BAB I PENDAHULUAN. publik yang diterima masyarakat, pada akhirnya akan berpengaruh pada tingkat
|
|
- Hadian Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kondisi pelayanan publik saat ini masih banyak mengalami permasalahan terkait dengan penyimpangan penyelenggaraan pelayanan dan maladministrasi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah. Buruknya pelayanan publik yang diterima masyarakat, pada akhirnya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. Masyarakat akan melakukan keluhan terhadap pelayanan pemerintah. Keluhan publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat atas pelayanan atau produk yang diberikan dan juga terjadi ketika organisasi pemerintah gagal dalam memenuhi harapan pelanggan atau masyarakat (Brenan:2002). Melalui keluhan publik warga negara sebagai penerima pelayanan publik dapat melakukan kontrol atas kebijakan, program maupun aktivitas yang dilakukan pemerintah. Dengan begitu, kebijakan dan pelayanan bagi masyarakat akan lebih tepat guna dan sesuai keinginan masyarakat serta dalam upaya pencapaiannya akan lebih efektif dan efisien. Namun, keluhan publik seringkali dipandang sebagai hal yang buruk bagi kehidupan organisasi, maka tak jarang birokrasi sering menutupi dan mengabaikan keluhan yang ada. Padahal, bentuk penanganan keluhan atau Complaint Handling Mechanism merupakan bagian yang penting untuk dilakukan oleh sebuah organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta (Brenan:2002). Penanganan keluhan yang efektif akan membantu organisasi untuk mengetahui peluang dalam mengatasi kelemahan dalam layanan,
2 2 mengidentifikasi bagian untuk ditingkatkan dan mendemonstrasikan level tinggi dalam kepedulian melayani masyarakat (Brenan:2002). Selain itu penanganan keluhan yang efektif dapat membantu organisasi dalam meningkatkan kualitas layanan maupun produk (Gruber:2010). Kondisi dilapangan, justru menunjukkan bahwa sistem dan prosedur penanganan keluhan masyarakat baik di sektor privat (perusahaan) maupun publik (birokrasi) belum diberikan perhatian yang cukup (Gruber:2010). Keadaan ini dicerminkan dengan tidak adanya bagian penanganan keluhan hampir di banyak birokrasi pelayanan publik maupun perusahaan.selama ini penanganan keluhan atau complaint handling mechanism yang ada pada birokrasi di Indonesia masih belum memadai (Pramusinto, 2013). Kotak saran merupakan bentuk upaya penyediaan sarana penyampaian keluhan yang bersifat konvensional dan tidak banyak membantu karena seringkali hanya bersifat formalitas semata bagi masyarakat karena penempatan kotak saran sendiri yang tidak strategis. Selain dalam bentuk kotak saran, bentuk lain yang dibuat yaitu dengan memberikan laman khusus untuk penyampaian keluhan dalam portal website pemerintah daerah. Namun, lagi-lagi laman yang ada dalam portal tersebut pun yang terjadi tidak direspon oleh pihak pemerintah. Informasi yang ada dalam website juga tidak pernah diperbaharui yang menunjukkan bahwa admin dari pengelola website tidak pernah aktif membuka website, sehingga keluhan yang disampaikan masyarakat pun tidak disampaikan dan tidak ditanggapi oleh aparat yang terkait.
3 3 Berdasarkan laporan kajian mengenai manajemen pengaduan masyarakat dalam pelayanan publik oleh BAPPENAS (2010), beberapa pemerintah daerah di Indonesia yang telah membuat inovasi untuk meningkatkan pelayanan publikantaranya adalah Kabupaten Jembrana, Kota Pekalongan, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sragen, Kabupaten Kebumen, Kota Semarang, Kabupaten Lebak, Kota Malang dan Kabupaten Blitar. Di antara berbagai daerah tersebut Kota Yogyakarta, Kota Semarang, Kota Malang dan Kabupaten Blitar, memiliki inovasi dengan cara peningkatan mekanisme pananganan keluhan (BAPPENAS:2010). Bentuk inovasi dalam mekanisme penanganan keluhan yang dikembangkan oleh kota/kabupaten tersebut adalah membuka dialog interaktif antara kepala daerah/pejabat daerah dengan masyarakat di radio, membuka SMS pangaduan, atau dengan membentuk institusi penanganan pengaduan pelayanan publik. Bentuk inovasi yang paling sering dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah dialog interaktif di radio dan SMS pengaduan. Seperti yang dilakukan pada pemerintah Kota Yogyakarta yang menggunakan siaran radio sebagai saluran penyampaian keluhan. Acara dikemas dalam bentuk Walikota Menyapa WM. Berdasarkan penelitian mengenai Walikota Menyapa ini menunjukkan bahwa praktik complaint handling mechanism di Kota Yogyakarta, WM cukup efektif sebagai media untuk memperoleh keluhan mengenai berbagai kekurangan yang ada dalam pelayanan publik (Pramusinto, 2013). Pemerintah Kota Yogyakarta tidak hanya membuka mekanisme penanganan keluhan hanya melalui dialog interaktif yang dikemas dalam acara Walikota Menyapa saja. Komitmen
4 4 Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dalam menyediakan saluran aspirasi dan penanganan keluhan masyarakat ditunjukkan dengan dibentuknya Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan Publik (UPIK). Dalam pembentukannya yang digagas oleh Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto, ide UPIK muncul pada tahun 2003 yang kemudian ditindak lanjuti dengan dikeluarkannya Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 86 Tahun 2003 tentang pembentukan UPIK. Peluncuran dan sosialisasi pemanfaatan UPIK sendiri dimulai sejak tanggal 29 Februari 2004 (Kumorotomo: 2008). Adapun pembentukan UPIK ini dilandasi oleh persoalan yang ada selama ini, diantaranya: 1) Tidak semua warga masyarakat mengetahui saluran pengaduan yang dapat dipergunakan secara mudah, 2) Adanya hambatan waktu bertemu antara rakyat dengan pejabat atau penguasa, dan 3) Adanya rasa takut dan sungkan untuk mengadukan keluhan diantara masyarakat (Kumorotomo; Rustiyaningsih: 2008). UPIK yang telah berjalan selama ini menunjukkan berbagai perubahan yang sangat signifikan. Dalam perjalanannya, layanan UPIK yang digagas Pemkot Yogyakarta mendapatkan respon baik dari masyarakat dengan banyaknya keluhan, pertanyaan, informasi, maupun saran yang disampaikan melalui SMS, telepon, website maupun saluran yang dibuka Pemerintah Kota Yogyakarta dalam layanan UPIK ini. Berikut data jumlah top ten keluhan yang diminta kepada Pemerintah Kota Yogyakarta.
5 5 Tabel Top Ten Keluhan yang diminta per tanggal 1Mei Mei 2016 Sumber: website layanan UPIK Berdasarkan tabel tersebut, menunjukkan bahwa selama ini jumlah keluhan yang diminta oleh masyarakat tertinggi pada aspek pemukiman, sarana dan prasarana wilayah sebanyak 253 keluhan, diikuti aspek pelayanan publik sebanyak 148 keluhan dan dari aspek ketertiban sebanyak 128 keluhan. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa selama ini masyarakat lebih memperhatikan permasalahan yang bersifat fisik, seperti jalan raya dan perumahan serta pelayanan publik yang mereka rasakan. Untuk aspek lain yang tidak bersinggungan langsung dengan masyarakat tidak begitu mendapat keluhan dari masyarakat, karena aspek tersebut biasanya bersifat musiman atau waktu dibutuhkan saja. Sedangkan jumlah keluhan, pertanyaan, informasi dan saran melalui media yang digunakan oleh masyarakat dinyatakan dalam tabel berikut:
6 6 Tabel 1.1.2Jumlah keluhan berdasarkan media yang digunakan per tanggal 1Mei Mei 2016 Sumber: website layanan UPIK Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar dari masyarakat pengguna layanan UPIK menggunakan media SMS dalam menyampaikan keluhan, pertanyaan, informasi, dan saran/usul. Sedangkan penggunaan media lain seperti website, telepon dan lainnya masih sangat sedikit. Banyaknya masyarakat yang menyampaikan melalui SMS menunjukkan bahwa masyarakat lebih merasa nyaman dengan penyampaian melalui SMS dibandingkan media lainnya. Sebanyak 1058 keluhan disampaikan melalui SMS, pertanyaan melalui SMS lebih dari empat ribu yaitu 4642, informasi sebanyak 4121, dan saran sebanyak Sedangkan melalui media lain, jumlah keluhan, pertanyaan, informasi maupun saran jumlahnya sangatlah jauh berbeda. Sejak saluran penyampaian keluhan dibuka dan mekanisme penanganan keluhan diimplementasikan, Pemerintah Kota Yogyakartamendapatkan berbagai prestasi dalam hale-government.e-government Pemkot Yogyakarta menjadi relatif baik dibandingkan wilayah lain sejak saluran informasi dan keluhan UPIK ini
7 7 diterapkan. Prestasi tersebut diantaranya seperti juara I website pemerintah oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi RI tahun 2004 dan nominator 10 besar E- Government award 1 dari majalah warta ekonomi di tahun 2004; juara I e- government award 2005 untuk kategori pemerintah kabupaten/kota seluruh indonesia dari majalah warta ekonomi dan best of the best untuk semua kategori e-government award 2005 dari majalah warta ekonomi pada tahun 2005; special achievment kategori e-leadership e-government warta ekonomi e-government award pada tahun 2006 serta penghargaan e-government award tingkat kabupaten/kota yang diberikan majalah warta ekonomi di tahun 2011 (Prasetya: 2013). Diraihnya berbagai penghargaan tersebut, beberapa pihak menyatakan bahwa mekanisme dan prosedur penanganan keluhan yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta berjalan dengan baik dan efektif. Beberapa hasil kajian maupun tulisan mengenai UPIK menyatakan bahwa media UPIK ini berhasil memiliki kinerja yang memberikan kepuasan masyarakat yang tinggi(hasil Kajian IKM PSKK:2015). Namun, pada tahun 2011 kepemimpinan daerah Kota Yogyakarta mengalami pergantian, dimana Walikota sebelumnya yaitu Herry Zudianto yang telah dua periode masa kepemimpinan digantikan oleh wakilnya kala itu, Hariyadi Suyuti. Perubahan kepemimpinan ini kemudian menjadikan pertanyaan tersendiri, apakah pada masa kepemimpinan Walikota Hariyadi Suyuti dalam empat tahun ini, yaitu tahun 2011 hingga 2015, layanan UPIK masih digunakan dalam 1 Penghargaan ini merupakan sebuah penghargaan yang ditujukan kepada lembaga pemerintah terbaik di Indonesia yang telah mengimplementasi teknologi informasi dalam fungsinya sebagai pelayanan masyarakat.
8 8 penanganan keluhan dan kinerja dari UPIKdan apakah selama ini tidak mengalami pasang surut. Hal ini mengingat bahwa kemungkinan apabila berganti pemimpin, berganti gaya kepemimpinan dan berganti kebijakan akan memberikan dampak yang berbeda pula bagi pemeranan UPIK sebagai media penanganan keluhan. Maka dalam penelitian ini akan meneliti kinerja UPIK yang berfokus pada empat tahun kebelakang yaitu pada masa pemerintahan Hariyadi Suyuti. Berdasarkan penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terdapat berbagai aspek yang menjadi kelemahan dan hambatan UPIK. Beberapa hal tersebut yaitu kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) profesional yang memadai untuk mengelola UPIK; Adanya keterbatasan wewenang atas koordinasi antara unit kerja UPIK dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dilaporkan; Hambatan teknis seperti hardware dan software pada masing-masing SKPD/ unit kerja; serta tidak semua keluhan mampu diselesaikan dalam waktu 2x24 jam karena layanan UPIK 24 jam namun petugas atau SKPD hanya terbatas sesuai dengan jam kerja kantor; kurangnya sosialisasi atas sistem UPIK diawal keberadaannya; adanya budaya ewuh pakewuh masyararakat dalam mengkritik pejabat masih melekat pada masyarakat (Kumorotomo;Rustiyaningsih;Prasetya;Prabowo:2008;2014). Selain mengetahui kelemahan maupun hambatan yang dihadapi oleh UPIK tersebut, tentu kemudian perlu diketahui faktor yang menjadikan kinerja UPIK (yang menurut berbagai pihak dikatakan maksimal )dengan adanya kelemahan
9 9 yang dimiliki. Tentu terdapat faktor penentu keberhasilan dalam mendorong atau mempengaruhi kinerja UPIK yang telah berjalan selama ini. Penelitian ini melakukan analisis mengenai kinerja UPIK dalam penanganan keluhan publik. Melakukan evaluasi kinerja pada pemerintah daerah secara menyeluruh atas respon keluhan publik dapat memberikan kekayaan baru dan mendalam dalam penelitian (Carvalho:2010), khususnya dalam penyediaan saluran keluhan publik. Analisis kinerja dilihat dalam 4 tahun kebelakang, hal ini atas pertimbangan bahwa pada tahun tersebut Kota Yogyakarta mengalami pergantian kepemimpinan Walikota, sehingga dimungkinkan terdapat perubahan yang mempengaruhi kinerja UPIK. Berdasarkan beberapa hal tersebut, melakukan analisis kinerja serta mengetahui aspek yang menjadikan suksesnya kinerja UPIK selama ini, dirasa penting untuk diketahui. Hal ini dikarenakan penilaian kinerja dapat dijadikan tolok ukur untuk perbaikan organsasi publik, baik internal UPIK maupun bagi pihak luar. Selain itu mengetahui faktor yang mendorong kinerja UPIK dapat dijadikan rujukan sebagai salah satu best practicepemerintah daerah yang sukses menerapkan penanganan keluhan di Indonesia. Sehingga kelemahan dan kekuatan yang ditunjukkan dalam kinerja UPIK dapat jadikan strategi bagi daerah lain yang menerapkan penanganan keluhan masyarakat Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kinerja Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan Publik (UPIK) dalam kurun waktu 4 tahun kebelakang, yaitu ?
10 10 2. Apa saja aspek pendorong kinerja UPIK dalam penyediaan penanganan keluhan masyarakat? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) Mengetahui kinerja UPIK dalam rentang waktu 4 tahun kebelakang yaitu pada tahun ) Mendapatkan pengetahuan akan aspek yang mendorong kinerja UPIK 1.4. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan bahan evaluasi, khususnya bagi Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap kinerja saluran penanganan keluhan masyarakat. 2. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendorong pemerintah daerah, khususnya diluar Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menyediakan saluran penanganan keluhan dan informasi sejenis UPIK dengan memahami faktor pendorong keberhasilan media UPIK. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pembuatan kebijakan di bidang complaint handling mechanism disetiap lembaga pemerintah daerah. 4. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan menjadi acuan bagi penelitian berikutnya terutama dalam bidang complaint handling mechanism.
11 Penelitian Relevan Dari hasil penelusuran pustaka yang dilakukan penulis mengenai Unit Pelayanan Informasi dan Keluhan (UPIK), selama ini beberapa penelitian membahas mengenai pengelolaan website, e-government, maupun kinerja. Adapun penelitian yang membahas mengenai kinerja lebih menyoroti perihal responsivitas UPIK dalam awal berdirinya. Sedangkan penelitian yang menyoroti UPIK dari segi kinerja dan faktor yang yang mendorong kinerja maksimal selama ini belum pernah dilakukan. Penelitian lainnya lebih banyak membahas mengenai pengembangan dan pengelolaan Website UPIK. Pokok-pokok hasil simpulan dari penelusuran pustaka penelitian tersebut antara lain sebagai berikut: 1)Penelitian tentang analisis Responsivitas Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pelayanan publik oleh Yulia Rustiyaningsih (2008), 2)Penelitian tentang kendala pengembangan Web- Based Participation dalam penyelenggaraan Pemerintah Di Kota Yogyakartasalah satunya pada Web milik UPIK oleh Aldi Rizal Prasetya (2014). 3)Penelitian mengenai Pengelolaan Konten Website Pemerintah Kota Yogyakarta Sebagai Media Pelayanan Publik oleh Galih Akbar Prabowo (2012), 4) Kualitas Website Pemerintah Daerah Sebagai Media Untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Transparan Dan Partisipatif Di Indonesia oleh Puguh Prasetya Utomo (2009) didalamnya menyinggung tentang UPIK. Selain di Indonesia penelitian terkait dengan UPIK yaitu mengenai mekanisme penanganan keluhan telah banyak dilakukan di negara lain. Diantaranya pokok-pokok kesimpulannya adalah: 1)Penelitian tentang
12 12 prosedur penanganan keluhan pada pemerintah daerah, lembaga amal, dan pelayanan kesehatan nasionaloleh Roger Bennett, & Sharmila Savani (2011),CarolBrennan & Alex Douglas (2002), Manoj K. George & Renju Joseph (2009), 2)Penelitian tentangkeluhan pelanggan, perbaikan pelayanan dan peningkatan perbaikan lanjutan oleh Gavin Eccles & Philip Durand (1998), Thorsten Gruber (2011),Sophie Yahui Hsieh (2012), 3) Penelitian mengenaimekanisme pengaduan untuk meningkatkan kepemimpinan oleh Agus (2013), 4)Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi keluhan konsumen oleh Reiboldt (2003). Berdasarkan penelusuran tersebut, penelitian mengenai kinerja UPIK sebagai media penanganan keluhan yang dikaitkan dengan kepemimpinan pemimpin daerah dan faktor yang mempengaruhi keberhasilan sejauh ini belum ada. Sehingga penelitian ini, sepanjang pengetahuan penulismerupakan sesuatu yang bisa dikatakan baru. Namun, apabila terdapat penelitian serupa yang fokus dan lokusnya sama, penelitian ini dapat dijadikan referensi tambahan untuk melengkapi penelitian yang sudah ada.
Bab 1 PENDAHULUAN. merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik merupakan bentuk penghormatan atas demokrasi di suatu negara, yang nampak dari cara pandang terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan publik hingga saat ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh pemerintah. Kualitas pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sebagai pengakses maupun pengguna layanan publik semakin
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN ICT DAN TRANSFORMASI BIROKRASI. transformasi birokrasi di Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta.
BAB IV ANALISIS PENERAPAN ICT DAN TRANSFORMASI BIROKRASI Dalam bab ini akan dilakukan analisis secara kualitatif penerapan ICT dan pengaruhnya terhadap visi dan kebijakan, struktur organisasi, serta perubahan
Lebih terperinciPKP2A III LAN. Membangun Daerah Melalui Blusukan via SMS. Rustan A. dan Fani Heru Wismono PKP2A III - Lembaga Administrasi Negara
Membangun Daerah Melalui Blusukan via SMS Rustan A. dan Fani Heru Wismono PKP2A III - Lembaga Administrasi Negara Short Message Service (SMS) seringkali hanya digunakan sebagai sarana pengaduan publik,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta
43 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Bagian Humas dan Informasi Setda Kota Yogyakarta Humas Pemerintah Kota merupakan organisasi bagian Pemerintah Kota Yogyakarta yang bertugas mengurusi hubungan
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa setiap penyelenggara
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG I. UMUM Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan Pasal 65
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posisi komunikasi dan pembangunan ibarat dua sisi mata uang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi komunikasi dan pembangunan ibarat dua sisi mata uang yang saling mendukung dan tidak bisa dipisahkan. Secara konseptual, komunikasi dan pembangunan memandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik merupakan salah satu variable yang menjadi ukuran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pemerintahan terdiri atas pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diatur oleh undang-undang.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI PROPINSI JAWA TIMUR
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa pelayanan publik merupakan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS)
LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS) Semester II TAHUN 2015 BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi di abad 21 ini memberikan pengaruh yang besar pada bidang manajemen sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Walikota Ridwan Kamil serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, telah menunjukkan pentingnya inovasi dalam dalam program
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk melayani masyarakat. Hal tersebut senada dengan Surjadi (2012:7), bahwa pelayanan publik merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karakteristik lingkungan bisnis yang sedang dialami saat ini dan masa yang akan datang berada pada situasi turbulen dan kompetitif. Hal ini merupakan sebuah
Lebih terperinci2012, No BAB I PENDAHULUAN
2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STANDAR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk
Lebih terperinciBUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dalam beberapa dasawarsa terakhir berkembang begitu cepat. Meski dalam penerapannya dunia bisnis sudah terlebih dahulu mendalami pentingnya
Lebih terperinci2016 PENGARUH EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah semakin buruk. hal ini dipicu karena penyelenggaraan pemerintah yang tidak dikelola dengan baik. Sehingga menurunnya
Lebih terperinciSURVEI KEPUASAN MASYARAKAT
SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA PERIODE Januari Desember 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Bantul dan Kota Yogyakarta mempengaruhi visi dan kebijakan, pengujian hasilnya model cukup fit dan pengaruhnya positif dan
BAB VI PENUTUP 1.1 Kesimpulan a. Dari hasil pengembangan model hubungan antar variabel yang mempengaruhi transformasi birokrasi melalui SEM AMOS menunjukkan bahwa penerapan dan pembaharuan ICT di Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.
Lebih terperinciLEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BESADU.be KECAMATAN PONTIANAK BARAT
LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BESADU.be KECAMATAN PONTIANAK BARAT 1 LAB. INOVASI : KOTA PONTIANAK 2 NAMA INSTANSI : KECAMATAN PONTIANAK BARAT 3 JUDUL INOVASI : BESADU.be 4 TELP. INSTANSI : (0561)
Lebih terperinciBukti Instrumen PKKS Kompetensi 1 Kepribadian Dan Sosial
Bukti Instrumen PKKS Kompetensi 1 Kepribadian Dan Sosial Apa yang perlu disiapkan Kepala Sekolah untuk bukti PKKS pada Kompetensi Kepribadian dan Sosial? BUKTI ISTRUMEN PKKS Kompetensi : Kepribadian dan
Lebih terperinciBALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG 2017
LAPORAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG SEMESTER I - TAHUN 2017 BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG 2017 0 B a l a i B e s a r P e l a t i h a n P e
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLAPORAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS) SEMESTER 1 TAHUN 2017
LAPORAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS) SEMESTER 1 TAHUN 2017 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JULI 2017 KATA PENGANTAR Era reformasi birokrasi dan keterbukaan informasi publik menuntut
Lebih terperinciWALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR: 1265 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE RAKYAT
WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR: 1265 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE RAKYAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Deskripsi Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Kota Yogyakarta
BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Kota Yogyakarta Kantor Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi Sekretariat Daerah Kota Yogyakarta beralamatkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia pada suatu organisasi merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan pula kinerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai tugas pokok yang antara lain tercermin dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANANDAN MAKLUMAT PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Rumah.com adalah sebuah perusahaan media online yang ideal untuk pencarian properti, seperti rumah, bangunan komersial, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, sampai Undang-Undang yang terakhir
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Era reformasi di Indonesia membawa perubahan politik dari sentralistik ke desentralistik, tercermin dengan diundangkannya UU No. 22 Tahun 1999, UU No. 32 tahun 2004
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang di mana digunakan dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhanpublik akan
27 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu bentuk kegatan atau rangkaian kegiatan yang di mana digunakan dalam rangka untuk pemenuhan kebutuhanpublik akan suatu bentuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. pemerintahan daerah masih cukup rendah. Komitmen Pemkab Sleman baru hanya
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil kajian ini menunjukkan bahwa komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman untuk meningkatkan akses publik terhadap informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah masih cukup rendah.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM Implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik di lingkungan Pemerintah Kota Bogor sepanjang tahun 2015, masih memerlukan langkah-langkah penyempurnaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mewajibkan Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
Lebih terperinciLKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
25. URUSAN WAJIB KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA A. KEBIJAKAN PROGRAM Program-program yang dilaksanakan pada Urusan Komunikasi dan Informatika pada Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut : 1. Program Pengembangan
Lebih terperinciInovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Inovasi Jogjaplan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Penggagas/Inovator Nama Editor : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi DIY : A.A. Sri Astiti Permasalahan dalam Penyusunan Dokumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hasil dari pelaksanaan otonomi daerah adalah menghasilkan birokrasi yang handal, profesional, efisien dan produktif yang mampu memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012
PERATURAN MENTERI NOMOR 38 TAHUN 212 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan aparatur negara yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi
Lebih terperinciVI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang
VI. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang perizinan pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro yang dianalisis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2014
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 35 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pengguna jasa sering dihadapkan pada begitu banyak. enggan berhadapan dengan pemerintah.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggara pelayanan publik di Indonesia selama ini belum optimal, masyarakat pengguna jasa sering dihadapkan pada begitu banyak ketidakpastian ketika mereka berhadapan
Lebih terperinciUser [Pick the date]
RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong
Lebih terperinciRINGKASAN UU 25/2009 tentang PELAYANAN PUBLIK
BAB 1: KETENTUAN UMUM 1 RINGKASAN UU 25/2009 tentang PELAYANAN PUBLIK Pasal 1 : Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para manajernya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para manajernya (pimpinan). Bila pimpinan mampu
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya guna meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO SEKRETARIAT DAERAH Jalan Proklamasi Nomor 2 Purworejo 54111 Telepon (0275) 321012, Fax (0275) 321666 Email : setda@purworejokab.go.id Website : www.setda.purworejokab.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat memberi rasa puas terhadap masyarakat. Pelayanan kepada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu pemerintahan diperlukan adanya suatu pengawasan dan pembinaaan terhadap pelayanan publik agar dapat tercipta suatu pelayanan publik yang dapat memberi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dewasa ini berpengaruh pada transformasi pelayanan masyarakat di pemerintahan. Pelayanan informasi dari pemerintah untuk masyarakat juga
Lebih terperinciBUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG
1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perencanaan pembangunan nasional, yang dilakukan oleh pemerintah daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama para pemangku
Lebih terperinci-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG
-1- BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG
Lebih terperincib. Zona-2 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,315,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 927,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun 1,190,000
A. BIAYA IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK 1. JASA PENYIARAN RADIO 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,460,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 1,030,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG
SALINAN NOMOR 14/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bergulirnya reformasi membawa perubahan dalam segala bidang. kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bergulirnya reformasi membawa perubahan dalam segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk di dalamnya pengelolaan pemerintah daerah yang sebelumnya cenderung
Lebih terperinciSISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PERGURUAN TINGGI
SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PERGURUAN TINGGI Pedoman, Kendala dan Cara Mengatasi Kendala Pedoman dan Kendala SPMI 1 PEDOMAN UNTUK MEMBANGUN DAN MELAKSANAKAN SPMI (1) Upayakan untuk memperoleh dukungan
Lebih terperinciKATALOG KASUS PENGGUNAAN. Gunakan Yammer sebagai tempat bersosialisasi dan mulai berkolaborasi, berinovasi, dan ikut terlibat.
KATALOG KASUS PENGGUNAAN Gunakan Yammer sebagai tempat bersosialisasi dan mulai berkolaborasi, berinovasi, dan ikut terlibat. Katalog Kasus Penggunaan Yammer Yammer adalah tempat bersosialisasi yang memudahkan
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR
BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a. bahwa Pemerintah Kabupaten
Lebih terperinciPengukuran Indeks Kepuasan Penyelenggara (IKP) Pelayanan Publik Kementerian Kelautan & Perikanan
Pengukuran Indeks Kepuasan Penyelenggara (IKP) Pelayanan Publik Kementerian Kelautan & Perikanan - 13 Pokja Pelayanan Publik KKP - 13 Karakteristik Penyelenggara Tabel 1 Karakteristik Penyelenggara Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan unit sosial yang dengan sengaja diatur, terdiri atas dua orang atau lebih yang berfungsi secara relatif terus menerus untuk mencapai sasaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu pelayanan publik dikatakan berkualitas apabila pelayanan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu pelayanan publik dikatakan berkualitas apabila pelayanan yang diberikan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Pada dasarnya pelayanan yang berkualitas
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. UPTPK didirikan kegiatan penyaluran bantuan kemiskinan di Kabupaten Sragen
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. KESIMPULAN UPTPK dibentuk dengan serangkaian tugas dan fungsi untuk mengatasi permasalahan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Sragen. Sebelum UPTPK didirikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepada masyarakat, karena pada hakekatnya pemerintah adalah public service
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Esensi pemerintah dalam suatu wilayah adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena pada hakekatnya pemerintah adalah public service pemerintah tidak diadakan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 1 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciPENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu, membawa angin segar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia telah bertekad
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR
ejournal Administrasi Negara, 2013, 1 (2): 338-350 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2013 STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN SERTIFIKAT TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN KUTAI TIMUR
Lebih terperinciKata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol
SINOPSIS Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat
Lebih terperinciPerkembangan Teori Kepemimpinan Ciri-ciri kepemimpinan Definis gaya Kepemimpinan... 22
Daftar Isi LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... Daftar Isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian...
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENGADUAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN
Lebih terperinciDEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Ruang Lingkup Yanlik [Pasal 5 ayat (6)]. Sistem Pelayanan Terpadu [Pasal 9 ayat (2)]. Pedoman Penyusunan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang
Lebih terperinciDr. Hadi Supratikta, MM (Peneliti Utama Pusat Litbang Inovasi Daerah) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Dr. Hadi Supratikta, MM (Peneliti Utama Pusat Litbang Inovasi Daerah) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri UU no 23 thn
Lebih terperinci1II PROFIL RESPONDEN...
Daftar Isi Daftar Isi... 2 Bagian 1 PENDAHULUAN... 3 Latar Belakang... 3 Tujuan Survei... 4 Lokasi Survei... 4 Bagian 1I MODEL SURVEY... 5 Sumber Data... 5 Sempel Responden... 5 Waktu Pengumpulan Data...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, baik perusahaan swasta maupun pemerintah berupaya dan berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENGADUAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN
Lebih terperinciKINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga
KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga Abstraksi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak sekali perusahaan, banyaknya perusahaan tersebut menjadikan berbagai macam budaya kerja yang ada. Dikemukakan oleh Republika (2008,26
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2009 TENTANG
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN INFORMASI DAN KELUHAN PADA UNIT PELAYANAN INFORMASI DAN KELUHAN (UPIK) KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik merupakan landasan bagi pembuatan dan penerapan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi. Fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinci