BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Hendri Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama rentang pertumbuhan dan perkembangan, manusia tidak lepas dari proses belajar. Selam hidup selama itu pula manusia akan dihadapkan dalam situasi belajar. Proses belajar sangat menentukan bentuk perilaku seseorang. Mereka yang berpendidikan tinggi akan berbeda dengan mereka yang berpendidikan rendah. Pengalaman hidup yang terbentuk dari proses belajar, dapat meningkatkan dan memperbaiki perilaku seseorang ke arah perilaku yang dikehendaki. Belajar pada dasarnya merupakan proses ketika tingkah laku ditimbulkan melalui sederet reaksi atas situasi yang terjadi. Proses belajar tidak hanya menyangkut aktivitas fisik, tetapi kegiatan otak (berpikir). Otak akan menerjemahkan objek yang ditangkap panca indra dalam bentuk persepsi. Bagi orang dewasa sehat, persepsi terhadap sesuatu yang dilihat, didengar, diraba, dan dirasakan dapat berbeda. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi belajar. 2. Untuk mengetahui proses belajar. 3. Untuk mengetahui teori belajar. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar. 5. Untuk mengetahui proses belajar pada orang dewasa. 6. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1
2 A. Definisi Menurut konsep yang berkembang di Amerika, belajar adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat. Menurut konsep di Eropa, belajar hanya meliputi menghafal, mengingat, dan mereproduksi sesuatu yang dipelajari. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. ( Slamento, 1983:2 ) Jadi belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat melalui penguasaan kemampuan tertentu. Terkait dengan promosi kesehatan, teori belajar menjadi sangat relevan karena tujuan promosi kesehatan adalah perubahan perilaku, di samping perubahan lingkungan. B. Proses Belajar Proses belajar (pengajaran) memiliki pengertian yang identik dengan pendidikan, tetapi kalau dilihat lebih lanjut, keduanya memeiliki pengertian yang berbeda. Proses belajar dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan dilihat secara makro, sedangkan pengajaran (proses belajar) dilihat secara mikro. Belajar adalah proses yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku sebagai akibat latihan (training), praktik atau observasi. Dengan demikian, proses belajar mencakup hal-hal sebagai berikut : 1 Latihan Latihan adalah penyempurnaan potensi tenaga yang ada dengan mengulang-ulang aktivitas tertentu. Latihan adalah suatu perbuatan dalam kegiatan belajar, sama dengan pembiasaan. Latihan dan pembiasaan terjadi dalam taraf biologis, tetapi jika berkembang ke taraf psikis, menjadi proses kesadaran yang disebut proses otmatisme. 2
3 B Proses ini menghasilkan tindakan yang tanpa disadari, cepat, dan tepat. Dalam kegiatan itu, tampak adanya gerakan berulang-ulang untuk mencapai kesempurnaan. Organisme yang bersangkutan menunjukan kesediaan dan keluwesan. 2 Menambah atau Memperoleh Tingkah Laku Baru Belajar sebenarnya adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan nilainilai) dengan aktivitas kejiawaan sendiri. Kegiatan belajar dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan dalam pengetahuan, sikap maupun tindakan. Akan tetapi, perubahan yang terjadi tidak selalu melalui proses belajar, melainkan karena proses kematangan. Sebagai contoh, kemampuan tertentu pada anak (berjalan dan merangkak). Menurut Notoatmodjo (2003) kegiatan belajar memiliki ciriciri sebagai berikut : a. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang belajar, baik actual maupun potensial. b. Perubhan tersebut didapat karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relative lama. c. Perubahan terjadi karena usaha, bukan karena proses kematangan. Teori Belajar Teori belajar atau konsep belajar adalah suatu konsep pemikiran yang dirumuskan mengenai bagaimana proses belajar itu terjadi. Menurut Notoadmodjo (2003), perkembangan teori belajar dibagi menjadi dua kelompok yaitu teori stimulus respons dan teori transformasi. 1. Teori Stimulus Respons Teori ini hanya memperhitungkan faktor dari luar individu (factor eksternal), kurang memerhatikan faktor internal, dan teori yang termasuk adalah teori asosiasi. Menurut teori ini, belajar adalah mengambil dan menggabungkan tanggapan karena rangsangan diberikan berulang-ulang. Semakin banyak stimulus yang diberikan, respons yang diperoleh juga banyak. 3
4 Konsep asosiasi dikategorikan menjadi trial and error learning, conditioning, dan imitasi dan identifikasi. a. Trial and error learning : saat menerima stimulus tertentu, respons (perilaku) yang ditampilkan bersikap coba-coba. b. Conditioning : jika menerima rangsangan tertentu, individu akan melakukan respons tertentu pula. Agar hubungan stimulus dan respons menjadi kuat, harus dilakukan berulang-ulang. c. Imitasi dan identifikasi : perilaku timbul karena meniru orang lain atau pengidentifikasian terhadap orang lain, contoh : perilaku meniru tokoh idolanya. 2. Teori Transformasi Teori transformasi memperhitungkan factor internal dan eksternal. Teori ini berlandaskan teori psikologi kognitif. Adapun teori proses belajar yang lain yaitu : 1. Teori Belajar Gestart Di dalam peristiwa belajar, keseluruhan situasi belajar amat penting karena belajar merupakan interaksi antara subjek belajar dengan lingkungannya. Ahli psikologi Gestalt menyimpulkan bahwa seseorang dikatakan belajar apabila ia memperoleh pemahaman (insight) dalam situasi yang problematis ditandai dengan adanya : a. Suatu perubahan yang tiba-tiba dari keadaan yang tak berdaya menjadi keadaan yang mampu menguasai atau memecahkan masalah atau problema. b. Adanya retensi yang baik. c. Adanya peristiwa transfer. Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa dan dimanfaatkan atau ditransfer ke dalam situasi lain yang mempunyai pola atau struktur yang sama atau hampir sama secara keseluruhan. Untuk memperoleh pemahaman itu kita harus berhadapan dengan problem solving. 2. Teori Belajar Menghafal dan Mental Disiplin 4
5 a. Teori menghafal Belajar adalah menghafal. Menghafal adalah usaha mengumpulkan pengetahuan dan digunakan bilamana diperlukan. Di dalam proses belajar, subjek belajar adalah manusia yang dapat berfikir dan mempunyai tujuan, yakni terjadi hal-hal baru yang bermanfaat pada dirinya. b. Teori mental disiplin Teori ini belajar adalah mendisiplinkan mental. Disiplin mental ini dapat diperoleh melalui latihan terus-menerus secra kontinu, berencana dan teratur. Dengan latihan-latihan itu daya pikir sudah dibiasakan dan diarahkan untuk mencari pemecahan persoalan yang tepat. Dalam melatih daya pikir ada dua faktor penting, yakni : 1) Faktor asah otak Latihan daya pikir dalam berbagai bidang studi bukan hanya untuk menguasai bidang itu saja, tetapi daya yang sudah terlatih itu dapat diperunakan untuk memecahkan masalah apa saja yang ditemukan dalam segala bidang kehidupan. 2) Faktor transfer Ketika kita mempelajari sesuatu yang baru, akan dipermudah dengan pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki. Karena itu pengetahuan dan keterampilan yang diberikan kepada subjek belajar hendaknya dapat ditransferkan dalm kehidupan/pekerjaan sehari-hari C Faktor-Faktor yang Mempengarugi Proses Belajar Kegiatan belajar adalah suatu sistem yang terdiri atas input, proses, dan output. Dengan demikian, dalam kegiatan belajar terdapat tiga persolan yang mendasar, antara lain sebagai berikut : 1 Input, terdiri atas subjek atau sasaran belajar dari berbagai latar belakang. 2 Proses, berupa adanya pengaruh timbal balik diantara berbagai faktor, termasuk subjek belajar, pengajar atau fasilitator, metode yang digunakan, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari. 3 Output, berupa kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek belajar. 5
6 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dikelompokkan menjadi faktor eksternal ( meliputi lingkungan keluarga : sikap orangtua yang acuh, lingkungan sekitar : pengaruh teman bergaul, dan instrumental : alat bantu belajar ). Menurut Notoadmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah : D 1. Faktor materi Materi adalah bahan yang digunakan dalam proses belajar. Materi untuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan substansinya akan berbeda. 2. Faktor lingkungan Mencakup lingkungan fisik (suhu, cuaca, ventilasi, penerangan, kebisingan, dan kondisi tempat belajar), dan lingkungan social (manusia dengan segala interaksi dan statusnya). 3. Faktor instrumental Terdiri atas perangkat keras (perlengkapan belahar dan alat peraga), dan perangkat lunak kurikulum, pengajar dan metode belajar. 4. Faktor individu atau subjek belajar Kondisi individual subjek belajar yang terdiri atas kondisi fisiologis (gizi dan panca indra terutama pendengaran dan penglihatan), dan konsisi psikologis (intelegensi, daya tangkap, motivasi, bakat, dan sikap). Proses Belajar pada Orang Dewasa Pendidikan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bentuk pendidikan orang dewasa (adult education). Menurut UNESCO, yang di kutip oleh Lunardi, pendidikan orang dewasa apapun isi, tingkatan, dan metodenya, baik formal maupun tidak, merupakan lanjutan atau pengganti pendidikan di sekolah ataupun universitas. Subjek belajar di dalam pendidikan orang dewasa sudah jelas, yaitu orang dewasa atau anggota masyarakat umum yang ingin mngembangkan pengetahuan, keterampilan, perilaku, dan kemampuan-kemampuan lainnya. 6
7 Hasil pendidikan orang dewasa adalah perubahan, kemampuan,penampilan atau perilakunya. Selanjutnya perubahan perilaku di dasari adanya perubahan atau penambahan pengetahuan, sikap, atau keterampilan. Namun demikian,perubahan pengetahuan dan sikap ini belum merupakan jaminan terjadinya perubahan perilaku, sebab perilaku baru tersebut kadangkadang memerlukan uang untuk dapat mengelola dan memberikan makanan yang bergizi kepada anakanya. Perubahan perilaku di dalam proses pendidikan orang dewasa (andragogi) pada umumnya lebih sulit daripada perubahan perilku di dalam pendidikan anak (pedagogi). Ihwal ini dapat dipahami karena orang dewasa sudah mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu yang mungkin sudah mereka miliki bertahun-tahun. Jadi pengetahauan, sikap dan perilaku baru yang belum meereka yakini tersebut menjadi sulit diterima. Untuk itu diperlukan usaha-usaha tersendiri agar subjek belajar meyakini pentingnya pengetahuan, sikap dan perilaku tersebut bagi kehidupan mereka. Dengan kata lain, pendidikan orang dewasa dapat efektif menghasilkan perubahan perilaku apabila isi dan cara atau metode belajar mengajarnya sesuai dengan perubahan yang dirasakan oleh subjek belajar. Salah satu upaya agar pesan-pesan pendidikan tersebut dapat dipahami oleh orang dewasa dan dapat memberikan dmapak perubahan perilaku adalah dengan memilihkan metode belajar mengajar yang tepat. Diskusi kelompok, studi kasus, dan simulasi tampaknya merupakan metode yang sangat cocok untuk pendidikan orang dewasa. Akan tetapi sering terjadi bahwa masyarakat atau subjek belajar tidak selalu dapat merasakan kebutuhan mereka sendiri. Untuk itu diperlukan upaya awal guna menumbuhkan rasa membutuhkan tersebut. 7
8 Pendidikan bagi orang dewasa yang menyangkut masalah harga diri tidak akan berarti dalam proses belajar apabila kebutuhan fisik (makanan) untuk mempertahankan hidupnya saja belum terpenuhi. sebaliknya pendidikan untuk orang dewasa tentang cara mencapai kebutuhan fisik tidak akan diperhatikan apabila sasaran pendidikan tersebut telah berkecukupan dalam kebutuhan fisiknya (makanan, pakaian dan perubahan), keamanan milik serta dirinya, bahkan telah mencapai tingkat pengakuan sebagai anggota masyarakat yang terhormat. pada tingkatan ini yang dibutuhkan oleh mereka adalah pengetahuan yang lebih luas dan sikap yang lebih mantap untuk meningkatkan harga dirinya dalam pergaulan yang lebih luas. Dengan mengetahui kebutuhan kelompok sebagai subyek pendidikan orang dewasa, maaka dapat ditentukan strategi dan susunan belajar mengajar yang tepat. strategi belajar yang tepat mencakup isi atau materi belajar yang releven, metode, dan tehnik belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi subjek belajar tersebut. di dalam pendidikan orang dewasa terutama didalam pendidikan nonformal, yang terpenting adalah apa yang dipelajari subjek belajar, bukan apa yang diajarkan oleh pengajar. Ungkapan ini mengandung maksud, hasil akhir yang dinilai dalam pendidikan orang dewasa adalah apa yang diperoleh sasaran belajar, bukan apa yang dilakukan oleh pelatih atau fasilitator belajar. E Prinsip-prinsip Belajar 1 Prinsip 1 Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi didalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh individu itu sendiri. Proses belajar dikontrol oleh si pelajar sendiri dan bukan oleh si pengajar. Perubahan persepsi pengetahuan, sikap dan perilaku adalah suatu produk manusia itu sendiri, bukan kekuatan yang dipaksakan kapada individu. 8
9 Belajar bukan berarti melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi suatu proses perubahan yang unik didalam diri si pelajar sendiri. Oleh karena itu mengajar bukan berarti memaksakan sesuatu terhadap si pelajar, tetapi menciptakan iklim atau suasana, sehingga si pelajar mau melakukan dengan kemampuan sendiri yang dikehendaki oleh si pengajar. 2 Prinsip 2 Belajar adalah penemuan diri sendiri. hal ini berarti bahwa belajar adalah proses penggalian ide-ide yang berhubungan dengan diri sendiri atau masyarakat sehingga pelajar dapat menentukan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. untuk itu apa yang releven bagi pelajar harus ditemukan oleh pelajar itu sendiri. Implikasi prinsip ini adalah bahwa proses pendidikan kesehatan ini akan lebih baik apabila yang disediakan rangsangan-rangsangan saja, sehingga masyarakat/individu akan berproses untuk menemukan kebutuhannya sendiri. dengan demikian individu/masyarakat akan dimungkinkan menemukan pribadinya. 3 Prinsip 3 Belajar adalah suatu konsekuensi dari pengalaman. seseorang menjadi bertanggung jawab ketika ia diserahi tanggung jawab. ia menjadi atau dapat berdiri sendiri bila ia mempunyai pengalaman dan pernah berdiri sendiri. orang tidak akan mengubah perilakunya hanya seseorang mengatakan kepadanya untuk mengubahnya. untuk belajar yang efektif tidak cukupjika hanya dengan memberikan informasi saja, tetapi kepada pelajar tersebut perlu diberikan pengalaman. Kita tidak cukup hanya dengan mengatakan bahwa imunisasi bagi anak itu penting. tetapi juga dengan memberikan imunisasi kepada anak sehingga orang tua akan memperoleh pengalaman. 4 Prinsip 4 Belajar adalah proses kerja sama dan kolaborasi. kerja sama akan memperkuat proses belajar. orang pada hakikatnya senang saling 9
10 bergantung dan saling membantu. dengan kerja sama, saling berinteraksi, dan berdiskusi, di samping memperoleh pengalaman dari orang lain juga dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran dan daya kreasi individu. Implikasi prinsip ini di dalam pendidikan kesehatan adalah dengan pembentukan kelompok dan diskusi kelompok akan sangat mempermudah proses belajar. 5 Prinsip 5 Belajar adalah proses evolusi, bukan proses revolusi karena perubahan perilaku memerlukan waktu dan kesabaran. Perubahan perilaku adalah suatu proses yang lama, karena memerlukan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan orang lain, contoh dan mungkin pengalaman sebelum menerima atau berperilaku baru. bagaimanapun menguntungkan bagi dirinya, belajar akan selalu dirasakan sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan dan sangat menggangu. untuk itu dalam melakukan pendidikan kesehatan hasilnya tidak dapat kita peroleh dengan segera, dan tidak boleh tergesa-gesa, tetapi memerlukan kesabaran dan ketekunan. 6 Prinsip 6 Belajar kadang-kadang merupakan suatu proses yang menyakitkan karena menghendaki perubahan kebiasaan yang sangat menyenangkan dan sangat berharga bagi dirinya dan mungkin harus melepaskan sesuatu yang menjadi jalan hidup atau pegangan hidupnya. maka dalam mengintroduksikan hal-hal baru yang menghendaki mereka untuk berperilaku baru, sebaiknya dilakukan tidak secara drastis dan radikal. harus hati-hati dan sedikit demi sedikit, sehingga individu/masyarakat mau meninggalkan perilaku lama dengan senang hati, tidak menyakitkan hati, dan tidak menimbulkan frustasi. 7 Prinsip 7 Belajar adalah proses emosional dan intelektual. belajar dipengaruhi oleh keadaan individu atau si pelajar secara keseluruhan. belajar bukan hanya proses intelektual, tetapi emosi juga turut menentukan. oleh karena itu 10
11 hasil belajar sangat ditentukan oleh situasi psikologis individu pada saat belajar. bila seseorang sedang dalam keadaan kalut, murung, frustasi, konflik, dan tidak puas, maka jangan dibawa kedalam suatu proses belajar. Demikian juga iklim proses belajar harus diciptakan sedemikian rupa sehingga terasa tidak tegang, kaku dan mati. harus diciptakan situasi yang hidup, gembira dan tidak terlalu formal. 8 Prinsip 8 Belajar bersifat individual dan unik. setiap orang mempunyai gaya belajar dan keunikan sendiri dalam belajar. untuk itu kita harus menyediakan media belajar yang bermacam-macam sehingga tiap individu dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan keunikan dan gaya masing-masing. Seluruh prinsip-prinsip belajar di atas, mencakup situasi proses belajar yang menguntungkan, mempunyai ciri-ciri komunikasi yang bebas dan terbuka, konfrontasi, penerimaan. respek, diakuinya hak untuk salah, kerja sama kolaborasi, saling mengevaluasi, keterlibatan tiap individu, aktif, kepercayaan, dan sebagainya. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 11
12 Proses belajar (pengajaran) memiliki pengertian yang identic dengan pendidikan, tetapi kalau dilihat lebih lanjut, keduanya memeiliki pengertian yang berbeda. Proses belajar dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Belajar bukan berarti melakukan apa yang dikatakan atau yang diperbuat oleh pengajar saja tetapi suatu proses perubahan yang unik didalam diri si pelajar sendiri. Agar kesehatan didalam masyarakat terwujud maka perlu dilakukan proses belajar pada masyarakat yang dibantu dengan kegiatan promosi kesehatan. B. Saran Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Heri D. J, Maulana Promosi Kesehatan. ECG. Jakarta. 3. Notoatmodjo,Soekidjo Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 12
13 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia juga sebagai bantuan agar anak tersebut kelak menjadi manusia yang dapat menunjukkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Menurut Slameto (2003:102) pengertian persepsi adalah proses yang menyangkut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIK
BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa
Lebih terperinciBuild the world with studying..
By Build the world with studying.. Menurut beberapa ahli pakar psikologi : Gage dan Berliner : belajar merupakan proses dimana suatu organisme merubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan
Lebih terperinciOPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah
OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Konstruktivisme Menurut Depdiknas (2004), model merupakan suatu konsep untuk mengajar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu. Joyce & Weil
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terkait pada seluruh aspek kehidupan manusia. Pendidikan diarahkan pada perkembangan dan pertumbuhan manusia agar menjadi manusia yang memiliki identitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persiapan Persiapan adalah faktor penenu keberhasilan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan (Rapiyanta, 2015). Salah satu cara mempersiapkan materi perkuliahan adalah
Lebih terperinciBELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
Makalah yang disampaikan dalam Sarasehan Pendidikan Membentuk Siswa yang Rajin Belajar dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Balai Dukuh Mulo Wonosari, 14 Juli 2013. BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR
Lebih terperinciyang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup Yunita
Lebih terperinciPeranan Psikologi Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian. Tidak bisa kita sangkal lagi bahwa telah sejak lama bidang psikologi, terutama psikologi
Peranan Psikologi Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Kab. Cianjur) Tidak bisa kita sangkal lagi bahwa telah sejak lama bidang psikologi, terutama psikologi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sejarah a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku
Lebih terperinciTEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN
TEORI TEORI BELAJAR Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS
16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciTEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN PLPG PGSD UAD 2016 Kompetensi Inti : Memahami teori belajar dan prinsip pembelajaran yang dapat diterapkan pada Pendidikan Anak Usia Dini Kompetensi Dasar : 1. Menjelaskan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu
Lebih terperinciPengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa
26 INOVASI, Volume XX, Nomor 1, Januari 2018 Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Meilantifa Email : meilantifa@gmail.com Program Studi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama yang tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran di Fakultas
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Fakultas Kedokteran menuntut mahasiswa/i untuk selalu belajar keras di setiap waktu karena pelajaran yang diwajibkan di Fakultas Kedokteran sangat berat. Ini menghadirkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang mumpuni.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli
1 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat
Lebih terperinciPERKEMBANGAN AFEKTIF
PERKEMBANGAN AFEKTIF PTIK PENGERTIAN AFEKTIF Afektif menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah berkenaan dengan rasa takut atau cinta, mempengaruhi keadaan, perasaan dan emosi, mempunyai gaya atau makna yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Kematangan Emosional. hati ke dalam suasana hati yang lain (Hurlock, 1999).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kematangan Emosional 2.1.1. Pengertian Kematangan Emosional Kematangan emosional dapat dikatakan sebagai suatu kondisi perasaan atau reaksi perasaan yang stabil terhadap suatu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palangkaraya, 09 Maret Penulis
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya jualah penulisan makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu. Karena dengan pertolongan-nya
Lebih terperinciguna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.
8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Belajar matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai wahana pendidikan memegang peran penting dalam pendidikan. Belajar matematika merupakan salah satu sarana berpikir ilmiah dan logis serta mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi belajar
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi belajar 1. Belajar a Pengertian belajar Belajar adalah usaha memperoleh hal baru dalam tingkah laku (pengetahuan, kecakapan, ketrampilan, dan nilai-nilai) dengan aktivitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar merupakan salah satu faktor penting untuk mengukur keberhasilan seseorang dalam belajar, hasil
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Setelah membaca bab ini Anda diharapkan dapat : 1. Mengetahui karakteristik program pembelajaran anak usia dini
PENDAHULUAN 1 Tujuan Setelah membaca bab ini Anda diharapkan dapat : 1. Mengetahui karakteristik program pembelajaran anak usia dini 2. Memahami kedudukan sumber belajar dalam pembelajaran anak usia dini
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perubahan kemampuan diri. Menurut Gagne (dalam Udin S.Winataputra
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Hasil Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan juga merupakan aktifitas yang disengaja dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar 5 Hasil belajar adalah perubahan
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:
Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah, 2010:105. Pengertian hasil belajar adalah suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciHakikat Belajar dan Pembelajaran
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Proses belajar adalah proses yang kompleks, tergantung pada teori belajar yang dianutnya. 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Ada beberapa pendapat mengenai pengertian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anak dan Taman Kanak-kanak Anak adalah generasi masa depan yang memiliki pribadi unik, zaman yang akan datang adalah milik anak-anak kita. Masa kanak-kanak adalah
Lebih terperincitingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Belajar Sardiman A.M (1996: 22) mengatakan belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat dicapai
Lebih terperinciPendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida
Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain. Seorang anak memerlukan waktu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Jean Piaget Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan sikap dan keterampilan yang merupakan hasil aktivitas belajar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk dapat mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil belajar ditunjukkan dalam bentuk berubah pengetahuannya,
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Sebelum membahas mengenai hasil belajar maka ada baiknya apabila terlebih dahulu kita melihat apa yang dimaksud dengan belajar dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas hasil analisis data yang telah dilakukan. Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciTeori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori self-efficasy
Teori Albert Bandura A. Latar Belakang Teori Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Teory) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu startegi pembelajaran yang paling tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan
Lebih terperinciSementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap. Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi secara bertahap tergantung pada
Lebih terperinciRita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY
Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat dewasa ini, tak lain sebagai bukti nyata dan keberhasilan para kaum terpelajar yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usia emas atau golden age adalah masa yang paling penting dalam proses kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam pendidikan dasar,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Belajar Dari http://wikipedia.com, belajar didefinisikan sebagai perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktivitas keseharian yang berkenaan dengan upaya untuk mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas keseharian yang berkenaan dengan upaya untuk mendapatkan informasi, pengetahuan atau keterampilan baru yang belum diketahui termasuk ke dalam proses
Lebih terperinciPERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME
PERBANDINGAN ANTARA TEORI BELAJAR DISIPLIN MENTAL, BEHAVIORISME DAN KOGNITIFISME Disiplin Mental Behaviorisme Kognitifisme Belajar merupakan penyeimbangan dari kekuatan, kemampuan dna potensipotensi yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Metode Pembelajaran Drill And Practice Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Metode Pembelajaran Drill And Practice 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice Sebelum mendefinisikan tentang metode drill, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
9 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat Belajar dan Hasil Belajar A. Pengertian belajar Belajar adalah upaya pemenuhan reaksi mental dan atau fisik terhadap penglihatan,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar
6 2.1 Peran Guru BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Pengertian Peran Guru Guru dalam fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru. Peran akan senantiasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Menurut Sudjana ( 1989 : 28 ) belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Lebih terperinciadalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh umat manusia. Pendidikan tidak terbatas hanya untuk mereka yang berada pada tingkatan pedagogy saja tetapi juga pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Model Pembelajaran Kreatif - Produktif. pembelajaran hal tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan.
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kreatif - Produktif A. Pengertian Model Pembelajaran Kreatif - Produktif Kreativitas merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Kreativitas diperlukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar IPA Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini
1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian hasil penelitian yang telah dikemukakan pada babbab
183 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian hasil penelitian yang telah dikemukakan pada babbab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Subjek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pendidikan adalah suatu usaha untuk mencerdaskan dan membudayakan manusia serta mengembangkannya menjadi sumber daya yang berkualitas. Berdasarkan UU
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu
Lebih terperinciPrinsip dalam Pembelajaran
Prinsip dalam Pembelajaran Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu membedakan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu memahami prinsip kesiapan dalam pembelajaran
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SKRIPSI Skripsi Oleh : Nove Zalikha K 4303044 FAKULTAS
Lebih terperinciMODUL PEDOMAN DAN MATERI KONSELING INDIVIDUAL PENANGGULANGAN NAFZA BAGI FASILITATOR DENGAN SASARAN ORANG TUA DAN REMAJA
MODUL PEDOMAN DAN MATERI KONSELING INDIVIDUAL PENANGGULANGAN NAFZA BAGI FASILITATOR DENGAN SASARAN ORANG TUA DAN REMAJA DISUSUN OLEH YUSI RIKSA YUSTIANA BADAN PENANGGULANGAN NAFZA, KENAKALAN REMAJA, ROSTITUSI
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu pesat, mulai dari berubahnya gaya hidup masyarakat hingga meningkatya kebutuhan-kebutuhan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah suatu kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Belajar merupakan proses perubahan dalam
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia membutuhkan pendidikan dan sekaligus pembelajaran. Pendidikan dan pembelajaran dapat diberikan sejak anak masih kecil sampai anak menjadi dewasa.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Persepsi Membahas istilah persepsi akan dijumpai banyak batasan atau definisi tentang persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh: Jalaludin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori, pendapat-pendapat ahli yang mendukung penelitian akan dipaparkan dalam obyek yang sama, dengan pandangan dan pendapat yang berbedabeda. Kajian
Lebih terperinciTUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty
TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
Lebih terperinci