Kajian Diklat Peningkatan Kompetensi Guru Seni Budaya Smp Tahun 2013

Transkripsi

1 Kajian Diklat Peningkatan Kompetensi Guru Seni Budaya Smp Tahun 2013 Pada tahun 2013 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Seni dan Budaya Yogyakarta melaksanakan diklat Peningkatan Kompetensi bagi Guru Mata Pelajaran Seni Budaya tingkat Sekolah Menengah Pertama. Dari 85 peserta yang hadir 95 % belum pernah mengikuti diklat. Apalagi setingkat nasional yang saat itu diikuti, sehingga semangat dan motivasinya mengikuti kegiatan sangat tinggi. Pada kegiatan diklat kali ini peserta memperoleh semua materi seni budaya baik teori maupun parktik, yang antara lain: 1) Seni Rupa, 2) Seni Teater, 3) Seni Tari, dan 4) Seni musik, disamping materi tentang kurikulum 2013 tentunya. Semua peserta harus mengikuti semua materi dengan porsi yang sama dan waktu yang sama. Dari hasil kegiatan inilah peserta merasa seperti lahir kembali, setelah mendapat sentuhan dari para fasilitator yang penuh semangat dan kesabaran yang lauar biasa. Dari kegiatan praktik di masing-masing studio peserta mendapatkan beberapa pengalaman baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menambah wawasan dan bekal untuk melaksanakan proses pembelajaran di sekolah masingmasing nantinya. Dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang digunakan peserta diklat memperoleh pengalaman yang sangat berharga. Adapun metode yang dikembangkan pada diklat ini antara lain : 1. Metode diskusi, ini suatu metode untuk mengaktifkan peserta diklat, melatihnya untuk mampu mengeluarkan pikiran dan perasaannya secara verbal, selain itu juga mengasah ketajaman berpikir peserta diklat terhadap sesuatu yang telah didengar, dilihat dan diperhatikannya. Oleh karenanya diskusi dapat juga digunakan dalam membahas karya seni.

2 2. Metode demonstrasi, metode ini biasa digunakan dalam pelajaran praktik. Biasanya dilakukan setelah penyampaian materi secara ceramah. Tujuannya adalah untuk menunjukkan secara jelas prosedur kerja, cara kerja sehingga peserta diklat dapat melakukan praktik lebih lancar. 3. Metode penugasan, metode ini dilakukan setelah ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi lalu fasilitator memberi tugas berkaitan dengan apa yang telah dibahas. Tugas dapat dalam bentuk praktik, atau mengumpulkan artikel, gambar, wawancara untuk mencari data dsb. 4. Metode meniru, meniru merupakan tindakan yang alamiah, manusia dapat berbicara, berjalan, makan dan sebagainya karena kemampuannya untuk meniru. Dalam dunia seni belajar dengan meniru merupakan dasar penguasaan teknik yang selanjutnya harus dikembangkan. 5. Metode percobaan, dalam bidang seni mencoba sesuatu teknik dan bahan adalah langkah awal guna mendapatkan sesuatu yang baru. Metode ini dapat juga disebut metode eksplorasi yaitu menjelajahi sesuatu guna menemukan sesuatu. 6. Metode observasi, metode ini dilakukan untuk mengamati suatu yang ada di lingkungan. Persepsi dalam hal ini sangat berperan dalam menangkap gejala-gejala yang dapat digunakan sebagai pemicu gagasan dalam membuat karya seni dan mengasah kepekaan persepsi mengenai kualitas, dan hubungan yang ada pada apa yang diamati. Sesuatu yang diobservasi dapat berupa rupa, suara, gerak dan karakter serta bagaimana hal-hal tersebut mempengaruhi persepsi atau perasaan. Melalui beberapa metode kegiatan diklat diatas ternyata peserta diklat memperoleh pengalaman baru yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya sebagai guru mata pelajaran seni budaya. Adapun beberapa pengalaman yang yang diperoleh setelah mengikuti diklat tersebut antara lain :

3 1. Pengalaman Langsung (Direct ), belajar membuat karya seni dengan melihat langsung objek alami seperti manusia, binatang, pohon, daun, batu, laut, gunung, hutan; meraba langsung suatu kondisi benda, halus, kasar, licin, keras, empuk; mendengar langsung dari sumber bunyi alami seperti suara burung, suara pohon diterpa angin, suara air gemericik, suara beda dipukul manusia atau mengalami langsung suatu peristiwa. 2. Pengalaman Intuitif (Intuitive ), belajar secara intuitif adalah belajar bagaimana mendapatkan cara baru dalam membuat karya seni dengan bahan dan rangsangan secara eksternal yang ada. Misalnya dalam seni rupa menggunakan cat air tidak harus dengan kuas, tetapi dapat pula menggunakan kain, kapas atau alat alternatif lain. 3. Pengalaman Mengingat ( Remembered ), membuat karya seni dengan mengingat kejadian, benda, binatang, manusia, mimpi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan apa yang diingat. 4. Pengalaman Mengimajinasikan (Imagined ), membuat karya dengan menghayalkan sesuatu yang tidak dan belum ada sebelumnya. Melalui kegiatan ini peserta diklat dapat melakukannya secara visual, auditori, kinestetik, dan akting. Secara visual misalnya peserta diklat dapat membuat bentuk-bentuk mahluk atau obyek yang belum pernah dikenal sebelumnya. 5. Pengalaman Menggunakan Mediasi bentuk benda buatan manusia ( Mediated Images and Object), membuat karya berdasarkan benda- buatan manusia (barang bekas). Dalam merespon atau membuat karya melalui mediasi benda buatan manusia, peserta diklat dapat melakukannya secara visual, auditori, kinestetik, dan acting. Misalnya secara visual peserta diklat dapat mempersepsi karakter benda, mengabstraksikan benda, merubah, mengganti, menambah, mengurangi, membalik posisi, memperbesar atau memperkecil ukuran dan sebagainya. 6. Pengalaman Mengamati Kualitas dan Hubungan-hubungannya ( Qualities and Relationship), membuat karya dengan terlebih dahulu mengamati kualitas dan

4 hubungan unsur-unsur yang baik yang ada pada obyek alami. Selain belajar dengan praktik membuat karya, belajar mengamati sebenarnya bertujuan mengasah kepekaan oleh karena itu dapat dilakukan dengan mengamati alam maupun karya seni kemudian melakukan tanggapan atau responsi terhadap apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peserta diklat melakukannya dengan cara mengidentifikasi kualitas jenis unsur dan hubungan unsur-unsur. Dalam mengidentifikasikan peserta diklat mengenal karakteristik, mencari persamaan, perbedaan, keras, halus, pengulangan, irama, kontras, keseimbangan dan sebagainya. Dengan bekal kemampuan diatas, peserta diklat diharapkan dapat mengimplementasikan dan mengembangkan disekolah masing-masing, sehingga proses pembelajaran seni berikut dapat terlaksana dengan baik. Beberapa pengalaman baru diatas merupakan tuntutan yang harus dimiliki oleh peserta diklat dan selanjutnya dapat menerapkan dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik yang diharapkan peserta didik mendapatkan pengalaman baru yang bermakna dari proses pembelajaran. Demikian sekilas kajian tentang diklat Peningkatan Kompetensi bagi Guru Mata Pelajaran Seni Budaya, semoga bermanfaat. Rujukan. AA. Suryahadi Bahan Ajar Diklat Seni Rupa, Yogyakarta Permendikbud No.81 A, Implementasi Kurikulum Jakarta

5 BIODATA WIDYAISWARA Nama Tempat, TanggalLahir NIP Pangkat/Gol./Ruang Jabatan Instansi Alamat Kantor AlamatRumah No. HP / Telepon IDENTITAS DIRI WINARTO,S.Pd,M.Pd PACITAN, 11 JUNI PEMBINA Tk I/IV b WIDYAISWARA MADYA PPPPTK SENI DAN BUDAYA JLN. KALIURANG Km 12,5 RT 01 RW 10 LOSARI SUKOHARJO NGAGLIK SLEMAN winnart06@yahoo.co.id