IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA Cindy Nur Aini Stefanus Ariyanto, SE., M.Ak Universitas Bina Nusantara Kampus Anggrek Lt. 5 Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Kemanggisan/ Palmerah Jakarta Barat Telepon: ext nurainicindy@gmail.com ABSTRAK PT RA merupakan perusahaan yang menggunakan PSAK Umum dalam membuat laporan keuangan mereka. Selain itu perusahaan juga masih menggunakan PSAK 6 dalam Laporan Keuangan tahun 2009 dan 2010, sedangkan PSAK 6 mengenai Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan sudah tidak lagi digunakan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini selain sebagai telaah mengenai PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009, juga untuk mengetahui bagaimana menerapkan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 pada perusahaan dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan studi literatur dan kepustakaan. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT RA diketahui bahwa pada Laporan Keuangan PT RA terdapat perbedaan antara PSAK lama dengan PSAK yang telah di revisi tahun 2009, perbedaan tersebut terjadi di beberapa pos-pos Laporan Keuangan. Penerapan ini dilakukan di semua komponen Laporan Keuangan yaitu antara lain Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas. Perusahaan perlu menyajikan catatan laporan keuangan secara lengkap agar pengguna laporan keuangan mengerti isi laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu pentingnya dalam mencari tahu terlebih dahulu latar belakang perusahaan akuntan publik yang akan mengaudit perusahaan sehingga penyajian laporan keuangan perusahaan nantinya benar dan lengkap. Penyajian Laporan Keuangan secara tepat waktu itu penting bagi pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Kata Kunci : Komponen Laporan Keuangan, Penyajian Laporan Keuangan, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dunia usaha akan terus berkembang diikuti dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi, yang akan mempengaruhi pula ketentuan-ketentuan yang mengatur segala aktivitas yang ada agar aktivitas perusahaan berjalan dengan baik. Selain itu, masa yang akan datang adalah masa yang penuh dengan ketidakpastian, maka dari itu setiap perusahaan dituntut agar dapat menghadapi perubahan-perubahan kondisi yang akan terjadi nanti di perusahaan termasuk dalam hal penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Dalam hal ini, untuk menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan, perlu adanya standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan. Standar ini mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan laporan keuangan agar laporan keuangan yang disusun tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Standar yang digunakan untuk penyajian dan pengungkapan laporan keuangan dan sebagai pedoman akuntan untuk menyusun laporan keuangan adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan pernyataan dan interpretasi yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI). Di Indonesia PSAK akan dikonvergensi secara penuh ke dalam IFRS (International Financial Reporting standard) pada tahun IFRS adalah standar penyusunan laporan keuangan yang dapat diterima secara global. Konvergensi IFRS ini melalui tiga tahapan (gradual strategy), yaitu tahap adopsi, tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi. Indonesia memiliki empat pilar standar akuntansi, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK Umum), Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP), Standar Akuntansi Syariah dan Standar Akuntansi Pemerintah, tetapi IFRS hanya diadopsi untuk Standar Akuntansi Keuangan. PT RA, selanjutnya disebut Perseroan, merupakan Perusahaan Besar Swasta Nasional. PT RA yang bergerak dibidang agrobisnis, memiliki kebun kelapa sawit yang berlokasi di Desa Srigeni dan Tanjung Serang Kecamatan Kayu Agung dan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. PT RA didirikan sejak tahun 2007 yang merupakan entitas yang menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK UMUM). Perusahaan memutuskan akan menggunakan SAK UMUM (bukan SAK ETAP) walaupun bukan perusahaan terbuka, dikarenakan perusahaan ini memiliki rencana menjual sahamnya di pasar (go public) pada masa yang akan datang. Namun demikian, perusahaan masih belum menerapkan standar yang telah direvisi pada tahun 2009 dalam hal penyajian laporan keuangan. Perusahaan ini masih menggunakan standar yang digunakan pada tahun 1998, sehingga perusahaan akan sulit dalam membandingkan laporan keuangan perusahaan mereka dengan perusahaan lainnya jika terjadinya kerjasama antar perusahaan. Oleh karena itu, perseroan ini memerlukan penerapan standar yang mengatur mengenai penyajian laporan keuangan yang telah direvisi pada tahun Penerapan ini dilakukan dalam rangka menyeragamkan laporan keuangan yang disusun oleh setiap perusahaan. Dalam hal ini, standar yang dimaksud adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 dan 2 (PSAK 1 dan 2). Penerapan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) sangat diperlukan oleh PT RA dikarenakan konvergensi IFRS secara penuh di Indonesia akan dilakukan pada tahun PSAK 1 mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur mengenai dasar-dasar penyajian laporan keuangan untuk tujuan umum dan komponen laporan keuangannya agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan perusahaan lain. PSAK 2 mulai berlaku 1 Januari 2011 dan mengatur pelaporan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama suatu periode. Penyajian laporan keuangan yang dituangkan dalam PSAK 1 merupakan adopsi dari IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009), sedangkan PSAK 2 merupakan adopsi dari IAS 7 Statement of Cash Flows. Proses adopsi ini merupakan salah satu program konvergensi IFRS yang sedang dilakukan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK IAI). Dengan mengadopsi IFRS, perusahaan-perusahaan di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya banding dari laporan keuangan. Selain itu, konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis berminat menyusun skripsi dengan judul IMPLEMENTASI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMER 1 DAN 2 (REVISI 2009) UNTUK PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010 DAN 2011 PADA PT RA. Identifikasi Masalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan dan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 dan 2

3 merupakan standar yang mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Masalah yang akan menjadi pokok pembahasan adalah Bagaimana pengaruh penerapan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 ke dalam laporan keuangan perusahaan. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian yang dibahas dalam penelitian skripsi ini dimaksudkan agar penelitian skripsi ini tidak menyimpang dari topik yang menjadi sasaran penulis. Ruang lingkup yang dibatasi dalam penelitian ini adalah mengenai penyajian dan pengungkapan atas laporan keuangan dan komponen-komponen laporan keuangan seperti yang diatur dalam PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi tahun 2009, serta bagaimana perusahaan menerapkan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 pada laporan keuangan perusahaan. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Sebagai telaah mengenai PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun Untuk mengetahui bagaimana menerapkan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 pada perusahaan dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis dapat lebih memperluas wawasan tentang PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) perusahaan dan penerapannya. 2. Perusahaan, sebagai standar dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan berdasarkan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009). 3. Pihak-pihak lain, semoga penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan atau menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN Ringkasan metodologi penelitian yang digunakan dalam penerapan PSAK 1 dan 2 pada PT RA adalah sebagai berikut: 1. Jenis dari risetnya adalah riset ekspolatoria (kualitatif, naturalis) 2. Dimensi waktu riset adalah melibatkan urutan waktu (time series) 3. Kedalaman risetnya adalah mendalam tetap hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus) 4. Metode pengumpulan datanya adalah kontak langsung yang berupa wawancara, serta tidak langsung yang berupa data arsip 5. Lingkungan penelitiannya adalah lingkungan nonconvited setting yaitu lingkungan riil (field setting) 6. Unit analisisnya adalah perusahaan yang bergerak di bidang agro bisnis. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan PSAK 1 dan PSAK 2 (Revisi 2009) PT RA merupakan perusahaan anak yang tidak mensyaratkan kepentingan nonpengendali, dikarenakan perusahaan induk memiliki hampir 100% kepemilikan di perusahaan ini. PT RA menerapkan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) pada tahun 2011 yang artinya perusahaan melakukan penerapan dari sejak peraturan tersebut diterbitkan dan harus diterapkan dalam rangka penyajian laporan keuangan. Dalam melakukan penerapan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mereklasifikasi pos-pos yang ada di dalam laporan keuangan lengkap berdasarkan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009). Setelah itu, menerapkan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009) dalam pengukuran seluruh unsur-unsur laporan keuangan perusahaan. Perusahaan menyajikan laporan keuangan lengkap untuk periode satu tahun.

4 Penerapan PSAK 1 dan PSAK 2 (Revisi 2009) Dalam Reklasifikasi dan Pengukuran Pos-Pos Dalam Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan Tahun 2009 dan Aset Reklasifikasi Dalam laporan keuangan tahun 2009 dan 2010 transaksi yang direklasifikasi dalam aset diantaranya Piutang Lain-Lain yang terdapat di dalam aset lancar. Perusahaan perlu mereklasifikasi karena Piutang Lain-Lain terdiri dari Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga dan Piutang Lain-Lain Pihak yang Berelasi, dimana kedua unsur tersebut yang harus dipisah di dalam penyajian laporan keuangan. Beberapa perusahaan afiliasi dari PT RA merupakan pihak yang berelasi dalam hal Piutang Lain-Lain. Pengukuran Pengukuran aset pada laporan keuangan tahun 2009 dan 2010 dilakukan di aset lancar berupa Piutang Lain-Lain. Piutang Lain-Lain ini dibagi menjadi dua yaitu Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga dan Piutang Lain-Lain Pihak yang Berelasi. Kedua transaksi tersebut dipisahkan penyajiannya, dimana pihak berelasi di sini merupakan perusahaan afiliasi yang memiliki saldo Piutang Lain-Lain sebesar Rp , sedangkan saldo sebesar Rp dimiliki oleh pihak ketiga pada laporan keuangan tahun Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Piutang lain-lain - pihak ketiga Rp Piutang lain-lain - pihak yang berelasi Rp Piutang lain-lain Rp Sedangkan pada laporan keuangan tahun 2010 terdapat saldo Piutang Lain-Lain pihak yang berelasi sebesar Rp dan saldo sebesar Rp dimiliki oleh pihak ketiga. Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Piutang lain-lain - pihak ketiga Rp Piutang lain-lain - pihak yang berelasi Rp Piutang lain-lain Rp Ekuitas Reklasifikasi PSAK 6 yang menjelaskan tentang Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan sudah tidak lagi digunakan dalam PSAK 1 revisi 2009, oleh karena itu di laporan keuangan perusahaan tahun 2009 dan 2010 perlu diadakannya reklasifikasi terhadap transaksi Akumulasi Kerugian Bersih Selama Tahap Pengembangan. Sebagai gantinya, transaksi selama tahap pengembangan direklasifikasi ke dalam Saldo Laba. Saldo Laba merupakan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen, koreksi laba rugi periode lalu, dan reklasifikasi surplus revaluasi aset tetap. Selain itu pada laporan keuangan tahun 2010, terdapat Cadangan Modal atas Nilai Wajar Pinjaman Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa direklasifikasi menjadi Tambahan Modal Disetor. Cadangan Modal Atas Nilai Wajar Pinjaman Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa merupakan jumlah selisih dari nilai present value Pinjaman Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

5 Pengukuran Pengukuran ekuitas pada laporan keuangan tahun 2009 dan 2010 dilakukan di Akumulasi Kerugian Bersih Selama Tahap Pengembangan. Pengukuran ini dilakukan karena dalam PSAK 1 revisi 2009 transaksi selama tahap pengembangan tidak lagi digunakan. Karena transaksi selama tahap pengembangan tidak lagi digunakan maka diganti dengan Saldo Laba sebesar Rp di tahun 2010 dan sebesar Rp di tahun Selain itu terdapat pula pengukuran lainnya pada laporan keuangan tahun 2010 yaitu Cadangan Modal atas Nilai Wajar Pinjaman Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa yang diganti menjadi Tambahan Modal Disetor dengan saldo sebesar Rp Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Saldo laba Rp Akumulasi kerugian bersih selama tahap pengembangan Rp Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Cadangan modal atas nilai wajar pinjaman kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rp Tambahan Modal Disetor Rp Saldo laba Rp Akumulasi kerugian bersih selama tahap pengembangan Rp Laporan Posisi Keuangan Tahun Aset Reklasifikasi Dalam aset lancar laporan keuangan tahun 2011 terdapat beberapa transaksi yang direklasifikasi, antara lain: a. Kas dan Bank IDR, kedua transaksi tersebut digabung dalam penyajiannya dan direklasifikasikan ke dalam Kas dan Bank. Reklasifikasi ini dilakukan karena keduanya memiliki fungsi yang sama. Kas dan Bank merupakan uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. b. Piutang Lain-Lain perlu direklasifikasi dikarenakan terdapat Piutang dari Pihak yang Berelasi, oleh karena itu penyajiannya harus dipisahkan antara Piutang Lain-lain Pihak Ketiga dengan Piutang Lain-Lain Pihak yang Berelasi. Pihak berelasi yang dimaksud meliputi beberapa perusahaan afiliasi dari PT RA. c. Uang Muka Akuisisi Tanah, Uang Muka Lain-lain, Asuransi Dibayar Dimuka dan Beban Dibayar Dimuka Lainnya dalam penyajiannya tidak perlu dipisahkan, dan direklasifikasikan ke dalam transaksi Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka. Hal ini dikarenakan transaksi-transaksi tersebut sejenis dimana pos Uang Muka yang mengatur mengenai pos pembayaran uang kepada pihak lain yang belum memberikan prestasi atau memenuhi kewajiban, dan pos Beban Dibayar

6 Dimuka yang mengatur mengenai transaksi yang pada saat terjadinya dikelompokkan sebagai harta (aktiva), tetapi akan menjadi beban di kemudian hari. Selain itu, dalam aset tidak lancar juga terdapat transaksi yang perlu direklasifikasi yaitu transaksi Alokasi dari Beban Tidak Langsung dan Rekening Berjalan. Transaksi ini direklasifikasikan ke dalam Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan. Reklasifikasi ini dilakukan karena Alokasi dari Beban Tidak Langsung dan Rekening Berjalan merupakan unsur dari Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan oleh karena itu penyajiannya perlu dipisahkan. Pengukuran Pengukuran aset pada laporan keuangan tahun 2011 dilakukan di aset lancar berupa : a. Pengukuran Kas dan Bank IDR dilakukan dengan melakukan penggabungan kedua transaksi tersebut menjadi Kas dan Bank sebesar Rp Kas dan bank Rp Kas Rp Bank IDR Rp b. Pengukuran Piutang Lain-Lain dilakukan dengan memisahkan Piutang Lain-Lain dari Pihak yang Berelasi dan Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga. Terdapat saldo piutang dari pihak ketiga sebesar Rp dan saldo piutang dari pihak yang berelasi sebesar Rp Piutang lain-lain pihak ketiga Rp Piutang lain-lain pihak berelasi Rp Piutang lain-lain Rp c. Pengukuran Uang Muka Akuisisi Tanah, Uang Muka Lain-lain, Asuransi Dibayar Dimuka dan Beban Dibayar Dimuka Lainnya dilakukan dengan cara menggabungkan transaksi-transaksi tersebut ke dalam Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka sebesar Rp Uang muka dan Beban dibayar dimuka Uang muka - Akuisisi tanah Uang muka lain-lain Asuransi dibayar di muka Beban dibayar di muka lainnya Rp Rp Rp Rp Rp Selain pengukuran aset lancar terdapat pula pengukuran aset tidak lancar yang dilakukan dengan mengganti Alokasi dari Beban Tidak Langsung dan Rekening Berjalan. Transaksi tersebut sebesar Rp dipisah ke dalam Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan.

7 Tanaman belum menghasilkan Rp Pembibitan Rp Alokasi dari beban tidak langsung dan rekening berjalan Rp Ekuitas Reklasifikasi Reklasifikasi juga diperlukan di dalam pos ekuitas, diantaranya Modal Saham dan Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan. Dalam Modal Saham perusahaan terdapat Tambahan Modal Disetor, oleh karena itu perlunya reklasifikasi karena penyajian Tambahan Modal Disetor harus dipisah dengan penyajian Modal Saham. Selain itu, Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan direklasifikasikan juga ke dalam Saldo Laba. Pengukuran Pengukuran ekuitas pada laporan keuangan tahun 2011 dilakukan dengan memisahan Tambahan Saldo Disetor yang ada di dalam Modal Saham, transaksi ini harus disajikan secara terpisah, yang mana saldo Tambahan Saldo Disetor sebesar Rp Modal saham Rp Tambahan Saldo Disetor Rp Selain pengukuran pada Tambahan Saldo Disetor, terdapat pula pengukuran Laba (Rugi) Bersih Tahun Berjalan dengan menggantikan transaksi tersebut dengan Saldo Laba sebesar Rp Saldo laba Rp Laba (rugi) bersih tahun Laporan Laba Rugi komprehensif Reklasifikasi berjalan Rp Dalam laporan laba rugi komprehensif tahun 2010 dan 2011 terdapat transaksi yang dapat di saling hapus yaitu Pendapatan Bunga-Bersih yang diperlakukan secara neto ke dalam Beban Keuangan, karena dalam PSAK 1 diizinkan penyajian dengan mengurangkan setiap penghasilan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari transaksi atau peristiwa lain. Pengukuran Pengukuran laporan laba rugi komprehensif tahun 2010 dan 2011 dilakukan pada Pendapatan Bunga- Bersih. Pengukuran ini dilakukan dengan melakukan secara neto ke dalam Beban Keuangan, sehingga mengurangi Beban Keuangan sebesar Rp pada tahun 2010 dan Rp pada tahun Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

8 Pendapatan bunga - bersih Rp Beban keuangan Rp Pendapatan bunga Rp Beban bunga dan keuangan Rp SIMPULAN DAN SARAN Simpulan PT RA menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Umum dalam membuat laporan keuangan perusahaan. Selain itu, perusahaan menggunakan PSAK 6 mengenai Akuntansi dan Pelaporan Bagi Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan pada Laporan Keuangan tahun 2010 dan 2009, PSAK tersebut sudah tidak lagi digunakan pada PSAK revisi Oleh karena itu skripsi ini membahas bagaimana pengaruh penerapan PSAK 1 dan 2 yang telah direvisi pada tahun 2009 ke dalam Laporan Keuangan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan atas perbandingan yang terjadi antara peraturan yang lama dengan peraturan yang telah di revisi pada tahun PT RA menerapkan PSAK 1 dan PSAK 2 pada saat peraturan tersebut berlaku efektif yaitu tahun Penerapan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009) dilakukan untuk laporan keuangan PT RA tahun 2009, 2010, dan 2011 dengan cara mereklasifikasikan pos-pos yang ada di dalam Laporan Keuangan lengkap berdasarkan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009). Setelah itu, dilakukan penyesuaian dan pengukuran pada transaksi, kejadian, atau kondisi yang terjadi akibat adanya reklasifikasi atas pos-pos Laporan Keuangan lengkap. Setelah reklasifikasi, penyesuaian, dan pengukuran dilakukan, maka disusunnya Laporan Keuangan lengkap perusahaan serta Catatan Perubahan Komponen Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK 1 dan PSAK 2. Dampak secara keseluruhan setelah penerapan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) pada perusahaan yaitu laporan keuangan lebih informatif dan komparabilitas pelaporan keuangan meningkat sehingga pengguna laporan keuangan dapat lebih memahami informasi dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan PSAK. Rincian pengaruh setelah menerapkan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) pada laporan keuangan PT RA, antara lain : 1. Pihak-pihak Berelasi Terdapat pos Pihak-pihak Berelasi yang mengatur mengenai pengungkapan pihak berelasi. Agar penyajian laporan keuangan secara tepat sesuai dengan PSAK 1 dan PSAK 2 (revisi 2009) maka dari itu Pihak-pihak berelasi dalam laporan keuangan disajikan secara terpisah. Dalam laporan keuangan perusahaan terdapat Piutang Lain-Lain Pihak Berelasi yang disajikan terpisah dengan Piutang Lain- Lain Pihak Ketiga. 2. Saldo Laba Saldo laba dalam laporan keuangan perusahaan cukup tinggi akibat adanya kerugian yang timbulnya beban-beban yang harus diakui sedangkan tidak ada pendapatan untuk menutupi kerugian bersih tahun berjalan tersebut. Saldo laba ini berasal dari reklasifikasi Akumulasi Kerugian Bersih Selama Tahap Pengembangan. Maka dari itu, perusahaan belum mempunyai keuntungan untuk dibagikan ke pemegang saham. 3. Tambahan Modal Disetor Adanya pinjaman kepada pemegang saham selama 11 tahun yang dikonversi ke kepemilikan berupa Tambahan Modal Disetor. Kemudian Tambahan Modal Disetor ini akan digunakan perusahaan dalam menjalankan usahanya. 4. Kas dan Bank Terdapat pos Kas dan Bank IDR kedua pos ini memiliki fungsi yang sama serta tidak material, oleh karena itu agar laporan keuangan sesuai dengan PSAK 1 dan 2 (revisi 2009) maka pos ini tidak disajikan secara terpisah. 5. Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka Terdapat pos Uang Muka dan Beban Dibayar Dimuka yang mengatur mengenai transaksi yang akan memberikan manfaat di masa yang akan datang. Oleh karena itu pos Uang Muka dan Beban Dibayar

9 Saran Dimuka ini berasal dari pos-pos sejenis yang disajikan tidak terpisah yaitu Uang Muka Akuisisi Tanah, Uang Muka Lain-Lain, Asuransi Dibayar Dimuka dan Beban Dibayar Dimuka Lainnya. 6. Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan Terdapat pos Alokasi dari Beban Tidak Langsung dan Rekening Berjalan yang mengatur mengenai beban-beban tidak langsung dari Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan. Oleh karena itu, beban-beban ini dialokasikan ke Tanaman Belum Menghasilkan dan Pembibitan. 7. Beban Bunga dan Keuangan Terdapat penyajian secara neto dalam laporan laba rugi komprehensif perusahaan dimana Beban Bunga dan Keuangan dikurangkan dengan Pendapat Bunga. Berikut ini merupakan saran yang dapat penulis berikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, antara lain : 1. Perusahaan perlu melakukan review terhadap catatan atas laporan keuangan perusahaan agar penyajian catatan laporan keuangan secara lengkap, sehingga pengguna laporan keuangan mengerti isi laporan keuangan secara keseluruhan 2. Perusahaan perlu mencari tahu terlebih dahulu latar belakang kantor akuntan publik yang akan mengaudit perusahaan sehingga nantinya penyajian laporan keuangan perusahaan benar dan lengkap. 3. Perusahaan perlu membuat sistem untuk pencatatan akuntansi yang sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2009) agar dapat membantu akuntan dalam menyiapkan laporan keuangan tepat waktu. Penulis berharap saran-saran di atas dapat membantu perusahaan dalam memperbaiki laporan keuangan di masa yang akan datang, serta membantu penulis selanjutnya dalam membuat penelitian berikutnya. REFERENSI Chaffey, Dave. (2009). E-Bussiness AND E-Commerce Management: Strategy, Implementation, and Practice (fourth edition). New jersey: Pearson Prentice Hall. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Eksposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Laporan Arus Kas. (2009). Eksposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan: Penyajian Laporan Keuangan.. (2009). Public hearing ED PSAK 1 penyajian laporan keuangan. Diakses tanggal 12 maret (2010). Standar Internasional Dipakai Diakses tanggal 15 maret Januarsi, Yeni. (2011). PSAK NO. 1 (Revisi 2009) Komponen Laporan Keuangan Lengkap, Penyajian Laporan Keuangan, dan Extraordinary items. Buletin akuntan muda edisi juni Diakses tanggal 15 maret Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. Alih bahasa oleh Salim, E. (2007). Akuntansi Intermediate jilid 1 (edisi 12). Jakarta: Erlangga. Martani, Dwi. PSAK 1 - Penyajian Laporan Keuangan (IAS 1 Presentation of financial statement). Diakses tanggal 15 maret PSAK 2 - Laporan arus kas (IAS 7 Statement of cash flows). Diakses tanggal 15 maret Mirza, A. A., Holt, G. J., & Orrell, M. (2006). IFRS International Financial Reporting Standard: Workbook and Guide. New Jersey: Wiley. Pdfsbox. Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan. Diakses tanggal 18 maret Pusat Sumber Daya Media Komunitas. (2010). Konvergensi media. Diakses tanggal 18 maret Sinaga, Rosita Uli. (2011). Konvergensi IFRS. Diakses tanggal 12 maret Surya, Raja A. S. (2012). Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wijaya, Kartika. (2011). Implementasi standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas public (SAK ETAP) pada PT. Saptawira adhitama tour&travel. Tesis S1 Tidak dipublikasikan, Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Yanto, Sri. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Diakses tanggal 12 maret RIWAYAT PENULIS

10 Cindy Nur Aini lahir di kota Jakarta pada 23 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2012.

BAB II LANDASAN TEORI. telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penelitian Terdahulu Dalam rangka membuat penelitian yang lebih terarah, maka penulis melakukan telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan

Lebih terperinci

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 2, April 2012 ISSN No. 1978-6034 Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) A Review of PSAK No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN 2010-2014 Nama : Rifka Hendrawan Savitri NPM : 26212336 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rofi ah, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mendukung perkembangan usahanya, suatu perusahaan pasti memiliki aset tidak lancar yang berwujud maupun tidak berwujud karena aset merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber daya alam, terutama dari sektor pertanian. Sektor pertanian ini mempunyai peran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan informasi keuangan dapat dilakukan melalui laporan keuangan yang sangat bermanfaat bagi pemangku kepentingan yang terdiri dari pihak ekstern dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil, untuk mengetahui perkembangan dan kelangsungan usaha

Lebih terperinci

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS KELOMPOK GOODWILL: Dwi Rahayu 090462201 098 Dedi Alhamdanis 100462201 362 Larasati Sunarto 100462201 107 FAKULTAS EKONOMI UMRAH 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan organisasi semakin meningkat, banyak sekali organisasi yang muncul dikalangan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh mudahnya mendirikan oganisasi

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Akuntansi Menurut Skousen, Stice, Stice yang diterjemahkan oleh Akbar (2009) akuntansi adalah suatu jenis aktivitas jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif

Lebih terperinci

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PELAPORAN PSAK DAN STANDAR PELAPORAN IFRS PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK. NAMA : MELISA MARIA NPM : 24212545 JURUSAN : AKUNTANSI

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS TERHADAP POS POS LAPORAN KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS TERHADAP POS POS LAPORAN KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS TERHADAP POS POS LAPORAN KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE 2010-2011 Nama : Kiki Purnamasari NPM : 23210900 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat. BAB 2 LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Pengertian Akuntansi menurut Weygant, Kieso dan Kimmel (2011) adalah suatu sistem

Lebih terperinci

ED PSAK 4. exposure draft

ED PSAK 4. exposure draft ED PSAK 4 exposure draft PERNYATAAN Standar Akuntansi Keuangan LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No.

Lebih terperinci

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement. Presented by: Dwi Martani

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement. Presented by: Dwi Martani PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement Presented by: Dwi Martani Agenda 1 Tujuan dan Ruang Lingkup 2 Laporan Keuangan 3 Struktur dan Isi 4 Ilustrasi 2 TUJUAN Dasar-dasar

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 04FEB LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati,

Lebih terperinci

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan IAS 18 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error Dwi Martani Latar Belakang o Tujuan o Menentukan kriteria

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017-2018 Nama Mata Kuliah Kode SKS Program Studi Fakultas Dosen Pembina Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan : EKO475 : 9 SKS : D3 Akuntansi : Ekonomi : 1. Nurzi

Lebih terperinci

KUIS & SOAL LAPORAN ARUS KAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

KUIS & SOAL LAPORAN ARUS KAS. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI KUIS & SOAL LAPORAN ARUS KAS Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Soal 1 C Tujuan utama dari laporan arus kas adalah untuk memberikan

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

Dalam Ekonomi Hiperinflasi ED PSAK No. Agustus 0 exposure draft Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen

Lebih terperinci

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015 PENERAPAN DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA Dwiyatmoko Pujiwidodo Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan BSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia dikenal sebagai negara dengan hasil perkebunan seperti kelapa sawit, kopi, kakao, karet, nilam, lada, dan juga kelapa. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

Lebih terperinci

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 Perbedaan PSAK 1 Tahun 2013 & 2009 Perihal PSAK 1 (2013) PSAK 1 (2009) Judul laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan

Lebih terperinci

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015 DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November

Lebih terperinci

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang

Lebih terperinci

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN

BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN BAGIAN X EKUITAS X.1. PENDAHULUAN 01. Ekuitas adalah hak residual atas aset Bank setelah dikurangi semua kewajiban. 02. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas, misalnya

Lebih terperinci

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft ED PSAK exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan penyajian laporan keuangan Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng,

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah I Kode Mata Kuliah : Semester : III SKS : 3 SKS (2-1) Jurusan : Akuntansi Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini menjelaskan

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017-2018 Nama Mata Kuliah Kode SKS Program Studi Fakultas Dosen Pembina Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan : EKO475 : 9 SKS : D3 Akuntansi : Ekonomi : 1. Nurzi

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan dilaksanakannya program konvergensi

Lebih terperinci

Public Hearing ED PSAK 1

Public Hearing ED PSAK 1 Public Hearing ED PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Jakarta, 20 Agustus 2009 2 Outline Pendahuluan Penekanan atas beberapa hal PSAK 1 (1998) vs

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN PROGRAM STUDI DIII PERPAJAKAN Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031 I. DESKRIPSI Mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa/i yang telah menempuh

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

PRAKTIK PENERAPAN PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) TAHUN 2013

PRAKTIK PENERAPAN PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) TAHUN 2013 PRAKTIK PENERAPAN PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) TAHUN 2013 Nama : Novi Anitasari NPM : 45212390 Jurusan : Akuntansi Komputer Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis

Lebih terperinci

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2 SIKLUS AKUNTANSI Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi

Lebih terperinci

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi ED AMANDEMEN PSAK 62 KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi Diterbitkan oleh: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan,

Lebih terperinci

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 01FEB STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Apa

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN Desember 00 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 0 (Revisi 0) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI 0) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010 Akuntansi Keuangan serta Workshop PSAK Terbaru" 1 PSAK TERBARU Dr. Dwi Martani Tiga Pilar Standar Akuntansi 2 Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK-ETAP Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar akuntansi

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pedoman Tugas Akhir AKL2 Pedoman Tugas Akhir AKL2 Berikut adalah pedoman dalam penyusunan tugas akhir AKL2: 1. Tugas disusun dalam bentuk format berikut ini: No Perihal LK Emiten Analisis 1 Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK 7)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar pertengahan hingga akhir tahun 2008, pasar modal Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar pertengahan hingga akhir tahun 2008, pasar modal Indonesia mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekitar pertengahan hingga akhir tahun 2008, pasar modal Indonesia mengalami penurunan harga-harga hingga lebih dari lima puluh persen. Hal ini terjadi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan konvergensi standar akuntansi keuangan dengan IFRS (International Financial Reporting Standard).

Lebih terperinci

Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DISCLAIMER Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,

Lebih terperinci

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI.,

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI., ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS LABA LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI PSAK BERBASIS IFRS REVISI 2010 DAN 2015 PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO, TBK NAMA : HERU WIDYANTO NPM : 23212456

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan Edisi : VII/Juli 2009 Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan Oleh: Rian Ardhi Redhite Beny Kurniawan Keduanya Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan Pada

Lebih terperinci

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031

FE-UNILA/FOM/ FEBRUARI Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031 Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan Menengah 1 SKS : 3 Semester : 3 Kode MK : EBA512031 I. DESKRIPSI Mata kuliah ini menjelaskan (i) konsep-konsep dan prinsip-prinsip akuntansi keuangan seperti definisi,

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang: AGENDA Pengantar Pengertian dasar Akuntansi Pajak Penghasilan sesuai SAK 46 Implementasi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan Penyajian Pajak Kini dan Pajak Tangguhan dalam Laporan Keuangan Komersial Aset dan

Lebih terperinci

Materi: 3 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI

Materi: 3 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI Materi: 3 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI AGENDA 2 Materi 2 PA I Pengantar Siklus Akuntansi. Laporan Keuangan dan Unsur-unsurnya. Tujuan Umum Laporan Keuangan. Kualitas Laporan Keuangan. Asumsi Dasar PSAK-IFRS,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Biaya modal ekuitas merupakan salah satu komponen biaya yang penting bagi perusahaan yang dapat berdampak pada keputusan investasi. Karena biaya modal ekuitas

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Konvergensi IFRS dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam melakukan persaingan internasional, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi bisnis

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi IFRS dan membandingkan laporan keuangan PT Telkom Indonesia yang telah mengadopsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik dalam perusahaan yang berskala kecil, menengah dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di

BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di Indonesia dimulai dari tahun 2008. Konvergensi IFRS ke dalam standar akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan sebagai salah satu output utama. Akuntansi berfungsi untuk mengindetifikasi,

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

22/02/2018. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

22/02/2018. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK 1 Latar Belakang Tujuan Menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi. Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas: Perubahan kebijakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya Indonesia memakai standar akuntansi yang dikeluarkan oleh Financial Accounting Standards Board s (FASB). Hal itu mengalami perubahan sejak tahun 1994,

Lebih terperinci

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan

Tiga karakteristik identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi keuangan mengenai kesatuan ekonomi kepada pihak yang berkepentingan BAB 1 Apa itu AKUNTANSI? Akuntansi adalah seni yg menurut kepercayaan luas pertama kali ditemukan oleh Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, seorang ahli matematika Italia dan friar Franciscan di abad ke 16

Lebih terperinci

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. PENGERTIAN AKUNTANSI Menurut Horngern (2000), akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian-penyampaian informasi

Lebih terperinci

Pernyataan Pencabutan

Pernyataan Pencabutan ED PPSAK 9 4 Oktober 2011 exposure draft Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan Pencabutan ISAK 5: Interpretasi atas Paragraf 14 PSAK 50 (1998) tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriteria laporan keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 (revisi 1998) dengan PSAK 1 (revisi 2009) adalah dalam butir (f) yang mengharuskan entitas untuk menyajikan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, akuntansi didenifisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap aktivitas ekonomi dan

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar akuntansi harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci