WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK SEPATU DARI KULIT SISA (AVAL) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PRODUKTIF SMK KRIYA KULIT DI PPPPTK SENI DAN BUDAYA SLEMAN YOGYAKARTA Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan proses desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar dengan pembelajaran proses desain dan strategi pembelajaran pada diklat produktif kriya kulit. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan kuantitatif. Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru (before-after) atau dengan membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan pengecekan kebenaran informasi yang telah ditulis dalam laporan kepada nara sumber dan arahan dari pembimbing Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara kuantitatif menunjukan angka ratarata nilai bagus, dalam memgaplikasi desain sepatu sebagai strategi bahwa kuantitatif menunjukkan desain sepatu untuk meningkatkan kompetensi produktif gu ru SMK pengembangan produk sepatu dari kulit sisa (aval) dapat digunakan sesuai dengan pembelajaran diklat produktif kriya kulit dengan alasan score penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 24%, bagus 52 % cukup 24% kurang 0% dan sangat kurang 0% Sedangkan hasil evaluasi dari evaluator uji coba produk sampai tahap ke-3 adalah dengahasil penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 55%, bagus 43 % cukup 2% kurang 0% dan sangat kurang 0%. Produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) sesuai untuk diklat kompetensi kriya kulit bagi guru. Dalam mengaplikasikan proses desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar dengan pembelajaran pada diklat produktif kriya kulit, dan proses pembelajaran telah berdampak positif terhadap pihak peserta diklat maupun pihak PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Kata kunci : Pengembangan, Desain, Produk Sepatu Kulit Sisa, PPPPTK Seni dan Budaya. I. PENDAHULUAN A. PENGANTAR Peningkatan mutu pendidikan pada saat ini telah menjadi komitmen besar pemerintah. Hal ini tercermin dalam produk undang-undang tentang pendidikan yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka mendongkrak kualitas mutu pendidikan adalah undang-undang UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Salah satu alasan pemerintah mengeluarkan undang-undang guru dan dosen adalah bahwa guru dan dosen mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan.

2 Kondisi kompetensi guru dalam mendesain pada tingkat pengembangan sangat bervariatif, ada yang menguasai kompetensi mendesain dengan baik tapi ada juga yang belum menguasai komptensi mendesain dengan baik. Di samping itu dalam proses pembelajaran belum menggunakan strategi yang variatif yang masih konvensional. Kurangnya pemahaman guru dalam pengembangan desain sepatu dari kulit sisa (aval) berdampak pada hasil karya. Guru dalam membuat desain produk sepatu dari kulit sisa (aval) tidak maksimal sehingga pada saat melakukan proses produksi terjadi perubahanperubahan yang tidak senada dengan desain yang telah disiapkan. Bahan kulit sisa (aval) adalah sebagai bahan alterrnatif produk kreatif kulit yang digunakan peserta diklat produktif kriya kulit. Bahan kulit sisa (aval) menjadi alternatif yang tepat untuk membuat produk kreatif. Bahan kulit sisa juga bermanfaat bagi peserta diklat dan studio kulit sebagai tempat pelaksanaan diklat produktif dengan maksud untuk meningkatkan kreatifitas. Produk kretatif kriya kulit antara lain gantungan kunci, dompet, tas, sepatu, sandal dan sebagainya. Pengembangan ialah merupakan ungkapan ide desain yang akan dibuat karya/ produk yang dilakukan melalui pembuatan sketsa-sketsa alternatif. Pengembangan desain dalam proses desain dituntut kreatifitas yang tinggi, karena harus dapat mencari ide baru dalam membuat produk tersebut yang dilanjutkan dengan proses produk yang menghasilkan sebuah produk baru atau yang lebih dikenal dengan sebutan industri kreatif. B. RUMUSAN MASALAH Karena luasnya ruang lingkup pembelajaran kompetensi Produk Kreatif Kulit maka perlu pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengembangan desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar sesuai dengan proses pembelajaran desain produk pada diklat produktif kriya kulit? 2. Apakah pengembangan desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa dapat meningkatkan kompetensi produktif guru SMK? C. TUJUAN PENGEMBANGAN Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1. Untuk mengaplikasikan proses pengembangan desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval) yang benar untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK.

3 D. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIKEMBANGKAN 1. Produk sepatu yang memiliki nilai seni dan fungsi dari produk kriya. 2. Desain yang meningkatkan citra suatu benda. 3. Sesuai selera masyarakat pemakainya. 4. Produk kriya secara umum sangat perlu dalam perkembangannya. E. PENTINGNYA PENGEMBANGAN Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengungkapkan ide desain dalam mendesain dan cara mengembangkan produk yang dilakukan melalui pembuatan sketsa-sketsa alternatif 2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengungkapan ide desain dalam pembuatan produk sepatu dari kulit sisa (aval). Untuk meningkatkan ketrampilan dalam pembuatan produk pengembangan sebagai benda kriya yang digunakan sebagai alat dan media diklat. 3. Untuk meningkatkan ketrampilan tentang pembuatan produk pengembangan yang relevan dengan kompetensi kriya kulit untuk digunakan dalam penyampaian materi pelajaran agar tujuan diklat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Desain Desain juga bisa menunjukkan fungsi dan kegunaannya ke pangsa pasar yang dituju. Oleh sebab itu desain juga tergantung dari fungsi dan kegunaan suatu produk tersebut akan dipasarkan. Produk kerajinan akan dihargai dengan semestinya sangat bergantung dari desainnya. Tanpa desain yang memadai, suatu produk kerajinan akan sulit bersaing di pasaran, karena nilai tambahnya sangat rendah. Karena itu agar produk kerajinan dapat menjadi salah satu komuditas perdagangan yang bernilai ekonomi tinggi, harus ada upaya meningkatkan mutu desain. Menurut Sachari (2003 : 8) Desain adalah sebuah kegiatan kreatif yang mencerminkan keanekaan bentuk kualitas, proses pelayanan dan sistem, bagaikan sebuah lingkaran yang saling berhubungan, selain itu desain merupakan faktor yang membangun kegiatan inovasi pemanusiaan teknologi, dinamika budaya dan perubahan ekonomi. Pada dasarnya manfaat desain yaitu untuk menciptakan nilai tambah suatu produk kerajinan, maka desain juga harus berfungsi meningkatkan

4 citra suatu benda, dan pada akhirnya menggiring kecenderungan selera masyarakat pemakainya. B. Perkembangan Desain Menurut Cooper dan Press dalam Materi Diklat Desain Produk TAP 2008 menjelaskan bahwa untuk memahami keberadaan Desain bagi industri dan masyarakat secara umum dapat dilihat dan konteks-konteks berikut ini : a. Desain sebagai karya seni Seniman desainer dan craf designers terkenal mendesain produk-produk prestis dan eksklusif, target segmen pasar dan barang-barang ini adalah kalangan atas dan orangorang kaya. Tuntutan konsumen dalam level ini, sudah berada dalam tingkatan pemenuhan kebutuhan akan obyek-obyek, nilai atau simbol-simbol sosial yang relevan dengan gaya hidup mereka. b. Desain sebagai kreativitas Pekerjaan desain menurut kombinasi pikiran yang serasi antara logika dan institusi sebagai hasilnya; kegiatan kreatif; desain tidak selalu dengan mudah sesuai tuntutantuntutan dan kondisi-kondisi manajemen. c. Desain sebagai problem solving Desain sebagai kegiatan problem solving adalah tindakan untuk mencari oftimasi keseimbangan antara faktor-faktor teknologi, produksi dan fungsi produk. d. Desain sebagai planing proses Desain bisa sangat berguna bila ditinjau sebagai strategi proses perencanaan agar dapat menerapkan inovasi-inovasi yang potensial dari perusahaan dalam menjawab tuntutantuntutan pasar yang berubah. C. Proses Pembuatan Desain Barang Kulit Proses pembuatan barang kulit dibagi menjadi dua bagian, yaitu Proses Desain dan proses teknis. Contoh proses desain : 1) Konsep Pemasaran/ planing, 2) Pengembangan Desain, 3) Pengujian dan faktor teknis, 4) Aplikasi Desain, 5)Quality control Desain, 6) Presentasi Desain, 7) Percobaan teknik produksi, 8) Produksi masal, dan 9) Promosi penjualan. Kebangkitan Desain Modern di Eropa dikutip Sachari (1999 : 17) Desain menurut pandangan dunia modern, secara substantif tidak dapat dilepaskan dari dunia gagas manusia, yaitu unsur akal (rasio, logika, pikiran dan ide) dan unsur rasa (kreativitas, intuisi, ilham, selera, dan niali-nilai).

5 D. Proses Produk kriya Kulit Proses produksi adalah dalam produk ini diperlukan kompetensi-kompetensi yang berkaitan dengan produk yang akan dibuat setelah merencanakan produk dalam bentuk desain karena proses ini sangat menentukan terwujud tidaknya suatu karya. Dalam pembuatan karya tak lepas dari bahan baku untuk membuat suatu produk tersebut, bahan baku tersebut diantaranya kulit samak. E. Kulit sisa (Aval) Bahan kulit sisa(aval) adalah sisa kulit bahan yang digunakan untuk membuat suatu produk yang telah dianggap tidak dapat lagi digunakan sebagai bahan pokok produk tertentu. Bahan kulit sisa (aval) yang digunakan peserta diklat produktif kriya kulit relevan dengan produk barang kulit yang diproduksi. Sebab itu bahan kulit sisa (aval) menjadi alternatif yang tepat untuk membuat produk kreatif. Kulit sisa bisa dibuat produk kreatif antara lain hiasan dinding, hiasan pintu, dompet, tas, gantungan kunci, asbak, kipas kap lampu, sepatu, sandal dan sebagainya. F. Teknik Pembuatan Produk Sepatu kulit sisa (aval) Dalam porto folio yang berisi tentang cara membuat sepatu diawali dari studi pustaka, pembuatan sket, desain terpilih sesuai dengan tema, pembuatan pola, proses produksi, benda jadi dan kalkulasi harga. Sistem pembelajaran demikian diharapkan peserta diklat mampu membuat produk dengan langkah-langkah yang benar dan berkualitas. Salah satu dari kerajinan kulit tersamak adalah sepatu fantovel. Sepatu fantovel adalah sepatu yang tidak menggunakan tali. pemakaianya sangat praktis karena kaki langsung dimasukan kedalam sepatu, dan bentuknya sederhana serta menarik. Bahan yang digunakan adalah kulit box, sol bawah menggunakan sol cetak. Materi pembuatan sepatu fantovel ini terdiri dari penggabungan dari beberapa kompetensi yaitu : Mempersiapkan alat kerja dan bahan, pola potong dan pola kerja, memotong, menyeset, menjahit, merakit, membentuk dan finishing III. METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Research and Development) dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan kuantitatif. Metode ini, (eksperimen) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010).

6 Eksperimen dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru (before-after) atau dengan membandingkan dengan kelompok yang tetap menggunakan sistem lama. Dalam hal ini ada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2010). A. Prosedur Pengambangan 1. Studi Pendahuluan Kondisi kompetensi guru dalam mendesain pada tingkat pengembangan sangat bervariatif, ada yang menguasai kompetensi mendesain dengan baik tapi ada juga yang belum menguasai komptensi mendesain dengan baik. Di samping itu dalam proses pembelajaran belum menggunakan strategi yang variatif yang masih konvensional. Kurangnya pemahaman guru dalam pengembangan desain sepatu dari kulit sisa (aval) berdampak pada hasil karya. Guru dalam membuat desain produk sepatu dari kulit sisa (aval) tidak maksimal sehingga pada saat melakukan proses produksi terjadi perubahanperubahan yang tidak senada dengan desain yang telah disiapkan. 2. Pengembangan Prototipe Desain produk adalah propesi yang mengkaji dan mempelajari desain dengan berbagai pendekatan dan pertimbangan baik dari segi fungsi, inovasi teknologi, ekonomi, ergonomi, teknik material, sosial budaya, nilai estetis, pasar, hingga pertimbangan-pertimbangan lingkungan 3. Uji lapangan Uji lapangan ini dilakukan untuk menguji atau menilai apakah solusi yang ditawarkan yang berupa produk pengembangan sepatu dari kulit samak layak tidaknya sebagai peraga diklat : a) Apakah produk pembelajaran memenuhi kriteria sebagai peraga diklat? b) Apakah dengan menggunakan peraga produk pembelajaran diklat lebih efektif? c) Apakah peraga produk pembelajaran dapat mengatasi permasalah dalam pembelajaran diklat? 4. Teknik Pengumpulan Data Strategi pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan tehnik berikut : Wawancara Observasi Dokumentasi Instrumen Penelitian

7 B. Sumber Data Untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan pengecekan kebenaran informasi yang telah ditulis dalam laporan kepada nara sumber dan arahan dari pembimbing. a. Validasi (Revisi Desain 1) Desain yang ditawarkan sebagai produk pengembangan ini dilakukan proses pembebenahan desain pada bagian yang perlu ditambahkan atau dikurangi sesuai saran dari evaluator dan pembimbing. b. Uji coba Pada tahap ini dilakukan uji coba proses pembuatan produk untuk dijadikan model pembuatan produk serupa nantinya sebagai peraga pembelajaran dengan menggunakan peraga sepatu dari kulit tersamak. c. Revisi produk (2) Revisi produk adalah merupakan masukan atau saran dari pakar atau ahli sebagai solusi perbaikan produk pengembangan sebagai peraga diklat. c. Revisi produk (3) Revisi produk adalah merupakan masukan atau saran dari pakar atau ahli sebagai solusi perbaikan produk pengembangan sebagai peraga diklat. e. Tahap akhir Pada tahap ini semua data dianalisis melalui beberapa la ngkah dan diuji melalui berbagai sumber, setelah itu baru diinterpretasikan dengan pertimbangan data data yang sudah diuji sebelumnya. Dan sebagai akhir kegiatan penelitian ialah penulisan laporan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk karya tulis ilmiah. IV. HASIL PENELITIAN A. Sepatu Sepatu merupakan salah satu perlengkapan pakaian manusia yang dikenakan pada kaki untuk melindungi dari panas dan gangguan lain serta untuk menambah keindahan penampilan. Hal-hal seperti itulah yang perlu mendapat perhatian dan penelitian yang cermat bagi seorang perancang sepatu. Tidak sembarangan seorang perancang menentukan kegunaaan sepatu yang dibuatnya. Perancang haruslah hati-hati dalam menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkunganya.

8 Dalam perkembangannya kemudian, banyak timbul desain-desain alternatif yang merupakan variasi dari desain-desain pokok, yang mewujudkan kreasi dan imajinasi perancangnya. Tetapi kalau kita lihat maka model-model sepatu tersebut pada dasarnya, tetap mengacu pada bentuk dasar model sepatu seperti Oxpord, Fantovel, Derby, Pump. Produk sepatu adalah termasuk kerajinan/ leather handycraf, berbagai jenis produk sepatu yang beredar dipasaran akan menimbulkan upaya produsen untuk selalu meningkatkan mutu produknya, semakin berat produsen untuk bersaing dipasaran baik mengenai desain, bahan dan teknik pengerjaan. Untuk itu perlu desain-desain baru yang sesuai dengan selera konsumen. B. Visualisasi desain Sepatu fantofel menggunakan kulit tersamak, dengan ketebalan 2 mm, atasan sepatu terdiri dari pola vamp utuh, quater lidah, tutup lidah (saddle) bagian dalam sepatu terdiri dari pelapis penggerak dan texon, sool sepatu ukuran 39 dari bahan plastik. Pembuatan pola sepatu fantovel adalah pembuatan komponen atau bagian-bagian produk sepatu fantovel dengan menggunakan bahan seperti kertas malaga/duplek, karton atau bahan lain berdasarkan gambar kerja. Berdasarkan gambar kerja, proses pembuatan pola dapat dilakukan. Jumlah pola yang akan dibuat dapat dihitung sesuai dengan jumlah pada gambar kerja, sedangkan ukurannya dibuat sesuai dengan ukuran gambar kerja. Dari hasil pembuatan pola tersebut harus dicoba atau dirakit terlebih dahulu. Dengan demikian bila terdapat kesalahan bentuk atau ukuran akan dapat diperbaiki. C. PEMBAHASAN Hasil produk sepatu adalah termasuk kerajinan/ leather handycraf, berbagai jenis hasil produk sepatu yang beredar dipasaran akan menimbulkan upaya produsen untuk selalu meningkatkan mutu produknya, semakin berat produsen untuk bersaing dipasaran baik mengenai desain, bahan dan teknik pengerjaan. Untuk itu perlu desain-desain baru yang sesuai dengan selera konsumen. Produk Sepatu ini merupakan produk yang berfungsi sebagai pengaman/ perlindungan yang dipakai untuk kaki. Produk Sepatu ini dalam penciptaanya mencerminkan bentuk yang indah, modern, efektif sehingga menrik konsumen bahwa Produk Sepatu harus memilki hal-hal sebagai sebagai berikut : 1. Harus memiliki komponen sepatu yang nyaman dipakai oleh pemakai. 2. Harus mencerminkan bentuk yang fleksibel bisa digunakan resmi dan santai

9 3. Mampu mengangkat keindahan pemakai 4. Memiliki nilai yang artistik dan nyaman bila digunakan pemakai. Mengacu pada identifikasi masalah tersebut maka dibuat sebuah Produk Sepatu dengan bahan kulit sapi, kertas pola, dan sol sepatu dengan konsep efektif, efesien, bentuk sederhana, artistik, multifungsi dan dipasaran belum ada. a. Desain Awal Produk Sebagai alasan dalam pembuatan produk sepatu yang dilengkapai dengan nilai artistik adalah bentuk produk sepatu yang ada dipasaran belum ada, sedang konsumen lebih memilih produk sepatu yang praktis.konsumen menginginkan produk yang baru baik bentuk maupun bahan yang digunakan. Dengan menggunakan bahan kulit samak, diharapkan bisa menambah keindahan dan menambah semangat bagi penggunanya. b. Konsep Penciptaan Sumber Ide Penciptaan dalam pembuatan produk ini mengambil reverensi dari internet, majalah, buku kulit yang akan menimbulkan suasana nyaman bagi yang memakainya serta mengambil gambar atau model dari majalah maupun internet yang berupa gambar produk sepatu. Pengembangan ide desain yang akan dibuat karya/ cara pembuatan mengembangkan yang dilakukan melalui pembuatan sketsa-sketsa alternatif. pengembangan desainya dalam proses desain dilanjutkan dengan proses produk yang menghasilkan sebuah produk baru atau yang lebih dikenal dengan sebutan industri kreatif, untuk menciptakan nilai tambah suatu produk kerajinan, maka desain juga harus berfungsi meningkatkan citra suatu benda. D. PROTOTIPE HASIL PENGEMBANGAN : 1. Uji coba pengembangan produk sepatu wanita 1 : Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar sebagai ide yang ada dipikiran sket terpilih adalah gambar dibawah ini : Gb. sket terpilih hasil uji pertama Gb. hasil produk uji pertama

10 Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian dengan rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang. Hasil evaluasi tahap 1: 1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola, potong, rakit, jahit, dan finishing menurut pendapat evaluator adalah : Ya, karena produk sepatu dari kulit aval terdapat pekerjaan pola, potong, rakit, jahit, dan finishing. 2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah : Ya, karena pengembangan produk sepatu dari kulit aval memerlukan kreativitas pada tahapan proses produksinya. 3. Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah : Desain sepatu kulit aval dapat meningkatkan kompetensi guru produktif, tetapi desain dan produk pada tahap uji ini masih pada desain dasar. Rekomendasi evaluasi tahap 1 Program ini dinyatakan : Layak uji coba produk dengan revisi 2. Uji coba pengembangan produk sepatu wanita 2 : Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar sebagai ide yang ada dipikiran Gb. sket terpilih hasil uji kedua Gb. hasil uji produk kedua Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian dengan rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang. Hasil evaluasi tahap 2: 1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola, potong, rakit, jahit, dan finishing menurut pendapat evaluator adalah :

11 Ya, pada uji coba ini terdapat peningkatan pada metode pemolaan, pemotong, perakitan, penjahitan, dan finishing. Uji coba ini bisa ditingkatkan lagi dengan metode yang lain. 2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah : Kompetensi guru guru dapat ditingkatkan dengan tantangan pada pengelolaan bahan dan proses produksinya. Uji coba ini terlihat ada [peningkatan desain dan kualitasnya. 3. Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah : Pembuatan produk sepatu dari kulit aval memerlukan metode pedapat meningkatkan kompetensi guru produktif, tengerjaan yang sedikit berbeda dengan produk dari kulit utuh Peranan modifikasi desain terlihat pada tahap uji coba ke dua ini. Rekomendasi tahap 2 Program ini dinyatakan :Layak uji coba produk dengan revisi 2) Hasil uji lapangan operasional Eksplorasi ide pada tahapan ini membuat beberapa sket pada kertas gambar sebagai ide yang ada dipikiran Gb. sket terpilih hasil uji ketiga Gb. Hasil produk uji ketiga Evaluasi ini terdiri dari aspek pengembangan desain produk sepatu penilaian dengan rentangan mulai dari sangat bagus sampai dengan sangat kurang. Hasil evaluasi tahap 3: 1. Tentang pertanyaan apakah kompetensi pengembangan desain produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini mencakup kompetensi, pola, potong, rakit, jahit, dan finishing menurut pendapat evaluator adalah : Ya, pada desain sepatu uji coba 3 ini terdapat kompleksitas metode pengerjaan karena desain semakin rumit.

12 2. Tentang pertanyaan, apakah langkah pembuatan pengembangan desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah : Sangat bisa untuk meningkatkan kompetensi guru produktif. Pada uji coba ini diperlukan pemahaman dan ketrampilan lebih tinggi dari uji coba 1 dan Tentang pertanyaan, sejauhmana pengembangan desain produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) ini dapat untuk meningkatkan kompetensi guru produktif menurut pendapat evaluator adalah : Kompetensi guru akan semakin meningkat jika dihadapkan pada desain sepatu uji coba 3 Kreatifitas dan kemampuan teknis diperlukan untuk mewujudkan desain uji coba sepatu uji coba 3 yang semakin meningkat. Rekomendasi evaluasi tahap 3 Pengembangan ini dinyatakan : Layak uji coba produk tanpa revisi Secara keseluruhan kemampuan guru dalam menguasai kompetensi menunjukkan peningkatan dari sampel 6 guru yang mempelajari kompetensi, sejumlah 7 kompetensi yang dilakukan guru. Hasil wawancara dari 20 orang kolega fasilitator menunjukkan bahwa : Diklat produktif dapat meningkatkan kompetensi peserta diklat kriya kulit dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit sisa(aval) dengan alasan dengan diklat produktif : 1) Peserta diklat dalam menguasai kompetensi meningkat dan memiliki rasa percaya diri dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) membuat produk sepatu. 2) Kegiatan belajar mengajar dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) jauh lebih baik. 3) Peserta diklat lebih kreatif, tambah wawasan dan pengalaman-pengalaman dalam menguasai kompetensi. 4) Dapat meningkatkan kompetensi tertentu sesuai dengan lembaga diklat yang digunakan untuk diklat produktif. Peserta diklat dapat melaksanakan langkah-langkah penguasaan kompetensi dalam mengaplikasi desain sepatu dari bahan kulit sisa (aval) kriya kulit dengan benar dengan alasan dengan diklat produktif:

13 1) Dalam menguasai kompetensi pengembangan mendesain dapat dilakukan dengan cara yang yang benar dan runtut. 2) Kompetensi pengembangan desain yang belum dikuasai diulang sampai tuntas, baru melanjutkan kompetensi berikutnya. 3) Kompetensi dipelajari secara bertahap sampai benar-benar peserta diklat menguasai kompetensi pengembangan desain yang dipelajari. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang dipoeroleh dari serangkaian pengamatan Pengembangan Desain Produk Sepatu dari Kulit Sisa (Aval) dapat dinyatakan bahwa semua aspek penilaian (responden) dan evaluator : Bahwa secara kuantitatif menunjukkan angka rata-rata nilai bagus, mengaplikasi desain sepatu untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK pembelajaran sesuai digunakan sebagai strategi pembelajaran diklat produktif kriya kulit dengan alasan score penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 2 4%, bagus 52 % cukup 24% kurang 0% dan sangat kurang 0% Sedangkan hasil evaluasi dari evaluator uji coba produk sampai tahap ke-3 adalah dengahasil penilaian produk pengembangan tersebut menunjukan sangat bagus 55%, bagus 43 % cukup 2% kurang 0% dan sangat kurang 0%. Produk sepatu dari bahan kulit sisa(aval) untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK diklat produktif kriya kulit sangat sesuai untuk diklat kompetensi kriya kulit bagi guru dengan alasan : 1). Produk sepatu dari bahan kulit sisa (aval) mencakup kompetensi yang ada pada kompetensi kriya kulit untuk membuat suatu produk kreatif; 2). Penguasaan kompetensi pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval) untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK jauh lebih mudah untuk melakukan produk kreatif. 3). Dengan meningkatkan kompetensi produktif guru SMK peserta diklat lebih kreatif, wawasan dan pengalaman-pengalaman dalam menguasai kompetensi pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval). 4). Kriteria keberhasilan pembuatan sepatu dari bahan kulit sisa (aval) dinilai berdasarkan aspek desain, aspek ergonomik, aspek keindahan, aspek teknik, aspek fungsi.

14 Hasil yang diperoleh dari segi pemanfaatan dari bahan kulit sisa(aval) untuk meningkatkan kompetensi produktif guru SMK pembelajaran diklat produktif kriya kulit dalam berkarya DPK Kulit dalam membuat sepatu dari bahan kulit sisa (aval) mampu dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Agung Wicaksono, 2010 : Kehidupan Sosial Perajin Alas Kaki Sentra Kerajinan Kulit Kelurahan Selosari, Magetan Anik Gufron, Widyastuti Purbani, Sri Sumardiningsih, 2007 : Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran, Lembaga Penelitian UNY Depdiknas Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Husaini Usman Manajemen Teori Praktek dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Mulyasa, E Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Murtihadi, Dkk Dasar Dasar Desain, Depdikbud Jakarta. PT. Prasidha Adhikriya, Desain Kerajinan Kulit, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta Sachari Agus, 2003, Metodologi Penelitian Budaya Rupa, PT. Gelora Angkasa Pratama Sachari Agus, 1999, Modernisme Sebuah Tinjauan Historis Desain Modern Balai Pustaka Jakarta. Sachari Agus, Paradigma Desain Indonesia, CV. Rajawali, Jakarta. Sepahelut Atisah dan Petrosumadi, 1981 Dasar Dasar Desain, Depdikbud Jakarta. Sulistyah Wiryodiningrat, 2008 : Pengetahuan Pembuatan pola sepatu/alas kaki, Citra Media, Yogyakarta. Sumber : Diambil tanggal 20 September

15 BIODATA PENULIS 1. a. Judul Penelitian : Pengembangan Desain Produk Sepatu dari Kulit Sisa (Aval) untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Produktif SMK Kriya Kulit di PPPPTK Seni dan Budaya Sleman Yogyakarta b. Bidang Ilmu : Pendidikan Seni dan Budaya c. Jenis Penelitian : Penelitian Pengembangan 2. Peneliti a. Nama lengkap : Drs. Marsudi, M.Pd b. Tempat/ Tgl.lahir : Ponorogo, 24 Januari 1965 c. Nip : d. Jenis Kelamin : Laki-laki e. Pangkat / golongan : Pembina Tingkat 1/ IV b f. Jabatan : Widyaiswara Madya g. Institusi : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta h. Alamat Kantor : Jln. Kaliurang KM. 12.5, Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta i. Alamat Rumah : RT.04. RW.11 Kandangsari, Sukoharjo Ngaglik, Seman, Yogyakarta j. No.Tlp.HP, / HP ,marsudi_anni@yahoo.com 3. Lokasi Penelitian : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta 4. Lama Penelitian : 4 bulan Yogyakarta, 01 Maret 2015 Peneliti Drs.Marsudi, M.Pd NIP

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA Abstrak Kreatifitas pembuatan tempat CD yang diproduksi diarahkan untuk selalu meningkatkan mutu,

Lebih terperinci

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak

PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT. Abstrak PENERAPAN ORNAMEN PADA PRODUK AKSESORIS KULIT Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA Abstrak Produk kriya yang bersifat manual banyak digemari konumen dengan kreatifitas pembuatan produk

Lebih terperinci

PRODUK KAP LAMPU APLIKASI PASIR DAN KULIT PERKAMEN

PRODUK KAP LAMPU APLIKASI PASIR DAN KULIT PERKAMEN PRODUK KAP LAMPU APLIKASI PASIR DAN KULIT PERKAMEN Oleh : Drs. MARSUDI, M.Pd. WIDYAISWARA PPPPTK SENI BUDAYA Abstrak Kap lampu yang diproduksi diarahkan untuk selalu meningkatkan mutu, sehingga persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh binatang dari pengaruh luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta

Lebih terperinci

Pengembangan Produk Kreatif sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Desain di PPPPTK Seni dan Budaya. Abstrak

Pengembangan Produk Kreatif sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Desain di PPPPTK Seni dan Budaya. Abstrak Pengembangan Produk Kreatif sebagai Wadah Pengembangan Kreativitas Desain di PPPPTK Seni dan Budaya Abstrak PPPPTK Seni dan Budaya merupakan salah satu tempat pelatihan guru seni budaya, tentu saja mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di wilayah propinsi Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang memiliki kualitas baik

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. 1. Manfaat Matakuliah. Nama Matakuliah : Kriya Kulit II Kode Matakuliah : MKB 06203

KONTRAK PERKULIAHAN. 1. Manfaat Matakuliah. Nama Matakuliah : Kriya Kulit II Kode Matakuliah : MKB 06203 KONTRAK PERKULIAHAN Nama Matakuliah : Kriya Kulit II Kode Matakuliah : MKB 06203 Bobot SKS : 4 sks Program Studi / Jurusan : S-1 Kriya Seni / Kriya Pengajar : Drs. Agus Ahmadi, M.Sn., Sri Marwati, S.Sn.M.Sn.

Lebih terperinci

BAHAN KAJIAN (Materi Ajar)

BAHAN KAJIAN (Materi Ajar) RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN (RPP) KODE : MKB 06203 MATA KULIAH/SKS : KRIYA KULIT II / 4 SKS SEMESTER/PROG. STUDI : IV / Kriya Seni JURUSAN / FAKULTAS : Kriya / FSRD ISI Surakarta DOSEN PENGAMPU : Drs.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain produk menjadi hal yang penting dalam mempertahankan serta menjaga minat beli konsumen maupun pasar. Produk yang terkesan monoton dan tidak variatif akan menimbulkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 1. Kompetensi Umum...5 2. Kompetensi Kejuruan...6 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...9 SUBSTANSI

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU Oleh: Drs. I Made Radiawan,M.Erg. 195804111985031001 PROGRAM STUDI DESAIN FASHION FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013 ABSTRAK Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Pemanfaatan bahan kulit asli yang dihasilkan dari kulit hewan bisa mempengaruhi kesinambungan kehidupan hewan. Oleh karena itu diharapkan bisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan

I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Adapun tahap tahap penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir ini dapat dilihat dari diagram alir berikut : Mulai Identifikasi Masalah Bagaimana kondisi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain

BAB I PENDAHULUAN. Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desain mebel termasuk dalam kategori desain fungsional, yaitu desain yang memberikan pelayanan atau fasilitas pada kegiatan hidup manusia. Membuat desain mebel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tas digunakan oleh semua kalangan, baik kalangan atas maupun kalangan bawah, pria maupun wanita di segala usia. Selain untuk menaruh barang, tas juga berfungsi untuk

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL

INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL INOVASI PRODUK SEPATU PANTOFEL Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Sleman Yogyakarta ABSTRAK Sepatu Pantofel biasanya dipakai oleh kalangan anak muda dan dewasa, baik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti berbagai peralatan dapur, rumah tangga, bahan bangunan, benda benda perlengkap interior

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR SEPATU SANDAL BONGKAR PASANG (STAND KARS) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

LAPORAN AKHIR SEPATU SANDAL BONGKAR PASANG (STAND KARS) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN LAPORAN AKHIR SEPATU SANDAL BONGKAR PASANG (STAND KARS) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Ketua : Ilyasah Akbar Ibnu Wahid (E24110067) (2011) Anggota : M. Fauzan Mursyidan (E24110088)

Lebih terperinci

II. METODE/PROSES PERANCANGAN

II. METODE/PROSES PERANCANGAN II. METODE/PROSES PERANCANGAN A. Kerangka Perancangan Latar Belakang Masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Menambahkan tema hewan endemik pada loker tas dan sepatu. Membuat loker yang tidak hanya memiliki

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK- SB Oleh : Marsudi

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK- SB Oleh : Marsudi PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK- SB Oleh : Marsudi A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju turut juga mewarnai situasi dan kondisi sekolah

Lebih terperinci

BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA

BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA BATIK KULIT DAN PRODUK BARANG-BARANG BATIK KULIT SEBAGAI PRODUK BERCIRI INDONESIA 1,2 & 3 Staf Pengajar. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Alamat Korespondensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki banyak potensi dalam bidang pertanian. Setiap daerahnya memiliki ciri hasil produksi pertanian tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika akan bermakna bagi siswa apabila guru mengetahui karakteristik matematika sehingga guru dapat mengajarkan materi tersebut dengan penuh dinamika

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Adapun tahap tahap penelitian yang dilakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir ini dapat dilihat dari diagram alir berikut : Mulai Identifikasi Masalah Bagaimana kondisi persaingan

Lebih terperinci

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b.

Salah satu dari 6M yang dapat dipahami sebagai pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha adalah... a. Mooney b. PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas (State Of The Art) Jenis karya seperti buku ilustrasi bergambar khusus anak sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Banyak juga rupa, bentuk

Lebih terperinci

Learning Portfolio dalam Pembelajaran Diklat

Learning Portfolio dalam Pembelajaran Diklat Learning Portfolio dalam Pembelajaran Diklat Irene Nusanti PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta Jl. Kaliurang Km 12.5, Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Email: nuss.peace@yahoo.com Abstrak: Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Indonesia kaya akan seni dan budaya, dari sekian banyak seni dan budaya yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah seni kriya dari bahan lidi. Penggarapan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Sejak zaman purba, manusia sudah mulai menghias benda-benda yang mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk membuat suatu benda agar nampak

Lebih terperinci

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB II. METODE PERANCANGAN BAB II. METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Sepatu wedges memiliki ciri tersendiri yaitu terdapat pada bagian solnya yang tebal dan mengikuti tapak kaki wanita. Sepatu wedges memberikan efek tinggi saat

Lebih terperinci

JENJANG PENDIDIKAN. Kompetensi Utama. Indikator Esensial. Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas. Kompetensi Inti. Pedagogik

JENJANG PENDIDIKAN. Kompetensi Utama. Indikator Esensial. Kompetensi Guru Mapel/Guru Kelas. Kompetensi Inti. Pedagogik MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : DESAIN DAN PRODUK KRIA KULIT : SMK Kompetensi Pedagogik 1. Menguasai karakteristik 1.1 Memahami karakteristik peserta didik dari aspek peserta didik yang berkaitan fisik,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Kursi Santai Dengan Rak Buku Sumber : Julianto, 2016 Gambar di atas adalah kursi santai karya sejenis yang dilengkapi dengan rak buku dibawahnya untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola asuh orang tua terhadap anak ternyata berbeda-beda sesuai latar belakang wilayah, status sosial, etnis dan agama. Menurut Singgih D. Gunarso (200:55), pola asuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN PRODUKSI KRIA KULIT. Standart Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN PRODUKSI KRIA KULIT. Standart Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN DESAIN PRODUKSI KRIA KULIT No Utama Inti Guru (KI) (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk sejenis yang berkaitan dengan dompet kulit yang ingin penulis buat yaitu dompet kulit produksi Guten Inc. Dompet Guten Inc dibuat khusus untuk pria dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah tekstil. Manusia melalui tekstil dapat membuat pakaian untuk melindungi tubuh atau sebagai pemuas hasrat manusia untuk menunjukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah yang menyelenggarakan dan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III DISAIN PRODUK

BAB III DISAIN PRODUK BAB III DISAIN PRODUK 3.1. Pendahuluan Salah satu karakteristik manusia adalah mereka selalu berusaha mencitakan sesuatu, baik alat atau benda lainnya untuk membantu kehidupan mereka. Untuk mewejudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia banyak yang tertarik untuk terjun dalam dunia bisnis. Perkembangan zaman yang semakin modern ini membuat para pengusaha muncul dengan ide-ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis fashion merupakan salah satu industri kreatif yang tengah berkembang saat ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai mewarnai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif, alasannya karena dalam penelitian ini peneliti

Lebih terperinci

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain. II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan sebuah desain produk, diperlukan teori-teori yang mendukung jalannya proses tersebut. Teori-teori tersebut diperlukan guna menilik

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo

TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo TEKNIK PEMBUATAN POLA SEPATU MODEL OXFORD Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo A. PENDAHULUAN Sepatu Model Oxford merupakan salah satu model sepatu lama yang sampai saat ini masih disenangi konsumen terutama

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS 1. Komunitas Pengguna Kursi goyang berbahan kardus, dengan menggunakan material utamanya adalah kardus yang dipesan khusus agar kursi goyang ini

Lebih terperinci

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian BAB II METODOLOGI A. STRATEGI DESAIN Briefing Desain Pengumpulan data Analisa Konsep Desain Proses digital Sketsa Awasl Proses Produksi penyelesaian Gambar 2.1: strategi desain Sumber : data pribadi KEBUTUHAN

Lebih terperinci

Kajian Diklat Peningkatan Kompetensi Guru Seni Budaya Smp Tahun 2013

Kajian Diklat Peningkatan Kompetensi Guru Seni Budaya Smp Tahun 2013 Kajian Diklat Peningkatan Kompetensi Guru Seni Budaya Smp Tahun 2013 Pada tahun 2013 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Seni dan Budaya Yogyakarta melaksanakan

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Jepang adalah sebuah bangsa yang menyimpan keunikan pada hal kebudayaan. Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh karakteristik geografis negaranya serta adanya pengaruh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Alif Via Agustien Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42

Lebih terperinci

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,

Lebih terperinci

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produsen Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang melakukan kegiatan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa, sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan kerajinan bernilai seni tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Kain batik yang memiliki corak yang beragam serta teknik pembuatannya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek penciptaan karya seni logam telah terwujud dengan beberapa tahapan dengan melewati proses yang panjang, pengolahan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas Produk : Gambar 1 : Pakaian dan Celana yang beredar di pasaran (Sumber : www. Pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa jenis pakaian dan celana yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah dapat mendapatkan hasil analisis minat, potensi, daya beli pasar terhadap produk APE berbasis metode Montessori untuk menentukan rencana pemasaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

BAB I PENDAHULUAN.  Senin, 2 Maret 2015, WIB) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manik adalah benda indah. Setiap butir merupakan karya seni kecil. Sesungguhnya manik adalah bentuk seni pertama yang dikenal di mana pun. Semua orang menggemarinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai pada akhir tahun 2015. MEA terbentuk dari keinginan negara-negara ASEAN untuk mewujudkan kawasan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada

BAB I PENDAHULUAN. berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan globalisasi yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia bisnis. Salah

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu

Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Gambar 1 : Tempat Tidur Bayi Dari Kayu Gambar di atas adalah Tempat tidur karya sejenis dari segi bahan dan materialnya produk di atas menggunakan bahan baku kayu,

Lebih terperinci

1

1 BAB III KONSEP, PROSES PEARANCANGAN DAN VISUALISASI KARYA 3.1 Konsep Perancangan Berawal dari keprihatinan akan banyak tumpukan limbah media reklame yang dibiarkan begitu saja tanpa di manfaatkan, menimbulkan

Lebih terperinci

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain.

diatas sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain-lain. II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan desain produk, diperlukan teori - teori yang mendukung jalannya proses perancangan ini. Teori-teori tersebut diperlukan guna menjawab

Lebih terperinci

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. seperti pakaian dan alat-alat rumah tangga. Namun seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan beraneka macam kebutuhan demi keberlangsungan hidupnya, baik secara pokok yaitu berupa makan, minum, serta kebutuhan lainnya seperti pakaian

Lebih terperinci

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Kebutuhan manusia dapat dibagi sesuai tingkat kepentingan atau prioritas yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu sarana untuk mencurahkan rasa yang ada di dalam diri sehingga menghasilkan suatu karya yang bernilai sesuai dengan ungkapan yang dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian negara Indonesia sampai saat ini ditopang oleh 10 sektor ekonomi nasional, salah satunya adalah sektor ekonomi kreatif. Sektor ekonomi kreatif berada pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan pergerakan utama ekonomi suatu negara. Selain menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan pergerakan utama ekonomi suatu negara. Selain menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri merupakan pergerakan utama ekonomi suatu negara. Selain menjadi salah satu sumber persediaan lapangan pekerjaan yang cukup menjanjikan, Sektor industri

Lebih terperinci

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi Vol 1 No 1 (2017) 27-33 Indonesian Journal of Primary Education Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca Acep Saepul Rahmat Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta acepsaepulrahmat@yahoo.com

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Pengertian Sepatu Pada awalnya perkembangan sepatu adalah sebagai protection of the foot,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perkembangan fashion yang sangat pesat di Indonesia disebabkan karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang, hal ini membuat Indonesia menjadi salah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Gambar 5 Sampah yang berada dilingkungan pabrik (sumber: Data Pribadi 2015) Kulit Sintetis adalah Kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat,mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkat,mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, baik dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dan kemajuan perekonomian di Indonesia yang semakin meningkat,mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Analisis hasil penelitian bertujuan untuk menginterpretasikan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Pada bab ini akan diuraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Karya sejenis 1.1. Sepatu Boots Pengguna sepatu boots sekarang dapat memilih jenis apa yang akan mereka kenakan, apakah sepatu boot kulit, sepatu boot kanvas,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan 0 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas. Indonesia harus mempersiapkan diri dengan berbagai macam persaingan dan perubahan

Lebih terperinci

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II a. Orisinalitas METODE PERANCANGAN Banyak produk rak buku dengan berbagai macam bentuk yang sudah beredar dipasaran, namun dari banyaknya jenis rak yang sudah ada hanya sedikit sekali yang mengeksplorasi

Lebih terperinci

BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMBUATAN SEPATU DAN SANDAL DENGAN TEKNIK MANUAL LUKIS TANGAN MENGGUNAKAN MEDIA CAT AKRILIK DENGAN MOTIF DOODLE ART BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam membentuk, mengembangkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Kualitas

Lebih terperinci

Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon. M. Fajar Prasudi ABSTRAK

Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon. M. Fajar Prasudi ABSTRAK Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon M. Fajar Prasudi ABSTRAK Setiap jenis tanah liat mempunyai sifat dan karakternya sendiri. Tanah liat Sukabumi merupakan salah

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN SEPATU WANITA MODEL PUMP ABSTRAK

TEKNIK PEMBUATAN SEPATU WANITA MODEL PUMP ABSTRAK TEKNIK PEMBUATAN SEPATU WANITA MODEL PUMP Oleh: Supriyanta Tyas Purnomo Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta ABSTRAK Ada beberapa model sepatu wanita antaralain model pump utuh dan pum potong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sangat pesat yaitu sebesar 1035 unit per harinya atau

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sangat pesat yaitu sebesar 1035 unit per harinya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya di kota-kota besar mengalami peningkatan yang sangat pesat yaitu sebesar 1035 unit per harinya atau 31.050

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG Pada negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah negara Indonesia, kehidupan masyarakat akan mengalami perkembangan ke arah struktur dan sistem masyarakat yang

Lebih terperinci