Pengaruh Gugus Nitro dengan Posisi Para (p) pada Sintesis N-(4-Nitrobenzoil)tiourea
|
|
- Hengki Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Gugus Nitro Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April Pengaruh Gugus Nitro dengan Posisi Para (p) pada Sintesis N-(4-Nitrobenzoil)tiourea Suzana, Tutuk Budiati Fakultas Farmasi Universitas Airlangga The aim of this research is to determine the influence of nitro group on synthesis N-(4- nitrobenzoyl)thiourea with acylation reaction. The influence of nitro group can be detected by comparing result of synthesis N-benzoylthiourea and N-(4-nitrobenzoyl)thiourea. Nitro group had influenced to C=O reactivity through inductive effect. The compound of N-benzoylthiourea is yellowish needle crystal (35,77%) while N-(4-nitrobenzoyl)thiourea is yellow amorf crystal (16,63%). Synthesis N-benzoylthiourea produced more than N-(4-nitrobenzoyl)thiourea, so it can be concluded that nitro group with p position decrease the reactivity of C=O acyl halide derivate in synthesis N-(4-nitrobenzoyl)thiourea with acylation reaction. Keywords : Nitro group, p position, N-(4-nitrobenzoyl)thiourea. PENDAHULUAN Suatu amida diperoleh dengan mereaksikan asil halida dengan amina. Reaksi antara asil halida dengan amina merupakan reaksi substitusi nukleofilik. Asil halida merupakan turunan asam karboksilat yang paling mudah bereaksi karena ion halida merupakan gugus pergi yang baik. Kereaktifan senyawa karbonil terhadap substitusi pada atom C karbonil dapat disebabkan oleh kebasaan gugus perginya. Selain dipengaruhi oleh kebasaan gugus perginya, kereaktifan senyawa karbonil terhadap substitusi juga dipengaruhi oleh struktur asil halidanya, terutama oleh atom karbon yang bermuatan positif dari asil halidanya. Adanya gugus penarik elektron atau pendorong elektron akan mempengaruhi terbentuknya atom karbon dari karbonil yang bermuatan positif. Pada asil halida, dengan adanya gugus penarik elektron maka akan menyebabkan asil halida lebih sulit membentuk atom C karbonil yang bermuatan positif sehingga menurunkan kereaktifan asil halida terhadap serangan nukleofil, sedangkan gugus pendorong elektron akan memudahkan asil halida untuk membentuk atom C karbonil yang bermuatan positif sehingga meningkatkan kereaktifan dari asil halida terhadap serangan nukleofil.(bahl, 1985; Fessenden 1982; Finar,1971; Mc Murry, 2001) Hasil penelitian Suzana dkk (2004), tentang N- Benzoiltiourea menunjukkan adanya aktivitas sebagai penekan sistem syaraf pusat. Senyawa hasil sintesis N-(4-nitrobenzoil)tiourea diduga mempunyai khasiat yang sama karena mempunyai gugus farmakofor yang sama dengan N- benzoiltiourea.(siswandono,1998) Pada penelitian ini dilakukan sintesis N-(4- nitrobenzoil)tiourea dan senyawa N-benzoiltiourea. Dilakukan modifikasi struktur dengan penambahan gugus nitro pada asil halida. Gugus nitro bersifat sebagai penarik elektron. Sintesis dilakukan dalam pelarut organik toluen dengan pemanasan pada suhu o C.(Xu, 2003; Thakar,2005) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gugus nitro dengan posisi para (p) pada sintesis senyawa N-(4-nitrobenzoil)tiourea dari tiourea dan 4-nitrobenzoilklorida dengan membandingkan pada sintesis N-benzoiltiourea dari tiourea dan benzoilklorida. Sebagai parameter digunakan prosentase hasil reaksi dan reaksi dilakukan pada kondisi yang sama. O NO 2 C BAHAN Gambar DAN METODE 1. Senyawa N-(4-Nitrobenzoil)tiourea Bahan. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini kecuali dinyatakan lain adalah p.a : tiourea (E Merck), benzoilklorida (E Merck), 4- nitrobenzoilklorida (E Merck), Na 2 HCO 3 (E Merck), toluen, etanol, aseton (redestilasi), kloroform (E Merck). N H C NH 2 Gambar 1. Senyawa N-(4-Nitrobenzoil)tiourea S
2 Tiourea Asam benzoat N-benzoiltiourea 16 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April 2010 Tri Widiandani Alat. Alat gelas yang digunakan dalam laboratorium sintesis, pemanas listrik, pengaduk magnetic, spektrofotometer Diode Array UV-Vis HP 8452, Spektrofotometer Shimadzu Jasco FT-IR 5300, Spektrometer 1 H-NMR Hitachi FT-NMR R-1900, Electrothermal Melting Point Apparatus, GC-MS HP5890 Series II. BAHAN DAN METODE Sintesis Senyawa N-Benzoiltiourea Dimasukkan 3,8 g (0,05 mol) tiourea ke dalam labu alas bulat, dicampur dengan 30 ml toluene sampai terbentuk suspensi. Ditambahkan 2,75 ml benzoilklorida (0,025 mol) dalam 20 ml toluen sedikit demi sedikit melalui corong pisah. Selama penetesan campuran diaduk menggunakan pengaduk magnetik. Setelah benzoilklorida habis diteteskan, kemudian dipanaskan dengan pendingin balik selama 3 jam pada suhu o C sambil terus diaduk agar reaksi berjalan sempurna. Hasil reaksi ditambahkan larutan natrium bikarbonat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tidak berbuih. Kristal dipisahkan dengan corong Buchner, dicuci dengan air dan direkristalisasi dengan pelarut etanol. Hasil reaksi diuji KLT, titik lebur dilanjutkan dengan identifikasi dengan spekrofotometer UV-Vis, spekrofotometer FT-IR, Spektrometer 1 H-NMR dan GC-MS.(Xu, 2003; Thakar,2005) Sintesis Senyawa N-(4-Nitrobenzoil)tiourea Dimasukkan 3,8 g (0,05 mol) tiourea ke dalam labu alas bulat, dicampur dengan 30 ml toluene sampai terbentuk suspensi. Ditambahkan 4,66 g 4-nitrobenzoilklorida (0,025 mol) dalam 20 ml toluen sedikit demi sedikit melalui corong pisah. Selama penetesan campuran diaduk menggunakan pengaduk magnetik. Setelah 4-nitrobenzoilklorida habis, campuran dipanaskan dengan pendingin balik selama 3 jam pada suhu o C sambil terus diaduk agar reaksi berjalan sempurna. Hasil reaksi ditambahkan larutan natrium bikarbonat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai tidak berbuih. Kristal dipisahkan dengan corong Buchner, dicuci dengan air dan direkristalisasi dengan pelarut etanol. Hasil reaksi diuji KLT, titik lebur dilanjutkan dengan identifikasi dengan spekrofotometer UV-Vis, spekrofotometer FT-IR, Spektrometer 1 H-NMR dan GC-MS..(Xu, 2003; Thakar,2005) HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis N-Benzoiltiourea dan N-(4- Nitrobenzoil)tiourea Hasil sintesis N-benzoiltiourea berupa kristal bentuk jarum berwarna kuning dan berbau sulfur dengan prosentase hasil sintesis rata-rata sebesar 35,77%. Sedangkan N-(4-nitro benzoil)tiourea berupa kristal amorf berwarna kuning dan berbau aromatis dengan prosentase hasil sintesis rata-rata 16,63%. Uji Kemurnian N-benzoiltiourea dan N-(4-nitro benzoil)tiourea Hasil uji kromatografi lapis tipis (KLT) N- benzoiltiourea dan N-(4-nitrobenzoil)tiourea dengan beberapa fase gerak dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.. Tabel 1. Hasil uji kromatografi lapis tipis senyawa N-benzoiltiourea, fase diam silika gel 60 GF 254 dan penampak noda lampu UV. Fase gerak Kloroform : etanol (9:1) n-heksana : etil asetat (5:2) Kloroform: aseton: etanol (11:3:1) Harga Rf Jumlah noda Warna 0,22 0,60 0,80 1 Ungu 0,20 0,60 0,71 1 Ungu 0,20 0,68 0,83 1 Ungu Hasil uji titik lebur N-benzoiltiourea dengan alat electrothermal melting point didapatkan hasil titik lebur o C sedangkan N-(4- nitrobenzoil)tiourea hasil titik lebur o C, jarak lebur 1-2 o C menunjukkan senyawa tersebut murni. (Harwood, 1989; Singh,1980). Senyawa N- benzoiltiourea disintesis dengan cara mereaksikan benzoilklorida dan tiourea pada suhu o C selama 3 jam dalam pelarut toluen. Hasil sintesis
3 Tiourea N-nitro benzoilklorida N-(4-nitro- benzoil) tiourea Studi Perbandingan Stabilitas Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April berupa kristal jarum kuning muda dengan prosentase hasil rata-rata 35,77%. Tabel 2. Hasil uji kromatografi lapis tipis senyawa N-(4-nitrobenzoil)tiourea, fase diam silika gel 60 GF 254 dan penampak noda lampu UV. Fase gerak Kloroform : etanol (9:1) n-heksana : etil asetat (5:2) Kloroform:a seton:etanol (11:3:1) Harga Rf 0,20 0,43 0,85 0,20 0,20 0,80 0,29 0,43 0,86 Jumlah noda hasil sintesis Warna 0,71 1 Ungu 0,72 1 Ungu 0,83 1 Ungu Hasil uji kemurnian dengan uji kromatografi lapis tipis dengan berbagai eluen menunjukkan satu noda. Hasil uji titik lebur memberikan hasil rata-rata o C. Sedangkan senyawa N-(4- nitrobenzoil)tiourea disintesis dengan cara mereaksikan 4-Nitrobenzoilklorida dan tiourea pada suhu o C selama 3 jam dalam pelarut toluen. Hasil sintesis berupa kristal amorf kuning dengan prosentase hasil rata-rata 16,63%. Hasil uji kemurnian dengan uji kromatografi lapis tipis (KLT) dengan berbagai eluen menunjukkan satu noda sehingga dapat disimpulkan senyawa murni secara KLT (Gritter,1991). Hasil uji titik lebur memberikan hasil rata-rata o C. Identifikasi struktur N-benzoiltiourea dan N-(4- nitrobenzoil)tiourea dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, Inframerah, spektroskopi 1 H-NMR dan spektroskopi massa (MS). Dari spektrum UV-Vis diketahui senyawa hasil sintesis N-benzoiltiourea memberikan serapan pada dua panjang gelombang maksimum pada 235,6 nm dan 281 nm. Sedangkan pada senyawa awal tiourea hanya memberikan serapan pada satu panjang gelombang maksimum yaitu 235 nm. Senyawa hasil sintesis N-(4-nitrobenzoil)tiourea menunjukkan serapan pada satu panjang gelombang maksimum yaitu 257 nm. Hal ini menunjukkan senyawa hasil sintesis berbeda dengan senyawa awal. Tabel 3. Karakteristik spektra UV-Vis, Inframerah, 1 H-NMR dan MS N-benzoiltiourea UV-Vis : 235,6 dan 281 maks (nm) Dalam pelarut etanol Inframerah : (cm - 1 ) Dalam pellet KBr 1 H-NMR : (ppm) Dalam pelarut CDCl 3 (m/e) massa 3308 dan 3225 (-NH 2 ), 3159 (-NH-), 1682 (-C=O amida), 1604 dan (-C=C- cincin aromatik), 7,40-7,91 multiplet, integrasi 5 ( C 6 H 5 -), 9,20 singlet, integrasi 1 ( -NH 2 ), 10,00 singlet, integrasi 1 (- NH-). 77 (C 6 H 6 ) +, 105 (C 6 H 5 - CO) +, 121 (C 6 H 5 -CONH 2 ) + Identifikasi dengan spektroskopi inframerah senyawa hasil sintesis N-benzoiltiourea nampak adanya puncak pita tajam pada 3308cm -1 dan 3225cm -1 menunjukkan gugus -NH 2 ulur, hal ini didukung dari data spektroskopi 1 H-NMR menunjukkan adanya pergeseran kimia pada 9,20 ppm puncak singlet dengan perbandingan integrasi 1 berasal dari 1 atom H dari gugus NH 2. Puncak pita pada daerah 3159 cm -1 pada spektrum inframerah menunjukkan gugus NH-, hal ini didukung dari data spektrum 1 H-NMR yang memperlihatkan puncak singlet lebar pada pergeseran kimia 10,00 ppm dengan perbandingan integrasi 1 berasal dari 1 atom H gugus NH-. Pita tajam yang khas gugus karbonil dari amida pada spektrum inframerah terlihat pada 1682 cm -1. Adanya pita pada 1604 cm -1 pada spektrum inframerah menunjukkan gugus -C=C- (ulur) cincin aromatik, sedangkan C=C- (tekuk) cincin aromatik monosubstitusi terlihat di daerah cm -1. Hal ini didukung dari data spektrum 1 H-NMR memperlihatkan adanya puncak multiplet pada pergeseran kimia 7,40-7,91 ppm dengan perbandingan integrasi 5 berasal dari 5 atom H dari cincin aromatik monosubstitusi. Dari spektrum massa tidak nampak adanya ion molekul senyawa
4 18 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April 2010 Tri Widiandani N-benzoiltiourea karena senyawa tersebut bersifat tidak stabil sehingga terpecah menjadi fragmen ion yang lebih kecil. Nampak fragmen-fragmen (C 6 H 5 - CONH 2 ) + menghasilkan m/e=121, (C 6 H 5 -CO) + dengan m/e=105 dan fragmen (C 6 H 6 ) + menghasilkan m/e=77. Fragmen (C 6 H 5 -CO) + dengan m/e=105 merupakan fragmentasi yang sering muncul pada suatu aril amida dengan lepasnya gugus amina yang terikat pada atom C karbonil (Silverstain,1981; Kemp,1975). Dari hasil analisis spektra di atas disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah N- benzoiltiourea. Tabel 4. Karakteristik spektra UV-Vis, Inframerah, 1 H-NMR dan MS N-(4-Nitrobenzoil)tiourea UV-Vis : maks (nm) dalam pelarut etanol Inframerah : (cm - 1 ) dalam pellet KBr 1 H-NMR : (ppm) dalam pelarut CDCl 3 massa (m/e) dan 3267 (-NH 2 ), 3161 (-NH-), 1691 (-C=O amida), 1597 dan (-C=C- cincin aromatik), 8,04 duplet, integrasi 2 dan 8,38 duplet integrasi 2 (NO 2 -C 6 H 4 -). 150 (NO 2 -C 6 H 4 -CO) +, 166 (NO 2 -C 6 H 4 -CONH 2 ) + Hasil identifikasi dengan spektroskopi inframerah senyawa hasil sintesis N-(4- nitrobenzoil)tiourea nampak adanya puncak pita tajam pada 3391cm -1 dan 3267cm -1 menunjukkan gugus -NH 2 ulur. Puncak pita pada daerah 3161 cm - 1 pada spektrum inframerah menunjukkan gugus NH-, hal ini didukung dari data spektrum 1 H-NMR yang memperlihatkan pergeseran kimia pada 10,00 ppm dengan perbandingan integrasi 1 berasal dari 1 atom H gugus NH- ulur. Pita tajam yang khas gugus karbonil dari amida pada spektrum inframerah terlihat pada 1691 cm -1. Adanya pita pada 1597 cm -1 pada spektrum inframerah menunjukkan gugus C=C- (ulur) cincin aromatik, sedangkan C=C- (tekuk) cincin aromatik monosubstitusi terlihat di daerah cm -1. Hal ini didukung dari data spektrum 1 H-NMR memperlihatkan adanya puncak doublet pada pergeseran kimia 8,04 ppm dengan tetapan kopling 8,82 Hz dengan perbandingan integrasi 2 berasal dari 2 atom H dari cincin aromatik disubstitusi yang terletak lebih jauh dari substituen penarik elektron dan puncak doublet pada pergeseran kimia 8,38 ppm dengan tetapan kopling 8,82 Hz dengan perbandingan integrasi 2 berasal dari 2 atom H dari cincin aromatik disubstitusi yang terletak lebih dekat dari substituen penarik elektron. Pergeseran kimia yang menunujukkan gugus -NH 2 dan NH- tidak nampak karena pelarut yang digunakan CDCl 3 dan diketahui senyawa N-(4-nitrobenzoil)tiourea sukar larut dalam pelarut tersebut sehingga konsentrasinya terlalu kecil. Dari spektrum massa juga tidak nampak adanya ion molekul senyawa N-(4- nitrobenzoil)tiourea karena senyawa tersebut bersifat tidak stabil sehingga terpecah menjadi fragmen ion yang lebih kecil. Nampak fragmenfragmen (NO 2 -C 6 H 5 -CONH 2 ) + menghasilkan m/e=166, dan fragmen (NO 2 -C 6 H 5 -CO) + dengan m/e=150 (Silverstain,1981; Kemp,1975). Dari hasil analisis spektra di atas disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah N-(4-nitrobenzoil)tiourea. Dari hasil sintesis N-benzoil tiourea didapat prosentase hasil 35,77% sedangkan N-(4-nitrobenzoil)tiourea sebesar 16,63%. Prosen hasil N-(4-nitrobenzoil)tiourea lebih kecil karena adanya gugus nitro pada posisi para (p) yang dapat mempengaruhi kereaktifan atom C karbonil yang bereaksi dengan amina karena adanya efek induktif. Efek induktif ini menyebabkan atom C di sebelah atom C karbonil menjadi bermuatan positif sehingga atom C karbonil yang bermuatan positif lebih sulit terbentuk akibat adanya muatan positif yang berdekatan, sehingga 4-nitrobenzoilklorida lebih sulit untuk diserang oleh nukleofil (tiourea) (Mc Murry, 2001). Hal ini berakibat menurunnya prosentase hasil reaksi pada sintesis N-(4- nitrobenzoil)tiourea. Kesimpulan. Pada kondisi yang sama, sintesis N-benzoiltiourea memberikan prosentase hasil (35,77%) yang lebih besar daripada prosentase hasil N-(4-Nitrobenzoil)tiourea (16,63%). Substituen nitro pada posisi para (p) menyebabkan sukar terbentuk C karbonil bermuatan positif sehingga reaksi pembentukan senyawa N-(4-Nitrobenzoil)tiourea lebih kecil daripada N-benzoiltiourea.
5 Studi Perbandingan Stabilitas Majalah Farmasi Airlangga, Vol.8 No.1, April DAFTAR PUSTAKA Bahl, Bs, Arun Bahl., 1985, Advanced Organic Chemistry, New Delhi: Chad and Co.Ltd; pp Fessenden, JR., Fessenden,JS., Kimia Organik, Jilid 2, Edisi 3, Jakarta: Erlangga, hal Finar Il., Organic Chemistry The Fundamental Principles, Volume 1, 5 th Ed., The English Language Book Society and Longman Group Ltd., London, pp Gritter, Rj., Bobbit,JM., Schwarting AE.,1991, Pengantar Kromatografi, Edisi 2, Bandung, Penerbit ITB, hal Harwood, Laurence M., Moody, Christopher S., 1989, Experimental Organic Chemistry, Principles and Practice, London: Blaccwell Scientific Publication, pp Kemp, William, 1975, Organic Spectroscopy, The Mac Millan Press Ltd.,England, pp 45-53, 56, Mc Murry, Jm., 2001, Organic Chemistry, 5 th Edition, Pacific Grove, Broke Cole Publishing Company, California, p Silverstain, RM., Bassler, GC.,Morril, TC.,1981, Spectrometric Identification of Organic Compound, 4 th Edition, John Willey and Sons Inc., New York, pp , , Singh, PR., Gupta, DS., Bajpay, KS., 1980, Experimental Organic Chemistry, 1 st Edition, Tata Mc Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi, pp Siawandono, Soemadi dan Notowidjojo MS., 1998, Sintesis Senyawa Baru Turunan Asil dan Benzoil-N-Urea untuk Optimasi Aktivitas Penekan Sistem Saraf Pusat, Laporan Riset Unggulan Terpadu VI (1), Universitas Airlangga, Surabaya: Airlangga University Press, Surabaya, hal Suzana, Budiati T., Ekowati J., 2004, Sintesis Senyawa Benzoiltiourea dan Uji aktivitas sebagai Penekan Sistem Saraf Pusat pada Mencit (Mus Musculus), Laporan Penelitian Dosen Muda, Lembaga Penelitian Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 11, 18-20, 22. Thakar, K.M., Pagdhar, D.J., Chovitia, P.T., Joshi, H.S., Synthesis of Thiourea Derivat Bearing the Benzo(b)thiophene Nucleus as Potential Antimicrobial agents. J. Serb. Chem. Soc., Vol.70 (6), pp Xu, W., Qiang, X., Li,Z., Huang, Q., Chen,G., Synthesis and insecticidal activity of new substituented N-aryl-N -benzoylthiourea compounds. Journal of Flourine Chemistry., Vol.121, pp
BAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Lebih terperincikamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode
BAB 1 PEDAULUA Pengembangan suatu senyawa aktif dapat dilakukan dengan memodifikasi struktur suatu senyawa aktif atau memodifikasi senyawa induk dengan dasar pemilihan gugus atau substituen secara rasional.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat.
Lebih terperinci... t"f~,t.'" -rf PERBANDINGAN BASIL SINTETIS KNOEVENACEL DENGAN KATALIS PIRIDINA. ly..i."'~oo~ \ ~\t.y1js't'" ~~!I\,r'
/'/ i" FZI1) l,(/."; -rf KKI3 /Ck::.. 4\KRIPSI I) MVMUN MAEMVNAH PERBANDINGAN BASIL SINTETIS ASAMp-METOKSI SINAMAT MELALlfl REAKSI KNOEVENACEL DENGAN KATALIS PIRIDINA DAN KATALIS PIRIDINA..PIPERIDINA...
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Senyawa Fenolik Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar tumbuhan kenangkan yang diperoleh dari Desa Keputran Sukoharjo Kabupaten
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum
Lebih terperinciYENY KURNIAWATI
PENGARUH PENAMBAHAN p-aminofenol DAN p- ANISIDIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-FENIL-N -2- KLOROBENZOILTIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO YENY KURNIAWATI 2443006106 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciPERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO
PERCOBAAN 2 KONDENSASI SENYAWA KARBONIL DAN REAKSI CANNIZARO Septi Nur Diana 10510036 K-02 Kelompok J septinurdiana92@yahoo.com Abstrak Pada percobaan ini telah dilakukan sintesis senyawa organik dengan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN p-kloro DAN 3,4-DIKLORO TERHADAP SINTESIS SENYAWA TURUNAN N-FENIL-N -BENZOILTIOUREA
PENGARUH PENAMBAHAN SUBSTITUEN p-kloro DAN 3,4-DIKLORO TERHADAP SINTESIS SENYAWA TURUNAN N-FENIL-N -BENZOILTIOUREA YUNITA PUSPASARI 2443004088 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di
30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciREAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DENGAN ASAM MALONAT HANDOYO MULIAWAN SUNYOTO FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA
REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DENGAN ASAM MALONAT HANDOYO MULIAWAN SUNYOTO 2443005036 FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA 2009 ABSTRAK REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DENGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN MORFOLIN DAN PIPERAZIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO
PENGARUH PENAMBAHAN MORFOLIN DAN PIPERAZIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO FENNY WONGKOJOYO 2443006104 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya adalah gelas kimia 100 ml (Pyrex), corong Buchner (Berlin), Erlenmeyer
Lebih terperinciSINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID. R. E. Putri 1, A.
SINTESIS (E)-3-(4-HIDROKSIFENIL)-1-(NAFTALEN-1-IL)PROP-2-EN-1-ON DARI ASETILNAFTALEN DAN 4-HIDROKSIBENZALDEHID R. E. Putri 1, A. Zamri 2, Jasril 2 1 Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-UR 2 Bidang Kimia Organik
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN PIPERAZIN DAN PIPERIDIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO
PENGARUH PENAMBAHAN PIPERAZIN DAN PIPERIDIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-2-KLOROBENZOIL TIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO OKTLIANA PASANGKA 2443006125 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
Lebih terperinciSINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris
BAB IV ASIL DAN PEMBAASAN 4.1. Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris Serbuk daun (10 g) diekstraksi dengan amonia pekat selama 2 jam pada suhu kamar kemudian dipartisi dengan diklorometan.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Sampel Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar Bringharjo Yogyakarta, dibersihkan dan dikeringkan untuk menghilangkan kandungan air yang
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH DAN POSISI SUBSTITUEN KLORO PADA ANILIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-FENIL-N -2-KLOROBENZOILTIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO
PENGARUH JUMLAH DAN POSISI SUBSTITUEN KLORO PADA ANILIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-FENIL-N -2-KLOROBENZOILTIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO ORI WIHANA YANUARI 2443006116 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinci5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat
NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Alat-alat 1. Neraca Analitik Mettler PM 480 2. Rotary Evaporator Buchi 3. Corong 4. Gelas Beaker Pyrex 5. Gelas Ukur Pyrex 6. Kolom Kromatografi Pyrex 7. Plat Skrining
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2012 -April 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L etanol, diperoleh ekstrak
Lebih terperincidalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. IV.
dalam jumlah dan variasi struktur yang banyak memungkinkan untuk memmpelajari aplikasinya untuk tujuan terapeutik. 4.1. Disain Penelitian IV. METODA PENELITIAN Pembentukan senyawa turunan calkon dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH KATALIS TERHADAP PERSENTASI BASIL SINTESIS ASAM 2-HIDROKSISINAMAT MELALUI REAKSI KNOEVENAGEL
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA INDAH DWIE MEILIAWATI tck FF- 1tfloy NlJ? PENGARUH KATALIS TERHADAP PERSENTASI BASIL SINTESIS ASAM 2-HIDROKSISINAMAT MELALUI REAKSI KNOEVENAGEL P.i~, _,.> ;",n,'.
Lebih terperinciLaporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi
Laporan Praktikum Kimia Organik Polifungsi Percobaan 9 Sintesis Dihidro 1,3 Benzoksazin Tersubstitusi Penulis: Ricky Aditya 10512095; Kelas 01; Kelompok VI rickyadityasmansa@gmail.com Abstrak Dihidro 1,3
Lebih terperinciBAB III. eksperimental komputasi. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang termasuk gabungan dari penelitian jenis eksperimental laboratorik dan eksperimental
Lebih terperinciPENGARUH NATRIUM ASETAT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DAN ASAM KLOROASETAT SANTOSO GUNAWAN
PENGARUH NATRIUM ASETAT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILTIOUREA DAN ASAM KLOROASETAT SANTOSO GUNAWAN 2443005009 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2009 ABSTRAK PENGARUH
Lebih terperinciSINTESIS O-(4-NITROBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS)
SINTESIS O-(4-NITROBENZOIL)PIROKSIKAM DAN UJI AKTIVITAS ANALGESIK TERHADAP MENCIT (MUS MUSCULUS) NURDIANSYAH KASIM 2443006126 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2010 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebar luas di alam. Sekitar 5-10% metabolit sekunder tumbuhan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flavonoid merupakan metabolit sekunder yang paling beragam dan tersebar luas di alam. Sekitar 5-10% metabolit sekunder tumbuhan adalah flavonoid, dengan struktur kimia
Lebih terperinci1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52
I. Pustaka 1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52 2. Ralph J. Fessenden, Joan S Fessenden. Kimia Organic, Edisi 3.p.42 II.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinci4002 Sintesis benzil dari benzoin
4002 Sintesis benzil dari benzoin H VCl 3 + 1 / 2 2 + 1 / 2 H 2 C 14 H 12 2 C 14 H 10 2 (212.3) 173.3 (210.2) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan ksidasi alkohol, keton, katalis logam transisi
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3
SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang (diannurvika_kimia08@yahoo.co.id) 2 Universitas
Lebih terperinciOptimasi sintesis 4-dimetilamino benzalaseton dengan variasi kecepatan dan waktu reaksi menggunakan katalisator natrium hidroksida
Majalah Sardjiman Farmasi Indonesia, 18(4), 176 182, 2007 Optimasi sintesis 4-dimetilamino benzalaseton dengan variasi kecepatan dan waktu reaksi menggunakan katalisator natrium hidroksida Optimization
Lebih terperinciPEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.
PEMBAHASAN Pengaruh Pencucian, Delignifikasi, dan Aktivasi Ampas tebu mengandung tiga senyawa kimia utama, yaitu selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Menurut Samsuri et al. (2007), ampas tebu mengandung
Lebih terperinci4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon
4 Pembahasan 4.1 Sintesis Resasetofenon O HO H 3 C HO ZnCl 2 CH 3 O Gambar 4. 1 Sintesis resasetofenon Pada sintesis resasetofenon dilakukan pengeringan katalis ZnCl 2 terlebih dahulu. Katalis ZnCl 2 merupakan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula
Lebih terperinciMakalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0)
282 PENGARUH PELARUT POLAR APROTIK PADA SINTESIS TETRAHIDROPENTAGAMAVUNON-0 (THPGV-0) Ritmaleni, Yekti Agustina* Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Jogjakarta 55281 Email: ritmaleni@ymail.com
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai
40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali menunjukkan bahwa sampel tumbuhan yang diambil di
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)
PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciSINTESIS SENYAWA orto-fenilazo-2-naftol SEBAGAI INDIKATOR DALAM TITRASI. I W. Suirta. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK
ISSN 1907-9850 SINTESIS SENYAWA orto-fenilazo-2-naftol SEBAGAI INDIKATOR DALAM TITRASI I W. Suirta Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang sintesis
Lebih terperinciPEMBENTUKAN SENYAWA SIKLIS PADA REAKSI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DENGAN ASAM AMINOETANOAT
PEMBENTUKAN SENYAWA SIKLIS PADA REAKSI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DENGAN ASAM AMINOETANOAT MIKAEL DWI PRASETYA SUDIBJO 2443005023 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2010 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesis C-3,7-dimetil-7-hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena Pada penelitian ini telah disintesis C-3,7-dimetil-7- hidroksiheptilkaliks[4]resorsinarena (CDHHK4R) dari
Lebih terperinciSintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap
Sintesis Senyawa Metil β-(p-hidroksifenil)akrilat dari Asam β-(p- Hidroksifenil)akrilat dan Metanol Menggunakan Metode Dean Stark Trap Herlina Rasyid, Firdaus, dan Nunuk Hariani S. Jurusan Kmia, Fakultas
Lebih terperinciSINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP
SINTESIS SENYAWA METIL β-(p-hidroksifenil)akrilat DARI ASAM β- (p-hidroksifenil)akrilat DAN METANOL MENGGUNAKAN METODE DEAN STARK TRAP Herlina Rasyid 1, Firdaus, Nunuk Hariani S. Jurusan Kmia, Fakultas
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Contoh Perhitungan A. Penimbangan Bahan 1. Asetofenon 5 mmol ( BM = 120,15 ; BJ = 1,028 g/cm 3 ) 0,005 mol = g = 0,60 gram Volume = = 0,58 ml 0,6 ml 2. Benzaldehida 6 mmol ( BM = 106,12;
Lebih terperinciSINTESIS 2 STEAROIL TRIMETIL SITRAT YANG DITURUNKAN DARI ASAM SITRAT DAN ASAM STEARAT
Edy Batara Mulya Siregar Emmy Harso Khardinata SINTESIS 2 STEAROIL TRIMETIL SITRAT YANG DITURUNKAN DARI ASAM SITRAT DAN ASAM STEARAT Gunawan Mimpin Ginting Darwis Surbakti Fakultas MIPA USU Medan Abstract
Lebih terperinci4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol
4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol OH SOCl 2 Cl + HCl + SO 2 C 11 H 22 O C 11 H 21 Cl (170.3) (119.0) (188.7) (36.5) (64.1) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Substitusi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.l. Hasil IV.Ll. Hasil Sintesis No Nama Senyawa 1. 2'-hidroksi calkon 0 Rendemen (%) Titik Leleh Rf Spektrum 43 86-87 0,44 (eterheksana Spektrum UV A^fjnm (A): 314,4; 221,8;
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.
16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Juni 2014. Lokasi penelitian dilakukan di berbagai tempat, antara lain: a. Determinasi sampel
Lebih terperinci4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida
4008 Sintesis 2-dimetilaminometil-sikloheksanon hidroklorida + + H 2 N(CH 3 H H EtH, H NH(CH 3 C 6 H 10 CH 2 C 2 H 8 N C 9 H 18 N (98.2) (30.0) (81.6) (191.7) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciREAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL
REAKSI-REAKSI ALKHL DAN FENL TUJUAN Tujuan dari Percobaan ini adalah: 1. Membedakan alkohol dengan fenol berdasarkan reaksinya dengan asam karboksilat 2. Membedakan alkohol dan fenol berdasarkan reaksi
Lebih terperinciKondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro
Kondensasi Senyawa Karbonil dan Reaksi Cannizaro Maykel Gautama 10512075 ; K-01; Kelompok V maykel.gautama@gmail.com Abstrak Reaksi Cannizzaro adalah reaksi redoks yang menggunakan dua buah molekul aldehid
Lebih terperincihipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena
BAB I PEDAULUA Pada masa perkembangan zaman saat ini, maka masalah-masalah yang dihadapi didalam kehidupan akan makin meningkat. Kebanyakan manusia akan mengalami gangguan-gangguan fungsi normal dalam
Lebih terperinciPEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik
PEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik PENDAHULUAN Dahulu bangsa Indonesia telah memiliki pengetahuan yang luas di bidang obat-obatan tradisional yang berasal
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya
BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan Dari data penelitian yang telah diinterpretasikan, dapat ditarik kesimpulan : 1. Pada kondisi yang dilakukan, senyawa 4-alil-6-(butilamino)metil-2- metoksifenol tidak dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penyulingan atau destilasi dari tanaman Cinnamomum
Lebih terperinciKondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin
Laporan Praktikum Senyawa Organik Polifungsi KI2251 1 Kondensasi Benzoin Benzaldehid: Rute Menujuu Sintesis Obat Antiepileptik Dilantin Antika Anggraeni Kelas 01; Subkelas I; Kelompok C; Nurrahmi Handayani
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian
Lebih terperinciSenyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2
Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2 Spektrum 1 H NMR senyawa C7H8O2 Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2 Jawaban : Harga DBE = ½ (2C + 2 - H - X + N) = ½ (2.7 + 2-8 - 0 + 0) = ½ (16-8) = 4 Data spektrum
Lebih terperinciPATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013
1 PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P00147 Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 13 2, bis(4 HIDROKSI KLORO 3 METOKSI BENZILIDIN)SIKLOPENTANON DAN 2, bis(4 HIDROKSI 3 KLOROBENZILIDIN)SIKLOPENTANON
Lebih terperinci4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat
4001 Transesterifikasi minyak jarak menjadi metil risinoleat castor oil + MeH Na-methylate H Me CH 4 (32.0) C 19 H 36 3 (312.5) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Reaksi pada gugus karbonil
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)
23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil pemisahan ekstrak n-heksana dengan kromatografi kolom Tujuh gram ekstrak n-heksana dipisahkan dengan kromatografi kolom, diperoleh 16 fi-aksi. Hasil
Lebih terperinciPENGARUH GUGUS METOKSI POSISI ORTO (o) DAN PARA (p) PADA BENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS TURUNAN KHALKON DENGAN METODE KONDENSASI ALDOL
PENGARUH GUGUS METOKSI POSISI ORTO (o) DAN PARA (p) PADA BENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS TURUNAN KHALKON DENGAN METODE KONDENSASI ALDOL SUZANA, MELANNY IKA.S, KHOLIS AMALIA N., JUNI EKOWATI, MARCELLINO
Lebih terperincisehingga dapat diperoleh produk dengan waktu yang cepat. Dilain pihak, penggunaan katalis yang selama ini digunakan adalah katalis yang berwujud cair
sehingga dapat diperoleh produk dengan waktu yang cepat. Dilain pihak, penggunaan katalis yang selama ini digunakan adalah katalis yang berwujud cair sehingga dapat menyebabkan korosi atau karat pada reaktor
Lebih terperinci4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol
4010 Sintesis p-metoksiasetofenon dari anisol C 3 + 3 C C 3 Zeolith C 3 + C 3 C C 3 C 7 8 (108.1) C 4 6 3 (102.1) C 9 10 2 (150.2) C 2 4 2 (60.1) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciSINTESIS 4 HIDROKSI 3 KLOROBENZALDEHID DARI p HIDROKSIBENZALDEHID DAN GAS Cl 2
Sintesis 4-Hidroksi-3-Klorobenzaldehid Dari p-hidroksibenzaldehid Dan Gas Cl 2...(Warsi) 17 SINTESIS 4 HIDROKSI 3 KLOROBENZALDEHID DARI p HIDROKSIBENZALDEHID DAN GAS Cl 2 SYNTHESIS OF 3 CHLORO 4 HYDROXYBENZALDEHYDE
Lebih terperinci3 Percobaan dan Hasil
3 Percobaan dan Hasil 3.1 Pengumpulan dan Persiapan sampel Sampel daun Desmodium triquetrum diperoleh dari Solo, Jawa Tengah pada bulan Oktober 2008 (sampel D. triquetrum (I)) dan Januari 2009 (sampel
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran
Lebih terperinci2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN
Konversi Etil p-metoksisinamat Isolat dari Kencur Kaempferia galanga L. Menjadi Asam p-metoksisinamat Menggunakan Katalis Basa NaH Murtina*, Firdaus, dan Nunuk Hariani Soekamto Departemen Kimia, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun tumbulian Tabernaenwntana sphaerocarpa Bl Berdasarkan hasil uji fitokimia, tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa Bl mengandung senyawa dari
Lebih terperinciSINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA
SINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA SYNTHESIS OF 4-(3-HYDROXYPHENYL)BUT-3-EN-2-ONE COMPOUND AND ITS POTENCY TEST AS SUNSCREEN Yuli Ivanto Saputro, Sri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis
Lebih terperinci4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol
4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol C 12 H 26 O (186.3) OH H 2 SO 4 konz. (98.1) + HBr (80.9) C 12 H 25 Br (249.2) Br + H 2 O (18.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi
Lebih terperinciADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DEWI ASRI SETYANINGRUM
DEWI ASRI SETYANINGRUM PERBANDINGAN BASIL REAKSI KNOEVENAGEL PADA SINTESIS ASAM SINAMA T DAN ASAM-3,4-METILENDIOKSI SINAMA T FAKUL T AS F ARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA BAGIAN KIMIA FARMASI SURABAYA 2003
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212 PERCOBAAN VIII PEMURNIAN SENYAWA ORGANIK PADAT DENGAN REKRISTALISASI Tanggal Praktikum : 4 Maret 2014 Tanggal Pengumpulan : 13 Maret 2014 Disusun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV ASIL DAN PEMBAASAN A. Sintesis Senyawa Gamavuton-0 (GVT-0) Kanker merupakan kondisi yang terjadi akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel pada jaringan tubuh. Salah satu senyawa yang memiliki
Lebih terperinciSINTESIS PESTISIDA FLUSILAZOL. Kampus Unsri Inderalaya Sumatera Selatan 2) Department of Chemistry
SINTESIS PESTISIDA FLUSILAZOL Aldes Lesbani 1), Hitoshi Kondo 2), Yoshinori Yamanoi 2), Hiroshi Nishihara 2) 1) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sriwijaya Kampus Unsri Inderalaya 30662 Sumatera Selatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciPENGARUH PELARUT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DAN ASAM ANTRANILAT
PENGARUH PELARUT PADA REAKSI SIKLISASI ANTARA BENZOILISOTIOSIANAT DAN ASAM ANTRANILAT YOHANS PUTRA PRAMANA 2443005047 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2010 ABSTRAK PENGARUH
Lebih terperinciSTUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA
PENULIS : 1. Sus Indrayanah, S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : STUDI SPEKTROSKOPI UV-VIS DAN INFRAMERAH SENYAWA KOMPLEKS INTI GANDA Cu-EDTA Abstrak :
Lebih terperinciPENGARUH GUGUS METOKSI POSISI ORTO (o) DAN PARA (p) PADA BENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS TURUNAN KHALKON DENGAN METODE KONDENSASI ALDOL
22 PENGARUH GUGUS METOKSI POSISI ORTO (o) DAN PARA (p) PADA BENZALDEHIDA TERHADAP SINTESIS TURUNAN KHALKON DENGAN METODE KONDENSASI ALDOL SUZANA, MELANNY IKA.S, KHOLIS AMALIA N., JUNI EKOWATI, MARCELLINO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni tahun 2012 Januari 2013 di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciNoda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil uji pendahuluan Setelah dilakukan uji kandungan kimia, diperoleh hasil bahwa tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa positif mengandung senyawa alkaloid,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan obat mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan jaman. Banyak penelitian yang dibutuhkan untuk mengatasi penyakit tersebut
Lebih terperinci