BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan penelitian serta wawancara kepada pihak manejemen. Struktur organisasi dan pembagian tugas serta wewenang masing masing staff yang mewakili bagiannya adalah sebagai berikut: GAMBAR 4.1 STRUKTUR ORGANISASI Direktur Utama Finance and Accounting Director Operational Director Maketing Director Accounting and Tax Manager Managing Partner Maketing Manager Staff Staff Staff Sumber: Firma RR 40

2 a. Direktur Utama 1. Memimpin rapat umum,yaitu dalam hal : a. Menentukan urutan agenda. b. Mengarahkan diskusi ke arah konsesus c. Menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan. 2. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungan dengan dunia luar. 3. Menjalankan tanggung jawab dari direktur perusahaan sesuai dengan standar etika dan hukum. b. Direktur 1. Membantu direktur utama dalam bertindak dan mewakili perusahaan di dalam dan luar perusahaan. 2. Bertanggung jawab kepada direktur utama sepenuhnya atas atas jalan dan terlaknsananya fungsi manajemen serta operasional perusahaan 3. Membantu direktur utama menyusun perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang sasaran perusahaan 4. Mengusulkan kepada direktur utama dalam menetapkan dan menerapkan kebijakan program dan aktivitas-aktivitas perusahaan yang berorientasi pada pencapaian sasaran organisasi yang berhubungan dengan kepegawaian, administrasi umum dan keuangan. 41

3 c. Finance And Accounting Manager 1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan oleh perusahaan secara akurat dan tepat waktu. 2. Mengkoordansi dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu, dan sesuai dengan peraturan pemerintahan yang berlaku. 3. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengontrol arus kas perusahaan (Cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi keuangan. 4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan, dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. 5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan system dan prosedur keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan. 6. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi, ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya. 42

4 d. Operasional Manager 1. Desian produk dan jasa, keputusan ini menyangkut sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan, dengan kata lain keputusan operasional berikutnya tergantung pada keputusan desain barang dan jasa 2. Manajemen Kualitas, kualitas yang diinginkan konsumen harus ditetapkan, sehingga aturan maupun prosedur untuk mengenali dan memenuhi kualitas tersebut dapat dibakukan 3. Desain proses dan kapasitas, menentukan proses yang akan digunakan dalam kegiatan operasional dan kapasitas yang akan digunakan merupakan hal penting dalam manajemen operasional karena berkaitan dengan berbagai hal 4. Strategi Lokasi, lokasi yang dipilih untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan baik yang bergerak di sector barang maupun jasa akan sangat menentukan prestasi perusahaan. 5. Strategi layout. Layout atau tata letak akan berdampak pada efisiensi dan efektifitas kegiatan oprasional e. Managing Partner 1. Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas-tugas Firma RR 2. Memimpin pelaksanaan pekerjaan penyelesaian perkara 3. Memimpin pelaksanaan tugas lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan dan konsultansi. 43

5 f. Marketing Manager 1. Menentukan harga jual, produk dan jasa yang akan diluncurkan, jadwal kunjungan serta system promosi untuk memastikan tercapainya target penjualan. 2. Memonitor perolehan client secara optimal. 3. Memonitor jumlah stock seluruh divisi sales & marketing untuk memastikan umur stock perusahaan tidak melebihi target yang telah ditentukan. 4. Menganalisa dan mengembangkan strategi pemasarn untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target ysng ditentukan. 5. Menganalisa dan memberikan arah pengembangan design dan warna untuk memastikan pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan pasar. 6. Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari hasil survey seluruh sales team untuk memastikan tercapainya target kepuasan pelanggan yang di tentukan. 7. Menerapkan budaya, system, dan peraturan internal perusahaan serta menerapkan managemen biaya untuk memastikan budaya perusahaan dan system serta peraturan di jalankan dengan optimal. 44

6 B. Laporan Laba (Rugi) Firma RR tahun 2013 TABEL 4.1 LAPORAN LABA (RUGI) FIRMA RR TAHUN 2013 Firma RR LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2013 KETERANGAN KOMERSIAL Ref PENDAPATAN Pendapatan Jasa a Total Pendapatan BIAYA - Biaya Gaji, Upah, Honorarium B Biaya Operasional C Biaya Transportasi D Biaya Promosi Biaya Sewa Biaya Telepon Biaya Pemeliharaan Biaya Rumah Tangga Biaya ATK Biaya Pulsa Biaya Pajak dan Retribusi - Biaya Pengiriman Biaya Penyusutan Biaya Admin Bank Biaya Lainnya JUMLAH BIAYA USAHA LABA RUGI USAHA PENDAPATAN (BIAYA) LAIN-LAIN Pendapatan Lain - Biaya Lain - JUMLAH PENDAPATAN DILUAR - USAHA LABA RUGI SEBELUM PAJAK EBT Sumber: data Firma RR 45

7 Catatan; a. Pendapatan Adalah peredaran usaha selama 1 tahun yang merupakan total pendapatan dari 3 divisi, Consulting, training, dan publishing. b. Biaya Gaji, Upah Honorarium Biaya Gaji, Upah, Honorarium; termasuk didalamnya biaya gaji bagi trainer c. Biaya Operasional; biaya yang dikelurkan pada saat menangani kasus perpajakan seperti pemeriksaan, keberatan hingga banding di pengadilan pajak C. Pengenaan Tarif PPh 1% PP nomor 46 tahun 2013 PPh final pasal 4(2) PP nomor 46 tahun 2013 dikenakan atas penghasilan Firma RR mulai masa pajak Juli Sebagaimana diatur dalam pasal 2 ayat 2 huruf a dan b PP.46 tahun 2013, Firma RR termasuk wajib pajak badan yang menerima penghasilan dari usaha, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp ,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak. Peredaran usaha Firma RR tahun 2012 sebagaiamana tercermin dalam laporan SPT PPh Badan tahun 2012 adalah Rp Sehingga terhitung mulai masa Juli 2013 Firma RR harus tunduk dan patuh pada PP.46 tahun Tabel berikut menyajikan informasi pembayaran PPh Final 1% Firma RR tahun

8 TABEL 4.2 REKAPITULASI PEMBAYARAN PPh FINAL 1% FIRMA RR No Masa Dasar Pengenaan Pajak PPh 1% Tanggal Setor 1 Juli Agustus Agustus September September Oktober Oktober Nopember November Desember Desember Januari 2014 TOTAL Sumber: Data hasil olahan penulis 47

9 D. Rekonsiliasi Fiskal dan Perhitungan PPh Terutang Firma RR tahun 2013 KETERANGAN TABEL 4.3 LAPORAN LABA RUGI FISKAL Firma RR LAPORAN LABA RUGI FISKAL Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2013 Komersial Rekonsiliasi Fiskal Fiskal PENDAPATAN Pendapatan Jasa Total Pendapatan BIAYA - Biaya Gaji, Upah, Honorarium Biaya Operasional Biaya Transportasi Biaya Promosi Biaya Sewa Biaya Telepon Biaya Pemeliharaan Biaya Rumah Tangga Biaya ATK Biaya Pulsa Biaya Pajak dan Retribusi Biaya Pengiriman Biaya Penyusutan Biaya Admin Bank Biaya Lainnya JUMLAH BIAYA USAHA LABA RUGI USAHA PENDAPATAN LAIN-LAIN Pendapatan Lain Biaya Lain - - JUMLAH PENDAPATAN DILUAR USAHA LABA RUGI Sumber: data Firma RR Rekonsiliasi fiskal Firma RR merujuk pada ketentuan pasal 6 dan pasal 9 UU Pajak Penghasilan, jumlah total koreksi fiskal sebesar Proses rekonsiliasi ini akan diuraikan pada bagian analisa rekonsiliasi fiskal. 48

10 TABEL 4.4 PERHITUNGAN PPh TERUTANG Penghasilan Kena Pajak (Pembulatan) (a) PPh Terutang (b) Kredit Pajak yang telah dipungut pihak lain PPh Yang Masih Harus Dibayar Sendiri (PPh Ps 29) Kredit Pajak Yang Dibayar Sendiri (PPh Ps 25) PPh Kurang (Lebih) Bayar Sumber: Data Firma RR Keterangan: a. Penghasilan Kena Pajak adalah angka pembulatan dari b. PPh Terutang adalah nilai dari Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan tariff PPh badan 50% * 25% ( x 50% x 25%) E. Analisa Perhitungan Pajak terutang Firma RR atas Peraturan Pemerintah nomor. 46 tahun 2013 Firma RR telah menyelesaikan kewajiban perpajakannya yakni menghitung, menyetor dan melaporkan PPh Badan Tahun 2013,selanjutnya Penulis mencoba untuk menganalisa apakah perhitungan PPh Terutang Firma RR sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penulis juga mencoba membandingkan besarnya PPh terutang 2013 Firma RR yang telah dikenakan PPh Final 1% dengan perhitungan PPh terutang tanpa penerapan PPh Final 1%. 49

11 1. Klasifikasi Penghasilan Final dan tidak Final Penulis mengklasifikasikan penghasilan dan biaya Firma RR menjadi penghasilan final dan tidak final. Penghasilan final adalah penghasilan yang dikenakan tarif PPh 1%, pengenaan tarif PPh Final 1% tidak dikenakan di awal tahun 2013 melainkan dipertengahan tahun yakni 1 Juli 2013 sebagaimana diatur dalam pasal 11 PP.46 tahun Penghasilan yang diterima atau diperoleh Firma RR sehubungan dengan usaha dari bulan Januari sampai dengan Juni tidak dikenakan PPh Final, sementara atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Firma RR sehubungan dengan usahanya dari bulan Juli sampai dengan Desember dikenakan PPh Final mengikuti ketentuan baru PP.46 tahun 2013 sehingga Firma RR harus memisahkan penghasilan dan biayanya menjadi dua periode, periode final dan periode tidak final. 50

12 TABEL 4.5 KALSIFIKASI PENGHASILAN FINAL DAN TIDAK FINAL KETERANGAN Firma RR LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2013 Laba Rugi 2013 Laba Rugi Jan Jun Laba Rugi Jul Des PENDAPATAN Pendapatan Jasa Total Pendapatan BIAYA - Biaya Gaji, Upah, Honorarium Biaya Operasional Biaya Transportasi Biaya Promosi Biaya Sewa Biaya Telepon Biaya Pemeliharaan Biaya Rumah Tangga Biaya ATK Biaya Pulsa Biaya Pajak dan Retribusi Biaya Pengiriman Biaya Penyusutan Biaya Admin Bank Biaya Lainnya JUMLAH BIAYA USAHA LABA RUGI USAHA PENDAPATAN LAIN-LAIN Pendapatan Lain Biaya Lain - - JUMLAH PENDAPATAN DILUAR USAHA LABA RUGI SEBELUM PAJAK EBT Sumber: data Firma RR 51

13 2. Rekonsiliasi Fiskal Setelah penghasilan dan biaya diklasifikasi menjadi penghasilan final dan tidak final, selanjutnya penulis melakukan rekonsiliasi fiskal atas Laporan Laba (Rugi) Firma RR. Secara umum rekonsiliasi fiskal dilakukan berdasarkan ketentuan dalam pasal 6 dan pasal 9 Undang- Undang Pajak Penghasilan, yakni biaya yang dikeluarkan Firma RR yang tidak terkait dengan 3M perusahaan (mendapatkan, menagih dan memelihara) penghasilan tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto atau dengan kata lain biaya akan dikoreksi. Pasal 13 huruf (a) angka 2, PP.94 tahun 2010 menyebutkan bahwa pengeluaran dan biaya yang tidak boleh dikurangkan dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, termasuk biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final. Hal ini sesuai dengan karateristik Pajak Penghasilan Final yakni: a. Tidak perlu digabungkan dengan penghasilan lain (yang non final) dalam perhitungan PPh pada SPT Tahunan b. Biaya biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dikenakan PPh final tidak dapat dikurangkan. c. PPh Final yang telah dibayar sendiri atau dipotong pihak lain sehubungan daengan penghasilan yang dikenankan PPh Final tidak dapat dikreditkan. 52

14 Atas penghasilan dan biaya Firma RR yang dikenakan PPh Final yakni periode Juli sampai dengan Desember akan di koreksi. Berikut ini penulis menyajikan tabel rekonsilasi fiskal Firma RR dengan menyandingkan perhitungan rekonsiliasi jika Firma RR tidak dikenakan PPh Final 1%. TABEL 4.6 ANALISA PERBANDINGAN REKONSILIASI FISKAL Firma RR KERTAS KERJA Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2013 KETERANGAN Komersial Rekonsiliasi Fiskal Ref L/R Fiskal atas PP no L/R Fiskal 2013 normal PENDAPATAN Pendapatan Jasa a a.2 Total Pendapatan BIAYA - Biaya Gaji, Upah, Honorarium b b.2 Biaya Operasional c c.2 Biaya Transportasi d d.2 Biaya Promosi e e.2 Biaya Sewa f f.2 Biaya Telepon g g.2 Biaya Pemeliharaan h h.2 Biaya Rumah Tangga i i.2 Biaya ATK j j.2 Biaya Pulsa k k.2 Biaya Pajak dan Retribusi - - l l.2 Biaya Pengiriman m m.2 Biaya Penyusutan n n.2 Biaya Admin Bank o o.2 Biaya Lainnya p p.2 JUMLAH BIAYA USAHA LABA RUGI USAHA PENDAPATAN LAIN-LAIN Pendapatan Lain Biaya Lain - - JUMLAH PENDAPATAN DILUAR USAHA LABA RUGI SEBELUM PAJAK EBT Sumber: Data olah penulis Ref 53

15 Analisa rekonsiliasi fiskal: a. Pendapatan a.1. Ketentuan PP.46 menjadikan Pendapatan Firma RR dikoreksi sebesar Rp , atas pendapatan dari bulan Juli sampai dengan Desember yang telah dikenakan PPh Final pasal 4(2) 1% PP.46 tahun Karakteristik Penghasilan yang dikenakan PPh Final adalah Tidak perlu digabungkan dengan penghasilan lain (yang non final) dalam perhitungan PPh pada SPT Tahunan. a.2. Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada pendapatan yang dikoreksi atau dengan kata lain seluruh pendapatan diakui sehingga jumlah Pendapatan tetap b. Biaya Gaji, Upah, Honorarium b.1. Dikoreksi sebesar Atas biaya yang dikeluarkan bulan Juli sampai dengan Desember 2013 Biaya Gaji, Upah, Honorarium ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang dikenakan PPh Final 1%. Biaya Gaji, Upah dan Honorarium dikoreksi sebagaimana ketentuan PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara biaya sebesar Rp dapat dibiayakan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. b.2. Tidak ada koreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Gaji, Upah, Honorarium karena seluruh biaya memenuhi kriteria 54

16 sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang. c. Biaya Operasional c.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya operasional bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang- Undang Pajak Penghasilan. c.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Operasional karena seluruh biaya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. d. Biaya Transportasi d.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya transportasi bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto, pasal 6 ayat 1 Undang- Undang Pajak Penghasilan. 55

17 d.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Transportasi karena seluruh biaya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. e. Biaya Promosi e.1. Dikoreksi Tidak ada Biaya Promosi yang dikeluarkan perusahaan selama periode Juli sampai dengan Desember sehingga tidak ada koreksi berdasarkan PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Koreksi dilakukan merujuk pada ketentuan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010 Pasal 6 ayat 1, bahwa Wajib Pajak wajib membuat daftar Nominatif atas Biaya Promosi yang dikeluarkan, sementara Firma RR tidak membuat Daftar Nominatif sehingga seluruh Biaya Promosi dikoreksi. f. Biaya Sewa f.1. Dikoreksi sebesar Rp koreksi sebesar terdiri dari koreksi atas biaya Sewa bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2 sebesar dan koreksi sebesar dilakukan atas biaya sewa kendaraan untuk kepentingan pribadi direktur yakni untuk acara reuni keluarga. Biaya sebesar termasuk dalam biaya yang tidak diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan bruto sebagaiamana diatur 56

18 dalam pasal 9 ayat 1 huruf b Undang-Undang Pajak Penghasilan, untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan dengan biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota. Biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. f.2. Dikoreksi sebesar Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka koreksi atas Biaya Sewa hanya sebesar termasuk dalam biaya yang tidak diperbolehkan menjadi pengurang penghasilan bruto sebagaiamana diatur dalam pasal 9 ayat 1 huruf b Undang-Undang Pajak Penghasilan. g. Biaya Telepon g.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya Telepon bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. g.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Telepon karena seluruh biaya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni 57

19 biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. h. Biaya Pemeliharaan h.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya Pemeliharaan bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang- Undang Pajak Penghasilan. g.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Pemeliharaan karena seluruh biaya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. i. Biaya Rumah Tangga i.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya Rumah Tangga bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang- Undang Pajak Penghasilan. i.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Rumah Tangga karena seluruh biaya memenuhi kriteria 58

20 sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. j. Biaya ATK j.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya ATK bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. j.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya ATK karena seluruh biaya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. k. Biaya Pulsa k.1. Dikoreksi sebesar Rp koreksi sebesar terdiri dari koreksi atas biaya Pulsa bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2 sebesar dan koreksi sebesar dilakukan atas biaya Pulsa yang hanya diakui sebesar 50%. KEP-220/PJ/2002 Pasal 1 ayat 2 mengatur bahwa Atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai 59

21 tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan dalam tahun pajak yang bersangkutan. Biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. k.2. Dikoreksi sebesar Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka koreksi atas Biaya Pulsa hanya sebesar , hanya boleh dibiayakan sebesar 50% dari jumlah biaya. KEP-220/PJ/2002 Pasal 1 ayat 2. l. Biaya Pengiriman l.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya Pengiriman bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara biaya sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang- Undang Pajak Penghasilan. l.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Pengiriman karena seluruh biaya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. m. Biaya Penyusutan 60

22 m.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya Penyusutan bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara sisa biaya penyusutan sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. m.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Penyusutan karena seluruh biaya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. n. Biaya Admin bank n.1. Dikoreksi sebesar Rp Atas biaya Penyusutan bulan Juli sampai dengan Desember, PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Sementara sisa biaya penyusutan sebesar dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. n.2. Tidak dikoreksi Apabila Firma RR tidak dikenakan PPh Final maka tidak ada koreksi atas Biaya Admin Bank karena seluruh biaya memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan yakni biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. 61

23 o. Biaya Lainnya o.1. Tidak ada Koreksi Tidak ada Biaya Promosi yang dikeluarkan perusahaan selama periode Juli sampai dengan Desember sehingga tidak ada koreksi berdasarkan PP Pasal 13 huruf (a) angka 2. Seluruh biaya Lainnya dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan. 3. Analisa Perhitungan PPh Terutang Firma RR Tahun 2013 Dari skema perhitungan PPh terutang yang dibahas sebelumnya, terdapat perbedaan nilai Penghasilan Kena Pajak perhitungan PPh terutang dengan tahun 2012 terutama koreksi atas penghasilan dan biaya dari bulan Juli s/d Desember yang menjadikan penghasilan kena pajak menjadi lebih kecil. TABEL 4.7 PERBANDINGAN PERHITUNGAN PPh TERUTANG Uraian Perhitungan PPh ahir tahun atas PP Ref Perhitungan PPh ahir tahun tidak dikenakan PP Ref Penghasilan Kena Pajak (Pembulatan) p p.2 PPh Terutang q q.2 Kredit Pajak yang telah dipungut pihak lain (PPh 23) r r.2 PPh Yang Masih Harus Dibayar Sendiri Kredit Pajak Yang Dibayar Sendiri (PPh Ps 25) s s.2 PPh Kurang (Lebih) Bayar Jumlah pajak yang dibayar Pembayaran PPh Pasal 4(2) 1% Juli s/d Desember Jumlah Total Pajak Yang Dibayar t t.2 Selisih Sumber: Data olah Penulis 62

24 Analisa perhitungan PPh Terutang: p. Penghasilan Kena Pajak p.1. Penghasilan Kena Pajak perhitungan PPh akhir tahun. PP.46 tahun 2013 sebesar adalah penghasilan dari bulan Januari s/d Juni. p.2. Penghasilan Kena Pajak perhitungan PPh akhir tahun apabila Firma RR tidak dikenakan PP.46 tahun 2013 sebesar adalah penghasilan dari bulan Januari s/d Desember q. PPh Terutang Pasal 31E ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan menyebutkan bahwa Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp ,00 (lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp ,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah). Pasal 17 ayat (2a) menentukan tariff PPh Badan menjadi 25%, sehingga atas peredaran Bruto sampai dengan Rp dikenakan tarif 12,5% (50% x 25%) q.1. PPh Terutang perhitungan PPh akhir tahun. PP.46 tahun 2013 sebesar adalah jumlah perkalian dari 12,5% x q.2. PPh Terutang perhitungan PPh akhir tahun apabila Firma RR tidak dikenakan PP.46 tahun 2013 sebesar adalah jumlah perkalian dari 12,5% x

25 r. Kredit Pajak yang telah dipotong pihak lain (PPh 23) r.1. Kredit Pajak perhitungan PPh akhir tahun. PP.46 tahun 2013 sebesar meruakan pajak yang dipotong pihak lain atas penghasilan tidak final Januari sampai dengan Juni berikut data yang penulis peroleh dari Firma RR: TABEL 4.8 KREDIT PAJAK PPh 23 No Tanggal PPh Jan Jan Mar May May May May Jun Jun Jun Jun Jumlah Sumber: Data Firma RR r.2. Kredit Pajak PPh akhir tahun apabila Firma RR tidak dikenakan PP.46 tahun 2013 sebesar , hasil analisa penulis apabila atas penghasilan Juli sampai dengan Desemeber tidak dikenakan PPh Final 1% maka masih ada Potensi pajak yang dipotong pihak lain, yakni: 64

26 TABEL 4.9 KREDIT PAJAK PPh 23 JANUARI - DESEMBER No Tanggal PPh Jul Jul Jul Aug Aug Sep Sep Oct Oct Nov Nov Nov Nov Nov Dec Dec Dec Dec Dec Dec Dec Dec Jumlah Sumber: Data Olah Penulis Jumlah kredit pajak adalah potensi PPh Pasal 23 berdasarkan penghasilan yang diterima Firma RR Juli sampai dengan Desember. Total PPh 23 Januari sampai dengan Desember = = s. Kredit Pajak Yang Dibayar Sendiri (PPh Pasal 25) s.1. Kredit Pajak Yang DIbayar Sendiri sebesar merupakan pajak yang yang telah disetor sendiri dari bulan Januari sampai dengan Juni berikut data kredit pajak yang disetor sendiri yang penulis peroleh dari Firma RR: 65

27 TABEL 4.10 ANGSURAN PPh PASAL 25 Masa Pajak Tgl. Bayar Nilai Sebenarnya JANUARI 07-Feb FEBRUARI 19-Mar MARET 10-Apr APRIL 15-Mei MEI 07-Jun JUNI 10-Jul Sumber: Data Firma RR s.2. Kredit Pajak PPh akhir tahun apabila Firma RR tidak dikenakan PP.46 tahun 2013 sebesar , hasil analisa penulis apabila atas penghasilan Juli sampai dengan Desemeber tidak dikenakan PPh Final 1% maka masih besarnya angsuran PPh Pasal 25 yang dibayar Firma RR adalah PPh 25 Januari -Juni = PPh 25 Juli - Desember (analisa)6 x = Jumlah = t. Jumlah Total Pajak Yang Dibayar t.1 Jumlah Total Pajak Yang Dibayar Firma RR atas penghasilan yang dikenkan PP 46 tahun 2013 sebesar , dirinci sebagai berikut: PPh yang dipotong/dipungut pihak lain (pph 23) = PPh yang telah dibayar sendiri (PPh Pasal 25) = PPh yang masih harus dibayar (PPh Ps.29) = PPh Final 1% (PPh Pasal 4(2) = Jumlah = t.2 Jumlah total pajak yang dibayar Firma RR apabila tidak dikenakan PP.46 Tahun 2013 sebesar sama besarnya dengan PPh terutang tahun

28 67

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. XYZ pertama kali didirikan pada tahun 2007 dan bergerak di bidang Manufaktur. PT. XYZ ini berlokasi di Jakarta. 2. Visi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-02/PJ/2015 TENTANG PENEGASAN ATAS PELAKSANAAN PASAL 31E AYAT (1) UNDANG- UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal Dalam Menentukan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT. XYZ PT. XYZ menyajikan informasi yang menyangkut hasil kegiatan operasinya

Lebih terperinci

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK 2011 Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri PT Cipta Sukma Mandiri merupakan wajib pajak badan sesuai yang tertuang di dalam Undang-Undang No. 36 Pasal 2 ayat 1

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa, pembahasan, dan evaluasi yang dilakukan oleh penulis untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Lebih terperinci

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T)

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T) PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T) Lili Mariana, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan

Lebih terperinci

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Tuan Wahyudi (PKP) seorang pengusaha garmen yang memiliki 5 kios di Jakarta, Bandung,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO ABSTRAK Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Salah satu pajak yang sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari analisa yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini: 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan a. Orang pribadi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Multi Indocitra Tbk, tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. XPRESS CLEAN BER$SAUDARA berdiri pada tahun 1995 dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR. Muhammad 373-383

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Sebagai akhir dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai berikut : a. Perhitungan

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun]

Rencana Bisnis [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] Rencana Bisnis [Nama Perusahaan] [BIDANG USAHA] [tempat dan tanggal penyusunan] disusun oleh: [Nama Penyusun] [Jabatan Penyusun] [Alamat Lengkap Perusahaan] No. Telepon [Nomor Telepon] No. Fax [Nomor Fax]

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Sebagai Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Abadi Karya Mulia Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT Abadi Karya Mulia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal untuk Penentuan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Pada PT. Bijama Makmur Laporan Laba Rugi yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Kencana Megah Logistik PT. Kencana Megah Logistik didirikan oleh Ibu Anggrek Meice pada tahun 2005 dan mulai menjalankan bisnis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kesiapan Wajib Pajak saat dilakukan Pemeriksaan Pajak 1. Kelengkapan dokumen umum, dokumen perpajakan dan dokumen pembukuan. Kelengkapan dokumen umum, dokumen

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT Setelah dievaluasi biaya dan penghasilan dalam laporan laba rugi komersial terdapat perbedaan pengakuan biaya dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Selain mendapat imbalan atas jasa pelaksanaan konstruksi yang diberikan, PT

Lebih terperinci

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015 MOJAKOE MOdul JAwaban KOEliah Perpajakan 1 UAS Semester Genap 2014/2015 t@spafebui fspa FEB UI Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEB UI. Official Partners: Dilarang memperbanyak MOJAKOE

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan untuk kepentingan umum. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Laporan Keuangan yang disiapkan oleh PT. Dipta Adimulia adalah pencatatan komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA Yulia Chandra, Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc. Universitas Bina Nusantara, Komp. Duta Harapan Indah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan setiap akhir periode, dan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA

BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA BAB III GAMBARAN UMUM KPP PMA LIMA 3.1. Gambaran Umum KPP PMA Lima Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Lima (KPP PMA Lima) dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK/0172001

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ardiyos, SE Kamus Besar Akuntansi. Citra Harta Prima, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ardiyos, SE Kamus Besar Akuntansi. Citra Harta Prima, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Anjarwati, Ratna. 2013. PPh Final 1% untuk UMKM - Panduan Praktis Perhitungan, Peaporan dan Penyetoran Pajak Penghasilan untuk UMKM. Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Ardiyos, SE.. 2008. Kamus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning Pada PT. XYZ Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upayaupaya yang dilakukan pihak manajemen untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP Diah Soleha, Gen Norman Thomas, SE., Ak., MM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya yang boleh dan tidak boleh

Lebih terperinci

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d. 1771 - III/$ LAMPIRAN - III KREDIT PAJAK DALAM NEGERI NO. NAMA DAN NPWP OBJEK PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PEMOTONG / PEMUNGUT PAJAK JENIS PENGHASILAN / TRANSAKSI PAJAK PENGHASILAN BUKTI PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.202, 2017 KEUANGAN. PPH. Penghasilan. Diperlakukan. Dianggap. Harta Bersih. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6120) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini penulis akan mengamati kasus yang penulis dapatkan selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan di KKP Anton dan Rekan yaitu tentang pemeriksaan pajak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun 2015 PT. Semar Jaya Indah salah satu klien Badan Usaha Kantor Konsultan Pajak Darriono Prajetno. PT. Semar Jaya Indah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pendapatan dan Beban Menurut Akuntansi 1. Pendapatan Menurut Akuntansi Suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

RUGI LABA BIAYA FISKAL

RUGI LABA BIAYA FISKAL RUGI LABA BIAYA FISKAL BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIJADIKAN PENGURANG PENGHASILAN (PASAL 9) Pengeluaran untuk pemegang saham atau pihak yang memillki hubungan istimewa beserta orang-orang yang menjadi tanggungannya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 58 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Nutricircle World Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan pembukuan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah pembahasan pada bab sebelumnya dimana dilakukan evaluasi terhadap laporan laba/ rugi perusahaan, dan melakukan rekonsiliasi perhitungan laba/ rugi, maka dapat

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA X PADA 1771/$ PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 770 PERHATIAN MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI USAHA/PEKERJAAN BEBAS YANG MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT

Lebih terperinci

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi. Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan) PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan) A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan), Anda harus mampu: 1.1 Memahami Definisi PPh Pasal 25, Subjek

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE BAB IV EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE IV.1. Evaluasi Jenis-jenis Biaya yang Terdapat dalam Laporan Keuangan Perusahaan Penulis

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang ini sistem otonomi daerah sudah diberlakukan dan semakin berkembang, maka pada sistem otonomi daerah ini secara tidak langsung akan membahas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya

Lebih terperinci

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan

Lebih terperinci

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

MODUL V REKONSILIASI FISKAL MODUL V REKONSILIASI FISKAL A. Dosen memberikan pengantar sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan ( S. A. P.) yang menjelaskan secara umum sebagai berikut : 1. Definisi Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal. 2.

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah singkat perusahaan PT Cahaya Terang Abadi didirikan pada tanggal 30 November 2009 sampai dengan sekarang perusahaan ini bergerak dibidang

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN D. PPh KURANG/ LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771 SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi PPN PT. Biro ASRI PT. Biro ASRI dalam menjalankan operasi perusahaan selain berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. KOREKSI FISKAL Oleh Iwan Sidharta, MM. Terdapatnya perbedaan dalam Akuntansi Komersial dengan Peraturan Perpajakan. Perbedaan tersebut sehubungan dengan pengakuan penghasilan dan biaya. Perbedaan tersebut

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY Pada bab ini penulis akan mengevaluasi atas keadaan perpajakan seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penerimaan Negara Republik Indonesia bersumber dari pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014 pajak menyumbang Rp. 1.310.219.000.000.000

Lebih terperinci

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)

Lebih terperinci

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b. 77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN

Lebih terperinci

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO Oleh: I s r o a h, M.Si. isroah@uny.ac.id PRODI/JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 PAJAK PENGHASILAN UMUM

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Trillion Glory International Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan

Lebih terperinci

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16). 51 pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya Sentosa, Penyesuaian dengan PSAK No.16 dan Metode penyusutan sesuai dengan PSAK No.16. 2. Metode Kualitatif Yaitu analisa yang dilakukan

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN 1771 PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN)

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Capital Lease Aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai aktiva tetap sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara melakukan proses pembangunan yang terus berkesinambungan dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk Indonesia. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Express Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Definisi pajak dalam pasal 1 ayat 1 UU KUP No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada

Lebih terperinci

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK : D. PPh KURANG/LEBIH BAYAR C. KREDIT PAJAK B. PPh TERUTANG A. PENGHASILAN KENA PAJAK IDENTITAS 1771/$ SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 Metode BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan. BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahaasan Masalah 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan. Bagi negara semakin besar jumlah pajak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia Nomor 394/DIKTI/KEP/1998 tertanggal 26 Oktober Sekolah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia Nomor 394/DIKTI/KEP/1998 tertanggal 26 Oktober Sekolah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Jayakusuma adalah Perguruan Tinggi Swasta yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771 SPT TAHUNAN 1771 DEPARTEMEN KEUANGAN RI ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK BERI TANDA "X" DALAM (KOTAK) YANG SESUAI ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS 2 0 0 6 SESUAI DENGAN PETUNJUK PENGISIAN BL TH BL TH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1983 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa pelaksanaan Pasal 9 ayat (1) huruf b

Lebih terperinci