BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia penerbangan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan merupakan salah satu unsur penting dalam menggerakan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang lebih memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara. Naik pesawat bukan lagi suatu kemewahan yang hanya bisa dinikmati kalangan atas. Kalangan menengah ke bawah, pelajar, dan mahasiswa, sekarang sudah lazim pulang-pergi ke daerah naik pesawat. Bandar udara juga makin ramai, karena dari waktu ke waktu penumpang semakin besar jumlahnya. Masyarakat Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk menikmati jasa pelayanan angkutan udara dengan tarif yang dapat terjangkau dan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan. Perkembangan dunia penerbangan saat ini dapat dilihat dari banyaknya maskapai penerbangan yang melayani jasa angkutan udara ke berbagai rute penerbangan baik domestik maupun internasional, dan sampai dengan tahun 2013, 18 maskapai penerbangan domestik telah terdaftar di Direktorat Jenderal 1

2 Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, antara lain adalah PT. Garuda Indonesia, PT. Merpati Nusantara Airlines, PT. Sriwijaya Air, PT. Lion Mentari Airlines, PT. Wings Air, PT. Indonesia AirAsia, PT. Trigana Air Services, PT. Sky Aviation, PT. Mandala Airlines, PT. Susi Air dan masih banyak yang lainnya. Perkembangan dan pertumbuhan industri penerbangan tersebut tidak lepas dari peningkatan jumlah pengguna jasa angkutan udara. Berdasarkan data statistik dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, pada Tahun 2012 penumpang angkutan udara untuk rute penerbangan dalam negeri tercatat sebanyak penumpang yang menggunakan jasa angkutan udara, dan di tahun 2013 telah terjadi pergerakan atau peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkutan udara sebanyak Terjadinya peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkutan udara tersebut, diakibatkan beberapa alasan yang diantaranya adalah adanya kepentingan bisnis, adanya kepentingan pariwisata, efektifitas waktu perjalanan dan berbagai urusan lainnya. Dalam kegiatan transportasi udara, maskapai penerbangan dan penumpang angkutan udara terikat oleh suatu perjanjian, yaitu perjanjian pengangkutan. Sebagaimana layaknya suatu perjanjian yang merupakan manisfestasi dari hubungan hukum yang bersifat keperdataan maka di dalamnya terkandung hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipenuhi, yaitu 2

3 penumpang harus membayar sesuai dengan harga yang telah disepakati dan maskapai penerbangan berkewajiban mengantarkan menggunakan angkutan udara sampai ke tujuan. Perjanjian pengangkutan yang terdapat pada tiket pesawat udara timbul sebagai wujud dari adanya transaksi antara maskapai penerbangan dan penumpang angkutan udara. Namun dalam perjanjian pengangkutan udara, isi dari tiket pesawat udara telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pihak maskapai penerbangan secara sepihak yang sifatnya mengikat dan wajib dipenuhi oleh penumpang angkutan udara. Perjanjian yang demikian itu, biasa dikenal dengan perjanjian baku. Pada umumnya perjanjian baku cenderung dibuat untuk melindungi kepentingan pihak produsen atau maskapai penerbangan, sehingga kondisi tersebut sangat menguntungkan bagi maskapai penerbangan, dan sebaliknya konsumen atau penumpang tidak mempunyai kebebasan yang seimbang dalam penyusunan isi/syarat perjanjian, penumpang hanya mempunyai pilihan antara setuju atau tidak setuju dengan isi dari perjanjian tersebut. Tiket pesawat udara juga dapat dikatakan sebagai suatu perjanjian pengangkutan antara maskapai penerbangan dan penumpang, didalam tiket juga terdapat klausula baku yang ditetapkan oleh maskapai penerbangan, dan terkadang juga terdapat ketentuan-ketentuan yang memberatkan pihak penumpang yang berupa pencantuman syarat-syarat yang membatasi atau 3

4 bahkan meniadakan tanggung jawab secara sepihak. Pencantuman klausula pada suatu dokumen yang membatasi, mengecualikan atau bahkan meniadakan tanggung jawab produsen ini menyebabkan perjanjian baku sering dituding sebagai perjanjian yang tidak adil. Sehingga dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mempelajari tentang Klausul Baku pada tiket badan usaha angkutan udara niaga berjadwal (studi kasus PT. Lion Mentari Airlines) berdasarkan peraturan-peraturan yang ada di Indonesia. B. Perumusan Masalah Fokus penelitian ini adalah menyangkut klausul baku pada tiket badan usaha angkutan udara niaga berjadwal, ditinjau dari beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penerbangan, KUHPerdata maupun perlindungan konsumen. Hal ini didasari oleh adanya keluhan atau pengaduan penumpang angkutan udara yang tidak mendapatkan haknya sebagai penumpang sesuai dengan apa yang diharapkan karena terjebak oleh ketentuan bersyarat atau klausul baku yang telah ditetapkan secara sepihak oleh maskapai penerbangan yang mana hal tersebut terdapat pada tiket pesawat udara. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka permasalahan yang akan dikaji adalah sebagai berikut: 1. Apakah peraturan perundang-undangan dibidang penerbangan dan konsumen telah menjamin hak-hak penumpang? 4

5 2. Apakah klausul baku dalam tiket yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan telah menjamin hak-hak dari penumpang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Subyektif a. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman penulis terutama mengenai teori-teori yang telah penulis peroleh dalam perkuliahan. b. Untuk memperoleh data dan pengetahuan sebagai hasil penelitian untuk menjawab permasalahan yang ada dalam rangka memudahkan penyusunan penulisan hukum untuk memenuhi persyaratan dalam meraih gelar Magister Hukum. c. Untuk memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu hukum. 2. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui peraturan perundang-undangan dibidang penerbangan dan perlindungan konsumen yang menjamin hak-hak penumpang. b. Untuk mengetahui klausul baku dalam tiket yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan telah menjamin hak-hak dari penumpang. 5

6 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian mengenai klausul baku pada tiket badan usaha angkutan udara niaga berjadwal diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi Pemerintah dalam membuat suatu kebijakan yang sesuai dengan perlindungan konsumen berkaitan dengan klausul baku pada tiket badan usaha angkutan udara niaga berjadwal. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pustaka bagi para akademisi, praktisi hukum dan bagi pengguna jasa angkutan udara. 6