V. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Letak dan Geografis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Letak dan Geografis"

Transkripsi

1 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Letak dan Geografis Kecamatan Siak Hulu merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupetan Kampar Propinsi Riau, yang memiliki batas-batas wilayahnya yaitu : sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bukit Raya, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Perhentian Raja, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Langgam, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tambang. Ditinjau dari letak, Kecamatan Siak Hulu sangat strategis, karena dilewati oleh jalan antar propinsi, yaitu jalur Timur dan jalur Tengah, disamping itu Kecamatan Siak Hulu berbatasan langsung dengan ibukota Propinsi Riau, Pekanbaru dengan jarak sekitar 27 km yang ditempuh dalam waktu satu jam. Jarak antara ibukota kecamatan dengan Kabupaten lebih kurang 75 km yang ditempuh sekitar dua jam. Kondisi topografi kecamatan Siak Hulu merupakan areal daratan, sungai dan danau dengan ketinggian dari permukaan laut lebih kurang 35 m. Kecamatan Siak Hulu mempunyai suhu udara berkisar 24 C sampai dengan 35 C, dengan jumlah hari hujan 185 hari pertahun dengan jumlah curah hujan 3,487 mm/tahun. Kecamatan Siak Hulu mempunyai luas wilayah lebih kurang 1.000,33 km 2 yang terdiri dari 12 desa, dimana 6 desa terletak dipinggiran sungai Kampar (DAS), yaitu Desa Teratak Buluh, Desa Lubuk Siam, Desa Tanjung Balam, Desa Buluh Cina, Desa Pangkalan Baru, dan Desa Buluh Nipis.

2 Potensi Sumberdaya Alam Sumberdaya Perairan dan Perikanan Di Daerah penelitian, yaitu desa Buluh Cina dan desa Teratak Buluh memiliki sumber perairan darat yang cukup potensial, karena kedua desa ini dilalui oleh sungai Kampar Kiri. Di sungai inilah para nelayan melakukan aktiflatasnya untuk menangkap ikan. Sungai kampar yang terdapat dikedua desa ini memiliki potensi perikanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kehidupannya. Hal ini terlihat dari mata pencaharian masyarakatnya sebagai nelayan. Di desa sampel ini juga terdapat danau seperti Danau Rengas, Danau Rawang Baru, Danau Tanjung Putus, Danau Pinang Dalam, Danau Pinang Luar, Danau Tuk Tongah, Danau tanjung Balam dan Danau tangun. Danau ini juga dimanfaatkan masyarakat setempat untuk menangkap ikan. Dalam menangkap ikan, nelayan dikedua desa tersebut menggunakan alat tangkap seperti jaring, pancing, lukah, jala dan sampirai. Operasi penangkapan nelayan masih menggunakan aramada penangkapan sederhana berupa sampan dayung dan perahu pompong. Bila ditinjau dari musim, nelayan biasanya banyak mendapatkan hasil tangkapan pada musim hujan (setelah ada banjir), sedangkan pada saat air surut, jumlah ikan yang tertangkap akan semakin sedikit. Jenis ikan yang tertangkap oleh nelayan di kedua desa tersebut merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis, seperti ikan baung (Macrones sp), ikan tambakan (Helostoma temincki), ikan patin (Pangasius-pangasius), ikan gurami (Osphronemus gouramy), ikan selais (Kryptoterus bicirchis), ikan pantau (Rasbora sp), ikan kapiek (Puntius scwanefeldi), ikan sebarau (Hypessorbycap serpao), ikan motan (Thynnitchys sp)

3 19 Selain penangkapan ikan, kecamatan Siak Hulu ini juga mempunyai potensi dalam budidaya ikan di dalam keramba. Jenis ikan yang dipelihara adalah ikan kelemak ( Leptobarbus hoevenii), ikan jambal siam. (Pangasius sutchi), dan ikan mas (Cyprinus carpio) Potensi Sumberdaya Manusia (isteri nelayan) Potensi sumberdaya manusia (istri nelayan) dapat dilihat dari karakteristik nelayan tersebut, seperti umur, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah anggota keluarga. Adapun Karakteristik istri nelayan adalah : Umur Umur merupakan salah satu indikator dan tolak ukur dalam menenrukan produktifitas seseorang, baik dari segi fisik maupun cara berfikir dalam mengelola usahanya. Pada umumnya seseorang yang berada dalam usia produktif dan sehat mempunyai kemampuan yang lebih baik sehingga meningkatkan produktivitas kerjanya. Umur seseorang secara teoritis mempunyai hubungan dan kaitan yang erat dengan kemampuan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan maupun aktivitasnya sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa umur istri nelayan yang menjadi responden berkisar antara 20 tahun sampai 52 tahun. Kisaran umur ini menunjukkan bahwa umumnya istri nelayan berada pada

4 20 usia produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai umur responden dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Jumlah Istri nelayan (responden) berdasarkan kelompok umur di desa Buluh Cina dan desa Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu No. Kelompok Umur (tahun) ' 50 th keatas Jumlah BC /desa (iiwa) TB Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 15 46, , ,87 2 6,25 Jumlah Sumber: Data Primer ,00 Pada table 1 dapat dilihat bahwa kelompok umur istri nelayan yang dominan adalah tahun yaitu sebanyak 15 jiwa (46,88 %) dan kelompok umur yang paling sedikit adalah 50 tahun keatas sebanyak 2 orang (6,25%). Hal ini berarti sebagian besar istri nelayan berada pada kelompok umur yang sangat produktif sehingga mereka dapat ikut bekerja dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga istri nelayan. Menurut Salladien,1994, Umur kurang produktif adalah, <15 tahun dan > 65 tahun, umur produktif, 15 tahun - 65 tahun, dan umur sangat produktif, 25 tahun - 45 tahun. Istri nelayan yang memiliki umur yang produktif dan pendidikan yang memadai memungkinkan untuk tidak bersifat tertutup bahkan sebaliknya proses untuk mendapatkan nilai-nilai baru menjadi keinginannya. Kemampuan fisik sangat erat kaitannya dengan faktor umur istri nelayan yang mempunyai umur

5 21 yang sangat produktif akan memberikan pengaruh besar terhadap tingkat pendapatan rumah tangga nelayan Pendidikan Tinggi rendahnya pendidikan seseorang akan sangat mempengaruhi cara berpikir dan keputusan yang akan diambil terutama dalam menerima dan menerapkan ilmu pengetahuan dan inovasi baru yang nantinya akan berpengaruh terhadap produksi dan pendapatannya. Semakin tinggi pendidikan yang diperoleh seseorang baik pendidikan formal maupun non formal secara umum menggambarkan kemampuan yang semakin tinggi dalam bekerja dan berusaha. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 32 orang responden dapat diketahui bahwa sebagian besar responden tamat SD dan responden terkecil mempunyai pendidikan tamat SLTP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Tingkat Pendidikan Istri nelayan (responden) di desa Buluh Cina dan desa Teratak Buluh Kecamatan Siak Hulu No. Tingkat Pendidikan Jumlah /desa (iiwa) (tahun) BC TB 1. Tamat SD 13 9 Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 22 68,75 2. Tamat SLTP ,25 Jumlah Sumber: Data Primer ,00 Dari Tabel 2, terlihat bahwa, tingkat pendidikan responden hanya dua tingkat, yaitu tamat SD dan tamat SLTP. Tingkat pendidikan responden lebih

6 22 dominant tamat SD yaitu sebanyak 22 oaran (68,75%), sedangkan tamat SLTP hanya 10 orang (31,25%). Rendahnya tingkat pendidikan responden disebabkan karena sarana sekolah yang ada di lokasi penelitian hanya terdapat SD, disamping itu juga karena kemarapuan ekonomi keluarga tidak tidak menghasilkan untuk memperoleh pendidikan kurangnya minat mereka untuk memperoleh pendidikan karena mereka berpendapat bahwa seorang wanita tidak memerlukan pendidikan yang tinggi, sebab posisi wanita hanya sebagai pendamping suami dan mengurus keluarga. Hal tersebut sesuai dengan dikemukakan oleh Sulistya dan Santiasih (1994) bahwa istri nelayan belum dapat memanfaatkan waktu yang tersisa untuk membantu suaminya dalam menambah pendapatan keluarga. Dengan rendahnya pendidikan responden menyebabkan cara berfikir mereka masih kurang, sehingga sebagian besar dari istri nelayan (68,75 %) hanya menggantungkan hidupnya kepada suami walaaupun ada istri nelayan yang bekerja, dengan rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan pekerjaan yang mereka lakukan hanya sedikit karena memikirkan cara pengingkatan dan efisiensi untuk menghasilkan cara yang lebih maju hal ini sependapat dengan pendapat Kamaluddin (1994.), bahwa ihnu pengetahuan, ketrampilan serta produktifitas sesorang dipengaruhi oleh pendidikan formal yang dilalui, karena tingkat pendidikan yang rendah merupakan faktor penghambat dalam kemajuan seseorang.

7 Pekerjaan Apabila kita melihat kedudukan istri dalarn kelauarga dan masyarakat yang lebih luas, maka terdapat peran ganda yang dilakukan, oleh istri nelayan dimana dalam hal ini istri nelayan dalam keluarga berperan sebagai tenaga kerja domestik yang secara tidak langsung menghasilkan uang namun memberikan kesempatan kepada anggota keluarga yang lain untuk memanfaatkan peluang kerja yang ada dan memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, istri juga dapat berperan sebagai tenaga kerja yang dapat menghasilkan pendapatan (uang) secara langsung. Keikutsertaan istri nelayan untuk mengahasilkan pendapatan banyak dilakukan diluar kegiatan-kegiatan perikanan seperti bertani, berkebun, berdagang dan membuat kerupuk. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3. label 3. Jenis Pekerjaan Istri nelayan (responden) di desa Buluh Cina (BC) dan desa Teratak Buluh (TB) Kecamatan Siak Hulu No. Jenis Pekerjaan (tahun) 1. Ibu Rumah Tangga 2. Bertani 3. Berkebun 4. Berdagang 5. Membuat Kerupuk Jumlah Sumber: Data Primer Jumlah fiiwa) BC * TB Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 22 68, ,50 2 6,25 3 9,38 1 3, ,00

8 24 Pada tabel 3. terlihat bahwa sebagian besar istri nelayan 22 orang (68,75%) hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga, sedangkan istri nelayan yang berperan ganda (ibu rumah tangga dan membantu mencari nafkah keluarga) hanya sebanyak 10 jiwa (31,25 %). Jenis pekerjaan yang dilakukan istri nelayan yaitu bertani sebanyak 4 jiwa (12,50 %), berkebun sebanyak 2 jiwa (6,25 %), berdagang sebanyak 3 jiwa (9,38%) dan membuat kerupuk hanya 1 jiwa (3,12 %). Adapun faktor yang mempengaruhi istri nelayan di daerah penelitian tidak memiliki pekerjaan yang menghasilkan adalah: 1. Rendahnya tingkat pendidikan istri nelayan sehingga mempengaruhi kepekaan terhadap kesempatan kerja. 2. Walaupun sebahagian besar usia istri nelayan tergolong usia yang sangat produktif, namun mereka tidak memanfaatkan kemampuan mereka untuk bekerja. 3. Pekerjaan istri nelayan hanya terbatas pada kegiatan didarat. 4. Kurangnya pengalaman, keterampilan dalam berusaha sehingga mereka tidak mengetahui usaha-usaha jenis apa saja yang dapat menambah pendapatan rumah tangganya. Dengan melihat faktor-faktor tersebut perlunya pihak-pihak terkait terutama Pemerintah Daerah untuk membantu pemberdayaan istri nelayan dalam

9 25 peningkatan keterampilan mereka, sehingga mereka dapat bekerja dan membantu pendapatan rumah tangganya Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga istri nelayan adalah banyaknya jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan keluarga nelayan. Besar kecilnya jumlah tanggungan keluarga akan berhubungan dengan pengeluaran. Semakin besar jumlah tanggungan keluarga terutama yang tidak produktif maka semakin besar pula jumlah pengeluaran. Semakin kecil jumlah tanggungan keluarga maka semakin kecil pula pengeluaran. Jumlah pengeluran berkaitan erat denganjumlah pendapatan yang akan diterima, pada prinsipnya jumlah pengeluaran dan pendapatan harus seimbang. Didesa sample jumlah tanggungan keluarga berkisar antara 3-6 jiwa. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga adalah 4 jiwa (Lampiran 2). Sedikitnya jumlah tanggungan keluarga didesa sample disebabkan oleh beberapa factor, antara lain: 1. Para istri nelayan telah melakukan program Keluarga Berencana 2. Istri nelayan merasa sulit untuk memenuhi kebutuhan anaknya dengan keadaan ekonomi yang sekarang 3. Tidak adanya prinsip dari istri nelayan tersebut bahwa banyak anak banyak rezeki.

10 Pendapatan suami Tinggi rendahnya pendapatan yang diperoleh nelayan di desa sampel sangat dipengaruhi oleh berbagai fakto, diantaranya adalah musim, jenis dan alat tangkap yang dioperasikan pada penangkapan dan berbagai faktor lain. Pendapatan suami responden berkisar antara Rp Rp per bulan. Untuk lebih jelasnya mengenai pendapatan nelayan di desa sampel dapat dilihat pada tabel 4. label 4. Tingkat Pendapatan Rata-rata suami responden di desa sampel Kecamatan Siak Hulu. No Klasifikasi Pendapatan (Rp/bulan) > Jumlah Sumber: Data Primer Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 28,12 15,63 21,88 9,37 25,00 100,00 Pada table 4 dapat dilihat bahwa pendapatan yang paling dominan adalah berkisar antar Rp Rp per bulan dengan jumlah 9 jiwa (12,28%). Pendapatan rata-rata nelayan adalah sebesar Rp per bulan (lampiran 3), dan dapat dikatakan bahwa pendapatan di daerah penelitian masih relatif kecil. Pendapatan mereka yang kecil ini, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok saja, sehingga mereka tidak mampu lagi untuk menabung. Keadaan ini akan semakin sulit dengan kenaikan harga beberapa bahan pokok dan diikuti oleh kenaikan harga barang lainnya. Dengan demikian sangat diharapkan

11 28 sekali keikutsertaan istri nelayan untuk menambah pendapatan rumah tangganya. Menurut Rochmiyati (1992), bahwa istri dapat memainkan berbagai peran dalam menunjang keuangan keluarga, baik langsung maupun tidak langsung. Peran langsung itu berkaitan dengan penciptaan kesempatan bagi anggota keluarga lain untuk bidang kerja mendapakan uang diluar rumah Pendapatan Istri Nelayan Pendapatan istri nelayan adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh istri nelayan yang dihitung dalam satu bulan. Jumlah istri yang bekerja sebanyak 10 orang (31,25%). Rata-rata pendapatan istri nelayan yang bekerja adalah sebesar Rp ,- per bulan. Pendapatan yang dihasilkan oleh istri nelayan ini memang tidak sebesar pendapatan yang diperoleh oleh suami mereka, namun demikian pendapatan istri nelayan sangat membantu dalam meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan guna memenuhi kebutuhan keluarga. Jumlah pendapatan yang diterima oleh istri nelayan merupakan tujuan utama didalam melakukan pekerjaan, sehingga aetiap orang yang bekerja selalu mengharapkan thigkat pendapatan yang memadai. Besarnya pendapatan istri nelayan yang bekeria di lokasi penelitian bervariasi antara satu dengan yang lainnya, ini sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukannya dan curahan jam kerja untuk melakukan pekerjaan. Untuk lebih jelasnya distribusi pendapatan istri nelayan yang bekerja dapat dilihat pada Tabel 5.

12 30 kurangnya menghargai tenaga kerja wanita. Dengan demikian hendaknya kaum wanita disamping mempunyai pendidikan formal, juga perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan nonformal. Dan pendidikan kesejahteraan keluarga perlu diintensifikasi secara menyeluruh agar wanita dapat lebih memainkan peranannya dalam kehidupan bersama dalam masyarakat Pendapatan Anak Nelayan Tinggi rendahnya pendapatan yang diperoleh anak nelayan adalah tergantung dari jenis pekerjaan yang ia kerjakan. Pekerjaan yang mereka lakukan berupa pekerjaan membantu orang tuanya dalam menangkap ikan dan pekerjaan lain diluar bidang perikanan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hanya 4 jiwa ( 12,5%) dari anak responden yang bekerja membantu keuangan keluarganya. Rata-rata pendapatan anak nelayan adalah sebesar Rp ,- per bulan. Pendapatan anak nelayan ini sangat membantu pendapatan rumah tangga nelayan. Walaupun kontribusinya masih kecil (30,94%) dari total pendapatan rumah tangga nelayn, namun sangat berarti untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Untuk lebih jelasnya, distribusi pendapatan anak nelayan dapat dilihat pada Tabel 6. Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa pendapatan anak nelayan berkisar antara Rp ,- - Rp ,- Tabel 6. Tingkat Pendapatan Rata-rata Anak nelayan yang bekerja sampel di Kecamatan Siak Hulu. di desa No Klasifikasi Pendapatan (Rp/bulan) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 25,00 50,00 25,00 Jumlah Sumber: Data Primer 4 100,00

13 Kegiatan dan Alokasi Waktu Rata-Rata per Hari yang Dilakukan Istri Nelayan. Dengan bekerjanya seorang istri nelayan dalam rumah tangga tidaklah mengurangi perannya sebagai ibu dalam rumah tangga. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh istri nelayan adalah melakukan kegiatan rumah tangga. Sebahagian besar istri nelayan (68,75%) hanya melakukan kegiatan mengurus rumah tangganya. Dan hanya sebahagian kecil (31,25%) yang melakukan peran ganda, yaitu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan bekerja mencari tambahan pendapatan rumah tangganya. Adapun jenis pekerjaan yang mereka lakukan diluar bidang perikanan. Keadaan ini sejalan dengan pendapat Sulistya dan Santiasih (1994), bahwa banyak istri nelayan yang belum memanfaatkan waktunya yang tersisa untuk membantu suaminya dalam menambah pendapatan. Kegiatan rumah tangga yang dilakukan oleh istri nelayan sehari-hari seperti memasak, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak, menyetrika dan sebagainya. Ini sesuai dengan pendapat (Mutawali, 1987), dilihat dari segi waktu dan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh kaum wanita, wanita lebih banyak melakukan pekerjaan daripada kaum laki-laki. Pagi-pagi sekali wanita sudah mulai bekerja, menyiapkan makanan dan minuman, mengurus anak, menyapu rumah, mencuci pakaian kemudian melanjutkan pekerjaan guna membantu suami, bahkan kadang-kadang mencari kayu bakar untuk keperluan memasak. Untuk mengetahui alokasi waktu kena istri nelayan dalam kegitan rumah tangganya dan kegiatan mencari nafkah dapat dilihat pada label 7.

14 32 Tabel 7. Alokasi Waktu Istri Nelayan Rata-Rata per Hari Untuk Pekerjaan Dalam Rumah Tangga dan Kegiatan Diluar Rumah Tangga di Desa Sampel di Kecamatan Siak Hulu Jenis Pekerjaan Yang Tidak Bekerja Yang Bekerja Memasak Mencuci alat dapur Mencuci Pakaian Membersihkan rumah Mengasuh anak Menyetrika Kemasyarakatan, sosial dan Agama Mencari nafkah Waktu Senggang Jumla h Summer: Data primer Alokasi kerja (jam/hari) 1,25 0,45 1,05 1,35 1,25 1,10 1,15-16,40 24,00 Persentase (%) 5,21 1,88 4,37 5,63 5,21 4,58 4,79 68,33 100,00 Alokasi kerja (jam/hari) 1,25 0,40 1,00 1,30 1,15 1,05 1,15 5,30 11,40 24,00 Persentase (%) 5,21 1,67 4,17 5,42 4,79 4,37 4,79 22,08 47,50 100,00 Dari Tabel 7 terlihat bahwa waktu yang digunakan oleh istri nelayan yang tidak bekerja mencari nafkah hanya digunakan untuk mengurus rumah tangganya. Alokasi waktu yang terbanyak adalah waktu senggang (68,33%), terutama untuk istri nelayan yang tidak mencari nafkah Untuk wanita yang tidak bekerja waktu senggangnya lebih banyak dibanding dengan wanita yang bekerja. Selisih waktu senggangnya adalah 5 jam per hari. Untuk mengisi waktu senggang inilah dilaksanakan kegiatan pemberdayaan istri nelayan agar mereka dapat memanfaatkan waktu senggang ini untuk melakukan pekerjaan yang dapat menambah penghasilan keluarganya, sebab kemampuan wanita perlu sekali dikembangkan dalam rangka meningkatkan peranan dan tanggung jawabnya dalam membangun melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan terutama untuk lebih dapat memanfaatkan kesempatan kerja diberbagai bidang.

15 Program Pemberdayaan Istri Nelayan Uuntuk Menambah Pendapatan Rumah Tangga. Salah satu pendekatan yang dinilai sangat efektif dan mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan adalah dengan melibatkan istri nelayan secara utuh dalam kegiatan yang memberikan tambahan pendapatan rumah tangga. Menurut Friedman (1992), bahwa pendekatan pemberdayaan yang menjadi tulang punggung pembangunan alternatif menekankan pada pemberdayaan rumah tanggga. Rumah tangga diberdayakan terlebih dahulu agar setiap individu yang berada di dalamnya akan terbina dan mencapai tingkat sumberdaya manusia yang optimun. Pada gilirannya setiap rumah tanggga akan menjadi basis yang kuat bagi masyarakat dan setiap anggota keluarga akan belajar menajdi anggota masyarakat yang mempunyai sifat tangung jawab mendidik satu dengan yang lain. Selanjutnya dikatakan agar pendapat mereka efektif, mereka akan bergabung dalam kelompok-kelompok di mana jika setiap individu diberi kekuatan psikologis yakni kemampuan untuk menyadari potensi masing-masing dan melalui pemberdayaan psikologis mereka akan mengembangkan rasa percaya diri dalam interaksi di dalam kehidupan sosial. Senada dengan Friedman, Sumodiningrat (1996) mengatakan pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki untuk menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai bagi kemajuan diri mereka masing-masing. Menurut pendekatan ini setiap upaya pembangunan perlu diarahkan pada penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan masyaraka untuk menikmati kehidupan yang lebih baik dan sekaligus merupakan pilihan yang dapat

16 34 dilakukan oleh anggota masyarakat. Pemikiran itu pada dasarnya menempatkan masyarakat atau rakyat sebagai pusat perhatian dan sekaligus sebagai pelaku utama pembangunan. Pandangan tersebut muncul sebagai tantangan atas keadaan kesenjangan yang muncul dalam masyarakat. Dengan demikian, memberdayakan masyarakat adalah suatu upaya untuk menghasilkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang sulit untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan atau dengan kata lain memberdayakan masyarakat adalah memampukan atau memandirikan masyarakat. Pemberdayaan istri nelayan ini sangat perlu dilakukan karena pekerjaan suami sebagai nelayan sangat tergantung pada musim. Program pemberdayaan di suatu daerah harus memiliki beberapa karakteristik antara lain (1). Orientasi kebutuhan,yang didasarkan kepada kebutuhan kelompok, (2) prakarsa lokal, dimana bentuk pemberdayaan yang dikembangkan harus berdasarkan prakarsa masyarakat lokal, (3) pengembanagan sumberdaya lokal dan (4) kelestarian dan keberlanjutan lingkungan. Dari hasil penelitian di Kecamatan Siak Hulu diketahui bahwa sebagian besar istri nelayan ternyata belum mampu untuk memberikan sumbangan terhadap pendapatan rumah tangga, mereka hanya mengandalkan pendapatan suammya. Dari hasil wawancara dengan istri nelayan, mereka sangat menginginkan sekali untuk melakukan pekerjaan yang dapat membantu pendapatan rumah tangga, namun mereka tidak mengetahui pekerjaan apa yang bisa mereka lakukan, karena keterbatasan pendidikan dan modal. Keadaan pendidikan yang umumnya sangat rendah inilah yang menyulitkan istri nelayan untuk melaksanakan pekerjaan yang

17 35 dapat menambah penghasilan rumah tangganya. Disamping pendidikan formal yang rendah, para istri nelayan ini juga tidak mempunyai keahlian dan ketrampilan yang dapat membantu mereka dalam mencari tambahan pendapatan rumah tangganya. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa, pemanfaatan waktu luang yang ada, belum digunakan untuk pekerjaan yang dapat menambah penghasilan rumah tangganya. Untuk memanfaatkan waktu luang yang tersisa tersebut, maka pemberdayaan istri nelayan ini perlu sekali. Salah satu cara pemberdayaan istri nelayan ini adalah melalui jalur pendidikan dan pelatihan. Pendidikan disini berupa pendidikan informal melalui penyuluhan dengan cara ceramah dan diskusi.. Sedangkan pelatihan yang diberikan berupa pelatihan yang berkaitan dengan potensi yang ada, baik potensi sumberdaya alam maupun potensi sumberdaya manusianya. Adapun program atau kegiatan yang dapat dilakukan dengan melihat potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia (isteri nelayan) tersebut adalah sebagai berikut: Bidang Perikanan Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam desa sample, yang dialiri oleh sungai Kampar dan adanya danau-danau dapat dimanfaatkan nelayan untuk menangkap ikan. Disamping itu potensi sumberdaya alam yang ada ini juga dapat dimanfaatkan masyarakat setempat untuk membudidayakan ikan di dalam keramba. Dipinggiran sungai inilah keramba-keramba ditempatkan petani untuk melakukan kegiatan budidaya ikan. Jenis-jenis ikan yang dibudidayakan adalah

18 36 ikan kelemak (Leptobarbus hoevenii), ikan jambal siam (Pangasius sp) dan ikan mas (Cyprinus sp). Masyarakat didaerah penelitian ini telah melakukan budidaya ikan didalam keramba, begitupun dengan nelayan yang ada di daerah tersebut, sebahagian dari mereka juga membudidayakan ikan dalam keramba. Dari hasil wawancara dengan istri nelayan diketahui, bahwa suami mereka melakukan usaha budidaya ikan dalam keramba ini disebabkan semakin berkurangnya jumlah tangkapan yang mereka peroleh, dengan demikian untuk menambah penghasilan para nelayan melakukan usaha ini. Namun tidak semua nelayan dapat melakukan budidaya ikan dalam keramba, hanya nelayan yang mempunyai modal saja yang dapat membudidayakan ikan dalam keramba Pembuatan Pakan Ikan Untuk menunjang pemeliharaan ikan dalam keramba di daerah penelitian, salah satu program pemberdayaan yang dapat diberikan kepada istri nelayan adalah pembuatan pakan ikan. Program ini akan sangat membantu petani ikan dalam penyediaan pakan yang harganya cukup mahal. Jenis pakan yang biasa diberikan terhadap ikan budidaya adalah berupa ikan rucah, dedak, ubi kayu, kepala ten, sisa dapur dan kadang-kadang pelet. Pemberian pakan tambahan tersebut dilakukan dengan frekuensi yang tidak teratur bahkan kadang-kadang ikan tidak diberi pakan, hal ini tergantung pada ketersediaannya. Padahal pemberian pakan yang mencukupi dan berkualitas baik merupakan hal yang menentukan dalam keberhasilan budidaya ikan.

19 37 Agar produksi budidaya ikan dapat meningkat, maka perlu dilakukan pemberian pakan buatan berupa pelet secara kontiniu karena pelet tersebut dapat diformulasi dengan kadar nutrien/ gizi yang sesuai kebutuhan ikan. Disamping itu petani juga dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar lingkungannya untuk dijadikan bahan pelet misalnya saja seperti ikan rucah, kepala teri, dedak dan ampas tahu, sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya yang terlalu besar dalam pembuatan pelet. Meningkatnya produksi budidaya ikan tersebut nantinya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani. Hal ini senada dengan pendapat Watanabe, (1988), yaitu untuk meningkatkan produksi budidaya ikan dapat dicapai dengan mempercepat pertumbuhan ikan yang dalam hal ini dibutuhkan pakan. Pakan yang dapat mendukung pertumbuhan ikan haruslah mempunyai kualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan ikan budidaya. Pakan yang berkualitas baik adalah pakan yang mempunyai kanduingan nutrien lengkap dan seimbang, nutrien tersebut terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta mengandung energi cukup. Sejauh ini masyarakat di daerah penelitian belum mampu untuk membuat atau memproduksi pelet sendiri melainkan hanya membeli buatan pabrik di tokotoko terdekat. Ketidakmampuan ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan petani, baik karena tidak mempunyai pendidikan di bidang perikanan khususnya nutrisi ikan maupun karena masyarakat tidak berkeinginan untuk mempelajannya secara otodidak. Untuk membantu meningkatkan kemampuan dan keinginan petani dalam membuat pakan ikan sendiri, maka perlu dilakukan pemberdayaan istri nelayan dengan melakukan pelatihan pembuatan pakan ikan.

20 38 Implementasi program pemberdayaan istri nelayan melalui pelatihan pembuatan pakan ikan ini telah dilaksanakan pada saat penelitian. Pada pelatihan tersebut, istri nelayan sangat berminat sekali dengan usaha pelatihan pembuatan pakan ikan ini (pellet). Sebab menurut mereka, mereka belum pernah mendapatkan pelatihan seperti ini. Dengan pelatihan ini mereka berharap dapat mengisi waktu luang mereka melakukan pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan. Dengan demikian program ini sangat cocok sekali dikembangkan di daerah penelitian Pengolahan Hasil Perikanan Program pemberdayaan yang dapat dikembangkan dengan melihat potensi sumberdaya alamnya adalah pengolahan hasil perikanan. Karena pengolahan hasil ikan di daerah ini belum ada. Untuk menambah nilai tambah (Value edit) dari produksi ikan baik dari hasil tangkapan pada waktu musim ikan maupun dari hasil budidaya, diperlukan pelatihan pengolahan hasil perikanan. Kegiatan pelatihan yang dapat diberikan kepada istri nelayan ini berupa pelatihan pembuatan ikan asap dengan mempergunakan alat yang sederhana, pelatihan pembuatan ikan pressto, pelatihan pembuatan nuggut ikan, dan pelatihan pembuatan kerupuk ikan. Dari hasil wawancara dengan para istri nelayan, diketahui bahwa mereka belum pernah mendapatkan program pelatihan seperti ini. Untuk itu mereka berharap sekali adanya bantuan dari pihak-pihak yang terkait untuk dapat melaksanakan kegiatan ini. Karena menurut responden, dengan pelatihan ini mereka akan dapat memanfaatkan hasil tangkapan ikan dan hasil budidaya ikan dan akan meningkatkan harga jual ikan apabila dilakukan pengolahan.

21 Bidang Ketrampilan Menurut Sumodiningrat (1996), pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki untuk menentukan pilihan kegiatan yang paling sesuai bagi kemajuan diri mereka masing-masing. Dengan demikian, memberdayakan masyarakat adalah suatu upaya untuk menghasilkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang sulit untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan atau dengan kata lain memberdayakan masyarakat adalah memampukan atau memandirikan masyarakat. Dengan melihat potensi istri nelayan dari segi umur diketahui bahwa sebahagian besar responden berada pada tingkat sangat produktif. Namun selama ini potensi dari diri mereka belum termanfaatkan. Untuk itu perlu dilakukan program pemberdayaan istri nelayan berupa pelatihan ketrampilan seperti pelatihan ketrampilan menjahit, pelatihan pembuatan berbagai bentuk keranjang buah-buahan yang terbuat dari rotan atau lidi kelapa yang bahan bakunya terdapat di desa penelitian, pelatihan pembuatan sovenir dari bahan-bahan yang ada seperti bambu, kayu, tempurung kelapa dan Iain-lain. Dengan adanya pelatihan ini akan dapat termanfaatkan potensi sumberdaya manusia (istri nelayan) untuk membantu pendapatan rumah tangganya.

22 40 5,5.3. Pembentukan Lembaga Kelompok Usaha Bersama Program pemberdayaan istri nelayan tersebut dapat berjalan dengan baik apabila adanya kelompok Usaha Bersama (KUB) yang menjadi wadah bagi mereka untuk pengembangan diri. Diharapkan KUB ini dapat memberikan motivasi kepada istri nelayan dalam melakukan usaha untuk menambah pendapatan keluarganya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa di daerah penelitian belum ada dibentuk Kelompok Usaha Bersama. Menurut responden, mereka sangat menginginkan sekali dibentuknya KUB ini. Karena dengan KUB mereka mempunyai wadah yang dapat memberikan motivasi untuk berusaha dan menyalurkan ketrampilan mereka. Menurut responden, KUB ini juga dapat menjadi jalan bagi mereka untuk berhubungan dengan pemerintah dan pihak terkait untuk mendapatkan modal usaha kecil. Modal untuk berusaha merupakan masalah yang selalu ditemui dalam masyarakat desa. Begitupun dengan istri nelayan di daerah penelitian. Masalah utama yang mereka hadapi adalah modal awal untuk melakukan kegiatan atau usaha. Dalam pemberdayaan istri nelayan ini, beberapa upaya yng harus dilakukan oleh pihak pemerintah meliputi pemberian bantuan modal yang dapat digulirkan (revolving fund) agar mereka dapat memperoleh segala kebutuhan input atau modal seperti untuk peningkatan ketrampilan dan modal usaha yang diinginkan oleh masyarakat sesuai dengan tuntutan pasar, peningkatan ketrampilan pengolahan hasil, pembentukan dan pembinaan kelompok usaha bersama (KUB).

Pemberdayaan Istri Nelayan Untuk Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Propinsi Riau

Pemberdayaan Istri Nelayan Untuk Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Propinsi Riau Pemberdayaan Istri Nelayan Untuk Meningkatkan Pendapatan Rumah Tangga di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Propinsi Riau Eni Yulinda dan Niken Ayu Pamukas Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

Peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan kebutuhaan bahan. pangan akan meningkat pula. Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang

Peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan kebutuhaan bahan. pangan akan meningkat pula. Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan kebutuhaan bahan pangan akan meningkat pula. Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang dibutuhkan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa orang. 1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Umum Wilayah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Siak Hulu Kabupaten Kampar mempunyai luas wilayah ± 1.000,33 KM 2. Yang terdiri dari 12 (Dua Belas ) Desa,

Lebih terperinci

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penclitian. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penclitian. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penclitian Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui kondisi kehidupan rumah tangga nelayan 2) Untuk mengidentifikasi kegiatan isteri nelayan di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN TELUK MERANTI

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN TELUK MERANTI Ba b 5 KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN TELUK MERANTI 5.1. Potensi Sumberdaya Perairan dan Perikanan Sumberdaya perairan yang terdapat di Kecamatan Teluk Meranti diantaranya terdapatnya empat buah tasik

Lebih terperinci

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau Oleh Ibas.boyz@yahoo.com Bastari 1), Kusai 2) dan Firman Nugroho 2) Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak Sungai Siak sebagai sumber matapencaharian bagi masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden 5.1.1. Umur Karakteristik internal dari suatu individu salah satunya adalah umur. Dimana umur dapat mempengaruhi fungsi dan fisikologis individu

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By

ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By Dani Ramizan 1) Eni Yulinda 2) Lamun Bathara 3) ABSTRAC

Lebih terperinci

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC Prosiding Seminar Antarabangsa Ke 2 Ekologi, Habitat Manusia & Perubahan Persekitaran 53 PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC IDASARY

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemekaran wilayah pada dasarnya salah satu upaya untuk mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Sebelum membahas pola pembagian peran dalam keluarga responden, terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai karakteristik responden yang akan dirinci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Kakao merupakan komoditas unggulan nasional dan daerah, karena merupakan komoditas ekspor non migas yang berfungsi ganda yaitu sebagai sumber devisa negara dan menunjang Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang perikanan dan luas wilayah Indonesia sebesar 7,9 juta Km² atau sekitar 81% dari wilayah seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau. Kenyataan ini memungkinkan timbulnya struktur kehidupan perairan yang memunculkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Nelayan Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya

Lebih terperinci

USAHA PERIKANAN IKAN ASAP SELAIS DI RANTAU KOPAR KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

USAHA PERIKANAN IKAN ASAP SELAIS DI RANTAU KOPAR KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU Jurnal Perikanan dan Kelautan, (0) : 56-6 USAHA PERIKANAN IKAN ASAP SELAIS DI RANTAU KOPAR KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU M. Ramli ) ) Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Lebih terperinci

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR Ba b 4 KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR 4.1. Potensi Sumberdaya Perikanan dan Kelautan Kecamatan Kuala Kampar memiliki potensi perikanan tangkap dengan komoditas ikan biang, ikan lomek dan udang

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Keadaan Umum Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru merupakan ibukota dari Provinsi Riau yang terletak di Pulau Sumatera. Secara geografis Kota Pekanbaru terletak pada koordinat 101

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan pendapatan nasional dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan dan dikelola sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi a. Letak Geografis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65 persen dari luas Provinsi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat pesisir merupakan kelompok orang yang tinggal di daerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung secara langsung pada pemanfaatan sumberdaya

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam perekonomian Indonesia karena beberapa alasan antara lain: (1) sumberdaya perikanan, sumberdaya perairan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 36 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Pembangunan sebagai upaya terencana untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan penduduk khususnya di negara-negara berkembang senantiasa mencurahkan

Lebih terperinci

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/ PROFIL USAHA ISTRI NELAYAN MANGGOPOH PALAK GADANG PADANG PARIAMAN Oleh: Hasan Basri Nasution Peneliti Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera Ulak Karang Padang Abstrak

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai. 36 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1. Keadaan Geografis 4.1.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Sungai Jalau merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Kampar Utara, Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN 39 HUBUNGAN KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN PERAN GENDER DALAM RUMAH TANGGA PERIKANAN Pembagian peran/aktivitas yang dilakukan dalam rumah tangga perikanan berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar wiliyahnya merupakan perairan laut, selat dan teluk, sedangkan lainnya adalah daratan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim, kurang lebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber daya hayati dan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN , pada RPJMNtahap-3 ( ), sektor pertanian masih. menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian menjadi prioritas dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015 2019, pada RPJMNtahap-3

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH TUGAS AKHIR TKP 481 Oleh : ASTRID EKANINGDYAH L2D000400 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE By Sri Rapika Novalina¹), Hendrik²), Firman Nogroho²) ABSTRACT This research

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah laut yang lebih luas daripada luas daratannya. Luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah lima

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal

I PENDAHULUAN. dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian mayarakat Indonesia yang hidup dengan mengelola sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU IV. GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU 4.1. Kondisi Fisik Wilayah Provinsi Riau terdiri dari daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 329.867,61 km 2 sebesar 235.306 km 2 (71,33

Lebih terperinci

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI M. Christiyanto dan Surahmanto Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Email korespondensi: marrychristiyanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan dan mahluk termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR

KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR 31 KONDISI SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA PERIKANAN DI DESA TANJUNG PASIR Pengertian kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ini berasal dari kemampuan secara mandiri maupun dari luar. mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ini berasal dari kemampuan secara mandiri maupun dari luar. mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesejahteraan adalah mengukur kualitas hidup, yang merefleksikan aspek ekonomi, sosial dan psikologis. Dalam aspek ekonomi, maka kemampuan untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur) DONA WAHYUNING LAILY Dosen Agrobisnis Perikanan ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara manual (tangan). Dengan kemajuan teknologi tersebut dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara manual (tangan). Dengan kemajuan teknologi tersebut dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah banyak membantu manusia khususnya dalam memudahkan pekerjaan yang timbul dalam kehidupan dengan adanya penemuan baru dibidang teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan bahwa keluarga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan umum Daerah penelitian 4.1.1. Keadaan Geografis Desa Munsalo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau terdiri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

Lebih terperinci

WIFE CONTRIBUTION TO FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN MERANTI BUNTING VILLAGE MERBAU DISTRICT MERANTI ISLAND REGENCY RIAU PROVINCE

WIFE CONTRIBUTION TO FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN MERANTI BUNTING VILLAGE MERBAU DISTRICT MERANTI ISLAND REGENCY RIAU PROVINCE WIFE CONTRIBUTION TO FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN MERANTI BUNTING VILLAGE MERBAU DISTRICT MERANTI ISLAND REGENCY RIAU PROVINCE By Eka Nur Cahyati 1) Lamun Bathara 2) Darwis 3) Email : Ekanurcahyati37@yahoo.com

Lebih terperinci

AGRIC Vol.22, No. 1, Juli 2010:67-74 PENDAHULUAN

AGRIC Vol.22, No. 1, Juli 2010:67-74 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Ketahanan pangan merupakan pilar bagi pembentukan sumberdaya manusia dan generasi yang berkualitas yang diperiukan untuk membangun daya saing bangsa dalam era globalisasi. Ketahanan pangan

Lebih terperinci

PASOKAN DAN DISTRIBUSI IKAN DARI PASAR TERATAK BULUH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS DI SEKITAR LINGKUNGAN PERAIRAN

PASOKAN DAN DISTRIBUSI IKAN DARI PASAR TERATAK BULUH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS DI SEKITAR LINGKUNGAN PERAIRAN PASOKAN DAN DISTRIBUSI IKAN DARI PASAR TERATAK BULUH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN AKTIVITAS DI SEKITAR LINGKUNGAN PERAIRAN Hendrik Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau ABSTRAK Pasar

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

PEMASARAN IKAN ASAP DI PASAR LANGGAM KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU. Oleh

PEMASARAN IKAN ASAP DI PASAR LANGGAM KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU. Oleh PEMASARAN IKAN ASAP DI PASAR LANGGAM KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU Oleh M. Windra Fitra 1), Hamdi Hamid 2) dan Lamun Bathara 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Piyaman merupakan salah satu Desa dari total 14 Desa yang berada di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Desa Piyaman berjarak sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar 1. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Desa Ranah Sungkai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan I. PENDAHULUAN Pembangunan harus dipahami sebagai proses multidimensi yang mencakup perubahan orientasi dan organisasi sistem sosial,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya

I. PENDAHULUAN. sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Apalagi jika hanya 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah tangga merupakan bagian terkecil dari komponen perekonomian suatu bangsa yang ikut mempengaruhi sendi-sendi kehidupan. Oleh karena itu, rumah tangga memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu manusia berperan aktif dalam mengembangkan daya kreatifitas

BAB I PENDAHULUAN. karena itu manusia berperan aktif dalam mengembangkan daya kreatifitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan kemajuan teknologi dewasa ini dan didukungnya wilayah perairan Indonesia yang luas, meliputi 11,95 juta [Ha] sungai dan rawa, 1,78 juta [Ha] danau alam, 0,003

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan

1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan nila merah Oreochromis niloticus merupakan ikan konsumsi yang digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan pertumbuhan yang relatif cepat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang tetap bertahan dari zaman kolonial Belanda sampai tahun 1990, bahkan sampai sekarang. Keberadaan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi Desa Pendowoharjo terletak di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terluas di dunia, dengan panjang pantai 81.000 km serta terdiri atas 17.500 pulau, perhatian pemerintah Republik Indonesia terhadap sektor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP.. Rumahtangga Nelayan Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang berperan dalam menjalankan usaha perikanan tangkap. Potensi sumberdaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung

Lebih terperinci

VI. PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA RESPONDEN Alokasi Curahan Kerja Pada Kegiatan Pertanian

VI. PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA RESPONDEN Alokasi Curahan Kerja Pada Kegiatan Pertanian 91 VI. PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA RESPONDEN 6.1. Alokasi Curahan Kerja 6.1.1. Alokasi Curahan Kerja Pada Kegiatan Pertanian Rumahtangga responden umumnya mengusahakan tanaman pangan, tanaman jangka panjang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci