SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA"

Transkripsi

1

2

3 SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah dan rahmat-nya sehingga Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 ini dapat diselesaikan. Penyusunan buku ini terutama bertujuan untuk menggambarkan kondisi kesejahteraan masyarakat secara umum khususnya di Kabupaten Semarang. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercermin melalui meningkatnya partisipasi pendidikan masyarakat, derajat kesehatan masyarakat serta kesempatan kerja yang semakin luas sehingga bisa meningkatkan tingkat pendapatan masyarakat. Semakin meningkatnya pendapatan, maka tingkat kemiskinan akan menurun. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun buku ini sehingga dapat dipublikasikan. Semoga buku ini bermanfaat bagi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan masyarakat, dan peningkatan keberhasilan pembangunan daerah ke depan. Kami sadar bahwa publikasi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka segala kritik dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan publikasi berikutnya sangat kami harapkan. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA Kabupaten Semarang Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 ii

4 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 dapat tersaji. Publikasi ini menyajikan data-data penunjang mengenai masalah kesejahteraan rakyat. Publikasi ini berisi mengenai wilayah administrasi, kependudukan, sosial & ketenagakerjaan, kesehatan & Keluarga Berencana, pendidikan, perumahan, serta kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Diharapkan dengan terbitnya buku ini dapat memberikan tambahan informasi bagi perencanaan dan evaluasi pembangunan. Kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan publikasi selanjutnya. Terbitnya publikasi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait, untuk itu kami ucapkan terima kasih. Ungaran, Desember 2015 Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang Kepala, ROCHWAN, S.E., M.M. NIP : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 iii

5 DAFTAR ISI Halaman Sambutan Kepala Bappeda... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... v Penjelasan Teknis Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang... 2 BAB I. Wilayah Administrasi BAB II. Kependudukan BAB III. Sosial dan Ketenagakerjaan BAB IV. Kesehatan dan Keluarga Berencana BAB V. Pendidikan BAB VI. Perumahan BAB VII. Kemiskinan dan IPM Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 iv

6 DAFTAR TABEL Halaman BAB I. Wilayah Administrasi Tabel I.1 Jumlah Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel I.2 Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan dan Statusnya di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel I.3 Daftar Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan dan Statusnya di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel I.4 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Tahun BAB II. Kependudukan Tabel II.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Semarang Hasil Sensus Penduduk, Tahun Tabel II.2 Jumlah Penduduk di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel II.3 Jumlah Penduduk dan Keluarga di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel II.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel II.5 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Kelompok Umur di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel II.6 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Kelompok Umur Pendidikan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel II.7 Jumlah dan Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 v

7 Halaman Tabel II.8 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel II.9 Jumlah Penduduk, Sex Ratio, dan Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel II.10 Jumlah Penduduk, Sex Ratio, dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Bulan Mei Tahun Tabel II.11 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Status Perkawinan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel II.12 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Menurut Kelompok Umur dan Status Perkawinan di Kabupaten Semarang, Tahun BAB III. Sosial dan Ketenagakerjaan Tabel III.1 Jumlah Anggota Karang Taruna Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel III.2 Jumlah Yayasan/Organisasi Sosial yang Bergerak di Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial pada Program Kegiatan Identifikasi, Akreditasi, dan Perijinan Orsos Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel III.3 Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel III.4 Jumlah Data Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan di Kabupaten Semarang, Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 vi

8 Halaman Tabel III.5 Jumlah Data Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan Menurut Kecamatan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel III.6 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Seminggu yang Lalu di Kabupaten Semarang Bulan Agustus Tahun Tabel III.7 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Kabupaten Semarang Bulan Agustus Tahun Tabel III.8 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama di Kabupaten Semarang Bulan Agustus Tahun Tabel III.9 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pekerja Formal dan Informal di Kabupaten Semarang Bulan Agustus Tahun Tabel III.10 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Kabupaten Semarang, Bulan Agustus Tahun Tabel III.11 Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Selama Sebulan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel III.12 Banyaknya Calon Tenaga Kerja Indonesia Lulus Seleksi Menurut Negara Tujuan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Semarang, Tahun BAB IV. Kesehatan dan Keluarga Berencana Tabel IV.1 Persentase Balita (Usia 0 59 Bulan) Menurut Penolong Proses Kelahiran Pertama di Kabupaten Semarang, Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 vii

9 Halaman Tabel IV.2 Persentase Balita (Usia 0 59 Bulan) Menurut Penolong Proses Kelahiran Terakhir di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.3 Persentase Balita (Usia 0 59 Bulan) yang Pernah Diberi Air Susu Ibu (ASI), Persentase Balita (Usia 0 59 Bulan) yang Pernah Diberi ASI Menurut Lama Pemberian ASI dan Rata-rata Lama Pemberian ASI Bagi Balita Berumur 2 4 Tahun di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.4 Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.5 Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.6 Persentase Penduduk Wanita Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Berstatus Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama dan Rata-rata Umur Perkawinan Pertama di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.7 Persentase Penduduk Wanita Berumur Tahun yang Berstatus Kawin Menurut Pernah atau Tidaknya Menggunakan Alat/Cara KB di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.8 Persentase Penduduk Wanita Berumur Tahun yang Berstatus Kawin dan Sedang Menggunakan Alat/Cara KB Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.9 Persentase Peserta Keluarga Berencana Aktif (PA) dan Total Fertility Rate (TFR) di Kabupaten Semarang, Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 viii

10 Halaman Tabel IV.10 Angka Kematian Bayi 0-11 Bulan (AKB) di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.11 Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel IV.12 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Semarang, Tahun BAB V. Pendidikan Tabel V.1 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas Menurut Partisipasi Bersekolah di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel V.2 Persentase Penduduk Berumur 5-18 Tahun Menurut Partisipasi Bersekolah di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel V.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel V.4 Angka Melek Huruf (AMH) Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel V.5 Angka Buta Huruf Penduduk Berumur Tahun Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel V.6 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel V.7 Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel V.8 Angka Partisipasi Kasar (APK) Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel V.9 Angka Putus Sekolah (APS) Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Semarang, Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 ix

11 Halaman BAB VI. Perumahan Tabel VI.1 Persentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.3 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.4 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.5 Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.6 Rata rata Luas Lantai per Penduduk di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.7 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.8 Desa/Kelurahan Lokasi Program Pamsimas Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.9 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VI.10 Persentase Rumah Tangga Menurut Bahan Bakar/ Energi Utama untuk Memasak di Kabupaten Semarang, Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 x

12 Halaman BAB VII. Kemiskinan dan IPM Tabel VII.1 Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VII.2 Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P₁), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P₂) di Kabupaten Semarang, Tahun Tabel VII.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Semarang, Tahun Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 xi

13 PENJELASAN TEKNIS

14 PENJELASAN TEKNIS INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN SEMARANG Data dan informasi statistik Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang 2015 dibagi ke dalam 7 bidang atau topik. Secara rinci pembagian tersebut adalah sebagai berikut. 1. Wilayah administrasi meliputi : jumlah desa/ kelurahan dan luas wilayah. 2. Kependudukan meliputi : jumlah penduduk, jumlah keluarga, rata-rata jiwa per keluarga, komposisi umur, komposisi umur pendidikan, distribusi penduduk, kepadatan penduduk, sex ratio, pertumbuhan penduduk, laju pertumbuhan penduduk (LPP), dan status perkawinan. 3. Ketenagakerjaan meliputi : jenis kegiatan, lapangan pekerjaan utama, status pekerjaan utama, pekerja formal dan informal, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Tingkat Kesempatan Kerja (TKK), Upah Minimum Kabupaten (UMK), Kebutuhan Hidup Layak (KHL), dan calon Tenaga Kerja Indonesia. 4. Kesehatan meliputi : balita menurut penolong proses kelahiran, lama pemberian ASI, rata-rata lama pemberian ASI, dan Angka Harapan Hidup (AHH). 5. Pendidikan meliputi : partisipasi bersekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, Angka Melek Huruf, Angka Buta Huruf, Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), dan rata-rata lama sekolah. 6. Perumahan meliputi : penguasaan bangunan tempat tinggal, jenis atap terluas, jenis dinding terluas, jenis lantai terluas, luas lantai, rata-rata luas lantai per penduduk, sumber air minum, sumber penerangan, dan bahan bakar/energi utama untuk memasak. 7. Kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meliputi : penduduk miskin, garis kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan, dan IPM. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

15 Beberapa konsep dan definisi yang digunakan di publikasi ini adalah sebagai berikut. 1. Wilayah administrasi adalah wilayah administrasi yang sudah memiliki dasar hukum yang sah menurut Kementerian Dalam Negeri. 2. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No. 6 Tahun 2014). 3. Kelurahan dibentuk dengan Perda Kabupaten/Kota berpedoman pada peraturan pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah selaku perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat (UU No. 23 Tahun 2014). 4. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. 5. Sensus Penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, pengolahan, penyusunan, dan penerbitan data demografi, ekonomi dan sosial yang menyangkut semua penduduk/orang pada waktu tertentu di suatu negara atau suatu wilayah. 6. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. 7. Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu daerah dibagi dengan luas daerah tersebut, biasanya dinyatakan sebagai penduduk per km². 8. Sex ratio adalah rasio jenis kelamin yaitu jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

16 9. Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu. 10. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) adalah rata-rata tahunan laju perubahan jumlah penduduk di suatu daerah selama periode waktu tertentu. 11. Status perkawinan penduduk terdiri dari belum kawin, kawin, cerai hidup, dan cerai mati. 12. Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. 13. Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai suami istri karena bercerai dan belum kawin lagi. 14. Cerai mati adalah seseorang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. 15. Sakernas adalah Survei Angkatan Kerja Nasional yaitu survei yang dirancang khusus untuk mengumpulkan data yang dapat menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan. 16. Penduduk berumur 15 tahun ke atas adalah penduduk yang berumur 15 tahun, 16 tahun, 17 tahun dan seterusnya. 17. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. 18. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. 19. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

17 20. Pengangguran terbuka terdiri dari : a. mereka yang tidak punya pekerjaan/usaha dan mencari pekerjaan b. mereka yang tidak punya pekerjaan/usaha dan mempersiapkan usaha baru c. mereka yang tidak mencari pekerjaan dan tidak mempersiapkan usaha baru karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (putus asa) d. mereka yang sudah diterima bekerja tapi belum mulai bekerja 21. Sekolah adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Tidak termasuk yang sedang libur/cuti. 22. Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. 23. Jenis kegiatan lainnya adalah kegiatan selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga. 24. Lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja, atau yang dihasilkan oleh perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. 25. Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan. 26. Pekerja formal adalah seseorang yang bekerja dengan status pekerjaan sebagai berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar dan buruh/karyawan/pegawai. 27. Pekerja informal adalah seseorang yang bekerja dengan status pekerjaan sebagai berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non pertanian, dan pekerja keluarga/tak dibayar. 28. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja dan dihitung dari jumlah angkatan kerja dibagi jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas dikali 100. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

18 29. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah ukuran yang menunjukkan besarnya penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Dihitung dari perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja, dan biasanya dinyatakan dalam persen. 30. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah ukuran yang menunjukkan seberapa banyak jumlah penduduk usia kerja yang bekerja atau sementara tidak bekerja. Dihitung dari jumlah penduduk usia kerja yang bekerja dibagi jumlah angkatan kerja dikali Upah Minimum Kabupaten (UMK) adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap di suatu kabupaten. 32. Kebutuhan Hidup Layak (KHL) adalah standar kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 (satu) bulan (Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 13 Tahun 2013). 33. Balita adalah penduduk berumur 0 4 tahun (0-59 bulan) atau belum berumur 5 tahun. 34. Penolong kelahiran pertama adalah penolong langsung kepada seorang ibu yang akan melahirkan, sejak awal proses kelahiran. 35. Penolong kelahiran terakhir adalah penolong langsung kepada seorang ibu yang melahirkan, sampai dengan keluarnya bayi yang disertai keluarnya plasenta. 36. Rata-rata lama pemberian ASI adalah perbandingan jumlah bulan dalam pemberian ASI dibandingkan dengan jumlah bayi yang diberi ASI. 37. Angka Harapan Hidup pada waktu lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur. 38. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh seseorang, yakni tidak/belum pernah sekolah, tidak/belum tamat SD/SDLB/MI/Paket A, tamat SD/SDLB/MI/Paket A, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

19 tamat SMP/SMPLB/MTs/Paket B, tamat SMA/SMALB/MA/SMK/Paket C, atau tamat akademi/universitas (DI/II, DIII, DIV/S1, S2/S3). 39. Angka Melek Huruf adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk. 40. Angka Buta Huruf adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang tidak dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk. 41. Dapat membaca dan menulis adalah dapat membaca dan menulis kata-kata/kalimat sederhana dalam aksara tertentu. 42. Angka Partisipasi Sekolah (APS) adalah persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada usia tertentu (apapun jenjang pendidikannya) terhadap jumlah penduduk usia tersebut. 43. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. 44. Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. 45. Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. 46. Rumah tangga (biasa) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau pengurusan kebutuhan bersama sehari-hari di bawah satu pengelolaan. Sedangkan orang-orang yang tinggal di asrama, lembaga pemasyarakatan, panti asuhan, rumah tahanan, dan sejenisnya di mana pengurusan kebutuhan sehari-hari diatur oleh suatu lembaga, badan, yayasan dan sebagainya, atau sekelompok orang yang indekos (berjumlah 10 orang atau lebih) dikategorikan sebagai rumah tangga khusus. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

20 47. Status penguasaan bangunan tempat tinggal dilihat dari sisi anggota rumah tangga yang mendiaminya. Ada beberapa jenis penguasaan bangunan tempat tinggal, yaitu milik sendiri, kontrak, sewa, bebas sewa milik orang lain, bebas sewa milik orang tua/sanak/saudara, dinas, dan lainnya (tempat tinggal milik bersama, rumah adat). 48. Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga anggota rumah tangga yang mendiami di bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan, dan sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah bagian teratas dari bangunan tersebut. 49. Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan bangunan fisik lain. 50. Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari marmer/keramik/granit, tegel/traso, semen, kayu, tanah, dan lainnya. 51. Luas lantai adalah luas lantai dari bangunan tempat tinggal yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari-hari (sebatas atap). Luas lantai bangunan bertingkat merupakan jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati. 52. Rata-rata luas lantai per penduduk adalah perbandingan jumlah luas lantai dibandingkan dengan jumlah penduduk. 53. Sumber air minum adalah sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga. 54. Listrik PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh PLN. 55. Listrik non PLN adalah sumber penerangan listrik yang dikelola oleh instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya (yang tidak dikelola oleh PLN). 56. Garis kemiskinan adalah besarnya nilai rupiah pengeluaran per kapita setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan non makanan yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap berada pada kehidupan yang layak. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

21 57. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. 58. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P₁) adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. 59. Indeks Keparahan Kemiskinan (P₂) adalah memberi gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. 60. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks yang disusun untuk mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup, yaitu kesehatan, pengetahuan, dan standar hidup layak. Nilai indeks berkisar Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

22 1 WILAYAH ADMINISTRASI

23 BAB I WILAYAH ADMINISTRASI Wilayah Kabupaten Semarang terdiri dari 19 kecamatan. Sedangkan jumlah desa/kelurahan keseluruhan adalah 235, yang terdiri dari 208 desa dan 27 kelurahan. Kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Suruh dan Pabelan dengan jumlah desa masing-masing adalah 17 desa. Sedangkan kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan paling sedikit adalah Kecamatan Bawen, Bancak, dan Pringapus dengan jumlah masing-masing 9 desa/kelurahan. Status desa/kelurahan dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu desa/kelurahan dengan status pedesaan dan perkotaan. Kecamatan yang mempunyai desa/kelurahan dengan status perkotaan terbanyak adalah Kecamatan Ambarawa, dengan desa/kelurahan berstatus perkotaan sebanyak 8 dari 10 desa/kelurahan. Sedangkan kecamatan yang tidak mempunyai desa/kelurahan dengan satus perkotaan dan semua desa/kelurahan berstatus pedesaan adalah Kecamatan Getasan dan Bancak. Luas wilayah Kabupaten Semarang adalah 950,21 Km². Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas adalah Kecamatan Pringapus yaitu 78,35 Km², meskipun kecamatan ini merupakan kecamatan yang memiliki jumlah desa/kelurahan paling sedikit yaitu 9. Hal ini dikarenakan di Kecamatan Pringapus terdapat hutan negara yang paling luas di antara kecamatankecamatan yang lain. Sedangkan Kecamatan Ambarawa merupakan kecamatan yang mempunyai luas wilayah paling sempit yaitu 28,22 Km². Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

24 TABEL I.1 JUMLAH DESA DAN KELURAHAN MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN JUMLAH JUMLAH JUMLAH DESA DESA KELURAHAN DAN KELURAHAN (2) (3) (4) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

25 TABEL I.2 JUMLAH DESA/KELURAHAN MENURUT KECAMATAN DAN STATUSNYA DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN JUMLAH DESA/KELURAHAN BERSTATUS PEDESAAN PERKOTAAN PEDESAAN + PERKOTAAN (2) (3) (4) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

26 TABEL I.3 DAFTAR DESA/KELURAHAN MENURUT KECAMATAN DAN STATUSNYA DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN DAFTAR DESA/KELURAHAN BERSTATUS PEDESAAN PERKOTAAN (2) (3) 1 Getasan Kopeng, Batur, Tajuk, Jetak, Samirono, Sumogawe, Polobogo, Manggihan, Getasan, Wates, Tolokan, Ngrawan, Nogosaren 2 Tengaran 3 Susukan 4 Kaliwungu 5 Suruh Tegalrejo, Sugihan, Duren, Regunung, Cukil, Klero, Butuh, Patemon, Tegalwaton, Barukan, Nyamat Badran, Timpik, Tawang, Bakalrejo, Ketapang, Sidoharjo, Gentan, Muncar, Ngasinan, Koripan, Kenteng, Kemetul Siwal, Udanwuh, Kener, Papringan, Kradenan, Kaliwungu, Mukiran, Payungan, Jetis, Rogomulyo Kebowan, Beji Lor, Jatirejo, Dersansari, Purworejo, Ketanggi, Medayu, Bonomerto, Sukorejo, Kedungringin, Gunung Tumpeng, Reksosari, Plumbon, Krandon Lor, Cukilan, Dadapayam Tengaran, Sruwen, Karangduren, Bener Susukan Pager Suruh 6 Pabelan Sumberejo, Segiri, Terban, Tukang, Semowo, Bendungan, Karanggondang, Jembrak, Kadirejo, Bejaten, Giling, Padaan Ujung-Ujung, Sukoharjo, Glawan, Kauman Lor, Pabelan Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

27 TABEL I.3 (LANJUTAN) DAFTAR DESA/KELURAHAN MENURUT KECAMATAN DAN STATUSNYA DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN DAFTAR DESA/KELURAHAN BERSTATUS PEDESAAN PERKOTAAN (2) (3) 7 Tuntang Kalibeji, Rowosari, Jombor, Candirejo, Kesongo, Watuagung, Lopait, Delik, Tlogo, Karangtengah, Karanganyar, Tlompakan, Ngajaran Gedangan, Sraten, Tuntang 8 Banyubiru Wirogomo, Kemambang, Sepakung, Kebumen, Gedong, Rowoboni, Tegaron, Ngrapah Kebondowo, Banyubiru 9 Jambu Gemawang, Bedono, Kelurahan, Brongkol, Gondoriyo, Kuwarasan, Kebondalem, Rejosari, Genting Jambu 10 Sumowono Kebonagung, Ngadikerso, Lanjan, Candigaron, Kemitir, Trayu, Jubelan, Bumen, Mendongan, Losari, Kemawi, Piyanggang, Pledokan, Duren, Keseneng Sumowono 11 Ambarawa Bejalen, Pasekan Ngampin, Pojoksari, Tambakboyo, Kupang, Lodoyong, Kranggan, Panjang, Baran 12 Bandungan Mlilir, Candi, Banyukuning, Pakopen, Sidomukti Duren, Jetis, Bandungan, Kenteng, Jimbaran Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

28 TABEL I.3 (LANJUTAN) DAFTAR DESA/KELURAHAN MENURUT KECAMATAN DAN STATUSNYA DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN DAFTAR DESA/KELURAHAN BERSTATUS PEDESAAN PERKOTAAN (2) (3) 13 Bawen Asinan, Polosiri, Kandangan, Samban, Poncoruso Doplang, Bawen, Lemahireng, Harjosari 14 Bringin Popongan, Lebak, Banding, Truko, Nyemoh, Tempuran, Wiru, Sendang, Gogodalem, Rembes, Kalikurmo, Sambirejo, Kalijambe, Tanjung Bringin, Pakis 15 Bancak 16 Pringapus 17 Bergas Pucung, Rejosari, Lembu, Plumutan, Bantal, Jlumpang, Bancak, Wonokerto, Boto Derekan, Jatirunggo, Wonoyoso, Wonorejo, Candirejo, Penawangan Munding, Pagersari, Gebugan, Jatijajar, Gondoriyo Klepu, Pringapus, Pringsari Wujil, Bergas Lor, Bergas Kidul, Randugunting, Diwak, Ngempon, Karangjati, Wringin Putih 18 Ungaran Barat 19 Ungaran Timur Gogik, Keji, Kalisidi, Branjang Kalongan, Kawengen, Kalikayen, Mluweh Langensari, Candirejo, Nyatnyono, Genuk, Ungaran, Bandarjo, Lerep Beji, Leyangan, Susukan, Kalirejo, Sidomulyo, Gedanganak Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

29 TABEL I.4 LUAS WILAYAH MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN LUAS WILAYAH (Km²) PERSENTASE TERHADAP LUAS KABUPATEN SEMARANG (2) (3) 1 Getasan 65,80 6,92 2 Tengaran 47,30 4,98 3 Susukan 48,87 5,14 4 Kaliwungu 29,95 3,15 5 Suruh 64,02 6,74 6 Pabelan 47,97 5,05 7 Tuntang 56,24 5,92 8 Banyubiru 54,41 5,73 9 Jambu 51,63 5,43 10 Sumowono 55,63 5,85 11 Ambarawa 28,22 2,97 12 Bandungan 48,23 5,08 13 Bawen 46,57 4,90 14 Bringin 61,89 6,51 15 Bancak 43,85 4,61 16 Pringapus 78,35 8,25 17 Bergas 47,33 4,98 18 Ungaran Barat 35,96 3,78 19 Ungaran Timur 37,99 4,00 JUMLAH 950,21 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

30 2 KEPENDUDUKAN

31 BAB II KEPENDUDUKAN Data jumlah penduduk yang disajikan di bagian 2 ini bersumber dari Sensus Penduduk dan Registrasi Penduduk. Sensus Penduduk dilaksanakan oleh BPS setiap 10 tahun sekali, yaitu tahun yang berakhiran angka 0 dan yang terakhir adalah Sensus Penduduk tahun Sedangkan data jumlah penduduk yang bersumber dari Registrasi Penduduk setelah tahun 2010 merupakan data yang bersumber dari Sensus Penduduk tahun 2010 ditambah dengan mutasi penduduk (kelahiran, kematian, kedatangan, dan pindah keluar) dari data Registrasi Penduduk setiap bulannya. Jumlah penduduk di Kabupaten Semarang pada akhir tahun 2014 sebanyak jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki dan penduduk perempuan. Apabila dibandingkan dengan kondisi pada akhir tahun 2013 di mana jumlah penduduk Kabupaten Semarang sebanyak jiwa, berarti mengalami kenaikan sekitar 0,60 persen. Kenaikan tersebut disebabkan oleh jumlah kelahiran dan kedatangan (perpindahan penduduk dari luar wilayah Kabupaten Semarang ke wilayah Kabupaten Semarang) lebih banyak bila dibandingkan jumlah kematian dan penduduk yang pindah keluar wilayah Kabupaten Semarang. Atau dengan kata lain bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten Semarang tahun adalah sebesar 0,60 persen. Angka pertumbuhan ini sedikit lebih besar jika dibandingkan angka pertumbuhan tahun yang sebesar 0,59 persen. Apabila dilihat jumlah penduduk Kabupaten Semarang pada akhir tahun 2014 menurut jenis kelamin, maka akan terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan ( jiwa) lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki ( jiwa). Hal ini berarti bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Semarang kurang dari 100, yaitu tercatat sebesar 97. Karena sex ratio merupakan perbandingan antara jumlah Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

32 penduduk laki-laki dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan dikalikan 100. Dari jumlah penduduk tersebut, di Kabupaten Semarang tercatat keluarga pada akhir tahun Sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah jiwa per keluarga di Kabupaten Semarang sebanyak sekitar 3 jiwa. Sedangkan jumlah keluarga pada akhir tahun 2013 tercatat sebanyak keluarga. Dengan demikian pada tahun 2014 jumlah keluarga di Kabupaten Semarang bertambah sebanyak keluarga atau naik sebesar 2,89 persen. Penduduk Kabupaten Semarang tersebar di 19 kecamatan, namun demikian penyebarannya tidak merata. Adapun tiga wilayah kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Ungaran Barat, Bergas, dan Ungaran Timur. Sedangkan tiga wilayah kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Bancak, Kaliwungu, dan Sumowono. Jika dibandingkan antara jumlah penduduk ( jiwa) dan luas wilayah (950,21 km2), maka dapat diketahui kepadatan penduduk di Kabupaten Semarang yaitu sebesar jiwa/km². Dengan demikian pada tahun 2014 ini kondisi Kabupaten Semarang semakin padat, karena kepadatan penduduknya mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar jiwa/km². Adapun wilayah kecamatan yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk lebih tinggi adalah Kecamatan Ungaran Barat (2.140 jiwa/km²), kemudian Ambarawa (2.097 jiwa/km²), dan Ungaran Timur (1.836 jiwa/km²). Sedangkan kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya masih rendah adalah Kecamatan Bancak yaitu hanya mencapai 458 jiwa/km² dan Sumowono 556 jiwa/km². Status perkawinan penduduk Kabupaten Semarang berumur 10 tahun ke atas sebagian besar adalah berstatus kawin yaitu sebanyak 63,99 persen, sedangkan sebagian sedikit adalah berstatus cerai hidup yaitu sebanyak 1,80 persen. Penduduk berumur tahun semua berstatus belum kawin. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

33 TABEL II.1 JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SEMARANG HASIL SENSUS PENDUDUK, TAHUN TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

34 TABEL II.2 JUMLAH PENDUDUK DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) 2007 Tengah Tahun Akhir Tahun Tengah Tahun Akhir Tahun Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun Sumber : BPS Kabupaten Semarang *) : Disesuaikan dengan Hasil Sensus Penduduk 2010 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

35 TABEL II.3 JUMLAH PENDUDUK DAN KELUARGA DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN TAHUN JUMLAH JUMLAH RATA-RATA JIWA PENDUDUK KELUARGA PER KELUARGA (2) (3) (4) 2007 Tengah Tahun Akhir Tahun Tengah Tahun Akhir Tahun Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun *) Tengah Tahun Akhir Tahun Sumber : BPS Kabupaten Semarang *) : Disesuaikan dengan Hasil Sensus Penduduk 2010 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

36 TABEL II.4 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN KELOMPOK UMUR (TAHUN) L P L + P L P L + P (2) (3) (4) (5) (6) (7) JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

37 TABEL II.5 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN 0-4 TAHUN 5-9 TAHUN L P L + P L P L + P (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

38 TABEL II.5 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN TAHUN TAHUN L P L + P L P L + P (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

39 TABEL II.5 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN TAHUN TAHUN L P L + P L P L + P (14) (15) (16) (17) (18) (19) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

40 TABEL II.5 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN TAHUN TAHUN L P L + P L P L + P (20) (21) (22) (23) (24) (25) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

41 TABEL II.5 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN TAHUN TAHUN L P L + P L P L + P (26) (27) (28) (29) (30) (31) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

42 TABEL II.5 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN TAHUN TAHUN L P L + P L P L + P (32) (33) (34) (35) (36) (37) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

43 TABEL II.5 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN TAHUN TAHUN L P L + P L P L + P (38) (39) (40) (41) (42) (43) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

44 TABEL II.5 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN TAHUN 75 TAHUN + L P L + P L P L + P (44) (45) (46) (47) (48) (49) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

45 TABEL II.6 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN 0-2 TAHUN 3-6 TAHUN L P L + P L P L + P (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

46 TABEL II.6 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN 7-12 TAHUN TAHUN L P L + P L P L + P (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

47 TABEL II.6 (LANJUTAN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DAN KELOMPOK UMUR PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN TAHUN TAHUN L P L + P L P L + P (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH JUMLAH Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

48 TABEL II.7 JUMLAH DAN DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK DISTRIBUSI PENDUDUK L P L + P L P L + P (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Getasan ,16 5,15 5,15 2 Tengaran ,01 6,58 6,79 3 Susukan ,60 4,49 4,54 4 Kaliwungu ,73 2,80 2,77 5 Suruh ,38 6,25 6,31 6 Pabelan ,04 3,93 3,98 7 Tuntang ,50 6,49 6,50 8 Banyubiru ,38 4,22 4,30 9 Jambu ,96 3,93 3,94 10 Sumowono ,31 3,16 3,23 11 Ambarawa ,27 6,12 6,19 12 Bandungan ,83 5,60 5,72 13 Bawen ,93 5,99 5,96 14 Bringin ,37 4,33 4,35 15 Bancak ,08 2,12 2,10 16 Pringapus ,13 5,63 5,39 17 Bergas ,03 7,80 7,42 18 Ungaran Barat ,96 8,14 8,05 19 Ungaran Timur ,33 7,27 7,30 JUMLAH ,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

49 TABEL II.8 LUAS WILAYAH DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN KECAMATAN LUAS WILAYAH KEPADATAN PENDUDUK (Jiwa/Km²) (Km²) (2) (3) (4) 1 Getasan 65, Tengaran 47, Susukan 48, Kaliwungu 29, Suruh 64, Pabelan 47, Tuntang 56, Banyubiru 54, Jambu 51, Sumowono 55, Ambarawa 28, Bandungan 48, Bawen 46, Bringin 61, Bancak 43, Pringapus 78, Bergas 47, Ungaran Barat 35, Ungaran Timur 37, JUMLAH 950, Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

50 TABEL II.9 JUMLAH PENDUDUK, SEX RATIO, DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK SEX PERTUMBUHAN L P L + P RATIO PENDUDUK (%) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Getasan ,56 2 Tengaran ,38 3 Susukan ,09 4 Kaliwungu ,12 5 Suruh ,05 6 Pabelan ,68 7 Tuntang ,49 8 Banyubiru ,54 9 Jambu ,53 10 Sumowono ,18 11 Ambarawa ,31 12 Bandungan ,74 13 Bawen ,76 14 Bringin ,58 15 Bancak ,29 16 Pringapus ,64 17 Bergas ,96 18 Ungaran Barat ,96 19 Ungaran Timur ,16 JUMLAH ,60 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

51 TABEL II.10 JUMLAH PENDUDUK, SEX RATIO, DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK (LPP) HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 (SP2010) MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, BULAN MEI TAHUN 2010 KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK SEX LPP L P L + P RATIO (%) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Getasan ,70 2 Tengaran ,31 3 Susukan ,11 4 Kaliwungu ,32 5 Suruh ,15 6 Pabelan ,75 7 Tuntang ,05 8 Banyubiru ,80 9 Jambu ,83 10 Sumowono ,34 11 Ambarawa ,84 12 Bandungan ,06 13 Bawen ,91 14 Bringin ,52 15 Bancak ,64 16 Pringapus ,78 17 Bergas ,02 18 Ungaran Barat ,87 19 Ungaran Timur ,48 JUMLAH ,12 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

52 TABEL II.11 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT STATUS PERKAWINAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 STATUS PERKAWINAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Belum kawin 30,56 22,72 26,54 Kawin 64,65 63,36 63,99 Cerai hidup 1,07 2,49 1,80 Cerai mati 3,71 11,43 7,67 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

53 TABEL II.12 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KELOMPOK UMUR DAN STATUS PERKAWINAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 STATUS PERKAWINAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) UMUR TAHUN Belum kawin 13,31 11,20 12,23 UMUR 16 TAHUN KE ATAS Belum kawin 17,25 11,52 14,31 Kawin 64,65 63,36 63,99 Cerai hidup 1,07 2,49 1,80 Cerai mati 3,71 11,43 7,67 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Keterangan : Persentase terhadap jumlah penduduk berumur 10 tahun ke atas per jenis kelamin Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

54 3 SOSIAL DAN KETENAGAKERJAAN

55 BAB III SOSIAL DAN KETENAGAKERJAAN Potensi dan sumber kesejahteraan sosial meliputi karang taruna, tenaga kesejahteraan sosial, dan organisasi sosial. Jumlah anggota karang taruna aktif di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 sebanyak orang, sebagian besar berada di Kecamatan Ambarawa, Bawen, dan Pabelan. Jumlah yayasan/organisasi sosial yang bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial pada program kegiatan identifikasi, akreditasi, dan perijinan organisasi sosial di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 sebanyak 49 buah, sebagian besar berada di Kecamatan Ungaran Barat yaitu sebanyak 10 buah. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya anak balita terlantar, anak terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum (AHM), anak jalanan, anak dengan kedisabilitasan (ADK), dan lain-lain. Pada tahun 2014 di Kabupaten Semarang, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terbanyak adalah fakir miskin yaitu sebanyak jiwa yang terdiri dari lakilaki dan perempuan, kemudian korban bencana sosial sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, perempuan rawan sosial ekonomi sebanyak jiwa, dan korban bencana alam sebanyak jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Untuk kekerasan anak dan perempuan di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 mengalami kenaikan dibanding tahun 2013 yaitu dari 113 kasus menjadi 114 pada tahun Kekerasan terhadap anak paling banyak terjadi di Kecamatan Ambarawa yaitu sebanyak 12 kasus, sedangkan kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi di Kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur yaitu masing-masing 12 kasus. Penduduk usia kerja (berumur 15 tahun atau lebih) dibagi menjadi dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Proporsi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

56 jumlah angkatan kerja di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 sebesar 75,34 persen dari penduduk usia kerja. Angkatan kerja tersebut terdiri dari 72,04 persen penduduk yang bekerja dan 3,30 persen penduduk pengangguran terbuka. Jika menurut jenis kelamin, angkatan kerja laki-laki sebanyak 85,88 persen dari total penduduk laki-laki berumur 15 tahun ke atas, sedangkan angkatan kerja perempuan sebanyak 65,43 persen dari total penduduk perempuan berumur 15 tahun ke atas. Penduduk berumur 15 tahun ke atas yang tidak termasuk angkatan kerja dikategorikan bukan angkatan kerja. Persentase penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja sebesar 24,66 persen terdiri dari 6,45 persen penduduk yang sekolah, 13,02 persen penduduk yang mengurus rumah tangga, dan 5,19 persen penduduk yang mempunyai kegiatan lainnya (kegiatan selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga). Sebagian besar penduduk laki-laki (sebesar 81,55 persen dari penduduk laki-laki berumur 15 tahun ke atas) mempunyai kegiatan bekerja. Sedangkan penduduk perempuan yang mempunyai kegiatan bekerja sebesar 63,10 persen disusul yang mengurus rumah tangga sebesar 22,61 persen. Pekerja formal adalah seseorang yang bekerja dengan status pekerjaan berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar atau sebagai buruh/karyawan. Persentase penduduk usia kerja yang bekerja sebagai pekerja formal secara umum pada tahun 2014 tercatat sebesar 40,07 persen. Sedangkan jika dirinci menurut jenis kelamin, penduduk laki-laki usia kerja yang bekerja sebagai pekerja formal sebanyak 37,72 persen dan penduduk perempuan yang bekerja sebagai pekerja formal sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 42,92 persen. Adapun pekerja informal adalah seseorang yang bekerja dengan status pekerjaan berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja keluarga/tak dibayar. Penduduk yang bekerja sebagai pekerja informal di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 tercatat sebesar 59,93 persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 secara umum tercatat sebesar 75,34. TPAK laki-laki lebih Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

57 tinggi dari perempuan, yaitu TPAK laki-laki sebesar 85,88 dan TPAK perempuan sebesar 65,43. Untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada tahun 2014 ini secara umum tercatat sebesar 4,38, sedangkan TPT laki-laki sebesar 5,04 dan TPT perempuan sebesar 3,56. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) perempuan di Kabupaten Semarang lebih tinggi daripada TKK laki-laki, di mana TKK perempuan sebesar 96,44 dan TKK laki-laki sebesar 94,96. TKK secara umum pada tahun 2014 sebesar 95,62. Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun selalu naik, hal ini sejalan dengan meningkatnya Kebutuhan Hidup Layak (KHL). UMK ditentukan berdasarkan hasil perhitungan KHL tahun sebelumnya, sehingga UMK tahun 2015 ditentukan berdasarkan hasil perhitungan KHL tahun UMK pada tahun 2015 sebesar Rp ,- atau naik sebesar 17,45 persen dari tahun Sedangkan KHL tahun 2014 sebesar Rp ,19 atau naik sebesar 17,36 persen dari tahun Besarnya kenaikan UMK hampir sama dengan kenaikan KHL. KHL 2015 sebesar Rp ,02 atau naik sebesar 14,21 persen dari KHL tahun Selama tahun 2014 banyaknya calon TKI yang lulus seleksi sebanyak 345 orang, sedangkan negara yang menjadi tujuan terbanyak untuk calon TKI adalah negara Taiwan yaitu sebanyak 168 orang. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

58 TABEL III.1 JUMLAH ANGGOTA KARANG TARUNA MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN ANGGOTA AKTIF ANGGOTA PASIF (2) (3) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

59 TABEL III.2 JUMLAH YAYASAN/ORGANISASI SOSIAL YANG BERGERAK DI BIDANG USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL PADA PROGRAM KEGIATAN IDENTIFIKASI, AKREDITASI, DAN PERIJINAN ORSOS MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN JUMLAH YAYASAN/ORGANISASI SOSIAL (2) 1 Getasan 3 2 Tengaran 1 3 Susukan 2 4 Kaliwungu 0 5 Suruh 3 6 Pabelan 3 7 Tuntang 2 8 Banyubiru 3 9 Jambu 0 10 Sumowono 1 11 Ambarawa 6 12 Bandungan 0 13 Bawen 3 14 Bringin 2 15 Bancak 0 16 Pringapus 2 17 Bergas 2 18 Ungaran Barat Ungaran Timur 6 JUMLAH 49 Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

60 TABEL III.3 DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 JENIS PMKS LAKI-LAKI PEREM PUAN JUMLAH (2) (3) (4) 1 Anak Balita Terlantar Anak Terlantar Anak yang Berhadapan dengan Hukum (AHM) Anak Jalanan Anak dengan Kedisabilitasan (ADK) a Anak dengan Disabilitas Fisik Tubuh Tuna Daksa Mata Tuna Netra Rungu/Wicara Bisu Tuli b Disabilitas Mental Mental Retredasi Tuna Grahita Mental Eks Psikotik Tuna Laras c Disabilitas Fisik dan Mental Disabilitas Ganda Anak yang Menjadi Korban Tindak Kekerasan atau Diperlakukan Salah 7 Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus Lanjut Usia Terlantar SUB JUMLAH Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

61 TABEL III.3 (LANJUTAN) DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 JENIS PMKS LAKI-LAKI PEREM PUAN JUMLAH SUB JUMLAH (2) (3) (4) Penyandang Disabilitas a Penyandang Disabilitas Fisik Tubuh Tuna Daksa Mata Tuna Netra Rungu/Wicara Bisu Tuli b Penyandang Disabilitas Mental Mental Retredasi Tuna Grahita Mental Eks Psikotik Tuna Laras c Disabilitas Fisik dan Mental Disabilitas Ganda Tuna Susila Gelandangan Pengemis Pemulung Kelompok Minoritas Bekas Warga Binaan LP (BWBLP) Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Korban Penyalahgunaan (NAPZA) Korban Trafficking Korban Tindak Kekerasan SUB JUMLAH Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

62 TABEL III.3 (LANJUTAN) DATA PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 JENIS PMKS LAKI-LAKI PEREM PUAN JUMLAH SUB JUMLAH (2) (3) (4) Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) Korban Bencana Alam Korban Bencana Sosial Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Fakir Miskin Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis Komunitas Adat Terpencil JUMLAH JUMLAH Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

63 TABEL III.4 JUMLAH DATA KEKERASAN TERHADAP ANAK DAN PEREMPUAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN URAIAN (2) (3) (4) (5) (6) Kekerasan terhadap Anak Kekerasan terhadap Perempuan Human Trafficking JUMLAH Sumber : Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

64 TABEL III.5 JUMLAH DATA KEKERASAN TERHADAP ANAK DAN PEREMPUAN MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 KECAMATAN KEKERASAN TERHADAP ANAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN HUMAN TRAFFICKING (2) (3) (4) 1 Getasan Tengaran Susukan Kaliwungu Suruh Pabelan Tuntang Banyubiru Jambu Sumowono Ambarawa Bandungan Bawen Bringin Bancak Pringapus Bergas Ungaran Barat Ungaran Timur JUMLAH Sumber : Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

65 TABEL III.6 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KEGIATAN SEMINGGU YANG LALU DI KABUPATEN SEMARANG BULAN AGUSTUS TAHUN 2014 JENIS KEGIATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Angkatan Kerja 85,88 65,43 75,34 Bekerja 81,55 63,10 72,04 Pengangguran Terbuka 4,33 2,33 3,30 Bukan Angkatan Kerja 14,12 34,57 24,66 Sekolah 5,20 7,63 6,45 Mengurus Rumah Tangga 2,82 22,61 13,02 Lainnya (kegiatan selain 6,10 4,33 5,19 bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga) JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

66 TABEL III.7 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA DI KABUPATEN SEMARANG BULAN AGUSTUS TAHUN 2014 LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Pertanian, kehutanan, & perikanan 38,26 34,65 36,63 Industri pengolahan 18,92 29,12 23,53 Perdagangan, penyediaan akomodasi 13,56 22,11 17,42 dan makan minum Jasa (administrasi pemerintahan, 7,13 12,08 9,36 pendidikan, kesehatan, sosial, kesenian, perorangan, dan jasa lainnya) Lainnya (penggalian, listrik, air, 22,13 2,04 13,05 konstruksi, transportasi, komunikasi, keuangan, real estat, jasa profesional, jasa persewaan, dan lain-lain) JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

67 TABEL III.8 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT STATUS PEKERJAAN UTAMA DI KABUPATEN SEMARANG BULAN AGUSTUS TAHUN 2014 STATUS PEKERJAAN UTAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Berusaha sendiri 13,80 16,67 15,10 Berusaha dibantu buruh tdk tetap/ 24,98 8,54 17,56 buruh tak dibayar Berusaha dibantu buruh tetap/ 6,93 1,91 4,66 buruh dibayar Buruh/karyawan/pegawai 30,79 41,01 35,40 Pekerja bebas di pertanian 3,09 2,63 2,88 Pekerja bebas di non pertanian 12,30 1,11 7,24 Pekerja keluarga/tak dibayar 8,11 28,13 17,15 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

68 TABEL III.9 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT PEKERJA FORMAL DAN INFORMAL DI KABUPATEN SEMARANG BULAN AGUSTUS TAHUN 2014 STATUS PEKERJAAN UTAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Pekerja Formal 37,72 42,92 40,07 Pekerja Informal 62,28 57,08 59,93 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

69 TABEL III.10 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK), TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT), DAN TINGKAT KESEMPATAN KERJA (TKK) DI KABUPATEN SEMARANG, BULAN AGUSTUS TAHUN 2014 INDIKATOR LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 85,88 65,43 75,34 (TPAK) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,04 3,56 4,38 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 94,96 96,44 95,62 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

70 TABEL III.11 UPAH MINIMUM KABUPATEN (UMK) DAN KEBUTUHAN HIDUP LAYAK (KHL) SELAMA SEBULAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN UMK (Rp) (2) KHL (Rp) (3) , , , , , , , , , ,02 Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

71 TABEL III.12 BANYAKNYA CALON TENAGA KERJA INDONESIA LULUS SELEKSI MENURUT NEGARA TUJUAN DAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 NEGARA TUJUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Oman Malaysia Singapura Hongkong Taiwan JUMLAH Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

72 4 KESEHATAN DAN KB

73 BAB IV KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA Derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Semarang dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini memberikan gambaran tingkat keberhasilan pembangunan khususnya di bidang kesehatan. Di samping itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesehatan sudah cukup tinggi. Salah satu indikatornya adalah tercermin dari perilaku masyarakat dalam mencari pertolongan pertama pada saat melahirkan (proses kelahiran). Pada tahun 2014 menunjukkan bahwa sekitar 97,36 persen proses kelahiran pertama bagi balita ketika lahir ditolong oleh tenaga medis baik oleh dokter, bidan, ataupun tenaga paramedis lainnya sedangkan sekitar 2,64 persen ditolong oleh dukun bersalin (terlatih), famili/ keluarga, atau lainnya. Indikator lain yang menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi. Karena nutrisi yang paling tepat untuk bayi adalah ASI. Pada tahun 2014, dari seluruh balita yang berada di wilayah Kabupaten Semarang sekitar 95,30 persen di antaranya pernah diberi ASI. Persentase ini cenderung stabil jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu pada kisaran 95 persen. Apabila dilihat dari rata-rata lamanya pemberian ASI pada balita yang berumur dua sampai dengan empat tahun, pada tahun 2014 tercatat rata-rata lama pemberian ASI selama 15,89 bulan atau sekitar 16 bulan. Hal ini berarti bahwa di antara balita yang berumur dua sampai dengan empat tahun, mereka diberikan ASI pada umumnya selama sekitar 16 bulan. Angka ini cenderung menurun dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2013 selama 17,81 bulan atau rata-rata lamanya diberikan ASI sekitar 18 bulan dan tahun 2012 selama 18,06 bulan atau rata-rata lamanya diberikan ASI sekitar 18 bulan. Kesadaran pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Semarang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 sudah 44,30 persen bayi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

74 yang mendapat ASI eksklusif, meningkat dari tahun 2013 yang sekitar 36,29 persen. Indikator yang menunjukkan bahwa derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Semarang semakin meningkat adalah Angka Harapan Hidup (AHH). Dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2014 AHH Kabupaten Semarang terus meningkat. Pada tahun 2014 tercatat AHH sebesar 75,50, hal ini memberi gambaran bahwa pada semua bayi yang dilahirkan pada tahun 2014 mempunyai harapan hidup sampai dengan usia 75,50 tahun. Umur perkawinan pertama sangat erat hubungannya dengan kesiapan organ reproduksi wanita. Di Kabupaten Semarang persentase wanita yang berstatus pernah kawin (kawin, cerai hidup, dan cerai mati) dan melakukan perkawinan pertama pada umur kurang dari 17 tahun sekitar 19 hingga 20 persen. Sedangkan pada tahun 2014 sebagian besar penduduk wanita Kabupaten Semarang yang melakukan perkawinan pertama pada umur tahun sekitar 44,94 persen. Rata-rata umur perkawinan pertama penduduk Kabupaten Semarang sekitar 20 tahun. Untuk mengendalikan ledakan jumlah penduduk pemerintah menggalakkan program Keluarga Berencana (KB). Persentase penduduk wanita berumur tahun yang berstatus kawin dan sedang menggunakan alat/cara KB terus meningkat, pada tahun 2014 yaitu sebanyak 69,51 persen. Alat/cara KB yang paling banyak digunakan oleh wanita berumur tahun yang berstatus kawin adalah suntikan KB yaitu sekitar 60,58 persen. Persentase peserta KB aktif pada tahun 2014 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yaitu dari 83,38 persen menjadi 82,54 persen. Sedangkan angka Total Fertility Rate (TFR) mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2013 yaitu dari sebesar 1,95 menjadi sebesar 2,02 pada tahun Angka kematian juga merupakan salah satu indikator kesehatan. Semakin kecil angka kematian suatu wilayah menunjukkan tingkat kesehatan di wilayah tersebut semakin tinggi. Tingkat Kematian Bayi 0-11 bulan (AKB) dari tahun ke tahun terus menurun. Pada tahun 2014 AKB tercatat sebesar Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

75 10,25 per 1000 kh, artinya terdapat 10 kematian bayi pada setiap kelahiran hidup. Selain AKB juga terdapat indikator lain yaitu Angka Kematian Balita (AKABA). Ada 2 jenis AKABA yaitu AKABA usia bulan dan AKABA usia 0-59 bulan. AKABA usia bulan pada tahun 2014 adalah sebesar 0,65 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan AKABA usia 0-59 bulan sebesar 10,90 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian yang tidak kalah penting adalah Angka Kematian Ibu (AKI). AKI di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 adalah sebesar 144,31 per 100 ribu kelahiran hidup. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

76 TABEL IV.1 PERSENTASE BALITA (USIA 0-59 BULAN) MENURUT PENOLONG PROSES KELAHIRAN PERTAMA DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN PENOLONG PROSES KELAHIRAN (2) (3) (4) Dokter 19,85 25,35 22,68 Bidan 75,52 72,13 74,19 Tenaga paramedis lain 0,00 0,00 0,49 Dukun bersalin 4,21 2,52 2,64 Lainnya (tetangga, teman, dll) 0,43 0,00 0,00 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

77 TABEL IV.2 PERSENTASE BALITA (USIA 0-59 BULAN) MENURUT PENOLONG PROSES KELAHIRAN TERAKHIR DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN PENOLONG PROSES KELAHIRAN (2) (3) (4) Dokter 24,83 26,01 25,89 Bidan 71,90 72,01 71,47 Dukun bersalin 3,27 1,98 2,64 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

78 TABEL IV.3 PERSENTASE BALITA (USIA 0-59 BULAN) YANG PERNAH DIBERI AIR SUSU IBU (ASI), PERSENTASE BALITA (USIA 0-59 BULAN) YANG PERNAH DIBERI ASI MENURUT LAMA PEMBERIAN ASI, DAN RATA-RATA LAMA PEMBERIAN ASI BAGI BALITA BERUMUR 2-4 TAHUN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN URAIAN (2) (3) (4) Persentase balita (usia 0-59 bulan) 96,17 93,07 95,30 yang pernah diberi ASI Persentase balita (usia 0-59 bulan) yang pernah diberi ASI menurut lama pemberian ASI 0-5 bulan 18,97 23,03 27, bulan 19,40 14,70 18, bulan 17,67 20,47 17, bulan 20,26 17,38 17,67 24 bulan + 23,71 24,42 18,73 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Rata-rata lama pemberian ASI 18,06 17,81 15,89 (dalam bulan) balita berumur 2-4 tahun Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

79 TABEL IV.4 PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (2) ,90% ,61% ,40% ,41% ,29% ,30% Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

80 TABEL IV.5 ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN ANGKA HARAPAN HIDUP (TAHUN) (2) , , , , , , , , , , , , , ,50 Sumber : Badan Pusat Statistik Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

81 TABEL IV.6 PERSENTASE PENDUDUK WANITA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG BERSTATUS PERNAH KAWIN MENURUT UMUR PERKAWINAN PERTAMA DAN RATA-RATA UMUR PERKAWINAN PERTAMA DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN UMUR PERKAWINAN PERTAMA (2) (3) (4) < 17 tahun 15,77 16,02 19, tahun 24,27 22,73 24, tahun 47,75 49,54 44,94 25 tahun + 12,21 11,70 10,84 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Rata-rata umur perkawinan pertama 19,96 19,99 19,73 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

82 TABEL IV.7 PERSENTASE PENDUDUK WANITA BERUMUR TAHUN YANG BERSTATUS KAWIN MENURUT PERNAH ATAU TIDAKNYA MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN PERNAH ATAU TIDAKNYA MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB (2) (3) (4) Sedang menggunakan 66,96 68,16 69,51 Tidak menggunakan lagi 17,14 18,25 16,87 Tidak pernah menggunakan 15,90 13,58 13,62 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

83 TABEL IV.8 PERSENTASE PENDUDUK WANITA BERUMUR TAHUN YANG BERSTATUS KAWIN DAN SEDANG MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN (2) (3) (4) MOW/tubektomi 4,67 3,65 2,44 MOP/vasektomi 0,21 0,69 0,32 AKDR/IUD/spiral 9,86 7,11 8,72 Suntikan KB 58,34 61,94 60,58 Susuk KB/norplan/implanon/alwalit 13,38 16,56 19,56 Pil KB 10,82 8,03 7,37 Kondom/karet KB 0,88 0,82 0,14 Cara tradisional 1,84 1,20 0,86 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

84 TABEL IV.9 PERSENTASE PESERTA KELUARGA BERENCANA AKTIF (PA) DAN TOTAL FERTILITY RATE (TFR) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN KECAMATAN TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 PA (%) TFR PA (%) TFR PA (%) TFR (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Getasan 83,14 1,96 83,75 1,92 83,14 1,98 2 Tengaran 85,20 1,83 82,85 1,98 82,83 2,00 3 Susukan 88,02 1,65 83,87 1,92 89,67 1,56 4 Kaliwungu 86,63 1,74 86,59 1,74 81,01 2,12 5 Suruh 86,86 1,72 81,31 2,08 83,37 1,96 6 Pabelan 84,51 1,87 85,00 1,84 78,68 2,26 7 Tuntang 83,45 1,94 81,58 2,06 82,53 2,02 8 Banyubiru 83,64 1,93 82,68 1,99 83,59 1,95 9 Jambu 94,29 1,25 88,64 1,61 81,54 2,08 10 Sumowono 91,85 1,40 87,10 1,71 81,74 2,07 11 Ambarawa 83,07 1,97 81,39 2,08 82,78 2,00 12 Bandungan 94,39 1,24 87,46 1,69 90,45 1,51 13 Bawen 85,77 1,79 82,48 2,00 84,17 1,91 14 Bringin 85,22 1,83 84,41 1,88 84,20 1,91 15 Bancak 83,19 1,96 83,50 1,94 80,90 2,12 16 Pringapus 89,48 1,56 84,66 1,86 79,20 2,23 17 Bergas 82,77 1,99 81,88 2,04 80,75 2,13 18 Ungaran Barat 83,82 1,92 81,68 2,06 80,98 2,12 19 Ungaran Timur 80,61 2,12 80,61 2,13 77,95 2,31 Kab. Semarang 85,83 1,79 83,38 1,95 82,54 2,02 Keterangan : Formula Bonga Sumber : Badan KB dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

85 TABEL IV.10 ANGKA KEMATIAN BAYI 0-11 BULAN (AKB) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN ANGKA KEMATIAN BAYI (2) ,17 per 1000 kh ,46 per 1000 kh ,37 per 1000 kh ,20 per 1000 kh ,95 per 1000 kh ,25 per 1000 kh Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

86 TABEL IV.11 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN ANGKA KEMATIAN BALITA ANGKA KEMATIAN BALITA BULAN 0-59 BULAN (2) (3) ,39 per 1000 kh 15,57 per 1000 kh ,50 per 1000 kh 11,96 per 1000 kh ,1 per 1000 kh 14,5 per 1000 kh ,28 per 1000 kh 14,47 per 1000 kh ,49 per 1000 kh 13,44 per 1000 kh ,65 per 1000 kh 10,90 per 1000 kh Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

87 TABEL IV.12 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN ANGKA KEMATIAN IBU (2) ,66 per 100 ribu kh ,92 per 100 ribu kh ,2 per 100 ribu kh ,01 per 100 ribu kh ,22 per 100 ribu kh ,31 per 100 ribu kh Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

88 5 PENDIDIKAN

89 BAB V PENDIDIKAN Tingkat kesejahteraan masyarakat suatu wilayah dapat dilihat dari perkembangan di bidang pendidikan. Kemajuan di bidang pendidikan dapat ditunjukkan dari beberapa indikator, antara lain pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk wilayah tersebut. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk Kabupaten Semarang relatif belum tinggi, hal ini tercermin dari penduduk yang sudah menamatkan pendidikan minimal SMP/SMPLB/MTs atau program pemerintah wajib belajar 9 tahun pada tahun 2014 masih di bawah 50 persen, yaitu sekitar 45,16 persen. Sedangkan penduduk Kabupaten Semarang yang hanya atau baru menyelesaikan pendidikan pada jenjang SD/SDLB/MI masih relatif tinggi yaitu sekitar 29,45 persen. Angka melek huruf (AMH) penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2014 mencapai 94,83 persen, angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Di mana angka melek huruf penduduk laki-laki sekitar 95,79 persen, angka ini relatif lebih tinggi dibanding angka melek huruf penduduk perempuan yang hanya sekitar 93,93 persen. Hal ini menunjukkan masih ada masalah gender di bidang pendidikan (mengutamakan kaum laki-laki dalam mengenyam pendidikan). Sedangkan jika melihat Angka Buta Huruf penduduk berumur tahun dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, di mana pada tahun 2014 sekitar 1,98 persen dibanding tahun 2013 yang sekitar 2,09 persen dan tahun 2012 yang sekitar 2,11 persen. Namun demikian, Angka Buta Huruf antara penduduk laki-laki dan perempuan terjadi perbedaan yang cukup besar, yaitu Angka Buta Huruf perempuan hampir dua kali lebih besar dari Angka Buta Huruf laki-laki. Untuk melihat keadaan pendidikan di suatu wilayah juga dapat diketahui melalui angka partisipasi sekolah, angka partisipasi murni (APM), angka partisipasi kasar (APK), dan angka putus sekolah. Angka-angka tersebut menunjukkan tingkat partisipasi penduduk usia sekolah dari suatu Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

90 wilayah pada pendidikan dan jumlah penduduk yang putus sekolah atau tidak menyelesaikan pendidikan di suatu jenjang pendidikan. Angka Partisipasi Sekolah penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2014 untuk usia 7-12 tahun sudah mencapai 100 persen. Hal ini menunjukkan bahwa semua anak usia 7-12 tahun sedang bersekolah. Angka Partisipasi Sekolah usia tahun pada tahun 2014 sebesar 96,88 persen yang berarti sebanyak 97 persen anak usia tersebut sedang bersekolah, sehingga masih ada sekitar 3 persen anak usia tahun yang tidak bersekolah. Sedangkan Angka Partisipasi Sekolah usia tahun sebesar 61,34 persen dan Angka Partisipasi Sekolah usia tahun sebesar 19,57 persen. APM penduduk Kabupaten Semarang pada tahun 2014 tidak ada yang mencapai 100 persen, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua penduduk yang sedang bersekolah, menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan kelompok usia pendidikan tersebut. Hal ini dapat disebabkan anak memasuki jenjang pendidikan tersebut terlalu dini usianya atau anak sudah terlalu tua untuk berada pada jenjang pendidikan tersebut. Apabila melihat APK SD sederajat, pada tahun 2014 mencapai lebih dari 100 persen, yaitu sebesar 105,00 persen. Artinya di Kabupaten Semarang ada anak yang berusia kurang dari 7 tahun atau usia lebih dari 12 tahun yang sedang mengenyam pendidikan pada jenjang SD atau sederajat. Jumlah anak yang putus sekolah atau tidak menyelesaikan pendidikan SD sederajat pada tahun 2014 sebanyak 100 anak. Pada tahun 2014 anak yang putus sekolah atau tidak menyelesaikan pendidikan SMP sederajat sebanyak 169 anak turun dari tahun 2013 yang sebanyak 207 anak, dan anak yang putus sekolah atau tidak menyelesaikan pendidikan SMA sederajat sebanyak 192 anak menurun dari tahun 2013 yang sebesar 192. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

91 TABEL V.1 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 5 TAHUN KE ATAS MENURUT PARTISIPASI BERSEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 PARTISIPASI BERSEKOLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Tidak/ belum pernah sekolah 5,37 7,84 6,62 Masih sekolah 22,53 21,44 21,98 Tidak sekolah lagi 72,10 70,71 71,40 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

92 TABEL V.2 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 5-18 TAHUN MENURUT PARTISIPASI BERSEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 PARTISIPASI BERSEKOLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Tidak/ belum pernah sekolah 14,02 6,92 10,68 Masih sekolah 79,51 82,07 80,72 Tidak sekolah lagi 6,46 11,01 8,60 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

93 TABEL V.3 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) Tidak/ belum pernah sekolah 1,98 6,78 4,44 Tidak/ belum tamat SD/SDLB/MI*) 20,52 21,36 20,95 SD/SDLB/MI*) 30,89 28,09 29,45 SMP/SMPLB/MTs**) 20,43 18,00 19,19 SMA/SMALB/MA/SMK***) 21,07 20,47 20,76 Akademi/ Universitas 5,12 5,30 5,21 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang *) : Termasuk Paket A **) : Termasuk Paket B ***) : Termasuk Paket C Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

94 TABEL V.4 ANGKA MELEK HURUF (AMH) PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KELAMIN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 (PERSEN) ANGKA MELEK HURUF (2) (3) (4) Laki-laki 97,43 97,70 95,79 Perempuan 91,14 91,96 93,93 LAKI-LAKI + PEREMPUAN 94,20 94,75 94,83 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

95 TABEL V.5 ANGKA BUTA HURUF PENDUDUK BERUMUR TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 (PERSEN) ANGKA BUTA HURUF (2) (3) (4) Laki-laki 1,07 1,33 1,40 Perempuan 3,10 2,83 2,52 LAKI-LAKI + PEREMPUAN 2,11 2,09 1,98 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

96 TABEL V.6 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) MENURUT USIA SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN (2) (3) (4) APS 7-12 tahun 100,00 100,00 100,00 APS tahun 96,73 97,05 96,88 APS tahun 67,55 55,91 61,34 APS tahun 17,09 21,57 19,57 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

97 TABEL V.7 ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM) MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 ANGKA PARTISIPASI MURNI (2) (3) (4) APM SD sederajat 95,05 95,09 95,15 APM SMP sederajat 81,70 81,75 81,80 APM SMA sederajat 40,03 40,05 40,10 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

98 TABEL V.8 ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 ANGKA PARTISIPASI KASAR (2) (3) (4) APK SD sederajat 105,01 105,02 105,00 APK SMP sederajat 95,88 95,95 96,00 APK SMA sederajat 51,02 57,32 58,64 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

99 TABEL V.9 ANGKA PUTUS SEKOLAH (APS) MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN 2014 ANGKA PUTUS SEKOLAH (2) (3) (4) APS SD sederajat APS SMP sederajat APS SMA sederajat Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

100 6 PERUMAHAN

101 BAB VI PERUMAHAN Kondisi sosial ekonomi penduduk Kabupaten Semarang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan dari tahun 2012 hingga tahun 2014, jumlah rumah tangga yang menempati bangunan tempat tinggal milik sendiri berkisar sekitar 90 persen. Dari angka tersebut menggambarkan bahwa pada umumnya rumah tangga di Kabupaten Semarang mempunyai kemampuan untuk memiliki bangunan tempat tinggal sebagai tempat berteduh dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Apabila dilihat dari jenis atap terluas bangunan tempat tinggal, hampir seluruh rumah tangga menggunakan genteng sebagai atap bangunan tempat tinggal mereka, yaitu mencapai sekitar angka 95 persen. Persentase ini relatif tetap dari tahun ke tahun. Selain menggunakan genteng, sebagian ada yang menggunakan atap asbes, beton dan seng untuk tempat tinggal mereka. Jenis dinding terluas bangunan tempat tinggal di Kabupaten Semarang sebagian besar adalah tembok, yaitu sebesar 73,46 persen. Persentase ini cenderung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Selain berdinding tembok, ada juga yang berdinding kayu dan bambu. Di Kabupaten Semarang ternyata masih cukup banyak tempat tinggal yang bagian terluas dari lantainya masih berupa tanah. Pada tahun 2014 masih terdapat sekitar 18 persen rumah tangga yang lantainya berupa tanah. Sehingga sekitar 82 persen rumah tangga menggunakan keramik, teraso, tegel, semen dan sebagainya. Luas lantai bangunan tempat tinggal di Kabupaten Semarang, sebagian besar adalah antara m², yaitu sekitar 47 persen dari seluruh bangunan tempat tinggal. Sedangkan rata-rata luas lantai per penduduk adalah sekitar 26,80 m². Sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Semarang menggunakan mata air terlindung atau sumur terlindung sebagai sumber air Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

102 minum. Pada tahun 2014 rumah tangga yang menggunakan sumur terlindung sebagai sumber air minum sebanyak 25,80 persen dan yang menggunakan mata air terlindung sebesar 32,72 persen. Program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) merupakan salah satu program dan aksi nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia, untuk meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan. Pada tahun 2015 terdapat 21 desa di Kabupaten Semarang yang menjadi lokasi Program PAMSIMAS. Hampir seluruh rumah tangga di Kabupaten Semarang sudah menikmati jasa PLN untuk sumber penerangan sehari-hari. Pada tahun 2014 rumah tangga yang menggunakan jasa PLN sebagai sumber penerangannya adalah sebanyak 98,89 persen, sedangkan selebihnya menggunakan sentir atau lilin. Sedangkan untuk keperluan memasak sehari-hari, pada tahun 2014 sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Semarang sudah menggunakan gas/elpiji, yaitu tercatat sebesar 58,33 persen. Hal ini didorong dengan adanya program pemerintah membagikan kompor gas dan tabung elpiji bagi keluarga yang belum memiliki. Di samping itu bahan bakar yang juga banyak digunakan oleh masyarakat Kabupaten Semarang untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar, yaitu sekitar 37,84 persen. Dengan alasan bahwa mereka dapat memperolehnya tanpa membeli, yaitu dengan mencari di hutan atau kebun di sekitar rumah mereka. Persentase rumah tangga yang tidak memasak dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2014 rumah tangga yang tidak memasak sekitar 3,84 persen. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

103 TABEL VI.1 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT STATUS PENGUASAAN BANGUNAN TEMPAT TINGGAL DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN STATUS PENGUASAAN BANGUNAN TEMPAT TINGGAL (2) (3) (4) Milik sendiri 90,79 91,02 90,55 Kontrak 1,53 1,28 0,99 Sewa 3,44 3,54 4,27 Bebas sewa 0,95 0,60 0,57 Dinas 0,59 0,22 0,19 Milik orang tua/sanak/saudara 2,48 3,33 3,34 Lainnya 0,21 0,00 0,11 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

104 TABEL VI.2 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS ATAP TERLUAS DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN JENIS ATAP TERLUAS (2) (3) (4) Beton 1,83 1,03 1,76 Genteng 96,43 96,42 95,14 Sirap 0,13 0,00 0,00 Seng 0,13 0,20 0,13 Asbes 1,48 2,35 2,97 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

105 TABEL VI.3 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS DINDING TERLUAS DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN JENIS DINDING TERLUAS (2) (3) (4) Tembok 68,57 73,30 73,46 Kayu 29,38 25,60 25,41 Bambu 1,82 0,90 1,13 Lainnya 0,23 0,20 0,00 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

106 TABEL VI.4 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS LANTAI TERLUAS DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN JENIS LANTAI TERLUAS (2) (3) (4) Bukan tanah 80,65 82,22 81,95 Tanah 19,35 17,78 18,05 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

107 TABEL VI.5 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN LUAS LANTAI (2) (3) (4) Kurang 50 m2 13,55 10,30 12, m2 49,36 53,80 46, m2 + 37,09 35,90 41,31 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

108 TABEL VI.6 RATA-RATA LUAS LANTAI PER PENDUDUK DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN URAIAN (2) (3) (4) Rata-rata luas lantai per 25,47 25,22 26,80 penduduk (m2) Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

109 TABEL VI.7 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN SUMBER AIR MINUM (2) (3) (4) Air kemasan bermerk 1,56 4,31 5,34 Air isi ulang 5,83 5,28 5,91 Leding meteran 10,19 9,36 8,56 Leding eceran 0,09 0,82 0,00 Sumur bor/pompa 11,33 13,65 18,83 Sumur terlindung 32,53 27,13 25,80 Sumur tak terlindung 3,46 3,64 2,08 Mata air terlindung 33,81 34,27 32,72 Mata air tak terlindung 1,01 1,46 0,69 Air sungai 0,18 0,07 0,07 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

110 TABEL VI.8 DESA/KELURAHAN LOKASI PROGRAM PAMSIMAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN NO TAHUN DAN DESA/KELURAHAN KECAMATAN KETERANGAN (2) (3) (4) TAHUN Rejosari Bancak Reguler/APBN 2 Polosari Bawen Reguler/APBN 3 Sambirejo Bringin Reguler/APBN 4 Truko Bringin Reguler/APBN 5 Bendungan Pabelan Reguler/APBN 6 Segiri Pabelan Reguler/APBN 7 Tukang Pabelan Reguler/APBN 8 Candirejo Ungaran Barat Reguler/APBN 9 Wonoyoso Pringapus Reguler/APBN 10 Kemitir Sumowono Reguler/APBN 11 Beji Lor Suruh Reguler/APBN 12 Dadapayam Suruh Reguler/APBN 13 Payungan Kaliwungu Reguler/APBN 14 Candirejo Pringapus Replikasi/APBD 15 Bringin Bringin Replikasi/APBD 16 Terban Pabelan HID 17 Kesongo Tuntang HID 18 Rogomulyo Kaliwungu HID TAHUN Banyubiru Banyubiru Reguler/APBN 2 Ngrapah Banyubiru Reguler/APBN 3 Gebugan Bergas Reguler/APBN Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

111 TABEL VI.8 (lanjutan) DESA/KELURAHAN LOKASI PROGRAM PAMSIMAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN TAHUN DAN NO KECAMATAN KETERANGAN DESA/KELURAHAN (2) (3) (4) 4 Jatijajar Bergas Reguler/APBN 5 Lebak Bringin Reguler/APBN 6 Rembes Bringin Reguler/APBN 7 Lanjan Sumowono Reguler/APBN 8 Sumowono Sumowono Reguler/APBN 9 Dersansari Suruh Reguler/APBN 10 Badran Susukan Reguler/APBN 11 Cukil Tengaran Reguler/APBN 12 Karangduren Tengaran Reguler/APBN 13 Tegalrejo Tengaran Reguler/APBN 14 Jombor Tuntang Reguler/APBN 15 Kalisidi Ungaran Barat Reguler/APBN 16 Jimbaran Bandungan Replikasi/APBD 17 Sumogawe Getasan Replikasi/APBD 18 Pasekan Ambarawa HID 19 Bancak Bancak HID 20 Sumberejo Pabelan HID 21 Lopait Tuntang HID 22 Kawengen Ungaran Timur HID 23 Rowoboni Banyubiru HID 24 Tempuran Bringin HID 25 Kebonagung Sumowono HID 26 Purworejo Suruh HID Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

112 TABEL VI.8 (lanjutan) DESA/KELURAHAN LOKASI PROGRAM PAMSIMAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN TAHUN DAN NO KECAMATAN KETERANGAN DESA/KELURAHAN (2) (3) (4) 27 Branjang Ungaran Barat HID 28 Kalongan Ungaran Timur HID TAHUN Giling Pabelan Reguler/APBN 2 Sukoharjo Pabelan Reguler/APBN 3 Tegaron Banyubiru Reguler/APBN 4 Tajuk Getasan Reguler/APBN 5 Krandon Lor Suruh Reguler/APBN 6 Gunung Tumpeng Suruh Reguler/APBN 7 Bantal Bancak Reguler/APBN 8 Gondoriyo Bergas Reguler/APBN 9 Watuagung Tuntang Reguler/APBN 10 Kalikayen Ungaran Timur Reguler/APBN 11 Batur Getasan Reguler/APBD 12 Randugunting Bergas Reguler/APBD 13 Keji Ungaran Barat Reguler/APBD 14 Truko Bringin HIK 15 Payungan Kaliwungu HIK 16 Jatirunggo Pringapus HIK 17 Kawengen Ungaran Timur HIK 18 Dadapayam Suruh HIK 19 Kedungringin Suruh HIK Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

113 TABEL VI.8 (lanjutan) DESA/KELURAHAN LOKASI PROGRAM PAMSIMAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN NO TAHUN DAN DESA/KELURAHAN KECAMATAN KETERANGAN (2) (3) (4) TAHUN Bedono Jambu Reguler/APBN 2 Penawangan Pringapus Reguler/APBN 3 Tolokan Getasan Reguler/APBN 4 Regunung Tengaran Reguler/APBN 5 Timpik Susukan Reguler/APBD 6 Tegalrejo Tengaran HID 7 Candirejo Ungaran Barat HID 8 Ketanggi Susukan HID 9 Banyukuning Bandungan HID 10 Lanjan Sumowono HIK 11 Keseneng Sumowono HIK 12 Kebondowo Banyubiru HIK 13 Rowoboni Banyubiru HIK 14 Sumogawe Getasan HIK 15 Rejosari Bancak HIK 16 Lebak Bringin HIK 17 Bendungan Pabelan HIK 18 Karanggondang Pabelan HIK 19 Tukang Pabelan HIK TAHUN Banding Bringin Reguler/APBN 2 Pucung Bancak Reguler/APBN Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

114 TABEL VI.8 (lanjutan) DESA/KELURAHAN LOKASI PROGRAM PAMSIMAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN TAHUN DAN NO KECAMATAN KETERANGAN DESA/KELURAHAN (2) (3) (4) 3 Sukorejo Suruh Reguler/APBN 4 Kopeng Getasan Reguler/APBN 5 Genting Jambu Reguler/APBD 6 Keji Ungaran Barat HID 7 Kalisidi Ungaran Barat HID 8 Jimbaran Bandungan HID 9 Wringin Putih Bergas HID 10 Watuagung Tuntang HID 11 Giling Pabelan HID 12 Tegaron Banyubiru HID 13 Manggihan Getasan HID 14 Beji Lor Suruh HID 15 Barukan Tengaran HID 16 Wiru Bringin HKP 17 Wonoyoso Pringapus HKP 18 Kemitir Sumowono HKP 19 Wonorejo Pringapus HKP 20 Gebugan Bergas HKP 21 Duren Tengaran HKP Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang Keterangan : HID : Hibah Insentif Desa HKP : Hibah Khusus Pamsimas HIK : Hibah Insentif Kabupaten Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

115 TABEL VI.9 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER PENERANGAN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN SUMBER PENERANGAN (2) (3) (4) Listrik PLN 100,00 99,70 98,89 Pelita/sentir/obor 0,00 0,10 0,87 Lainnya 0,00 0,20 0,25 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

116 TABEL VI.10 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT BAHAN BAKAR/ ENERGI UTAMA UNTUK MEMASAK DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN BAHAN BAKAR/ ENERGI UTAMA UNTUK MEMASAK (2) (3) (4) Listrik 0,00 0,13 0,00 Gas/elpiji 52,89 56,53 58,33 Minyak tanah 0,12 0,15 0,00 Kayu bakar 44,99 39,84 37,84 Lainnya 0,99 0,08 0,00 Tidak memasak 1,01 3,27 3,84 JUMLAH 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Semarang Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

117 7 KEMISKINAN DAN IPM

118 BAB VII KEMISKINAN DAN IPM Tingkat kemiskinan adalah salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari tahun 2003 hingga tahun 2014 angka kemiskinan Kabupaten Semarang cenderung menurun, baik secara persentase maupun nominal. Penduduk miskin adalah penduduk yang mempunyai pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan di Kabupaten Semarang pada tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- per kapita per bulan. Untuk kondisi tiga tahun terakhir jumlah penduduk miskin di Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut, tahun 2012 sebanyak 90,60 ribu jiwa (9,40 persen), tahun 2013 sebanyak 83,20 ribu jiwa (8,51 persen), dan tahun 2014 sebanyak 79,76 ribu jiwa (8,05 persen). Indikator lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan adalah indeks pembangunan manusia (IPM). Makin tinggi angka IPM suatu wilayah menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya semakin baik. Mulai tahun 2015, BPS menghitung IPM dengan metode baru untuk IPM tahun IPM metode lama dibentuk dengan rata-rata hitung dari tiga komponen yaitu kesehatan (angka harapan hidup (AHH)), pengetahuan (angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah/mean years of schooling (MYS)), dan standar hidup layak (pengeluaran per kapita disesuaikan). Sedangkan IPM metode baru dengan rata-rata ukur dibentuk dari tiga komponen yaitu kesehatan (angka harapan hidup (AHH)), pengetahuan (harapan lama sekolah/expected years of schooling (EYS) dan rata-rata lama sekolah/mean years of schooling (MYS)), dan standar hidup layak (pengeluaran per kapita disesuaikan). IPM Kabupaten Semarang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 sebesar 70,88, tahun 2013 sebesar 71,29, dan tahun 2014 tercatat sebesar 71,65. Angka IPM Kabupaten Semarang masih lebih tinggi Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

119 dari angka IPM Provinsi Jawa Tengah, di mana pada tahun 2014 IPM Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 68,78. Di antara 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, IPM Kabupaten Semarang pada tahun 2014 menduduki peringkat sepuluh. Peringkat ini sama dengan tahun 2013, di mana IPM Kabupaten Semarang pada tahun 2013 juga menduduki peringkat sepuluh. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang

120 TABEL VII.1 PERSENTASE DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN PENDUDUK MISKIN PERSENTASE (%) JUMLAH (RIBU JIWA) (2) (3) Maret ,04 123,50 Maret ,68 121,30 Maret ,16 114,00 Maret ,62 120,70 Maret ,34 110,10 Juli ,37 102,50 Juli ,66 96,70 Juli ,50 97,90 September ,30 95,99 September ,40 90,60 September ,51 83, ,05 79,76 Sumber : BPS RI Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

121 TABEL VII.2 GARIS KEMISKINAN, INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P₁), DAN INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P₂) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN TAHUN GARIS KEMISKINAN INDEKS KEDALAMAN INDEKS KEPARAHAN (RP/KAPITA/BULAN) KEMISKINAN (P₁) KEMISKINAN (P₂) (2) (3) (4) Maret ,32 0,58 Maret ,36 0,53 Maret ,39 0,55 Maret ,20 0,53 Maret ,91 0,46 Juli ,33 0,65 Juli ,43 0,34 Juli ,45 0,31 September ,60 0,44 September ,57 0,38 September ,92 0, ,81 *) 0,15*) Keterangan : *) = Angka Sementara Sumber : BPS RI Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

122 TABEL VII.3 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN SEMARANG, TAHUN URAIAN Metode Lama Metode Baru (2) (3) (4) (5) (6) Kabupaten Semarang Angka Harapan Hidup (Tahun) 72,60 72,90 75,45 75,48 75,50 Angka Melek Huruf (Persen) 94,20 94,59 EYS (Tahun) 12,33 12,55 12,81 Rata-Rata Lama Sekolah/MYS (Tahun) 8,07 8,07 7,24 7,28 7,31 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan 640,67 643, (Ribu Rupiah PPP) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 74,98 75,48 70,88 71,29 71,65 Peringkat IPM Provinsi IPM di Provinsi Jawa Tengah 73,36 74,05 67,21 68,02 68,78 Sumber : BPS RI Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Semarang Tahun

123

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 4102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN

Lebih terperinci

POTRET KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

POTRET KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 POTRET KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 Nomor Publikasi : 33222.14.06 Ukuran Buku : 5,83 inci X 8,27 inci Jumlah Halaman : xii + 100 Halaman Tabulasi : Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG LOKASI KAMPANYE DAN PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE UNTUK PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN,

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG LOKASI KAMPANYE DAN PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE UNTUK PESERTA PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA POTENSI DESA TAHUN 2014 DENGAN METODE K-MEANS CLUSTER

ANALISIS PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA POTENSI DESA TAHUN 2014 DENGAN METODE K-MEANS CLUSTER ANALISIS PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN DATA POTENSI DESA TAHUN 2014 DENGAN METODE K-MEANS CLUSTER Atika Nurani Ambarwati 1, Muhammad Reza Prahendra 2 1 Akademi Statistika

Lebih terperinci

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SEMARANG PENCAIRAN PEMENUHAN KEKURANGAN

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SEMARANG PENCAIRAN PEMENUHAN KEKURANGAN DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENCAIRAN PEMENUHAN KEKURANGAN SD/SDLB NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING NAMA BANK 1 SD NEGERI KUPANG 04

Lebih terperinci

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SEMARANG PENCAIRAN PEMENUHAN KEKURANGAN TAHUN 2013

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SEMARANG PENCAIRAN PEMENUHAN KEKURANGAN TAHUN 2013 DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KABUPATEN SEMARANG PENCAIRAN PEMENUHAN KEKURANGAN TAHUN 2013 SD/SDLB NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING NAMA

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATALOG BPS :

KATALOG BPS : KATALOG BPS : 1102001.3322 Katalog BPS : 1102001.3322 No. Publikasi : 33220.15.01 Ukuran Buku Jumlah Halaman Penyusun Design Cover Diterbitkan oleh : 15 cm x 21 cm : xxiv + 388 halaman : Ade Sandi P,

Lebih terperinci

: Peraturan Daerah Kabupaten Semarang. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan (Indikasi Program Utama) RTRW Kabupaten Semarang LAMPIRAN

: Peraturan Daerah Kabupaten Semarang. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan (Indikasi Program Utama) RTRW Kabupaten Semarang LAMPIRAN Tahapan Pelaksanaan Pembangunan (Indikasi Program Utama) RTRW Kabupaten Semarang 2011-2031 Lampiran LAMPIRAN VIII 8 : Peraturan Daerah Kabupaten Semarang PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG Nomor : 6 Tahun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING

BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING BAB IV GAMBARAN UMUM TENTANG DANAU RAWA PENING Pada bagian ini, penulis ingin memaparkan mengenai kondisi danau Rawa Pening secara umum baik mengenai lokasi geografis, kondisi alam atau kondisi topografi,

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG PERIODE BULAN OKTOBER - DESEMBER TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR PENERIMA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG PERIODE BULAN OKTOBER - DESEMBER TAHUN ANGGARAN 2017 DAFTAR PENERIMA HIBAH DAN SOSIAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SEMARANG PERIODE BULAN OKTOBER - DESEMBER TAHUN ANGGARAN 2017 Jenis : Hibah Intensifikasi Hortikultura Periode penerimaan : Oktober - Desember

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BANDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BANDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BANDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

PENETAPAN KELAS AIR DAN MUTU AIR SASARAN KELAS AIR YANG DITETAPKAN 1 2 KAB/KOTA KEC DESA Banjarsari. Ngablak Desa Ngablak, Pandean,

PENETAPAN KELAS AIR DAN MUTU AIR SASARAN KELAS AIR YANG DITETAPKAN 1 2 KAB/KOTA KEC DESA Banjarsari. Ngablak Desa Ngablak, Pandean, No. SEGMEN PENETAPAN KELAS AIR DAN MUTU AIR SASARAN WILAYAH ADMINISTRATIF DAERAH TANGKAPAN AIR LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERUNTUKAN AIR DAN PENGELOLAAN KUALITAS

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN JAGUNG DILAHAN PERUM PERHUTANI DESA PENAWANGAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN JAGUNG DILAHAN PERUM PERHUTANI DESA PENAWANGAN 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN JAGUNG DILAHAN PERUM PERHUTANI DESA PENAWANGAN TANGGAL 11 MARET 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam

Lebih terperinci

D A T A. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 A n g k a S e m e n t a r a KABUPATEN SEMARANG. M e n c e r d a s k a n B a n g s a BADAN PUSAT STATISTIK

D A T A. HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 A n g k a S e m e n t a r a KABUPATEN SEMARANG. M e n c e r d a s k a n B a n g s a BADAN PUSAT STATISTIK D A T A M e n c e r d a s k a n B a n g s a HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 A n g k a S e m e n t a r a KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM DHARMOTTAMA SATYA PRAJA Jl. KH. Hasyim Ashari No. 3 Telp. (024) 6921607 Fax. 6924980 UNGARAN 50517 Nomor : 050/087 Tanggal : 3 FEBRUARI 2012 Pengguna

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : SEMARANG - PROVINSI : JAWA TENGAH

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 KABUPATEN : SEMARANG - PROVINSI : JAWA TENGAH 1 Purwantiningsih S.Pd.I P 23/02/68 Non-PNS S1 01/07/93 18 TKS Islam Plus Assalamah Ungaran Semarang 2 Hidayatul Ilmiyah S.Pd.I P 02/02/75 Non-PNS S1 02/07/94 17 TKS Islam Plus Assalamah Ungaran Semarang

Lebih terperinci

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN TAHUN 2015

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN TAHUN 2015 LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN TAHUN 205 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang URUSAN : Urusan Wajib :. Pekerjaan Umum (.0). : 2. Perumahan. (.04). :. Penataan Ruang (.05). : 4. Lingkungan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS PEKERJAAN UMUM Jl. KH. Hasyim Ashari No. 3 Telp. (024) 6921607 Fax. 6924980 UNGARAN 50517 PENGUMUMAN REVISI II RENCANA UMUM BARANG/JASA PEMERINTAH Pengguna Anggaran

Lebih terperinci

b. DI Utuh dalam Satu Kabupaten (kewenangan Pemerintah Kabupaten)

b. DI Utuh dalam Satu Kabupaten (kewenangan Pemerintah Kabupaten) b. DI Utuh dalam Satu Kabupaten (kewenangan Pemerintah Kabupaten) No 1 ANCAR 15 Kalisidi Ungaran Barat - - 15 15 400 2 SIANCAR 50 Kalisidi Ungaran Barat - - 50 50 400 3 KALISUSUK 40 Kalisidi Ungaran Barat

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 BUKU SAKU DATA DAN INDIKATOR SOSIAL SUMATERA SELATAN 2006 2010 Nomor Publikasi: 16522.11.04 Katalog BPS: 3101017.16 Naskah: Seksi Statistik

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH

PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH 7 16' 7 20' 7 24' PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH 110 32' 110 36' U 7 16' Kec. Bancak Kec. Pabelan DADAPAYAM Kab. Boyolali 7 20' CUKILAN KEDUNGRINGIN KRANDON LOR Kec. Tengaran GUNUNGTUMPENG SUKOREJO PLUMBON

Lebih terperinci

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber I. Pendahuluan Salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) dari delapan tujuan yang telah dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2000 adalah mendorong kesetaraan gender dan

Lebih terperinci

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya INDIKATOR KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI ACEH 2016 Nomor Publikasi : 11522.1605 Katalog BPS : 4102004.11 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : xvii + 115 Halaman Naskah Gambar Kulit Diterbitkan

Lebih terperinci

PROGRAM AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PROGRAM AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN SEGMEN DAN WILAYAH ADMINISTRASI PROGRAM AKSI PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN PERMASALAHAN PROGRAM AKSI LAMPIRAN III PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERUNTUKAN

Lebih terperinci

No.1643, 2014 KEMENDAGRI. Kabupaten Semarang. Kabupaten Boyolali. Jawa Tengah.

No.1643, 2014 KEMENDAGRI. Kabupaten Semarang. Kabupaten Boyolali. Jawa Tengah. No.1643, 2014 KEMENDAGRI. Kabupaten Semarang. Kabupaten Boyolali. Jawa Tengah. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 4102004.1111 Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Jl. T. Chik Di Tiro No. 5 Telp/Faks. (0645) 43441 Lhokseumawe 24351 e-mail : bpsacehutara@yahoo.co.id, bps1111@bps.go.id BADAN PUSAT

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN TUNTANG

PETA WILAYAH KECAMATAN TUNTANG 7 12' 7 16' 7 20' PETA WILAYAH KECAMATAN TUNTANG 110 28' 110 32' 7 12' Kec. Pringapus U Kec. Bawen NGAJARAN Kec. Bringin TLOMPAKAN DELIK 7 16' Rawa Pening TUNTANG LOPAIT KESONGO TLOGO WATUAGUNG KARANGANYAR

Lebih terperinci

THE IDENTIFICATION OF LAND CHARACTERISTIC BASED ON ZONING AGROECOLOGY ZONE FOR DEWATA VARIETY OF WHEAT (Triticum aestivum L.) ON SEMARANG REGENCY

THE IDENTIFICATION OF LAND CHARACTERISTIC BASED ON ZONING AGROECOLOGY ZONE FOR DEWATA VARIETY OF WHEAT (Triticum aestivum L.) ON SEMARANG REGENCY INDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAHAN BERDASARKAN ZONA AGROEKOLOGI UNTUK PEWILAYAHAN TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.) VARIETAS DEWATA DI KABUPATEN SEMARANG THE IDENTIFICATION OF LAND CHARACTERISTIC BASED

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

Kata Sambutan. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kata Sambutan. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bupati Bandung Kata Sambutan Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ungkapan syukur kehadirat Illahi Rabbi, atas limpahan rahmat dan hidayah-nya kita masih diberi kesempatan untuk membangun Kabupaten

Lebih terperinci

PNEUMONIA) BERBANTU SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PUSKESMAS

PNEUMONIA) BERBANTU SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PUSKESMAS ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KEJADIAN KASUS ISPA (PNEUMONIA dan BUKAN PNEUMONIA) BERBANTU SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PUSKESMAS di KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011-2012 SWASTIARA KARNINTA D22.2010.00927 PROGRAM

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. 01/12/3322/Th.I, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2013 SEBANYAK 102.771 RUMAH TANGGA,

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH

PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH Data Strategis Kecamatan Suruh Tahun 2014 i 7 16' 7 20' 7 24' PETA WILAYAH KECAMATAN SURUH 110 32' 110 36' U 7 16' Kec. Bancak Kec. Pabelan DADAPAYAM Kab. Boyolali 7 20' CUKILAN KEDUNGRINGIN KRANDON LOR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN DHARMOTTAMA SETYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN WANITA 2014 ISSN : No. Publikasi : 5314.1420 Katalog BPS : 2104003.5314 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 31 halaman Naskah : BPS Kabupaten Rote Ndao Penyunting :

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G /

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G / Katalog BPS : 4103.5371 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT K O T A K U P A N G 2 0 0 5 / 2 0 0 6 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KUPANG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2005/2006 No. Publikasi : 5371.0612

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN BRINGIN

PETA WILAYAH KECAMATAN BRINGIN 7 12' 7 16' PETA WILAYAH KECAMATAN BRINGIN 110 32' 110 36' U Kec. Pringapus Kab. Grobogan 7 12' SAMBIREJO KALIKURMO TEMPURAN TANJUNG NYEMOH KALIJAMBE GOGODALEM REMBES WIRU Kec. Tuntang SENDANG BRINGIN

Lebih terperinci

INDEKS POTENSI DESA WISATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENGEMBANGAN DESA WISATA DI KABUPATEN SEMARANG

INDEKS POTENSI DESA WISATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENGEMBANGAN DESA WISATA DI KABUPATEN SEMARANG INDEKS POTENSI DESA WISATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF PENGEMBANGAN DESA WISATA DI KABUPATEN SEMARANG OLEH SRI SUBANTI (1) MULYANTO (2) NUGHTOH A KURDI ARIF RAHMAN HAKIM 2015 (1) PUSPARI (2) PIPW LPPM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DAFTAR NAMA, ALAMAT DAN BESARAN HIBAH YANG DITERIMA

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DAFTAR NAMA, ALAMAT DAN BESARAN HIBAH YANG DITERIMA LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 94 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2018 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DAFTAR NAMA, ALAMAT

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN SUMOWONO

PETA WILAYAH KECAMATAN SUMOWONO 7 12' 7 15' PETA WILAYAH KECAMATAN SUMOWONO 110 15' 110 18' U Kab. Kendal 7 12' KESENENG PIYANGGANG KEMAWI BUMEN DUREN PLEDOKAN LOSARI MENDONGAN JUBELAN KEMITIR TRAYU SUMOWONO Kec. Bandungan LANJAN CANDIGARON

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

DATA BASE PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN TENGARAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN 2010 TAHUN LAHIR UMUR ALAMAT AGAMA

DATA BASE PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN TENGARAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG TAHUN 2010 TAHUN LAHIR UMUR ALAMAT AGAMA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN TENGARAN DALAM PENYELENGGARAAN PEMILU BUPATI DAN WAKIL BUPATI SEMARANG 2010 NO NAMA TEMPAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 HAPSARI ARUM CIPTANINGYAS ( P) KAB.SEMARANG 04/05/1979 1979

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG. KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG BUPATI SEMARANG KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG Nomor : 050 / 0330 / 2011 TENTANG PENGESAHAN RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010 2015 BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Katalog BPS : 4103.3375 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008 Kerjasama BAPPEDA KOTA PEKALONGAN Dengan BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Dinas Kesehatan Kab. Semarang 1. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan Kab. Semarang Dinas Kesehatan Kab. Semarang (DKK Semarang) merupakan satuan perangkat daerah di Kab.

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 PROVINSI : JAWA TENGAH

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 PROVINSI : JAWA TENGAH 19.501 Nur Faizah A.Ma 000000000130863930 P 12/12/56 PNS NIP-13 D2 IV/a 30 SDN Ketapang 01 Semarang 19.502 Saefuddin S.Ag 000000000130863956 L 13/09/57 PNS NIP-13 S1 IV/a 30 SDN Gugik 01/02 Semarang Lulus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG

BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG KatalogBPS:4102004.18 Kerjasama BadanPerencanaanPembangunanDaerahLampung dan BadanPusatStatitistikProvinsiLampung BADANPUSATSTATISTIKPROVINSILAMPUNG INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT PROVINSI LAMPUNG 2012

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BATAS DAERAH KOTA SALATIGA DENGAN KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, September 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Statistik Sosial Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014 merupakan publikasi yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan Indeks Demokrasi Indonesia

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL WELFARE INDICATORS OF GUNUNGKIDUL REGENCY 2015 No. ISBN ISBN Number : 4102004.3403 No. Publikasi Publication Number : 3403.16.066 Naskah Manuscript

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN TENGARAN

PETA WILAYAH KECAMATAN TENGARAN 7 21' 7 24' 7 27' PETA WILAYAH KECAMATAN TENGARAN 110 30' 110 33' Kec. Pabelan U 7 21' Kota Salatiga NYAMAT BARUKAN BENER TEGALWATON Kec. Suruh Kec. Getasan KARANGDUREN 7 24' PATEMON BUTUH CUKIL KLERO

Lebih terperinci

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017

KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 KATALOG DALAM TERBITAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT TAHUN 2017 Nomor ISBN : 979-599-884-6 Nomor Publikasi : 52085.11.08 Ukuran Buku : 18.2 x 25.7cm Jumlah Halaman : 50 Halaman Naskah : Dinas Komunikais

Lebih terperinci

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012

Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2012 merupakan publikasi perdana yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan indikator keuangan

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN : Bappeda Kabupaten Paser bekerjasama dengan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KABUPATEN PASER TAHUN 2012 Ukuran buku : 21 cm x 29,7 cm Jumlah halaman : 60 + ix halaman Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Paser Penyunting : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan Indonesia memiliki peranan dan kedudukan sangat penting sepanjang perjalanan sejarah. Kiprah perempuan di atas panggung sejarah tidak diragukan lagi. Pada tahun

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti perlu memahami tempat atau kancah penelitian dan mempersiapkan segala sesuatu agar kegiatan

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KATALOG BPS : 1102001.3322060 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG KECAMATAN TUNTANG DALAM ANGKA TAHUN 2013 No. Katalog : 1102001.3322.060 No. Publikasi : 33220.13.02

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BP4 KAB. SEMARANG. kota madya yang ada di Jawa Tengah. Letak Kabupaten Semarang secara

BAB III GAMBARAN UMUM BP4 KAB. SEMARANG. kota madya yang ada di Jawa Tengah. Letak Kabupaten Semarang secara 37 BAB III GAMBARAN UMUM BP4 KAB. SEMARANG A. DEMOGRAFI KAB. SEMARANG Kabupaten Semarang merupakan salah satu dari 35 kabupaten dan kota madya yang ada di Jawa Tengah. Letak Kabupaten Semarang secara geografis

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013

PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI DI INDONESIA 2013 ISBN: 978-979 - 064-666 - 7 No. Publikasi: 04210.1310 Katalog BPS: 2104010 Ukuran Buku: 11 cm x 19 cm Jumlah Halaman: vii + 48 Naskah: Subdirektorat Statistik

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS

PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS 7 6' 7 9' 7 12' 7 15' PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS 110 24' 110 27' U Kec. Ungaran Timur Kec. Ungaran Barat 7 9' GONDORIYO Kab. Kendal WRINGIN PUTIH GEBUGAN WUJIL KARANGJATI MUNDING PAGERSARI BERGAS LOR

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN BRINGIN

PETA WILAYAH KECAMATAN BRINGIN Data Strategis Kecamatan Bringin Tahun 2014 i 7 12' 7 16' PETA WILAYAH KECAMATAN BRINGIN 110 32' 110 36' U Kec. Pringapus Kab. Grobogan 7 12' SAMBIREJO KALIKURMO TEMPURAN TANJUNG NYEMOH KALIJAMBE GOGODALEM

Lebih terperinci

STATISTIK GENDER 2011

STATISTIK GENDER 2011 STATISTIK GENDER 211 STATISTIK GENDER 211 ISBN: 978-979 - 64-46 - 9 No. Publikasi: 421.111 Katalog BPS: 21412 Ukuran Buku: 19 cm x 11 cm Naskah: Sub Direktorat Statistik Rumah tangga Gambar Kulit: Sub

Lebih terperinci

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau

Kata pengantar. Tanjungpinang, Oktober 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Riau Kata pengantar Publikasi Data Sosial Ekonomi Kepulauan Riau 2013 merupakan publikasi kedua yang berisi data penduduk, ketenagakerjaan, pendidikan, kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan indikator keuangan

Lebih terperinci

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013 INDIKATOR SOSIAL KABUPATEN PULAU MOROTAI 2013 Jumlah Halaman : ix + 77 halaman Naskah : BPS Kabupaten Pulau Morotai Diterbitkan Oleh : BAPPEDA Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

KECAMATAN SURUH DALAM ANGKA TAHUN 2012

KECAMATAN SURUH DALAM ANGKA TAHUN 2012 KECAMATAN SURUH DALAM ANGKA TAHUN 2012 No. Katalog : 1102001.3322.040 No. Publikasi : 33220.12.02 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Gambar Diterbitkan oleh : 5,83 inci x 8,27 inci

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Sejarah singkat berdirinya UP3AD Kabupaten Semarang Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) merupakan Unit Pelaksanaan Teknis pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng KATA PENGANTAR Puja Angayu bagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas waranugraha-nya maka penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 ISSN 2087-7633 KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010 KERJASAMA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN BADAN PUSAT STATISTIK KONDISI PEREMPUAN DAN ANAK DI INDONESIA, 2010

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT KOTA KUPANG 2011 No. Publikasi : 5371.1012 Katalog BPS : 4103.5371 Ukuran Buku : 15 cm x 21 cm Jumlah Halaman : 122 Halaman

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon 2012 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cirebon Dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

No. Katalog :

No. Katalog : No. Katalog : 23303003.3375 No. Katalog: 2303003.3375 PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN PROFIL KETENAGAKERJAAN KOTA PEKALONGAN 2014 ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS

PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS Data Strategis Kecamatan Bergas Tahun 2014 i 7 6' 7 9' 7 12' 7 15' PETA WILAYAH KECAMATAN BERGAS 110 24' 110 27' U Kec. Ungaran Timur Kec. Ungaran Barat 7 9' GONDORIYO Kab. Kendal WRINGIN PUTIH GEBUGAN

Lebih terperinci

Profile Perempuan Indonesia

Profile Perempuan Indonesia Profile Perempuan Indonesia PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebangkitan nasional sebagai awal perjuangan perempuan yang terorganisir, ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia tingkat

Lebih terperinci

KABUPATEN SEMARANG DALAM ANGKA TAHUN 2010

KABUPATEN SEMARANG DALAM ANGKA TAHUN 2010 KABUPATEN SEMARANG DALAM ANGKA TAHUN 2010 No. Katalog : 1403.3322 No. Publikasi : 33220.10.01 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Gambar Diterbitkan oleh : 5,83 inci x 8,27 inci :

Lebih terperinci

DAFTAR CALON PESERTA SERTIFIKASI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR CALON PESERTA SERTIFIKASI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH DAFTAR CALON PESERTA SERTIFIKASI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI JAWA TENGAH KABUPATEN / KOTA JENJANG PENDIDIKAN : Kab Semarang : RA NO URUT TEMPAT TUGAS NAMA NIP RANKING NAMA

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017 No. 65/11/34/Thn.XIX, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017

Lebih terperinci

KABUPATEN SEMARANG DALAM ANGKA TAHUN 2011

KABUPATEN SEMARANG DALAM ANGKA TAHUN 2011 KABUPATEN SEMARANG DALAM ANGKA TAHUN 2011 No. Katalog : 1403.3322 No. Publikasi : 33220.11.01 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting Statistik Gambar Kulit Statistik Gambar Statistik Diterbitkan

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan Syukur kita Panjatkan ke hadirat Ilahi Rabbi, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga buku Profil Perkembangan Kependudukan Kota Serang Tahun 2017 ini

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN GETASAN

PETA WILAYAH KECAMATAN GETASAN 7 21' 7 24' 7 27' PETA WILAYAH KECAMATAN GETASAN 110 24' 110 27' 110 30' Kec. Banyubiru Kec. Tuntang U 7 21' POLOBOGO Kota Salatiga NOGOSAREN NGRAWAN MANGGIHAN TOLOKAN WATES GETASAN SUMOGAWE SAMIRONO 7

Lebih terperinci

PETA WILAYAH KECAMATAN SUSUKAN

PETA WILAYAH KECAMATAN SUSUKAN 7 21' 7 24' 7 27' PETA WILAYAH KECAMATAN SUSUKAN 110 33' 110 36' 7 21' U Kec. Suruh NGASINAN MUNCAR Kab. Boyolali KEMETUL 7 24' KORIPAN GENTAN KENTENG SIDOHARJO BAKALREJO SUSUKAN KETAPANG Kec. Tengaran

Lebih terperinci

DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DATA TERPILAH DALAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DISAMPAIKAN OLEH: ASISTEN DEPUTI INFORMASI GENDER DALAM PERTEMUAN KOORDINASI DAN

Lebih terperinci

PENERIMA HIBAH NAMA BARANG JUMLAH JUMLAH

PENERIMA HIBAH NAMA BARANG JUMLAH JUMLAH LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENERIMA HIBAH DALAM BENTUK BARANG YANG DILAKSANAKAN DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TENGAH YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN

Lebih terperinci

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017 Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Maluku Utara sebesar 5,33 persen. Angkatan kerja pada Agustus

Lebih terperinci

pareparekota.bps.go.id

pareparekota.bps.go.id INDIKATOR SOSIAL KOTA PAREPARE TAHUN 2015 ISSN : 2460-2450 Nomor Publikasi : 73720.1503 Katalog BPS : 4102004.7372 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : 87 Naskah : Seksi Statistik Sosial BPS Kota

Lebih terperinci

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Katalog BPS : 2301003.34 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Statistik BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Katalog BPS : 4103.7371 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR KATA PENGANTAR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAKASSAR Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Makassar 2015 disusun sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009 25 KATA PENGANTAR Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut

Lebih terperinci

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual

Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Katalog BPS : 4102004.8172 Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MALUKU TENGGARA Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Tual Tahun 2012 ISSN : 0216.4769 Katalog BPS

Lebih terperinci