STRATEGI PEMBELAJARAN KOSAKATA (MUFRADĀT) BAHASA ARAB. Oleh Mu at 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PEMBELAJARAN KOSAKATA (MUFRADĀT) BAHASA ARAB. Oleh Mu at 1"

Transkripsi

1 STRATEGI PEMBELAJARAN KOSAKATA (MUFRADĀT) BAHASA ARAB Oleh Mu at 1 Abstract: This article is aimed at describing the Arabic vocabulary learning strategy for beginner, intermediate and advanced. Arabic is one of foreign languages learned by the people of Indonesia. Therefore, it is necessary to study the appropriate language learning for non-arab students. Learning foreign languages including Arabic in this case can be done in various ways and methods. It is necessary for the proper methods and strategies in the context of learning Arabic vocabulary that learning needs can be met while creating a fun learning not to make students bored. In this article the author would like to describe the discussion on the definition of Arabic vocabulary (mufradāt), learning goals, types, meaning, function, vocabulary formation (mufradāt), as well as the principles of learning strategies, and matters related to learning Arabic vocabulary as attempt to obtain an overview of the role of vocabulary in favor of particular foreign language proficiency in Arabic. Keywords: Strategy, Learning, Arabic Vocabulary 1 Dosen Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fak. Tarbiyah IKAHA Tebuireng Jombang. Alamat: Dsn Jajar Kepuhkembeng RT/RW : 03/05 Peterongan Jombang. Hp. (0321) pakmuat@yahoo.com 81

2 Mu at A. PENDAHULUAN Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari oleh masyarakat Indonesia. Sejak dahulu bahasa Arab sudah diajarkan di Indonesia ketika Islam tersebar ke bumi Nusantara ini, yaitu kira-kira abad ke-13 M. Oleh karena itu perlu dikaji adanya pembelajaran bahasa yang tepat bagi pelajar non-arab. Hal ini terbukti dengan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah dimulai dari pendidikan anak usia dini, atau TK sampai perguruan tinggi. Pembelajaran bahasa asing termasuk dalam hal ini bahasa Arab bisa dilakukan dengan berbagai strategi dan metode. Strategi pembelajaran merupakan rencana, aturan-aturan, langkahlangkah serta sarana yang prakteknya akan diperankan dan akan dilalui dari pembukaan sampai penutupan dalam proses pembelajaran di dalam kelas guna merealisasikan tujuan. Demikian halnya dengan pembelajaran kosakata (al-mufradāt). Kosakata merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dimiliki oleh pembelajar bahasa asing termasuk bahasa Arab. Perbendaharaan kosakata bahasa Arab yang memadai dapat menunjang seseorang dalam berkomunikasi dan menulis dengan bahasa tersebut. Mempelajari bahasa tidak akan bisa terlepas dengan apa yang dinamakan pembelajaran mufradāt, dimana pembelajaran mufradāt adalah salah satu unsur yang urgen dalam pembelajaran bahasa itu sendiri. Meskipun terdapat banyak sekali perbedaan pendapat mengenai makna bahasa serta tujuan pengajarannya, namun semuanya tetap sepakat bahwa pembelajaran mufradāt itu memegang peranan penting untuk menunjang keberhasilan kemampuan berbahasa. Dan sesungguhnya siswa yang sedang belajar bahasa apapun dituntut untuk mengetahui mufradāt bahasa yang sedang dipelajari, tanpa mengetahui mufradāt kiranya sulit bahkan tidak mungkin siswa akan mampu menguasai ketrampilan berbahasa yang dimaksud (Mustofa & Hamid, 2012 : 68). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa berbicara dan menulis yang merupakan kemahiran berbahasa tidak dapat tidak, harus didukung oleh pengetahuan dan penguasaan kosakata yang kaya, produktif dan aktual. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting baik dari proses pembelajaran suatu bahasa atau pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang 82

3 Strategi Pembelajaran Kosakata sudah dikuasai. Siswa sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif (Mustofa, 2011: 60). Di sini dapat dijelaskan, bahwa siswa/mahasiswa dikatakan mampu menguasai mufradāt jika siswa/ mahasiswa disamping bisa menerjemahkan bentuk-bentuk mufradāt juga mampu menggunakannya dalam jumlah (kalimat) dengan benar. Artinya tidak hanya sekedar hafal kosakata tanpa mengetahui bagimana menggunakannya dalam komunikasi sesungguhnya. Untuk itu diperlukan metode dan strategi yang tepat dalam rangka pembelajaran kosakata bahasa Arab, agar kebutuhan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik. Dalam artikel ini penulis ingin memaparkan pembahasan tentang pengertian mufradāt, tujuan pembelajaran mufradāt, jenis, makna, fungsi, pembentukan mufradāt, prinsip-prinsip serta strategi pembelajarannya, dan halhal yang berhubungan dengan pembelajaran mufradāt sebagai usaha untuk memperoleh gambaran akan peranan kosakata dalam mendukung kemahiran berbahasa asing khususnya bahasa Arab. B. PENGERTIAN MUFRADĀT Kosakata atau dalam bahasa Arab disebut mufradāt, dalam bahasa Inggrisnya vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain yang merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata ada yang mendefisinikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan digunakannya untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelegensia atau tingkat pendidikannya. Kosakata merupakan salah satu dari tiga unsur bahasa yang sangat penting dikuasai, kosakata ini digunakan dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis, dan merupakan salah satu alat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Arab seseorang (Mustofa, 2011 :61). Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bias dibagi atas 83

4 Mu at bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil. Maka kata terdiri dari morfem-morfem, misalnya kata mu allim ( ) dalam bahasa Arab terdiri dari satu morfem. Sedangkan kata al-mu allim ( ) mempunyai dua morfem yaitu dan. Adapun kata yang mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfemmorfem yang mana masing-masing morfem mempunyai arti khusus. Misalnya kata al-mu allimun ( ) yang terdiri dari tiga morfem yaitu dan serta (Al-Khuli, 1989:89). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui sesorang, dan kumpulan kata tersebut akan digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi sesorang yang dibangun dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai menunjukkan gambaran kecerdasan dan tingkat pendidikan si pemakai bahasa. C. TUJUAN PEMBELAJARAN MUFRADĀT Di antara tujuan utama pembelajaran kosakata (mufradāt) bahasa Arab adalah sebagai berikut: 1. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui bahan bacaan maupun pemahaman menyimak (fahm al-masmu ). 2. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula. 3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna konotatif dan gramatikal). 4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradāt itu dalam berekspresi lisan (berbicara) maupun lisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar (Muhbib Abdul Wahab, 2008:152). D. JENIS-JENIS MUFRADĀT Ṭu aimah (1991: ) memberikan klasifikasi kosakata (Mufradāt) menjadi 4 (empat), yang masing-masing terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai berikut: 84

5 Strategi Pembelajaran Kosakata 1. Pembagian Kosakata dalam Konteks Kemahiran Kebahasaan a. Kosakata untuk memahami (understanding vocabulary) baik bahasa lisan (al-muhādatsah) maupun teks (al-qira ah). b. Kosakata untuk berbicara (speaking vocabulary). Dalam pembicaraan perlu penggunaan kosakata yang tepat, baik pembicaraan informal ( adiyah) maupun formal (rasmiyah). c. Kosakata untuk menulis (writing vocabulary). Penulisan pun membutuhkan pemilihan kosakata yang baik dan tepat agar tidak disalah-artikan oleh pembacanya. Penulisan ini mencakup penulisan informal seperti catatan harian, agenda harian dan lain-lain. Juga penulisan formal, misalnya: penulisan buku, karya ilmiah, majalah, surat kabar dan seterusnya. d. Kosakata potensial. Kosakata jenis ini terdiri dari kosakata context yang dapat diinterpretasikan sesuai dengan konteks pembahasan, dan kosakata analisis yakni kosakata yang dapat dianalisis berdasarkan karakteristik derivasi kata untuk selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya. 2. Pembagian Kosakata Menurut Maknanya a. Kata-kata inti (content vocabulary). Kosakata ini adalah kosakata dasar yang membentuk sebuah tuliasan menjadi valid, misalnya kata benda, kata kerja, dll. b. Kata-kata fungsi (function words). Kata-kata ini yang mengikat dan menyatukan kosakata dan kalimat sehingga membentuk paparan yang baik dalam sebuah tulisan. Contohnya huruf jar, adawāt al-istifhām, dan seterusnya. c. Kata-kata gabungan (cluster words). Kosakata ini adalah kosakata yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi selalu dipadukan dengan kata-kata lain sehingga membentuk arti yang berbedabeda. Misalnya kata dapat berarti menyukai bila kata tersebut dipadukan dengan menjadi. Sedangkan bila diikuti dengan kata menjadi artinya pun berubah menjadi benci atau tidak suka. 3. Pembagian Mufradāt Menurut Karakteristik (Takhassus) a. Kata-kata tugas (service words) yaitu kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan tugas, baik dalam lapangan kehidupan secara informal maupun formal dan sifatnya resmi. 85

6 Mu at b. Kata-kata inti khusus (special content words). Kosakata ini adalah kumpulan kata yang dapat mengalihkan arti kepada yang spesifik dan digunakan di berbagai bidang ulasan tertetu, yang biasa juga disebut local words atau utility words. 4. Pembagian Kosakata Menurut Penggunaannya a. Kosakata aktif (active words), yakni kosakata yang umumnya banyak digunakan dalam berbagai wacana, baik pembicaraan, tulisan atau bahkan banyak didengar dan diketahui lewat berbagai bacaan. b. Kosakata pasif (passive words), yaitu kosakata yang hanya menjadi perbendaharaan kata seseorang namun jarang ia gunakan. Kosakata ini diketahui lewat buku-buku cetak yang biasa menjadi rujukan dalam penulisan buku atau karya ilmiah. E. MAKNA DAN FUNGSI MUFRADĀT Kosakata sebagai khazanah kata tau leksikon akan mempunyai fungsi bilamana mempunyai makna. Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotative terdiri dari makna hakiki dan makna kiasan, makna asal dan makna istilah. Misalnya kata al-umm ( ) dalam bahasa Arab, makna hakikinya adalah ibu yang melahirkan anak, sedangkan makna kiasan terlihat bila kata al-umm ( ) digunakan dalam Umm al-kitāb ( ). Makna asal misalnya terdapat kata al-hātif ( ) yang berarti orang yang berbisik, sedangkan makna istilah maksudnya adalah telepon. Makna konotatif adalah makna tambahan yang mengandung nuansa atau kesan khusus sebagai akibat dari pengalaman para pemakai bahasa atau makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Sebagai contoh, kata al-umm ( ) makna konotatifnya adalah kasih sayang dan perlindungan (Effendy, 2012:127). Ditinjau dari segi fungsi, kosakata (mufradāt) dapat dobedakan menjadi dua, antara lain : 1. Al-Mufradāt al-mu jamiyah ( ) yaitu kosakata yang mempunyai makna dalam kamus seperti kata : 2. Al-Mufradāt al-wadzīfiyah ( ) yaitu kosa-kata yang 86

7 Strategi Pembelajaran Kosakata mengemban suatu fungsi tertentu, misalnya huruf al-jar, asma al-isyārat, asma al-maushul, dlamāir, dan lain-lain yang sejenis dengannya. Dari dua macam kosakata tersebut, perlu dicatat bahwa di antara al-mufradāt al-mu jamiyah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata ( melihat, memandang, memperhatikan dan menyaksikan). 2. Terdapat kata yang mempunyai makna denotatif yang sama namun mengandung makna konotatif yang berbeda atau berbeda dalam konteks penggunaannya, seperti kata yang dapat diartikan dengan meninggal dunia, wafat, tewas, mati atau mampus. 3. Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata yang bisa berarti kelas, musim. Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kosakata tersebut perlu diperhatikan dan diketahui oleh orang-orang yang berprofesi sebagi pengajar bahasa khususnya bahasa Arab (2012:127). F. BENTUK-BENTUK MUFRADĀT Secara umum bentuk kosakata dalam bahasa Arab terbagi dua. Pertama, kosakata yang dapat mengalami perubahan (musytaq) yakni kata yang diambil dari kata yang lain yang mana keduanya terdapat hubungan makna meskipun lafalnya berubah, seperti kata yang berasal dari dan sebagainya. Kedua, kosakata yang tidak berubah (jāmid) yakni kosakata yang sejak semula sudah mempunyai bentuk dan tidak diambil dari kata lain, misalnya kata dan sejenisnya (Sukamta dkk, 2005 : 91). Kata-kata yang mengalami perubahan bentuk (musytaq) tidak hanya berubah bentuknya saja tetapi berubah makna dan pengertian, misalnya kata dan, kata pertama berarti pembuka atau penakluk sedangkan kata kedua berarti terbuka atau tertaklukkan. Cara membentuk kedua kata ( isim fa il dan isim maf ul) tersebut yang mana tergolong dalam kata kerja tsulātsi mujarrad adalah dengan mengikuti wazan (al-hasyimi, 2007:239). Kata yang berasal dari kata kerja lebih dari tiga hruf (tsulātsi mazīd) bentuk isim fa il dan isim maf ul-nya hanya dibedakan dengan 87

8 Mu at huruf harakat kasrah pada huruf sebelum akhir untuk bentuk isim fa il dan harakat fathah untuk isim maf ul,seperti kata jika di baca muthālib berarti bentuk isim fa il yang artinya penuntut. Tetapi bila di baca muthālab, yang berbentuk isim maf ul berarti yang di tuntut. Metode atau cara pembentukannya melalui bentuk mudlāri dengan merubah huruf yang paling depan (harf al-mudlāra ah) menjadi huruf mim.(م) Untuk menentukan apakah bacaan yang tepat dalam suatu teks itu bentuk pertama atau kedua, maka konteks kalimatnya yang menjadi pertimbangan (Sukamta dkk, 2005:92). Contoh :.1.2 Dari konteks kedua kalimat tersebut dapat ditentukan bahwa kata yang digarisbawahi pada kalimat pertama adalah bentuk isim maf ul yang artinya dituntut, jadi harus dibaca muţālabūn karena arti kalimat adalah kita dituntut untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Adapun kata yang bergaris bawah pada kalimat kedua adalah bentuk isim fā il artinya menuntut, maka dibaca muţālibūn yang artinya kita menuntut agar dosen mengajar kita dengan sungguh-sungguh. G. PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN MUFRADĀT Dalam pembelajaran mufradāt, guru harus menyiapkan kosakata yang tepat bagi siswa-siswinya. Oleh sebab itu guru harus berpegangan pada prinsip-prinsip dan kriteria yang jelas. Adapun prinsip-prinsip dalam pemilihan mufradāt yang akan diajarkan kepada pembelajar asing (selain penutur Arab) adalah sebagai berikut: 1. Tawatur (Frequency) artinya frekuensi penggunaan kata-kata yang tinggi dan sering digunakan itulah yang harus menjadi pilihan. 2. Tawazzu (Range) artinya mengutamakan kata-kata yang banyak digunakan baik di Negara Arab maupun di Negaranegara non-arab atau di suatu Negara tertentu yang mana katakata itu lebih sering digunakan. 3. Matāhiyah (Avalability), artinya memilih kata tertentu dan bermakna tertentu pula, yakni kata-kata yang digunakan dalam bidang-bidang tertentu. 88

9 Strategi Pembelajaran Kosakata 4. Ulfah (Familiarty), artinya mendahulukan kata-kata yang sudah dikenal dan cukup familiar di dengar,seperti penggunaan kata lebih sering digunakan dari pada kata, padahal keduanya sama maknanya. 5. Syumūl (Coverege), artinya kemampuan daya cakup suatu kata untuk memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya. Misalnya kata lebih luas daya cakupannya daripada kata. 6. Ahammiyah (Significance), artinya mengutamakan kata-kata yang memiliki arti yang signifikan untuk menghindari katakata umum yang banyak ditinggalkan atau kurang dibutuhkan. 7. Urūbah (Arabisme), artinya mengutamakan kata-kata Arab dari kata-kata serapan yang di Arabisasi dari bahasa lain. Misalnya kata secara berurutan ini harus diutamakan pemilihannya dari pada kata (Mustofa & Hamid, 2012:69). H. PRINSIP-PRINSIP PENGAJARAN MUFRADĀT. 1. Pengajaran mufradāt tidak berdiri sendiri. Mufradāt tidak diajarkan sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri melainkan terkait dengan pengajaran muţāla ah, istima, insya, dan muhādathah. 2. Pembatasan makna. Suatu kata dapat mempunyai beberapa makna. Hal ini merupakan kesulitan tersendiri bagi para pembelajar bahasa asing. Dalam hubungan ini, untuk para pemula, sebaiknya guru hanya mengajarkan makna sesuai dengan konteks saja, agar tidak memecah perhatian dan ingatan siswa. Untuk tingkat lanjut, penjelasan makna bisa dikembangkan, dengan memberikan contoh dalam kalimat-kalimat, agar siswa memiliki wawasan yang luas mengenai makna kata tersebut. 3. Kosa kata dalam konteks. Banyak kosa kata yang tidak bisa dipahami secara tepat tanpa mengetahui pemakaiannya dalam kalimat. Kosa kata semacam ini haruslah diajarkan dalam konteks agar tidak mengacaukan pemahaman siswa. Sebagai contoh, hurūf al-jar dan af āl asysyuru harus diajarkan dalam konteks. 89

10 Mu at 4. Terjemah dalam pengajaran kosa kata. Mengajarkan makna kata dengan cara menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu adalah cara paling mudah, tetapi mengandung beberapa kelemahan, antara lain bisa mengurangi spontanitas siswa ketika menggunakannya dalam ungkapan, lemah daya lekatnya dalam ingatan siswa, dan tidak semua kosa kata dalam bahasa asing terdapat padanannya yang tepat dalam bahasa ibu. Oleh karena itu penerjemahan direkomendasikan sebagai cara terakhir, kecuali untuk kata-kata yang abstrak atau sulit diperagakan. Di dalam pengajaran bahasa Arab tradisional, digunakan nazham untuk penguatan daya ingat siswa terhadap makna kata. Berikut ini diberikan contoh yang dikutip dari nazham yang digunakan di pondok pesantren Lirboyo: 5. Tingkat kesukaran Perlu disadari bahwa kosakata bahasa Arab bagi siswa Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga, ditinjau dari tingkat kesukarannya : a. Kata-kata yang mudah, karena ada persamaannya dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia, seperti : b. Kata-kata yang tidak sukar meskipun tidak ada persamaannya dalam bahasa Indonesia, seperti : c. Kata-kata yang sukar, baik karena bentuknya maupun pengucapannya, seperti : (Effendy, 2012: ). I. STRATEGI PEMBELAJARAN MUFRADĀT Dalam pembelajaran kosakata bahasa Arab ada baiknya dimulai dengan kosakata dasar yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah kekerabatan, nama-nama bagian tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta beberapa kosakata lain yang mudah untuk dipelajari. Metode yang 90

11 Strategi Pembelajaran Kosakata bisa digunakan dalam pembelajarannya antara lain yaitu metode secara langsung, metode meniru dan menghafal, metode aural-oral approach, metode membaca, metode gramatika-translation, metode dengan menggunakan kartu bergambar dan alat peraga serta pembelajaran dengan lagu atau menyanyi Arab. Teknik yang dapat dilakukan yakni dengan berbagi teknik permainan bahasa, misalnya dengan perbandingan, memperhatikan susunan huruf, penggunaan kamus dan lainnya. Mustofa dan Hamid (2012:70) menjelaskan bahwa pembelajaran mufradāt untuk non Arab harus memperhatikan jumlah kosakata yang akan diajarkan. Ada perbedaan pendapat tentang jumlah mufradāt yang akan diajarkan kepada siswa pada program pembelajaran bahasa Arab untuk non Arab. Ada yang mengusulkan berjumlah antara 750 sampai dengan 1000 mufradāt untuk tingkat pemula, 1000 sampai dengan 1500 mufradāt untuk tingkat lanjutan dan 1500 sampai 2000 mufradāt untuk tingkat atas. Apa pula yang berpendapat bahwa 2000 samapi 2500 mufradāt pada tingkat ibtida (pemula) cukup bagi mereka dengan syarat belajar menyusun kalimat atau terampil menggunakan kamus. Effendy (2012 : ) menjelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik-teknik pembelajaran kosa kata (al-mufradāt) atau pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata, sebagai berikut : 1. Mendengarkan kata Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata yang diucapkan pengajar atau media lain, baik berdiri sendiri maupun di dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka, dalam dua atau tiga kali pengulangan, siswa telah mendengarkan secara benar. Tahapan mendengarkan ini sangat penting karena kesalahan dalam mendengarkan ini akan berakibat pada kesalahan dalam pengucapan dan penulisan. 2. Mengucapkan kata Dalam tahap ini, pengajar memberi kesempatan kepada siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama. Guru harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh keakuratan pelafalan atau pengucapan setiap siswa karena kesalahan dalam pelafalan mengakibatkan kesalahan 91

12 Mu at dalam penulisan. Kata-kata Arab yang sudah menjadi kata-kata Indonesia, seperti asar, takwa, fitri perlu diwaspadai karena di sini sering terjadi interferensi. 3. Mendapatkan makna kata Pada tahap ini pengajar hendaknya menghindari terjemahan dalam memberikan arti kata kepada siswa, kecuali kalau tidak ada jalan lain. karena bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk menghindari terjemahan dalam menerangkan arti suatu kata, antara lain dengan pemberian konteks, definisi sederhana, pemakaian benda asli atau gambar dan teknik-teknik lainnya sebagaimana akan diuaraikan pada bagian berikut ini : a. Konteks (al-siyāq) Untuk menerangkan arti kata misalnya, dapat diberikan konteks : b. Definisi (ta rīf) Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat efektif kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefisian itu telah dikenal dan difahami oleh siswa. Misalnya untuk menerangkan arti kata dan diberikan definisi :, dengan asumsi bahwa siswa sudah mengenal kata : c. Sinonim (murādif) Kalau kata yang diterangkan maknanya memiliki sinonim yang sudah dikenal oleh siswa, ini bisa digunakan untuk menjelaskan makna kata tersebut. Misalnya, untuk menerangkan arti kata-kata : dapat diberikan sinonimnya, yaitu : yang diduga telah dikenal oleh siswa karena lebih popular. Tentunya, guru mengetahui mana kata-kata yang telah dipelajarai siswa dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya. d. Antonim (dhid) Seperti halnya sinonim, maka apabila antonim dari kata yang akan diterangkan maknanya sudah dipelajari sebelumnya oleh 92

13 Strategi Pembelajaran Kosakata siswa, dapat digunakan untuk menjelaskan arti kata yang baru. Contoh : e. Benda Asli atau Tiruannya Benda-benda yang ada dalam kelas, di kebun dan di lingkungan sekolah pada umumnya, termasuk anggota badan manusia, bisa langsung digunakan untuk mengenalkan kosa kata baru. Benda-benda semacam karcis, uang, kartu identitas, formulir dan sebagainya dapat dibawa ke dalam kelas sebagai alat bantu. Tetapi benda-benda yang tidak mungkin di bawa ke dalam kelas, cukup dibawakan tiruan atau modelnya saja seperti : mobil, kapal, pesawat, gajah, kuda, dan sebagainya. f. Gambar Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat memperjelas makna suatu kata. Di samping gambar dari bendabenda, gambar itu dapat pula berbentuk diagram, misalnya untuk menerangkan kata-kata : dan sebagainya. Gambar bisa berbentuk kartu (flash-card) atau gambar berangkai (chart), bisa foto, guntingan Koran dan majalah atau gambar tangan. Gambar tangan tidak harus berupa gambar berseni yang lengkap. Gambar tongkat (stick figure) cukup efektif dan mudah membuatnya. g. Peragaan Berbagai gerakan atau tindakan dapat diperagakan untuk menjelaskan makna kata, terutama kata kerja, misalnya : bahkan kata-kata yang biasanya terjadi diluar kelas, misalnya :. Cara ini sangat efektif karena siswa di samping mendengar dan melihat juga dapat langsung memeragakannya. h. Penerjemahan Untuk kosa kata tertentu, misalnya kosa kata yang bersifat abstrak, yang sulit dijelaskan maknanya dengan teknik-teknik tersebut dimuka, cara terjemahan dapat digunakan. 4. Membaca kata Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan, dan memahami makna kata-kata (kosakata) baru, pengajar menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan membaca kata tersebut 93

14 Mu at dengan suara keras. Di sini, untuk kesekian kalinya guru perlu mengecek keakuratan bacaan siswa, agar tidak terjadi kesalahan pengucapan. 5. Menulis kata Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa. Siswa menulis di bukunya masing-masing dengan mencontoh apa yang ditulis guru di papan tulis. Dalam hal menulis kata di papan tulis ini, guru sebaiknya membiasakan diri untuk menulis setiap isim mufrad diikuti dengan bentu jamaknya, dan setiap fi il mādhi diikuti dengan bentuk mudhāri nya. Ini berlaku tentu saja apabila pelajaran telah sampai pada pengenalan jamak dan perubahan fi il. Contohnya: 6. Membuat kalimat Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan. Guru memberikan contoh kalimat kemudian meminta siswa membuat kalimat serupa. Sudah barang tentu, tidak semua kata-kata baru harus dikenalkan dengan semua prosedur atau langkah di muka. Untuk itu perlu dipilih kata-kata yang memang sulit, atau kata-kata yang memang hanya difahami maknanya secara utuh apabila dihubungkan dengan konteks. Di samping yang telah disebutkan di muka, ada beberapa strategi atau teknik pembelajaran mufradāt yang bisa diterapkan menurut tingkat kemampuan siswa, sebagaimana yang dikemukan oleh Mustofa (2011:73-76) yaitu: 1. Strategi Pembelajaran Kosakata (mufradāt) Tingkat Dasar (Mubtadi ) Strategi pembelajaran kosakata (mufradāt) pada tingkat dasar (mubtadi ) ini pengajar dapat menggunakan beberapa strategi, antara lain: 94

15 Strategi Pembelajaran Kosakata a. Menggunakan nyanyian/lagu dalam pembelajaran bahasa Arab, dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi. Penggunaan lagu dalam pembelajaran mufradāt dapat menghilangkan kejenuhan belajar, dan dapat memberikan kesenangan kepada pembelajar dapat meningkatkan penguasaan mufradāt atau menambah perbendaharaan mufradāt. b. Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau benda aslinya, contoh : pengajar menunjukkan pensil di depan siswa pada saat belajar menyebutkan kalimat, dan menunjukkan bolpoin ketika menyebut kalimat. Contoh lain: pengajar mengajarkan tentang warna, yang dalam hal ini buku yang berwarna biru. Maka pengajar memegang buku warna biru dan mengangkatnya serta menunjukkannya kepada siswa dan berkata. c. Meminta siswa membaca berulang kali, pengajar bisa meminta siswa membaca kosakata baru yang di dapatkan dari sebuah teks berulang kali, sehingga diharapkan dia dapat menemukan artinya setelah merangkai dengan kata yang lain dalam teks yang dibacanya. d. Mendengarkan dan menirukan bacaan, dan mengulangulang bacaan serta menulisnya sampai siswa benar-benar paham dan menguasainya. Pengajar mengucapkan kosakata tersebut kemudian siswa menirukannya setelah pengajar selesai mengucapkan, misalnya pengajar mengucapkan kemudian siswa menirukan. 2. Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Menengah (Mutawassid) Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradāt) pada tingkat menengah ini pengajar dapat menggunakan beberapa strategi, antara lain : a. Menggunakan peragaan tubuh. Guru dapat menunjukan makna kosakata yang hendak diajarkan dengan memperagakan, seperti pengajar memperagakan orang yang sedang makan, untuk menjelaskan kata yang mempunyai arti makan. Begitu juga ketika guru memberikan kosakata yang berarti menendang, maka guru 95

16 Mu at memperagakannya dengan menendang bola dan lain sebagainya. b. Menulis kata-kata Penguasaan siswa terhadap kosakata akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk menulis kata-kata baru dipelajarinya (dengar,ucap,paham,baca) mengingat karateristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa. Misalnya seorang pengajar akan mengajarkan nama-nama musim dalam setahun. Maka ia akan mengajarkan sebagai berikut : (musim panas, musim dingin, musim gugur, musim semi). Dan apabila kumpulan kata tersebut berurutan berdasarkan waktu atau tempat, maka dalam pengajarannya harus berurutan juga. c. Dengan bermain peran Seperti pengajar memerankan orang sakit yang memegangi perut dan dokter memeriksanya. Bentuk bermain peran ini biasanya dilaksanakan dengan bermain drama (masrahiyah). d. Memberikan padanan kata (sinonim) Pengajar dapat memberikan kata yang mempunyai makna sama, tetapi menggunakan kosakata yang berbeda, seperti waktu pengajar menyebutkan kata pengajar dapat menyebutkan sinonim yaitu kata. e. Memberi lawan kata (antonim) Pengajar dapat memberikan kata yang maknanya berlawanan dengan kosakata yang hendak diajarkan, seperti pengajar dapat menjelaskan kata dengan menyebutkan lawan katanya yaitu. f. Memberikan asosiasi makna Pengajar dapat menjelaskan kata madrasah dengan memberikan asosiasi dengan menyebutkan kata-kata seperti: ţālib, mudarris, sabburah, dan lain-lain, sehingga pikiran siswa akan tertuju pada satu pengertian yaitu sekolah. Contoh: g. Pengajar menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang mengalami perubahan). 96

17 Strategi Pembelajaran Kosakata Pengajar dapat menjelaskan kata dengan menggunakan akar katanya beserta derivasinya, seperti : atau kata yang asal katanya dan seterusnya. Hal ini bisa membantu siswa memahami kosakata sesuai dengan perubahan kalimatnya. 3. Strategi Pembelajaran Kosakata Tingkat Lanjut (Mutaqaddim) Strategi pembelajaran kosakata (al-mufradāt) pada tingkat lanjut ini pengajar dapat menggunakan beberapa strategi, antara lain: a. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya. Hal ini biasanya terjadi ketika seorang pelajar ingin menerangkan tentang kata baru, seperti kata. Maka biasanya seorang pengajar meletakkan kata tersebut dalam satu kalimat atau satu susunan, seperti. Tentu saja arti kata tersebut menjadi lebih jelas bagi para siswa setelah diletakkan dalam sebuah kalimat. Selanjutnya untuk menyakinkan bahwa para siswa telah paham dengan kata tersebut, maka pengajar bertanya pada salah satu siswa tentang arti kata, jika siswa belum paham juga berarti kalimat yang menjadi contoh tersebut belum jelas dan mengena bagi para siswa, hal ini mungkin karena sebagian mereka akan menafsirkan bahwa kata mengandung arti: penting, dingin, panas, jernih, banyak, sedikit dan lain sebagainya. Oleh karena itu dalam penggunaan contoh kalimat haruslah terang, jelas, praktis serta mengena langsung dengan apa yang dibahas. Contohnya, untuk menjelaskan makna daripada kata tersebut bisa menggunakan kalimat (besi itu keras, udara itu gas, dan air itu mengalir). Susunan yang demikian lebih baik karena lebih mengena. Jadi tidak harus susunan itu terdiri hanya dari satu kalimat saja, akan tetapi terkadang terdiri dari beberapa kalimat b. Mencari makna kata dalam kamus. Ketika mengajarkan kosakata baru, pengajar dapat meminta siswa langsung mencari maknanya melalui kamus. c. Mengacak mufradāt agar menjadi susunan kata yang benar. d. Meletakkan kalimat dalam kalimat. e. Memilih contoh mufradāt yang baik untuk siswa, jangan 97

18 Mu at sampai mengajarkan mufradāt yang kurang mendidik apalagi profokatif seperti :. f. Memberikat harakat pada kata. g. Menerjemahkan kosakata ke dalam bahasa ibu, cara ini merupakan jalan terakhir, ketika seluruh cara digunakan tidak mampu memberi pemahaman siswa. Guru tidak dianjurkan terburu-buru menggunakan cara ini, karena cara ini berdampak negatif terhadap perkembangan kebahasaan siswa, seperti malas membuka kamus, berasosiasi dan sebagainya. J. KESIMPULAN Kosakata (mufradāt) merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk bahasa yang diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut akan digunakan dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi seseorang yang dibangun dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai menunjukkan gambaran kecerdasan dan tingkat pendidikan pemakai bahasa. Strategi pembelajaran mufradāt secara umum adalah : 1. Meminta siswa mendengarkan, membaca berulang kali dan menulisnya. 2. Menunjukkan benda yang dimaksud secara langsung. 3. Memperagakan benda yang diajarkan. 4. Memberikan padanan kata (sinonim) 5. Memberikan lawan kata (antonim) 6. Memberikan asosiasi makna ( kata serumpun) 7. Menyebut akar kata dan devirasi ( seperti dalam tashrif) 8. Membuka dan mencari makna dalam kamus 9. Menerjemahkan kosakata dalam bahasa Ibu sebagai alternative terakhir yang dilakukan oleh pengajar terhadap kata yang memang sulit dipahami oleh siswa. Pada dasarnya, pembelajaran mufradāt itu sangat mudah sekali, yang terpenting adalah pengajar mampu menguasai kelas dengan baik dan mampu memilih media yang sesuai serta mampu menggunakan strategi pembelajaran yang benar. Apalagi dalam pembelajaran bahasa pada saat ini sudah ditunjang oleh fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai demi tercapainya keberhasilan sesuai dengan indicator yang ditentukan. Kepada pengajar yang ingin meningkatkan kemampuan 98

19 Strategi Pembelajaran Kosakata dan keterampilan dalam mengajar siswa-siswinya, apabila situasi dan kondisi yang berkembang di sekolah atau lingkungan pendidikannya kurang mendukung, maka disarankan bagi pengajar untuk mempunyai kemampuan dalam memilih metode, media dan strategi, pembelajaran, serta mampu mendesain pembelajaran itu menjadi proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan. BIBLIOGRAPHY Abdul Wahab, Muhbib Epistemologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Al Hasyimi, Sayyid Ahmad Al Qowa id al Asāsiyah Lil al Lughah al Arabiyah. Beirut : Dārul al Kutub al Ilmiyah Al-Khuli, Muhammad Ali Asalib Tadris al Lughah al Arabiyah. Riyadh Mamlakah Al Arabiyyah Al Sa udiyyah. Effendy, Ahmad Fuad Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang : Misykat. Hamid, Abdul Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang : UIN Maliki Press. Mustofa, Bisri & Hamid, Abdul Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN Maliki Press. Mustofa, Syaiful Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang : UIN Malang press. Ţuaimah, Rusydi Ahmad, Al Marji Fi Ta limi al Lughah al Arabiyah Li an Nātiqīna bi Lughah al Ukhro. Ma had al Lughah al Arabiyah. Jami ah Ummi al Qura. Sukamta dkk. 2005, Bahasa Arab. Yogyakarta : Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga. 99

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH Pembelajaran Kosakata 194 PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH Jepri Nugrawiyati Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Email: anugrahjepri@gmail.com Abstrak Metode pembelajaran

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB HASNA QONITA KHANSA MahasiswaMagister Keguruan Bahasa Arab Universitas Negeri Malang chaz.khanzaa@yahoo.com Abstrak: Pembelajaran bahasa Arab merupakan pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

KORELASI PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO BAHASA ARAB MAHASISWA PBA UNISDA LAMONGAN

KORELASI PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO BAHASA ARAB MAHASISWA PBA UNISDA LAMONGAN KORELASI PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA ARAB DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO BAHASA ARAB MAHASISWA PBA UNISDA LAMONGAN Oleh: Khoirotun Ni mah 1 Email: nikmatunkhoiro@yahoo.com Abstrak Kosakata menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU

BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU 21 BAB II METODE QIYASIYYAH DAN PEMBELAJARAN QAWA ID NAHWU A. Metode Qiyasiyyah 1. Pengertian Metode Qiyasiyyah Menurut Muhammad Abdul Qadir Ahmad bahwa metode qiyasiyyah merupakan metode yang pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tulis. Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tulis. Kemampuan bahasa Arab serta sikap positif terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan sikap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Bahasa Arab 1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini yang akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia, mereka akan berusaha mencari pengetahuan dimana saja sebagai bekal hidupnya di dunia maupun di akhirat nanti. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB II KOSA KATA, TATA BAHASA DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS BAHASA ARAB

BAB II KOSA KATA, TATA BAHASA DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS BAHASA ARAB BAB II KOSA KATA, TATA BAHASA DAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS BAHASA ARAB A. Kosa Kata 1. Pengertian Kosakata Kosa kata bahasa Arab (mufradat) sebagai salah satu bagian penting dari komponen bahasa, baik penggunaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penerapan Kemahiran Berbicara (Mahārah al-kalām) dalam Pembelajaran. Bahasa Arab pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab di STAIN

BAB V PENUTUP. Penerapan Kemahiran Berbicara (Mahārah al-kalām) dalam Pembelajaran. Bahasa Arab pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab di STAIN BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian dan penelaahan secara seksama tentang Penerapan Kemahiran Berbicara (Mahārah al-kalām) dalam Pembelajaran Bahasa Arab pada Mahasiswa Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat. Setiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya yang

Lebih terperinci

استعمال طزيقت انمباشزة ف مهارة انكالو ندرس انهغت انعزبيت ندي انتالميذ ف انصف انثان بمد رست "مفتاح انسالو" انثانىيت بايىماس

استعمال طزيقت انمباشزة ف مهارة انكالو ندرس انهغت انعزبيت ندي انتالميذ ف انصف انثان بمد رست مفتاح انسالو انثانىيت بايىماس BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Untuk memberikan gambaran dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai landasan berfikir, dengan menggunakan hasil penelitian terdahulu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan anak, karena dengan berbahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain. Akhadiah ( Suhartono :

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Muh. Jabir STAIN Datokarama Palu, Jl. Diponegoro 23 Palu e-mail:muh.jabir@ymail.com Abstrak Menurut para ahli linguistik, ada empat kemahiran yang

Lebih terperinci

Implementasi Metode Bernyanyi dalam Pembelajaran Mufradāt

Implementasi Metode Bernyanyi dalam Pembelajaran Mufradāt Ahmad Qomaruddin Mahasiswa Pascasarjana Prodi MPI IAIN Purwokerto ahmadqomal18@gmail.com Abstract Language is a system of sound symbol used by a particular group of people to communicate and interact.

Lebih terperinci

BAB II METODE MENGHAFAL DAN KOSAKATA BAHASA ARAB

BAB II METODE MENGHAFAL DAN KOSAKATA BAHASA ARAB 22 BAB II METODE MENGHAFAL DAN KOSAKATA BAHASA ARAB A. Metode Menghafal 1. Pengertian Meotode Menghafal Pengertian metode dalam buku strategi dan metode pembelajaran adalah jalan atau cara yang ditempuh

Lebih terperinci

BERBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN KOSA KATA BAHASA ARAB

BERBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN KOSA KATA BAHASA ARAB BERBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN KOSA KATA BAHASA ARAB Widi Astuti Bidang Keahlian Bahasa Arab Dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAIMS Yogyakarta Alamat e mail : Widychuby1990@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB A. Metode Qira ah 1. Latar Belakang Metode Qira ah Banyak penelitian mengenai situasi pengajaran bahasa asing di Amerika Serikat pada saat itu menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. daya guna serta hasil guna yang relatif cukup tinggi, termasuk didalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sesuai kodrat yang dimiliki oleh manusia, maka pada diri manusia tumbuh suatu kecenderungan untuk selalu menggunakan segala sesuatu dengan daya guna serta hasil

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD LINGUISTIKA AKADEMIA, Special Edition, May 2016 ISSN: 2089-3884 accredited by DGHE (DIKTI), Decree No: 51/Dikti/Kep/2010 193 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD Marwati MTsN Galur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester : Madrasah Tsanawiyah : Bahasa Arab : VIII (Delapan) : 1 (Satu)/Ganjil Kompetensi Inti : KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama

Lebih terperinci

I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method)

I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method) I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method) A. Sejarahnya Adalah sulit menentukan secara pasti sejarah lahirnya metode ini. Hal ini disebabkan metode ini ada di sebagian besar negara-negara

Lebih terperinci

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il BAB IV ANALISIS FI IL MABNI MAJHUL DALAM SURAH AL FUSHSHILAT A. Analisis Fi il Mabni Majhul dalam Surah Al Fushshilat Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ل ت,ف ص disebut fi il

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu membuka diri terhadap perkembangan. Hal ini terlihat pada perilakunya yang senantiasa mengadakan komunikasi dengan bangsa

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, dalam standar kompetensi dalam Kurikulum 2004,

Lebih terperinci

PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.)

PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.) A. Pengertian Kosakata PEMBELAJARANKOSAKATA Oleh: (Khairil Usman, S.Pd., M.Pd.) Guru Bahasa Indonesia SMAN 3 Parepare Kosakata menurut Kridalaksana (1993: 122) sama dengan leksikon. Leksikon adalah (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari belajar kosakata, karena vocabulary mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari belajar kosakata, karena vocabulary mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kosakata atau vocabulary adalah perbendaan/kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa (Soedjito dkk, 2011:3). Dalam belajar bahasa pasti tidak akan terlepas dari

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) MTs NEGERI 29 JAKARTA TAHUN PELAJARAN

SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) MTs NEGERI 29 JAKARTA TAHUN PELAJARAN SILABUS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) MTs NEGERI 29 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Mata Pelajaran : Bahasa Arab Kelas / Semester : VIII / 1 dan 2 Standar 1. Menyimak Memahami informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi setiap manusia dalam aktivitas komunikasi antara sesama mereka. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi setiap manusia dalam aktivitas komunikasi antara sesama mereka. Tanpa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sosialisasi, bahasa merupakan media verbal yang paling penting bagi setiap manusia dalam aktivitas komunikasi antara sesama mereka. Tanpa adanya pemahaman tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Pembelajaran Bahasa Arab a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran menurut Miarso adalah pendidikan atau suatu usaha yang dilaksanakan secara sengaja,

Lebih terperinci

Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab

Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Pendekatan dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Subur *) *) Penulis adalah Magister Agama (M.Ag.), dan dosen tetap di Jurusan Pendidikan (Tarbiyah) STAIN Purwokerto. Abstract: Arabic language have specific

Lebih terperinci

Jabal Nur (Dosen Jurusan Syariah STAIN Kendari)

Jabal Nur (Dosen Jurusan Syariah STAIN Kendari) PENDEKATAN, LANDASAN DAN MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Jabal Nur (Dosen Jurusan Syariah STAIN Kendari) Abstrak: Bahasa Arab memiliki karakteristik dan kesulitan yang tinggi. Oleh sebab itu perlu pendekatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni sebagai bahasa Negara dan Bahasa Nasional. Mengingat fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. yakni sebagai bahasa Negara dan Bahasa Nasional. Mengingat fungsi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting yakni sebagai bahasa Negara dan Bahasa Nasional. Mengingat fungsi yang diemban oleh Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kualitas berbahasa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah. penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskriptif dan analisis yang penulis lakukan terhadap teori pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan naẓariyah alwahdhah di SMA Islam Pekalongan dan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X 1), kemampuan menyusun kalimat efektif (X 2

Lebih terperinci

STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (A. Suherman)

STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. (A. Suherman) STRUKTUR KEBAHASAAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB (A. Suherman) A. Sruktur Kebahasaan Yang dimaksud dengan struktur-struktur kebahasaan adalah struktur- struktur grammar atau tata bahasa. Terdapat banyak

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah (IPA/IPS/BHS) Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Bahasa Arab Jumlah Soal : 50 Butir Kurikulum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dengan sesamanya dan digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada

BAB II KAJIAN TEORI. dengan sesamanya dan digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Bahasa Arab 1. Pembelajaran Bahasa Arab Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dengan sesamanya dan digunakan untuk mengeluarkan ide-ide yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Daftar Terjemah

Lampiran 1: Daftar Terjemah Lampiran 1: Daftar Terjemah No Hal Bab Terjemah 1 2 I 2 3 I 3 5 I Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: berlapanglapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena segala aktivitas kehidupan manusia membutuhkan ilmu, dan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan anak untuk menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahuinya. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh lagi pengertian bahasa adalah

Lebih terperinci

PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PUSAT PENGEMBANGAN BAHASA (PPB) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PUSAT PENGEMBANGAN BAHASA (PPB) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON PROFIL UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PUSAT PENGEMBANGAN BAHASA (PPB) IAIN SYEKH NURJATI CIREBON A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Bahasa Arab sangat ditekankan dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Bahasa Arab sangat ditekankan dalam dunia pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Arab sangat ditekankan dalam dunia pendidikan islam baik di sekolah formal maupun non formal sebagai penunjang untuk memahami isi kandungan

Lebih terperinci

URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA

URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA URGENSI PENGEMBANGAN KECERDASAN LINGUISTIK PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE ROLE PLAYING GUNA MEWUJUDKAN GENERASI INDONESIA MENDUNIA Anwardiani Iftaqul Janah Mahasiswa PGPAUD UAD Yogyakarta email: iftaquljanah@yahoo.com

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN : BAHASA ARAB

SILABUS PEMBELAJARAN : BAHASA ARAB SILABUS PEMBELAJARAN : BAHASA ARAB Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mata Pelajaran : Bahasa Arab Kelas / Semester : IV (Empat) / Ganjil Kompetensi Inti : (KI-1) : Menerima dan menjalankan,ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abd al-majid, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah cerminan masyarakat dan budaya suatu negara. Ada beragam macam bahasa yang terdapat di dunia ini yang dijadikan alat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan sintak..., Vandra Risky, FIB UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Pokok Bahasan Bahasa adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi. Adapun definisinya secara umum, adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi antar sesama, baik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga maupun di lingkungan masyarakat tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah adalah merupakan lembaga yang mengkhususkan diri untuk kegiatan pendidikan Islam, tempat masyarakat mentransfer keterampilan, kebiasaan, cita-cita

Lebih terperinci

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) 33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam bab ini peneliti akan memberikan penjelasan tentang : tujuan. maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam bab ini peneliti akan memberikan penjelasan tentang : tujuan. maupun tulisan. Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang 15 BAB II KAJIAN TEORI A. Vocabulary (Kosa Kata). Dalam bab ini peneliti akan memberikan penjelasan tentang : tujuan mempelajari Bahasa Inggris, Pengertian vocabulary (kosa kata), Sifat vocabulary (kosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat lain, suatu bangsa berhubungan dengan bangsa lain. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat lain, suatu bangsa berhubungan dengan bangsa lain. Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi penyampai gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan. Di zaman modern, suatu masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, suatu bangsa

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Bahasa Arab Jumlah soal : 50 Butir Kurikulum : Standar

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN HARAPAN MAHASISWA DAN DOSEN TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAHASA ARAB

PERSEPSI DAN HARAPAN MAHASISWA DAN DOSEN TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAHASA ARAB PERSEPSI DAN HARAPAN MAHASISWA DAN DOSEN TERHADAP PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAHASA ARAB Zukhaira dan Singgih Kuswardono Universitas Negeri Semarang E-mail: zukhaira_unnes@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia yang berbentuk lisan, tulisan atau isyarat. Bahasa merupakan simbol-simbol yang disepakati dalam suatu komunitas masyarakat.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MENULIS SKRIPSI MELALUI PENGENALAN MUTA ALLAQ PADA MATA KULIAH INSYA Oleh: Yayan Nurbayan Abastrak Penyelenggaraan perkuliahan Insya tampaknya belum mencapai hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Awal. Penelitian ini dilakukan di kelas I MI Miftahul Ulum Curah Keris Kalipang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan Tahun

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dengan adanya bahasa manusia dapat menyampaikan tujuan mereka kepada orang lain dengan mudah dan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Materi 2 PEMBELAJARAN BAHASA ARAB تدريس اللغة العربية Roviin, M.Ag 1 PEMBELAJARAN UNSUR BAHASA ARAB علم ( bunyi Dalam unsur bahasa terdapat tata tata kata,(كتابات الحروف) tata tulis,(األصوات dan kosa kata,(النحو)

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MUHADATSAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHARAH KALAM PESERTA DIDIK

PENERAPAN METODE MUHADATSAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHARAH KALAM PESERTA DIDIK PENERAPAN METODE MUHADATSAH DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHARAH KALAM PESERTA DIDIK Hastang Nur Prodi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah STAIN Watampone Kampus: Jalan HOS Cokroaminoto, Kab. Bone

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI BACAAN BAHASA INGGRIS MELALUI DEDUCING MEANING FROM CONTEXT. Hariati SMP 30 Makassar, Sulawesi Selatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI BACAAN BAHASA INGGRIS MELALUI DEDUCING MEANING FROM CONTEXT. Hariati SMP 30 Makassar, Sulawesi Selatan PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI BACAAN BAHASA INGGRIS MELALUI Hariati SMP 30 Makassar, Sulawesi Selatan Email: hariati.30mks@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk: (1) meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II METODE HAFALAN KOSA KATA BAHASA ARAB DAN KETERAMPILAN BERBICARA. 1. Pengertian Metode Hafalan dan Kosa Kata Bahasa Arab

BAB II METODE HAFALAN KOSA KATA BAHASA ARAB DAN KETERAMPILAN BERBICARA. 1. Pengertian Metode Hafalan dan Kosa Kata Bahasa Arab BAB II METODE HAFALAN KOSA KATA BAHASA ARAB DAN KETERAMPILAN BERBICARA A. Metode Hafalan Kosa Kata Bahasa Arab 1. Pengertian Metode Hafalan dan Kosa Kata Bahasa Arab a. Metode Hafalan Metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD hendaknya berjalan seefektif mungkin karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama. Salah satu faktor keberhasilan suatu

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 1 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi.

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkomunikasi dengan orang lain sebagai wujud interaksi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai sarana komunikasi. Hal tersebut terjadi karena sebagai makhluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOSA KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA

MENINGKATKAN KOSA KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA MENINGKATKAN KOSA KATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA Dian Hikmayana Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak. Permainan merupakan suatu alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA ARAB KELAS 1 DI SD MUHAMMADIYAH 01 KURIPAN KIDUL PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA ARAB KELAS 1 DI SD MUHAMMADIYAH 01 KURIPAN KIDUL PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA ARAB KELAS 1 DI SD MUHAMMADIYAH 01 KURIPAN KIDUL PEKALONGAN A. Analisis Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah fenomena ilmiah, tetapi bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan informasi dari berbagai penjuru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang dapat bertutur dengan bahasa tertentu secara tiba-tiba dalam situasi penuturan baik bersifat formal maupun yang bersifat informal. Mengganti bahasa diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan (Golden Age) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat diragukan lagi. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat diragukan lagi. Mengingat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya bahasa bagi manusia tidak dapat diragukan lagi. Mengingat pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari itu sudah membuktikan bahwa manusia sangat memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa verbal/lisan atau berbicara. Manusia bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam surat kabar harian Solopos tahun 2015 dan 2016 ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. interaksi belajar mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Bahasa Indonesia digunakan dalam interaksi belajar

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung)

JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung) JUDUL Proses Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri (Studi Deskriptif di Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung) ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran akurat tentang proses

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA CHUUKYUU DOKKAI DI PERGURUAN TINGGI Sriwahyu Istana Trahutami utami_undip@yahoo.com Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Abstract Reading is a complex process that

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berhubungan dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran BIPA sangat penting untuk penutur asing karena saat ini Indonesia sudah terbuka di mata dunia internasional. Pembelajaran BIPA memiliki empat aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Untuk dapat berhubungan dan saling memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009-2010 Kompetensi Dasar MENDENGARKAN 1.1 Menyimpulkan isi berita yang didengar dari televisi atau radio. Indikator Pencapaian (peserta didik

Lebih terperinci