SISTEM NAVIGASI DENGAN KONTROL PID PADA THREE WHEEL OMNI DIRECTIONAL MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ODOMETRY TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM NAVIGASI DENGAN KONTROL PID PADA THREE WHEEL OMNI DIRECTIONAL MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ODOMETRY TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 SISTEM NAVIGASI DENGAN KONTROL PID PADA THREE WHEEL OMNI DIRECTIONAL MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ODOMETRY TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Teknik Elektro Oleh : ARGA DWI PAMBUDI E PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2015

2 Tugas Akhir SISTEM NAVIGASI DENGAN KONTROL PID PADA THREE WHEEL OMNI DIRECTIONAL MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ODOMETRY Yang dipersiapkan dan disusun oleh, ARGA DWI PAMBUDI E Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal: 21 September 2015 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Tim Penguji Pembimbing I Ketua Penguji Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, MT NPP Pembimbing II Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng NPP Anggota Penguji I Ir. Wisnu Adi Prasetyanto, M.Eng NPP M. Ary Heryanto, M.Eng NPP Anggota Penguji II Semarang, 21 September 2015 Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Dekan Herwin Suprijono, M.T NPP Dr. Eng. Yuliman Purwanto, M.Eng NPP ii

3 PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pedapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Jika pada waktu selanjutnya terdapat pihak lain yang mengklaim bahwa Tugas Akhir ini sebagai karyanya yang didukung dengan bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar kesarjanaan saya dengan segala pihak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Semarang, 21 September 2015 Arga Dwi Pambudi iii

4 INTISARI Pergerakan mobile robot untuk mencapai suatu titik tujuan, salah satunya dipengaruhi oleh kecepatan masing-masing roda penggerak mobile robot. Beberapa mobile robot menggunakan dua roda sebagai penggeraknya, yang memiliki kelemahan tidak dapat bergerak secara langsung kesegala arah tujuan. Robot beroda tiga memiliki keunggulan lebih cepat dalam mencapai posisi tujuan dibandingkan robot beroda dua, namun robot beroda tiga lebih rumit dalam penentuan kecepatan masing-masing motor penggerak. Pada penelitian ini sistem kontrol pada robot dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem untuk mengontrol kecepatan putar motor menggunakan metode PID dan sistem untuk trajectory menggunakan metode odometry. Metode PID yang digunakan menggunakan metode Zieger Nichols sebagai tuning nilai konstanta Kp, Ki dan Kd. Dari hasil tuning untuk konstanta Kp, Kd dan Ki optimal pada nilai Kp = 0.3, Ki = dan Kd = yang mempunyai nilai rise time ms dan settling time 7790 ms. Nilai error pada sistem kontrol motor didapatkan dari nilai target kecepatan motor dikurangi data input rotary motor. Metode odometry digunakan untuk mengetahui dimana posisi robot secara koordinat (x, y, θ) pada saat t. Pada robot terdapat 3 rotary encoder yang dipasang sejajar dengan motor untuk mendapatkan data jarak seberapa jauh robot bergerak melalui perhitungan menggunakan metode odometry. Untuk menggunakan metode tersebut dibutuhkan dua data input, yaitu jarak per pulsa rotary encoder robot yang mencapai jarak optimal pada jarak dengan nilai rata-rata error 0.093% dan jarak roda rotary ke titik pusat robot yang mencapai jarak optimal pada jarak dengan nilai rata-rata error %. Dengan mengetahui posisi robot saat ini dan posisi tujuan robot, peneliti bisa melakukan navigasi kontrol posisi robot untuk pergerakan robot dari posisi awal robot menuju posisi tujuan robot. Kata Kunci: mobile robot, odometry, rotary encoder, sistem kontrol robot. iv

5 ABSTRACT The movement of the mobile robot to reach a point of destination, one of which is influenced by the speed of each wheel drive mobile robot. Some of the mobile robot using two wheels as a vehicle, which has the disadvantage can t move directly in all directions purpose. Three-wheeled robot has the advantage of faster in achieving the goal position than the two-wheeled robot, but threewheeled robot is more complicated in determining the speed of each motor. In this study, the robot control system is divided into two parts, namely a system for controlling the motor speed using PID method and system for trajectory using odometry. In this research, the robot control system is divided into two parts, namely a system for controlling the motor speed using PID method and system for trajectory using odometry. PID method used method Zieger Nichols as tuning constants Kp, Ki and Kd. From tuning result obtained Kp = 0.03, Ki = and Kd = , with rise time ms and settling time 7790 ms. The error value in the motor control system obtained from the value of the motor target speed reduced with input data rotary motors. Odometry method used to determine where the position of robot coordinates (x, y, θ) at time is t. Robot haven 3 rotary encoder mounted parallel to the motor to obtain the distance how far the robot moves through a calculation using odometry method. To used Odometry method needed takes two input data as distances per pulse rotary encoder robots that achieve the optimal distance at a distance of with an average error of 0.093% and the distance rotary wheel to the center point of the robot reaches the optimal distance at a distance with an average value % error. By knowing the current robot position and the goal position of the robot, researchers can perform navigation control robot position for robot movement from the initial position of the robot to the goal position of the robot. Keywords: mobile robot, odometry, rotary encoder, the robot control system. v

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul SISTEM NAVIGASI DENGAN KONTROL PID PADA THREE WHEEL OMNI DIRECTIONAL MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ODOMETRY. Selama penyusunan dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir, kesulitankesulitan yang penulis hadapi tidak mungkin dapat teratasi tanpa bantuan pihak lain. Untuk itulah penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Ir Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. Eng. Yuliman Purwanto, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Ir. Wisnu Adi P, M.Eng, selaku Sekertaris Dekan Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang dan Dosen Pembimbing II. 4. Dr. Ir. Dian Retno Sawitri, MT, selaku Kepala Progdi Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro dan Dosen Pembimbing I. 5. Dosen-dosen pengampu di Program Studi Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing-masing, sehingga penulis dapat mengimplementasi ilmu yang telah disampaikan. 6. Kedua orang tua saya tercinta, dan para sahabat yang selalu mendukung dan mendoakan saya. Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kemajuan Teknik Elektro Universitas Dian Nuswantoro dan menjadi referensi bagi rekan-rekan sekalian. vi

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I LEMBAR PENGESAHAN... II PERNYATAAN... III INTISARI... IV ABSTRACT... V KATA PENGANTAR... VI DAFTAR ISI... VII DAFTAR GAMBAR... IX DAFTAR TABEL... X BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN BATASAN MASALAH MANFAAT PENELITIAN SISTEMATIKA LAPORAN... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA SENSOR KECEPATAN KINEMATIKA OMNI-DIRECTIONAL MOBILE ROBOT (OMR) TRANFORMASI KECEPATAN RODA DENGAN ROBOT VELOCITY TRANFORMASI KECEPATAN RODA DENGAN WORLD VELOCITY ODOMETRY OMR PID PENALAAN KOSTANTA PID BAB III METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN ALAT DAN BAHAN PENELITIAN RANCANGAN PENELITIAN Perancangan Mekanik Perancangan Perangkat Keras Perancangan Perangkat Lunak vii

8 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUJIAN PID MOTOR Pengujian Ziegler Nichols Analisa Pengujian PENGUJIAN JARAK PER PULSA ROTARY ENCODER Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9114 mm Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9064 mm Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9089 mm Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,91015 mm Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90953 mm Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90921 mm Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90906 mm Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90913 mm Analisa Pengujian PENGUJIAN NILAI JARAK RODA ROTARY KE TITIK PUSAT ROBOT Pengujian dengan jarak rotary ke titik pusat robot mm Pengujian dengan jarak rotary ke titik pusat robot 219 mm Pengujian dengan jarak rotary ke titik pusat robot mm Pengujian dengan jarak rotary ke titik pusat robot mm Pengujian dengan jarak rotary ke titik pusat robot mm Pengujian dengan jarak rotary ke titik pusat robot mm Pengujian dengan jarak rotary ke titik pusat robot mm Analisa Pengujian PENGUJIAN SISTEM UNTUK NAVIGASI ROBOT Pengujian Sistem Analisa Pengujian BAB V PENUTUP KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA viii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Rotary encoder tipe incremental... 5 Gambar 2.2 Omni-wheel... 6 Gambar 2.3 Robotino produk dari festo... 6 Gambar 2.4 Geometri pada roda OMR... 8 Gambar 2.5 Geometri omni-directional mobile robot Gambar 2.6 Kurva Respon Dengan Nilai Kp 0, Gambar 3.1 Desain Robot Gambar 3.2 Motor DC 12 V Gambar 3.3 Desain roda omni Gambar 3.4 Roda dan Part Tambahan yang Digunakan Gambar 3.5 Rotary Encoder Gambar 3.6 Desain roda omni Gambar 3.7 Part Tambahan yang Digunakan Gambar 3.8 Blok Diagram Sistem Keseluruhan Gambar 3.9 Tabel Kebenaran Driver MCS-30A Gambar 3.10 Rotary Encoder Tipe Incremental Gambar 3.11 Perancangan Minimum Sistem Mikrokontroller Slave Gambar 3.12 Perancangan Minimum Sistem Mikrokontroller Master Gambar 3.13 Flowchart Program Mikrokontroller Slave Gambar 3.14 Flowchart Program Mikrokontroller Master ix

10 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Pin Configuration NUC140VE3CN Slave Tabel 3.2 Pin Configuration NUC140VE3CN Master Tabel 4.1 Hasil Perhitungan nilai menggunakan metode Ziegler Nichols...34 Tabel 4.2 Respon Motor Dengan Set Point Kp Berbeda Tabel 4.3 Penentuan nilai pengujian Tabel 4.4 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9114 mm Tabel 4.5 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9064 mm Tabel 4.6 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9089 mm Tabel 4.7 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,91015 mm Tabel 4.8 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90953 mm Tabel 4.9 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90921 mm Tabel 4.10 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90906 mm Tabel 4.11 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90913 mm Tabel 4.12 Hasil kesimpulan pengujian penentuan nilai jarak per pulsa Tabel 4.13 Penentuan nilai pengujian Tabel 4.14 Pengujian nilai jarak rotary ke titik pusat robot mm Tabel 4.15 Pengujian nilai jarak rotary ke titik pusat robot 219 mm Tabel 4.16 Pengujian nilai jarak rotary ke titik pusat robot mm Tabel 4.17 Pengujian nilai jarak rotary ke titik pusat robot mm Tabel 4.18 Pengujian nilai jarak rotary ke titik pusat robot mm Tabel 4.19 Pengujian nilai jarak rotary ke titik pusat robot mm Tabel 4.20 Pengujian nilai jarak rotary ke titik pusat robot mm Tabel 4.21 Kesimpulan pengujian nilai jarak rotary dengan titik pusat robot Tabel 4.22 Hasil pengujian sistem robot x

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi mobile robot saat ini semakin pesat, mobile robot yang cukup populer saat ini adalah penggunaan roda omni-directional pada robot. Keunggulan dari penggunan roda ini, robot bisa bergerak bebas ke segala arah tanpa tanpa harus memutar posisi badan robot [1]. Seiring perkembangan teknologi terutama dibidang robotika, sistem kontrol sangatlah penting [2]. Salah satu sistem kontrol adalah navigasi atau perencanaan jalur. Pada aplikasi robot dikenal istilah posisi relatif dan posisi absolut. Posisi relatif adalah sekumpulan data yang digunakan melalui pehitungan untuk menentukan posisi robot. Berbeda dengan posisi absolut posisi relatif hanya memperkirakan saja [3][4]. Untuk menentukan sistem pergerakan robot bisa juga menggunakan media dari luar, seperti garis dan dinding, tetapi seiring perkembangan teknologi robot, penggunaan media dari luar kurang begitu efisien, robot seharusnya bisa menentukan arah pergerakannya dari dalam robot itu sendiri [2][3]. Sensor yang umum digunakan untuk mendapatkan data posisi dari suatu robot adalah rotary encoder yang mana data dari sensor ini akan dimasukkan dalam perhitungan odometry sehingga menghasilkan posisi relatif dari robot tersebut [1-7]. Pada awal posisi robot, kita asumsikan robot berada pada posisi (x,y,θ) = (0,0,0). Berdasarkan pada perhitungan odometry bisa diketahui posisi (x,y), dan 1

12 2 arah hadap (θ) dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini robot akan bergerak secara otomatis kearah tujuan berdasarkan data sekarang dengan data tujuan. Dari data sekarang dan tujuan akan memiliki nilai error yang kemudian dari data tersebut akan digunakan untuk menentukan pergerakan robot secara otomatis menuju ke posisi tujuan dari posisi sekarang. Ketika nilai error = 0, maka robot sudah sampai pada tujuan. Peneliti menggunakan Proportional- Integral-Detivative (PID) untuk menjaga agar error yang dihasilkan selama perjalanan dari robot tersebut mendekati dan atau sama dengan nol. Kontrol PID ini akan mengatur kecepatan dari ketiga roda dengan umpan balik error dari posisi robot tersebut terhadap posisi yang seharusnya berdasarkan perhitungan odometry. 1.2 Perumusan Masalah Pada penelitian kali ini terdapat perumusan masalah yaitu, 1. Bagaimana mengatur kecepatan motor menggunakan kontrol PID?. 2. Bagaimana mengontrol robot untuk mencapai posisi tujuan dengan menerapkan metode odometri?. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, 1. Menghasilkan sistem kontrol kecepatan motor dengan kontrol PID. 2. Robot mencapai posisi tujuan berdasarkan perhitungan odometry.

13 3 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah yang mendasari penyusunan Tugas Akhir ini adalah: 1. Robot bergerak pada bidang yang datar. 2. Robot tidak diberi beban tambahan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penulisan Proposal Tugas Akhir ini adalah : 1. Bagi Mahasiswa Dapat mengimplementasikan suatu sistem kontrol pada robot omnidirectional wheels. Dapat mengetahui dan mengaplikasikan teknik kontrol PID 2. Bagi Masyarakat Bisa dikembangkan lebih lanjut lagi untuk digunakan di dalam pabrik dalam penggunaan mobile robot omni-directional. 1.6 Sistematika Laporan Sistematika yang digunakan dalam laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan laporan. BAB II DASAR TEORI Berisi tentang teori teori yang diberkaitan dalam penelitian ini.

14 4 BAB III METODE PENELITIAN Berisi tentang perancangan hardware dan software yang digunakan dalam penelitian, baik dari keseluruhan sistem maupun masing-masing bagian sistem. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil perancangan alat dan pengujian dari tiap bagian dan keselruhan sistem yang digunakan. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan seluruh proses perancangan dan pembuatan tugas akhir ini serta penyelesaian laporannya. DAFTAR PUSTAKA

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sensor Kecepatan Rotary encoder, atau disebut juga Shaft encoder, seperti pada gambar 2.1 merupakan perangkat elektro-mekanik yang digunakan untuk mengkonversi posisi angular (sudut) dari shaft (lubang) atau roda ke dalam kode digital, menjadikannya semacam transducer. Perangkat ini biasanya digunakan dalam bidang robotika, perangkat masukan komputer (seperti optomekanikal mouse dan trackball), serta digunakan dalam kendali putaran radar [8]. Gambar 2.1 Rotary encoder tipe incremental [8] 2.2 Kinematika Omni-Directional Mobile Robot (OMR) Mobile robot ini dapat bergerak ke segala arah tanpa memutar atau berbalik badan terlebih dahulu. Omni-wheel tidak seperti roda biasa, umumnya dipasang berpasangan. Terdapat roda inti besar yang di sekelilingnya terdapat roda kecil tambahan dengan sumbu tegak lurus terhadap roda inti. Oleh karena itu roda 5

16 6 dapat bergerak segala arah, baik sejajar dengan sumbu itu sendiri. Dimensi dari roda omni seperti pada gambar 2.2 [8]. Gambar 2.2 Omni-wheel [8] Pemilihan jenis material Omni-wheel sangat penting untuk dilakukan. Jika roda terlalu halus maka traksi yang ditimbulkan dengan landasan akan sangat kecil, sehingga mudah terjadi selip dan sulit untuk dikontrol. Robot produk dari festo yaitu robotino merupakan inspirasi utama dalam proyek akhir ini, seperti pada gambar 2.3 [8]. Gambar 2.3 Robotino produk dari festo [8] Robot mampu mengetahui posisinya dalam lingkungan global. Untuk memberikan informasi mengenai perkiraan posisi, maka dipasang rotary encoder atau sensor kecepatan jenis lainnya seperti hall effect sensor pada masing-masing motor. Sangat penting untuk mengetahui angular motion pada masing-masing roda yang kemudian akan ditransformasikan gerakan robot

17 7 dalam sistem koordinat tertentu. Hubungan antara angular motion setiap roda dengan gerakan robot adalah pada bagian ini [8]. Untuk menyederhanakan perhitungan, maka terdapat asumsi sebagai berikut : 1. Wheel Slippage, gesekan antara roda dengan lantai adalah infinite (tidak terjadi selip). 2. Centre Of Mass diasumsikan tepat berada di geometrical centre dari robot. 3. Jarak antara Centre Of Mass dengan pusat dari roda yang berhubungan langsung dengan lantai adalah konstan [8]. 2.3 Tranformasi Kecepatan Roda dengan Robot Velocity Untuk penyederhanaan, langkah pertama untuk menghubungkan antara kecepatan roda dengan robot velocity terdapat pada persamaan 2.1. Vw = [ V1 V2 V3 ] (2.1) Vi merupakan kecepatan dari setiap roda Untuk mendapatkan matrik transformasi antara kecepatan roda dengan robot velocity, kecepatan roda dinyatakan oleh vektor rotasi pada koordinat Xγ. Sehingga menghasilkan persamaan 2.2. cos(φi + ψ) Vi = sin(φi + ψ) sin(φi + ψ) cos(φi + ψ) 1 + ψ) = cos(φi (2.2) 0 sin(φi + ψ)

18 8 Gambar 2.4 Geometri pada roda OMR [8] Dengan menambahkan kecepatan rotasi (Ω) dari robot, dengan menggunakan persamaan-persamaan di atas dan ψ =, kecepatan sudut dari setiap roda dapat dinyatakan pada gambar 2.4 [8]. ω1 V1 sin(φ1) cos(φ1) R xr ω2 = V2 = sin(φ2) cos(φ2) R yr (2.3) ω3 V3 sin(φ3) cos(φ3) R Ω 2.4 Tranformasi Kecepatan Roda dengan World Velocity Posisi dari roda pada world frame dinyatakan oleh perpindahan P dan rotasi R. P = P + R (θ)p (2.4) Dimana superscripts w dan r menandakan robot frame dan world frame. Sehingga : cos(θ + φi + ψ) sin(θ + φi + ψ) sin(θ + φi + ψ) cos(θ + φi + ψ) 1 + φi + ψ) = cos(θ (2.5) 0 sin(θ + φi + ψ) ω1 V1 sin(θ + φ1) cos(θ + φ1) R xr ω2 = V2 = sin(θ + φ2) cos(θ + φ2) R yr (2.6) ω3 V3 sin(θ + φ3) cos(θ + φ3) R Ω

19 9 2.5 Odometry OMR Odometry adalah penggunaan data dari pergerakan aktuator untuk memperkirakan perubahan posisi dari waktu ke waktu. Odometry digunakan untuk memperkirakan posisi relatif terhadap posisi awal. Untuk memperkirakan posisi relatif robot, digunakan perhitungan jumlah pulsa yang dihasilkan oleh sensor rotary encoder setiap satuan ukuran yang kemudian dikonversi menjadi satuan millimeter [1]. Untuk mendapatlan jumlah pulsa setiap satu kali putaran roda digunakan rumus pada persamaan 2.7 dan 2.8: K_roda = 2 π r (2.7) Pulsa_per_mm = resolusi_enc / K_roda (2.8) Pergerakan dari roda omni memiliki 2 DOF pergerakkan, dimana dapat bergerak rotasi sesuai dengan putaran motor dan bergerak translasi karena pengaruh dari dorongan roda lainnya yang diasumikan memiliki kecepatan Vx, Vy dan w terhadap titik referensi koordinat kartesian [9]. Hal ini dapat digunakan untuk menginvestigasi kecepatan dari ketiga roda robot yang telah di rangkai menjadi satu, untuk mendapatkan kecepatan dari roda robot (Vi) dapat kita cari menggunakan rumus pada persamaan 2.9 : V1 sin(θ) cos(θ) L Vx V2 = sin(60 θ) cos(60 θ) L Vy (2.9) V3 sin(60 + θ) cos(60 + θ) L w Untuk menyimpulkan dari geometri omni-directional mobile robot, disajikan pada Gambar 2.5, bahwa kecepatan Vx, Vy dan w bervariasi dengan ikatan kecepatan linear V1, V2 dan V3.

20 10 Gambar 2.5 Geometri omni-directional mobile robot [8] Perhitungan odometry menggunakan setiap kecepatan roda untuk memperkirakan posisi robot, Estimasi posisi akan diakumulasi dan meningkatkan dari waktu ke waktu. Persamaan kinematik robot dapat diwakili oleh sistem persamaan 2.9, dalam alternatif dari sistem persamaan V1 0 1 L V V2 = sin(60) cos(60) L Vn (2.10) V3 sin(60) cos(60) L w Kecepatan linear dan kecepatan sudut V, Vn dan w dapat diperoleh dengan menulis ulang sistem persamaan 2.10 sebagai sistem rumus-rumus persamaan V V1 Vn = [G] V2 (2.11) w V 3

21 11 Dimana G sama dengan persamaan ( ) ( ) ( ( )) ( ) ( ( )) ( ( )) ( ) ( ( )) ( ( )) (2.12) Dengan cara ini θ dapat ditemukan, menerapkan perintah pendekatan pertama, seperti yang ditunjukkan pada persamaan θ(k) = θ(k 1) + wt (2.13) Dimana T merupakan sampling time. Setelah dilakukan perhitungan θ matriks rotasi pada persamaan 2.14, bisa diterapkan untuk mendapatkan Vx dan Vy, seperti yang ditunjukkan dalam sistem persamaan 15 [9]. cos(θ) sin(θ) 0 B = sin(θ) cos(θ) 0 (2.14) Vx V1 Vy = BG V2 (2.15) w V PID Kontroler Proporsional Integral Derivatif (PID) adalah kontroler yang menggabungkan kontroler proporsional, integral dan derivatif. Kontroler ini direpresentasikan dengan persamaan sebagai berikut [10][11], m(t) = Kp. e(t) + e(t) dt + Kp. Td ( ) (2.16)

22 12 dimana Kp adalah konstanta proporsional, Ti menyatakan waktu integral dan Td menyatakan waktu derivatif. Persamaan 2.16 adalah persamaan dalam domain waktu. Untuk memudahkan penulisan dalam program, maka persamaan 2.16 dikonversikan ke dalam bentuk diskrit, dengan menggunakan finite differential orde pertama yang direpresentasikan dalam persamaan berikut [10][11], = ( ) (2.17) e(t)dt = e. t (2.18) Sehingga persamaan 2.16 menjadi, m = Kp[ Td ( ) Dimana, + e + e. t ] (2.19) Ki = Kp dan Kd = Kp dengan t = T Apabila, S = S + e (2.20) Maka persamaan controller PID dalam bentuk diskrit adalah sebagai berikut [10][11], m = Kp. e + Ki. S + Kd. (e e ) (2.21) Dimana S = jumlah error, S = jumlah error sebelumnya, e = error sekarang, e = error sebelumnya, m = output sekarang.

23 Penalaan Kostanta PID Sesuai dengan aturan Ziegler-Nichols, untuk mendapatkan nilai konstanta Kp, Ki dan Kd maka sistem diberi kontroler P. nilai Kp ditambahkan sampai sistem tersebut berosilasi secara berkesinambungan. Kurva respon dengan nilai Kp 0.7 diperlihatkan pada gambar 2.6 [1], Gambar 2.6 Kurva Respon Dengan Nilai Kp 0,7 Sesuai dengan aturan Ziegler-Nichols maka, nilai Kp tersebut dijadikan acuan sama dengan Kc, sehingga [1]: Kc = 0,7 Tc = 19 x 10ms = 190ms Ti = 0,5 x 190 = 95 Td = 0,125 x 190 = 23,75 Fungsi alih kontroler PID plant, berdasarkan Ziegler Nichols sebagai berikut [1]: U = Kp T S (2.22)

24 14 Kp = 0,6 x Kc = 0,6 x 0,7 = 0,42 Ki = Kp / Ti = 0,42 / 95 = 0,004 Kd = Kp x Td = 0,42 x 23,75 = 9,975 Dalam aplikasinya, maka peran dari kontroler ini dapat diterapkan dalam program dengan formulasi seperti berikut: U = Kp err + Ki I + Kd d (2.23)

25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Pada penulisan tugas akhir ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Dimana eksperimen yang dilakukan adalah dengan melakukan pengujian-pengujian terhadap sistem kerja motor dan analisa error untuk menentukan pergerakan dari robot. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Untuk penelitian tugas akhir ini digunakan beberapa alat dan bahan untuk pembuatan dan realisasi sistem diantaranya : 1. Battery digunakan sebagai sumber tegangan pada rangkaian. 2. Driver motor digunakan untuk mengontrol kecepatan motor, dan menentukan arah putaran CW (Clock Wise) atau CCW (Counter Clock Wise). 3. Mikrokontroler digunakan untuk pengolahan data, selain itu juga untuk perhitungan metode odometry yang digunakan, kemudian data odometry akan di tampilkan pada lcd. 4. Motor DC Digunakan sebagai penggerak robot. 5. Rotary Encoder adalah sensor yang digunakan untuk menghitung counter putaran motor. 15

26 Rancangan Penelitian Pada rancangan penelitian ini terdapat dua tahap perancangan, yaitu perancangan hardware yang berisi rancangan rangkaian yang dibutuhkan dalam sistem, dan rancangan software yang berisi rancangan alur program pada mikrokontroler untuk melakukan pengontrolan pada sistem Perancangan Mekanik Perancangan Desain Mekanik Dalam perancangan sistem mekanik, sistem yang dibangun harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Sudut ketiga roda diusahakan benarbenar sama supaya dapat memberikan keakuratan data dan kerja dari robot yang maksimal, seperti pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Desain robot Disediakan pula tempat untuk hardware elektronika. Tempat ini seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.1. Disini juga ditempatkan baterai sebagai sumber listrik dari sistem ini.

27 Motor DC dan Roda Omni Motor Penggerak utama robot adalah motor DC 12 Volt. Perbandingan gear pada motor ini adalah 1:50 dengan kecepatan putar 600 rpm. Torsi dari motor ini adalah 20 kg.cm. Pada gambar 3.2 merupakan motor yang digunakan dalam proyek ini. Gambar 3.2 Motor DC 12 V Susunan roda omni sangat berbeda dengan roda-roda yang biasanya kita temui. Seperti pada gambar 3.3, roda omni mempuyai desain khusus untuk bisa bergerak maju dan ke samping tanpa melakukan manuever. Gambar 3.3 Desain roda omni Pada bagian roda, ditambahkan part untuk memperkecil lubang pada poros roda. Poros motor di-couple dengan poros berdiameter 10 mm, sehingga sesuai

28 18 dengan part tambahan pada poros roda. Berikut adalah gambar 3.4 mengenai roda dan part tambahan yang digunakan : Gambar 3.4 Roda dan Part Tambahan yang Digunakan Rotary Encoder dan Roda Omni Rotary Rotary encoder pada penelitian ini meggunakan rotary product autonics yang menggunakan tegangan input VDC. Rotary encoder akan bergerak bebas sesuai dengan pergerakan dari robot, hanya digunakan sebagai feedback posisi robot berdasarkan data ketiga rotary yang dihitung menggunakan metode odometry. Gambar 3.5 menunjukkan rotary encoder yang digunakan pada penelitian ini. Gambar 3.5 Rotary Encoder Pada penelitian ini rotary encoder juga menggunakan roda omni sebagai penggerak rotary encoder. Dikarenakan motor DC master menggunakan roda

29 19 omni makan rotary juga menggunakan roda omni. Seperti pada gambar 3.6, roda omni mempuyai desain khusus untuk bisa bergerak maju dan ke samping tanpa melakukan manuever. Gambar 3.6 Desain roda omni Pada bagian roda, ditambahkan part untuk memperkecil lubang pada poros roda. Poros rotary di-couple dengan poros berdiameter 8 mm, sehingga sesuai dengan dengan part tambahan pada poros roda. Berikut adalah gambar 3.7 mengenai roda dan part tambahan yang digunakan : Gambar 3.7 Part Tambahan yang Digunakan Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras yang akan dibuat dalam sistem meliputi, battery, LCD, Keypad, driver motor DC, Rotary Encoder, sistem minimum

30 20 mikrokontroller master dan slave. Secara umum blok diagram sistem dari perancangan perangkat keras dapat dilihat pada gambar 3.8. Gambar 3.8 Blok Diagram Sistem Keseluruhan Tiap-tiap bagian dari diagram blok sistem di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penjelasan Mikrokontroller Master. a. Ketiga rotary encoder menggunakan roda yang menempel pada bidang orientasi robot. Sehingga ketika robot bergerak karena perputaran roda master, roda rotary berputar dan sumbu dari rotary encoder juga ikut berputar. Rotary encoder mengeluarkan pergantian pulsa 0 dan 1 setiap terjadi putaran roda. Rotary encoder digunakan untuk menghitung banyak putaran roda rotary.

31 21 b. Pada penelitian kali ini menggunakan rotary dengan 200 pulsa / 1 putaran dengan roda omni rotary yang berdiameter 58 mm. Maka peneliti dapat menghitung jarak yang ditempuh setiap satu pulsa sama dengan diameter roda dibagi jumlah pulsa rotary per putaran sama dengan 0,9114 mm. c. Untuk mengetahui dimana posisi x, y, theta robot saat t berdasarkan banyak putaran masing-masing rotary encoder melalui perhitungan odometry. Berdasarkan data odometry kita bisa mengetahui posisi robot (x (mm), y (mm), theta (derajat)). d. Berdasarkan target posisi yang diinputkan secara manual dan posisi t = t, peneliti menggunakan data tersebut sebagai acuan untuk menghitung berapa kecepatan masing-masing motor untuk mencapai target posisi menggunakan rumus kinematika OMR, kemudian mengontrol kecepatan masing-masing motor dengan memberi set point kecepatan ke mikrokontroller slave dalam rad/s. 2. Penjelasan mikrokontroller (Slave) : a. Untuk mengontrol kecepatan motor melalui data rotary dari motor berdasarkan data feedback dari rotary motor. Pengontrolan kecepatan menggunakan PWM dengan cara mengatur lebar pulsa keluaran ke driver motor. Semakin besar lebar pulsa maka semakin cepat kecepatan motor. b. Motor DC yang digunakan merupakan motor yang include dengan rotary dengan resolusi 8 pulsa per putaran. Dimana untuk mendapatkan data rad/s menggunakan timer interrupt 1 pada mikrokontroller master untuk

32 22 membaca banyak counter pulsa, dan timer 0 yang digunakan untuk mereset data rotary setiap 1 detik. Timer 0 akan mereset data counter pulsa setiap detiknya, dengan begitu peneliti bisa mendapatkan data pulsa perdetik. Dari data pulsa per detik peneliti dapat menghitung kecepatan motor dengan membagi banyak pulsa perdetik dengan jumlah pulsa per putaran encoder motor. c. Dalam penelitian ini digunakan PID control untuk mengotrol PWM berdasarkan data rotary dikarenakan PWM hanya mengeluarkan output berupa lebar pulsa, sehingga kita tidak tahu pasti berapa kecepatan motor dalam rad/s. Setiap detiknya banyak putaran motor dihitung oleh mikrokontroller. Apabila banyak putaran motor kurang dari target, PWM akan bertambah secara otomatis sesuai dengan perhitungan PID control, jika banyak putaran motor melebihi target, PWM akan berkurang. d. Tuning PID dilakukan dengan menggunakan metode Ziegler Nichols untuk menentukan nilai Kp, Ki dan Kd yang dijelaskan pada bab II untuk mendapatkan respon motor yang bagus. i. Menentukan nilai Kp mulai dari ii. Menghitung Kc berdasarkan nilai Kp dengan grafik error yang stabil. iii. Menghitung nilai Kp = Kc x 0.6. iv. Pada penelitian kali ini menggunakan nilai Tc (sampling timer) = 190 ms. v. Menghitung nilai Ti = 0.5 x Tc.

33 23 vi. Menghitung nilai Td = x Tc. vii. Menghitung nilai Ki = Kp / Ti. viii. Menghitung nilai Kd = Kp x Kd. e. Data target kecepatan masing-masing motor diterima dari mikrokontroller (master) sudah dalam rad/s Perancangan Driver Motor DC Driver motor pada penelitian ini digunakan untuk mengontrol kecepatan motor DC dan arah putaran motor agar motor biasa bergerak CW dan CCW. Jenis driver motor yang digunakan yaitu tipe EMS 30A H-Bridge. Spesifikasi: 1. Terdiri dari 1 driver full H-Bridge. Tersedia rangkaian current sense untuk IC VNH2SP Mampu melewatkan arus kontinyu 30 A. 3. Range tegangan output untuk beban: 5,5 V sampai 36C (IC VNH2SP30 hanya sampai 16 V). 4. Input kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS. 5. Jalur catu daya input (VCC) terpisah d ari jalur catu daya untuk beban (V mot). 6. Output tri-state. 7. Frekuensi PWM sampai dengan 20 KHz.

34 24 8. Fault Detection, misal jika terjadi over current maka driver akan memberikan sinyal ke mikrokontroler (fasilitas ini diabaikan dalam penelitian ini). 9. Proteksi hubungan singkat, dengan tersedianya fuse untuk proteksi hubung singkat. 10. Proteksi overtemperature, tersedia fasilitas untuk melindungi hardware dari temperature yang berlebih. Pada gambar 3.9 untuk membuat motor bergerak forward MIN1 diberi logika HIGH dan MIN 2 diberi logika LOW, untuk menggerakkan motor reverse MIN1 diberi logika LOW dan MIN 2 diberi logika HIGH. Gambar 3.9 Tabel Kebenaran Driver MCS-30A

35 Perancangan Rotary Encoder Rotary encoder, atau disebut juga Shaft encoder, seperti pada gambar 3.10 merupakan perangkat elektro-mekanik yang digunakan untuk mengkonversi posisi angular (sudut) dari shaft atau roda ke dalam kode digital, menjadikannya semacam transducer. Perangkat ini biasanya digunakan dalam bidang robotika, perangkat masukan komputer (seperti optomekanikal mouse dan trackball), serta digunakan dalam kendali putaran radar, dll [8]. Gambar 3.10 Rotary Encoder Tipe Incremental [8] Dalam Penelitian ini rotary digunakan untuk mendeteksi berapa banyak jarak tempuh dari robot, berdasarkan data putaran dari rotary. Sensor rotary akan menghasilkan pulsa setiap ada perputaran dari porosnya. Data output pulsa rotary ini yang nantinya akan dijadikan acuan oleh mikrrokontroller sebagai acuan untuk menghitung perhitungan odometry Perancangan NUC140VE3CN Mikrokontroller Slave Perancangan sistem minimum mikrokontroller slave digambarkan pada gambar Pada penelitian ini mikrokontroller slave digunakan untuk

36 26 mengontrol arah putaran dan kecepatan motor berdasarkan data direction dan setpoint dari mokrokontroller master. Gambar 3.11 Perancangan Minimum Sistem Mikrokontroller Slave MIN1 dan MIN2 sebagai pengatur arah putaran motor. Jika MIN1 = 1 dan MIN 2 = 0 motor berputar kearah CW, jika MIN1 = 0 dan MIN2 = 1 motor berputar kearah CCW, dan jika MIN1 dan MIN 2 motor akan mengerem. PWM motor digunakan untuk mengatur kecepatan motor, berdasarkan data input dari rotary motor. Input rotary dari motor akan digunakan sebagai data input untuk mengontrol kecepatan motor dengan metode PID agar kecepatan sesuai dengan rad/s dari set point yang datanya didapatkan dari mikrokontroller master. PWM akan berganti secara otomatis menyesuaikan dengan kecepatan real dari data rotary motor itu sendiri. Peneliti berharap dengan kondisi baterai yang tidak sama motor akan tetap berputar dengan kecepatan yang sama dalam rad/s. Pin configuration data ditunjukkan pada tabel 3.1.

37 27 Tabel 3.1 Pin Configuration NUC140VE3CN Slave PIN NUC140VE3CN SETTING PORT FUNGSI E_GPD,11 PWMA Memberikan sinyal pulsa pwm ke motor A E_GPC,3 MIN1A Pengatur output keluaran VM1A = 0V atau PWM E_GPC,1 MIN2A Pengatur output keluaran VM2A = 0V atau PWM E_GPC,4 PWMB Memberikan sinyal pulsa pwm ke motor B E_GPC,2 MIN1B Pengatur output keluaran VM1B = 0V atau PWM E_GPC,0 MIN2B Pengatur output keluaran VM2B = 0V atau PWM E_GPB,6 PWMC Memberikan sinyal pulsa pwm ke motor C E_GPD,12 MIN1C Pengatur output keluaran VM1C = 0V atau PWM E_GPD,10 MIN2C Pengatur output keluaran VM2C = 0V atau PWM E_GPB,9 TM_1 Rotary pin motor A E_GPB,10 TM_2 Rotary pin motor B E_GPB,11 TM_3 Rotary pin motor C E_GPE,0-7 Data Input Data input dari mikrokontroller master E_GPA,8-15 Data Input Data input dari mikrokontroller master Perancangan Learning Board NUC140VE3CN Perancangan sistem minimum mikrokontroller master digambarkan pada gambar 3.12, Gambar 3.12 Perancangan Minimum Sistem Mikrokontroller Master Pada penelitian kali ini mikrokontroller master digunakan untuk perhitungan odometry berdasarkan data input dari rotary encoder. Berdasarkan data input dari ketiga rotary encoder tersebut peneliti bisa mendapatkan data jarak tempuh masing-masing roda rotary encoder.

38 28 Input masing-masing jarak tempuh rotary encoder kemudian digunakan untuk menentukan posisi x, y, theta robot menggunakan rumus - rumus yang terdapat dalam metode odometry. Pada learning board NUC140VE3CN ini juga digunakan LCD matrix untuk tampilan dan keypad sebagai pengatur inputan program yang akan dijalankan. Pin configuration yang digunakan ditunjukkan pada tabel 3.2, Tabel 3.2 Pin Configuration NUC140VE3CN Master PIN NUC140VE3CN SETTING PORT FUNGSI E_GPD,8-14 LCD_MATRIX LCD Matrix SPI3 pin NUVOTON E_GPA,0-5 Keypad Keypad Learning board NUVOTON E_GPB,9 TM_1 Rotary pin motor A E_GPB,10 TM_2 Rotary pin motor B E_GPB,11 TM_3 Rotary pin motor C E_GPE,13 Arah Putar 1 Rotary pin motor A' E_GPE,14 Arah Putar 2 Rotary pin motor B' E_GPE,15 Arah Putar 3 Rotary pin motor C' E_GPE,0-7 Data Output Data output ke mikrokontroller slave E_GPA,8-15 Data Output Data output ke mikrokontroller slave Perancangan Perangkat Lunak Pada penelitian ini perancangan perangkat lunak menggunakan software Coocox IDE. Peneliti menggunakan dua mikrokontroller master dan slave sebagai kontrol robot Perancangan Perangkat Lunak Mikrokontroller Slave Mikrokontroller slave digunakan untuk mengontrol motor dari data set point dan feedback dari rotary motor. Flowchart program ditunjukkan pada gambar Dari gambar flowchart dapat kita lihat bagaimana proses program yang dijalankan pada mikrokontroller slave. Data input Rot didapatkan dari input

39 29 rotary motor. Data Target didapatkan dari input mikrokontroller master. flowchart menjelaskan proses program yang dijalankan pada mikrokontroller master. Data input pulsa rotary motor A, pulsa rotary motor B, dan pulsa rotary motor C merupakan data jumlah pulsa yang didapatkan dari input masingmasing rotary motor. Data pulsa tersebut dikalikan jarak per pulsa untuk mendapatkan jarak tempuh masing-masing rotary motor. Gambar 3.13 Flowchart Program Mikrokontroller Slave Pada penelitian kali ini menggunakan mikrokontroller NUC140VE3CN. Data rotary didapatkan dengan menggunakan fitur timer yang terdapat dalam mikrokontroller. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti menghubungkan pin TM_1 dengan rotary motor A, pin TM_2 dengan rotary motor B, pintm_3

40 30 dengan rotary motor C. Selain itu peneliti perlu mengatur register dari masingmasing timer agar bisa digunakan sebagaimana mestinya. Dengan menggunakan program interrupt timer peneliti bisa mendapatkan data putaran dari rotary motor berdasarkan satuan sampling. Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan pin PWM khusus dari mikrokontroller, tetapi menggunakan pin logika biasa yang di manipulasi melalui program melalui subroutine interrupt timer 0. Penggunaan subroutine timer 0 selain digunakan untuk mengontrol pwm juga digunakan untuk perhitungan PID control motor. Peneliti juga perlu mengatur register dari timer 0 agar subroutine bisa berjalan Perancangan Perangkat Lunak Mikrokontroller Master Mikrokontroller master digunakan untuk menghitung odometry dari data input masing-masing rotary encoder kemudian memberikan perintah kepada mikrokontroller slave untuk menggerakkan masing-masing motor berdasarkan nilai error ke titik tujuan. Flowchart program ditunjukkan pada gambar Kita ketahui resolusi rotary sama dengan 200 pulsa per putaran, diameter roda sama dengan 182,28 mm. Maka untuk mendapatakan berapa jarak per pulsa sama dengan diameter roda dibagi jumlah pulsa per putaran rotary encoder. Dengan mengetahui jarak tempuh masing-masing roda rotary encoder peneliti bisa mengetahui posisi ( x, y, theta ) robot saat ini. Dengan mengetahui posisi robot saat ini dan tujuan robot, peneliti bisa menentukan berapa persen perbandingan kecepatan masing-masing motor menggunakan metode invers

41 31 odometry. Data tersebut kemudian dikirimkan ke mikrokontroller slave sebagai target kecepatan masing-masing motor. Gambar 3.14 Flowchart Program Mikrokontroller Master Pada penelitian kali ini menggunakan mikrokontroller NUC140VE3CN. Data rotary didapatkan dengan menggunakan fitur timer yang terdapat dalam mikrokontroller. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti menghubungkan pin TM_1 dengan rotary encodera, pin TM_2 dengan rotary encoderb, pintm_3

42 32 dengan rotary encoderc. Selain itu peneliti perlu mengeset register dari masingmasing timer agar bisa digunakan sebagaimana mestinya. Data V1, V2 dan V3 dikirimkan ke mikrokotroller slave sebagai target kecepatan masing-masing motor. Data-data tersebut kemudian diolah oleh mikrokontroller slave untuk dijadikan acuan sebagai pergerakan motor.

43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hasil dan pembahasan dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat telah berfungsi dengan baik dan sesuai dengan perancangannya. Adapun pengujian yang dilakukan meliputi : 1. Pengujian PID motor. 2. Pengujian jarak per pulsa rotary encoder. 3. Pengujian nilai jarak roda rotary ke titik pusat robot. 4. Pengujian sistem untuk navigasi robot. 4.1 Pengujian PID Motor 1. Tujuan: a. Mendapatkan konstanta Kp, Kd dan Ki yang maksimal yaitu rising time yang sangat cepat dan sedikit isolasi. b. Motor bisa adaptif dalam mengatur kecepatannya tanpa terpengaruh kondisi battery dan beban tambahan. 2. Peralatan Tambahan: a. Software Microsoft Excel untuk menampilkan grafik. 3. Prosedur: a. Memilih nilai setpoint berdasarkan metode Ziegler Nichols. b. Menekan tombol push button untuk menampilkan nilai error. 33

44 34 c. Menginputkan nilai error kontrol PID dari error sama dengan minus 255 sampai 255 pada Microsoft Excel. d. Menampilkan grafik berdasarkan nilai error. Berdasarkan metode Ziegler Nichols, pertama peneliti mencari nilai Kp untuk mendapatkan nilai Kp dengan nilai error yang stabil. Kemudian peneliti menggunakan data Kp tersebut sebagai nilai acuan nilai (Kc) untuk menghitung nilai Ki, Kp dan Kd Pengujian Ziegler Nichols Peneliti menggunakan metode Ziegler Nichols untuk menentukan nilai Kp, Ki dan Kd yang dijelaskan pada bab II. Dengan memberi nilai Kp awal sebagai acuan untuk melihat respon motor, Kemudian nilai Kp tersebut dijadikan sebagai nilai Kc menggunakan metode Ziegler Nichols. Tabel 4.1 merupakan hasil perhitungan nilai Kp, Ki dan Kd berdasarkan nilai Kc. Tabel 4.1 Hasil Perhitungan nilai menggunakan metode Ziegler Nichols Kc Kp Ki Kd Berdasarkan data dari Tabel 4.1 kemudian peneliti menginputkan nilai Kc sebagai nilai Kp untuk melihat respon dari motor. Data error sama dengan data data rotary (rad/s) dikurangi target (rad/s) dalam satuan waktu merupakan data yang diamati pada grafik respon motor pada Tabel 4.2.

45 35 Tabel 4.2 Respon Motor Dengan Set Point Kp Berbeda Kc Grafik Error Penerapan Zieger Nichols Rise Time (ms) Settling Time (ms) Pada Tabel 4.2 pada tabel grafik error, adalah grafik dengan nilai Kp = Kc, Ki = 0 dan Kd = 0. Tabel penerapan Ziegler Nichols menampilkan grafik error dengan nilai Kp, Ki dan Kd pada tabel 4.1 sesuai dengan nilai Kc Analisa Pengujian Dari percobaan yang sudah dilakukan di atas, nilai Kp di uji sampai grafik error mengalami osilasi yang berkesinambungan. Setelah diketahui nilai Kp tersebut kemudian dilakukan penghitungan nilai Ki dan Kd menggunakan metode Zieger Nichols. Dapat diketahui untuk konstanta Kp, Kd dan Ki optimal pada nilai Kp = 0.3, Ki = dan Kd = yang mempunyai nilai rise time ms dan settling time 7790 ms. Sistem kontrol dikatakan bagus karena kontrol bisa mencapai rising time yang cepat dan sedikit mengalami osilasi. Untuk percobaan selanjutnya peneliti menggunakan nilai konstanta tersebut sebagai kontrol PID pengatur kecepatan motor DC.

46 Pengujian Jarak per Pulsa Rotary Encoder 1. Tujuan: a. Mendapatkan konstanta jarak roda rotary berdasarkan jumlah pulsa. b. Sistem bisa mengetahui jarak yang ditempuh berdasarkan putaran roda rotary. 2. Peralatan Tambahan: a. Penggaris. 3. Prosedur: a. Untuk mendapatkan jarak per pulsa, diketahui diameter roda 182,28 mm dan rotary yang digunakan memiliki resolusi 200 pulsa persatu putaran. Maka didapatkan jarak per pulsa rotary sama dengan diameter roda dibagi resolusi sama dengan sebagai acuan awal nilai jarak per pulsa. b. Mengggerakkan robot secara manual kearah putar roda rotary dengan jarak cm (jarak ini ditentukan secara sembarang sebagai jarak uji). c. Mengamati nilai yang ditampilkan pada LCD berdasarkan perhitungan program dengan jarak tempuh sebenarnya pada setiap 10 cm perubahan posisi roda. Untuk menentukan nilai jarak per pulsa, peneliti mengunakan metode biseksi sebagai acuan penentuan nilai agar mendekati angka nol. Metode biseksi hanya sebagai acuan untuk menentukan angka-angka yang dimasukkan untuk

47 37 diteliti lebih lanjut hasil outputnya pada tampilan LCD. Untuk menggunakan metode biseksi, membutuhkan dua data sebagai data awal. peneliti menggunakan nilai acak sebagai nilai a dan nilai awal secara perhitungan real sebagai nilai b. Perhitungan nilai diperlihatkan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Penentuan nilai pengujian a b x Erra Errb Errx % 0.25% -0.02% % 0.25% 0.12% % 0.12% 0.05% % 0.05% 0.01% % 0.01% 0.00% % 0.01% 0.00% Pada Tabel 4.3 terdapat warna merah muda dan biru muda, warna biru muda menunjukkan nilai Erra dan Errb memiliki sumbu yang sama, sedangkan warna merah muda menunjukkan nila Erra dan Errb tidak berada pada sumbu yang sama. Untuk menentukan nilai x, menggunakan rumus 4.1 x = a + (4.1) Kemudian peneliti menghitung nilai masing-masing Erra, Errb, dan Errx. Berdasarkan metode biseksi jika Erra dan Errx keduanya kurang dari nol maka a = x. Jika Erra dan Errx berlainan sumbu positif dan negatif maka b = x Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9114 mm Nilai awal 0,9114 didapatkan dari perhitungan diameter roda dibagi dengan jumlah pulsa per rotasi satu kali putaran rotary. Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9114 mm

48 38 Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.4 menunjukkan besar nilai error minimum 0.1%, maksimum 0.56%, rata-rata error 0.3% masih cukup tinggi, peneliti membutuh kan data rata-rata error kurang dari 0.1%, jadi dilakukan pengujian lagi dengan nilai jarak per pulsa pada percobaan selanjutnya. Jarak Real (mm) Perhitungan (mm) Error % % % % % % % Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9064 mm Nilai acak 0,9064 didapatkan dari perhitungan untuk menghasilkan nilai Err kurang dari nol. Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 4.5. Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 menunjukkan besar nilai error minimum 0.01%, maksimum 0.45%, rata-rata error 0.25% masih cukup tinggi, peneliti membutuh kan data rata-rata error kurang dari 0.1%, jadi dilakukan pengujian lagi dengan nilai jarak per pulsa pada percobaan selanjutnya.

49 39 Tabel 4.5 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9064 mm Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9089 mm Nilai 0,9089 didapatkan melalui hasil perhitungan nilai x, x = 0, ,9114 0, = 0,9089 Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,9089 mm Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 menunjukkan besar nilai error minimum 0.02%, maksimum 0.28%, rata-rata error 0.1% masih cukup tinggi, peneliti membutuh kan data rata-rata error kurang dari 0.1%, jadi dilakukan pengujian lagi dengan nilai jarak per pulsa pada percobaan selanjutnya. Jarak Real (mm) Perhitungan (mm) Error % % % % % % % Jarak Real (mm) Perhitungan (mm) Error % % % % % % %

50 Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,91015 mm Nilai 0,91015 didapatkan melalui hasil perhitungan nilai x, x = 0, ,9114 0, = 0,91015 Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,91015 mm Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.7 menunjukkan besar nilai error minimum 0.04%, maksimum 0.42%, rata-rata error 0.174% masih cukup tinggi, peneliti membutuh kan data rata-rata error kurang dari 0.1%, jadi dilakukan pengujian lagi dengan nilai jarak per pulsa pada percobaan selanjutnya Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90953 mm Nilai 0, didapatkan melalui hasil perhitungan nilai x, x = 0, Jarak Real (mm) Perhitungan (mm) Error % % % % % % % 0, , = 0,90953 Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 4.8.

51 41 Tabel 4.8 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90953 mm Dari hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 4.8 menunjukkan besar nilai error minimum 0.05%, maksimum 0.35%, rata-rata error 0.125% masih cukup tinggi peneliti membutuh kan data rata-rata error kurang dari 0.1%, jadi dilakukan pengujian lagi dengan nilai jarak per pulsa pada percobaan selanjutnya Pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90921 mm Nilai 0,90921 didapatkan melalui hasil perhitungan nilai x, x = 0, Jarak Real (mm) Perhitungan (mm) Error % % % % % % % 0, , = 0,90921 Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil pengujian dengan nilai jarak per pulsa 0,90921 mm Jarak Real (mm) Perhitungan (mm) Error % % % % % % %

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 1 SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560 Adityan Ilmawan Putra, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang Siswojo.

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Joko Prasetyo, Purwanto, Rahmadwati. Abstrak Pompa air di dunia industri sudah umum digunakan sebagai aktuator

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI)

IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI) IMPLEMENTASI ROBOT THREE OMNI-DIRECTIONAL MENGGUNAKAN KONTROLER PID PADA ROBOT KONTES ROBOT ABU INDONESIA (KRAI) Publikasi Jurnal Skripsi Disusun Oleh : RADITYA ARTHA ROCHMANTO NIM : 916317-63 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN SISTEM

IV. PERANCANGAN SISTEM SISTEM PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR PADA MESIN PEMUTAR GERABAH MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DEFERENSIAL (PID) BERBASIS MIKROKONTROLER Oleh: Pribadhi Hidayat Sastro. NIM 8163373 Jurusan

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID 1 Ahmad Akhyar, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Erni Yudaningtyas. Abstrak Alat penyiram tanaman yang sekarang

Lebih terperinci

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno 1 Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno Anggara Truna Negara, Pembimbing 1: Retnowati, Pembimbing 2: Rahmadwati. Abstrak Perancangan alat fermentasi kakao otomatis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain: BAB III METODE PENELITIAN Dalam pembuatan kendali robot omni dengan accelerometer dan keypad pada smartphone dilakukan beberapa tahapan awal yaitu pengumpulan data yang diperlukan dengan beberapa cara

Lebih terperinci

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA Hendrik Albert Schweidzer Timisela Jl. Babakan Jeruk Gg. Barokah No. 25, 40164, 081322194212 Email: has_timisela@linuxmail.org Jurusan

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID 1 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID Rievqi Alghoffary, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Bambang siswoyo. Abstrak Pengontrolan kecepatan pada alat

Lebih terperinci

(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC)

(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC) (Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC) Latar Belakang Tujuan Tugas Akhir merancang sistem pengendalian kecepatan pada mobil listrik 2 1 Mulai No Uji sistem Studi literatur Marancang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian dan analisis alat peraga sistem kendali pendulum terbalik yang meliputi pengujian dimensi mekanik, pengujian dimensi dan massa

Lebih terperinci

NAVIGASI 4 WHEEL OMNI DRIVE ROBOT MANUAL PADA KRAI 2014 BERBASIS TRAJEKTORI i. JUDUL TUGAS AKHIR

NAVIGASI 4 WHEEL OMNI DRIVE ROBOT MANUAL PADA KRAI 2014 BERBASIS TRAJEKTORI i. JUDUL TUGAS AKHIR NAVIGASI 4 WHEEL OMNI DRIVE ROBOT MANUAL PADA KRAI 2014 BERBASIS TRAJEKTORI i. JUDUL TUGAS AKHIR Disusun Oleh : NOVENDRA SETYAWAN NIM. 201010130311004 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem kendali pendulum terbalik. 3.1.

Lebih terperinci

PATH TRACKING PADA MOBILE ROBOT DENGAN UMPAN BALIK ODOMETRY

PATH TRACKING PADA MOBILE ROBOT DENGAN UMPAN BALIK ODOMETRY PATH TRACKING PADA MOBILE ROBOT DENGAN UMPAN BALIK ODOMETRY Bayu Sandi Marta (1), Fernando Ardilla (2), A.R. Anom Besari (2) (1) Mahasiswa Program Studi Teknik Komputer, (2) Dosen Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC Andhyka Vireza, M. Aziz Muslim, Goegoes Dwi N. 1 Abstrak Kontroler PID akan berjalan dengan baik jika mendapatkan tuning

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID Arga Rifky Nugraha, Pembimbing 1: Rahmadwati, Pembimbing 2: Retnowati. 1 Abstrak Pengontrolan kecepatan pada

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC

Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC 88 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 5 (215) No. 2, pp. 88-17 Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC E. Merry Sartika dan Hardi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI Jumiyatun Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadolako E-mail: jum@untad.ac.id ABSTRACT Digital control system

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Makalah Seminar Tugas Akhir RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE) Heru Triwibowo [1], Iwan Setiawan [2], Budi Setiyono

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH

PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH PERANCANGAN DAN ANALISIS PERBANDINGAN POSISI SENSOR GARIS PADA ROBOT MANAGEMENT SAMPAH Bambang Dwi Prakoso Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing : Sholeh Hadi Pramono, Eka Maulana

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

Bab IV Pengujian dan Analisis

Bab IV Pengujian dan Analisis Bab IV Pengujian dan Analisis Setelah proses perancangan, dilakukan pengujian dan analisis untuk mengukur tingkat keberhasilan perancangan yang telah dilakukan. Pengujian dilakukan permodul, setelah modul-modul

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM. didapat suatu sistem yang dapat mengendalikan mobile robot dengan PID BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dibahas hasil analisa pengujian yang telah dilakukan, pengujian dilakukan dalam beberapa bagian yang disusun dalam urutan dari yang sederhana menuju

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI INVERS KINEMATICS PADA SISTEM PERGERAKAN MOBILE ROBOT RODA MEKANUM

IMPLEMENTASI INVERS KINEMATICS PADA SISTEM PERGERAKAN MOBILE ROBOT RODA MEKANUM IMPLEMENTASI INVERS KINEMATICS PADA SISTEM PERGERAKAN MOBILE ROBOT RODA MEKANUM Publikasi Jurnal Skripsi Disusun Oleh : VERI HENDRAYAWAN NIM : 105060301111004-63 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE) Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID Basuki Winarno, S.T., M.T. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Presentasi Tugas Akhir 5 Juli 2011 PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC Pembimbing: Dr.Ir. Moch. Rameli Ir. Ali Fatoni, MT Dwitama Aryana

Lebih terperinci

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8 I Nyoman Benny Rismawan 1, Cok Gede Indra Partha 2, Yoga Divayana 3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

DT-51 Application Note

DT-51 Application Note DT-51 Application Note AN116 DC Motor Speed Control using PID Oleh: Tim IE, Yosef S. Tobing, dan Welly Purnomo (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Sistem kontrol dengan metode PID (Proportional Integral

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil perancangan meliputi hasil perancangan perangkat keras dan perancangan sistem kendali. 4.1.1 Hasil Perancangan

Lebih terperinci

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 67 Telp & Fax. 5566 Malang 655 KODE PJ- PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI

Lebih terperinci

ANALISIS PERANGKAT KERAS PADA ROBOT KESEIMBANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTO TUNING PID

ANALISIS PERANGKAT KERAS PADA ROBOT KESEIMBANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTO TUNING PID ANALISIS PERANGKAT KERAS PADA ROBOT KESEIMBANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTO TUNING PID LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program

Lebih terperinci

Path Tracking Pada Mobile Robot Dengan Umpan Balik Odometry

Path Tracking Pada Mobile Robot Dengan Umpan Balik Odometry The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Path Tracking Pada Mobile Robot Dengan Umpan Balik

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI PID PADA SUBSISTEM AKTUATOR ROBOT MOBIL TIPE SINKRON

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI PID PADA SUBSISTEM AKTUATOR ROBOT MOBIL TIPE SINKRON PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PENGENDALI PID PADA SUBSISTEM AKTUATOR ROBOT MOBIL TIPE SINKRON Muhammad Ilhamdi Rusydi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Andalas Padang, Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA. beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda BAB IV PROTOTYPE ROBOT TANGGA BERODA 4.1 Desain Sistem Sistem yang dibangun pada tugas akhir ini bertujuan untuk membangun robot beroda yang dapat menaiki tangga dengan metode pengangkatan beban pada roda

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SKRIPSI... ii

DAFTAR ISI. SKRIPSI... ii DAFTAR ISI SKRIPSI... i SKRIPSI... ii PERNYATAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

Pengontrol PID pada Robot Beroda untuk Kontes Robot Cerdas Indonesia

Pengontrol PID pada Robot Beroda untuk Kontes Robot Cerdas Indonesia 18 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 4 (2013) No. 1, pp. 18-33 Pengontrol PID pada Robot Beroda untuk Kontes Robot Cerdas Indonesia E. Merry Sartika dan Rocky Anthony Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan telah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3, kemudian perancangan tersebut diimplementasi ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).hasil implementasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Umum Robot merupakan kesatuan kerja dari semua kerja perangkat penyusunnya. Perancangan robot dimulai dengan menggali informasi dari berbagai referensi, temukan ide,

Lebih terperinci

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7 EMS 5 A H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 6. Tabel Kebenaran... 5 7. Prosedur Testing... 6 7.1.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALI PERLAMBATAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN SENSOR ULTRASONIK

SISTEM PENGENDALI PERLAMBATAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN SENSOR ULTRASONIK 1 SISTEM PENGENDALI PERLAMBATAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN SENSOR ULTRASONIK Deaz Achmedo Giovanni Setyanoveka, Pembimbing 1: Ir. Purwanto, MT., Pembimbing 2: Ir. Bambang Siswoyo,

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER Nursalim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana Jl. Adisucipto-Penfui Kupang,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS 3.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Keras Secara sederhana, perangkat keras pada tugas akhir ini berhubungan dengan rancang bangun robot tangan. Sumbu

Lebih terperinci

Siswo Dwi Utomo. Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Djoko Purwanto M.Eng Dr. Tri Arief Sardjono ST. MT

Siswo Dwi Utomo. Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Djoko Purwanto M.Eng Dr. Tri Arief Sardjono ST. MT Siswo Dwi Utomo 2209 106 020 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Djoko Purwanto M.Eng Dr. Tri Arief Sardjono ST. MT. 196 512 111 990 021 002 197 002 121 995 121 001 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Batasan Masalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya. PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO Else Orlanda Merti Wijaya S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail : elsewijaya@mhs.unesa.ac.id

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN Dimas Silvani F.H 1*, Abd. Rabi 1, Jeki Saputra 2 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM GERAK HOLONOMIC PADA ROBOT KRSBI BERODA 2017 IMPLEMENTATION OF HOLONOMIC MOTION IN INDONESIAN SOCCER WHEELED ROBOT CONTEST 2017

IMPLEMENTASI SISTEM GERAK HOLONOMIC PADA ROBOT KRSBI BERODA 2017 IMPLEMENTATION OF HOLONOMIC MOTION IN INDONESIAN SOCCER WHEELED ROBOT CONTEST 2017 Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer IMPLEMENTASI SISTEM GERAK HOLONOMIC PADA ROBOT KRSBI BERODA 2017 IMPLEMENTATION OF HOLONOMIC MOTION IN INDONESIAN SOCCER WHEELED ROBOT CONTEST 2017 Muliady 1, Gerry Arisandy

Lebih terperinci

REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA LISTRIK DENGAN PENGONTROL PID

REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA LISTRIK DENGAN PENGONTROL PID REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA LISTRIK DENGAN PENGONTROL PID Disusun Oleh: Samuel Natanto Herlendra 0422031 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan penulis merupakan pengujian terhadap perangkat keras dan.perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL Muhammad Miftahur Rokhmat Teknik Elektro Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing: 1. Purwanto,

Lebih terperinci

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane E. Merry Sartika 1), Hardi Sumali 2) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen

Lebih terperinci

Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan. Metode Logika Fuzzy

Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan. Metode Logika Fuzzy SKRIPSI Kontrol Keseimbangan Robot Mobil Beroda Dua Dengan Metode Logika Fuzzy Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program S-1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN KONTROL PID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN KONTROL PID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC DENGAN KONTROL PID BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem yang dirancang. Teori-teori yang digunakan dalam realisasi skripsi ini antara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i iii iv

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3. 1. Spesifikasi Sistem Pada tugas akhir ini, penulis membuat sebuah prototype dari kendaraan skuter seimbang. Skuter seimbang tersebut memiliki spesifikasi sebagai

Lebih terperinci

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7

Daftar Isi. Lampiran Skema... 7 EMS 30 A H-Bridge Daftar Isi 1. Pendahuluan... 3 2. Spesifikasi... 3 3. Tata Letak Komponen... 3 4. Keterangan Antarmuka... 4 5. Contoh Koneksi... 5 6. Tabel Kebenaran... 5 7. Prosedur Testing... 6 7.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM Aretasiwi Anyakrawati, Pembimbing : Goegoes D.N, Pembimbing 2: Purwanto. Abstrak- Pendulum terbalik mempunyai

Lebih terperinci

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro TKC306 - ika Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Prinsip dasar dan mekanisme kontrol robot Implementasi kendali ke dalam rangkaian berbasis mikroprosesor Low-level dan High-level

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI Muhammad Firman S. NRP 2210 030 005 Muchamad Rizqy NRP 2210 030 047 Dosen Pembimbing Ir. Rusdhianto Effendie AK, M.T NIP. 19570424

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN KENDALI MOTOR DC. Perancangan kendali motor DC dalam skripsi ini meliputi perancangan motor

BAB 3 PERANCANGAN KENDALI MOTOR DC. Perancangan kendali motor DC dalam skripsi ini meliputi perancangan motor BAB 3 PERANCANGAN KENDALI MOTOR DC Perancangan kendali motor DC dalam skripsi ini meliputi perancangan motor DC, perancangan blok kendali, perancangan kendali PID, perancangan perangkat lunak, dan perancangan

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER BERBEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER BERBEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID 1 SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER BERBEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID Eka Bayu Prinandika Pembimbing 1:Rahmadwati, ST.,MT.,Ph.D, Pembimbing 2:Ir. Bambang Siswoyo, MT Abstrak Laporan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340. Renzy Richie /

Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340. Renzy Richie / Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340 Renzy Richie / 0622049 Email : renzyrichie@live.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PID UNTUK KECEPATAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 SKRIPSI

PERANCANGAN SISTEM KENDALI PID UNTUK KECEPATAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM KENDALI PID UNTUK KECEPATAN MOTOR DC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Oleh Dedy Drian Nugroho

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT) Oleh : Raga Sapdhie Wiyanto Nrp 2108 100 526 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bambang Sampurno,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini teknologi dan informasi semakin berkembang pesat, begitu juga teknologi robot. Robotika merupakan bidang teknologi yang mengalami banyak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii. LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI COVER...i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan dari perancangan yang sudah dibuat dan dijelaskan pada Bab 3 selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata (secara hardware).

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA TWO WHEELS SELF BALANCING ROBOT BERBASIS ARDUINO UNO

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA TWO WHEELS SELF BALANCING ROBOT BERBASIS ARDUINO UNO Implementasi Kontroler PID Pada Two Wheels Self Balancing Robot Berbasis Arduino UNO IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA TWO WHEELS SELF BALANCING ROBOT BERBASIS ARDUINO UNO Raranda S1 Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 1. JUDUL PROYEK AKHIR Rancang Bangun Sistem Monitoring dan Kontrol Kecepatan Motor DC Secara Nirkabel Untuk Jarak Jauh. 2. ABSTRAK Untuk menunjang teori yang telah dipelajari, praktikum menjadi suatu bagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAK PADA PLATFORM ROBOT PENGANGKUT Ripki Hamdi 1, Taufiq Nuzwir Nizar 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer Unikom, Bandung 1 qie.hamdi@gmail.com, 2 taufiq.nizar@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

KONTROL POSISI PADA SISTEM PERGERAKAN MOBILE ROBOT RODA MEKANUM MENGGUNAKAN KONTROL PID BERBASIS INVERS KINEMATIC

KONTROL POSISI PADA SISTEM PERGERAKAN MOBILE ROBOT RODA MEKANUM MENGGUNAKAN KONTROL PID BERBASIS INVERS KINEMATIC KONTROL POSISI PADA SISTEM PERGERAKAN MOBILE ROBOT RODA MEKANUM MENGGUNAKAN KONTROL PID BERBASIS INVERS KINEMATIC Arif Rahman Hakim *), Sumardi, and Munawar Agus Riyadi. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3ø dengan Kontrol PID melalui Metode Field Oriented Control (FOC) ( Rectifier, Inverter, Sensor arus dan Sensor tegangan) Denny Septa Ferdiansyah 1, Gigih Prabowo 2,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR Oleh : Imil Hamda Imran NIM : 06175062 Pembimbing I : Ir.

Lebih terperinci

SIMULATOR PENGERING CAT BERBASIS PENGONTROL MIKRO

SIMULATOR PENGERING CAT BERBASIS PENGONTROL MIKRO SIMULATOR PENGERING CAT BERBASIS PENGONTROL MIKRO Nazarius Bernhard / 0422080 E-mail : be2n_1410@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk Prototipe yang dibuat merupakan pengembangan dari prototipe pada penelitian sebelumnya (Azis 211) sebanyak satu unit. Untuk penelitian ini prototipe

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 341 554166 Malang 65145 KODE PJ-1 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

Gambar 1. Screw conveyor dan Belt conveyor

Gambar 1. Screw conveyor dan Belt conveyor APLIKASI KONTROL PID UNTUK PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC PADA ALAT PENGEPRES ADONAN ROTI (SCREW CONVEYOR) Oleh: Vincentius Nyorendra Febrianto NIM. 0810630101 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452

Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Implementasi Modul Kontrol Temperatur Nano-Material ThSrO Menggunakan Mikrokontroler Digital PIC18F452 Moh. Hardiyanto 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Indonesia 2 Laboratory of

Lebih terperinci

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT. IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF PADA SISTEM PENGERING GABAH OTOMATIS YONI WIDHI PRIHANA 2210100194 DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy ABSTRAK Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy Felix Pasila, Thiang, Oscar Finaldi Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya - Indonesia

Lebih terperinci

REALISASI ROBOT MOBIL HOLONOMIC Disusun Oleh : Nama : Santony Nrp :

REALISASI ROBOT MOBIL HOLONOMIC Disusun Oleh : Nama : Santony Nrp : REALISASI ROBOT MOBIL HOLONOMIC Disusun Oleh : Nama : Santony Nrp : 0422091 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt

PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt PENENTUAN SUDUT LENGAN ROBOT HUMANOID BERDASARKAN KOORDINAT YANG DIKIRIM DARI PC MENGGUNAKAN USER INTERFACE YANG DIBUAT DARI Qt Adiyatma Ghazian Pratama¹, Ir. Nurussa adah, MT. 2, Mochammad Rif an, ST.,

Lebih terperinci