SISTEM MANAJEMEN MUTU
|
|
- Leony Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SISTEM MANAJEMEN MUTU Bahan Kuliah Ke-12 UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Untuk Lingkungan Sendiri Bandung 26 Juli 2011
2 DEFINISI MANAJEMEN MUTU: Filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi MUTU: Tingkat karakteristik yang melekat pada suatu produk yang memenuhi preferensi konsumen SMM adalah sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu. Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/ atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. PENGENDALIAN MUTU Usaha untuk menjaga dan mempertahankan kualitas produk agar sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan berdasarkan kebijakan puncak manajemen
3 KONSEP MUTU Quality as excellence. Mutu sbg keunggulan baik komparatif maupun kualitatif Quality as fitness of & for purpose. Mutu sebagai upaya untuk pencapaian tujuan/maksud dan pewujudan maksud, konsep proses, pencapaian tujuan & perbaikan mutu Quality as a threshold. Mutu Sebagai ambang minimal yang harus dicapai Quality as added value. Mutu sebagai penambahan nilai Quality as value for money. Mutu sebagai nilai nilai uang Satisfaction of the client. Mutu sebagai kepuasan pelanggan
4 Pentingnya Benchmarking PENDAHULUAN Kita ingin menjadi seperti apa? Apakah pengembangan SMM sudah menjadi kebijakan mutu dan sasaran mutu? Apa yang sudah dan akan kita lakukan untuk mengembangkan SMM? Melalui apakah SMM dikembangkan? Sudah menjadi budayakah SMM di lingkungan kita? Sudahkah persyaratan sistem manajemen mutu telah dipenuhi? Bagaimana pengendalian dokumen, pengendalian ketidaksesuaian dan lain-lain? Bagaimana mereka mencapai kinerja yang baik? Bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita bisa lebih baik dari mereka? Pentingkah Sistem Manajemen Mutu (SMM) dibangun dan dikembangkan? Bagaimana mengintegrasikan SMM dalam sistem produksi?
5 The Evolution of Management Theory 5
6 Management Approaches and the Environment GENERAL ENVIRONMENT SOCIAL NEW ENTRANTS OPERATING ENVIRONMENT INTERNAL ENVIRONMENT SUPPLIER ECONOMIC SUBSTITUTES POLITICAL PRODUCTION TECHNOLOGY STRUCTURE INPUTS COMPETITION TECHNOLOGY CUSTOMER LEGAL
7 Evolusi
8 STANDARDISASI Meliputi kegiatan perumusan/membuat standar, menerbitkan standar, penerapan, pengujian, inspeksi, audit dan sertifikasi. Tingkatan standar : 1. Internasional : ISO, HACCP, Six Sigma, Regional : Peraturan di Uni Eropa, Asia 3. Nasional : SNI, SMK3, JIS, BS, DIN 4. Perusahaan : Konsultan PT. Dwi Indah Lestari
9 akreditasi dan sertifikasi Sertifikasi: 1) pengakuan oleh pihak ketiga yang badan akreditasi berkaitan dengan produk, proses, sistem atau orang. 2) Pengesahan tertulis dalam bentuk sertifikat yang akreditasi menilai kompetensi lembaga penilaian kesesuaian sertifikasi/ registrasi menilai kesesuaian Produk (termasuk jasa) Pemasok diterbitkan lembaga sertifikasi kepada suatu organisasi yang telah berhasil memperoleh sertifikat sistem manajemen ISO 9001:2008, 14001:2004 atau OHSAS 18001:2007. catatan 1 : sertifikasi sistem manajemen seringkali disebut dengan registrasi catatan 2 : sertifikasi dapat diterapkan untuk semua obyek penilaian kesesuaian kecuali untuk lembaga penilaian kesesuaian itu sendiri dimana yang dapat diterapkan adalah akreditasi Akreditasi: pengakuan formal oleh pihak ketiga (lembaga akreditasi) yang terkait dengan lembaga penilaian keseseuaian yang memberikan pernyataan formal kompetensinya untuk melakukan kegiatan penilaian kesesuaian tertentu (ISO/IEC 17000)
10 KONSEP SISTEM MANAJEMEN MUTU sistem serangkaian elemen yang saling berkaitan manajemen puncak manajemen aktivitas terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi kebijakan mutu sistem manajemen keseluruhan maksud dan arah organisasi terkait mutu yang dinyatakan secara formal oleh manajemen puncak sistem untuk menetapkan kebijakan dan sasaran serta untuk mencapai sasaran tersebut sistem manajemen mutu sistem manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkenaan dengan mutu orang atau sekelompok orang yg mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada tingkatan tertinggi manajemen mutu aktivitas terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkenaan dengan mutu sasaran mutu sesuatu untuk dicapai, atau dituju terkait dengan mutu peningkatan berkelanjutan aktivitas berulang untuk meningkatkan kemampuan memenuhi persyaratan perencanaan mutu bagian manajemen mutu untuk menetapkan sasaran mutu dan menentukan proses operasional yang diperlukan serta sumber daya untuk memenuhi sasaran mutu pengendalian mutu bagian manajemen mutu dengan fokus pada pemenuhan persyaratan mutu jaminan mutu bagian manajemen mutu untuk memberikan keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi efektivitas sejauh mana kegiatan yang direncanakan dapat direalisasikan dan hasil yang direncanakan dapat dicapai peningkatan mutu bagian manajemen mutu untuk meningkatkan kemampuan memenuhi persyaratan mutu efisiensi hubungan antara hasil yang dicapai dan sumber daya yang digunakan
11 DEFINISI SOP A Standard Operating Procedure (SOP) is a set of written instructions that document a routine or repetitive activity followed by an organization. Prosedur tertulis yang digunakan sebagai acuan, dan spesifikasi yang disepakati oleh unit/organisasi agar tujuan yang diinginkan suatu unit/organisasi bisa terwujud SOP adalah serangkaian instruksi yang menggambarkan pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara berulang pada sebuah organisasi (EPA, 2001) SOP adalah suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses harus dilaksanakan (FEMA, 1999). SOP adalah serangkaian instruksi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah (Lingappan, 2000). SOP adalah sebuah panduan yang dikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan disyaratkan dari semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari ( Developing standard operating procedures in Wildland Fire Management, 2003).
12 Tujuan : Sebagai kerangka operasional kebijakan organisasi Merupakan dokumentasi praktek terbaik Memberikan pedoman tentang apa, bagaimana, kapan, mengapa, dan siapa Unsur-unsur SOP: Pemikiran untuk SOP Deskripsi rinci prosedur - berdasarkan praktik terbaik / standar Pemantauan tindakan Akuntabilitas Tindakan korektif Tanggal tinjauan terakhir atau revisi tanggal
13 TUJUAN Agar setiap individu dalam organisasi mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja staff atau operator dalam organisasi atau unit Melindungi organisasi dan staf dari malapraktek atau kesalahan administrasi lainnya. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari staff atau operator terkait.
14 HIRARKI DOKUMEN MANUAL MUTU PROSEDUR MUTU Menyatakan filosofi /kebijakaan organisasi terhadap mutu Menyatakan bagaimana menerapakan kebijakan sistem manajemen mutu INSTRUKSI KERJA, DOKUMEN TEKNIS, STANDAR, DLL. Menyatakan langkahlangkah/instruksi untuk produk,mesin atau pekerjaan tertentu CATATAN MUTU Merupakan bukti dari penerapan sistem
15 6 PIRAMIDA DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU Kebijakan, Tujuan dan Komitmen 1 Manual Mutu Terpadu Pelaksanaan rangkaian kegiatan operasional 2 Prosedur Pelaksanaan kegiatan rinci dan spesifik 3 Instruksi kerja Untuk merekam kegiatan 4 Formulir/ standard/speck
16 PROSES DOKUMENTASI SMM Dokumentasi yang sudah ada Persyaratan ISO 9001: :2008 Kebutuhan Internal Tuntutan/ kebutuhan eksternal Menunjuk Koordinator & Tim Pembuatan Dokumentasi Menilai/membandingkan Dokumen yang sudah ada dengan kebutuhan standar & pelaksanaan internal Analisa Proses dan keterkaitan Menentukan skala prioritas, pembagian tugas dan penjadwalan Manual Mutu Prosedur & Instruksi Kerja Form&Rekaman Pembuatan draf dokumen Sirkulasi draf dokumen untuk mendapatkan umpan balik Perbaikan dan pengesahan serta pelatihan Penerapan dan pengendalian
17 Model Manajemen Integrasi Sistem Pendidikan dan Pembelajaran SISTEM MANAJEMEN MUTU DI PPBS ISO 9001:2008 Kebijakan Mutu Referensi Silang ISO 9001:2008 ISO/IEC 17025:2008 SASARAN MUTU/ IKK Lab. Pendidikan dan Pengujian Manual Mutu Prosedur Mutu IK Form Sertifikasi: Layanan Akademik Akreditasi: Layanan Laboratorium
18 4 Hubungan Tindakan Perbaikan & Pencegahan Start Pekerjaan yang tidak sesuai Tindakan Perbaikan Remedial No Yes Penyebab potensial? Tindakan Pencegahan No Analisis Data Analisa Akar masalah Efektif? yes Analisis Data Usulan Improvement Kaji Ulang Manajemen MR Asesment resiko Usulan Improvement
19 4 Hubungan Audit Internal - Continuous Improvement Management Review CI: continuous improvement; AI: audit internal; MR: management review Deming s wheel (P.D.C.A.) Kinerja Continuous Improvement P2 D2 TQM S2 P1 A1 D1 C1 A2 C2 P = Plan D = Do C = Check A = Act S1 S1 = tingkatan kinerja sekarang S2 = tingkatan kinerja akan datang Audit Internal 1 tahun Management Review Waktu
20 Sumberdaya Sistem Kerja yang Menjunjung Nilai Keselamatan dan Kesehatan Pemerintah Peraturan perundang2an Manajemen Pengawasan & support Customer Seleksi & pelatihan Kesehatan pekerja Bahan2 yang aman Keamanan Peralatan Proses Manajemen Produksi SMK3 Pegawai Ruang lingkup Kerja Lingkungan aman Sasaran dan Tujuan benefit Program Sistem Kontrak Limbah yg aman Bantuan awal dan Perlakuan Kesehatan Karyawan yg fit dan sehat Lingkungan kerja yang aman Mahasiswa: Bebas dari luka dan sakit Lingkungan Penanganan Kesehatan
21 HACCP CONTOH
22 Pohon Industri Sapi Perah Pakan hijauan konsentrat Ternak bibit Alat/mesin Obat/IB On farm Susu segar produk lokal Home Industri Yoghurt Koperas i Primer Susu Pasteurisasi Skim milk Powder (impor) IPS Whole milk Powder (impor) SKM/Formula Susu UHT Susu tepung Mentega Keju Industri pengolahan makanan/minuman Konsumen
23 Industri pengolahan susu Koperasi primer Koperasi sekunder Koperasi primer Koperasi primer
24 Penetapan wilayah-wilayah pengembangan sapi perah Pengembangan Kemitraan Sistem Penyediaan hijauan Pengembangan Kelembagaan Teknologi dan Pengembangan Wilayah Sapi Perah Program identifikasi dan sertifikasi bibit sapi perah Standarisasi/SOP Pengelolaan usaha & handling susu Peningkatan kompetensi peternak dan koperasi. Peningkatan Populasi Ternak Sapi Perah Target pencapaian 25% dari konsumsi susu dalam negeri Pengembangan skala usaha peternak (spesialisasi usaha) Pengembangan Model Industri Sapi Perah Pengembangan produk susu koperasi (diversifikasi usaha) Pencapaian Target Produksi Susu Pengembangan kawasan terpadu berbasis sapi perah Penguatan posisi tawar petanak sapi perah
25 Manajemen Resiko dan Sistem Manajemen Mutu Pengendalian Mutu Peternak Manajemen Resiko Manajemen Komunikasi Analisa Resiko Manajmen Jaminan Mutu Kelompok TPK dan Sub TPK Susu Ditampung di Dum Tank Kuantitas Efisiensi Kualitas Profit Cooling Unit Trukt pengangkut MT/ IPS
26 Manajemen resiko dan Sistem Keamanan Pangan. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan: (a) keadaan dan kondisi yang mungkin dapat menimbulkan kerugian, (b) keadaan atau kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya kerugian, (c) keadaan dan kondisi yang tidak dapat dihindarkan untuk bisa diatasi atau dihilangkan.
27 Tujuan dan Nilai Tambah Standarisasi proses dan produk Konsistensi kualitas bagi produsen, industri prosesing dan konsumen Meningkatkan kepercayaan (peternak dan koperasi) Meningkatkan insentif dan kompetitif Mengurangi penalty dan hilangnya raw material [kerusakan produk akhir] Memperbaiki efisiensi produksi Memperbaiki kesehatan kelompok Mengurangi dampak kerusakan lingkungan mencegah suatu masalah jauh lebih murah dibandingkan pemecahan masalah
28 PENGERTIAN Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Suatu system yang mengidentifikasi BAHAYA SPESIFIK yang mungkin timbul dan cara pencegahannya untuk mengendalikan bahaya tersebut.
29 Kegunaan HACCP Mencegah penarikan makanan Meningkatkan jaminan Food Safety Pembenahan & pembersihan unit pengolahan (produksi) Mencegah kehilangan konsumen / menurunnya pasien Meningkatkan kepercayaan konsumen / pasien Mencegah pemborosan beaya
30 Pemahaman Dasar 7 Prinsip HACCP 1. Lakukan Identifikasi bahaya untuk produk tsb 2. Tetapkan CCP untuk produk tersebut (bahan, proses, atau formulasi) 3. Tetapkan batas / limit kritis untuk CCP yang telah diidentifikasi 4. Tetapkan langkah pemantauan CCP sesuai batas limit yang telah ditentukan 5. Tetapkan tindakan koreksi jika ditemukan CCP yang melebihi batas kritis dari hasil pemantauan 6. Tetapkan langkah-langkah verifikasi dari hasil tindakan koreksi CCP 7. Jelaskan kegiatan dokumentasi yang diperlukan untuk penerapan HACCP
31
32 PRINSIP 1 IDENTIFIKASI BAHAYA JENIS BAHAYA BIOLOGIS (MIKROBIOLOGIS) KIMIA FISIK
33 SUMBER BAKTERI SUSU DI TINGKAT PETERNAK Media penularan: udara, air, manusia, serangga,
34 PROSES PRODUKSI DARI TERNAK HINGGA PRODUK SUSU KEMASAN
35 MENJAGA KESEHATAN TERNAK DAN KANDANG
36
37 FORMULIR 1. IDENTIFIKASI BAHAYA DAN CARA PENCEGAHANNYA NAMA BAHAN: NO. BAHAN MENTAH / INGRIDIEN / BAHAN TAMBAHAN BAHAYA B (M)/K/F JENIS BAHAYA CARA PENCEGAHAN Ket. B (M) = Biologis (Mikrob) ; K = Kimia ; F = Fisik
38 Cemaran utama Kimia (obat hewan, residu pestisida, residu untuk sanitasi, kontaminasi bahan pakan dan kimia pada air) Biologi (bakteri, parasit, dan mikroorganisme lainnya) Fisik (sedimen, debu, rambut, lalat dan lain-lainnya)
39 FORMULIR 2. ANALISA RESIKO BAHAYA NAMA MASAKAN : NO BAHAN / INGRIDIEN KEL. BAHAYA( v ) A B C D E F KATEGORI RESIKO
40 Prinsip 2 PENETAPAN CRITICAL CONTROL POINT (CCP) CCP titik, prosedur atau tahap operasional yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya. Pengelompokan & Cara penetapan CCP - - CCP1 menghilangkan atau mencegah bahaya - CCP2 mengurangi bahaya (tdk dpt menghilangkan) CCP Dessission Tree
41
42 Titik Kritis Utama Prasarana Truk Tangki Sanitasi Sopir Jalur dan Waktu Tempuh Kondisi Jalan
43 Titik Kritis Utama Tingkat Peternak Sanitasi lingkungan dan peralatan Sarana dan prasarana dalam penanganan susu Kualitas air Kesehatan ternak (mastitis dan lain-lain) administrasi pengobatan [penggunaan obatobatan dan bahan kimia] Input lain [kualitas pakan, keterampilan peternak] Kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik
44 Titik Kritis Utama MT Pengambilan Sampel Sarana dan prasarana dalam penerimaan susu Prosesing di Balance Tank Pengambilan Susu oleh Tangki ke IPS Proses di Dumtank Kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik
45 Manajemen Operasional SOP berorientasi pada: siapa yang melakukan apa aturan dan kebijakan kapan [BMP, GMP] harus dilaksanakan Mengapa BMP dan HACCP itu perlu dimana CCP itu berada
46 Prinsip 3 PENETAPAN BATAS / LIMIT KRITIS Suatu nilai yang merupakan batas antara keadaan dapat diterima dan tidak dapat diterima, ditetapkan pada setiap CCP yang ditentukan --> like a sample KRITERIA BATAS / LIMIT KRITIS 1. Suhu 2. Waktu 3. Kelembaban (RH) 4. Nilai Aw 5. Nilai ph 6. Kuali & Kuant mikrob 7. Konsent. Pengawet 8. Konsent. Garam 9. Klorin bebas 10. Viskositas 11. Nilai kimia 12. Cemaran (jenis & jml) 13. Kondisi fisik terdeteksi (warna, bau, tekstur)
47 Prinsip 4 PEMANTAUAN BATAS KRITIS Kondisi/konsekuensi Terjadi bahaya bagi kesehatan Kemungkinan bahaya dapat meningkat / berkembang Produk diolah pada kondisi yang tidak menjamin kesehatan Mutu bahan mentah tidak memenuhi syarat Contoh Ditemukannya pecahan kaca atau tulang pd makanan & Ditemukan mikroba patogen pada makanan Pemanasan yang kurang Suhu pendinginan yang kurang Sarana penyajian-disrtb-konsm <<< Pencatat suhu rusak Pencatat waktu rusak H-S alat, ruang, tenaga <<< Residu pestisida pada sayuran/ buah, Logam berat pada ikan, Formalin ayam/mie basah/tahu basah, Boraks bakso / mie, angka kuman, Adanya mikroba patogen, Angka asam pd minyak & produknya, Gas NH3 & H2S pada hewani, Mikotoksin (a.l. bm kering) & racun alami
48 Prinsip 5 TINDAKAN KOREKSI Tingkat resiko Tindakan koreksi / perbaikan
49 Prinsip 6 VERIFIKASI 1. Penetapan jadwal verifikasi 2. Pemeriksaan kembali rencana HACCP 3. Pemeriksaan catatan HACCP 4. Pemeriksaan penyimpangan CCP & prosedur perbaikannya 5. Pengamatan visual selama produksi mengendalikan CCP 6. Pengambilan contoh / sampel dan analisa secara acak 7. Membuat kesesuaian rencana HACCP
50 Prinsip 7 DOKUMENTASI HACCP 1. Judul dan tanggal pencatatan 2. Keterangan makanan (keterangan khusus) 3. Bahan dan peralatan yang digunakan 4. Proses pengolahan yang dilakukan 5. CCP yang ditemukan 6. Batas kritis yang ditetapkan 7. Penyimpangan dari batas kritis yang terjadi 8. Tindakan koreksi / perbaikan 9. Identifikasi tenaga operator peralatan khusus
51
The Hazard Analysis and Critical Control Point System
The Hazard Analysis and Critical Control Point System HACCP merupakan metode yang rasional & alamiah untuk penjaminan mutu makanan. Sistem ini terdiri atas identifikasi serta pengkajian yang sistematis
Lebih terperinciSISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN
SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN ISO 22000 ISO 14001 ISO 17025 OHSAS Budaya Kerja 5S/5R Budaya Kerja K3 Sistem Manajemen Halal ISO 9001 Konsumen/Masyarakat IMPLEMENTASI ISO 9001:
Lebih terperinciMATERI III : ANALISIS BAHAYA
MATERI III : ANALISIS BAHAYA (Prinsip HACCP I) Tahap-tahap Aplikasi HACCP 1 1. Pembentukan Tim HACCP 2. Deskripsi Produk 3. Indentifikasi Konsumen Pengguna 4. Penyusunan Bagan alir proses 5. Pemeriksaan
Lebih terperinciAnalisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian
Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian Tekn. Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Risiko Risiko merupakan ketidakpastian (risk is uncertainty) dan kemungkinan terjadinya hasil yang
Lebih terperinciZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari proses pengolahan yang aman mulai dari bahan baku, produk setengah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pangan yang bergizi tinggi, sehat dan aman dapat dihasilkan bukan hanya dari bahan baku yang pada dasarnya bermutu baik, namun juga dari proses pengolahan yang
Lebih terperinciPRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI
PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Pedoman
Lebih terperinciTUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt
TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017
- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN SERTIFIKAT PENERAPAN PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciSosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012
Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012 Issue : Kemampuan petani didalam menjamin mutu dan keamanan pangan segar yg dihasilkan relatif
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)
Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) 1 Pendahuluan Teknologi Dampak positip pengawetan peningkatan tampilan peningkatan gizi kecepatan penyajian > Dampak pengiring?? 2 Kemungkinan selama
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciUNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA
PELATIHAN BIMTEK dan JABFUNG PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN TERAMPIL UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA 23-25 OKTOBER 2017 UNSRI PALEMBANG andi.setiawan@fmipa.unila.ac.id
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciPERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC : 2005
PERSYARATAN MANAJEMEN LABORATORIUM PENGUJIAN SESUAI ISO/IEC 17025 : 2005 ASIAH PUSLITBANG KUALITAS DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN - KLHK asiah1312@yahoo.com 081318888067 1 Latar Belakang Apakah lab pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi merupakan hewan ternak yang menghasilkan daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN PELATIHAN FOOD SERVICE MANAGEMENT
LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN FOOD SERVICE MANAGEMENT PUTRI RONITAWATI PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 1. Latar Belakang Food service merupakan salah satu
Lebih terperinciDokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi
Dokumentasi SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) S P O Sanitasi HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA F P M I P A UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Lebih terperinci5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN
5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan
Lebih terperinciBAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG
BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dari segi kepentingan nasional, sektor peternakan memerlukan penanganan dengan seksama karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, gizi masyarakat, membuka lapangan kerja,
Lebih terperinci2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPENDAHULUAN LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Saat ini, dunia memasuki era globalisasi yang berdampak terhadap sistem perdagangan internasional yang bebas dan lebih terbuka. Keadaan ini memberi peluang sekaligus tantangan
Lebih terperinciNur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang
Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id Materi Sosialisasi GMP dan Keamanan Pangan 11/17/2011 1 HACCP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, dimana persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. Syarat-syarat makanan yang baik diantaranya
Lebih terperinciHANS PUTRA KELANA F
KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mutu 2.1.1 Definisi Mutu International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan mutu sebagai totalitas fitur dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang
Lebih terperinciPENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN
PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO 14001 SECARA BERSAMAAN Sumito Abstrak ISO seri 9000 tentang sistem manajemen mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun
Lebih terperinciPENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA
PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan
Lebih terperinciMATERI KULIAH MINGGU IV PRINCIP HACCP 2 : PENENTUAN CCP
MATERI KULIAH MINGGU IV PRINCIP HACCP 2 : PENENTUAN CCP Definisi CCP : Any points or procedure in a specific food system where loss of control may result in an unacceptable health risk. Sebuah tahap atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki
Lebih terperinciMODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000
MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN
Lebih terperinciDAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv vii xiv xx BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi
I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di
Lebih terperinciOleh: Dr. Widarto, M.Pd.
SMM LABORATORIUM-BENGKEL SEKOLAH & MADRASAH BERDASAR ISO 9001-2008 Oleh: Dr. Widarto, M.Pd. FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DISAMPAIKAN PADA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) PENGELOLAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciPengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI
Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Latar Belakang Pengembangan agroindustri memandang pengendalian mutu sangat strategis karena : Mutu terkait dengan kepuasan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.
Lebih terperinciMIA APRIANTHY ( )
OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.19/MEN/2010 TENTANG PENGENDALIAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN
Lebih terperinciSistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya
Standar Nasional Indonesia SNI 01-4852-1998 Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya Badan Standardisasi i Nasional - BSN Standar ini merupakan adopsi secara
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1
PENGEMBANGAN KONSEP MODEL SISTEM JAMINAN HALAL PRODUK DAGING AYAM DI RUMAH POTONG AYAM 1 WAHYUNI AMELIA WULANDARI 2, WIWIT ESTUTI 3 dan GUNAWAN 2 2 BPTP Bengkulu, Jl. Irian Km 6,5 Kota Bengkulu 38119 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini perkembangan zaman yang diingiringi dengan inovasi-inovasi dalam bidang pangan khususnya. Pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk makanan
Lebih terperinciGambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut
A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya
Lebih terperinciANALISIS HACCP DAN UJI BAKTERI PRODUKSI BAKSO DAGING SAPI DI SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI
ANALISIS HACCP DAN UJI BAKTERI PRODUKSI BAKSO DAGING SAPI DI SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciRUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA
RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA 1 TUJUAN PEMBELAJARAN MAHASISWA MEMAHAMI LATAR BELAKANG KONSEP MUTU MAHASISWA MEMAHAMI MASALAH YANG TERJADI DI MASYARAKAT MAHASISWA MEMAHAMI PENGERTIAN MUTU
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata I (S1) Disusun Oleh :
PENGUKURAN PERFORMANSI MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN UNTUK MENENTUKAN CORRECTIVE & PREVENTIVE ACTION BERDASARKAN IMPLEMENTASI ISO 22000 : 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA (Studi Kasus di PT. Mayora Indah
Lebih terperinciKeberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik
Prerequisite Program #7 Pencegahan Kontaminasi Silang Pencegahan, pengendalian, deteksi kontaminasi; kontaminasi mikrobiologik, fisik, dan kimiawi Bahaya biologis: cacing, protozos, bakteri, cendawan/fungi
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati
1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan
Lebih terperinciPENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC)
PENERAPAN SNI DI PT. PACIFIC MEDAN INDUSTRI DIPERSENTASIKAN OLEH EVIYANTI TARIGAN (MANAGEMENT REPRESENTATIVE) & SUDARI (MANAGER QC) Company Profile: Our Product - Minyak Goreng - Margarine - Shortening
Lebih terperinciLanjutan ISO Konsistensi Mutu. 6. Aspek Legal. 7. Peningkatan Produktivitas. 8. Meningkatkan unjuk kerja keuangan. 9.
STANDARISASI (ISO) Sistem manajemen mutu yang berlaku secara internasional adalah ISO 9000 (The International Organization for Standardization) Tujuan ISO adalah mengembangkan dan mempromosikan standar-standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan dalam melakukan penelitian, batasan terhadap penelitian serta sistematika penulisan laporan
Lebih terperinciSAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food
SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food Safety Food (keamanan pangan) diartikan sebagai kondisi pangan aman untuk dikonsumsi. Safety Food secara garis besar digolongkan menjadi 2 yaitu aman
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu
KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang (warehause) 2.1.1 Pengertian Gudang Gudang atau tempat penyimpanna barang merupakan salah satu icon yang berperan penting dalam perusahaan yang bergerak dibidang apapun
Lebih terperinciEVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C
EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL Oleh: TIMOR MAHENDRA N C 34101055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
Lebih terperinciISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi
Selamat Datang di Pelatihan IAPMO R&T Registration Services ISO/DIS 9001:2015 Pengenalan Revisi dan Transisi QMS-100, Rev 1, dated 2/20/2015 1 Agenda Pengenalan Annex SL Perubahan ISO 9001 Ringkasan QMS-100,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.181, 2015 LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726). PERATURAN
Lebih terperinciISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national
Lebih terperinciChecklist Audit Mutu ISO 9001:2008
Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu
Lebih terperinci-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU
-1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen
Lebih terperinciBAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasonal. Indonesia terus melakukan upaya meningkatkan sektor pertanian untuk menghasilkan produk yang bermutu. Kemajuan
Lebih terperinciSistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan
Standar Nasional Indonesia Sistem Manajemen Keamanan pangan Persyaratan untuk organisasi dalam rantai pangan Food safety management system Requirements for any organization in the food chain (ISO 22000:2005,
Lebih terperinciKETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI
KETIDAK SESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKSI Masdiana C Padaga Disampaikan pada Pelatihan Audit Laboratorium Berbasis ISO/IEC 17025-2008 untuk Audit Internal. Universitas Brawijaya, Malang 12-14 April 2016 Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan dengan kandungan gizi lengkap yaitu terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu bahan pangan yang penting
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG
KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG SKRIPSI ELLYTA WIDIA PUTRI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN ISO TS DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA
ANALISIS PENERAPAN ISO TS 16949 DALAM PELAKSANAAN AUDIT MUTU INTERNAL PADA PT HONDA LOCK INDONESIA Disusun Oleh: Nama : Pittauli Aritonang NPM : 35412674 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ina
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian terhadap kecukupan Sistem Keamanan Pangan untuk Industri Jasa Boga dilakukan dengan pengambilan data di beberapa instansi terkait yaitu Direktorat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar dalam mengulas berita tentang keamanan pangan. Ulasan berita tersebut menjadi tajuk utama, khususnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Manajemen Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Pengertian kualitas ditinjau dari definisi
Lebih terperinci0 Master 17 Desember 2014
0 Master 17 Desember 2014 DAFTAR ISI BAGIAN Halaman LEMBAR PENGESAHAN 1 DAFTAR ISI 2 1 TUJUAN 3 2 RUANG LINGKUP 3 3 DEFINISI 3 4 ACUAN 3 5 PENANGGUNG JAWAB 3 6 6.1 6.2 6.3 6.4 PROSEDUR Penambahan Ruang
Lebih terperinciSTANDAR MUTU PRODUK OLAHAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI DIY
STANDAR MUTU PRODUK OLAHAN BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI DIY Jl. Gondosuli no.6 YOGYAKARTA 1 Standar & kehidupan kita Standar dapat membuat masyarakat lebih mudah, lebih teratur, memperoleh
Lebih terperinciManual Mutu Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010
Manual Mutu Jurusan UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 Manual Mutu Jurusan Kode Dokumen : 0040205000 Revisi : 1 Tanggal : 10 Mei 2010 Diajukan oleh : Sekretaris Jurusan (ttd) Dr.Ir. Sugeng Prijono, MS Disetujui
Lebih terperinciFakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Revisi Tanggal Perpajakan Fakultas Ilmu Administrasi UB Agustus 2013 MP-UJM-P-FIA-UB
MANUAL PROSEDUR PENANGANAN PRODUK JASA TIDAK SESUAI PROGRAM STUDI PERPAJAKAN JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MP-UJM-P-FIA-UB 00303 09000 3 Tanggal : 19 Agustus
Lebih terperinciISO Nur Hadi Wijaya
ISO 9001 Nur Hadi Wijaya ISO 9000 Pengertian ISO : The Internasional Organization for Standardization Standar Syarat dasar ISO 9000 Kalibrasi & Pengukuran Memegang peran utama ISO 9000 Sistem Manajemen
Lebih terperinciLampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan
180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN Outline Bahasan Pendahuluan Akreditasi RS & ISO 9000 Penerapan Continual Improvement Penutup PENDAHULUAN Bagian 1
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi spareparts. Perusahaan ini menghasilkan produk seperti dies, mould,
Lebih terperinciRekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008
Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya
Lebih terperinciPENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT
SKRIPSI PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUK CROISSANT DI PT. CIPTAYASA PANGAN MANDIRI PULOGADUNG JAKARTA Oleh ABDUROHMAN F02400012 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciDaftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi
Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria
Lebih terperinciISO 1001 By: Ryan Torinaga
ISO 1001 By: Ryan Torinaga Daftar Isi Arti ISO Tujuan ISO 9001 Klausul ISO 9001 Kunci Penerapan ISO Cara Penerapan ISO Arti dari ISO Berarti Sama Badan standarisasi dunia Didirikan sejak tahun 1947 Terdiri
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu sudah menjadi isu penting dalam menciptakan keunggulan perusahaan di era globalisasi seiring dengan semakin ketatnya tingkat kompetisi yang dihadapi. Kemajuan teknologi
Lebih terperinciEVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005
ISSN 1979-2409 Evaluasi Audit Internal LUB PTBN 2008-2011 Untuk Menilai Efektifitas Implementasi ISO/I 17025:2005 (Masripah) EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN 2008-2011 UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI
Lebih terperinciPELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK
PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK 1. Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Lembaga Sertifikasi Pangan Organik dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kepada operator
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/2007................... TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,
Lebih terperinciUNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS. Syamsir Abduh
UNDERSTANDING SNI ISO 9001:2008 REQUIREMENTS Syamsir Abduh Sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu organisasi melalui penetapan kebijakan dan sasaran mutu dan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.842, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Keamanan Pangan. Pengawasan Pemasukan. Pangan Segar. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan hasil perikanan memegang peranan penting dalam kegiatan pascapanen, sebab ikan merupakan komoditi yang sifatnya mudah rusak dan membusuk, di samping itu
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013 di PT. Awindo Internasional Jakarta. PT. Awindo Internasional terletak
Lebih terperinciManual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya
Manual Mutu Laboratorium Penyakit Dan Kesehatan Ikan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya LABORATORIUM PARASIT DAN PENYAKIT IKAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lebih terperinci