ABSTRAK. Kata kunci: enfleurasi, bunga kamboja cendana, jenis lemak, jenis minyak nabati, Plumeria alba.

Transkripsi

1 Sasha Patrisia Pengaruh Jenis Lemak dan Minyak Nabati pada Proses Ekstraksi Sistem Enfleurasi terhadap Karakteristik Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana (Plumeria alba). Dibawah bimbingan Dr. Ir. Ni Made Wartini, MP. dan Dr. Ir. Lutfi Suhendra, MP. ABSTRAK Ekstraksi sistem enfleurasi banyak digunakan untuk mengambil senyawa atsiri pada bunga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati pada proses ekstraksi sistem enfleurasi terhadap karakteristik minyak atsiri bunga kamboja cendana serta menentukan perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati terbaik untuk menghasilkan minyak atsiri bunga kamboja cendana. Percobaan ini adalah percobaan faktorial menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu jenis lemak terdiri dari mentega dan margarin. Faktor kedua adalah jenis minyak nabati yang terdiri dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jagung, dan minyak kedelai. Dengan demikian diperoleh 8 kombinasi perlakuan. Masingmasing perlakuan dikelompokkan menjadi 2, berdasarkan waktu pelaksanaan sehingga diperoleh 16 unit percobaan. Variabel yang dianalisis adalah rendemen minyak atsiri, berat jenis, kelarutan dalam alkohol, dan kesukaan aroma. Data obyektif dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Sedangkan untuk uji kesukaan aroma dilakukan dengan analisis Friedman. Perlakuan terbaik ditentukan dengan menggunakan uji indeks efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, kelarutan dalam alkohol, dan kesukaan aroma minyak atsiri. Sedangkan interaksi antar perlakuan jenis lemak dan minyak nabati berpengaruh sangat nyata terhadap berat jenis minyak atsiri bunga kamboja cendana. Perlakuan mentega dan minyak jagung merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan minyak atsiri bunga kamboja cendana dengan karakteristik rendemen sebesar 4,13%, berat jenis sebesar 0,83 g/ml, kelarutan dalam alkohol sebesar 6,5 ml, dan tingkat kesukaan aroma yaitu agak suka sampai dengan suka. Kata kunci: enfleurasi, bunga kamboja cendana, jenis lemak, jenis minyak nabati, Plumeria alba.

2 Sasha Patrisia The Influence Of Fat And Vegetable Oil Variety In The Extraction Process Of Enfleurage System To Essential Oil Characteristic of Sandalwood Frangipani Flower (Plumeria alba). Supervised by Dr. Ir. Ni Made Wartini, MP. and Dr. Ir. Lutfi Suhendra, MP. ABSTRACT The extraction of enfleuration systems is widely used to take volatile compounds on flowers. The purposes of this research are to know any influence of fat and vegetable oil variety in the extraction process of enfleurage system to sandalwood frangipani flower s essential oil characteristic, and determine which the best fat and vegetable oil variety will produce essential oil of sandalwood frangipani flower. This research is a factorial research that used Randomize Block Design with 2 factors. The first factor is fat oil variety that consist of butter and margarine. The second factor is vegetable oil variety, consist of coconut, palm, corn, and soy oil, so there will be 8 total variety mixture. Each treatment will be duplicate ones, resulting 16 unit samples. The variables that will be analyze are rendement of essential oil, density, solubility in alcohol, and aroma preference. The objective data will be analyze by using Duncan test after a variance analysis was inducted. Meanwhile, aroma preference data will be analyze by using Friedman test. The best treatment will be determine using effectiveness index test. The result shows that there is a very visible influence of fat and vegetable oil variety to essential oil s rendement, solubility in alcohol, and essential oil s aroma preference. Meanwhile, interaction between fat and vegetable oil variety has a very visible influence to essential oil s density. Butter with corn oil is the best treatment that produce essential oil of sandalwood frangipani flower with 4,13% rendement, 0,83 g/ml density, 6,5 ml solubility in alcohol, and quite like to like aroma preference. Keywords: enfleurage, sandalwood frangipani flower, fat variety, vegetable oil variety, Plumeria alba. ii

3 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kamboja Manfaat Tanaman Kamboja Minyak Atsiri Ekstraksi Ekstraksi dengan Lemak Dingin (Enfleurasi) Lemak Minyak Kelapa Minyak Kelapa Sawit Minyak Jagung Minyak Kedelai Pelarut III. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Kegiatan Alat dan Bahan Rancangan Percobaan Pelaksanaan Penelitian Variabel yang Diamati Rendemen Minyak Atsiri Berat Jenis Kelarutan dalam Alkohol Kesukaan Aroma Uji Indeks Efektivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen Minyak Atsiri Berat Jenis Kelarutan dalam Alkohol Kesukaan Aroma Uji Indeks Efektivitas V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan iii

4 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

5 DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 1. Komposisi asam lemak minyak kelapa Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit Kandungan asam lemak dalam minyak jagung Komposisi kimia minyak kedelai Nilai rata-rata rendemen minyak atsiri bunga kamboja cendana (%) Nilai rata-rata berat jenis minyak atsiri bunga kamboja cendana (g/ml) Nilai rata-rata kelarutan dalam alkohol minyak atsiri bunga kamboja cendana (ml) Nilai rata-rata kesukaan aroma minyak atsiri bunga kamboja cendana Hasil pengujian indeks efektivitas untuk menentukan perlakuan terbaik minyak atsiri bunga kamboja cendana v

6 DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 1. Bunga kamboja cendana Diagram alir proses pembuatan minyak atsiri bunga kamboja cendana (Sani dkk. (2012) ; Situmorang (2014) yang dimodifikasi) vi

7 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Analisis Statistik Rendemen Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana Analisis Statistik Berat Jenis Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana Analisis Statistik Kelarutan dalam Alkohol Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana Uji Organoleptik Terhadap Kesukaan Aroma Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana Analisis Data Uji Indeks Efektivitas Minyak Atsiri Bunga Kamboja Cendana Lembar penilaian uji kesukaan aroma minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba) Lembar penilaian uji kesukaan aroma minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba) Kuisioner Uji Indeks Efektivitas Dokumentasi Penelitian vii

8 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kamboja merupakan salah satu tanaman yang mudah ditemui di Pulau Bali. Tanaman ini mudah dikembangbiakkan, dirawat, dan variasi warna bunganya beraneka ragam. Bunga kamboja juga digunakan untuk upacara bagi umat Hindu. Oleh karena itu tanaman kamboja dapat mudah dijumpai di pekarangan rumah maupun di Pura. Pada musim kemarau bunga kamboja dapat tumbuh sangat banyak dan dapat berbunga sepanjang tahun. Jenis bunga kamboja bermacam-macam, salah satunya Plumeria alba (berwarna kuning). Aroma bunga kamboja mampu menenangkan pikiran dan sering digunakan sebagai bahan kosmetik, dupa, pengharum ruangan, dan aroma terapi. Bunga kamboja mengandung beberapa senyawa atsiri yang menjadi penyebab utama bunga tersebut beraroma harum (Zaheer dkk., 2010). Senyawa atsiri yang terdapat dalam kamboja diantaranya geraniol, sitronelol, dan linalool (Farooque dkk., 2012). Senyawasenyawa tersebut bermanfaat untuk mengurangi stress dan memberi efek relaksasi. Nilai rendemen minyak atsiri yang didapatkan dengan metode Soxhlet pada penelitian Megawati dkk. (2012) adalah 4,457% pada kamboja kuning, 2,908% pada kamboja putih, dan 2,763% pada kamboja merah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa bunga kamboja kuning (Plumeria alba) memiliki kandungan minyak atsiri yang paling banyak dibandingkan jenis bunga kamboja lainnya. Minyak atsiri bunga kamboja cendana dengan metode re-ekstraksi menggunakan pelarut etanol mengandung senyawa alkohol, terpen, keton, ester, dan asam berturut-turut sebesar 2,65-24,77%; 0,34-1,35%; 0-1,38%; 13,38-24,23%; dan 22,74-58,15% (Wartini dkk., 2014). Beberapa teknik enfleurasi dapat dilakukan untuk mendapatkan minyak atsiri, salah satunya adalah teknik enfleurasi. Teknik enfleurasi menggunakan lemak sebagai adsorben yang telah jenuh dengan aroma wangi bunga. Lemak merupakan trigliserida yang memiliki daya adsorpsi yang tinggi. Proses penyerapan minyak atsiri terjadi karena gaya tarik-menarik antara ester dari lemak dengan minyak atsiri yang bersifat volatil (Ketaren, 1985). Metode ini sudah sejak lama digunakan di wilayah Perancis Selatan, yang sangat terkenal dengan kualitas viii 1

9 2 parfumnya (Yulianingsih dkk., 2007). Teknik enfleurasi pada pembuatan minyak melati dapat meningkatkan rendemen minyak hingga 4-5 kali lebih besar dibandingkan dengan cara ekstraksi pelarut atau pun penyulingan (Yulianingsih dkk., 2007). Proses enfleurasi berakhir apabila lemak telah jenuh dengan minyak bunga (Diwyacitta, 2013). Keberhasilan proses enfleurasi tergantung pada sifat lemak yang digunakan. Lemak yang digunakan harus memiliki konsistensi (kekerasan) yang tepat untuk mengadsoprsi minyak atsiri pada lemak tersebut. Bila lemak terlalu keras, maka akan mengurangi daya adsorpsi dan rendemen minyak yang dihasilkan karena sulitnya kontak antara bunga dengan lemak. Sedangkan bila lemak terlalu lunak, maka lemak akan menempel pada permukaan bunga dan sulit dipisahkan. Semakin tinggi asam lemak tidak jenuh, maka konsistensi lemak akan semakin cair. Semakin tinggi asam lemak jenuh, maka lemak akan semakin padat. Campuran 1 bagian lemak sapi dan 2 bagian lemak babi sangat baik untuk proses enfleurasi (Guenther, 1987). Namun perlu dicari alternatif adsorben lain untuk metode enfleurasi. Penggunaan lemak dalam metode enfleurasi bisa menggunakan lemak nabati dan lemak hewani (Sani dkk., 2012). Situmorang (2014) menyatakan pencampuran lemak sapi dengan minyak kelapa sawit merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan minyak atsiri bunga kamboja cendana. Oleh karena itu pada penelitian ini akan menggunakan pencampuran lemak dengan minyak sebagai adsorben pada metode enfleurasi. Penelitian Hetik dkk. (2013) dengan metode enfleurasi menunjukkan bahwa lemak mentega putih yang paling efektif dibandingkan lemak sapi dan lemak kambing dalam menyerap aroma wangi bunga sedap malam pada varietas Roro Anteng dan varietas Dian Arum dengan hasil rendemen 13,59% dan 12,18%. Penelitian Kurniawan dkk. (2005) menunjukkan bahwa perlakuan campuran margarin kuning dengan lemak sapi merupakan perlakuan terbaik untuk mendapatkan minyak atsiri bunga melati dengan nilai rendemen sebesar 2,9074%. Mentega dan margarin merupakan produk yang berbentuk semi padat yang mudah dioles dan mengandung lemak kurang dari 80%. Mentega berasal dari lemak hewan dengan kadar air tidak lebih dari 16%, sedangkan margarin berasal dari lemak nabati dengan kadar air tidak lebih dari 18% air (BPOM RI, 2006). ix

10 3 Menurut Sani dkk. (2012), minyak nabati yang dapat digunakan dalam proses enfleurasi adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak jagung, dan minyak kedelai. Minyak nabati merupakan minyak yang berasal dari tumbuhan. Persentase asam lemak pada beberapa jenis minyak tersebut berbeda-beda. Minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jagung, dan minyak kedelai mengandung asam lemak jenuh berturut-turut kurang lebih 90% (Swern, 1979), 51% (Edwar dkk., 2011), 12-18% (Ketaren, 1986), dan 15% (Bani, 2006). Mentega dan margarin memiliki konsistensi semi padat yang mudah untuk dioles. Pencampuran lemak dengan minyak diharapkan memberikan konsistensi adsorben yang tepat untuk metode enfleurasi. Maka dalam penelitian ini mentega dan margarin akan dicampurkan dengan minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak jagung, dan minyak kedelai yang digunakan sebagai adsorben pada sistem enfleurasi bunga kamboja cendana (Plumeria alba). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati pada proses ekstraksi sistem enfleurasi berpengaruh terhadap karakteristik minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba)? 2. Perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati manakah yang merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba)? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati pada proses ekstraksi sistem enfleurasi terhadap karakteristik minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba) 2. Untuk menentukan perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati terbaik untuk menghasilkan minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba). x

11 4 1.4 Hipotesis 1. Perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati pada proses ekstraksi sistem enfleurasi berpengaruh terhadap karakteristik minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba). 2. Perlakuan jenis lemak dan jenis minyak nabati tertentu merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan minyak atsiri bunga kamboja cendana (Plumeria alba). 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana cara ekstraksi bunga kamboja dan mengetahui jenis lemak dan jenis minyak nabati terbaik yang dapat digunakan sebagai adsorben untuk menghasilkan minyak atsiri bunga kamboja cendana. xi