Perlakuan (pembinaan UKM) merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam menumbuh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perlakuan (pembinaan UKM) merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam menumbuh"

Transkripsi

1 Pendampingan Manajemen Usaha terhadap peningkatan kualitas pembinaan pada Usaha Kecil Menenga Pendampingan Manajemen Usaha terhadap peningkatan kualitas pembinaan pada Usaha Kecil Menengah Oleh : Mudjiarto Universitas Esa Unggul, Jakarta ABSTRAKSI Pembinaan dan pendampingan yang dilakukan bertujuan untuk peningkatan secara kualitas pembinaan yang diberikan terhadap Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) dari Program Kemitraan PT. Jasa Marga periode tahun 20010/2011. Perlakuan (pembinaan UKM) merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam menumbuh 1 / 43

2 kembangkan usaha kecil dan koperasi dalam bentuk, bantuan modal serta pembinaan manajemen usaha melalui program kemitraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pembinaan dan pendampingan ini sasarannya adalah petugas/pegawai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari BUMN. Diharapkan dari Program tersebut mempunyai outcome kualitas program yang diharapkan didalam pembinaan UKM. Bebagai kegiatan telah dilaksanakan berkaitan dengan Program Kemitraan dan Bantuan Lingkungan (PKBL). Namun berbagai hambatan dan kepentingan yang ada merupakan permasalahan yang dapat melemahkan tujuan yang ingin dicapai dari unit PKBL. Atas dasar itu pelaksanaan program pendampingan petugas PKBL di lapangan, diajukan berdasarkan analisis permasalahan yang ada serta kondisi wilayah yang aktual, sehingga diharapkan program dapat berjalan lebih berdaya guna serta tepat sasaran dan mempunyai kualitas pelaksanaan yang dapat mencapai sasaran program yang diinginkan. Untuk mencapai tepat sasaran serta peningkatan kualitas pekerjaan diperlukan pedoman-pedoman, dimana pedoman ini disusun berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada serta pengalaman lembaga dalam membina UKM dan Koperasi selama 8 tahun sejak tahun Hasil program pendampingan diharapkan berdampak pada pola pembinaan Manajemen usaha terhadap UKM secara kualitas, yang pada akhirnya terdapat UKM-UKM yang handal dan mandiri melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 2 / 43

3 PROGRAM PENDAMPINGAN BAGI PETUGAS PKBL ( PROGRAM KEMITRAN) CABANG: CAWANG TOMANG - CENGKARENG TAHUN / 43

4 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Legalitas Pelaksanaan Program 3. Analisa Permasalahan 4. Schedul Pelaksanaan Kegiatan II. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM 1. Penentuan Pinjaman Program kemitraan 2. Kegiatan Monitoring 3. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan 4. Pelaksanaan Kegiatan Supervisi 4 / 43

5 III. USULAN PEDOMAN PROGRAM PENDAMPINGAN 1. Usulan Pedoman Penentuan Pinjaman Kemitraan 2. Usulan Pedoman Kegiatan Pelatihan 3. Usulan Pedoman Kegiatan Supervisi 4. Usulan Pedoman Kegiatan monitoring IV. PENUTUP Lampiran-lampiran 5 / 43

6 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Jasa Marga Cab. CTC diberi tugas untuk melaksanakan pembinaan UKM dilingkungan operasionalnya, hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Maneg BUMN, tentang Program Kemitraan dan Bantuan Lingkungan (PKBL). Dal am pelaksanaan program sangat dibutuhkan strategi dan system yang fleksibel agar berjalan efesien dan efektif, hal ini agar sumber dana yang dikeluarkan dapat berdaya guna dan tepat sasaran yang pada akhirnya tujuan program tercapai. Bebagai kegiatan telah dilaksanakan berkaitan dengan Program Kemitraan dan Bantuan Lingkungan (PKBL). Namun berbagai hambatan dan kepentingan yang ada merupakan permasalahan yang dapat melemahkan tujuan yang ingin dicapai dari unit PKBL. Atas dasar itu pelaksanaan program pendampingan petugas PKBL di lapangan, diajukan berdasarkan analisis permasalahan yang ada serta kondisi wilayah yang aktual, sehingga diharapkan program dapat berjalan lebih berdaya guna serta tepat sasaran dan mempunyai kualitas pelaksanaan yang dapat mencapai sasaran program yang diinginkan Untuk mencapai tepat sasaran serta peningkatan kualitas pekerjaan diperlukan pedoman-pedoman, dimana pedoman ini disusun berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada serta pengalaman lembaga dalam membina UKM dan Koperasi selama 8 tahun sejak tahun Legalitas Pelaksanaan Program Legalitas pelaksanaan Program Pendampingan oleh Pusat Studi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (PS. KUKM) Universitas Esa Unggul, didasarkan pada Surat Perintah Kerja No:CJ.SPK. 097 tanggal 31 Mei 2010 tentang Pemetaan Program Bina Lingkungan & 6 / 43

7 Pendampingan Kemitraan Cabang: Cawang-Tomang-Cengkareng. dari PT. Jasa Marga Berdasarkan SPK tersebut, pelaksanaan Program Bina Lingkungan dibagi 3 kegiatan yaitu: 1). Program Pelatihan Bina Lingkungan. 2). Program Kemitraan/Pendampingan Petugas PKBL PT. Jasa Marga Cab. CTC 3). Program Pelatihan dan Supervisi Manajemen Usaha UKM mitra binaan PT Jasa Marga Cab. CTC. Ke tiga (3) kegiatan diatas saling berkaitan dari program yang satu dengan yang lain sebagai berikut: a. Program pembinaan Bina Lingkungan (anak jalanan dan Putus sekolah) setelah dibina dan berusaha selama satu tahun diharapkan masuk dalam tahap pembinaan dari program kemitraan. b. Sedangkan Program Kemitraan/pendampingan petugas PKBL akan meningkatkan secara kualitas program pelatihan dan supevisi serta monitoring. 3. Analisis Permasalahan Analisis permasalahan pada program kemitraan sebagai berikut: 7 / 43

8 1) Kualitas pelaksana lapangan program Kemitraan, kalau dilihat pelaksana program, hampir disemua cabang PT. Jasa Marga terfokus pada target yang mengacu pada kuantitas program sebagai berikut: a. Jumlah penyaluran dan tagihan harus dicapai, b. Tingkat NPL harus rendah. c. Secara kualitas, petugas lapangan masih belum memadai Dengan kondisi tersebut dapat dipastikan kualitas program akan terabaikan, hal ini yang menyebabkan: Keragu-raguan petugas lapangan untuk mencari mitra baru yang lebih berkualitas. Penyaluran dana terfokus pada sekelompok UKM yang sudah dikenal baik, dengan tingkat pengembalian diperkirakan terjamin. Sehingga ada UKM yang memperoleh pinjaman lebih dari 3 kali pinjaman secara terus menerus. Hasil Kualilitas pekerjaan pelaksana lapangan, jauh dari harapan penyelesaian tugasnya. Kegiatan program sebatas penyaluran dan penagihan saja, fungsi pendampingan usaha para UKM terabaikan. Sehingga pendekatannya hanya sebatas penagihan dan hubungan emosional bukan pendekatan bisnis. Dengan kondisi ini dapat dipastikan hasil yang dicapai hanya mengejar target kuantitas serta pencapaian ukuran KPI & NPL. 2) Mekanisme Pemberian Pinjaman, tata cara dan mekanisme pemberian pinjaman walaupun 8 / 43

9 sudah ada pedoman yang diberikan oleh PKBL pusat, namun pada saat pelaksanaan di cabang banyak yang tidak mengikuti prosedur yang ada. Disamping itu beberapa kreteria kelayakan usaha yang ada, masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki dan ditambah. Akibat dari kelemahan mekanisme pemberian pinjaman adalah, a. Ketakutan dalam mencari UKM yang baru dan potensial untuk berkembang, sehingga pertambahan mitra baru yang potensial sangat rendah. b. Pemberian pinjaman tidak berdasarkan kebutuhan usaha yang ada (Contoh, kebutuhan usaha Rp. 30 juta diberikan Rp. 10 juta) c. Penyaluran pinjaman terfokus pada wilayah tertentu. d. Terfokus pada target kuantitas dan rasa aman dalam penyaluran dana. 3) Pola Pembinaan UKM tidak terintegrasi, Pola pembinaan mitra UKM & Koperasi mulai dilaksanakan pada saat mitra memperoleh pinjaman dana sampai dengan perlunasan pinjaman, sebagai berikut: a. Pemberian Pinjaman b. Pelatihan Manajemen Usaha 9 / 43

10 c. Supervisi d. Monitoring e. Pameran-pameran untuk UKM yang memproduksi barang-barang real Ada yang terputus dalam pola pembinaan yang dilakukan diantaranya: Pemberian pinjaman tidak dikaitkan dengan program pelatihan, sehingga peserta pelatihan banyak yang diwakilkan. Supervisi yang dilakukan oleh pihak ke 3 (Perguruan Tinggi), tidak sebagai pedoman dan acuan dalam monitoring yang dilakukan 4. Scedule Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan permasalahan yang ada serta target yang ditetapkan, maka dibuat schedule pelaksanaan kegiatan pendampingan petugas lapangan PKBL PT. Jasa Marga Cab. CTC sebagai berikut: Materi Kegiatan: 1). Pembuatan Konsep Pedoman Pendampingan 10 / 43

11 a. Kolekting data b. Tabulasi data c. Evaluasi data d. Konsep pedoman Pendampingan 2). Implementasi dan uji coba konsep Pedoman pendampingan a. Penentuan kelayakan pemberian pinjaman b. Pelaksanaan kegiatan pelatihan c. Pelaksanaan Supervisi d. Pelaksanaan Monitoringl 3). Penetapan konsep menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan program kemitraan a. Rapat Kordinasi Pelaksanaan program Kemitraan b. Pedoman Kegiatan Program kemitraan di berlakukan dan dilaksanakan 11 / 43

12 Untuk Lebih jelas dan rinci dalam mobilisasi pelaksanaan kegiatan, maka dibuat Time Schedule pelaksanaan kegiatan sebagai berikut: Jadwal Kegiatan Program Pendampingan Petugas PKBL PT. Jasa Marga 12 / 43

13 II. USULAN PEDOMAN PROGRAM PENDAMPINGAN 1. Usulan Pedoman pola pembinaan kemitraan Prinsip integrasi pembinaan harus dilakukan, dimulai dari pemberian pinjaman sampai dengan monitoring dan pameran harus terstruktur dan terintegrasi sebagai berikut: Proses 1: Dalam program pendampingan. Proses 1, rekruitmen dan seleksi calon mitra binaan melalui keterlibatan petugas PT Jasa Marga dan Lembaga Perguruan Tinggi kegiatan yang dirancang sebagai berikut: 1) Rekruitmen dan seleksi dengan menggunakan pedoman yang telah disusun. 2) Penyaluran pinjaman sesuai dengan hasil seleksi,.dilakukan pada saat pelatihan Manajemen Bisnis. 13 / 43

14 3) Melakukan regrestrasi pelatihan Manajemen Bisnis Proses 2: Pelaksanaan pembinaan proses ke 2, masih dilakukan oleh PT. Jasa Marga dan Perguruan Tinggi dengan kegiatan sebagai berikut: 1). Paling lama 2 minggu setelah proses 1, pelatihan Manajemen Bisnis bagi mitra baru diselenggarakan. 2). Satu bulan setelah pelatihan, maka diadakan supervisi, dengan melakukan kunjungan di tempat mitra berusaha yang dilakukan oleh petugas PT Jasa Marga dan Lembaga P. Tinggi. Proses 3: Pelaksanaan proses ke 3, yaitu monitoring dan seleksi untuk pameran. Dilakukan oleh petugas PT. Jasa Marga, dimana pekerjaan monitoring adalah kelanjutan dari pekerjaan supervisi yaitu: 1). Monitoring & evaluasi 2). Seleksi untuk pameran. Dengan demikian pelaksanaan program pembinaan kemitraan terdapat adanya kesinambunga n kegiatan yang ditunjukkan dalam bagan berikut ini: 14 / 43

15 1). Penilaian Kelayakan Pemberian Pinjaman Ada lima (5) variabel dalam kreteria penilaian kelayakan pemberian pinjaman. Total bobot 5 variabel sebesar 100%, dimana masing-masing variabel mempunyai bobot persentasi (%) yang berbeda. Serta dari masing-masing variabel mempunyai 8 indikator yang dinilai berdasarkan skala likert (nilai bobot terbesar 3) sebagai berikut: (Lihat tabel lembar kelayakan usaha) 15 / 43

16 Variabel 1 bobot 10% yaitu: Penilaian Legalitas dan Perilaku, terdiri 8 indikator sebagai berikut: (1). Tempat tinggal. Sewa/kontrak: Nilai 1. Milik keluarga: Nilai 2. Milik sendiri: Nilai 3. (2). Kepemilikan Usaha Kerjasama dengan orang lain: Nilai 1 Kerjasama dengan keluarga: Nilai 2 Milik sendiri: Nilai 3 (3). Ada ijin usaha 16 / 43

17 Tidak ada: Nilai 1 Tidak lengkap: Nilai 2 Lengkap: Nilai 3 (4). Tempat lokasi usaha Sewa/kontrak: Nilai 1. Milik keluarga: Nilai 2. Milik sendiri: Nilai 3. (5), Lamanya Usaha Kurang dari 1 tahun: Nilai 1. 1 Th s/d 5 Th: Nilai 2. 5 tahun keatas: Nilai 3. (6). Keterbukaan & Kejujuran 17 / 43

18 Tidak ada : Nilai 1. Cukup ada : Nilai 2. Sangat ada: Nilai 3. (7).Jaminan Pinjaman Modal Usaha Tidak ada : Nilai 1. Cukup ada : Nilai 2. Sangat ada: Nilai 3. (8). Mempunyai misi dan target usaha Rendah : Nilai 1. Cukup : Nilai 2. Sangat tinggi: Nilai / 43

19 Variabel 2 bobot 15 % yaitu: Penilaian Produksi & Barang dagangan, terdiri 8 indikator sebagai berikut: (1). Merancang & menentukan model produk/brg dagangan. Tidak ada: Nilai 1. Kadang-kadang: Nilai 2. Menentukan sendiri: Nilai 3. (2). Memilih bhn baku/brg dagangan sendiri Tidak sendiri: Nilai 1 Kadang-kadang: Nilai 2 Memilih sendiri: Nilai 3 (3). Ada target produksi/penjualan 19 / 43

20 Tidak ada: Nilai 1 Kadang-kadang ada: Nilai 2 Ada target yg direncanakan: Nilai 3 (4). Jumlah persentasi (%) keorsinilan produk/brg 51% sd 100% niru: Nilai 1. 10% sd 50% niru : Nilai 2. 0% sd 9% niru : Nilai 3. (5). Tata Letak mesin & brg dagangan Tidak rapih: Nilai 1. Cukup rapih: Nilai / 43

21 Sangat rapih: Nilai 3. (6). Menentukan jumlah persediaan Tidak ada : Nilai 1. Kadang-kadang : Nilai 2. Menentukan persediaan: Nilai 3. (7). Adanya Quality control produk/brg dagangan Tidak ada : Nilai 1. Kadang-kadang ada : Nilai 2. Sangat ada: Nilai 3. (8). Adanya limbah produk/brg dagangan yg mengganggu masyarakat Ada limbah : Nilai / 43

22 Kadang-kadang ada : Nilai 2. Tidak ada: Nilai 3. Variabel 3 bobot 25 % yaitu: Penilaian Pemasaran, terdiri 8 indikator sebagai berikut: (1). Tempat lokasi usaha. Sangat jauh dari rumah tinggal: Nilai 1. Lumayan jauh dari rumah tinggal: Nilai 2. Dekat dengan rumah tinggal: Nilai 3. (2). Ada perkiraan pasar yang tercatat Tidak sendiri: Nilai 1 Kadang-kadang: Nilai 2 Memilih sendiri: Nilai 3 22 / 43

23 (3). Ada pelanggan tetap & tercatat Tidak ada: Nilai 1 Kadang-kadang Nilai 2 Ada & tercatat: Nilai 3 (4). Penjualan rata-2/bln (3 bulan terakhir Rp...) 1 sd 9,9 juta: Nilai sd 49,9 juta : Nilai juta keatas : Nilai 3. (5). Lokasi usaha strategis/ramai Tidak strategis/ramai: Nilai 1. Cukup strategis/ramai: Nilai / 43

24 Sangat strategis/ramai: Nilai 3. (6). Penentuan harga jual Yang menentukan pembeli : Nilai 1. Yang menentukan pasar : Nilai 2. Yang menentukan sendiri: Nilai 3. (7). Ada jaringan pemasaran yang dibuat Tidak ada : Nilai 1. Kadang-kadang ada : Nilai 2. Sangat ada: Nilai 3. (8). Ada alat transportasi penjualan yang dimiliki Tidak ada : Nilai 1. Ada sewa/pinjam : Nilai / 43

25 Ada milik sendiri: Nilai 3. Variabel 3 bobot 25 % yaitu: Penilaian Pemasaran, terdiri 8 indikator sebagai berikut: (1). Tempat lokasi usaha. Sangat jauh dari rumah tinggal: Nilai 1. Lumayan jauh dari rumah tinggal: Nilai 2. Dekat dengan rumah tinggal: Nilai 3. (2). Ada perkiraan pasar yang tercatat Tidak ada: Nilai 1 Kadang-kadang: Nilai 2 25 / 43

26 Ada & tercatat: Nilai 3 (3). Ada pelanggan tetap & tercatat Tidak ada: Nilai 1 Kadang-kadang Nilai 2 Ada & tercatat: Nilai 3 (4). Penjualan rata-2/bln (3 bulan terakhir Rp...) 1 sd 9,9 juta: Nilai sd 49,9 juta : Nilai juta keatas : Nilai 3. (5). Lokasi usaha strategis/ramai Tidak strategis/ramai: Nilai 1. Cukup strategis/ramai: Nilai / 43

27 Sangat strategis/ramai: Nilai 3. (6). Penentuan harga jual Yang menentukan pembeli : Nilai 1. Yang menentukan pasar : Nilai 2. Yang menentukan sendiri: Nilai 3. (7). Ada jaringan pemasaran yang dibuat Tidak ada : Nilai 1. Kadang-kadang ada : Nilai 2. Sangat ada: Nilai 3. (8). Ada alat transportasi penjualan yang dimiliki Tidak ada : Nilai / 43

28 Ada sewa/pinjam : Nilai 2. Ada milik sendiri: Nilai 3. Variabel 4 bobot 25 % yaitu: Penilaian Administrasi Keuangan, terdiri 8 indikator sebagai berikut: (1). Pencatatan akuntansi sampai dengan?. Buku harian: Nilai 1. Buka besar: Nilai 2. Laporan L/R & Neraca: Nilai 3. (2). Ada Pencatatan arus kas & realisasinya Tidak ada: Nilai 1 Kadang-kadang dicatat: Nilai 2 28 / 43

29 Ada & dicatat : Nilai 3 (3). Keuntungan yang diperoleh (3 bln terakhir) Hanya BEP: Nilai 1 1% sd 15% dari sales Nilai 2 15% keatas dari sales : Nilai 3 (4). % kewajiban cicilan/bulan dari hasil bersih 50% sd 100%: Nilai 1. 25% sd 49% : Nilai 2. 10% sd 24% : Nilai 3. (5). Ada penghasilan diluar penghasilan utama: Tidak ada: Nilai / 43

30 Ada (Penghasilan 50% sd 100% dari kewajiban hutang): Nilai 2. Ada (penghasilan 100% keatas dari kewajiban hutang): Nilai 3. (6). Ada harta/aset yang segera dapat dijual Tidak ada : Nilai 1. Milik keluarga: Nilai 2. Milik sendiri: Nilai 3. (7). Ada pegawai yang mencatat adm keuangan Tidak ada : Nilai 1. Kadang-kadang ada : Nilai 2. Ada: Nilai 3. (8). Pencatatan keuangan dibuat kontinyu Tidak dibuat : Nilai / 43

31 Dibuat tidak kontinyu : Nilai 2. Dibuat & kontinyu: Nilai 3. Variabel 5 bobot 25 % yaitu: Penilaian Pengelolaan SDM, terdiri 8 indikator sebagai berikut: (1). Ada tenaga kerja yang membantu. 0 sd 1 orang: Nilai 1. 2 sd 9 orang: Nilai orang lebih: Nilai 3. (2). Ada upah/gaji yang ditetapkan Borongan: Nilai 1 Mingguan/bulanan: Nilai 2 31 / 43

32 Gaji tetap: Nilai 3 (3). Ada struktur organisasi & pembagian tugas Tidak ada: Nilai 1 Ada & tidak konsisten Nilai 2 Ada & konsisten : Nilai 3 (4). Ada tunjangan kesehatan pekerja Tidak ada : Nilai 1 Ada tidak pasti Nilai 2 Ada dan pasti (5). Ada bonus yang diumumkan & pasti: Tidak ada: Nilai 1. Ada tapi tidak pasti: Nilai / 43

33 Ada dan pasti: Nilai 3. (6). Ada uang lembur ditetapkan Tidak ada : Nilai 1. Ada & tidak ditetapkan: Nilai 2. Ada & ditetapkan: Nilai 3. (7). Ada Hak cuti yang diberlakukan Tidak ada : Nilai 1. Ada dan tidak ditetapkan : Nilai 2. Ada dan ditetapkan: Nilai 3. (8). Sering terjadi pergantian pekerja Sering : Nilai / 43

34 Kadang-kadang : Nilai 2. Jarang: Nilai Usulan Pedoman Kegiatan Pelatihan Usulan kegiatan pelatihan manajemen bisnis idealnya diperuntukkan bagi peserta program yang baru mendapat pinjaman, dengan demikian pelatihan ini diprogramkan untuk mitra binaan yang memperoleh dana segar untuk pengembangan usaha. Dengan demikian materi pelatihan dirancang dan di usulkan untuk mempertahankan etika bisnis, perbaikan pencatatan usaha serta pengembangan usaha. Materi yang disampaikan dengan waktu 20 jam untuk 2 malam 3 hari. Sebagai berikut: 1). Materi Pelatihan (1). Materi Etika Bisnis ( 3 Jam/sessi) Materi ini disusun agar peserta latihan dapat memahami pentingnya etika bisnis dalam menjalankan usaha. Karena etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan bisnis. Bagaimana etika dipertahankan untuk rekanan bisnis, janji-jani bisnis, serta mempertaha nkan keperc ayaan bisnis melalui etika-etika yang ada. (2). Ice Breaking & Outbond (4 jam/sessi) Materi ini dirancang dan diusulkan untuk difokuskan pada jiwa kepemimpinan bisnis. Kita 34 / 43

35 ketahui bahwa peserta pelatihan adalah UKM-UKM yang menjadi pemimpin bisnis di usahanya. Bagaimana pemimpin bisnis menghadapi permasalahan-permasalahan dan harus mengambil keputusan bisnis yang berkualitas. Materi ini disampaikan melalui permainan-permainan yang dirancang untuk pengembangan diri dengan satuan acara pelatihan sebagai berikut: Team Building Effective leadership Personality Development (3). Pembukuan Praktis/Akuntansi untuk UKM ( 4 jam/sessi) Materi ini dirancang, agar peserta pelatihan memahami arti pentingnya akuntansi dan pembukuan praktis, karena akuntansi/pembukuan praktis yang diranncang ini dapat sebagai dasar pengelolaan usaha yang lebih baik serta dapat digunakan sebagai dasar pula dalam pengambilan keputusan bisnis. (4). Teknik dan Strategi Pemasaran Produk UKM (3 jam/sessi) Materi ini disusun agar peserta pelatihan dapat memahami pentingnya teknik dan strategi pemasaran, karena teknik dan strategi pemasaran adalah kegiatan penting yang akan dijadikan tuntunan dalam pengambilan keputusan dalam memecahkan persoalan-persoalan pemasaran yang dihadapi. (5). Rencana Bisnis & Simulasi (4 jam/sessi) Materi ini disampaikan agar peserta pelatihan memahami langkah-langkah yang harus diambil 35 / 43

36 bila melakukan pengembangan usaha. Berbagai aspek yang harus dinilai untuk menentukan layak atau tidaknya suatu keputusan investasi yang akan dijalankan disampaikan dalam pelatihan ini. Setelah materi dijelaskan maka peserta diajak melakukan simulasi bisnis melalui rencana bisnis dengan menggunakan perangkat computer, baik dengan hardware maupun softwarenya diajarkan. Materi pelatihan diberikan selama 3 hari 2 malam dengan 20 (sesi) dapat dirinci sebagai berikut: (1) Motivasi & Etika Bisnis : 2,5 sesi (2) Ice breaking & Outbound : 3,5 sesi (3) Pencatatan Akuntansi UKM : 3.5 sesi (4) Strategi PemasaranUKM : 2,5 sesi (5) Rencana Bisnis : 2,5 sesi (6) Simulasi Rencana Bisnis : 2 sesi (7) Diskusi Kelompok Simulasi : 1 sesi (8) Diskusi Kelompok (Rencana Pemasaran : 2 sesi (9) Presentasi Kelompok Bisnis : 1,5 sesi 36 / 43

37 Total : 20 sesi 60 menit 3. Usulan Pedoman Kegiatan Supervisi Supervisi difokuskan pada permasalahan-permasalahan usaha yang dihadapi oleh mitra binaan. Permasalahan-permasalahan tersebut dipecahkan dan didiskusikan serta dicatat pada Lembar Hasil Konsultasi dan Lembar Bukti Kunjungan Supervisi. Konsultasi yang dilakukan 3 kali kunjungan. Masing-masing kunjungan bobot pemecahan masalah berbeda-beda sebagai berikut: 1). Supervisi 1 Supervisi 1 (pertama), bobot permasalahan yang paling besar difokuskan pada administrasi keuangan Administrasi Keuangan sebesar 40%, Pemasaran 15%, Produksi 15%, 37 / 43

38 Sumber Daya Manusia 15%, Motivasi Usaha / Kewirausahaan 15% 2). Supervisi 2 Supervisi ke 2 (kedua), bobot permasalahan yang difokuskan tetap pada administrasi keuangan dan pemasaran Administrasi Keuangan sebesar 30%, Pemasaran 30%, Produksi 15%, Sumber Daya Manusia 10%, Motivasi Usaha / Kewirausahaan 15% 38 / 43

39 3). Supervisi 3 Supervisi ke 3 (ketiga), bobot permasalahan yang difokuskan tetap pada administrasi keuangan dan pemasaran Administrasi Keuangan sebesar 30%, Pemasaran 30%, Produksi 15%, Sumber Daya Manusia 10%, Motivasi Usaha / Kewirausahaan 15% 4. Usulan Pedoman Kegiatan monitoring Kegiatan Monitoring diusulkan untuk melanjutkan kegiatan supervise yang dijalankan oleh Tim Lembaga Pelatihan, dimana kegiatan monitoring dilakukan selama masa pinjaman mitra telah lunas pinjaman. Kegiatan Monitoring bukan hanya sekedar melihat dan menagih pembayaran angsuran, tetapi bagaimana memberikan arahan dan konsultasi didalam perkembangan kemajuan mitra yang menjadi binaannya. Usulan monitoring tetap menggunakan format supervisi, namun lebih dipertajam dengan melihat perkembangan melalui kinerja usaha 39 / 43

40 mitra PT. Jasa Marga melalui ukuran keberhasilan. Dimana ukuran keberhasilan pembinaan adalah kinerja usaha mitra binaan, yang dipantau dalam jangka waktu 3 tahun dimulai dari, pelatihan, supervisi dan monitoring. Untuk dapat diukur kinerja mitra binaan maka dibuat indikator penilaian sebagai berikut: 1). Penguasaan Usaha Penguasaan usaha, indikator penilaiannya yang telah ditetapkan pada saat supervisi dan monitoring sebagai berikut: Mjn Keuangan 8 indikator Mjn pemasaran 8 indikator Mjn Produksi 8 indikator Sumberdaya manusia 8 Indikator Motivasi dan rencana usaha 8 indikator Dari kriteria penilaian diatas mempunyai rentang nilai sebagai berikut: 8 s/d 7 Sangat Baik (A) 40 / 43

41 6 s/d 5 Baik (B) 4 s/d 3 Cukup (C) 2 s/d 0 Kurang (K) 2). Kontinuitas Usaha (10 12 triwulan), konstan dengan usaha yang sama, Sangat baik (A) (9 6 triwulan), konstan dengan usaha yang sama, dinilai Baik (B) (5 3 triwulan), konstan dengan usaha yang sama dinilai Cukup (C) (2 1 triwulan), konstan dengan usaha yang sama dinilai Kurang (K) 3). Tingkat Laba Dibandingkan dengan Jumlah Cicilan Pinjaman 41 / 43

42 5 : 1 = Sangat Baik ( A ) 3 : 1 = Baik ( B ) 2 : 1 = Cukup ( C ) 1 < 1 = Kurang ( K ) III. PENUTUP Usulan Pedoman pendampingan ini merupakan draft yang perlu dilakukan penyesuaian dilapangan. Kegiatan-kegiatan pembinaan yang dilakukan, beberapa sudah mempunyai acuan yang ditetapkan PKBL pusat, namun pelaksanaan dilapangan mengalami kendala dan hambatan-hambatan sehingga acuan tersebut tidak dapat dilaksanakan. Usulan pedoman pendampingan ini mengkaji pedoman-pedoman yang sudah ada serta dilakukan penyesuaian-penyusaian dan dilakukan uji coba di lapangan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk petugas lapangan didalam membina mitra UKM dalam penyaluran pinjaman, pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan supervise dan monitoring. 42 / 43

43 43 / 43

PERANAN PEMBINAAN MANAJEMEN USAHA TERHADAP KEMAJUAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI WILAYAH DKI JAKARTA RAYA

PERANAN PEMBINAAN MANAJEMEN USAHA TERHADAP KEMAJUAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI WILAYAH DKI JAKARTA RAYA PERANAN PEMBINAAN MANAJEMEN USAHA TERHADAP KEMAJUAN BISNIS USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI WILAYAH DKI JAKARTA RAYA Mudjiarto Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang

Lebih terperinci

BAGAN 1.1 DIAMOND QUALITY LEADERSHIP JM CTC

BAGAN 1.1 DIAMOND QUALITY LEADERSHIP JM CTC BAGAN 1.1 DIAMOND QUALITY LEADERSHIP JM CTC 1 2 SISTEM PERSPEKTIF RESULT ORIENTED TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN &SOSIAL ANALISA KOMPREHENSIF INDUSTRY LEADER MANAJEMEN RISIKO PERENCANAAN STRATEGIS KOMUNIKASI

Lebih terperinci

PEMBINAAN USAHA MENENGAH, KECIL & MIKRO (UMKM) MELALUI PROGRAM KEMITRAAN & BINA LINGKUNGAN (PKBL) BUMN (PKBL PT JASA MARGA Persero Cab.

PEMBINAAN USAHA MENENGAH, KECIL & MIKRO (UMKM) MELALUI PROGRAM KEMITRAAN & BINA LINGKUNGAN (PKBL) BUMN (PKBL PT JASA MARGA Persero Cab. PEMBINAAN USAHA MENENGAH, KECIL & MIKRO (UMKM) MELALUI PROGRAM KEMITRAAN & BINA LINGKUNGAN (PKBL) BUMN (PKBL PT JASA MARGA Persero Cab. Jagorawi 2014) Mudjiarto 1, Amo Sugiharto 2 1,2 Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS. PENYUSUNAN RENCANA BISNIS (Bagi Mahasiswa Calon Peserta PMW) TIM Program Mahasiswa Wirausaha UT

PETUNJUK TEKNIS. PENYUSUNAN RENCANA BISNIS (Bagi Mahasiswa Calon Peserta PMW) TIM Program Mahasiswa Wirausaha UT PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA BISNIS (Bagi Mahasiswa Calon Peserta PMW) TIM Program Mahasiswa Wirausaha UT UNIVERSITAS TERBUKA 2014 I. PENDAHULUAN Untuk memulai bisnis seorang calon wirausaha perlu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber 101 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsinya di organisasi yang bersangkutan. Berhasilnya manajemen

Lebih terperinci

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) A. Sejarah Ringkas PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan,

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER-09/NIBU/07/2015 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI BADAN

Lebih terperinci

KEGIATAN PMW DAN DISPORSENI Pada tahun 2014, UT mengelola beberapa kegiatan yang didanai oleh Dikti, antara lain:

KEGIATAN PMW DAN DISPORSENI Pada tahun 2014, UT mengelola beberapa kegiatan yang didanai oleh Dikti, antara lain: KEGIATAN PMW DAN DISPORSENI 2014 Pada tahun 2014, UT mengelola beberapa kegiatan yang didanai oleh Dikti, antara lain: a. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW). Program ini bertujuan untuk: a. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1. Latar Belakang Perusahaan PT Sekar Hati Jaya Maju didirikan pada tahun 1984. Pada mulanya PT Sekar Hati Jaya Maju merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mulai populer setelah ada kewajiban setiap BUMN menyisihkan 1% -3% keuntungan untuk program kredit

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN Konsep Pengembangan Inkubator Bisnis disusun berdasarkan pengalaman dari berbagai inkubator yang disurvei dan studi literatur atas pelaksanaan praktek terbaik

Lebih terperinci

IG: Website: manda.sharingaddicted.com

IG: Website:  manda.sharingaddicted.com IG: @turipanam @sharingaddicted Website: www.sharingaddicted.com manda.sharingaddicted.com Youtube: Dosen Cilik Alamandadini Sharingaddicted Academia.edu: Turipanam POTRET UKM INDONESIA Masalah manajemen

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN BAGI KOPERASI, USAHA MIKRO DAN KECIL GUBERNUR NANGGROE

Lebih terperinci

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU SALINAN BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI, TATA KERJA, DAN ESELON JABATAN

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Bab VI ini akan menjabarkan tentang kesimpulan dan saran penelitian tentang

BAB VI PENUTUP. Bab VI ini akan menjabarkan tentang kesimpulan dan saran penelitian tentang BAB VI PENUTUP Bab VI ini akan menjabarkan tentang kesimpulan dan saran penelitian tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN IX PG Mojo, sebagai berikut : 6.1 Kesimpulan Dalam proses Program Kemitraan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana BAB V RENCANA BISNIS 5.1. Waktu dan Kegiatan Kegiatan implementasi untuk rencana bisnis ini dibuat dalam kurun waktu terlampir pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada Periode 2017-2022 I. Pengantar Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) merupakan salah satu program Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 25 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DENGAN PENYEDIAAN DANA BERGULIR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha Oleh : Nama : Debby Fuji Lestari NIM : 2107130015 Kelas : 2D Dosen : Ade Suherman, M.Pd PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Mengelola dan Menyusun Laporan Keuangan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Pada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

PANDUAN KEGIATAN STUDI LAPANGAN (FIELD STUDY)

PANDUAN KEGIATAN STUDI LAPANGAN (FIELD STUDY) 0 PANDUAN KEGIATAN STUDI LAPANGAN (FIELD STUDY) PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010 1 KATA PENGANTAR Studi Lapangan merupakan salah satu upaya Program Magister Manajemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang telah di bahas dalam bab empat mengenai akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan dalam menilai efektivitas biaya produksi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha khususnya sektor industri yang mana akan menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian, suatu Negara yang semakin berkembang dan semakin maju, maka kegiatan ekonomi pada Negara tersebut juga akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SDM DALAM PENGELOLAAN KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA

PENGEMBANGAN SDM DALAM PENGELOLAAN KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA PENGEMBANGAN SDM DALAM PENGELOLAAN KELEMBAGAAN PELAKU UTAMA Oleh: Mochamad Wekas Hudoyo Penyuluh Perikanan Ahli Madya Disampaikan pada: Temu Teknis Penyuluh Perikanan di Merauke 21 November 2012 JENIS

Lebih terperinci

Ukuran Keberhasilan B03, B06, B09 dan B12. Target Kinerja B03, B06, B09 dan B12

Ukuran Keberhasilan B03, B06, B09 dan B12. Target Kinerja B03, B06, B09 dan B12 LAPORAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA OUTPUT DAN OUTCOME KEGIATAN SKPD TAHUN 2014 DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH TRIWULAN I (Posisi Maret 2015) DATA DASAR Kode Nama Program/ Kinerja B03,

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA USAHA

PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYUSUNAN RENCANA USAHA I. DEFINISI RENCANA USAHA DAN MANFAAT RENCANA USAHA Rencana Usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk

BAB 4 PEMBAHASAN. dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk BAB 4 PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional terhadap pelaksanaan program kemitraan dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada PT PP (Persero) Tbk mencakup pelaksanaan dari unit Program

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA (KOPPI) PERIODE TAHUN

PROGRAM KERJA KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA (KOPPI) PERIODE TAHUN PROGRAM KERJA KOPERASI PRAKTISI PENDINGIN INDONESIA (KOPPI) PERIODE TAHUN 2016 2019 Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK PERATURAN NOMOR IX.B.1 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PERNYATAAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN PUBLIK Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-49/PM/1996, Tanggal 17 Januari 1996 Suatu Pernyataan Pendaftaran

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Mendirikan Usaha Baru (Start Up) Mendirikan usaha baru adalah memulai usaha dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55 V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Pelaksanaan PKBL PTPN VII Kemitraan adalah pemberian kredit modal kerja yang diberikan oleh PTPN VII kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan global yang terjadi di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data-data yang diperoleh melalui wawancara,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa data-data yang diperoleh melalui wawancara, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data-data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi penulis mengambil kesimpulan tentang faktorfaktor yang ikut

Lebih terperinci

Auto Care Center. -Menyediakan layanan yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas layanan

Auto Care Center. -Menyediakan layanan yang terjangkau tanpa mengurangi kualitas layanan Auto Care Center ACC adalah jenis usaha cuci motor yang menyediakan pelayanan jasa cuci mobil secara otomatis, poles, semir dengan harga yang terjangkau dan berkualitas. Sejarah Berawal dari sekelompok

Lebih terperinci

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] Rencana Bisnis [Nama Perusahaan] [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] [Alamat Lengkap Perusahaan] No. Telepon [Nomor Telepon] No. Fax [Nomor Fax]

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. digagas sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau CSR (Corpoorate Social

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. digagas sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau CSR (Corpoorate Social 38 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisis Permasalahan Kegiatan PKBL adalah merupakan salah satu bentuk kegiatan yang digagas sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG POTENG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM Menurut Raffinaldy (2006) dalam tulisannya yang berjudul Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa karakteristik UMKM merupakan

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan. CDC dalam PKBL Telkom telah melibatkan mitra binaan mulai dari proses

VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan. CDC dalam PKBL Telkom telah melibatkan mitra binaan mulai dari proses VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Pelaksanaan strategi komunikasi partisipatif yang dilakukan oleh Telkom CDC dalam PKBL Telkom telah melibatkan mitra binaan mulai dari proses perencanaan sampai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup...

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1.2. Perumusan Masalah... 1.3. Tujuan Penelitian... 1.4. Manfaat Penelitian... 1.5. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LOMBA BUSINESS PLAN Pra Lomba Masa Lomba Lomba Ide Bisnis

LOMBA BUSINESS PLAN Pra Lomba Masa Lomba Lomba Ide Bisnis LOMBA BUSINESS PLAN Lomba Bisnis Plan SMK se DIY akan diikuti oleh 15 peserta dimana setiap kabupaten/kota diwakili oleh 3 peserta terbaik dari 3 SMK di masing-masing kabupaten/kota. Panitia lomba adalah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN PENJUALAN ANGSURAN DOSEN : KASWANDI Z S.E, MM DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 5 Khotrunnada Patria Septianti 2013.35.2316 Mulyati 2013.35.2319 K. Hasanal Burhansyah 2013.35.2321

Lebih terperinci

1. Sistem Informasi Manajemen

1. Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi pada dasarnya bisa terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis dari sistem informasi tersebut biasanya terdiri dari spesifikasi dan juga fungsi tertentu yang ada di dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab V Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini akan membahas kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, diikuti saran-saran yang ditujukan baik kepada pihak-pihak/lembaga-lembaga

Lebih terperinci

Job Description Pengurus Koperasi, Badan Pengawas dan Penasehat KOPERASI HPLPD SD PLTU SURALAYA Wukir Retawu Masa Bakti A.

Job Description Pengurus Koperasi, Badan Pengawas dan Penasehat KOPERASI HPLPD SD PLTU SURALAYA Wukir Retawu Masa Bakti A. Job Description Pengurus Koperasi, Badan Pengawas dan Penasehat KOPERASI HPLPD SD PLTU SURALAYA Wukir Retawu Masa Bakti 2016-2019 A. PENGURUS Adalah sekelompok orang yang berdasarkan Rapat Anggota Tahunan

Lebih terperinci

Program E-Learning 2016

Program E-Learning 2016 Program E-Learning 2016 No JUDUL FORMAT MANAGING OTHERS 1 Meningkatkan efektivitas fungsi supervisor HARGA TARGET PESERTA Staf Spv Mgr Modul 1: Peran dan Kepemimpinan Supervisor Flash 1,000,000 X X Modul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Bina Sejahtera Paguyuban Keluarga Bogem terletak di Kelurahan Kebonjayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung yang beralamat di Jl. Kebonjayanti No. 39 Kota

Lebih terperinci

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) A. Sejarah Ringkas Perjalanan sejarah perkembangan ekonomi di Indonesia, termasuk terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997, telah membangkitkan kesadaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan

Lebih terperinci

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 02/MBU/7/ 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI BADAN

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/Per/M.KUKM/VIII/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KAWASAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional dalam perusahaan leasing ILUFA

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional dalam perusahaan leasing ILUFA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal apabila semua perusahaan menginginkan kegiatan operasinya dapat dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dilakukan penghematan

Lebih terperinci

FORM D A. URAIAN KEGIATAN

FORM D A. URAIAN KEGIATAN FORM D A. URAIAN KEGIATAN Latar Belakang Masalah Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Namun, dalam pengembangan mengalami kendala biaya usahatani yang

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan koperasi atau Lembaga Keuangan (LKM) yang dikenal dengan nama

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan koperasi atau Lembaga Keuangan (LKM) yang dikenal dengan nama BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Koperasi Swamitra 1. Sejarah Koperasi Swamitra Sebagai bank yang memiliki misi berpihak kepada koperasi dan usaha kecil, Bank Bukopin telah merintis dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT. SKA adalah perusahaan yang bergerak di bidang konsultan IT yang memiliki beragam produk dan jasa yang

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 44/PER/LPDB/2008 T ENTANG

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 44/PER/LPDB/2008 T ENTANG KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA PENGAWASAN GEDUNG DAN BANGUNAN KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan panjang perekonomian Indonesia memang tidak mulus. Sejak mengikrarkan diri sebagai bangsa yang merdeka silih berganti masalah dan rintangan seakan ingin

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE C O N T R A C T O R S PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE Mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan www.siapkontraktor.com BIAYA PROYEK BBAHAN UUPAH AALAT S SUBKON O OVERHEAD Membuat perencanaan kebutuhan bahan

Lebih terperinci

PENILAIAN, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM KKN

PENILAIAN, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM KKN 1 PENILAIAN, MONITORING, DAN EVALUASI PROGRAM KKN A. Penilaian KKN yang ditetapkan sebagai mata kuliah wajib, memiliki kriteria penilaian yang meliputi tiga aspek yaitu pengetahuan (cognitive), sikap (affective),

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 23 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN KOPERASI PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUKAMARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa perubahan pula dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu membawa akibat terhadap

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentang koperasi. Koperasi

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentang koperasi. Koperasi 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi dan industri keuangan koperasi telah menarik banyak pihak untuk mengetahui lebih dalam tentang koperasi. Koperasi merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG

KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG KINERJA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM DI PROVINSI LAMPUNG Disampaikan Pada Acara: Rakornas Pemberdayaan KUKM Hotel Ambarukmo Yogyakarta 4-6 April 2018 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

PROGRAM PENDAMPINGAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN DAN PERHITUNGAN MODAL KERJA BAGI PENGUSAHA TERNAK SAPI PERAH

PROGRAM PENDAMPINGAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN DAN PERHITUNGAN MODAL KERJA BAGI PENGUSAHA TERNAK SAPI PERAH PROGRAM PENDAMPINGAN PENCATATAN LAPORAN KEUANGAN DAN PERHITUNGAN MODAL KERJA BAGI PENGUSAHA TERNAK SAPI PERAH Dewi Angreini 1) 1, STKIP PGRI Tulungagung e-mail: 1) dewi.angreini@stkippgritulungagung.ac.id

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2010 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA INTAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

... BUKU I TIM AUDITOR UPT INSTITUT BISNIS MUHAMAADIYAH BEKASI

... BUKU I TIM AUDITOR UPT INSTITUT BISNIS MUHAMAADIYAH BEKASI INSTRUMEN UPT... BUKU I TIM AUDITOR UPT INSTITUT BISNIS MUHAMAADIYAH BEKASI BEKASI, 2017 Instrumen UPT 1 DAFTAR ISI Halaman COVER DALAM DAFTAR ISI IDENTITAS UPT DAFTAR NAMA STAFF / KARYAWAN IDENTITAS PENGISI

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal 4 Juli 1950) jo. PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR BAGI USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK PT Indo Straits Tbk. Jakarta, 11 Desember 2015

PAPARAN PUBLIK PT Indo Straits Tbk. Jakarta, 11 Desember 2015 PAPARAN PUBLIK 2015 PT Indo Straits Tbk Jakarta, 11 Desember 2015 Gedung Graha Kirana Lantai 9 Ruang Rapat PT Indo Straits Tbk Jl. Yos Sudarso Kav. 88 Jakarta 13450 Visi dan Misi Perseroan Kinerja Perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENJA DISKOP.UKM LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN RENJA DISKOP.UKM LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembentukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah kota Prabumulih,

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Syariah (LKMS) yang berbentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Bab I. Pendahuluan. Syariah (LKMS) yang berbentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perbankan merupakan industri yang memiliki banyak risiko. Selain melibatkan dana masyarakat, bank harus memutarkan dana tersebut berupa: pemberian kredit, pembelian

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN TSP merupakan suatu komitmen dari dunia usaha untuk bertidak secara etis dengan memberi kontribusi bagi pengembangan masyarakat di sekitar operasionalisasi perusahaan. Dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007 Draft Tanggal 5 Juli 2007 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007 TENTANG PEDOMAN PROGRAM SARJANA PENCIPTA KERJA MANDIRI (PROSPEK

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN NOMOR KEP-236/MBU/2003 TENTANG PROGRAM KEMITRAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN USAHA KECIL DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka mendorong kegiatan

Lebih terperinci

Direksi PT Perkebunan Nusantara III Up. Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan Jln. Sei Batang Hari No. 2 Sei Sikambing Medan.

Direksi PT Perkebunan Nusantara III Up. Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan Jln. Sei Batang Hari No. 2 Sei Sikambing Medan. Kepada Yth. Direksi PT Perkebunan Nusantara III Up. Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan Jln. Sei Batang Hari No. 2 Sei Sikambing Medan. Dalam rangka peningkatan usaha, bersama ini kami mengajukan

Lebih terperinci

B I S N I S P L A N MOBIL BOX PIU KOTA KUPANG

B I S N I S P L A N MOBIL BOX PIU KOTA KUPANG B I S N I S P L A N MOBIL BOX BIODATA PIU KOTA KUPANG 2014 Coastal Community Development Project-IFAD Page 1 BIODATA Nama Konsultan Kabupaten/Kota : Dr. James D. Adam, SE.MBA : KUPANG Tahun : 2014 Coastal

Lebih terperinci

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA. SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA. Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan hubungan antara harta dan sumber sumber harta. 2. Menjelaskan

Lebih terperinci