Kuliah 8. Pendekatan Melakukan Prakiraan

Transkripsi

1 Kuliah 8 Pendekatan Melakukan Prakiraan 1

2 Tiga Hal yang Patut Diperhatikan dalam Prakiraan 1. Objek yang akan diprakirakan 2. Basis untuk melakukan prakiraan 3. Teknik yang sesuai 2

3 Objek yang Akan Diprakirakan Konsekuensi kebijakan saat ini. Jika kebijakan tetap, apa yang akan terjadi? Konsekuensi kebijakan baru. Pertanyaan : apa yang akan diperoleh jika kebijakan baru diimplementasikan? Objek yang akan diprakirakan Isi Kebijakan Baru. Jika sasaran kedua terjawab, maka perlu dikaji mengenai kemungkinan diubahnya kebijakan yang baru itu. Tingkah laku stakeholders/para pelaku kebijakan. Sejauhmana tiaptiap pelaku kebijakan mendukung atau menolak satu kebijakan? 3

4 Basis yang Digunakan Melakukan Prakiraan Basis yang digunakan dalam melakukan prakiraan adalah data atau asumsi-asumsi yang digunakan untuk menduga hal-hal apa yang mungkin terjadi dari satu kebijakan yang sedang berlangsung, kebijakan baru, isi kebijakan dan tingkah laku pelaku kebijakan. 4

5 Tiga Pendekatan Melakukan Prakiraan Prakiraan Ekstrapolasi Prakiraan Teoritis Prakiraan Intuitif 5

6 PRAKIRAAN EKTRAPOLATIF Basis : Extrapolasi trend masa lalu Hasil : Proyeksi Teknik : Analisis time-series Teknik benang hitam Estimasi Least square Pembobotan eksponensial Transformasi data Metode Katastrope (Catastrophe) 6

7 PRAKIRAAN TEORITIKAL Basis Hasil Teknik : Teori : Prediksi : Pemetaan teori Path analysis Analisis input-output Linear Programming Analisis regresi Estimasi interval Analisis korelasi 7

8 Thomas Carothers Dari 112 negara di dunia yang menerapkan sistem politik demokrasi ala Barat, hanya 20 persen yang berhasil mencapai konsolidasi demokrasi. Sisanya mengalami gray zone of democracy syndrome yang bila berlangsung terlalu lama akan mengancam masa depan demokrasi. Kapan sebaiknya suatu bangsa melaksanakan demokrasi? 8

9 Teori A. Przeworksi dan F. Limongi Pengaruh tingkat kesejahteraan terhadap keberhasilan demokrasi di negara-negara dunia ( ): Tingkat Pendapatan Demokrasi Berkelanjutan < $ th $ th $ th $ th Apakah Indonesia sedang mengalami gray zone syndrome? 9

10 PERAKIRAAN INTUITIF Basis Hasil Teknik : Penilaian subjectif : Conjecture : Tehnik Delphi Konvensional Tehnik Delphi Kebijakan Analisis Dampak Silang Tehnik Penilaian Kelayakan Simulasi Skenario 10

11 Tiga Pendekatan Prakiraan Pendekatan Basis Teknik Extrapolative Forecasting Ektrapolasi kecenderungan Analisis time-series Estimasi linear Exponential weighting Transformasi data Metode katastrofi Theoretical Forecasting Teori Theory mapping Causal modelling Analisis Regresi Analisis korelasi Judgemental Forecasting Pertimbangan (informed judgement) Conventional Delphi Policy Delphi Cross-impact analysis Possib. Assessment Scenario Thinking Hasil Proyeksi Prediksi Pradugaan Sumber: W.N. Dunn, h

12 Prakiraan Ekstrapolasi (1) Tujuannya memberikan gambaran tentang masa depan yang disebabkan oleh kondisi masa lalu. Data yang digunakan adalah data kuantitatif seperti pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, konsumsi energi, kualitas hidup, dan lain-lain. 12

13 Prakiraan Ekstrapolasi (2) Dalam melakukan proyeksi melalui metode ini, harus memenuhi 3 syarat : Persisten : apa yang terjadi dimasa lalu, juga terjadi di masa depan Reguler : variasi perubahan di masa lalu, juga akan terjadi di masa depan Reliabilitas dan Validitas Data : Data tersebut harus tepat, benar dan jujur, serta sesuai dengan data dimaksud. 13

14 Contoh (1) Proyeksi konsumsi BBM Skenario I (Pesimistis) PDB tumbuh 2,5%/tahun antara , dan 3,5% sampai tahun Konsumsi energi meningkat sebesar 1,64 kali. Jenis Pengkonsumsi % Industri 50,50 366,3 600,7 Transportasi 26,00 188,6 309,3 Rumah Tangga 23,50 170,4 299,5 Total 100,00 725, ,5 14

15 Contoh (2) Proyeksi konsumsi BBM Skenario II (Optimistis) PDB tumbuh 3,5%/tahun antara , dan 7,5% sampai tahun Konsumsi energi meningkat sebesar 2,43 kali. Jenis Pengkonsumsi % Industri 50,50 366,3 890,0 Transportasi 26,00 188,6 458,3 Rumah Tangga 23,50 170,4 414,2 Total 100,00 725, ,5 Catatan : Unit x 1000 barrel/hari Sumber : Dielaborasi dari Yusgiantoro (1991) 15

16 Prakiraan Teoritis (1) Metode ini menggunakan asumsi-asumsi teoritis sebagai landasan pokok dalam melakukan prakiraan. Meskipun demikian, metode ini tidak dapat mengelak dari menggunakan data masa lalu. Metode ini menggunakan logika deduktif, yakni dimulai dari pernyataan umum, baik berupa aksioma, hukum-hukum atau proposisi yang ditujukan untuk kebenaran atau kekeliruan pernyataan lain yang lebih khusus. 16

17 Prakiraan Teoritis (2) Salah satu teknik dari metode ini adalah theory mapping, yaitu yang berusaha mengidentifikasi dan kemudian menyusun rangkaian asumsi yang membentuk kausalitas. Ada 4 macam rangkaian kausalitas, yaitu (1) convergent; (2) divergent; (3) serial; dan (4) cyclic. 17

18 Prakiraan Teoritis (3) Convergent Divergent Argumen yang di dalamnya dua atau lebih asumsi tentang sebab akibat digunakan untuk mendukung kesimpulan atau pernyataan. Argumen yang di dalamnya sebuah asumsi mendukung lebih dari satu pernyataan atau kesimpulan. Serial Sebuah kesimpulan atau pernyataan digunakan sebagai asumsi untuk mendukung sejumlah kesimpulan atau pernyataan lanjutan. Cyclic Argumen serial yang di dalamnya kesimpulan atau pernyataan akhir dalam suatu rangkaian dikaitkan dengan pernyataan atau kesimpulan pertama dalam rangkaian itu. 18

19 Prakiraan Teoritis (4) Dunn, 2004, p (a) Konvergen Meningkatnya jumlah pemogokan Oleh pegawai negeri Menunrunnya keluaran per Pegawai dalam organisasi politik Meningkatnya sentralisasi Manajemen publik (b) Divergent Meningkatnya alienasi para Pegawai negeri Meningkatnya sentralisasi Manajemen publik Menurunnya keluaran per Pegawai dalam organisasi publik (c) Serial Meningkatnya sentralisasi Manajemen publik Menurunnya keluaran per pegawai Dalam organisasi publik Meningkatnya biaya pelayanan publik (d) Siklik Meningkatnya sentralisasi manajemen Meningkatnya alienasi para Pegawai negeri Menurunnya keluaran per pegawai Dalam organisasi publik 19

20 Theory Mapping Lihat Word... 20

21 Kesimpulan Struktur Argumen Kepentingan Pribadi yang Rasional (KPR) Keinginan terhadap Perkembangan Karir (KPK) Berusaha untuk Mengembangkan Karis (BMK) Rekomendasi yang Menyenangkan untuk Atasan (RMA) Informasi yang Menyenangkan dari Bawahan (IMB) Menyembunyikan Informasi yang Tidak Menyenangkan (MITM) Dunn, 2004, p Kesalahan Manajemen (KM) 8. Kehilangan Kontrol Manajemen (KKM) 9. Pengetatan Kontrol secara Ekstra (PKE) 10. Ukuran Birokrasi Publik (UBP) 11. Pengeluaran untuk Manajemen (PM) 12. Nilai Kembali (NK) 21

22 Prakiraan Intuitif (1) Metode ini didasarkan pada pendapat para ahli. Analisis metode ini secara retroduktif, yaitu memulai dengan pernyataan subjektif dan kemudian mencari fakta/data atau asumsi-asumsi teoritis yang membenarkan pernyataan tersebut. Dalam praktek agak sulit untuk mengelakkan tumpang tindih dengan kedua metode sebelumnya. Akan tetapi, seringkali metode intuitif justru lebih efektif, karena masalah kebijakan bersifat kompleks yang menyulitkan pencarian data/teori pendukung yang relevan. Salah satu teknik yang digunakan adalah teknik Delphi, yaitu menghimpun berbagai pendapat yang kemudian membangun opini tentang sesuatu di masa depan. 22

23 Prakiraan Intuitif (2) Untuk menghindarkan masalah pada penerapan teknik Delphi,ada 5 prinsip yang harus diperhatikan : Anonimitas : menyembunyikan identitas responden. Iterasi : setiap responden diusahakan untuk mengetahui pendapat semua responden sebagai bahan untuk mengkaji ulang pendapat mereka sendiri. Umpan Balik : pendapat apa yang perlu dikomunikasikan kepada responden dipilih lebih dahulu agar analis dapat mengarahkan pendapat macam apa yang akan diperoleh dari responden. Dapat diangkakan : Dapat menghasilkan tabel frekwensi, sehingga perndapat tersebut mudah dianalisis. Konsensus para ahli : sebagai tujuan pokoknya yang dihasilkan oleh pengulang-ulangan permintaan pendapat sebagaimana dijelaskan di atas. 23

24 7 Langkah Teknik Delphi 1. Spesifikasi Isu 2. Menyususn daftar ahli 7. Menyusun hasil akhir Melakukan pertemuan antar responden 3. Mendesain kuisioner 5. Menyususn kuisioner lanjutan 4. Menganalisis penemuan I 24