BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang
|
|
- Utami Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pertama yakni bab pendahuluan memuat latar belakang masalah yang melandasi penelitian ini dibuat, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Akuntabilitas di sektor pemerintahan mendapatkan prioritas sejalan dengan lahirnya masa reformasi. Pemerintah dituntut mampu menghadirkan akuntabilitas pengelolaan keuangan kepada masyarakat (Kumorotomo, 2005). Lebih dari itu, pemerintah kemudian memprioritaskan akuntabilitas kinerja karena lebih memperhatikan aspek pengelolaan keuangan untuk pelayanan masyarakat (Yusuf, 2011). Konsep tersebut sejalan dengan konsep New Public Management (NPM) yang dalam sistem pemerintahan sebuah negara membutuhkan proses manajemen yang akuntabel. NPM menegaskan bahwa manajemen di sektor pemerintah dapat mencontoh manajemen yang ada di organisasi swasta. Pemangku kepentingan (stakeholders) dalam organisasi swasta maupun di dalam sektor publik semestinya mendapatkan hak yang seharusnya mereka terima, baik akses informasi maupun keikutsertaan menjalankan proses bisnis. Sedangkan manajemen mempunyai kewajiban menjalankan proses bisnis untuk kepentingan organisasi dan bertanggungjawab terhadap pemangku kepentingan (Kuncoro, 2005). 1
2 2 Penerapan konsep NPM sejalan dengan wewenang pemerintah dalam mengurus aset dan sumber daya negara. Pemerintah melalui kementerian, lembaga, instansi pusat, dan daerah diharapkan mampu menjalankan pelayanan kepada masyarakat dengan efektif dan efisien (Khairul, 2011). Akuntabilitas pengelolaan keuangan mewajibkan kementerian, lembaga, dan instansi menyajikan laporan keuangan secara wajar sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada publik (Halim, 2013). Sedangkan dari aspek akuntabilitas kinerja, pemerintah dituntut mengelola sumber daya yang tersedia secara optimal demi pelayanan kepada masyarakat. Seiring Pemerintah Indonesia menerapkan NPM, muncul sikap pesimis dari berbagai pihak karena permasalahan-permasalahan sektor publik. Permasalahan tersebut antara lain sistem birokrasi yang kaku dan berlapis, pelayanan kepada masyarakat yang lambat, alat ukur kinerja yang tidak jelas, dan pemerintah pusat lamban mengakomodir keinginan-keinginan daerah (Keban, 2004). Permasalahan tersebut tampak pada bidang kesehatan dan pendidikan. Pelayanan kesehatan masih jauh berpihak pada masyarakat miskin, sedangkan permasalahan pendidikan yang paling krusial yakni ketidakmerataan pendidikan antara wilayah satu dengan yang lain. Berbagai kebijakan yang sering berganti menjadikan pendidikan di Indonesia kebingungan menentukan arah dan tujuan. Permasalahan pengelolaan bidang pendidikan menjadi daya tarik utama yang kemudian oleh banyak kalangan dilakukan pembahasan dan diangkat pula menjadi topik dalam penelitian ini.
3 3 Dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) alinea keempat, pendidikan menjadi salah satu tujuan bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan pada ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Demikian pula di dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 tahun 2003 yang hadir menggantikan UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN). Dirubahnya UUSPN menjadi UU Sisdiknas antara lain karena UUSPN bersifat sentralistik yakni belum mengarah pada pendidikan untuk semua, pendidikan belum selaras dengan dunia kerja, belum menghasilkan lulusan berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur. Perubahan ini didukung oleh gerakan reformasi di Indonesia yang secara umum menuntut diterapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Sumarto, 2009). Dalam hubungan dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut memberikan dampak yang mendasar pada kandungan proses dan manajemen sistem pendidikan. Pembaharuan sistem pendidikan meliputi pembaharuan kurikulum, pengelolaan pendidikan secara profesional penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku nasional; penyusunan standar kualifikasi pendidik; penyusunan standar pendanaan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan
4 4 dan keadilan; dan pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah. Pembaharuan sistem pendidikan juga meliputi penghapusan diskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola masyarakat/swasta dan pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan umum (Sumarto, 2009). Pembaharuan-pembaharuan inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di Indonesia. SNP dikelola oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yaitu badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan dan mengevaluasi SNP. Potensi ketidakseragaman pendidikan dan permasalahan-permasalahan lain mendorong dibentuknya badan ini. Permasalahan tersebut antara lain disebabkan karena kinerja pendidikan secara makro tidak efektif dan efisien dalam mengelola sektor pendidikan dan manajemen pendidikan secara mikro pada lembaga pendidikan tidak mencapai tujuan pendidikan dan organisasi (Sumarto, 2009). Permasalahan pengelolaan pendidikan pada hakikatnya muncul karena masalah inefisiensi terutama dalam pemanfaatan dana dan sumber daya manusia. Oleh sebab itu keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit, baik di sekolah negeri maupun swasta. Keadaan demikian menuntut sistem supervisi yang mengemban fungsi pengawasan dan pembinaan. Pengawasan dan pembinaan sebagai bagian dari manajemen diharapkan berjalan seimbang dengan fungsi manajemen lain agar dapat mencapai peningkatan kinerja pendidikan secara optimal. Proses
5 5 evaluasi terhadap seluruh aspek pendidikan diarahkan pada upaya untuk menjamin terselenggaranya layanan pendidikan berkualitas (Usman, 2006). Evaluasi penilaian kinerja sekolah dilakukan dengan tujuan membantu dan memberdayakan sekolah agar mampu mengembangkan sumber daya dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemerintah Indonesia melalui BSNP telah melakukan penilaian kinerja di sekolah negeri maupun swasta tidak terkecuali SMA Kolese De Britto. Penerapan SNP di SMA Kolese De Britto tidak mampu sepenuhnya dilaksanakan akibat beberapa komponen penilaian tidak bisa dijadikan ukuran karena tidak sesuai dengan budaya pendidikan di SMA Kolese De Britto. Kondisi demikian menyebabkan penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto selalu berubah mengikuti gaya kepemimpinan direksi yang sedang menjabat. Oleh sebab itu dalam penilaian kinerja sekolah, SMA Kolese De Britto sebagai salah satu sekolah swasta favorit belum mempunyai standar penilaian kinerja yang pasti. Hal inilah yang tidak diketahui oleh pemangku kepentingan dan menyebabkan kekhawatiran manajemen terhadap keberlangsungan organisasi dalam jangka waktu yang panjang. Peneliti terdahulu banyak melakukan penelitian di bidang pendidikan termasuk di SMA Kolese De Britto dengan menggunakan pendekatan Balance Scorecard (BSC). Pendekatan pengukuran kinerja yang ditetapkan pemerintah berupa SNP maupun melalui konsep BSC mempunyai kriteria yang hampir sama dalam hal penilaian kinerja sekolah (Gaspersz, 2003). Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja sekolah dengan menggunakan pendekatan lain yakni Malcolm
6 6 Baldrige National Quality Award (MBNQA), sebuah penghargaan di Amerika Serikat yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi organisasi atau perusahaan di bidang manufaktur, bidang kesehatan, maupun bidang pendidikan guna menerapkan manajemen kualitas untuk peningkatan nilai kepada pelanggan dan peningkatan kinerja organisasi. B. Rumusan Masalah Evaluasi penilaian kinerja merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta. Sekolah sebagai salah satu organisasi di bidang pendidikan selain memberikan pelayanan kepada masyarakat, dihadapkan pula pada tantangan menghadapi persaingan bisnis dan upaya meningkatkan produktifitas. Berdasarkan latar belakang masalah, khususnya tentang evaluasi penilaian kinerja yang masih signifikan dan menarik untuk dilakukan pembahasan dan penelitian yang memakai pendekatan MBNQA masih jarang di Indonesia, maka secara khusus penelitian ini mengarahkan fokus permasalahan yang dirumuskan pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: 1. Bagaimana penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto? 2. Bagaimana kesesuaian indikator kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto? 3. Bagaimana evaluasi penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto dengan menggunakan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)?
7 7 C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas dan agar dapat mengetahui jawaban dari permasalahan-permasalahan tersebut, berikut ini terdapat pertanyaan-pertanyaan penelitian, yakni antara lain: 1. Bagaimana penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto? 2. Apa saja indikator-indikator penilaian kinerja yang ditetapkan manajemen di SMA Kolese De Britto? 3. Apa pedoman penyusunan indikator-indikator penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto? 4. Apa saja yang telah dilakukan manajemen SMA Kolese De Britto dalam rangka pelaksanaan penyusunan indikator penilaian kinerja? 5. Apa yang dilakukan manajemen SMA Kolese De Britto dalam rangka memenuhi pencapaian kinerja sekolah? 6. Apa saja hambatan yang muncul dalam penyusunan indikator penilaian kinerja di SMA Kolese De Britto? 7. Apa saja potensi yang dapat dikembangkan ke depan demi kemajuan SMA Kolese De Britto? 8. Bagaimana tingkat kesesuaian indikator kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto? 9. Bagaimana jika terjadi ketidaksesuaian antara indikator penilaian kinerja dengan hasil kinerja yang dicapai di SMA Kolese De Britto? 10. Bagaimana evaluasi penilaian kinerja yang dilakukan di SMA Kolese De Britto?
8 8 D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja pada SMA Kolese De Britto dengan menggunakan pendekatan MBNQA. Dengan melakukan penelitian terhadap kinerja di SMA Kolese De Britto, dapat diformulasikan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan menjelaskan penilaian kinerja sekolah pada SMA Kolese De Britto. 2. Mengidentifikasi dan menjelaskan kesesuaian indikator penilaian kinerja dengan pencapaian kinerja di SMA Kolese De Britto. 3. Melakukan evaluasi terhadap penilaian kinerja pada SMA Kolese De Britto dengan menggunakan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). E. Motivasi Penelitian Beberapa kalangan menilai sistem pendidikan nasional diselenggarakan dengan sistem yang tertutup, kaku dan sentralistik. Sebagai suatu sistem yang tertutup, sistem pendidikan nasional memiliki potensi praktik-praktik yang tidak wajar. Sistem yang kaku dan sentralistik menuruti garis petunjuk dari atas (Sumarto, 2009). Segala sesuatu disiapkan dalam bentuk petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sehingga tidak ada tempat untuk berpikir alternatif. Permasalahan makro pendidikan mencakup sistem yang diterapkan pemerintah dinilai masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan mikro hadir di setiap satuan pendidikan menyangkut pengelolaan sumber daya dan
9 9 tidak tercapainya kinerja organisasi secara optimal. Kinerja organisasi yang kurang optimal perlu mempunyai alat ukur dan indikator kinerja yang jelas, karena kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada para pemangku kepentingan (Usman, 2006). Indikator kinerja yang ditetapkan BSNP menekankan adanya keselarasan antara rencana dan tujuan organisasi serta kesesuaian dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, baik itu di sekolah negeri maupun swasta. Mengingat standar-standar tersebut terdiri dari berbagai aspek dan sub aspek yang saling terkait satu sama lain, maka standar tersebut harus disusun secara kronologis berdasarkan standar yang ada. SMA Kolese De Britto sebagai sekolah swasta tidak terlepas dari SNP, walaupun dalam pelaksanaannya beberapa komponen penilaian tidak bisa dijadikan ukuran kinerja karena tidak sesuai dengan budaya pendidikan di SMA Kolese De Britto. Tidak ada standar lain yang digunakan sebagai pedoman penilaian kinerja, memungkinkan sekolah swasta seperti SMA Kolese De Britto memakai standar yang dikeluarkan pemerintah dengan tidak menutup kemungkinan menyusun standar/indikator penilaian kinerja sesuai dengan kebutuhan. Organisasi swasta yang dikelola oleh masyarakat memiliki keterbatasan dalam pengawasan maupun pelaporan kinerja. Oleh sebab itu, para pemangku kepentingan cenderung mengalami kesulitan karena tidak ada jalur yang jelas dalam mengakses informasi terkait kinerja organisasi. Hal inilah yang melandasi dilakukannya penelitian yang fokus pada evaluasi penilaian kinerja di sekolah swasta khususnya di SMA Kolese De Britto.
10 10 Dalam penelitian ini penulis mencoba mencari alternatif lain alat evaluasi penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja sekolah. MBNQA yang digunakan perusahaan atau organisasi besar di Amerika Serikat mampu dijadikan alat dalam melakukan penilaian kinerja, baik kinerja perusahaan manufaktur, perusahaan di bidang kesehatan maupun organisasi pendidikan. MBNQA memiliki keunggulan kriteria yakni terdapat sejumlah pertanyaan tentang berbagai aspek fundamental pengelolaan organisasi dalam konteks pencapaian kinerja secara unggul (Ivan Lanin). F. Manfaat Penelitian 1. Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis, yakni: a. Memberikan gambaran evaluasi penilaian kinerja yang dilakukan di SMA Kolese De Britto sehingga dapat menghasilkan penilaian kinerja yang lebih baik. b. Memberikan masukan dalam menyusun indikator kinerja sebagai alat evaluasi dengan membandingkan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya agar dapat dilakukan upaya perbaikan. 2. Kontribusi Keilmuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara akademis sebagai tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penilaian kinerja atau evaluasi penilaian kinerja pada waktu yang
11 11 akan datang, sehingga dapat melengkapi temuan penelitian yang telah dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. G. Proses Penelitian TAHAP DESKRIPSI IDENTIFIKASI MASALAH TAHAP REDUKSI PEMBATASAN MASALAH MENETAPKAN FOKUS PENELITIAN PENGUMPULAN DATA TAHAP SELEKSI PENGOLAHAN DAN PEMAKNAAN DATA MEMBUAT KESIMPULAN PELAPORAN PENELITIAN Gambar 1. Alur Proses Penelitian Sumber : Data diolah H. Sistematika Penulisan Bab I dalam penelitian ini berisikan latar belakang masalah yang melandasi dilakukan penelitian ini. Bab I berisi juga rumusan masalah dan pertanyaan penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dipaparkan pada Bab V. Pada bab ini disampaikan juga tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, dan proses penelitian.
12 12 Bab II dalam penelitian ini berisikan tinjauan pustaka memuat teori-teori yang berhubungan dengan topik dalam penelitian ini. Selain itu terdapat juga sub bab penelitian terdahulu yang menjelaskan perbedaan dan persamaan penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis lakukan. Bab III dalam penelitian ini berisikan gambaran umum objek penelitian, perencanaan kinerja SMA Kolese De Britto, pengukuran kinerja, indikator kinerja, dan sasaran kinerja SMA Kolese De Britto. Bab IV dalam penelitian ini berisikan rasionalitas objek penelitian, jenis penelitian dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas dan realibilitas data, dan teknik analisis data. Bab V dalam penelitian ini berisikan pemaparan temuan investigasi kasus. Di dalam Bab V dipaparkan temuan-temuan dan jawaban-jawaban penelitian dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ada di Bab I. Bab VI dalam penelitian ini berisikan analisis dan diskusi hasil investigasi kasus yang didalamnya memuat analisis hasil wawancara. Di dalam bab ini terdapat juga uraian secara mendalam mengenai jawaban atas rumusan masalah pada Bab I. Bab VII dalam penelitian ini berisikan ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi bagi penelitianpenelitian selanjutnya khususnya yang terkait dengan topik penilaian kinerja organisasi.
BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab tujuh memuat ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan
BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab tujuh memuat ringkasan penelitian, kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian yang peneliti lakukan, dan rekomendasi bagi penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah menjadikan anggaran pendidikan sebagai prioritas utama dalam bidang pendidikan. Pengertian anggaran menurut Mardiasmo (2002:61) adalah pernyataan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dilihat dari perspektif politik pendidikan bahwa Pendidikan dapat mempengaruhi politik dan politik dapat tersosialisasi melalui pendidikan. Hal ini dibuktikan dalam perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang selama ini digambarkan tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi, rendah kualitas, kurang inovatif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. prestasi organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Disamping itu,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Evaluasi kinerja merupakan salah satu elemen pokok dari pengukuran kinerja Pemerintah Daerah. Pengukuran kinerja sangat penting perannya guna mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, keuangan, transportasi dan sebagainya, maka dari itu pemerintah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menyelenggarakan pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi dan sebagainya, maka dari itu pemerintah membentuk satuan-satuan
Lebih terperinciA. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru
BAB I PENDAHULUAN A. Desentralisasi Memengaruhi Profesionalisme Guru Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerbitkan serangkaian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah telah berupaya menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerbitkan serangkaian Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang
BAB I INTRODUKSI Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan tahapan-tahapan
Lebih terperinciKOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015
KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional saat ini sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan juga rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan barang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) membutuhkan fasilitas tumbuh kembang khusus agar memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas integritas mental dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Propper dan Wilson (2003), Manajemen
BAB I PENDAHULUAN Kinerja instansi pemerintah dapat terwujud dengan baik apabila disertai dengan pengelolaan manajemen yang baik, yang dapat mendorong instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN PEMIKIRAN
BAB II LANDASAN PEMIKIRAN 1. Landasan Filosofis Filosofi ilmu kedokteran Ilmu kedokteran secara bertahap berkembang di berbagai tempat terpisah. Pada umumnya masyarakat mempunyai keyakinan bahwa seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memerlukan adanya proses untuk menjadi maju, salah satu proses tersebut adalah dengan mencerdaskan anak bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam keseharian hidup manusia di dunia. Tak ada satu halpun yang dilakukan oleh manusia yang tidak berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan fenomena, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pesantren yang diharapkan dapat menjadi stimulus lahirnya kesadaran akan pentingnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran SMA Islam Bani Tamim yang memiliki sistem pendidikan pondok pesantren yang diharapkan dapat menjadi stimulus lahirnya kesadaran akan pentingnya pelaksanaan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan Latar Belakang
Bab 1. Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Pembangunan pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 merupakan bagian tugas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Perguruan tinggi
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N
B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1 Pengantar Pengelolaan negara yang mengarah kepada penerapan konsep New Public Management (NPM) mengiringi proses reformasi sektor publik di Indonesia. Salah satu hal yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi sistem penganggaran telah berjalan sejak disahkan paket. undang-undang keuangan negara yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi sistem penganggaran telah berjalan sejak disahkan paket undang-undang keuangan negara yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003, UU Nomor 1 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir ini, bangsa Indonesia sedang berupaya memperbaiki kinerja pemerintahannya melalui berbagai agenda reformasi birokrasi dalam berbagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan suatu bangsa. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan suatu bangsa. Indonesia memiliki beberapa jenjang pendidikan, mulai dari pra sekolah (Paud, TK, dll), Sekolah Dasar
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. menengah.
KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program pembelajaran kepada siswa. Siswa dididik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi dari penelitian ini dan kontribusi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undangundang dan dilaksanakan secara terbuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi bergulir di Indonesia pada tahun 1998, perhatian pemerintah pada bidang pendidikan semakin besar. Hal itu di tandai dengan berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma masyarakat terhadap pendidikan yang semakin kuat mengarah pada pendidikan sebagai investasi kini telah mengkondisikan semua sektor pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Amandemen 2001) Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45 Amandemen 2001) Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan,
Lebih terperinciBandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi
BAB I PENDAHULUAN Bab I di dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, konteks penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam hidup setiap manusia di dunia. Di Indonesia, yang disebut dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp fax Bandung 40171
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp. 022-426481112 fax. 022-4264881 Bandung 40171 PEMILIHAN GURU BERPRESTASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2006 Materi : Wawasan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peraturan baru di bidang pengelolaan keuangan Negara dan searah, diantaranya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Reformasi pengelolaan keuangan daerah ditandai dengan terbitnya berbagai peraturan baru di bidang pengelolaan keuangan Negara dan searah, diantaranya adalah; Peraturan
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyerapan anggaran menjadi topik menarik akhir-akhir ini. Fenomena APBN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyerapan anggaran menjadi topik menarik akhir-akhir ini. Fenomena APBN dan APBD yang kurang terserap di awal tahun, tapi digenjot penyerapannya di akhir
Lebih terperinciGambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas
BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia pasal 31, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dimanapun dan kapanpun didunia ini pasti akan mengalami proses pendidikan, di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, pembangunan di segala bidang, dan juga guna mencapai cita-cita bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu bangsa adalah melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatannya didasarkan pada prinsip efisien dan produktivitas seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan layanan Umum (BLU) dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan Negara Republik Indonesia seperti yang terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada alinea ke-4 yaitu Memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi karakteristik dan keunikan
Lebih terperinciBUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuh belum cukupnya kualitas SDM yang menangani pembangunan. Disamping kualitas SDM, kualitas jenjang pendidikan di Dinas-dinas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas SDM bidang infrastruktur sangat penting, mengingat infrastruktur memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan kesejahteraan sosial, pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Wilayah negara Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya dan suku bangsa. Wilayah negara Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional kita telah beberapa kali mengalami pembaharuan kurikulum, mulai dari Kurikulum 1994 sampai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau Kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan individu. Melalui pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moral, ketrampilan dan akhlak antara pendidik dan murid. Pendidikan berperan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses transfer pengetahuan, perilaku, moral, ketrampilan dan akhlak antara pendidik dan murid. Pendidikan berperan penting bagi
Lebih terperinciBUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional karena merupakan salah satu penentu kemajuan bagi suatu negara (Sagala, 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia berkembang begitu cepat. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini manusia sangat bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia mendorong terciptanya. rangka bentuk tanggungjawab pemerintah kepada masyarakat.
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia mendorong terciptanya pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel. Sistem ini diharapkan dapat mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai agen pembelajaran, pendidik menempati posisi strategis dalam peningkatan mutu lulusan SD. Pendidik melakukan berbagai aktivitas sejak perencanaan, mengelola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pemerintah menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara materil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Menurut Mulyasa (2013:2), perubahan itu menyangkut perubahan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan terkait dengan latar balakang masalah yang ada dilapangan yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan rumusan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap orang, terutama warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1)
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Akuntansi Sektor Publik, Khususnya di Negara Indonesia semakin pesat seiring dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kecenderungan prilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang anak masih mudah ditemukan. Berbagai kasus kriminal yang pernah terjadi tidak sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci untuk mencapai kesejahteraan, tentunya langkah utama harus diawali dengan belajar lebih giat baik melalui pendidikan formal atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disahkan untuk periode satu tahun merupakan bentuk investasi pemerintah dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disusun dan disahkan untuk periode satu tahun merupakan bentuk investasi pemerintah dalam pembangunan perekonomian
Lebih terperinciDinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif Pendidikan telah menjadi sebuah kekuatan bangsa khususnya dalam proses pembangunan di Jawa Timur. Sesuai taraf keragaman yang begitu tinggi, Jawa Timur memiliki karakter yang kaya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi pahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik commit Indonesia to 1945, user pembukaan alinea ke-4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di abad ke 21 ini, persaingan dalam berbagai bidang sangatlah ketat. Negara harus sudah mulai memikirkan bagaimana agar dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini Pemerintah Indonesia telah menjadikan investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan mengalokasikan persentase yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi ditandai dengan berlakunya undang-undang Otonomi Daerah Nomor 22 Tahun 1999 dan disempurnakan dengan
Lebih terperinci