PERUBAHAN. Renja 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERUBAHAN. Renja 2015"

Transkripsi

1 PERUBAHAN Renja 2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR 2015

2 1 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Perubahan SKPD adalah dokumen perubahan perencanaan SKPD yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan untuk periode satu tahun baik yang dilaksanakan secara langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan cara mendorong partisipasi masyarakat (Lampiran 6, Permendagri No.54, Tahun 2010). Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur berkewajiban menyusun Renja Perubahan 2015 sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pemerintah provinsi dan nasional. Rencana Kerja Perubahan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015, berperan penting dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan daerah yang termuat dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Tahun 2015, serta menjadi dasar untuk penyusunan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun Penyusunan Renja Perubahan 2015 terdiri atas beberapa tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun Tahap pertama adalah tahap persiapan rancangan Renja Perubahan yang terdiri atas pengumpulan dan pengolahan data dan informasi untuk analisis gambaran pelayanan SKPD. Pada tahap ini dilakukan juga penelaahan/review hasil evaluasi Renja SKPD tahun lalu berdasarkan Renstra SKPD untuk menentukan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD. Berdasarkan isu-isu penting tersebut dan setelah mempertimbangkan hasil penelaahan rancangan awal RKPD Perubahan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan usulan kegiatan masyarakat, dirumuskan tujuan dan sasaran yang kemudian menjadi bahan atau rumusan kegiatan prioritas. Tahap kedua adalah tahap penyempurnaan

3 2 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR rancangan Renja Perubahan yang terdiri atas sinkronisasi Rancangan Renja Perubahan dengan kebijakan Nasional dan Provinsi dan penyesuaian Rancangan Renja Perubahan dengan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat desa sampai provinsi. Renja Perubahan 2015 merupakan penjabaran dari kebijakan dan strategi pembangunan yang termuat dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015, Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Tahun , dan menjadi bagian tak terpisahkan dari program pembangunan sektor industri dan perdagangan tahun sebelumnya. Renja Perubahan 2015 adalah penerjemahan visi, misi, program dan kegiatan dalam Rencana Strategis (Renstra) Disperindag Jawa Timur dalam kurun waktu Triwulan IV tahun Landasan Hukum Dasar hukum penyusunan Renja Perubahan 2015 ini antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan Tentang mengadakan perubahan dalam Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal pembentukan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 2286);

4 3 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

5 4 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara

6 5 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 21. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun ; 25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Jawa

7 6 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Timur Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 Nomor 3 Seri D). 26. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 96 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi JawaTimur. 27. Peraturan Gubernur Nomor 34 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015; 1.3. Maksud dan Tujuan Maksud a. Pedoman dan dasar penyusunan Rencana Kerja Perubahan Tahun b. Acuan dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Perubahan Tahun Tujuan a. Menjabarkan rencana strategis perencanaan pembangunan yang telah dituangkan dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun , Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Perubahan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015, dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun , dalam bentuk program, kegiatan, dan anggaran indikatif. b. Menyelaraskan program kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dengan program nasional di bidang perindustrian dan perdagangan, program kabupaten/kota, isu-isu strategis, usulan-usulan pada forum Musrenbang yang dilakukan secara berjenjang, serta saran masukan dari berbagai pemangku kepentingan di bidang perindustrian dan perdagangan.

8 7 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR 1.4. Sistematika Penulisan Dokumen Renja Perubahan 2015 disusun dengan mengikuti sistematika penulisan sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU BAB 3 TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB 4 PENUTUP

9 8 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2015 TRIWULAN I 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Sebelum menyusun rencana program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur perubahan Tahun 2015, perlu dilakukan evaluasi pelaksanaan Renja tahun 2015 Triwulan I (satu) dan identifikasi faktor-faktor yang mendukung pencapaian target maupun hambatan/kendala yang menyebabkan target tidak tercapai. Evaluasi kinerja didasarkan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan penjabaran dari empat sasaran strategis Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Tahun , yaitu: Meningkatnya kontribusi sektor Industri, standarisasi dan HKI Meningkatnya net ekspor nonmigas perdagangan luar negeri Meningkatnya net ekspor perdagangan dalam negeri Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri, Standarisasi dan HKI Indikator Kinerja Utama yang terkait dengan peningkatan kontribusi sektor industri, standarisasi, dan HKI adalah: Tabel 2.1 : IKU terkait Kontribusi sektor Industri, Standarisasi dan HKI Sasaran Strategis Meningkatnya kontribusi sektor Industri, standarisasi dan HKI Indikator Kinerja Utama (IKU) 1 Pertumbuhan sektor Industri Pengolahan (%) 2 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim (%) 3 Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri (%) 4 IKM yang telah menerapkan standarisasi dan HKI (%) Target 2014 *)Triwulan I 2015 dibanding Triwulan I 2014 **)EksporJanuari-Mei 2015 Capaian 2014 Target 2015 Capaian TW ,17 6,4 5,28* 27 26,42 27,25 29, ,25 83,50 89,71** 6 7,34 7,00 8,62

10 9 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Dari keempat IKU di atas, pertumbuhan industri pengolahan dan kontribusi industri pengolahan terhadap PDRB belum memenuhi target kinerja yang ditetapkan untuk tahun Selain karena perubahan metode perhitungan BPS yang mengakibatkan perbedaan antara angka target dan capaian, kondisi perekonomian baik di tingkat global maupun nasional yang belum sepenuhnya membaik menyebabkan pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan bila dibanding tahun-tahun sebelumnya. Beberapa kondisi perekonomian yang kurang menguntungkan bagi perekonomian nasional dan Jawa Timur antara lain adalah: Melemahnya ekonomi Tiongkok yang mengakibatkan turunnya permintaan komoditas global. Kondisi ini menyebabkan penurunan harga komoditas dunia yang berlangsung sejak tahun 2012 terus berlanjut. Pengurangan stimulus moneter secara bertahap ( tapering off) oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memberikan tekanan pada perekonomian di negara-negara berkembang: pergeseran arus modal ke negara-negara maju. Tahun 2014 sebagai tahun transisi pemerintahan berpengaruh terhadap ketidakpastian dan terhambatnya pengambilan keputusan yang strategis seperti reformasi subsidi yang seyogyanya dapat dilakukan lebih cepat, yang berdampak pada masih tingginya ekspektasi inflasi. Meskipun tidak mencapai target yang ditentukan, pertumbuhan industri pengolahan Jawa Timur sebesar 6,17 persen pada tahun 2014 masih lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan industri pengolahan nasional yang hanya mencapai 5,34 persen. Di sisi lain, kontribusi PDRB industri pengolahan Jawa Timur terhadap PDB industri nasional juga terus meningkat, dari 15,1 persen pada tahun 2009 menjadi 16,2 persen pada tahun 2014.

11 10 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Kinerja Penerapan Standarisasi dan HKI Persentase Industri Yang Telah Menerapkan Standarisasi dan HKI tahun 2014 tercatat sebesar 7,34 persen. Berdasarkan Data Sertifikasi Standardisasi Produk Ikm / Perusahaan Di Jawa Timur Tahun Pada tabel dibawah dapat dilihat bahwa perusahaan di Jawa Timur yang menerapkan Standarisasi dan HKI dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, karena kesadaran industri untuk menerapkan standardisasi dan peraturan yg mewajibkan seperti SNI produk. Pada Tahun 2014 Jumlah Industri/perusahaan yang menerapkan standarisasi dan HKI di Jawa Timur sebanyak perusahaan atau 7,34 persen dari total perusahaan atau industri formal di Jawa Timur yang sebanyak Perusahaan. Kinerja penerapan standarisasi dan HKI selama tahun 2011 sampai dengan triwulan I (satu) 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini: Tabel 2.2. Kinerja Penerparan Standarisasi dan HKI SERTIFIKASI STANDARISASI (Tw 1) SPPT-SNI Barcode ISO 9001: Batikmark Merek Cipta Desain Industri Jumlah Industri Berstandar Jumlah Industri Formal % Industri yang telah menerapkan standarisasi dan HKI 4,44 6,98 7,27 7,34 8,62 Sumber : Bidang SDPI, Disperindag Jatim

12 11 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Meningkatnya Net-Ekspor Nonmigas Perdagangan Luar Negeri Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terkait dengan peningkatan net - ekspor nonmigas perdagangan luar negeri dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut: Tabel 2.3. IKU terkait Net-Ekspor Perdagangan Luar Negeri Sasaran Strategis Meningkatnya netekspor nonmigas perdagangan luar negeri *) Ekspor-Impor Januari-Mei 2015 Indikator Kinerja Utama (IKU) 1 Nilai Ekspor bersih perdagangan (Milyar USD) 2 Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas (%) Target 2014 Capaian 2014 Target 2015 Capaian Tw ,05 0,07 0,59 0,73* 15 19, ,52* Sejak tahun 2014, di tengah kondisi perekonomian global yang kurang bagus, ekspor nonmigas Jawa Timur menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.3, net-ekspor nonmigas Jawa Timur selama tahun 2014 mencapai 0,07 milyar USD, jauh melebihi target yang ditetapkan yaitu -2,05 milyar USD. Kinerja tersebut terus membaik. Selama Januari-Mei 2015, net ekspor nonmigas Jawa Timur mengalami surplus sebesar 0,73 milyar USD. Surplus ini meningkat 69,77% bila dibandingkan periode Januari-Mei 2014 yang mencapai 0,43 milyar USD. Kinerja ekspor-impor selama periode Januari-Mei 2015 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut: Tabel 2.4. Nilai ekspor-impor Jawa Timur (dalam milyar USD) Uraian Jan-Mei 2014 Jan-Mei 2015 Pertumb (%) Total Ekspor 8,12 7,88-2,96 Ekspor Migas 0,4 0,2-50,00 Ekspor Nonmigas 7,72 7,68-0,52 Total Impor 10,47 8,62-17,67 Impor Migas 3,18 1,67-47,48 Impor Nonmigas 7,29 6,95-4,66 Net ekspor nonmigas 0,43 0,73 69,77

13 12 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Selama Januari-Mei 2015, negara tujuan ekspor produk non migas Jawa Timur yang terbesar adalah Jepang, diikuti Amerika Serikat, dan berikutnya adalah Taiwan. Sedangkan untuk negara ASEAN tujuan ekspor komoditi nonmigas utama Jawa Timur adalah Malaysia, diikuti Singapura, dan Thailand. Sementara untuk negara Uni Eropa tujuan utama ekspor Jawa Timur adalah Belanda, Jerman, dan Inggris. Selama periode tersebut, perhiasan/permata memberikan kontribusi terbesar terhadap ekspor nonmigas Jawa Timur, diikuti lemak dan minyak hewan/nabati serta ikan dan udang.. Impor Jawa Timur selama Januari-Mei 2015 masih didominasi oleh bahan baku/penolong (8 1,27 persen), diikuti barang modal (1 1,02 persen) dan barang konsumsi (7,71 persen). Struktur impor ini menunjukkan bahwa sebagian besar impor Jawa Timur dipergunakan untuk proses produksi. Beberapa permasalahan dan isu strategis terkait kinerja ekspor nonmigas antara lain adalah: Masih rendahnya daya saing produk ekspor dari Jawa Timur, baik kulaitas, kuantitas, harga maupun kuantitas. Semakin tingginya persaingan di pasar internasional. Belum lancarnya proses ekspor. Kerjasama dan koordinasi antarsektor perlu ditingkatkan. Masih belum optimalnya promosi perdagangan luar negeri karena masih fokus pada pasar tradisional Meningkatnya Net-Ekspor Perdagangan Dalam Negeri Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terkait dengan peningkatan net - ekspor perdagangan dalam negeri adalah persentase pertumbuhan subsektor perdagangan, persentase Kontribusi Sub Sektor Perdagangan terhadap PDRB ADHB Jatim, dan nilai net-ekspor perdagangan dalam negeri. Target kinerja dan capaian untuk masing-masing IKU dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut:

14 13 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Sasaran Strategis Meningkatnya net ekspor perdagangan dalam negeri Tabel 2.5. IKU terkait Net-Ekspor Perdagangan Dalam Negeri Indikator Kinerja Utama (IKU) 1 Pertumbuhan Sub Sektor Perdagangan (%)* 2 Kontribusi Sub Sektor Perdagangan terhadap PDRB ADHB Jatim (%)* 3 Nilai Net Ekspor Perdagangan Dalam Negeri (Rp. Trilliyun) Target 2014 Capaian 2014 Target 2015 Capaian Tw ,56 9,27 6,04** 24 25,20 24,25 17,51 80,98 100,17 93,13 17,67 *) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda, **) Tw terhadap Tw Imbas dari kondisi perekonomian global yang kurang bagus, pertumbuhan sektor perdagangan mengalami perlambatan sejak tahun Bila pada tahun 2012 sektor perdagangan mampu tumbuh sebesar 10,45 persen, maka pada tahun 2013 melambat menjadi hanya 8,48 persen dan pada tahun 2014 semakin melambat menjadi 6,56 persen. Namun demikian pertumbuhan sektor perdagangan Jawa Timur masih lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan sektor perdagangan nasional yang pada tahun 2014 hanya tumbuh sebesar 4,42 persen. Kondisi lain yang perlu dipertimbangkan adalah tren net-ekspor antar daerah yang terus meningkat dari tahun 2009 sampai Surplus perdagangan antardaerah selama periode tersebut meningkat sampai 9 kali lipat lebih (936%). Hal ini berseberangan dengan net ekspor total perdagangan luar negeri yang selalu mengalami defisit. Berangkat dari kondisi ini, perdagangan antar daerah dan antarpulau ke depan harus terus diperkuat. Beberapa isu strategis dan permasalahan terkait peningkatan ekspor perdagangan dalam negeri antara lain adalah: Masih rendahnya pertumbuhan sektor perdagangan lebih disebabkan oleh defisit migas dan jasa yang semakin membesar. Belum efisiennya sistem logistik dan konektifitas antardaerah.

15 14 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Belum optimalnya intensitas perdagangan antardaerah karena belum tersedianya informasi pasar antardaerah. Belum stabilnya harga produk agro karena panjangnya mata rantai distribusi perdagangan Meningkatnya Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang terkait dengan peningkatan perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan adalah indeks kepuasan masyarakat, jumlah sertifikasi mutu komoditi/produk yang diterbitkan, dan persentase pengaduan konsumen terkait jasa kemetrologian yang ditindaklanjuti. Target kinerja dan masing-masing IKU dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut: capaian untuk Tabel 2.6. IKU terkait Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Sasaran Strategis Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Indikator Kinerja Utama (IKU) 1 Indeks Kepuasan Masyarakat 2 Jumlah sertifikasi mutu komoditi/produk yang diterbitkan 3 Pengaduan Konsumen terkait Jasa Kemetrologian Yang ditindaklanjuti (%) Target 2014 Capaian 2014 Target 2015 Capaian Tw ,7 77, , Indeks Kepuasan Masyarakat digunakan untuk mengukur kepuasan masyarakat terhadap layanan kemetrologian, diukur melalui kuisioner yang diberikan kepada masyarakat di 38 kabupaten/kota di JawaTimur.Kuisioner tersebut berisi tentang umpan balik dari masyarakat mengenai pelayanan kemetrologian yang telah dilakukan. Pelayanan kemetrologian yang dilakukan tersebut meliputi: Tera sah, Tera ulang sah, Tera/tera ulang

16 15 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR dikantor, tera/tera ulang di tempat pakai (loko), Pelayanan sidang tera ulang di kecamatan, serta pelayanan kalibrasi dan pengujian. Jumlah sertifikasi mutu komoditi/produk diukur berdasarkan jumlah layanan pengujian dan sertifikasi mutu komoditi/produk yang dilaksanakan pada tahun berjalan. Perkembangan jumlah sertifikasi dan layanan pengujian dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut: Tabel 2.7. Perkembangan Pengujian & Sertifikasi Mutu Komoditi/Produk No Uraian Pengujian Contoh No Akreditasi LP-036-IDN No Akreditasi LK-030-IDN No Akreditasi LS Pr IDN 5 Pengujian Sertifikasi ISO Inspeksi Teknis ISO Pengujian Non Sertifikasi Pengujian di luar laboratorium/kantor Jumlah Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Terdapat beberapa isu strategis yang dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016, yaitu antara lain sebagai berikut: Kondisi Makroekonomi Global yang Tidak Menentu Kondisi makroekonomi global yang masih belum menentu sebagian besar disebabkan belum adanya kepastian Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga. Asumsi kenaikan suku bunga ini mendorong terjadinya praktik-praktik spekulasi seperti keluarnya arus modal ( capital flight) yang pada akhirnya akan menyebabkan kurs rupiah

17 16 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR tertekan. Kondisi lain adalah lambatnya pemulihan ekonomi global di beberapa negara kawasan Eropa seperti Yunani dan devaluasi Yuan yang mengakibatkan tumbuhnya ekspor tiongkok Peningkatan Penggunaan Produksi dalam Negeri Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri, salah satunya melalui penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan dan Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko. Salah satu hal pokok yang diatur Peraturan Menteri ini dalam adalah Kewajiban Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern untuk menyediakan barang dagangan produksi dalam negeri paling sedikit 80% dari jumlah dan jenis barang yang diperdagangkan. Aturan ini, yang berlaku efektif per 12 Juni 2016, merupakan tantangan sekaligus peluang bagi produk dalam negeri Perubahan Kewenangan Disperindag Jatim Pada akhir tahun 2014, terbit Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Salah satu hal penting dalam Undangundang ini yang akan mempengaruhi tugas pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur adalah pelimpahan wewenang kemetrologian kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Kinerja Pelayanan Meski kinerja pelayanan telah berjalan dengan cukup baik, namun capaian kinerja tersebut perlu ditingkatkan lebih baik lagi pada periode Peningkatan kinerja pelayanan semakin urgent, guna memberikan dampak besar bagi pencapaian kinerja pada Renstra serta mendukung terwujudnya visi Jawa Timur Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak. Sebagai lanjutan dari agenda pembangunan tahun-tahun sebelumnya, Renja Perubahan 2015

18 17 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR diharapkan mampu menjadi pedoman yang efektif bagi SKPD untuk pemenuhan target kinerja Renstra, RKPD serta RPJMD provinsi Jawa TImur. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras, kompetensi SDM, serta perlunya perbaikan atas hal-hal yang sifatnya kritis terkait dengan layanan yang harus diberikan kepada masyarakat. Aspek lain sebagai pendukung pelayanan publik yang lebih baik adalah pelaksanaan koordinasi, baik dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan pusat maupun dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten/kota se-jawa Timur. Koordinasi vertikal bertujuan untuk menserasikan pelaksanaan kegiatan dari pusat untuk dilaksanakan di daerah. Pelaksanaan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan pusat tersebut selama ini telah berjalan dengan cukup baik, yang berlangsung dalam beberapa kesempatan acara sosialisasi dan rapat kerja oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Kegiatan sosialisasi dan rapat kerja semacam ini menjadi kesempatan baik bagi Disperindag untuk menyampaikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program/kegiatan dari pusat yang dilaksanakan di daerah. Sementara itu, koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten/kota lebih sering dalam hal penyerasian usulan program/kegiatan yang diusulkan oleh Disperindag Kab/kota untuk diserasikan dengan program/kegiatan Disperindag Jawa Timur di tahun perencanaan Permasalahan dan Hambatan Dari pengalaman tahun 2014, realisasi indikator kinerja yang masih di bawah target tidak lepas dari adanya hambatan dan kendala yang ada. Hambatan dan permasalahan tersebut bersifat teknis maupun nonteknis, yang memerlukan penanganan nyata dan segera agar pelaksanaan program/kegiatan dapat berjalan lebih optimal di akhir tahun 2015 mendatang.

19 18 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Pembahasan mengenai hambatan dan permasalahan yang dihadapi disusun sesuai program-program yang telah dilakukan pada tahun Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program ini antara lain adalah: Program pengembangan IKM yang dilakukan oleh Provinsi tidak selaras dengan program pengembangan di kabupaten/ kota karena program pengembangan IKM mengacu kepada Pusat dan Provinsi sementara kabupaten/ kota memiliki agenda tersendiri dalam pengembangan IKM. Belum adanya kesadaran dari kabupaten/ kota bahwa pendataan yang valid dan up to date sangat berperan dalam proses perencanaan pembangunan dibidang pengembangan IKM. Kerjasama yang dilaksanakan melalui Program Mitra Praja Utama (MPU) belum cukup mampu menciptakan kemitraan antara dunia usaha pada kesepuluh Provinsi anggota MPU dalam pengembangan industri khususnya IKM. Kurang dan belum adanya sinkronisasi antara program/ kegiatan pembangunan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah antara Provinsi dan Kabupaten/ Kota sehingga pelatihan ataupun pembinaan yang dilaksanakan di wilayah kabupaten/ kota tidak dapat didukung oleh dana kabupaten/ kota. Program Pengembangan Klaster Industri Alas Kaki, Industri Perhiasan, Industri Berbasis Gula, Industri Perkapalan, Industri Kimia dan Kondensat serta Industri Lampu Hemat Energi belum sepenuhnya berjalan optimal. Peta Panduan atau Roadmap untuk Klaster Industri Perhiasan, Industri Berbasis Gula, Industri Kimia dan Kondensat serta Industri Lampu Hemat Energi belum tersusun.

20 19 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Pengembangan industri melalui pendekatan Klaster, OVOP, Komoditi Potensial/ Kompetensi Inti Daerah dan Industri Kreatif belum sepenuhnya didukung oleh kabupaten/ kota. 2. Program Peningkatan Kapasitas Teknologi Industri Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program ini antara lain adalah: Masih banyak IKM yang melakukan produksi dengan tanpa memperhatikan lingkungan terutama pengrajin batik dan penyamakan kulit maupun pengrajin alas kaki. Kurangnya pengembangan desain yang dikembangkan oleh IKM terhadap produk yang dihasilkan. Kurang optimalnya pemanfaatan sisa buangan produksi industri yang mengakibatkan tingginya pemakaian bahan baku. 3. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program ini antara lain adalah terbatasnya jumlah pegawai yang menguasai bidang bidang teknis sehingga pendampingan kurang optimal. 4. Program Peningkatan Industri Berbasis Sumber Daya Alam Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program ini antara lain adalah : Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan IKM pangan dalam melakukan diversifikasi dan inovasi dalam pengolahan komoditi hasil pertanian, perkebunan maupun kehutanan baik dalam rasa, jenis, bentuk maupun kemasan. Masih banyaknya sumberdaya pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan belum diolah.

21 20 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Belum adanya diversifikasi bahan baku agro untuk mengganti bahan baku impor. 5. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program ini antara lain adalah masih sulitnya mengendalikan laju impor, dimana impor masih dominan pada bahan baku, bahan baku penolong, komponen industri, dan komoditi pertanian. 6. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program ini antara lain adalah: Meskipun koordinasi dalam rangka pengendalian telah dilakukan tetapi inflasi masih mengalami fluktuasi yang elastis dikarenakan adanya beberapa faktor penyumbang inflasi diluar kendali Disperindag Prov. Jatim seperti kenaikan tarif angkutan, tarif dasar listrik, dan harga bahan bakar minyak. Pelaksanaan temu usaha dagang dengan provinsi mitra dirasa belum optimal dikarenakan kurang siapnya provinsi mitra dalam melaksanakan temu usaha dengan kita. Data bongkar dan muat di pelabuhan pelabuhan laut di Jawa Timur belum dapat diketahui secara detail dikarenakan tidak adanya kerjasama informasi dengan pihak pihak yang berwenang. Sistem Resi Gudang belum sepenuhnya dipahami dan dimanfaatkan oleh para petani Jawa Timur, dan komoditi yang dapat disimpan juga masih terbatas.

22 21 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR 7. Program Peningkatan Perlindungan Konsumen Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program ini antara lain adalah: Perusahaan besar dan menengah sudah memiliki kesadaran untuk menjaga standardisasi alat ukurnya. Namun perusahaan kecil yang langsung berinteraksi dengan konsumen belum memiliki kesadaran untuk menera alat ukurnya. Masyarakat belum menyadari akan hak-haknya sebagai konsumen sehingga belum ada suatu kemauan untuk memberi pelaporan bila terjadi kecurangan takaran dan dimana harus melaporkan. Belum adanya partisipasi dari dinas Perindustrian Kabupaten/Kota karena keterbatasan dana, sarana dan SDM, hal ini menyebabkan pengawasan barang beredar menjadi terbatas, khususnya barang dari China Penerapan standardisasi mutu produk masih terkendala oleh keterbatasan informasi dan pengetahuan masyarakat tentang informasi standardisasi produk. Masih banyaknya komoditi lokal maupun impor yang tidak sesuai dengan SNI. Banyaknya barang tiruan/ palsu yang beredar di Pasar. 8. Program Peningkatan Standarisasi Industri Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program ini antara lain adalah : IKM kosmetik dan jamu sulit mendapatkan sertifikat CPKB dan CPOTB, khususnya terkait persyaratan desain bangunan tempat produksi Penerbitan sertifikat merek memakan waktu lama Merek yang didaftarkan sama/memiliki kemiripan Tingginya biaya pendaftaran SPPT SNI

23 22 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Kurangnya perlindungan pada desain produk Penerapan desain berkaitan erat dengan kreativitas, sehingga hasil pelatihan pun berbeda pada tiap orang Masyarakat yang masih menyukai produk bermerk impor (famous brand), membuat IKM enggan membuat desain baru/ lebih senang meniru Terbatasnya ruang lingkup yang dimiliki oleh LS Pro di Jawa Timur (LS Pro mamin tidak dimiliki Jatim) Masih rendahnya kesadaran yang dimiliki IKM untuk mendapatkan SNI dan ISO sebagai salah satu faktor dalam peningkatan daya saing industri Masih kurangnya informasi atau persepsi yang diterima oleh masyarakat tentang produk SNI, sehingga masih banyak masyarakat yang menggunakan produk yang tidak memiliki SNI. Masih kurangnya kesadaran pelaku industri untuk menerapkan Gugus Kendali Mutu, Produktivitas, HACCP dan GMP dalam proses produksi. Masih banyaknya pelaku usaha yang tidak tahu caranya untuk mendapatkan mendapatkan paten terhadap produknya Dampak terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah Untuk mewujudkan visi Jawa Timur yang lebih sejahtera, berkeadilan, mandiri, berdaya saing, dan berakhlak, pemerintah daerah telah dirumuskan misi sebagai panduan langkah-langkah kebijakan yang harus ditempuh, antara lain : a. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan; b. Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi; c. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang; d. Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik; e. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial.

24 23 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Disperindag sebagai salah satu SKPD di provinsi Jawa Timur, tentu sudah menjadi keharusan bahwa setiap rumusan kebijakan, program dan kegiatan yang direncanakannya harus searah dan mendukung pencapaian visi, misi Jawa Timur di atas sebagaimana yang menjadi tugas dan fungsi pokoknya. Hal demikian tidak lain dimaksudkan agar output dan outcome yang dihasilkan dari pelaksanaan program/kegiatan tersebut benar-benar membawa dampak untuk pencapaian visi dan misi Jawa Timur. Dari hasil analisis indikator kinerja program/kegiatan, terlihat jelas bahwa beberapa program/kegiatan yang telah dilaksanakan Disperindag memiliki keterkaitan erat dengan upaya pencapaian visi, misi Jawa Timur Tantangan dan Peluang Sebagaimana diketahui, Jawa Timur merupakan provinsi penyumbang terbesar kedua PDB nasional (14, 40% di tahun 2014) setelah provinsi DKI Jakarta. Di sisi lain, pertumbuhan ekonominya tercatat tertinggi di pulau Jawa ( 5,86% di tahun 2014), dengan jumlah penduduk terbesar kedua setelah Jawa Barat. Potensi makro ekonomi dengan ditunjang sektor pertanian, industri dan perdagangan yang cukup besar ini adalah modal penting bagi Disperindag Jawa Timur dalam mendukung pencapaian target indikator kinerja. Misalnya, dukungan sektor pertanian, dan industri yang cukup besar bila dikelola dengan baik maka akan sangat mendukung Disperindag Jawa Timur dalam upaya meningkatkan share perdagangan antar daerah maupun luar negeri yang menjadi tugas pokok dan fungsinya. Tak terkecuali di sektor industri, besarnya jumlah penduduk yang ada di Jawa Timur, dari sisi permintaan tentu akan semakin memperkokoh keberlangsungan sektor industri baik yang sudah ada maupun industri baru. Namun demikian, di sisi lain dinamika lingkungan eksternal yang terus berkembang dengan cepat tentu merupakan tantangan bagi Disperindag dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan target yang diharapkan. Salah satunya, diberlakukannya Masyarakat Ekonomi

25 24 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Asia di akhir tahun 2015 berkemungkinan besar akan mempengaruhi kinerja industri dan perdagangan dalam negeri secara umum dan Jawa Timur khususnya. Pelaku industri di dalam negeri harus bersaing dengan produk dan jasa yang datang dari asing sehingga semakin berat tantangan yang dihadapi. Dalam situasi ini, tugas dan tantangan Disperindag akan semakin besar untuk membela dan melindungi industri dalam negeri melalui kebijakan, program/kegiatan yang dilaksanakan Rekomendasi dan Catatan Strategis Dari beberapa point penting isu strategis yang telah diuraikan diatas, dapat diberikan rekomendasi dan catatan strategis sebagai berikut : a. Guna menghasilkan pelayanan yang lebih optimal, diperlukan adanya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia; b. Jumlah penduduk Jawa Timur yang cukup besar serta masyarakat kelas ekonomi menengah yang terus bertambah jumlahnya perlu menjadi pertimbangan penting dalam perumusan kebijakan, program dan kegiatan c. Di tengah situasi perekenomian global yang masih kurang bagus, penguatan perdagangan antardaerah harus terus ditingkatkan. Optimalisasi peran Kantor Perwakilan Daerah (KPD) Jawa Timur, pengiriman misi dagang, dan intensifikasi promosi produk unggulan Jawa Timur di beberapa kota besar dan strategis di Indonesia adalah beberapa langkah prioritas yang dapat ditempuh. d. Dengan dibukanya berbagai bentuk pasar besar, seperti MEA atau CAFTA, peningkatan standarisasi produk Jawa Timur mutlak dilakukan agar mampu bersaing dengan negara-negara lain dan dapat diterima di pasar internasional. e. Tingginya kontribusi sektor industri pengolahan terhadap perekonomian Jawa Timur harus disertai dengan penguatan sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan strategi dan agenda RPJMD Provinsi Jawa Timur

26 25 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Tahun yang menitikberatkan pada pengembangan agroindustri. Dengan demikian, pembinaan IKM yang mengolah hasil pertanian harus menjadi salah satu prioritas pembangunan di tahun f. Upaya peningkatan ekspor dan pengendalian impor melalui pengembangan jejaring informasi ekspor-impor antar instansi terkait yang dirintis mulai tahun 2015 agar ditindaklanjuti Review atas Rancangan Awal RKPD Perubahan Tahun 2015 Review atas rancangan awal RKPD Perubahan Tahun 2015 disajikan pada Tabel 2.8. (lampiran) 2.9. Review Usulan Kabupaten/Kota Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penyusunan Rencana Kerja SKPD adalah usulan kabupaten/kota yang disampaikan dalam forum musrenbang. Telaah terhadap usulan kabupaten/kota yang disampaikan melalui Sistem Informasi Musrenbang Jatim (

27 26 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR BAB 3 TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaah Terhadap Kebijakan Nasional Sebagaimana ditegaskan pemerintah dalam RKP 2015, isu strategis pemerintah tahun 2015 di bidang ekonomi adalah transformasi sektor industri dalam arti luas. Pertumbuhan industri pengolahan ditargetkan sebesar 5,5-6,0 persen, dengan target pertumbuhan industri non-migas sebesar 6,2 persen. Peningkatan daya saing dan produktivitas industri sebagai strategi/arah kebijakan pemerintah, yang antara lain melalui program dukungan manajemen, program basis industri manufaktur, program industri unggulan berbasis teknologi tinggi, program pengembangan iklim industri, serta revitalisasi balai-balai layanan teknologi. Selanjutnya, pertumbuhan ekspor barang non-migas ditargetkan sebesar 6,5 persen, dengan rasio ekspor jasa terhadap PDB sebesar 3,1 persen. Dengan target pertumbuhan ekspor tersebut, ditetapkan strategi kebijakan sebagai berikut ; (i) fasil itasi pengembangan produk ekspor olahan nonmiigas yang bernilai tambah tinggi, (ii) peningkatan kualitas dan kuantitas ekspor jasa, (iii) peningkatan efektivitas pengamanan perdagangan untuk mendorong efisiensi dan daya saing sisi produksi sekaligus membendung terjadinya rente ekonomi. Selain isu strategis transformasi sektor industri dalam arti luas di atas, isu strategis lain adalah peningkatan efisiensi sistem logistik dan distribusi. Beberapa strategi/arah kebijakan bidang ini antara lain : (i) peningkatan efisiensi jalur distribusi bahan pokok dan strategis untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok, (ii) peningkatan sistem informasi pendukung efisiensi logistik melalui integrasi layanan secara elektronik untuk proses pre-clearance sampai post clearance, optimalisasi sistem perijinan ekspor dan impor secara elektronik yang terintegrasi antar sektor, dan

28 27 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR pengembangan sistem informasi logistik lainnya untuk peningkatan transparansi dan efisiensi biaya, (iii) peningkatan efektivitas tata kelola impor, terutama untuk menjaga daya saing bahan pokok domestik dan peningkatan efisiensi logistik bahan baku/penolong, (iv) peningkatan peranan dan kualitas jasa logistik dan jasa distribusi sebagai penyedia dan penyalur input antara dan produk akhir. Pemantapan perekonomian nasional untuk peningkatan kesejahteraan rakyat secara adil menjadi tema utama pembangunan pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun Sesuai dengan tema tersebut, selanjutnya strategis untuk hal-hal yang signifikan, berdampak luas, dan berfungsi sebagai pengungkit. Salah satu isu strategis yang disarikan dari arahan presiden di berbagai kesempatan sebagai respon terhadap permasalahan yang muncul adalah pemantapan perekonomian nasional. Dalam upaya mewujudkan isu strategis tersebut, ada beberapa kondisi dan target sebagai prasarat yang harus dipenuhi, diantaranya: 1. Pencapaian surplus beras 10 juta ton; 2. Konektivitas yang menjamin tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan industri, dan; 3. Perkuatan kelembagaan hubungan industrial 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Perubahan 2015 Tujuan Rencana Kerja Perubahan Tahun 2015 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, mengacu pada Renstra , adalah: 1. Meningkatkan daya saing industri manufaktur 2. Meningkatkan kinerja ekspor non migas 3. Meningkatkan penguatan pangsa pasar dan efisiensi perdagangan dalam negeri 4. Meningkatkan tertib perdagangan

29 28 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Tujuan di atas kemudian dijabarkan ke dalam beberapa sasaran strategis berikut: 1. Meningkatnya kontribusi sektor Industri, standarisasi dan HKI 2. Meningkatnya net ekspor nonmigas perdagangan luar negeri 3. Meningkatnya net ekspor perdagangan dalam negeri 4. Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan Target kinerja untuk masing-masing Indikator Kinerja Utama disajikan pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1. Target Kinerja Tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2015 Meningkatnya kontribusi sektor Industri, standarisasi dan HKI Meningkatnya netekspor nonmigas perdagangan luar negeri Meningkatnya net ekspor perdagangan dalam negeri Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 1 Pertumbuhan sektor Industri Pengolahan (%) 2 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB ADHB Jatim (%) 6,40 27,25 3 Kontribusi Nilai Ekspor Produk Industri (%) 83,50 4 IKM yang telah menerapkan standarisasi dan HKI (%) 7,00 1 Nilai Ekspor bersih perdagangan (Milyar -0,59 USD) 2 Persentase Pertumbuhan Ekspor Non Migas (%) 15,00 1 Pertumbuhan Sub Sektor Perdagangan 9,27 (%)* 2 Kontribusi Sub Sektor Perdagangan 24,25 terhadap PDRB ADHB Jatim (%)* 3 Nilai Net Ekspor Perdagangan Dalam 93,13 Negeri (Rp. Trilliyun) 1 Indeks Kepuasan Masyarakat 78 2 Jumlah sertifikasi mutu komoditi/produk yang diterbitkan 3 Pengaduan Konsumen terkait Jasa 100 Kemetrologian Yang ditindaklanjuti (%) 3.3 Program dan Kegiatan Rencana program dan kegiatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 terdiri dari program-program yang menunjang visi dan misi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

30 29 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Jawa Timur. Program ini mencakup urusan perindustrian dan urusan perdagangan serta program-program penunjang. Tabel 3.2 Keterkaitan Sasaran Strategis dan Program 2015 Urusan Sasaran Strategis Program Perindustrian Meningkatnya kontribusi sektor Industri, 1 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah standarisasi dan HKI 2 Program Penataan Struktur Industri 3 Program Peningkatan Kapasitas Teknologi Industri 4 Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia 5 Program Peningkatan Standarisasi Industri 6 Program Peningkatan Industri Berbasis Sumber Daya Alam Perdagangan Meningkatnya net-ekspor nonmigas perdagangan luar negeri Meningkatnya net ekspor perdagangan dalam negeri Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 7 Program Peningkatan Ekspor dan Pengendalian Impor 8 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 9 Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan Program Penunjang 10 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 11 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 12 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 13 Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan Urusan Perindustrian Program yang akan dilaksanakan meliputi: a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah jumlah IKM yang mendapatkan fasilitasi untuk peningkatan daya saing. b. Program Peningkatan Kapasitas Teknologi Industri

31 30 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah jumlah IKM yang mendapatkan pelayanan teknis. c. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah jumlah IKM yang mendapatkan pembinaan dan pelatihan. d. Program Peningkatan Standardisasi Industri Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah jumlah IKM yang mendapat fasilitasi standardisasi industri. e. Program Peningkatan Industri Berbasis Sumber Daya Alam Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah nilai produksi industri agro (triliun rupiah). f. Program Penataan Struktur Industri Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah luas kawasan industri yang terpakai untuk kegiatan industri Urusan Perdagangan Program yang akan dilaksanakan meliputi: a. Program Peningkatan Ekspor dan Pengendalian Impor Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah net-ekspor nonmigas (milyar USD). b. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah net-ekspor perdagangan dalam negeri (Rp. triliyun). c. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Indikator yang akan dicapai melalui program ini adalah jumlah standardisasi mutu barang dan alat ukur.

32 31 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR Program-Program Penunjang Program penunjang terdiri dari dari: a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah d. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Rincian program dan kegiatan beserta pagu indikatif sesuai RKPD Perubahan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 disajikan dalam bentuk Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 pada Tabel 3.3 (lampiran).

33 32 RENJA PERUBAHAN TAHUN 2015 DISPERINDAG JAWA TIMUR BAB 4 PENUTUP Rencana Kerja Perubahan (Renja) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tahun 2015 disusun berdasarkan RKPD Perubahan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan merupakan tahapan awal yang menjadi dasar penyusunan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Tahun Sebagai sebuah rencana, dokumen ini memuat rencana program dan kegiatan yang masih bersifat indikatif. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk dilakukan berbagai perubahan dan perbaikan terhadap rencana tersebut. Dalam penyusunan Renja Perubahan Tahun 2015 ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur mempertimbangkan berbagai permasalahan dan isu-isu strategis terkait bidang perindustrian dan perdagangan, baik di tingkat internasional, regional, nasional maupun Provinsi Jawa Timur. Selain itu Renja Perubahan ini sedapat mungkin mengupayakan sinkronisasi dengan kebijakan-kebijakan nasional yang diambil oleh Kementerian Perindustrian maupun Kementerian Perdagangan. Masukan dari berbagai pemangku kepentingan (asosiasi, perbankan, kabupaten/kota, dan lain-lain) dalam berbagai forum yang difasilitasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan Renja Perubahan ini. Surabaya, Juni 2015 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR Ir. WARNO HARISASONO, M.Eng Pembina Utama Madya NIP

DAFTAR ISI Sistematika Penulisan... 6

DAFTAR ISI Sistematika Penulisan... 6 ! "! DAFTAR ISI Hal PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii SK Kepala Dinas. iv BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1.2 Landasan Hukum... 1.3 Maksud dan Tujuan... 1.3.1 Maksud... 1.3.2 Tujuan... 1 2

Lebih terperinci

2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR Renja 2015 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD) adalah dokumen perencanaan SKPD yang memuat kebijakan, program,

Lebih terperinci

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Agenda pembangunan bidang ekonomi sebagaimana tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014 adalah meningkatkan percepatan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PERINDUSTRIAN 1 Meningkatnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 diukur dengan cara membandingkan antara target pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 167 SURABAYA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 MATRIKS RENCANA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 I. VISI No 1. URAIAN VISI sebagai pusat industri dan perdagangan terkemuka, berdaya saing global dan berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015 merupakan dokumen perencanaan daerah tahun keempat RPJMD Kabupaten Tebo tahun 2011 2016, dalam rangka mendukung Menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Lampung adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, yang merupakan penjabaran dari Rencana

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO. 6 2009 SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR 2014 DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun merupakan dokumen perencanaan strategis untuk memberikan

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 32 Tahun 2014 TANGGAL : 23 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman IKHTISAR EKSEKUTIF...i KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Jend. Sudirman Timur Nomor 50 Telp. (0284) 321542 Pemalang Email : diskoperindag.pemalang@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Kerja (RENJA) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diharuskan untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa agar kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan pada acara FORUM GABUNGAN SKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan yang baik dalam skala nasional maupun daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019 Lampiran Surat Keputusan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Nomor: 188/591.1/KPTS/118-01/2014

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 yang mempunyai tema Memperkuat perekonomian domestik bagi peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR

2015 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JL. RAYA SOREANG KM. 17 SOREANG TELP. (022) 5897432 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2012-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2017 merupakan tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan

PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PEMBINAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENERAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 REVISI KE II BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN.. 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Landasan Hukum.. 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : 462/KEP/GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 13 JULI 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN JL. KAPTEN A. RIVAI PALEMBANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Tahun Anggaran 2015 adalah Rencana Operasional

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Setiap daerah di era Otonomi memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk dapat mengatur proses pembangunannya sendiri, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016-2021 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BANJAR PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Jl. Perwira No. 44 Gg Tanjung Rema Telp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pembangunan secara efektif, efisien, dan memiliki sasaran yang tepat maka diperlukan proses perencanaan untuk menjamin tercapainya

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH Jakarta, 2 Maret 2012 Rapat Kerja dengan tema Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan Pembangunan Ekonomi yang dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I, seluruh Pejabat Eselon II, Pejabat

Lebih terperinci