pisang ukuran minknal 12 x 5 cm (lihat gambar a). 2. Lipat sisi sebelah kanan 45 ke arah dalam (lihat gambar b & foto 1). 3. Kemudian lipat kembali sisi sebelah kanan yang telah dilipat tadi hingga garis lipatannya sejajar dengan garis tengah daun (lihat gambar c). 4. Lakukan hal yang sama pada sisi daun sebelah kiri (lihat gambar d & foto 2). 5. Kemudian lipatlah kedua sisi pada daun tersebut ke arah dalam (gambar e & foto 3). 6. Lakukanlah hal yang sama pada sisi daun sebelah kiri (lihat gambar f & foto 4). 7. Terakhir buang sisa daun yang berlebih, tetapi sebelum membuang sisa daun jahitlah dari arah dalam atau jepit daun tersebut dengan menggunakan staples (lihat gambar f). 8. Buat sebanyak yang diperlukan dan siap untuk dirangkai, susun lipatan dalam rangkaian dengan jarak minimal ½ cm atau sesuai selera (lihat foto 5) 9. Bentuk Kuku Garuda dapat dirangkai dalam beberapa model. RANGKAIAN DAUN 10

11 Lipatan Kuku Garuda RANGKAIAN DAUN 11

12 Lipatan Sisik Ikan Cara membuat: 1. Ambil selembar daun pisang ukuran 15 x 4 cm atau sesuai keperluan (dapat diketahui dari besar kecilnya tempat yang akan dihias (gambar a) 2. Tangan kanan memegang sisi daun sebelah kanan, begitu sebaliknya dengan tangan kiri. Kemudian sisi sebelah kanan dillipat 45 ke arah dalam (gambar b & foto 1). 3. Setelah dilipat 45 ke arah dalam lipat kembali daun tersebut ke arah dalam sehingga garis lipatannya sejajar dengan garis tengah daun tersebut (gambar c & foto 2). 4. Lakukan hal yang sama pada sisi daun sebelah kiri, sehingga garis lipatan kedua sisi daun saling berimpit pada bagian tengah (garis tengah daun (gambar a). 5. Potong sisa daun dengan menggunakan gunting/cutter, kemudian jahit dari sisi bagian dalam menggunakan jarum jahit tepat pada bagian tengah garis lipatan yang saling berhimpit (lihat tanda panah) atau dapat pula menggunakan staples (gambar e & foto 3, 4). 6. Buat tiga lipatan dengan cara yang sama dan susun dengan jarak ½ cm (gambar f & foto 5). Setelah selesai tinggal dipasangkan pada wadah. 7. Model Sisik Ikan ini dapat digunakan untuk bentuk horisontal dan vertikal. RANGKAIAN DAUN 12

13 Lipatan Sisik Ikan RANGKAIAN DAUN 13

14 Lipatan Seruni Cara membuat : 1. Potong 2 lembar daun ukuran 7 cm x 18 cm dan 5 cm x 13 cm (gambar a dan foto 1). 2. Letakkan kedua lembar daun secara bersusun (gambar b). 3. Lipat masing-masing daun 1/3 bagian ke arah tengah dimulai dari sebelah kanan kemudian kiri hingga membentuk satu segitiga sama kaki (gambar c, foto 2 dan foto 3). 4. Balik ke arah depan dengan daun mendatar terletak di sebelah depan (gambar d, foto 4). 5. Lipat ujung kaki kiri daun ke arah tengah depan dengan posisi lurus (gambar e Foto 5). 6. Lakukan hal yang sama pada kaki daun sebelah kanan (gambar f). 7. Dalam melakukan langkah-langkah, 3-6 posisi daun yang lebih kecil tetap Bertumpu di atas daun yang berukuran lebih besar (gambar g). RANGKAIAN DAUN 14

15 Lipatan Seruni RANGKAIAN DAUN 15

16 Lipatan Mawar Cara membuat: 1. Ambil selembar daun pisang ukuran minimal 8 x 5 cm atau sesuaikan besar kecilnya dengan tempat yang akan digunakan (gambar a). 2. Lipatlah sisi sebelah kanan sehingga tepat dengan garis tengah daun (gambar b & foto 1), 3. Lakukan hal yang sama pada sisi sebelah kiri, sehingga kedua sisi yang dilipat saling berhimpit pada garis tengah daun (gambar c,d, dan foto 2,3 ). 4. Jadilah bentuk dasar Lipatan Mawar. 5. Buat tiga tumpukan atau lebih dengan jarak 1 cm (gambar c, f & foto 4). 6. Lipat setengah dari sisi sebelah kanan dari masing-masing daun yang telah ditumpuk ke arah luar (gambar g & foto 5, 6). 7. Jahit dari sebelah dalam atau bisa juga dikuatkan dengan menggunakan staples ( gambar h dan foto 7). 8. Buat beberapa susun, kemudian siap untuk dirangkai (foto 8). RANGKAIAN DAUN 16

17 Lipatan Mawar RANGKAIAN DAUN 17

18 Lipatan Kelopak Teratai Cara membuat: 1. Potong selembar daun dengan ukuran 8 x 18 cm (foto 1) 2. Lipat 1/3 bagian daun ke arah tengah dimulai dari sebelah kanan kemudian kiri sehingga membentuk satu segitiga sama kaki (foto 2). 3. Balik ke arah depan dengan garis daun yang mendatar / horisontal terletak di sebelah depan (foto 3). 4. Tekuk bagian tengah daun yang sudah berbentuk segitiga itu ke arah depan, kedalaman tekukan ±1 cm sehingga membentuk seperti takir (foto 4). 5. Lipat bagian kiri daun dengan permukaan menghadap ke arah depan dimulai dari sebelah kiri daun (foto 5). 6. Lakukan hal yang sama pada bagian sebelah kanan (foto 6). 7. Terbentuk kelopak bunga teratai (foto 7) RANGKAIAN DAUN 18

19 Lipatan Kelopak Teratai RANGKAIAN DAUN 19

20 Lipatan Kanthil Cara membuat: 1. Potong selembar daun ukuran 15 cm x 20 cm (gambar a, foto 1). 2. Lipat 1/5 bagian daun ke arah belakang memanjang (gambar b, foto 2) 3. Katupkan kedua ujung daun sehingga membentuk sudut yang menyiku dengan bagian hijau daun terletak di sebelah depan (gambar c, foto 3). 4. Tekan bagian tengah yang menyiku ke arah depan sehingga membentuk tonjolan dengan lekukan di tengah (gambar d, foto 4) 5. Tekan kembali ujung tonjolan daun di tengah tersebut ke arah belakang dengan kondisi daun tetap dijepit di antara tekunjuk dan jari tengah. (gambar e, foto 5). 6. Lipat bagian kanan luar daun ke arah depan (gambar f). 7. Lakukan hal yang yang sama pada bagian kiri luar sehingga terbentuklah lipatan seperti kelopak bunga Kantil (gambar g, foto 6). RANGKAIAN DAUN 20

21 Lipatan Kanthil RANGKAIAN DAUN 21

22 Lipatan Bunga Telang Cara membuat: 1. Gunakan 3 lembar daun pisang dengan ukuran masing-masing:15 x 3 cm (gambar al).15x 4 cm (gambar a2). 15 x 5 cm (gambar a3). 2. Ambil lembar daun 1 dengan ukuran 15 x 3 cm (gmbr b). 3. Lipat bagian kanan daun ke arah kiri tepat di titik tengah daun (membentuk sudut 45 ) (gambar c). 4. Lipat bagian kiri daun dengan cara yang sama ke arah tengah sehingga seluruh lipatan membentuk sudut 90" (gambar d & foto d). 5. Putar balik daun yang sudah terlipat dan letakkan di tangan kiri dengan posisi daun dijepit antara telunjuk dengan jari tengah (gambar e & f). 6. Lakukan langkah 1 s/d 5 untuk lebar daun kedua dan ketiga saling bertumpu (foto 2 & 3). 7. Lipat sebelah kanan daun lipatan 1 ke arah kiri hingga berbentuk kuncup dan sejajar dengan bagian kiri (gambar f). 8. Lipat sebelah kiri daun dengan cara yang sama dengan nomor 7 (gambar g & foto 4). 9. Lakukan hal yang sama pada lembar daun kedua, membungkus lipatan daun pertama yang berbentuk penutup (gambar g, foto 5). 10. Lipat dengan cara yang sama dengan jarak ½ cm dari daun ke-1, lipatan sudah lipatan sudah terbentuk dalam rangkap 2 (gambar h) RANGKAIAN DAUN 22

23 11. Buat lipatan ke-3 dengan cara yang sama, juga dengan jarak l'/2 cm dari lipatan Ke- 2 (gambar j dan k) 12. Sebagai variasi dapat digunakan kelopak bunga mawar sebagai isi atau daun pisang muda. Lipatan Bunga Telang RANGKAIAN DAUN 23

24 Lipatan Kipas Cara membuat: 1. Potong daun dengan ukuran 12 cm x 20 cm (gambar a, foto 1). 2. Lipat daun menjadi dua bagian dengan arah memanjang (gambar b, foto 2). 3. Bagi daun menjadi empat ruas/bagian, dengan lebar 1 ruas/bagian 5 cm (gambar c, foto 3). 4. Buat tekukan/lipatan pada bagian bawah ruas daun, dimulai dari bagian tengah/ruas kedua dengan kedalaman tekukan ± 1 cm (gambar d, foto 4). 5. Setelah membuat tekukan pada tiga ruas sebanyak tiga tekukan, lipat bagian kanan daun dengan arah ke depan (gambar e, foto 5 dan foto 6, foto 7). 6. Lakukan hal yang sama pada bagian kiri dengan lipatan ke arah depan (gambar f dan g, foto 8). RANGKAIAN DAUN 24

25 Lipatan Kipas RANGKAIAN DAUN 25

26 Lipatan Kuku Garuda Isi CARA MEMBUAT : 1. Ambil satu lembar daun pisang ukuran 15x3 cm. Sisi yang keras atau bagian dekat pelepah dilipat kesisi yang lemas hingga membentuk segitiga. 2. Gulung lembaran atas hingga tepat ditengah. 3. Lipatsisikananketengah. RANGKAIAN DAUN 26

27 4. Lipatsisikiriketengah. Stapler danguntinguntukmerapikannya. Lipatan Kuku Wanita Rangkap Cara membuat: 1. Siapkan 1 lembar daun pisan dengan ukuran sesuai kebutuhan/tempat yang akan dihias. 2. Lipat daun menjadi 2 dengan arah memanjang. 3. Tekuk sisi daun sebelah kanan ke arah dalam. 4. Lakukan hal yang sama untuk sisi daun sebelah kiri hingga membentuk segitiga rangkap. 5. Lipat sisi daun sebelah kanan depan ke arah tengah. 6. Lipat daun sebelah kiri depan ke arah tengah. 7. Lipat sisi daun yang belakang sama seperti sisi daun depan,kemudian staples bagian bawahnya. Lipaan kuku wanita rangkap siap digunakan. RANGKAIAN DAUN 27

28 Lipatan Stupa Cara membuat: 1. Siapkan 2 lembar potongan daun pisang yang lebarnya berbeda (5 cm dan 8 cm). 2. Potongan yang lebarnya 8 cm digulung membentuk kerucut (seperti gambar), staples. 3. Potongan daun yang lebarnya 5 cm diselimutkan pada bentuk kerucut. 4. Lalu tekuk sisi kanan ke arah dalam. 5. Lalu tekuk lagi menutup badan kerucut. 6. Lalu selanjutnya tekuk sebagian ujungnya ke arah kanan. Lakukan sisi sebelah kiri seperti sisi sebelah kanan. 7. Staples tepat bagian tengah bawah. Rapikan bagian bawah agar terlihat rapi dengan menggunting bagian bawah. Untuk lipatan stupa yang berselimut lebih dari 1 gunakan teknik yang serupa seperti di atas dengan cara menumpuk selimutnya dnegan jumlah sesuai keinginan kita. Lipatan Kuku Bima Cara membuat: 1. Siapkan 1 lembar daun pisang dengan uukuran sesuai kebutuhan. 2. Lipat sisi sebelah kanan ke titik tengan daun. 3. Lipat sisi sebelah kiri ke titik tengah hingga membentuk segitiga. 4. Lipat sisi sebelah kanan ke arah kiri. 5. Lipat sisi kiri ke arah kanan kemudian staples bagian bawahnya. RANGKAIAN DAUN 28

29 6. Untuk membuat kuku bima rangkap, buatlah lipatan kuku bima kemudian sisikan ke dalamnya. 7. Staples bagian bawahnya. Lipatan kuku bima rangkap siap digunakan. Lipatan Leher Kuda Cara membuat: 1. Siapkan 1 lembar daun pisang dengan uukuran 20x3 cm. 2. Lipat daun dari arah kanan dan kiri tepat di bagian tengah hingga kedua ujung bertemu. 3. Lipat atau satukan bagian kanan dan kiri hingga membentuk ujung kiri runcing dan kanan membentuk sudut 90 o. 4. Lipat daun bagian depan ke atas. 5. Lipat ke atas (lipatan no.4) hingga tegak lurus (kerjakan daun bagian belakang sama dengan daun bagian depan). 6. Lipatan leher kuda telah terbentuk. 7. Buat beberapa lipatan dengan ukuran dan bentuk yang sama, kemudian rangkaikan. 8. Staples atau jahit rangkaian lipatan bagian bawah. 9. Rangkaian 1 lipatan leher kuda telah terbentuk. RANGKAIAN DAUN 29

30 ANEKARANGKAIAN DAUN PISANG RANGKAIAN DAUN 30

31 RANGKAIAN DAUN 31

32 DEKORASI I 1. Siapkan lipatan-lipatan Mawar. 2. Siapkan sterofoam yang telah dibentuk. 3. Bungkus sterofoam dengan daun pisang. 4. Susunlah lipatan-lipatan Mawar di sekeliling wadah. 5. Tutup pinggiran bawahnya dengan lipatan-lipatan kepang. DEKORASI II 1. Siapkan lipatan-lipatan Gelung Tekuk, Kancil, dan Teratai. 2. Siapkan wadah dari sterofoam yang telah dibentuk. 3. Bungkus wadah dengan daun pisang. 4. Susunlah lipatan-lipatan Gelung Tekuk di sekeliling wadah. 5. Tutup pinggiran bawahnya dengan RANGKAIAN DAUN 32

33 lipatan-lipatan. DEKORASI III 1. Siapkan lipatan-lipatan Bunga Telang dan lipatan Kuku Garuda. 2. Siapkan wadah dari sterofoam yang telah dibentuk. 3. Bungkus wadah dengan daun pisang. 4. Susunlah lipatan-lipatan Bunga Telang dan Kuku Garuda. 5. Tutup pinggiran bawahnya dengan lipatanlipatan. DEKORASI IV 1. Siapkan lipatan-lipatan Sisik Ikan, Kuku Garuda, dan lipatan-lipatan Kantil. 2. Siapkan wadah dari sterofoam yang telah dibentuk. 3. Bungkus wadah dengan daun pisang. 4. Susunlah lipatan-lipatan Sisik Ikan, Kuku Garuda, dan Kantil di sekeliling wadah. 5. Tutup pinggiran bawahnya dengan lipatan-lipatan. RANGKAIAN DAUN 33

34 RANGKAIAN DAUN 34

35 RANGKAIAN DAUN 35

36 RANGKAIAN DAUN 36

37 RANGKAIAN DAUN 37

38 RANGKAIAN DAUN 38

39 PENDAHULUAN RANGKAIAN JANUR Janur adalah daun kelapa yang masih muda, berwarna kuning keemasan, dan mudah didapat di seluruh penjuru tanah air. Bagi masyarakat Hindu di Bali seni merangkai janur juga disebut mejejahitan, suatu prakarya tangan dengan bahan utama janur dan aneka dedaunan. Disebut jejahitan karena cara merangkainya menggunakan teknik jahit dengan memakai biting/semat, yaitu belahan bambu yang kecil. Pengertian mejejahitan tidak hanya terbatas pada pekerjaan menjahit dedaunan saja, tetapi juga meliputi anyam-menganyam, merangkai, serta mengikat. yaitu : Dalam menjahit atau menggunakan biting, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, Jarak yang sama Arah yang sama RANGKAIAN DAUN 39

40 Dengan teknik tersebut kita dapat menghasilkan pengulangan jahitan biting yang sama dan rapi sehingga menghasilkan keindahan tersendiri. Kecermatan akan menghasilkan kerapian sehingga rangkaian yang terbentuk akan mrnjadi indah dan harmonis. Kemajuan teknologi juga telah memengaruhi cara merangkai janur dengan memperhitungkan efektivitas waktu yang diperlukan untuk merangkai, sekarang ini kedudukan biting/lidi/semat telah digantikan oleh staples. Alat ini akan lebih memudahkan kita dalam merangkai dengan waktu yang lebih singkat. Namun kita harus tetap mengedepankan estetika yang tinggi.untuk itu, arah dan jarak staples tetap harus diperhatikan. Masyarakat Jawa mengartikan janur sebagai sejatining nur yang artinya cahaya sejati. Etimologi Jawa itu menyatakan bahwa dalam mengarungi kehidupan ini manusia membbutuhkan cahaya agar dapat melihat dengan jelas hal-hal yang baik dan yang buruk sehingga dapat mengambil langkah yang benar.cahaya itu datang dari Alloh Yang Maha Mengetahui,maka kita sebagai manusia hendaknya senatiasa ingat kepada-nya. RANGKAIAN DAUN 40

41 HAL YANG DIPERLUKAN DALAM MERANGKAI JANUR 1. CARA MEMEGANG PISAU Cara memegang pisau yang baik adalah ibu jari berada di atas tangkai pisau, jari tengah berada di bawahnya dan tidak menyentuh bagian pangkal mata pisau. Jari telunjuk menempel di sebelah kanan mata pisau dengan posisi miring. Pada waktu memotong, janur berada diantara mata pisau dan jari telunjuk. Jari telunjuk berfungsi sebagai penyangga bahan yang akan dipotong sehingga tidak robek, sedangkan yang menekan/mendorong pisau adalah ibu jari. Pilih pisai yang pangkal mata pisaunya tumpul sehingga lebih aman dipakai. 2. CARA MEMILIH JANUR Cara memilih janur yang benar supaya hasil akhir rangkaian bisa rapi antara lain : Pilih daun janur yang sama panjang Pilih daun janur yang sama lebar Pilih daun janur yang tulang daunnya searah Pilih daun janur yang warnanya sama atau sesuai desain RANGKAIAN DAUN 41

42 3. SIFAT JANUR Janur mempunyai kadar air yang banyak sehingga kalau diiris daunnya lenkas mengering. Kadar air tersebut keluar dengan mudah dan cepat. Untuk itu, hindari desain yang banyak menggunakan irisan untuk acara yang memakan waktu lama karena selain kering, warna janur akan berubah menjadi kecoklatan. 4. FILOSOFI JANUR Pada hakekatnya, berbagai desain janur yang telah dilengkapi gengan bunga, dedaunan, buah, jajan pasar, wewangian (dupa), dan lain-lain merupakan sarana sesaji(sajen) yang dibuat untuk mengungkapkan rasa syukur atas anugrah yang diberikan oleh Sang Hyang Widi, Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam beberapa kesempatan, janur dapat digunakan sebagai sarana tolak bala-menangkal kejahatan atau menghindar dari maksud buruk/kejahatan. Janur memiliki aura yang kuat, tingga bagaimana kita memahami makna yang tersirat. 5. PERALATAN Pisau yang tajam Biting/lidi/semat RANGKAIAN DAUN 42

43 Staples dan stapler Benang/tali rafia Jarum pentul Kawat Pines/paku Lain-lain : Kain warna-warni (merah, putih, kuning, hijau, emas, perak) dan asesori lainnya sesuai desain 6. MATERI/BAHAN Materi/bahan yang digunakan : aneka bunga dengan aneka macam warna, dedaunan, buah-buahan, sayur-sayuran, jajan pasar, dan lain-lain. RANGKAIAN DAUN 43

44 TIPZPRAKTIS DALAM MERANGKAI JANUR Berikut ini diberikan beberapa saran yang sangat menunjang bagi anda yang hendak merangkai dau janur untuk menghasilkan karya seni, antara lain: 1. Biasakan memegang janur dengan tangan kiri, sementara pisau berada di tangan kanan. 2. Pangkal daun janur hendaknya menghadap ke arah depan, karena yang dibutuhkan pertama kali dari daun janur tersebut adalah pada bagian pangkalnya. 3. Cara memotong, mengerat atau mengirisnya usahakan selalu dari arah bawah menuju ke atas. 4. Jika anda memotong daun janur, hendaklah sudut potongan anda berkisar antara 25 derajat. Dengan sudut potong 25 derajat akan memudahkan ketika menggabungkan atau merangkainya. 5. Gunakan selalu steples untuk menggabungkan helai-helai daun janur. 6. Jika anda membutuhkan potongan-potongan daun janur yang sangat banyak jumlahnya biasakan untuk membuat patron atau mal contohnya terlebih dahulu. Mal atau patron dapat dibuat dari janur atau karton tebal.dengan adanya mal ini akan mempermudah pekerjaan untuk menghasilkan potongan janur yang dikehendaki dalam jumlah banyak RANGKAIAN DAUN 44

45 TIPZPRAKTIS MENGAWETKAN RANGKAIAN JANUR 1. Rendam daun janur di dalam air sebelum digunakan. Perendaman ini akan membuat janur lebih tahan lama. 2. Setelah selesai memotong janur, simpan baik-baik dalam posisi yang aman. Hindari posisi menekuk atau terlipat, karena hal itu akan berdampak buruk pada kualitas janur yang akan digunakan. Bekas lipatan akan mengakibatkan kerusakan pada daun janur. 3. Setelah selesai merangkai janur, semprot dengan air yang diberi campuran obat sakit kepala yang banyak beredar pada masyarakat luas agar rangkaian janur awet dan tetap segar. RANGKAIAN DAUN 45

46 JENISJENIS LIPATAN JANUR 1. TULANG LINDUNG Merupakan hiasan yang dibuat dari sehelai janur dengan cara melipat daun janur yang telah dipisahkan dari lidinya. Biasanya digunakan untuk melengkapi hiasan sesajen. Teknik Melipat : 1. Lepaskan janur dari lidinya 10 cm dari pangkal daun. Pilih janur yang bagus dan lurus. 2. Untuk memulai, kaitkan daun janur sebelah kanan dengan sebelah kiri. 3. Lanjutkan melipat daun janur kanan dan kiri secara bergantian sampai ujung daun. 4. Ujung daun janur dililitkan pada lidi dan ikat untuk menguncinya. RANGKAIAN DAUN 46

47 2. SRITI/SWALLOWS Teknik melipat: 1. Ambil sebatang janur, buat irisan dengan kemiringan 45, beeri jarak 5-7 cm diantara dua irisan. 2. Sobeklah janur pada ujung lidi, kira-kira 2-3 cm untuk memudahkan lipatan. 3. Lipatlah sobekan janur kanan dan kiri menjadi satu di atas lidi. 4. Selesaikan semua irisan dengan lipatan yang sama. RANGKAIAN DAUN 47

48 3. BINTANG Hiasan janur berbentuk bintang merupakan lipatan khusus dari sehelai janur yang biasanya digunakan sebagai pemanis/hiasan. Teknik Melipat: 1. Gunakan ujung janur, awal dengan bentuk segitiga dari atas terlebih dahulu. 2. Tutup dengan daun janur yang ada di bawahnya. 3. Lanjutkan pembuatan segitiga secara bergantian. 4. Selesaikan sampai ujung daun. Jika ingin mendapatkan bentuk yang lebih besar sesuai desain, anda harus menyisipkan janur baru. RANGKAIAN DAUN 48

49 4. CEPER Penggunaan Ceper hampir sama dengan Taledan, tetapi digunakan untuk persembahan yang jumlahnya sedikit. Ceper sering diganti dengan piring kecil atau dengan kreativitas bentuk Ceper bisa diletakkan di mangkuk. Kreasi ini bisa digunakan sebagai wadah bunga yang dapat diletakkan di meja tamu atau sudut ruangan sesuai kebutuhan Teknik Melipat: 1. Pilih janur yang lurus dengan kelebaran cukup. Bukalah helai daunnya dan irislah helai daun sebelah kanan sebanyak 4 kali. 2. Lidi dipatahkan terlebih dahulu pada bagian yang helai daunnya terpotong lalu dilingkarkan sehingga membentuk segi empat. 3. Jahit pada setiap lipatannya (disemat atau distapes) supaya kuat. 4. Sisipkan janur dibagian tengahnya dengan panjang yang sama. Usahakan agar sambungannya ada disebelah kanan. RANGKAIAN DAUN 49

50 5. TAMAS Bentuknya bulat, biasanya digunakan sebagai alas sesajen. Tamas dibuat dari daun janur maupun enau. Tamas dapat dikreasikan menjadi vas bunga. Teknik Melipat : 1. Pilih janur yang lidinya lurus dan sama besarnya. Potonglah sesuai dengan besar Tamas yang akan dibuat. 2. Potongan janur dibuka sehingga helai daun ada di kanan dan di kiri. Potongan tersebut distaples sedemikian rupa sehingga saling berhadapan. 3. Tambahkan satu per satu hingga terbentuk sebuah bundaran. 4. Selanjutnya lembar demi lembar ditekuk keatas 2 cm (=2 jari). Setelah semuanya tertekuk, berilah bngkai dari sehelai janur. RANGKAIAN DAUN 50

51 6. WAKUL PISANG Merupakan wadah yang terbuat dari daun janur/enau yang dijahit sedemikian rupa menjadi suatu wadah. Biasanya digunakan untuk tempat kacang-kacangan, umbi-umbian, atau buah-buahan. Teknik Melipat : 1. Pilih janur yang lidinya lurus dan helai daunnya sama lebarnya. Irislah dengan ukuran yamg sama ( cm). 2. Susunlah helai janur yang sudah menjadi potongan yang sama panjang seperti membuat Tamas. 3. Tekuklah ujung daun ke atas 1/3 panjang potongan dan disusun satu sama lain. 4. Setelah semua tersusun, buatlah bingkai dari sehelai janur. Jadilah wakul pisang sebagai wadah apa saja, tergantung kreativitas dan kepekaan kita dalam mengembangkan bentuk ini kedalam tatanan baru. RANGKAIAN DAUN 51

52 7. PAJANG ILANG Dibuat dari helai janur yang masih berada dalam pelepahnya, ditipiskan dan dianyam menjadi satu wadah berbentuk keranjang yang sangat indah. Di Keraton Yogyakarta, panjang ilang bisa dipakai sebagai tempat makanan dan lauk pauk yang dapat dibawa pulang oleh tamu tanpa harus mengembalikan wadahnya. Teknik Melipat : 1. Potonglah 15 helai janur yang masih dalam pelepah yang telah dibelah. RANGKAIAN DAUN 52

53 2. Tipiskanlah pelepah untuk memudahkan anda dalam membuat lengkungan sebagai alas panjang Ilang. 3. Buatlah lengkungan sehingga membentuk bulatan dan ikatlah kuatkuat dg benang. 4. Pastikan janur menghadap ke atas. Mulailah menganyam dari helai janur mana saja sesuai arah lidi yg terbentuk ke arah atas-bawah-atas secara berurutan sampai selesai. 5. Janur yang tersisa diselipkan melintang melewati garis tengah tepat berhadapan. 6. Dibuat berurutan sampai selesai. RANGKAIAN DAUN 53

54 8. TAMIANG Digunakan secara khuusus pada hari raya kuningan untuk menyertai lamak dan digantungkan pada sudut-sudut bangunan. Teknik Melipat : 1. Pilihlah janur yang lebar helai daunnya sama dan lurus. Irislah janur dengan desain tang telah dipilih. 2. Kaitkan irisan desain janur. 3. Kaitkan helai demi helai irisan janur dengan staples. 4. Kaitkanlah irisan janur secara berurutan sehingga membentuk bulatan. 5. Untuk mrnggantung Tamiang, biasanya diberi tali dan dibuatkan dari ujung janur desain paku pipid. RANGKAIAN DAUN 54

55 9. CANANG SARI Canang Sari adalah susunan janur yang berbenuk bulat dengan ukuran dan desain tertentu sebagai tempat bunga untuk sesajen. Canang Sari bisa berbentuk sederhana dengan 4-5 helai janur. Teknik Melipat : 1. Janur dipotong sesuai desain dan ujungnya dipotong menyerong, lebih baik digunakan pucuk janur agar desai yang terbentuk tidak kaku. 2. Lidi bagian bawah dihilangkan dan irislah bagian dalm helai janur 55-6 irisan. 3. Tekuk dua helai janur yang telah diiris ke arah bawah dan sematkan agar tidak lepas. 4. Bagian atas potongan dikaitkan/disematkan. 5. Satu pe satu dikaitkan secara berurutan dirangkai menjadi satu sehingga berbentuk bundar. RANGKAIAN DAUN 55

56 10. KETUPAT Ketupat merupakan lipatan dari dua helai janur yang telah dipisahkan dari lidinya, dianyam sedemikian rupa menjadi suatu bentuk anyaman bersudut empat yang biasanya diisi beras sebagai makanan pengganti nasi. Ketupat dapat dibuat berbagai ukuran sesuai dengan keinginan. Teknik Melipat : 1. Ambilah 2 helai janur dan lingkarkanlah 3 di jari-jari tangan kanan dan kiri dengan arah yang berlawanan. 2. Masukkan janur ditangan kanan, secara bergantian dengan teknik anyam. 3. Tangan kiri memegang erat agar tidak terlepas. 4. Tariklah pelan-pelan ujung janurnya di antara jari-jari sebagai penopang agar terbentuk anyaman. 5. Anyamlah kedua pangkal janur secara bergantian hingga bentuk ketupat kelihatan jelas. 6. Tariklah pangkal dan ujung janur untuk mempererat anyaman. RANGKAIAN DAUN 56

57 11. KIPAS Kipas dibuat dari beberapa helai janur dengan panjang tertentu, dilipat menjadi dua yang sama panjang dan ikatlah kuatkuat dengan cara iris serong sisi kanan kiri janur sehingga membentuk ujung yang runcing, untuk memudahkan janur diikembangkan untuk membentuk kipas. Irisan janur ornamen kipas dapat dibuat sesuai dengan ide kreeatif perangkai. Teknik Melipat : 1.Tumpuklah janur dalam ukuran tertentu dan tekuk/lipat menjadi 2 bagian yang sama. 2.Irislah ujung janur sesuai dengan desain (misalnya berbentuk runcing). 3.Buatlah irisan di 1/3 janur untuk memudahkan penyusunan. 4.Iris pangkal janur meruncing, jangan sampai putus dan ikatlah erat-erat dengan tali. 5.Susunan janur dengan cara menyelipkan janur satu sama lain denngan irisan yang telah terbentuk. RANGKAIAN DAUN 57

58 12. BLEKETEPE Bleketepe merupakan anyaman janur yang dibuat tanpa membuang lidinya, dibuka dan masih berada dalam pelepahnya. Biasanya jumlahnya helai janur. Bentuk ini biasanya digunakan dalam upacara adat menjelang upacara sirama pengantin jawa. Bentuk anyaman bleketepe ini dapat menjadi sumberr inspirasi untuk membuat rancangan dengan memakai desain anyaman. Teknik Merangkai : 1. Potonglah pelepah janur menjadi dua, dan ambilah dengan jumlah janur helai dan tipiskan dan rapikan pelepahnya. 2. Iris janur pada pangkalnya sampai ke lidi untuk memudahkan membuat lipatan. 3. Anyamlah secara berurutan, dua janur menyilang satu sama lain. 4. Selesaikan helai demi helai sampai seluruh panjang janur teranyam. RANGKAIAN DAUN 58

59 13. LOMBOK Teknik merangkai: 1. Ikatlah lima helai janur pada lidinya dengan jarak 5-20 cm dari pangkal janur. 2. Anyaman janur tersebut dengan telebih dahulu membuat silangan dan membentuk sudut yang meruncing. 3. Mulailah mengayam secara bergantian berurutan. 4. Selesaikan sampai ujung janur dan ikatlah erat-erat agar tidak mudah terlepas. RANGKAIAN DAUN 59

60 14. KARANG MELOK Karang Melok janur ini tercipta manakala waktu itu tidak menemukan bunga asli yang dapat dirangkai, sehingga terciptalah Karang Melok janur yng fungsinya sebagai pengganti bunga asli, dan dapat juga digunakan sebagai aksesoris/penunjang yang memperindah suatu rangkaian. Teknik merangkai: 1. Ambillah 2 helai janur, pilih yang sama panjang dengan lidi yang lurus, lebar helai janurnya ± sam dan lepaskanlah janur dari lidinya. 2. Untuk membuat alasnya, janur ditumpuk satu sama lain dan lipatlah 1/3 dari panjang janur. 3. Anyamlah lipatan satu sama lain dan dikaitkan secara berurutan. Setelah jadi, lipatlah sekali lagi dan dikunci agar hasilnya tetap terjaga dengan baik dan stabil. 4. Mulailah menganyam dengan janur yang lebih panjang terlebih dahulu secara berurutan. 5. Kemudian baliklah, janur yang pendek dilkukkan dan disispkan pada lptan janur yang tebentuk. 6. Begitu seterusnya sampai keempat helai janur selesai disisipkan. RANGKAIAN DAUN 60

61 15. SAMPIAN PAYASAN 1. Ambillah sehelai janur irislah sesuai desain. 2. Tekuk janur pada irsan janur tersebut. Merupakan alas berbentuk segitiga yang disebut tangkih dan bagian alasnya berbentuk hiasan yang melambangkan subang(sama dengan giwang), sisir, cermin sering pula disebut suatu pelawa. Sampian ini diisi dengan bungabunga dan daun sebagai bagian dari sesajen pesucian. Cara merangkainya: 3. Ujung-ujung janur disatukan membentuk segitiga. 4. Irislah sehelai janur untuk bagan atas sesuai dengan rancangan desain ±10-15 cm. 5. Bualah hiasan meligkar pada ujung-ujung janur dan sematkan hiasan ligkaran tersebut agar tidak terlepas. 6. Sematkanlah diatas Sampian Payasan. RANGKAIAN DAUN 61

62 16. TELEDAN Merupakan irisan janur yang disusun menjadi bentuk segi empat dengan sisi yang sama. Di Bali, Taledan digunakan sebagai alas persembahan yang terdiri dari nasi dan lauk pauk, makanan, jajan pasar, buah-buahan, sirih beserta kelengkapannya ataupun bunga-bunga tergantung kebutuhan besar-kecilnya taledan. Taledan bisa dikembangkan menjadi wadah untuk merangai bunga yang telah dirancang baik desain maupun penempatannya dalam ruang. Cara merangkainya: 1. Iris dengan ukuran yang sama sesuai desain. 2. Dua helai potongan janur distaples pada ujung-ujungnya. 3. Janur yang satu terbuka dan yang lain menjepitnya. 4. Selesaikan berurutan sesuai panjang potongan janur kemudian staples bagian bawah dan semua sisi lainnya. RANGKAIAN DAUN 62

63 17. PECUT Cara merangkai: 1. Pilih janur yang baik, segar dan lurus. Pisahkan janur dengan lidinya dengan jarak ±10 cm dari pangkalnya. 2. Lipatlah saling menyilang secara bergantian (janur yang mengkilap menghadap keatas/tampak dari luar). 3. Selesaikan hingga diujung janur dan ikat agar janur tidak teruai kembali. 4. Masukkan kawat ukran 20 cm sepanjang janur. Ikatlah kawat dengan lidi pada ujung pangkal janur. Pecut yang sudah diberi kawat dapat dengan mudah digulung atau dilipat sesuai dengan desain. RANGKAIAN DAUN 63

64 18. KERIS-KERISAN Cara merangkai: 1. Untuk mendapatkan bentuk keris yang baik, pilih janur yang lurus dan hilangkan sebagian daun dari lidinya. 2. Untuk mengawali, lipatlah janur pertama (atas) tegak lurus melintang lidi. 3. Teruskan dengan melipat janur kedua (bawah) menumpuk diatas janur pertama tetapi tetap agak lurus diatas lidi. 4. Teruskan cara diatas hingga ujung janur, kemudian lilit dan ikat janur agar tidak lepas. RANGKAIAN DAUN 64

65 19. KEMBANG DUREN/ TRI KONA/ PEKIR Cara merangkai: 1. Siapkan janur yang baik dan lurus. Lepaskan dari lidinya. 2. Siapkan lidi/biting untuk semat atau gunakan staples. Sematkan pangkal janur menjadi satu. 3. Lipat janur yang berada diatas melingkar kekanan, balik kekiri, lalu semat dengan menggunakan lidi atau staples. 4. Teruskan membuat lipatan bolak-balk disemat, dilipat lagi, begtu seterusnya sampai janurnya habis. Jika memerlukan yang lebih panjang, sambung janur hingga mendapatkan yang diinginkan. RANGKAIAN DAUN 65

66 20. KEMBANG SERAI Cara merangkai: 1. Ambilah sebatang janur. Iris kecil- kecil mulai dari pangkalnya dengan jarak ½ cm dan kemiringan 45 0 (lebih miring baik). 2. Pisahkan lidi dengan daunnya, ±5 cm dari pangkalnya. 3. Daun yang yang sudah diiris dilingkarkan pada lidi sampai ujung atas. 4. Kemudian ikat dengan meenggunakan benang atau jahit menggunakan lidi/biting/staples agar daun tidak terurai. RANGKAIAN DAUN 66

67 21. CLOROT Merupakan janur yang berbentuk kerucut, dibuat dari janur yang telah dihilangkan lidinya. Digunakan sebagai penutup makanan. Cara merangkainya: 1. Lipatlah daun janur yang telah dibersihkan dari lidinya. 2. Buatlah segitiga. 3. Lilitkan secara berurutan. 4. Selesaikan lilitan sampai kepangkal janur. RANGKAIAN DAUN 67

68 ANEKAGAMBAR RANKAIAN JANUR 1. TULANG LINDUNG 2. SRITI/SWALLOWS 3. BINTANG 4. CEPER RANGKAIAN DAUN 68

69 5. TAMAS 6. WAKUL PISANG 7. PANJANG ILANG 8. TAMIANG RANGKAIAN DAUN 69

70 9. CANAN SARI 10. KETUPAT 11. KIPAS 12. BLEKETEPE RANGKAIAN DAUN 70

71 13. LOMBOK 14. KARANG MELOK 15. SAMPIAN PAYASAN 16. TELEDAN RANGKAIAN DAUN 71

72 17. PECUT 18. KERIS-KERISAN 19. KEMBANG DUREN/ TRI KONA/PEKIR 20. KEMBANG SERAI RANGKAIAN DAUN 72

73 21. CLOROT RANGKAIAN DAUN 73

74 SIRIP Cara memotongnya: Gambar 2 A: Ambillah sehelai janur yang baik dan irislah ± 10 cm, tiap potongan-potongan tadi diteruskan kedalam sehingga membentuk potongan persegi panjang. Potonglah dari pangkal keujung. Cara merangkainya: Gambar 2 B : Bagian irisan tadi dilekukkan keluar digabungkan kedaun semula. Cara melekukkan janur tadi bersamaan lalu peganglah dengan erat. Ambillah steples lalu jepretkan bersama sama. Dibiting dengan lidi biasa, tetapi yang lebih praktis dengan steples., hingga janur nmembentuk seperti rantai. Penggunaannya: Sirip gunanya untuk umbul umbul lampion dan hiasan dinding. RANGKAIAN DAUN 74

75 GAMBAR 2 C Cara memotongnya: Ambillah sehelai janur lalu irislah mulai dari pangkal keujung ± 5 cm irislah membentuk sudut 30. Setelah ini bagian tepi irislah sedikit sebagai penyangkal anyaman. Cara merangkainya: Daun janur dibuka kembali lalu merangkainya lidi disebelah muka, lalu daun bagian kiri ditekuk kemuka, dan selanjutnya daun yang kiri dilekukkan kedalam daun kanan sehingga kedua daun tadi menyangkal kedaun kanan dan kiri. Penggunaannya: Untuk hiasan umbul-umbul. RANGKAIAN DAUN 75

76 GAMBAR 2 D Cara memotongnya: Ambillah sehelai janur, potong bagian pangkal telebih dahulu memotong janur berbentuk sudut 60. Memotong dari bagian bawah menuju keatas. Cara merangkainya: Daun janur bagian kiri dilipatkan kedalam lalu yang kanan dimasukkan kekiri sehingga janur bersilang, lidi harus dibagian depan. Gunanya: Untuk menambah variasi umbul-umbul. RANGKAIAN DAUN 76

77 GAMBAR 2 E Cara memotongnya: Ambillah 4 helai daun janur, rangkaplah jadi satu dan potonglah bagian bawah dulu lalu ikatlah dengan benang. Seterusnya potonglah dibawah keatas; potongan bagian dalam potonglah sedikit. Daun janur diikatkan dari bagian bawah keatas. Cara merangkainya: Merangkai janur ini dibagi menjadi dua yang bagian kanan 4 daun irisan dan bagian kiri 4. Rangkailah janur tersebut mulai dari potongan dalam kepotongan dalam lainnya sehingga terbentuklah sirip sirip. Gunanya: Untuk hiasan dinding. RANGKAIAN DAUN 77

78 GAMBAR 2 F Cara memotongnya: Ambillah sehelai daun janur potonglah bagain bawah, lalu bagian tepi irislah keatas dan irisan tujukan kedalam. Memotongnya dari bawah keatas. Cara merangkainya: Melipatkan daun janur bagian kiri disisipkan kedaun bagian kanan, lidi dibagian dalam. Gunanya: Untuk hiasan umbul-umbul. RANGKAIAN DAUN 78

79 GAMBAR 2 G Cara memotongnya: Memotong dari bagian bawah terus kebagian atas, potongan harus sama. Gambar ini membutuhkan satu janur lagi. Cara merangkainya: Daun bagian kiri dari bagian kanan dirangkap jadi satu, hanya tinggal membalikkan lidi, lidi misalnya menghadap kemuka maka irisan dilekuk kebelakang. Jepretlah janur masing-masing. Gunanya: Sebagai hiasan umbul-umbul. RANGKAIAN DAUN 79

80 GAMBAR 2 H Cara memotongnya: Sehelai daun janur diiris mulai dari bagian bawah. Mengiris harus memberi angganganggang keirisan lainnya. Cara merangkainya: Daun dibuka kembali bagian tengah-tengah lidi. Dijepret (dengan steples) hingga daun tidak bisa kembali lagi hingga janur tetap membuka. Gunanya: Untuk kembar mayang, untuk umbul-umbul. RANGKAIAN DAUN 80

81 APLIKASI RANGKAIAN JANUR RANGKAIAN DAUN 81

82 RANGKAIAN DAUN 82

83 RANGKAIAN DAUN 83

84 RANGKAIAN DAUN 84

85 DAFTAR RUJUKAN Dewabrata, Entik Padmini Tatanan Baru Rangkaian Janur Gaya Indonesia. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Erwin, Lilly Aplikasi Unik Seni Lipat Daun Sebagai Wadah Antaran. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Erwin, Lilly Dekorasi Lipat Daun untuk Jamuan Pesta. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Dewabrata, Entik Padmini Tatanan Baru Rangkaian Janur Gaya Indonesia. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Erwin, Lilly Aplikasi Unik Seni Lipat Daun Sebagai Wadah Antaran. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Erwin, Lilly Dekorasi Lipat Daun untuk Jamuan Pesta. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Dewabrata, Entik Padmini Tatanan Baru Rangkaian Janur Gaya Indonesia. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. RANGKAIAN DAUN 85

86 TENTANG PENULIS Nur Aini Fitri lahir di kota Lumajang. Telah menyelesaikan SD di MI Islamiyah Kalibendo, SMP di SMP Negeri 1 Pasirian, dan melanjutkan SMA di SMA Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Saat ini sedang menempuh S1 Pendidikan Tata Boga di Unversitas Negeri Malang. RANGKAIAN DAUN 86

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No.: BAK/TBB/SBG313 Revisi: 00 Tgl: 1 Januari 2013 Hal. 1 dari 14 I. KOMPETENSI A. Menyiapkan bahan dan peralatan samir B. Melapisi styrofoam dengan daun pisang C. Menyiapkan hiasan tepi samir D. Merangkai

Lebih terperinci

Syarat daun pisang yang digunakan :

Syarat daun pisang yang digunakan : Pengertian Samir adalah dekorasi pada hidangan khusus dengan menggunakan lipatan daun agar mendukung penampilan hidangan sehingga mempunyai nilai tersendiri dan memperindah hidangan tersebut. Syarat daun

Lebih terperinci

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda)

Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda) Cara Membuat Kepiting dari Daun Kelapa (Janur) Mainan Tradisional Kepiting dari Janur (Daun Kelapa Muda) Saya rasa bentuk kerajinan tangan anak (prakarya) dari daun kelapa muda (janur) ini merupakan salah

Lebih terperinci

sayuran, cereal atau makanan-makanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart, dan

sayuran, cereal atau makanan-makanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart, dan Kata garnish berasal dari Bahasa Perancis yang artinya hiasan hidangan. Garnish pada suatu hidangan adalah untuk memberi daya tarik serta keindahan pada suatu hidangan tersebut. Pengertian Garnish Garnish

Lebih terperinci

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan Yulia Ardiani Staff UPT Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Perayaan kemenangan dharma melawan

Lebih terperinci

WADAH HANTARAN. Abstrak

WADAH HANTARAN. Abstrak WADAH HANTARAN Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Wadah Hantaran merupakan suatu tempat untuk meletakkan hasil jadi dari seni

Lebih terperinci

Job Sheet Praktikum Oleh Cica Yulia

Job Sheet Praktikum Oleh Cica Yulia JOB SHEET PRAKTIKUM GARNISH HIDANGAN DARI SAYURAN GARNISH DARI WORTEL BINTANG Iris-iris wortel secara melingkar setebal ±0,3 cm Dengan menggunakan cetakan kue kering bentuk bunga, tancapkan cetakan pada

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 3. TEKS PROSEDURLatihan Soal 3.2

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 3. TEKS PROSEDURLatihan Soal 3.2 1. Bacalah teks di prosedur di bawah ini! SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 3. TEKS PROSEDURLatihan Soal 3.2 pertama adalah dengan membuat pola batik. Pola ini akan mempermudah pelukisan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai

BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai BUNGA KERING DARI KULIT JAGUNG Menyulap Limbah Menjadi Hiasan Bernilai Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY Materi yang disampaikan dalam rangka memberi

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

A. Struktur Akar dan Fungsinya

A. Struktur Akar dan Fungsinya A. Struktur Akar dan Fungsinya Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis

Lebih terperinci

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari

Tali Satin RANGKAIAN BUNGA OLGA JUSUF. dari RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin OLGA JUSUF RANGKAIAN BUNGA dari Tali Satin Penerbit PT Gramedia pustaka Utama Jakarta oleh: OLGA JUSUF GM 210 01100049 Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No.: BAK/TBB/SBG313 Revisi: 00 Tgl: 1 Januari 2013 Hal. 1 dari 10 I. KOMPETENSI A. Menyiapkan bahan dan peralatan merangkai bunga B. Merancang rangkaian bunga C. Membuat rangkaian bunga II. SUB KOMPETENSI

Lebih terperinci

Macam daun yang digunakan untuk membungkus:

Macam daun yang digunakan untuk membungkus: HANDOUT Pembungkus makanan adalah pembungkus/wadah dari daun pisang yang digunakan untuk membungkus makanan. Biasanya dalam acara selamatan atau kenduri, pembungkus makanan dari daun pisang sebagai wadah

Lebih terperinci

ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN

ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN Agama Hindu merupakan agama yang ritualnya dihiasi dengan sarana atau upakara. Ini bukan berarti upakara itu dihadirkan semata-mata untuk menghias pelaksanaan

Lebih terperinci

Lidi yang kaku Lidi yang lentur Memilih lidi Pilihlah lidi untuk dianyam yang memiliki kelenturan yang sama, dengan panjang yang kurang lebih sama,agar didapat anyaman yang baik Teknik memilih lidi dengan

Lebih terperinci

PENGENALAN DEKORASI MAKANAN

PENGENALAN DEKORASI MAKANAN GARNISH Program Studi Keahlian Kompetensi Keahlian Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : Tata Boga : Jasa Boga : Melakukan Persiapan Pengolahan : Membuat Garnish dan Lipatan Daun PENGENALAN DEKORASI MAKANAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO 2.1 Sejarah Kumihimo Kumihimo dikenal mulai sejak zaman Edo. Kumihimo pertama kali diciptakan oleh suatu bentuk jari loop mengepang. Kemudian alat takaida seperti

Lebih terperinci

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV N A M A : JHONI N I M : 111134267 ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV I Ayo Belajar IPA A. StandarKompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya B. KompetensiDasar

Lebih terperinci

SENI LIPAT MELIPAT DAN ARTI SIMBOLIS

SENI LIPAT MELIPAT DAN ARTI SIMBOLIS SENI LIPAT MELIPAT DAN ARTI SIMBOLIS Oleh : Dra. Widarwati, M.Sn. WIDYAISWARA ============================================================ Abstrak Seni lipat melipat merupakan bahan yang akan dibentuk

Lebih terperinci

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam

Ombak 16 batang. Patah beras dan tali air. Umpak ayam - Struktur bentuk pada bagian kepala kain (tumpal), terdapat ragam hias ombak 16 batang, tali air dan patah beras, umpak ayam, pucuk rebung kembang jagung, dan tawur sisik nanas. Ombak 16 batang Patah

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa I. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 3.2.Bahan dan Alat Bahan yang

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis gergaji tangan 2. Menjelaskan karakteristik gergaji

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian tentang identifikasi klon karet unggul tingkat petani

III. MATERI DAN METODE. Penelitian tentang identifikasi klon karet unggul tingkat petani III. MATERI DAN METODE 1.1. Waktu dan Tempat Penelitian tentang identifikasi klon karet unggul tingkat petani dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2013. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur

Lebih terperinci

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango 17 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango Ngango lo huwayo merupakan salah satu kelengkapan adat dalam pelaksanaan upacara adat. Ngango lo huwayo digunakan

Lebih terperinci

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M

Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M Membuat Hiasan PadaBusana Dengan Teknik Sulaman Oleh : Dra.Enny Zuhni Khayati,M.Kes. Edit ulang oleh : Yandriana F.M Pengertian Tusuk Hias Sebelum membuat hiasan busana dengan teknik sulaman terlebih dahulu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi cerminan budaya suatu masyarakat. Tjetjep Rohendi. makanan tradisonal, tertulis dalam paparan Kemasan Tradisional Makanan

I. PENDAHULUAN. menjadi cerminan budaya suatu masyarakat. Tjetjep Rohendi. makanan tradisonal, tertulis dalam paparan Kemasan Tradisional Makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan makanan tradisional pada umumnya tidak terlepas dari adat istiadat suatu masyarakat tertentu. Sehingga makanan tradisional dapat menjadi cerminan budaya suatu

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA Tujuan Pembelajaran Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya A. Pendahuluan Istilah tabung, kerucut, dan bola di sini adalah istilah-istilah

Lebih terperinci

pengukuran waktu panjang dan berat

pengukuran waktu panjang dan berat bab 2 pengukuran waktu panjang dan berat tema 5 kejadian sehari-hari rajin belajar tujuan pembelajaran pembelajaran ini bertujuan agar kamu mampu: menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam menggunakan

Lebih terperinci

: Klinggen Rt.05/II, Guwokajen, Sawit, Boyolali.

: Klinggen Rt.05/II, Guwokajen, Sawit, Boyolali. A. DATA INFORMAN 1. Nama : Mbah Marso Umur : 75 tahun Pekerjaan : - Alamat : Klinggen Rt 05/II, Guwokajen, Sawit, Boyolali. Dokumen Eflin, 1 April 2016 2. Nama : Ibu Suprapti Umur Pekerjaan Alamat : 70

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv BAB I. PENDAHULUAN1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH SEDOTAN AQUA GELAS UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BAGI ANAK PANTI ASUHAN REKSO PUTRO YOGYAKARTA Oleh : Widyabakti Sabatari, M.Sn Staf Pengajar di Jurusan PTBB Prodi Teknik Busana FT UNY

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet Okulasi Cokelat Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Pelaksanaan okulasi untuk jenis okulasi cokelat agak berbeda

Lebih terperinci

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

BAB. Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya BAB 2 Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Pada hari Minggu, Nina dan Siti pergi ke rumah Dimas. Di sana, mereka melihat Dimas sedang bekerja membantu ayah Dimas memindahkan bibit mangga yang dibeli ayahnya

Lebih terperinci

BERAGAM JENIS POTONGAN

BERAGAM JENIS POTONGAN MACAM-MACAM POTONGAN Berikut ini adalah macam macam ptongan : 1. Potongan Cincang, terdiri atas : a. Finely Chopped, yaitu mencincang lembut, misalnya pada bawang putih, bawang Bombay atau peterseli. b.

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN Sebelum diuraikan mengenai pola dan tehnik pembelahan kayu bulat, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai urut-urutan proses menggergaji, dan kayu bulat sampai menjadi kayu

Lebih terperinci

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun Lampiran 1 Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun No Bentuk Ornamen Keterangan bentuk Tanda-tanda Semiotika Ikon Indeks Simbol 1 Ornamen Geometris ini terdapat

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan

Lebih terperinci

Oleh : Cica Yulia,S.Pd, M.Si

Oleh : Cica Yulia,S.Pd, M.Si Oleh : Cica Yulia,S.Pd, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2 0 0 9 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BELAJAR MELIPAT NAPKIN UNTUK JAMUAN

BELAJAR MELIPAT NAPKIN UNTUK JAMUAN Lipatan Napkin Beberapa Lipatan Napkin : BELAJAR MELIPAT NAPKIN UNTUK JAMUAN 1. Snowflake (halaman 2) 2. Pocket (halaman 6) 3. Kipas / Accordion (halaman 8) 4. Tulip (halaman 10) 5. Klasik (halaman 12)

Lebih terperinci

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007 MENGGAMBAR GARIS A. Memilih Peralatan dan Perlengkapan Gambar 1) Meja Gambar Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut terbuat dari kayu yang tidak terlalu

Lebih terperinci

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV

Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Materi Pembelajaran Ringkasan Materi: Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya IPA SD Kelas IV Berikut ini adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas IV yaitu tentang bagian-bagian

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No.: BAK/TBB/SBG313 Revisi: 00 Tgl: 1 Januari 2013 Hal. 1 dari 11 I. KOMPETENSI A. Menyiapkan bahan dan peralatan membuat garnish minuman B. Merencanakan garnish yang sesuai dengan jenis minuman C. Membuat

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

Geometri Serat Kertas

Geometri Serat Kertas Geometri Serat Kertas Rita Kertas sebagai media penyampaian dan pencarian ide,sebenarnya memiliki keunikan yang terabaikan. Selembar kertas memiliki serat serat yang berperan sebagai struktur dari kertas

Lebih terperinci

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun LAMPIRAN Lampiran 1. Skoring sifat dan karakter tanaman cabai 1. Tinggi tanaman : Tinggi tanaman diukur mulai dari atas permukaan tanah hingga ujung tanaman yang paling tinggi dan dinyatakan dengan cm.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini berlangsung sejak bulan September 2013 sampai dengan Juli 2014 di Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. 3.2. Bahan dan Alat Bahan

Lebih terperinci

MODUL KURSUS MENJAHIT TINGKAT DASAR

MODUL KURSUS MENJAHIT TINGKAT DASAR i MODUL KURSUS MENJAHIT TINGKAT DASAR Cara Mengambil Ukuran, Pembuatan Pola Dasar, Merubah Model, Perencanaan Bahan Oleh Zulfaturochmah, S. Pd Pamong Belajar SKB Kab. Pekalongan DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan

Lebih terperinci

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran. Kegiatan Pembelajaran 9. Pengajiran Tanaman Sayuran. A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran pengajiran tanaman sayuran berisikan uraian pokok materi; Jenis & bahan ajir, pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri STRUKTUR LIPATAN Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Karena momen energia yang didapat dari

Lebih terperinci

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM TUGAS PRAKARYA KERAJINAN DARI BAHAN ALAM Oleh: NAMA : FARHAN ARIYANDI SAPUTRA KELAS : VII D SMP YKPP DUMAI T.A 2015/2016 I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang berlimpah. Kekayaan

Lebih terperinci

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG Penyusun: ANTI ASTA VIANI Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT Yenni Sri Handayani *) ABSTRAKSI Salah satu warisan budaya luhur bangsa Inodnesia yaitu upacara adat perkawinan, yang tersebar hampir di setiap daerah. Salah

Lebih terperinci

Keindahan Desain Tamiang, Menghiasi Hari Raya Kuningan di Desa Penarungan

Keindahan Desain Tamiang, Menghiasi Hari Raya Kuningan di Desa Penarungan Keindahan Desain Tamiang, Menghiasi Hari Raya Kuningan di Desa Penarungan Yulia Ardiani Staff UPT Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Salah satu perayaan agama hindu

Lebih terperinci

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan

Lebih terperinci

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR Busana mempunyai hubungan yang erat dengan manusia, karena menjadi salah satu kebutuhan utamanya. Sejak jaman dahulu, dalam kehidupan sehari hari manusia tidak bisa dipisahkan

Lebih terperinci

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling

Lebih terperinci

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG A. TABUNG Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran yang berhadapan, sejajar, dan kongruen serta titik-titik pada keliling lingkaran

Lebih terperinci

III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi

III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi Meskipun mungkin banyak terdapat bentuk-bentuk gigi gergaji, padaa dasarnya hanya terdapat tiga atau empat bentuk pokok. Empat bentuk atau tipe gigi gergaji

Lebih terperinci

Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik

Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik Jobsheet Membuat Kerajinan Dari Limbah Organik (individu) Praktek : Membuat Kerajinan dari Limbah Organik Nama : Kompetensi Instruktur : Membuat produk kerajinan bahan limbah organik menjadi barang-barang

Lebih terperinci

BAB VI DINAMIKA PROSES AKSI. Meningkatkan Kreativitas Buruh Tani Perempuan dalam Inovasi. Pemanfaatan Pandan Duri

BAB VI DINAMIKA PROSES AKSI. Meningkatkan Kreativitas Buruh Tani Perempuan dalam Inovasi. Pemanfaatan Pandan Duri BAB VI DINAMIKA PROSES AKSI Meningkatkan Kreativitas Buruh Tani Perempuan dalam Inovasi Pemanfaatan Pandan Duri Pandan duri merupakan salah satu tanaman yang tumbuh subur di Dusun Banyulegi. Hampir di

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2014 di Kecamatan Kepenuhan, Kepenuhan Hulu Dan Kecamatan Rambah Hilir di Kabupaten Rokan Hulu.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. hasil penelitian. kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. hasil penelitian. kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab V ini akan diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi hasil penelitian. kesimpulan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan penelitian,

Lebih terperinci

Serba Pepes dan Botok

Serba Pepes dan Botok Serba Pepes dan Botok Resep Botok Ares Botok Ares adalah jenis masakan kukus dibungkus daun berbentuk tum dengan bahan utamanya ares, yakni bagian dalam dari batang pohon pisang. Untuk rasanya, silakan

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK Karakteristik busana etnik setiap daerah berbeda-beda. Karakterstik tersebut ditinjau dari model busananya, jenis dan corak kain yang dipergunakan, warna busana dan perlengkapan

Lebih terperinci

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA. musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG OSHIBANA 2.1 Pengertian Oshibana Negara Jepang mengenal empat musim, yaitu musim panas, musim semi, musim gugur, dan musim dingin. Di Jepang orang-orang sangat menyukai bunga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KATALOG ALAT PERAGA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 1. Model Bangun Datar Model bangun datar dimaksudkan untuk membantu menjelaskan pengertian, sifat-sifat bangun datar, kesebangunan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan 1.1 Latar elakang Geometri datar, merupakan studi tentang titik, garis, sudut, dan bangun-bangun geometri yang terletak pada sebuah bidang datar. erbagai mekanisme peralatan dalam kehidupan

Lebih terperinci

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhantumbuhan merambat dan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati CARA MENGUKUR BADAN Ketepatan suatu pola dasar ditentukan oleh cara mengukur badan yang tepat. Pola dasar yang baik berarti cara mengambil ukurannya tepat dan

Lebih terperinci

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis alat-alat ukur dalam kerja bangku 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015

Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BIRO SARANA DAN PRASARANA Pengadaan Tutup Kepala Biro Sarpras Polda Kep. Babel TA. 2015 SPESIFIKASI TEKNIS BEKAL UMUM : BARET POLRI

Lebih terperinci

BAB III HANDLING TERNAK RIMINANSIA

BAB III HANDLING TERNAK RIMINANSIA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB III HANDLING TERNAK RIMINANSIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015 DESKRIPSI VARIETAS LADA LADA VAR. NATAR 1 SK Menteri Pertanian nomor : 274/Kpts/KB.230/4/1988 Bentuk Tangkai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Purworejo Kelas / Semester : X / Gasal Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan (PKWU) Materi Pokok : Teknik Dasar Tusuk Jahit Sub Materi

Lebih terperinci

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL MODEL, BENTUK, PENGGUNAAN, UKURAN, ATRIBUT, DAN KELENGKAPAN I. PAKAIAN DINAS A. PDH PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL 1. PDH WARNA KHAKI a. PDH Warna Khaki Pria LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAHAN AJAR BAGIAN II SEJARAH MODE HUBUNGAN BENTUK DASAR BUSANA ASLI DENGAN BUSANA TRADISIONAL INDONESIA

BAHAN AJAR BAGIAN II SEJARAH MODE HUBUNGAN BENTUK DASAR BUSANA ASLI DENGAN BUSANA TRADISIONAL INDONESIA BAHAN AJAR BAGIAN II SEJARAH MODE HUBUNGAN BENTUK DASAR BUSANA ASLI DENGAN BUSANA TRADISIONAL INDONESIA A. Busana Tradisional Indonesia Ditinjau dari Bentuk Dasar Busana Asli Indonesia sudah dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK Boneka bisa terbuat dari bermacam bahan, bahan yang bisa digunakan yaitu kain, kulit, kertas, fiber, tanah liat

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga)

LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016. Tema 8 : Bumi dan Alam Semesta Nama :... Kelas : III (tiga) LATIHAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 a. museum b. planetarirum c. auditorium d. podium 5. Daerah yang dekat dengan laut atau pantai adalah dataran... a. rendah b. tinggi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK A. Konsep Dasar Penataan Display Penataan berasal dari kata bahasa Inggris display yang artinya mempertunjukkan, memamerkan, atau memperagakan sesuatu

Lebih terperinci

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII 1. Arti dari kata kerajinan adalah? a. Kreativitas pada suatu barang melalui ketrampilan tangan. b. Kreativitas pada suatu barang dari bahan alam. c. Barang

Lebih terperinci

BAB III SURVEY LAPANGAN

BAB III SURVEY LAPANGAN BAB III SURVEY LAPANGAN 3.6 Perolehan Material Renda di Indonesia Renda yang banyak ditemukan di pasaran adalah jenis renda yang digunakan sebagai bahan dekorasi atau benda aplikasi. Biasanya renda digunakan

Lebih terperinci

MATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd.

MATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd. MATERI PEMBUATAN CENDERAMATA BERBAHAN NATURAL Oleh: Sugiyem,S.Pd. Pengertian Cenderamata Cenderamata merupakan hadiah yang diberikan sebagai kenang-kenangan atau sebagai pengingat suatu peristiwa. Pada

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs DAN PEMBAHASAN. * Indikator SKL : Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi tambah, kurang, kali, atau bagi pada bilangan. * Indikator Soal : Menentukan

Lebih terperinci

Cara Menjahit Baju Kurung - Part 1

Cara Menjahit Baju Kurung - Part 1 Cara Menjahit Baju Kurung - Part 1 Cara menjahit baju kurung - Part 1: Cara mengambil ukuran menggunakan baju contoh Cara Mengambil Ukuran Baju kurung Menggunakan Baju Contoh Ambil sehelai baju kurung

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI 15 BAB II HASIL BELAJAR MEMOTONG BAHAN DAN MANFAATNYA SEBAGAI KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI A. Gambaran Umum Memotong Bahan (Cutting) Kompetensi memotong bahan merupakan mata pelajaran standar kompetensi

Lebih terperinci