PENGEMBANGAN MODEL ASET BIOLOGIS TANAMAN KELAPA BERBASIS INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS (IAS) 41. Manado,
|
|
- Vera Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN MODEL ASET BIOLOGIS TANAMAN KELAPA BERBASIS INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS (IAS) 41 Anita L.V. Wauran 1, Nixon Sondakh 2, Joseph N. Tangon 3 1,2,3 Akuntansi, PoliteknikNegeri Manado, Jl. Kampus Politeknik Desa Buha, Manado, anitaludia@gmail.com Abstract Biological assets are plants and animals which experience biological transformation. Biological transformations include growing process, degeneration, production and procreation which cause qualitative and quantitative changing in animal and plant s life. Implementation of biological assets haven t been used yet by moving entity in plantation sector until now because haven t been adopted IAS 41 yet in PSAK. The purpose of this research is to generate model development of accounting implementation for coconut plant s biological asset based on International Accounting Standards (IAS) 41. Research method that be expanded is case study, which be supported by journal data resource and literature also actual data through evaluation process that be done according to suitability activity recognition, measurement, and special report to biological asset which is owned. This research generates a technique model of accounting implementation coconut plant s biological asset that has already been adopted with IAS 41. Although, result findings have been identified, this research still needs more development because there was still too minimum of biological asset implementation in entity finance information. Keywords: model, biological asset, accounting, coconut plant, IAS 41 Abstrak Aset biologis merupakan tanaman dan hewan yang mengalami transformasi biologi. Transformasi biologis terdiri dari proses pertumbuhan, degenerasi, produksi dan prokreasi yang menyebabkan perubahan secara kualitatif dan kuantitatif dalamkehidupan hewan dan tumbuhan.penerapan asset biologis sampai saat ini belum banyakdigunakan oleh entitas yang bergerak di bidang perkebunan karena belum diadopsinya IAS 41 dalam PSAK.Penelitianini bertujuan untuk menghasilkan pengembangan model penerapan akuntansi asset biologis tanaman kelapa berbasis International Accounting Standards (IAS) 41. Metode penelitian yang dikembangkan adalah studi kasus, dengan sumber data jurnal dan literatur serta data lapangan melalui proses evaluasi yang dilakukan berdasarkan kesesuaian aktivitas pengakuan, pengukuran, dan pelaporan khusus pada asset biologis yang dimiliki. Penelitian ini menghasilkansebuah model teknik akuntansi penerapan aset biologis tanaman kelapa yang telah disesuaikan dengan IAS 41. Walau temuan hasil telah berhasil diidentifikasi, penelitian ini masih memerlukan pengembangan lebih dalam karena masih minimnya penerapan asset biologis dalam informasi keuangan entitas. Kata kunci: model, aset biologis, akuntansi, tanaman kelapa, IAS 41 PENDAHULUAN Penyusunan laporan keuangan sesuai IFRS adalah tantangan tersendiri bagi masyarakat, usaha perkebunan ataupun perusahaan pengelola perkebunan. Eksklusivitas perusahaan perkebunan terletak pada kepemilikan harta berupa aset biologi, misalnya tanaman PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
2 kelapa sawit, dan tanaman lainnya. Aset biologi nemiliki perbedaan karakteristik mendasar dengan barang setengah jadi dalam proses manufaktur. Hal ini dikarenakan aset biologi mengalami proses pertumbuhan (accretion) sedangkan barang setengah jadi tidak. Perbedaan diantara keduanya akan semakin jelas jika kita menganalogikan proses pertumbuhan aset biologi sebagai proses produksi. Sekumpulan tanaman kelapa yang memiliki kualitas awal tanam yang sama dan memperoleh perlakuan yang sama belum tentu menghasilkan hal yang sama. Akan tetapi, barang dalam proses dengan input dan proses yang sama akan menghasilkan output yang sama karena twang tersebut merupakan benda mati yang tidak memiliki daya tumbuh (accretion). IFRS mengatur penggunaan nilai wajar pada pengukuran aset biologi melalui International Accounting Standard (IAS) 41. Standar tersebut mengharuskan tanaman kelapa yang belum dipanen dilaporkan sebesar nilai wajarnya, kecuali ada keadaan tertentu yang menyebabkan metode nilai wajar tidak dapat digunakan. IAS 41 telah diadopsi oleh beberapa negara. Kondisi wilayah Indonesia yang cocok untuk industry pertanian dan perkebunan menjadi satu alasan tersendiri mengapa di Indonesia banyak tumbuh entitas yang bergerak di dunia agribisnis. Entitas yang bergerak pada sektor industri agribisnis, utamanya bidang perkebunan, merupakan salah satu contoh dari entitas dengan karakteristik khusus terkait dengan penyusunan laporan keuangannya. Skala usaha dari entitas-entitas tersebut juga beragam, mulai dari entitas yang berskala bisnis kecil setaraf UMKM yang belum go pubic hingga pada entitas dengan skala bisnis yang besar dan sudah go pubik. Menurut Tyas dan Facriyah (2013), Entitas bisnis yang bergerak di bidang perkebunan memiliki dan mengelola aset biologis berupa tanaman perkebunan yang cenderung lebih rumit perlakuannya. Proses pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan untuk sisi aset entitas, terutama pada bagian aset biologisnya, membutuhkan pemahaman yang lebih detail. Hal ini dikarenakan, pada perkembangannya saat ini, aset biologis akan mengalami klasifikasi yang berulang di sepanjang umur ekonomisnya akibat transformasi bentuk aset tersebut. Keberadaan aset biologis bagi entitas bisnis yang bergerak di bidang perkebunan menjadi sangat unik dan krusial karena jenis aset ini merupakan komoditas utama entitas. Aktivitas utama entitas dalam pengelolaan aset biologis mulai dari penanaman hingga bisa menghasilkan produk yang bisa dijual harus PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
3 dikelompokkan dengan benar agar bisa menghasilkan laporan keuangan yang relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Selain permasalahan tersebut, pengakuan nilai wajar yang belum terealisasi di laba rugi ini, IAS 41 tidak membedakan aset biologik. Padahal, ada aset biologik yang dimiliki tapi tidak untuk dijual dan hanya digunakan untuk memproduksi aset biologik lain. Dengan sifat yang tidak untuk dijual ini, pengukuran aset biologik semacam ini dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan mengakui selisih perubahannya di laba rugi akan sangat menyesatkan. Selain itu, pengukuran dengan nilai wajar dikurangi untuk menjual bagi aset biologik yang dimiliki tidak untuk dijual, salah secara teoritis. Pada umumnya, karena karakteristiknya yang unik, perusahaan yang bergerak di bidang agrobisnis mempunyai kemungkinan untuk menyampaikan informasi yang lebih bias dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak dibidang lain, terutama dalam hal mengukur, menyajikan, sekaligus mengungkapkan terutama mengenai aset tetapnya yang berupa aset biologis. Aset biologis adalah aset yang unik, karena mengalami transformasi pertumbuhan bahkan setelah aset biologis menghasilkan output. Transformasi biologis terdiri atas proses pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokreasi yang menyebabkan perubahan secara kualitatif dan kuantitatif dalam kehidupan hewan dan tumbuhan tersebut. Aset biologis dapat menghasilkan aset baru yang terwujud dalam agricultural produce atau berupa tambahan aset biologis dalam kelas yang sama. Karena mengalami transformasi biologis itu maka diperlukan suatu model akuntansi dalam konsep pengakuan dan pengukuran yang dapat menunjukkan nilai dari suatu aset tersebut secara wajar sesuai dengan kontribusinya dalam menghasilkan aliran keuntungan ekonomis bagi perusahaan. Berbeda dengan IFRS, dalam PSAK belum diatur tentang perlakuan akuntansi bagi aset biologis secara spesifik, sehingga belum ada standar yang mengatur tentang bagaimana informasi mengenai aset biologis dapat menjadi informasi yang andal dan relevan dalam penyajian laporan keuangan guna pengambilan keputusan bisnis. International Accounting Standard 41 tentang Biological Asset, yang diartikan sebagai Aset Biologis (biological asset) adalah binatang dan tumbuhan hidup. Perusahaan mengakui aktiva biologi dan produk pertanian apabila perusahaan tersebut: 1) mengendalikan aktiva tersebut sebagai hasil peristiwa masa lalu, dan 2) memperoleh PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
4 manfaat ekonomi yang kemungkinan terjadi Nilai Wajar aktiva tersebut dapat diukur dengan andal. Aktiva Biologi harus dinilai pada saat pengakuan awal dan pada setiap tanggal neraca dengan menggunakan Nilai Wajar Hasil yang diperoleh dari aktiva biologi dinilai dengan menggunakan Nilai Wajar dikurangi dengan estimasi biaya pada saat penjualan Selisih yang berasal dari penilaian hasil-hasil saat penjualan. Selisih yang berasal dari penilaian hasil hasil aktiva biologis diakui sebagai bagian dari laba rugi tahun berjalan. Penilaian aktiva biologi dilakukan dengan mengelompokkan terlebih dahulu berdasarkan umur dan kualitas. Selisih yang berasal dari penilaian aktiva biologi harus diakui sebagai bagian dari laba rugi tahun berjalan. Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK ETAP paragraph 2.24 Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan memenuhi kriteria sebagai berikut: (a) ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam entitas; dan (b) pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Dilanjutkan pada paragraph 2.25 Kegagalan untuk mengakui pos yang memenuhi kriteria tersebut tidak dapat digantikan dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau catatan atau materi penjelasan dan paragrap 2.26 Konsep probabilitas digunakan dalam kriteria pengakuan mengacu kepada pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang terkait dengan pos tersebut akan mengalir ke atau dari dalam entitas. Pengkajian derajat ketidakpastian yang melekat pada arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang terkait dengan kondisi yang tersedia pada akhir periode pelaporan saat penyusunan laporan keuangan. Penilaian itu dibuat secara individu untuk pos-pos yang signifikan secara individual dan kelompok dari suatu populasi besar dari pos-pos yang tidak signifikan secara individual. Pengukuran Unsur-Unsur laporan Keuangan Paragraf 2.27 dinyatakan kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah adanya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. Dalam banyak kasus, biaya atau nilai suatu pos diketahui. Dalam kasus lainnya biaya atau nilai tersebut harus diestimasi. PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
5 Penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan. Namun demikian, jika estimasi yang layak tidak mungkin dilakukan, maka pos tersebut tidak diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Selanjutnya, dalam paragraph 2.28 suatu pos yang pada saat tertentu tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan dapat memenuhi syarat untuk diakui di masa depan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian dan paragraph 2.30 Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dalam paragraph 2.31 berlaku dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar: (a) Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. (b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihakpihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh dari dokumen dokumen yang sudah ada. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan 2013 dan informasi lainnya yang berhubungan dengan aktivitas aset ini, khususnya penilaian aset biologis. Selain itu, data penelitian selanjutnya diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: artikel, buku, dan penelitian terdahulu terkait dengan perlakuan akuntansi aset biologis. Metode Analisis Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai pengukuran, pengakuan, dan pengungkapan aset biologis berdasarkan standar yang berlaku. Untuk menjawab rumusan masalah, maka metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Dengan metode analisis deskriptif PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
6 kualitatif, data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan mengkaji, memaparkan, menelaah, dan menjelaskan data-data yang diperoleh pada aktivitas pengelolaan tanaman kelapa untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang proses pengakuan dan pengukuran aset biologis berupa tanaman perkebunan pada sentra produksi di daerah Minahasa hingga tersaji ke dalam laporan keuangan. Setelah mendapatkan gambaran penuh tentang proses pengakuan dan pengukuran aset biologis berupa tanaman perkebunan kelapa di Minahasa, menganalisis pengakuan dan pengukuran asset biologis berupa tanaman perkebunan terhadap kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, dengan membandingkan antara proses pengakuan dan pengukuran aset biologis berupa tanaman perkebunan dengan pendekatan yang mengacu pada PSAK yang diakui mampu memberikan informasi yang wajar dalam pelaporan aset biologis dengan standard internasional yaitu IAS 41. Konsep pembahasan meliputi deskripsi tentang permasalahan dalam akuntansi asset biologis, kajian ruang lingkup penerapan standar, kajian tentang konsep pokok aset, kajian perlakuan Akuntansi, analisis penyajian dan pengungkapan, analisis dan Intrepretasi Keuangan HASIL DAN PEMBAHASAN Pengakuan Menurut IAS: 41 Agriculture Pengakuan aset biologis yang benar menurut standar IAS 41 ini adalah berdasarkan transformasi biologis. Apabila berdasarkan transformasi biologis, pengakuan terdiri atas Pembibitan, Tanaman Belum Menghasilkan, Tanaman Menghasilkan Pengukuran Aset Biologis (measurement) Pada dasarnya, IAS 41 mengatur transformasi biologis dari mulai pembibitan sampai pada saat panen. Pengukuran tersebut menggunakan nilai wajar maupun alternatif lain. Pengklasifikasian untuk mengukur aset biologis berdasarkan umur atau kualitas yaitu: - Pengukuran dari tanaman kelapa mulai dari pembibitan tanaman belum menghasilkan. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar dalam pasar aktif atau menggunakan alternatif lain. - Pengukuran dari tanaman kelapa yang sudah menghasilkan, yaitu tanaman yang sudah dapat menghasilkan buah kelapa. - Pengukuran untuk buah kelapa pada saat siap panen, yaitu menggunakan nilai PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
7 wajar dikurangi oleh estimasi biaya penjualan. Biaya biaya yang terkait dengan aset biologis yang menjadi dasar pengukuran tersebut adalah : - Biaya pembibitan umur x bulan/ha = Rp xxx. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja dan biaya bahan dan alat seperti: persiapan lubang, seleksi bibit,dll - Biaya pembuatan lahan/ha = Rp xxx,-. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja (babat awal/pemarasan rumput, menumbang pohon, dll). - Biaya Pembukaan tanaman baru/ha = xxx,-. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja (pembuatan lubang tanaman, menanam kelapa, dll) dan biaya bahan dan alat (pupuk urea, herbisida, bibit kelapa, dll). - Biaya pemeliharaan/perawatan tanaman belum menghasilkan/ha = Rp xxx,-. Biaya ini sudah termasuk biaya tenaga kerja (pengendalian hama dan rumput sekitar, dll) Pengukuran menggunakan IAS 41: Agriculture Pengukuran aset biologis akan dimulai dengan pengukuran tanaman belum menghasilkan, kemudian biaya pemeliharaan yang belum dimasukkan sebagai biaya tanaman menghasilkan kemudian nilai akhir dari tanaman menghasilkan itu sendiri setelah ada penambahan aset baru dan depresiasi untuk aset tersebut. Perhitungan untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan menggunakan value in use (nilai pakai), dimana PV (present value) x proyeksi arus kas masa depan (expected net cash flows). Kemudian hasil dari nilai pakai dibandingkan dengan biaya mana yang lebih kecil nilainya yang akan diungkapkan di laporan keuangan. Pengukuran biaya yang benar sudah sama dengan pengukuran biaya standar. Pengukuran Tanaman Menghasilkan Perhitungan untuk pengukuran yang benar, peneliti menggunakan expected net cash flow untuk perhitungan tanaman belum menghasilkan sehingga didapat hasilnya. Selain itu, tanaman menghasilkan diukur setelah dikurangi oleh akumulasi depresiasi dan jumlahnya berbeda dari nilai yang ada. Begitu juga dengan perhitungan buah kelapa yang diukur berdasarkan rata-rata nilai wajar pada saat itu. Model Akuntansi Aset Biologis Tanaman Kelapa PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
8 Data Transaksi Bibit Kelapa Perawatan Proses Accounting t t t Catatan akuntansi Persediaan Bibit Aset Tetap Kelapa yg Berbuah Informasi Laporan Keuangan Laporan Neraca (bibit, AT Kelapa) Laporan Laba Rugi Buah Kelapa Pendapatan Biaya-Biaya Catatan atas laporan Keuangan SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan: Model Perlakuan Akuntansi Aset Biologis Tanaman Kelapa, yaitu pengakuan Aset Biologis sebagai Aset Tetap dan penyajian Aset pada Neraca di pos Aset Tidak Lancar dan Persediaan pada Neraca di pos Aset Lancar serta seluruh kegiatan operasi dan kebijakan perusahaan diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Perlakuan Akuntansi Aset Biologis berdasarkan IAS 41, yaitu pengakuan sebagai Asset tersendiri dan, pengukurannya berdasarkankan nilai wajar setelah dikurangi dengan estimasi biaya penjualan DAFTAR PUSTAKA Accounting Principles Board APB Statement No.4 Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises. AICPA. Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara Dalam Angka Katalog BPS Budi Agus Rianto, Lister And Ariyanto, Stefanus (2013) Analisis Pengakuan, Pengukuran Dan Penyajian Aset Biolojik Menurut Standar Akuntansi Yang Berlaku Di Indonesia Dan Menurut IAS 41 : Agriculture (Studi Kasus : PT Kelantan Sakti). Undergraduate thesis, BINUS. diakses pada tanggal 23 Januari 2014 Fitrizal dan Lusiana Perlakuan Akuntansi Aset Biologis Hubungannya Dengan Kualitas Informasi Keuangan Pada PT. Perkebunan Nusantara VI Jambi (Persero) diakses pada tanggal 23 Januari 2014 Ikatan Akuntan Indonesia Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ike, Farida Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Biologis Berdasarkan International PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
9 Accounting Standard 41 Pada PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), Jurnal Akuntansi UNESA, Vol.2, No.1, 2013 Surabaya: Salemba Empat. International Accounting Standard Committee (IASC) International Accounting Standard No.41, Agriculture. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield Intermediate Accounting. 14th Ed. New York: John Willey & Sons, Inc. Luwia, S Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Aset Biologis pada PT. Dinamika Cipta Sentosa menurut IAS 41: Agriculture, Skripsi Tidak Dipublikasikan. Jakarta: Universitas Bina Nusantara Maruli, S dan A.F. Mita Analisis Pendekatan Nilai Wajar dan Nilai Historis dalam Penilaian Aset Biologis pada Perusahaan Agrikultur: Tinjauan Kritis Rencana Adopsi IAS 41. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. Diakses Tanggal 23 Januari Ridwan, A Perlakuan Akuntansi Aset Biologis PT. Perkebunan Nusantara XIV Makassar (Persero). Jurnal Makasar. Universitas Hasanuddin. Riyadi, D Analisis Nilai Wajar Tanaman Kelapa Sawit berdasarkan International Accounting Standard 41 Agriculture dibandingkan dengan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 Aset Tetap: Studi pada PT. Agro Indonesia. Tesis Tidak Dipublikasikan. Jakarta: Universitas Indonesia. Tyas, Esti Laras Aruming dan Fachriyah, Nurul Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Dalam Pelaporan Aset Biologis (Studi Kasus Pada Koperasi M ), diakses pada tanggal 23 Januari PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 ISSN:
Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif SEMARANG, Oktober 2016
AKUNTANSI ASET BIOLOGIS TANAMAN KELAPA BERBASIS INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS (IAS) 41 Anita L.V. Wauran 1), Jeffry Rengku 1), Joseph N. Tangon 1) 1 Akuntansi, Politeknik Negeri Manado, Jl. Kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diperoleh serta seberapa relevan dan andal informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, informasi menjadi bagian penting untuk seluruh segi kehidupan (Ridwan, 2011). Ketersediaan informasi menjadi bagian yang sangat penting dalam pengambilan
Lebih terperinciANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENGUNGKAPAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOGIS BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan kerangka acuan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan entitas harus disusun berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS BERDASARKAN INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD 41 PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)
1 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS BERDASARKAN INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD 41 PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Ike Farida Universitas Negeri Surabaya Email: adirafike@gmail.com
Lebih terperinciAKUNTANSI AGRIKULTUR PSAK 69 DAN PSAK 68 BY: ERSA TRI WAHYUNI
1 AKUNTANSI AGRIKULTUR PSAK 69 DAN PSAK 68 BY: ERSA TRI WAHYUNI All material presented is the opinion of the author and not a formal position of the Indonesian Institute of Accountants PSAK yang terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara dengan hasil perkebunan seperti kelapa sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Aset A.1 Definisi Aset merupakan semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan baik berwujud maupun tak berwujud yang berharga atau bernilai
Lebih terperinciDEPLESI ASET BIOLOGIS PADA PETERNAKAN SAPI PERAH KUD KOTA BOYOLALI
DEPLESI ASET BIOLOGIS PADA PETERNAKAN SAPI PERAH KUD KOTA BOYOLALI Desti Harum Dewi Nastiti Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Deplesi aset biologis merupakan penurunan nilai manfaat dari suatu aktiva
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak kekayaan Indonesia akan sumber daya alam yang dapat dijadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak kekayaan Indonesia akan sumber daya alam yang dapat dijadikan usaha. Salah satunya pengembangan agribisnis kelapa sawit yang usahanya berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Definisi Aset Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku di Indonesia disebutkan bahwa: Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan
Lebih terperinciLister Budi Agus Rianto. Dosen Pembimbing: Stefanus Ariyanto, SE., Ak., M.Ak. Binus University, 1 ABSTRACT
ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK MENURUT STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU DI INDONESIA DAN MENURUT IAS 41: AGRICULTURE (STUDI KASUS: PT KELANTAN SAKTI) Lister Budi Agus Rianto
Lebih terperinciANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41
ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT ASTRA AGRO LESTARI TBK MENURUT PSAK 16 (REVISI 2011) DAN IAS 41 Vera Indrianti, Stefanus Ariyanto Binus University, Jalan Kebon Jeruk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk informasi dalam bidang ekonomi yang sangat penting bagi perusahaan komersial. Dalam kerangka konseptual Standar
Lebih terperinciKepada: PROGRAM FAKULTAS
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET A BIOLOGIS (Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara VII) I) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2 S Program Magister Akuntansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Peta Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang dikenal memiliki kekayaan alam
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gambar 1.1 Peta Indonesia Indonesia adalah negara kepulauan yang dikenal memiliki kekayaan alam berlimpah, termasuk keanekaragaman flora
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK PENERAPAN IAS 41 DI INDONESIA (STUDI KASUS: PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII DAN UNITED PLANTATIONS BERHAD)
ANALISIS DAMPAK PENERAPAN IAS 41 DI INDONESIA (STUDI KASUS: PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII DAN UNITED PLANTATIONS BERHAD) Fenny Farida, Rosinta Ria Panggabean Universitas Bina Nusantara, Jln. Kebon Jeruk
Lebih terperinciARTIKEL PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN BANTARAN BLITAR
ARTIKEL PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII KEBUN BANTARAN BLITAR Oleh: DODIK SETIYAWAN 13.1.02.01.0063 Dibimbing oleh : 1. Drs. Ec. Sugeng, Ak., M.M., M.Ak., CA., ACPA. 2. Amin
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Menurut American Accounting Association (AAA), Accounting is the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit information
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada Dalam bab ini, dilakukan analisis dengan membandingkan standar standar akuntansi yang ada di Indonesia
Lebih terperinciPERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS (TANAMAN KOPI) PADA PT. WAHANA GRAHA MAKMUR - SURABAYA
Hal 85-95 PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS (TANAMAN KOPI) PADA PT. WAHANA GRAHA MAKMUR - SURABAYA Riyanto Utomo, Nur Laila Khumaidah ABSTRAK Aset biologis merupakan tanaman dan hewan yang mengalami transformasi
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS CV MILKINDO BERKA ABADI SKRIPSI
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS CV MILKINDO BERKA ABADI SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi Oleh: Dewi Murtiningsih 201110170311047 FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya alam yang bisa dimanfaatkan dan dijadikan usaha. Di negara kita ini, apapun
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam. Banyak sekali sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan dan dijadikan usaha. Di negara kita ini, apapun
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PELAPORAN ASET BIOLOGIS (Studi Kasus Pada Koperasi M )
EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PELAPORAN ASET BIOLOGIS (Studi Kasus Pada Koperasi M ) Esti Laras Aruming Tyas Nurul Fachriyah, SE., MSA., Ak Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Lebih terperinciPRAKTIK PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN (PERSERO) DI INDONESIA. Rani Dame Simanjorang
PRAKTIK PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN (PERSERO) DI INDONESIA Rani Dame Simanjorang Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Supatmi Fakultas Ekonomika
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) Nama : Hamzah Mutakin NPM : 23212274 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dyah Palupi, SE., MMSI Latar Belakang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA
IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA Cindy Nur Aini Stefanus Ariyanto, SE., M.Ak Universitas Bina
Lebih terperinciPERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PERKEBUNAN PT. KUSUMASATRIA AGROBIO TANI PERKASA (KUSUMA AGROWISATA) SESUAI IAS 41 AGRICULTURE
PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PERKEBUNAN PT. KUSUMASATRIA AGROBIO TANI PERKASA (KUSUMA AGROWISATA) SESUAI IAS 41 AGRICULTURE Oleh: Eka Hesty Sugianingtyas Rizka Fitriasari, SE., MSA.,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber daya alam, terutama dari sektor pertanian. Sektor pertanian ini mempunyai peran yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. bidangnya. Aset biologis yang dimiliki oleh Koperasi Peternakan Sapi Perah
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar merupakan koperasi peternakan sapi perah terbesar dijawa timur dalam bidangnya. Aset biologis yang dimiliki oleh
Lebih terperinciPENGAKUAN DAN PENGUKURAN AKTIVA BIOLOGI TERNAK AYAM (Studi Kasus Perusahaan Peternakan Ayam Ras Petelur Di Blitar)
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN AKTIVA BIOLOGI TERNAK AYAM (Studi Kasus Perusahaan Peternakan Ayam Ras Petelur Di Blitar) OLEH: FANNY SEPTINA 3203006086 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KATOLIK
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi)
ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP (STUDI KASUS PADA KOPERASI PASAR GONDANGLEGI) Silvia Meireny Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciBAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama tanaman teh. Varietas berdaun kecil, dikenal sebagai Camellia sinensis, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman teh merupakan tumbuhan jenis semak yang termasuk dalam keluarga Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian Utara. Ada dua varietas utama tanaman
Lebih terperinciAKUNTANSI ASET BIOLOGIS: PERLUKAH ADOPSI INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARD (IPSAS) 27 DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)?
AKUNTANSI ASET BIOLOGIS: PERLUKAH ADOPSI INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR ACCOUNTING STANDARD (IPSAS) 27 DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)? Dina Natasari 1, Rizky Wulandari 2 1,2 Program Studi Akuntansi/Departemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pendekatan Pembahasan Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian yang dilaporkan oleh salah satu perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciPENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)
PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Disusun Oleh: Fitri Annisa
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) Disusun Oleh: Fitri Annisa 23213535 1. Sektor perkebunan di Indonesia. 2. Karakteristik unik yang terdapat pada
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER MAKALAH PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS DALAM PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN IFRS
UJIAN TENGAH SEMESTER MAKALAH PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS DALAM PERSPEKTIF STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DAN IFRS Disusun untuk memenuhi syarat penilaian Ujian Tengah Semester pada mata kuliah Pelaporan
Lebih terperinciSulistyorini Rafika Putri Universitas Negeri Surabaya Abstract
1 ANALISIS PERBANDINGAN PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN ASET BIOLOGIS SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN IAS (INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD) 41 PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk Sulistyorini Rafika Putri Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak dimanfaatkan untuk usaha. Indonesia menghasilkan berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia adalah negara yang mempunyai sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan untuk usaha. Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan, antara lain
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Tanaman Apel yang dimiliki oleh Kusuma Agrowisata telah diakui
Lebih terperinciKINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR Vivianty Halim Email: vivianty14@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini komoditas perkebunan masih memegang peran penting dalam menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan Usaha Milik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR... iv. ABSTRAK...
ABSTRAK Aset biologi merupakan salah satu jenis aktiva tetap yang memiliki keunikan dibandingkan aktiva tetap pada umumnya seperti kendaraan atau mesin. Aset biologi akan mengalami biological transformation
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses pembuatan skripsi ini dari
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat izin, rahmat, dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses pembuatan skripsi ini dari tahap awal pembuatan sampai dengan tahap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai penerapan PSAK No. 16 tentang Aset Tetap pada perusahaan
Lebih terperinciANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE
ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE 2010-2011 Taryani Universitas Bina Nusantara Jalan Salam 3 No. 38-39, Sukabumi Utara - Jakarta Barat 11540 085775961936 taryanicandra@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis relevansi nilai pajak tangguhan setelah terjadi perubahan tarif pajak tahun 2010 untuk perusahaan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit
57 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Data Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan informasi yang relevan dan reliabel merupakan hal yang penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial Reporting Standard
Lebih terperinciGARIS BESAR RENCANA PENGAJARAN (GBRP)
Nama / Kode Mata Kuliah: Akuntansi Keuangan I / Semester/ SKS : Semester 3/ 3 kredit Mata Kuliah Prasyarat: Akuntansi Pengantar II Kompetensi Sasaran : GARIS BESAR RENCANA PENGAJARAN (GBRP) Kompetensi
Lebih terperinciDAFTAR ACUAN. Diakses pada
DAFTAR ACUAN Badan Pengawas Pasar Modal. (2002). Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. http://www.iapi.or.id/member_area/plk/industri%20perkebunan.pdf. Diakses
Lebih terperinciTiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan
BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16
Lebih terperinciKeywords: financial reporting purposes, the measurement of the elements of financial statements.
PENGARUH TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TERHADAP METODE PENGUKURAN UNTUK UNSUR-UNSUR DALAM LAPORAN KEUANGAN (SEBUAH STUDI ARTIKEL DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA) Etty Gurendrawati * ABSTRACT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media penghubung antara manajemen perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari laporan keuangan adalah
Lebih terperinciOleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES
Oleh :Rr Indah Mustikawati PSAK 14 PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES Perubahan 2008 Mengadopsi IAS 2 (2003) Tidak untuk pialang komiditi Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian
Lebih terperinciAnalisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang
Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada CV Citra Nusa Bakti Palembang Amelia Haryanto ( haryantoamelia@rocketmail.com) Rizzal Effendi ( Rizaleffendi31@yahoo.co.id)
Lebih terperinciABSTRACT. THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG. By: Ella Indryani B
ABSTRACT THE RECOGNITION AND INCOME MEASUREMENT BASED ON PSAK No.23 IN PT.MAIKO BARU SEMARANG By: Ella Indryani B12.2010.01515 Revenue can be considered as a company product, which means that income is
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. International Accounting Standards (IAS) / International Financial
BAB II LANDASAN TEORI II.1. International Accounting Standards (IAS) / International Financial Reporting Standards (IFRS) International Accounting Standards adalah standar akuntansi yang dapat diaplikasikan
Lebih terperinciPENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT)
PENURUNAN NILAI ASET (ASSET IMPAIRMENT) Dalam sejarah perkembangan akuntansi, penurunan nilai merupakan metode pelengkap depresiasi yang digunakan dalam model biaya (historical cost model). Hal ini dikarenakan
Lebih terperinci01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani
Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 01FEB STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Apa
Lebih terperinciAsset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan)
Modul ke: Asset (aktiva) 1. Definisi dan klasifikasi asset 2. Pengakuan dan pengukuran asset 3. Penyajian (pelaporan) Fakultas FEB Program Studi Teori Akuntansi www.mercubuana.ac.id Anna Christin SE Ak
Lebih terperinciPERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA OLEH: SIDHARTA SANJAYA
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS ASET BIOLOGIS TANAMAN APEL PADA PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA OLEH: SIDHARTA SANJAYA 3203007225 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu laporan kinerja yang bersifat historis atas suatu perusahaan pada periode tertentu yang bermanfaat dalam memberikan suatu informasi
Lebih terperinciBIOLOGICAL ASSET VALUATION
BIOLOGICAL ASSET VALUATION UNTUK KEPERLUAN LAPORAN KEUANGAN (IAS 41) Oleh: Ir. Benny Supriyanto, MSc, MAPPI (Cert) Jakarta, 12 Oktober 2010 1 IAS 41 tentang Biological Asset. Aktiva Biologis (biological
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negeri agraris dengan tanah subur dan iklim tropis, mempunyai potensi agribisnis dan ekstraktif yang amat besar. Sektor ini berkembang pesat
Lebih terperinciANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS
ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS KELOMPOK GOODWILL: Dwi Rahayu 090462201 098 Dedi Alhamdanis 100462201 362 Larasati Sunarto 100462201 107 FAKULTAS EKONOMI UMRAH 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Ternak ayam ras petelur telah diakui sebagai aktiva oleh PT X dan dilaporkan
Lebih terperinciANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP
ANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP Nia Yuniarsih Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Darma Cendika Jalan Dr. Ir. H. Soekarno 201, Surabaya ABSTRACT
Lebih terperinciPROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
SKRIPSI PENERAPAN KONVERGENSI INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD (IFRS) DALAM PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 16 ATAS ASET TETAP PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA I (PERSERO) LANGSA-PROVINSI
Lebih terperinciPERLAKUAN AKUNTANSI ATAS BUDIDAYA TANAMAN KAKAO PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (Persero) SURABAYA SKRIPSI
PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS BUDIDAYA TANAMAN KAKAO PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (Persero) SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : INTANI TIRTA HIDHAYAH 01106029 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN Economic Community (AEC) merupakan sebuah komunitas dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tegabung dalam ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Wahyu Maulani (2010) definisi dari akuntansi adalah
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian akuntansi Menurut Wahyu Maulani (2010) definisi dari akuntansi adalah Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data,
Lebih terperinciChoirul Amin Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Abstrak
Studi Perbandingan Antara PSAK No. 1 (2009) dengan IAS No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dan PSAK No. 3 (2010) dengan IAS No. 34 tentang Laporan Keuangan Interim Choirul Amin Mahasiswa Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan
Lebih terperinciPELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA
PELAPORAN ARUS KAS PADA PT. KEDUNGMADU TROPICAL WOOD DI SAMARINDA Lusiana Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : lusianaa001@gmail.com ABSTRACT Cash flow statements describe or
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dapat ditarik kesimpulan sebagai
Lebih terperinciANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT DINAMIKA CIPTA SENTOSA MENURUT IAS 41: AGRICULTURE
ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENYAJIAN ASET BIOLOJIK PADA PT DINAMIKA CIPTA SENTOSA MENURUT IAS 41: AGRICULTURE SKRIPSI Oleh Santana Luwia 1100011421 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2011 ANALISIS
Lebih terperinciAbstrak ABSTRAK Kata Kunci: Aktiva Biologi, Metode Pengukuran, Perbedaan Hasil Pengukuran Universitas Kristen Maranatha
Abstrak i ABSTRAK Dalam aktivitas agrikultur terdapat istilah aktiva biologi yang merujuk pada hewan atau tanaman hidup yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sumber penghasilan perusahaan (aset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha
Lebih terperinciLaporan Keuangan: Neraca
Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan
Lebih terperinci2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi
Lebih terperinciEVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN
EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN
EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN Steela Alfani Susyanti 1), Ari Pranaditya, SE, MM 2), Hartono, SE, M.Si 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Aset tetap, PSAK No. 16 (Revisi 2011) viii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2011) terhadap aset tetap pada PT. Bio Farma (Persero). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bersifat studi
Lebih terperinciRINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB
RINGKASAN BAB VII KERANGKA KONSEPTUAL FASB Setelah mengetahui anggota dari panitia pembuat dokumen (FASB) dan berasal dari AICPA, APB dan AAA. Rangkaian dari dokumen sangatlah penting, dimana dua hal yang
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah I Kode Mata Kuliah : Semester : III SKS : 3 SKS (2-1) Jurusan : Akuntansi Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini menjelaskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan
Lebih terperinciTinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)
Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 2, April 2012 ISSN No. 1978-6034 Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) A Review of PSAK No.
Lebih terperinciPENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK
PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS MENURUT PSAK 2 GUNA MENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT PAN BROTHERS TBK (Cash Flow Statement Based on PSAK 2 For Investment Decision Making) Oleh/By: Sutarti Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan yang mengelola faktor-faktor produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan yang mengelola faktor-faktor produksi seperti alam, tenaga kerja, modal, dan keahlian (entrepreneurship) untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif ini, kelangsungan hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan
Lebih terperinciPSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan IAS 18 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error Dwi Martani Latar Belakang o Tujuan o Menentukan kriteria
Lebih terperinciANALISIS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.
1 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Oleh : Mita Prastiya, Titin Ruliana, Heriyanto Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Lebih terperinci