MODEL MATEMATIS LAJU REAKSI PADA PROSES PENCELUPAN KAPAS DENGAN ZAT WARNA REAKTIF PANAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL MATEMATIS LAJU REAKSI PADA PROSES PENCELUPAN KAPAS DENGAN ZAT WARNA REAKTIF PANAS"

Transkripsi

1 MAKALAH PARALEL PARALEL F ISBN : MODEL MATEMATIS LAJU REAKSI PADA PROSES PENCELUPAN KAPAS DENGAN ZAT WARNA REAKTIF PANAS Elly Koesneliawaty 1* 1 Dosen Politehnik STTT Bandung, Jurusan Kimia Tekstil. Jl. Jakarta No 31, Bandung, Jawabarat, Indonesia * Untuk korespondensi:tel/fax (06)77580, koesnelia@yahoo.com ABSTRAK Pencapaian warna hasil proses pencelupan bahan kapas dengan zat warna Reaktif seringkali sukar diperoleh, terutama pada pemakaian zat warna campuran. Pencapaian warna menggunakan atau lebih zat warna yang pemakaiannya terkait dengan estimasi waktu dan konsentrasi, sehingga perlu diketahui sifat laju reaksi zat warna. Laju reaksi diukur dari pengurangan konsentrasi zat warna pada waktu tertentudca/dt. Laju reaksi larutan zat warna dengan persamaan matematis. Pengujian dilakukan dengan metode spektrofotometri yang menghasilkan data absorbansi. Data absorbansi ini dilinierisasi dengan konsentrasi persamaan regresi metoda Least Squares.Pengamatan pengurangan konsentrasi zat warna diukur pada waktu 0,10,0,30,40 menit. Pengukuran tersebut memberikan nilai orde reaksi yang dapat memperkirakan kemampuan mewarnai kain kapas dari 4 jenis zat warna reaktif yang digunakan. Orde reaksi dari hasil pengukuran diperoleh pada waktu tertentu dengan hasil orde reaksi 4 sampai 6. Data penyimpangannya dinyatakan dalam ukuran selisih korelasi terkecil R = 0,0070 pada zat warna reaktif yang optimum. Kata kunci: laju,zat warna reaktif, pencelupan kapas, orde ABSTRACT Achievement of the color of the dyeing process of cotton material with dye Reactive often difficult to obtain, especially in the use of the dye mixture. Achievement of colors using two or more dyes which use is associated with an estimated time and concentration, so keep in mind the nature of the reaction rate of the dye. The reaction rate is measured by the reduction of the concentration of the dye at a certain time dc A / dt. The reaction rate of the dye solution to a mathematical equation. Tests used by spectrophotometric method that produced the data absorbance. The absorbance data is linearized concentration Least Squares regression method. Observations reducing the concentration of the dye was measured at 0, 10, 0, 30, 40 minutes. The measurement value reaction order to estimate the ability of dyeing cotton fabrics from 4 types of reactive dyes are used. Order the reaction of the measurement results obtained at a certain time with the result of the reaction order of 4 to 6. The data deviation measured by the difference between the smallest correlation R = at optimum reactive dyes. Key word: reaction rate, reactive dyes, dyeing of cotton, orde 30

2 ISBN: SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX) PENDAHULUAN Bahan kapas yang dipergunakan untuk proses pencelupan sudah bebas dari zat lemak, lilin, peptin agar dapat mengabsorbsi zat warna maksimal. Pencelupan pada bahan kapas dapat menggunakan ber-macammacam zat warna dengan kondisi proses yang bersesuaian antara sifat keduanya. Serat alam kapas berupa mol sellulosa yang mengandung gugus OH primer dalam larutan air. Pada proses pencelupan dapat menggunakan jenis zat warna yang larut dalam air yaitu zat warna reaktif panas, Kereaktifan dari zat warna reaktif panas Drimarene sistim reaktif trikloropirimidin tersebut dapat dilihat melalui kinetika laju reaksi pada mekanisme proses pencelupan-nya melalui pengamatan pengurangan konsentrasi zat warna pada waktu 1,10, 0, 30, 40 menit dengan metoda perhitungan integrasi dari persamaan diferensial dc/dt yang hasilnya dalam satuan orde reaksi. Persamaan laju : -dc A /dt = k.ca n 1) ln d C A / dt = - ln k + n ln C A ) Pengujian orde reaksi: n didapat dari evaluasi kemiringan plot antara ln d CA/dt dan ln CA, - ln k didapat dari intersep. Hasil pengujian dari Drimarene Turkis X-B, Drimarene Blue X-3 RL, Drimarene Rubin X-3RL, Drimarene Violet X-RL adalah 4 sampai 6 satuan orde reaksi Pengujian yang diperlukan dalam mengukur larutan zat warna dari prinsip Lambert Beer dalam grafik absorbansi dan konsentrasi dalam persamaan regresi metoda Least Squares. Zat warna reaktif panas Drimarene sistim reaktif trikloropirimidin mempunyai kereaktifan rendah yang memerlukan suhu tinggi untuk kebutuhan energi aktivasi (Ea) untuk bereaksi dengan serat sesuai hukum Arhenius k = A.e. Ea/RT.3) Kemampuan zat warna untuk berikatan kuat dalam jumlah yang besar secara merata dengan serat memerlukan pengendalian proses pencelupan yang terjadi. Pengendalian faktor yang mempengaruhi mekanisme proses pencelupan secara mendasar perlu diketahu, antara lain: Difusi zat warna dari larutan ke permukaan bahan dengan pengaturan suasana ph basa dan elektrolit. Difusi zat warna dari permukaan kedalam serat tergantung afinitas serat dan zat warna. Ikatan serat dan zat warna sesuai dari gugus fungsi dan sistim-sistim reaktif dari zat warna. Pemilihan kondisi proses pencelupan reaktif panas pada kondisi ph 11, pemakaian elektrolit NaSO4 30 g/l, Alkalinitas NaCO3 g/l temperatur 95 0 C 1). D-Cl + Sel-OH D-O Sel + HCl Laju difusi zat warna kedalam serat dipengaruhi oleh afinitas zat warna dan serat pemakaian bantuan elektrolit, kebasaan larutan dan zat alkalinitas yang dipakai. Waktu yang diperlukan dari mulai reaksi, laju sangat tinggi setelah itu menurun dan cenderung stabil. Keadaan tersebut diasumsikan sebagai keadaan tidak terjadi reaksi lagi. Jika komponen serat dianggap konstan dengan volume tetap,komponen zat warna dianggap penentu dengan parameter konsentrasi zat warna. Perhitungan orde reaksi

3 304 Koesneliawaty, Model Matematis Laju Reaksi. ISBN: Perhitungan orde reaksi melalui analog persamaan garis: y = b + ax, dimana a adalah orde reaksi dan b adalah In k. Persamaan kinetika reaksi 1) dan ) dengan data-data konsentrasi dan waktu pencelupan yang divariasikan, dibuat grafik C vs t. Semua titik diplot membentuk kurva, dimana setiap titik dibuat garis singgungnya sehingga didapat harga : -dc A /dt. -dc A /dt = k.ca n ln d C A / dt = - ln k + n ln C A Harga k larutan zat warna reaktif panas pada waktu tertentu. Periksa C A konstanta laju (k) dan orde reaksi (n) didapat dari evaluasi kemiringan plot antara: ln dc A / dt vs ln C A, dengan intersep - ln k Pengukuran konsentrasi larutan zat warna prinsip Lambert Beer dengan alat Spektrofotometer melalui ukuran transmitansi dan Absorbansi pada panjang gelombang sinar tampak. λ maks setiap warna mempunyai %T dan A minimum dimana hasil pengukuran dengan penyimpangan terkecil. Pada panjang gelombang maksimum dihitung persamaan regresi antara absorbansi dan konsentrasi larutan zat warna. y = ax + b, y= absorbansi; x= konsentrasi larutan zat warna b a ( n( x. y) ( x)( n( x ) ( x) y) y)( x ) ( x)( n( x ) ( x) x. y) n = adalah banyak variasi konsentrasi larutan zat warna Warna tampak dapat diukur pada panjang gelombang sinar tampak 400nm sampai 700nm. Bahan selulosa mentah yang terdapat di alam dihilangkan dahulu zat impurities lemak, lignin protein, lilin sekitar 8,5% melalui proses scouring, bleaching untuk memperoleh daya serap pada proses pencelupan. Dengan demikian larutan zat warna dengan zat pembantu lainnya dapat berdifusi kedalam serat. Kondisi larutan zat warna diatur sesuai dengan sifat kimia dan fisika dari zat warna. Sistim reaktif mempunyai susunan jenis anion tertentu dalam membentuk warna gugus fungsi yang dikandungnya dapat menentukan sifat ionisasi dan afinitas zat warna dengan bahan selulosa. Memerlukan energi panas yang cukup, pemberian elektrolit, ph agar menambah laju difusi memperoleh warna dengan ketuaan, kerataan lebih baik dan alkalinitas dalam menciptakan kereaktifannya untuk bereaksi. Kondisi pencelupan dengan metoda pemberian elektrolit dan basa kuat diawal all in start memberikan dinamisme terjadinya aktifasi. Pengamatan terjadinya Laju difusi melalui pengukuran pengurangan konsentrasi zat warna pada waktu tertentu yang terjadi dari sejak tahap awal absorbsi tahap adsorpsi, difusi dan fiksasi. Ditulis secara rinci dan jelas agar pembaca dapat melakukan penelitian yang sama (repeatable dan reproduciable) dengan hasil yang relative sama. Metoda harus didukung oleh referensi bila metoda tersebut sudah diketahui sebelumnya. Spesifikasi bahan harus detail agar pembaca memperoleh imformasi bagaimana mendapat bahan tersebut. Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 1

4 ISBN: SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX) METODA PENELITIAN Alat dan bahan menggunakan Gelas kimia 100 ml; Gelas ukur 100 ml; Timbangan teknis, Pengaduk; Mesin pencelupan Rapid; Spektrofotometer; Labu ukur; Pipet gelas; ph meter. Persiapan: Bahan Zat warna Mesin HT Spektrofotometer Pencelupan: Variasi waktu 10,0,30,40 menit Kain kapas; Zat warna Drimarene Violet X-RL; Zat warna Drimarene Rubinole X-3 RL; Zat warna Drimarene Turquise X-BX- RL; Zat warna Drimarene Blue NaSO4; Soda Ash; NaOH Pengujian larutan zat warna Λmaks ( %T,A) Persamaan regresi; y= ax +b X-RL; Cuci, bilas Pengujian larutan zat warna Konsentrasi larutan zat warna (sisa pencelupan dan sisa lpembilasan) Perhitungan orde reaksi:in dc /dt = In k + n In C Koreksi nilai orde reaksi dan konstanta Gambar Diagram Alir Penelitian Prosedur Percobaan Kain kapas dipotong dengan berat gram. Membuat larutan induk zat warna sebanyak 1 gram zat warna dalam 100 ml air sebagai bahan larutan encer pengukuran Panjang gelombang maksimum melalui Transmitansi dan Absorbansi pada 400 nm 700 nm, dan pengukuran Absorbansi 5 konsentrasi larutan zat warna pada panjang gelombang maks. untuk pembuatan persamaan regresi y= ax + b. Melakukan proses pencelupan dengan resep pencelupan dan skema pencelupan berikut: R/Zat warna Drimarene 0,5 % Soda ash 30 g/l NaOH 38 Be (membuat ph 11) Temperatur 95 o C Waktu 1-40 menit

5 306 Koesneliawaty, Model Matematis Laju Reaksi. ISBN: Vlot 1/50 Gambar Skema proses pencelupan Pengambilan data penentuan panjang gelombang maksimum melalui pengukuran %T, dan A 400nm 700nm. Penentuan persamaan regresi zat warna melalui DATA pengukuran A larutan zat warna pada 5 konsentrasi. Pengukuran konsentrasi larutan zat warna pada saat sebelum pencelupan, setelah 1 menit, 10 menit, 0 menit, 30 menit dan 40 menit. Melakukan Pengukuran konsentrasi larutan zat warna pada saat sebelum pencelupan, dengan cara mengukur konsentrasi larutan zat warna pada sisa pencelupan, setelah pencelupan 1 menit, 10 menit, 0 menit, 30 menit dan 40 menit. Melakukan pengukuran konsentrasi larutan zat warna pada sisa pencucian, setelah pencelupan 1 menit, 10 menit, 0 menit, 30 menit dan 40 menit. Tabel 1. Hasil Pengukuran Transmitansi Untuk Persamaan Regresi Turquise X-B (Λmaks=60 nm) Blue X-3LR (Λmaks=60 nm) Rubinole X-3RL (Λmaks=530 nm) Violet X-RL (Λmaks=580 nm) Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi (g/l) %T A (g/l) %T A (g/l) %T A (g/l) %T A 0, ,076 0,0 45,4 0,34 0, ,131 0,005 78,5 0,105 0,01 70,5 0,15 0, ,43 0, ,68 0,01 60,5 0,18 0,015 59,5 0,5 0,03 30,5 0,516 0, ,348 0, ,38 0,0 49 0,309 0,04 1,5 0,668 0,0 31 0,509 0,0 36 0,444 0, ,367 0, ,769 0,05 4,5 0,601 0,05 9,5 0,53 Tabel. Hasil Pengukuran Transmitansi Zat Warna Reaktif Panas. Waktu Turquise X-B Blue X-3LR Rubinole X-3RL Violet X-RL (menit) celup cuci celup cuci celup cuci celup cuci , , , , , ,5 8, , , ,5 8,5 % T HASIL DAN PEMBAHASAN persamaan reaksi ). Orde reaksi (pada Pengukuran orde reaksi proses table 4).menunjukkan spesifikasi laju zat pencelupan kapas dengan zat warna reaktif melalui konsentrasi larutan zat warna pada warna dalam proses pencelupan Kapas. Nilai orde reaksi zat warna yang hampir waktu tertentu (pada persamaan 1 dan sama atau sama dapat dipergunakan Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 1

6 ISBN: SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX) sebagai komponen zat warna campuran dalam mencelup bahan kapas. Konsentrasi larutan zat warna pada waktu tertentu diperoleh melalui persamaan regresi yang dimiliki larutan zat warna tersebut.(tabel 3) Nilai konsentrasi larutan zat warna pada menit 0 dan menit 30 pada umumnya menunjukkan reaksi yang terjadi kondisi kesetimbangan (waktu kondisi proses pencelupan) Jumlah konsentrasi yang berbeda pada satuan waktu menggambarkan konstanta laju yang berbeda, sehingga memberikan warna hasil proses pencelupan berbeda. Tabel 3. Konsentrasi Larutan Zat Warna Waktu Drimarene Turquise Drimarene Blue X-3LR: Drimarene Rubinole Drimarene Violet X-B: Y=14,78x+0.00 Y=15.86x+0,038 X-3RL: Y=4,0x+0.03 X-RL: Y=1,x Konsentrasi konsentrasi konsentrasi konsentrasi (menit) Celup Cuci Akhir (C a ) Celup Cuci Akhir (C a) Celup Cuci Akhir (C a ) Celup Cuci Akhir (C a) 1 0,083 0,01 0,0095 0,078 0,0189 0,0964 0,057 0,006 0,063 0,079 0,03 0, ,069 0,013 0,08 0,058 0,0113 0,0693 0,045 0,008 0,053 0,056 0,04 0,08 0 0,049 0,04 0,073 0,046 0,016 0,06 0,037 0,011 0,048 0,044 0,05 0, ,048 0,04 0,07 0,048 0,0139 0,0619 0,038 0,001 0,048 0,036 0,08 0, ,033 0,08 0,061 0,044 0,0155 0,0595 0,035 0,011 0,048 0,038 0,05 0,063 Persamaan regresi yang dimiliki larutan zat warna tersebut merupakan persamaan linier data transmitasi (%T) atau absorbansi (A) pada Λmaksnya. Data transmitasi (%T) atau absorbansi (A) larutan zat warna dapat dilihat pada tabel. Nilai orde reaksi zat warna yang hampir sama atau sama dapat dipergunakan sebagai komponen zat warna campuran dalam mencelup bahan kapas, sehingga terhindar dari penyimpangan warna hasil proses pencelupan Pengujian konstanta orde reaksi: Pengujian konstanta orde reaksi k dan didapat dari evaluasi kemiringan plot antara ln d C A / dt dan ln C A, - ln k didapat dari intersep. Harga k larutan zat warna reaktif panas pada waktu tertentu. Tabel 4. Koreksi Nilai konstanta dan Orde Reaksi Drimarene Turquise X-B (n=4,41;k=74,544/m) Drimarene Blue X-3LR (n=6,67;k=9378/m) Drimarene Rubinole X-3RL n=4,9 ; k = 1300/m) Drimarene Violet X-RL (n=4,76; k = 171,548/m) Ca(g/L) Ca(g/L) k Ca(g/L) Ca(g/L) k koreksi Ca(g/L) Ca(g/L) koreksi koreksi koreksi koreksi k koreksi Ca(g/L) Ca(g/L) koreksi k koreksi 0,095 0,097 74,544 0,0964 0, ,737 0,063 0, ,361 0,09 0,097 17,466 0,08 0,08 7,9 0,0693 0, ,1 0,053 0, ,961 0,08 0,08 169,71 0,073 0,073 7,537 0,06 0, ,777 0,048 0,05 170,961 0,069 0, ,334 0,07 0,067 73,3 0,0619 0, ,866 0,048 0, ,758 0,064 0, ,485 0,061 0,063 7,38 0,0595 0, ,41 0,048 0,044 17,69 0,063 0, ,67 Jadi bisa disimpulkan bahwa zat Drimarene Turquise X-B mempunyai orde reaksi 4,41 Jadi bisa disimpulkan bahwa zat Drimarene Blue X-3LR mempunyai orde reaksi 6,77 Jadi bisa disimpulkan bahwa Drimarene Rubinole X-3RL mempunyai orde reaksi 4,9 Jadi bisa disimpulkan bahwa Drimarene Violet X-RL mempunyai orde reaksi 4,76

7 308 Koesneliawaty, Model Matematis Laju Reaksi. ISBN: Sistim reaktif. Perkembangan produksi zat warna mulai dari gugus fungsi, pemberian gugusgugus atom, atau molekul donor dan akseptor sampai kepada sistim reaktif ganda dan triple memberikan pengembangan disain metode pencelupan, penggunaan zat pembantu. Perkembangan disain metode pencelupan dan pemberian zat pembantu memberikan kemungkinan perubahan dalam pengambilan dalam hal metoda pengambilan sampel. Kebasaan Suasana ph larutan yang diberikan akan berkembang pula sejalan dengan perubahan sifat zat warna, zat pembantu yang digunakan.. Alkalinitas Penggunakan alkali dalam membangkitkan reaktifitas zat warna akan mengalami penyesuaian sesuai gugus fungsi, sistim reaktif yang dipunyai zat warna. Elektrolit Jumlah elektrolit yang diperlukan sesuai besar molekul, sifat ionisasi dari gugus fungsi yang dikandung. Membandingkan hasil yang diperoleh dengan data pengetahuan (hasil penelitian orang lain) yang sudah dipublikasikan. Menjelaskan implikasi dari hasil penelitian tersebut terhadap ilmu pengetahuan. Pengembangan Material Aplikatif sebagai upaya mendukung Pembelajaran Kimia Abad 1

8 ISBN: SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IX (SN-KPK IX) Kesimpulan dan saran Drimarene Turkis X-B, Drimarene Blue X-3 RL, Drimarene Rubin X-3RL, Drimarene Violet X-RL adalah 4 sampai 6 satuan orde reaksi. Dilakukan pengukuran laju reaksi dengan metoda dan instrument lain yang lebih praktis dan efisien. Penelitian laju reaksi pada setiap langkah perkembangan teknologi produksi zat warna reaktif menyertai publikasi promosi. Ucapan terimakasih Ucapan terimakasih kepada Dr. Danu Ariono, dan staf Universitas Bandung Raya yang telah memberikan inspiratif sehingga terjadinya penelitian ini. Lab. Kimia Fisika STTT Tekstil Bandung sebagai tempat dikerjakannya penelitian ini. Daftar Pustaka [1] Beech,W.F., (1970). Fibre-Reaktive Dyes, Logos Press, London, [] Colour Index, third edition, volume 4, The Socciety of Dyers and Colourist. [3] Colour Index, third edition, volume 5, The Socciety of Dyers and Colourist. [4] Colour Index, third edition, volume 6, The Socciety of Dyers and Colourist. [5] Colour Index, third edition, volume 7, The Socciety of Dyers and Colourist. [6] Nono, (1978) Pedoman Praktikum pencelupan, Institut Teknologi Tekstil Bandung, [7] P.W Atkins, (1998). Physical Chemistry, sixth edition, Oxford, University Press. [8] R,H. Peters, (1975). Textile Chemistry, volume III, Elsevier Sciencetific Publishing Company, Amsterdam, Oxford- New York. [9] Sudjana, (199). Metoda Statistika, edisi V, Penerbit Tarsito, Bandung. [10] Vickerstaff, Thomas, (1945). The Physical Chemistry of Dyeing, London Oliver and Bay, London. TANYA JAWAB Pemakalah : Elly Koesneliawaty Penanya : Maria Ulfa Pertanyaan : Mengapa di judul zat warna reaktif panas? Jawaban : Reaktif panas adalah katpori, sehingga pencelupan memerlukan panas general

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN LAJU REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 2 November 2012 Tanggal Laporan : 9 November

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI Nama : Imana Mamizar NIM : 10511066 Kelompok : 5 Nama Asisten : Fatni Rifqiyati Tanggal Percobaan : 1 November 2013 Tanggal Pengumpulan

Lebih terperinci

Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132

Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132 JMS Vol. 3 No. 1, hal. 32-40, April 1998 Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132 Diterima tanggal 20 Desember

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

PERCOBAAN 3 PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA Nama : Any Kurniawati Kelompok : 6 NIM : 4301410009 Prodi/Jurusan : Pend. Kimia/Kimia Dosen : Ir. Sri Wahyuni, M.Si Tanggal Praktikum : 19 September 2012 Teman kerja : Fitriya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP :

LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM. Nama : SantiNurAini NRP : LAPORAN PRAKTIKUM DINAMIKA KIMIA JUDUL PERCOBAAN : PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON DALAM SUASANA ASAM Nama : SantiNurAini NRP : 1413100048 Tanggal Praktikum : 28 April 2015 Nama Asisten : Mas Mattius

Lebih terperinci

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI A. Tujuan Percobaan Percobaan. Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri. B. Dasar Teori Dalam

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban 5 Kulit kacang tanah yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat pekat 97%, lalu dipanaskan pada suhu 16 C selama 36 jam. Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk menghilangkan kelebihan asam.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5 Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet 1. Membuat larutan Induk Methyl Violet 1000 ppm. Larutan induk methyl violet dibuat dengan cara melarutkan 1 gram serbuk methyl violet dengan akuades sebanyak

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL KETAHANAN LUNTUR WARNA KAIN ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL KETAHANAN LUNTUR WARNA KAIN ABSTRAK POLITEKNOSAINS VOL. XI NO. Maret 0 STUDI EKSPERIMENTAL KETAHANAN LUNTUR WARNA KAIN ) Didik Achadi Wedyatmo, ) Arif Setyo Nugroho. )) Akademi Teknologi Warga Surakarta ABSTRAK Value of color fastness to

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI OLEH : KELOMPOK III Nama : Rifqi Munip (061330401022) Riska (061330401023) Sarah Swasti Putri (061330401024) Siti Nurjanah (061330401025)

Lebih terperinci

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

Laporan Kimia Fisik KI-3141

Laporan Kimia Fisik KI-3141 Laporan Kimia Fisik KI-3141 PERCOBN M-1 KINETIK HLOGENSI SETON DENGN KTLISTOR SM Nama : Kartika Trianita NIM : 1517 Kelompok : 2 Tanggal Percobaan : 22 Oktober 212 Tanggal Laporan : 2 November 212 sisten

Lebih terperinci

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT Desi Eka Martuti, Suci Amalsari, Siti Nurul Handini., Nurul Aini Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jenderal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ISOTHERM ADSORPSI Oleh : Kelompok 2 Kelas C Ewith Riska Rachma 1307113269 Masroah Tuljannah 1307113580 Michael Hutapea 1307114141 PROGRAM SARJANA STUDI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR Disusun oleh : 1. Juliana Sari Moelyono 6103008075 2. Hendra Setiawan 6103008098 3. Ivana Halingkar 6103008103 4. Lita Kuncoro 6103008104

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii v vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri

Lebih terperinci

Jason Mandela's Lab Report

Jason Mandela's Lab Report LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN-6 PENENTUAN KINETIKA ESTER SAPONIFIKASI DENGAN METODE KONDUKTOMETRI Disusun Oleh: Nama : Jason Mandela NIM :2014/365675/PA/16132 Partner Fakultas/Prodi Hari/Tanggal/Jam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 13

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue 1. Larutan Induk Pembuatan larutan induk methylene blue 1000 ppm dilakukan dengan cara melarutkan kristal methylene blue sebanyak 1 gram dengan aquades kemudian

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS DISUSUN OLEH : NAMA : FEBRINA SULISTYORINI NIM : 09/281447/PA/12402 KELOMPOK : 3 (TIGA) JURUSAN : KIMIA FAKULTAS/PRODI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Analis Kesehatan,

Lebih terperinci

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI LAPORAN PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI I. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi 2. Menghitung energi aktivasi (Ea) dengan menggunakan persamaan Arrhenius II. Dasar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna Adsorpsi Zat Warna Pembuatan Larutan Zat Warna Larutan stok zat warna mg/l dibuat dengan melarutkan mg serbuk Cibacron Red dalam air suling dan diencerkan hingga liter. Kemudian dibuat kurva standar dari

Lebih terperinci

Jason Mandela's Lab Report

Jason Mandela's Lab Report LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN-4 KINETIKA ADSORPSI Disusun Oleh: Nama : Jason Mandela NIM :2014/365675/PA/16132 Partner : - Dwi Ratih Purwaningsih - Krisfian Tata AP - E Devina S - Fajar Sidiq

Lebih terperinci

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat

Praktikum Kimia Fisika II Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & Asam Kuat I. Judul Percobaan Hidrolisis Etil Asetat dalam Suasana Asam Lemah & dalam Suasana Asam Kuat II. Tanggal Percobaan Senin, 8 April 2013 pukul 11.00 14.00 WIB III. Tujuan Percobaan Menentukan orde reaksi

Lebih terperinci

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori PERCOBAAN III A. Judul : Penetapan Besi secara Spektrofotometri B. Tujuan : dapat menetapkan kandungan besi dalam suatu sampel dengan teknik kurva kalibrasi biasa dan teknik standar adisi. C. Dasar Teori

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN Lampiran 1. Data Absorbansi Larutan Naphthol Blue Black pada Berbagai Konsentrasi No. Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1. 3 0.224 2. 4 0,304 3. 5 0,391 4. 6 0,463 5. 7 0,547 6. 8 0,616 7. 9 0,701

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Spektrometer serapan atom ( Perkin-Elmer tipe Aanalyst 100 ) - Tungku karbon ( Perkin-Elmer

Lebih terperinci

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan 43 Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan Furosemida Sifat Fisikokimia Serbuk hablur berwarna putih s/d kekuningan dan tidak berbau Praktis tidak larut dalam air pka 3,9 Log P 0,74 Kelarutan 0,01 (mg/ml)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi 35 LAMPIRAN 2 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sesudah Aktivas 36 LAMPIRAN 3 Data XRD Pasir Vulkanik Merapi a. Pasir Vulkanik

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat ABSTRAK Kulit kacang tanah digunakan sebagai adsorben untuk menyerap ion fosfat dalam larutan. Sebelum digunakan sebagai adsorben, kulit kacang tanah dicuci, dikeringkan, dihaluskan menggunakan blender

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 dan berakhir pada bulan Desember 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Riset Material dan Pangan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, UPI. Penelitian ini dilakukan menggunakan sel elektrokoagulasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 97 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan dan saran yang dipaparkan berikut ini, disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai manfaat hasil belajar pencelupan kain kapas (cotton) sebagai

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R.

KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA. Suprihatin, Ambarita R. KINETIKA REAKSI PEMBUATAN KALSIUM KARBONAT DARI LIMBAH PUPUK ZA DENGAN PROSES SODA Suprihatin, Ambarita R. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi BAB II DASAR TEORI Pengujian reduksi langsung ini didasari oleh beberapa teori yang mendukungnya. Berikut ini adalah dasar-dasar teori mengenai reduksi langsung yang mendasari penelitian ini. 2.1. ADSORPSI

Lebih terperinci

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan 4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan konsentrasi ammonium dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Organik Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis Penentuan panjang gelombang maksimum (λ maks) dengan mengukur absorbansi sembarang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang Analisis Pati dan Karbohidrat), Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lebih terperinci

Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu. Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju reaksi = r = -d[a]/dt = d[b]/dt

Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu. Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju reaksi = r = -d[a]/dt = d[b]/dt 1 Laju reaksi (r) Perubahan konsentrasi reaktan atau produk terhadap waktu Pengurangan konsentrasi reaktan Penambahan konsentrasi produk Dengan berjalannya waktu Secara matematis, untuk reaksi: A B Laju

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin

Gambar 2.1 Reaksi Saponifikasi tripalmitin I. JUDUL : Kinetika Reaksi Saponifikasi Etil Asetat II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 16 November 2011 III. TUJUAN : 1. Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu: PENDAHULUAN Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu sampel yang dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan kadar krom dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrofotometri Serapan Atom Spektrofotometri Serapan Atom I. Tujuan Menentukan kepekaan dan daerah konsentrasi analisis logam Cu pada panjang gelombang 324.7 nm Menentukan pengaruh spesi lain, matriks, dan nyala api pada larutan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi

Sintesis partikel Fe 0. % degradasi. Kondisi. Uji kinetika reaksi LAMPIRAN 13 14 Lampiran 1 Bagan alir penelitian Sintesis partikel Fe 0 Uji degradasi dengan DBS (penentuan rasio konsentrasi partikel Fe 0 /sampel, waktu degradasi, dan ph terbaik) Uji degradasi dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. hubungan serapan pada berbagai panjang gelombang tertera pada Gambar 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN. hubungan serapan pada berbagai panjang gelombang tertera pada Gambar 2. Penentuan Konsentrasi Kromium Heksavalen Larutan Limbah Tekstil Dengan Metode Penambahan Standar Larutan standar Cr 6+ sebanyak 12,5 ml dengan variasi konsentrasi Cr 6+ 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan dilaksanakan di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak akan berbentuk padat dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang Analisis Pati dan Karbohidrat), Laboratorium Pengolahan Limbah Hasil

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)

Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten) Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten (Asisten) ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul Kinetika Adsorbsi yang bertujuan untuk mempelajari

Lebih terperinci

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal

A. D. Rosalia, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 1, hal KAJIAN EMPIRIS MEKANISME REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN IODIDA PADA SUASANA ASAM (AN EMPIRICAL STUDY ON THE HYDROGEN PEROXIDE REACTION WITH IODIDE IN ACID CONDITION) Ayuni Dita Rosalia, Patiha, Eddy

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

ANALISA KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA BUNGA MAWAR MERAH MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

ANALISA KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA BUNGA MAWAR MERAH MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER TUGAS AKHIR ANALISA KANDUNGAN ANTOSIANIN PADA BUNGA MAWAR MERAH MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER (Analysis Of The Anthocyanin Content Of Red Roses Using A Spectrofotometer ) Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI. : Ricky Iqbal Syahrudin.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI. : Ricky Iqbal Syahrudin. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK KI3141 PERCOBAAN M-2 PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI Nama : Ricky Iqbal Syahrudin Nim : 10513013 Kelompok : 2 Hari/tanggal Praktikum : Kamis, 05 Oktober 2015

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER

TUGAS AKHIR. EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER TUGAS AKHIR EKSTRAKSI SERBUK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdarifa Linn. ) untuk UJI KANDUNGAN WARNA dengan SPEKTROFOTOMETER (Extraction of Rosela Petals Powder for Colour Content Test using Spectrophotometer)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, 22 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Laboratorium Pengolahan Limbah Hasil Pertanian

Lebih terperinci

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar 1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar 2. Dasar Teori 5.1. Kafein Kafein (C 8 H 10 N 4 O 2 ) merupakan alkaloid yang terdapat dalam teh, kopi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian adalah lab. Kimia DIII Analis Kesehatan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN

METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada tanggal 1 April 2016 dan selesai pada tanggal 10 September 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU Yang diampu oleh Bapak Ridwan Joharmawan & Bapak Ida Bagus Suryadharma OLEH KELOMPOK 7 1. LAILATUL ILMIYAH* (150332605145) 2. RR. DEWI AYU ANJANI

Lebih terperinci

STUDI KINETIKA PEMBENTUKAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT

STUDI KINETIKA PEMBENTUKAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT Laboratoium Teknik Reaksi Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember STUDI KINETIKA PEMBENTUKAN KARAGINAN DARI RUMPUT LAUT Dini Fathmawati 2311105001 M. Renardo Prathama A 2311105013

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM KINETIKA ESTERIFIKASI (KIS) Disusun oleh: Dr. Megawati Zunita, S.Si., M.Si. Joanna Nadia, S.T., M.Sc. PROGRAM STUDI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

MANFAAT SURFAKTAN DALAM PROSES PEWARNAAN TEKSTIL

MANFAAT SURFAKTAN DALAM PROSES PEWARNAAN TEKSTIL Arneli & Wahyu Widi N.:Manfaat Surfaktan dalam Proses Pewarnaan Tekstil MANFAAT SURFAKTAN DALAM PROSES PEWARNAAN TEKSTIL Arnelli, Wahyu Widi Nugraheni Laboratorium Kimia Fisik FMIPA UNDIP ABSTRAK ABS (Alkil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium riset departemen pendidikan kimia FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia. Secara garis besar penelitian ini

Lebih terperinci

Susut Mutu Produk Pasca Panen

Susut Mutu Produk Pasca Panen Susut Mutu Produk Pasca Panen Rini Yulianingsih Atribut Mutu Tekstur Aroma dan Rasa Warna Nilai Gizi 1 Reaksi Kimia dan Biokimia Lipid O 2, Panas Katalis Peroksida Karbohidrat Protein Panas, asam kuat,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL Nama : Winda Amelia NIM : 90516008 Kelompok : 02 Tanggal Praktikum : 11 Oktober 2017 Tanggal Pengumpulan : 18 Oktober 2017 Asisten : LABORATORIUM

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT

KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT Pramitha Ariestyowati: Kinetika reaksi pembentukan kalium sulfat dari ekstrak abu jerami padi dengan asam sulfat KINETIKA REAKSI PEMBENTUKAN KALIUM SULFAT DARI EKSTRAK ABU JERAMI PADI DENGAN ASAM SULFAT

Lebih terperinci

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter.

I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter. I. TUJUAN Menentukan konstanta kecepatan reaksi dengan menggunakan polarimeter. II. DASAR TEORI Menurut Soekardjo (2002), polarisasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Polarisasi konsentrasi yang disebabkan

Lebih terperinci

Spektrofotometri uv & vis

Spektrofotometri uv & vis LOGO Spektrofotometri uv & vis Fauzan Zein M., M.Si., Apt. Spektrum cahaya tampak Spektrum cahaya tampak INSTRUMEN Diagram instrumen Spektrofotometer uv-vis 1. Prisma MONOKROMATOR 2. Kisi MONOKROMATOR

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci