BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 diukur dengan cara membandingkan antara target pencapaian Indikator Sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 berdasarkan hasil pengukurannya dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Tingkat Capaian Kinerja Dinas Perindustrian dan Prov. Jatim Tahun 2016 MISI 1 : Mewujudkan peningkatan nilai tambah industri, penguasaan tekhnologi industri dan penguatan struktur industri INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TUJUAN 1 : Meningkatkan daya saing industri manufaktur SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya kontribusi sektor industri, standarisasi dan HKI Target Realisasi/Capaian % Capaian Kategori 1) Persentase Pertumbuhan sektor Industri Pengolahan 6,6 4,57 6,73 5,85 7,66 5,30 4,51 68,3 Cukup 2) Persentase Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim 3) Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4) Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi&hki 27,5 29,15 29,28 28,79 28,90 29,27 28,92 105, ,34 91,82 90,76 91,25 87,67 91,62 109,1 7, ,34 11,9 10,3 137,3 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

2 MISI 2 : Mewujudkan peningkatan kinerja ekspor non migas TUJUAN 2 : Meningkatkan kinerja ekspor non migas SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Net Ekspor Non Migas Luar Negeri. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Target Realisasi/Capaian % Capaian Kategori 1) Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar US$) 1,11 0,64-2,59-3,16 0,075 0,85 2,26 203,6 Sangat Baik 2) Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas 15,5 26,21-13,02-3,03 19,47-8,27 8,77 56,6 Cukup MISI 3 : Mewujudkan penguatan pangsa pasar dan peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri TUJUAN 3 : Meningkatkan penguatan pangsa pasar dan peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Target SASARAN 3 : Meningkatnya Net Ekspor Dalam Negeri Realisasi/Capaian % Capaian Kategori 1) Persentase Pertumbuhan Sub Sektor 2) Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jatim 9,4 9,16 8,21 6,18 4,61 6 5,81 61,8 Cukup 24,5 17,97 17,67 17,70 17,24 17, ,5 Cukup 3) Nilai Net Ekspor Dalam Negeri (Rp Trilyun) 107,1 35,83 62,86 70,42 90,33 99,83 100,56 93,9 Baik MISI 4 : Mewujudkan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan TUJUAN 4 : Meningkatkan Tertib SASARAN 4 : Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan INDIKATOR Target Realisasi/Capaian % KINERJA Kategori Capaian UTAMA (IKU) 1) Indeks Sangat Kepuasan 78,2 76,9 77,2 77,1 77,35 79,15 79,89 102,2 Masyarakat Baik 2) Pertumbuhan sertifikasi mutu komoditi/produk 3) Prosentase pengaduan konsumen terkait jasa kemetrologian yang ditindaklanjuti 2-19,2-13,85 10,89 7,84 3,12 2, ,74 66, Sangat Baik Sangat Baik Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

3 3.2. ANALISA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 Sesuai Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur tahun , terdapat 4 (empat) misi dan 4 (empat) tujuan, serta 4 (empat) sasaran strategis, adapun analisa dari keempat sasaran strategis untuk mencapai empat tujuan dan empat misi dari Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur, akan diuraikan sebagai berikut : SASARAN STRATEGIS SATU SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya kontribusi sektor industri, standarisasi dan HKI Untuk dapat mencapai misi pertama, yaitu mewujudkan peningkatan nilai tambah industri, penguasaan tekhnologi industri dan penguatan struktur industri, serta dapat mencapai tujuan pertama, yaitu meningkatkan daya saing industri manufaktur, maka ditetapkan sasaran strategis yang pertama, yaitu meningkatnya kontribusi sektor industri, standarisasi dan HKI. Dalam sasaran strategis yang pertama ini, terdapat 4 (Empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan/formula tertentu, adapun pencapaian target kinerja atas sasaran strategis pertama serta analisa dari ketiga Indikator Kinerja Utama nya, akan diuraikan sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 1) Persentase Pertumbuhan sektor Industri Pengolahan 2) Persentase Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim 3) Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4) Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI Tabel 3.2 : SASARAN STRATEGIS 1 Tingkat Capaian Kinerja tahun Target Realisasi/Capaian % Capaian Kategori 6,6 4,57 6,73 5,85 7,66 5,30 4,51 68,3 Cukup 27,5 29,15 29,28 28,79 28,90 29,27 28,92 105, ,34 91,82 90,76 91,25 87,67 91,62 109,1 Sangat Baik Sangat Baik 7, ,34 11,9 6,11 81,5 Baik Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

4 Tabel 3.3 : Pencapaian Kinerja Sasaran I Tahun 2016 NO. SASARAN TARGET REALISASI INDIKATOR KINERJA STRATEGIS CAPAIAN (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkat nya 1 Persentase Pertumbuhan sektor Industri 6,6 4,51 68,3 kontribusi sektor industri, Pengolahan 2 Persentase Kontribusi Sektor Industri 27,5 28,92 105,2 standarisasi dan HKI Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim 3 Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk 84 91,62 109,1 Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4 Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI 7,5 6,11 81,5 Tabel 3.4 : Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran I NO. REALISASI SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET STRATEGIS Th Th (n-1) (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkat nya 1 Persentase Pertumbuhan sektor Industri 6,6 5,30 4,51 kontribusi sektor industri, 2 Pengolahan Persentase Kontribusi Sektor Industri 27,5 29,27 28,92 standarisasi dan HKI 3 Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk 84 87,67 91,62 Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4 Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI 7,5 11,9 6,11 NO. SASARAN STRATEGIS Tabel 3.5 : Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET REALISASI INDIKATOR KINERJA AKHIR Th RPJMD TINGKAT KEMAJUAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya 1 Persentase Pertumbuhan sektor 7,20 4,51 62,6 kontribusi sektor industri, standarisasi dan HKI 2 Industri Pengolahan Persentase Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim 28,25 28,92 102,4 3 Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4 Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI 85,50 91,62 107,2 8,50 6,11 71,9 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

5 Tabel 3.6 : Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional NO. SASARAN INDIKATOR REALISASI REALISASI KET. STRATEGIS KINERJA Th NASIONAL (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya kontribusi sektor industri, standarisasi dan HKI 1 Persentase Pertumbuhan sektor Industri Pengolahan 4,51 4,29 Nilai PDRB ADHB sektor industri pengolahan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 536 trilyun memberikan kontribusi sebesar 21,1 persen terhadap PDB ADHB sektor industri pengolahan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 2544,6 2 Persentase Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim 3 Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4 Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI trilyun pada tahun ,92 20,51 Nilai PDB ADHB sektor industri pengolahan Nasional tahun 2016 mencapai Rp 2.544,6 trilyun memberikan kontribusi sebesar 20,51 persen terhadap Total PDB ADHB nasional yang mencapai nilai sebesar Rp ,8 trilyun pada tahun ,62 83,57 - Nilai Ekspor Produk industri pengolahan Nasional tahun 2016 mencapai US$ 109,76 Milyar memberikan kontribusi sebesar 83,57 persen terhadap Total Ekspor Non Migas nasional yang mencapai nilai sebesar US$ 131,35 Milyar pada tahun Nilai Ekspor Produk industri pengolahan Jatim tahun 2016 mencapai US$ 16,44 Milyar memberikan kontribusi sebesar 91,62 persen terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur yang mencapai nilai sebesar US$ 17,94 Milyar pada tahun ,11 Tabel 3.7 : Alokasi Per Sasaran Pembangunan NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 1 meningkatnya 1 Persentase Pertumbuhan sektor Industri ,9 kontribusi sektor Pengolahan industri, 2 Persentase Kontribusi Sektor Industri ,5 standarisasi dan Pengolahan terhadap PDRB ADHB HKI Jatim 3 Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4 Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI % Anggaran , ,1 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

6 SASARAN Tabel 3.8 : Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran KINERJA ANGGARAN INDIKATOR Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian Meningkat nya kontribusi sektor industri, standarisas i dan HKI 1. Persentase Pertumbuhan sektor Industri Pengolahan 2. Persentase Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim 3. Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4. Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI 6,6 4,51 68, ,9 27,5 28,92 105, , ,62 109, ,7 7,5 6,11 81, ,1 Tabel 3.9 : Efisiensi Penggunaan Sumber Daya NO SASARAN INDIKATOR SASARAN % CAPAIAN KINERJA % PENYERAPAN ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI 1. Meningkat nya kontribusi sektor industri, standarisasi dan HKI 1. Persentase Pertumbuhan sektor Industri Pengolahan 2. Persentase Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim 3. Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur 4. Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI 68,3 94,9-26,6 105,2 94,0 11,2 109,1 89,7 19,4 81,5 93,1-11,6 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

7 Analisa atas capaian indikator-indikator sasaran satu adalah sebagai berikut: Persentase Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Pertumbuhan sektor industri pengolahan tahun 2016 tercatat sebesar 4,51 persen atau lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 6,6 persen, sebagaimana pada sasaran strategis satu, indikator kinerja satu, sehingga persentase capaiannya hanya sebesar 68,3 persen. Arah kebijakan pembangunan sektor industri dalam Renstra Dinas Perindustrian dan Jawa Timur mencakup hal-hal pokok sebagai berikut: 1. Peningkatan daya saing melalui fasilitasi pengembangan industri kecil dan menengah agro dan non-agro yang memiliki daya penyebaran dan kepekaan tinggi, atau yang memiliki backward dan forward linkage yang tinggi; 2. Peningkatan daya saing melalui fasilitasi kerangka regulasi usaha skala menengah dan besar, serta mendorong kemitraan usaha dengan pelaku mikro dan kecil; 3. Peningkatan daya saing melalui penataan struktur industri; 4. Peningkatan produk bahan baku/penolong domestik sebagai bahan pengganti/substitusi impor; 5. Peningkatan kerjasama ekonomi regional dan internasional; 6. Meningkatkan daya saing industri agar dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. Grafik 3.1 : Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Jatim Thd Nasional Th Sumber : BPS, diolah Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

8 Berdasarkan data BPS tahun dasar 2010, secara kumulatif nilai PDRB ADHB sektor industri pengolahan Jawa Timur pada tahun 2016 mencapai Rp 536 trilyun memberikan kontribusi sebesar 21 persen terhadap PDB ADHB sektor industri pengolahan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 2.544,6 trilyun pada tahun 2016, adapun perbandingannya dapat dilihat pada grafik 3.1 Industri pengolahan Jawa Timur Tahun 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 4,51 persen bila dibandingkan Tahun 2015, melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,3 persen. Grafik 3.2 : Laju Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Jawa Timur Dan Pertumbuhan Industri Pengolahan Nasional (Non Migas) Tahun Sumber : BPS Pusdatin, Kemenperind, diolah Jika dibandingkan dengan pertumbuhan Industri Nasional trend pertumbuhan sektor industri pengolahan Jawa Timur Tahun 2016 berada diatas pertumbuhan industri nasional, pertumbuhan sektor industri pengolahan Jawa Timur pada tahun 2016 mencapai 4,51 persen, lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan sektor industri pengolahan nasional, yaitu sebesar 4,29 persen, adapun perbandingannya dapat dilihat pada grafik 3.2 diatas Tekait dengan capaian diatas, maka berikut diuraikan gambaran kondisi industri di Jawa Timur baik unit usaha, tenaga kerja, investasi dan nilai produksi, sebagai berikut: Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

9 a. Perkembangan Jumlah Unit Usaha Sektor Industri Pengolahan Jawa Timur Tahun Perkembangan Jumlah Unit Usaha untuk skala industri kecil dari tahun 2015 sebanyak Unit Usaha meningkat sebesar 0,08 persen atau 600 Unit Usaha menjadi Unit Usaha di tahun Untuk industri Menengah perkembangan Jumlah Unit Usaha dari tahun 2015 Sebanyak unit Usaha meningkat sebesar 6,56 persen atau Unit Usaha menjadi Unit Usaha di tahun Dan Untuk industri Besar perkembangan Jumlah Unit Usaha dari tahun 2015 sebanyak Unit Usaha meningkat sebesar 0,97 persen atau 11 Unit Usaha menjadi Unit Usaha di tahun Sedangkan perkembangan Jumlah Unit Usaha untuk total keseluruhan semua skala industri, menunjukkan kinerja yang menggembirakan, yaitu dari tahun 2015 sebanyak Unit Usaha meningkat sebesar 0,23 persen atau Unit Usaha menjadi Unit Usaha di tahun Grafik 3.3 : Perkembangan Jumlah Unit Usaha Industri Jawa Timur Tahun Unit Usaha (Unit) kecil menengah besar total Sumber : Disperindag Jatim kecil besar Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

10 b. Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Jawa Timur Th Untuk industri Kecil perkembangan Tenaga Kerja dari tahun 2015 sebanyak orang meningkat sebesar 0,22 persen atau orang menjadi orang di tahun Grafik 3.4 : Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Jatim Th Tenaga Kerja (org) Total Besar Menengah Kecil Kecil Menengah Besar Total Untuk industri Menengah perkembangan Tenaga Kerja dari tahun 2015 Sebanyak orang meningkat sebesar 0,39 persen atau orang menjadi orang di tahun Dan Untuk industri Besar perkembangan Tenaga Kerja dari tahun 2015 sebanyak orang meningkat sebesar 1,25 persen atau orang menjadi orang di tahun Sedangkan perkembangan Tenaga Kerja untuk total keseluruhan semua skala industri, menunjukkan kinerja yang menggembirakan, yaitu dari tahun 2015 sebanyak orang meningkat sebesar 0,39 persen atau orang menjadi orang di tahun c. Perkembangan Nilai Investasi Sektor Industri Jatim Th Untuk industri Kecil perkembangan nilai investasi dari tahun 2015 sebesar Rp Rp Milyar meningkat sebesar 0,43 persen atau Rp 121 Milyar menjadi Rp Milyar di tahun Untuk industri Menengah perkembangan nilai investasi dari tahun 2015 sebesar Rp Milyar meningkat sebesar 0,43 persen atau Rp 82 Milyar menjadi Rp Milyar di tahun Dan Untuk industri Besar perkembangan nilai Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

11 investasi dari tahun 2015 sebesar Rp Milyar meningkat sebesar 0,43 persen atau Rp 88 Milyar menjadi Rp Milyar di tahun Grafik 3.5 : Perkembangan Nilai Investasi Sektor Industri Jatim Th (Milyar rupiah) Nilai Investasi (Milyar) menengah kecil total besar kecil menengah besar total Sumber : Disperindag Jatim Sedangkan perkembangan nilai investasi untuk total keseluruhan semua skala industri, menunjukkan kinerja yang menggembirakan, yaitu dari tahun 2015 sebesar Rp Milyar meningkat sebesar 0,43 persen atau Rp 291 Milyar menjadi Rp Milyar di tahun d. Perkembangan Nilai Produksi Sektor Industri Tahun Untuk industri Kecil perkembangan nilai Produksi dari tahun 2015 sebesar Rp Milyar meningkat sebesar 0,51 persen atau Rp 376 Milyar menjadi Rp Milyar di tahun Untuk industri Menengah perkembangan nilai Produksi dari tahun 2015 sebesar Rp Milyar meningkat sebesar 0,90 persen atau Rp 499 Milyar menjadi Rp Milyar di tahun Dan Untuk industri Besar perkembangan nilai Produksi dari tahun 2015 sebesar Rp Milyar meningkat sebesar 0,26 persen atau Rp 217 Milyar menjadi Rp Milyar di tahun Sedangkan perkembangan nilai Produksi untuk total keseluruhan semua skala industri, menunjukkan kinerja yang menggembirakan, yaitu dari tahun 2015 sebesar Rp Milyar meningkat sebesar 0,51 persen atau Rp Milyar menjadi Rp Milyar di tahun 2016 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

12 Grafik 3.6 Perkembangan Nilai Produksi Sektor Industri Th (Miliyar Rupiah) Nilai Produksi (Milyar) Besar Kecil Kecil Menengah Besar Total Sumber : Disperindag Jatim Persentase Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2016 adalah sebesar Rp. 536,47 trilyun atau sebesar 28,92 persen dari total PDRB ADHB yang tercatat sebesar Rp ,04 trilyun atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 27,5 persen, sebagaimana pada sasaran strategis satu, indikator kinerja kedua, sehingga persentase capaiannya sebesar 105,2 persen. Kinerja Sektor Industri Pengolahan pada tahun 2016 mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar Rp 40,77 Trilyun atau meningkat 8,22 persen jika dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai nilai Rp 495,7 trilyun. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

13 Persentase Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur Peranan industri pengolahan sangat mendominasi kinerja ekspor non migas Jawa Timur dengan mencatatkan nilai ekspor selama tahun 2016 sebesar US$ 16,44 Milyar, memberikan kontribusi sebesar 91,62 persen dari total ekspor non migas Jawa Timur selama tahun 2016 yang nilainya mencapai US $ 17,94 Milyar. Dengan demikian persentase capaian Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri Pengolahan Terhadap Total Ekspor Non Migas Jawa Timur mencapai 109,1 persen dari target yang ditetapkan pada sasaran strategis satu, indikator kinerja tiga, yaitu sebesar 84 persen di tahun NO Tabel 3.10 : Ekspor Komoditi Utama Tahun 2016 (Nilai: US$ Milyar) NILAI NILAI PERTUM- KELOMPOK KOMODITI Jan-Des Jan-Des BUHAN (%) * PERAN (%) ** 1. Perhiasan/permata 3,29 4,16 26,50 23,19 2. Lemak, minyak hewan/nabati 1,21 1,28 6,29 7,15 3. Kayu, barang dari kayu 0,07 1,15 6,82 6,40 4. Ikan dan udang 0,99 1,04 4,81 5,77 5. Kertas/Karton 0,89 0,81-7,75 4,52 6. Bahan Kimia Organik 0,87 0,84-2,88 4,69 7. Tembaga 0,64 0,87 36,99 4,86 8. Daging dan ikan olahan 0,52 0,52-0,04 2,90 9. Alas kaki 0,52 0,50-4,05 2, Berbagai produk kimia n/a 0,58 28,26 3,22 Total 10 Kelompok Komoditi 9,03 11,75 12,62 65,51 Lainnya 7,46 0,62 2,16 34,49 Total Ekspor Non Migas 16,5 17,94 8, Sumber : BRS, BPS Prov.Jtm Catatan : * Dibanding periode yg sama th 2015 ** Terhadap ekspor nonmigas Nilai ekspor non migas Jawa Timur pada tahun 2016 mencapai nilai US$ 17,94 Milyar mengalami peningkatan sebesar 8,77 persen atau sebesar US$ 1,45 Milyar jika dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai nilai US $ 16,49 Milyar. Nilai ekspor industri pengolahan pada tahun 2016 mencapai nilai US$ 16,44 Milyar yang juga mengalami peningkatan sebesar 9,54 persen atau sebesar US$ 1,43 Milyar jika dibandingkan pada tahun 2015 yang mencapai nilai US$ 15,01 Milyar. Demikian juga jika dilihat dari kontribusi nilai ekspor produk industri pengolahan terhadap total ekspor non migas Jawa Timur, pada tahun 2016 nilai ekspor produk industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 901,62 persen terhadap total ekspor non migas Jawa Timur, dimana kontribusi ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2015 yang dapat memberikan kontribusi sebesar 87,67 persen. Adapun komoditi industri pengolahan terdiri industri perhiasan/permata, industry pengolahan kayu/barang dari kayu, industri kertas/karton, Industri bahan kimia organic, industry alas kaki, industry berbagai produk kimia. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

14 Persentase Industri Yang Telah Menerapkan Standarisasi dan HKI Persentase Industri Yang Telah Menerapkan Standarisasi dan HKI tahun 2016 tercatat sebesar 10,3 persen atau lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 7,5 persen, sebagaimana pada indikator kinerja pertama pada sasaran strategis kedua, sehingga persentase capaiannya sebesar 137,3 persen. Dari tabel terlihat bahwa Indikator Persentase Industri Yang Telah Menerapkan Standarisasi dan HKI mengalami penurunan. Tahun 2016 tercatat sebesar 10,3 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 11,9 Persen. Jumlah industri formal mengalami peningkatan menjadi sebesar unit pada tahun 2016 (dari unit pada tahun 2015). Penurunan prosentanse jumlah ikm yang menerapkan standar merupakan imbas dari pengurangan anggaran pada tri wulan ke II tahun anggaran Namun hal ini tidak menurunkan semangat personil SDPI untuk bekerja lebih keras agar penerapan standarisasi meningkat untuk menerapkan standardisasi terutama dalam menghadapi MEA, didukung dengan pembinaan dan fasilitasi dari Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur. Tabel 3.11 : Data Perusahaan/Industri Formal Di Jawa Timur Tahun TAHUN Jumlah Perusahaan Jatim yang telah menerapkan standarisasi dan HKI Total Industri Formal Persentase Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI 0,1375 0, , ,34 11,9 10,3 Sumber : Subbag Sungram, Sekretariat, Disperindag Jatim Tabel 3.12 : Data Sertifikasi Standardisasi Produk IKM / Perusahaan Di Jatim Th SERTIFIKASI STANDARISASI SPPT-SNI Barcode ISO 9001: Batikmark Merek Cipta Desain Industri Uji Produk Total Sumber : Bidang SDPI, Disperindag Jatim Untuk mendukung pencapaian 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) pada sasaran strategis pertama, yaitu Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri, Standarisasi dan HKI, Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur telah menyusun 6 program Industri dan Standarisasi, yang dilaksanakan oleh 9 unit kerja, antara lain : Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

15 1. Bidang Industri Agro dan Kimia 2. Bidang Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka 3. Bidang Industri Alat Transportasi, Elektronika dan Telematika 4. Bidang Standarisasi & Desain Produk Industri 5. UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo, 6. UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Surabaya 7. UPT Industri Kulit dan Produk Kulit Magetan; 8. UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan 9. UPT Aneka Industri dan Kerajinan Surabaya Adapun rincian programnya adalah sebagai berikut : 1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Program ini didukung oleh 8 (delapan) kegiatan yaitu : 1. Kegiatan Pengembangan Industri Logam dan Mesin; 2. Kegiatan Pengembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil 3. Kegiatan Pengembangan Industri Aneka 4. Kegiatan Pengembangan Industri Maritim 5. Kegiatan Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor dan Lintas Wilayah untuk Pengembangan Industri dan 6. Kegiatan Anty Poverty Program (APP) Bidang Industri dan 7. Kegiatan Pengembangan Industri Alat Angkut Darat dan Jasa Keteknikan 8. Kegiatan Pengembangan Industri Elektronika dan Telematika Pagu Anggaran pada tahun 2016 sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 96,04%. b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: Belum adanya kesadaran dari kabupaten/ kota bahwa pendataan yang valid dan up to date sangat berperan dalam proses perencanaan pembangunan dibidang pengembangan IKM. Kerjasama yang dilaksanakan melalui Program Mitra Praja Utama (MPU) belum cukup mampu menciptakan kemitraan antara dunia usaha pada kesepuluh Provinsi anggota MPU dalam pengembangan industri khususnya IKM. Lemahnya komunikasi dan koordinasi serta belum adanya sinkronisasi antara program/ kegiatan pembangunan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah antara Provinsi dan Kabupaten/ Kota sehingga pelatihan Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

16 ataupun pembinaan yang dilaksanakan di wilayah kabupaten/ kota tidak dapat didukung oleh dana kabupaten/ kota. Program Pengembangan Klaster Industri Alas Kaki, Industri Perhiasan, Industri Berbasis Gula, Industri Perkapalan, Industri Kimia dan Kondensat serta Industri Lampu Hemat Energi belum sepenuhnya berjalan optimal. Peta Panduan atau Roadmap untuk Klaster Industri Perhiasan, Industri Berbasis Gula, Industri Kimia dan Kondensat serta Industri Lampu Hemat Energi belum tersusun. Pengembangan industri melalui pendekatan Klaster, OVOP, Komoditi Potensial/ Kompetensi Inti Daerah dan Industri Kreatif belum sepenuhnya didukung oleh kabupaten/ kota. Kebijakan / Pedoman Pelaksanaan Kegiatan yang tidak selaras dengan kondisi di lapangan, dimana jumlah anggaran yang kecil untuk penyewaan tempat dan mesin tetapi dengan administrasi legalitas yang lengkap yang sulit ditemui di lapangan. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan dengan kabupaten / kota menjadi suatu hambatan karena tidak tersedianya anggaran untuk panitia kabupaten / kota. Proses Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan melalui Lelang Umum, juga menjadi suatu hambatan dalam penyerapan anggaran tahun Adanya mutasi pejabat baik ditingkat pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota mengakibatkan tidak maksimalnya pelaksanaan program pengembangan IKM dikarena adanya masa transisi bagi pejabat baru untuk memahami pelaksanaan program tersebut. Upaya pemecahan masalah : Proses pendataan tahun 2016 dilakukan melalui 3 cara yaitu melalui pendataan industri oleh kabupaten/ kota, kerjasama dengan Badan Pusat Statistik dan melalui pemanfaatan Tenaga Penyuluh Lapangan Kementerian Perindustrian serta Pendamping Industri Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur, Kerjasama melalui Program Mitra Praja Utama (MPU) akan ditingkatkan melalui optimalisasi potensi industri Jawa Timur. Sinkronisasi dan sinergisitas program/kegiatan antara Provinsi dan Kabupaten/ Kota masih akan terus dilakukan dan diikuti dengan pelaksanaan kegiatan pelatihan, pembinaan dan sosialisasi pengembangan Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten/ Kota untuk memberikan motivasi pada pemerintah Kabupaten/ Kota dalam mendukung program pengembangan industri yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi. Ataupun Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

17 sebaliknya Pemerintah Provinsi dapat mendukung kegiatan pengembangan industri yang diprioritaskan oleh kabupaten / kota. Temu bisnis masih harus terus dilaksanakan agar terjadi kesamaan visi dan pandangan dalam pengembangan Klaster Industri Alas Kaki, Industri Perhiasan, Industri Berbasis Gula, Industri Perkapalan, Industri Kimia dan Kondensat serta Industri Lampu Hemat Energi. Peta panduan/ Roadmap untuk Klaster Industri Perhiasan, Industri Berbasis Gula, Industri Kimia dan Kondensat serta Industri Lampu Hemat Energi perlu disusun agar setiap Pihak yang terkait dapat mengetahui dan melaksanakan tanggung jawabnya dalam pengembangan klaster. Komitmen dalam pengembangan industri melalui pendekatan klaster OVOP, komoditi potensial/ kompetensi inti daerah dan industri kreatif perlu diperkuat lagi baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota sehingga masing masing pihak dapat menjalankan perannya dengan baik. 2) Program Peningkatan Kapasitas Teknologi Industri a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Program ini didukung oleh 6 (enam) kegiatan yaitu 1. Kegiatan Peningkatan Daya Saing Upt Aneka Industri dan Kerajinan 2. Kegiatan Peningkatan Daya Saing Upti Kayu dan Produk Kayu Pasuruan 3. Kegiatan Peningkatan Daya Saing UPTI Kulit dan Produk Kulit Magetan 4. Kegiatan Peningkatan Daya Saing UPTI Logam dan Perekayasaan Sidoarjo 5. Kegiatan Peningkatan Daya Saing UPTI Makanan, Minuman, dan Kemasan Sidoarjo 6. Kegiatan Revitalisasi Unit Pelaksana Teknis Pagu Anggaran Program ini sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 94,87%. b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: Belum optimalnya akuarsi data IKM Aneka Industri dan Kerajinan yang ada di daerah kabupaten/ kota. Belum optimalnya tindak lanjut hasil kegiatan pembinaan dan pengembangan IKM Aneka Industri dan Kerajinan pasca kegiatan secara menyeluruh. Masih kurangnya kuantitas dan kapasitas SDM yang berhubungan dengan pelayanan teknis dan pengembangan IKM Aneka Industri dan Kerajinan. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

18 Masih terbatasnya IKM yang dapat menggunakan program komputer untuk transfer teknologi seperti pembuatan gambar teknik / desain produk logam (auto cat dan Cat cam), sehingga produk yang dihasilkan tidak standar/presisi. Terbatasnya kemampuan IKM dalam pengembangan/rekayasa teknologi dan desain produk terutama pembuatan Teknologi Tepat Guna (TTG). Masih terbatasnya pengetahuan IKM dalam pengenalan bahan/material logam, sehingga mutu produk yang dihasilkan masih relatif rendah. Masih terbatasnya kegiatan pembinaan dan pengembangan kepada IKM, disebabkan terbatasnya anggaran UPT Industri Logam dan Perekayasaan Sidoarjo. Kurang optimalnya pemanfaatan sisa buangan produksi industri yang mengakibatkan tingginya pemakaian bahan baku. Masih banyak IKM yang melakukan produksi dengan tanpa memperhatikan lingkungan terutama pengrajin batik dan penyamakan kulit maupun pengrajin alas kaki. Kurangnya pengembangan desain yang dikembangkan oleh IKM terhadap produk yang dihasilkan. Kurang optimalnya pemanfaatan sisa buangan produksi industri yang mengakibatkan tingginya pemakaian bahan baku. Upaya pemecahan masalah : Lebih mengintensifkan kegiatan identifikasi potensi IKM Aneka Industri dan Kerajinan Kabupaten/ Kota di Jawa Timur. Melakukan kegiatan koordinasi teknis antar lembaga Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten berkaitan dengan pengembangan IKM Aneka Industri dan Kerajinan. Mengoptimalkan peran dan fungsi UPT. Aneka Industri dan Kerajinan sebagai bagian dari pelaksana Program Peningkatan Kapasitas Teknologi Industri. Mengoptimalkan SDM aparatur yang ada baik PNS maupun PTT melalui kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas SDM UPT. Aneka Industri dan Kerajinan. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada IKM untuk pembuatan gambar teknik/desain produk ( auto cad/cad cam); Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi IKM Logam dalam rekayasa /pembuatan Teknologi tepat guna (TTG); Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

19 Melaksanakan bimbingan teknis bagi IKM dalam pengenalan bahan material logam; Meningkatkan pembinaan dan pengembangan IKM di Kabupaten / Kota agar target dalam renstra tercapai dengan adanya anggaran yang memadai; Melaksanakan bimbingan teknis produksi pemanfaatan sisa buangan produksi industri, sehingga biaya produksi dapat ditekan. Melakukan sosialisasi, pelatihan, pembinaan dan pendampingan yang berkonsep clean and green production supaya IKM nantinya mampu merubah kebiasaan lamanya yang kurang peduli terhadap lingkungan. Setiap Unit Pelaksana Teknis diarahkan untuk melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap desain produk industri melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia IKM, revitalisasi alat dan mesin produksi maupun pembuatan prototype produk guna meningkatkan mutu dan daya saing industri. Melakukan pelatihan teknik produksi yang memanfaatkan hasil sisa buangan industri. 3) Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, keahlian, dan kompetensi tenaga kerja industri kecil dan menengah supaya mampu meningkatkan produktivitas dan menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi. Program ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yaitu 1. Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penguatan Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka 2. Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penguatan Industri Alat Transportasi Elekronika dan Telematika 3. Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penguatan Standarisasi dan Desain Produk Industri Pagu Anggaran Program ini sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 91%. b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: SDM yang diikutkan dalam pelatihan tidak memiliki kompetensi di bidangnya sehingga sulit memahami materi yang diberikan. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

20 Terbatasnya jumlah pegawai yang menguasai bidang bidang teknis sehingga pendampingan kurang optimal. Kebijakan / Pedoman Pelaksanaan Kegiatan yang tidak selaras dengan kondisi di lapangan, dimana jumlah anggran yang kecil untuk penyewaan tempat dan mesin tetapi dengan administrasi legalitas yang lengkap yang sulit ditemui di lapngan. Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan dengan kabupaten / kota menjadi suatu hambatan karena tidak tersedianya anggaran untuk panitia kabupaten / kota. Terbatasnya jumlah pegawai yang menguasai bidang bidang teknis sehingga pendampingan kurang optimal. Peserta yang mendapatkan pelatihan/ pembinaan adalah berdasarkan rekomendasi dinas indag kabupaten/ kota. Kadang ada yang kurang tepat sasaran Durasi pelatihan yang singkat, sehingga IKM kurang maksimal dalam menyerap ilmu yang diperoleh Upaya pemecahan masalah : Pada waktu rekruitmen peserta dipersyaratkan syarat minimal peserta yang boleh mengikuti pelatihan. Pelaksanaaan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Disperindag guna meningkatkan kemampuan dibidang teknis. Melakukan outsourcing dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga pendampingan bagi IKM Saat kondisi ideal yaitu ketersediaan dana tidak sesuai dengan administrasi legalitas yang lengkap maka kegiatan dilaksanakan dengan minim sarana dan prasarana. Melakukan koordinasi dengan kabupaten / kota akan adanya efesiensi belanja pegawai pada Anggaran Pemerintah Provinsi, dengan tetap meminta fasilitasi kabupaten / kota dalam pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Disperindag guna meningkatkan kemampuan dibidang teknis. Koordinasi yang baik dengan kabupaten/kota sehingga memiliki persepsi yang sama dalam pembinaan IKM Mensosialisasikan pelayanan PPSH dan Klinik Desain sebagai tempat konsultasi di bidang standardisasi & desain yang dapat dimanfaatkan sepanjang tahun, baik oleh IKM maupun disperindag kabupaten/ kota Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

21 4) Program Peningkatan Industri Berbasis Sumber Daya Alam a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Pada program ini terdapat 8 (delapan) kegiatan yaitu 1. Kegiatan Pengembangan industri makanan, minuman, dan tembakau 2. Kegiatan Pengembangan industri hasil pertanian dan kehutanan 3. Kegiatan Pengembangan industri kimia 4. Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan 5. Kegiatan Pemetaan industri hasil tembakau 6. Kegiatan Pendataan mesin/ peralatan mesin produksi hasil tembakau (registrasi mesin/peralatan mesin) dan memberikan tanda khusus 7. Kegiatan Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat pada sektor industri pengolahan di lingkungan industri hasil tembakau 8. Kegiatan Penguatan ekonomi masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau dalam rangka pengentasan kemiskinan Pagu Anggaran Program ini sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 87,94%. b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: - Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pelaku ikm makanan dan minuman dalam menggunakan bahan tambahan makanan. - IKM makanan dan minuman masih banyak yang belum menerapkan cara produksi pangan olahan yang baik. - Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan IKM pangan dalam melakukan diversifikasi dan inovasi dalam pengolahan komoditi hasil pertanian, perkebunan maupun kehutanan baik dalam rasa, jenis, bentuk maupun kemasan. - Masih banyaknya sumberdaya pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan belum diolah. - Belum adanya diversifikasi bahan baku agro untuk mengganti bahan baku impor. Upaya pemecahan masalah : Perlu terus dilakukan peningkatan pemahaman tentang penggunaan Bahan Tambahan Pangan yang dilakukan pada setiap pelaksanaan Pelatihan pengolahan produk industri makanan dan minuman Pelatihan pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan akan terus dilakukan, terutama di sentra sentra hasil pertanian. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

22 Dilakukannya pelatihan teknik produksi industri kepada masyarakat di daerah daerah yang kaya dengan hasil pertanian, perikanan, perkebunan maupun kehutanan untuk menciptakan wira usaha baru dan meningkatkan nilai tambah produksi. Perlunya kerjasama dengan instansi pendidikan yang membantu IKM dalam pengembangan industri. Perlunya dikembangkan bahan baku industri yang dapat menggantikan bahan baku impor terutama pengembangan industri porang untuk mengganti bahan baku terigu. 5) Program Penataan Struktur Industri a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Pada program ini terdapat 4 (empat) kegiatan yaitu : 1. Kegiatan Penataan Struktur Industri 2. Kegiatan Penguatan Klaster Industri Logam, Mesin, Tekstil, dan Aneka 3. Kegiatan Penguatan Klaster Industri Alat Transportasi, Elektronika, dan Telematika 4. Kegiatan Penguatan Klaster Industri Agro dan Kimia Pagu Anggaran Program ini sebesar Rp ,- Realisasi sebesar Rp ,- atau 83,30%. b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: Kebijakan Pemerintah tentang Pemberian Hibah Barang/Uang dan Bantuan Sosial kepada Masyarakat, melalui UU Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat (5) dan SE Menteri Dalam Negeri Nomor 900/4627/SJ Tanggal 18 Agustus 2015, menjadi permasalahan karena KUB yang sudah terseleksi untuk mendapatkan bantuan hibah mesin dan peralatan industri belum siap secara legalitas. Upaya pemecahan masalah : Melakukan sosialisasi tentang UU Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 298 Ayat (5) dan SE Menteri Dalam Negeri Nomor 900/4627/SJ Tanggal 18 Agustus 2015 kepada para KUB penerima bantuan hibah mesin dan peralatan industri serta memfasilitasi mereka untuk mendapatkan legalitas. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

23 6) Program Peningkatan Standarisasi Industri a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Program ini bertujuan untuk meningkatkan penerapan standardisasi industri guna menghasilkan produk-produk yang berkualitas sesuai permintaan pasar serta perlidungan terhadap konsumen, program ini terdapat 2 (dua) kegiatan yaitu : 1. Kegiatan Pengembangan Standarisasi dan HKI Industri 2. Kegiatan Pengembangan desain produk industri Pagu Anggaran Program ini sebesar Rp ,- Realisasi sebesar Rp ,- atau 93,13%. b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: Penerbitan sertifikat merek memakan waktu lama Merek yang didaftarkan sama/memiliki kemiripan Tingginya biaya pendaftaran SPPT SNI Kurangnya perlindungan pada desain produk Penerapan desain berkaitan erat dengan kreativitas, sehingga hasil pelatihan pun berbeda pada tiap orang Masyarakat yang masih menyukai produk bermerk impor (famous brand), membuat IKM enggan membuat desain baru/ lebih senang meniru Mindset IKM yang masih berpikir yang penting laku sehingga sulit berkembang Terbatasnya ruang lingkup yang dimiliki oleh LS Pro di Jawa Timur Masih rendahnya kesadaran yang dimiliki IKM untuk mendapatkan SNI dan ISO sebagai salah satu faktor dalam peningkatan daya saing industri Masih kurangnya informasi atau persepsi yang diterima oleh masyarakat tentang produk SNI, terutama SNI Wajib maupun sukarela Upaya pemecahan masalah : Sosialisasi dan pendampingan ISO dan SNI kepada IKM masih perlu selalu dilakukan. Selain itu perlu koordinasi dan kerjasama dengan pihak lain seperti LS Pro yang dapat memberikan fasilitasi SNI dan ISO kepada IKM. Disperindag Jatim bersama dengan BSN telah membangun fasilitas SNI Corner untuk melayani masyarakat Jatim yang memerlukan informasi SNI. Untuk meningkatkan kualitas desain produk industri maka dilakukan pelatihan serta fasilitas pendampingan yang lebih intensif pada industri kreatif. Meningkatkan koordinasi dengan Disperindag Kab/Kota, dalam pemberian fasilitasi pada IKM sehingga pembinaan dapat ditindaklanjuti di daerah. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

24 SASARAN STRATEGIS DUA SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Net ekspor non migas Luar Negeri. Untuk dapat mencapai misi kedua, yaitu mewujudkan peningkatan kinerja ekspor non migas serta dapat mencapai tujuan kedua, yaitu meningkatkan kinerja ekspor non migas, maka ditetapkan sasaran strategis yang kedua, yaitu Meningkatnya Net ekspor non migas Luar Negeri. Dalam sasaran strategis yang kedua ini, terdapat 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan/formula tertentu, adapun pencapaian target kinerja atas sasaran strategis kedua, serta analisa dari kedua Indikator Kinerja Utama nya, akan diuraikan sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 1) Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar US$) 2) Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas Tabel 3.13 : SASARAN STRATEGIS 2 Tingkat Capaian Kinerja tahun Target Realisasi/Capaian % Capaian 1,11 0,64-2,59-3,16 0,075 0,85 2,26 203,6 Kategori Sangat Baik 15,5 26,21-13,02-3,03 19,47-8,27 8,77 56,6 Cukup Tabel 3.14 : Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 2 Tahun 2016 NO. SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA STRATEGIS (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatnya 1 Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar US$) 1,11 2,26 203,6 Net ekspor non migas Luar Negeri 2 Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas 15,5 8,77 56,6 Tabel 3.15 : Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Startegis 2 NO. REALISASI SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET STRATEGIS Th Th (n-1) (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatnya 1 Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar US$) 1,11 0,85 2,26 Net ekspor non migas Luar Negeri 2 Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas 15,5-8,27 8,77 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

25 NO. Tabel 3.16 : Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET SASARAN REALISASI INDIKATOR KINERJA AKHIR STRATEGIS Th RPJMD TINGKAT KEMAJUAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatnya 1 Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar 6,44 2,26 35,1 Net ekspor non migas Luar Negeri 2 US$) Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas 17 8,77 51,59 Tabel 3.17 : Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional NO. SASARAN INDIKATOR REALISASI REALISASI KET. STRATEGIS KINERJA Th NASIONAL (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2 Meningkatnya 1 Nilai Net 2,26 14,42 - Nilai Ekspor Non Migas Nasional Tahun Net ekspor non Ekspor Non 2016 mencapai US$ 131,35 Milyar, migas Migas (Milliar sedangkan Nilai Impor Non Migas Luar Negeri US$) Nasional mencapai US$ 116,93 Milyar, sehingga Nilai Net Ekspor Non Migas Nasional Tahun 2016 Surplus US$ 14,42 Milyar. - Nilai Ekspor Non Migas Jatim Tahun 2016 mencapai US$ 17,94 Milyar, sedangkan Nilai Impor Non Migas Jatim mencapai US$ 15,68 Milyar, sehingga Nilai Net Ekspor Non Migas Jatim Tahun Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas Surplus US$ 2,26 Milyar. 8,77-0,34 - Nilai Ekspor Non Migas Nasional Tahun 2016 mencapai US$ 131,35 Milyar, tumbuh melambat sebesar -0,34 persen dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai US$ 131,7 Milyar. - Nilai Ekspor Non Migas Jatim Tahun 2016 mencapai US$ 17,94 Milyar, tumbuh sebesar 8,77 persen dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai US$ 16,49 Milyar. Tabel 3.18 : Alokasi Per Sasaran Pembangunan NO. SASARAN % INDIKATOR KINERJA Anggaran STRATEGIS Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 2 Meningkatnya Net 1 Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar US$) ,0 ekspor non migas Luar Negeri 2 Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas ,3 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

26 SASARAN Tabel 3.19 : Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran KINERJA ANGGARAN INDIKATOR Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian Meningkat nya Net ekspor non migas Perdagang an Luar Negeri 1. Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar US$) 2. Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas 1,11 2,26 203, ,3 15,5 8,77 56, ,4 Tabel 3.20 : Efisiensi Penggunaan Sumber Daya NO SASARAN INDIKATOR SASARAN % CAPAIAN KINERJA % PENYERAPAN ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI 2. Meningkatnya Net ekspor non migas Luar Negeri 1. Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar US$) 2. Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas 203,6 95,3 108,3 56,6 95,4-38,8 Analisa atas capaian indikator-indikator sasaran dua adalah sebagai berikut : Nilai Net Ekspor Non Migas (Milliar US$) Target Indikator Kinerja Nilai Ekspor Bersih Luar Negeri tahun 2016 ditetapkan surplus sebesar US$ 1,11 Milliar, realisasi kinerja pada tahun 2016 dapat melampaui target yang ditetapkan yaitu surplus sebesar US$ 2,26 milliar, sehingga persentase capaiannya adalah sebesar 203,6 persen. Pada tahun 2016 ekspor dan impor non migas Jawa Timur mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 yaitu ekspor non migas naik sebesar US$ 1,45 milyar sedangkan impor non migasnya naik sebesar US$ 0,024 milyar, sehingga nilai ekspor bersih perdagangan masih surplus sebesar US$ 2,26 Milliar yang melebihi targetnya sebesar US$ 1,11 milyar, sementara ekspor non migas naik 8,77% sehingga target pertumbuhan ekspor non migas sebesar 15,50% tidak tercapai, namun masih lebih tinggi dibanding tahun 2015 sebesar 8,27%. Sedangkan Tahun 2015, Nilai ekspor non migas Jawa Timur mencapai US$ 16,49 Milliar sedangkan nilai impor non migas pada periode yang sama tahun 2015 mencapai US$ 15,67 Milliar maka nilai ekspor bersih perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 0,84 Milliar. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

27 Tabel 3.21 : Neraca Non Migas Jawa Timur Th Januari-Desember URAIAN Pertumbuhan NILAI (ribu US$) NILAI (ribu US$) NILAI (US$) TOTAL EKSPOR ,77 10,70 EKSPOR NON MIGAS ,91 8,77 INDUSTRI ,04 9,54 PERTANIAN ,21 1,22 PERTAMBANGAN & LAINNYA ,67-6,14 TOTAL IMPOR ,05-3,44 IMPOR NON MIGAS ,37 0,16 INDUSTRI , ,47 0,16 PERTANIAN , ,74 12,28 PERTAMBANGAN & LAINNYA , ,28-26,59 BALANCE OF TRADE (NERACA PERDAGANGAN) TOTAL EKSPOR IMPOR , ,72-115,24 NON MIGAS , ,54 169,36 INDUSTRI , ,57 66,10 PERTANIAN , ,53 34,48 PERTAMBANGAN & LAINNYA , ,61-28,46 Sumber : BPS, diolah Disperindag Prov Jatim, Bidang Internasional Tabel 3.22 : Daftar Negara Asal Impor Non Migas PERTUM- NILAI NILAI PERAN KELOMPOK BUHAN NO Jan- Des 2015 Jan- Des 2016 (%) ** KOMODITI (%) * 1. Tiongkok ,09 26,91 2. Amerika Serikat ,45 7,29 3. Singapura ,32 5,66 4. Jepang ,78 5,25 5. Thailand ,95 5,05 6. Korea Selatan ,14 3,62 7. Australia ,02 3,29 8. Malaysia ,79 3,02 9. Jerman ,78 2,90 10 India ,30 2,55 Total 10 Negara ,12 65,55 Tujuan Sumber : BRS, BPS Prov.Jtm Catatan : * Dibanding periode yg sama th 2014 ** Terhadap impor nonmigas Kinerja Impor tahun 2016 menurut golongan penggunaan barang, impor barang konsumsi sebesar 11,01%, bahan baku penolong 80,19% dan sisanya barang modal 8,80% dari total impor Jawa Timur. Bila dibandingkan dengan tahun 2015, impor mengalami penurunan sebesar 3,44% dengan perincian impor bahan baku/penolong menurun sebesar 3,85%, impor barang modal menurun sebesar 19,91%, sementara impor barang konsumsi meningkat sebesar 16,57%. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

28 Negara asal impor non migas Jawa Timur periode bulan Januari s.d Desember 2016, untuk 10 negara asal dengan nilai tertinggi memberikan kontribusi sebesar 65,55% terhadap total impor, dimana Tiongkok merupakan negara asal impor non mogas terbesar yang mengalami peningkatan sebesar 9,09%, diikuti Amerika Serikat, Thailand dan Jepang. Dalam rangka pengendalian impor, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pusat yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah adalah : Meningkatkan pengawasan dalam rangka perlindungan konsumen, yaitu pengawasan terhadap aspek kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen serta pengawasan terhadap perlindungan HKI, perlindungan kepentingan pembangunan ekonomi Nasional, pengawasan atas kewajiban SNI & label-manual-garansi. Mendorong fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE). Hal tersebut untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di luar negeri melalui kemudahan impor bahan baku Mendorong investasi pembangunan industry intermediate yang memproduksi bahan baku industry guna menekan impor bahan baku Adanya deregulasi kebijakan perdagangan yang menggerakkan kembali sector riil dan meningkatkan daya saing industry nasional untuk menghadapi dinamika Melakukan koordinasi dengan provinsi lain dalam rangka pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dari daerah lain di luar Jawa Timur sebagai alternatif pengganti barang-barang impor (substitusi impor). Peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan KADINDA Jawa Timur untuk menawarkan kepada investor/perusahaan asing untuk berinvestasi yang diarahkan pada pendirian industri yang menghasilkan produk setengah jadi yang dipakai sebagai bahan baku industri dalam negeri yang nantinya akan diekspor, seperti tepung ikan, tepung jagung dan lainnya. Pemanfaatan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) Jawa Timur di Provinsi lain sebagai mediator bagi pengusaha di Jawa Timur dan pengusaha di provinsi lain melalui kerjasama yang saling menguntungkan. Pembangunan industri-industri pendukung yang mengolah bahan baku dalam kuantitas, kualitas dan harga yang bersaing. Ketersediaan informasi dan kebijakan impor yang kondusif dalam rangka pengendalian impor di Jawa Timur. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

29 Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas Target yang ditetapkan untuk pertumbuhan ekspor non migas tahun 2016 adalah sebesar 15,50%, namun realisasinya sebesar 8,77%, dengan tingkat capaian 56,6%, sehingga target pertumbuhan ekspor non migas tidak tercapai. Indikator Persentase Nilai ekspor non migas Jawa Timur pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 32,98% tetapi pada tahun 2011 secara prosentase turun, pertumbuhannya pada tahun 2011 sebesar 26,21%. Dikarenakan adanya krisis global pada tahun 2012 prosentase pertumbuhan Ekspor non Migas Jawa Timur mengalami penurunan yang sangat tajam dengan prosentase sebesar (-)10,90% dan pada 2013 terdapat masih terdapat penurunan sebesar (-)3,03%. Nilai ekspor non migas Jawa Timur Tahun 2014 tercatat sebesar US$ US$ 17,98 Milliar atau mengalami peningkatan sebesar 19,45 persen jika dibandingkan dengan ekspor non migas tahun 2013 yang tercatat sebesar US$ 15,05 Milliar, tetapi pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan sebesar (-)8,27% dibanding tahun 2014 yaitu turun menjadi US$ 16,50 milyar, sementara untuk tahun 2016 meskipun tidak mencapai target, namun pertumbuhannya mengalami kenaikan yaitu sebesar 8,77% atau mencapai US$ 17,94 milyar. Kinerja perdagangan luar negeri merupakan akumulasi hasil kerja dari seluruh stake holder, mulai dari hulu hingga hilir. Timbulnya masalah atau hambatan pada salah satu tahapan atau bagian akan berpengaruh terhadap keseluruhan hasil kinerja perdagangan luar negeri. Dengan kata lain, masalah perdagangan internasional adalah masalah bangsa, oleh karenanya upaya untuk mengatasinya memerlukan partisipasi semua pihak. luar negeri yang merupakan bisnis antar negara dipengaruhi oleh faktor internal (situasi dan kondisi dalam negeri) serta faktor eksternal (kondisi global). Beberapa faktor internal yang berpengaruh terhadap kinerja ekspor diantaranya menyangkut produk/ komoditi (standard kualitas, kuantitas dan kontinuitas pasokan, keamanan dan keselamatan), transportasi, logistik, regulasi, serta ketangguhan dan keuletan pelaku usaha/ eksportir. Sementara faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain hasil perundingan kerjasama perdagangan luar negeri dalam bentuk Free Trade Agreement (FTA), isu-isu internasional terkait K3 (Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan), serta kondisi ekonomi global. Tidak tercapainya target prosentase pertumbuhan ekspor non migas Jawa Timur tahun 2016 sebesar 15,50% dan hanya mencapai 8,77% tidak terlepas dari pengaruh kedua faktor di atas. Beberapa regulasi yang terkait dengan ketentuan ekspor beberapa produk yang dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah, seperti untuk ekspor produk Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

30 industri kehutanan dan pertambangan implementasinya masih memberatkan eksportir tingkat UKM. Disisi lain, belum pulihnya krisis ekonomi yang melanda negara-negara besar yang selama ini menjadi tujuan ekspor yang potensial menjadi salah satu penyebab tertekannya eskpor. Selain itu menurunnya daya beli sebagai akibat melemahnya nilai rupiah terhadap US$ mengakibatkan dunia usaha mengurangi impor bahan baku/ bahan penolong maupun mesin/ peralatan. Berkurangnya pasokan bahan baku/ penolong tersebut menyebabkan kapasitas produksi berkurang, sehingga mengakibatkan ekspor juga berkurang. Sebagaimana tersebut diatas, bahwa kegiatan eksportasi merupakan proses yang melibatkan mata rantai kegiatan yang cukup panjang, mulai dari bahan baku, proses produksi, promosi, pemasaran, distribusi, fiskal, perbankan, regulasi serta saranaprasarana pendukung lainnya. Oleh karena itu strategi yang diterapkan diharapkan mampu mengatasi hambatan-hambatan pada tiap-tiap mata rantai kegiatan ekspor, antara lain : 1. Pendekatan Kelembagaan: a. Target melipat-tigakan ekspor dalam lima tahun ditetapkan sebagai Target Ekspor Nasional. b. Perlunya payung hukum melalui Keputusan Presiden (Keppres), termasuk di dalamnya pembentukan Tim Pencapaian Target Ekspor Nasional (TIPTEN), agar menjadi komitmen nasional dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya yang ada. 2. Pendekatan Pasar: a. Strategi pasar secara detail dirancang sesuai produk berdasarkan permintaan produk tersebut yang tinggi dan kemampuan ekspor Indonesia ke pasar tersebut masih relatif rendah sehingga potensial untuk dikembangkan serta mempertimbangkan sisi supply (komposisi bahan baku dan porsi output yang diekspor). b. Dari sisi pemasaran, diperlukan optimalisasi market intelligence Perwakilan perdagangan (Atase ) dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di semua negara perlu dioptimalkan untuk identifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan produk, hambatan perdagangan, jaringan distribusi dan logistik, serta menjalin hubungan dengan buyer dalam rangka mempertahankan penguasaan pasar ekspor c. Membentuk Promosi Terintegrasi (nasional dan internasional) untuk menyatukan visi-misi promosi yang selama ini terpecah di berbagai lembaga. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

31 d. Menggencarkan promosi di dalam negeri baik skala internasional, nasional, maupun daerah. e. Membangun Distribution Center di beberapa Negara, terutama yang sudah ada Kesepakatan Sister Province. f. Meningkatkan pengamanan perdagangan produk Indonesia di pasar internasional (tuduhan dumping, safeguards, dan subsidi oleh negara tujuan ekspor). 3. Pendekatan Regulasi/Kebijakan dan lain-lain: a. Melakukan sinkronisasi peraturan ekspor serta sosialisasi kepada stake holder dan dunia usaha yang bergerak di bidang ekspor. b. Penerapan strategi hilirisasi, yaitu melakukan ekspor dalam bentuk produkproduk hilir untuk meningkatkan nilai tambah. c. Melibatkan Perguruan Tinggi untuk mengkaji produk dan pasar potensial Jawa Timur. d. Penyusunan / pemetaan pengusaha potensial UKM yang berorientasi. e. Pembuatan dashboard dengan memuat berbagai data/informasi ekspor impor yang dapat bermanfaat sebagai Early Warning System (EWS). f. Bantuan permodalan bagi IKM melalui lembaga keuangan/ perbankan. g. Peningkatan kerjasama antar daerah/ provinsi. h. Kemudahan pelayanan perijinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSP). i. Koordinasi dengan stake holder dan dunia usaha untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi eksportir. j. Penyelenggaraan berbagai pelatihan ekspor. k. Peran market intelligence Perwakilan RI di luar negeri, termasuk Perwakilan (Atdag) dan ITPC dalam identifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan produk, hambatan perdagangan, jaringan distribusi dan logistik dilaksanakan dengan baik. l. Berkurangnya kegiatan malpraktik perdagangan, antara lain perdagangan illegal fishing, perdagangan illegal logging, perdagangan illegal mining, dan under invoicing. Dari Tabel 3.23 dapat dilihat, ekspor Non Migas Jawa Timur tahun 2016 nilainya mencapai US $ 17,94 milyar memberikan kontribusi sebesar 13,86 % terhadap ekspor nasional tahun 2016 yang mencapai nilai US$ 131,35 milyar. Sedangkan nilai impor Jawa Timur tahun 2016 mencapai nilai US$ 15,68 milyar memberikan kontribusi sebesar 13,41% terhadap impor nasional tahun 2016 yang mencapai nilai US $ 116,92 milyar. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

32 No Thn Tabel 3.23 : Kontribusi Ekspor Impor Non Migas Jatim Terhadap Ekspor Impor Non Migas Nasional (Th ) Ekspor Impor nasional nasional Ekspor jatim (us$ juta) Kontribusi jatim (%) Impor jatim (us$ juta) Kontribusi jatim (%) (US$ juta) (US$ juta) , ,50 10, , ,60 11, , ,60 10, , ,00 12, , ,80 10, , ,30 11, , ,80 10, , ,30 12, , ,80 12, ,90 13, , ,60 12, , ,40. 13, , ,53 13, , ,94 13,41 Sumber Data : BPS Jawa Timur Untuk mendukung pencapaian 2 (dua) Indikator Kinerja Utama (IKU) pada sasaran strategis kedua, yaitu Meningkatnya net ekspor non migas perdagangan luar negeri, Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur telah menyusun program Peningkatan Ekspor dan Pengendalian impor yang dilaksanakan oleh Bidang Internasional dan UPT Pendidikan, Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah, adapun rincian programnya adalah sebagai berikut : Program Peningkatan Ekspor dan Pengendalian Impor a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Program ini didukung oleh 6 (enam) kegiatan yaitu : 1. Kegiatan Pengembangan pelayanan ekspor 2. Kegiatan Pengendalian dan pengawasan produk-produk impor 3. Kegiatan Peningkatan Promosi dan Kerjasama Internasional 4. Kegiatan Peningkatan Kualitas Pelayanan UPT P3E Surabaya dalam Informasi dan Promosi 5. Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penguatan Luar Negeri 6. Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penguatan Pelatihan dan Promosi Ekspor Daerah Pagu Anggaran Program ini sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 95,39%. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

33 b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: - Masih belum optimalnya ketersediaan data dan informasi terkait dengan kegiatan ekspor impor secara terintegrasi untuk memudahkan pengendalian dan pengambilan keputusan oleh stake holder. - Impor masih didominasi oleh impor bahan baku, dimana hal ini disebabkan oleh kulitas yang dibutuhkan oleh industri belum tersedia di dalam negeri, kalaupun tersedia pada umumnya harga tidak bersaing dan secara kuantitas belum bisa berkesinambungan. - Kebutuhan akan hasil-hasil pertanian belum sepenuhnya tercukupi oleh produksi dalam negeri, seperti kedelai, bawang putih dan lainnya. - Kurangnya daya saing produk dalam negeri menyebabkan semakin meningkatnya permintaan barang luar negeri yang mempunyai kualitas lebih baik, mengingat semakin membaiknya ekonomi masyarakat Jawa Timur. - Sumber Daya Manusia (SDM) industri dalam negeri belum optimal dalam penguasaan teknologi dan kemampuan melakukan inovasi di tingkat perusahaan sehingga menghasilkan produk yang berdaya saing. - Lebih mahalnya biaya angkut antar pulau dibandingkan dengan biaya angkut luar negeri ikut mempengaruhi harga produksi dalam negeri sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsi produk-produk luar negeri. Upaya pemecahan masalah : - Penyempurnaan aplikasi pengendalian impor-ekspor agar mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh stake holder. - Perlu adanya dorongan investasi untuk membangun industry intermetiade di Indonesia yang memproduksi bahan baku industry untuk menekan impor bahan baku industry serta adanya pemberian insentif terhadap ongkos angkut antar pulau yang dapat menekan cost produksi. - Melakukan koordinasi antar provinsi dalam rangka mensubstitusi bahan baku impor dengan komoditi agro yang tersedia di nusantara. - Memperlancar distribusi dan perdagangan barang antar daerah dengan efisiensi rantai pasokan. - Mendorong daya saing industry nasional melalui deregulasi, debirokratisasi serta penegakkan hukum dan kepastian usaha. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

34 c) Penghargaan Nasional yang diperoleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerima penghargaan tingkat nasional berupa Primaniyarta Award pada Pameran Trade Expo Indonesia yang diselenggarakan di Trade Expo Indonesia (TEI) pada Oktober 2016 lalu. Primaniyarta Award ini diberikan kepada para eksportir yang mengalami peningkatan ekspor selama 5 (lima) tahun berturut-turut. Berikut penerima award dengan kategorinya : 1. PT. Karunia Catur Perkasa dengan jenis produk softy nappa leather, nubuck leather, crust. 2. PT. Sekar Bumi dengan jenis produk udang vannamei, paha katak, ikan, makanan olahan lainnya. 3. PT. Sekar Laut dengan, jenis produk krupuk udang, kerupuk sayur, bumbu masak, sambal terasi dan granul. 4. PT. Zenith Allmart Precisindo, jenis produk casing pump, filter air, sparepart, mesin, dan kapal valve. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

35 SASARAN STRATEGIS TIGA SASARAN 3 : Meningkatnya Net Ekspor Dalam Negeri Untuk dapat mencapai misi ketiga, yaitu mewujudkan penguatan pangsa pasar dan peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri serta dapat mencapai tujuan ketiga, yaitu meningkatkan penguatan pangsa pasar dan efisiensi perdagangan dalam negeri, maka ditetapkan sasaran strategis yang keempat, yaitu meningkatnya Net Ekspor Dalam Negeri. Dalam sasaran strategis yang ketiga ini, terdapat 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan/formula tertentu, adapun pencapaian target kinerja atas sasaran strategis ketiga, serta analisa dari ketiga Indikator Kinerja Utama nya, akan diuraikan sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 1. Persentase Pertumbuhan Sub Sektor 2. Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jatim 3. Nilai Net Ekspor Dalam Negeri Tabel 3.24 : SASARAN STRATEGIS 3 Tingkat Capaian Kinerja tahun Target Realisasi/Capaian % Capaian Kategori 9,4 9,16 8,21 6,18 4,61 6 5,81 61,8 Cukup 24,5 17,97 17,67 17,70 17,24 17, ,5 Cukup 107,1 35,83 62,86 70,42 90,33 99,83 100, Baik Tabel 3.25 : Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 3 Tahun 2016 NO. SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA STRATEGIS (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3 Meningkatnya 1 Persentase Pertumbuhan Sub Sektor 9,4 5,81 61,80 Net ekspor 2 Persentase Kontribusi Sub Sektor 24, ,5 Dalam Negeri terhadap PDRB ADHB Jatim 3 Nilai Net Ekspor Dalam Negeri 107,1 100,56 93,9 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

36 Tabel 3.26 : Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Startegis 3 NO. REALISASI SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET STRATEGIS Th Th (n-1) (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Persentase Pertumbuhan Sub Sektor 9, ,5 17, Meningkatnya Net ekspor Dalam Negeri 2 Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jatim 3 Nilai Net Ekspor Dalam Negeri 107,1 99,83 100,56 NO. Tabel 3.27 : Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET SASARAN REALISASI INDIKATOR KINERJA AKHIR STRATEGIS Th RPJMD TINGKAT KEMAJUAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3 Meningkatnya 1 Persentase Pertumbuhan Sub 9,98 5,81 58,21 Net ekspor Dalam Negeri 2 Sektor Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB 25, ,29 ADHB Jatim 3 Nilai Net Ekspor Dalam Negeri 162,89 100,56 61,7 Tabel 3.28 : Perbandingan Capaian Kinerja dengan Capaian Nasional NO. SASARAN INDIKATOR REALISASI REALISASI KET. STRATEGIS KINERJA Th NASIONAL (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3 Meningkatnya 1 Persentase ,93 Nilai PDRB ADHB sektor perdagangan Jatim Net ekspor non Pertumbuhan tahun 2016 mencapai Rp 334 trilyun migas Luar Negeri Sub Sektor memberikan kontribusi sebesar 20 persen terhadap PDB ADHB sektor perdagangan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp 2 Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jatim 3 Nilai Net Ekspor Dalam Negeri 1.636,00 trilyun pada tahun ,1 Nilai PDB ADHB sektor Nasional tahun 2016 mencapai Rp 1.636,00 trilyun memberikan kontribusi sebesar 20 persen terhadap Total PDB ADHB nasional yang mencapai nilai sebesar Rp ,8 trilyun pada tahun Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

37 Tabel 3.29 : Alokasi Per Sasaran Pembangunan NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Anggaran % Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 3 Meningkatnya Net 1 Persentase Pertumbuhan Sub ,8 ekspor 2 Sektor Persentase Kontribusi Sub Sektor ,5 Dalam Negeri terhadap PDRB ADHB Jatim 3 Nilai Net Ekspor Dalam Negeri ,3 SASARAN Tabel 3.30 : Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran KINERJA ANGGARAN INDIKATOR Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian Meningkat nya Net ekspor Perdagang an Dalam Negeri 1. Persentase Pertumbuhan Sub Sektor 2. Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jatim 3. Nilai Net Ekspor Dalam Negeri 9, , ,5 24, , ,5 107, , ,3 Tabel 3.31 : Efisiensi Penggunaan Sumber Daya NO SASARAN INDIKATOR SASARAN % CAPAIAN KINERJA % PENYERAPAN ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI 3. Meningkatnya Net ekspor Dalam Negeri 1. Persentase Pertumbuhan Sub Sektor 2. Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jatim 3. Nilai Net Ekspor Dalam Negeri 61,80 93,5-31,7 71,29 96,5-25,21 93,9 87,3 6,6 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

38 Analisa atas capaian indikator-indikator sasaran tiga adalah sebagai berikut : Persentase Pertumbuhan Sub Sektor Pertumbuhan sub sektor perdagangan tahun 2015 tercatat sebesar 6,00 persen atau lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 9,27 persen, sebagaimana pada sasaran strategis tiga, indikator kinerja satu yaitu persentase pertumbuhan sub sektor perdagangan, sehingga persentase capaiannya sebesar 64,73 persen. Pertumbuhan sub sektor perdagangan di Jawa Timur selama tahun Jatim mengalami fluktuasi. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan sub sektor perdagangan di Jawa Timur pada tahun 2012 sebesar 8,21 %, kemudian pada tahun 2013 pertumbuhan sub sektor perdagangan sebesar 6,18 % dan tahun 2014 pertumbuhan sebesar 4,61 % sedangkan tahun 2015 pertumbuhan sub sektor perdagangan sebesar 6,00 % dan berada pada titik terendah pada tahun 2015 sebesar 4,61 %. Pertumbuhan sub sektor perdagangan yang tumbuh melambat sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 dikarenakan adanya krisis global yang berdampak pada daya jual beli masyarakat. Di tahun 2016 kembali meningkat menjadi 5,81 % jauh melampaui pertumbuhan sub sektor perdagangan nasional yang mencapai 3,93 %. Trend pertumbuhan sub sektor perdagangan Jawa Timur hampir selalui melampaui trend pertumbuhan sub sektor perdagangan Nasional seperti diilustrasikan dalam grafik 3.7. Grafik 3.7 : Laju Pertumbuhan Sub Sektor antara Jawa Timur Dibandingkan terhadap Nasional Tahun Nilai PDRB ADHB sektor perdagangan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 334 trilyun, tumbuh sebesar 1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yaitu sebesar Rp 298 trilyun, serta memberikan kontribusi sebesar 20 persen Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

39 terhadap PDB ADHB sektor perdagangan nasional yang mencapai nilai sebesar Rp trilyun pada tahun Grafik 3.8 : Kontribusi Sub Sektor Jawa Timur Dibandingkan Terhadap Nasional Tahun Rp. Triliun , , , ,10 163,99 244,69 265,69 298, ,00 19% 19% 19% 19% 20% 334, PDB Nas PDRB Jatim 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jawa Timur Target kontribusi sub sektor perdagangan terhadap total PDRB ADHB Jawa Timur Tahun 2016 ditetapkan sebesar 24,5 persen, realisasinya belum dapat melampaui target, yaitu sebesar 18 persen. Dengan demikian capaian kinerja pada sasaran strategis keempat, indikator kinerja kedua ini adalah sebesar 71,29 persen. Grafik 3.9 : Persentase Kontribusi Sub Sektor Jawa Timur Terhadap PDRB ADHB Tahun Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jawa Timur pada tahun berkisar pada angka persen. Nilai PDRB ADHB sektor perdagangan Jatim tahun 2016 mencapai Rp 334 trilyun memberikan kontribusi sebesar Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

40 18,12 persen terhadap Total PDRB ADHB Jawa Timur yang mencapai nilai sebesar Rp 1.405,24 trilyun pada tahun Grafik 3.10 : Struktur Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi PDRB Jawa Timur Tahun 2016 Sumber : BPS (th dasar 2010) Nilai Net Ekspor Dalam Negeri Nilai Net Ekspor Dalam Negeri Jawa Timur tahun 2016 tercatat sebesar 100,56 Trilyun Rupiah atau lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 107,1 Trilyun Rupiah, sebagaimana ditetapkan pada sasaran strategis tiga, indikator kinerja ketiga, sehingga persentase capaiannya sebesar 93,9 persen. Berdasarkan Data BPS, perekonomian Jawa Timur tahun 2016 dari sisi pengeluaran mengalami pertumbuhan sebesar 5,55 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen net ekspor antar daerah yaitu sebesar persen dengan net ekspor perdagangan dalam negeri Jawa Timur surplus sebesar 100,56 Trilyun Rupiah. Nilai Net Ekspor Dalam Negeri Di Jawa Timur Pada tahun terus mengalami kenaikan yang cukup bagus. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2016 dengan nilai net ekspor perdagangan dalam negeri sebesar 100,56 trilyun rupiah mengalami kenaikan yang sangat tinggi sebesar 28,27 persen dibandingkan dengan nilai tahun 2013 sebesar 70,28 trilyun rupiah. Meskipun untuk tahun selanjutnya tetap mengalami peningkatan tapi tidak sebesar peningkatan pada tahun Nilai net Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

41 ekspor perdagangan dalam negeri tahun 2016 sebesar 100,56 trilyun rupiah naik sebesar 0.73 pesern jika dibandingkan dengan nilai pada tahun 2015 yang sebesar 98,33 trilyun rupiah. Persentase pertumbuhan nilai ekspor dalam negeri di Jawa Timur mengalami penurunan disebabkan oleh krisis global dan naiknya harga BBM serta kebutuhan pokok lainnya. Bila dikaitkan dengan kinerja ekspor kita yang cenderung stagnan karena melemahnya pasar tujuan ekspor akibat situasi lesunya perekonomian negara-negara Eropa dan Amerika serta nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar; maka upaya mendorong kinerja perdagangan dalam negeri (ekspor domestik), bagi Pemerintah Jawa Timur menjadi salah satu strategi yang hingga saat ini menjadi fokus utama dan diprediksikan akan terus meningkat. Grafik 3.11 : Pertumbuhan dan Distribusi PDRB menurut Pengeluaran Tahun 2016 Grafik 3.12 : Nilai Net Ekspor Dalam Negeri Jawa Timur Tahun Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

42 Untuk mendukung pencapaian 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama pada sasaran strategis ketiga, yaitu Meningkatnya net ekspor perdagangan dalam negeri, Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur telah menyusun program Peningkatan Efisiensi Dalam Negeri, yang dilaksanakan oleh Bidang Dalam Negeri. Program ini bertujuan meningkatkan efisiensi distribusi perdagangan, sarana dan prasarana penunjang perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing produk Jawa Timur serta memberdayakan konsumen, penguatan lembaga perlindungan konsumen, dan optimalisasi pengawasan barang beredar terutama terhadap barang-barang strategis, obat dan makanan. Pelaksanaan program ini memiliki sasaran yang multilevel bukan saja kepada dunia usaha dan konsumen tetapi juga masyarakat, antara lain berupa : - Jaminan ketersediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat melalui peningkatan pasar dan distribusi produk agro serta pembinaan pasar dan sosialisasi lelang agrobis. - Pengembangan pasar dalam negeri melalui promosi, pameran, himbauan penggunaan produk dalam negeri. - Pemberdayaan konsumen dan peningkatan kapasitas lembaga perlindungan konsumen, termasuk kapasitas lembaga penyelesaian sengketa konsumen. - Pemberdayaan pelaku usaha dagang mikro, kecil dan menengah melalui peningkatan sumber daya manusia, akses pasar, dan kemitraan usaha. - Memajukan perdagangan antar pulau memulai pembukaan Kantor Perwakilan Dagang di Provinsi lain. - Pemanfaatan secara optimal oleh para petani sistem resi gudang yang telah ada di beberapa daerah di Jawa Timur. Program Peningkatan Efisiensi Dalam Negeri a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Program ini didukung oleh 7 (tujuh) kegiatan yaitu 1. Kegiatan Stabilisasi harga dan distribusi kebutuhan pokok serta penyediaan informasi pasar 2. Kegiatan Peningkatan Pasar dan distribusi Produk Agro 3. Kegiatan Peningkatan Bina Pasar 4. Kegiatan Peningkatan Promosi, Penggunaan Produksi Dalam Negeri dan Pengembangan Usaha 5. Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru di Bidang Waralaba 6. Kegiatan Pengembangan Resi Gudang 7. Kegiatan Penguatan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

43 Pagu Anggaran Program ini sebesar Rp ,- dan terealisasi sebesar Rp ,- atau 94,12%. b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: Meskipun koordinasi dalam rangka pengendalian telah dilakukan tetapi inflasi masih mengalami fluktuasi yang elastis dikarenakan adanya beberapa faktor penyumbang inflasi diluar kendali Disperindag Prov. Jatim seperti kenaikan tarif angkutan, tarif dasar listrik, dan harga bahan bakar minyak. Data bongkar dan muat komoditi Jawa Timur ke Provinsi Mitra belum dapat diperoleh secara detail karena tidak berlakunya Sistem Informasi Antar Pulau (SIPAP) dan Data Pelindo tidak mencatat secara detail data didalam kontainer. Sistem Resi Gudang belum sepenuhnya dipahami dan dimanfaatkan oleh para petani Jawa Timur, dan komoditi yang dapat disimpan juga masih terbatas Pelaksanaan Pasar lelang terhadap komoditi agro belum optimal karen regulasi dari Pemerintah Pusat belum diperkuat. Masih banyak dan sering terjadi disparitas harga antara kab / kota satu dengan yang lain. Upaya pemecahan masalah : Tim Pengendali Inflasi Jawa Timur perlu melibatkan berbagai pihak yang berpotensi memberikan kontribusi terhadap inflasi. Guna menjamin tingkat keberhasilan pelaksanaan temu usaha dengan provinsi mitra, diharapkan pelaksanaannya dilakukan setelah data mitra usaha dikedua provinsi tersedia. Agar resi gudang bermanfaat bagi petani, maka selain sosialisasi, perlu adanya subsidi untuk biaya transport dan biaya penyimpanan komoditi digudang serta pendampingan pengelolaan gudang yang kompeten dan profesional Perlu adanya regulasi yang mengikat untuk komoditi agro dapat di transaksikan pada kegiatan Pasar Lelang yang difasilitasi oleh pemerintah sehingga petani tidak dirugikan dalam menjual produknya Diperlukan pelayanan informasi publik yang transaparan kepada masyarakat sehingga dapat memperkecil disparitas harga. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

44 SASARAN STRATEGIS EMPAT SASARAN 4 : Meningkatnya Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Untuk dapat mencapai misi keempat, yaitu mewujudkan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan serta dapat mencapai tujuan keempat, yaitu meningkatkan Tertib, maka ditetapkan sasaran strategis yang keempat, yaitu meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan. Dalam sasaran strategis yang keempat ini, terdapat 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dapat diukur dengan rumusan/formula tertentu, adapun pencapaian target kinerja atas sasaran strategis keempat, serta analisa dari ketiga Indikator Kinerja Utama nya, akan diuraikan sebagai berikut : INDIKATOR KINERJA 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 2. Pertumbuhan Sertifikasi Mutu Komoditi/Produk 3. Persentase Pengaduan Konsumen Terkait Jasa Kemetrologian Yang Ditindaklanjuti Tabel 3.32 : SASARAN STRATEGIS 4 Tingkat Capaian Kinerja tahun Target Realisasi/Capaian % Capaian 78,2 76,9 77,2 77,1 77,35 79,15 79,89 101, ,2-13,85 10,89 7,84 3,12 2, ,74 66, Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Tabel 3.33 : Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis 4 Tahun 2016 NO. SASARAN TARGET REALISASI CAPAIAN INDIKATOR KINERJA STRATEGIS (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 4 Meningkatnya 1 Indeks Kepuasan Masyarakat 78,2 79,89 101,47 Perlindungan 2 Pertumbuhan Sertifikasi Mutu 2 2, Konsumen dan Pengamanan Komoditi/Produk 3 Persentase Pengaduan Konsumen Terkait Jasa Kemetrologian Yang Ditindaklanjuti Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

45 Tabel 3.34 : Perbandingan Capaian Kinerja Sasaran Startegis 4 NO. REALISASI SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET STRATEGIS Th Th (n-1) (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 4 Meningkatnya 1 Indeks Kepuasan Masyarakat 78,2 79,15 79,89 Perlindungan 2 Pertumbuhan Sertifikasi Mutu 2 3,12 2,42 Konsumen dan Pengamanan 3 Komoditi/Produk Persentase Pengaduan Konsumen Terkait Jasa Kemetrologian Yang Ditindaklanjuti NO. SASARAN STRATEGIS Tabel 3.35 : Perbandingan Capaian Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD TARGET REALISASI INDIKATOR KINERJA AKHIR Th RPJMD TINGKAT KEMAJUAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 4 Meningkatnya 1 Indeks Kepuasan Masyarakat 78,8 79,89 101,4 Perlindungan 2 Pertumbuhan Sertifikasi Mutu 2 2, Konsumen dan Pengamanan 3 Komoditi/Produk Persentase Pengaduan Konsumen Terkait Jasa Kemetrologian Yang Ditindaklanjuti Tabel 3.36 : Alokasi Per Sasaran Pembangunan NO. SASARAN % INDIKATOR KINERJA Anggaran STRATEGIS Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) 4 Meningkatnya 1 Indeks Kepuasan Masyarakat ,4 Perlindungan 2 Pertumbuhan Sertifikasi Mutu Komoditi/Produk ,8 Konsumen dan Pengamanan 3 Persentase Pengaduan Konsumen Terkait Jasa Kemetrologian Yang Ditindaklanjuti ,2 SASARAN Tabel 3.37 : Perbandingan Pencapaian Kinerja dan Anggaran\ KINERJA ANGGARAN INDIKATOR Target Realisasi Capaian Alokasi Realisasi Capaian Meningkat nya Perlindung an Konsumen dan Pengaman an Perdagang an 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 2. Pertumbuhan Sertifikasi Mutu Komoditi/Produk 3. Persentase Pengaduan Konsumen Terkait Jasa Kemetrologian Yang Ditindaklanjuti 78,2 79,89 101, ,8 2 2, , ,2 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

46 Tabel 3.38 : Efisiensi Penggunaan Sumber Daya NO SASARAN INDIKATOR SASARAN % CAPAIAN KINERJA % PENYERAPAN ANGGARAN TINGKAT EFISIENSI 3. Meningkatnya Net ekspor Dalam Negeri 4. Persentase Pertumbuhan Sub Sektor 5. Persentase Kontribusi Sub Sektor terhadap PDRB ADHB Jatim 6. Nilai Net Ekspor Dalam Negeri 101,47 95,8 5, ,4 44, ,2 24,8 Analisa atas capaian indikator-indikator sasaran lima adalah sebagai berikut : Indeks Kepuasan Masyarakat Indeks Kepuasan Masyarakat selama tahun 2016 sebesar 79,89 point atau sedikit naik dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 78,2 point, sebagaimana ditetapkan pada sasaran strategis lima, indikator kinerja kesatu, sehingga persentase capaiannya sebesar 102,2 persen. Tabel 3.39 : Indeks Kepuasan Masyarakat NO Unit Kerja TAHUN 2015 TAHUN UPTK SURABAYA ,20 2 UPTK MALANG UPTK JEMBER UPTK MADIUN UPTK KEDIRI UPTK BOJONEGORO UPTK PAMEKASAN Indeks Kepuasan Masyarakat ini untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap layanan kemetrologian, diukur melalui kuisioner yang diberikan kepada masyarakat di 38 kabupaten/kota di JawaTimur.Kuisioner tersebut berisi tentang umpan balik dari masyarakat mengenai pelayanan kemetrologian yang telah dilakukan. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

47 Pelayanan kemetrologian yang dilakukan tersebut meliputi :Tera sah, Tera ulang sah, Tera/tera ulang dikantor, Tera/tera ulang di tempat pakai (loko), Pelayanan sidang tera ulang di kecamatan, Pelayanan kalibrasi dan pengujian. Adapun Hasil Survey Kepuasan Masyarakat terhadap layanan kemetrologian yang dilakukan oleh 7 (tujuh) UPT Kemetrologian Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur adalah seperti tabel 3.39 diatas.: Adapun pelaksanaan pengawasan dan penyuluhan di bidang kemetrologian dilakukan secara intensif, Peningkatan frekuensi penyuluhan kemetrologian diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kegiatan kemetrologian guna menjamin kebenaran pengukuran dalam kehidupan sehari- hari. Adapun dalam melaksanakan tugasnya Bidang Metrologi Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur mengacu kepada Peraturan Gubernur Jawa Timur no. 96 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur, sedangkan UPT Kemetrologian Dinas Perindutrian dan Provinsi Jawa Timur mengacu kepada Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 133 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur melaksanakan tugas, yaitu tera dan tera ulang. Berikut ini adalah tabel perkembangan kegiatan tera, tera ulang, pengujian, kalibrasi dan sertifikasi yang telah dilakukan oleh bidang metrologi dan 7 UPT Kemetrologian dalam kurun waktu Tahun Tabel 3.40 : PERKEMBANGAN KEGIATAN TERA DAN TERA ULANG UTTP DAN PENGUJIAN/KALIBRASI-SERTIFKASITAHUN URAIAN TERA / TERA ULANG T A H U N ,251 PENGUJIAN/ KALIBRASI/ SERTIFIKASI JUMLAH ,102, , ,332 Sumber : Bidang Metrologi, Disperindag Jatim Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

48 Pertumbuhan Sertifikasi Mutu Komoditi/Produk Pertumbuhan sertifikasi mutu komoditi/produk tahun 2016 tercatat sebesar 2,42 persen atau diatas target yang ditetapkan yaitu sebesar 2 persen, sebagaimana ditetapkan pada sasaran strategis empat, Indikator Kinerja Utama Kedua, sehingga persentase capaiannya sebesar 121 persen. Pada Indikator Pertumbuhan Sertifikasi mutu/komoditi pada RENSTRA Dinas Perindustrian dan Prov. Jawa Timur yang memegang peran penting dalam hal ini adalah UPT PSMB-LT Surabaya dan UPT PSMB Jember dimana Pada tahun 2016 jumlah sertifikat yang diterbitkan adalah sebanyak Sertifikat, mengalami kenaikan sebesar 229 Sertifikat atau naik sebesar 2,42 persen jika dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak Sertifikat yang diterbitkan. Pada tahun 2016 jumlah sertifikat yang diterbitkan oleh UPT PSMB LT Surabaya sebanyak sertifikat, mengalami peningkatan sebanyak 169 sertifikat atau naik sebesar 2,9 persen jika dibandingkan tahun 2015 yang berjumlah sertifikat. Sedangkan jumlah sertifikat yang diterbitkan oleh UPT PSMB LT Jember pada tahun 2016 adalah sebanyak sertifikat, mengalami kenaikan yaitu sebanyak 60 sertifikat atau naik sebesar 1,66 persen jika dibandingkan tahun 2015 yang berjumlah sertifikat Tabel 3.41 : PERKEMBANGAN SERTIFIKASI MUTU KOMODITI / PRODUK TAHUN NO. URAIAN Pengambilan Contoh No Akreditasi LP-036-IDN No Akreditasi LK-030-IDN No Akreditasi LS Pr-008-IDN Pengujian Mutu ISO No Akreditasi LP -035-IDN 6 Inspeksi Mutu ISO No Akreditasi LI -029-IDN No Akreditasi LK-214-IDN TOTAL Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

49 Persentase Pengaduan Konsumen terkait Jasa Kemetrologian Yang Ditindaklanjuti Pengaduan Konsumen terkait jasa kemetrologian yang di tindaklanjuti tahun 2016 tercatat sebesar 131 pengaduan dari 131 pengaduan yang masuk atau mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 100 persen, sebagaimana ditetapkan pada sasaran strategis lima, indikator kinerja keenam, sehingga persentase capaiannya sebesar 100 persen. Berdasarkan data Laporan Pengaduan Kemetrologian dan Tindak Lanjutnya tahun 2016 pada tabel 3.46, yang diperoleh dari Bidang Kemetrologian, jumlah pengaduan yang masuk pada tahun 2016 adalah sebanyak 131 pengaduan dan yang ditindak lanjuti sebanyak 131 pengaduan, jadi pengaduan konsumen terkait jasa kemetrologian yang ditindaklanjuti tahun 2016 adalah sebesar 131 pengaduan sehinga dapat mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2016 yaitu sebesar 100 persen. Untuk mendukung pencapaian 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (IKU) pada sasaran strategis keempat, yaitu Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan, Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur, telah menyusun program Peningkatan Perlindungan Konsumen, yang di laksanakan oleh 11 Unit kerja, antara lain : 1. Bidang metrologi, 2. Bidang Dalam Negeri, 3. UPT PSMB-LT Surabaya, 4. UPT PSMB-LT Jember, 5. UPT Kemetrologian Surabaya, 6. UPT Kemetrologian Pamekasan, 7. UPT Kemetrologian Bojonegoro, 8. UPT Kemetrologian Madiun, 9. UPT Kemetrologian Kediri, 10. UPT Kemetrologian Malang, 11. UPT Kemetrologian Jember Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan a) Pagu Anggaran dan Realisasi Anggaran Program ini didukung oleh 19 (Sembilan belas) kegiatan, yaitu : 1. Kegiatan Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa 2. Kegiatan Pengembangan infrastruktur kelembagaan standarisasi 3. Kegiatan Pelaksanaan Standarisasi Mutu Barang di UPT PSMB-LT Surabaya Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

50 4. Kegiatan Pelaksanaan Standarisasi Mutu Barang di UPT PSMB-LT Jember 5. Kegiatan Pengembangan Sarana Laboratorium Uji dan Pengembangan Metode Pengujian di UPT PSMB-LT Surabaya 6. Kegiatan Standarisasi Kualitas Bahan Baku di UPT PSMB-LT Jember 7. Kegiatan Pengelolaan Standar dan Laboratorium 8. Kegiatan Pelaksanaan Tertib Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) di Wilayah UPTK Bojonegoro 9. Kegiatan Pelaksanaan Tertib Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) di Wilayah UPTK Jember 10. Kegiatan Pelaksanaan Tertib Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) di Wilayah UPTK Kediri 11. Kegiatan Pelaksanaan Tertib Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) di Wilayah UPTK Madiun 12. Kegiatan Pelaksanaan Tertib Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) di Wilayah UPTK Malang 13. Kegiatan Pelaksanaan Tertib Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) di Wilayah UPTK Pamekasan 14. Kegiatan Pelaksanaan Tertib Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) di Wilayah UPTK Surabaya 15. Kegiatan Pengembangan sarana laboratorium uji dan pengembangan metode pengujian di UPT PSMB-LT Jember 16. Kegiatan Pengembangan pengawasan dan penyidikan 17. Kegiatan Pengembangan Sarana Kemetrologian 18. Kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Rangka Penguatan Kemetrologian 19. Kegiatan Standarisasi kualitas bahan baku di UPT PSMB-LT Surabaya Pagu Anggaran Program ini sebesar Rp ,- Realisasi sebesar Rp ,- atau 90,07%. b) Permasalahan dan Upaya pemecahan masalah Permasalahan: - Perusahaan besar dan menengah sudah memiliki kesadaran untuk menjaga standardisasi alat ukurnya. Namun perusahaan kecil yang langsung berinteraksi dengan konsumen belum memiliki kesadaran untuk menera alat ukurnya. - Masyarakat belum menyadari akan hak-haknya sebagai konsumen sehingga belum ada suatu kemauan untuk memberi pelaporan bila terjadi kecurangan takaran dan dimana harus melaporkan. - Kurangnya partisipasi dari Dinas Dinas terkait di Kabupaten/Kota dalam hal Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

51 kegiatan pengawasan barang beredar dipasaran khususnya terhadap produk dari China di karenakan keterbatasan dana, sarana dan SDM. - Penerapan standardisasi mutu produk masih terkendala dikarenakan keterbatasan informasi dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya standardisasi produk. - Masih banyaknya komoditi lokal maupun impor yang tidak sesuai dengan SNI. - Banyaknya barang tiruan/ palsu yang beredar di Pasar. - Masih terbatasnya ruang lingkup akreditasi laboratorium pengujian dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki sehingga mengakibatkan pengujian beberapa produk di subkonkan ke laboratorium luar contohnya untuk pengujian Air Minum Dalam Kemasan. Upaya pemecahan masalah : - Sosialisasi terhadap standardisasi harus terus dilakukan sampai muncul kesadaran bagi pelaku usaha untuk memproduksi barang maupun jasa sesuai dengan standar kesehatan, keselamatan maupun standar ukuran dan masyarakat mendapatkan informasi tentang hak-haknya dalam mengkonsumsi barang maupun jasa. - Sosialisasi kepada masyarakat tentang peraturan penertiban alat takar dan ukur sehingga masyarakat memiliki pengetahuan tentang takar dan ukur serta dapat melaporkan ke Dinas Perindustrian dan jika terjadi kecurangan pengukuran. - Dinas Perindustrian dan Kabupaten/Kota perlu berpartisipasi dalam pelaksanaan pengawasan barang beredar melalui penyediaan dana pengawasan maupun peningkatan SDM pengawasan. - Melengkapi sarana pengujian laboratorium penguji UPT. PSMB Surabaya untuk pengujian produk Air Mineral; Air Demineral, Biscuit, Kalium Sulfat. - Sosialisasi Aku Cinta Indonesia (ACI), perlu terus dilakukan kepada para pelajar. Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

52 No Tabel 3.42 : LAPORAN PENGADUAN KEMETROLOGIAN DAN TINDAK LANJUTNYA Tahun 2010 s.d Tahun 2016 Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah yang Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah yang yang Jumlah yang yang yang yang Jumlah pengad Bulan pengadu ditinda penga pengadu pengadu ditindak ditindak pengaduan ditindak ditindak ditindak ditindak pengaduan uan an k duan an an lanjuti lanjuti lanjuti lanjuti lanjuti lanjuti lanjuti 1 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

53 3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN Pendapatan Asli Darah (PAD) TAHUN 2016 Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 ditargetkan mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari unit-unit penghasil yang ada di lingkungan Dinas Perindag Provinsi Jawa Timur dengan target sebesar Rp ,- Realisasinya sebesar Rp. 13,484,886,399.48,- (97,16%). Adapun sumber / unit penghasil, dapat dilihat pada tabel 3.43 dibawah ini : Tabel 3.43 : Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 NO SUMBER/UNIT PENGHASIL TARGET REALISASI % 1 Upt Kemetrologian. Surabaya 4,534,092,000 4,066,738,000 90% 2 Upt Kemetrologian. Malang 1,247,250,4000 1,300,007, % 3 Upt Kemetrologian. Jember 1,059,000,000 1,149,798, % 4 Upt Kemetrologian. Kediri 1,035,200,000 1,000,848,400 97% 5 Upt Kemetrologian. Madiun 633,700, ,539,800 77% 6 Upt Kemetrologian. Bojonegoro 810,997, ,284,400 81% 7 Upt Kemetrologian. Pamekasan 322,351, ,074,000 88% 8 Bidang Metrologi 740,000, ,912,000 89% Retribusi Tera/Tera Ulang % 9 Pel. Pendidikan dari UPT Ind. Logam 54,000,000 59,600, % Perekayasaan Sidoarjo 10 Retribusi Pelayanan Pendidikan (UPT 13,500,000 24,000, % P3E Surabaya) Retribusi Pelayanan Pendidikan ,600, % 11 UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang 1,400,000,000 1,796,281, % & LT Surabaya 12 UPT Pengujian Sertifikasi Mutu Barang 600,000, ,932, % & LT Jember 13 UPT Ind. Logam Perekayasaan 554,770, ,676, % Sidoarjo 14 UPT Ind Kulit & Produk Kulit Magetan 325,000, ,418, % 15 UPT Ind Kayu & Produk Kayu 200,000, ,556, % Pasuruan 16 UPT Aneka Ind & Kerajinan di sby 70,000,000 63,140, % 17 UPT Ind. Makanam, Minuman & 49,465,200 30,023, % Kemasan Surabaya 18 Sekretariat 19 UPT Pendidikan Pelatihan & Promosi 35,000,000 35,600, % Ekspor Sby (P3E) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 3,234,235,200 3,548,628, % 19 UPT Aneka Ind & Kerajinan di sby 105,000, ,021,225 95% Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 105,000, ,021,225 95% 20 Pengelolaaan dana bergulir 90,000,000 64,423, Penerimaan lain2 ( Pendapatan atas penerimaan jasa) - 65,650,692 - GRAND TOTAL 13,879,326,940 13,484,886, ,16% Sumber : Sub Bagian Keuangan, Sekretariat - Disperindag Prov. Jatim ,48 Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

54 3.3.2 Realisasi APBD 2016 Dinas Perindustrian dan Prov. Jatim pada tahun 2016 mendapat alokasi anggaran APBD sebesar Rp ,- Realisasinya sebesar Rp ,- (93,45%), dengan rincian sbb : Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- (94,04%) Sisanya sebesar Rp ,- (5,96%); Belanja Langsung sebesar Rp ,- terealisasi sebesar Rp ,- (93,19%) Sisanya sebesar Rp ,- (6,81%), dengan rincian sbb: - Belanja Pegawai Pagu sebesar Rp ,- Realisasi sebesar Rp ,- (95,12%) Sisanya sebesar Rp ,- (19,16%) - Belanja Barang dan Jasa, Pagu sebesar Rp ,- Realisasi sebesar Rp ,- (92,75%) Sisanya sebesar Rp ,- (20,48%). - Belanja Modal, Pagu sebesar Rp ,- Realisasi sebesar Rp ,- (93,32%) Sisanya sebesar Rp ,- (21,35%), Realisasi Per Program, sebagai berikut : Tabel 3.44 : Realisasi Anggaran APBD Per Program Tahun 2016 Sumber : Sub Bagian Keuangan, Sekretariat - Disperindag Prov. Jatim Dinas Perindag Prov. Jawa Timur Laporan Kinerja TA

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PERINDUSTRIAN 1 Meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 I. VISI No 1. URAIAN VISI sebagai pusat industri dan perdagangan terkemuka, berdaya saing global dan berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

PERUBAHAN. Renja 2015

PERUBAHAN. Renja 2015 PERUBAHAN Renja 2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR 2015 1 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Perubahan SKPD

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Sistematika Penulisan... 6

DAFTAR ISI Sistematika Penulisan... 6 ! "! DAFTAR ISI Hal PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii SK Kepala Dinas. iv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1.2 Landasan Hukum... 1.3 Maksud dan Tujuan... 1.3.1 Maksud... 1.3.2 Tujuan... 1 2

Lebih terperinci

2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR Renja 2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD yang memuat kebijakan, program,

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR 2014 DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008 BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman IKHTISAR EKSEKUTIF...i KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI 2004 No. 37 / VII / 1 JULI PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN MEI EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Mei kembali bertahan di atas US$ 5 milyar, yaitu mencapai US$ 5,50 milyar atau lebih tinggi 5,60

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Kementerian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 BIRO PERENCANAAN 2017 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019 Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Nomor: 188/591.1/KPTS/118-01/2014

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Urusan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi yaitu sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor

Lebih terperinci

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Lebih terperinci

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

6. URUSAN PERINDUSTRIAN 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi. Sektor industri memegang peranan penting dalam peningkatan

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016-2021 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BANJAR PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Perwira No. 44 Gg Tanjung Rema Telp.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 2016 DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir DPA SKPD 2.2 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Tahun Anggaran 206 Urusan Pemerintahan : 2. 07 Urusan Pilihan Perindustrian Organisasi :

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 8 Oktober 2015 DAFTAR ISI Hal I Kinerja Makro Sektor Industri 3 II Visi, Misi,

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JANUARI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JANUARI 2014 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 16/03/35/Th. XII, 3 Maret PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JANUARI EKSPOR JAWA TIMUR BULAN JANUARI NAIK 9,35 PERSEN Nilai Ekspor JawaTimur bulan mencapai US $ 1.643,66

Lebih terperinci

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 215 BERDASARKAN JENIS NO SUMBER ANGGARAN RINCIAN ANGGARAN TA 215 (dalam ribuan rupiah) BARANG MODAL JUMLAH 1 RUPIAH MURNI 629459711 1.468.836.8 42882193 2.527.117.694

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 250,0 275,0 320,0 360,0 1 Peningkatan Pengelolaan Pelayanan Publik 2 Pengembangan SDM Industri Tersebarnya informasi,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU JANUARI EKSPOR RIAU BULAN JANUARI TURUN 13,27 PERSEN No. 13/02/14/Th. XVI, 16 Februari Nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada bulan mencapai US$

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016 KODE PROGRAM RUPIAH MURNI 19.1.2 19.2.7 19.3.6 19.4.8 19.5.9 19.6.3 19.7.12 19.8.1 19.9.11 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Program Peningkatan Sarana

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JULI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JULI 2013 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 57/09/35/Th. XI, 2 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR JULI EKSPOR JAWA TIMUR BULAN JULI NAIK 15,33 PERSEN Nilai Ekspor Jawa Timur bulan mencapai US $ 1.256,65

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Tahun 2016 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro tahun 2016 sebagaimana yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik Kaltim, sebelumnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 24/04/32/Th.XVII, 15 April PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR DESEMBER 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR DESEMBER 2013 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 08/02/35/Th. XII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR JAWA TIMUR DESEMBER EKSPOR JAWA TIMUR BULAN DESEMBER NAIK 15,05 PERSEN Nilai Ekspor Jawa Timur bulan mencapai

Lebih terperinci

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur A. Perkembangan Ekspor Ekspor Jawa Timur Sebesar USD 1,73 Miliar, Turun 11,39 persen Nilai Ekspor Jawa Timur mencapai

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI 2002 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN FEBRUARI No. 15/V/1 APRIL EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan Februari mencapai US$ 4,18 milyar atau naik 4,36 persen dibanding ekspor bulan Januari sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD BAB VI Indikator Kinerja yang Mengaeu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2005 No. 53 / VIII/ 1 Nopember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan mencapai US$ 7,38 milyar, lebih tinggi 4,94 persen dibanding ekspor bulan Agustus sebesar

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN

PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN PEGUKURAN KINERJA KEGIATAN SKPD : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY Tahun : 2014 No. Sasaran strategis Indikator Program/Kegiatan Anggaran Kinerja Realisasi Fisik Keuangan % % KOPERASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA TANGERANG TAHUN ANGGARAN 2015 Latar belakang, maksud dan tujuan Penyusunan Renja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi periode

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas

EKSPOR Perkembangan Ekspor Ekspor Migas dan Non Migas EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan ober mencapai US$ 7,27 milyar, atau 1,62 persen lebih tinggi dibanding ekspor bulan lalu. Secara kumulatif, ekspor Januari - ober mencapai US$ 58,5 milyar atau naik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017 No. 16/03/36/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 TURUN 3,84 PERSEN MENJADI US$904,45 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 3,84

Lebih terperinci

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR 4.1. Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami pertumbuhan yang signifikan. Data dari

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48

Lebih terperinci

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA -------------------------------------------------------------------------------- I. Gambaran Umum

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MARET 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU MARET No. 18/05/14/Th. XVIII, 2 Mei EKSPOR RIAU BULAN MARET NAIK SEBESAR 6,86 PERSEN, SEDANGKAN IMPOR TURUN SEBESAR 12,36 PERSEN Nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 No. 054/10/15/Th.X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 AGUSTUS Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 160,46 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,57 Juta. Nilai ekspor asal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 7 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Kota Semarang Dinas Perindustrian Kota Semarang terletak di Jalan Pemuda No. 175 Gedung Pandanaran lantai 4 Semarang, sebelum menempati

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004 No. 56 / VII / 1 NOVEMBER PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan menembus angka US$ 7 milyar, yakni mencapai US$ 7,15 milyar, atau 13,33 persen lebih

Lebih terperinci

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN P R O V I N S I J A W A T E N G A H Laporan Hasil Rapat Pengendalian Internal Bulan September 2016 Page 1

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN P R O V I N S I J A W A T E N G A H Laporan Hasil Rapat Pengendalian Internal Bulan September 2016 Page 1 Laporan Hasil Rapat Pengendalian Internal Bulan September 2016 Page 1 LAPORAN HASIL EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL PELAKSANAAN APBD/APBN PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU DESEMBER EKSPOR RIAU BULAN DESEMBER NAIK 8 PERSEN No. 06/02/14/Th. XVI, 2 Februari 2015 Nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada bulan mencapai US$

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

Luas : km2 38 Kabupaten/Kota Terdiri Dari : 664 Kecamatan dengan Desa /Kelurahan. Indah & Subur Kaya Bahan Tambang Kaya Kuliner

Luas : km2 38 Kabupaten/Kota Terdiri Dari : 664 Kecamatan dengan Desa /Kelurahan. Indah & Subur Kaya Bahan Tambang Kaya Kuliner 1 2 Luas : 47.154 km2 38 Kabupaten/Kota Terdiri Dari : 664 Kecamatan dengan 8.503 Desa /Kelurahan Indah & Subur Kaya Bahan Tambang Kaya Kuliner 3 4 Selama 4 Tahun Meningkat hampir 2 x Lipat (Triliun Rp)

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012 NO KODE UNIT KERJA/PROGRAM PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 212 BARANG MODAL (Dalam ribuan rupiah) 1 SEKRETARIAT JENDERAL 12,47,993 53,265,361 283,213,727

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 No. 07/02/15/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 103,29 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 6,69 Juta.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017 No. 38/07/36/Th.XI, 3 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI NAIK 9,95 PERSEN MENJADI US$1.001,75 JUTA Nilai ekspor Banten naik 9,95 persen dibanding ekspor April,

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Ekspor Indonesia Tahun 2011 Melampaui Target USD 200 Miliar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016 No. 08/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER TURUN 0,08 PERSEN MENJADI US$940,56 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 0,08 persen

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017 No. 44/08/36/Th.XI, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI TURUN 23,51 PERSEN MENJADI US$766,22 JUTA Nilai ekspor Banten turun 23,51 persen dibanding ekspor

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN 2008 Makassar, 25-28 Maret 2008 Penjabat Gubernur Sulawesi

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD

Lebih terperinci

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan

Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M. Kementerian Perdagangan Neraca Perdagangan Januari-Oktober 2015 Surplus USD 8,2 M, Lebih Baik dari Tahun Lalu yang Defisit USD 1,7 M Kementerian Perdagangan 17 Oktober 2015 1 Neraca perdagangan Oktober 2015 kembali surplus Neraca

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 48/05/Th. XVIII, 15 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL MENCAPAI US$13,08 MILIAR Nilai ekspor Indonesia April mencapai US$13,08

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017 No. 24/05/36/Th.XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET NAIK 9,30 PERSEN MENJADI US$995,96 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret naik 9,30 persen dibanding

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 5 TAHUN 2015 23 Oktober 2015 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA

Lebih terperinci

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU DESEMBER 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR RIAU DESEMBER No. 06/02/14/Th. XVIII, 1 Februari 2017 EKSPOR RIAU BULAN DESEMBER NAIK SEBESAR 9,21 PERSEN, SEDANGKAN IMPOR TURUN SEBESAR 25,04 PERSEN, SELAMA TAHUN EKSPOR

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENJELASAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG RKA-KL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2016 DALAM RAPAT KERJA DENGAN KOMISI VI DPR-RI Yth.: TANGGAL, 1 SEPTEMBER

Lebih terperinci

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian 6. URUSAN PERINDUSTRIAN Pembangunan perindustrian mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan dan merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain

Lebih terperinci

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : 2.11. - KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016 No. 21/04/36/Th. X, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI TURUN 2,06 PERSEN MENJADI US$669,68 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 2,06 persen dibanding

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF Perumusan umum Program Prioritas Kota Bandung bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan Wajib

Lebih terperinci

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN P R O V I N S I J A W A T E N G A H Laporan Hasil Rapat Pengendalian Internal Bulan Juli 2016 Page 1

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN P R O V I N S I J A W A T E N G A H Laporan Hasil Rapat Pengendalian Internal Bulan Juli 2016 Page 1 Laporan Hasil Rapat Pengendalian Internal Bulan Juli 2016 Page 1 LAPORAN HASIL RAPAT PENGENDALIAN INTERNAL PELAKSANAAN APBD/APBN PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2015 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017 No. 52/09/36/Th.XI, 4 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI NAIK 29,23 PERSEN MENJADI US$990,19 JUTA Nilai ekspor Banten naik 29,23 persen dibanding ekspor

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016 No. 41/08/15/Th.X, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016 Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 176,85 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,44 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 No. 23/05/16/Th.X, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 MARET Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 155,15 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 3,29 Juta. Nilai ekspor asal Provinsi

Lebih terperinci

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi disampaikan pada Forum Sinkronisasi Perencanaan Strategis 2015-2019 Dalam Rangka Pencapaian Sasaran Kebijakan Energi Nasional Yogyakarta, 13 Agustus 2015

Lebih terperinci