BAB II KAJIAN TEORI. yang dihadapi. Untuk mempertegas pengertiannya, berikut adalah berbagai pengertian
|
|
- Siska Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Layanan Bimbingan Siswa (Studi Kasus) Layanan dan bimbingan siswa pada hakekatnya merupakan sebuah bantuan yang diberikan konselor kepada siswa untuk membantu menyelesaikan masalah atau kesulitan yang dihadapi. Untuk mempertegas pengertiannya, berikut adalah berbagai pengertian yang diungkapkan para ahli untuk memperjelas arti layanan dan bimbingan itu sendiri. (1) Menurut Leverner dalam Medaniel (1959). Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematis guna membantu pertumbuhan anak, dan juga kekuatan dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya dia dapat memperoleh pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat. (2) Winkel (1977:12) Bimbingan dapat diartikan sebagai pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam menyesuaikan diri terhadap tuntutan hidupnya. (3) Walgito (1985:10) Bimbingan adalah bantuan pertolongan yang diberikan kepada individu/sekumpulan individu dalam mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu / sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.
2 (4) Frank W. Miller (1961) Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu-individu di dalam mencapai pemahaman dan pengarahan diri agar dapat menyesuaikan diri secara maksimal dengan sekolah, keluarga, dan masyarakat. (5) Crow (1975:25) Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia yang menolongnya mengemudikan kegiatankegiatan hidupnya sendiri-sendiri dan memikul bebannya sendiri. (6) Buku pedoman Pelaksanaan PPL UM (2008) Bimbingan adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar, khususnya kesulitan belajar bidang studi, dengan kegiatan mengidentifikasi, mendiagnosis, memprognosis, serta memberikan pertimbangan pemecahan masalah. Berdasarkan berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bimbingan secara umum adalah usaha pemberian bantuan oleh orang yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang baik juga kepada siapapun yeng mengalami kesulitan dalam hidupnya. Layanan dan bimbingan siswa sebagai salah satu kegiatan bimbingan yang diadakan di sekolah mempunyai arti yaitu segala bentuk bantuan yang diberikan oleh pihak sekolah (dalam hal ini yaitu konselor) kepada siswa untuk membantu dalam mengatasi permasalahan baik yang berupa masalah akademis maupun non akademis atau sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupannya. 12
3 B. Pengertian Belajar Kegiatan wajib siswa dalam proses pendidikan adalah belajar. Banyak orang yang mengartikan belajar itu hanyalah kegiatan siswa yang membaca buku. Untuk lebih memahami makna belajar secara lebih jelas, berikut ini merupakan pengertian belajar yang diungkapkan oleh para ahli. 1. Menurut Chaplin (1972). Belajar merupakan perolehan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. 2. Menurut Gagne (1984) dalam Dahar (1988:12) Belajar merupakan suatu proses dimana seseorang berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman-pengalamannya. 3. Menurut Hintzman (1978). Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Dari beberapa pengertian yang diungkapkan beberapa ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi pada diri organisme (manusia) sebagai akibat dari pengalaman. Belajar diarahkan pada tercapainya pemahaman terhadap sesuatu secara luas. Selain pengertian-pengertian tersebut di atas, belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang sesuatu. Secara sadar contohnya bahwa manusia berusaha mengetahui sesuatu dengan cara bertanya atau mencari informasi tentang apa yang tidak diketahuinya, sedangkan secara 13
4 tidak sadar, sebagai contoh adalah ketika manusia melihat orang lain melakukan sesuatu maka hal tersebut juga dilakukannya dalam kehidupan. Hal yang penting yaitu bahwa sebuah proses belajar harus membawa perubahan dalam diri individu. Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan belajar, manusia akan mengerti dan memahami sesuatu dan pada akhirnya akan membawa perubahan jangka panjang dalam kehidupannya. C. Motivasi Belajar Proses belajar siswa melibatkan banyak faktor penting dalam mencapai keberhasilannya. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari luar pribadi siswa maupun berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Faktor luar yang mempengaruhi belajar siswa antara lain lingkungan tempat belajar, guru/pengajar, dan sarana prasarana yang menunjang sedangkan faktor yang dari dalam diri siswa sendiri yaitu kondisi psikologis serta motivasi belajar. Faktor utama sebagai akar kegiatan belajar siswa adalah motivasi. Menurut Dirgagunarsa (1975) motivasi adalah dorongan atau kehendak yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu berbuat atau bertindak, dengan kata lain, bertingkah laku. Sedangkan menurut M.C Donald, motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam suatu bentuk aktivitas nyata untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Timbulnya motivasi dalam diri seseorang, selalu dilandasi oleh adanya kesadaran diri. Tanpa adanya kesadaran diri, motivasi tidak akan muncul dan akibatnya seseorang akan malas atau sulit untuk melakukan sesuatu. Begitu pentingnya motivasi dibutuhkan oleh manusia dalam berbagai kegiatan dalam aspek kehidupan, tidak terkecuali pendidikan yang sangat memerlukan kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah kemampuan atau kekuatan semangat untuk 14
5 melakukan proses belajar. Tanpa adanya motivasi belajar, siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pendidikan tidak akan tercapai dengan baik. Dalam hubungannya dengan motivasi belajar, guru merupakan faktor atau pihak penting yang memegang peranan tersebut. Dalam dunia pendidikan, guru tidak hanya berperan sebagai pihak penyampai materi saja, namun juga harus berperan sebagai pembangkit motivasi atau motivator. Untuk menjalankan peran tersebut, seorang guru harus memiliki kualitas motivator sebagai berikut. Meningkatkan kemampuan yang dapat menampilkan penguasaan terhadap materi atau pengetahuan. Untuk mendapatkan kualitas ini, guru hendaknya belajar secara terus menerus untuk selalu siap menghadapi siswa serta memberi dukungan agar siswa juga belajar. Menunjukkan kecintaan terhadap bidang studi yang diajarkannya. Dengan demikian, siswa juga akan terdorong untuk mencintai pelajaran sehingga pada akhirnya siswa akan belajar. Menunjukkan sikap memahami serta menguasai kondisi siswa yang menyangkut perasaan dan pengalaman siswa yang berupa kelemahan maupun kekurangan siswa. Dengan demikian, siswa akan merasa dihargai dan dipahami sehingga timbul semangat untuk mempelajari apa yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas, telah jelas bahwa motivasi belajar siswa sangatlah penting. Dengan bantuan guru yang berperan sebagai motivator, maka diharapkan motivasi siswa akan meningkat sehingga tujuan pendidikan nasional akan tercapai. 15
6 D. Kesulitan Belajar Dalam sebuah pelaksanaan sesuatu, kadangkala hasil yang kita capai tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ketidakberhasilan tersebut tentu tidak datang begitu saja, melainkan ada suatu faktor sebagai penyebab. Faktor-faktor tersebut merupakan hambatan yang harus diatasi. Dalam proses belajar, kondisi yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai keberhasilan belajar yaitu ketika terjadi perbedaan antara harapan dan pencapaian, disebut sebagai kesulitan belajar. Menurut Soedirman (dalam Indra:2006), kesulitan atau masalah belajar siswa adalah segala sesuatu yang menghambat kelancaran belajar siswa. Jika kesulitan belajar ini tidak ditangani dengan baik dan secara serius, maka akan terjadi kegagalan dalam proses belajar. Kesulitan belajar siswa itu sendiri dapat dipengaruhi oleh dua faktor, baik itu faktor intern maupun faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, antara lain sikap terhadap belajar, kesadaran diri, motivasi belajar serta konsentrasi. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain guru sebagai pembina belajar siswa, sarana prasarana, lingkungan sekolah dan sebagainya. Menurut Ross dalam Indra (2006), terdapat beberapa konsep dasar mengenai kesulitan belajar siswa yang harus diketahui oleh guru sehingga dapat dengan mudah mengatasinya. Konsep-konsep dasar tersebut antara lain: Learning disorder, yaitu keadaan dimana proses belajar mengajar seseorang terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Pada dasarnya, siswa yang mengalami learning disorder tidak mengalami gangguan pada potensi dasarnya, tetapi proses belajarnya terganggu karena adanya respon yang bertentangan. Oleh 16
7 karena itulah, hasil belajar siswa tersebut tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Learning disfunction, yaitu mengacu pada gejala dimana proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun secara fisik, anak tidak mengalami gangguan. Under achiever, yaitu mengacu pada siswa-siswa yang mempunyai potensi intelektual yang tergolong di atas normal namun prestasi belajarnya rendah. Slow learner, yaitu siswa-siswa yang lambat dalam proses belajarnya sehingga siswa tersebut memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan tugastugasnya bila dibandingkan dengan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf intelegensi yang sama. Terdapat beberapa tingkah laku yang menunjukkan kesulitan belajar (Ross:1974) antara lain: Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah ini rata-rata nilai yang dicapai kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha belajar yang telah dilakukannya. Kemungkinaan ini terjadi yaitu pada siswa yang giat belajarnya namun nilai yang diraihnya selalu rendah. Lambat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Siswa yang mengalami kesulitan belajar ini selalu tertinggal dari teman-temannya dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang tersedia. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, berdusta, sering bercanda, dan sebagainya. 17
8 Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, misalnya membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas atau PR, mengganggu di dalam maupun di luar kelas, tidak mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri, tersisih dan tidak mau bekerja sama. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, dan sebagainya. Kesulitan belajar pada siswa akan mengakibatkan kegagalan belajar yang dialaminya. Burton mengungkapkan dalam bukunya bahwa terdapat beberapa jenis kegagalan. Siswa yang dikatakan mengalami kegagalan dapat dibedakan ke dalam ciriciri sebagai berikut. Siswa yang dalam batas waktu tertentu tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level). Nilai siswa cenderung di bawah nilai SKM (Standar Kelulusan Minimal) yang telah ditetapkan. Siswa yang tidak dapat mengerjakan atau mencapai hasil yang semestinya (berdasarkan ukuran tingkat intelegensi dan bakat). Siswa yang tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan termasuk penyesuaian sosial. Siswa yang tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat pada tingkat selanjutnya. Dari uraian di atas, kesulitan belajar siswa merupakan hambatan yang dapat menghalangi pencapaian belajar secara maksimal sehingga siswa akan mengalami kegagalan dalam proses belajarnya. Oleh karena itulah, maka peran guru di sini sangat 18
9 diperlukan. Guru hendaknya mampu memahami kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga pencapaian dalam belajar akan terwujud dan proses belajar akan berhasil dengan baik 19
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR (DKB)
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR (DKB) SUGIYANTO, M.Pd (www.uny.ac.id) PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Jl. Colombo, Karang
Lebih terperinciSulit Belajar 09:39:00 AM,
Sulit Belajar 09:39:00 AM, 01.08.2012 A. Kesulitan Belajar. KESULITAN BELAJAR SISWA DAN BIMBINGAN BELAJAR Oleh : Drs. Akhmad Sudrajat,M.Pd. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan
Lebih terperinciPERLU DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGAJARAN REMIDIAL
PERLU DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENGAJARAN REMIDIAL Oleh Henoki Waruwu Abstrak: Many students have difficulty in learning generaly. Therefore require to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat mencetak peserta didik yang berkualitas dari segi jasmani maupun rohani, mandiri sesuai dengan tingkat
Lebih terperinciDiagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. Kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelengaraannya tidak
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palangkaraya, 09 Maret Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya jualah penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Karena dengan pertolongan-nya
Lebih terperinciKESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK
KESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK Agus Triyanto, M.Pd. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2011 GURU SEKOLAH DASAR SISWA-SISWA SEKOLAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, nilai dan norma kepada manusia yang dapat di harapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai suatu proses sosialisasi dengan menanamkan pengetahuan, nilai dan norma kepada manusia yang dapat di harapkan berkreativitas menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar di sekolah, peserta didik mempunyai karakteristik siswa yang beragam. Beberapa siswa dapat menempuh kegiatan belajar mengajarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja berkembang gejala yang menghawatirkan bagi para pendidik yaitu krisis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siswa Sekolah Menengah Pertama berada pada masa remaja. Pada masa remaja berkembang gejala yang menghawatirkan bagi para pendidik yaitu krisis motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Sekolah sebagai tempat siswa untuk melaksanakan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga yang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan formal. Sekolah sebagai tempat siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru SD berperan sebagai pengajar dan pembimbing, wajib melakukan layanan bimbingan belajar baik secara kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi dengan lingkungan senantiasa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada proses belajar mengajar di sekolah, peserta didik mempunyai karakteristik yang beragam. Beberapa siswa dapat menempuh kegiatan belajar mengajarnya secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciHASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Irwitadia Hasibuan Universitas Syiah Kuala irwitadiahasibuanmedan@gmail.com ABSTRAK Aljabar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tersebut berdasarkan observasi awal terdapat permasalahan yang dapat diangkat
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bongomeme Kabupaten Gorontalo. Pemilihan lokasi tersebut dengan alasan
Lebih terperinciMateri 4 : Paradigma Bimbingan dan Konseling
Materi 4 : Paradigma Bimbingan dan Konseling Profesi Bimbingan dan Konseling merupakan keahlian pelayanan dengan paradigma layanan bantuan yang dapat bersifat paedagogies, psikiologis dan religius/spiritual.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dimaksudkan untuk membantu siswa tumbuh dan berkembang menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal, dalam berbagai aspek
Lebih terperinciDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR (DKB)
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR (DKB) Education Psychology Hiryanto 1 Kedudukan Diagnosis Kesulitan Belajar (DKB) dalam belajar O Digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami baik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Mengenai Sistem Pendidikan Perguruan Tinggi. Pendidikan tinggi dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Mengenai Sistem Pendidikan Perguruan Tinggi Pendidikan tinggi dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 19 didefinisikan sebagai jenjang pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kurang (Under-Achiever). untuk memperjelas penjelasan variabel tersebut, maka
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel penelitian adalah karakteristik kesulitan belajar Siswa Berprestasi Kurang (Under-Achiever). untuk memperjelas penjelasan variabel tersebut, maka
Lebih terperinciPENDAHULUAN. komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan.
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan sistem pendidikan, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan Sumberdaya Manusia (SDM) yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan yang penting. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan,
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VII DALAM MENYEDERHANAKAN BENTUK ALJABAR
ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VII DALAM MENYEDERHANAKAN BENTUK ALJABAR Iftitaahul Mufarrihah Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Hasyim Asy ari email : iftitaahul.mufarrihah@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil
Lebih terperinciPeran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran Hal apa saja yang perlu dipahami oleh guru mengenai siswa? Aspek perkembangan anak sekolah dasar (SD) 1. Perkembangan motorik dan persepsi. Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Tugas guru dalam pembelajaran disekolah tidak terbatas hanya pada penyampaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain tujuan dari belajar adalah mendapat hasil yang baik. Banyak siswa yang mengalami
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :
II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Belajar Kegiatan belajar di perguruan tinggi merupakan suatu proses yang panjang dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan ketabahan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, oleh karena itu siswa diharuskan memiliki motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan nasional, dilakukan melalui kegiatan proses belajar mengajar dalam bentuk perubahan tingkah laku dan karakter peserta didik
Lebih terperinciDESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DI SMK NEGERI 2 GORONTALO. Jufri Idris, Wenny Hulukati, Rustam Husain ABSTRAK
1 DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR DI SMK NEGERI 2 GORONTALO Jufri Idris, Wenny Hulukati, Rustam Husain ABSTRAK Permasalahan yang dihadapi siswa di SMK Negeri 2 Gorontalo khususnya siswa
Lebih terperinciKESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING
KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING Nurul Atieka Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Alamat: Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Metro Telp (0725) 42445-42454
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan di berbagai bidang kehidupan menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas yang nantinya berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan secara sengaja, teratur dan terprogram dengan tujuan untuk mengubah dan mengembangkan perilaku maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan merupakan prioritas utama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga diperlukan manusia yang utuh, yaitu manusia yang tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kawan-kawan menjelaskan bahwa perubahan dibedakan menjadi empat lapis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak terjadi permasalahan pendidikan saat ini dan nampak seperti iceberg, yaitu nampak kecil di permukaan padahal di dasarnya masih banyak permasalahan. Maka,
Lebih terperinciResume Diagnosti kesulitan Belajar
Resume Diagnosti kesulitan Belajar Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau atau mencapai prestasi yang semestinya. Ia diprediksi akan dapat mengejakannya atau mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
68 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Bab ini berisikan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan. Adapun data-data yang diperoleh dari observasi, interview, dan dokumentasi
Lebih terperinciKESULITAN BELAJAR DAN IDENTIFIKASI
DAN IDENTIFIKASI Tugas utama guru dalam pembelajaran adalah mengantarkan peserta didik pada potensi terbaiknya. Oleh karena peserta didik yang menjadi subjek yang akan difasilitasinya, maka hal pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali ditemukan permasalahan dalam belajar khususnya di sekolah. Masalah ini cukup kompleks, bisa dilihat dari beragamnya faktor yang terlibat. Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang telah didera oleh berbagai keterpurukan, yang diantara penyebab keterpurukan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas adalah salah satu lembaga pendidikan yang memberikan pengajaran kepada peserta didiknya. Lembaga pendidikan ini memberikan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk pribadi yang memiliki karakteristik yang unik, spesifik, dan berbeda dengan satu sama lain, serta manusia memiliki pribadi yang khas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan dorongan dari proses belajar dengan kata lain tujuan dari belajar adalah mendapat hasil yang baik. Banyak siswa yang mengalami masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU. 1. Pengertian dan macam-macam Kesulitan Belajar
BAB II LANDASAN TEORI DAN TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU A. Landasan Teori. 1. Pengertian dan macam-macam Kesulitan Belajar Menurut Drs. Tadjab, M.A. dalam bukunya Ilmu Jiwa Pendidikan, belajar bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia bukan hanya merupakan negara yang sedang berkembang melainkan juga negara yang sedang membangun. Dalam usaha untuk membangun itu dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. terus belajar dengan orang orang yang berada disekitar lingkungan mereka.
2.1 Hakekat Kesulitan Belajar 2.1.1 Pengertian Kesulitan Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA Belajar merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting dan sebagian terbesar dari proses perkembangan
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING
BIMBINGAN DAN KONSELING Apa yang dimaksud bimbingan & konseling? Mengapa ada BK di sekolah? Bagaimana pelaksanaan BK? PENGERTIAN BIMBINGAN Jones (1963) membantu seseorang agar yang dibimbing mampu membantu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah manusia dan dialami oleh setiap orang. Hal itu disebabkan oleh pengetahuan, keterampilan,
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL
FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK JURNAL YOLA MARDILA NPM. 10060157 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah SMA di, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar mengenali kemampuan diri dan lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat merupakan salah satu karya manusia sebagai pemimpin di bumi ini. Memecahkan misteri alam, menemukan sumber energi baru, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil Belajar matematika memiliki peran yang sangat penting terhadap kehidupan. Penerapan matematika dalam kehidupan sangatlah luas, sehingga hasil belajar matematika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan dengan sadar, bertahap, dan berkesinambungan. Namun demikian hambatan
Lebih terperinciDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH STATIKA DAN KEKUATAN MATERIAL
304 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 4, Oktober 2013 DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH STATIKA DAN KEKUATAN MATERIAL Sukaswanto Jurusan Pendidikan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Belajar menjadi prioritas utama dalam lembaga pendidikan, baik lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar menjadi prioritas utama dalam lembaga pendidikan, baik lembaga formal maupun lembaga non-formal, karena lembaga-lembaga tersebut memegang peranan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Kesulitan Belajar Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan,
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa Rina Oktavianti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE TUTOR SEBAYA DALAM PENGAJARAN REMEDIAL PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan dalam Rangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik tertentu (Kartini
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Identifikasi Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik tertentu (Kartini Kartono, 2008:65). Identifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya adalah minat. Walgito (2010) menyatakan minat mempengaruhi proses hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada proses belajar seseorang melibatkan kondisi dan fungsi psikologis, salah satunya adalah minat. Walgito (2010) menyatakan minat mempengaruhi proses hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciPENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II DI MTsN TANON SRAGEN
PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II DI MTsN TANON SRAGEN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.Masalah Kesulitan Belajar 1. Pengertian Kesulitan Belajar Dalam proses belajar mengajar di sekolah, baik guru maupun siswa pasti mengharapkan agar mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Lebih terperinciDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL Pengertian Diagnosis 1. Proses pemeriksaan terhadap hal-halyang tidak beres atau bermasalah 2. Kegiatan untuk menentukan jenis penyakit dengan meneliti
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
116 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Permainan Dialog untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa MI Ma arif NU Pucang Sidoarjo Dalam bahasan
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan dan Minat Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan dan Minat Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat Jirana 1), Syamsiara Nur 2), Nurmiati 3) 1,2,3 Prodi Pendidikan Biologi-FMIPA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah sebuah proses yang memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa untuk terus maju dan berkembang karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Belajar Pada hakikatnya belajar merupakan suatu masalah yang dihadapi sepanjang sejarah manusia dan dialami oleh setiap orang. Hal itu disebabkan oleh pengetahuan, keterampilan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, pelajaran Matematika pada materi pembagian
95 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Temuan Penelitian Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, maka kemudian mengkaji hakikat dan makna temuan penelitian. Masing masing temuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Dimana biasanya anak mulai memasuki dunia
Lebih terperinciHUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP
HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Intan Purnama Sari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinci2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung melalui tahaptahap berkesinambungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerna informasi dan mengadaptasi perubahan yang berlangsung sangat cepat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tantangan besar bagi kita pada era informasi ini adalah bagaimana mencerna informasi dan mengadaptasi perubahan yang berlangsung sangat cepat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1. Pengertian IPA Dalam Puskur, Balitbang Depdiknas (2009 : 4) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dijadikan sebagai perhatian utama disetiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Upaya meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan proses belajar mengajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anna Kurnia, 2013 Profil Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan ini ditandai dengan adanya beberapa ragam program pendidikan, mulai dari program
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meneliti kasus, menemukan penyebab timbulnya masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki tingkat intelektual yang berbeda. Menurut Eddy, tingkatan intelektual manusia terbagi dalam tiga jenis 1. Pertama, individu dengan tingkat intelektual
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika
PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK DAN PENILAIAN DIRI (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP NEGERI 3
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Sumahamijaya, 2003 Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantungpada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari pemahaman lama ke pemahaman baru. Dalam
Lebih terperinci