PENGARUH FASILITAS DI RUANG TUNGGU TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH FASILITAS DI RUANG TUNGGU TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG"

Transkripsi

1 PENGARUH FASILITAS DI RUANG TUNGGU TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG Boni Arionasti Karo Sekali 1) 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Abstrak Permintaan akan jasa penerbangan yang semakin meningkat selaras dengan tuntutan atas peningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi. Salah satu faktor pendukung utama dalam keberhasilan pengelolaan dan pengusahaan Bandar udara adalah faktor keselamatan dan ketertiban atau keamanan. Divisi Operasi PT Angkasa Pura I (persero) adalah badan yang bertanggung jawab faktor yang terkait dengan hal itu adalah fasilitas di ruang tunggu, untuk menunjang kenyamanan atau kepuasan penumpang ketika berada di ruang tunggu. Tujuan penelitia ini adalah untuk mengetahui pengaruh fasilitas ruang tunggu terhadap tingkat kepuasan penumpang di ruang tunggu Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang Penelitian ini menggunakan data primer yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel fasilitas ruang tunggu dan variabel kepuasan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Data penelitian ini didapatkan dari kuisioner yang di isi oleh penumpang yang berada di ruang tunggu, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan Program Excel Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan persamaan Y = 5, ,721X yang artinya fasilitas ruang tunggu berpengaruh terhadap kepuasan penumpang. Nilai R² = 0,636 hal ini menunjukkan pengaruh fasilitas ruang tunggu sebesar 63.6% yang cukup besar terhadap kepuasan penumpang, sehingga 36,4% kepuasan di tentukan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dengan nilai F-hitung = 84,175 dengan angka signifikansi sebesar 3,920 ternyata lebih besar dari tingkat signifikansi (ɑ) 0,05. Cara lainnya yaitu dengan membandingkan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel, dimana F-tabel > F-hitung = 84,187 > 3,920. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu bahwa ada pengaruh positif signifikan antara fasilitas ruang tunggu terhadap kepuasan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Kata Kunci : Fasilitas Ruang Tunggu, Kepuasan Penumpang, Analisis Regresi Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedirgantaraan berkembang dengan cepat. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor kebutuhan akan jasa penerbangan yang terus meningkat seiring dengan perubahan zaman secara global. Permintaan akan jasa penerbangan yang semakin meningkat dituntut untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi. Dalam hal ini tidak sedikit peran dari PT Angkasa Pura I (persero) yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan jasa bandar udara di Indonesia. Salah satu faktor pendukung utama dalam keberhasilan pengelolaan dan pengusahaan Bandar udara adalah faktor keselamatan dan keamanan. Divisi Operasi PT Angkasa Pura I (persero) bertanggung jawab untuk menjaga keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bandara. Salah satu kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut di atas adalah fasilitas di ruang tunggu bandara. Ruang tunggu bandara adalah sebuah ruangan yang digunakan untuk menunggu sebelum memasuki pesawat. Sebagai tempat menunggu, para penumpang diberikan pelayanan yang mengutamakan kenyamanan. Faktanya, masih banyak bandara di Indonesia yang masih kurang memperhatikan hal tersebut. Jumlah kursi yang terbatas serta sempitnya ruangan menjadi masalah klasik yang Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

2 banyakditemui di bandara-bandara di Indonesia, terutama bandara-bandara yang terletak di kota kecil. Di beberapa bandara, ruang tunggu ini tidak dilengkapi dengan penyejuk udara dan hampir di semua bandara ruang tunggu ini merupakan satu ruangan besar tanpa pemisah, sehingga seluruh penumpang berada dalam satu ruangan tersebut. Keterbatasan dari bandara memang menjadi masalah utama. Sebagian besar bandara di Indonesia merupakan peninggalan jaman dulu dan sebagian lagi masih menumpang pada fasilitas TNI-AU, TNI-AD, dan TNI-AL. Bandara Ahmad Yani Semarang misalnya, dengan ruang tunggu yang kecil menyebabkan penumpang harus berdesak-desakan. Kursi yang tersedia tidak lagi memadai untuk menampung jumlah penumpang, kemudian fasilitas lain seperti AC, tolilet, dan FIDS yang ada kadang mengalami kerusakan sehingga mengurangi kenyamanan para penumpang di ruang tunggu. Saat maskapai-maskapai yang melayani penerbangan komersial dan internasional kesana, yaitu Garuda, Sriwijaya, Citilink, Lion, Wings, Merpati, Airasia, Kalstar, dam Trigana Air yg keberangkatannya hampir bersamaan pada jam-jam tertentu. Ruang tunggu yang ada tidak lagi sanggup menampung jumlah penumpang. Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis Pelayanan Jasa Kebandarudaraan Pelayanan dalam hal ini mempunyai pengertian jasa yang disediakan atau diberikan oleh bandar udara (SKEP/100/XI, 1985 : 2). Pada Bab XV pasal 145 Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara tentang Pelayanan Umum. Pelayanan jasa bandar udara yaitu : (SKEP/100/XI, 1985 : 2) 1. Perusahaan penerbangan atau agennya dan instansi-instansi lainnya melakukan kegiatannya di bandar udara, dalam melaksanakan pelayanannya harus cepat, ramah dan sabar sehingga memuaskan pemakai jasa atau umum. 2. Pertemuan-pertemuan rutin antara perusahaan-perusahaan penerbangan atau agen-agennya dan instansi lainnya yang melakukan kegiatan atau bertugas di bandar udara dengan pihak penguasa/kepala bandar udara diperlukan untuk perbaikan dan peningkatan pelayanannya (dalam bentuk komite fasilitas setempat). Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Bab XI pasal 30, pelayanan jasa kebandarudaraan di bandar udara dilaksanakan pada daerah lingkungan kerja bandara yang meliputi : (KM 77, 1988) penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir dan penyimpanan pesawat udara. 1. Penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang kargo dan pos. 2. Penyediaan, pengusahaan dan pengenbangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air dan instalasi limbah buangan. 3. Penyediaan jasa pelayanan penerbangan. 4. Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan kawasan industri serta gedung atau bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara. 5. Penyediaan jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan. 6. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan. 7. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara. Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

3 Penyelanggara Bandara Pelayanan jasa kebandarudaraan di bandar udara dilaksanakan oleh penyelenggara bandar sebagai berikut (Kep. Menhub Nomor KM 77, 1998) 1. Unit pelaksana teknis / satuan kerja bandar udara di bandar udara yang diselenggarakan oleh pemerintah. 2. Unit pelaksanaan dari badan usaha kebandarudaraan di bandar udara yang diselenggarakan oleh badan usaha kebandarudaraan. 3. Kegiatan yang dilakukan oleh badan hukum Indonesia atau perorangan di dalam daerah lingkungan kerja bandar udara, dilakukan ataspersetujuan dan atau kerjasama yang saling menguntungkan dengan penyelenggara bandar udara. Klasifikasi Daerah/wilayah di Bandar Udara Daerah di bandar udara sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 87/PR 303/Phb-87 jo Keputusan Menteri Perhubungan KM 219/PR 303/Phb-87 terdiri dari: 1. Non Public Area (bukan daerah publik) meliputi : a. Platform dan daerah sisi udara lainnya b. Daerah sisi udara meliputi : landas pacu (runway), landas hubung (taxiway), tempat parkir pesawat (apron), runway strip, fasilitas pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP PK). c. Daerah imigrasi dan pabean, waiting room (ruang tunggu naik pesawat), dan sebagainya. Daerah imigrasi berada di dalam ruang keberangkatan internasional sedangkan waiting room berada di ruang tunggu keberangkatan baik untuk domestik maupun internasional. d. Tower (menara pengawas), radar head building (di gedung untuk radar), meteo building (bangunan meteo), main power station (gedung pembangkit tenaga listrik), jalan inspeksi dan cargo building (gedung tempat pengurusan barang), dan gedung operasi. 2. Restricted Public Area atau RPA (daerah publik terbatas) a. Daerah Check in Daerah ini berada di dalam sebelum ruang tunggu keberangkatan. Di daerah ini penumpang melakukan penimbangan bagasi, pengambilan boarding pass, dan melakukan pembayaran bila kelebihan bagasi. b. Daerah kedatangan Daerah dimana penumpang datang dan menunggu bagasi yang dibawanya. c. Halaman (di dalam pagar) cargo area (daerah pengurusan barang) Misalnya daerah pergudangan. 3. Public Area atau PA (daerah publik) Daerah publik adalah daerah di luar daerah bukan public dan daerah public terbatas atau daerah yang terbuka untuk umum misalnya anjungan bandara, musholla, lobby kedatangan. Pelayanan Pelayanan pengguna jasa/airliner yang baik dan memuaskan menjadi tujuan utama dari pengelola bandar udara. Dalam hal proses pelayanan pengguna jasa yang paling diutamakan oleh pengelola bandarudara, karena hal tersebut merupakan faktor untuk meningkatkan mutu pelayanan pengelola bandara. Apabila terjadi ketidak nyamanan penumpangketika berada di ruang tunggu maka dapat menurunkan mutu atau image bagi perusahaan tersebut. Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

4 Menurut Payne (2000), pelayanan adalah rasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang oleh penerima pelayanan pada saat memperoleh pelayanan. Payne juga mengatakan bahwa pelayanan pelanggan mengandung pengertian : Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses, menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan dan untuk menindak lanjuti setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan. Ketepatan waktu dan reliabilitas penyampaian jasa kepada pelanggan sesuai dengan harapan mereka. Serangkaian kegiatan yang meliputi semua bidang bisnis yang terpadu untuk menyampaikan produk-produk dan jasa tersebut sedemikian rupa sehingga dipresepsikan memuaskan oleh pelanggan dan merealisasikan pencapaian tujuan-tujuan perusahaan. Total pesanan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan pelanggan. Penyampaian produk kepada pelanggan tepat waktu dan akurat dengan segala tindak lanjut serta tanggapan keterangan yang akurat. Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan pada prinsipnya akan bermuara pada penciptaan nilai superior yang akan diberikan kepada pelanggan. Penciptaan nilai superior akan menghasilkan tingkat kepuassan yang merupakan tingkat perasaan dimana seorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk/jasa yang diterima dan yang diharapkan (Kotler, 1997). Kepuasan Kepuasan penumpang yaitu tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapan yang di inginkan (Tjiptono, 1998). Menurut Tjiptono (1997), kepuasan penumpang yang diartikan secara umum yaitu perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara pelayanan yang diberikan dengan harapan yang di inginkan. Sedangkan menurut Tjipto (1996) dimana kepuasan atau ketidak puasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidak sesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (norma kinerja lainnya) dan kinerja actual yang dirasakan. Berdasarkan ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang di rasakan. Bila fasilitas yang ada di ruang tunggu bandara layak, memadai dan berfungsi dengan baik dan sesuai dengan harapan penumpang maka penumpang akan merasa puas. Sedangkan bila fasilitas yang ada di ruang tunggu bandara melebihi harapan penumpang maka penumpang akan merasa sangat puas, begitu juga sebaliknya. Jadi tingkat kepuasan dapat di ukur dari baik tidaknya fasilitas yang ada di ruang tunggu bandara dengan harapan yang di inginkan oleh penumpang. Penumpang Menurut Damadjati (1995) pengertian penumpang adalah: Setiap orang yang diangkut ataupun yang harus diangkut di dalam pesawat udara ataupun alat pengangkutan lainnya, atas dasar persetujuan dari perusahaan ataupun badan yang menyelenggarakan angkutan tersebut. Menurut Yoeti (1999) pengertian penumpang adalah Pembeli Produk dan jasa pada suatu perusahaan adalah pelanggan perusahaan barang dan jasa mereka dapat berupa seseorang (individu) dan dapat pula sebagai suatu perusahaan. Pengertian penumpang menurut (wikipedia) adalah seseorang yang hanya menumpang, baik itu pesawat, kereta api, bus, maupun jenis transportasi lainnya, tetapi tidak termasuk awak mengoperasikan dan melayani wahana tersebut. Pengertian penumpang diatas sangatlah luas maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan penumpang dapat diartikan seseorang (individu) dan satu perusahaan (kelompok) yang menggunakan jasa angkutan untuk suatu perjalanan tertentu dengan Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

5 mengeluarkan sejumlah uang sebagai imbalan bagi pengangkut dengan kata lain dapat didefinisikan orang telah membeli tiket, berarti orang yang melakukan perjalanan dengan menggunakan alat tranportasi yang disediakan oleh pihak pengangkutan atau perusahaan niaga dan terikat kontrak dan persetujuan dengan pengangkut tertera di dalam tiket dengan pengangkut selama perjalanan. Ruang Tunggu Fasilitas ini berfungsi sebagai daerah tunggu penumpang sebelum naik ke pesawat udara. Fasilitas yang terdapat di ruang tunggu bandara Internasional Ahmad yani semarang antara lain: tempat duduk, toilet, AC, FIDS, Tv hiburan, Sound system, CCTV, X-Ray. Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang dibuat oleh penulis yang kebenarannya perlu diuji kembali. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Tidak ada pengaruh antara fasilitas ruang tunggu terhadap tingkat kepuasan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Ha : Ada pengaruh antara fasilitas ruang tunggu terhadap tingkat kepuasan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Metode Penelitian Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang di dapat dari sumber prtama baik dari individu atau perseorangan, seperti dari wawancara atau pengisian kuisioner yang dilakukan oleh peneliti, Arikunto (2006). Data didapatkan dari penumpang yang dimintai tanggapan melalui kuisioner yang diberikan, yang meliputi variabel fasilitas dan variabel kepuasan. Responden dalam penelitian ini adalah penumpang yang berada di ruang tunggu Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Data sekunder berupa tinjauan pustaka, seperti literatur-literatur atau dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan-laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini kuisioner terbagi menjadi dua variabel. Variabel pertama berjumlah 10 pertanyaan mengenai fasilitas ruang tunggu bandara, variabel kedua berjumlah 10 pertanyaan mengenai kepuasan penumpang terhadap fasilitas ruang tunggu bandara. 2. Metode observasi Metode observasi dilakukan dengan cara pengamatan terhadap penumpang yang menggunakan fasilitas di ruang tunggu bandara Ahmad Yani Semarang, serta melihat seberapa banyak penumpang menggunakan fasilitas yang ada di ruang tunggu bandara tersebut. Sampel Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah penumpang yang berada di ruang tunggu keberangkatan di Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

6 Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Sampel merupakan sebagian dari populasi yang mempunyai karakteristik tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari penumpang yang ada diruang tunggu Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Nonprobability Sampling, Sampling purposi (penentuan sampel denganpertimbangan tertentu). Sampling Purposif dilakukan dengan pemilihan anggota sampel dilakukan terhadap orang yang pernah naik pesawat udara, orang yang berada di ruang tunggu. Pelaksanaan Nonprobability Sampling dalam penelitian ini adalah penumpang yang berada di ruang tunggu Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Prosedur Penelitian Beberapa langkah penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengambil dan memilih data berupa inventaris ruang tunggu dari PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Ahmad Yani Semarang. 2. Membuat kuisioner berdasarkan data inventaris ruang tunggu Bandara Ahmad Yani Semarang. 3. Membagikan kuisioner kepada penumpang sebanyak 50 orang. 4. Menganalisis data yang di peroleh dan melakukan olah data sehingga di dapatkan hasil untuk mengetahui tingkat kepuasan penumpang di ruang tunggu Bandara Ahmad Yani Semarang. 5. Mengambil kesimpulan dari hasil analisis tersebut. Pengukuran Variabel Penelitian Dalam jawaban daftar pertanyaan yang di ajukan pada responden di olah dengan skala likert. Skala likert adalah suatu skala yang jawabannya bertingkat yaitu: 1. Jawaban Setuju = 3 2. Jawaban Netral = 2 3. Jawaban Tidak Setuju = 1 Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana. Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel Faktor Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya. Faktor Penyebab pada umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan Predictor sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan Response. Regresi Linear Sederhana atau sering disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan salah satu Metode Statistik yang dipergunakan dalam produksi untuk melakukan peramalan ataupun prediksi tentang karakteristik kualitas maupun Kuantitas. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini : Y = a + bx Dimana : Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent) X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent) a = konstanta Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

7 Uji Hipotesis Pengujian untuk hipotesis dirumuskan sebagai berikut : 1. Ho diterima jika b = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara fasilitas ruang tunggu terhadap tingkat kepuasan calon penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. 2. Ho ditolak jika b > 0 artinya ada pengaruh antara fasilitas ruang tunggu terhadap tingkat kepuasan calon penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Kriteria penerimaan atau penolakan Ho Ho diterima apabila F-hitung F-Tabel Ho ditolak apabila F-hitung > F-tabel Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian mengenai pengaruh fasilitas di ruang tunggu terhadap tingkat kepuasan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, telah dilakukan dengan membagikan kuisioner kepada 50 responden. Berikut ini penulis akan menyajikan data hasil penelitian dan sekaligus melakukan pembahasan. Karakteristik Identitas Responden Berdasarkan data yang telah di kumpulkan dari hasil jawaban 50 responden (calon penumpang) di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, maka diperoleh informasi mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang di sajikan dalam tabel berikut: Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 1 di atas nampak bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 27 orang, sedangkan responden lakilaki berjumlah 23 orang Berdasarkan data yang telah di kumpulkan dari hasil jawaban 50 responden (calon penumpang) di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, maka diperoleh informasi mengenai karakteristik responden berdasarkan usia yang di sajikan dalam tabel berikut: Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

8 Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar penumpang berusia antara tahun sebanyak 22 penumpang, sedangkan yang terendah adalah usia diatas 45 tahun. Hal ini menunjukan bahwa penumpang rata-rata adalah anak muda, yang mana akan berpergian untukk berlibur karena pada saat data diambil merupakan hari libur paskah. Berdasarkan data yang telah di kumpulkan dari hasil jawaban 50 responden (penumpang) di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, makadiperoleh informasi mengenai karakteristik responden berdasarkan tujuan perjalanan yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tujuan Perjalanan Berdasarkan tabel 3 di atas di atas nampak bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh penumpang yang bepergian untuk berlibur yaitu sebanyak 41 orang, sedangkan responden yang bepergian untuk urusan pekerjaan berjumlah 9 orang. Berdasarkan data yang telah di kumpulkan dari hasil jawaban 50 responden (calon penumpang) di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, maka diperoleh informasi mengenai karakteristik responden berdasarkan berapa kali pernah naik ke pesawat yang di sajikan dalam tabel berikut: Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Berdasarkan Berapa Kali Pernah Naik Pesawat Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

9 Berdasarkan tabel 4 di atas nampak bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh penumpang yang pernah naik pesawat 2 kali sebanyak 22 orang, responden yang pernah naik pesawat 3 kali sebanyak 16 orang, sedangkan responden yang pernah naik pesawat lebih dari 3 kali sebanyak 12 orang Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Berdasarkan pengujian hipotesis dengan perhitungan analisis regresi linear sederhana yang telah di lakukan dengan program Exel 2007, maka di peroleh hasil sebagai berikut: Tabel 5 Hasil Uji Model Summary Analisis dan interpretasi pada tabel 5 adalah sebagai berikut : 1. Angka R merupakan koefisien korelasi (Ryx) adalah 0,798 (positif). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara variabel fasilitas ruang tunggu (X) dengan kepuasan calon penumpang (Y). 2. Angka R square (R²) merupakan pengkuadratan dari angka R atau disebut koefisien determinasi (Kd) adalah 0,636 atau 6,68%. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh atau kontribusi antara variabel fasilitas ruang tunggu (X) dengan variabel kepuasan calon penumpang sebesar 63,68% dan sisanya 36,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 6 Hasil Uji Anova Hasil anova pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa viabel independen yaitu fasilitas ruang tunggu (X) secara simultan (serentak) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen yaitu kepuasan penumpang (Y) yang ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 84,187 signifikan F sebesar 3,920 atau berada di atas signifikasi (ɑ) 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima yaitu Ho ditolak dan Ha diterima di tunjukkan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel, dimana F-tabel > F-hitung = 84,187 > 3,920 disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara fasilitas ruang tunggu terhadap kepuasan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

10 Tabel 7 Hasil Uji Coeficients Analisis dan interpretasi data pada tabel 7 adalah sebagai berikut: 1. Angka koefisien konstanta (a) adalah 5,904 dan angka koefisien regresi (b) untuk variabel fasilitas (X) sebesar 0,729 sehingga diperoleh bentuk persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut : Y = a + bx Dimana : Y = Kepuasan Penumpang X= Fasilitas Ruang Tunggu a = angka koefisien konstanta 5,904 (positif) menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel fasilitas ruang tunggu maka nilai kepuasan penumpang di ruang tunggu Bandara Ahmad Yani Semarang sebesar 5,904 satuan. b = angka koefisien regresi 0,729 (positif) menunjukkan setiap penambahan satu satuan variabel fasilitas ruang tunggu akan meningkatkan kepuasan penumpang di ruang tunggu Bandara Internasional Ahmad YaniSemarang. 2. Angka t merupakan angka statistik uji t, yaitu : a. Angka t hitung konstanta (a) adalah 3,642 dengan angka ssignifikansi sebesar 0,001 ternyata lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini berarti koefisien konstanta signifikan atau bisa di pakai dalam model regresi linear sederhana untuk memprediksi kepuasan penumpang di ruang tunggu Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. b. Angka t hitung koefisien kepuasan penumpang (b) adalah 9,175 dengan angka signifikasi sebesar 3,920 ternyata lebih besar dari signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima yaitu Ho ditolak dan Ha diterima di tunjukkan dengan membandingkan nilai T-hitung dengan nilai T-tabel, dimana T-tabel > F-hitung = 9,175> 3,920 disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan antara fasilitas ruang tunggu terhadap kepuasan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Tabel 8 Pembahasan Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

11 Bentuk persamaan regresi linear sederhana Y = 5, ,729 X memberikan implikasi bahwa fasilitas ruang tunggu sangat berpengaruh terhadap kepuasan penumpang. Hal ini di tunjukkan pada tabel 7 ( tabel anova ) dengan nilai F hitung sebesar 84,187 signifikansi F sebesar 3,920 atau berada di atas tingkat signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa fariabel fasilitas ruang tunggu berpengaruh terhadap kepuasan penumpang di Bandar Internasional Ahmad Yani Semarang di tunjukkan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel, dimana F-tabel > F-hitung = 84,187 > 3,920. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu bahwa ada pengaruh positif signifikan antara fasilitas ruang tunggu terhadap kepuasan penumpang. Nilai koefisien determinasi R square digunakan sebagai alat analisis untuk menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen (X) secara bersama atau keseluruhan dapat menjelaskan variabel (Y). Nilai koefisien determinasi atau R² adalah (kd) adalah 63,68%. Hasil ini menunjukkan bahwa 63,68% variabel kepuasan penumpang (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu fasilitas ruang tunggu (X), sedangkan sisanya 36,32% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa R² atau besarnya pengaruh fasilitas ruang tunggu terhadap kepuasan penumpang adalah 0,636. Nilai positif pada r menunjukkan adanya pengaruh antara fasilitas ruang tunggu terhadap kepuasan penumpang, nilai R² yang cukup besar menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan oleh fasilitas ruang tunggu termasuk tinggi terhadap kepuasan penumpang. Pengujian hipotesis dengan nilai F-hitung = 84,175 dengan angka signifikansi sebesar 3,920 ternyata lebih besar dari tingkat signifikansi (ɑ) 0,05. Cara lainnya yaitu dengan membandingkan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel, dimana F-hitung > F- tabel = 84,187 > 3,920. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima yaitu bahwa ada pengaruh positif signifikan antara fasilitas ruang tunggu terhadap kepuasan penumpang di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Daftar Pustaka Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta. Assegaff Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap kepuasan Pelanggan (Studi Pada Perusahaan Penerbangan PT. Garuda Di Kota Semarang). Jurnal Ekonomi Dan Bisnis. Unissula Semarang. Semarang. Atmadjati, Meraih Kunci Sukses Service Excellence, Leutukaprio, Yogyakarta. Kotler, Philip. Alih Bahasa : Benyamin Molan Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. PT. Intan Sejati Klaten. Jakarta. Payne, adrian, 2000, tentang pemasaran jasa (the essence of service marketing), yogyakarta. Tjiptono, Fandy Manajemen Jasa. Edisi Keempat. Andi. Yogyakarta. Wardani fatma, Yunita.2011 Pelayanan bandara di bandar udara internasional adisutjipto yogyakarta. BSN Perancangan Fasilitas Bagi Pengguna Kusus di Bandar Udara. SNI Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 77 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum, Departemen Perhubungan Udara, Jakarta Jurnal Ground Handling Dirgantara Vol.1, No. 2, Desember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bandar Udara Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah Sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar Udara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2012 Tentang Pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup bandar udara, 1. kebandarudaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi

BAB I PENDAHULUAN. implikasikan pada penumpang pesawat udara di Bandara Internasional Adi 1 BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berisi tentang analisis pengaruh kualitas pelayanan jasa penerbangan terhadap kepuasan penumpang pesawat udara. Selain itu, akan di implikasikan pada penumpang pesawat

Lebih terperinci

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Awan 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Awan 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak ANALISIS PENGARUH PELAYANAN PETUGAS CHECK - IN COUNTER PT GAPURA ANGKASA TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI BANDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA Nur Makkie Perdana Kusuma

Lebih terperinci

Sri Sutarwati 1), Lusiana Aprilia Dewi 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Sri Sutarwati 1), Lusiana Aprilia Dewi 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak PENGARUH KINERJA PETUGAS CHEK-IN COUNTER PT GAPURA ANGKASA TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Sri Sutarwati 1), Lusiana Aprilia Dewi 2)

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG PENGARUH PELAYANAN PETUGAS INFORMASI TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG Vidyana Mandrawaty 1), Yune Andryani Pinem 2), Cristy Wano Astuti 3) 1) Program Studi

Lebih terperinci

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PENUMPANG TEHADAP STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN DI PT GARUDA INDONESIA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56 tahun 2015 tentang kegiatan pengusahaan di bandar udara ; 1. kebandarudaraan adalah

Lebih terperinci

Rahimudin STTKD Yogyakarta

Rahimudin STTKD Yogyakarta HUBUNGAN PENANGANAN BAGASI RUSAK PADA UNIT LOST AND FOUND DENGAN TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA RUTE CGK-JOG DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA TAHUN 2013 Rahimudin

Lebih terperinci

Landasan Teori. Service Excellent

Landasan Teori. Service Excellent ANALISIS PENGARUH EXCESS BAGGAGE CHARGES TERHADAP PENDAPATAN MASKAPI GARUDA INDONESIA RUTE SIN-CGK BANDAR UDARA SOEKARNO-HATTA PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN MARET 2013 Rosalina Indah STTKD Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bandar Udara Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012 Tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara, 1. Kebandarudaraan

Lebih terperinci

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3)

Sri Sutarwati 1), Hardiyana 2), Novita Karolina 3) Program Studi D1 Ground Handling Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan 3) TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENUMPANG MASKAPAI GARUDA INDONESIA YANG MENGALAMI KETERLAMBATAN PENERBANGAN DI BANDARA UDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SOLO Sri Sutarwati 1), Hardiyana

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5 No.1771, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengguna Jasa. Bandar Udara. Pelayanan. Standar. Pencabutan PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 178 Tahun 2015 TENTANG STANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi sangat diperlukan bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam memperlancar

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS TICKETING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG SOLO

PENGARUH PELAYANAN PETUGAS TICKETING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG SOLO PENGARUH PELAYANAN PETUGAS TICKETING TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG DI PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK CABANG SOLO Wawan Riyanta 1), Soejoedono 2), Elvira Agustina 3) 1),2),3) Program Studi D4 Manajemen

Lebih terperinci

Tika Furri N.A.S 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Tika Furri N.A.S 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak PERBEDAAN PERSEPSI PENUMPANG TENTANG PENGGABUNGAN AIRPORT TAX (PASSENGER SERVICE CHARGE) DENGAN HARGA TIKET PADA MASKAPAI GARUDA INDONESIA DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG Tika Furri N.A.S

Lebih terperinci

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar

2015, No Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestar BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1289, 2015 KEMENHUB. Perjanjian Tingkat Layanan. Jasa Bandar Udara. Penyusunan Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 129 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut (Sugiyono2007, p11), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

PELAYANAN FASILITAS TERMINAL BAGI PENGGUNA JASA PENERBANGAN

PELAYANAN FASILITAS TERMINAL BAGI PENGGUNA JASA PENERBANGAN PELAYANAN FASILITAS TERMINAL BAGI PENGGUNA JASA PENERBANGAN Indra Yuzal Lira Agushinta Adi Wiratama STMT Trisakti STMT Trisakti STMT Trisakti Indra.yuzal@gmail.com agusinta@yahoo.com adiwr@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. ini telah menjadi pendorong pada integrasi kota-kota besar di Indonesia, dan juga di BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota-kota di Indonesia, seperti juga dengan yang terjadi di negara-negara berkembang lainnya, khususnya di Asia, akan semakin kompleks dengan semakin terbukanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014

BAB III METODOLOGI. Sumber: UPT Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin, 2014 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Studi Lokasi Bandar Udara H.AS. Hanandjoeddin terletak di jalan Jenderal Sudirman Km 15,7 Desa Buluh Tumbang, Kota Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara :

Dengan Hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara : PENGARUH TARIF PASSENGER SERVICE CHARGE DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAAN CALON PENUMPANG PESAWAT PADA BANDAR UDARA INTERNATIONAL KUALANAMU MEDAN Kepada Yth; Bapak/Ibu Bandar Udara International

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu kota yang ada di Provinsi Lampung. Objek yang akan diambil ada pada PT.

BAB III METODE PENELITIAN. satu kota yang ada di Provinsi Lampung. Objek yang akan diambil ada pada PT. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada wilayah Bandar Lampung yang merupakan salah satu kota yang ada di Provinsi Lampung. Objek yang akan diambil ada pada PT. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandar Udara Soekarno Hatta adalah Bandar Udara Internasional yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) bergerak di bidang pelayanan jasa kebandarudaraan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya maka. penelitian tentang Persepsi Publik Terhadap Kualitas Layanan Informasi,

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya maka. penelitian tentang Persepsi Publik Terhadap Kualitas Layanan Informasi, 132 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya maka penelitian tentang Persepsi Publik Terhadap Kualitas Layanan Informasi, Fasilitas Umum dan Handling Complain

Lebih terperinci

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI 4.1 Pendekatan Pelaku dan Aktifitas pada Terminal Penumpang Tabel 4. 1 Pendekatan Pelaku dan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH Karina Nidia Nandi Atmay Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2,

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia dengan total luas 1,9 juta km 2, Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi perpindahan barang dan orang terbesar di

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD Seno Adi Andini Pasca Sarjana Teknik Industri Insitut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo 60111 Surabaya Pesawat udara

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Terbentuknya Provinsi Gorontalo berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2000 maka pada tanggal 16 Februari 2001 merupakan wujud dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sebelum PT (Persero) Angkasa Pura II berdiri terlebih dahulu dibangun landasan pacu Bandara Polonia Medan sehingga dengan adanya landasan inilah PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Berangkat Transit Total % Pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Low Cost Carrier telah merubah aturan main dalam industri penerbangan. Low Cost Carrier adalah konsep di mana maskapai penerbangan memiliki tarif lebih rendah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza Bandar Lampung. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi global dan teknologi modern saat ini sangatlah pesat. Perkembangan ekonomi global dan teknologi modern memberikan dampak kehidupan yang

Lebih terperinci

Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang

Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang Jurnal Penelitian Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Analisis Kapasitas Terminal Penumpang Di Bandar Udara SMB II Palembang Analysis Capacity of Passengers Terminal at SMB Palembang Airport Lita Yarlina Peneliti

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan

Lebih terperinci

TERMINAL BARU BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

TERMINAL BARU BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG TERMINAL BARU BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG konsepdesain local to modern Konsep desain yang mengadopsi dan mengangkat kekayaan budaya lokal dalam konteks desain modern. operational flexibilities

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS TEKNIS PELAYANAN FASILITAS SISI DARAT BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG

TESIS ANALISIS TEKNIS PELAYANAN FASILITAS SISI DARAT BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG TESIS ANALISIS TEKNIS PELAYANAN FASILITAS SISI DARAT BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG AYUB KONSTATINUS MOAMBURA NO. MHS : 135102095/PS/MTS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung

BAB 2 STUDI PUSTAKA. Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Umum Dalam studi ini ruang lingkup penelitian pada Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung, data fasilitas sisi darat (landside) berupa detail gedung terminal (terminal building),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Umum 2. 1. 1. Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan

Lebih terperinci

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang LEMBAR PENGESAHAN Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) BANDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG disusun oleh : MARSYA PARAMITA S NIM L2B006052 Dinyatakan telah memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BANDAR UDARA ABDULRACHMAN SALEH MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bandar Udara Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar udaraan, Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia yang melayani jasa transportasi udara. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 697, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bandar Udara. Ketersediaan Waktu Terbang. Alokasi. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 57 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

lib.archiplan.ugm.ac.id

lib.archiplan.ugm.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang 1.1.1 Transportasi Udara sebagai Pilihan Moda Transportasi yang Paling Efektif di Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan yang area daratannya dipisahkan oleh

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP/91/V/2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP/91/V/2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP/91/V/2007 TENTANG PENILAIAN KINERJA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara atau bandara yang juga populer disebut dengan istilah airport

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara atau bandara yang juga populer disebut dengan istilah airport BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara atau bandara yang juga populer disebut dengan istilah airport dari bahasa Inggris merupakan sebuah fasilitas di mana pesawat terbang dapat lepas landas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah BPJS Kesehatan. Subjek penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning Yogyakarta. B. Jenis

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN TRANSPORTASI PENERBANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Penumpang Rute Solo -Jakarta di Bandara Adisumarmo Surakarta) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt

cxütçvtçztç hätçz gxüå ÇtÄ cxçâåñtçz UtÇwtÜ hwtüt g} Ä ~ e ãâà ctätçz~t etçt BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek Kemudahan terjadinya mobilisasi dengan menggunakan pesawat terbang saat ini sedang diupayakan oleh Pemerintah Kota Palangka Raya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta api saat ini merupakan salah satu moda transportasi pilihan utama sebagian masyarakat di Indonesia untuk bepergian. Dengan sistem yang dibangun saat ini oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka jenis data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Rumah Makan Ayam Bakar Pak Gendut yang berlokasi di Jl. Kimaja no.2 Way Halim Bandar Lampung. 3.2 Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan keselamatan penerbangan merupakan hal yang menjadi prioritas utama untuk mencapai sasaran program pemerintah road map to zerro accident. Dalam peraturan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 No.1031, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. IMB. Bandar Udara. Pemberian dan Persetujuan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 87 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan merupakan aspek terpenting yang harus dimiliki dalam setiap moda transportasi. Salah satu moda transportasi yang harus memiliki standar peraturan keamanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Instasi Terkait 4.1.1 Angkasa Pura II PT. Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandar udaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, berikut akan disajikan kesimpulan hasil penelitian tersebut, yaitu sebagai berikut : 1. Hasil pengujian hipotesis pertama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di PT. Angkasa Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang

Lebih terperinci

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah, kota Semarang strategis untuk dijadikan sebagai transit point dalam berbagai penyelenggaraan kegiatan yang berskala lokal, regional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat. sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat. sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bandar Udara Menurut PP RI No.70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas

Lebih terperinci

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1! Latar Belakang Sistem transportasi udara di Indonesia semakin berperan dalam pengembangan perekonomian dan merupakan kewenangan transportasi udara untuk dapat melayani seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia penerbangan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan merupakan salah satu unsur penting dalam menggerakan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 7 1.3 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Bandar Udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas

Lebih terperinci

BAB I PENDALUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDALUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDALUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Di era globalisasi saat ini, semakin banyak kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dan semakin beragam pula jenisnya. Dalam kehidupan masyarakat, transportasi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi pada Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Berdasarkan service time dari peraturan DIRJEN Perhubungan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA BANDAR UDARA KELAS I KHUSUS SENTANI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNK SIPIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al-

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas terbaik dari beberapa alternatif yang ada (Yang et al., 2009 dikutip dari Al- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemilihan tata letak merupakan salah satu keputusan kunci yang berperan dalam efisiensi operasional suatu perusahaan dalam jangka panjang (Heizer dan Render,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Jumlah karyawan operasional Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas pemadam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menjalankan bisnis jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa yang memiliki potensi sumber daya alam dan buatan yang berkualitas, kualitas sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Pengorganisasian Ruang Organisasi ruang dalam dengan ruang luar (publik) adalah sebagai berikut : 1. Ruang Publik/Non-Steril Ruang yang berfungsi menampung

Lebih terperinci

KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KANTOR OTORITAS BANDARA WILAYAH IV BALI, 28-29 AGUSTUS 2017 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA DASAR PELAKSANAAN Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM NO 61 TAHUN 2015 Tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (independent), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam menunjang

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 292, 2015 KEMENHUB. Penumpang. Angkutan Udara. Dalam Negeri. Standar Pelayanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 38 TAHUN 2015

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi. yang akan dijelaskan pada latar belakang sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi. yang akan dijelaskan pada latar belakang sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Laporan proposal ini akan membahas tentang topik berdasarkan yang muncul pada PT. Angkasa Pura 1 (PERSERO) Cabang Bandar UdaraInternasional Adi Soemarmo Surakarta yaitu mengenai kepuasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat membutuhkan alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat membutuhkan alat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat membutuhkan alat transportasi yang mampu menunjang kebutuhan masyarakat untuk berpergian dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. analisis biaya operasional pengaruhnya terhadap tingkat laba bersih pada PDAM

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. analisis biaya operasional pengaruhnya terhadap tingkat laba bersih pada PDAM BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, objek penelitian yang akan dikaji adalah mengenai analisis biaya operasional pengaruhnya terhadap tingkat laba bersih pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA AHMAD YANI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan, mempengaruhi semua

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN TRAVEL JOGLOSEMAR (Studi kasus pada Para Pengguna Jasa Travel Joglosemar Yogyakarta)

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN TRAVEL JOGLOSEMAR (Studi kasus pada Para Pengguna Jasa Travel Joglosemar Yogyakarta) ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN TRAVEL JOGLOSEMAR (Studi kasus pada Para Pengguna Jasa Travel Joglosemar Yogyakarta) Heni Haryanti ABSTRACT This study aims to determine whether

Lebih terperinci

FX. Soetomo Wisjnoe 1) STTKD Yogyakarta

FX. Soetomo Wisjnoe 1) STTKD Yogyakarta ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PEMBUATAN PAS BANDARA DI PT ANGKASA PURA I (PERSERO) BANDAR UDARA INTERNASIONAL AHMAD YANI SEMARANG PERIODE BULAN FEBRUARI SAMPAI DENGAN APRIL 2014 FX.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat

BAB I PENDAHULUAN. Internasional Adisutjipto telah mencapai 5,8 juta penumpang atau lima kali lipat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Internasional Adisutjipto sebagai salah satu pintu masuk utama kota Yogyakarta merupakan salah satu bandar udara di Indonesia yang mengalami perkembangan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1 of 23 08/07/2009 22:34 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum Dan HAM Teks tidak dalam format asli. Kembali mencabut: PP 71-1996 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 128,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa perhitungan dan evaluasi pada Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi check

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Hotel Sewu Mas yang berlokasi di Jl. Ring Road Utara No. 198 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada 84 BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada Kantor Pos Besar Bandung 40000 Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 80 lembar kuisioner

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA Kevin Harrison 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta

Lebih terperinci

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Annisa Nurul Sucianingsih Palisoa 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak

Nur Makkie Perdana Kusuma 1), Annisa Nurul Sucianingsih Palisoa 2) Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. Abstrak PELAYANAN PENERANGAN DAN INFORMASI KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA TERHADAP KEHILANGAN ATAU PENEMUAN BENDA MILIK PENUMPANG DI BANDAR UDARA DOMINE EDUARD OSOK SORONG, PAPUA BARAT Nur Makkie Perdana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandar Udara sebagai prasarana pokok sektor transportasi udara dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan tempat untuk pelayanan jasa angkutan udara harus ditata secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pada saat ini transportasi udara sudah menjadi hal yang penting di dalam kehidupan manusia masa kini. Di Indonesia, transportasi

Lebih terperinci