BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dilakukan pada sumber empiris. Aspek yang diteliti adalah alumni fakultas

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di bulan Januari 17. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan pada sumber empiris. Aspek yang diteliti adalah alumni fakultas kedokteran angkatan 8 berdasarkan standar dokter muslim Indonesia. Dari 119 kuesioner yang dikirim dapat dibedakan atas jenis kelamin dan umur. Distribusi responden terlihat adalah sebagai berikut: Tabel. 4.1 Karakteristik Responden Tabel 4.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki Perempuan Jumlah Tabel 4.2. Responden Berdasarkan Umur Umur Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase < > berikut: Dari Kuesioner yang kembali, distribusi responden terlihat adalah sebagai 22

2 Penerapan Seyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun (5S) % 1% Persentase Gambar 4.1. Penerapan 5S Alumni angkatan 8 tercatat tidak ada yang paling rendah menerapkan 5 S. Semua telah menerapkan 5S dengan presentase 1% dengan tinggi baik jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan. 23

3 Memulai dengan tindakan mengawali membaca Basmallah dan mengakhiri dengan membaca Hamdallah ,42% ,58% Gambar 4.2. Mengawali membaca Basmallah dan mengakhiri dengan membaca Hamdallah Perilaku alumni angkatan 8 yang selalu memulai dengan tindakan mengawali membaca Basmallah dan mengakhiri dengan membaca Hamdallah, yang memilih selalu berjumlah 85 (71,42%) sedangkan 34 (28,58%) responden memilih kadang-kadang. Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 24

4 Pendampingan bila memeriksa lawan jenis % 39.49% 1 1.9% Gambar 4.3. Pendampingan bila memeriksa lawan jenis Kelompok alumni lulusan 8 yang meminta salah satu anggota keluarga pasien untuk mendampingi pada waktu memeriksa, terdapat 47 (39,49%) yang memilih selalu sedangkan yang kadang-kadang hanya 6 (5,42%) dan yang memilih tidak pernah ada 12 (1,9%). Hal tersebut menjadi spesialis yang menjadi idaman lulusan, ternyata sudah dapat memperlihatkan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 25

5 Alumni Lulusan yang Memakai Jilbab Tabel 4.3. Alumni perempuan yang memakai jilbab Pernyataan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Total ,29% % 3.39% Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Gambar 4.4. Memakai jilbab Perilaku alumni angkatan 8 yang selalu memulai dengan memakai jilbab berjumlah 29 (24,36%) sedangkan yang kadang-kadang dalam memakai jilbab berjumlah 42 (35,29%) dan yang tidak pernah memakai jilbab berjumlah 4 (3,39%) responden. Ini berarti bahwa perilaku lulusan belum sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan, karena kecenderungannya masih kadang-kadang. 26

6 Berjanji untuk selalu tepat waktu % 49.57% % Gambar 4.5. Tepat waktu Alumni angkatan 8 yang selalu berjanji untuk selalu tepat waktu, yang memilih berjumlah 55 (46,21%) sedangkan yang memilih kadang-kadang berjumlah 59 (49,57%) dan yang tidak pernah tepat waktu berjumlah 5 (4,22%) responden. Ini berarti bahwa perilaku lulusan belum sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan untuk selalu tepat waktu. 27

7 Bersikap Jujur % % 11.76% Gambar 4.6. Kejujuran Perilaku alumni angkatan 8 yang selalu memulai dengan tindakan dengan bersikap jujur berjumlah 8 (67,22%) dan yang kadang-kadang berjumlah 25 (21%) responden, sedangkan yang memilih tidak pernah 14 (11.76%). Hal ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan untuk berlaku sikap jujur. 28

8 Siap mempertanggungjawabkan tindakan medis % ,62% Gambar 4.7. Mempertanggungjawabkan tindakan medik Perilaku alumni angkatan 8 yang selalu siap mempertanggungjawabkan tindakan medik, untuk responden yang menjawab berjumlah 79 (66,38%) sedangkan yang menjawab kadang-kadang berjumlah (33,62%) responden. Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan bila ada pasien yang bermasalah dalam penanganan tindakan medik. 29

9 Tidak menyombongkan diri, selalu mengatakan bahwa yang menyembuhkan berkat izin Allah swt % % 5.4% Gambar 4.8. Tidak menyombongkan diri Perilaku alumni angkatan 8 yang tidak menyombongkan diri, selalu mengatakan bahwa yang menyembuhkan berkat izin Allah swt, yang memilih selalu berjumlah 78 (65,54%) sedangkan 35 (29,41%) responden memilih kadangkadang dan yang tidak pernah berjumlah 6 (5,4). Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan.

10 menciptakan informed consent % 45.38% % Gambar 4.9. Informed consent Perilaku alumni lulusan 8 yang memilih selalu berjumlah 62 (72,94%) sedangkan (23,52%) responden memilih kadang-kadang dan yang tidak pernah berjumlah 3 (3,54). Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 31

11 .1.1. mengikuti seminar/pelatihan/dan sebagainya % % 5.88% Gambar 4.1. Mengikuti Seminar Perilaku alumni angkatan 8 yang selalu mengikuti seminar/pelatihan dan sebagainya 31 (26,5%) sedangkan 47 (79,83%) responden memilih kadangkadang dan yang tidak pernah berjumlah 7 (5,88). Ini berarti bahwa perilaku lulusan belum sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 32

12 melakukan ibadah mahdhah sesuai syari ah %% 37.81% % Gambar Ibadah Mahdhah Perilaku alumni angkatan 8 yang selalu melakukan ibadah mahdhah sesuai syari ah, yang memilih selalu berjumlah 45 (37,81%) sedangkan 63 (52,95%) responden memilih kadang-kadang dan yang tidak pernah berjumlah 11 (9,24). Ini berarti bahwa perilaku lulusan belum sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan untuk selalu melakukan ibadah mahdhah. 33

13 Siap menjadi imam shalat, khatib Jumat, dan memimpin doa Tabel 4.4 Responden Laki-laki yang menjadi imam shalat, khatib Jumat, dan memimpin doa Pernyataan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Total % % 3.36% Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Gambar menjadi imam shalat, khatib Jumat, dan memimpin doa Perilaku alumni angkatan 8 yang menjadi imam shalat, khatib Jumat, dan memimpin doa, yang memilih selalu berjumlah 55 (46,21%) sedangkan 1 (24,3%) responden memilih kadang-kadang dan yang menjawab tidak pernah adalah 4 (3,36%). Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 34

14 Memberikan ceramah agama Tabel 4.5. Responden yang memberikan ceramah agama Pernyataan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Total % 37.81% % 1.92% 5 5.6% 1.68% Gambar Ceramah agama Perilaku alumni angkatan 8 laki-laki yang selalu melakukan ceramah agama (33,61), yang memilih kadang-kadang berjumlah 45 (37,81%) sedangkan 13 (1,92%) responden memilih tidak pernah. Ini berarti bahwa perilaku lulusan belum sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 35

15 Mengingatkan pasien untuk selalu beribadah mahdhah Tabel 4.6. Responden yang mengingatkan pasien untuk selalu beribadah mahdhah Pernyataan Total % % 14.3% Gambar Pasien untuk beribadah mahdhah Perilaku alumni angkatan 8 yang mengingatkan untuk beribadah mahdhah, yang memilih selalu berjumlah 29 (24,36%) sedangkan 73 (61,34%) responden memilih kadang-kadang dan yang tidak pernah berjumlah 17 (14,3%). Ini berarti bahwa perilaku lulusan belum sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 36

16 Mengingatkan pasien untuk berobat yang halal % % % Gambar Mengingatkan pasien untuk berobat yang halal Perilaku alumni angkatan 8 yang mengingatkan pasien untuk berobat yang halal, yang memilih selalu berjumlah 75 (63,2%) sedangkan 35 (29,41%) responden memilih kadang-kadang dan yang tidak pernah berjumlah 9 (7,57). Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 37

17 Mengingatkan pasien untuk makan/minum yang halal % % % Gambar Mengingatkan pasien untuk makan/minum yang halal Perilaku alumni angkatan 8 yang mengingatkan pasien untuk makan/minum yang halal, yang memilih selalu berjumlah 73 (61,34%) sedangkan 37 (31,9%) responden memilih kadang-kadang dan yang tidak pernah berjumlah 9 (7,57%). Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 38

18 Menjelaskan ayat Al Qur an dan Hadits % 37.81% % Gambar Menjelaskan ayat Al Qur an dan Hadits Perilaku alumni angkatan 8 yang menjelaskan ayat Al Qur an dan Hadits, yang memilih selalu berjumlah 51 (42,85%) sedangkan 45 (37,81%) responden memilih kadang-kadang dan yang tidak pernah berjumlah 23 (19,34%). Ini berarti bahwa perilaku lulusan belum sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 39

19 Menghubungi orang atau pakar bidang kedokteran % % 17.66% Gambar Menghubungi pakar Perilaku alumni angkatan 8 yang menghubungi orang atau pakar bidang kedokteran, yang memilih selalu berjumlah 76 (63,86%) sedangkan 22 (18,48%) responden memilih kadang-kadang dan yang tidak pernah berjumlah 21 (17,66%). Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan.

20 Mengikuti pengajian bersama keluarga % % % Gambar Pengajian bersama keluarga Perilaku alumni angkatan 8 dalam pengajian bersama keluarga, yang memilih selalu berjumlah 38 (31,93%) sedangkan 72 (6,5%) responden memilih kadang-kadang dan yang tidak pernah berjumlah 9 (7,57%). Ini berarti bahwa perilaku lulusan belum sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan. 41

21 4.1.. Menjaga kerahasiaan informasi pasien % % 14.3% Gambar 4.. Menjaga kerahasiaan pasien Perilaku alumni angkatan 8 yang menjaga kerahasiaan pasien, yang memilih selalu berjumlah 79 (66,36%) sedangkan 23 (19,32%) responden memilih kadangkadang dan yang tidak pernah berjumlah 17 (14,3%). Ini berarti bahwa perilaku lulusan sesuai dengan perilaku Dokter Muslim yang diharapkan Pembahasan Indonesia adalah negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, maka wajar agar para dokter memberikan pelayanan kepada pasen dan masyarakat luas sesuai dengan kaidah Islam. Dokter muslim seharusnya memperhatikan ketentuan dasar tentang berobat dalam Islam. Misalnya tidak akan memberikan obat yang mengandung bahan haram kepada pasien muslim. Fakultas Kedokteran Universitas 42

22 Islam Indonesia mendefinisikan Dokter Muslim sebagai seorang dokter yang telah memenuhi pengetahuan dan keterampilan sebagai dokter sebagaimana yang ditetapkan oleh negara, namun yang mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya itu sesuai dengan Islam. Disamping itu, sebagai seorang Muslim, maka dia haruslah menjalankan semua perintah-nya dan menjauhi segala larangan- Nya tanpa terikat ruang dan waktu. Disamping itu profesi kedokteran adalah wahana yang sangat efektif untuk pembinaan umat, sehingga terkait erat dengan da wah bil hal. Hal ini dimungkinkan, karena seorang dokter mempunyai privelege untuk memasuki lingkup pribadi seseorang, bahkan dalam situasi tertentu dibukakan pintu lebar-lebar ke dalam kamar pribadi pasennya, sesuatu yang tak dipunyai oleh profesi lain. Dokter adalah orang yang menjadi tumpahan keluh kesah, termasuk hal yang sangat bersifat rahasia. Dengan peluang seperti itu, maka Dokter Muslim berpeluang sangat besar seorang da i yang efektif, jauh melebihi da i tradisional. Dapat dipahami, dokter Muslim berpeluang untuk membina pasennya bukan hanya dibidang kedokteran/kesehatan tapi juga keberagamaannya. Pembinaan itu dimulai dari dirinya, keluarganya, tetangga disekitar dia tinggal dan masyarakat luas. Pasien Muslim dan masyarakat muslim yang jadi tanggung jawabnya diharapkan untuk juga mempunyai perilaku yang sama, sehingga dia melayani orang-orang yang hari ini adalah seorang muslim, besok dan seterusnya sampai Allah swt memanggilnya dia tetap muslim dan diharapkan mendapatkan husnul khotimah. Pelayanan tersebut tidak membedakan jenis kelamin, agama, golongan, ras dan etnik sesuai dengan kaidah Islam dan kode 43

23 etik yang menjadi tutunannya. Oleh karena itu setiap Dokter Muslim dituntut untuk juga punya kemampuan menjadi imam shalat, khatib Jumat, memberikan ceramah agama. Sebagai konsekuensinya dia dituntut juga harus memperkaya pengetahuannya tidak hanya dibidang kedokteran/kesehatan tapi juga pengetahuan agamanya, terutama yang terkait dengan bioetika dalam perspektif Islam. Alumni juga dituntut untuk selalu memperkuat jaringan dengan para ulama fiqih, karena sewaktu-waktu dia berhadapan dengan isu baru dibidang kedokteran/kesehatan, maka dia dengan cepat bisa menghubungi seorang ulama fiqih untuk mendapatkan pendapatnya. Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia harus dapat mengembangkan ilmu melalui browsing internet untuk mencari fatwa dalam bank fatwa di internet. Sebagaimana ciri sebuah survey, hasilnya tidak bisa menyajikan in-depth dari masing-masing variabel yang diteliti. Untuk itu diperlukan focus group discussion (FGD) dan in-depth intervieuw. Hal tersebut tidak dilakukan dalam penelitian ini, sehingga sekaligus menjadi kelemahan penelitian ini. Harus diakui, pendefinisian perilaku seorang Dokter Muslim masih berbeda antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. Hal ini disebabkan karena referensinya masih sangat terbatas. 44