KATA PENGANTAR. Palangkaraya, 09 Maret Penulis
|
|
- Yuliana Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya jualah penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Karena dengan pertolongan-nya penulis dapat menyelesaiakan tugas Makalah Kesulitan Belajar Siswa Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya dari sumber yang relevan, guna memenuhi tugas mata kuliah KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN KIMIA. Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Nopriawan Berkat Asi, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah yang telah membimbing kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Makalah yang berjudul Kesulitan Belajar Siswa ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa, dosen atau masyarakat umum dan juga sebagai bahan pembanding dengan makalah lain yang secara substansial mempunyai kesamaan. Tentunya dari konstruksi yang ada dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap diberikan kritikan yang membangun kepada para pembaca. Palangkaraya, 09 Maret 2016 Penulis
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri. Dalam sebuah proses belajar mengajar tidak dapat dipungkiri akan menemukan kesulitan belajar yang nampak pada peserta didik. Kesulitan belajar pada peserta didik disini bukan peserta didik tersebut bodoh, namun peserta didik yang mengalami kesulitan ini perlu dibina dengan pendekatan yang lebih mendalam, karena faktor kesulitan tersebut terkadang disebabkan oleh lingkungan peserta didik tersebut itu sendiri, lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar tempat tinggal peserta didik itu sendiri. Khusus untuk mata pelajaran Kimia, diperlukan pendidik yang benar-benar kreatif dalam mengatur strategi pembelajarannya. Hal ini disebabkan karena banyak materi yang terdapat dalam mata pelajaran kimia ini bersifat abstrak. Tugas pendidik adalah bagaimana menyampaikan materi tersebut agar siswa dapat memahami materi dan mengolah pikirannya sendiri sehingga mata pelajaran Kimia tidak lagi dianggap sulit dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, dibutuhkanlah tenaga pengajar atau guru yang benar-benar handal untuk mengatasi kesulitan belajar pada peserta didik. Karena bila di kupas kesulitan belajar pada peserta didik akan sangat berdampak sekali terhadap kualitas peserta didik kedepan, atau hasil output peserta didik tersebut apabila telah keluar dari lingkup sekolah, maka dari itu perlunya cara mengatasi kesulitan belajar pada peserta didik. Pada makalah yang disusun ini akan membahas kesulitan belajar pada peserta didik, mulai dari faktor penyebabnya hingga solusi yang harus di tempuhnya agar adanya sedikit pencerahan tentang masalah atau bahasan tentang kesulitan pada peserta didik yang dialami pada masa sekarang Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang ditulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
3 1) Apa definisi dari belajar? 2) Apa definisi dari kesulitan belajar? 3) Apa sajakan jenis-jenis kesulitan belajar? 4) Bagaimana prosedur dan teknik diagnotis kesulitan belajar siswa? 5) Faktor apa saja yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa? 6) Bagaimana cara mengatasi kesulitan belajar siswa? 1.3. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk menjelaskan definisi belajar 2) Untuk menjelaskan definisi kesulitan belajar 3) Untuk mengetahui jenis-jenis kesulitan belajar 4) Untuk mengetahui prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar siswa 5) Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar pada siswa 6) Untuk mengetahui cara mengatasi kesulitan belajar siswa BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Belajar Menurut Drs. Tadjab, M.A. dalam bukunya Ilmu Jiwa Pendidikan, belajar bisa didefinisikan berubahnya kemampuan seseorang untuk melihat, berfikir, merasakan,
4 mengerjakalan sesuatu, melalui berbagai pengalaman-pengalaman yang sebagiannya bersifat perseptual, sebagiannya bersifat intelektual, emosional maupun motorik. Menurut orang Indonesia yang bernama Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Menurut Gagne (Whandi: 2009) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah tingkah lakunya sebagai akibat pengalaman Dari pengertian tersebut terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu : proses, perilaku, dan pengalaman, dengan pengertian sebagai berikut : 1) Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan yang dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari adanya aktifitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut. 2) Perubahan Perilaku Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap. 3) Pengalaman Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik, misalnya :buku, alat peraga, alam sekitar. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa pustakawan, dan Kepala Sekolah. Belajar bisa melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui pengalaman langsung, misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan pengalaman sendiri. Belajar melalui pengalaman tidak langsung, misalnya mengatahui dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
5 Secara umum, Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari Definisi Kesulitan Belajar Menurut Burton (1952: ), mengidentifikasikan seorang siswa yang mempunyai kasus dapat dipandang mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan menunjukan kegagalan (Failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton sebagai berikut : 1) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau penguasaan minimal dalam pelajaran tertentu, seperti yang telah ditetapkan oleh orang dewasa atau guru. Kasus yang seperti ini dapat dikategorikan kedalam Lower Group. 2) Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya : intelegensi, bakat). Kasus siswa ini dapat digolongkan kedalam Under Archievers. Adapun alternatif pemecahannya dengan cara memberikan perhatian dan motivasi dengan tepat, serta libatkan mereka dalam kegiatan kelompok. 3) Siswa dikatakan gagal jika yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organismiknya pada fase perkembangan tertentu. Kasus siswa yang seperti ini dapat dikategorikan kedalam Slow Learners. 4) Siswa dikatakan gagal jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Kasus Siswa ini dapat digolongkan kedalam Slow Learners atau belum matang (immature) sehingga mungkin harus menjadi pengulang pelajaran. Dari keempat definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu. Secara umum, Kesulitan belajar (Learning Difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar.
6 2.3. Jenis-jenis Kesulitan Belajar Kesulitan belajar siswa dapat ditunjukkan oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis. Hambatan tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa yang dicapai berada di bawah semestinya. Jenis-jenis kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat luas, diantaranya : 1) Learning disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. 2) Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya. 3) Underachiever merupakan siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. 4) Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. 5) Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya. Siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti tergolong dalam pengertian di atas akan tampak dari berbagai gejala Prosedur dan Teknik Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa Menurut Burton (1952: ) terdapat beberapa teknik dan instrument yang digunakan dalam pelaksanaan tahapan diagnosis kesulitan belajar, antara lain :
7 1) General diagnosis Pada tahap ini lazim dipergunakan tes baku, seperti yang dipergunakan untuk evaluasi dan pengukuran Psikologis dan hasil belajar. sasarannya, untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kelemahan tertentu. 2) Analystic diagnostic Pada tahap ini yang lazimnya digunakan ialah tes diagnostic. Sasarannya untuk mengetahui dimana letak kelemahan tersebut. 3) Psychological diagnosis Pada tahap ini teknik pendekatan dan instrument yang digunakan antara lain: a. Observasi b. Analisis karya tulis c. Analisis proses dan respon lisan d. Analisis berbagai catatan objektif e. Wawancara f. Pendakatan labolatories dan klinis g. Studi kasus 2.5. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar Siswa Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam belajar adalah sebagai berikut : 1) Faktor Internal a. Kurangnya bakat khusus untuk suatu situiasi belajar tertentu, b. Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik, c. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar, d. Faktor jasmaniah tidak mendukung kegiatan belajar, dan e. Faktor hereditas. 2) Faktor Eksternal a. Faktor lingkungan sekolah, b. Faktor lingkungan keluarga, dan c. Faktor lingkungan sosial. Selain itu, faktor lainnya yang menyebabkan siswa kesulitan dalam belajar dikarenakan faktor guru yang memberikan pembelajaran. Suatu kegiatan pembelajaran dianggap berhasil sangat bergantung sekali pada gurunya. Seorang guru harus bisa mengatur strategi pembelajaran secara optimal sehingga membuat siswa mudah dalam memahami suatu materi pembelajaran yang disampaikannya. Selain itu, dengan strategi yang diatur secara baik maka akan mendapatkan hasil yang maksimal sehingga tujuan dari kegiatan pembelajaran itu sendiri bisa tercapai.
8 Faktor utama yang biasanya menghambat pemahaman siswa pada suatu materi biasanya dikarenakan oleh metode pembelajaran yang digunakan leh guru dianggap kurang efektif untuk dilakukan. Selain metode pembelajaran yang dianggap kurang efektif, faktor lainnya bisa juga dikarenakan guru kurang mengaplikasikan model pembelajaran yang sebenarnya sangat bervariasi untuk diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang dilakukan secara monoton membuat siswa merasa bosan dalam belajar, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Namun sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan untuk lebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan jenis penyakit yakni jenis kesulitan belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai sesuatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada : 1) Mendidik dengan kritik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang; 2) Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai. 3) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai- nilai, dan penyesuaian diri. Demikianlah, dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai penyampaian ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab akan kekseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan. Kesempatan belajar makin terbuka melalui berbagai sumber dan media. Siswasiswa masa kini dapat belajar dari berbagai sumber dan media seperti surat kabar, radio, televisi, film dan sebagainya. Ia pun dapat belajar dalam berbagai kesempatan dan
9 kegiatan diluar sekolah. Guru hanya merupakan salah satu diantara berbagai sumber dan media belajar. Selain itu, untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti : 1) Guru dapat menggunakan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang hendak disampaikan. 2) Pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa, agar siswa bisa lebih aktif. 3) Guru dapat menggunakan media pembelajaran yang berupa animasi, gambar, permainan, mind mapping, dan lain-lainnya untuk mempermudah siswa memahami konsep dalam suatu materi. 4) Pembelajaran hendaknya harus kepadea sumber belajarnya langsung sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran sekaligus dapat mengolah pengetahuan siswa dari sumber belajarnya langsung. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. 2) Kesulitan belajar (Learning Difficulty) adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis,
10 terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasi dan minat belajar. 3) Jenis-jenis kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang sangat luas, diantaranya : Learning disorder, learnig disfunction, underachiever, slow learner, dan learning disabilities. 4) Dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa, maka teknik dan prosedur yang digunakan adalah : General diagnosis, Analystic diagnostic, dan Psychological diagnosis. 5) Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dapat berupa faktor eksternal yang berasal dari lingkungan siswa, dan faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa tersebut. 6) Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan banyak cara merubah kegiatan pembelajaran yang biasanya bersifat monoton sehingga siswa cenderung bosan. Seorang guru harus mensiasati suatu pembelajarannya dengan baik, agar siswa bisa menerima dan memahami materi pembelajarannya dengan baik Saran Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam penulisan. Untuk makalah yang akan datang agar bisa dikaji lebih lanjut lagi mengenai kesulitan belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Tadjab Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya : TIM Bina Insan Mandiri Feldmen, William. Penerjemah Sudarmaji. Mengatasi Gangguan Belajar Pada Anak. Prestasi Putra. Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan
Lebih terperinciSulit Belajar 09:39:00 AM,
Sulit Belajar 09:39:00 AM, 01.08.2012 A. Kesulitan Belajar. KESULITAN BELAJAR SISWA DAN BIMBINGAN BELAJAR Oleh : Drs. Akhmad Sudrajat,M.Pd. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai dan norma kepada manusia yang dapat di harapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu proses sosialisasi dengan menanamkan pengetahuan, nilai dan norma kepada manusia yang dapat di harapkan berkreativitas menurut
Lebih terperinciPERLU DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGAJARAN REMIDIAL
PERLU DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGAJARAN REMIDIAL Oleh Henoki Waruwu Abstrak: Many students have difficulty in learning generaly. Therefore require to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VII DALAM MENYEDERHANAKAN BENTUK ALJABAR
ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VII DALAM MENYEDERHANAKAN BENTUK ALJABAR Iftitaahul Mufarrihah Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Hasyim Asy ari email : iftitaahul.mufarrihah@gmail.com
Lebih terperinciPSIKOLOGI PENDIDIKAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR (DKB)
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR (DKB) SUGIYANTO, M.Pd (www.uny.ac.id) PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Jl. Colombo, Karang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang dihadapi. Untuk mempertegas pengertiannya, berikut adalah berbagai pengertian
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Layanan Bimbingan Siswa (Studi Kasus) Layanan dan bimbingan siswa pada hakekatnya merupakan sebuah bantuan yang diberikan konselor kepada siswa untuk membantu menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU. 1. Pengertian dan macam-macam Kesulitan Belajar
BAB II LANDASAN TEORI DAN TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU A. Landasan Teori. 1. Pengertian dan macam-macam Kesulitan Belajar Menurut Drs. Tadjab, M.A. dalam bukunya Ilmu Jiwa Pendidikan, belajar bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran biologi termasuk salah satu mata pelajaran yang kompleks, karena didalamnya tercakup seluruh makhluk hidup (manusia, hewan, dan tumbuhan). Proses
Lebih terperinciPENDAHULUAN. komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan.
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. a. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN a. Latar Belakang Sudah sewajarnya dari setiap diri manusia harus melalui proses belajar. Misalnya, belajar sopan santun terhadap orang lain, belajar membersihkan rumah dengan baik, belajar
Lebih terperinciDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR (DKB)
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR (DKB) Education Psychology Hiryanto 1 Kedudukan Diagnosis Kesulitan Belajar (DKB) dalam belajar O Digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami baik
Lebih terperinciResume Diagnosti kesulitan Belajar
Resume Diagnosti kesulitan Belajar Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau atau mencapai prestasi yang semestinya. Ia diprediksi akan dapat mengejakannya atau mencapai
Lebih terperinciDiagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.Masalah Kesulitan Belajar 1. Pengertian Kesulitan Belajar Dalam proses belajar mengajar di sekolah, baik guru maupun siswa pasti mengharapkan agar mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan perubahan perilaku individu dalam merespon suatu kondisi dan peristiwa yang terjadi di lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giska Nabila Archita,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dicapai melalui proses belajar baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan
Lebih terperinciHASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Irwitadia Hasibuan Universitas Syiah Kuala irwitadiahasibuanmedan@gmail.com ABSTRAK Aljabar
Lebih terperinciKESULITAN BELAJAR DAN IDENTIFIKASI
DAN IDENTIFIKASI Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada potensi terbaiknya. Oleh karena peserta didik yang menjadi subjek yang akan difasilitasinya, maka hal pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Menurut Thursan Hakim (2005: 21) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak peserta didik yang berkualitas dari segi jasmani maupun rohani, mandiri sesuai dengan tingkat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. terus belajar dengan orang orang yang berada disekitar lingkungan mereka.
2.1 Hakekat Kesulitan Belajar 2.1.1 Pengertian Kesulitan Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Belajar merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting dan sebagian terbesar dari proses perkembangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan yang penting. Bahkan di era globalisasi saat ini penerapan ilmu pasti seperti IPA sangat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Balajar 2.1.1 Pengertian Kesulitan Belajar Dalam menempuh proses pembelajaran di sekolah peserta didik tidak luput dari berbagai kesulitan. Tinggi rendahnya hasil belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan mengantar manusia menuju kesempurnaan. Menurut pendapat Muzayyin (2005) Tugas dan fungsi
11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seeorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa dari segi biologis, psikologis, paedagogis, yang sesuai
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA DALAM PENGAJARAN REMEDIAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu, pendidikan perlu mendapat perhatian dari pemerintah, masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas, maka diperlukan suatu tujuan pendidikan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kajian pustaka pada bab ini, akan dijelaskan beberapa teori tentang siswa underachiever, karakteristik, ciri-ciri, penyebab siswa menjadi underachiever, upaya pecegahan siswa
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Rina Oktavianti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar 2.1.1. Pengertian Aktivitas Belajar Sanjaya (2009: 130) mengungkapkan bahwa aktifitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktifitas fisik akan tetapi juga meliputi
Lebih terperincicara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan konstruktif, formal dan pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina manusia dalam kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok agar seseorang menjadi dewasa dari segi biologis, psikologis dan paedagogis, yang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA A. Kajian teori 1. Konsep Belajar a. Pengertian Belajar BERFIKIR Belajar adalah memperoleh pengetahuan, latihan-latihan pembentukan kebiasaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas merupakan prinsip yang penting, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Oleh karena itu aktivitas dalam belajar selalu berkaitan antara aktivitas
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Kesulitan Siswa Memahami Materi Sistem Persamaan Linear
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Kesulitan Siswa Memahami Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada Kelas VIII G Dalam menganalisis hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar di sekolah, peserta didik mempunyai karakteristik siswa yang beragam. Beberapa siswa dapat menempuh kegiatan belajar mengajarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciPROBLEMATIKA KESULITAN BELAJAR STATISTIK
PROBLEMATIKA KESULITAN BELAJAR STATISTIK Nusrotus Sa idah UNISNU Jepara Abstrak Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara, karena anak-anak yang cerdas sebagai bibit unggul diharapkan kelak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini bangsa Indonesia telah dituntut untuk bersaing disegala bidang, terutama bidang pendidikan. Dalam hal ini kesiapan generasi penerus bangsa baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL YOLA MARDILA NPM. 10060157 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1. Pengertian IPA Dalam Puskur, Balitbang Depdiknas (2009 : 4) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari
Lebih terperinciMateri 4 : Paradigma Bimbingan dan Konseling
Materi 4 : Paradigma Bimbingan dan Konseling Profesi Bimbingan dan Konseling merupakan keahlian pelayanan dengan paradigma layanan bantuan yang dapat bersifat paedagogies, psikiologis dan religius/spiritual.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sertatuntutan kehidupan masyarakat telah membawa pengaruh bagi dunia pendidikan agar segera melakukan berbagai upaya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. peristiwa, fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam. Secara umum istilah
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sains Sains pada sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam. Secara umum istilah sains
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, hasil
Lebih terperinciMAKALAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI
MAKALAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Oleh : ATIN PRIHATIN 1215070120 JURUSAN SISTEM INFORMASI COMPUTER BUSSINES MANAGEMENT STMIK BINA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan bangsa Indonesia. Di samping itu, pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa di sekolah. Istilah belajar sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat umum, namun barangkali
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Tes Pauli Tes Pauli dikembangkan oleh Dr. Richard Pauli (1938) Dr.Wilhem Arnold dan Prof.Dr.Van Hiss yang di modifikasi dari tes Kraeplin, untuk tujuan melihat daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keaktifan belajar pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar seorang siswa, semakin baik pula prestasi belajar yang diperolehnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar di sekolah, peserta didik mempunyai karakteristik yang beragam. Beberapa siswa dapat menempuh kegiatan belajar mengajarnya secara
Lebih terperinciKESULITAN MAHASISWA BELAJAR ANALISIS BUTIR SOAL DALAM MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN TATA BOGA
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol.4, No.1, April 2015 92 KESULITAN MAHASISWA BELAJAR ANALISIS BUTIR SOAL DALAM MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN TATA BOGA Tiara Edianti 1, Ade Juwaedah 2, Cica Yulia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Di dalam mengajar ilmu pengetahuan, metode menurut Soedomo Hadi (2008: 109) metode adalah cara bekerja menurut aturan-aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat, yaitu mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Tujuan ini dicapai melalui
Lebih terperinciBerbicara tentang hasil belajar ada beberapa pendapat yaitu:
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Untuk mendapatkan pengertian yang objektif tentang belajar maka dibawah ini ada beberapa pendapat ahli psikologi, khususnya ahli psikologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang pertumbuhan dan perkembangan, manusia tidak lepas dari proses belajar. Selam hidup selama itu pula manusia akan dihadapkan dalam situasi belajar. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di sekolah tidak mudah untuk diaplikasikan, guru sering dihadapkan dengan bermacam-macam masalah termasuk di dalamnya dalam menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang selalu diidentikkan dengan segala sesuatu yang bersifat abstrak, perhitungan, penalaran, menghafal rumus, keaktifan berfikir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah manusia dan dialami oleh setiap orang. Hal itu disebabkan oleh pengetahuan, keterampilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci utama terbentuknya SDM yang kompeten dalam membangun bangsa. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting untuk menjamin perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan sekaligus pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan sejak anak masih kecil sampai anak menjadi dewasa.
Lebih terperinciDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL Pengertian Diagnosis 1. Proses pemeriksaan terhadap hal-halyang tidak beres atau bermasalah 2. Kegiatan untuk menentukan jenis penyakit dengan meneliti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli
1 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah manusia dan dialami oleh setiap orang. Hal itu disebabkan oleh pengetahuan, keterampilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya teknologi informasi saat ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi kemanusiaannya. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipaksa menjadi sumber belajar yang terpenting dalam proses pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pemecahan Masalah (Problem Solving) Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang cerdas, unggul dan berdaya saing. Kualitas
Lebih terperinciBab II Landasan Teori
Bab II Landasan Teori 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi disebutkan bahwa : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu
Lebih terperinci