BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Instrumen Keuangan Derivatif Pengertian Instrumen Keuangan Derivatif Pada jaman sekarang ini perusahaan menghadapi berbagai jenis risiko pasar. Risiko ini timbul karena profitabilitas operasi usaha sangat sensitif terhadap fluktuasi pada berbagai area seperti harga komoditi, tingkat pertukaran mata uang asing, dan tingkat bunga. Kekuatan pasar menentukan faktor-faktor tersebut. Misalnya, perusahaan penggali emas dapat mengendalikan volume, dan setidaknya sebagian dari biaya emas yang diproduksinya. Namun profitabilitasnya tergantung pada harga spot emas, harga yang tidak dapat dikendalikan maupun diramalkan dengan andal, dengan kata lain merupakan risiko harga komoditas (commodity price risk). Contoh lain, produsen peralatan Amerika Serikat dapat menandatangani kontrak untuk memasok mesin bagi pembeli asing dengan menggunakan mata uang lokal. Jika dolar menguat terhadap mata uang lokal tersebut sebelum pembeli membayar, maka produsen Amerika Serikat mengalami kerugian. Hal ini disebut risiko mata uang asing (foreign currency risk). Juga contoh lainya, suatu institusi pendanaan real estet dapat menawarkan utang jaminan dengan tingkat bunga tetap pada pembeli rumah. Jika tingkat bunga meningkat, pihak pendanaan sulit untuk membiayai jaminan tersebut secara menguntungkan, hal ini disebut risiko tingkat bunga (interest rate risk). Untuk mengurangi risiko pasar, perusahaan menggunakan transaksi lindung nilai (hedging transaction). Menurut John J. Wild- K. R. Subramanyam- Robert F. Halsey (2005:288), lindung nilai (hedge) adalah: Merupakan kontrak yang bertujuan untuk melindungi perusahaan dari risiko pasar. Menurut GAAP 2001, lindung nilai (hedge) adalah: Suatu tindakan yang diambil untuk mengurangi risiko, seperti eksposur terhadap volatilitas harga pasar. Sebagai contoh pembelian 15

2 16 dari suatu opsi jual ekuitas dapat melindungi pemilik (holder) dari kemerosotan harga saham Kontrak lindung nilai mirip dengan kebijakan asuransi, di mana perusahaan melakukan kontrak yang memastikan adanya imbal hasil pasti tanpa dipengaruhi kekuatan pasar. Lindung nilai dimungkinkan karena terdapat berbagai pihak yang berbeda dipengaruhi risiko pasar dengan cara yang berbeda. Misalnya, jika suatu perusahaan penambang emas mengkhawatirkan jatuhnya harga emas, seorang pembuat perhiasan mengkhawatirkan naiknya harga emas. Hal ini berarti perusahaan penambang emas dan pembuat perhiasan secara potensial tertarik untuk membuat kontrak penjualan (pembelian) emas di masa depan dengan harga yang tetap. Kontrak ini disebut sebagai kontrak forward, dan sering kali diperdagangkan pada pasar komoditas. Instrumen keuangan seperti kontrak masa depan (futures), opsi, swap sering kali digunakan sebagai lindung nilai. Instrumen keuangan ini disebut instrumen keuangan derivatif, atau secara singkat disebut derivatif. Menurut John J. Wild- K. R. Subramanyam- Robert F. Halsey (2005:288) definisi Instrumen derivatif adalah: Merupakan instrumen keuangan yang nilainya berasal dari nilai aktiva lain, kelompok aktiva, atau variabel ekonomis seperti harga saham, obligasi, harga komoditas, tingkat bunga, atau kurs pertukaran valuta. Menurut PSAK No. 55 Revisi tahun 1999 (Per I Oktober 2004) instrumen derivatif yaitu: Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan atau perjanjian lainnya yang memiliki tiga karakteristik, sebagai berikut: 1. Memiliki: 3. Satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying); dan 4. Satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran atau keduanya. Persyaratan perjanjian tersebut menentukan besarnya nilai penyesuaian perjanjian (settlements) dan pada beberapa kasus, menentukan apakah suatu penyelesaian diperlukan;

3 17 2. Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net investment), atau memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktorfaktor pasar; dan 3. Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus (net settlement), atau instrumen derivatif dapat segera diselesaikan dengan sarana terpisah di luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan aktiva sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda dengan net settlement. Menurut GAAP 2001, instrumen derivatif adalah: Suatu kontrak yang nilainya berkaitan dengan tingkat pengembalian saham, hutang (pinjaman), mata uang, atau komoditas. Aktivitas yang diperhatikan seperti tingkat suku bunga, harga komoditi, indek harga saham, tingkat pertukaran mata uang, dan/atau variable lain. Namun, lindung nilai yang berupa kontrak derivatif dapat menyebabkan perusahaan menghadapi risiko tertentu. Hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan derivatif yang melindungi keseluruhan risiko (seperti risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas). Oleh karena itu, pihak yang terkait dengan kontrak derivatif agar memahami risiko potensial dari instrumen derivatif (seperti futures dan forwards, swap suku bunga, dan swap mata uang) yang digunakan. Penggunaan derivatif telah bertumbuh pesat pada dekade terakhir. Peningkatan penggunaan derivatif ini, serta kerumitan dan kemungkinan risikonya, membuat FASB mengagendakan akuntansi untuk derivatif sehingga menghasilkan sejumlah aturan secara berurutan. SEC juga telah meminta pengungkapan tambahan pada laporan tahunan yang terkait dengan kemungkinan risiko yang berasal dari derivatif. Perlakuan akuntansi dan persyaratan pengungkapan untuk derivatif dijelaskan pada SFAS 133. Sedangkan untuk di Indonesia aturan tentang instrumen derivatif tertuang pada PSAK Nomor 55 (Revisi 1999): Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.

4 Konsep Instrumen Derivatif Jenis-jenis Aktivitas atau Kontrak Derivatif Terdapat tiga jenis aktivitas atau kontrak pada instrumen derivatif, yaitu: 1. Kontrak masa depan (futures contract) Merupakan perjanjian antara dua atau lebih pihak untuk membeli atau menjual komoditas tertentu atau aktiva keuangan pada tanggal tertentu di masa depan (yang disebut tanggal penyerahan) pada harga tertentu. Kontrak ini dapat dibuat untuk berbagai komoditas dan aktiva keuangan. 2. Kontrak swap (swap contract) Merupakan perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk menukar arus kas masa depan. Kontrak ini umumnya digunakan sebagai perlindungan atas risiko seperti tingkat bunga dan risiko kurs valuta asing. 3. Kontrak opsi (option contract) Merupakan kontrak yang memberikan hak pada suatu pihak (bukan kewajiban) untuk melakukan suatu transaksi. Opsi dapat berupa opsi beli atau jual. Opsi beli (call option) merupakan hak untuk membeli sekuritas (atau komoditas) dengan harga tertentu pada atau sebelum tanggal penyerahan. Opsi jual (put option) merupakan opsi untuk menjual sekuritas (atau komoditas) dengan harga tertentu pada atau sebelum tanggal penyerahan Akuntansi Instrumen Derivatif Semua jenis derivatif, tanpa memerhatikan sifat atau tujuannya, dicatat sebesar nilai wajar pada neraca. Hal ini merupakan persyaratan penting yang makin berdampak pada neraca perusahaan, baik karena semakin banyaknya derivatif dan juga karena sifat volatilitasnya. Namun tidak seperti akuntansi nilai wajar bagi efek investasi, di mana hanya aktiva yang dinilai sesuai pasar sementara kewajiban yang terkait tidak, akuntansi derivatif akan memengaruhi kedua sisi transaksi (sejauh dapat diaplikasikan) dengan mengubahnya sesuai nilai pasar. Hal ini berarti derivatif merupakan lindung nilai yang efektif, dampak perubahan dalam nilai wajar ini biasanya akan saling menghapus dan memiliki dampak minimal pada laporan keuangan.

5 19 Menurut PSAK No. 50 Revisi tahun 2006 (Per 1 September 2007), aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, entitas: (a) Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut. (b) Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, maka entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan yang ditransfer dan kewajiban terkait. Saling hapus antar aset keuangan dan kewajiban keuangan yang diakui dan penyajian jumlah neto, berbeda dengan penghentian pengakuan aset keuangan atau kewajiban keuangan. Sekalipun saling hapus tidak menimbulkan pengakuan keuntungan atau kerugian, penghentian pengakuan instrumen keuangan tidak hanya menyebabkan dikeluarkannya item dari neraca yang sebelumnya diakui, tetapi juga menimbulkan pengakuan keuntungan atau kerugian. Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak debitor yang berkekuatan hukum, baik dalam bentuk kontrak maupun cara lainnya, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi seluruh atau sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditor dengan cara membandingkan jumlah yang harus dibayarkan dengan piutang kepada kreditor yang bersangkutan. Dalam situasi yang tidak biasa, debitor memiliki hak secara hukum untuk membandingkan jumlah yang terutang dari pihak ketiga dengan jumlah piutang kepada kreditor sepanjang terdapat kesepakatan antara ketiga pihak yang terlibat yang secara jelas menetapkan hak debitor untuk melakukan saling hapus. Karena hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak yang berkekuatan hukum, maka kondisi yang mendukung pengakuan hak ini dapat berbeda antara satu yurisdiksi hukum dengan yurisdiksi hukum lainnya, dan ketentuan hukum yang berlaku atas hubungan antara pihak yang terlibat perlu dipertimbangkan. Keuntungan dan kerugian belum direalisasi pada lindung nilai atas nilai wajar (swap tingkat bunga fixed-for-floating, kontrak futures atau opsi untuk

6 20 melindungi nilai wajar sekuritas, dan lindung nilai atas komitmen masa depan tetap untuk menjual suatu komoditas pada tingkat harga tertentu) begitu juga aktiva atau kewajiban terkait dicatat pada laporan laba rugi dan mempengaruhi profitabilitas saat ini. Sepanjang lindung nilai ini efektif, perlakuan akuntansi tidak akan memengaruhi laporan keuangan secara material karena efek neraca dan laporan laba rugi yang saling menghapus. Contoh akuntansi lindung nilai atas nilai wajar: Helix Co. memiliki lembar saham Prima yang dikelompokkan sebagai efek tersedia untuk dijual. Pada tanggal 1 Oktober 2000, Helix membeli opsi jual saham Prima untuk Maret 2001 (sebanyak 50 kontrak) dengan harga eksekusi (exercise price) $50 (harga pasar saham Prima tanggal 1 Oktober 2000 adalah $58) dan harga $5 per opsi. Pada tanggal 31 Desember 2000, harga saham Prima adalah $53 dan opsi jualnya $7. Dampak pada neraca dan laporan laba rugi Helix pada kuartal keempat tahun 2000 adalah sebagai berikut: NERACA 1/10/00 31/12/00 Efek investasi $ $ Opsi jual Dampak pada total aktiva $ $ LAPORAN LABA RUGI Kerugian perusahaan sekuritas belum direalisasi $(25.000) Keuntungan kenaikan opsi belum direalisasi Dampak pada laba bersih $(15.000) Dampak bersih pada kuartal keempat tahun 2000 adalah penurunan laba sebesar $15.000, yang terkait dengan penurunan yang sama pada nilai total aktiva.

7 21 Sebaliknya, Keuntungan dan kerugian belum direalisasi dari lindung nilai arus kas, swap tingkat bunga fixed-for-floating, dan lindung nilai atas ramalan penjualan komoditas dilaporkan sebagai bagian pendapatan komprehensif lain (sebagai komponen ekuitas dan bukan sebagai laba berjalan) hingga tanggal efektif transaksi, kemudian nilai ini akan dipindahkan sebagai laba dan saling hapus dengan dampak transaksi itu sendiri. Contoh akuntansi lindung nilai arus kas: Ace Co. Mendapatkan pinjaman dari bank sebesar $5 juta, jatuh tempo lima tahun dengan tingkat bunga mengambang (floating) pada tanggal 1 Januari 2000 (bunga tahunan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember). Tanggal 1 Januari 2001, Ace melakukan swap atas tingkat bunga variable di masa depan dari pinjaman ini dengan pembayaran bunga tetap sebesar 8%. Pada tanggal 31 Desember 2001, Ace membayar $ (8% dari $5 juta) atas instrumen swapnya. Pembayaran bunga pada pinjaman aslinya seharusnya senilai $ (6% dari $5 juta). Hal ini berarti swap menghasilkan pembayaran bunga yang lebih besar sebesar $ untuk tahun Nilai sekarang dari kelebihan pembayaran bunga yang diharapkan pada tanggal 31 Desember 2001 adalah sebesar $ (dihitung dari nilai sekarang $ setiap tahun untuk tiga tahun dengan tingkat bunga 6% per tahun). Dampak pada neraca Ace per tanggal 31 Desember 2000 dan 2001 terkait dengan transaksi swap ini adalah: 31/12/00 31/12/01 Nilai wajar kewajiban swap $0 $ Akumulasi pendapatan komprehensif lainnya 0 ( ) Dampak pada total kewajiban dan ekuitas $0 $ 0 Laporan laba rugi Ace untuk tahun 2001 terkait dengan swap adalah:

8 22 Dampak laba bersih (beban bunga)* $( ) Dampak pendapatan komprehensif lainnya (kerugian efek yang Belum direalisasi)** ( ) * Realisasi kerugian tahun berjalan kelebihan pembayaran bunga tahun 2001 ** Kerugian belum direalisasi pada tahun berjalan perubahan nilai sekarang atas kelebihan pembayaran bunga masa depan yang tercermin pada akumulasi pendapatan komprehensif Pengungkapan Instrumen Derivatif Perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan informasi kuantitatif dan kualitatif mengenai derivatif baik dalam catatan atas laporan keuangan maupun pada tempat lain (biasanya pada bagian management s Discussion and analysis- MD&A). Tujuan pengungkapan ini adalah menginformasikan risiko potensial terkait dengan instrumen derivatif pada analis. 4. Pengungkapan kualitatif Pengungkapan ini biasanya menjelaskan jenis aktivitas lindung nilai yang dilakukan perusahaan dan metode akuntansi yang digunakan. 5. Pengungkapan kuantitatif Pengungkapan ini menjelaskan sejauh mana instrumen derivatif tersebut digunakan, risiko terkait, dan sasaran usaha yang dicapai. Risiko tersebut dapat berupa risiko tingkat bunga yang dihadapi dan risiko nilai tukar valuta asing Analisis Derivatif Tujuan utama analisis derivatif adalah untuk mempelajari tujuan perusahaan menggunakan derivatif. Sebagian besar perusahaan menggunakan derivatif untuk lindung nilai. Namun, beberapa perusahaan memperdagangkan derivatif dan/atau untuk tujuan spekulasi. Kadang kala, aktivitas perdagangan atau spekulatif ini dilakukan sebagai bagian dari jasa manajemen risiko yang

9 23 ditawarkan perusahaan. Selain itu, beberapa manajer menggunakan derivatif untuk berspekulasi atas gerakan variabel pasar terkait. Mengidentifikasi tujuan perusahaan menggunakan derivatif sangat penting karena risiko yang terkait dengan derivatif spekulatif lebih tinggi dibandingkan derivatif untuk lindung nilai. Pada kasus lindung nilai, risiko tidak berasal dari pilihan strategis. Melainkan risiko berasal dari masalah dengan instrumen lindung nilai, baik karena lindung nilai tidak sempurna atau karena kejadian yang tidak diharapkan. Pada kasus spekulasi, perusahaan membuat pilihan strategis untuk menanggung risiko pergerakan pasar. Beberapa perusahaan mengambil risiko tersebut karena mereka berada pada posisi yang dapat mendiversifikasi risiko tersebut. Lebih sering lagi, manajer berspekulasi karena memiliki dugaan atas pergerakan pasar. Kita harus memahami bahwa banyak perusahaan berspekulasi (secara implisit) meskipun mereka mengatakan bahwa derivatif digunakan untuk lindung nilai. Salah satu alasannya adalah saat perusahaan melakukan lindung nilai atas risiko tertentu, perusahaan tidak selalu melakukan lindung nilai atas risiko keseluruhan perusahaan Konsep Instrumen Keuangan Derivatif Pada GAAP 2001 Tujuan utama menggunakan instrumen keuangan derivatif yaitu untuk mengurangi risiko, seperti risiko dari perubahan-perubahan di dalam harga pasar dari tingkat bunga, tingkat pertukaran valuta, dan fluktuasi-fluktuasi di dalam harga komoditas. Derivatif adalah kontrak-kontrak yang melindungi perusahaan dari gerakan yang kurang baik di dalam aktivitas dasar (underlying base) perusahaan. Bagaimanapun, derivatif bukanlah tanpa risikonya sendiri. Jika digunakan untuk spekulasi, derivatif dapat sangat berisiko. Jika harga atau suku bunga yang saling berpengaruh, mengalami perubahan kecil yang kurang baik, dapat mengakibatkan kerugian-kerugian sangat besar. Transaksi dalam instrumen keuangan mungkin mengakibatkan entitas menanggung atau mentransfer kepada pihak lain satu atau lebih risiko keuangan sebagaimana diuraikan dibawah ini. Pengungkapan yang dipersyaratkan

10 24 menyediakan informasi untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam menilai tingkat risiko yang terkait dengan instrumen keuangan. Risiko-risiko lain yang terkait dengan instrumen derivatif, yaitu: Risiko kredit (credit risk) Merupakan risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan (derivatif) akan gagal memenuhi kewajibannya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian. Risiko pasar (market risk) terdiri atas tiga jenis risiko: o Risiko mata uang adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan nilai tukar mata uang asing. o Risiko suku bunga atas nilai wajar adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan yang disebabkan perubahan suku bunga pasar. o Risiko harga adalah risiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat perubahan harga pasar, terlepas dari apakah perubahan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya atau faktor-faktor yang memengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan di pasar. Risiko operasional (operational risk) Merupakan risiko dari kesalahan (errors) operasional internal (seperti kegagalan untuk mencerminkan secara teliti kewajiban-kewajiban rekanan) atau akibat pengawasan internal lemah. Risiko hukum (legal risk) Merupakan suatu keputusan hakim atau pihak berwenang yang dapat menyatakan suatu kontrak tidak sah. Risiko Penilaian (valuation risk) Merupakan risiko bahwa keuntungan (profit) dari suatu transaksi salah pada saat disajikan. Risiko likuiditas (liquidity risk) Merupakan ketidakmampuan untuk menjual suatu instrumen keuangan dengan cepat oleh karena satu pasar yang illiquid.

11 25 Risiko korelasi (correlation risk) Merupakan risiko nilainya berasal dari posisi yang lain (dari sekuritas yang konvensional, derivatif) sebagai jawaban (response) untuk mengubah kondisi pasar. Risiko sistemik (systemic risk) Merupakan suatu masalah dengan instrumen yang tertentu yang membolehkan untuk mengganggu kegiatan seluruh pasar. Resiko penyelesaian (settlement risk) Merupakan risiko dimana tidak menerima pembayaran tepat waktu di suatu kontrak Konsep Instrumen Keuangan Derivatif Pada SFAS 133 Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain yang termasuk dalam ruang lingkup instrumen keuangan, aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas, dengan tiga karakteristik berikut ini: 1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan atau sering disebut dengan variabel yang mendasari (underlying), antara lain: suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variabel non-keuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihakpihak dalam kontrak. 2. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar. 3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan. Hubungan lindung nilai terdiri atas tiga jenis: a. Lindung nilai atas nilai wajar (fair value hedges) Merupakan suatu lindung nilai terhadap ekposur perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui, atau komitmen pasti yang belum diakui,

12 26 atau bagian yang telah diidentifikasi dari aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu dan dapat memengaruhi laporan laba rugi. b. Lindung nilai atas arus kas (cash flow hedges) Merupakan suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas arus kas yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi dan dapat memengaruhi laporan laba rugi. c. Lindung nilai atas investasi neto pada operasi luar negeri (hedges of a foreign currency exposure of a net investment in a foreign operation) Merupakan suatu lindung nilai atas investasi neto pada operasi luar negeri termasuk lindung nilai atas item moneter yang dicatat sebagai bagian dari investasi neto. 2.2 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 55 (Revisi 1999) Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 55 (Revisi 1999) mengenai Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai diatur instrumen derivatif, termasuk instrumen derivatif yang melekat pada perjanjian lainnya, dan aktivitas hedging (lindung nilai) Tujuan Dalam pernyataan standar akuntansi ini, terdapat empat hal yang mendasari perlakuan akuntansi atas instrumen derivatif, yaitu: 1. Instrumen derivatif merupakan hak atau kewajiban yang memenuhi definisi aktiva atau kewajiban, sehingga instrumen derivatif harus dilaporkan dalam laporan keuangan; 2. Nilai wajar merupakan dasar pengukuran yang paling relevan bagi instrumen keuangan dan karenanya merupakan satu-satunya dasar pengukuran nilai instrumen derivatif yang relevan. Instrumen derivatif harus dinyatakan sebesar

13 27 nilai wajar, dan penyesuaian terhadap nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang dilindungi harus menggambarkan perubahan nilai wajar (laba atau rugi) aktiva/kewajiban yang bersangkutan akibat risiko yang dilindungi dan terjadi saat lindung nilai berlaku; 3. Hal-hal yang dapat dilaporkan dalam laporan keuangan hanyalah hal-hal yang memenuhi definisi aktiva dan kewajiban; dan 4. Akuntansi khusus untuk aktiva atau kewajiban yang dilindungi hanya dapat diterapkan untuk transaksi yang memenuhi persyaratan (qualifying items). Salah satu persyaratan adalah pertimbangan atas perkiraan terjadinya saling hapus (offset) yang efektif terhadap perubahan nilai wajar atau risiko arus kas yang dilindungi/item yang dilindungi selama periode lindung nilai. Pernyataan ini mengatur standar akuntansi instrumen derivatif, termasuk instrumen derivatif tertentu yang melekat pada perjanjian lainnya, dengan ketentuan bahwa entitas mengakui instrumen derivatif tersebut sebagai aktiva atau kewajiban dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajarnya. Apabila kondisikondisi tertentu dipenuhi, suatu entitas dapat memilih untuk mengklasifikasikan instrumen derivatif sebagai berikut: 1. Lindung nilai terhadap risiko perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban yang sudah diakui, atau terhadap risiko perubahan nilai wajar ikatan pasti yang belum diakui, yang berkaitan dengan risiko tertentu. 2. Lindung nilai arus kas, yaitu lindung nilai terhadap fluktuasi arus kas dari aktiva atau kewajiban yang diakui, atau terhadap transaksi yang diperkirakan akan terjadi, yang berkaitan dengan risiko tertentu. 3. Lindung nilai terhadap risiko valuta asing atas: 1. Ikatan pasti (komitmen) yang belum diakui (lindung nilai atas nilai wajar valuta asing). 2. Surat berharga yang tersedia untuk dijual (lindung nilai atas nilai wajar valuta asing). 3. Transaksi yang diperkirakan akan terjadi (lindung nilai arus kas valuta asing). 4. Investasi bersih dalam kegiatan operasi di luar negeri.

14 28 Pernyataan ini secara umum mengatur penandingan (matching) antara saat pengakuan laba atau rugi instrumen lindung nilai dan saat pengakuan: 1. Perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban akibat risiko yang dilindungi; atau 2. Pendapatan dari transaksi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang yang dilindungi. Persyaratan pernyataan ini tidak berlaku untuk perjanjian-perjanjian berikut: 1. Perdagangan biasa surat berharga; 2. Pembelian normal dan penjualan normal. 3. Perjanjian asuransi tertentu. 4. Kontrak jaminan keuangan tertentu. 5. Kontrak tertentu yang tidak diperdagangkan di bursa. 6. Derivatif sebagai instrumen yang digunakan untuk menghindarkan pengakuan penjualan. Perjanjian berikut ini tidak dikategorikan sebagai instrumen derivatif oleh entitas pelapor: 1. Kontrak yang dibuat oleh entitas pelapor yang: 1. Didasarkan pada sahamnya sendiri; dan 2. Diklasifikasikan sebagai ekuitas pemegang saham dalam laporan posisi keuangan. 2. Kontrak yang dibuat oleh entitas sehubungan dengan kompensasi berbasis saham (stock-based compensation) diatur dalam PSAK 53: Akuntansi Kompensasi Berbasis Saham. 3. Perjanjian yang merupakan bagian kontinjen dari perjanjian penggabungan usaha. Akuntansi untuk bagian kontinjen atas penggabungan usaha diatur dalam PSAK 22: Akuntansi Penggabungan Usaha. Dalam penerapannya, pembuat perjanjian merupakan entitas yang melakukan penggabungan usaha dengan menggunakan metode akuisisi.

15 Definisi Instrumen derivatif Menurut PSAK No. 55 Revisi tahun 1999 (Per I Oktober 2004) Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan atau perjanjian lainnya yang memiliki tiga karakteristik, sebagai berikut: 1. Memiliki: 2. Satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying); dan 3. Satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran atau keduanya. Persyaratan perjanjian tersebut menentukan besarnya nilai penyesuaian perjanjian (settlements) dan pada beberapa kasus, menentukan apakah suatu penyelesaian diperlukan; 4. Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net investment), atau memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktor-faktor pasar; dan 5. Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian sekaligus (net settlement), atau instrumen derivatif dapat segera diselesaikan dengan sarana terpisah di luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian mengakibatkan penyerahan aktiva sehingga penyelesaian yang terjadi secara substansial tidak berbeda dengan net settlement. Jumlah nosional adalah suatu jumlah dalam unit valuta, saham, dan atau satuan unit lainnya yang disebutkan dalam perjanjian. Penyelesaian instrumen derivatif dengan jumlah nosional tertentu ditentukan oleh interaksi antara jumlah nosional dengan variabel pokoknya. Interaksi dapat berupa perkalian sederhana, atau berupa rumus dengan faktor average atau konstanta yang lain.

16 30 Syarat pembayaran adalah jumlah yang harus dibayar pada saat penyelesaian kontrak apabila variabel pokok berubah sesuai dengan syarat perjanjian. Variabel pokok adalah tingkat bunga, nilai surat berharga, harga komoditi, kurs valuta asing, indeks harga atau kurs, atau variabel penentu lainnya. Variabel pokok berupa harga atau tingkat bunga suatu aktiva atau kewajiban tetapi bukan aktiva atau kewajiban itu sendiri. Berbagai macam instrumen derivatif tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net investment). Beberapa instrumen yang lain memerlukan investasi awal bersih sebagai kompensasi atas nilai tunai (contoh: premi atau opsi) atau untuk kondisi yang lebih kurang menguntungkan dibandingkan dengan kondisi pasar (contoh: premi kontrak pembelian berjangka pada tingkat harga kurang dari kurs berjangka yang berlaku saat itu [current forward price]). Instrumen lainnya memerlukan pertukaran valuta atau aktiva lainnya pada saat terjadinya transaksi. Instrumen derivatif tidak memerlukan investasi awal bersih dalam perjanjian sebesar jumlah nosional (atau jumlah nosional ditambah premi atau dikurangi diskonto) atau sebesar perkalian jumlah nosional dengan variabel pokoknya. Suatu kontrak memenuhi karakteristik yang ditentukan mengenai definisi instrumen derivatif apabila ketentuan penyelesaian memenuhi salah satu dari kriteria berikut: 1. Tidak satu pihak pun diharuskan untuk menyerahkan aktiva yang berhubungan dengan variabel pokok (underlying) atau yang memiliki nilai pokok, nilai tercatat, nilai nominal, jumlah saham, atau denominasi lain sebesar jumlah nosional (atau jumlah nosional ditambah premi atau dikurangi diskonto). Contoh, sebagian besar swap tingkat bunga tidak mengharuskan salah satu pihak melakukan penyerahan aktiva berbunga dengan nilai pokok sebesar jumlah nosional perjanjian. 2. Salah satu pihak disyaratkan untuk melakukan penyerahan jenis aktiva seperti yang dijelaskan di atas, tetapi terdapat mekanisme pasar yang akan membantu

17 31 penyelesaian sekaligus (net settlement). Contohnya, adanya bursa yang memungkinkan penjualan kontrak atau pembelian perjanjian yang merupakan lawan kontrak asalnya. 3. Salah satu pihak disyaratkan untuk melakukan penyerahan jenis aktiva seperti yang dijelaskan di atas, tetapi aktiva tersebut mudah dikonversi menjadi kas atau aktiva itu sendiri merupakan instrumen derivatif. Contoh dari perjanjian ini adalah kontrak berjangka yang mensyaratkan penyerahan surat berharga ekuitas yang diperdagangkan di bursa. Walaupun jumlah saham yang akan diserahkan sama dengan jumlah nosional perjanjian dan harga saham merupakan variabel pokoknya (underlying), surat berharga yang diperdagangkan di bursa mudah dikonversi menjadi kas. Contoh lain adalah swaption-opsi yang mensyaratkan penyerahan kontrak swap, yang merupakan instrumen derivatif Instrumen Derivatif Melekat Perjanjian yang tidak sepenuhnya memenuhi definisi instrumen derivatif, seperti obligasi, polis asuransi, dan sewa guna usaha, mungkin mengandung instrumen derivatif melekat secara implisit maupun eksplisit mempengaruhi beberapa atau keseluruhan arus kas atau nilai pertukaran lainnya yang merupakan persyaratan perjanjian dengan cara yang serupa dengan instrumen derivatif. Pengaruh dari pelekatan instrumen derivatif pada kontrak utama mengakibatkan modifikasi atas sebagian atau seluruh arus kas atau syarat pertukaran lainnya yang disebutkan dalam perjanjian, baik secara pasti ataupun kontinjen berdasarkan terjadinya peristiwa tertentu, berdasarkan perubahan satu atau lebih variabel pokok (underlying). Instrumen derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utama dan diperlakukan sebagai instrumen derivatif menurut pernyataan ini jika dan hanya jika seluruh kriteria berikut terpenuhi: 1. Karateristik dan risiko instrumen derivatif melekat tidak secara jelas dan erat berhubungan dengan karakteristik dan risiko ekonomis kontrak utama.

18 32 2. Instrumen derivatif mencakup instrumen derivatif melekat dan kontrak utama tidak dinilai kembali sesuai dengan nilai wajarnya berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum. 3. Instrumen terpisah dengan kondisi yang sama dengan instrumen derivatif melekat adalah instrumen derivatif yang tunduk pada persyaratan pernyataan ini. (Investasi awal bersih untuk instrumen derivatif majemuk tidak boleh dianggap sebagai investasi awal bersih untuk derivatif melekat). Untuk tujuan penerapan di atas, instrumen derivatif melekat dengan variabel pokok berupa tingkat suku bunga atau index tingkat bunga yang mempengaruhi jumlah pembayaran bunga bersih yang akan dibayar atau diterima atas kontrak utama yang dibebani bunga dianggap memiliki hubungan yang jelas dan erat dengan kontrak utama kecuali memenuhi salah satu kondisi berikut: 1. Instrumen majemuk yang secara kontraktual dapat diselesaikan secara terpisah, sehingga investor tidak akan menerima pengembalian investasi awal menyeluruh (secara substansi); atau 2. Derivatif melekat setidaknya dapat menggandakan tingkat pengembalian awal atas kontrak utama, dan juga menghasilkan tingkat pengembalian minimal dua kali dari tingkat pengembalian investasi yang berlaku di pasar untuk kontrak dengan kondisi yang sama dengan kontrak utama dan yang melibatkan debitor dengan kualitas kredit yang sama. Walaupun kondisi-kondisi di atas difokuskan pada tingkat pengembalian (rate of return) yang diperoleh investor dan pemulihan investasinya, eksistensi dari salah satu kondisi tersebut akan menyebabkan instrumen derivatif tidak dianggap memiliki hubungan yang jelas dan erat dengan kontrak utama. Karena eksistensi dari kondisi tersebut dinilai pada tanggal saat instrumen majemuk diperoleh entitas pelapor, pembeli instrumen majemuk di pasar sekunder dapat secara potensial memiliki kesimpulan yang berbeda dari penerbit instrumen majemuk karena diterapkannya kondisi ini pada waktu yang berbeda. Namun, surat berharga yang memisahkan perdagangan bunga dan pokoknya tidak tunduk pada pernyataan ini jika:

19 33 1. Berasal dari pemisahan hak untuk menerima arus kas yang diperjanjikan dari instrumen keuangan yang tidak mengandung derivatif melekat yang akan diperhitungkan secara terpisah sebagai derivatif menurut ketentuan sebelumnya. 2. Tidak memasukkan kondisi apapun yang tidak terdapat dalam instrumen keuangan asal seperti dijelaskan di atas. Instrumen derivatif valuta asing melekat tidak boleh dipisahkan dari kontrak utama dan dianggap sebagai instrumen derivatif melekat apabila kontrak utama bukan merupakan instrumen keuangan dan memerlukan pembayaran dalam denominasi: 1. Mata uang fungsional pihak yang membuat kontrak; 2. Valuta yang dipergunakan dalam perdagangan internasional (misalnya, US dollar untuk transaksi minyak mentah). Transaksi valuta asing yang belum diselesaikan, termasuk instrumen keuangan, yang merupakan aktiva/kewajiban moneter dan mengandung pembayaran pokok, pembayaran bunga, atau keduanya yang didenominasi dalam valuta asing tunduk pada persyaratan dalam PSAK 10 untuk mengakui laba atau rugi transaksi valuta asing dalam pendapatan dan tidak dianggap mengandung instrumen derivatif valuta asing melekat berdasarkan persyaratan ini. Batasan yang sama diterapkan pada sekuritas yang tersedia untuk dijual atau untuk diperdagangkan yang menghasilkan arus kas dalam valuta asing Pengakuan dan Pengukuran Suatu entitas harus mengakui seluruh instrumen derivatifnya di dalam laporan posisi keuangan sebagai aktiva atau kewajiban berdasarkan hak atau kewajiban menurut perjanjian. Seluruh instrumen derivatif harus disajikan dengan nilai wajar. Apabila proyeksi arus kas pada masa yang akan datang digunakan untuk mengestimasi nilai wajar, proyeksi arus kas tersebut harus diestimasi berdasarkan asumsi dan proyeksi yang wajar dan mendukung. Seluruh bukti yang tersedia

20 34 harus dipertimbangkan dalam melakukan proyeksi arus kas masa yang akan datang. Bobot pertimbangan yang diberikan pada bukti yang tersedia harus sepadan dengan taraf obyektivitas verifikasi bukti tersebut. Apabila terdapat rentang estimasi jumlah atau waktu arus kas yang diperkirakan, kemungkinan hasil harus dipertimbangkan dalam penentuan estimasi terbaik atas arus kas pada masa yang akan datang. Akuntansi untuk perubahan nilai wajar (laba atau rugi) derivatif bergantung pada apakah derivatif tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai bagian dari hubungan lindung nilai dan, dengan demikian, ada alasan untuk memilikinya. Baik seluruh atau proporsi tertentu dari derivatif dapat diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai. Proporsi dinyatakan dalam persentase dari keseluruhan derivatif sama sehingga profil risiko/eksposur bagian lindung nilai dari derivatif sama dengan yang berada dalam keseluruhan derivatif. Dengan demikian, suatu entitas tidak diperkenankan memisahkan gabungan derivatif menjadi komponen-komponen tertentu untuk kemudian menyajikan risiko yang berbeda dan memperlakukan komponen tertentu sebagai instrumen lindung nilai, kecuali pada tanggal penerapan awal menurut ketentuan transisi. Dua atau lebih derivatif, atau bagian-bagian tertentu, instrumen derivatif harus dipandang sebagai suatu kesatuan dan secara bersama diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai. Laba dan rugi dari instrumen derivatif diperhitungkan seperti dijelaskan berikut ini: 1. Bukan untuk lindung nilai. Laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif yang tidak diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai harus diakui sebagai pendapatan periode berjalan. 2. Lindung nilai atas nilai wajar. Laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif yang diperlakukan sebagai dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai atas nilai wajar dan saling hapus rugi atau laba akibat risiko terhadap aktiva/kewajiban yang dilindungi harus diakui sebagai laba/rugi dalam periode akuntansi yang sama.

21 35 3. Lindung nilai arus kas. Bagian efektif dari laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif yang diperlakukan sebagai dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai arus kas harus dilaporkan sebagai bagian dari ekuitas (hanya diakui dalam laporan rugi laba) pada periode yang sama dengan periode dimana arus kas yang dilindungi mempengaruhi laporan rugi laba. Sisa laba atau rugi dari instrumen derivatif, apabila ada, harus diakui sebagai laba/rugi periode berjalan. 4. Lindung nilai valuta asing. Laba atau rugi dari lindung nilai instrumen derivatif atau instrumen keuangan bukan-derivatif yang diperlakukan dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen nilai wajar valuta asing harus diperhitungkan sebagai berikut: 3. Laba atau rugi dari instrumen derivatif atau instrumen lainnya yang digunakan sebagai lindung nilai atas komitmen (ikatan) yang didenominasi dalam valuta asing dan saling hapus rugi atau laba dari komitmen usaha yang dilindung nilainya harus diakui sebagai laba/rugi dalam periode akuntansi yang sama; 4. Laba atau rugi dari instrumen derivatif lindung nilai dalam suatu lindung nilai atas surat berharga yang tersedia untuk dijual dan saling hapus rugi atau laba dari surat berharga yang tersedia untuk dijual yang dilindungi harus diakui sebagai laba/rugi dalam periode akuntansi yang sama; 5. Bagian efektif dari laba atau rugi dari instrumen derivatif lindung nilai dalam suatu lindung nilai atas transaksi diperkirakan akan terjadi yang didenominasi dalam valuta asing harus diakui sebagai komponen ekuitas dan hanya diakui sebagai laba/rugi dalam periode yang sama atau periode dimana transaksi yang diperkirakan akan terjadi akan mempengaruhi pendapatan. Sisa laba atau rugi dari instrumen lindung nilai diakui sebagai laba/rugi periode berjalan. 6. Bagian efektif laba atau rugi dari instrumen derivatif dan non-derivatif lindung nilai dalam suatu lindung nilai atas investasi bersih dalam kegiatan operasi luar negeri harus dilaporkan sebagai bagian dari penyesuaian penjabaran kumulatif.

22 Lindung Nilai atas Nilai Wajar Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas risiko perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban atau porsi tertentu yang diidentifikasi (transaksi/saldo yang dilindung nilai) disebabkan oleh risiko tertentu. Instrumen lindung nilai yang ditentukan dan aktiva/kewajiban yang dilindung nilai memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh dari kriteria berikut: 1. Pada awal timbulnya lindung nilai, terdapat kebijakan-kebijakan tertulis mengenai lindung nilai, tujuan manajemen risiko entitas dan strategi untuk melaksanakan lindung nilai, termasuk identifikasi instrumen lindung nilai, transaksi/saldo yang dilindungi, sifat dari risiko yang dilindungi, dan bagaimana menilai efektivitas instrumen lindung nilai dalam menutup risiko perubahan nilai wajar transaksi/saldo yang dilindungi sebagai akibat dari risiko yang dilindungi. Entitas juga harus memiliki dasar yang wajar untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai. 2. Pada awal timbulnya lindung nilai atas nilai wajar komitmen pasti, entitas harus menyusun dokumentasi formal yang mencakup penetapan metode pengakuan laba/rugi yang timbul dari komitmen yang dilindung nilainya beserta pencatatan aktiva/kewajiban yang timbul. 3. Penetapan strategi manajemen risiko untuk lindung nilai tertentu dapat mengecualikan komponen tertentu dari perubahan nilai wajar lindung nilai derivatif tertentu, seperti perhitungan nilai tunai, dari penilaian efektivitas lindung nilai. 4. Baik pada awal timbulnya lindung nilai maupun selama periode lindung nilai, hubungan lindung nilai diharapkan efektif untuk saling menghapuskan perubahan nilai wajar yang disebabkan oleh risiko yang dilindung nilai selama periode di mana lindung nilai berlaku. Penilaian terhadap efektivitas diperlukan pada saat laporan keuangan atau laporan rugi laba disajikan, dan paling tidak dilakukan setiap tiga bulan. Apabila instrumen lindung nilai

23 37 (seperti kontrak opsi at-the-money) memungkinkan saling menghapuskan satu sisi laba/rugi dari risiko yang dilindung nilainya, kenaikan (atau pernurunan) nilai wajar instrumen lindung nilai diharapkan efektif dalam meng-offset penurunan (atau kenaikan) nilai wajar transaksi/saldo yang dilindung nilainya. Seluruh penilaian efektivitas harus konsisten dengan strategi pengelolaan risiko yang didokumentasikan untuk lindung nilai tertentu. 5. Apabila opsi yang diterbitkan diperlakukan sebagai lindung nilai atas aktiva atau kewajiban, kombinasi dari transaksi/saldo yang dilindung nilai dengan opsi yang diterbitkan setidaknya mengandung kemungkinan laba atas hasil yang diperoleh dari perubahan menguntungkan pada nilai wajar dari instrumen gabungan sebesar kemungkinan kerugian dari perubahan yang tidak menguntungkan pada nilai wajar gabungan. Pengujian tersebut terpenuhi bila seluruh kemungkinan persentase perubahan yang menguntungkan pada variabel pokok (dari 0% sampai dengan 100%) akan menghasilkan laba atau rugi yang akan terjadi akibat perubahan yang tidak menguntungkan atas variabel pokok. Gabungan opsi (contoh, interest rate collar) yang dibuat pada periode yang sama harus diperlakukan sebagai penerbitan opsi apabila baik pada awal timbulnya atau selama periode kontrak sejumlah premi bersih diterima dalam bentuk kas atau dalam bentuk nilai yang menguntungkan atau dalam bentuk lain. Dengan demikian, collar dapat diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai pada lindung nilai atas nilai wajar tanpa memperhatikan ketentuan kecuali terdapat penerimaan premi bersih. Selanjutnya, instrumen derivatif yang dihasilkan dari penggabungan penerbitan opsi dengan derivatif nonopsi lainnya harus diperlakukan sebagai penerbitan opsi. Suatu instrumen non-derivatif, seperti SBI, tidak boleh diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai.

24 Transaksi Saldo yang Dilindung Nilainya Suatu aktiva atau kewajiban memenuhi syarat untuk diperlakukan sebagai transaksi yang dilindung nilainya dalam lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi: 1. Aktiva/kewajiban yang dilindungi secara spesifik diidentifikasi sebagai keseluruhan atau sebagian dari aktiva atau kewajiban yang telah diakui atau dari komitmen yang belum diakui (unrecognized firm commitment). Aktiva/kewajiban yang dilindungi merupakan aktiva atau kewajiban tunggal (atau sebagian tertentu) atau portofolio dari aktiva sejenis atau portofolio dari kewajiban sejenis (atau sebagian tertentu). 2. Apabila aktiva sejenis atau kewajiban sejenis dilindung nilai sebagai suatu kesatuan portofolio, masing-masing aktiva dan kewajiban individu memiliki risiko yang sama atas mana mereka dilindung nilai. Perubahan nilai wajar yang diakibatkan oleh risiko yang dilindung nilai untuk masing-masing aktiva/kewajiban individu dalam portofolio yang dilindung nilai diharapkan untuk memberikan reaksi proporsional terhadap perubahan nilai wajar akibat risiko yang dilindung nilai dari portofolio secara keseluruhan. Artinya, apabila perubahan nilai wajar dari portofolio yang dilindung nilai akibat risiko yang dilindung nilai adalah 10% selama periode yang dilaporkan, perubahan nilai wajar akibat dari risiko yang dilindung nilai untuk masing-masing aktiva/kewajiban dalam portofolio diharapkan berada dalam interval yang wajar, antara 9% sampai dengan 11%. Jika perubahan nilai wajar yang diharapkan sebagai akibat dari risiko yang dilindung nilai untuk masingmasing akun/kewajiban dalam portofolio berkisar antara 7% sampai dengan 13% tidak konsisten dengan ketentuan ini. Dalam menggabungkan pinjaman ke dalam suatu portofolio yang dilindung nilai, suatu entitas dapat memilih untuk mempertimbangkan beberapa dari karakteristik berikut: jenis pinjaman, jumlah pinjaman, jenis dan lokasi jaminan, jenis tingkat bunga (tetap atau variabel) dan coupon interest rate (untuk tingkat bunga tetap), jadwal

25 39 pembayaran kembali, pembayaran pinjaman lebih awal (jika berfluktuasi), dan pembayaran yang diharapkan pada berbagai skenario tingkat bunga. 3. Apabila aktiva/kewajiban yang dilindungi adalah bagian tertentu dari suatu aktiva atau kewajiban (atau dari portofolio aktiva sejenis atau portofolio kewajiban sejenis), transaksi yang dilindung nilai merupakan salah satu dari: persentase tertentu dari seluruh aktiva atau kewajiban (atau dari seluruh portofolio); satu atau lebih arus kas kontraktual tertentu (seperti bagian dari aktiva atau kewajiban yang merupakan nilai sekarang dari pembayaran bunga selama dua tahun pertama dari instrumen pinjaman untuk periode empat tahun); opsi jual (put option), opsi beli (call option), tingkat bunga maksimum (interest rate cap), atau tingkat bunga minimum (interest rate floor) yang melekat pada aktiva atau kewajiban yang bukan merupakan derivatif melekat yang diperlakukan secara terpisah. nilai sisa investasi lessor pada perjanjian sewa guna usaha direct financing atau sales type lease; apabila seluruh aktiva atau kewajiban merupakan instrumen dengan arus kas variabel, transaksi/saldo yang dilindung nilai tidak dapat dianggap sebagai arus kas tetap yang dituliskan dengan arus kas variabel secara implisit (implicit fixed-to-variable swap). 4. Aktiva/kewajiban yang dilindungi mengandung risiko perubahan nilai wajar yang dapat mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan. 5. Aktiva/kewajiban yang dilindungi bukan: 6. aktiva atau kewajiban yang dinilai kembali berdasarkan perubahan nilai wajar yang diakibatkan risiko yang dilindungi yang dilaporkan pada pendapatan periode berjalan (contoh, apabila risiko valuta asing dilindung nilainya, aktiva dalam valuta asing dimana laba atau rugi transaksi valuta asing diakui sebagai pendapatan);

26 40 7. suatu investasi dicatat dengan metode ekuitas sesuai dengan persyaratan dalam PSAK 14; kepentingan minoritas pada satu atau lebih anak perusahaan yang dikonsolidasi 5. investasi ekuitas pada anak perusahaan yang dikonsolidasi; 6. komitmen untuk melakukan baik penggabungan usaha maupun untuk mengambil alih atau melepaskan suatu anak perusahaan, kepentingan minoritas, atau investasi dengan metode ekuitas; atau 7. instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan diklasifikasikan sebagai ekuitas pemegang pada laporan posisi keuangan entitas. 6. Apabila transaksi/saldo yang dilindung nilai merupakan seluruh atau sebagian dari surat berharga hutang (debt security) (atau portofolio dari surat berharga hutang sejenis) yang diklasifikasikan sebagai surat berharga untuk tujuan investasi sampai jatuh tempo (held-ta-maturity) sesuai dengan PSAK 50 Akuntansi untuk investasi dalam efek tertentu, risiko yang dilindungi merupakan risiko perubahan nilai wajar yang diakibatkan perubahan kredibilitas debitur atau apabila transaksi/saldo yang dilindungi adalah komponen opsi dari surat berharga untuk tujuan investasi sampai jatuh tempo yang memungkinkan pembayaran dimuka, risiko yang dilindungi adalah risiko perubahan keseluruhan nilai wajar dari komponen opsi tersebut. (Risiko yang dilindungi untuk surat berharga untuk tujuan investasi sampai jatuh tempo mungkin bukan risiko perubahan nilai wajar yang diakibatkan oleh perubahan suku bunga pasar atau kurs valuta asing. Apabila aktiva/kewajiban yang dilindung nilainya bukan merupakan komponen opsi yang memungkinkan pembayaran dimuka, risiko yang dilindungi juga bukan merupakan risiko perubahan dalam keseluruhan nilai wajar). 7. Apabila aktiva/kewajiban yang dilindungi merupakan aktiva atau kewajiban non-keuangan (selain hak pembayaran bunga atas pinjaman yang memberikan hak telah dicatat atau komitmen non-keuangan dengan komponen keuangan), risiko yang dilindungi adalah risiko perubahan nilai wajar dari seluruh aktiva atau kewajiban yang dilindungi (menunjukkan lokasi aktual dari aktiva fisik). Artinya, risiko harga dari aktiva sejenis pada lokasi yang berbeda atau dari

27 41 mayoritas aktiva bukan merupakan risiko yang dilindungi. Dengan demikian, dalam lindung nilai atas risiko perubahan nilai wajar bensin, suatu entitas tidak memperlakukan risiko perubahan harga minyak mentah sebagai risiko yang dilindungi untuk tujuan penentuan efektivitas lindung nilai atas nilai wajar bensin. 8. Apabila aktiva/kewajiban yang dilindung nilai adalah aktiva atau kewajiban keuangan, hak pembayaran bunga pinjaman yang telah diakui, atau komitmen non-keuangan dengan komponen keuangan, risiko yang dilindungi adalah: 7. risiko perubahan keseluruhan nilai wajar dari seluruh aktiva/kewajiban yang dilindungi; 8. risiko perubahan nilai wajar yang diakibatkan oleh perubahan suku bunga pasar; 9. risiko perubahan nilai wajar yang diakibatkan oleh perubahan kurs valuta asing yang bersangkutan; atau 10. risiko perubahan nilai wajar yang diakibatkan oleh perubahan kredibilitas debitur. Apabila risiko yang dilindungi bukan risiko, dua atau lebih dari risiko lainnya (risiko suku bunga pasar, risiko valuta asing, dan risiko kredit) dapat secara bersama dilindungi. Suatu entitas tidak boleh secara sederhana menganggap risiko pembayaran lebih awal sebagai risiko yang dilindungi untuk aktiva keuangan. Namun, entitas dapat menganggap komponen opsi dari instrumen yang dapat dilunasi lebih awal sebagai aktiva/kewajiban yang dilindungi dalam suatu lindung nilai atas nilai wajar entitas terhadap perubahan nilai wajar dari opsi pembayaran dimuka, untuk mencapai tujuan lindung nilai atas risiko pembayaran dimuka. Efek derivatif melekat dari kelompok risiko yang sama harus dipertimbangkan dalam penentuan lindung nilai risiko individual. Contoh, efek dari opsi pembayaran di muka yang melekat harus dipertimbangkan dalam penentuan lindung nilai risiko suku bunga pasar. Laba atau rugi atas nilai wajar yang memenuhi persyaratan lindung nilai harus diperhitungkan sebagai berikut:

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 55 AKUNTANSI INSTRUMEN DERIVATIF DAN AKTIVITAS LINDUNG NILAI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 55 AKUNTANSI INSTRUMEN DERIVATIF DAN AKTIVITAS LINDUNG NILAI 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI INSTRUMEN DERIVATIF DAN AKTIVITAS LINDUNG NILAI Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah-masalah yang timbul akibat nilai kurs mata uang yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 50 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 0 (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 0 (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh

Lebih terperinci

Akuntansi untuk sekuritas investasi ditentukan berdasarkan klasifikasinya, yaitu:

Akuntansi untuk sekuritas investasi ditentukan berdasarkan klasifikasinya, yaitu: Sekuritas investasi Sekuritas investasi sangat bervariasi dalam hal jenis surat berharga yang diinvestasikan dan tujuan dari investasi. Sekuritas investasi dapat berupa utang atau ekuitas. Sekuritas utang

Lebih terperinci

Akuntansi Instrumen Derivatif Tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh: Ida Farida

Akuntansi Instrumen Derivatif Tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh: Ida Farida Abstract Akuntansi Instrumen Derivatif Tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh: Ida Farida Makalah ini memberikan penjelasan secara deskriptif mengenai PSAK 55 (Revisi 2006) tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

FINANCIAL INSTRUMENT

FINANCIAL INSTRUMENT Pelaporan Akuntans Keuangan- Financial Instrument 1 FINANCIAL INSTRUMENT Dwi Martani Latar Belakang Revisi PSAK 50-55 2 Perkembangan standar Internasional IFRS 30 dan 39 Investor melakukan investasi secara

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Transaction in Foreign Currency

Transaction in Foreign Currency Transaction in Foreign Currency Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan- Forex 1 Transaksi dalam Mata Uang Asing D G 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan- Forex 2 1/26/2010 Pelaporan Akuntans

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGUNGKAPAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 31 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGUNGKAPAN Instrumen Keuangan: Pengungkapan ED PSAK (Revisi 0) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. INSTRUMEN KEUANGAN: PENGUNGKAPAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf -

Lebih terperinci

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING

LIMITED HEARING. PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. 14 November 2006 PUBLIC HEARING LIMITED HEARING PSAK 50 (Revisi( 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan 14 November 2006 TUJUAN PSAK 50 (1998) Vs PSAK 50 (2006) Menyamakan pengaturan akuntansi dan pelaporan investasi efek

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR

TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 38 /SEOJK.03/2016 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM DENGAN MEMPERHITUNGKAN

Lebih terperinci

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN PSAK 71 Instrumen Keuangan Direncanakan Efektif 1 Januari 2019 Klasifikasi dan pengukuran untuk instrumen keuangan. Klasifikasi amortized cost dan fair

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan menjadi risiko murni dan risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Resiko Risiko merupakan kerugian yang diakibatkan oleh sebuah kejadian yang tidak dapat diduga sebelumnya. Risiko dapat dibedakan

Lebih terperinci

PSAK 55 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PSAK 55 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN PSAK 55 INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN OVERVIEW Ringkasan perubahan Standar Akuntansi Standar akuntansi yang berlaku efektif sebelumnya Cakupan Standar akuntansi yang berlaku efektif saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis yang melanda hampir seluruh wilayah di dunia pada tahun 90-an telah membuka mata dunia, dimana suatu gejala ekonomi menjadi suatu yang sangat global dan terintegrasi,

Lebih terperinci

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1 DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban Laporan

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Pasar Pengelolaan Risiko Pasar Manajemen Risiko, Sesi 7 Latar Belakang Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 50 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 0 AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar yang harus dibaca dalam konteks dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PUBLIKASI BANK UMUM KONVENSIONAL OTORITAS

Lebih terperinci

PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI

PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI BERBAGAI TIPE PAPARAN VALUTA ASING Paparan Transaksi Mengukur perubahan dalam nilai kewajiban keuangan yang jatuh tempo yang terjadi sebelum perubahan dalam nilai tukar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50

AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 AKUTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU PSAK No.50 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Akuntansi Investasi Efek Tertentu PSAK No. 50 PSAK No.50 tentang AKUNTANSI INVESTASI EFEK TERTENTU telah disetujui oleh Komite Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa peristiwa tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Manajemen risiko dalam bisnis melibatkan pengidentifikasian peristiwa peristiwa yang dapat memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI Obligasi adalah wesel jangka panjang yang diterbitkan oleh unit perusahaan dan pemerintah Penerbit obligasi menerima uang dalam pertukaran untuk melakukan pembayaran

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING KONSEP MATA UANG Mata uang Fungsional Mata uang Asing (Foreign currency) Mata uang lokal (Local currency) Mata uang lokal adalah mata uang yang menjadi alat transaksi dalam

Lebih terperinci

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1

IMBALAN KERJA. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1 IMBALAN KERJA Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja 1 PSAK Terkait PSAK 24 Imbalan Kerja PSAK 53 Kompensasi berbasis Saham 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan Imbalan Kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Bank Pada dasarnya bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyangkut bidang likuid dan mengalami perputaran yang cukup tinggi, sehingga tidak

Lebih terperinci

derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying asset).

derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying asset). XXIV. Instrumen Kuangan Derivatif 1. Pendahuluan Instrumen keuangan derivatif bisa diartikan sebagai instrumen keuangan yang nilainya tergantung dari (diturunkan, derive from) nilai aset yang menjadi dasarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. RM Satwika Putra Jiwandhana dan Nyoman Triartyati (2016) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian terdahulu berikut ini beberapa persamaan dan perbedaan yang mendukung penelitian ini : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan transaksi perdagangan internasional akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaanperusahaan asing yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perusahaan selain memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan domestik juga memiliki hubungan perdagangan dengan perusahaan asing yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami

Lebih terperinci

BAB III. Berdasarkan peraturan perpajakan yang ada sampai dengan bulan Mei 2008,

BAB III. Berdasarkan peraturan perpajakan yang ada sampai dengan bulan Mei 2008, BAB III PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN BERDASARKAN KETENTUAN DOMESTIK DAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ATAS TRANSAKSI INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF BERBASIS STOCK OPTION BERBENTUK WARAN A. Pemajakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Opsi Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli atau menjual aset kepada penjual opsi pada harga tertentu dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal tersebut

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal tersebut DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat pasca pemulihan krisis ekonomi global pada Tahun 2008, mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang maupun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan:

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. IV.1.1. Penyajian Instrumen Keuangan Terdapat beberapa perubahan pada pos instrumen

Lebih terperinci

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan

A. HUTANG OBLIGASI perjanjian obligasi Obligasi berjamin dan tanpa jaminan A. HUTANG OBLIGASI Hutang jangka panjang memiliki definisi sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi di masa depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Untuk memenuhi hal itu, maka Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya dunia perekonomian dan perbankan internasional, Indonesia dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan standar akuntansi internasional, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi.

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 11 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING Dasar teori Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

Nanang Hendarsah. Direktur Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan

Nanang Hendarsah. Direktur Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan Nanang Hendarsah Direktur Task Force Program Pendalaman Pasar Keuangan Jakarta, 1 Juni 2015 2 1 2 3 4 5 Tujuan Penyempurnaan Ketentuan Skema Transaksi Cross Currency Swap (CCS) Skema Transaksi Dengan Settlement

Lebih terperinci

Pengungkapan Ekposur Risiko Bank

Pengungkapan Ekposur Risiko Bank Pengungkapan Ekposur Risiko Bank A. Risiko Kredit A.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No. Kategori Portofolio Kategori Portofolio wilayah Mataram wilayah Selong wilayah Praya wilayah Sumbawa

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 10 AKUNTANSI KEWAJIBAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 10 AKUNTANSI KEWAJIBAN LAMPIRAN B.X : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 10 AKUNTANSI KEWAJIBAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI

MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI MATERI 12 SEKURITAS DERIVATIF: OPSI Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi.

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Nilai tukar tetap, antara 1970 sampai dengan Nilai tukar mata uang mengambang, antara 1978 sampai dengan 1997.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Nilai tukar tetap, antara 1970 sampai dengan Nilai tukar mata uang mengambang, antara 1978 sampai dengan 1997. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia adalah satu-satunya penerbit mata uang Rupiah dan bertanggung jawab dalam mempertahankan stabilitas Rupiah. Sejak tahun 1970, Indonesia telah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENGUNGKAPAN RISIKO

PERNYATAAN PENGUNGKAPAN RISIKO PERNYATAAN PENGUNGKAPAN RISIKO 1. Pendahuluan 1.1. Perdagangan komoditas dan kontrak berjangka keuangan serta opsi memiliki risiko keuangan yang cukup besar. Pernyataan di bawah ini telah disetujui oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. (Madura, 2012:211). Hedging didefinisikan sebagai tindakan untuk membatasi risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 1) Landasan Teori 2.1.1 Hedging Hedging adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan multinasional untuk melindungi perusahaan dari eksposur terhadap valuta

Lebih terperinci

Investasi - Bonds. Pertemuan ke 6

Investasi - Bonds. Pertemuan ke 6 Investasi - Bonds Pertemuan ke 6 Agenda 1 2 3 3 4 4 5 Aset Keuangan Investasi di Instrumen Utang Investasi di Instrumen Ekuitas Latihan dan Pembahasan 2 Mahasiswa mampu : Tujuan Pemelajaran 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM RANGKA PEMBELIAN KREDIT OLEH BANK DARI BADAN PENYEHATAN PERBANKAN NASIONAL GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan

Lebih terperinci

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015

OVERVIEW PENGERTIAN OPSI PENGERTIAN OPSI TERMINOLOGI OPSI TERMINOLOGI OPSI 10/16/2015 1/16/215 OVERVIEW 1/65 Pengertian opsi Mekanisme perdagangan opsi. Karakteristik keuntungan dan kerugian opsi. Strategi perdagangan opsi. Penilaian opsi. PENGERTIAN OPSI 2/65 Opsi adalah suatu perjanjian/kontrak

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI 1. BEBERAPA ISTILAH PENTING DALAM VALUASI OBLIGASI Pengetahuan mengenai efek bersifat hutang seperti obligasi beserta metode valuasinya tidak dapat dipisahkan dari beberapa

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Internasional

Manajemen Keuangan Internasional Modul ke: Manajemen Keuangan Internasional Derivatif Valuta Asing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Kontrak Forward Valas

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka mendukung upaya Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen 1 LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi

Lebih terperinci

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) Pengajaran Akuntansi serta Workshop "PSAK Terbaru" 1 PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) AGENDA 2 Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi i Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-06/PM/2000 Peraturan Nomor VIII.G.7 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR VIII.G.7 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2016 31 Dec 2015 ASET 1. Kas 9,570 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,212,969 1,228,564

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara LAMPIRAN 80 81 LAMPIRAN A WAWANCARA EVALUASI KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM SEBAGAI DASAR PENGUNGKAPAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT Jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci