BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 17 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori Turnover Intention Pengertian turnover intention telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Menurut Norita (2014), intensi turnover adalah adanya niatan atau keinginan individu yang secara sadar dan penuh pertimbangan untuk mencari alternatif pekerjaan dan meninggalkan perusahaan tempat ia bekerja sekarang ke perusahaan lain. Hal ini serupa dengan pendapat Tett dan Meyer (dalam Rizqi dan Ridwan, 2015) yang menyatakan turnover intention sebagai sebuah hasrat dan keinginan yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk meninggalkan organisasi, yang intervalnya sering diukur secara spesifik (misalkan dalam waktu 6 bulan) dan yang akhirnya dideskripsikan dalam tindakan penarikan diri. Menurut Harnoto (dalam Suciati et. al, 2015), turnover intention adalah kadar intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya intensi turnover ini dan diantaranya adalah keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pasewark dan Strawser (dalam Kurnia, 2010) mendefinisikan turnover intention sebagai keinginan berpindah kerja yang mengacu pada keinginan karyawan untuk mencari alternatif pekerjaan lain yang belum diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata. Menurut Zeffane (dalam Hanafiah, 2014), intensi turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaanya secara

2 18 sukarela menurut pilihannya sendiri. Turnover intention merupakan hal yang biasa terjadi pada setiap perusahaan karena setiap karyawan mempunyai harapan yang berbeda-beda (Permana et. al, 2015). Menurut Kim (2015) penyebab turnover intention adalah motivasi kerja karyawan yang rendah, dukungan dari atasan serta tingkat kepuasan karyawan yang salah satu penyebabnya dikarenakan kompensasi. Menurut Hasibuan (2008), perputaran karyawan (labor turnover) adalah pembanding antara masuk dan berhentinya karyawan dari suatu perusahaan. Turnover dapat berupa pengunduran diri, perpindahan keluar unit organisasi, pemberhentian atau kematian anggota organisasi. Turnover yang tinggi pada suatu bidang dalam suatu organisasi, menunjukkan bahwa bidang yang bersangkutan perlu diperbaiki kondisi kerjanya atau cara pembinaannya. Dalton, Krackhardt dan Porter (dalam York, 2010:91) mengklasifikasikan turnover menjadi: 1. Turnover secara sukarela (voluntary turnover) a. Turnover secara sukarela yang dapat dihindari (avoidable voluntary turnover) terjadi ketika karyawan menemukan kesempatan pekerjaan yang lebih baik di tempat lain. b. Turnover secara sukarela yang tidak dapat dihindari (unavoidable voluntary turnover) terjadi dikarenakan salah satu anggota keluarga karyawan pindah lokasi pekerjaan.

3 19 2. Turnover secara tidak sukarela (Involuntary turnover) a. Turnover secara tidak sukarela dapat dihindari (avoidable involuntary turnover) terjadi ketika karyawan terkena PHK. b. Turnover secara tidak sukarela dan tidak dapat dihindari (unavoidable involuntary turnover) terjadi karena kejadian yang tidak biasa, seperti kondisi medis atau kesehatan yang parah. Menurut Permana et. al (2015), perpindahan sukarela mempunyai dua sifat yaitu sifat dapat dihindari dan tidak dapat dihindari sebagaimana yang akan dijelaskan di bawah ini: 1. Perpindahan sukarela yang dapat dihindari Dalam hal ini perusahaan dapat melakukan langkah-langkah pencegahan seperti memberikan kompensasi yang baik, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, memberikan deskripsi atau tugas pekerjaan yang baik dan sebagainya, yang bertujuan agar karyawan tidak berpindah ke perusahaan lain yang menawarkan segala sesuatu yang lebih baik. 2. Perpindahan sukarela yang tidak dapat dihindari Dalam perpindahan sukarela yang tidak dapat dihindari misalnya mengikuti pasangan yang pindah kerja, perubahan arah karir individu, ingin mengurus keluarga di rumah atau kehamilan dimana hal-hal speerti ini perusahaan tidak mempunyai upaya untuk menahan karyawannya agar tetap tinggal di perusahaan.

4 Faktor-faktor Terjadinya Turnover Intention Kurnia (2010), menyebutkan beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu terjadinya keinginan individu untuk keluar masuk organisasi seperti ketidaknyamanan dalam bekerja, faktor lingkungan, ketidakseimbangan antara imbalan yang diterima dengan pekerjaan yang dilakukan, kepuasan kerja, komitmen terhadap organisasi, jarak antara tempat tinggal dan lokasi tempat bekerja serta adanya keinginan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Faktorfaktor lain yang turut mempengaruhi adalah kondisi pasar tenaga kerja, ekspetasi tentang kesempatan pekerjaan alternatif, keterlibatan dalam pekerjaan, otonomi pekerjaan, konflik peran, panjang masa jabatan dalam organisasi serta tersedianya kesempatan untuk peningkatan karir. Babajide (2010) menjelaskan bahwa faktor personal seperti kepuasan kerja, kehidupan kerja dan keluarga, kesehatan dan komitmen organisasi memiliki kontribusi terhadap turnover intention. Kim (2015) menjabarkan penyebab turnover intention menjadi 3 kategori, yaitu: 1. Faktor lingkungan eksternal yang terdiri dari krisis finansial dan ekonomi. 2. Faktor individu yang terdiri dari perbedaan jenis kelamin dan umur. 3. Faktor organisasi yang terdiri dari beban kerja, kompensasi, promosi, keseimbangan kehidupan kerja, dukungan supervisi dan pelatihan Dampak Turnover Intention Syekh (2013) berpendapat mengenai turnover intention yaitu disadari atau tidak keinginan berpindah karyawan yang berujung pada keluarnya karyawan

5 21 akan membawa dampak negatif bagi perusahaan. Sebab disamping dapat menciptakan ketidakstabilan dan ketidakpastian terhadap kondisi tenaga kerja, juga peningkatan biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan sampai biaya rekrutmen dan pelatihan kembali. Menurut Harnoto (dalam Dharma, 2013), dampak turnover intention bagi organisasi, yaitu: 1. Biaya penarikan karyawan Menyangkut waktu dan fasilitas untuk wawancara dalam proses seleksi karyawan, penarikan dan mempelajari penggantian. 2. Biaya latihan Menyangkut waktu pengawas, departemen personalia dan karyawan yang dilatih. 3. Apa yang dikeluarkan buat karyawan lebih kecil dari yang dihasilkan karyawan baru tersebut. 4. Tingkat kecelakaan para karyawan baru, biasanya cenderung tinggi. 5. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan. 6. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya. 7. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru. 8. Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan penyerahan.

6 Kompensasi Finansial Definisi mengenai kompensasi telah banyak ditelaah dan ditulis dalam berbagai literatur baik peneliti maupun akademisi. Menurut Hasibuan (2008: ), kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi merupakan pengeluaran dan biaya bagi perusahaan. Perusahaan mengharapkan agar kompensasi yang dibayarkan memperoleh imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan. Jadi, nilai prestasi kerja karyawan harus lebih besar dari kompensasi yang dibayar perusahaan, supaya perusahaan mendapatkan laba dan kontinuitas perusahaan terjamin. Berdasarkan uraian tersebut jelaslah pentingnya masalah kompensasi ini untuk karyawan dari karyawan dan perusahaan. Menurut Thaief et. al, (2015), kompensasi adalah sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka kepada perusahaan. Menurut Dessler (2013:352), kompensasi karyawan merupakan semua bentuk pembayaran atau imbalan bagi karyawan dan muncul dari pekerjaan mereka. Dewi (dalam Norita 2014), mendefinisikan kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa yang diberikan oleh organisasi atas pekerjaan yang dilakukan. Kompensasi dapat digunakan untuk memikat dan mempertahankan karyawan pada perusahaan (Permana et. al, 2015). Hal ini sejalan dengan pendapat Makena et. al (2015) yang mengatakan bahwa kompensasi adalah lem yang mengikat karyawan dan pemilik perusahaan atau majikan yang sama di

7 23 sektor yang terorganisir, yang lebih lanjut dikodifikasi dalam bentuk kontrak atau dokumen berasaskan hukum yang merinci dengan detail berapa banyak komponen kompensasi yang harus dibayar, imbalan dan reward juga termasuk dalam kompensasi yang penting bagi karyawan. Kompensasi mempunyai pengaruh yang besar dalam penarikan karyawan, motivasi, produktivitas, dan tingkat perputaran karyawan. Menurut Norita (2014), sistem kompensasi harus dikelola secara serius dan tepat oleh perusahaan karena jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan ketidakpuasan pembayaran (pay dissatisfaction) yaitu perasaan ketidakpuasan karyawan atas balas jasa yang diterimanya yang berdampak pada turnover. Hal ini sejalan dengan pendapat Syekh (2013) yaitu bahwa kompensasi finansial dapat dihubungkan dengan keinginan berpindah karyawan, karena kompensasi mencerminkan nilai karya karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Sistem kompensasi juga berpotensi sebagai salah satu sarana terpenting dalam membentuk perilaku dan mempengaruhi kinerja. Namun demikian banyak organisasi mengabaikan potensi tersebut dengan suatu persepsi bahwa kompensasi tidak lebih sekedar biaya yang harus diminimimalisasi. Tanpa disadari beberapa organisasi yang mengabaikan potensi penting dan berpersepsi keliru telah menempatkan sistem tersebut justru sebagai sarana meningkatkan perilaku yang tidak produktif. Menurut Handoko (2010:155), mengatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja. Faktor pendorong penting yang menyebabkan manusia bekerja adalah adanya kebutuhan

8 24 dalam diri manusia yang harus dipenuhi. Dengan kata lain, berangkat dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia bekerja dengan menjual tenaga, pikiran dan juga waktu yang dimilikinya kepada perusahaan dengan harapan mendapatkan kompensasi (imbalan). Secara umum, kompensasi merupakan sebagian kunci pemecahan permasalahan bagaimana membuat anggota berbuat sesuai dengan keinginan organisasi. Sistem kompensasi ini akan membantu menciptakan kemauan diantara orang-orang yang berkualitas untuk bergabung dengan organisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan organisasi yang berarti bahwa karyawan harus merasa dengan melakukannya mereka akan mendapatkan kebutuhan penting yang mereka perlukan termasuk interaksi sosial, status, penghargaan, pertumbuhan dan perkembangan dan kompensasi tersebut karyawan dapat meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja serta meningkatkan kebutuhan hidupnya. Masalah kompensasi bukan hanya penting karena merupakan dorongan utama seseorang menjadi karyawan, tapi juga besar pengaruh terhadap semangat dan gairah kerja para karyawan. Besarnya kompensasi yang diterima karyawan mencerminkan jabatan, status dan tingkat pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan bersama keluarganya. Apabila kompensasi yang diterima karyawan semakin besar, berarti jabatannya semakin tinggi, statusnya semakin baik serta pemenuhan kebutuhan yang dinikmatinya semakin banyak pula. Sehingga kepuasan kerja karyawan semakin baik dan hasil kerja pun akan baik. Dengan demikian maka setiap badan

9 25 usaha harus dapat menetapkan kompensasi yang paling tepat, sehingga dapat menopang mencapai tujuan badan usaha secara lebih efektif dan lebih efisien. Menurut Mondy (2008:12), karyawan individual dan kekuatan pasar merupakan kriteria upah paling penting, namun pekerjaan itu sendiri tetap merupakan faktor penting terutama pada perusahaan-perusahaan yang menganggap keadilan bayaran internal sebagai masalah penting. Organisasi - organisasi tersebut memberikan bayaran untuk nilai yang melekat pada tugas dan tanggung jawab tertentu serta faktor-faktor lain yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut seperti kondisi kerja. Hal ini adalah sangat penting sebab komponen yang diberikan kepada para karyawan terlalu kecil bila dibandingkan badan usaha lain, dan hal ini dapat menyebabkan karyawan pindah ke badan usaha yang lain. Faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi, yaitu penawaran dan permintaan tenaga kerja, kemampuan dan kesediaan perusahaan, serikat buruh/ organisasi karyawan, produktivitas kerja karyawan, pemerintah dengan Undang - Undang dan Keputusan Presiden, biaya hidup, posisi jabatan karyawan, pendidikan dan pengalaman kerja, kondisi perekonomian nasional serta jenis dan sifat pekerjaan (Hasibuan, 2008:127). Dessler (2013:352) membagi bentuk-bentuk kompensasi, diantaranya kompensasi finansial yaitu bentuk kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan dalam bentuk uang atas jasa yang mereka sumbangkan pada pekerjaannya dan kompensasi non finansial yaitu imbalan yang diberikan kepada karyawan bukan dalam bentuk uang, tetapi lebih mengarah pada penghargaan seperti pekerjaan yang lebih menantang, jam kerja yang lebih luas, imbalan karir, jaminan sosial

10 26 atau bentuk-bentuk lain yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Aspek-aspek kompensasi non finansial diantaranya pekerjaan dan lingkungan pekerjaan. Menurut Mondy (2008:4-5), bentuk dari kompensasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu: 1. Kompensasi Finansial (financial compensation) Kompensasi finansial artinya kompensasi yang diwujudkan dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan. Kompensasi finansial implementasinya dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: a. Kompensasi finansial langsung (direct financial compensation) adalah pembayaran berbentuk uang yang karyawan terima secara langsung dalam bentuk gaji/upah, tunjangan ekonomi, bonus dan komisi. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti, sedangkan upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja dengan berpedoman pada perjanjian yang disepakati pembayarannya. b. Kompensasi finansial tak langsung (indirect financial compensation) adalah semua penghargaan keuangan yang tidak termasuk kompensasi langsung. Wujud dari kompensasi tak langsung meliputi program asuransi tenaga kerja (jamsostek), pertolongan sosial, pembayaran biaya sakit (berobat), cuti dan lain-lain.

11 27 2. Kompensasi non finansial (non-financial compensation) Kompensasi non-finansial adalah balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan bukan berbentuk uang, tapi berwujud fasilitas. Kompensasi jenis ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu: a. Kompensasi berkaitan dengan pekerjaan (non financial the job) Kompensasi non finansial mengenai pekerjaan ini dapat berupa pekerjaan yang menarik, kesempatan untuk berkembang, pelatihan, wewenang dan tanggung jawab, penghargaan atas kinerja. Kompensasi bentuk ini merupakan perwujudan dari pemenuhan kebutuhan harga diri (esteem) dan aktualisasi (self actualization). b. Kompensasi berkaitan dengan lingkungan pekerjaan (non financial job environment) Kompensasi non finansial mengenai lingkungan pekerjaan ini dapat berupa supervisi kompetensi (competent supervision), kondisi kerja yang mendukung (comfortable working conditions), pembagian kerja (job sharing). Menurut Hasibuan (2008:120), kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahaan, karyawan dan pemerintah/masyarakat. Kepentingan perusahaan dengan pemberian kompensasi yaitu memperoleh imbalan prestasi kerja yang lebih besar dari karyawan. Sedangkan kepentingan karyawan atas kompensasi yang diterima, yaitu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya dan menjadi keamanan ekonomi rumah tangganya. Bagi

12 28 perusahaan, kompensasi merupakan faktor utama dalam kepegawaian. Kebijakan sumber daya manusia banyak berhubungan dengan pertimbangan untuk menentukan kompensasi karyawan. Tingkat besar-kecilnya kompensasi sangat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat jabatan dan masa kerja karyawan Job Insecurity Menurut Hartley (dalam Dachapalli dan Parumasur, 2012) job insecurity adalah situasi diantara bekerja dan tidak bekerja karena mengacu pada karyawan yang merasa terancam pada kehilangan pekerjaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Greenhalgh dan Rosenblatt (dalam Safaria et. al, 2010) yang mendefinisikan job insecurity sebagai ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja yang terancam. Smithson dan Lewis (dalam Hanafiah, 2014), juga mengartikan job insecurity sebagai kondisi psikologis seseorang (karyawan) yang menunjukkan rasa bingung atau merasa tidak aman dikarenakan kondisi lingkungan yang berubah-ubah (perceived impermanence). Kondisi ini muncul karena banyaknya jenis pekerjaan yang sifatnya sesaat atau pekerjaan kontrak. Makin banyaknya jenis pekerjaan dengan durasi waktu yang sementara atau tidak permanen, menyebabkan semakin banyaknya karyawan yang mengalami job insecurity. Tekanan dari para pesaing perusahaan juga memberikan tekanan kepada para pengusaha untuk dalam membuat prosedur dan menekan kinerja para pegawai sehingga membuat ketidaknyamanan para pekerja (Reisel et. al, 2010).

13 29 Job insecurity juga mempengaruhi berbagai sikap organisasi dan perilaku, yang memiliki konsekuensi bagi organisasi juga. Selain berdampak pada unjuk kerja dan dukungan organisasi, job insecurity ternyata dapat juga dapat meningkatkan resistance to change karyawan, yaitu sikap karyawan yang ditunjukkan dengan keengganan untuk menerima dan melakukan perubahan (Monita, 2012). Persepsi ketidakamanan kerja yang sering dikaitkan dengan penurunan komitmen organisasi, ketidakpercayaan manajemen perusahaan, resistensi terhadap perubahan organisasi dan penurunan kinerja serta ketidakamanan kerja tampaknya memperkuat niat karyawan untuk meninggalkan perusahaan. Hellgren (dalam Dachapalli dan Parumasur, 2012), membedakan dua bentuk perbedaan pada job insecurity, yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif job insecurity adalah kekhawatiran tentang kehilangan pekerjaan dan secara kualitatif job insecurity adalah kekhawatiran mengenai kehilangan fitur pekerjaan yang penting. Dimensi kuantitatif job insecurity mengacu pada keperdulian terhadap kondisi keberadaan masa depan pekerjaan, sedangkan dalam dimensi kualitatif job insecurity mengacu pada ancaman yang dirasakan karyawan dari kualitas yang mengganggu dalam hubungan kerja misalnya kondisi kerja yang buruk, tidak adanya kesempatan dalam berkarir serta penurunan gaji. Menurut Owolabi (dalam Awan dan Salam, 2014) job insecurity adalah kondisi ketika karyawan mulai merasa terancam dan tidak berdaya melakukan hal

14 30 apapun. Job insecurity akan berdampak terhadap kesejahteraan keluarga karyawan dan masalah kehidupan sosial karyawan (Awan dan Salam, 2014). Pada karyawan dan organisasi, job insecurity berdampak dalam jangka pendek atau jangka panjang. Dalam jangka pendek akan berdampak pada kepuasan kerja, keterlibatan kerja, komitmen organisasi dan kepercayaan terhadap pemimpin seperti berkurangnya kepercayaannya pada pemimpin. Berkurangnya kepercayaan pada pemimpin berdampak pada kesalahpahaman antara pemimpin dan bawahan dalam hal pendapat. Sedangkan dalam jangka panjang akan berdampak terhadap kesehatan fisik, kesehatan mental, performa kerja dan intensi pindah kerja atau turnover (Sverke dalam Hanafiah, 2014). Untuk mengurangi persepsi dari dampak job insecurity tersebut maka diperlukan sikap hati-hati dalam implementasi kebijakan perusahaan yang baru dan diperlukan adanya komunikasi yang baik. Komunikasi akan efektif jika informasi diberikan cukup dan jelas. Peran manajemen juga sangat penting untuk membuat keseimbangan dan mencegah persepsi ketidakamanan kerja karyawan Penelitian Terdahulu Sebelum melakukan penelitian maka penulis terlebih dahulu mencari referensi dan acuan mengenai penelitian-penelitian terdahulu. Untuk daftar penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis dapat dilihat pada Tabel 3.1.

15 31 Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Hasil 1. Akwan, Suprapti dan Sintaasih, 2012 Peran Kepuasan Kerja dalam Memediasi Pengaruh Konflik Peran dan Stress Kerja terhadap Intensi Keluar (Studi pada Anantara Seminyak Resort & SPA, Bali) Konflik peran dan stress kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan turnover intention 2. Babajide, Devi dan Adnyana, 2015 Gunalan, Mustafa dan Ceylan, 2015 The Influence of Personal Factor in Worker Turnover Intention in Work Organization in South-West Nigeria. Journal Of Diversity Management Analisis Pengaruh Job Insecurity, dan Kompensasi Finansial terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover Intention Karyawan Kontrak di Bali Dynasty Resort The Mediating Effect of Organizational Support between Job Insecurity and Turnover Intention in Private Hospitals Hasil studi ini menunjukkan bahwa ada pengaruh personal yang signifkan dalam kontribusi turnover intention karyawan. Kompensasi finansial dan job insecurity sama-sama berpengaruh signifikan terhadap turnover intention karyawan Dampak dari dukungan organisasi dan rendahnya job insecurity berpengaruh terhadap turnover intention

16 32 No Peneliti Judul Hasil Pengaruh Kepuasan Kerja dan Ketidakamanan Kerja (Job Insecurity) dengan Terdapat ada pengaruh antara kepuasan kerja dan ketidakamanan kerja dengan 5. Hanafiah, 2014 Intensi Pindah intensi pindah kerja pada Kerja (Turnover) karyawan PT. BUMA Desa Pada Karyawan PT. Buma Desa Suaran Kecamatan Suaran, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau Sambaliung Kabupaten BERAU 6. Idris, Kim, Lacity dan Prasad, 2007 The Impact of Organizational Commitment Motivation and Financial Compesation on Work Satisfication and Employess Performance: An Evidence from Small Business Firms in South Sumatera, Indonesia What Increase Public Employees Turnover Intention Turnover Intentions Of Indians IS Professional Kompensasi finansial, komitmen organisasi dan motivasi kerja berhubungan positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan. Penelitiannya menyatakan bahwa penyebab turnover intention adalah motivasi kerja karyawan yang rendah, dukungan dari atasan serta tingkat kepuasan Turnover intention tidak berpengaruh terhadap komitmen organisasi, alternatif organisasi dan kondisi perusahaan data ini, namun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

17 33 No Peneliti Judul Hasil kepuasan kerja dan ketertarikan terhadap pekerjaannya Leigh Anne Paul Dachapalli dan Sanjana Brijball Parumasur, 2012 Lehong dan Hongguang, 2010 Makena, Andrew dan Dennis, Monita, 2012 Employee Susceptibility to Experiencing Job Insecurity Research on Turnover Intetion and Countermeasure of Key Employees in Xuzhou Coal Mining Groups Effects of Compensation on Job Satisfaction Among Secondary School Teachers in Maara Sub - County of Tharaka Nithi County, Kenya Job Insecurity Ditinjau dari Tingkat Trust Karyawan Biografi (jenis kelamin, usia, masa jabatan, bangsa, posisi, wilayah) secara signifikan berpengaruh terhadap job insecurity Countermeasure of Key Employees berpengaruh signifikan terhadap turnover intention Terdapat pengaruh hubungan kepuasan kerja terhadap kompensasi yang didapat oleh Guru di sekolah Maara Ada korelasi (hubungan) negatif yang signifikan antara job insecurity yang dirasakan karyawan dengan tingkat trust yang mereka miliki terhadap kelompoknya. Hal ini mengandung pengertian semakin tinggi tingkat trust yang dimiliki karyawan terhadap kelompoknya, maka semakin rendah pula job insecurity yang mereka rasakan dalam bekerja 13. Norita, 2014 Pengaruh Intensi karyawan tinggi

18 34 No Peneliti Judul Hasil Kompensasi Dan Loyalitas Karyawan Terhadap Intensi Turnover Di PT. Eramart Group Samarinda dipengaruhi oleh rendahnya kompensasi sehingga membuat loyalitas karyawan juga rendah Permana, Djudi dan Ika, 2015 Ramzan, Haviz, Ghazanfar dan Arslan, 2014 Ratnawati Kurnia, 2010 Reisel, Chia, Cesar dan Cornelius, 2010 Pengaruh Kompensasi Finansial dan Kompensasi Non Finansial Terhadap Turnover Intention Impact of Compensation on Employee Performance Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Keluar dengan Komitmen Profesi sebagai Moderating Variabel The Effects of Job Insecurity on Job Satisfication, Organizational Citizhenship Behavior, Deviant Behavior and Negative Emotions of Employees Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompensasi finansial serta kompensasi non finansial terhadap turnover intention Kompensasi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dimana jika kompensasi tinggi maka dapat memotivasi untuk meningkatkan performa kinerja karyawan Kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi keluarnya karyawan dan kepuasan kerja memiliki pengaruh negatif terhadap intensi keluar dengan komitmen profesi sebagai moderating variabel Pengaruh lingkungan kerja yang muncul disaat perekonomian dunia mengalami depresi berpengaruh signifikan terhadap job insecurity para pekerja. 18. Rizqi dan Ridwan, The Effects of Pay Adanya pengaruh yang

19 35 No Peneliti Judul Hasil 2015 Satisfaction and Affective Commitment on Turnover Intention kepuasan pembayaran gaji secara langsung maupun tidak langsung terhadap turnover intention Safaria, Ahmad dan Nubli, 2010 Suciati, Andi dan Maria, 2015 Syekh dan Dian, 2013 Thaief, Ilham, Aris, Priyono dan Syafi i, 2015 Wasim Abbas Awan dan Abdul Salam, 2014 Religious Coping, Job Insecurity and Job Stress among Javanese Academic Staff: A Moderate Regression Analysis Job Insecurity and Job Stress Effect of Turnover Intention on PT. Berkat Abadi Surya Cemerlang Semarang (HO) Pengaruh Kompensasi, Kepuasan Kerja, terhadap Turnover Intention (Studi Kasus Petrochina Int l Jabung Ltd.) Effect of Training, Compensation and Work Discipline Against Employee Job Performance Identifying the Relationship between Job Insecurity and Employee Performance- An Evidence from Private Colleges in Larkana, Pakistan Faktor agama dan stress kerja berpengaruh signifikan terhadap job insecurity Job insecurity dan stress kerja memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap turnover intention Faktor- faktor yang mempengaruhi turnover intention adalah kepuasan kerja, komitmen organisasi serta kompensasi. Pelatihan, kompensasi dan disiplin kerja memiliki pengaruh terhadap performa karyawan Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat umur jenis kelamin dan performa kerja terhadap job insecurity. 24. Wyne dan Sophie, The Impact of the Faktor lingkungan kerja

20 36 No Peneliti Judul Hasil 2014 Financial and Economic Crisis on Turnover Intention in the U.S. Federal Government eksternal pada dampak krisis ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap turnover intention karyawan. 25. Yasadiputra dan Putra, 2014 Pengaruh Organizational Justice serta Job Insecurity terhadap Job Satisfication Pegawai Konrak pada PT. WICO INTERNA, Singaraja, Bali Sumber: Data Sekunder Penelitian, 2016 Organizational Justice berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan berpengaruh negatif serta signifikan terhadap job insecurity 3.3. Kerangka Pemikiran Fenomena krisis harga komoditas pada industri batubara juga berdampak pada PT. AHK, sehingga dalam menghadapi hal tersebut perusahaan melakukan tindakan efisiensi. Efisiensi yang dilakukan PT. AHK yaitu seperti menghilangkan jam lembur ataupun perubahan sistem kebijakan kompensasi kepada karyawannya. Sejalan dengan pendapat Aryani (2015), yang menyebutkan bahwa perubahan lingkungan bisnis dalam industri batubara yang terjadi diakibatkan oleh penurunan harga komoditas batubara sehingga menyebabkan banyaknya perusahaan - perusahaan industri batubara yang mengalami kerugian dan melakukan efisiensi sebagai langkah penghematan. Pengaruh negatif dari dampak krisis tersebut dapat menyebabkan turnover intention karyawan. Permasalahan turnover intention ini diangkat dalam penelitian karena dilatarbelakangi oleh tingginya intensitas karyawan yang keluar yang disebabkan

21 37 oleh keinginan dari karyawan itu sendiri pada tahun 2015 di PT. AHK. Menurut Akwan, Suprapti dan Sintaasih (2012), intensi keluar dapat berarti suatu keinginan untuk berpindah tetapi belum sampai pada tahap realisasi yaitu melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat kerja lain. Faktor penyebab dari tingginya turnover intention di PT. AHK yaitu dari faktor kompensasi finansial dan job insecurity. Pada kenyataannya motivasi dasar kebanyakan orang menjadi pegawai pada suatu perusahaan adalah untuk mencari nafkah. Timbulnya fenomena kondisi krisis dan adanya kebijakan efisiensi ini mencerminkan pandangan kepada para karyawan yang bekerja di PT. AHK menjadi cemas dan membuat mereka berfikiran untuk keluar dari perusahaan agar dan mencari perusahaan yang dapat memberikan kompensasi lebih baik. Menurut Mondy (2008:4), kompensasi finansial artinya kompensasi yang diwujudkan dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan. Sistem kompensasi harus dikelola secara serius dan tepat oleh perusahaan karena jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan ketidakpuasan karyawan atas balas jasa yang diterimanya dan akan berdampak pada turnover intention. Pada hasil penelitian Permana et. al (2015), terdapat pengaruh korelasi yang bertanda negatif dan signifikan antara kompensasi finansial terhadap turnover intention. Selain kompensasi, faktor job insecurity juga mempengaruhi turnover intention. Greenhalgh dan Rosenblatt (dalam Safaria et. al, 2010) mendefinisikan job insecurity sebagai ketidakberdayaan untuk mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja yang terancam. Dampak krisis yang terjadi

22 38 tidak hanya berpengaruh terhadap efisiensi yang dilakukan perusahaan, namun juga menyebabkan adanya ketidakpastian lingkungan bisnis dalam industri batubara yang berakibat pada ketidakpastian masa depan kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan yang tidak stabil mengakibatkan pada kekhawatiran karyawan mengenai status pekerjaan mereka ke depannya, sehingga hal ini memicu beberapa niat karyawan untuk mencari alternatif pekerjaan lain. Hanafiah (2014) mengatakan bahwa ketidakamanan kerja (job insecurity) berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap intensi pindah kerja karyawan (turnover Intention). Berdasarkan kajian pustaka, penelitian terdahulu, dan permasalahan pada penelitian ini maka dirumuskan kerangka pemikiran pada Gambar 3.1. KOMPENSASI FINANSIAL (X1) (Mondy, 2008) JOB INSECURITY (X2) (Adkins (dalam Yasadiputra dan Putra, 2014)) H1 H2 TURNOVER INTENTION (Y) (Mobley (dalam Akwan et. al, 2012)) H3 Gambar 3.1 Kerangka Berfikir Penelitian

23 Hipotesis Dari kerangka berfikir yang telah digambarkan dalam Gambar 3.1. terdapat beberapa hipotesis yang timbul, yaitu: 1. Hipotesis 1: Ho : Tidak ada pengaruh antara kompensasi finansial terhadap turnover intention karyawan pada PT. AHK. Ha : Terdapat pengaruh negatif antara kompensasi finansial terhadap turnover intention karyawan pada PT. AHK. 2. Hipotesis 2: Ho : Tidak ada pengaruh antara job insecurity terhadap turnover intention karyawan pada PT. AHK. Ha : Terdapat pengaruh positif antara job insecurity terhadap turnover intention karyawan pada PT. AHK. 3. Hipotesis 3: Ho : Tidak ada pengaruh antara kompensasi finansial dan job insecurity terhadap turnover intention karyawan pada PT. AHK. Ha : Terdapat pengaruh antara kompensasi finansial dan job insecurity terhadap turnover intention karyawan pada PT. AHK.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Turnover Intention 2.1.1 Pengertian Turnover Intention Turnover intention adalah kecenderungan niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perspektif manajemen sumber daya manusia strategis yang paling mendasar adalah asumsi keberhasilan sebuah kinerja organisasi dipengaruhi oleh tindakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu memanfaatkan sumber daya-sumber daya lainnya yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. mampu memanfaatkan sumber daya-sumber daya lainnya yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Intention To Quit 2.1.1. Pengertian Intention To Quit Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan (jasa), dan insentif

Lebih terperinci

PERAN KEPUASAN KERJA PADA HUBUNGAN JOB INSECURITY

PERAN KEPUASAN KERJA PADA HUBUNGAN JOB INSECURITY ABSTRAK PERAN KEPUASAN KERJA PADA HUBUNGAN JOB INSECURITY TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH KERJA PEGAWAI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI BALI PENUGASAN LEMBAGA OTORITAS JASA KEUANGAN Pegawai yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan memiliki peran sentral dalam menggerakkan roda perkembangan dan laju produktivitas perusahaan, karena manusia merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA Oleh: Reza Rizky Aditya Abstrak Sumber daya manusia salah satu sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kompensasi 2.1.1.1 Pengertian Kompensasi Pengertian kompensasi secara umum merupakan balas jasa yang diberikan atas hasil kerja dan kontribusi yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ditengah iklim persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk selalu bisa beradaptasi dalam menghadapi situasi perekonomian yang tidak menentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjelasan Teoritis 1. Komitmen Organisasi a. Pengertian Komitmen Organisasi Dalam prilaku organisasi, terdapat beragam definisi tentang komitmen organisasi. Sebagai suatu sikap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Turnover masih merupakan masalah yang sering dihadapi dalam industri kesehatan. Sekilas gambaran mengenai masalah turnover di industri kesehatan di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mengendalikan biaya ketenagakerjaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dipandang sebagai asset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam tiap proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Setiap orang karyawan yang bekerja dengan serius bukan sekedar bertujuan untuk mendapatkan prestasi dan menunjukan kemampuan yang dimiliki saja tetapi, alasan lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin (disamping misi lainnya) harus siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin (disamping misi lainnya) harus siap untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai banyak cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan mutu SDM sehingga menjadi tenaga yang berkualitas, meningkatnya perkembangan dunia usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perusahaan tidak hanya mementingkan peningkatan pendapatan atau kinerja perusahaan saja, kesadaran perusahaan mengenai pentingnya kualitas dari sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Manajemen yang baik akan memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Manajemen yang baik akan memudahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen adalah sebuah organisasi dimana dalam menjalankan aktivitasnya perlu diatur agar dapat berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai. Oleh sebab itulah diperlukan

Lebih terperinci

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

PENETAPAN PANITIA PENGUJI 1 DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PEGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN ORISINALITAS... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR

Lebih terperinci

Daniel Andries Binus University, Jakarta, DKI Jakarta Indonesia. Abstrak

Daniel Andries Binus University, Jakarta, DKI Jakarta Indonesia. Abstrak ANALISIS PENGARUH JOB INSECURITY, KOMITMEN ORGANISASI, KEPUASAN KERJA, DAN KEPERCAYAAN ORGANISASI TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA PT. UTAMA JAYA PERKASA Daniel Andries Binus University, Jakarta, DKI Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia yang produktif sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka (Handoko, 2001:155). Masalah kompensasi merupakan fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam suatu perusahaan diperlukan sumber daya manusia yang handal, ahli, dan terampil untuk memajukan perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi Kompensasi dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sebelum kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS. Dengan menjadi bagian dari perusahaan, karyawan dididik untuk berkomitmen

BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS. Dengan menjadi bagian dari perusahaan, karyawan dididik untuk berkomitmen BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1. Komitmen Organisasi Ketika perusahaan menawarkan pekerjaan dan pelamar kerja menerima tawaran tersebut, pelamar kerja tersebut telah menjadi bagian dari

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor industri yang sangat menjanjikan. Data menunjukkan bahwa persentase pertumbuhan industri makanan cenderung meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut werther (2002:5). Yang menyatakan bahwa Kunci memenangkan. senantiasa melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut werther (2002:5). Yang menyatakan bahwa Kunci memenangkan. senantiasa melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya saat ini masi menjadi pusat perhatian dan tumpuhan bagis setiap organisasi atau perusahaan untuk dapat bertahan di era globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Ada berberapa pendapat para ahli mengenai pengertian manajemen sumber daya manusia seperti: Menurut Hasibuan (2013:10), Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pada tahun 2013 menjadi (www.bps.go.id). Jadi dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pada tahun 2013 menjadi (www.bps.go.id). Jadi dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dewasa ini industri makanan di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka industri makanan ikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya agar mereka mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya agar mereka mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Grand Theory 2.1.1. Teori Motivasi Secara psikologi, aspek penting dalam kepemimpinan kerja adalah sejauh mana pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja SDM-nya agar mereka

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Turnover Intention Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan yakni mengenai pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Keperilakuan 2.1.1.1 Pengertian Akuntansi Keperilakuan Akuntansi adalah suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu diantaranya adalah turnover intention. Turnover menurut Robbins dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu diantaranya adalah turnover intention. Turnover menurut Robbins dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kinerja karyawan banyak dipenuhi dengan fenomena dari sikap karyawan, salah satu diantaranya adalah turnover intention. Turnover menurut Robbins dan Judge (2009) adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Sebelum kita lebih jauh mengupas masalah kompensasi dan motivasi, ada perlunya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan dituntut untuk lebih aktif

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan dituntut untuk lebih aktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki, serta mempertahankan guru yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki, serta mempertahankan guru yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan hal sangat penting karena mempunyai peranan dalam keberlangsungan hidup organisasi Panggabean (2004:12).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional 2.1.1 Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009:90) gaya kepemimpinan transaksional adalah model kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Literatur. Robbins (2009). Teori Herzberg (1966) dalam Kanungo (1979) membedakan antara

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Literatur. Robbins (2009). Teori Herzberg (1966) dalam Kanungo (1979) membedakan antara BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Literatur 2.1.1 Extrinsic Motivation 2.1.1.1 Definisi Extrinsic Motivation Extrinsic Motivation dapat didefinisikan sebagai kesediaan individu untuk mengerahkan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun keunggulan lebih dari para pesaing, sehingga perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun keunggulan lebih dari para pesaing, sehingga perusahaan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan pangsa pasar yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Manajemen Sumberdaya Manusia 2.1.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Penilaian kualitas terhadap sumberdaya manusia dimaksudkan agar menjadi sumberdaya manusia yang professional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan yang sudah ada. Disinilah dituntut adanya peranan. stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan yang sudah ada. Disinilah dituntut adanya peranan. stratejik dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan satu satunya aset penting suatu organisasi yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. Sumber daya manusia dapat mempengaruhi efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi dalam melaksanakan persaingan bisnis dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dan dukungan karyawan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha ritel modern merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi

Lebih terperinci

PENGARUH JANGKA PENDEK JOB INSECURITY DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN OUTSOURCING DI PT. ASKES (PERSERO) KANTOR PUSAT

PENGARUH JANGKA PENDEK JOB INSECURITY DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN OUTSOURCING DI PT. ASKES (PERSERO) KANTOR PUSAT PENGARUH JANGKA PENDEK JOB INSECURITY DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN OUTSOURCING DI PT. ASKES (PERSERO) KANTOR PUSAT Elven Martini 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Job insecurity adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan rancu yang dialami para UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Job insecurity adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan rancu yang dialami para UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Job insecurity adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan rancu yang dialami para pekerja yang di sebabkan berbagai perubahan yang terjadi dalam organisasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Menurut Rachmawati (2007:146) kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. Aspek penting dari kualitas kerja adalah rasa percaya diri terhadap kontinuitas

BAB 6 PEMBAHASAN. Aspek penting dari kualitas kerja adalah rasa percaya diri terhadap kontinuitas BAB 6 PEMBAHASAN 6.1. Hasil Penelitian Aspek penting dari kualitas kerja adalah rasa percaya diri terhadap kontinuitas dan progresivitas dari pekerjaan yang sedang dilakukan. Bagi kebanyakan karyawan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak berdampak pada perpindahan karyawan ( Employee movement ) salah

BAB I PENDAHULUAN. tidak berdampak pada perpindahan karyawan ( Employee movement ) salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dunia bisnis akhir ini begitu cepat sihingga perkembangan strategi persaingan dalam bisnispun dituntut berkembang dengan cepat pula dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Turnover. Definisi Intensi turnover menurut Harnoto (2002) adalah kadar atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Turnover. Definisi Intensi turnover menurut Harnoto (2002) adalah kadar atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Turnover 1. Pengertian Intensi Turnover Definisi Intensi turnover menurut Harnoto (2002) adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan, banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset terpenting dalam sebuah organisasi, yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. SDM secara tidak langsung dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KOMPESANSI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. SEMI BARU SAMARINDA. Oleh : HERIYANTO

PENGARUH PEMBERIAN KOMPESANSI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. SEMI BARU SAMARINDA. Oleh : HERIYANTO PENGARUH PEMBERIAN KOMPESANSI LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. SEMI BARU SAMARINDA Oleh : HERIYANTO Dosen Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT "The Effect

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan karyawan atas kompensasi finansial langsung terhadap intention to leave karyawan di Borma Toserba

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan aspek krusial yang menentukan keefektifan suatu organisasi. Kinerja suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejala globalisasi mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan multinasional yang masuk dan ikut berperan dalam kancah perekonomian. Hal ini tentu saja menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena sebagai ujung tombak perusahaan sehingga praktek manajemen Sumber Daya Manusia atau SDM harus diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. PT. Midi Utama Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. PT. Midi Utama Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan PT. Midi Utama Indonesia, Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang retail yang berdiri pada bulan juni 2007. Perusahaan memiliki kantor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tenaga kerja yang berlebih di Indonesia, membuat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah tenaga kerja yang berlebih di Indonesia, membuat beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah tenaga kerja yang berlebih di Indonesia, membuat beberapa perusahaan tertentu merasa memiliki posisi tawar yang tinggi, sehingga manusia atau karyawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung). Penelitian ini menggunakan metode survey

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung). Penelitian ini menggunakan metode survey BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Brantas (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Dosen: (Studi Terhadap Kinerja Dosen pada Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia menuntut adanya persaingan yang ketat di dalamnya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain faktor lain seperti modal. Perusahaan perlu mengelola SDM itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor produksi, proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan utama yang disebut dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu factor yang mampu menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu factor yang mampu menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu factor yang mampu menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam suatu organisasi adalah factor sumber daya manusia (SDM). Keunggulan bersaing suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia semakin penting artinya di dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia semakin penting artinya di dalam menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan bisnis dan tingginya biaya tenaga kerja mengharuskan perusahaan menerapkan kebijakan dalam pengambilan keputusan. Peranan sumber daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bisa bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bisa bersumber dari tabungan nasional dan pinjaman luar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tabungan dan Investasi merupakan indikator tingkat pertumbuhan ekonomi. Negara berkembang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan sumber dana yang besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor dominan dalam penentuan jalannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan faktor dominan dalam penentuan jalannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor dominan dalam penentuan jalannya roda usaha suatu perusahaan, karena manusia adalah faktor pendukung yang utama dalam berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi aset penting yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat, hal ini mengakibatkan sebuah perusahaan diharapkan mampu menggunakan sumber daya manusia dengan baik dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi manusia dengan lingkungannya sering kali menimbulkan berbagai macam masalah mulai dari standar kebutuhan hidup yang terus meningkat, membuat manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. karyawan yang handal. Proses ini tidak hanya membutuhkan biaya dari sisi

BAB II TINJAUAN TEORI. karyawan yang handal. Proses ini tidak hanya membutuhkan biaya dari sisi BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Employee retention 2.1.1 Defenisi Employee retention Karyawan merupakan aset utama hampir disetiap organisasi, namun butuh biaya yang tinggi untuk merekrut, mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai sistem kerja, maksudnya adalah bahwa di dalam setiap aktifitas suatu organisasi perlu memiliki kerjasama harmonis, melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Kompensasi meliputi pembayaran tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam bentuk benefit dan pelayanan ( jasa ), dan insentif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keadilan (equity theory) Penelitian ini berpatokan pada teori keadilan yang dikembangkan oleh Adams pada tahun 1963.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karyawan dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu aset penting yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal, mesin, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergantian era industri ke era informasi menjadikan perekonomian masyarakat Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan masyarakat Indonesia sudah mulai banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Stres Kerja Mangkunegara (2005: 28), mengatakan bahwa stres kerja adalah: perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi

Lebih terperinci

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012).

B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Sumber Daya Manusia. kerja untuk mencapai tujuan organisasi (Bangun, 2012). B AB I I KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sumber Daya Manusia a. Pengertian Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia dapat difenisikan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang siap untuk berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini diperlukan dukungan karyawan yang cakap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini semakin bertambah pesat. Hal ini disebabkan karena, perekonomian dunia bergerak ke arah perekonomian terbuka dan global.

Lebih terperinci

SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI

SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI SISTEM KOMPENSASI PEGAWAI 1. Latar Belakang Salah satu tujuan utama seorang menncari pekerjaaan adalah untuk mendapat sejumlah nominal penghasilan yang akan dibayarkan oleh perusahaan atau yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Deskripsi Konsep 2.1.1. Pengertian Upah Pungut Upah pungut menurut Muljani (2002) merupakan salah satu faktor yang memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat dan terus berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen biasanya dipergunakan antara lain sebagai seperangkat proses,sekelompok orang, suatu disiplin atau wilayah kajian atau suatu karier. Menurut Robbins

Lebih terperinci

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen bukanlah sesuatu yang bisa hadir begitu saja, karena itu untuk menghasilkan karyawan yang memiliki komitmen yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, keberhasilan sebuah perusahaan bukan hanya tergantung dari pemodalan secara riil yaitu berbentuk uang. Namun ada hal penting yang juga berpengaruh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Newstrom (dalam Arijanto, 2011:1) mengemukakan bahwa job satisfaction is the

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Newstrom (dalam Arijanto, 2011:1) mengemukakan bahwa job satisfaction is the 2.1 Kajian Teoretis BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1.1 Kepuasan Kerja Guru Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan suatu keadaan yang menunjukkan sikap positif atas hasil yang dicapai

Lebih terperinci

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA

Oleh. Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 BAHAN AJAR M S D M. Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA BAHAN AJAR M S D M Oleh Dr. Zainuddin Iba, SE., M.M 27 November 2017 Bagian-2 KOMPENSASI DAN BALAS JASA 1 A. KOMPENSASI 1. Pengertian Kompensasi Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpangkas dan kurang diperhatikan, hal ini tentu akan menimbulkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. terpangkas dan kurang diperhatikan, hal ini tentu akan menimbulkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini industri penerbit dan percetakan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, terbukti dengan menjamurnya usaha serupa di kota Surakarta, di tengah persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini Indonesia sedang bersaing dalam ketatnya persaingan yang terjadi karena MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN yang merupakan bentuk realisasi dari tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara

BAB II LANDASAN TEORI. tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karyawan/Pegawai Definisi pegawai menurut (Mardiasmo, 2011) adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/tenaga kerja

Lebih terperinci