Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi"

Transkripsi

1 Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi Sub Judul: Pendidikan seni dan desain Dody Doerjanto Universitas Negeri Surabaya Abstrak Sejak dulu kita merasa mengembangkan inovasi presentasi pembelajaran itu gampang. Apalagi menggunakan aplikasi Microsoft word powerpoint, itu terlalu mudah. Kita belum sadar bahwa, powerpoint selalu dikembangkan tiap tahun. Sayangnya kita tidak mempelajarinya secara tuntas. Seringkali kita melewatkan pembelajaran secara holistic, baik dalam pembelajaran, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Mengembangkan proses pembelajaran fotografi digital hanya menggunakan metode direct instruction itu, rupanya menjadi tantangan yang tak pernah pupus. Menggunakan metode campuran, merupakan solusi yang cakep untuk menyelesaikan masalah semua proses pembelajaran. Mendalami powerpoint sampai tuntas, merajut fitur-fiturnya mulai dari menganimasi, menginsert sound, musik, dan video, menjadi lebih mudah untuk membangkitkan inovasi presentasi pembelajaran berbasis PAIKEM dalam mengembangkan multi media pembelajaran. Katakunci: membangkitkan, inovasi, presentasi, fotografi. 1. Pendahuluan Presentasi fotografi merupakan bagian media pembelajaran fotografi digital yang mendukung terlaksananya program pembelajaran di kelas. Presentasi pembelajaran menggunakan aplikasi Microsoft powerpoint, sudah lama dikenal dalam kalangan pembelajaran. Tetapi optimasi pengembangan media pembelajaran menggunakan program aplikasi ini, belum memenuhi standar PAIKEM yang digembargemborkan di seluruh pembelajaran. Padahal powerpoint itu sangat mudah dipelajari bila para pembelajar mau meluangkan waktu untuk mendecipher bagian-bagian yang telah disiapkan dalam program. Bila pembelajar dapat meluaskan media pembelajaran ini, dapat disimpan dengan format pdf, agar mudah dibagikan kepada pebelajar, dioperasikan secara mandiri tanpa suara tetapi tetap menarik, tidak dapat diubah dan diganti isinya agar nama penciptanya tetap terjaga. Standar PAIKEM meliputi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Kita sudah mengetahu bahwa pengertian pembelajaran/pem bel a jar an/n proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (kamus Bahasa Indonesia). Aktif/ak tif/ a 1 giat (bekerja, berusaha): 3 dinamis atau bertenaga (sebagai lawan statis atau lembam); 4 mampu beraksi dan bereaksi. Inovatif/ino va tif/ a bersifat mengenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru). Kreatif/ kre a tif/ /kréatif/ a 1 memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2 bersifat (mengandung) daya cipta. Efektif/ efek tif/ /éféktif/ a 1 ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2 manjur atau mujarab (tentang obat); 3 dapat membawa hasil; berhasil guna (tentang usaha, tindakan); mangkus. Menyenangkan /me nye nang kan/ v 1 menjadikan senang; membuat bersuka hati: 2 membangkitkan rasa senang hati; memuaskan; menarik (hati): 3 merasa senang (puas dan sebagainya) akan; menyukai. ( Permasalahan selama ini proses pembelajaran hanya menggunakan metode direct instruction, model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada pembelajar). Pada saat melaksanakan model pembelajaran ini, pembelajar harus mendemons-trasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada pebelajar, selangkah demi Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) 399

2 selangkah. Pembelajar sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, pembelajar harus bisa menjadi model yang menarik bagi pebelajar. Tentu saja pembelajaran langsung ini lebih efektif digunakan untuk memperluas informasi atau mengembangkan keterampilan langkah demi langkah. Tetapi seringkali kita melewatkan pembelajaran secara holistic, baik dalam pembelajaran, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan itu bagi siapa, untuk siapa, capaiannya seperti apa, bagaimana cara mengukurnya, dan bagaimana tindakan selanjutnya. Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk menjawab bagaimana memulai perancangan yang lugas dan tuntas agar pembelajaran fotografi digital tercapai secara menyeluruh sesuai standar PAIKEM, meski waktu yang tersedia sangat terbatas. Kita memerlukan pemilihan metode pembelajaran dengan tepat, menggunakan media berstandar PAIKEM, dan meningkatkan kualitas multi media pembelajaran dengan baik dan menyenangkan. 2. Metode Pembelajaran 2.1 Menyusun Standar Media Pembelajaran Metode yang digunakan oleh pembelajar untuk mengkreasi lingkungan belajar dan meningkatkan aktivitas pebelajar selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilakukan dengan berbagai pilihan. Kemungkinan untuk menyusun standar media pembelajaran agar sesuai dengan PAIKEM, sedangkan penggunaan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Media presentasi pembelajaran sebaiknya dirancang sesuai dengan struktur RPS yang telah disusun sebelumnya secara lengkap dan bertahap. Terdiri dari pembuka materi, indicator pencapaian, buku sumber yang digunakan, isi materi disusun berdasarkan standar PAIKEM, pengukuran dan tugas-tugas sesuai dengan materi yang diberikan, terakhir penutup berisi ucapan terimakasih, pesan tindak lanjut dan keluar dari presentasi pembelajaran. 2.2 Organisasi Naskah Naskah presentasi disusun berdasarkan format perpaduan antara menyatukan pemikiran, perolehan pengetahuan, mempraktikkan dan mengukur pengalaman dengan standar yang jelas. Organisasi naskah penyusunan standar pembelajaran, dirancang berdasarkan standar media pembelajaran yang terukur. Bagian pertama, berisi pembuka presentasi. Kedua pengendali layar. Ketiga, capaian indikator. Keempat, isi materi pembelajaran dilengkapi fitur animasi huruf, gambar, suara, instrument pengiring, sisipan video, pengembangan inovasi dan kreatifitas penyusunan, memilih background yang menarik. Kelima, mengukur hasil pembelajaran. Keenam, penutup presentasi pembelajaran. Gambar 1. Standar menyusun media Pembuka presentasi Membuka presentasi diupayakan memacu pikiran peserta belajar (pebelajar) agar terfokus pada materi yang akan disampaikan oleh pemberi pelajaran (pembelajar). Agar lebih menarik pada layar pertama, sisipkan unsur musik terkini (up to date) agar pelajaran dibuka dengan lantunan yang terisi suara yang menyenangkan sebagaimana pembuka acara pada televisi. Atur pergantian slide secara otomatis melalui transisi, sehingga tidak merepotkan untuk mengklik mouse komputer. Gambar 2. Pembuka presentasi 400 Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

3 Agar presentasi pelajaran mudah diingat oleh pebelajar, pada layar ke dua, sisipkan foto dan identitas pembelajar agar tidak mudah diganti, diakui, dan gunakan pembelajar lain. Bila berkeinginan untuk dibagikan tanpa bayar kepada pebelajar, sebaiknya disimpan dalam format pdf. Meskipun banyak cara mengubah isi presentasi tetapi cukup menyulitkan bagi orang yang belum mengenal program Sasaran pembelajaran Layar ke empat berisi indikator pencapaian hasil pembelajaaran. Karakter pada indikator perlu disusun berdasarkan pentahapan sasaran hasil capaian pembelajaran dengan jelas dan terukur kualitasnya. Jumlah indikator disesuaikan dengan isi materi pembelajaran dan dihitung waktunya sesuai dengan batas waktu yang telah dirancang dan ditentukan dalam RPS sebelumnya. Pada layar ini perlu mulai menambah ikon keluar tanpa pesan dan kembali ke menu utama (home base). Gambar 3. Identitas pembelajar Home Base presentasi Setelah itu ditampilkan layar ketiga, berisi judul materi dan ikon pengendali untuk dihubungkan (link) dengan isi materi pembelajaran secara lengkap, yaitu,,,,,,, dan boleh menambah ikon bulatan warna merah untuk keluar tanpa meninggalkan pesan. Gambar 6. Sasaran pembelajaran Sumber Pustaka Layar kelima, berisi sumber pustaka yang digunakan dalam pembelajaran, sesuai dengan RPS yang direncanakan. Perlunya menyantumkan daftar pustaka yang digunakan, agar pebelajar dapat melanjutkan secara mandiri untuk menambah pengetahuan lebih mendalam. Gambar 4. Home base Kosongkan transisi pada layer ini, agar ikon link berfungsi secara optimal dan layar tidak berpindah tempat sembarangan ketika melakukan klik melalui mouse. Gambar 5. Mengatur transisi Gambar 7. Daftar pustaka Isi presentasi Layar keenam, berisi materi pembelajaran tentang quart aspek fotografi. Terdiri dari materi kamera digital lengkap dengan semua fitur kamera. Ringkasan penggunaan aperture, atau penjelasan lengkap melalui presentasi aperture yang dilengkapi dengan animasi huruf, gambar, dan video tentang pengunaan aperture. Ringkasan presentasi ISO, shutter speed, white balance, dan penerapan quart aspek Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) 401

4 Seminar Nasional Seni dan Desain: Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain fotografi disajikan berurutan. secara bertahap dan Gambar 8. Penerapan Isi materi Pada bagian ini, pembelajar dapat mengembangkan inovasi baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis PAIKEM yang digemborkan tanpa batas. Bagian ini dapat diisi suara yang direkam sendiri melalui powerpoint, dapat mengembangkan semua jenis fasilitas animasi yang telah disediakan, dapat pula memasukkan seluruh isi video atau sebagian isi video dengan cara memotong sesuai dengan kebutuhan waktu yang dibutuhkan. Karena powerpoint 2010 dan 2016 sudah menyediakan fitur untuk memotong video, maka pembelajar dapat mengatur waktu panjang-pendek video sesuai kebutuhan. Pengaturan ini dapat dilakukan melalui fitur video tool dengan cara menggeser penanda hijau dan merah untuk mengatur waktu sesuai dengan kebutuhan kecepatan pembelajaran. Untuk keperluan ini perhatikan gambar sebagai berikut. Layar ketujuh, berisi materi tentang quart aspek fotografi secara ringkas. Kelengkapan isinya dapat dilanjutkan melalui penyusunan materi kebutuhan ISO, aperture, shutter speed, dan white balance. Gambar 11. Materi quart aspek fotografi Layar kedelapan, rincian materi yang berisi penjelasan ringkas atau secara lengkap mengenai ISO, aperture, shutter speed, dan white balance, yang disusun melalui presentasi secara khusus. Masingmasing bagian perlu dilengkapi ikon tersendiri,,, dan, agar mudah dihubungkan secara mudah untuk melengkapi presentasi pembelajaran. Gambar 12. Materi quart aspek fotografi Gambar 9. Memotong video Untuk itu para pembelajar perlu waktu secara mandiri menggunakan program aplikasi powerpoint, karena memang dirancang dengan mudah untuk dikerjakan sendiri dalam upaya meningkatkan ketrampilan menyusun multi media pembelajaran. Gambar 10. Materi quart aspek fotografi 402 Layar kesembilan, berisi penjelasan ringkas tentang aperture. Bagian aperture juga dapat dikembangkan secara khusus dengan memanfaatkan semua persediaan fitur animasi, sound, music dan video. Pada layar ini perlu menyisipkan penanda sentuh pada lingkaran angka, agar layar kembali pada koordinasi materi ke tiga. Gambar 13. Materi aperture Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

5 Seminar Nasional Seni dan Desain: Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain Layar kesepuluh, berisi penjelasan ringkas tentang kecepatan rana (shutter speed). Dapat pula dikembangkan isinya secara lengkap menggunakan presentasi secara terpisah. Pada bagian ini perlu disusun tersendiri, agar materi dapat disajikan secara lengkap, divariasi efek, disisipkan suara, agar tampilan lebih menarik dan menyenangkan. Layar ketigabelas berisi cara memotret mengoptimalkan quart aspek fotografi meliputi kualitas serapan cahaya (ISO), shutter speed, aperture, dan white balance. Gambar 16. Standar eksposur Gambar 14. Materi shutter speed Layar kesebelas, berisi penjelasan ringkas tentang ISO, kualitas kepadatan gambar dan kepekaan serapan cahaya. Penjelasan ISO lebih lengkap perlu disusun pada presentasi yang berbeda agar penyajiannya dapat diatasi sesuai dengan batas waktu yang direncanakan. Layar keempatbelas, berisi gambaran dimensi kedalaman bidang fotografi. Melakukan penerapan fokus pilihan yaitu cara memokus subjek bagian depan, tengah, belakang, dan fokus semua bagian. Cara memilih aperture untuk memperoleh kualitas ketajaman foto yang dibuat. Pada bagian ini pembelajar dapat menyisipkan tantangan mengatur aperture, untuk membuktikan kemampuan fokus depan, tengah, belakang, atau fokus seluruh bagian. Gambar 14. ISO Gambar 17. Membuktikan deft of field Layar keduabelas berisi materi white balance, menerapkan pemilihan secara tepat kualitas warna putih dengan pengukuran derajat kelvin. Kelengkapan materi tentang white balance juga perlu disusun dalam presentasi tersendiri, agar penyajian lebih lengkap dan padat. Layar kelimabelas, berisi cara mengukur kecepatan rana (shutter speed) untuk merekam subjek yang bergerak. Hal ini perlu menjelaskan kemampuan kamera, untuk mengatur kecepatan agar dapat membekukan subjek yang bergerak Gambar 15. Materi white balance Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) Gambar 18. Memfokus subjek bergerak berbasis kecepatan rana. 403

6 Seminar Nasional Seni dan Desain: Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain Layar keenambelas, berisi cara membekukan subjek yang bergerak melompat secara bebas. Pemotret perlu mengatur ISO, aperture, white balance, dan kecepatan rana (shutter speed) melebihi kecepatan subjek, agar gerakan subjek dapat dibekukan pada posisi yang dikehendaki. Gambar 21. Soal pilihan ganda Layar kesembilan belas, berisi kunci jawaban, dilengkapi ikon penghubung menuju tugas memotret subjek tunggal. Gambar 22. Kunci jawaban Gambar 19. Membekukan gerakan subjek Layar ketujuhbelas, berisi penerapan white balance dan cara mengatur bracketing white balance untuk mencapai kesetaraan warna putih agar sesuai dengan standar kebutuhan derajat kelvin. Pada bagian ini perlu mengembangkan ketrampilan meletakkan pilihan derajat kelvin pada monitor, agar mencapai nilai rasa yang baik untuk memperoleh hasil pemotretan yang baik pula. Gambar 20. Bracketing white balance Soal ujian presentasi Layar kedelapanbelas, berisi soal untuk mengukur seberapa besar materi quart aspek fotografi dapat diserap dalam pembelajaran. Tidak perlu menggunakan jawaban esay untuk mengukur kemampuan pebelajar, tetapi cukup menggunakan jawaban pilihan ganda agar dapat diukur secara cepat Tugas Layar keduapuluh, berisi tugas memotret portraiture, meliputi tugas memotret berdasarkan ketentuan arah cahaya, kedalaman subjek, pemilihan aperture, menerapkan kecepatan rana, pilihan white balance, dan menentukan standa ISO dengan benar. Tugas portraiture cukup signifikan dengan kebutuhan menangkap subjek fotografi secara normal, sebab subjek tidak perlu dirias dan dapat dilakukan pemotretan dengan cepat. Gambar 23. Tugas foto portraiture Pedoman penilaian Layar keduapuluh satu, berisi kisikisi penilaian yang digunakan untuk mengukur kualitas hasil pemotretan. Pedoman penilaian ini dibatasi dengan kriteria penilaian dan prosentase bobot penilaian, agar mudah mengukur standar penilaian. Bagian ini bisa digantikan oleh pembelajar lain bila berhalangan melanjutkan proses pembelajaran. Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

7 Gambar 24. Pedoman penilaian Penutup presentasi Layar keduapuluh dua, berisi penutup presentasi pembelajar untuk menyampaikan ucapan terimakasih bahwa pelajaran fotografi telah dilaksanakan dengan penuh perhatian. Bagian ini dapat disisipi pesan untuk melakukan tindak lanjut. Gambar 25. Penutup. 3. Pembahasan Hasil Metode pembelajaran yang dipilih dalam presentasi pembelajaran fotografi, menggunakan kolaborasi antara pembelajaran langsung, pembelajaran tidak langsung, pembelajaran interaktif, belajar melalui pengalaman, dan belajar mandiri. Kelima metode pembelajaran dapat dipadukan secara bergantian untuk memperoleh penyajian presentasi berbasis PAIKEM dengan baik. merancang presentasi pembelajaran hingga melibatkan aktifitas yang saling berkait antara pembelajar dan pebelajar. Pada awal pembuka presentasi tidak bersuara, memang kurang menarik perhatian pebelajar. Sebab presentasi sejenis ini hampir sama kualitasnya dengan presentasi pembelajar mata kuliah lain yang tampak biasa-biasa saja, meski terdapat peralihan animasi, tetapi tetap saja sepi. Rupanya pembuka pelajaran bersuara itu sangat diperlukan untuk menyatukan pemikiran para pebelajar agar merucut pada sumber pembelajaran yang menarik dan menegangkan. Pengaruh musik dan penataan adegan animasi sangat diperlukan untuk mendukung pucuk ketegangan proses pembelajaran, agar pola berfikir pebelajar terseret pada materi yang akan disampaikan. Setelah penampilan awal diisi dengan musik dan video pendek yang berhubungan dengan materi fotografi, ternyata sangat mempengaruhi semangat pebelajar untuk mengikuti proses pembelajaran dengan penampilan pembuka yang berbeda dan penuh kekaguman. Dengan demikian, penyajian pembuka materi pembelajaran dilengkapi musik dan video pendek cukup memicu kesadaran untuk mengembangkan inovasi, efektif, kreatif, dan menyenangkan sebagaimana kategori yang ditetapkan dalam PAIKEM. Oleh karena itu, bagian ini perlu diterapkan presentasi lain yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Gambar 26. Metode Pembelajaran Kelima metode pembelajaran ini, cukup untuk mengatasi kesulitan belajar dalam upaya meningkatkan kualitas presentasi pembelajaran. Agar melibatkan semua komponen metode pembelajaran, perlu Gambar 27. Dua jenis rancangan pembuka yang menyenangkan Salah satu keterkaitan lain bisa dirancang melalui penerapan deft of field terhadap penangkapan subjek ganda. Pembelajar perlu mendemonstrasikan fokus depan, tengah dan belakang melalui Dody Doerjanto (Universitas Negeri Surabaya) 405

8 penayangan powerpoint dan meragakan penggunaan kamera, agar membangkit-kan rasa percaya diri, trampil menggunakan teknologi canggih, dan meyakinkan. Menjelaskan cara mengatur kamera digital secara manual, menentukan besaran aperture, shutter speed, white balance, dan ISO pada kamera. Kemudian dilakukan proses pemotretan, menggunakan dua jenis aplikasi powerpoint dan kamera secara langsung agar diperoleh hasil yang memuaskan. Pebelajar dapat mempraktikkan secara mandiri melalui petunjuk yang dibagikan dalam materi pdf, dan sekaligus mempraktikkanya menggunakan kamera yang telah disiapkan sebelumnya. Tentu saja harapannya perkuliahan ini hingga memperoleh hasil pemotretan yang sama. Hasil pemotretan ditayangkan melalui LCD proyektor, kemudian dibandingkan, dianalisis, dievaluasi, dan direvisi untuk mencapai hasil yang lebih baik. Pada akhir materi pembelajaran, diterapkan evalusai secara langsung, untuk mengukur serapan materi yang telah disampaikan pada waktu yang tidak ditunda. Hal ini perlu dilakukan agar diperoleh jawaban yang terukur dan meyakinkan keberhasilan proses pembelajaran, untuk merencanakan tindak lanjut berikutnya. Dengan demikian, lebih banyak metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, tentu menghasilkan presentasi yang menyenangkan berbasis PAIKEM dapat dikembangkan dengan mudah. Oleh karena itu belajar mengembangkan presentasi powerpoint sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan pembelajar dalam upaya meningkatkan kualitas media pembelajaran lebih baik dan menarik. 5. Pustaka Arsyad Azhar Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dananjaya, Utomo Media Pembelajaran Aktif. Bandung: Nuansa. Djamarah B Syaiful, Zain Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Nur, M dan Kardi, S Pengajaran Langsung. Pusdat Sains dan Matematika Sekolah Program Pasca Sarjana. UNESA. 4. Kesimpulan Presentasi media pembelajaran berbasis powerpoint sangat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan hibridasi standar PAIKEM tanpa batas. Oleh karena itu pelajarilah fitur-fitur Microsoft world powepoint itu sampai tuntas, mulai dari menganimasi, menginsert sound, musik, dan video. Agar menjadi lebih mudah untuk membangkitkan inovasi presentasi multi media pembelajaran fotografi. 406 Membangkitkan Inovasi Presentasi Fotografi

ataupun menghapus data agama yang telah ada.

ataupun menghapus data agama yang telah ada. 253 9. Agama Gambar 4.51 Tampilan Halaman Edit Agama Halaman ini digunakan oleh admin untuk menambah agama baru ataupun menghapus data agama yang telah ada. 254 10. Kontak User Gambar 4.52 Tampilan Halaman

Lebih terperinci

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan

`PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI DASAR FOTOGRAFI. Reza Bagus A, I Made Wirawan Bagus A, Wirawan; Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Simulasi Pada Standar Kompetensi Dasar Fotografi `PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS SIMULASI PADA STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

MODUL VII MS POWERPOINT 2007 (TINGKAT LANJUT)

MODUL VII MS POWERPOINT 2007 (TINGKAT LANJUT) MODUL VII MS POWERPOINT 2007 (TINGKAT LANJUT) I. TUJUAN 1. Mahasiswa dapat menggunakan efek transisi slide 2. Mahasiswa dapat membuat efek animasi, sound, dan video presentasi. 3. Mahasiswa dapat membuat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO Andi Kristanto, S.Pd., M.Pd Dosen Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu pendidikan, Universitas Negeri Surabaya andi.unesa@yahoo.com

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 [TIK] BAB V PERANGKAT LUNAK PRESENTASI [Alfa Faridh Suni] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 BAB V PERANGKAT

Lebih terperinci

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI TAYANGAN VIDEO GERAK TARI JARANAN

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI TAYANGAN VIDEO GERAK TARI JARANAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MELALUI TAYANGAN VIDEO GERAK TARI JARANAN A. LATAR BELAKANG Secara umum, media pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan

Lebih terperinci

MODUL I 1. MENGAKTIFKAN POWERPOINT. Untuk dapat memulai atau menjalankan program aplikasi PowerPoint dapat menggunakan perintah sebagai berikut :

MODUL I 1. MENGAKTIFKAN POWERPOINT. Untuk dapat memulai atau menjalankan program aplikasi PowerPoint dapat menggunakan perintah sebagai berikut : MODUL I 1. MENGAKTIFKAN POWERPOINT Untuk dapat memulai atau menjalankan program aplikasi PowerPoint dapat menggunakan perintah sebagai berikut : 1. Nyalakan komputer, tunggu sampai komputer menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Guru memiliki peranan penting dalam

Lebih terperinci

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM Wirawan Suhaedi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MATARAM 2011 MICROSOFT POWER POINT 2007 A. Langkah Kerja membuat presentasi Dalam membuat presentasi menggunakan Power Point, kita memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Presentasi Dengan Power Point, Hal 1/19

BAB I PENDAHULUAN. Presentasi Dengan Power Point, Hal 1/19 BAB I PENDAHULUAN Komputer merupakan suatu alat yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pada modul ini akan dibahas tentang Aplikasi Presentasi Microsoft Power Point Persiapan Sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan yaitu mempersiapkan siswa agar mampu menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan yang selalu berkembang

Lebih terperinci

Pindahkan slide 2 ke slide 5 dengan cara klik slide 2, lalu tekan Ctrl + X (atau pada

Pindahkan slide 2 ke slide 5 dengan cara klik slide 2, lalu tekan Ctrl + X (atau pada 2.9 Bekerja dengan Tampilan Slide Sorter Klik View Pilih Slide Sorter Pindahkan slide 2 ke slide 5 dengan cara klik slide 2, lalu tekan Ctrl + X (atau pada ribbon Home dalam group Clipboard, klik cut)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar yang dialami oleh peserta didik menghasilkan perubahanperubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, bidang keterampilan, dan bidang nilai

Lebih terperinci

Melaksanakan rapat yang lebih efektif dengan Skype for Business. Presentasi Pelatihan Microsoft Corporation

Melaksanakan rapat yang lebih efektif dengan Skype for Business. Presentasi Pelatihan Microsoft Corporation Melaksanakan rapat yang lebih efektif dengan Skype for Business Presentasi Pelatihan Microsoft Corporation Menemukan dan menambahkan orang ke daftar kontak Anda Memeriksa status kehadiran dan mengirimkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dalam membangun Aplikasi Simulasi pembelajaran pengaturan kemacetan jaringan dengan mekanisme FIFO, penulis akan menganalisa kebutuhan dasar sistem yang

Lebih terperinci

Modul Praktikum Ms. Office Power Point

Modul Praktikum Ms. Office Power Point Modul Praktikum Ms. Power Point 2009/10 2 I. Pengenalan PowerPoint Microsoft Power Point adalah aplikasi yang memungkinkan kita untuk dapat merancang dan membuat presentasi secara mudah, cepat, serta dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1 Proses pelaksanaan umum BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN Dalam operasional studio setiap bagian pekerjaan haruslah saling mendukung. Dalam studio ini pembagian divisi dilakukan secara mutlak atau harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan peradaban umat manusia. Melalui pendidikanlah pembentukan watak dan peneguhan kepribadian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULASI DIGITAL PADA SISWA SMK FARMASI SAMARINDA

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULASI DIGITAL PADA SISWA SMK FARMASI SAMARINDA Arif Harjanto, Rancang Bangun Media Pembelajaran 23 RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULASI DIGITAL PADA SISWA SMK FARMASI SAMARINDA Arif Harjanto* 1, Nur Lailly 2 1 Fakultas Teknik Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... i ii iv v vii ix x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B.

Lebih terperinci

DASAR-DASAR POWERPOINT

DASAR-DASAR POWERPOINT DASAR-DASAR POWERPOINT 1. Memulai PowerPoint Untuk memulai menggunakan PowerPoint dapat dilakukan melalui langkahlangkah sebagai berikut: a b Klik tombol Start pada taskbar a. Arahkan kursor pada Program

Lebih terperinci

Aktifitas (adegan) Nama Layar Sounds Teks Navigasi

Aktifitas (adegan) Nama Layar Sounds Teks Navigasi Lampiran 1 Storyboard Stroryboard Pembelajaran Berbantuan Komputer No Aktifitas (adegan) Nama Layar Sounds Teks Navigasi 1. Animasi lingkaran dan teks Loading 5, 4, 3, 2, 1 2. Animasi kotak (frame) dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : FEBRYANA HANDITASERRA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : FEBRYANA HANDITASERRA EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8 DAN MICROSOFT POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI

Lebih terperinci

Proceeding of 2nd International Conference of Arts Language And Culture ISBN

Proceeding of 2nd International Conference of Arts Language And Culture ISBN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PEMBUATAN PRODUK KRIYA KAYU DENGAN TEKNIK BUBUT MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN BERBASIS MULTIMEDIA KITS KELAS XI KRIYA KAYU SMK NEGERI

Lebih terperinci

MEMBUAT ANIMASI DUA DIMENSI dengan Macromedia Flash

MEMBUAT ANIMASI DUA DIMENSI dengan Macromedia Flash MEMBUAT ANIMASI DUA DIMENSI dengan Macromedia Flash UNTUK KALANGAN SENDIRI Dilarang menyalin sebagian atau seluruh bagian modul ini tanpa ijin dari penyusun. Modul Workshop : Membuat Animasi Dua Dimensi

Lebih terperinci

: PEMBUATAN BAHAN AJAR INTERAKTIF DENGAN POWERPOINT. I. Tujuan Pembelajaran A. Peserta dapat membuat bahan ajar dengan menggunakan powerpoint.

: PEMBUATAN BAHAN AJAR INTERAKTIF DENGAN POWERPOINT. I. Tujuan Pembelajaran A. Peserta dapat membuat bahan ajar dengan menggunakan powerpoint. MATA TATARAN : PEMBUATAN BAHAN AJAR INTERAKTIF DENGAN POWERPOINT I. Tujuan Pembelajaran A. Peserta dapat membuat bahan ajar dengan menggunakan powerpoint. B. Peserta dapat mengaplikasikan bahan ajar dalam

Lebih terperinci

Power Point - 02 TEKNIK Ilmu Komputer

Power Point - 02 TEKNIK Ilmu Komputer Modul ke: Aplikasi Komputer Power Point - 02 Fakultas TEKNIK Muhammad Rifqi, S.Kom, M.Kom Program Studi Ilmu Komputer http://www.mercubuana.ac.id 1. Klik Start 2. Klik Microsoft Power Point 2010 Tampilan

Lebih terperinci

pembuatan animasi ini adalah

pembuatan animasi ini adalah CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK ANAK US IA PRA-SEKOLAH DENGAN MACROMEDIA FLASH 8 ABSTRAK Aplikasi pembelajaran interaktif ini dibuat sebagai salah satu sarana belajar untukanak usia3-5 tahun dalam proses

Lebih terperinci

SMP NEGERI 2 PARANGGUPITO

SMP NEGERI 2 PARANGGUPITO PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE BERBASIS SWAY TERINTEGRASI POTENSI LOKAL GULA JAWA Disusun Guna Mengikuti Kegiatan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tahun 2016 Oleh : AGUS DWIANTO, M.Pd. NIP

Lebih terperinci

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016) PEMBUATAN APLIKASI PEMBELAJARAN FOTOGRAFI DASAR. Thomas Agustinus Subhyakta

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016) PEMBUATAN APLIKASI PEMBELAJARAN FOTOGRAFI DASAR. Thomas Agustinus Subhyakta PEMBUATAN APLIKASI PEMBELAJARAN FOTOGRAFI DASAR Thomas Agustinus Subhyakta Teknik Informatika Program Multimedia / Fakultas Teknik thomas040893@gmail.com Abstrak - Semakin berkembangnya teknologi, kamera

Lebih terperinci

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Bab 10 Pengembangan Sistem Multimedia Pokok Bahasan : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Tujuan Belajar : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat : Memahami

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Arifta Yuhda Prawira Universitas Negeri Surabaya Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Matematika

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Multimedia

Pengembangan Sistem Multimedia Pengembangan Sistem Multimedia Siklus Pengembangan Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sistem multimedi, yaitu mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Aplikasi Komputer. Microsoft Power Point Bag 2. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Aplikasi Komputer. Microsoft Power Point Bag 2. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Aplikasi Komputer Microsoft Power Point Bag 2 Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 07 Abstract Microsoft Power Point adalah software untuk

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Motion of Legong PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Jalan Menuju Media Kreatif #4 Penguatan Budaya dan Karakter Bangsa Galeri Cipta III

Lebih terperinci

Setelah membaca bab ini, anda diharapkan memperoleh gambaran singkat tentang PowerPoint dan membuat Presentasi serta menyuntingnya.

Setelah membaca bab ini, anda diharapkan memperoleh gambaran singkat tentang PowerPoint dan membuat Presentasi serta menyuntingnya. Mengenal Power Point 9.1 Pendahuluan Setelah membaca bab ini, anda diharapkan memperoleh gambaran singkat tentang PowerPoint dan membuat Presentasi serta menyuntingnya. 9.2 Power Point dan Presentasi Presentasi

Lebih terperinci

BAB IX PERANGKAT LUNAK PRESENTASI

BAB IX PERANGKAT LUNAK PRESENTASI BAB IX PERANGKAT LUNAK PRESENTASI 9.1 Pendahuluan A. Deskripsi Singkat Pada bab ini akan dijelaskan tentang beberapa penerapan dari perangkat lunak presentasi. Di dalamnya akan diuraikan bagaimana cara

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI MULTIMEDIA OBJEK WISATA TSUNAMI DI BANDA ACEH

PEMBUATAN APLIKASI MULTIMEDIA OBJEK WISATA TSUNAMI DI BANDA ACEH PEMBUATAN APLIKASI MULTIMEDIA OBJEK WISATA TSUNAMI DI BANDA ACEH Program Studi Teknik Informatika, STMIK U Budiyah Indonesia, Jl. Alue Naga, Banda Aceh Muhammad Zaki ABSTRAK Dalam penulisan ilmiah ini,

Lebih terperinci

Microsoft Power Point 2010

Microsoft Power Point 2010 Modul ke: Microsoft Power Point 2010 Teori dan fungsi yang digunakan dalam MS. Power Point 2010 Fakultas Ilmu Komputer Rahma Farah Ningrum, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Power

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA MATIK BILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 01 (TAHAP UJI TEORITIS)

PENGEMBANGAN MEDIA MATIK BILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 01 (TAHAP UJI TEORITIS) PENGEMBANGAN MEDIA MATIK BILAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV MI MIFTAHUL HUDA 01 (TAHAP UJI TEORITIS) Mohammad Safari MI Miftahul Huda 01, Sumberejo, Pabelan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Hasil Berdasarkan hasil perancangan aplikasi yang telah dilakukan pada bab analisa dan perancangan, selanjutnya dapat di tampilkan beberapa tampilan animasi Proses pembuatan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Pelebon PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Pameran Seni Rupa Truly Bagus II Harmony in Diversity Cullity Gallery, Faculty of Architecture,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Pengantar Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dan perancangan Aplikasi Pembelajaran Musik Klasik (APMK). Pokok bahasan yang terdapat dalam bab ini adalah

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENGOPTIMALKAN MEDIA MICROSOFT POWERPOINT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

MEMBUAT PRESENTASI. dengan Microsoft PowerPoint

MEMBUAT PRESENTASI. dengan Microsoft PowerPoint MEMBUAT PRESENTASI dengan Microsoft PowerPoint UNTUK KALANGAN SENDIRI Dilarang menyalin sebagian atau seluruh bagian modul ini tanpa ijin dari penyusun. Modul Workshop : Membuat Slide Presentasi dengan

Lebih terperinci

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan mendorong perkembangannya

Lebih terperinci

PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS APLIKASI LECTORA BAGI GURU SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN

PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS APLIKASI LECTORA BAGI GURU SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA DAN EVALUASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS APLIKASI LECTORA BAGI GURU SD MUHAMMADIYAH AMBARBINANGUN Taufik Muhtarom Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Pengantar Komputer Kode Mata Kuliah : DA50-041 SKS : 3 SKS Waktu Pertemuan : 3 x 50 Pertemuan Ke : 1 (satu) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

FLASH DASAR-DASAR ANIMASI

FLASH DASAR-DASAR ANIMASI FLASH DASAR-DASAR ANIMASI A. Apa itu Macromedia Flash? Macromedia Flash (selanjutnya hanya disebut Flash) adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menambahkan aspek dinamis sebuah web atau

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

OpenOffice Impress Praktis Membuat Presentasi

OpenOffice Impress Praktis Membuat Presentasi OpenOffice Impress 3.2.1 Praktis Membuat Presentasi disampaikan pada Diklat Komputer OpenOffice.org SMP Negeri 1 Bantul 25-27 Januari 2011 Penyusun : Ariadie Chandra Nugraha Ariadie Chandra 1 / 13 Pendahuluan

Lebih terperinci

concept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel

concept&creation Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel. SUMBER Tips Jitu Memotret Hanya Dengan Kamera Ponsel Sudah tahukah kamu bagaimana menghasilkan foto yang bagus hanya dengan kamera ponsel? Coba baca dulu artikel ini yuk! Simak 20 tips jitu dari kami yuk! Concept & Creation Indonesia Creative Imaging Solution

Lebih terperinci

Materi : 1. Bing 2. Windows Live Movie Maker 3. Skydrive

Materi : 1. Bing 2. Windows Live Movie Maker 3. Skydrive Materi : 1. Bing 2. Windows Live Movie Maker 3. Skydrive S eringkali kita membutuhkan sebuah sarana untuk membuat sebuah pembelajaran yang menarik bagi siswa. Salah satunya dengan menyuguhkan sebuah video

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi pembuatan website Anbiyapedia ini

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi pembuatan website Anbiyapedia ini 91 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementation (Implementasi) Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi pembuatan website

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. maka diperlukan spesifikasi sistem yang tepat agar dapat menunjang berjalannya

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. maka diperlukan spesifikasi sistem yang tepat agar dapat menunjang berjalannya BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Konfigurasi Sistem Untuk dapat menjalankan aplikasi pembelajaran Bahasa Mandarin ini, maka diperlukan spesifikasi sistem yang tepat agar dapat menunjang berjalannya

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Pembelajaran Kanji Menurut Mathias dan Habein (Mathias & Habein, 2000:15), mempelajari huruf kanji berarti mempelajari bentuk, arti dan cara baca dari sebuah kanji. Kanji

Lebih terperinci

Panduan Mulai Cepat. Menampilkan atau beralih antara akun online Klik ID akun Anda untuk mengubah pengaturan atau beralih akun.

Panduan Mulai Cepat. Menampilkan atau beralih antara akun online Klik ID akun Anda untuk mengubah pengaturan atau beralih akun. Panduan Mulai Cepat Microsoft OneNote 2013 terlihat berbeda dari versi sebelumnya, jadi kami membuat panduan ini untuk membantu Anda meminimalkan kurva pembelajaran. Beralih di antara sentuhan dan mouse

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang telah dianalisis dan dirancang akan digunakan sebagai alat bantu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang telah dianalisis dan dirancang akan digunakan sebagai alat bantu BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi Sistem yang telah dianalisis dan dirancang akan digunakan sebagai alat bantu penyebaran informasi tentang bagaimana cara menggunakan website IDI

Lebih terperinci

PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I

PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I PRAKTIKUM FOTOGRAFI TAHAP I DASAR-DASAR FOTOGRAFI 1. Antara Mata Manusia Dan Mata Kamera Secara sekilas melakukan potret-memotret adalah perkara yang mudah.beberapa tipe produk kamera saku memang disediakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dalam membangun Aplikasi Simulasi pembelajaran Struktur Data Materi Stack, penulis akan menganalisa kebutuhan dasar sistem yang dibutuhkan. Analisa dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bukan hanya kegiatan guru dalam menyampaikan materi dan tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, siswa dan sumber

Lebih terperinci

Basic Photography. Setting & Composition PART II

Basic Photography. Setting & Composition PART II Basic Photography Setting & Composition PART II Bagaimana Melakukan Setting Pada Kamera Komposisi dan penempatan subyek dalam foto 2 Anatomi Kamera DSLR Anatomi Kamera DSLR Creative Mode CREATIVE MODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

Microsoft. Office 2007

Microsoft. Office 2007 Microsoft Office 2007 Mengenal Microsoft Office PowerPoint 2007 Microsoft PowerPoint 2007 adalah program yang digunakan untuk membuat slide atau presentasi. PowerPoint 2007 merupakan versi terbaru dari

Lebih terperinci

Kelas X SMK Gondang 38

Kelas X SMK Gondang 38 Kelas X SMK Gondang 38 Kegiatan Belajar 3: Menerapkan pengetahuan pengelolaan informasi digital melalui pemanfaatan perangkat lunak pengolah informasi Pemanfaatan Aplikasi Presentasi A. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi oleh guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Seiring dengan kebutuhan masyarakat atas informasi yang aktual. Peran teknologi semakin dilibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 1.1. KONSEP DASAR MULTIMEDIA 1.1.1. PENGERTIAN MULTIMEDIA Menurut Chrisna Atmadji. M. Arief Soeleman yang berjunal Multimedia Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut. I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) telah menjadi hal baru bagi masyarakat Indonesia. Kamera DSLR yang pada awalnya lebih banyak dimiliki oleh para

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA CD INTERAKTIF BERBASIS POWER POINT MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA CD INTERAKTIF BERBASIS POWER POINT MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SMP KELAS VIII 158 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERUPA CD INTERAKTIF BERBASIS POWER POINT MATERI USAHA DAN ENERGI UNTUK SMP KELAS VIII Novanita Puja Arsihna, Supurwoko, Daru Wahyuningsih Prodi Pendidikan Fisika,

Lebih terperinci

Membuat Konten Pembelajaran Interaktif Berbasis Flash Menggunakan PowerPoint dan ispring. Muh. Tamimuddin H

Membuat Konten Pembelajaran Interaktif Berbasis Flash Menggunakan PowerPoint dan ispring. Muh. Tamimuddin H Membuat Konten Pembelajaran Interaktif Berbasis Flash Menggunakan PowerPoint dan ispring Muh. Tamimuddin H Dalam membuat konten pembelajaran berbasis teknologi informasi konten berbasis Flash merupakan

Lebih terperinci

SWAY: CARA BARU MENYAJIKAN PRESENTASI DENGAN MULTIKONTEN (GAMBAR, SUARA, TAUTAN, DAN VIDEO) Eric Kunto Aribowo, S.S., M.A.

SWAY: CARA BARU MENYAJIKAN PRESENTASI DENGAN MULTIKONTEN (GAMBAR, SUARA, TAUTAN, DAN VIDEO) Eric Kunto Aribowo, S.S., M.A. SWAY: CARA BARU MENYAJIKAN PRESENTASI DENGAN MULTIKONTEN (GAMBAR, SUARA, TAUTAN, DAN VIDEO) Eric Kunto Aribowo, S.S., M.A. 1. Buka laman https://portal.office.com 2. Untuk membuat baru, pilih menu Buat

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Tinjauan Data Orang-orang kreatif membutuhkan wadah, Jakarta sudah memiliki wadah tetapi mereka tidak memiliki awareness yang sangat baik untuk diketahui masyarakat. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

Panduan Mulai Cepat. Lihat opsi lainnya Klik panah ini untuk melihat opsi lainnya di dalam kotak dialog.

Panduan Mulai Cepat. Lihat opsi lainnya Klik panah ini untuk melihat opsi lainnya di dalam kotak dialog. Panduan Mulai Cepat Microsoft PowerPoint 2013 terlihat berbeda dari versi sebelumnya, jadi kami membuat panduan ini untuk membantu Anda meminimalkan kurva pembelajaran. Menemukan apa yang Anda butuhkan

Lebih terperinci

Media Pembelajaran dengan Power Point

Media Pembelajaran dengan Power Point Media Pembelajaran dengan Power Point Tujuan Mahasiswa dapat mengoptimalkan perangkat perkantoran presentasi (Microsoft Power Point, Office Impress) untuk membuat media pembelajaran yang menarik dan powerfull.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Lingkungan Pendukung Untuk membangun aplikasi permainan menyanyi untuk anak kecil di butuhkan lingkungan pendukung yang terbagi menjadi dua macam, yaitu software (perangkat

Lebih terperinci

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH :

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : Dzati Rohmatika (21401072015) Muliana (21401072020) Laily Angga Miyanti (21401072022) Kunti Farhatana T.S (21401072029)

Lebih terperinci

Fokus kami adalah memberi tahu Anda bila perlu dan membantu mengambil data yang tepat dalam waktu singkat. Analisis Video Pintar

Fokus kami adalah memberi tahu Anda bila perlu dan membantu mengambil data yang tepat dalam waktu singkat. Analisis Video Pintar Fokus kami adalah memberi tahu Anda bila perlu dan membantu mengambil data yang tepat dalam waktu singkat. Analisis Video Pintar Penambahan penginderaan dan struktur Bila memerlukan pengawasan video, yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEDIA PENDIDIKAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEDIA PENDIDIKAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEDIA PENDIDIKAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK NOMOR DOKUMEN : NOMOR SALINAN : Disahkan di Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 2010 Ketua Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Film animasi merupakan salah satu media hiburan berbasis audio visual yang cukup efektif dan efisien untuk mengenalkan dan menyampaikan sebuah pesan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dipaparkan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Simpulan yang dapat diuraikan dalam analisis kualitas tugas fashion photography

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

QWrite Pedoman Software. Hak BenQ Dilindungi oleh Undang-undang. Konten pedoman ini bisa berubah untuk penambahan produk.

QWrite Pedoman Software. Hak BenQ Dilindungi oleh Undang-undang. Konten pedoman ini bisa berubah untuk penambahan produk. Hak Cipta @ BenQ Dilindungi oleh Undang-undang. Konten pedoman ini bisa berubah untuk penambahan produk. Sebagian atau semua pada pedoman ini tidak boleh diganti atau dikirimkan ke pihak lain tanpa izin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan dan tantangan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompleks, karena harus berpacu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai

Lebih terperinci

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA KULIAH PRAKTEK SISTEM TELEKOMUNIKASI TERAPAN

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA KULIAH PRAKTEK SISTEM TELEKOMUNIKASI TERAPAN DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA KULIAH PRAKTEK SISTEM TELEKOMUNIKASI TERAPAN Tasri Ponta 1, Muliadi 1 1) Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Photography (fotografi dalam bahasa Indonesia) berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu: Photos (cahaya) dan Grafos (melukis), yang berarti melukis cahaya (Wells:

Lebih terperinci

WORKSHOP IN HOUSE (IHT) PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK DI SMA NEGERI 2 BENGKALIS

WORKSHOP IN HOUSE (IHT) PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK DI SMA NEGERI 2 BENGKALIS WORKSHOP IN HOUSE (IHT) PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS TIK DI SMA NEGERI 2 BENGKALIS MODUL MICROSOFT POWERPOINT INSTRUKTUR : NOVRIYANTO, ST., M.Sc SYUKRAN SETIAWAN, ST PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan juga perguruan tinggi. Sebagai guru

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA 4.1 IMPLEMENTASI Pada bab ini akan membahas tentang implementasi dari konsep yang dibuat, serta melakukan demo hasil aplikasi yang dibuat apakah sudah sesuai dengan yang

Lebih terperinci

Membuat Bahan Ajar Interaktif dengan Powerpoint Bambang Adriyanto

Membuat Bahan Ajar Interaktif dengan Powerpoint Bambang Adriyanto Membuat Bahan Ajar Interaktif dengan Powerpoint 007 Bambang Adriyanto bambanguban@gmail.com Pelatihan Pembuatan bahan Ajar interaktif LPMP Pangkal Pinang 009 7 MEMBUAT FILE BARU DAN MENGATUR SLIDE MASTER

Lebih terperinci

Microsoft PowerPoint USAID-DBE1: Management and Education Governance [MODUL POWERPOINT] Pilot Project EMIS-ICT Strengthening in Aceh

Microsoft PowerPoint USAID-DBE1: Management and Education Governance [MODUL POWERPOINT] Pilot Project EMIS-ICT Strengthening in Aceh 2010 : Management and Education Governance [MODUL POWERPOINT] Pilot Project EMIS-ICT Strengthening in Aceh 148 PowerPoint Tujuan Waktu Metode Diharapkan Peserta telah memahami cara menggunakan dan membuat

Lebih terperinci

MEMBUAT DESAIN DAN LAY OUT PRESENTASI DENGAN MICROSOFT POWERPOINT

MEMBUAT DESAIN DAN LAY OUT PRESENTASI DENGAN MICROSOFT POWERPOINT MEMBUAT DESAIN DAN LAY OUT PRESENTASI DENGAN MICROSOFT POWERPOINT (Disampaikan dalam Kegiatan Workshop Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komputer di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan papan tulis pada bidang edukasi merupakan salah satu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan papan tulis pada bidang edukasi merupakan salah satu hal yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan papan tulis pada bidang edukasi merupakan salah satu hal yang penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif antara pengajar dengan pelajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan kegiatan. Setiap hari, bahkan disetiap saat, teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan kegiatan. Setiap hari, bahkan disetiap saat, teknologi dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah merubah sebagian besar cara hidup manusia dalam melakukan kegiatan. Setiap hari, bahkan disetiap saat, teknologi dapat mempermudah sebuah

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Faktor 1. Penetapan Faktor Berdasarkan hasil analisis, didapatkan dua puluh faktor yang umum dipergunakan dalam pelaksanaan evaluasi jabatan. Faktor-faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. menampilkan teks - teks serta terdapat kuis dengan animasi untuk melatih para

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. menampilkan teks - teks serta terdapat kuis dengan animasi untuk melatih para 29 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Persiapan Membuat Animasi Animasi ini dibuat secara interaktif dan menarik agar pengguna aplikasi ini tidak merasa bosan ataupun jenuh dengan aplikasi yang sudah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Ide dan Gagasan Perancangan Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan media promosi, sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD

Lebih terperinci

KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER

KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER KAMPUNG SENI ISI LAPORAN PENYUNTINGAN DIGITAL VIDEO TRAILER Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penyuntingan Digital II Dosen Pengampu: Ranang Agung S., S.Pd. M.Sn. Disusun oleh : Yessy Arisanti Wienata 14148151

Lebih terperinci

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015.

Karya Seni. Judul karya : Ngéntung Pajéng. PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN Festival Fotografi Surabaya Ciputra, Surabaya 2015. Karya Seni Judul karya : Ngéntung Pajéng PENCIPTA : Ida Bagus Candra Yana S.Sn.,M.Sn. PAMERAN "Festival Fotografi Surabaya" Ciputra, Surabaya 2015. ABSTRAK Dance photography merupakan pemotretan terhadap

Lebih terperinci