LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016

2 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016

3 PENGANTAR Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mewajibkan setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi. Salah satu ketentuan dalam Perpres 29 Tahun 2014 tersebut mencakup penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi dan tujuan instansi pemerintah. Memperhatikan tujuan dan sasaran tahun 2016 yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) Tahun , Setjen Wantannas sesuai tugas dan fungsinya sebagai badan fasilitas staf bagi terselenggaranya tugas pokok dan fungsi Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) telah menghasilkan saran tindak kepada Presiden dalam menyiapkan pilihan keputusan secara komprehensif integral tentang defence, security, crisis prevention dan resolution serta arahan-arahan lain dari Presiden R.I. dalam merespon dinamika kehidupan nasional sesuai dengan target yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Setjen Wantannas Tahun 2016 sebagai dasar pelaksanaan kegiatan. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun 2016 merupakan penjabaran akuntabilitas atas perencanaan strategik Setjen Wantannas yang meliputi Pernyataan Penetapan Kinerja Tahun 2016, RKT Tahun 2016 dan Renstra Setjen Wantannas Tahun , serta mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Sehingga, Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun 2016 secara garis-besar memuat sistem akuntabilitas kinerja Setjen Wantannas tahun 2016 dalam rangkaian pelaporan yang menyeluruh, mengalir dan teratur. Laporan kinerja ini memberikan gambaran tentang keberhasilan maupun kegagalan mencapai kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahun Penetapan kinerja tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari Renstra Kami harapkan laporan kinerja ini menjadi media informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja Setjen Wantannas sehingga dapat memberikan manfaat bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, Nugroho Widyotomo Letnan Jenderal TNI LAKIP Setjen Wantannas Tahun 2016 i

4 PERNYATAAN TELAH DIREVIU Kami telah mereviu Laporan Kinerja instansi pemerintah Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional untuk tahun anggaran 2016 sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini. Jakarta, Februari 2017 Kepala Bagian Pengawasan Internal, Titin Mardyaningsih, SE, MM NIP LAKIP Setjen Wantannas Tahun 2016 ii

5 DAFTAR ISI PENGANTAR i PERNYATAAN TELAH DIREVIU... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi IKHTISAR EKSEKUTIF... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tugas dan Fungsi... 2 C. Struktur Organisasi... 3 D. Sumber Daya Manusia... 4 E. Sumber Pendanaan... 5 F. Dasar Hukum... 6 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 8 A. Rencana Strategis (Renstra) B. Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja B. Analisis dan Evaluasi Atas Pencapaian Kinerja C. Akuntabilitas Keuangan BAB IV PENUTUP LAMPIRAN LAKIP Setjen Wantannas Tahun 2016 iii

6 DAFTAR TABEL TABEL 1 PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA TAHUN TABEL 2 TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR TAHUN TABEL 3 STRATEGI KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN TABEL 4 PENETAPAN KINERJA TAHUN TABEL 5 PENGUKURAN KINERJA TAHUN TABEL 6 KONDISI KETAHANAN NASIONAL TAHUN TABEL 7 SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN TABEL 8 REALISASI SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN TABEL 9 RESPON PRESIDEN ATAS SARAN TINDAK TAHUN TABEL 10 RESPON PRESIDEN ATAS SARAN TINDAK TAHUN TABEL 11 INDEK KESEHATAN ORGANISASI TABEL 12 REALISASI ANGGARAN PER PROGRAM TAHUN TABEL 13 KINERJA PROGRAM SETJEN WANTANNAS TAHUN TABEL 14 REALISASI ANGGARAN PER 31 DESEMBER TAHUN LAKIP Setjen Wantannas Tahun 2016 iv

7 DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1 STRUKTUR ORGANISASI SETJEN WANTANNAS GAMBAR 2 GRAFIK JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN... 4 GAMBAR 3 GRAFIK REALISASI SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN GAMBAR 4 GRAFIK RESPON PRESIDEN ATAS SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN LAKIP Setjen Wantannas Tahun 2016 v

8 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2016 LAMPIRAN 2 : PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 LAMPIRAN 3 : CHECK LIST REVIU LKj TAHUN 2016 LAKIP Setjen Wantannas Tahun 2016 vi

9 IKHTISAR EKSEKUTIF Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) dalam melaksanakan tugas dan fungsi telah menetapkan perencanaan strategis sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Setjen Wantannas periode Tahun 2016 merupakan tahun kedua periode rencana strategis dan telah ditetapkan dokumen perencanaan strategis jangka pendek/tahunan yaitu Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 dan Penetapan Kinerja Tahun Berdasarkan penetapan kinerja tahun 2016 tersebut, Setjen Wantannas sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai lembaga perumus rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia telah menghasilkan saran tindak kepada Presiden R.I. selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) dalam menyiapkan pilihan keputusan secara komprehensif integral tentang defence, security, crisis prevention dan resolution serta arahan-arahan lain dari Presiden dalam merespon dinamika kehidupan nasional. Dokumen saran tindak tersebut, dihasilkan melalui serangkaian kegiatan perumusan kebijakan yang dimulai dari koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaksanaan analisa kebijakan dalam koridor 2 (dua) tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2016, yaitu: (1) Terwujudnya kondisi ketahanan dalam rangka menjamin keselamatan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan; dan (2) Terwujudnya kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien. Gambaran keberhasilan atas pencapaian kinerja Setjen Wantannas tahun 2016 sesuai RKT tahun 2016 Setjen Wantannas sebagaimana tertuang dalam Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: Kep-100/Sesjen/X/2015, sasaran strategis dari 2 (dua) tujuan yang telah ditetapkan di atas terlihat pada tabel berikut: HASIL PENGUKURAN KINERJA Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Terbinanya kondisi ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan Terwujudnya organisasi kelembagaan Wantannas yang efektif dan efisien Indeks Ketahanan Nasional Indeks Kesehatan Organisasi LAKIP Setjen Wantannas Tahun 2016 vii

10 Secara umum Setjen Wantannas periode tahun 2016 telah berhasil melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis berdasarkan target dan indikator kinerja yang telah ditetapkan pada tahun Namun demikian, dari seluruh target yang telah ditetapkan pada tahun 2016 masih terdapat beberapa target yang belum tercapai secara optimal yang disebabkan adanya beberapa faktor masalah dan kendala yang dihadapi di tingkat koordinasi yaitu pada target restrukturisasi Dewan Ketahanan Nasional melalui Peraturan Presiden yang hingga saat ini masih berproses. Akan tetapi, dibandingkan tahun sebelumnya pencapaian tersebut terus mengalami peningkatan kualitas sehingga diharapkan target sampai berakhirnya masa dokumen RKT 2016 dapat tercapai secara optimal. Beberapa upaya untuk mendorong optimalisasi peningkatan kinerja Setjen Wantannas secara terus-menerus adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan peran Setjen Wantannas dalam memberikan saran tindak kepada Presiden R.I selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional dalam merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia, dengan mempertimbangkan dinamika perubahan lingkungan strategis nasional, regional dan global dalam penyusunan perencanaan strategis termasuk penentuan sasaran atau target-target yang lebih khas, terukur, dapat dicapai, realistis, dan sesuai jadwal waktu yang ditentukan (SMART specific, measurable, achievable, realistic, and timebond). 2. Terus melanjutkan program reformasi birokrasi dengan fokus dan konsisten pada pengembangan organisasi dan peningkatan kompetensi SDM Setjen Wantannas agar dapat cepat tanggap dalam memprediksi atau mendeteksi dini (early warning system) terhadap perubahan lingkungan strategis nasional, regional maupun global sehingga dapat segera mengambil langkah-langkah antisipatif dalam memecahkan persoalan ketahanan nasional R.I. LAKIP Setjen Wantannas Tahun 2016 viii

11 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan Presiden R.I. Nomor 101 Tahun 1999 tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional menyatakan bahwa Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) merupakan Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) atau yang saat ini dikategorikan sebagai Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden R.I. selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional yang mempunyai tugas merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia. Dalam pelaksanaannya, Setjen Wantannas mengkoordinasikan dan menyiapkan rekomendasi sebagai saran kebijakan strategis dalam mengatasi permasalahan di bidang keamanan nasional pada khususnya, dan Ketahanan Nasional pada umumnya. Pada tahun 2016, Setjen Wantannas melaksanakan berbagai program dan kegiatan strategis sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang pembinaan ketahanan nasional, yaitu melaksanakan tugas utamanya sebagai lembaga perumus kebijakan ketahanan nasional dalam menghasilkan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia melalui serangkaian kegiatan perumusan kebijakan yang dimulai dari koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaksanaan analisa kebijakan. Berdasarkan tugas tersebut, Setjen Wantannas akan menjelaskan laporan kinerja sesuai dengan Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

12 ` pencapaian tujuan dan sasaran organisasi serta target kinerja yang telah ditetapkan pada tahun Pertanggungjawaban kinerja Setjen Wantannas Tahun 2016 merupakan amanat dari peraturan perundang-undangan yang mewajibkan setiap instansi pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah harus melaporkan pencapaian kinerja atas kewenangan utamanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Proses penyusunan Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun 2016 disusun berdasarkan masukan dari laporan kinerja unit kerja eselon 1 dan 2 secara berjenjang sesuai dengan tingkat pencapaian kinerja dan selanjutnya menjadi acuan bagi penyusunan laporan akhir Lembaga sebagai bentuk pertanggungjawaban Sesjen Wantannas sebagai Sekretaris Dewan merangkap anggota Dewan Ketahanan Nasional dalam melaksanakan tugas-tugas organisasinya. B. Tugas dan Fungsi Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 101 tahun 1999 tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, Setjen Wantannas mempunyai tugas merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut di atas, Setjen Wantannas mempunyai fungsi : 1. Perumusan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional; 2. Perumusan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, persatuan, kesatuan, kelangsungan hidup bangsa dan negara; 3. Penyusunan perkiraan risiko pembangunan nasional yang dihadapi dalam kurun waktu tertentu dan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka merehabilitasi akibat risiko pembangunan. Setjen Wantannas dalam perkembangannya juga melaksanakan arahan/direktif dari Presiden selaku Ketua Wantannas yaitu pengelolaan secara Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

13 lebih terintegrasi, efektif, dan efisien didukung oleh kemampuan dan peran lembaga-lembaga keamanan nasional dalam merumuskan dan mengintegrasikan kebijakan di bidang keamanan nasional masih harus ditingkatkan, melalui serangkaian kajian strategis. Materi kajian ditinjau dari segi defence, security, crisis prevention, crisis resolution dalam kerangka keamanan internal, keamanan eksternal dan bencana skala besar meliputi aspek politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-keamanan, agar lebih dapat dilaksanakan secara operable, capable, implementable yang sifatnya action to be taken dan komprehensif integral (lintas kementerian - lintas kewilayahan). C. Struktur Organisasi Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi di atas, telah disusun struktur organisasi Setjen Wantannas berdasarkan Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor: tanggal 31 Januari 2000 tentang Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Secara garis besar struktur organisasi Setjen Wantannas adalah sebagai berikut: GAMBAR 1 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL ` Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

14 Organisasi Setjen Wantannas terdiri dari 4 unit kerja eselon I, yaitu: Kedeputian Bidang Sistem Nasional; Kedeputian Bidang Pengkajian dan Penginderaan; Kedeputian Bidang Politik dan Strategi; dan Kedeputian Bidang Pengembangan; serta terdiri dari 5 staf ahli yang dalam arsitektur kinerja Setjen Wantannas dirumuskan menjadi 1 unit kerja eselon I, yaitu terdiri dari Staf Ahli Bidang Sosial Budaya; Staf Ahli Bidang Ekonomi; Staf Ahli Bidang Pertahanan Keamanan; Staf Ahli Bidang Hukum; dan Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam pelaksanaan tugas kesekretariatan, Organisasi Setjen Wantannas terdiri dari 3 unit kerja eselon II, yaitu Biro Umum; Biro Keuangan; dan Biro Persidangan dan Humas. D. Sumber Daya Manusia Kondisi sumber daya manusia yang tersedia relatif kurang memadai apabila dibandingkan dengan besarnya beban tugas dan fungsí Setjen Wantannas. Berdasarkan data kepegawaian sampai dengan bulan Desember 2016, kekuatan sumber daya manusia Setjen Wantannas adalah sebanyak 164 orang, terdiri atas 77 orang PNS Organik, 61 orang PNS/TNI-Polri Perbantuan, dan 26 orang Non Pegawai Negeri. Dari 164 orang, 6 orang (3,66%) di antaranya berpendidikan S3; 37 orang (22,56%) S2; 37 orang (22,56%) S1; 58 orang (35,37%) sarjana muda/d3, SLTA, dan SLTP/SD sebagaimana Gambar 2 dan Tabel 1. Dari 77 orang PNS Organik dan 61 orang PNS/TNI-Polri Perbantuan tersebut, 94 orang menduduki jabatan struktural dan 44 orang sebagai tenaga fungsional. GAMBAR 2 GRAFIK JUMLAH PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN ` 4% 22% S3 51% S2 23% S1 NON S1 Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

15 Dalam upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, Setjen Wantannas melaksanakannya melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi pegawai dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi. Pelaksanaan diklat di antaranya diklat penjenjangan baik struktural dan diklat fungsional teknis yang sesuai dengan kebutuhan para tata usaha atau dalam menunjang kesekretariatan khususnya dalam bidang informasi teknologi, dan diklat substansi yaitu diklat yang dirancang untuk menunjang keahlian dan menambah wawasan di bidang yang terkait dengan sektor bidang tugasnya. TABEL 1. PROFIL SUMBER DAYA MANUSIA TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL NO NAMA JABATAN TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH S3 S2 S1 Non S1 1 Pejabat Negara Eselon Ia Eselon Ib Eselon IIa Eselon IIb Eselon III Eselon IV Fungsional Umum Pengemudi Pengamanan Dalam Tenaga Kebersihan Pramusaji Jumlah Total E. Sumber Pendanaan Pada tahun anggaran 2016, Setjen Wantannas mendapat alokasi pagu APBN sebesar Rp ,- (Seratus lima puluh delapan milyar tiga ratus enam puluh lima juta tujuh ratus empat puluh dua ribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut: 1. Berdasarkan jenis belanja, terdiri dari : a. Belanja Pegawai : Rp ,- b. Belanja Barang : Rp ,- c. Belanja Modal : Rp ,- Jumlah : Rp ,- ` Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

16 ` 2. Berdasarkan jenis program : a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas: Rp ,- 1) Pengelolaan Perencanaan & Keuangan Rp ,- 2) Pengelolaan Persidangan & Humas Rp ,- 3) Pengelolaan Internal Perkantoran & Kepeg Rp ,- b. Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional: Rp ,- 1) Perumusan Kebijakan Sistem Nasional Rp ,- 2) Pengembangan Sisfo Wantannas Rp ,- 3) Perumusan Kebijakan Polstra Rp ,- 4) Perumusan Kebijakan Jiandra Rp ,- 5) Perumusan Kebijakan Evaluasi Implementasi & Resiko Pembangunan Rp ,- 6) Perumusan Pertimbangan & Saran Kebijakan Rp ,- F. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 4. Keputusan Presiden Nomor 101/1999 tanggal 31 Agustus 1999 tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional; 5. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 6. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015; Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

17 7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 1 Tahun 2015 tanggal (31 Maret 2015 Rev.1) Tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun (Rev. 1); 10. Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor : Kep- 100/Sesjen/X/2015 tanggal 28 Oktober 2015 tentang Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2016; 11. Surat Pengesahan DIPA Petikan Setjen Wantannas Nomor: SP DIPA /2016 tanggal 27 Januari Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 13 Tahun 2016 tanggal 30 Agustus 2016 tentang Perubahan atas Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor: tanggal 31 Januari 2000 tentang Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional ` Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

18 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Rencana strategis (Renstra) Setjen Wantannas merupakan perencanaan jangka menengah yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas fungsi dan peran yang diamanahkan. Secara ringkas substansi renstra Setjen Wantannas dapat diilustrasikan sebagai berikut: 1. Visi Menjadi lembaga perumus kebijakan dan strategi yang kredibel, akseptabel dan komprehensif dalam rangka ketahanan nasional. 2. Misi a. Meningkatnya kredibilitas rumusan rancangan ketetapan kebijakan terkait sistem nasional dan strategi menghadapi ancaman dalam rangka pembinaan ketahanan nasional. b. Meningkatnya pembinaan di bidang ketahanan nasional dalam rangka mengurangi resiko pembangunan nasional dan menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. 3. Tujuan, Sasaran dan Indikator Untuk mewujudkan visi dan melaksanakan misi Setjen Wantannas dijabarkan ke dalam tujuan, sasaran dan indikator yang ingin dicapai dalam tahun 2016 sebagaimana tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Setjen Wantannas tahun 2016 dan mengacu pada, Rencana strategis (Renstra) Setjen Wantannas sebagai berikut: Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

19 ` TABEL 2. TUJUAN, SASARAN, DAN INDIKATOR TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL No Tujuan Sasaran Indikator 1 Terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi guna merehabilitasi akibat dari resiko pembangunan dan ancaman terhadap kedaulatan dalam rangka pembinaan ketahanan nasional dan keselamatan bangsa dan negara; 2 Terwujudnya kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien. Terbinanya kondisi ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan. Terwujudnya organisasi kelembagaan Wantannas yang efektif dan efisien Indeks ketahanan nasional Indeks kesehatan organisasi 4. Kebijakan, Program dan Kegiatan Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran tahun tersebut diatas, telah ditetapkan berbagai kebijakan, program, kegiatan yang mewujudkan tujuan dan sasaran sesuai dengan visi dan misi organisasi. Kebijakan Setjen Wantannas ditetapkan berdasarkan arah kebijakan nasional sebagaimana dalam RPJMN serta kebijakan internal yang akan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya Setjen Wantannas sebagai lembaga fasilitas staf Presiden dalam merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia. Selanjutnya Setjen Wantannas menetapkan utama (prioritas) dan program pendukung (generik). Penjelasan masing-masing program tersebut adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

20 ` a. Program utama Program ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas prioritas Setjen Wantannas yang dimulai dari proses perencanaan, pemantauan, evaluasi, kajian dan koordinasi perumusan kebijakan ketahanan nasional. Program ini berjumlah 1 (satu) program, yaitu : Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional. b. Program pendukung Program ini dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas utama Setjen Wantannas khususnya dalam peningkatan kapasitas kelembagaan baik dari aspek perencanaan, keuangan, persidangan, humas, kepegawaian, kerumahtanggaan dan administrasi umum. Program ini berjumlah 1 (satu) program, yaitu : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas Dari berbagai program tersebut telah dijabarkan ke dalam berbagai kegiatan-kegiatan baik yang mendukung tugas-tugas utama maupun tugas pendukung dalam melaksanakan kewenangan Setjen Wantannas. Adapun penjabaran kegiatan-kegiatan tersebut berdasarkan strategi/kebijakan, tercermin dalam tabel dibawah ini. TABEL 3. STRATEGI, PROGRAM, DAN KEGIATAN TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Strategi Kebijakan Program Kegiatan 1. Penguatan sistem keamanan yang komprehensif. 2. Peningkatan koordinasi antar institusi pertahanan dan keamanan dengan institusi lainnya. 3. Peningkatan pembinaan ketahanan nasional melalui komunikasi dan Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional 1. Perumusan Kebijakan Sistem Nasional 2. Pengembangan Sistem Informasi Wantannas 3. Perumusan Kebijakan Politik dan Strategi 4. Perumusan Kebijakan Penginderaan dan Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

21 ` Strategi Kebijakan Program Kegiatan informasi kepada masyarakat. 4. Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif, dan akuntabel serta diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai. 5. Meningkatkan kapasitas SDM Setjen Wantannas secara lebih proporsional dan akuntabel. 6. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung maupun utama dalam mendukung tugas Setjen Wantannas. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas Perkiraan Ancaman 5. Perumusan Kebijakan Evaluasi Implementasi dan Risiko Pembangunan 6. Perumusan Pertimbangan dan Saran Kebijakan 7. Pengelolaan perencanaan dan keuangan. 8. Pengelolaan persidangan dan kehumasan. 9. Pengelolaan internal perkantoran dan kepegawaian. B. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja ditetapkan berdasarkan rencana kinerja tahunan yang mengacu pada rencana kerja Setjen Wantannas. Rencana kerja tersebut merupakan penjabaran dari Renstra Setjen Wantannas Sesuai dengan Rencana Kerja Setjen Wantannas tahun 2016 telah ditetapkan berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi organisasi berdasarkan tujuan dan sasarannya. Selanjutnya kebijakan, program dan kegiatan dalam Rencana Kerja Setjen Wantannas tersebut menjadi acuan dalam penjabaran program dan kegiatan mulai unit kerja eselon I sampai unit kerja eselon II sesuai dengan fungsinya. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

22 Rencana kerja disetiap unit kerja eselon I dan eselon II tersebut akan menjadi acuan bagi penyusunan rencana kinerja tahunan masing-masing unit kerja eselon I dan unit kerja eselon II yang selanjutnya menjadi penetapan kinerja atau kontrak kinerja dengan Pimpinan Setjen Wantannas. Pada tahun 2016, Setjen Wantannas telah menetapkan kembali rencana kinerja tahunan sebagai penetapan kinerja tahun ke 1 (satu). Penetapan kinerja tersebut memuat Sasaran Strategis, Indikator dan Target Setjen Wantannas Tahun 2016 yang mengacu pada tujuan dan sasaran dalam Renstra Setjen Wantannas , adalah sebagaimana terdapat pada tabel di bawah ini. TABEL 4. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Sasaran Indikator Kinerja Target ` Terbinanya kondisi ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan. Indeks ketahanan nasional 82 Terwujudnya organisasi kelembagaan Wantannas yang efektif dan efisien Indeks kesehatan organisasi 82 Jumlah Anggaran Tahun 2016: Rp ,- (Seratus lima puluh delapan milyar tiga ratus enam puluh lima juta tujuh ratus empat puluh dua ribu rupiah) Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

23 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja Dalam bab ini akan diuraikan pencapaian kinerja Setjen Wantannas Tahun 2016 sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2016 sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab II merupakan pencapaian atas target kinerja tahun keempat dari Renstra Setjen Wantannas sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugasnya Setjen Wantannas menetapkan 2 tujuan yang akan dicapai untuk tahun 2016 adalah: 1. Terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi guna merehabilitasi akibat dari resiko pembangunan dan ancaman terhadap kedaulatan dalam rangka pembinaan ketahanan nasional dan keselamatan bangsa dan negara; 2. Terwujudnya kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien. Dari tujuan tersebut merupakan gambaran keberhasilan atas pencapaian kinerja Setjen Wantannas sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam menghasilkan rumusan kebijakan dan strategi nasional sebagai bahan pengambilan keputusan Presiden. Kedua tujuan tersebut telah ditetapkan target kinerja sesuai dengan indikator kinerja masing-masing sasaran strategis. Adapun hasil pencapaian target kinerja masing-masing sasaran strategis Setjen Wantannas untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut: TABEL 5. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Terbinanya kondisi ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dari Indeks ketahanan nasional Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

24 ` Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan Terwujudnya organisasi kelembagaan Wantannas yang efektif dan efisien Indeks kesehatan organisasi B. Analisis dan Evaluasi Atas Pencapaian Kinerja 1. Tujuan 1: Terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi guna merehabilitasi akibat dari resiko pembangunan dan ancaman terhadap kedaulatan dalam rangka pembinaan ketahanan nasional dan keselamatan bangsa dan negara; Sesuai dengan indikator kinerja tahun 2016, Setjen Wantannas melaksanakan tugas dan fungsi sebagai lembaga perumus kebijakan ketahanan nasional, telah menghasilkan saran tindak kebijakan ketahanan nasional fokus pada bidang defence, security, crisis prevention and resolution secara komprehensif sebagai masukan Ketua Wantannas (Presiden RI), dan telah mendapatkan respon presiden berupa disposisi kepada kementerian/lembaga terkait. Naskah saran tindak kebijakan ketahanan nasional dimaksud adalah naskah yang bersifat siklis, dinamis, dan perkiraan cepat. Naskah siklis yang dihasilkan pada tahun 2016 terdiri dari Apresiasi Strategi Nasional 2016 (Apstranas), Perkiraan Strategi Nasional 2016 (Kirstranas), Rencana Kontijensi Nasional 2016 (Renkonnas), dan Telaahan Strategis Nasional (Telstranas) Sementara itu naskah dinamis yang dihasilkan pada tahun 2016 adalah naskah kajian berupa saran tindak pemecahan masalah krusial mendesak dengan fokus pada permasalahan nasional yang strategis. Sedangkan naskah perkiraan cepat yang dihasilkan pada tahun 2016 adalah naskah kajian berupa saran tindak pemecahan masalah dengan fokus pada permasalahan nasional strategis yang diperkirakan dapat berdampak pada terganggunya stabilitas keamanan apabila tidak cepat dilakukan langkah penanganannya. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

25 ` Naskah kajian yang bersifat siklis dan dinamis selama tahun 2016 tersebut dihasilkan melalui suatu tahapan atau proses perumusan yang dimulai dari Rapat Kelompok Kerja (Pokja), Rapat Kerja Terbatas (Rakertas), Rapat Kelompok Kerja Khusus (Pokjasus), Rapat Perumusan Materi (Ramusmat) serta rapat-rapat lainnya. Disamping itu, kajian yang bersifat perkiraan cepat dilakukan melalui pandangan terhadap terjadinya dinamika kehidupan nasional yang memerlukan penanganan segera berupa saran tindak kepada Ketua Wantannas (yaitu Presiden R.I.) atau turun langsung ke lapangan, baik wilayah dalam negeri atau disebut Kajian Daerah (Kajida) maupun wilayah luar negeri atau disebut Kajian Luar Negeri (Kajilu), serta dan Rapat Kelompok Kerja (Pokja) yang kesemuanya melibatkan para pakar di bidangnya. Para pakar atau disebut narasumber meliputi tiga jalur kepakaran yaitu jalur praktisi, akademisi maupun birokrasi. Selanjutnya naskah kajian tahun 2016 tersebut dilaporkan ke Presiden R.I. selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai rekomendasi kebijakan dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional. Pencapaian atas tujuan pertama ini, menjelaskan Setjen Wantannas berkomitmen meredefinisi konsep keamanan nasional baik pada aspek hukum maupun institusionalnya, pada hakikatnya bidang keamanan nasional masih harus ditingkatkan. Reformasi Sektor Keamanan (RSK) dilakukan dengan meninjau kembali kewenangan bidang ketahanan (external defence) dan keamanan (internal security) serta menata ulang aparatur negara yang terkait, lengkap dengan berbagai perangkat legal yang baru. Dalam konteks RSK, berbagai reformasi terus dijalankan mulai dari sektor militer, kepolisian, intelijen, hingga hukum agar dapat menjalankan fungsi masing-masing secara profesional dan sesuai dengan nilai-nilai demokrasi. Indonesia juga secara bertahap mengadopsi konsep keamanan insani (human security). Keamanan tidak lagi direduksi menjadi keamanan negara dan dimonopoli oleh aparat tertentu, namun keamanan nasional kini bersifat lebih komprehensif misalnya mencakup keamanan pangan dan energi. Dengan demikian, keamanan nasional juga menjadi semakin partisipatif karena melibatkan berbagai institusi. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

26 ` Dalam tingkatan keamanan nasional, munculnya potensi ancaman yang semakin variatif, memerlukan pengelolaan secara lebih terintegrasi, efektif, dan efisien. Pembagian penanganan permasalahan yang belum tuntas dan terbatasnya kerja sama antar institusi menyebabkan koordinasi terkait keamanan nasional terkesan silo (kurangnya komunikasi dan tujuan bersama antar institusi), dimana tiap institusi bertindak sendiri-sendiri. Permasalahan ini bermuara pada kebutuhan adanya lembaga semacam Dewan Keamanan Nasional yang mampu mengintegrasikan kerangka kebijakan keamanan nasional yang terintegrasi. Munculnya kebijakan pengintegrasian/penyerasian keamanan nasional diharapkan dapat meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga keamanan nasional baik secara kelembagaan berdasarkan tugas pokok dan fungsi maupun dalam sinerginya dengan lembaga keamanan nasional yang lainnya. Sebagai bagian dari pembanguan nasional, pembangunan pertahanan dan keamanan merupakan prasyarat bagi berlangsungnya pembangunan nasional bidang lainnya. Terwujudnya penguatan kondisi ketahanan nasional dan keamanan nasional dalam negeri akan berdampak positif pada terselenggaranya pembangunan nasional lainnya secara aman dan lancar. Jika terjadi gangguan terhadap kondisi ketahanan nasional, tentunya juga akan mengganggu pelaksanaan pembangunan nasional lainnya. Untuk mengetahui hasil pengukuran kualitas naskah saran tindak kebijakan ketahanan nasional periode tahun 2016 telah ditetapkan 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tertuang dalam strategi dan tujuan yang pertama. Indikator tersebut diharapkan dapat menjelaskan pencapaian kinerja sasaran strategis Setjen Wantannas dalam melakukan perumusan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia sehingga diharapkan peran Setjen Wantannas dapat mendorong pencapaian tujuan, menjamin kepentingan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. IKU yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2016 dan telah dicapai hasil pengukuran kinerja sebagai berikut: Indikator: Indeks ketahanan nasional adalah gambaran pencapaian kinerja Wantannas berdasarkan analisis hasil pencapaian sasaran program Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

27 ` pengembangan kebijakan ketahanan nasional dihadapkan pada kondisi keamanan nasional telah tercapai sebesar 82% dari target 82% yang telah ditetapkan. Pencapaian sasaran program pengembangan kebijakan ketahanan nasional, diukur dengan indikator sebagai berikut: a. Persentase saran tindak hasil kajian dinamis, siklis dan perkiraan cepat bidang kebijakan ketahanan nasional telah tercapai sebesar 100% dari target 100% yang telah ditetapkan. b. Persentase respon Presiden R.I. terhadap saran tindak Setjen Wantannas yang disampaikan kepada Presiden R.I. telah tercapai sebesar 82% dari target 82% yang telah ditetapkan. Adapun hasil analisa dan evaluasi atas pencapaian masing-masing indikator kinerja tersebut diatas sesuai dengan sasaran strategis dan tujuan pertama sebagai berikut: Capaian kinerja pembinaan ketahanan nasional telah ditetapkan dirumuskan dengan indeks ketahanan nasional dengan agregat capaian 1 sampai dengan 100. Secara substansi Pengertian Ketahanan Nasional adalah pengertian yang berkaitan dengan Ketahanan Nasional sebagai kondisi serta pengertian Ketahanan Nasional sebagai konsepsi. Sebagai kondisi, Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin identitas, integritas, ke berlangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Dalam pengertian di atas, ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Suatu kondisi kehidupan yang dibina secara dini terus-menerus dan sinergis, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa suatu konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Konsepsi tersebut dinamakan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

28 ` Sebagai konsepsi, Ketahanan Nasional adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah, dan jasmaniah. Sementara itu, keamanan adalah kemampuan bangsa dalam melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar dan dari dalam. Ketahanan nasional meliputi segenap bidang kehidupan yang dipetakan menjadi delapan gatra, yaitu: geografi, demografi, dan sumber kekayaan alam sebagai gatra alamiah (natural determinants) serta ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan sebagai gatra sosial (social determinants). Dilihat dari perannya, ketahanan nasional dapat diposisikan sebagai sebuah konsepsi dan kondisi. Sebagai sebuah konsepsi, ketahanan nasional adalah gambaran menyeluruh dan terintegrasi dari komponen-komponen sistem nasional yang digerakkan menuju pencapaian tujuan nasional. Sebagai sebuah kondisi, ketahanan nasional adalah tolok ukur keberhasilan pengelolaan sistem nasional dalam mensinergikan seluruh kekuatan dan kapasitasnya untuk menghadapi tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Capaian kinerja pembinaan ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan berbasis pada aspek Ipoleksosbud Hankam yang masing-masing dijabarkan ke dalam variabel dan indikator. Selanjutnya, pada setiap indikator dirumuskan parameter, instrumen pengukuran serta formula untuk memperoleh indeks ketahanan dari indikator tersebut. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

29 Indeks ketahanan dikategorikan mulai dari rawan (skor 1-20), kurang tangguh (skor 21-40), cukup tangguh (skor 3-60), tangguh (skor 61-80), dan sangat tangguh (skor ). Setiap indikator diberi bobot yang besarannya ditentukan berdasarkan judgement pakar. Total bobot indikator dalam satu variabel berjumlah 100, total bobot variabel dalam satu aspek berjumlah 100, demikian juga total bobot aspek dalam ketahanan nasional berjumlah 100. Jumlah perkalian bobot indikator dengan indeks ketahanan indikator dalam suatu variabel menunjukkan indeks ketahanan variabel tersebut. Demikian seterusnya dengan menggunakan metode yang sama dapat dihitung indeks ketahanan pada setiap aspek dan indeks ketahanan nasional. Hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa selama tahun anggaran 2016 Indeks Ketahanan Nasional dapat dijelaskan sebagaimana tercantum dalam Tabel 6 berikut: TABEL 6 KONDISI KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL ` Indikator Target Realisasi 2016 Capaian Indeks ketahanan nasional % Variabel yang diukur pada gatra ideologi meliputi variable kesetaraan akses, religiusitas dan toleransi. ketakwaan, kesamaan hak dalam konteks kewajiban sosial, solidaritas sosial, kesatuan wilayah, persatuan bangsa (nasionalisme) dan kekeluargaan, dengan ratusan indikatornya yang memiliki keterkaitan erat dengan aspek lain selain aspek ideologi, seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Selain aspek ideologi yang menunjukkan indeks tangguh, berbagai variable pada aspek sosial budaya juga menunjukkan indeks tangguh. Beberapa variable dalam aspek sosial budaya yang mengkaitkan dengan praktik kerukunan sosial, ketertiban sosial, perilaku sosial, nilai tradisional dan universal dan kekeluargaan. Pada aspek pertahanan keamanan variabel yang mengkaitkan dengan kondisi terjaminnya keamanan dan ketertiban, kondisi tertib dan tegaknya hukum, kondisi terselenggaranya perlindungan pelayanan, dan pengayoman masyarakat, kondisi terjaminnya keamanan dan ketertiban, sistem pertahanan semesta, bela negara dan Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

30 resolusi konflik regional. Hampir sebagian besar dari variabel-variabel aspek yang dipaparkan diatas menunjukan kondisi ketahanan yang tangguh (skor 80) dan merupakan variabel yang memiliki keterkaitan erat dengan output program pengembangan kebijakan ketahanan nasional. Korelasinya, semakin tercapainya target kinerja Setjen Wantannas, semakin tangguh indeks yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin tidak tercapainya target kinerja maka semakin kurang tangguh yang dihasilkan. a. Persentase saran tindak hasil kajian dinamis, siklis dan perkiraan cepat bidang kebijakan ketahanan nasional Capaian kinerja atas saran tindak hasil kajian dinamis, siklis dan perkiraan cepat (kirpat) bidang kebijakan ketahanan nasional sebagai salah satu indikator kinerja tersedianya saran tindak kebijakan ketahanan nasional fokus pada bidang defence, security, crisis prevention and resolution secara komprehensif sebagai masukan Ketua Wantannas (Presiden R.I.) selama tahun 2016 Setjen Wantannas dapat dijelaskan sebagaimana tercantum dalam Tabel 7 berikut : TABEL 7. SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Indikator Target Realisasi 2016 Capaian Realisasi Kajian Siklis % 100% 100% Kajian Dinamis % 115% 142% Kajian Kirpat % 100% 100% Kajian Semiloka % 100% 100% Kajian Luar Negeri % 100% 100% Jumlah % 103% 110% ` Jumlah Kajian Siklis dari target 3 naskah yang terdiri dari Apresiasi Strategi Nasional 2016 (Apstranas), Perkiraan Strategi Nasional 2016 (Kirstranas), dan Rencana Kontijensi Nasional 2016 (Renkonnas), dapat direalisasikan sebanyak 3 naskah (100%), sehingga dapat direalisasikan keseluruhan target. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

31 ` Jumlah Kajian Dinamis dari target 40 naskah yang terdiri dari kajian di bidang pertahanan (security), keamanan (defence), penanggulangan dan pencegahan krisis (crisis prevention and resolution) dapat dihasilkan sebanyak 34 naskah (100%), sehingga target yang telah ditetapkan dapat dicapai seluruhnya. Jumlah Kajian Perkiraan Cepat (Kirpat) yaitu suatu kajian yang bersifat segera/krusial mendesak dari target yang ditetapkan sebanyak 100 naskah dapat direalisasikan sebanyak 72 naskah (100%). Jumlah Kajian Seminar/Lokakarya (Semiloka) yaitu suatu kajian terkait permasalahan khusus yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyelesaian masalah nasional dari target yang ditetapkan sebanyak 4 naskah dapat direalisasikan sebanyak 4 naskah (100%), sehingga target yang telah ditetapkan dapat dicapai seluruhnya. Jumlah Kajian Luar Negeri (Kajilu) yaitu suatu kajian terkait permasalahan khusus yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyelesaian masalah Internasional dari target yang ditetapkan sebanyak 6 naskah dapat direalisasikan sebanyak 6 naskah (100%), sehingga target yang telah ditetapkan dapat dicapai seluruhnya. Dengan demikian persentase saran tindak hasil kajian dinamis, siklis, kirpat, semiloka, kajida dan kajilu bidang kebijakan ketahanan nasional yang ditargetkan 100% seluruhnya dapat diwujudkan ketercapaiannya. Realisasi saran tindak hasil kajian Setjen Wantannas selama 5 (lima) tahun dari 2012 sampai 2016 menunjukan konsistensi perbaikan capaian realisasi dari 100% pada tahun 2012 dan tetap dapat dipertahankan konsistensi kenaikannya di tahun-tahun berikutnya. Persentase yang semula masih di bawah 100% adalah indikator kajian Perkiraan Cepat dalam upaya menyusun alternatif solusi dan rekomendasi permasalahan yang krusial mendesak. Sedangkan kajian yang lain dapat dicapai sesuai target atau bahkan melebihi 100%. Secara faktual data tersaji sebagai berikut: Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

32 ` TABEL 8. REALISASI SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Indikator Realisasi Kajian Siklis 100% 100% 100% 100% 100% Kajian Dinamis 142% 115% 100% 115% 85% Kajian Kirpat 100% 100% 100% 100% 72% Kajian Semiloka 100% 100% 100% 100% 100% Kajian Luar Negeri 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah 110% 103% 100% 103% 78% GAMBAR 3. GRAFIK REALISASI SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN ,00% 100,00% 110,00% 103,00% 100,00% 103,00% 80,00% 78,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% b. Persentase respon Presiden terhadap saran tindak Setjen Wantannas yang disampaikan kepada Presiden R.I. Respon Presiden R.I. adalah disposisi dari Presiden R.I. selaku Ketua Wantannas atas saran tindak dari Setjen Wantannas untuk ditindaklanjuti oleh Kementerian/Lembaga terkait. Persentase capaian Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

33 ` kinerja atas respon Presiden terhadap saran tindak Setjen Wantannas yang disampaikan kepada Presiden sebagai salah satu indikator kinerja tersedianya saran tindak kebijakan ketahanan nasional fokus pada bidang defence, security, crisis prevention and resolution secara komprehensif sebagai masukan Ketua Wantannas (Presiden) tahun anggaran 2016 dapat dijelaskan sebagaimana tercantum dalam Tabel 9 berikut: TABEL 9. RESPON PRESIDEN ATAS SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Indikator Target Realisasi 2016 Capaian Capaian Kajian Siklis 80% 100% 125% 67% 93% Kajian Dinamis 80% 85% 106% 85% 100% Kajian Kirpat 80% 72% 90% 86% 106% Kajian Semiloka 80% 100% 125% 100% 125% Kajian Luar Negeri 80% 100% 125% 100% 125% Keseluruhan 80% 78% 98% 85% 106% Persentase Kajian Siklis yaitu kajian yang diselenggarakan secara berlanjut sesuai periode waktu tertentu dan berjangka dari target mendapatkan respon Presiden sebesar 82% mendapat respon sebanyak 67%, sehingga kriteria keberhasilan dalam perumusan kebijakan khususnya pada kajian siklis pencapaiannya melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 84%. Persentase Kajian Dinamis dari target mendapatkan respon Presiden sebesar 82% yang terdiri dari kajian di bidang pertahanan (security), keamanan (defence), penanggulangan dan pencegahan krisis (crisis prevention and resolution) mendapat respon sebanyak 85%, sehingga kriteria keberhasilan dalam perumusan kebijakan khususnya pada kajian dinamis pecapaiannya melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 106%. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

34 ` Persentase Kajian Perkiraan Cepat (Kirpat) yaitu suatu kajian yang bersifat segera/krusial mendesak dari target mendapatkan respon Presiden yang ditetapkan sebanyak 82% diperoleh fakta bahwa mendapat respon sebanyak 86%, sehingga kriteria keberhasilan dalam perumusan kebijakan khususnya pada kajian kirpat pencapaiannya sesuai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 108%. Persentase Seminar/Lokakarya (Semiloka) yaitu suatu kajian terkait permasalahan khusus yang dilakukan kajiannya bersama berbagai Perguruan Tinggi di daerah dari target mendapatkan respon Presiden sebesar 82% mendapat respon sebanyak 100%, sehingga kriteria keberhasilan dalam perumusan kebijakan khususnya pada kajian semiloka pencapaiannya melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 125%..Dengan demikian persentase keseluruhan saran tindak hasil kajian dinamis, siklis, kirpat, dan semiloka bidang kebijakan ketahanan nasional yang ditargetkan 82% mendapat respon sebanyak 85%. Dapat dikatakan bahwa kriteria keberhasilan dalam perumusan kebijakan ketahanan nasional tahun 2016 dapat dicapai sesuai target yang telah ditetapkan. Dari hasil produk kajian yang berupa saran tindak dan saran kebijakan sebanyak 131 masukan kepada Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional ternyata dari hasil monitor, saran tindak yang direspon oleh Presiden sebanyak 111 masukan (85%). Hal ini karena saran tindak dan saran kebijakan yang disampaikan Setjen Wantannas kepada Presiden sebagian didisposisikan ke K/L terkait untuk ditindaklanjuti, dan sebagian lainnya dipergunakan sebagai bahan pertimbangan Presiden dalam mengambil keputusan kenegaraan. Selisih persentase tersebut sebagai akibat tidak semua saran tindak merupakan konsumsi para K/L, melainkan juga internal masukan bagi Presiden R.I. Realisasi respon Presiden atas saran tindak hasil kajian Setjen Wantannas dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dari 2012 sampai 2016 menunjukkan perbaikan realisasi yang signifikan dari 70% di awal pada tahun 2012 dan tercapai hingga 85% pada tahun Secara faktual data tersaji sebagai berikut: Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

35 ` TABEL 10. RESPON PRESIDEN ATAS SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Indikator Realisasi Kajian Siklis 67% 100% 75% 67% 67% Kajian Dinamis 70% 77% 80% 85% 85% Kajian Kirpat 64% 78% 85% 86% 86% Kajian Semiloka 100% 100% 100% 100% 100% Kajian Luar Negeri 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah 75% 88% 85% 85% 85% GAMBAR 4. GRAFIK RESPON PRESIDEN ATAS SARAN TINDAK HASIL KAJIAN TAHUN ,00% 88,00% 85,00% 85,00% 85,00% 85,00% 80,00% 75,00% 75,00% 70,00% 65,00% Tujuan 2: Terwujudnya kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien. Tujuan kedua, menjelaskan kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien. Kapasitas kelembagaan dapat dinilai dari sumber daya yang ada sebagai penggerak organisasi, meliputi 5M (men, money, materials, methods, and machines). Sumber daya dalam hal ini terutama terkait dengan sumber daya manusia dan sarana prasarana penunjang Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

36 kinerja. Dengan keterbatasan ketersediaan sumber daya baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya, maka Setjen Wantannas harus mampu mengelola sumber daya tersebut seoptimal mungkin agar dapat mendukung terwujudnya sasaran program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh elemen organisasi. Capaian kinerja terwujudnya kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien berbasis analisis pencapaian indikator kinerja program dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis lainnya Wantannas. Selanjutnya, dirumuskan formula untuk memperoleh indeks kesehatan organisasi dari indikator tersebut. Setiap indikator diberi bobot yang besarannya ditentukan berdasarkan judgement pakar. Total bobot indikator dalam satu variabel berjumlah 100, total bobot variabel dalam satu aspek berjumlah 100, demikian juga total bobot aspek dalam ketahanan nasional berjumlah 100. Jumlah perkalian bobot indikator dengan indeks ketahanan indikator dalam suatu variabel menunjukkan indeks kesehatan organisasi variabel tersebut. Demikian seterusnya dengan menggunakan metode yang sama dapat dihitung indeks kesehatan organisasi pada setiap aspek. Hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa selama periode tahun 2016 Indeks Ketahanan Nasional dapat dijelaskan sebagaimana tercantum dalam Tabel 9 berikut: TABEL 11. INDEKS KESEHATAN ORGANISASI TRIWULAN III TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL ` Indikator Indeks kesehatan organisasi Target Realisasi 2016 Capaian % Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja tahun 2016 dan telah dicapai hasil pengukuran kinerja bahwa Indeks kesehatan organisasi menggambarkan kinerja Wantannas berdasarkan analisis hasil pencapaian sasaran program dukungan manajemen dan pelaksana tugas teknis lainnya Wantannas yang telah tercapai sebesar 82% dari target 82% yang telah ditetapkan. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

37 ` Setjen Wantannas sebagai suatu Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang dibentuk pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu tidak hanya bersifat techno structure atau teknis semata, namun juga melaksanakan fungsi pengaturan (regulating), pelaksana (executing), dan pemberdayaan (empowering) masih memerlukan penguatan kelembagaan/organisasi. Kelembagaan tersebut meliputi struktur yang kaya dengan fungsi, proses bisnis yang tertata dan efektif, serta budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi. Pelaksanaan pengembangan kapasitas seluruh sumber daya dan instrumen kelembagaan Setjen Wantannas merupakan tujuan tambahan untuk dapat memberikan gambaran keberhasilan atas pelaksanaan tugastugas pendukung Setjen Wantannas tahun 2016 dengan sasaran strategis adalah terwujudnya peningkatan kinerja manajemen internal dalam rangka pelaksanaan tugas Setjen Wantannas. Untuk mengetahui hasil pengukuran terwujudnya peningkatan kinerja manajemen internal dalam rangka pelaksanaan tugas Setjen Wantannas tahun 2016 telah ditetapkan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama sebagaimana sasaran strategis dan tujuan pertama. Kelima indikator tersebut diharapkan dapat menjelaskan pencapaian kinerja sasaran strategis Setjen Wantannas dalam melakukan pengembangan kapasitas seluruh sumber daya dan instrumen kelembagaan Setjen Wantannas sehingga diharapkan mendukung pencapaian tupoksi Setjen Wantannas. Sebagaimana Tabel 11, hasil pengukuran kinerja atas pencapaian sasaran dan tujuan kedua Setjen Wantannas telah merealisasikan hasil capaian berdasarkan target rencana dalam penetapan kinerja tahun Adapun penjelasan hasil capaian pengukuran kinerja dari sasaran dan tujuan kedua untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut: a. Indikator pertama adalah opini BPK terhadap Laporan Keuangan Setjen Wantannas. Sebagai gambaran untuk Opini BPK atas laporan keuangan Setjen Wantannas yang diterima pada tahun 2016 adalah telah tercapai predikat WTP untuk laporan keuangan tahun 2016 dari target WTP yang telah ditetapkan. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

38 ` Salah satu ukuran keberhasilan indikator lainnya dalam pencapaian peningkatan kapasitas seluruh sumber daya dan instrumen kelembagaan Setjen Wantannas adalah adanya opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas Laporan Keuangan Setjen Wantannas tahun 2016 berdasarkan hasil pemeriksaan BPK pada tahun 2016 merupakan capaian kinerja tahun Prestasi ini menjadikan Setjen Wantannas sebagai Lembaga yang meraih opini WTP selama 9 (sembilan) tahun berturut-turut (Laporan Keuangan tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat dua hal penting atas dampak hasil opini tersebut, yaitu: pertama, opini WTP dapat menggambarkan akuntabilitas institusi baik dalam pengelolaan keuangan maupun kinerja, sehingga akuntabilitas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas dapat terjaga. Kedua, opini WTP merupakan wujud tercapainya salah satu kontrak kinerja yang sudah ditandatangani Sesjen Wantannas. Prestasi opini tertinggi ini dicapai melalui kerja keras dan upaya perbaikan serta koordinasi dan kerjasama seluruh unit kerja di Setjen Wantannas, khususnya unit kerja Biro Keuangan sebagai Koordinator penyusunan laporan Keuangan Setjen Wantannas. Untuk mengukur pencapaian opini BPK atas Laporan Keuangan adalah melalui pemeriksaan oleh Auditor eksternal, yaitu oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) secara rutin setiap tahun dengan mengunakan Metode Penilaian yang ditetapkan BPK sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengukuran dalam Metode BPK tersebut mengunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan audit keuangan dan audit kinerja. Dari hasil penilaian BPK tersebut telah dihasilkan penilaian WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) terhadap laporan keuangan Setjen Wantannas Tahun Di samping itu, untuk menjaga kualitas (quality assurance) penyusunan laporan keuangan juga dilakukan review secara berkala (Semester dan Tahunan) oleh Tim Pengawas Internal atas penyiapan laporan Keuangan Setjen Wantannas serta pendampingan selama proses audit dalam mendorong rencana aksi penyelesaian rekomendasi pemeriksaan (salah satunya penyelesaian temuan terkait pencatatan aset) Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

39 ` sebagai pelaksanaan kegiatan Koordinasi Strategis Rencana Aksi mempertahankan Opini Laporan Keuangan. Tidak ada yang dapat menjamin bahwa opini WTP dari BPK dapat terus dicapai dan dipertahankan, tanpa adanya upaya yang sungguhsungguh dan nyata untuk terus melakukan perbaikan proses manajemen dan peningkatan mutu laporan keuangan serta menindaklanjuti temuan BPK atas kelemahan-kelemahan yang ada. Pada tahun-tahun tercapainya opini WTP atas laporan keuangan Setjen Wantannas, telah dilaksanakan berbagai aktivitas untuk mendukung upaya mempertahankan opini WTP yang secara terus-menerus dan berlanjut dilakukan sampai dengan saat ini. Tahap-tahap aktivitas tersebut adalah sebagai berikut: (1) Identifikasi titik kritis/permasalahan yang akan menghambat pencapaian opini laporan keuangan WTP ; (2) Penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK; (3) Monitoring dan evaluasi atas perbaikan; (4) Pelaksanaan Quality Assurance dan (5) Pendampingan atas pemeriksaan BPK. b. Indikator kedua adalah nilai hasil evaluasi KemenPAN&RB terhadap pelaksanaan kinerja Setjen Wantannas atas perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan capaian kinerja. Nilai hasil evaluasi KemenPAN&RB terhadap pelaksanaan kinerja Setjen Wantannas yang diterima tahun 2016 adalah CC untuk pelaksanaan kinerja Setjen Wantannas tahun 2015 dari target CC yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kinerja Setjen Wantannas pada tahun 2016 telah mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dari menguatnya pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja, yang ditandai dengan dilaksanakannya berbagai tahapan perencanaan strategis. Tahapan tersebut dimulai dari penetapan Rencana Kinerja Tahunan, baik tingkat lembaga maupun unit kerja di lingkungan Setjen Wantannas, yang selanjutnya dibuat pernyataan kinerja oleh masing-masing pimpinan. Sebagaimana dalam Sistem AKIP, tahapan selanjutnya adalah pelaporan atas pengukuran kinerja oleh masing-masing pimpinan unit kerja telah dilaksanakan dengan baik, sehingga dalam penyusunan LKj (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) pada tingkat lembaga ini dapat dilaksanakan dengan baik dan obyektif. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

40 ` Penilaian dari KemenPAN&RB merupakan salah satu indikator penilaian dari apa yang telah dicapai oleh Setjen Wantannas dalam melaksanakan kinerja selama tahun Penilaian ini dimulai dari aspek Perencanaan Kinerja yang telah ditetapkan oleh Setjen Wantannas terhadap apa yang akan dilakukan selama tahun berjalan (2016) dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya. Di sisi lain, Renstra Setjen Wantannas di dalamnya memuat indikator kinerja tujuan sebagai alat ukur keberhasilan organisasi, sebagai acuan rencana aksi pada tahun berjalan dituangkan dalam bentuk Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja. Pengukuran Kinerja yang yang dilaksanakan tidak hanya sebatas pada pencapaian target, namun juga mempertimbangan konsistensi indikator kinerja utama yang telah ditetapkan, Renstra , Renja 2016, RKT 2016, dan Penetapan Kinerja Implementasi dan pengembangan akuntabilitas kinerja di lingkungan Setjen Wantannas dilakukan dalam rangka mendorong terwujudnya pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Sebagai gambaran, pada tahun 2016 Setjen Wantannas telah menargetkan untuk memperoleh nilai CC. Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2016 Setjen Wantannas mendapatkan predikat CC sesuai dengan target yang dikehendaki. Untuk itu momentum dari keberhasilan dalam pencapaian target pada tahun 2016 tersebut dapat menjadi pemicu semangat untuk memenuhi target yang akan datang, yakni peringkat capaian menjadi B. c. Indikator ketiga adalah persentase pejabat yang telah melaporkan LHKPN telah tercapai sebesar 100% dari target 100% yang telah ditetapkan, yakni seluruh pejabat di lingkungan Setjen Wantannas telah menyerahkan LHKPN ke KPK. Pelaporan Harta Kekayaan Pejabat Negara merupakan indikator yang ditetapkan sebagai salah satu pemicu keberhasilan kinerja Setjen Wantannas, karena dengan adanya pelaporan tersebut secara tidak langsung akan memperkuat sistem dan peningkatan kinerja untuk mempermudah pengawasan dalam hal KKN. Di samping itu, juga dalam rangka memenuhi permintaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

41 ` (LHKPN) bagi para pejabat yang memangku jabatan strategis dan potensial/rawan KKN di lingkungan Setjen Wantannas. Setjen Wantannas telah melaksanakan kewajiban menyerahkan LHKPN oleh seluruh pejabat Eselon I, Eselon II dan pejabat pengelola keuangan, sehingga dari target yang direncanakan 100% telah tercapai secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan komitmen pimpinan di lingkungan Setjen Wantannas khususnya dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi. Namun demikian dalam rangka menjaga dan menguatkan komitmen akan budaya anti korupsi, Setjen Wantannas secara konsisten melaksanakan program percepatan pencegahan pemberantasan korupsi pada tahun-tahun berikutnya yang meliputi kegiatan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK), Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK), dan Zona Integritas. d. Indikator keempat adalah persentase dokumen program dan anggaran yang diselesaikan tepat waktu telah tercapai sebesar 100% dari target 100% yang telah ditetapkan, dengan seluruh dokumen dapat diselesaikan tuntas. Dokumen program dan anggaran yang dihasilkan pada tahun 2016 meliputi dokumen Rencana Kinerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Pengukuran Kinerja, laporan monitoring dan evaluasi anggaran secara berkala, laporan keuangan secara berkala, laporan akuntabilitas kinerja, dan dokumen program dan anggaran lainnya yang dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Sehingga dapat disimpulkan telah tercapai target yang direncanakan yaitu 100%. e. Indikator kelima adalah persentase unit kerja yang telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan telah tercapai sebesar 100% dari target 100% yang telah ditetapkan, tanpa adanya kegiatan yang tertunda. Pada tahun 2016 seluruh unit kerja telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan 2016 dan Penetapan Kinerja Tahun 2016 sebagaimana laporan capaian kinerja kegiatan dengan pengukuran kinerja kegiatan yang tertuang dalam lampiran LKj ini pada seluruh unit kerja. Hal ini mencerminkan bahwa efektivitas kinerja Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

42 ` pengawasan dan monitoring anggaran telah berjalan dengan baik, seiring dengan penguatan akuntabilitas kinerja menggunakan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP), meskipun masih ada beberapa kendala yang dihadapi. Kendala tersebut terkait dengan perencanaan stratejik Setjen Wantannas yang masih memerlukan berbagai perbaikan, di antaranya: dokumen PK (Penetapan Kinerja) yang belum terstruktur, kualitas rumusan indikator kinerja belum memenuhi kriteria yang baik, pengukuran kinerja yang belum sepenuhnya digunakan dalam pengendalian dan pemantauan kinerja, serta hasil evaluasi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk perbaikan perencanaan kinerja. Untuk itu, Setjen Wantannas tetap berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dan pelaporan, monitoring serta evaluasi anggaran secara berkala agar dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, utamanya dalam rangka optimalisasi pencapaian tujuan organisasi. Berbagai upaya tersebut adalah sebagai berikut: 1) Mengimplementasikan rencana aksi pencapaian kinerja sebagai alat monitoring pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja; 2) Menyempurnakan kualitas rumusan indikator kinerja, terutama di tingkat unit kerja agar dapat memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik sesuai ketentuan terbaru dalam penyusunannya; 3) Memanfaatkan hasil pengukuran kinerja untuk pengendalian dan pemantauan anggaran secara berkala; 4) Menyempurnakan sistem monitoring dan evaluasi anggaran dalam rangka analisis pencapaian sasaran strategis dan pembandingan data kinerja kegiatan; dan 5) Memanfaatkan informasi kinerja kegiatan dan hasil evaluasi internal untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dan kinerja Setjen Wantannas secara keseluruhan; serta 6) Meningkatkan kapasitas SDM pelaksanaan kegiatan melalui pendidikan manajemen kinerja di seluruh jajaran Setjen Wantannas. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

43 ` C. Akuntabilitas Keuangan Dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas, pada tahun 2016 Setjen Wantannas mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,-. (Seratus lima puluh delapan milyar tiga ratus enam puluh lima juta tujuh ratus empat puluh dua ribu rupiah) Realisasi anggaran keseluruhan pada 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp ,- (Seratus empat puluh satu milyar delapan ratus tiga puluh tiga juta seratus enam puluh delapan ribu enam puluh sembilan rupiah) atau 89,56% dengan rincian: - Belanja pegawai Rp ,- (94,64%) - Belanja barang/jasa Rp ,- (81,60%) - Belanja modal Rp ,- (91,17%) Rincian realisasi penyerapan anggaran tahun 2016 per 31 Desember 2016 yang dilaksanakan pada masing-masing program sebagaimana dijelaskan pada Tabel 12 dan Tabel 13 adalah sebagai berikut: TABEL 12. REALISASI ANGGARAN PER PROGRAM TAHUN 2016 PROGRAM PAGU REALISASI % Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas Rp ,- Rp ,- 92,00 Rp ,- Rp ,- 85,26 TOTAL Rp ,- Rp ,- 93,91 TABEL 13. KINERJA PROGRAM SETJEN WANTANNAS TAHUN 2016 NO PROGRAM 1 Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional ANGGARAN OUTPUT KEGIATAN PAGU REALISASI Rp ,- Rp ,- Tersedianya bahan pengambilan keputusan untuk menetapkan kebijakan pembinaan ketahanan nasional yang diarahkan kepada bidang pertahanan (defence), keamanan (security), serta pencegahan dan Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

44 ` NO PROGRAM 2 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya ANGGARAN OUTPUT KEGIATAN PAGU REALISASI penanggulangan krisis (crisis prevention and resolution), terdiri dari: 1. Terlaksananya penyelenggaraan perumusan kebijakan Sistem Nasional. 2. Terlaksananya penyelenggaraan Pengembangan Sistem Informasi Wantannas 3. Terlaksananya penyelenggaraan perumusan kebijakan Politik dan Strategi 4. Terlaksananya penyelenggaraan perumusan kebijakan Penginderaan dan Perkiraan Ancaman 5. Terlaksananya penyelenggaraan perumusan kebijakan Evaluasi Implementasi dan Risiko Pembangunan. 6. Terlaksananya penyelenggaraan perumusan kebijakan Perumusan Pertimbangan dan Saran Kebijakan Rp ,- Rp ,- Meningkatnya kelancaran pengelolaan dan kecukupan dukungan operasional pelaksanaan tugas Wantannas, yang terdiri melalui: 1. Meningkatnya kualitas penyusunan perenca-naan dan pengelolaan administrasi keuangan Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

45 ` NO PROGRAM PAGU ANGGARAN REALISASI OUTPUT KEGIATAN 2. Meningkatnya kualitas pelayanan persidangan dan humas 3. Meningkatnya pelayanan pengelolaan rumga, administrasi umum dan administrasi kepegawaian 1. Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Sasaran Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional adalah tersedianya bahan pengambilan keputusan untuk menetapkan kebijakan pembinaan ketahanan nasional yang diarahkan kepada bidang pertahanan (defence), keamanan (security), serta pencegahan dan penanggulangan krisis (crisis prevention and resolution). Untuk mendukung pencapaian sasaran program tersebut, pada tahun anggaran 2016 program ini mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- (Seratus satu milyar sembilan puluh enam juta delapan ratus empat puluh lima ribu rupiah) dengan realisasi penyerapan anggaran per 31 Desember 2016 mencapai Rp ,- (sembilan puluh tiga milyar empat juta delapan ratus empat puluh dua ribu tiga ratus enam puluh lima rupiah) (92,00 %) Anggaran Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional ini dikelola oleh 1 (satu) Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan 1 (satu) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan di lingkungan kedeputian antara lain: a. Terlaksananya pengamatan, evaluasi, analisis, dan perumusan sistem nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional. b. Terlaksananya pengamatan, evaluasi, analisis, dan perumusan peluang, kendala, serta kecenderungan lingkungan strategis dalam rangka pembinaan ketahanan nasional. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

46 ` c. Terlaksananya pengamatan, evaluasi, analisis, dan perumusan politik, strategi dan rencana kontinjensi dalam rangka menghadapi krisis nasional. d. Terlaksananya pengamatan, evaluasi, analisis dinamika atas pengembangan segenap aspek kehidupan dan pelaksanaan pembangunan serta pemecahan masalah penyimpangan pembangunan nasional. Dengan realisasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan dalam Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional ini, pencapaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) Setjen Wantannas tahun 2016 telah sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan, yakni terlaksananya setiap kegiatan yang dirancang. 2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas adalah untuk meningkatkan kinerja manajemen internal dalam rangka pelaksanaan tugas Setjen Wantannas, yang pada tahun 2016 program ini mendapat alokasi anggaran sebesar Rp ,- (Lima puluh tujuh milyar dua ratus enam puluh delapan juta delapan ratus sembilan puluh tujuh ribu rupiah) dengan realisasi penyerapan anggaran per 31 Desember 2016 mencapai Rp ,- (Empat puluh delapan milyar delapan ratus dua puluh delapan juta tiga ratus dua puluh lima ribu tujuh ratus empat rupiah) (85,26%). Anggaran Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas ini dikelola oleh 1 (satu) Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan 1 (satu) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan antara lain: a. Penyusunan perencanaan dan pengelolaan administrasi keuangan b. Pelayanan persidangan dan humas c. Pelayanan pengelolaan Internal perkantoran dan kepegawaian Dengan realisasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas ini, pencapaian target indikator kinerja utama Setjen Wantannas tahun 2016 Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

47 telah sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan, yakni hampir seluruh kegiatan yang direncanakan. Penjelasan per pos Mata Anggaran dari realisasi anggaran sebagaimana dijelaskan pada Tabel 14 adalah sebagai berikut: TABEL 14. REALISASI ANGGARAN PER 31 DESEMBER 2016 Realisasi No Uraian Anggaran Anggaran % 1 Realisasi Pendapatan Negara Penerimaan Pajak PNBP Penerimaan Hibah Realisasi Belanja Negara Rp ,- Rp ,- 89,56 A. Rupiah Murni Belanja Pegawai Rp ,- Rp ,- 94,64 Belanja Barang Rp ,- Rp ,- 81,60 Belanja Modal Rp ,- Rp ,- 91,17 B. Pinjaman dan Hibah Belanja Barang ` 1. Realisasi Belanja Negara Realisasi belanja negara Setjen Wantannas per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp ,- (Seratus empat puluh satu milyar delapan ratus tiga puluh tiga juta seratus enam puluh delapan ribu enam puluh sembilan rupiah) 89,56% Realisasi belanja Setjen Wantannas. Belanja Pegawai Pagu Anggaran Belanja Pegawai Setjen Wantannas tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,- (Dua puluh satu milyar sembilan ratus dua puluh empat juta sembilan ratus tiga ribu rupiah) dengan nilai realisasi belanja pegawai sebesar Rp ,- (Dua puluh milyar tujuh ratus empat puluh delapan juta sembilan ratus enam puluh lima ribu tiga ratus enam puluh dua rupiah) atau sebesar 94,64%. Belanja Barang Pagu Anggaran Belanja Barang Setjen Wantannas tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,- (tiga puluh empat milyar lima Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

48 ` ratus empat puluh tujuh juta enam puluh dua ribu rupiah) dengan nilai realisasi belanja barang sebesar Rp ,- (Dua puluh delapan milyar seratus sembilan puluh juta tiga ratus tiga puluh dua ribu tujuh ratus tujuh rupiah) atau sebesar 81,60%. Belanja Modal Pagu Anggaran Belanja Modal Setjen Wantannas tahun anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,- (Seratus satu milyar delapan ratus sembilan puluh tiga juta tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah) dengan nilai realisasi belanja modal sebesar Rp ,- (Sembilan puluh dua milyar delapan ratus sembilan puluh tiga juta delapan ratus tujuh puluh ribu rupiah) atau sebesar 91,17%. Dengan demikian, realisasi secara keseluruhan anggaran pada Tahun 2016 tercapai sebesar 89,56%. Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

49 BAB IV P E N U T U P Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Ketahanan Nasional merupakan salah satu upaya yang dilakukan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) dalam mendorong terwujudnya penguatan akuntabilitas dan peningkatan kinerja seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun Hasilnya dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja Setjen Wantannas yang merupakan wujud pertanggungjawaban kepada Presiden RI dan masyarakat (publik). Sejalan dengan sasaran dan tujuan organisasi Setjen Wantannas yang telah ditetapkan, dan berdasarkan penetapan kinerja tahun 2016 telah terealisasi pencapaiannya dengan lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan seluruh realisasi yang dicapai dari target yang telah ditetapkan. Pencapaian target kinerja tahun 2016 menjadi bahan untuk terus meningkatkan kualitas pencapaian kinerja untuk tahuntahun yang akan datang. Sebagai upaya peningkatan kinerja Setjen Wantannas dalam rangka menjadi lembaga yang sangat strategis adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan peran Setjen Wantannas dalam memberikan saran tindak kepada Presiden R.I. selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional dalam merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia, dengan mempertimbangkan dinamika perubahan lingkungan strategis nasional, regional dan global dalam penyusunan perencanaan strategis termasuk penentuan sasaran atau target-target yang lebih khas, terukur, realistis, dapat dicapai sesuai jadwal yang ditetapkan SMART (specific, measurable, achievable, realistic and timebound) 2) Terus melanjutkan program Reformasi Birokrasi dengan fokus dan konsisten pada pengembangan organisasi dan peningkatan kompetensi SDM Setjen Wantannas agar dapat cepat tanggap dalam memprediksi atau mendeteksi dini (early warning system) terhadap perubahan lingkungan strategis nasional, regional maupun global sehingga dapat segera mengambil langkah-langkah Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

50 ` antisipatif dalam memecahkan persoalan ketahanan nasional Republik Indonesia. Demikian Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun 2016, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi atas pencapaian kinerja Setjen Wantannas sebagai lembaga pemerintah yang bertanggungjawab dalam merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Republik Indonesia. Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nugroho Widyotomo Letnan Jenderal TNI Laporan Kinerja Setjen Wantannas Tahun

51 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL NOMOR : Kep-100/Sesjen/X/2015 TENTANG RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016 SEKRETARIS JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional untuk tahun anggaran 2016, perlu landasan dan pedoman agar dapat mencapai sasaran secara efektif dan efisien yang dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 5. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2015; 6. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TENTANG RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN KESATU

52 - 2- KESATU : Mengesahkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. KEDUA : Hal-hal yang belum tertuang dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2016 ini akan diputuskan lebih lanjut. KETIGA : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan pembetulan seperlunya. KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 26 Oktober 2015 SEKRETARIS JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL W A R I S LETNAN JENDERAL TNI

53 LAMPIRAN KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL NOMOR : Kep-100/Sesjen/X/2015 TENTANG RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016

54 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan Akuntabilitas Kinerja Instansi sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi, di mana salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Sebagaimana Rencana Strategis Dewan Ketahanan Nasional yang mengacu pada Perpres Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN disebutkan bahwa target Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional sebagai salah satu instansi dalam lingkup Pembangunan Bidang Pertahanan Keamanan dengan fokus prioritas: sistem keamanan yang integratif, prioritas bidang: terbangunnya sistem keamanan yang integratif, dengan indikator impact: (1) melakukan pendekatan keamanan yang komprehensif yang diukur dengan indeks ketahanan nasional; (2) meningkatkan koordinasi antar institusi pertahanan dan keamanan dengan institusi lainnya; dan (3) meningkatkan kesadaran, sikap, dan perilaku bela negara di masyarakat. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2016 merupakan penjabaran dari Renstra Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional , dan mengacu juga pada Perpres Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun Sehingga RKT Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2015 memuat sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional tahun Pada tahun 2016, sasaran yang menjadi kewenangan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional adalah: terbangunnya sistem keamanan yang integratif dalam rangka meningkatkan kualitas rekomendasi kebijakan nasional yang terintegrasi, tepat sasaran, dan tepat waktu; Tersedianya rekomendasi kebijakan yang berkualitas akan berdampak pada presisi keputusan pimpinan negara dalam menyikapi dinamika sosial, politik, ekonomi, hukum, pertahanan dan keamanan. Dengan disusunnya RKT Tahun 2016 diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Penetapan Kinerja Tahun 2016 dan sebagai dasar pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional guna mencapai tujuan dan sasaran pembangunan bidang pertahanan keamanan. Jakarta, Oktober 2016 Sekretaris Jenderal ii

55 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 1 C. Dasar Hukum... 2 BAB II ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SETJEN WANTANNAS A. Visi dan Misi Setjen Wantannas B. Tujuan dan Target Setjen Wantannas C. Arah Kebijakan dan Strategi Setjen Wantannas... 4 D. Sasaran Pembangunan Setjen Wantannas E. Kebijakan Pembangunan Setjen Wantannas BAB III PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN A. Program Pembangunan Tahun B. Rancangan Program dan Kegiatan Setjen Wantannas C. Rencana Kerja dan Anggaran Setjen Wantannas BAB IV PENUTUP FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN Formulir RKT Kedeputian Sistem Nasional Formulir RKT Kedeputian Politik dan Strategi Formulir RKT Kedeputian Jiandra Formulir RKT Kedeputian Pengembangan Formulir RKT Staf Ahli Formulir RKT Biro Keuangan Formulir RKT Biro Umum Formulir RKT Biro Persidangan dan Humas ii

56 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rencana pembangunan nasional tahap pertama pemerintah Kabinet Kerja memasuki tahun pertama pelaksanaan. Pemerintah secara konsisten terus melaksanakan strategi dan kebijakan pembangunan yang telah direncanakan sesuai dengan visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Dokumen RPJMN merupakan penjabaran dari visi dan misi Presiden terpilih yang memuat Strategi Pembangunan Nasional, Kebijakan Umum, Prioritas Nasional dan Program serta kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga. Dokumen ini menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam menyusun rencana kerjanya. Kedudukan Setjen Wantannas sebagai lembaga pemerintah berbeda dengan Kementerian/LPNK, dalam arti Setjen Wantannas melakukan pelayanan staf pada Ketua Wantannas bukan merupakan lembaga yang bersifat pelayanan publik. Setjen Wantannas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya lebih terfokus kepada pelaksanaan pemberian saran tindak kepada Presiden RI terkait telaahan berbagai masalah nasional krusial mendesak yang bersifat strategis pada aspek Defence, security, crisis prevention and resolution yang diwujudkan dalam bentuk day to day report, incidental report dan emergency report serta berbagai telaahan strategis dan sumbangan bahan penetapan kebijakan/saran tindak untuk dibahas dalam sidang Dewan Ketahanan Nasional atau langsung menjadi bahan pengambilan keputusan Ketua Dewan Ketahanan Nasional tanpa harus melalui sidang pleno (bukan konsumsi publik). Selanjutnya sebagai penjabaran RPJMN dan pelaksanaan Rencana Strategis Setjen Wantannas tahun maka perlu disusun Rencana Kinerja Tahunan Setjen Wantannas tahun 2016 sebagai landasan dalam pelaksanaan pencapaian sasaran dan kegiatan tahun anggaran B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Maksud penyusunan Rencana Kinerja Tahunan tahun 2016 adalah memberikan gambaran dan arahan tentang sasaran, kegiatan dan kemampuan dukungan anggaran yang tersedia. 2. Tujuan Agar dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sehingga kegiatan yang dilaksanakan lebih terarah kepada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. 1

57 C. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan RKT Setjen Wantannas Tahun 2016 adalah: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 5. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016; 6. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun

58 BAB II ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SETJEN WANTANNAS 2016 A. Visi dan Misi Setjen Wantannas Visi 2. Misi Menjadi lembaga perumus kebijakan dan strategi yang kredibel, akseptabel dan komprehensif dalam rangka ketahanan nasional. a. Meningkatnya kredibilitas rumusan rancangan ketetapan kebijakan terkait sistem nasional dan strategi menghadapi ancaman dalam rangka pembinaan ketahanan nasional. b. Meningkatnya pembinaan di bidang ketahanan nasional dalam rangka mengurangi resiko pembangunan nasional dan menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. B. Tujuan dan Target Setjen Wantannas Tujuan yang ingin dicapai Setjen Wantannas: 1. Terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi guna merehabilitasi akibat dari resiko pembangunan dan ancaman terhadap kedaulatan dalam rangka pembinaan ketahanan nasional dan keselamatan bangsa dan negara; 2. Terwujudnya kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien. Guna mewujudkan visi dan melaksanakan pencapaian misi dan tujuan di atas, sesuai dengan isu-isu strategis yang telah ditetapkan di Bab I Setjen Wantanas menetapkan 2 (dua) sasaran strategis yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan, sebagai berikut: 1. Terbinanya kondisi ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan. 2. Terwujudnya organisasi kelembagaan Wantannas yang efektif dan efisien. Sesuai dengan 2 (dua) sasaran strategis tersebut, maka ukuran keberhasilan tercapainya 2 (dua) sasaran strategis tersebut, sebagai berikut: 1. Indeks ketahanan nasional. 2. Indeks kesehatan organisasi. C. Arah Kebijakan dan Strategi Setjen Wantannas Arah kebijakan dan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis Setjen Wantannas periode adalah : 3

59 Arah Kebijakan yang akan dilaksanakan: a. Meningkatnya kualitas kebijakan dan strategi pembinaan ketahanan nasional. b. Meningkatnya kualitas pembinaan ketahanan nasional. c. Menguatnya kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien. Strategi Setjen Wantannas yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal, sebagai berikut: Eksternal: a. Penguatan sistem keamanan yang komprehensif. b. Peningkatan koordinasi antar institusi pertahanan dan keamanan dengan institusi lainnya. c. Peningkatan pembinaan ketahanan nasional melalui komunikasi dan informasi kepada masyarakat. Internal: a. Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif, dan akuntabel serta diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai. b. Meningkatkan kapasitas SDM Setjen Wantannas secara lebih proporsional dan akuntabel. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Setjen Wantannas menetapkan program-programnya sesuai RPJMN periode , yaitu program utama (teknis) dan program pendukung (generik), sebagai berikut: a. Program Teknis. Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional. Program ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas utama Setjen Wantannas dalam kebijakan dan strategi ketahanan nasional melalui serangkaian kegiatan pengkajian kebijakan dan strategi serta pembinaan bidang keamanan nasional. b. Program Generik. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Setjen Wantannas. 4

60 Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan prioritas Setjen Wantannas sebagai berikut: a. Kegiatan-kegiatan utama untuk melaksanakan tugas-tugas Setjen Wantannas: 1) Policy brief yang disampaikan kepada Presiden selaku ketua Dewan Keamanan Nasional. 2) Kajian kebijakan keamanan nasional yang bersifat strategis, krusial, dan mendesak. 3) Pembinaan Ketahanan Nasional. b. Kegiatan untuk melaksanakan program generik (pendukung): 1) Kegiatan pengelolaan perencanaan dan keuangan. 2) Kegiatan pengelolaan persidangan dan kehumasan. 3) Kegiatan pengelolaan internal perkantoran dan kepegawaian. D. Sasaran Pembangunan Setjen Wantannas 2016 Sasaran pembangunan kewenangan Wantannas sesuai dengan Perpres Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN tahun adalah terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi, yang dilaksanakan dengan: melakukan pendekatan keamanan yang komprehensif yang diukur dengan indeks ketahanan nasional; meningkatkan koordinasi antar institusi pertahanan dan keamanan dengan institusi lainnya; meningkatkan kesadaran, sikap, dan perilaku bela negara di masyarakat. Sasaran pembangunan kewenangan Wantannas sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 adalah terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi melalui: Policy brief yang disampaikan kepada Presiden selaku ketua Dewan Keamanan Nasional; Kajian kebijakan keamanan nasional strategis, krusial, dan mendesak; Indeks ketahanan nasional. Sesuai dengan sasaran jangka menengah dan tahunan tersebut diatas, maka sasaran yang ingin dicapai Setjen Wantannas Tahun 2016 adalah: 1. Biro Keuangan Sasaran yang ingin dicapai Biro Keuangan pada Tahun Anggaran 2016 adalah terselenggaranya perencanaan anggaran dan administrasi keuangan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas melalui upaya pembinaan anggaran dan keuangan sebagai berikut : a. Bagian Perencanaan Anggaran 1) Terselenggaranya penyusunan rencana program dan anggaran; 2) Terselenggaranya pengawasan dan evaluasi program dan anggaran. 5

61 b. Bagian Administrasi Keuangan 1) Terselenggaranya tertib administrasi pertanggungjawaban keuangan; 2) Tersusunnya laporan keuangan Setjen Wantannas. 2. Biro Persidangan dan Humas Sasaran yang ingin dicapai pada Biro Persidangan dan Humas pada Tahun Anggaran 2016 adalah: (1) Terselenggaranya pengelolaan persidangan dan kehumasan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Setjen Wantannas; (2) Terselenggaranya pengelolaan rapat koordinasi sidang Wantannas; dan (3) terselenggaranya pengelolaan jalur komunikasi data yang aman dan mutakhir dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Setjen Wantannas, melalui upaya sebagai berikut: a. Bagian Persidangan 1) Terselenggaranya pengelolaan dan penatausahaan layanan persidangan; 2) Tersedianya bahan/materi hasil sidang yang telah diselenggarakan. b. Bagian Hubungan Masyarakat 3. Biro Umum 1) Terselenggaranya pengelolaan dan penatausahaan layanan kehumasan; 2) Terlaksananya dukungan kegiatan hubungan media, hubungan lembaga dan publikasi; 3) Terlaksananya dukungan kegiatan kearsipan, perpustakaan dan info media; 4) Terlaksananya pengelolaan dan pengembangan infrastruktur sisfo Setjen Wantannas. Sasaran yang ingin dicapai Biro Umum pada Tahun Anggaran 2016 adalah terlaksananya penyelenggaraan administrasi kepegawaian, kerumahtanggaan dan administrasi umum melalui upaya sebagai berikut: a. Bagian Kepegawaian 1) Terpenuhinya Daftar Susunan Personel (DSP); 2) Terwujudnya penilaian dan peningkatan kemampuan SDM; 3) Terwujudnya pelayanan administrasi kepegawaian; 4) Terselenggaranya pengelolaan tata naskah kepegawaian dan dokumen kepegawaian; 5) Terwujudnya tingkat disiplin pegawai; 6) Terwujudnya data personil yang mutakhir dan valid. 6

62 b. Bagian Rumah Tangga 1) Terpenuhinya dukungan operasional perkantoran dan pemeliharaan asset; 2) Terselenggaranya pengelolaan dan penatausahaan Barang Milik Negara (BMN) yang transparan dan akuntabel; 3) Terselenggaranya pengelolaan dan penatausahaan belanja pegawai. c. Bagian Administrasi Umum 1) Terselenggaranya pengelolaan administrasi persuratan dan ekspedisi; 2) Terlaksananya dukungan tata usaha pimpinan dan kesekretariatan. 4. Deputi Sistem Nasional Sasaran yang ingin dicapai pada Tahun Anggaran 2016 adalah terselenggaranya kajian Dinamis secara komprehensif dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas, yang dilakukan melalui pengamatan, evaluasi, analisis dan perumusan sistem nasional serta penjabarannya ke dalam sub-sub sistemnya dalam rangka pembinaan ketahanan nasional sebagai bahan masukan kebijakan nasional kepada Presiden RI selaku Ketua Wantannas. 5. Deputi Politik dan Strategi Sasaran yang ingin dicapai pada Tahun Anggaran 2016 adalah terselenggaranya kajian Siklis maupun Dinamis secara komprehensif dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas, yang dilakukan melalui pengamatan, evaluasi, analisis dan perumusan politik strategi nasional serta rencana kontijensi. 6. Deputi Pengkajian dan Penginderaan Sasaran yang ingin dicapai pada Tahun Anggaran 2016 adalah terselenggaranya kajian Siklis maupun Dinamis secara komprehensif dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas yang dilakukan melalui pengkajian dan penginderaan strategis nasional, regional, dan internasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional sebagai masukan dan saran tindak kepada Ketua Wantannas (Presiden RI). 7. Deputi Pengembangan Sasaran yang ingin dicapai pada Tahun Aanggaran 2016 adalah terselenggaranya kajian Dinamis secara komprehensif dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas, yang dilakukan melalui pengamatan, evaluasi, analisis dinamika segenap aspek kehidupan nasional dan pelaksanaan pembangunan nasional serta perumusan saran pemecahan krisis dan saran pemecahan masalah penyimpangan pembangunan nasional yang terjadi. 7

63 8. Pertimbangan dan saran kebijakan Setjen Wantannas Sasaran yang ingin dicapai pada Tahun Anggaran 2016 adalah terselenggaranya perumusan pertimbangan dan saran pemecahan masalah serta kajian kewilayahan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas, yang dilakukan melalui pengamatan, evaluasi, analisis dinamika segenap aspek kehidupan nasional dan pelaksanaan pembangunan nasional pada suatu daerah maupun negara lain dalam rangka pembinaan ketahanan nasional sebagai masukan dan saran tindak kepada Ketua Wantannas (Presiden RI). E. Kebijakan Pembangunan Setjen Wantannas 2016 Kebijakan pembangunan Setjen Wantannas tahun 2016 dirancang sebagai bagian dan keberlanjutan dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Selain itu tentu saja kebijakan tersebut merupakan komponen dari RKP 2016, khususnya dalam menunjang salah satu prioritas pembangunan nasional, yaitu prioritas nomor tujuh yaitu terbangunnya sistem keamanan nasional yang integratif dalam kerangka pembangunan jangka menengah. Berbagai kebijakan yang ditempuh dalam pembangunan Setjen Wantannas tahun 2015 adalah: 1. Mengerahkan seluruh komponen kekuatan Setjen Wantannas khususnya personel pemikir untuk melakukan telaahan baik yang bersifat siklis maupun dinamis disesuaikan dengan dinamika seluruh aspek kehidupan nasional. 2. Mengarahkan seluruh komponen kekuatan Setjen Wantannas agar mampu mengembangkan inisiatif, kemudahan untuk memperoleh akses peningkatan kapasitasnya, dan penguatan tupoksi yang bersangkutan. 3. Mengarahkan penguatan jejaring kepakaran melalui komunikasi konstruktif dan kemitraan strategis dengan para pakar yang mewakili jalur aspiratif (anggota DPR, LSM terpilih, pengamat/pemerhati), jalur akademik (para ilmuwan) dan jalur empirik (birokrat terpilih). 4. Mengarahkan seluruh sumber daya Setjen Wantannas agar mampu menunjang berbagai program kegiatan yang telah dirancang Renstra dan RKT secara efektif dan efisien. 8

64 BAB III PERENCANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN 2016 A. Program Pembangunan Tahun 2016 Prioritas pembangunan bidang pertahanan keamanan yang menjadi kewenangan Setjen Wantannas adalah terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi, merupakan kumpulan dari kegiatan kegiatan yang dirancang dalam program untuk mencapai sasaran tertentu atau beberapa sasaran sekaligus. Program tersebut tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional. Hal ini dalam rangka harmonisasi/ keselarasan mulai dari RPJM, Renstra, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja. Sesuai amanat reformasi perencanaan dan penganggaran, disebutkan bahwa program merupakan tanggung jawab unit Eselon-I dan dalam bentuk kegiatan yang menjadi tanggung jawab unit kerja di lingkupnya. Program menghasilkan outcome. Sedangkan kegiatan menghasilkan output yang mendukung pencapaian outcome program. Setjen Wantannas pada tahun 2016 melaksanakan 2 Program Pembangunan Ketahanan Nasional. Masing-masing program pembangunan ketahanan nasional tersebut mencerminkan tugas pokok dan fungsi dari 4 unit Eselon-I lingkup Kedeputian Setjen Wantannas, 1 unit Eselon-I lingkup Staf Ahli dan 3 Unit Eselon II lingkup Kebiroan Setjen Wantannas. Ukuran keberhasilan Eselon-I lingkup kedeputian dalam menjalankan program tersebut diukur kinerjanya dalam bentuk outcome. Sebagaimana diketahui bahwa outcome merupakan hasil dari output kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja di bawahnya (eselon-ii). Adapun 2 Program Pembangunan Ketahanan Nasional Tahun 2016 disajikan pada Tabel A. Tabel A. Program Pembangunan Setjen Wantannas Tahun 2016 No. Nama Program 1 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2 Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional B. Rancangan Program dan Kegiatan Setjen Wantannas 2016 Program pembangunan ketahanan nasional dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan. Pada masing-masing kegiatan dilaksanakan oleh unit kerja Eselon I dan Eselon II sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Kinerja keberhasilan unit kerja Eselon I, Eselon II dan unit kerja mandiri dalam melaksanakan kegiatan diukur dalam bentuk output. Penjabaran 2 program ke dalam 9 kegiatan, secara rinci disajikan pada Tabel B. 9

65 Tabel B. Rancangan Program dan Kegiatan Setjen Wantannas Tahun 2016 No. Program/Kegiatan/Output/Suboutput 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 1.1 Perencanaan Program dan Pengelolaan Administrasi Keuangan 1.2 Pelayanan Persidangan dan Hubungan Masyarakat 1.3 Pelayanan Tata Usaha dan Administrasi Umum 2. Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional 2.1 Perumusan Kebijakan Sistem Nasional 2.2 Pengembangan Sisfo Wantannas 2.3 Perumusan Kebijakan Politik dan Strategi 2.4 Perumusan Kebijakan Penginderaan dan Perkiraan Ancaman 2.5 Perumusan Kebijakan Evaluasi Implementasi dan Risiko Pembangunan 2.6 Perumusan Pertimbangan dan Saran Kebijakan C. Rencana Kerja dan Anggaran Setjen Wantannas Rencana Kerja a. Biro Keuangan Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka Biro Keuangan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Bagian Perencanaan Anggaran a) Melaksanakan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) jangka menengah; b) Melaksanakan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan; c) Melaksanakan penyusunan Penetapan Kinerja; d) Melaksanakan penyusunan Rencana Kerja Anggaran; e) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi program; f) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi anggaran; g) Melaksanakan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); 10

66 2) Bagian Administrasi Keuangan a) Melaksanakan pembinaan administrasi keuangan; b) Melaksanakan verifikasi dokumen keuangan; c) Melaksanakan pengarsipan dokumen keuangan; d) Menyusun laporan keuangan semester dan tahunan; e) Melaksanakan monitoring dan evaluasi administrasi keuangan. b. Biro Persidangan dan Humas Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka Biro Persidangan dan Humas melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Bagian Persidangan a) Menyusun rencana kinerja layanan persidangan; b) Melaksanakan pelayanan persidangan; c) Melaksanakan kegiatan produksi dan reproduksi; d) Melaksanakan layanan rapat koordinasi dengan anggota tetap Wantannas; e) Melaksanakan monitoring dan evaluasi layanan persidangan. 2) Bagian Hubungan Masyarakat a) Menyusun rencana kinerja layanan kehumasan; b) Melaksanakan pengelolaan hubungan media dan hubungan lembaga; c) Melaksanakan pengelolaan bahan publikasi; d) Melaksanakan pengelolaan penerjemahan; e) Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan infrastruktur sisfo Setjen Wantannas yang meliputi aplikasi, software, dan hardware jalur komunikasi data; f) Melaksanakan kegiatan dan koordinasi pada forum Bakohumas; g) Melaksanakan penyusunan Jadwal Retensi Arsip (JRA) Setjen Wantannas; h) Melaksanakan pengelolaan arsip Setjen Wantannas; i) Melaksanakan kegiatan fotografi dan videografi; j) Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan perpustakaan, serta pendayagunaan bahan pustaka; 11

67 c. Biro Umum k) Melaksanakan monitoring dan evaluasi layanan kehumasan. Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka Biro Umum melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Bagian Kepegawaian a) Melaksanakan pengadaan pegawai melalui mutasi jabatan dari lintas Kementerian/Lembaga; b) Melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian sesuai mekanisme dan prosedur meliputi kenaikan pangkat, pensiun, kenaikan gaji berkala, mutasi pegawai, cuti, pengusulan tanda penghargaan, absensi dan pembuatan kartu terkait pegawai serta pelantikan pejabat struktural; c) Melaksanakan pengelolaan tata naskah kepegawaian dan dokumen kepegawaian sesuai dengan mekanisme dan prosedur; d) Melaksanakan pemutakhiran data pegawai dan verifikasi data; e) Melaksanakan pengiriman personil untuk mengikuti diklat struktural dan diklat teknis; f) Melaksanakan assessment test; g) Melaksanakan monitoring dan evaluasi layanan kepegawaian. 2) Bagian Rumah Tangga a) Melaksanakan pembinaan pengadaan barang/jasa; b) Melaksanakan pengadministrasian BMN dan barang persediaan; c) Melaksanakan belanja modal yang terdiri dari pengadaan peralatan pendukung kinerja; d) Melaksanakan pemeliharaan gedung kantor tempat kerja, kendaraan dinas dan peralatan kantor lainnya; e) Mengadakan obat-obatan untuk poliklinik Setjen Wantannas; f) Mengadakan pakaian dinas pegawai; g) Mengadakan pakaian kerja tenaga keamanan, kebersihan, pramubakti dan pengemudi; h) Melaksanakan pembayaran belanja pegawai dan tenaga honorer (keamanan, kebersihan, pramubakti dan pengemudi); 12

68 i) Melaksanakan pembayaran langganan daya dan jasa; j) Melaksanakan monitoring dan evaluasi layanan kerumahtanggaan. 3) Bagian Administrasi Umum a) Menyelenggarakan kegiatan naskah dinas persuratan; b) Mengelola arsip yang meliputi perawatan dan pemeliharaan arsip; c) Melaksanakan pengawasan kegiatan tata naskah dinas persuratan; d) Melaksanakan dukungan operasional pimpinan/ketua lembaga; e) Melaksanakan dukungan kesekretariatan; f) Melaksanakan monitoring dan evaluasi layanan administrasi umum. d. Deputi Sistem Nasional Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka Kedeputian Sistem Nasional melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Pengumpulan data, identifikasi masalah dan pembentukan Panitia Kerja Melaksanakan pembentukan panitia kerja, merumuskan tema, dan menyusun Term of Reference (TOR) Kajian melalui pengumpulan data dan identifikasi masalah serta didukung dengan kegiatan pengkajian daerah (Kajida). 2) Penyusunan kajian, kirpat, dan semiloka bidang sistem nasional Melaksanakan penyusunan kajian bidang sistem nasional melalui kegiatan rapat kerja terbatas (Rakertas), penyusunan naskah perkiraan cepat (Kirpat) terkait masalah krusial mendesak, dan pelaksanaan seminar lokakarya (Semiloka) atas naskah kajian hasil kerjasama dengan mitra kerja. 3) Evaluasi dan pelaporan Melaksanakan rapat finalisasi naskah kajian melalui kegiatan rapat kelompok kerja khusus (Pokjasus) dan rapat perumusan materi (Ramusmat). e. Deputi Politik dan Strategi Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka Kedeputian Politik dan Strategi melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Pengumpulan data, identifikasi masalah dan pembentukan Panitia Kerja 13

69 Melaksanakan pembentukan panitia kerja, merumuskan tema, dan menyusun Term of Reference (TOR) Kajian melalui pengumpulan data dan identifikasi masalah serta didukung dengan kegiatan pengkajian daerah (Kajida). 2) Penyusunan kajian, kirpat, dan semiloka bidang politik dan strategi Melaksanakan penyusunan kajian bidang politik dan strategi melalui kegiatan rapat kerja terbatas (Rakertas), penyusunan naskah perkiraan cepat (Kirpat) terkait masalah krusial mendesak, dan pelaksanaan seminar lokakarya (Semiloka) atas naskah kajian hasil kerjasama dengan mitra kerja. 3) Evaluasi dan pelaporan Melaksanakan rapat finalisasi naskah kajian melalui kegiatan rapat kelompok kerja khusus (Pokjasus) dan rapat perumusan materi (Ramusmat). f. Deputi Pengkajian dan Penginderaan Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Pengumpulan data, identifikasi masalah dan pembentukan Panitia Kerja Melaksanakan pembentukan panitia kerja, merumuskan tema, dan menyusun Term of Reference (TOR) Kajian melalui pengumpulan data dan identifikasi masalah serta didukung dengan kegiatan pengkajian daerah (Kajida). 2) Penyusunan kajian, kirpat, dan semiloka bidang pengkajian dan penginderaan Melaksanakan penyusunan kajian bidang pengkajian dan penginderaan melalui kegiatan rapat kerja terbatas (Rakertas), penyusunan naskah perkiraan cepat (Kirpat) terkait masalah krusial mendesak, dan pelaksanaan seminar lokakarya (Semiloka) atas naskah kajian hasil kerjasama dengan mitra kerja. 3) Evaluasi dan pelaporan Melaksanakan rapat finalisasi naskah kajian melalui kegiatan rapat kelompok kerja khusus (Pokjasus) dan rapat perumusan materi (Ramusmat). 14

70 g. Deputi Pengembangan Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka Kedeputian Pengembangan melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1) Pengumpulan data, identifikasi masalah dan pembentukan Panitia Kerja Melaksanakan pembentukan panitia kerja, merumuskan tema, dan menyusun Term of Reference (TOR) Kajian melalui pengumpulan data dan identifikasi masalah serta didukung dengan kegiatan pengkajian daerah (Kajida). 2) Penyusunan kajian, kirpat, dan semiloka bidang pengembangan Melaksanakan penyusunan kajian bidang pengembangan melalui kegiatan rapat kerja terbatas (Rakertas), penyusunan naskah perkiraan cepat (Kirpat) terkait masalah krusial mendesak, dan pelaksanaan seminar lokakarya (Semiloka) atas naskah kajian hasil kerjasama dengan mitra kerja. 3) Evaluasi dan pelaporan Melaksanakan rapat finalisasi naskah kajian melalui kegiatan rapat kelompok kerja khusus (Pokjasus) dan rapat perumusan materi (Ramusmat). h. Pertimbangan dan Saran Kebijakan Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan, maka Setjen Wantannas melaksanakan perumusan pertimbangan dan saran kebijakan sebagai berikut: 1) Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan. 2) Melaksanakan Kajian Kewilayahan, Kajian Luar Negeri, dan Perkiraan Cepat. 3) Melaksanakan rapat evaluasi dan pelaporan. i. Pengembangan Sistem Informasi Wantannas Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara cepat, akurat dan aman perlu didukung dengan sistem teknologi informasi yang handal, maka Setjen Wantannas melaksanakan pengembangan sistem informasi Wantannas melalui kegiatan pemutakhiran sistem informasi Wantannas. 2. Rincian Rencana Kerja dan Anggaran Anggaran untuk pelaksanaan seluruh Rencana Kerja Setjen Wantannas TA dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar Rp ,- (seratus lima puluh delapan milyar tiga ratus enam puluh lima juta tujuh ratus empat puluh dua ribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut: 15

71 a. Berdasarkan jenis belanja, terdiri dari : 1) Belanja Pegawai : Rp ,- 2) Belanja Barang : Rp ,- - Belanja Barang Ops. : Rp ,- - Belanja Brg Non Ops. : Rp ,- 3) Belanja Modal : Rp ,- Jumlah : Rp ,- b. Berdasarkan jenis program : 1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Wantannas: Rp ,- a) Pengelolaan Perencanaan & Keuangan Rp ,- b) Pengelolaan Persidangan & Humas Rp ,- c) Pengelolaan Internal Perkantoran & Kepegawaian Rp ,- 2) Program Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional: Rp ,- a) Perumusan Kebijakan Sisnas Rp ,- b) Pengembangan Sisfo Wantannas Rp ,- c) Perumusan Kebijakan Polstra Rp ,- d) Perumusan Kebijakan Jiandra Rp ,- e) Perumusan Kebijakan Bang Rp ,- f) Perumusan Pertimbangan & Saran Kebijakan Rp ,- 16

72 BAB IV PENUTUP Rencana Kinerja Tahunan Setjen Wantannas Tahun 2016 yang berisi tentang detail sasaran, strategi pencapaian program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun merupakan pedoman bagi unit-unit kerja Setjen Wantannas dalam menyelenggarakan pembangunan setjen Wantannas tahun Di samping itu dengan ditetapkanya indikator-indikator kinerja dari kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga dapat diukur capaian kinerjanya sekaligus memudahkan untuk mengadakan evaluasi keberhasilan dan kegagalan. Kunci keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan terletak pada kemampuan menciptakan sinergisme dan keterpaduan dari unit-unit kerja yang ada melalui pemantapan sistem dan metoda perencanaan, peningkatan kualitas SDM, penataan kelembagaan dan peningkatan koordinasi antara instansi terkait. Dengan demikian hal-hal yang dapat menjadikan kendala ataupun hambatan dapat disesuaikan dengan baik. Jakarta, 26 Oktober 2015 Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Waris Letnan Jenderal TNI 17

73 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN Kementerian/Lembaga : Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun : 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) Terbinanya kondisi ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dari ancaman kedaulatan, persatuan dan kesatuan Terwujudnya organisasi kelembagaan Wantannas yang efektif dan efisien Indeks ketahanan nasional (bobot 100) Indeks kesehatan organisasi (bobot 100) Jakarta, 26 Oktober 2015 Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Waris Letnan Jenderal TNI 18

74 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Organisasi Eselon I : Kedeputian Sistem Nasional Tahun Anggaran : 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Menguatnya kualitas pembinaan ketahanan nasional melalui rumusan kebijakan dan strategi sistem nasional Tersedianya informasi keamanan nasional yang mampu menyajikan data secara cepat, akurat, aman dan mutakhir Jumlah saran tindak kebijakan dan strategi sistem nasional Persentase saran tindak kebijakan dan strategi sistem nasional yang ditindaklanjuti Jumlah policy brief yang disampaikan kepada presiden selaku ketua Dewan Keamanan Nasional (1 policy brief/hari) 25 Naskah 80 Persen 365 policy brief/hari Jakarta, 26 Oktober 2015 Deputi Sistem Nasional Setjen Wantannas Dr. Drs. Tahan SL Toruan, MM Dipl. SS Mayor Jenderal TNI

75 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Organisasi Eselon I : Kedeputian Politik dan Strategi Tahun Anggaran : 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Menguatnya kualitas pembinaan ketahanan nasional melalui rumusan kebijakan politik dan strategi nasional Jumlah saran tindak kebijakan politik dan strategi nasional Persentase saran tindak kebijakan politik dan strategi nasional yang ditindaklanjuti 22 Naskah 80 Persen Jakarta, 26 Oktober 2015 Setjen Wantannas Drs. Tjetjep Agus Supriyatna, MM Inspektur Jenderal Polisi

76 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Organisasi Eselon I : Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan Tahun Anggaran : 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Menguatnya kualitas pembinaan ketahanan nasional melalui rumusan kebijakan penginderaan dan perkiraan ancaman Jumlah saran tindak kebijakan dan strategi nasional penginderaan dan perkiraan ancaman Persentase saran tindak kebijakan dan strategi nasional penginderaan dan perkiraan ancaman yang ditindaklanjuti 23 Naskah 80 Persen Jakarta, 26 Oktober 2015 Deputi Pengkajian dan Penginderaan Setjen Wantannas Ir. Eko Djalmo Asmadi, MH Laksamana Muda TNI

77 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Organisasi Eselon I : Kedeputian Pengembangan Tahun Anggaran : 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Menguatnya kualitas pembinaan ketahanan nasional melalui evaluasi pembangunan dan pemecahan krisis Jumlah saran tindak kebijakan dan strategi nasional evaluasi pembangunan dan pemecahan krisis Persentase saran tindak kebijakan dan strategi nasional evaluasi pembangunan dan pemecahan krisis yang ditindak lanjuti Naskah 80 Persen Jakarta, 26 Oktober 2015 Deputi Pengembangan Setjen Wantannas Sugihardjo, SE Marsekal Muda TNI

78 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON I KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Organisasi Eselon I : Staf Ahli Tahun Anggaran : 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Menguatnya kualitas pembinaan ketahanan nasional melalui rumusan kebijakan dan strategi nasional terkait keahlian tertentu Jumlah saran tindak kebijakan dan strategi nasional terkait keahlian tertentu Persentase saran tindak kebijakan dan strategi nasional terkait keahlian tertentu yang ditindak lanjuti 16 Naskah 80 Persen Jakarta, 26 Oktober 2015 Staf Ahli Bidang Sosbud Setjen Wantannas Dharyanto, SE Laksamana Muda TNI

79 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON II KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Organisasi Eselon II : Biro Keuangan Tahun Anggaran : 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Meningkatnya kualitas tata kelola perencanaan yang efektif dan efisien Jumlah dokumen perencanaan 5 Jumlah dokumen anggaran 15 Jumlah dokumen pelaporan kinerja 2 Jumlah layanan perencanaan 12 Jumlah sosialisasi 12 Meningkatnya kualitas tata kelola keuangan yang efektif dan efisien Meningkatnya kualitas tata kelola belanja pegawai yang efektif dan efisien Jumlah dokumen keuangan 14 Jumlah sosialisasi 6 Jumlah layanan perkantoran (belanja pegawai) 12 Jakarta, 26 Oktober 2015 Kepala Biro Keuangan Setjen Wantannas Dr. Yudi Sutrasna, MM Brigadir Jenderal TNI

80 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON II KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Organisasi Eselon II : Biro Persidangan dan Humas Tahun Anggaran : 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Meningkatnya kualitas tata kelola persidangan yang efektif dan efisien Jumlah layanan persidangan 12 Meningkatnya kualitas tata kelola kehumasan yang efektif dan efisien Jumlah publikasi / pemberitaan 24 Jumlah layanan arsip 12 Jumlah koordinasi kehumasan 12 Jumlah Layanan Kehumasan 12 Terselenggaranya sistem teknologi dan informasi yang handal dan mutakhir Peringkat hasil evaluasi Kemenkominfo terhadap pelaksanaan manajemen keamanan informasi Setjen Wantannas (ranking) 5 Jakarta, 26 Oktober 2015 Kepala Biro Persidangan dan Humas Setjen Wantannas Susiswo Widodo, M.Si (Han) Brigadir Jenderal TNI

81 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON II KEMENTERIAN/LEMBAGA Unit Organisasi Eselon II : Biro Umum Tahun Anggaran : 2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Meningkatnya kualitas tata kelola administrasi umum yang efektif dan efisien Jumlah layanan administrasi umum 12 Jumlah layanan operasional pimpinan 12 Meningkatnya kualitas dan kapasitas SDM, organisasi dan ketatalaksanaan DKN Jumlah dokumen kepegawaian 2 Jumlah Diklat Teknis 12 Jumlah Diklat Struktural 4 Jumlah Asessment 23 Jumlah layanan operasional KORPRI 12 Jumlah pelantikan pegawai 12 Jumlah Sosialisasi 6 Meningkatnya kualitas tata kelola perlengkapan yang efektif dan efisien Meningkatnya kualitas tata kelola operasional perkantoran yang efektif dan efisien Jumlah laporan BMN 2 Jumlah layanan pengadaan 12 Jumlah layanan operasional pimpinan dan perkantoran Jumlah Pengadaan Peralatan dan Mesin 2 12 Gedung dan Bangunan (paket) 1 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (paket) 2 Meningkatnya kualitas dukungan pelaksanaan pengawasan internal Jumlah dokumen pengawasan internal 4

82 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) Meningkatnya kualitas Jumlah dokumen reformasi birokrasi dukungan pelaksanaan 9 program reformasi birokrasi Jakarta, 26 Oktober 2015 Kepala Biro Umum Setjen Wantannas Lukas Pamardi, SH.,MM Marsekal Pertama TNI

83 DEPUTI/ BIRO : Kedeputian Sistem Nasional PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 Program Kegiatan Presen Keterangan Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Realisasi tase Capaian (Target) Renca na Tingkat Capaian (Target) Pengem bangan Kebijakan Ketahanan Nasional Menguatnya kualitas pembinaan ketahanan nasional melalui rumusan kebijakan dan strategi sistem nasional - Masukan Dana, SDM - Keluaran 1) Saran Tindak Bid.Sisnas 2) Perkiraan Cepat Bid. Sisnas Rupiah, Orang Naskah Naskah Rp ,- 12 naskah 14 Naskah 12 Naskah 16 Naskah 100 % 114 % 3) Kajian Semiloka Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % 4) Kajida Laporan 6 Laporan 7 Laporan 116 % - Hasil Respon Presiden Naskah Naskah - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable - Dampak Terselenggaran ya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional

84 Penjelasan : 1. Pada TA Kedeputian Sisnas telah menghasilkan 29 Kajian berupa kajian Dinamis, perkiraan cepat dan Semiloka, dengan rincian sebagai berikut: a. Kajian Dinamis 1) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Ketersediaan Air Bersih guna Meningkatkan Pelayanan Masyarakat. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya ketersediaan air bersih melalui penguatan regulasi dan tata kelola dalam penyediaan dan distribusi sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat, optimalisasi tata kelola dalam penyediaan dan distribusi air bersih, peningkatan efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam pengelolaan sumber daya air serta peningkatan sinergitas dan peran serta masyarakat, swasta dan pihak terkait dalam pengelolaan sumber daya air guna meningkatkan pelayanan masyarakat. 2) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Hubungan Sinergis Antar- dan Inter- Lembaga Negara Guna Mewujudkan Tujuan Nasional yang Maju, Mandiri dan Sejahtera. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya optimalisasi hubungan sinergis antar- dan inter- lembaga negara melalui pelaksanaan amandemen konstitusi yang komprehensif (tidak tambal sulam dan utuh), penguatan political will pemerintah dan DPR dalam politik legislasi, penyusunan skema dan atau sistem Pemilu serta sistem kepartaian yang didesain untuk memperkuat sistem presidensial, serta penguatan komitmen kebangsaan dari para penyelenggara negara dan elite kemasyarakatan guna mewujudkan tujuan nasional yang maju, mandiri dan sejahtera. 3) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Kenaikan Harga Pangan dalam Rangka Ketahanan Sosial Ekonomi Masyarakat. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya stabilitas harga pangan melalui memperlancar rantai pasokan pangan nasional (supply chain), optimalisasi sinkronisasi data pangan nasional,

85 pemantapan konsistensi kebijakan pengendalian harga pangan, dan penguatan peran kelembagaan dalam rangka ketahanan sosial ekonomi masyarakat. 4) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Meningkatnya Pengangguran Akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam Rangka Penguatan Ketahanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya penurunan pengangguran yang optimal sebagai dampak dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melalui pengurangan ekses restrukturisasi perusahaan akibat persaingan usaha, penyesuaian Upah Minimum Provinsi (UMP) di setiap daerah, peningkatan produktivitas dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM), dan pencegahan terjadinya relokasi industri antardaerah dan antarnegara dalam rangka penguatan ketahanan nasional. 5) Saran tindak dengan judul Optimalisasi dan Percepatan Pembangunan Pertahanan Negara pada Aspek Kewilayahan dalam rangka Memperkokoh Ketahanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya optimalisasi dan percepatan pembangunan pertahanan negara pada aspek kewilayahan melalui pengefektifan struktur komando pertahanan wilayah untuk menggerakkan komponen-komponen kekuatan pertahanan militer dan nonmiliter secara terpadu, penerapan secara konsisten fungsi teritorial dalam aspek nonmiliter sebagai pelaksanaan tugas pokok TNI, pendayagunaan TIK sebagai alat pertahanan wilayah, dan optimalisasi pengembangan wilayah pinggiran didasarkan pada potensi dan kebutuhan pengembangan wilayah pertahanan dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional. 6) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit Secara Masif dalam rangka Mempertahankan Kelestarian Lingkungan. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional.

86 Terwujudnya pengembangan perkebunan kelapa sawit melalui pengendalian alih fungsi kawasan hutan dan lahan pertanian yang komprehensif, penguatan tata kelola, penegakan hukum dan pengawasan dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit, dan peningkatan akses petani dan masyarakat hukum adat terhadap kawasan hutan dan sumber daya lain dalam rangka mempertahankan kelestarian lingkungan. 7) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Ancaman Radikalisme Melalui Media Online Terhadap Keamanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya antisipasi dan solusi ancaman radikalisme di media online melalui penangkalan manipulasi nilai dan norma, penguatan kerja sama teknis pemanfaatan TIK dengan pihak-pihak terkait, dan pengoptimalan jangkauan interpretasi perundang-undangan dan regulasi dalam rangka peningkatan keamanan nasional. 8) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Peran Aparatur Desa dan Tenaga Pendamping Profesional dalam Pengelolaan Dana Desa Guna Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya optimalisasi peran aparatur desa dan tenaga pendamping profesional melalui sinkronisasi dan harmonisasi regulasi yang terkait dengan pengelolaan dana desa, peningkatan kualitas aparatur desa, peningkatan kualitas tenaga pendamping profesional, dan peningkatan jumlah tenaga pendamping profesional dalam rangka pengelolaan dana desa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. 9) Saran tindak dengan judul Reklamasi Pantai yang Mendukung Pelestarian Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat dalam rangka Ketahanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya reklamasi pantai yang mendukung pelestarian lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat melalui peningkatan sinergi regulasi dan kepentingan

87 masyarakat terkait reklamasi wilayah pesisir, pengembangan kebijakan terobosan dan dukungan publik dalam pemetaan zonasi di wilayah pesisir, perluasan partisipasi masyarakat dan lembaga akademis dalam pemeliharaan ekosistem wilayah pesisir, dan peningkatan pembangunan sosial ekonomi berbasis masyarakat di wilayah pesisir dalam rangka ketahanan nasional. 10) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Pembatalan Perda Dalam Kerangka Hubungan Pusat dan Daerah Guna Memperkuat Ketahanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya antisipasi dan solusi dampak pembatalan Perda dalam kerangka sistem hubungan pusat dan daerah melalui pensinkronan kerangka kebijakan terkait dengan produk hukum daerah, pengoptimalan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan produk hukum daerah oleh pemerintah pusat, peningkatan pemahaman Kepala Daerah dan DPRD, serta kapasitas, kompetensi dan integritas birokrat mengenai pembentukan produk hukum daerah, dan perbaikan tata kelola pembentukan produk hukum daerah guna memperkuat ketahanan nasional. 11) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Perkembangan Perdagangan melalui Sistem Elektronik (E-commerce) guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat dalam rangka Ketahanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya e-commerce yang kompetitif melalui pengefektifan sistem hukum nasional terkait e-commerce, peningkatan perlindungan kepada pelaku usaha dan konsumen dalam keamanan penyelenggaraan transaksi e-commerce, dan pengoptimalan e-commerce sebagai pendorong ekonomi masyarakat serta penguatan infrastruktur jaringan internet yang memadai guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam rangka ketahanan nasional. 12) Saran tindak dengan judul Penguatan Kerukunan Umat Beragama dalam rangka Ketahanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional.

88 Terwujudnya penguatan kerukunan umat beragama melalui penguatan peran negara, penangkalan dan peminimalan radikalisme agama, dan penataan media untuk memperkuat demokrasi melalui dehegemonisasi media untuk kepentingan tertentu (vested interest) dalam rangka ketahanan nasional. b. Perkiraan Cepat 1) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Penataan dan Penertiban Rumah Negara yang Ditempati Pensiunan dan Keluarga TNI. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan penataan dan penertiban rumah negara yang ditempati pensiunan dan keluarga TNI. 2) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Pelayanan BPJS Kesehatan dalam rangka Pelayanan Kesehatan yang Layak Dapat Segera Terpenuhi. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat meminimalisir permasalahan dalam pelayanan BPJS kesehatan. 3) Saran tindak dengan judul Urgensi Semangat GBHN. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat menjalankan praktik kenegaraan Indonesia yang melahirkan kesinambungan dan keberlanjutan pembangunan serta integritas persatuan nasional. 4) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Permasalahan yang Menonjol di Wilayah Provinsi Riau. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional.

89 Pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan menonjol di wilayah Provinsi Riau dalam rangka Pembinaan Ketahanan Nasional. 5) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Maraknya Pergaulan LGBT dalam rangka Perlindungan Warga Negara. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mengantisipasi maraknya pergaulan LGBT dalam masyarakat. 6) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Anomali Harga Daging Sapi dalam rangka Peningkatan Pelayanan Masyarakat. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat memberikan kestabilan harga daging sapi untuk kepentingan masyarakat. 7) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Cegah Dini Potensi Penyebaran Virus Zika dalam rangka Perlindungan Warga Negara. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat melakukan cegah dini potensi penyebaran Virus Zika guna melindungi masyarakat. 8) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Permasalahan yang Menonjol di Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan menonjol di wilayah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka Pembinaan Ketahanan Nasional. 9) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Pemberian Grasi bagi Tapol dan Napol di Papua.

90 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat menciptakan perdamaian, keadilan dan kesejahteraan di tanah Papua. 10) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan solusi meningkatnya kejahatan seksual terhadap anak dalam rangka perlindungan warga negara. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan dan rasa keamanan dan perlindungan warga negara, serta kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. 11) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Penyelesaian Permasalahan yang Menonjol di Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan yang menonjol di wilayah Provinsi NTT dalam rangka Ketahanan Nasional. 12) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Kemacetan di Jalur Pantura pada Arus Mudik dan Balik Lebaran Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat melakukan antisipasi permasalahan kemacetan di jalur Pantura pada arus mudik dan arus balik lebaran. 13) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Pelaksanaan Tax Amnesty dalam Meningkatkan Penerimaan Negara. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional.

91 Pemerintah dapat meningkatkan penerimaan negara melalui program Tax Amnesty. 14) Saran tindak dengan judul Penyelesaian Permasalahan yang Menonjol di Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan yang menonjol di wilayah Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka Ketahanan Nasional. 15) Saran tindak dengan judul Permasalahan Pertembakauan, Pengalihan Fungsi Lahan dan Potensi Pariwisata di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Permasalahan Pertembakauan, Pengalihan Fungsi Lahan dan Potensi Pariwisata di Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah khususnya terkait tembakau dan pariwisata. 16) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Menghadapi Bencana Banjir di Indonesia. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mengantisipasi dalam menghadapi bencana banjir di Indonesia. 2. Pada TA Kedeputian Sistem Nasional telah menghasilkan 1 Naskah kajian hasil semiloka dengan perincian sebagai berikut: - Naskah kajian hasil semiloka dengan judul Pengembangan Ekonomi Kreatif Guna Meningkatkan Daya Saing Daerah Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). - Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional.

92 - Terwujudnya pengembangan ekonomi kreatif nasional melalui pengembangan kajian ilmiah sebagai basis pengembangan ekonomi kreatif, peningkatan motivasi dan kapabilitas pelaku ekonomi yang kondusif bagi pengembangan ekonomi kreatif, peningkatan kesadaran masyarakat lokal akan potensi ekonomi kreatif daerah, dan peningkatan peran Pemda secara proaktif dalam rangka meningkatkan daya saing daerah dalam menghadapi MEA. Deputi Sistem Nasional Aris Martono Haryadi

93 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN KEDEPUTIAN POLSTRA TAHUN 2016 A. Bandep Politik Nasional (APBN TA 2016) Kegiatan Program uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presenta se Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Masukan Dana, SDM Rupiah ,7% Rekomendasi Saran Tindak Kebijakan bid. Politik Nasional Terselengg aranya kegiatan perumusan kebijakan politik dan strategi dalam memberikan rekomenda si saran tindak kebijakan bid. politik nasional - Keluaran 1) Tersusunnya Pokja/TOR 2) Terlaksanya Rakertas 3) Tersusunnya Naskah Pokjasus/Re musmat 4) Tersusunnya laporan Kajian Daerah 5) Tersusunnya Kirpat 6) Terlaksanany a Semiloka Naskah Naskah Naskah Naskah % 100% 100% 100% % Naskah Laporan %

94 APBN P TA Masukan dana Rupiah % - Keluaran 1) Tersusun nya Pokja/TOR Rekomendasi Saran Tindak Kebijakan bid. Politik Nasional Terselengg aranya kegiatan perumusan kebijakan politik dan strategi dalam memberikan rekomenda si saran tindak kebijakan bid. politik nasionali 2) Terlaksana nya Rakertas, Pokjasus /Ramusmat 3) Tersusunny a naskah Kajida 4) Tersusunny a Kirpat Naskah Naskah Naskah % 100% 100% % Naskah

95 B. Bandep Strategi Nasional (APBN TA 2016) Kegiatan Presentase Rencana Rencana Program Tingkat Tingkat Ket uraian Indikator Kerja Satuan Realisasi Capaian Capaian (Target) (Target) Masukan Rupiah % Dana, SDM Rekomendasi Saran Tindak Kebijakan Bidang Strategi Nasional Terselengg aranya kegiatan perumusan kebijakan politik dan strategi dalam memberikan rekomenda si tindak kebijakan bidang strategi nasional saran - Keluaran 7) Tersusunn ya Pokja/TOR 8) Terlaksany a Rakertas 9) Tersusunn ya Naskah Pokjasus/R emusmat 10) Tersus unnya laporan Kajian Daerah 11) Tersus unnya Kirpat Naskah Naskah Naskah Naskah Naskah % 100% 100% 100% 100% APBN P TA Masukan dana Rupiah % Rekomendasi Saran Tindak Kebijakan Bidang Strategi Nasional Terselengg aranya kegiatan perumusan kebijakan politik dan strategi dalam memberikan rekomenda si saran tindak kebijakan bidang strategi nasional - Keluaran 5) Tersusun nya Pokja/TOR 6) Terlaksana nya Rakertas, Pokjasus /Ramusmat 7) Tersusunny a naskah Kajida 8) Tersusunny a Kirpat Naskah Naskah Naskah Naskah % 100% 100% 100%

96 C. Bandep Rencana Kontinjensi (APBN TA 2016) Program Kegiatan uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presentase Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Masukan Dana, SDM Rupiah % Rekomendasi Saran Tindak Kebijakan bid. Rencana Kontinjensi Terselengg aranya kegiatan perumusan kebijakan politik dan strategi dalam memberikan rekomenda si saran tindak kebijakan bid. Rencana Kontijensi - Keluaran 12) Tersus unnya Pokja/TOR 13) Terlak sanya Rakertas 14) Tersus unnya Naskah Pokjasus/R emusmat 15) Tersus unnya laporan Kajian Daerah 16) Tersus unnya Kirpat Naskah Naskah Naskah Naskah % 100% 100% 100% % Naskah

97 APBN P TA Masukan dana, SDM Rupiah % - Keluaran 9) Tersusun nya Pokja/TOR Naskah % Rekomendasi Saran Tindak Kebijakan bid. Rencana Kontinjensi Terselengg aranya kegiatan perumusan kebijakan politik dan strategi dalam memberikan rekomenda si saran tindak kebijakan bid. Rencana Kontinjensi 10) Terlaks ana nya Rakertas, Pokjasus /Ramusmat 11) Tersus unnya naskah Kajida 12) Tersus unnya Kirpat Naskah %

98 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 DEPUTI/BIRO : KEDEPUTIAN PENGKAJIAN DAN PENGINDERAAN Kegiatan Presentase Program Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Perumusan Kebijakan Pembinaan Ketahanan Nasional Bid. Politik dan Strategi - Masukan Dana, SDM - Keluaran Rupiah, Orang ,67 % )* 1) Kajian Siklis Naskah 2 Naskah 2 Naskah 100 % 2) Kajian Dinamis Naskah 9 Naskah 8 Naskah 100 % )* 3) Kirpat Naskah 20 Naskah 14 Naskah 100 % )* 4) Kajian Semiloka Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % 5) Kajian Daerah Laporan 6 laporan 6 laporan 100 % )* 6) Kajian Luar Negeri - Hasil Respon Presiden - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % % 82 % 79 % 96 % % 82 % 82 % 100 % - Dampak Terselenggaranya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional % 82 % 82 % 100 % )*Terdapat anggaran di Kedeputian Jiandra yang diblokir dalam rangka penghematan anggaran (Inpres) sebesar Rp ,- berupa 1 (satu) kegiatan kajian dinamis, 6 (enam) kegiatan kajian kirpat, dan 1 (satu) kegiatan kajian daerah.

99 Penjelasan: 1. Pada TA 2016 Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan telah menghasilkan 25 naskah kajian Siklis, Dinamis, Kirpat, Kajida dan Semiloka, dari target sebesar 32 Naskah (sejumlah 7 naskah tidak dilaksanakan dalam rangka penghematan/inpres) dengan rincian sebagai berikut: a) Kajian Siklis 1) Perkiraan Strategis Nasional (Kirstranas) Tahun 2017 Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu nasional yang akan dihadapi selama tahun Pemerintah-K/L terkait dapat mempersiapkan dan merumuskan kebijakan guna mengantisipasi terhadap isu-isu strategis nasional yang diperkirakan akan terjadi pada tahun ) Apresiasi Strategis Nasional (Apstranas) Tahun 2017 Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kecenderungan yang akan dihadapi apabila isu-isu dalam Kirstranas tersebut tidak dapat diatasi. Pemerintah-K/L terkait dapat segera menyusun rencana aksi secara terpadu untuk melakukan antisipasi berkaitan dengan kecenderungan yang akan dihadapi bilamana isu-isu strategis dalam Kirstranas tidak dapat diatasi. b) Kajian Dinamis 1) Percepatan Pembangunan Infrastruktur Proyek Strategis Nasional Melalui Pemberdayaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan Pembangunan Infrastruktur Proyek Strategis Nasional yang berkaitan dengan Pemberdayaan Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar percepatan pembangunan infrastruktur proyek strategis nasional dapat tercapai, diantaranya melalui pemberdayaan kerjasama pemerintah dengan badan usaha. 2) Pengelolaan Keamanan Maritim di Samudera Hindia Dalam Mendukung Visi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan keamanan maritim dan stabilitas kawasan di Samudera Hindia Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program pemanfaatan Samudera Hindia dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. 3) Percepatan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum Pasca Penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2016 Guna Mendukung Proyek Strategis Nasional Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengadaan tanah untuk kepentingan umum.

100 Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam percepatan pengadaan tanah untuk kepentingan umum terutama mendukung proyek strategis nasional. 4) Mendorong Pengembangan dan Implementasi Small Modular Reactor (SMR) Berbahan Baku Thorium Untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Listrik Prioritas di Wilayah Pesisir. Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan energi listrik utamanya di wilayah pesisir. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut guna mendorong pengembangan dan implementasi Small Modular Reactor (SMR) Berbahan Baku Thorium dalam pemenuhan kebutuhan energi listrik utamanya di wilayah pesisir. 5) Peningkatan Peran Diaspora Dalam Percepatan Pembangunan Nasional Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan peran diaspora. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut percepatan pembangunan nasional melalui peningkatan peran diaspora. 6) Penataan Kembali Perencanaan Energi Untuk Mencapai Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan penataan kembali perencanaan energi nasional. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut penataan kembali perencanaan energi untuk mencapai ketahanan nasional. 7) Keterpaduan Penegakan Hukum di Laut Dalam Rangka Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan keterpaduan penegakan hukum di laut. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar ditetapkan suatu kelembagaan yang ditetapkan sebagai koordinator, pengintegrasian sistem informasi manajemen yang dimiliki oleh masing-masing instansi, dan menyiapkan blue print dan standar operasi posedur (SOP) penegakan hukum di laut secara terpadu dalam rangka terkelolanya sumber daya kelautan. 8) Antisipasi dan Solusi Meningkatnya Upaya Internasionalisasi Permasalahan Papua Guna Menjaga Keutuhan NKRI Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan mengatasi upaya-upaya internasionalisasi permasalahan Papua.

101 Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mengantisipasi terhadap meningkatnya upaya internasionalisasi permasalahan Papua. c) Perkiraan Cepat (Kirpat) 1) Saran tindak dengan judul Pembangunan Armada Nasional Penangkap Ikan Guna Meningkatkan Produktivitas Perikanan Tangkap Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan armada nasional penangkap ikan guna meningkatkan produktivitas perikanan tangkap. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam membangun armada nasional penangkap ikan guna meningkatkan produktivitas perikanan tangkap. 2) Saran tindak dengan judul Solusi Penanganan Masalah Kesehatan di Papua Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penanganan masalah kesehatan di Papua Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam meningkatkan penanganan masalah kesehatan di Papua. 3) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Pemecahan Masalah Perjuangan ULMWP Berbasis Pada Koridor Hukum Nasional dan Internasional Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemecahan masalah perjuangan ULMWP. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam memecahkan masalah perjuangan ULMWP berbasis koridor hukum nasional dan internasional. 4) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Peningkatan Produksi Garam Dalam Negeri Guna Mengurangi Ketergantungan Impor Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan produksi garam dalam negeri. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam pengurangan impor garam. 5) Saran tindak dengan judul Solusi Untuk Menjaga Stabilitas Produksi dan Harga Beras Guna Menghadapi Dinamika Pasar Nasional dan ASEAN Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan stabilitas produksi dan harga beras dalam menghadapi dinamika pasar beras nasional dan Asean. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam menjaga stabilitas harga dan produksi beras.

102 6) Saran tindak dengan judul Solusi Pemerataan Pembangunan Pendidikan di Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua dalam rangka Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemerataan pembangunan pendidikan di Papua. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat Papua melalui pemerataan pembangunan pendidikan. 7) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Menghadapi Aksi Bom Bunuh Diri dan/atau Terorisme Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan aksi bom bunuh diri dan/atau terorisme. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam pencegahan aksi bom bunuh diri dan/atau terorisme. 8) Saran tindak dengan judul Efektivitas dan Efisiensi Penegakan Kedaulatan dan Hukum di Laut Berbasis Pada Prinsip Sinergi Holistik Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penegakan kedaulatan dan hukum di laut dengan prinsip sinergi holistik. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam penegakan kedaulatan dan hukum di laut secara efektif dan efisien berbasis prinsip sinergi holistik. 9) Saran tindak dengan judul Potensi Thorium Sebagai Bahan Bakar Alternatif Reaktor PLTN Skala Komersial Dalam Rangka Mendukung Kebutuhan Energi Listrik Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemenuhan energi listrik nasional melalui pemanfaatan thorium sebagai bahan bakar alternatif reaktor PLTN skala komersial. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam pemanfaatan potensi thorium sebagai bahan bakar alternatif reaktor PLTN skala komersial untuk mendukung kebutuhan energi listrik nasional. 10) Saran tindak dengan judul Antisipasi Penanganan Ancaman Keamanan di Papua Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan terhadap setiap ancaman keamanan di Papua. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam antisipasi pencegahan terhadap setiap ancaman keamanan di Papua.

103 11) Saran tindak dengan judul Konektivitas Antarwilayah Berbasis Negara Kepulauan Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan konektivitas antarwilayah berbasis negara kepulauan. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah. 12) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Penanganan Isu Penerapan Kewarganegaraan Ganda Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan terhadap warga negara yang memiliki kewarganegaraan ganda. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam pencegahan terhadap warga yang berkewarganegaraan ganda. 13) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan solusi penanggulangan pengungsi Rohingya dari Myanmar Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan dan penanganan masalah pengungsi Rohingya dari Myanmar. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mencegah dan menangani permasalahan pengungsi Rohingya dari Myanmar. 14) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan solusi ekspor pasir yang bersifat strategis Manfaat dari saran tindak tersebut sebagai bahan pertimbangan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan ekspor pasir yang bersifat strategis dari wilayah Indonesia. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam pencegahan ekspor pasir yang bersifat strategis dari wilayah Indonesia. 2. Pada TA 2016 Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan telah menghasilkan 1 (satu) naskah kajian hasil Semiloka dengan perincian sebagai berikut : - Naskah kajian hasil Semiloka dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Rangka Penguatan Ekonomi Kerakyatan - Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam rangka penguatan ekonomi kerakyatan. - Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut penguatan ekonomi kerakyatan masyarakat pesisir. 3. Pada TA 2016 Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan telah menghasilkan 6 (enam) naskah hasil pengkajian daerah dengan perincian sebagai berikut :

104 a. Naskah kajian hasil Kajida ke Provinsi Kaltim dengan judul Antisipasi dan Solusi Penyelesaian Persoalan yang Menonjol di Provinsi Kalimantan Timur Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam mengoptimalkan potensi daerah (industri perkapalan dan sumber kekayaan alam) dan mengatasi persoalan pembangunan yang menonjol (lingkungan hidup dan infrastruktur jalan) di Provinsi Kalimantan Timur. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mengoptimalkan potensi daerah dan mengatasi berbagai persoalan yang menghambat pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur. b. Naskah kajian hasil Kajida ke Provinsi Papua Barat dengan judul Antisipasi dan Solusi Penyelesaian Persoalan yang Menonjol di Provinsi Papua Barat Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam mengoptimalkan potensi daerah (pariwisata) dan mengatasi persoalan pembangunan yang menonjol (infrastruktur jalan dan fasilitas tol laut) di Provinsi Papua Barat. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mengoptimalkan potensi daerah dan mengatasi berbagai persoalan yang menghambat pembangunan di Provinsi Papua Barat. c. Naskah kajian hasil Kajida ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan judul Antisipasi dan Solusi Penyelesaian Persoalan yang Menonjol di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam mengoptimalkan potensi daerah (pariwisata dan pendidikan) dan mengatasi persoalan pembangunan yang menonjol (perkeretaapian dan pertanahan) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mengoptimalkan potensi daerah dan mengatasi berbagai persoalan yang menghambat pembangunan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. d. Naskah kajian hasil Kajida ke Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur dengan judul Penguatan Sektor Pariwisata Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan dalam mengoptimalkan potensi daerah (pulau Giliyang dan Kawah Ijen) dan mengatasi persoalan pembangunan yang menonjol Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mengoptimalkan potensi daerah dan mengatasi berbagai persoalan yang menghambat pembangunan Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

105 e. Naskah kajian hasil Kajida ke Provinsi Kepulauan Riau dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Menonjol di Provinsi Kepulauan Riau Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan mengoptimalkan potensi daerah (sumber kekayaan alam dan pariwisata) dan mengatasi persoalan pembangunan yang menonjol (infrastruktur kelistrikan, dualisme kepemimpinan di Pulau Batam) di Provinsi Kepulauan Riau Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mengoptimalkan potensi daerah dan mengatasi berbagai persoalan yang menghambat pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau f. Naskah kajian hasil Kajida ke Kajida ke Kota Surakarta, Kab. Sragen, dan Kab. Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Menonjol di Provinsi Jawa Tengah Fokus Pada Ketahanan Pangan dan Pengembangan Potensi Pariwisata Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan mengoptimalkan potensi daerah (lumbung pangan nasional dan Pariwisata ) dan mengatasi persoalan pembangunan yang menonjol (infrastruktur) di Provinsi Jawa Tengah Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut dalam mengoptimalkan potensi daerah dan mengatasi berbagai persoalan yang menghambat pembangunan di Provinsi Jawa Tengah Deputi Pengkajian dan Penginderaan Dr. Ir. Eko Djalmo Asmadi, MH Laksamana Muda TNI

106 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 DEPUTI/BIRO : KEDEPUTIAN PENGEMBANGAN Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Perumusan Kebijakan Ketahanan Nasional Bidang Pengem bangan - Masukan Dana, SDM - Keluaran 1) Saran Tindak Bid.Politik dan Strategi Hankam Rupiah, Orang ,37% )* Naskah 14 Naskah 12 Naskah 86 % )** 2) Perkiraan Cepat Bid.Pengembangan Surat 20 Surat 14 Surat 70 % )*** 3) Kajian Semiloka Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % 4) Kajida Daerah Laporan 7 Laporan 6 Laporan 100 % )**** 5) Kajilu Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % - Hasil Respon Presiden % 80 % 80 % 100 % - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable - Dampak Terselenggaranya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional % 80 % 80 % 100 % % 80 % 80 % 100 % Keterangan: )* Terdapat anggaran Kedeputian Pengembangan yang dilakukan pemblokiran dalam rangka penghematan (Inpres) sebesar Rp ,- )** Terdapat target naskah kajian dinamis yang diblokir dalam rangka penghematan (Inpres) sebanyak 2 naskah. )*** Terdapat target surat kajian Kirpat yang diblokir dalam rangka penghematan (Inpres) sebanyak 6 naskah. )**** Terdapat target sasaran kajian daerah yang diblokir dalam rangka penghematan (Inpres) sebanyak 1 sasaran.

107 Penjelasan : 1. Pada Tahun Anggaran 2016 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 12 (dua belas) naskah kajian dinamis yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan perincian sebagai berikut: a. Saran tindak dengan judul Penguatan Industri Pertahanan Dalam Negeri Guna Pemenuhan Kebutuhan Alutsista. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan terlaksananya penguatan industri pertahanan dalam negeri guna pemenuhan kebutuhan alutsista. 2) adalah terwujudnya penguatan industri pertahanan dalam negeri guna pemenuhan kebutuhan alutsista melalui pengintegrasian dokumen perencanaan pengembangan industri pertahanan yang ditetapkan oleh K/L, pengalokasian penyertaan modal negara secara proporsional untuk memperkuat industri pertahanan dalam negeri, peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan terintegrasi dengan anggaran yang memadai, serta pengembangan regenerasi secara berkesinambungan dengan remunerasi SDM di bidang industri pertahanan yang memadai dalam rangka penguatan industri pertahanan dalam negeri guna pemenuhan kebutuhan alutsista TNI. b. Saran tindak dengan judul Peningkatan Persiapan SDM Sektor Pariwisata Guna Menghadapi MEA. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan terlaksananya peningkatan persiapan SDM sektor pariwisata guna menghadapi MEA. 2) terwujudnya peningkatan persiapan SDM sektor pariwisata guna menghadapi MEA melalui peningkatan SDM kepariwisataan, khususnya dalam menghadapi era MEA perlu dilakukan secara optimal, meningkatkan koordinasi dan sinergisitas antarpemangku kepentingan secara berkelanjutan, meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap dunia kepariwisataan, peningkatan sarana pendidikan dan pelatihan kepariwisataan, peningkatan APBN-APBD bidang kepariwisataan, serta intensifikasi dan ekstensifikasi kuantitatif dan kualitatif lembaga sertifikasi kompetensi kepariwisataan dengan standar minimum ASEAN. c. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Politisasi Konflik Sosial Dalam Rangka Menjaga Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya antisipasi dan solusi politisasi konflik sosial dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.

108 2) terwujudnya antisipasi dan solusi politisasi konflik sosial dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional melalui peningkatan wawasan dan pengamalan nilai-nilai kebangsaan, mengurangi dominasi kepentingan politik partisan, peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata, penyeimbangan penegakan hukum dengan HAM dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional. d. Saran tindak dengan judul Pencegahan Terhadap Penyelundupan dan Peredaran Senjata Dalam Rangka Keamanan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya pencegahan terhadap penyelundupan dan peredaran senjata dalam rangka keamanan nasional. 2) terwujudnya pencegahan terhadap penyelundupan dan peredaran senjata dalam rangka keamanan nasional melalui penyempurnaan regulasi, peningkatan koordinasi, integrasi dan sinergi antar K/L terkait, penguatan penegakan hukum dan peningkatan pengawasan terhadap jalur-jalur ilegal baik darat dan laut serta kargo udara sebagai jalur masuk senjata api ilegal dalam rangka keamanan nasional. e. Saran tindak dengan judul Peningkatan Pemerataan Infrastruktur dan Pelayanan Kesehatan Dalam Rangka Memantapkan Ketahanan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya peningkatan pemerataan infrastruktur dan pelayanan kesehatan dalam rangka memantapkan ketahanan nasional. 2) terwujudnya peningkatan pemerataan infrastruktur dan pelayanan kesehatan dalam rangka memantapkan ketahanan nasional melalui harmonisasi regulasi tentang kesehatan, sinergitas kelembagaan, dan peningkatan serta pemerataan sumber daya manusia kesehatan, peningkatan pemenuhan dan distribusi ketersediaan sarana, prasarana dan alat kesehatan, dan penguatan pengawasan dan koordinasi implementasi pelayanan kesehatan dalam rangka memantapkan ketahanan nasional. f. Saran tindak dengan judul Peningkatan Kemandirian Padi, Jagung dan Kedelai Guna Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya peningkatan kemandirian padi, jagung dan kedelai guna mendukung ketahanan pangan nasional.

109 2) terwujudnya peningkatan kemandirian padi, jagung dan kedelai guna mendukung ketahanan pangan nasional melalui harmonisasi kebijakan terkait peningkatan kemandirian Pajale, penguatan koordinasi antar K/L dan Pemda dalam mendukung implementasi Upsus Pajale, peningkatan kualitas dan kuantitas SDM profesional yang mendukung kemandirian Pajale, penyediaan lahan dan sarana produksi Pajale guna mendukung ketahanan pangan nasional. g. Saran tindak dengan judul Penyelamatan Generasi Muda Dari Penyalahgunaan Narkoba Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya penyelamatan generasi muda dari penyalahgunaan narkoba dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional. 2) terwujudnya penyelamatan generasi muda dari penyalahgunaan narkoba dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional melalui mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang aparat penegak hukum dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi Tim Assessment Terpadu dalam menentukan status korban penyalahgunaan narkoba, memperkuat koordinasi antar K/L dan beberapa institusi khususnya di Lapas serta masyarakat dalam P4GN, memperketat pengawasan dan meningkatkan integritas moral dan komitmen aparat penegak hukum serta memenuhi rasio jumlah aparat penegak hukum dengan populasi penduduk dan luas wilayah, memberantas peredaran narkoba di Lapas, membangun Lapas khusus narkotika, dan menambah sarana prasarana rehabilitasi sesuai standar, menangkal proxy war dengan mengerahkan seluruh komponen kekuatan nasional dan membuka partisipasi masyarakat. h. Saran tindak dengan judul Penguatan Peran Komisi Yudisial (KY) Terhadap Hakim Dalam Rangka Mewujudkan Peradilan Yang Berwibawa. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya penguatan peran Komisi Yudisial (KY) terhadap hakim dalam rangka mewujudkan peradilan yang berwibawa. 2) terwujudnya penguatan peran Komisi Yudisial (KY) terhadap hakim dalam rangka mewujudkan peradilan yang berwibawa melalui merencanakan rancangan revisi peraturan perundang-undangan tentang kekuasaan kehakiman yang relevan dan mutakhir disesuaikan dengan perkembangan zaman, mengembangkan diklat calon hakim dan hakim karir agar sesuai sertifikasi hakim nasional didukung oleh nilai pengabdian, profesionalisme, integritas moral, dan sikap mental yang tinggi, dalam rangka memperkuat tugas dan fungsi Setjen KY guna mendukung suksesnya tugas fungsi KY secara menyeluruh.

110 i. Saran tindak dengan judul Percepatan Transformasi Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Di Batam Dalam Rangka Pertumbuhan Ekonomi Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya percepatan transformasi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas menjadi kawasan ekonomi khusus di Batam dalam rangka pertumbuhan ekonomi nasional. 2) terwujudnya percepatan transformasi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas menjadi kawasan ekonomi khusus di Batam dalam rangka pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan harmonisasi regulasi, peningkatan kualitas tata kelola, peningkatan infrastruktur dan fasilitas wilayah, serta peningkatan pengawasan dan koordinasi implementasi KPBPB Batam dalam rangka pertumbuhan ekonomi nasional. j. Saran tindak dengan judul Pemantapan Pemahaman Pancasila Guna Menghadapi Globalisasi Dalam Rangka Ketahana Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya pemantapan pemahaman pancasila guna menghadapi globalisasi dalam rangka ketahana nasional. 2) terwujudnya pemantapan pemahaman pancasila guna menghadapi globalisasi dalam rangka ketahana nasional melalui penguatan Pancasila sebagai kerangka pikir, pengelaborasian nilai-nilai Pancasila dalam norma hukum dan kebijakan penyelenggara negara, penggunaan standar tunggal etika penyelenggara negara dan kalangan swasta, serta penginternalisasian nilai-nilai Pancasila dalam memantapkan ketahanan nasional. k. Saran tindak dengan judul Reformasi Birokrasi Tata Kelola Ibadah Haji Guna Meningkatkan Keamanan Dan Kenyamanan Jamaah Haji. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya reformasi birokrasi tata kelola ibadah haji guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan jamaah haji. 2) terwujudnya reformasi birokrasi tata kelola ibadah haji guna meningkatkan keamanan dan kenyamanan jamaah haji melalui merevisi UU No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, penguatan diplomasi Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Arab Saudi, peningkatan kualitas pembinaan, pelayanan dan perlindungan jemaah haji, serta peningkatan sarana dan prasarana pembinaan, pelayanan, dan perlindungan jemaah haji.

111 l. Saran tindak dengan judul Penertiban Rumah Negara Dengan Menerapkan Hukum Pidana Dalam Rangka Penyelamatan Aset/Kekayaan Negara. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya penertiban rumah negara dengan menerapkan hukum pidana dalam rangka penyelamatan aset/kekayaan negara. 2) terwujudnya Terwujudnya penertiban rumah negara dengan menerapkan hukum pidana dalam rangka penyelamatan aset/kekayaan negara melalui sinkronisasi kebijakan pengelolaan rumah negara, penumbuhan budaya patuh hukum penghuni rumah negara serta aparatur pemerintah, penegakan hukum pidana dalam penertiban rumah negara guna penyelamatan aset negara, dengan didukung penyeimbangan pengadaan dan kebutuhan rumah negara dalam rangka ketahanan nasional. 3. Pada Tahun Anggaran 2016 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 14 (empat belas) surat kajian Perkiraan Cepat (Kirpat) yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan perincian sebagai berikut: a. Saran tindak dengan judul Penambahan Kewenangan BIN Dalam Penanganan Tindak Pidanan Terorisme. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya penambahan kewenangan BIN dalam penanganan tindak pidanan terorisme. 2) terwujudnya penambahan kewenangan BIN dalam penanganan tindak pidanan terorisme melalui percepatan revisi UU No.15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, meningkatkan sinergitas pencegahan dan penindakan, mengefektifkan program deradikalisasi. b. Saran tindak dengan judul Percepatan Implementasi Pendidikan Dokter Layanan Primer Mendukung Jaminan Kesehatan, Nasional Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya Percepatan Implementasi Pendidikan Dokter Layanan Primer Mendukung Jaminan Kesehatan, Nasional Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional. 2) terwujudnya percepatan implementasi pendidikan dokter layanan primer mendukung jaminan kesehatan, nasional dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional melalui Menerbitkan Peraturan Menteri guna mendukung implementasi Undang Undang Nomor 20 Tahun 2013, melakukan kajian (assessment) tentang implementasi pendidikan DLP, mendukung dan sekaligus memperkuat implementasi pendidikan DLP, menyiapkan tatanan organisasi dan kelembagaan terkait dengan implementasi pendidikan DLP,

112 melakukan sosialisasi tentang substansi DLP, mendukung implementasi pendidikan DLP, melakukan seleksi berbasis profesionalitas dan proporsionalitas terhadap tenaga kesehatan dari luar negeri yang akan praktik medis di Indonesia, melakukan sosialisasi kepada masyarakat luas tentang kehadiran tenaga kesehatan dari luar negeri (khususnya ASEAN) yang berpeluang melayani kesehatan masyarakat Indonesia. c. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Penerapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Dalam Rangka Keselamatan Penerbangan. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya antisipasi dan solusi penerapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dalam rangka keselamatan penerbangan. 2) terwujudnya antisipasi dan solusi penerapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dalam rangka keselamatan penerbangan melalui meningkatkan sosialisasi KKOP terkait penerbangan sipil dan penerbangan militer, memperketat izin bagi pengembang atau investor yang akan mendirikan bangunan pencakar langit (highrise building) di area KKOP, memberi masukan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang diharmonisasikan dengan KKOP, menyusun aturan pengawasan dan penindakan penggunaan alat-alat kedirgantaraan, informasi komunikasi di area KKOP, menyiapkan kelembagaan, SDM dan infrastruktur untuk mengawasi dan penindakan penggunaan alat-alat kedirgantaraan, informasi komunikasi di area KKOP. d. Saran tindak dengan judul Peningkatan Pendidikan Agama, Kewarganegaraan dan Karakter Dalam Rangka Deradikalisasi. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya peningkatan pendidikan agama, kewarganegaraan dan karakter dalam rangka deradikalisasi. 2) terwujudnya peningkatan pendidikan agama, kewarganegaraan dan karakter dalam rangka deradikalisasi melalui mengevaluasi kurikulum untuk mengakomodasi pendidikan agama, menyusun panduan kegiatan untuk dijadikan opsi penerapan prinsip-prinsip mata pelajaran kewarganegaraan dan karakter, merevisi kurikulum pendidikan di perguruan tinggi dan pendidikan dasar dan menengah untuk mengakomodasi pendidikan agama, meningkatkan kapasitas dan kuantitas dari fasilitas, infrastruktur, pengampu atau pengajar pendidikan agama, kewarganegaraan dan karakter, meningkatkan pembinaan tokoh-tokoh keagamaan, dengan memberdayakan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), meningkatkan pembinaan kepemudaan, olah raga dan seni budaya di lingkungan dan antar pesantren, biara dan lain sebagainya.

113 e. Saran tindak dengan judul Peningkatan Kualitas Dan Pasokan Jagung Guna Menajga Ketahanan Pangan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya peningkatan kualitas dan pasokan jagung guna menajga ketahanan pangan nasional. 2) terwujudnya peningkatan kualitas dan pasokan jagung guna menajga ketahanan pangan nasional melalui membentuk lembaga yang menangani komoditas pangan sesuai UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan termasuk mengatur tata kelola jagung, menetapkan tata niaga jagung yang lebih terbuka melalui e-marketing dan sistem pelaporan yang lebih akurat, membuat kebijakan tentang logistik jagung dan menetapkan industri pakan dan pangan dari jagung di sentra-sentra jagung untuk menekan biaya tinggi, melaksanakan kebijakan pemerintah dalam upaya mengendalikan produksi dan harga jagung di daerahnya masing-masing, melaksanakan pengawasan tata laksana distribusi bibit, pupuk dan penyiapan lahan untuk pengembangan budidaya jagung, memberikan fasilitas penyuluhan secara berjenjang kepada petani dalam rangka peningkatan produksi jagung guna swasembada jagung, meningkatkan kualitas dan kuantitas jagung yang sesuai kebutuhan dalam negeri, dengan mendirikan silo di sentra-sentra jagung untuk membantu meningkatkan kualitas jagung petani. f. Saran tindak dengan judul Pembenahan Sistem Pemasyarakatan Guna Mewujudkan Pengalian Hukum Yang Adil dan Berwibawa. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya pembenahan sistem pemasyarakatan guna mewujudkan pengalian hukum yang adil dan berwibawa. 2) terwujudnya pembenahan sistem pemasyarakatan guna mewujudkan pengalian hukum yang adil dan berwibawa melalui redistribusi warga binaan secara selektif, meningkatkan dana pembangunan Lapas baru, mengembangkan blok Lapas yang sudah ada atau merenovasi Lapas yang sudah ada, merubah politik pemidanaan, percepatan pelaksanaan pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, dan cuti menjelang bebas serta pemberian remisi sesuai dengan ketentuan UU, mempercepat revisi Peraturan Pemerintah No.99 Tahun 2012 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan dan Peraturan Pelaksanaannya, menambah sarana dan prasarana pengamanan di seluruh Lapas, meninjau kembali organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan agar memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan pengadaan dan pembinaan SDM, pembinaan Unit Pelaksana Teknis (UPT), serta perencanaan anggaran, mengalokasikan pengangkatan pegawai baru untuk petugas pengamanan Lapas.

114 g. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Terulangnya Penyanderaan Terhadap WNI dan Tindak Kejahatan Laut di Wilayah Perairan Bebas Philipne, Indonesia dan Malaysia. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya antisipasi dan solusi terulangnya penyanderaan terhadap WNI dan tindak kejahatan laut di wilayah perairan bebas Philipne, Indonesia dan Malaysia. 2) terwujudnya antisipasi dan solusi terulangnya penyanderaan terhadap WNI dan tindak kejahatan laut di wilayah perairan bebas Philipina, Indonesia dan Malaysia melalui memperluas hasil kesepakatan tripartit di Yogyakarta pada ASEAN Regional Forum Annual Security Outlook (ARF ASO) di Laos, mengoptimalkan penyelesaian segmen batas maritim RI dan Malaysia agar tidak terjadi daerah abu-abu, membangun satu Skadron Drone, membangun radar Cover Low Speed Aircraft di wilayah Tarakan dan mengoptimalkan Kogasgab Ambalat TNI dengan dukungan alutsista yang memadai dalam mengawal keamanan laut serta memperluas program Intelligent Exchange antara BAIS TNI dengan Intelligence Service of the Armed Forces of the Philippines (ISAFP), mmensinergikan sistem pelayanan pelayaran yang profesional dalam rangka perlindungan warga negara. h. Saran tindak dengan judul Mengeliminir Rekrutmen Kelompok ISIS Dan Faham Radikal Keagamaan Guna Menjaga Stabilitas Keamanan Nasinal. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya mengeliminir rekrutmen kelompok ISIS dan faham radikal keagamaan guna menjaga stabilitas keamanan nasinal. 2) terwujudnya mengeliminir rekrutmen kelompok ISIS dan faham radikal keagamaan guna menjaga stabilitas keamanan nasinal melalui mempercepat disahkannya RUU tentang Pemberantasan Tindak Pidana Teroris, menegakan hukum secara profesional dan proporsional, pembinaan dan pendampingan bagi mantan tindak pidana teroris, memetakan daerah rawan sasaran rekrutmen organisasi ISIS dan kelompok radikal lainnya, memutus mata rantai masuknya dana pembiayaan organisasi ISIS, mengoptimalkan pemblokiran terhadap situs-situs ISIS dan kelompok radikal lainnya dan melakukan deradikalisasi secara terus menerus dan konsisten, menciptakan lapangan pekerjaan di daerah miskin, padat penduduk, dan rawan rekrutmen kelompok ISIS, memperkecil kesenjangan sosial dengan program-program pembangunan pro rakyat, mengalokasikan anggaran pembinaan pondok pesantren dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) sebagai benteng perlawanan terhadap penyebaran paham ISIS/paham radikal lainnya, mengoptimalkan kegiatan dialog dan kajian akademis diberbagai lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan.

115 i. Saran tindak dengan judul Antisipasi Dan Solusi Untuk Menangkal Tindakan Yang Bertentangan Dengan Pancasila Sebagai Dasar Negara. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya antisipasi dan solusi untuk menangkal tindakan yang bertentangan dengan pancasila sebagai dasar negara. 2) terwujudnya antisipasi dan solusi untuk menangkal tindakan yang bertentangan dengan pancasila sebagai dasar negara melalui menyusun strategi penangkalan berkembangnya paham yang berpengaruh negatif bagi Pancasila sebagai dasar negara RI, meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas organisasi kemasyarakatan yang diindikasikan melakukan tindakan melanggar hukum dan membahayakan eksistensi Pancasila, menyaring dan memblokir situs yang menyebarluaskan informasi berindikasi membahayakan Pancasila, membudayakan empat konsensus dasar Pancasila melalui sosialisasi dan pendidikan baik formal maupun informal, memegang teguh amanat Pasal 33 UUD NRI 1945 dan pasal-pasal lainnya khususnya dalam meratifikasi perjanjian internasional yang menyangkut kepentingan nasional Indonesia khususnya terkait dengan pengelolaan sumber daya alam, meningkatkan penegakan hukum terhadap berbagai gerakan fisik berbasis radikalisme. j. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Penanggulangan Membanjirnya Produk Makanan dan Obat Ilegal dan Kadaluarsa. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya antisipasi dan solusi penanggulangan membanjirnya produk makanan dan obat ilegal dan kadaluarsa. 2) terwujudnya antisipasi dan solusi penanggulangan membanjirnya produk makanan dan obat ilegal dan kadaluarsa melalui Melakukan sosialisasi mitigasi risiko mengkonsumsi produk makanan dan obat-obatan ilegal serta kadaluarsa, dan jika menemukan indikasi tindakan ilegal agar lapor dini kepada aparat pengak hukum terdekat, meningkatkan pengawasan dan pendampingan terhadap industri rumah tangga yang memproduksi makanan siap saji, mensinkronisasi regulasi tentang lembaga yang berwewenang dalam melakukan perizinan produksi dan peredaran makanan dan obat, melaksanakan pendidikan dan pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) untuk para pelaku usaha makanan secara berjenjang dan berkesinambungan, menyediakan bahan baku makanan sehat, halal, dan bergizi secara berkelanjutan dan berkecukupan, meningkatkan pengawasan peredaran zat berbahaya/kimia yang digunakan sebagai bahan campuran produksi dan peredaran pangan di sepanjang rantai pasok pangan, secara ketat, berkala, dan berkelanjutan.

116 k. Saran tindak dengan judul Percepatan Penerapan Kawasan Ekonomi Khusus Guna Pemerataan Pembangunan Di Daerah Tertinggal. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya percepatan penerapan kawasan ekonomi khusus guna pemerataan pembangunan di daerah tertinggal. 2) terwujudnya percepatan penerapan kawasan ekonomi khusus guna pemerataan pembangunan di daerah tertinggal melalui koordinasi dan bekerjasama dengan K/L terkait untuk mendukung pembangunan perindustrian di 10 KEK, melalui penetapan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan dalam pembangunan berbagai industri sesuai dengan konsep pembangunan 10 KEK dan pembangunan KTM, mempercepat proses perizinan dan pelayanan penyediaan tanah/lahan (hak milik, hak guna usaha, hak pakai, hak sewa, dan hak membuka tanah) tanpa harus mereduksi dan mengabaikan tanah adat dan hak ulayat, meningkatkan kebutuhan anggaran dalam pembangunan infrastruktur secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan realistik untuk menunjang pembanguan KEK, meningkatkan fasilitas fiskal dan fasilitas pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pelayanan industri, perdagangan ekspor dan impor melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk meningkatkan kinerja aktivitas ekonomi di KEK. l. Saran tindak dengan judul Percepatan Pemanfaatan Energi Panas Bumi Guna Meningkatkan Ketahanan Energi Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan percepatan pemanfaatan energi panas bumi guna meningkatkan ketahanan energi nasional. 2) terwujudnya percepatan pemanfaatan energi panas bumi guna meningkatkan ketahanan energi nasional melalui Penerbitan PP Panas Bumi untuk pemanfaatan tidak langsung (untuk listrik) dan PP yang mewajibkan seluruh instansi terkait dan pemerintah daerah untuk menyederhanakan/menghapuskan berbagai perizinan dan non-perizinan di sektor panas bumi, melakukan studi untuk penentuan zonasi kawasan hutan konservasi khususnya yang tumpang tindih dengan potensi panas bumi, menerbitkan Izin Pemanfaatan Jasa Lingkungan untuk PLTP yang telah dioperasi, namun masuk dalam kawasan hutan konservasi, menerbitkan Permen ESDM terkait harga panas bumi yang menggunakan skema fixed prices yang mengharuskan PLN membeli listrik panas bumi tanpa proses negosiasi, menerbitkan kebijakan tambahan insentif fiskal yang telah ada saat ini antara lain tax allowance dan tax holiday bagi pengembang panas bumi.

117 m. Saran tindak dengan judul Penyelamatan Generasi Muda Dari Penyalahgunaan Media Sosial Dalam Rangka Ketahanan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya penyelamatan generasi muda dari penyalahgunaan media sosial dalam rangka ketahanan nasional. 2) terwujudnya penyelamatan generasi muda dari penyalahgunaan media sosial dalam rangka ketahanan nasional melalui menyusun regulasi yang komprehensif untuk mengatur pemanfaatan media sosial sesuai dengan etika komunikasi, menyusun petunjuk pemanfaatan media sosial secara positif dan mensosialisasikannya di kalangan generasi muda, melakukan pemberdayaan generasi muda untuk memperkuat ketahanan mental dari pengaruh negatif, meningkatkan pembinaan dan pengawasan penggunaan media sosial di kalangan generasi muda, melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan media sosial untuk mencegah penyalahgunaan media sosial untuk tujuan yang membahayakan ketertiban dan keamanan. n. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Pemanfaatan Rupbasan Dalam Rangka Memperkuat Pembuktian Dalam Proses Peradialn Dan Penyelamatan Aset Negara. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya optimalisasi pemanfaatan rupbasan dalam rangka memperkuat pembuktian dalam proses peradialn dan penyelamatan aset negara. 2) terwujudnya optimalisasi pemanfaatan rupbasan dalam rangka memperkuat pembuktian dalam proses peradialn dan penyelamatan aset negara melalui penerbitan Peraturan Pemerintah yang mengatur pengelolaan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan), pembangunan Rupbasan di setiap kabupaten/kota, peningkatan anggaran Rupbasan, menyusun pedoman pelaporan benda sitaan negara atau rampasan untuk dijadikan data base nasional, mempercepat proses pelelangan benda sitaan negara dalam rangka pengembalian aset negara secara optimal. 4. Pada Tahun Anggaran 2016 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 1 (satu) naskah kajian Semiloka yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan perincian sebagai berikut: Naskah kajian hasil Semiloka dengan judul Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan Daerah Bali Dalam Rangka Menuju Pariwisata Berkeadilan dan Berkelanjutan. a. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya kebijakan pengembangan kepariwisataan daerah Bali dalam rangka menuju pariwisata berkeadilan dan berkelanjutan.

118 b. terwujudnya kebijakan pengembangan kepariwisataan daerah Bali dalam rangka menuju pariwisata berkeadilan dan berkelanjutan melalui penyempurnaan regulasi yang mengakomodasikan kepentingan pariwisata daerah, perubahan orientasi dasar pemikiran perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, pengimplementasian Tri Hita Karana secara konsekuen, pengembangan destinasi dan kawasan strategis pariwisata yang lebih komprehensif dalam rangka menuju pariwisata berkeadilan dan berkelanjutan. 5. Pada Tahun Anggaran 2016 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 6 (empat) naskah kajian pengkajian daerah yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan perincian sebagai berikut: a. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. 1) Manfaat dari pengkajian daerah tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya kondisi ketahanan daerah menyangkut aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ancaman bencana alam serta resiko pembangunan nasional di Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah yang berpengaruh terhadap kondisi keamanan nasional. 2) terwujudnya Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah melalui peningkatan pemahaman tentang Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara, mensinergiskan RTRW pusat dan daerah, penyediaan energi listrik secara menyeluruh dan merata, peningkatan kualitas dan kuantitas baik personil, anggaran dan infrastruktur guna penegakan hukum secara profesional dan bermartabat serta pembangunan kekuatan TNI/Polri yang berbanding lurus dengan luasnya wilayah dalam rangka menjaga stabilitas ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan di wilayah Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. b. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Provinsi Papua. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan terlaksananya kondisi ketahanan daerah menyangkut aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ancaman bencana alam serta resiko pembangunan nasional di Provinsi Papua yang berpengaruh terhadap kondisi keamanan nasional. 2) terwujudnya Provinsi Papua melalui penyusunan peta (mapping) produksi pangan, distribusi pangan dan keberlanjutan ketersediaan pangan. Kemudian menyusun strategi cegah dini terjadinya kerwanan ketersediaan pangan, mmelakukan sinergitas kegiatan, sesuai tataran kewenangan dan tanggung jawabnya, memfasilitasi optimalisasi peningkatan daya dukung SDM dan daya dukung sosial dan percepatan ketersediaan daya

119 dukung infra struktur, melakukan pendekatan sosial budaya dan tindakan preventif kepada kelompok sipil bersenjata, konflik antar suku dan sengketa tanah, mmensosialisasikan situasi kondisi Papua saat ini yang semakin kondusif dan caracara penanganan konflik di Papua yang persuasif dan mengedepankan HAM, guna mengcounter opini negatif yang terus dikampanyekan oleh oknum pelarian (Beny Wenda dkk) dan LSM internasional simpatisan gerakan separatis di Papua di forum internasional. c. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Batam Provinsi Kepulauan Riau. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan terlaksananya kondisi ketahanan daerah menyangkut aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ancaman bencana alam serta resiko pembangunan nasional di Batam Provinsi Kepulauan Riau yang berpengaruh terhadap kondisi keamanan nasional. 2) terwujudnya Batam Provinsi Kepulauan Riau melalui peningkatan harmonisasi regulasi, peningkatan kualitas tata kelola, peningkatan infrastruktur dan fasilitas wilayah, serta peningkatan pengawasan dan koordinasi implementasi KPBPB Batam dalam rangka pertumbuhan ekonomi nasional. d. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kondisi terlaksananya kondisi ketahanan daerah menyangkut aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ancaman bencana alam serta resiko pembangunan nasional di Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang yang berpengaruh terhadap kondisi keamanan nasional. 2) terwujudnya Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Kepahiang melalui meningkatkan sinergitas dan harmonisasi untuk mengundang investor agar tertarik untuk melakukan investasi di Provinsi Bengkulu, meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan manajemen resiko untuk masa mendatang guna mendukung koordinasi dengan mitra kerja, meningkatkan koordinasi dan harmonisasi kegiatan berkaitan dengan hasil pertanian dan perkebunan guna mengarahkan masa depan Provinsi Bengkulu dan khususnya Kabupaten Kepahiang yang lebih komprehensif. e. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Bintuni Provinsi Papua Barat. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya kondisi ketahanan daerah menyangkut aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ancaman bencana alam serta resiko

120 pembangunan nasional di Bintuni Provinsi Papua Barat yang berpengaruh terhadap kondisi keamanan nasional. 2) terwujudnya Bintuni Provinsi Papua Barat melalui melakukan pembinaan secara tegas dan proporsional kepada Bupati Sorong Selatan, serta penegakan hukum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, menyelesaikan permasalahan jalan HPH milik PT. Membramo Raya di Manokwari Selatan, selanjutnya dibangun dan dikelola untuk jalan umum, meningkatkan pengawasan, pengendalian, dan evaluasi atas pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Teluk Bintuni guna memastikan arah kebijakan pembangunan secara profesional dan proporsional, melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) secara profesional dan tepat sasaran sesuai dengan tuntutan kearifan local, mengevaluasi sistem pengamanan di PT. LNG Tangguh. f. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Provinsi Jawa Timur (Surabaya dan Gresik). 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan terlaksananya kondisi ketahanan daerah menyangkut aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ancaman bencana alam serta resiko pembangunan nasional di Provinsi Jawa Timur (Surabaya dan Gresik) yang berpengaruh terhadap kondisi keamanan nasional. 2) terwujudnya Provinsi Jawa Timur (Surabaya dan Gresik) melalui meningkatkan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup sesuai Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, meningkatkan pengawasan dalam pengolaan lingkungan hidup dan transparansi HPL dan HGB pada lahan reklamasi sesuai Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, meningkatkan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan minimalisasi konversi lahan pertanian ke penggunaan lain, meninjau kembali pelaksanaan pengembangan pelabuhan Tanjung Perak, terkait dengan rencana pengembangan kawasan Madura, melaksanakan revitalisasi PT. Petrokimia untuk memperbaiki kualitas hasil produksinya. 6. Pada Tahun Anggaran 2016 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 1 (satu) naskah kajian pengkajian luar negeri yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan sasaran negara Singapura. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan mencermati kondisi saat ini dapat dikatakan bahwa negara Singapura sudah menjadi HUB di kawasan regional baik ditinjau dari aspek perdagangan, perbankan dan keuangan, pariwisata dan jasa lainnya, dengan demikian singapura telah mampu mengambil peran yang strategis dalam memanfaatkan diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

121 2) sehubungan dengan dilakukannya pengkajian luar negeri ke negara Singapura antara lain: a) Paska diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) secara langsung berdampak pada peningkatan pergerakan manusia dan barang antar negara kawasan Asean, guna menyongsong perkembangan tersebut disarankan agar Wantannas RI membuat Kajian dalam bentuk Rakertas tentang Peningkatan infrastruktur (Terminal Bandara) dan SDM (Sumber Daya Manusia) Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Internasional lainnya di Indonesia agar mampu bersaing mendapatkan manfaat yang sebesar besarnya dari peberlakuan MEA. b) Guna mendapatkan Multiply efect dari event Internasional di dalam negeri antara lain Sail Bunaken, Sail Morotai, Sail Komodo, Indo Defence dan event Internasional lainya tidak menjadi acara rutinitas tahunan semata disarankan agar Kementrian Koordinator terkait sebagai Leading sector dari kegiatan tersebut mendorong seluruh Kementrian dan lembaga atau stakeholder dibawahkoordinasinya membuat perencanaan yang komprehensif sehingga event Internasional dengan biaya besar mendapatkan manfaat dengan Multiply efect besar bagi kepentingan nasional yang berkelanjutan demi kemakmuran dan kemajuan bangsa Indonesia dimasa datang. c) Meningkatkan kualitas pelayanan penerbangan baik manajemen, pengelolaan, Tata ruang, kualitas SDM, System transportasi dari dan menuju bandara, melengkapi fasilitas pendukung dan mencegah terjadinya insiden maupun accident penerbangan seperti di Bandara Halim Perdanakusuma dan demi kepentingan nasional Indonesia disarankan segera dibuat kajian secara komprehensif dan integral guna merumuskan penggunaan Bandara Halim Perdanakusuma hanya untuk VVIP dan kepentingan operasional militer saja. Untuk penerbangan komersial yang saat ini beroperasi di Halim Perdanakusuma dipindahkan ke bandara sipil seperti Sukarno Hatta atau Bandara Kertajati yang sedang dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan prediksi peningkatan volume penumpang maupun barang dikemudian hari. Demikian laporan hasil kinerja Kedeputian Pengembangan sesuai dengan Penetapan Kinerja Kegiatan Tahun 2016 yang telah ditetapkan. Deputi Pengembangan Khoirul Arifin, SE, MM Marsekal Muda TNI

122 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 STAF AHLI SETJEN WANTANNAS Progr am Kegiatan Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presentase Rencana Tingkat Capaian (Target) Keterangan Pembin aan Ketaha nan Nasion al Perumusan Kebijakan Pembinaan Tannas Staf Ahli Setjen Wantannas Masukan Dana, SDM Keluaran A. Perkiraan Cepat Rupiah, Orang Naskah Rp 15 Naskah 15 Naskah 100 % Kirim Presiden 14 Naskah Respon Pres 2 Naskah B. Kajida Naskah 5 Naskah 3 Naskah 80 % C. Kajilu Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100% - Hasil Respon Presiden Naskah Persentase 15 Naskah 100 % 14 Naskah 95 % 90 % 95 % Kirim Presiden - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable 100 % - Dampak Terselenggaranya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional 100 %

123 Penjelasan : 7. Pada TA Staf Ahli telah menghasilkan 19 Kajian berupa Perkiraan Cepat, Kajian Daerah maupun Kajilu, dengan perincian sebagai berikut: m. Perkiraan Cepat 1) Saran tindak dengan judul Antisipasi Dan Solusi Aspek Ekonomi Terhadap Dampak Fluktuasi Harga Minyak Mentah Dunia 2016 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan harga minyak mentah dunia yang mengalami penurunan dalam rangka ketahanan nasional. Bagi Indonesia turunnya harga minyak secara umum memberikan dua dampak yang cenderung saling bertolak belakang. Disatu sisi secara umum dapat menguntungkan Indonesia sebagai net oil importer sedangkan disisi lainnya dengan penurunan harga minyak akan menyebabkan nilai impor migas menurun sehingga akan menurunkan beban impor. Sedangkan bagi APBN, penurunan harga minyak dunia membantu meringankan beban ABPN untuk mengimpor BBM dan juga akan mengurangi tekanan terhadap defisit fiskal. 2) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Optimalisasi Penyerapan Produk Pertanian/Gabah Dalam Rangka Swasembada Pangan Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan rencana pemerintah yang terus menargetkan tahun swasembada dalam pertanian nasional dalam rangka ketahanan nasional. Realisasi keberhasilan upaya penyelamatan petani dari kerugian dan sekaligus memastikan ketersediaan stok beras melalui serapan gabah oleh Bulog serta terus melakukan pemantauan oleh tim serapan gabah yang diturunkan di Jawa Barat oleh Kementerian Pertanian. 3) Saran tindak dengan judul Mengelola Industri Hilir Kelapa Sawit Guna Menjamin Stabilitas Harga Produk Minyak Sawit Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan

124 mengelola kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan di dalamnya, mulai dari perizinan usaha bisnis kelapa sawit (perkebunan sampai dengan industri), pengadaan tanah, proses perkebunan, proses industri, perdagangan baik dalam negeri maupun ekspor. Memberikan dukungan kelancaran dalam pengelolaan industri kelapa sawit, dan pemerintah telah menerbitkan berbagai PP, Perpres, Permen berbagai kementerian terkait, guna menunjang realisasi program prioritas yang telah dicanangkan saat ini untuk mempercepat pembangunan daerah-daerah pinggiran dan terbelakang. 4) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Terhadap Aspek Pertahanan dan Keamanan di Indonesia Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan tujuan diberlakukannya MEA sebagai suatu kawasan yang makmur, stabil dan bersaing di bidang ekonomi, serta mewujudkan integrasi ekonomi negara-negara ASEAN. Pemberlakuan MEA akan menjadikan kawasan ASEAN sebagai satu kawasan pasar perdagangan yang terpadu. Negara-negara ASEAN dapat dengan bebas akan keluar-masuk wilayah perbatasan Negara Indonesia sehingga pengawasan masuknya orang asing agar lebih di perketat sebab dari aspek ketenagakerjaan, dengan pemberlakuan MEA akan menjadi kesempatan yang besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. MEA juga menjadi kesempatan yang baik bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. 5) Saran tindak dengan judul Peningkatan Keamanan Poros Maritim Dunia dan Tol Laut Nusantara Guna Menunjang Peningkatan Ekonomi Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penegakan kedaulatan dan hukum di laut, keamanan pelayaran dan keselamatan navigasi.

125 Mampu menyelesaikan segala bentuk risiko keamanan yang masih menjadi permasalahan seperti illegal fishing, illegal logging, penyelundupan manusia, narkotika, perampokan di laut, penetapan batas wilayah yang belum selesai, pencemaran di laut, keselamatan navigasi dan keamanan pelabuhan serta pelayaran, jika tidak diantisipasi dan dipecahkan secara dini akan menghambat pemanfaatan potensi ekonomi guna menunjang peningkatan ekonomi nasional. 6) Saran tindak dengan judul Penguatan Sinergi Sipil Militer Untuk Mendorong Perimbangan Kekuatan Pertahanan Kawasan Samudera Indonesia Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan perkembangan tensi lingstra di Laut China Selatan (LCS) yang mengakibatkan kurangnya perhatian pusat terhadap kawasan Samudera Hindia (Samudera Indonesia). Keberadaan instalasi sipil yang bersifat dual-use (dapat berfungsi ganda sipilmiliter) dapat mengisi kekosongan kawasan, mencakup; pelabuhan laut, situs penelitian dan peluncuran roket LAPAN di Garut Selatan, serta adanya 13 (tiga belas) Kementerian/Lembaga (K/L) terkait sektor maritim di Indonesia. 7) Saran tindak dengan judul Solusi Terhadap Permasalahan Pembinaan Narapidana/Tahanan Teroris Maupun Mantan Narapidana Teroris Yang Telah Bebas/Kembali ke Masyarakat (Program Deradikalisasi - Reintegrasi) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan koordinasi data intelijen antar lembaga penegak hukum, para tokoh agama/masyarakat dalam upaya meredam merebaknya aliran/paham radikal, dan pencegahan kejahatan teroris serta program deradikalisasi-reintegrasi dalam rangka ketahanan nasional. Penanganan terhadap kejahatan teroris secara lebih intensif, terkoordinatif dan berkelanjutan serta dilakukan pembinaan yang lebih tegas dan efektif melalui pendekatan secara khusus (melalui pendekatan religius-ideologis didukung dengan berbagai disiplin ilmu) berupa

126 pembinaan yang lebih ketat, terpola dan komprehensif serta berkesinambungan baik di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) maupun rumah tahanan negara (rutan) begitu pula pembinaan bagi mantan napi teroris yang telah bebas/kembali ke masyarakat. 8) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Terhadap Pembinaan Narapidana Kejahatan Luar Biasa di Lapas Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penegakan hukum terhadap pelaku tindak pidana korupsi, narkoba, dan teroris serta lemahnya penjatuhan sanksi hukum yang tidak menimbulkan efek jera khususnya bagi pelaku tindak pidana korupsi dalam rangka ketahanan nasional. Pelaksanaan proses hukum terhadap pelaku kejahatan luar biasa seharusnya secara konsisten dan konsekuen mendapat perlakuan yang luar biasa ketat baik di Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan dengan penjatuhan sanksi pidana berat yang dapat menimbulkan efek jera baik terhadap pelaku maupun kepada masyarakat luas. 9) Saran tindak dengan judul Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme di Papua Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan separatis di Papua, terutama yang menggunakan kekerasan bersenjata memerlukan penanganan dalam rangka ketahanan nasional. Mengantisipasi maraknya gerakan separatis yang terjadi di Papua, apabila tidak ditangani secara tepat, tegas, dan komprehensif akan memunculkan aspirasi separatis di daerah lainnya di Indonesia. 10) Saran tindak dengan judul Percepatan Upaya Tahapan Lanjut Pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) Serpong Guna Pengembangan dan Realisasi Pemanfaatan Energi Nuklir Sesuai RPJM Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Energi Nuklir yang menjadi sumber energi alternatif bagi masyarakat yang aman dan efisien dalam rangka ketahanan nasional.

127 Pemenuhan kebutuhan akan pasokan energi yang dapat terpenuhi, serta realisasi akan pembangunan PLTN untuk jaringan listrik utama Sumatra, Jawa dan Bali yang merupakan harapan 75% masyarakat Indonesia yang percaya bahwa PLTN akan menjamin ketersediaan pasokan listrik nasional memlalui BATAN yang telah melakukan langkah yang strategis dan tepat dengan melaksanakan program Reaktor Daya Eksperimental (RDE) untuk pengembangan produksi listrik skala kecil dan proses panas untuk industri. 11) Saran tindak dengan judul Percepatan Implementasi Energi Nuklir Sesuai Amanat RPJM Sebagai Unsur Strategis Kemandirin Energi Dalam Rangka Menjaga Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional dalam rangka ketahanan nasional. Terwujudnya amanat Trisakti menuju berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial budaya. Ketahanan energi merupakan fundamen dari ketahanan politik, ketahanan sosial, ketahanan budaya dan ketahanan ekonomi yang semuanya menjadi pilar bagi ketahanan nasional. 12) Saran tindak dengan judul Sinkronisasi dan Percepatan Target RIPIN dan KEN Guna Mendorong Industrialisasi dalam rangka Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penguatan industri nasional dengan perencanaan ketahanan energi yang kuat dan berdaulat dalam rangka ketahanan nasional. Energi nuklir dapat mendukung program kebijakan energi nasional sesuai dengan PP No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yang mentargetkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun Serta mendukung Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dengan target penurunan emisi 41% atau 61,7 juta ton CO2 sampai tahun 2030.

128 13) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Timbulnya Aliran Sesat di Indonesia Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan potensi tumbuhnya aliran sesat serta mengantisipasi dan mencari solusi agar aliran sesat tidak tumbuh dan berkembang di Indonesia dalam rangka ketahanan nasional. Aparat keamanan ketertiban masyarakat (Polri) dapat mencegah kemungkinan adanya aliran sesat sedini mungkin (sejak saat adanya niat dari aktor intelektual) namun tetap menjaga agar jangan timbul penilaian dan tuduhan bahwa Pemerintah- Pemerintah Daerah dan Aparat Keamanan (Polri) terjebak pada pelanggaran HAM berat yang mengundang reaksi LSM pejuang HAM dan masyarakat internasional. 14) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Krisis Moral dalam Upaya Penguatan Ketahanan Budaya Bangsa Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kemorosotan akhlak yang dialami seseorang/kelompok dan memberikan dampak buruk bagi dirinya maupun orang lain di Indonesia dalam rangka ketahanan nasional. Tercapainya penguatan budaya bangsa serta terwujudnya moral bangsa yang baik yang merupakan bagian dari pluralitas bangsa dan dapat memperkuat ikatan solidaritas bangsa. 15) Saran tindak dengan judul Mencegah dan Menanggulangi Kemungkinan Berkembangnya Radikalisme Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan tindak kekerasan/tindakan ilegal antara lain penyalahgunaan patronase, penyuapan sistematik, dan praktik melawan hukum serta tindak kekerasan fisik lainnya dalam rangka ketahanan nasional. Upaya pencegahan dan penanggulangan paham radikalisme yang membahayakan NKRI yang sejatinya harus dilakukan oleh seluruh komponen kekuatan bangsa.

129 n. Kajida Naskah kajian hasil kajian daerah dengan perincian sebagai berikut : 1) Naskah kajian hasil kajian daerah dengan judul Laporan Kajian Daerah Setjen Wantannas di Provinsi Sulawesi Tenggara Maret 2016 Manfaat dari Kajida adalah sebagai saran tindak yang digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Sumber Daya Alam (SDA) dan pemberdayaan ekonomi daerah dalam rangka ketahanan nasional. Terwujudnya pengelolaan sumber daya alam terutama pertambangan di Sulawesi Tenggara, sehingga berdampak positif terhadap keberlanjutan pembangunan daerah serta kualitas hidup, kesejahteraan rakyat, lingkungan hidup dan ketahanan nasional secara umum. Disisi lainnya, upaya untuk memecahkan masalah pertambangan di Sulawesi Tenggara dilakukan dengan memperkuat kembali integrasi dan harmonisasi penerapan peraturan perundang-undangan terkait dengan pengelolaan SDA dan SDM nasional yang diarahkan pada peningkatan modal pembangunan nasional dalam menghadapi perekonomian regional dan global, serta ditujukan bagi peningkatan keadilan sosial dan kesejahteraan. 2) Naskah kajian hasil kajian daerah dengan judul Laporan Hasil Kajian Daerah Di Semarang Dan Solo Provinsi Jawa Tengah Tanggal April 2016 Manfaat dari Kajida adalah sebagai saran tindak yang digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Dana Desa, Penanganan tahanan teroris dan Narkoba serta maraknya para pekerja asing yang masuk kewilayah Jawa Tengah dalam rangka Ketahanan Nasional. Terwujudnya pendampingan dan pengendalian pelaksanaan dana desa secara optimal yang dilakukan, agar tidak ada keterlambatan pelaksanaan tugas dalam pendampingan dan ketersediaannya SDM di Daerah sebagai mampu mengelola pemanfaatan dana desa. Disisi yang lain adalah semakin diperketatnya para Tenaga Kerja Asing (TKA) khususnya dari Tiongkok yang menanamkan investasi beserta SDM yang sering melanggar UU Ketenagakerjaan dan UU Keimigrasian. Sedangkan dalam hal Lembaga Pemasyarakatan yang ada di wilayah Jateng, dana

130 deradikalisme penanganan tahanan terorisme yang saat ini masih ada di BNPT harus diserahterimakan kepada Kanwilkumham wilayah Jateng sehingga pelaksanaan deradikalisasi dapat berjalan secara baik serta menambah Kapasitas Lembaga Pemasyarakatan di Wilayah Jawa Tengah yang umumnya sudah melebihi kapasitas (Over Load) yang menyebabkan pembinaan dari sisi kenyamanan di LP tidak optimal dan cenderung tidak layak. 3) Naskah kajian hasil kajian daerah dengan judul Laporan Kajian Daerah Setjen Wantannas Ke Medan Provinsi Sumatera Utara September 2016 o. Kajilu Manfaat dari Kajida adalah sebagai saran tindak yang digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Permasalahan para kaum nelayan, Sengketa lahan milik PTPN III dan PTPN II dengan masyarakat sekitar, Keterlibatan premanisme dalam masalah dwelling time di PT. Pelindo I, Narkoba, Infrstruktur jalan serta keterbatasannya alutsista yang dimiliki Lantamal I Belawan dalam mendukung PAM laut wilayah perairan Sumatera Utara dalam rangka Ketahanan Nasional. Terwujudnya pembangunan menyeluruh di Provinsi Sumatera Utara agar dirasakan langsung oleh masyarakat, dengan makin meningkatkan kegiatan perekonomian yang didukung oleh ketersediaan prasarana dan sarana pembangunan, taraf kesejahteraan, dan makin tercukupinya kebutuhan dasar masyarakat. Naskah kajilu hasil kajian daerah dengan perincian sebagai berikut : Naskah kajian hasil kajian daerah dengan judul Laporan Pelaksanaan Kajian Luar Negeri (Kajilu) Ke Singapura Tanggal 28 S.D 30 April 2016 Manfaat dari Kajida adalah sebagai saran tindak yang digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan warga dengan kedisiplinan dan standar kualitas yang tinggi, penciptaan hub-perdagangan dunia, serta dukungan teknologi berstandar kualitas tinggi di negara Singapura dalam rangka Ketahanan Nasional. Terwujudnya Indonesia sebagai salah satu negara yang maju dan berkembang serta dapat bersaing di Asean seperti negara Singapura yang masuk kategori negara maju dengan pendapatan perkapita mencapai USD

131 per orang per tahun berlipat 100 kali. Peningkatan ekonomi yang cukup signifikan ini karena pendidikan warganya dalam mendukung wajah Singapura agar menarik banyak investor dan mampu beradaptasi dengan aturan-aturan yang ketat, sehingga menciptakan sistem birokrasi dan administrasi terbaik di dunia. Singapura mampu membangun hub-perdagangan dunia dengan jumlah kepadatan perusahaan tertinggi di dunia, serta dukungan teknologi berstandar kualitas tinggi dalam mendukung kecepatan dalam melakukan transaksi dengan volume perdagangan yang sangat tinggi. A.n Staf Ahli Setjen Wantannas Staf Ahli Bidang Ekonomi Setjen Wantannas Drs. Bambang Hermanu, SH, MM Inspektur Jenderal Polisi

132 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN, ORGANISASI DAN KEUANGAN Program Uraian Kegiatan Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presen tase Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Terselengga ranya perencanaan anggaran dan administrasi keuangan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas melalui upaya pembinaan anggaran dan keuangan - Masukan Dana - Keluaran 1) Terkelolanya layanan dan pembinaan perencanaan anggaran 2) Terkelolanya layanan dan pembinaan administrasi keuangan - Hasil 1) Persentase unit kerja yang mengajukan perencanaan kegiatan tahunan secara tepat waktu. Rupiah Bulan Bulan Persen tase ,47 % 100 % 100 % 95 % )* 2) Persentase dokumen perencanaan dan pelaporan yang dapat diselesaikan tepat waktu. Persen tase % 3) Persentase penyerapan anggaran. Persen tase ,47 89,30 % )** 4) Persentase tagihan pertanggung jawaban keuangan yang dapat diselesaikan tepat waktu Persen tase % 5) Opini BPK terhadap Pering WTP WTP WTP

133 Program Uraian Kegiatan Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presen tase Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket laporan keuangan (WTP) - Manfaat : Peningkatan kualitas layanan dan pembinaan perencanaan anggaran dan administrasi keuangan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas - Dampak : Terlaksananya layanan dan pembinaan perencanaan dan administrasi keuangan dengan baik dan tertib. kat Persen tase Persen tase % 100 % )* Terdapat anggaran biro keuangan yang dilakukan pemblokiran dalam rangka penghematan (Inpres) sebesar Rp ,- )** Terdapat anggaran Setjen Wantannas yang dilakukan pemblokiran dalam rangka penghematan (Inpres) sebesar Rp ,- Penjelasan : Pada tahun 2016 Biro Perencanaan, Organisasi, dan Keuangan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan layanan dan pembinaan perencanaan anggaran dan administrasi keuangan di Setjen Wantannas, dengan perincian sebagai berikut: 1. Layanan dan pembinaan perencanaan anggaran Layanan dan pembinaan perencanaan anggaran yang dilaksanakan adalah mengkoordinasikan penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran seperti penyusunan dokumen Pengukuran Kinerja Tahun 2015 (Tahun 2016 masih dalam proses penyelesaian), Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 dengan hasil penilaian CC sesuai dengan target yang diharapkan sedangkan untuk tahun 2016 masih dalam proses penilaian, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja, Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan menghasilkan peningkatan kualitas perencanaan kegiatan tahunan yang diajukan unit kerja secara tepat waktu sesuai dengan IKU dan penyelesaian dokumen perencanaan dan pelaporan yang dapat diselesaikan tepat waktu.

134 Manfaat layanan dan pembinaan perencanaan anggaran adalah lebih berkualitasnya layanan dan pembinaan perencanaan anggaran di banding tahun-tahun sebelumnya dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas. Dampak pelaksanaan kegiatan layanan dan pembinaan perencanaan anggaran adalah lebih baik dan tertibnya pelayanan dan pembinaan perencanaan anggaran di lingkungan Setjen Wantannas. 2. Layanan dan pembinaan administrasi keuangan Layanan dan pembinaan administrasi keuangan yang dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2016 telah menghasilkan peningkatan kualitas penyelesaian dokumen administrasi keuangan dengan tepat waktu, mempertahankan opini WTP dari BPK RI terhadap Laporan Keuangan Setjen Wantannas TA sedangkan untuk opini BPK RI atas Laporan Keuangan TA sampai dengan dibuatnya pengukuran kinerja kegiatan ini masih dalam proses pemeriksaan, serta penyelesaian secara tepat waktu atas tagihan pertanggung jawaban keuangan dan optimalisasi penyerapan anggaran. Manfaat layanan dan pembinaan administrasi keuangan adalah lebih berkualitasnya layanan dan pembinaan administrasi keuangan di banding tahun-tahun sebelumnya dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas. Dampak pelaksanaan kegiatan layanan dan pembinaan administrasi keuangan adalah lebih baik dan tertibnya pelayanan dan pembinaan administrasi keuangan di lingkungan Setjen Wantannas. Kepala Biro Perencanaan, Organisasi dan Keuangan, Dr. Yudi Sutrasna, MM Brigadir Jenderal TNI

135 DEPUTI/BIRO : Biro Persidangan dan Humas PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 Program Kegiatan Uraian Indikator Kinerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Meningkatnya - Masukan : Rupiah ,06% kualitas Dana )* tata kelola - Keluaran : persidangan Terkelolanya Bulan 12 Bulan 12 Bulan yang efektif layanan Layanan Layanan dan efesien Persidangan 100% Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya - Hasil : 1) Jumlah layanan persidangan Bulan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% 2) Jumlah bahan/materi persidangan yang di produksi dan di reproduksi Bulan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% Meningkatnya kualitas tata kelola kehumasan yang efektif dan efisien - Keluaran : Terkelolanya layanan humas - Hasil : 1) Jumlah publikasi/ pemberitaan 2) Jumlah layanan arsip Bulan Dokumen 12 Bulan Layanan 24 Dokumen 12 Bulan Layanan 24 Dokumen 100% 100% Bulan 12 Bulan 12 Bulan 100% 3) Jumlah koordinasi kehumasan 4) Jumlah layanan kehumasan Bulan 12 Bulan 12 Bulan 100% Bulan 12 Bulan 12 Bulan 100% Terselengga ranya sistem teknologi dan informasi yang handal - Masukan : Dana - Keluaran : Terkelolanya pengembangan informasi dan Rupiah % )**

136 Program Kegiatan Uraian Indikator Kinerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presentase Pencapaian Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket dan mutakhir teknologi yang mutakhir. - Hasil : Ranking hasil evaluasi Kemen Kominfo terhadap pelaksanaan manajemen keamanan informasi Setjen Wantannas. Rangking % )* terdapat kegiatan yang tidak terserap yaitu menghadiri undangan di tiap-tiap K/L karena kegiatan tersebut bersamaan dengan kegiatan internal Setjen Wantannas serta jumlah kegiatan Bakohumas tidak sebanyak tahun sebelumnya. )** Terdapat kegiatan yang tidak terlaksana yaitu pengembangan aplikasi arsip dikarenakan adanya pemotongan APBN sesuai dengan Inpres Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga Negara Dalam Rangka Pelaksanaan APBNP TA Penjelasan: Pada tahun 2016 Biro Persidangan dan Humas telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan layanan persidangan, layanan kehumasan, dan pengelolaan informasi dan teknologi dengan perincian sebagai berikut: 1. Pelayanan persidangan Manfaat : Meningkatnya mutu, kualitas dan tata kelola pelayanan persidangan sebagai suatu sarana kegiatan dalam dalam mendukung perumusan rancangan kebijakan yang akan direkomendasikan kepada Ketua Dewan Wantannas. Dampak : Terkelolanya kegiatan persidangan secara tepat waktu sesuai dengan agenda kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya dalam menjamin terselenggaranya tata kelola persidangan yang efektif dan efisien. 2. Pelayanan Hubungan Masyarakat Manfaat : Meningkatnya kualitas hubungan masyarakat baik itu dengan anggota tetap Dewan Ketahanan Nasional maupun masyarakat pada umumnya melalui publikasi kegiatan, program kerja, dan capaian-capaian Setjen Wantannas maupun program-program pemerintah pada umumnya melalui simpul-simpul informasi organisasi secara efektif dan efesien serta menyelenggarakan koordinasi kehumasan antar K/L. Disamping itu melakukan layanan tata kelola arsip sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku.

137 Dampak : Terkelolanya layanan hubungan masyarakat secara transparan agar terdiseminasi informasi mengenai capaian kinerja Setjen Wantannas pada khususnya dan pemerintah pada umumnya sehingga terwujud citra positif pemerintah di masyarakat. Selanjutnya terselenggaranya tata kelola arsip secara optimal guna terwujudnya administrasi pengarsipan yang efektif dan efesien. 3. Pelayanan Sistem Informasi Manfaat : Meningkatnya kualitas dan tata kelola sistem informasi Setjen Wantannas sebagai suatu media dalam mendukung tupoksi organisasi untuk menyediakan data dan referensi yang memadai dalam merumuskan kajian dan telahaan terhadap isu-isu strategis yang berkembang. Selanjutnya Dampak : Terhimpunnya data dan referensi yang dibutuhkan serta terakomodasinya fasilitas teknologi dan informasi yang di butuhkan oleh personil Setjen Wantannas dalam rangka mendukung tugas pokok dan fungsi organisasi. Kepala Biro Persidangan, Sistem Informasi dan Pengawasan Internal Firman Achmadi,SE Brigadir Jenderal TNI

138 DEPUTI/BIRO : BIRO UMUM PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016 Program Kegiatan Uraian IndikatorKerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Present aserenc ana Tingkat Capaian (Target) Ket Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Terselenggaranya tatakelola administrasi umum yang efektif dan efisien - Masukan Dana, SDM - Keluaran Meningkatnyakualita statakelolaadministra siumum yang efektifdanefisien Rupiah, Orang ,55 % - Hasil : 1) Jumlah layanan administrasi umum 2) Jumlah Layanan operasional pimpinan Bulan Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 12 Bulan 100% 100% Meningkatnya kualitas dan kapasitas SDM, organisasi dan ketatalaksanaan DKN - Keluaran Meningka tnya akualitas dan kapasitas SDM, organisasi dan ketatalaksanaan DKN Dok Keg 1Dokumen 12 Kegiatan 1Dokumen 10Kegiatan 100% 83% )* )** - Hasil : 1) Jumlah dokuman kepegawaian 2) Jumlah diklatteknis 3) Jumlah diklat struktural 4) Jumlah Keg OT Bulan 4 Kegiatan 23 OT 12 Bulan 3Kegiatan 20 OT 12 Bulan 75% 86% 100% )*** )**** 5) assessment 6) Jumlah layanan ops. Korpri 7) Jumlah pelantikan pegawai 8) Jumlah sosialisasi Keg 12 Kegiatan 12 Kegiatan 100% Keg 6 Kegiatan 2Kegiatan 33% Meningkatnya kualitas - Keluaran Terselenggaranya

139 tatakelola perlengkapan yang efektif dan efisien takelola perlengkapan yang efektif dan efisien - Hasil 1) Jumlah laporan BMN 2) Jumlah layanan pengadaan Dok Bulan 2 Dokumen 12 Bulan 2 Dokumen 12 Bulan 100% 100% Meningkatnya kualitas tata kelola operasional perkantoran yang efektifdanefisien - Keluaran Terselenggaranyatkel ola operasional perkantoran yang efektif dan efisien - Hasil : 1) Jumlah layanan operasional pimpinan dan perkantoran 2) Jumlah pengadaan peralatan dan mesin 3) Gedung dan bangunan 4) Perangkat pengolah data dan komunikasi Bulan Paket Paket Paket 12 Bulan 1Paket 1 Paket 1Paket 12 Bulan 1Paket 1 Paket 1Paket 100 % 100% 100% 100% Meningkatnya kualitas dukungan pelaksanaan pengawasan internal Meningkatnya kualitasdukungan pelaksanaan - Keluaran Tersedianya dukungan pelaksanaan pengawasan internal yang berkualitas - Hasil : Jumlah dokumen pengawasan internal - Keluaran Tersedianya dukungan pelaksanaan Dok 4 Dokumen 4 Dokumen 100 %

140 program reformasi birokrasi program reformasi birokrasi yang berkualitas - Hasil : Jumlah dokumen reformasi birokrasi Dok 9 Dokumen 9 Dokumen 100% )* Terdapat 2 (dua) Kegiatan DiklatTeknis yang tidak terlaksana dikarenakan adanya pemotongan APBN )**Terdapat 1 (satu) Kegiatan Diklat Struktural yang tidak terlaksana dikarenakan adanya pemotongan APBN )***Terdapat 2 (dua) Personel yang tidakjadi di ikutkan assessment tes dikarenakan adanya pemotongan APBN )**** Terdapat 2 (dua) Kegiatan Sosialisasi yang tidak terlaksana dikarenakan adanya pemotongan APBN Penjelasan : Padatahun 2016 Biro Umum telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsiya itu melaksanakan layanan administrasi kepegawaian, kerumah tanggaan dan administrasi umum dengan perincian sebagai berikut : 1. Administrasikepegawaian Manfaat : Meningkatnyamutudankualitaspelayananbidangkepegawaian, meningkatnyakinerjadankopetensi SDM dalam melaksanakan tugas/fungsi serta meningkatnya kualitas dan kesejahteraan pegawai. Dampak : Terlaksananyaadministrasikepegawaiantepatwaktudanpeningkatankualitaskompetensi SDM. 2. AdministrasiUmum Manfaat : Meningkatnya dukungan mutu dan kualitas pelayanan tata usaha dan kesekretariatan, persuratan dan ekspedisi, meningkatnya kinerja dana kuntabilitas pelayanan di 4 (empat) kedeputian, staf ahli dan pimpinan. Dampak : Terlaksananya tata naskah dinas dan ekspedisi persuratan yang sesuai dengan tatanaskah dinas administrasi umum Setjen Wantannas. 3. Layanan Kerumah tanggaan Manfaat : Layanan kerumah tanggaan yang dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2016, telah menghasilkan peningkatan kualitas layanan dan penyelesaian administrasi BMN dengan tepat waktu sesuai dengan IKU serta penyelesaian administrasi pelaporan BMN yan dapat diselesaikan tepat waktu. Meningkatnyalayanandanpengelolaan BMN dalam rangka mendukung kegiatan-kegiatan sesuai dengan tupoksi Setjen Wantannas. Dampak : Pelaksanaan kegiatan layanan kerumah tanggaan menja ditertib dan lebih baik. Kepala Biro Umum Lukas Pamardi, SH, MM MarsekalPertama TNI

141 DEPUTI/BIRO : KEDEPUTIAN SISTEM NASIONAL Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Pengembanga n Kebijakan Ketahanan Nasional Menguatny a kualitas pembinaan ketahanan nasional melalui rumusan kebijakan dan strategi sistem nasional - Masukan Dana, SDM - Keluaran 5) Saran Tindak Bid.Sisnas 6) Perkiraan Cepat Bid. Sisnas Rupiah, Orang % Naskah 12 Naskah 12 Naskah 100 % Naskah 18 Naskah 18 Naskah 100 % 7) Kajian Semiloka Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % 8) Policy Brief Laporan 92 Laporan 92 Laporan 100 % - Hasil Respon Presiden - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable - Dampak Terselenggaranya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional % 80 % 85 % 106 % % 80 % 80 % 100 % % 80 % 80 % 100 % Penjelasan : 8. Pada TA Kedeputian Sisnas telah menghasilkan 31 Kajian berupa kajian Dinamis, perkiraan cepat dan Semiloka, dengan rincian sebagai berikut: p. Kajian Dinamis 13) Saran tindak dengan judul Percepatan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan dalam rangka Penguatan Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional.

142 Terwujudnya Percepatan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Perdesaan melalui peningkatan akses sumber-sumber produksi, penguatan tata kelola pemerintahan dan pembangunan desa, pengintegrasian kebijakan dan revitalisasi nilai-nilai luhur kehidupan di perdesaaan dalam rangka penguatan Ketahanan Nasional. 14) Saran tindak dengan judul Percepatan Pembangunan Maritim Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya percepatan pembangunan maritim melalui peningkatan penyediaan sarana dan prasarana aspek kemaritiman; penetapan regulasi tentang poros maritim dunia; dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan handal tentang kemaritiman dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. 15) Saran tindak dengan judul Percepatan Pembangunan dan Revitalisasi Infrastruktur Pengairan Dalam Rangka Mewujudkan Swasembada Pangan Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya percepatan pembangunan dan revitalisasi infrastruktur pengairan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur pengairan, percepatan perbaikan kerusakan infrastruktur pengairan dan optimalisasi sistem pengelolaan infrastruktur pengairan di tingkat utama dan usaha tani dalam rangka mewujudkan swasembada pangan. 16) Saran tindak dengan judul Percepatan Pembangunan Karakter Bangsa dalam rangka Memperkokoh Ketahanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya percepatan pembangunan karakter bangsa yang cerdas dan bermoral melalui: Peningkatan efektifitas implementasi UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas; Peningkatan kapasitas lembaga-lembaga yang bertanggung jawab dalam penyaringan budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa; Peningkatan kepedulian komponen bangsa tentang pentingnya pendidikan karakter bangsa; Pengoptimalan peran media massa dalam pembentukan karakter bangsa dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional. 17) Saran tindak dengan judul Antiipasi dan Solusi Kelambatan Dweling Time Peti Kemas pada pelabuhan Laut Samudra dalam rangka Meningkatkan Kinerja Perdagangan Internasional Indonesia Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya percepatan dweling time peti kemas pada pelabuhan laut samudra melalui harmonisasi dan revisi regulasi pengaturan penempatan peti kemas, reformasi birokrasi proses pengurusan perizinan bongkar muat peti kemas, peningkatan pendekatan dan

143 pembinaan terhadap importir, peningkatan infrastruktur bongkar muat peti kemas, optimalisasi pemanfataan portal INSW dalam rangka meningkatkan kinerja perdagangan internasional Indonesia. 18) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Keterbukaan Penanaman Modal Asing di Sektor Pendidikan dalam rangka Memelihara Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya penanaman modal asing dalam sektor pendidikan nasional yang sesuai dengan sistem pendidikan nasional melalui penguatan regulasi dalam pengaturan penanaman modal asing sektor pendidikan, filterisasi sistem pendidikan dari negara asing yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan nasional, filterisasi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, perluasan kesempatan masyarakat yang tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dalam rangka memelihara ketahanan nasional. 19) Saran tindak dengan judul Menata Ulang Kawasan Hutan Guna Kepastian Hukum yang Berkeadilan dalam rangka Penguatan Ketahanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya penataan ulang kawasan hutan yang memiliki kepastian hukum yang berkeadilan melalui peningkatan harmonisasi regulasi dan kebijakan pengukuhan kawasan hutan dengan aturan yang lebih tinggi, penguatan aspek legalitas dan legitimasi dalam pengukuhan kawasan hutan, peningkatan sinergitas kelembagaan di pusat dan daerah serta optimalisasi penegakan hukum dalam rangka penguatan ketahanan nasional. 20) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Kepemilikan Properti oleh Warga Negara Asing dalam rangka Penguatan Ketahanan Ekonomi Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya penyelesaian permasalahan kepemilikan properti oleh WNA melalui sinkronisasi Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1996, penyamaan persepsi pemangku kepentingan dan masyarakat mengenai hak milik dan hak pakai atas tanah dan bangunan, penguatan koordinasi di sektor properti, penyusunan kajian secara mendalam mengenai dampak yang akan terjadi, dan penguatan komitmen pemangku kepentingan terhadap persoalan perumahan rakyat dalam rangka menjaga ketahanan nasional. 21) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Ketergantungan Impor Bahan Baku dalam rangka Mendorong Pertumbuhan Ekonomi. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya kemandirian industri nasional melalui Peningkatan kemampuan pelaku industri bahan baku di dalam memanfaatkan potensi pasar dalam negeri; Optimalisasi kebijakan pemerintah dalam memberikan perlindungan dan insentif terhadap industri

144 bahan baku di dalam negeri; Penguatan riset dan Pengembangan dalam Pembangunan industri dasar; Penyediaan data yang akurat tentang kebutuhan bahan baku yang akan diimpor; dan Penghilangan pengaruh kartel pada pengendalian importasi bahan baku dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi. 22) Saran tindak dengan judul Aktualisasi dan Optimalisasi Potensi Wisata Gunungapi dalam rangka Penerimaan Negara dan Pendapatan Asli Daerah. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya aktualisasi dan optimalisasi potensi wisata gunungapi melalui perubahan sikap dan perilaku masyarakat serta peningkatan peran dan sinergitas pemangku kepentingan dalam mendukung aktivitas wisata gunungapi, peningkatan investasi pariwisata gunungapi, penguatan aksesibilitas dan infrastruktur kepariwisataan gunungapi, serta optimalisasi promosi pariwisata tematik gunungapi Indonesia di mancanegara dan dalam negeri dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dan PAD. 23) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Implementasi UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah di Sektor Sumber Daya Alam Bidang Meneral dan Energi dalam rangka Pembangunan Ekonomi yang berkelanjutan. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya Implementasi UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah di Sektor Sumber Daya Alam Bidang Mineral dan Energi melalui pengoptimalan koordinasi yang sinergis antara pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota secara harmonis; penentuan mekanisme peralihan administrasi kelembagaan di daerah; pelaksanaan sinkronisasi dan harmonisasi peraturan perundang-undangan; pengembangan peta jalan dan cetak biru industri mineral dan batubara dalam rangka pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 24) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Pasang Surut Prestasi Olahraga dalam rangka Penguatan Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Terwujudnya peningkatan prestasi olahraga melalui optimalisasi sistem pembinaan olahraga; penguatan implementasi regulasi olahraga; peningkatan ketersediaan dan tata kelola anggaran olahraga; dan pengembangan infrastruktur olahraga yang memadai dalam rangka penguatan ketahanan nasional. q. Perkiraan Cepat 17) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak BBM terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional.

145 Pemerintah dapat mengendalikan Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak BBM terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat. 18) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Meningkatnya Kejahatan Jalanan dalam rangka Perlindungan Warga Negara. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Kejahatan Jalanan dalam rangka Perlindungan Warga Negara Agar tidak semakin banyak korban dikedua belah pihak dan kembalinya rasa aman masyarakat. 19) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Menghadapi Kemungkinan Aksi Demonstrasi Mahasiswa dan Elemen Masyarakat Lainnya pada tanggal 20 Mei 2015 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Mencegah terjadinya unjuk rasa yang mengarah kepada tindakan anarkis yang disebabkan adanya penyusupan dari pihak yang kepentingan. 20) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Maraknya Penyalahgunaan Bahan Berbahaya pada Produk Pangan dalam rangka Perlindungan Warga Negara Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Meminimalisir maraknya Penyalahgunaan Bahan Berbahaya pada Produk Pangan dalam rangka Perlindungan Warga Negara. 21) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Maraknya Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jenis Pukat dan Cantrang dalam rangka Pemeliharaan Lingkungan Hidup Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Tertibnya dan berkurangnya penggunaan Alat Penangkapan Ikan Jenis Pukat dan Cantrang dalam rangka Pemeliharaan Lingkungan Hidup. 22) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Penyediaan Air Bersih dalam rangka Peningkatan Pelayanan Publik Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Terpenuhinya penyediaan Air Bersih dalam rangka Peningkatan Pelayanan Publik. 23) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Meningkatnya Polusi Udara dalam rangka Perlindungan Warga Negara Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional.

146 Terwujudnya Udara yang bersih dalam rangka Perlindungan Warga Negara. 24) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Cegah Terjadinya Korban Kecelakaan Lalu Lintas saat Mudik dan Balik Lebaran dalam rangka Perlindungan Warga Negara Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Mencegah terjadinya korban kecelakaan lalu lintas saat mudik dan balik lebaran dalam rangka perlindungan warga negara. 25) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Cegah Kenaikan Harga Sembako Menjelang dan Saat Hari Raya Idul Fitri dalam rangka Peningkatan Pelayanan Publik Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mengendalikan kenaikan harga sembako menjelang dan saat Hari Raya Idul Fitri dalam rangka peningkatan pelayanan publik. 26) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Permasalahan Menonjol di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka Pembinaan Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan menonjol di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka Pembinaan Ketahanan Nasional. 27) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Permasalahan Krusial di Wilayah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat menyelesaikan permasalahan krusial di wilayah Provinsi Sumatera Utara dalam rangka Ketahanan Nasional. 28) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Pemanfaatan Bantuan Modal Asing guna Percepatan Pembangunan Ekonomi Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mengoptimalkan pemanfaatan bantuan modal asing guna percepatan pembangunan ekonomi nasional. 29) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Mahalnya Harga Daging Sapi Pasca Idul Fitri dalam rangka Pelayanan Publik Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional.

147 Pemerintah dapat mengantisipasi mahalnya harga daging sapi Pasca Idul Fitri dalam rangka pelayanan publik. 30) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Cegah Terulangnya Aksi Bentrokan Bernuansa SARA dalam rangka Perlindungan Warga Negara Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mengantisipasi dan mencegah terulangnya aksi bentrokan bernuansa SARA dalam rangka perlindungan warga negara. 31) Saran tindak dengan judul Mencegah Melemahnya Nilai Rupiah dalam rangka Menjaga Pembangunan Ekonomi Nasional yang Berkelanjutan Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mencegah melemahnya nilai rupiah dalam rangka menjaga pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan. 32) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Permasalahan Menonjol di Wilayah Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mengantisipasi dan solusi permasalahan menonjol di wilayah Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. 33) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Pemberian Bebas Visa kepada Wisatawan Mancanegara dalam rangka Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mengantisipasi dampak pemberian Bebas Visa kepada Wisatawan Mancanegara dalam rangka Ketahanan Nasional. 34) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Cegah Dini Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue dalam rangka Perlindungan Warga Negara Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. Pemerintah dapat mengantisipasi dan mencegah secara dini terhadap kejadian luar biasa demam berdarah dengue dalam rangka perlindungan warga negara. 9. Pada TA Kedeputian Sistem Nasional telah menghasilkan 1 Naskah kajian hasil semiloka dengan perincian sebagai berikut: - Naskah kajian hasil semiloka dengan judul Percepatan dan Optimalisasi Penguatan Good Governance di Provinsi Banten dalam rangka Peningkatan Pelayanan Publik

148 - Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menguatnya pembinaan ketahanan nasional. - Terwujudnya percepatan dan optimalisasi penguatan good governance di Provinsi Banten melalui penguatan kontrol terhadap praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, penguatan penegakan hukum terhadap praktik KKN secara konsisten, optimalisasi partisipasi publik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, peningkatan efektifitas pemerintah dalam pelayanan publik, dan optimalisasi implementasi peraturan daerah dalam rangka peningkatan pelayanan publik. 10. Pada TA 2015 Kedeputian Sistem Nasional dialokasikan dana Sistem Informasi Dewan Ketahanan Nasional meliputi Terselenggaranya Sistem Teknologi Informasi dan Policy Brief Keamanan Nasional, dengan pelaksanaan sebagai berikut: a. Alokasi dana Sistem Teknologi Informasi, pelaksananya adalah Unit Layanan Pengadaan (ULP) Setjen Wantannas, bukan Kedeputian Sisnas. b. Alokasi dana Policy Brief belum bisa dilaksanakan dengan pertimbangan: 1) Asumsi DKN terbentuk per 1 Oktober 2015, tetapi sampai saat ini belum terealisasi. 2) Sistem Teknologi Informasi belum dapat dioperasikan. 3) Sistem Teknologi Informasi belum terkoneksi dengan 14 K/L (Anggota Dewan Ketahanan Nasional). Deputi Sistem Nasional Dr. Drs. Tahan SL. Toruan, MM, D.SS Mayor Jenderal TNI

149 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 DEPUTI/BIRO : KEDEPUTIAN POLITIK DAN STRATEGI Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Perumusan Kebijakan Pembinaan Ketahanan Nasional Bid. Politik dan Strategi - Masukan Dana, SDM - Keluaran 1) Saran Tindak Bid.Politik dan Strategi Bintannas Rupiah, Orang % Naskah 9 Naskah 9 Naskah 100 % 2) Perkiraan Cepat Bid.Politik dan Strategi Naskah 16 Naskah 16 Naskah 100 % 3) Kajian Semiloka Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % 4) Pembentukan DKN - Hasil Respon Presiden - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable - Dampak Terselenggaranya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional Perpres 1 Naskah 1 Naskah % 80 % 84 % 105 % % 80 % 80 % 100 % % 80 % 80 % 100 % Penjelasan : 1. Pada TA Kedeputian Polstra telah menghasilkan 29 Kajian berupa kajian Siklis, Dinamis, Kajida dan perkiraan cepat serta Perpres Dewan Keamanan Nasional, dengan perincian sebagai berikut: a. Kajian Siklis berupa Renkonnas Saran tindak dengan Judul Rencana Kontinjensi Nasional Menghadapi Krisis Energi 2016

150 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan energi nasional apabila terjadi Krisis Energi. Pemerintah-K/L terkait dapat segera menyusun rencana aksi secara terpadu untuk melakukan pencegahan dini penindakan terukur dan pembinaan paska krisis energi agar aktivitas masyarakat kembali normal. Sehingga perekonomian dapat berjalan sesuai ketentuan, dan aparat keamanan serta K/L terkait dapat mengantisipasinya. b. Kajian Dinamis 1) Saran tindak dengan judul Penguatan Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam rangka Meningkatkan Pemerintahan yang Efektif dan Efisien Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan hubungan pemerintah pusat dan daerah dalam rangka ketahanan nasional. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dapat lebih bersinergi dalam menyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat. 2) Saran tindak dengan judul Pengendalian Ketersediaan Cadangan Gas Bumi dalam rangka Mendukung Ketahanan Energi Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ketersediaan cadangan Gas Bumi dalam rangka ketahanan nasional. Kemenkoperekonomian dan Kemen ESDM bersinergi agar kebutuhan energi khususnya gas bumi dalam negeri harga terjangkau oleh masyarakat dapat terpenuhi serta terlaksananya pengembangan energi baru dan terbarukan. 3) Saran tindak dengan judul Pengembangan Pariwisata Bahari Indonesia Guna Menopang Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Pariwisata Bahari Indonesia dalam rangka ketahanan nasional. Kemenpariwisata, Kemenlu, Kemendagri dan K/L terkait dapat memastikan terealisasinya cetak biru pengembangan industri pariwisata dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN serta mempersiapkan industri pariwisata secara optimal. 4) Saran tindak dengan judul Percepatan Pemberdayaan Potensi Pulau-Pulau Kecil Terluar di Perbatasan Indonesia dengan Filipina dalam rangka Menjaga Kedaulatan Wilayah Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan

151 yang berkaitan dengan pemberdayaan potensi pulau-pulau kecil terluar di perbatasan dalam rangka ketahanan nasional. Percepatan pemberdayaan potensi PPKT di perbatasan Indonesia dengan Filipina melalui peningkatan infrastruktur dasar terutama infrastruktur ekonomi dan sosial, sinergitas antar sektor, meningkatkan pelibatan BUMN, BUMD serta peningkatan peran swasta nasional, dan peningkatan pengawasan dan pengamanan dalam rangka menjaga kedaulatan wilayah nasional. 5) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Industri Perikanan Guna Meningkatkan Pendapatan Negara dalam Kerangka Ekonomi Kelautan Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan optimalisasi industri perikanan dalam rangka ketahanan nasional. Bertambahnya pendapatan negara dari sektor industri perikanan. 6) Saran tindak dengan judul Memberdayakan dan Melindungi Nelayan Kecil dalam rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan dalam rangka ketahanan nasional. Perlindungan nelayan kecil melalui koperasi perikanan nelayan kecil, semakin efektif dan efisien serta meningkat. 7) Saran tindak dengan judul Meningkatkan Kapasitas SDM Kelautan dalam rangka Memperkuat Daya Saing Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan memperkuat daya saing nasional dalam rangka ketahanan nasional. Terwujudnya SDM kelautan yang memiliki daya saing tinggi. 8) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Kemampuan Pengelolaan Cybersecurity pada Sektor Swasta dalam rangka Memperkuat Ketahanan Ekonomi Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kemampuan pengelolaan cybersecurity dalam rangka ketahanan nasional. Pengelolaan cybersecurity yang terpadu dan aman. c. Perkiraan Cepat

152 1) Saran tindak dengan judul Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan untuk Memperlancar Realisasi Program JKN-BPJS Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kualitas pelayanan kesehatan dalam rangka ketahanan nasional. Pelayanan kesehatan yang prima bagi seluruh penduduk Indonesia. 2) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Pilkada Serentak Tahun 2015 Berdasarkan Perpu Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pilkada Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Pilkada Serentak dalam rangka ketahanan nasional. Terlaksananya Pilkada serentak yang demokratis, aman, dan lancar. 3) Saran tindak dengan judul Antisipasi Menghadapi Benturan Kebijakan dan Kewenangan Antar Tingkat Pemerintahan Pasca Pemberlakuan UU RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kebijakan dan kewenangan antara tingkat pemerintah dalam rangka ketahanan nasional. Terhindarnya benturan dalam implementasi kebijakan daerah dan pusat. 4) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Menghadapi ASEAN Open Sky 2015 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ASEAN Open Sky 2015 dalam rangka ketahanan nasional. Penguasaan dirgantara dan teknologi penerbangan yang berkontribusi pada ketahanan nasional. 5) Saran tindak dengan judul Antisipasi Menghadapi Rencana Pembangunan Smelter Tembaga PT Freeport Indonesia Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan smelter tembaga dalam rangka ketahanan nasional. Terlaksananya pembangunan Smelter di Papua. 6) Saran tindak dengan judul Antisipasi Meningkatkan Devisa Negara dari Sektor Pariwisata melalui Realisasi Kebijakan Bebas Visa

153 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan realisasi kebijakan bebas visa dalam rangka ketahanan nasional. Bertambahnya devisa dari sektor pariwisata. 7) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2015 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemilihan kepada daerah serentak 2015 dalam rangka ketahanan nasional. Mencegah konflik akibat Pilkada serentak. 8) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Pengawasan untuk Mencegah Tindak Kejahatan dan Kekerasan Terhadap Anak Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan tindak kejahatan dan kekerasan terhadap anak dalam rangka ketahanan nasional. Menurunnya angka kejahatan terhadap anak. 9) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Pengawasan dan Penindakan Penyalahgunaan Narkoba dalam rangka Menghadapi Darurat Narkoba Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba dalam rangka ketahanan nasional. Menurunnya penyalahgunaan narkoba. 10) Saran tindak dengan judul Tantangan Pembangunan Semester - 2 Tahun 2015 di Tengah Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi Global Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global dalam rangka ketahanan nasional. Terserapnya APBN pada Tahun 2016 secara proposional. 11) Saran tindak dengan judul Solusi Akselerasi Pembangunan Pembangkit Listrik MW pada RPJMN Tahun Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan pembangkit listrik MW dalam rangka ketahanan nasional.

154 Terpenuhinya kebutuhan listrik untuk dunia usaha dan masyarakat. 12) Saran tindak dengan judul Antisipasi Reformasi Birokrasi Bidang Perizinan Ekonomi PTSP Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan perizinan ekonomi PTSP dalam rangka ketahanan nasional. Akselerasi pelyanana perizinan. 13) Saran tindak dengan judul Antisipasi Marjinalisasi Peran Koperasi Nelayan Kecil Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peran koperasi nelayan kecil dalam rangka ketahanan nasional. Nelayan kecil tradisional mendapat dukungan dana dan pendanaan. 14) Saran tindak dengan judul Pengalihan Pembangunan Sabuk Pengamanan Perbatasan ke Long Apari Kab. Mahakam Ulu dalam Perspektif Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan sabuk pengamanan perbatasan dalam rangka ketahanan nasional. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Kab. Mahakam Ulu. 15) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Penyelesaian Konflik Lahan Hutan. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penyelesaian konflik lahan hutan dalam rangka ketahanan nasional. Berkurangnya konflik lahan serta efektifnya realisasi resolusi konflik. 16) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Terhadap Konflik Secara Bersamaan terhadap Pelaksanaan Pemilukada Serentak 2015 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan konflik secara bersamaan terhadap pelaksanaan Pemilukada serentak 2015 dalam rangka ketahanan nasional. Terkendalinya pencegahan dan penindakan konflik yang terukur. 2. Pada TA Kedeputian Politik dan Strategi telah menghasilkan 1 Naskah kajian hasil semiloka dengan perincian sebagai berikut: - Naskah kajian hasil semiloka dengan judul Tantangan Pengelolaan Potensi Sumber Energi Gas Provinsi Jawa Timur Menuju Kemandirian Energi Nasional

155 - Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan potensi sumber energi gas Provinsi Jawa Timur dalam rangka ketahanan nasional. - Memperkuat kemandirian energi nasional. 3. Pada TA Kedeputian Politik dan Strategi telah menghasilkan 3 Naskah kajian hasil kajian daerah dengan perincian sebagai berikut: g. Naskah kajian hasil kajian daerah dengan judul Mendukung Keberlangsungan Pengelolaan Potensi Migas di Provinsi Jawa Timur dalam rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Ketahanan Energi Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan potensi Migas di Provinsi Jawa Timur dalam rangka ketahanan nasional. Terpenuhinya kebutuhan Migas dalam negeri, dan program mengganti BBM dengan Gas bumi untuk meningkatkan kesejahteraan serta memperkuat ketahanan energi nasional. h. Naskah kajian hasil kajian daerah dengan judul Pengembangan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Pengembangan ekonomi daerah dalam rangka ketahanan nasional. Bertambahnya PAD di Kab Tanah Bumbu dan Tanah Laut Prov. Kalsel. i. Naskah kajian hasil kajian daerah dengan judul Solusi dan Antisipasi Permasalahan Pilkada Serentak Tahun 2015 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan Pilkada Serentak tahun 2015 dalam rangka ketahanan nasional. Pelaksanaan Pilkada Serentak di berbagai daerah yang aman, lancar dan sesuai ketentuan. 4. Pada TA Kedeputian Politik dan Strategi telah menghasilkan 1 Naskah Perpres dan Pokok- Pokok Pikiran DKN dengan perincian sebagai berikut: Naskah Perpres dan Pokok-Pokok Pikiran DKN dengan judul Peraturan Presiden tentang Dewan Keamanan Nasional dan Setjen Dewan Keamanan Nasional Serta Pokok Pikiran tentng Pentingnya Dewan Keamanan Nasional di Tengah Dinamika Perkembangan Lingstra Manfaat dari Perpres tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan untuk Pembentukan Dewan Keamanan Nasional. Terwujudnya rancangan dan konsep pembentukan DKN dan Setjen DKN sesuai amanat Perpres No. 12 tahun 2014 tentang RPJMN

156 Deputi Politik dan Strategi Drs. Tjetjep Agus S, MM, MH Inspektur Jenderal Polisi

157 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 DEPUTI/BIRO : KEDEPUTIAN PENGKAJIAN DAN PENGINDERAAN Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Perumusan Kebijakan Pembinaan Ketahanan Nasional Bid. Politik dan Strategi - Masukan Dana, SDM - Keluaran Rupiah, Orang % 7) Kajian Siklis Naskah 2 Naskah 2 Naskah 100 % 8) Kajian Dinamis Naskah 8 Naskah 8 Naskah 100 % 9) Kirpat Naskah 16 Naskah 16 Naskah 100 % 10) Kajian Semiloka - Hasil Respon Presiden - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable - Dampak Terselenggaranya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % % 80 % 85 % 106 % % 80 % 80 % 100 % % 80 % 80 % 100 % Penjelasan: 1 Pada TA 2015 Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan telah menghasilkan 30 naskah kajian Siklis, Dinamis, Kirpat, Kajida dan Semiloka sebagai berikut: d) Kajian Siklis 3) Perkiraan Strategis Nasional (Kirstranas) Tahun 2016 Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu nasional yang akan dihadapi selama tahun 2016.

158 Pemerintah-K/L terkait dapat mempersiapkan dan merumuskan kebijakan guna mengantisipasi terhadap isu-isu strategis nasional yang diperkirakan akan terjadi pada tahun ) Apresiasi Strategis Nasional (Apstranas) Tahun 2016 Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kecenderungan yang akan dihadapi apabila isu-isu dalam Kirstranas tersebut tidak dapat diatasi. Pemerintah-K/L terkait dapat segera menyusun rencana aksi secara terpadu untuk melakukan antisipasi berkaitan dengan kecenderungan yang akan dihadapi bilamana isu-isu strategis dalam Kirstranas tidak dapat diatasi. e) Kajian Dinamis 9) Penataan Ulang Subsidi Pupuk dan Benih Dalam Rangka Peningkatan Ketahanan Pangan Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan hasil pertanian. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar subsidi pupuk dan benih lebih tepat guna dan tepat sasaran sehingga optimalisasi peningkatan hasil pertanian dapat tercapai dalam rangka ketahanan pangan. 10) Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Tanah Sebagai Upaya Optimalisasi Pendapatan Negara dan Daerah Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pendapatan negara dari sektor pajak tanah. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar pendapatan negara dan daerah dari sektor pajak tanah meningkat dalam rangka mendukung pembangunan nasional. 11) Optimalisasi Rute Pelayaran Timur-Barat Guna Mendukung Tol Laut Dalam Rangka Indonesia Sebagai Poros Maritim Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penggunaan rute pelayaran Timur Barat guna mendukung program tol laut. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar peningkatan fasilitas keselamatan, keamanan, pelayanan pelayaran serta pelabuhan sebagai bagian program tol laut dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim. 12) Optimalisasi Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar Guna Mendukung Peningkatan Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesejahteraan Masyarakat.

159 Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan pulau-pulau kecil terluar baik secara ekonomi maupun pertahanan keamanan. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar pembangunan pulaupulau terluar secara ekonomi meningkat serta dalam aspek pertahanan keamanan menjadi semakin kuat. 13) Antisipasi dan Solusi Pengambilalihan Kontrol Komunikasi Oleh Pihak Lain Melalui Jaringan Komunikasi Satelit Dalam Rangka Ketahanan Nasional Manfaat dokumen ini dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengamanan komunikasi khususnya melalui jaringan komunikasi satelit. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar pengamanan komunikasi khususnya melalui jaringan komunikasi satelit dapat dikelola secara mandiri dalam rangka ketahanan nasional. 14) Kesiapan Indonesia Menghadapi Teknologi Digitalisasi Media Dalam Rangka Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengendalian dan pemanfaatan teknologi digitalisasi media. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar dapat menyiapkan regulasi, sarana prasarana dan SDM untuk memperkuat pengendaliandan pemanfaatan teknologi digitalisasi media dalam rangka ketahanan nasional. 15) Percepatan Pembagunan Infrastruktur Transportasi Di Daerah Perbatasan Dan Terisolir Dengan Pelibatan TNI Dalam Rangka Membangun Konektivitas Wilayah Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan optimalisasi pelibatan TNI dalam upaya mempercepat pembangunan di daerah perbatasan dan terisolir. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar pembagunan konektivitas daerah perbatasan dan terisolir dengan wilayah terdekat yang lebih maju. 16) Implementasi Kebijakan Desentralisasi Asimetris Bidang Pendidikan Dan Kesehatan Dalam Rangka Pemerataan Pembangunan Nasional Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan pembangunan sektor pendidikan dan kesehatandi daerah terdepan, terluar dan terisolir dengan mengutamakan konsep desentralisasi asimetris. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut yang berbasis desentralisasi asimetris dalam pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan di daerah terdepan,

160 terluar dan terisolir secara efektif dan tepat sasaran dalam rangka pemerataan pembangunan nasional. f) Perkiraan Cepat (Kirpat) 15) Saran tindak dengan judul Antisipasi Penggunaan Bioterorisme Dalam Menciptakan Gangguan Terhadap Keamanan Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan antisipasi penggunaan bioterorisme yang dapat menciptakan gangguan terhadap keamanan nasional. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan secara dini melalui penangkalan potensi bioterorisme dari luar negeri serta mengupayakan tindakan pencegahan dan pemberantasan peristiwa bioterorisme yang terjadi di dalam negeri secara tuntas. 16) Saran tindak dengan judul Pencegahan Bergabungnya WNI ke Organisasi Radikal ISIS. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan WNI terhadap pengaruh paham dan ideologi ISIS serta bergabung dengan organisasi tersebut. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk mencegah dan menindak penyebaran paham ISIS, mencegah bergabungnya WNI dengan organisasi tersebut, dan menindak WNI yang terbukti bergabung dengan ISIS. 17) Saran tindak dengan judul Penguatan Perum BULOG Dalam Rangka Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penguatan Perum Bulog dalam menstabilkan persediaan dan harga beras. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar mengoptimalkan Perum Bulog dalam menyerap produksi padi dalam negeri. 18) Saran tindak dengan judul Antisipasi Terhadap Dampak Negatif Dari Konflik Bersenjata Di Yaman. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan antisipasi meluasnya konflik sektarian Syiah-Sunni di Indonesia dan mencegah konflik tersebut menjadi inspirasi kelompok radikal bersenjata di Indonesia. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk mencegah penyebaran konfilk sektarian Syiah-Sunni dan melaksanakan tindakan tegas terhadap kelompokkelompok radikal bersenjata yang memanfaatkan isu konflik bersenjata di Yaman.

161 19) Saran tindak dengan judul Dampak Penyelesaian Konflik Laut Tiongkok Selatan Melalui Mahkamah Abitrase. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penguatan peran Indonesia dalam penyelesaian konflik Laut Tiongkok Selatan. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk mendorong peran Indonesia sebagai penengah/mediator dan optimalisasi code of conduct dalam penyelesaian dalam konflik LTS serta meningkatkan kerjasama menjaga stabilitas keamanan kawasan. 20) Saran tindak dengan judul Antisipasi Serangan Teroris Dengan Menggunakan Serbuan Bersenjata Terhadap Fasilitas Publik. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan teror yang menggunakan senjata perorangan (serbu) dengan objek fasilitas publik yang dipilih secara acak. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk mencegah dan mengamankan objek-objek fasilitas publik di luar objek vital nasional serta menyiapkan langkah-langkah pengamanan bila kondisi tersebut terjadi (kontijensi plan). 21) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Penanggulangan Masalah Terkait Masuknya Pengungsi Rohingya Dari Myanmar. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penanganan pengungsi rohingya sesuai ketentuan hukum internasional. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar mampu mengatisipasi pemanfaatan pengungsi untuk tindakan kejahatan, penyelundupan orang dan menyediakan sarana dan prasarana penampungan pengungsi di Indonesia sesuai ketentuan hukum internasional. 22) Saran tindak dengan judul Realisasi Pembangunan PLTN Sebagai Solusi Pengelolaan Cadangan Energi Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemanfaatan nuklir untuk penyediaan energi melalui pembangunan PLTN. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar pembangunan PLTN dapat direalisasikan sesuai dengan kebijakan pembangunan energi nasional guna menggantikan energi berbasis fosil. 23) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Terhadap Penghinaan Penyelenggara Fungsi Negara.

162 Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan menjaga dan memelihara kewibawaan penyelenggara fungsi negara. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar dapat mencegah dan menindak upaya yang berisi penghinaan terhadap penyelenggara fungsi negara. 24) Saran tindak dengan judul Antisipasi Risiko Kebebasan Jurnalis Asing di Wilayah Papua Terhadap Internasionalisasi Masalah Papua. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan keselamatan para jurnalis asing serta pemanfaatan kebebasan meliput berita yang diberikan Pemerintah di Papua yang dapat disalahgunakan dalam upaya internasionalisasi masalah Papua. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar tetap dapat memantau dan menjaga keselamatan setiap kegiatan para jurnalis asing di wilayah Papua. 25) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Dampak Negatif Depresiasi Nilai Tukar RupiahTerhadap Ketahanan Ekonomi Nasional. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan antisipasi fluktuasi dan penurunan nilai rupiah terhadap dolar sehingga tidak mengarah kepada terjadinya krisis nasional. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar dapat terbentuk protokol manajemen krisis nasional dan currency swap line serta terimplementasinya bond stabilization framework. 26) Saran tindak dengan judul Pemanfaatan Forum IORA Dalam Mendukung Visi Indonesia Tentang Poros Maritim Dunia. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan inisiasi kerjasama antar anggota IORA dalam pemanfaatan kawasan bebas di perairan Samudera Hindia. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk meningkatkan diplomasi kemaritiman diantara anggota IORA (sebagai poros maritim dan tol laut), membangun kekuatan TNI (terutama AL) di kawasan Samudera Hindia serta menyiapkan sistem informasi kemaritiman. 27) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Pemberlakuan ASEAN Open Sky Policy 2015 Bagi Peningkatan Perekonomian Indonesia. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kesiapan menghadapi pemberlakuan liberalisasi angkutan udara di kawasan ASEAN tahun 2015.

163 Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk menyiapkan regulasi, penguatan sarana prasarana bandara, serta penyiapan SDM bidang angkutan udara sehingga dapat mengantisipasi pemberlakuan tersebut serta dapat meningkatkan perekonomian nasional Indonesia. 28) Saran tindak dengan judul Optimalisasi Peran Indonesia Dalam Membantu Penyelesaian LTS Secara Damai. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemanfaatan diplomasi (proaktif maupun publik) pada forum regional (ASEAN dan Asia Pasifik) dalam penyelesaian konflik LTS secara damai berbasis instrumen khas ASEAN, diantaranya ASEAN Charter. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk meningkatkan lobi politik secara bilateral kepada para pihak yang bersengketa, meningkatkan kehadiran TNI secara rutin dalam pengawasan terhadap dinamika stabilitas keamanan dan pemutakhiran sistem informasi keamanan nasional serta antisipasi konflik terbuka di corong Natuna yang spill overnya dapat merambat ke Indonesia. 29) Saran tindak dengan judul Antisipasi Sabotase Melalui Pembakaran Hutan/Lahan Untuk Menurunkan Kredibilitas Pemerintah. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan pembersihan lahan (land clearing) melalui cara pembakaran Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar penggunaan pembakaran hutan/lahan baik yang dilakukan oleh perorangan maupun korporasi dapat dicegah serta setiap pelaku pembakaran dapat ditindak secara hukum. 30) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Pengelolaan Kebebasan Masyarakat Dalam Menyatakan Pendapat di Muka Umum Yang Mengarah Kepada Anarkisme Destruktif Untuk Memelihara Stabilitas Keamanan Dalam Negeri. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan cara menyampaikan pendapat di muka umum sesuai asas demokrasi. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar dapat mengatur, mencegah, serta menindak penyampaian pendapat di muka umum yang mengarah kepada anarkisme destruktif. 2 Pada TA 2015 Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan telah menghasilkan 1 (satu) naskah kajian hasil semiloka dengan perincian sebagai berikut : - Naskah kajian hasil semilokas dengan judul Harmoni Agama dan Budaya Guna Penguatan Toleransi Kehidupan Beragama Dalam Rangka Ketahanan Nasional. - Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penguatan toleransi kehidupan beragama yang harmonis dengan budaya masyarakat. -

164 Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar senantiasa mendorong toleransi kehidupan beragama dengan budaya yang berkembang. 3 Pada TA 2015 Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan telah menghasilkan 3 (tiga) naskah hasil pengkajian daerah dengan perincian sebagai berikut : - Naskah kajian hasil kajian dearah dengan judul Antisipasi dan Solusi Penyelesaian Permasalahan Yang Menonjol di Provinsi Kepulauan Riau. Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan penanganan masalah pertanahan, permasalaham tata ruang wilayah, dan pemberdayaan ekonomi daerah. Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar penyelesaian masalah pertanahan dapat diselesaikan menurut ketentuan yang berlaku berdasarkan peraturan, penyelesaian tata ruang wilayah disesuaikan perkembangan yang terjadi dan peran serta andil masyarakat lapis bawah dalam perekenomian daerah baik melalui usaha informal, koperasi maupun kerjasama dengan dunia usaha di Prov. Kepri. - Naskah kajian hasil kajian dearah dengan judul Antisipasi dan Solusi Penyelesaian Permasalahan Yang Menonjol di Kab. Kep. Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan pulau terluar, pemanfaatan p[otensi perikanan dan perdagangan (maritim). Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut untuk mempercepat perwujudan sarana dan prasarana perikanan dan sistem pemasaran dalam negeri yang menguntungkan nelayan. - Naskah kajian hasil kajian dearah dengan judul Antisipasi dan Solusi Penyelesaian Permasalahan Yang Menonjol di Provinsi Kalimantan Utara. Manfaat dari saran tindak kajian tersebut dapat digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan permasalahan pembangunan infrastruktur, pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan di wilayah terdepan, terluar dan terisolir (3T). Pemerintah-K/L terkait dapat menyusun program tindak lanjut agar mempercepat dan meningkatkan penyelesaian pembangunan infrastruktur, pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan khususnya di wilayah 3T. Deputi Pengkajian dan Penginderaan Ir. Eko Djalmo Asmadi, MH Laksamana Muda TNI PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 DEPUTI/BIRO : KEDEPUTIAN PENGEMBANGAN

165 Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Perumusan Kebijakan Ketahanan Nasional Bidang Pengem bangan - Masukan Dana, SDM - Keluaran 6) Saran Tindak Bid.Politik dan Strategi Hankam Rupiah, Orang % Naskah 12 Naskah 12 Naskah 100 % 7) Perkiraan Cepat Bid.Pengembang an Naskah 18 Naskah 20 Naskah 111 % 8) Kajian Semiloka Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % - Hasil Respon Presiden - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable - Dampak Terselenggaranya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional % 80 % 86 % 108 % % 80 % 80 % 100 % % 80 % 80 % 100 % Penjelasan : 1. Pada Tahun Anggaran 2015 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 12 (dua belas) naskah kajian dinamis yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan perincian sebagai berikut: a. Saran tindak dengan judul Sinergitas Implementasi Undang-Undang Sektoral Dengan Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Guna Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan terlaksananya sinergitas implementasi undang-undang sektoral dengan undang-undang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup guna pelestarian fungsi lingkungan hidup. 4) adalah terwujudnya sinergitas implementasi undang-undang sektoral dengan Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup melalui penetapan grand strategy pembentukan UU sektoral yang mengacu pada UU PPLH sebagai

166 payung hukum, peningkatan kualitas, kuantitas dan penyebaran Penyidik Polri, pejabat pengawas lingkungan hidup, dan PPNS LH serta meningkatkan kompetensi hakim, perkuatan komitmen kementerian dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta implementasi kebijakan pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan (visioner) untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup. b. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dalam Rangka Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Rakyat. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan terselenggaranya optimalisasi peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi rakyat. 4) terwujudnya optimalisasi peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui sinkronisasi regulasi untuk mewujudkan integrasi hulu ke hilir, penambahan skema kredit yang murah dan mudah dengan penjaminan, pengoptimalan link and match antara lembaga pendidikan dan riset dengan UMKM, pembangunan sarana dan prasarana bisnis UMKM di pedesaan, dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi rakyat. c. Saran tindak dengan judul Peningkatan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dalam Rangka Keamanan dan Kesejahteraan Masyarakat. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilaksanakan peningkatan pengelolaan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil dalam rangka keamanan dan kesejahteraan masyarakat. 4) terwujudnya peningkatan pengelolaan wilayah pesisir dan pulaupulau kecil melalui percepatan realisasi base-map secara menyeluruh, peningkatan koordinasi antara K/L dan Pemda, penyusunan peraturan tentang perizinan investasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, serta peningkatan program dan anggaran pembangunan infrastruktur dasar dan bernilai strategis dalam rangka keamanan dan kesejahteraan masyarakat. d. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dalam Rangka Menghadapi Persaingan Global.. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan lakukannya optimalisasi peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam rangka menghadapi persaingan global. 4) terwujudnya optimalisasi peran keselamatan dan kesehatan kerja melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pegawai pengawas dalam penegakan hukum, perubahan orientasi K/L dan Pemda tentang implementasi K3, pembudayaan K3 di kalangan dunia usaha, perluasan program studi K3 di perguruan tinggi, peningkatan pemahaman persyaratan social compliance di kalangan dunia usaha dalam rangka menghadapi persaingan global. e. Saran tindak dengan judul Revitalisasi Industri Tekstil Dan Produk Tekstil (TPT) Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Kinerja Ekspor. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang

167 berkaitan dengan akan dilaksanakan revitalisasi Industri Tekstil Dan Produk Tekstil (TPT) dalam rangka peningkatan daya saing kinerja ekspor. 4) terwujudnya revitalisasi industri TPT, melalui peningkatan efisiensi biaya produksi dan pelayanan birokrasi, pengembangan rantai pasok dan peningkatan infrastruktur, percepatan pertumbuhan investasi inovasi dan pengembangan teknologi industri TPT, peningkatan kemampuan diplomasi ekonomi di luar negeri dan propaganda penggunaan produk TPT domestik dalam rangka peningkatan daya saing kinerja ekspor. f. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Penegakan Hukum yang Berkeadilan dan Bermartabat Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Nasional. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukannya optimalisasi penegakan hukum yang berkeadilan dan bermartabat dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional. 4) terwujudnya optimalisasi penegakan hukum yang berkeadilan dan bermartabat melalui pengedepanan idealisme dalam pembangunan sistem hukum nasional, penerapan pemisahan kekuasaan dengan prinsip checks and balances, penguatan pelaksanaan visi dan misi lembaga penegak hukum, peningkatan kualitas penegak hukum, dan peningkatan penegakan hukum yang bermartabat dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional. g. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Implementasi Otonomi Khusus (Otsus) Guna Meningkatkan Kesejahteraan Penduduk Papua. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan optimalisasi implementasi Otonomi Khusus (Otsus) guna meningkatkan kesejahteraan penduduk Papua. 4) terwujudnya optimalisasi implementasi Otonomi Khusus (Otsus) melalui pelengkapan dan sinergitas peraturan perundang-undangan dengan implementasi Otsus, penguatan kepemimpinan, penguatan tata kelola pemerintahan dan pembangunan, penguatan wawasan kebangsaan dan penegakan hukum secara tegas guna meningkatkan kesejahteraan penduduk Papua. h. Saran tindak dengan judul Pemberdayaan Petani Gurem Dalam Rangka Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan terhadap pemberdayaan petani gurem dalam rangka mendukung kedaulatan pangan nasional. 4) terwujudnya pemberdayaan petani gurem melalui : penetapan PP dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan pembangunan pertanian, pendefinisian spesifikasi karakteristik tipologi petani dan sosialisasi agro-ekosistem, implementasi pemberdayaan petani, penguatan tata kelola pertanian dan produk pertanian, dan peningkatan produktivitas dan kualitas produk petani gurem guna mendukung kedaulatan pangan nasional. i. Saran tindak dengan judul Pemberian Kewenangan Penyadapan Kepada Penyidik Polri dan Kejaksaan dalam Rangka Optimalisasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

168 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan diimplementasikan pemberian kewenangan penyadapan kepada penyidik Polri dan kejaksaan dalam rangka optimalisasi pemberantasan tindak pidana korupsi. 4) terwujudnya pemberian kewenangan penyadapan kepada Polri dan Kejaksaan melalui percepatan perubahan UU Polri, UU Kejaksaan, dan perubahan KUHAP untuk mengakomodir hasil penyadapan sebagai alat bukti dan tata cara melakukan penyadapan, penghormatan dan perlindungan Hak Asasi Manusia, kemudahan pembuktian pengungkapan tindak pidana korupsi yang dilakukan secara bersama-sama, tertutup dan komplek dalam rangka optimalisasi pemberantasan tindak pidana korupsi. j. Saran tindak dengan judul Percepatan Realignment Flight Information Region (FIR) Singapura dalam Rangka Menegakkan Kedaulatan, Pertahanan, dan Martabat Bangsa Indonesia. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan segera dilaksanakan percepatan Realignment Flight Information Region (FIR) Singapura dalam rangka menegakkan kedaulatan, pertahanan, dan martabat bangsa Indonesia. 4) terwujudnya percepatan Realignment Flight Information Region (FIR) Singapura dilakukan melalui penguatan regulasi, peninjauan kembali perjanjian realignment tahun 1995, penyamaan persepsi antar K/L, pemenuhan standar keselamatan penerbangan yang ditetapkan ICAO, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM, melaksanakan realignment FIR Singapura sesuai dengan Roadmap yang disusun dalam Rangka Menegakkan Kedaulatan, Pertahanan, dan Martabat Bangsa Indonesia. k. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Alih Teknologi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam Rangka Meningkatkan Pertahanan Negara. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan optimalisasi alih teknologi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam Rangka Meningkatkan Pertahanan Negara. 4) terwujudnya pemerintah perlu meningkatkan pengamanan eksplorasi migas Blok Ambalat melalui kebijakan mengintensifkan perundingan bilateral dengan Malaysia tentang penyelesaian pada lima segmen batas maritim dengan prioritas Blok Ambalat Laut Sulawesi, mengoptimalkan eksploirasi dan eksploitasi migas di Blok Ambalat Laut Sulawesi dan meningkatkan infrastruktur pengawas perbatasan serta meningkatkan dukungan anggaran operasional dan Alusista Kogasgab Ambalat TNI dalam rangka menjaga keutuhan kedaulatan NKRI. l. Saran tindak dengan judul Peningkatan Pengamanan Eksplorasi Migas di Blok Ambalat Laut Sulawesi Dalam Rangka Menjaga Keutuhan Kedaulatan NKRI. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan peningkatan pengamanan eksplorasi migas di Blok Ambalat Laut Sulawesi dalam rangka menjaga keutuhan kedaulatan NKRI.

169 4) terwujudnya Terwujudnya alih teknologi Alutsista TNI melalui peningkatan kebijakan pengadaan Alutsista, penguatan sinergitas antar K/L dan Lembaga Reseacrh and Development (R & D) teknologi Alutsista, pemberdayaan SDM alih teknologi Alutsista, penguatan Infrastruktur dalam alih teknologi Alutsista, pengurangan hambatan kepentingan politik ekonomi dalam rangka meningkatkan pertahanan negara. 2. Pada Tahun Anggaran 2015 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 20 (sebelas) naskah kajian perkiraan cepat yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan perincian sebagai berikut: o. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Terulangnya Bentrok antara Oknum TNI dan Polri dalam Rangka Menjaga Stabilitas Politik dan Keamanan Nasional.. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan antisipasi dan solusi terulangnya bentrok antara oknum TNI dan Polri dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional. 4) terwujudnya TNI dan Polri yang mandiri dan profesional serta merajut kembali soliditas dan harmonisasi kedua instansi. p. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Terjadinya Pergesekan Antar Instansi Penegak Hukum. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan antisipasi dan solusi terjadinya pergesekan antar instansi penegak hukum. 4) terwujudnya sinkronisasi antar instansi penegak hukum. q. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Pemanfaatan Kapal Illegal Fishing Hasil Rampasan Pengadilan Dalam Rangka Mendukung Program Tol Laut. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan optimalisasi pemanfaatan kapal illegal fishing hasil rampasan pengadilan dalam rangka mendukung program tol laut. 4) terwujudnya sinergitas proses penyidikan, penuntutan dan eksekusi, pemanfaatan kapal hasil rampasan sesuai kebutuhan, penyediaan anggaran untuk mendukung alih fungsi kapal dalam rangka mendukung program tol laut. r. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Wajib Belajar 12 Tahun Guna Meningkatkan Kualitas SDM yang Berdaya Saing. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan optimalisasi wajib belajar 12 tahun guna meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing. 4) terwujudnya peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan program pendidikan dan latihan dengan program Indonesia pintar melalui wajib belajar 12 tahun bebas pungutan. s. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Terjadinya Penyelundupan Timah Di Bangka Belitung.

170 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan dilakukan antisipasi dan solusi terjadinya penyelundupan timah di Bangka Belitung. 4) terwujudnya inventarisasi dan identifikasi terhadap tambangtambang timah ilegal dan masih dimungkinkan untuk dibina baik secara teknis mampu legalitas pemasaran. t. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Peredaran Ijazah Pendidikan Palsu. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan peningkatan antisipasi dan solusi peredaran ijazah pendidikan palsu. 4) terwujudnya antisipasi dalam bentuk jaga-jaga terhadap munculnya peredaran ijazah palsu melalui pengawasan baik secara institusional (kelembagaan) maupun non-institusional (individu dan sosial), prevensi dilaksanakan dengan cara mencegah terjadinya ijazah palsu melalui pemeriksaan terhadap organisasi/institusi berdasarkan pengawasan dan alternatif solusi peredaran ijazah palsu harus ditempuh melalui penegakan hukum (law enforcement) secara ketat-bebas dari praktik kolusi dan nepotisme serta harus melibatkan partisipasi semua pihak secara terkoordinasi dan terintegrasi. u. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Memanfaatkan Bonus Demografi Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan dilakukannya antisipasi dan solusi memanfaatkan bonus demografi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. 4) terwujudnya peluang untuk memanfaatkan bonus demografi, baik untuk tujuan menopang pertumbuhan ekonomi maupun meningkatkan kesejahteraan rakyat. v. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Memudarnya Pengamalan Pancasila Dalam Rangka Mendukung Revolusi Mental. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penerapan peningkatan antisipasi dan solusi memudarnya pengamalan pancasila dalam rangka mendukung revolusi mental. 4) terwujudnya revolusi mental yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia mampu mengatasi memudarnya pemahaman, pengamalan, dan penghayatan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. w. Saran tindak dengan judul Peningkatan Daya Beli Masyarakat Guna Mendukung Pemulihan Pertumbuhan Ekonomi Nasional. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan peningkatan daya beli masyarakat guna mendukung pemulihan pertumbuhan ekonomi nasional.

171 4) terwujudnya pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim usaha untuk menjaga kesinambungan pembangunan ekonomi. x. Saran tindak dengan judul Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Korporasi pada Pengelolaan Sumber Kekayaan Alam (SKA) Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan diterapkannya penegakan hukum terhadap kejahatan korporasi pada pengelolaan Sumber Kekayaan Alam (SKA) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. 4) terwujudnya kebijakan yang mewajibkan korporasi yang memperoleh izin pengelolaan SKA harus mensejahterakan masyarakat setempat dengan cara mendayagunakan masyarakat serta melaksanakan Coorporate Social Responsibility (CSR) secara berkelanjutan, berkeadilan diwajibkan merehabilitasi kerusakan lingkungan. y. Saran tindak dengan judul Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Korporasi pada Pengelolaan Sumber Kekayaan Alam (SKA) Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan diterapkannya penegakan hukum terhadap kejahatan korporasi pada pengelolaan Sumber Kekayaan Alam (SKA) dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. 4) terwujudnya kebijakan yang mewajibkan korporasi yang memperoleh izin pengelolaan SKA harus mensejahterakan masyarakat setempat dengan cara mendayagunakan masyarakat serta melaksanakan Coorporate Social Responsibility (CSR) secara berkelanjutan, berkeadilan diwajibkan merehabilitasi kerusakan lingkungan. z. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Membanjirnya Ojek Motor berbasis Informasi Teknologi Akibat Layanan Transportasi Umum Kurang Memadai. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan diterapkan antisipasi dan solusi membanjirnya ojek motor berbasis informasi teknologi akibat layanan transportasi umum kurang memadai. 4) terwujudnya kebutuhan pelayanan transportasi kepada masyarakat bisa terpenuhi, terkontrol, tertib dan aman serta mendapat perlindungan hukum. aa. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Regulasi serta Penegakan Hukum Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilaksanakan antisipasi dan solusi regulasi serta penegakan hukum menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ) terwujudnya penyesuaian regulasi, peningkatan penegakan hukum, dan pembenahan birokrasi perizinan dalam menghadapi MEA Desember bb. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Titik Rawan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2015.

172 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan diterapkan antisipasi dan solusi titik rawan pelaksanaan pilkada serentak ) terwujudnya Pilkada yang demokratis, berkualitas dan legitimate, budaya demokrasi dalam masyarakat yang cukup terkonsolidasi dengan baik, tingkat pendidikan masyarakat yang cukup tinggi, tingkat kemiskinan yang cukup rendah serta berhasilnya partai politik melaksanakan pendidikan politik kepada konstituennya atau masyarakat pada umumnya. cc. Saran tindak dengan judul Revitalisasi Pengelolahan SDA yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Bangka Belitung. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan ditingkatkan revitalisasi pengelolahan SDA yang ramah lingkungan dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung. 2) terwujudnya Provinsi Babel menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB), upaya revitalisasi pengelolahan SDA yang ramah lingkungan dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Babel. dd. Saran tindak dengan judul Perkiraan Cepat tentang Penguatan Transportasi Berbasis Rel (Kereta Api) Guna Mendukung Ketahanan Ekonomi. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan penguatan transportasi berbasis rel (Kereta Api) guna mendukung ketahanan ekonomi. 2) terwujudnya mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi dan domestik. ee. Saran tindak dengan judul Peningkatan Infrastruktur Sabang Guna Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan peningkatan infrastruktur Sabang guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. 2) terwujudnya infrastruktur pelabuhan Sabang sehingga dapat disinggahi kapal-kapal niaga dari berbagai negara di dunia dengan berbagai kepentingan, antara lain mengisi BBM, air bersih, membeli bahan makanan, ikan dan sayuran, hotel, hiburan, pariwisata, perbaikan kapal dan lain-lain. ff. Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Pelaksanaan Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Guna Meningkatkan Industri Kelautan Dalam Rangka Kesejahteraan Rakyat. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilaksanakan antisipasi dan solusi pelaksanaan Undang-Undang No.23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah guna meningkatkan industri kelautan dalam rangka kesejahteraan rakyat.

173 2) terwujudnya pembangunan industri kelautan yang digerakan dari daerah untuk memperkuat jati diri bangsa sebagai negara maritim seperti yang tertuang dalam Nawa Cita pertama. gg. Saran tindak dengan judul Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pendidikan Nasional. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan peningkatan optimalisasi penyelenggaraan pendidikan tinggi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional. 2) terwujudnya penyelenggaraan pendidikan tinggi yang mampu menyiapkan generasi unggul dan mampu bersaing baik secara domestik maupun dalam tataran global. hh. Saran tindak dengan judul Revitalisasi Gerakan Pramuka Guna Mensukseskan Program Revolusi Mental. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukan revitalisasi gerakan pramuka guna mensukseskan program revolusi mental. 2) terwujudnya pembangunan karakter bangsa dalam rangka mensukseskan revolusi mental, melalui penerapan pendidikan kepramukaan secara konsisten sebagai salah satu pendidikan karakter. ii. Saran tindak dengan judul Pembangunan Armada Kapal Penangkap Ikan Guna Meningkatkan Kesejahteraan Nelayan. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilaksanakan pembangunan armada kapal penangkap ikan guna meningkatkan kesejahteraan nelayan. 2) terwujudnya kebijakan pemerintah untuk membangun tata kelola perikanan yang mampu mendongkrak kehidupan nelayan Indonesia yang sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan. 3. Pada Tahun Anggaran 2015 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 1 (satu) naskah kajian Semiloka yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan perincian sebagai berikut: Naskah kajian hasil Semiloka dengan judul Optimalisasi Pengelolaan Tambang Energi yang Ramah Lingkungan Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Sumatera Selatan Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Energi Nasional. c. Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan akan dilakukannya optimalisasi pengelolaan tambang energi yang ramah lingkungan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sumatera selatan dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional. d. terwujudnya optimalisasi pengelolaan tambang energi yang ramah lingkungan melalui penguatan kebijakan penetapan RUEN, RUKN, RUEDP, dan RUED Kab/Kota, penguatan pengawasan pelaksanaan eksploitasi, penguatan peningkatan pemanfaatan batubara sebagai energi alternatif, dan penguatan komitmen aparatur

174 pemerintahan dalam penegakan hukum guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan dalam rangka mendukung ketahanan energi nasional. 4. Pada Tahun Anggaran 2015 Kedeputian Pengembangan telah menghasilkan 4 (empat) naskah kajian pengkajian daerah yang merupakan saran tindak strategis bidang Pengembangan, dengan perincian sebagai berikut: a. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Manado Sulawesi Utara. 3) Manfaat dari pengkajian daerah tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kondisi ketahanan daerah menyangkut aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ancaman bencana alam serta resiko pembangunan nasional di daerah yang berpengaruh terhadap kondisi keamanan nasional. 4) terwujudnya Provinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia terdapat obyek-obyek wisata yang cukup menarik dan pada saat ini sedang dikembangkan antara lain meliputi wisata bahari, wisata alam, wisata peninggalan sejarah budaya, wisata religi, wisata pantai, wisata pemandian air panas, wisata tirta dan wisata volcano yang pada saat ini menjadi unggulan. b. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Ambon Provinsi Maluku. 1) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kondisi dan perkembangan permasalahan ketahanan pangan dan konflik komunal di tinjau dari aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan hankam (Ipoleksosbudhankam) di Ambon Provinsi Maluku dalam rangka ketahanan nasional. 2) terwujudnya pembangunan Maluku yang rukun, religius, damai, sejahtera, aman, berkualitas dan demokratis dijiwai semangat siwalima berbasis kepulauan secara berkelanjutan. Memantapkan masyarakat Maluku yang Rukun, Religius, Aman dan Damai, Menjadikan Masyarakat Maluku yang Berkualitas dan Sejahtera dan Mewujudkan pembangunan Provinsi Maluku yang Adil dan Demokratis berbasis kepulauan secara berkelanjutan. c. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Provinsi Bangka Belitung. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kondisi dan perkembangan permasalahan ketahanan pangan dan konflik komunal di tinjau dari aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan hankam (Ipoleksosbudhankam) di Provinsi Bangka Belitung dalam rangka ketahanan nasional. 4) terwujudnya sumber daya alam Prov. Babel yang sangat melimpah, Pemerintah, pemerintah Prov. Babel dan Pem Kab/Kota yang ada di wilayah Babel dalam mengelola penambangan dan penggalian timah yang ramah lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Babel yang terintegrasi dan sinergi dan kuatnya penegakan hukum serta pengaturan pemanfaatan tata ruang yang jelas sehingga mendorong terjadinya lingkungan yang terkontrol dan lahan produktif bertambah luas, maka diperlukan regulasi tentang minerba yang ada harus disinergikan dan diharmonisasikan. d. Laporan hasil pengkajian daerah dengan sasaran Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DIY. 3) Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kondisi dan perkembangan permasalahan ketahanan pangan dan konflik komunal di tinjau dari aspek ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial budaya dan hankam (Ipoleksosbudhankam) di Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DIY dalam rangka ketahanan nasional.

175 4) terwujudnya dialog yang konstruktif secara terus-menerus untuk mencegah dan menyelesaikan kasus-kasus penistaan agama, aliran kepercayaan sesat dan pengakuan seseorang sebagai nabi yang muncul di daerah. Meningkatkan koordinasi, integrasi dan inkronisasi dalam pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan narkoba dan obat-obatan terlarang di wilayah yuridiksinya. Menggalakkan kesadaran hukum masyarakat dalam mengurus dokumen sertifikat pemilikan tanah yang sah dan terdokumendasikan dengan baik, untuk mencegah timbulnya konflik-konflik pemilikan tanah. Terkait mengupayakan pengambil alihan lahan Benteng Vestenberg Surakarta dan pihak perusahaan swasta yang menguasai, untuk selanjutnya dilakukan upaya konservasi, rekonstruksi, dan revitalisasi untuk menyelamatkan cagar budaya tersebut. Saling bersinergi untuk mensukseskan pelaksanaan Pilkada serentak 2015 dengan mengantisipasi potensi konflik yang akan terjadi. Demikian laporan hasil kinerja Kedeputian Pengembangan sesuai dengan Penetapan Kinerja Kegiatan Tahun 2015 yang telah ditetapkan. Deputi Pengembangan Sugihardjo, SE, MM Marsekal Muda TNI

176 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 DEPUTI/BIRO : BIRO KEUANGAN Program Uraian Kegiatan Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presen tase Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Terselengga ranya perencanaan anggaran dan administrasi keuangan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas melalui upaya pembinaan anggaran dan keuangan - Masukan Dana - Keluaran 3) Terkelolanya layanan dan pembinaan perencanaan anggaran 4) Terkelolanya layanan dan pembinaan administrasi keuangan - Hasil 6) Persentase unit kerja yang mengajukan perencanaan kegiatan tahunan secara tepat waktu. Rupiah Bulan Bulan Persen tase % 100 % 100 % 95 % 7) Persentase dokumen perencanaan dan pelaporan yang dapat diselesaikan tepat waktu. Persen tase % 8) Persentase penyerapan anggaran. Persen tase % 9) Persentase tagihan pertanggung jawaban keuangan yang dapat diselesaikan tepat waktu Persen tase % 10) Opini BPK terhadap laporan keuangan Pering kat WTP )* )*

177 Program Uraian Kegiatan Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Presen tase Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket (WTP) - Manfaat : Peningkatan kualitas layanan dan pembinaan perencanaan anggaran dan administrasi keuangan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas - Dampak : Terlaksananya layanan dan pembinaan perencanaan dan administrasi keuangan dengan baik dan tertib. Persen tase Persen tase % 100 % )* Sampai dengan tersusunnya pengukuran kinerja kegiatan ini masih dilaksanakan pemeriksanaan BPK RI atas Laporan Keuangan Setjen Wantannas TA 2015, sehingga belum diketahui opininya. Penjelasan : Pada tahun 2015 Biro Keuangan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan layanan dan pembinaan perencanaan anggaran dan administrasi keuangan di Setjen Wantannas, dengan perincian sebagai berikut: 3. Layanan dan pembinaan perencanaan anggaran Layanan dan pembinaan perencanaan anggaran yang dilaksanakan adalah mengkoordinasikan penyusunan dokumen perencanaan dan anggaran seperti penyusunan dokumen Pengukuran Kinerja Tahun 2015, Laporan Kinerja Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 dengan hasil penilaian CC sesuai dengan target yang diharapkan sedangkan untuk tahun 2015 masih dalam proses penilaian, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja, Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan menghasilkan peningkatan kualitas perencanaan kegiatan tahunan yang diajukan unit kerja secara tepat waktu sesuai dengan IKU dan penyelesaian dokumen perencanaan dan pelaporan yang dapat diselesaikan tepat waktu. Manfaat layanan dan pembinaan perencanaan anggaran adalah lebih berkualitasnya layanan dan pembinaan perencanaan anggaran di banding tahun-tahun sebelumnya dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas. Dampak pelaksanaan kegiatan layanan dan pembinaan perencanaan anggaran adalah lebih baik dan tertibnya pelayanan dan pembinaan perencanaan anggaran di lingkungan Setjen Wantannas.

178 4. Layanan dan pembinaan administrasi keuangan Layanan dan pembinaan administrasi keuangan yang dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2015 telah menghasilkan peningkatan kualitas penyelesaian dokumen administrasi keuangan dengan tepat waktu, mempertahankan opini WTP dari BPK RI terhadap Laporan Keuangan Setjen Wantannas TA sedangkan untuk opini BPK RI atas Laporan Keuangan TA sampai dengan dibuatnya pengukuran kinerja kegiatan ini masih dalam proses pemeriksaan, serta penyelesaian secara tepat waktu atas tagihan pertanggung jawaban keuangan dan optimalisasi penyerapan anggaran. Manfaat layanan dan pembinaan administrasi keuangan adalah lebih berkualitasnya layanan dan pembinaan administrasi keuangan di banding tahun-tahun sebelumnya dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Setjen Wantannas. Dampak pelaksanaan kegiatan layanan dan pembinaan administrasi keuangan adalah lebih baik dan tertibnya pelayanan dan pembinaan administrasi keuangan di lingkungan Setjen Wantannas. Kepala Biro Keuangan Dr. Yudi Sutrasna, MM Brigadir Jenderal TNI

179 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 DEPUTI/BIRO : BIRO UMUM Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Meningkatnya kualitas tata kelola administrasi umum yang efektif dan efisien - Masukan Dana, SDM - Keluaran Terselenggaranya tata kelola adm. umum yg efektif dan efisien Rupiah, Orang Naskah 12 Naskah 12 Naskah 100 % - Hasil 1) Jumlah layanan administrasi umum Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % 2) Jumlah layanan operasional pimpinan Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % Meningkatnya kualitas dan kapasitas SDM, organisasi dan ketatalaksanaan DKN - Keluaran Meningkatnya kualitas dan kapasitas SDM, Organisasi dan ketatalaksanaan DKN - Hasil 1) Jumlah dok kepegawaian Dok 2 Dok 2 Dok 100 % 2) Jumlah diklat teknis OT 12 OT 12 OT 100 % 3) Jumlah diklat struktural OT 4 OT 4 OT 100 % 4) Jumlah Assesment OT 23 OT 23 OT 100 % 5) Jumlah layanan ops. Korpri Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % 6) Jumlah pelantikan pegawai OT 12 OT 12 OT 100 % 7) Jumlah Sosialisasi KL 6 KL 6 KL 100 % Meningkatnya kualitas tata kelola - Keluaran Terselenggaranya tata kelola ops.

180 Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket operasional perkantoran yang efektif dan efisien perkantoran yang efektif dan efisien - Hasil 1) Jumlah layanan operasional pimpinan dan perkantoran Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % 2) Jumlah pengadaan peralatan dan mesin 3) Jumlah pengadaan gedung dan bangunan 4) Jumlah pengadaan pengolah data dan komunikasi Paket 2 Pkt 2 Pkt 100 % Paket 1 Pkt 1 Pkt 100 % Paket 2 Pkt 2 Pkt 100 % Meningkatnya kualitas dukungan pelaksanaan pengawasan internal - Keluaran Tersedianya dukungan pelaksanaan pengawasan internal yang berkualitas - Hasil Jumlah dokumen pengawasan internal Dokumen 4 Dok 4 Dok 100 % Meningkatnya kualitas dukungan pelaksanaan program reformasi birokrasi - Keluaran Tersedianya dukungan pelaksanaan program reformasi birokrasi yang berkualitas - Hasil Jumlah dokumen reformasi birokrasi Dokumen 9 Dok 9 Dok 100 % Penjelasan: Pada tahun 2015 Biro Umum telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan layanan administrasi kepegawaian, kerumah tanggaan dan administrasi umum dengan perincian sebagai berikut: 1. Administrasi kepegawaian Manfaat:

181 Meningkatnya mutu dan kualitas pelayanan bidang Kepegawaian, meningkatnya kinerja dan kompetensi SDM dalam melaksanakan tugas/fungsi serta meningkatnya kualitas dan kesejahteraan pegawai. Dampak: Terlaksananya administrasi kepegawaian tepat waktu dan peningkatan kualitas kompetensi SDM 2. Layanan Kerumah Tanggaan: Manfaat: Layanan Kerumah Tanggaan yang dilaksanakan selama kurun waktu tahun 2014, telah menghasilkan peningkatan kualitas layanan dan penyelesaian administrasi BMN dengan tepat waktu sesuai dengan IKU serta penyelesaian administrasi pelaporan BMN yang dapat di selesaikan tepat waktu. Meningkatnya layanan dan pengelolaan BMN dalam rangka mendukung kegiatan-kegiatan sesuai dengan tupoksi Setjen Wantannas. Dampak: Pelaksanaan kegiatan layanan kerumahtanggaan menjadi tertib dan lebih baik. 3. Administrasi umum Manfaat : Meningkatnya dukungan mutu dan kualitas pelayanan tata usaha dan kesekretariatan persuratan dan ekspedisi, meningkatnya kinerja dan akuntabilitas pelayanan di 4 (empat) Kedeputian, Staf Ahli dan Pimpinan. Dampak : Terlaksananya tata naskah dinas dan ekspedisi persuratan yang sesuai dengan tata naskah dinas administrasi umum Setjen Wantannas. Kepala Biro Umum Lukas Pamardi, SH, MM Marsekal Pertama TNI

182 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 DEPUTI/BIRO : BIRO PERSIDANGAN DAN HUMAS Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Meningkatnya kualitas tata kelola persidangan yang efektif dan efesien - Masukan Dana, SDM - Keluaran Terkelolanya layanan Persidangan Rupiah, Orang % Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % - Hasil 1) Jumlah layanan persidangan Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % 2) Jumlah bahan/ materi persidangan yg diproduksi & reproduksi Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % Meningkat-nya kualitas tata kelola kehumasan yang efektif dan efisien - Keluaran Terkelolanya layanan humas - Hasil Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % 1) Jumlah publikasi/ pemberitaan Dok 24 Dok 24 Dok 100 % 2) Jumlah layanan arsip Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % 3) Jumlah koordinasi kehumasan Bulan 12 Bln 11 Bln 91,67 % 4) Jumlah layanan kehumasan Bulan 12 Bln 12 Bln 100 % Terselenggaranya sistem teknologi dan informasi yang handal dan mutakhir - Keluaran Terkelolanya pengembangan informasi dan teknologi yang mutakhir - Hasil Ranking hasil evaluasi Kemen Kominfo terhadap pelaksanaan Ranking %

183 Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Penjelasan: manajemen keamanan informasi Setjen Wantannas Sebagaimana tertera pada Keputusan Sesjen Wantannas Nomor Tahun 2000 Tentang Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Setjen Wantannas, Biro Persidangan dan Humas telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yaitu : 4. Perencanaan, pelayanan persidangan; 5. Perekaman, penggandaan, produksi, pengamanan, penyimpanan, pendistribusian bahan dan hasil persidangan; 6. Publikasi dan penerangan; 7. Pengelolaan Kepustakaan. Pada dasarnya program dan kegiatan Biro Persidangan dan Humas telah mencapai target yang sudah ditetapkan, namun realisasi serapan anggaran di beberapa kegiatan tidak terserap secara maksimal dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : 1. Agenda kegiatan dan pertemuan Bakohumas yang jadwalnya bersamaan dengan kegiatan Rapat internal (Rakertas, Pokjasus dan Ramusmat) sehingga tidak seluruh kegiatan Bakohumas dapat dihadiri oleh personil Rodangmas; 2. Pada kegiatan rapat Pokja penyusunan dokumen layanan publik terpadu, narasumber yang hadir hanya satu narasumber, sehingga sisa honor narasumber tidak terserap. Kepala Persidangan dan Humas Firman Achmadi, SE Brigadir Jenderal TNI

184 PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2015 DEPUTI/BIRO : STAF AHLI Program Kegiatan Presentase Uraian Indikator Kerja Satuan Rencana Tingkat Capaian (Target) Realisasi Rencana Tingkat Capaian (Target) Ket Pengembangan Kebijakan Ketahanan Nasional Perumusan Kebijakan Ketahanan Nasional Staf Ahli Setjen Wantannas - Masukan Dana, SDM - Keluaran 1) Perkiraan Cepat Bid.Pengembang an Rupiah, Orang % Naskah 16 Naskah 13 Naskah 85 % 2) Kajida Naskah 1 Naskah 1 Naskah 100 % Penjelasan : - Hasil Respon Presiden - Manfaat Untuk memberikan kerangka konseptual pembinaan ketahanan nasional yang applicable - Dampak Terselenggaranya pembinaan ketahanan nasional yang efektif dan efisien sehingga meningkatnya kualitas ketahanan nasional % 80 % 82 % 102 % % 80 % 80 % 80 % % 80 % 80 % 80 % 1. Pada TA Staf Ahli telah menghasilkan 15 Kajian berupa Perkiraan Cepat maupun Kajian Daerah, dengan perincian sebagai berikut: a. Perkiraan Cepat 16) Saran tindak dengan judul Perkiraan Cepat tentang Antisipasi dan Solusi Semakin Meluasnya dan Penyebaran Faham Terorisme Dalam Rangka Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan gangguan keamanan dalam negeri dalam rangka ketahanan nasional.

185 Mencegah berkembang faham radikal secara masif di Indonesia perlu diambil langkah tindak komprehensif dan integral serta bersinergi diantara para pemangku kepentingan agar Indonesia tidak menjadi arena pertempuran ideologi. 17) Saran tindak dengan judul Perkiraan Cepat tentang Antisipasi Dan Solusi Batas Wilayah RI - Singapura Akibat Reklamasi Pantai Singapura Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Reklamasi pantai yang selalu dilakukan Singapura sejak melepaskan diri dari Federasi Malaysia untuk memperluas wilayahnya dalam rangka ketahanan nasional. Mengetahui luas wilayah Singapura selama hampir 40 tahun yang bertambah 199 km2. Luas Selat Singapura juga makin berkurang, tidak mencapai 24 mil laut yang sudah menjadi ketetapan internasional. 18) Saran tindak dengan judul Perencanaan Strategis untuk mengantisipasi Pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan TNI (Kogabwilhan TNI) dalam Rangka Menjaga Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan tuntutan kebutuhan untuk menetapkan Kebijakan pertahanan negara lebih dinamis dan adaptif; Visi, doktrin, strategi, postur dan struktur pertahanan negara memerlukan reorientasi signifikan dari semula bersifat inward looking menjadi outward looking, Sistem dan rantai Komando dirancang berbasis integrated armed forces, Sistem dan Rantai Komando semakin menuntut respon proaktif dan efektif dalam rangka ketahanan nasional. Adanya perencanaan strategis secara dini untuk mengantisipasi pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan TNI (Kogabwilhan TNI) dalam rangka menjaga Ketahanan Nasional Indonesia. 19) Saran tindak dengan judul Antisipasi Dan Solusi Dampak Masuknya Investor Dan Tenaga Kerja Dari Negara Tiongkok Dalam Pembangunan Insfrastruktur Di Indonesia Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pengawasan orang asing yang masuk tanpa didukung dokumen yang sah dalam rangka ketahanan nasional. Kerjasama ekonomi dengan Tiongkok yang melibatkan investasi dan tenaga kerja besar memerlukan ekstra pengawasan dan pengendalian yang ketat agar supaya Indonesia dapat mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan dalam realisasi kerjasama.

186 20) Saran tindak dengan judul Perkiraan Cepat Tentang Optimalisasi Penyaluran, Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Desa Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan sistem penyaluran dana desa sesuai ketentuan UU NO 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam rangka ketahanan nasional. Tidak adanya lagi hambatan realisasi penuntasannya yang memerlukan upaya optimalisasi agar sasaran akhir dapat tercapai. 21) Saran tindak dengan judul Perkiraan Cepat tentang Pengendalian Penambahan Kendaraan Pribadi guna Mendukung Perkembangan Transportasi Massal dalam Rangka Mengurangi Kemacetan di Kota-Kota Besar Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kemacetan lalu lintas khususnya pada jam-jam sibuk dalam rangka ketahanan nasional. Pengendalian penambahan kendaraan pribadi guna mendukung perkembangan transportasi massal. 22) Saran tindak dengan judul Reformasi Sistem Hukum Nasional Dalam Rangka Tegaknya Supremasi Hukum Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan banyaknya produk hukum yang tidak sesuai dengan perkembangan ketatanegaraan dan kewenangan lembaga hukum yang tumpang-tindih dalam rangka ketahanan nasional. Reformasi sistem hukum nasional secara menyeluruh menyangkut substansi hukum, struktur hukum dan budaya hukum diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran, kepahaman, ketaatan dan kepatuhan terhadap semua produk hukum, berjalannya kehidupan demokrasi yang baik, tingkat pendidikan dan kesejahteraan yang semakin meningkat serta adanya pengakuan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. 23) Saran tindak dengan judul Perkiraan Cepat tentang Penguatan Infrastruktur Social Engineering Guna Penanganan Cyber Warfare Dalam Rangka Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) untuk mendorong percepatan lalu lintas informasi di dunia maya (Cyber) dalam rangka ketahanan nasional.

187 Mengantisipasi berbagai ancaman cyber warfare yang dapat melumpuhkan jatidiri bangsa sehingga diperlukan kemampuan rancangan social engineering pada masyarakat cyber. 24) Saran tindak dengan judul Percepatan Penyediaan Energi Industri Maritim Melalui Implementasi Small Modular Reactor di Kepulauan Maluku dalam rangka Ketahanan Nasional Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penyediaan sarana prasarana untuk pariwisata bahari dalam rangka ketahanan nasional. Meningkatnya produktivitas industri maritim (industri perikanan, industri hayati laut, industri pariwisata dan mendukung industri pertambangan) yang berdampak pada pendapatan daerah, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. 25) Saran tindak dengan judul Percepatan Implementasi Pemanfaatan Data Satelit Program INDESO guna Modernisasi Nelayan dalam rangka Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan sumber daya ikan yang melimpah dalam rangka ketahanan nasional. Meningkatkan pemahaman nelayan dalam pemanfaatan teknologi informasi kelautan dan perikanan untuk menunjang aktivitas penangkapan ikan seperti informasi kondisi stok ikan atau kondisi lingkungan laut. 26) Saran tindak dengan judul Realisasi Program Revolusi Mental untuk Pembangunan Sosial dan Manusia Indonesia Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Revolusi Karakter Bangsa dalam rangka ketahanan nasional. Meningkatkan pemahaman pembangunan manusia dan kebudayaan secara komprehensif, mengintegrasikan berbagai aspek. 27) Saran tindak dengan judul Pengendalian Pertambangan Batubara Yang Berkelanjutan Di Kalimantan Timur Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha pertambangan batubara dalam rangka ketahanan nasional.

188 Meningkatkan nilai tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara berkelanjutan. 28) Saran tindak dengan judul Antisipasi dan Solusi Mengatasi Tawuran Guna Perlindungan Warga Negara Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan tawuran dan aksi kekerasan dalam rangka ketahanan nasional. Tidak adanya lagi penyimpangan sosial dalam bentuk tawuran yang disertai dengan tindakan kekerasan sosial berupa arogansi, egoisme, radikalisme, fandalisme serta kultur komunalisme 2. Pada TA Staf Ahli menghasilkan 1 Naskah kajian hasil kajian daerah dengan perincian sebagai berikut: Naskah kajian hasil kajian daerah dengan judul Laporan Hasil Kajian Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan Manfaat dari saran tindak tersebut dapatnya digunakan oleh Presiden selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan Pemberdayaan ekonomi daerah dalam rangka ketahanan nasional. Meningkatkan peran serta dan andil masyarkat lapisan bawah dalam perekonomian daerah baik melalui usaha informal, koperasi maupun kerjasama dengan dunia usaha di Prov. Kalimantan Selatan. A.n Staf Ahli Setjen Wantannas Staf Ahli Bidang Ekonomi Setjen Wantannas Drs. Bambang Hermanu, SH, MM Inspektur Jenderal Polisi

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputusan Presiden R.I. Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 1999 TENTANG DEWAN KETAHANAN NASIONAL DAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 1999 TENTANG DEWAN KETAHANAN NASIONAL DAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mencabut: Keppres 51-1970::Keppres 31-1975::Keppres 51-1991::Keppres 51-1991 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang LKj Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional 2014 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban bagi instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 1999 TENTANG DEWAN KETAHANAN NASIONAL DAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 1999 TENTANG DEWAN KETAHANAN NASIONAL DAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 1999 TENTANG DEWAN KETAHANAN NASIONAL DAN SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peran Dewan

Lebih terperinci

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

KATA PENGANTAR. Pangkalpinang, Maret 2015 KEPALA BAPPEDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 selesai

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73 C. Pengelolaan Keuangan... 67 BAB IV PENUTUP... 73 Kesimpulan... 73 LAMPIRAN : - Pernyataan Telah Direviu - Formulir Checklist Reviu - Reviu Matrik Rencana Strategis Pengadilan Tinggi Jakarta Tahun 2010-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.02-0/AG/2014 DS 9802-8163-0908-0385 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012 SEKRETARIAT

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.200, 2015 PERTAHANAN. Pertahanan Negara. 2015-2019 Kebijakan Umum. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014 A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP BIRO KESRA RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTT (Biro Kesra) Tahun 2015 merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan Rencana Strategis Biro Kesra Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1084, 2012 KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-nya, penyusunan Rencana Kinerja (Renja) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT KABINET 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LKj) Asisten Deputi Bidang Pelaksanaan dan Pelaporan

Lebih terperinci

Akuntabilitas Kinerja. Laporan. Laporan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Akuntabilitas Kinerja. Laporan. Laporan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional i Tahun 2013 KATA PENGANTAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) Tahun 2013 merupakan wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2015 BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Perencanaan Kinerja Tahunan merupakan proses penyusunan rencana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BLITAR INSPEKTORAT Jalan Imam Bonjol Nomor 9 Blitar KATA PENGANTAR Sebagai bentuk telah terlaksananya suatu capaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Bappeda Kabupaten Lahat dalam mewujudkan pencapaian tata pemerintahan yang baik (good gavernance) dan memenuhi tuntutan serta harapan masyarakat atas

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG

BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG BAB II RENCANA STRATEGIS KECAMATAN SUKASARI KOTA BANDUNG Upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, Pemerintah Kota Bandung melaksanakan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama, baik tingkat Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.02-0/2013 DS 2887-2051-5773-8818 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

HASIL PENGUKURAN KINERJA

HASIL PENGUKURAN KINERJA IKHTISAR EKSEKUTIF Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 29 Tahun 2010 merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirrabbil alamin serta dengan memanjatkan puji dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Barru Tahun 2013 telah selesai

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2015 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK

LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK LAPORAN PUBLIKASI INFORMASI PUBLIK PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL 2014 1 1. Pendahuluan Dengan berakhirnya era orde baru dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Berpedoman pada peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci